Jawabnya: "Ya Anas, dengan datangnya kebenaran, hancurlah kebatilan pasti yang
batil akan hancur binasa, maka berbakti kepada kedua orang tua yaitu lebih
kusenangi daripada beribadat 2.000.000 (dua juta) tahun”.
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Kabsyah AnMary, katanya,
"Rasulullah mentamsilkan dunia dengan 4 orang, yaitu:
1. Orang yang diberi ilmu dan harta kekayaan, lalu dimanfaatkannya pada hal-hal
yang diridai Allah.
2. Orang yang diberi ilmu tanpa harta kekayaan, lalu berkata: "Seandainya Allah
memberi harta padaku pasti aku dapat melakukan sebagaimana Fulan, maka
keduanya berpahala sama.
317 Tanbih al-Ghafiln
3. Orang yang diberi harta kekayaan tanpa ilmu, lalu hartanya dikeluarkan bukan pada
hal-hal yang diridai Allah, (inilah yang binasa).
4. Orang yang tidak berilmu dan tidak pula berharta, lalu ia berkata: "Seandainya aku
orang kaya, pasti aku lakukan seperti Fulan (yang berharta itu), maka keduanya sama
dosa dan hukumannya”.
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas Malik katanya Rasulullah
bersabda: "Bahwasannya disurga terdapat bilik-bilik yang dalamnya terlihat dari luar,
dan sebaliknya, lalu para sahabat bertanya: Ya Rasulullah, kira-kira siapa yang berhak
menjadi penghuninya? Jawabnya: ”Yaitu mereka yang senang bersedekah (memberi
makanan) dan yang baik kata-katanya serta selalu berpuasa, menyebarkan salam,
melakukan salat di malam hari (saat kebanyakan manusia tidur nyenyak). Sahaba'
bertanya: "Ya Rasulullah, patutlah bagi mereka menjadi penghuninya namun siapa
yang bisa melakukannya? Jawabnya: Yaitu yang membacsa
"SHUBHAANALLAH WAL HAMDU LILLAAHHI WALAAILAA HHA ILLALLAAHHU
WALAAHHU AKBAR”, maka ia telah baik kata-katanya, dan yang memberi makan
keluarganya berarti tela memberi makan, dan yang puasa Ramadan berarti selalu
berpuasa, dan yang bertemu sesama muslim lalu memberi salam, berarti
menyebarkan salam, yang salat Isyak dan Subuh berjamaah berarti salat malam, di
tengah orang-orang Yahudy, Nasrani dan Majusi) nyenyak tidur”. (Al-Hadis).
WALLAAHU ALAM
318 Tanbih al-Ghafiln
BAB 42
Tentang Membimbing Hamba Sahaya
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Dzar . saat memukul sahayanya,
lalu dipanggil oleh Nabi sabdanya: "Janganlah kau pukul wajah-wajah (sahaya) yang
salat, berilah mereka makan sebagaimana yang kau makan, dan pakaian seperti yang
kau pakai, jika memberatkan maka juallah mereka.
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Amir Syu'by, katanya: "Seorang
sahabat minta air kepada tetangganya, lalu dipanggillah sahayanya, sebab sahaya
(wanita) itu lambat, maka tetangga itu memakinya: "Pelacur kau”. Kemudian sahabat
itu memperingatkan, bahwa: "Kau akan dihukum dera kelak di hari Kiamat, jika tidak
sanggup menghadapkan 4 orang saksi yang membenarkan dakwaanmu itu. Lalu
sahaya itu dibebaskan sesaat itu, kata sahabat: "Mudah-mudahan pembebasannya
bisa menebus tuduhan (dosa)mu itu”.
Dari Abu Dzar Nabi bersabda: "Saudaramu yang sahayamu itu, Allah menjadikan
mereka taat kepadamu, sebab itu orang yang saudaranya di bawah perintahnya,
maka harus diberi makan seperu yang ia makan, dan pakaian seperti yang ia pakai,
dan jangan dipaksa melakukan pekerjaan yang di luar kemampuan mereka, dan jika
ia melakukan perintah (pekerjaan)mu yang berat, maka bantulah mereka".
Dari Abu Bakar Shiddiq Nabi bersabda: "Tidak bisa masuk surga orang yang jelek
akhlaknya, muliakanlah mereka seperti engkau memuliakan anak-anakmu, berilah
mereka makan dari makanan yang kau makan, lalu aku bertanya: "Ya Rasulullah, dari
dunya (harta) ini mana yang bermanfaat bagi kami? Jawabnya: "Kuda yang kau
siapkan untuk perang Sabil, dan sahaya yang meringankan pekerjaanmu, tapi
anggaplah saudara saat melakukan salat”.
Ada orang bertanya: "Ya Rasulullah, berapa kali kami harus memaafkan sahaya?
Jawabnya: "Setiap hari 70x” (Al-Hadis).
Dari Qatadah katanya, ”Pesan terakhir dari Nabi :
319 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
“Peliharalah salat dan sahayanya? yakni tidak boleh berlaku sekehenduk hati
(sesenang-senang) kepadanya”.
Dari Abu Hurairah Nabi bersabda: "Seorang wanita masuk neraka, akibat mengikat
kucing di rumahnya, tidak memberinya makan, minum dan tidak pula
membebaskannya, agar ia mencari makanan di tempat sampah di atas bumi, hingga
mati”. (Al-Hadis)
Kata Hasan Bashry, Nabi saat berjalan melihat seekor unta diikat, lalu sesudah
selesai memenuhi keperluannya dan kembali lewat jalan itu, onta itu masih diikat,
kemudian beliau bertanya kepada pemiliknya: "Dari tadi kau biarkan ontamu diikat
tanpa diberi makan? Jawabnya: "Tidak diberi makan, Lalu sabda beliau: "Hati-hatilah
kamu, kelak ia akan menuntut engkau di hadapan Allah di hari Kiamat”.
Isi khutbah Nabi yaitu sebagai berikut:
Artinya:
"Hai sekalian umat manusia, bertakwulah kepada Allah ketiku menggunakan sahaya,
berilah mereka makan seperti yang kau makan, dan pakaian seperti yang kau pakai,
janganlah kau puksa melakukan pekerjaan yang di luar kemampuannya, sebab
mereka berdaging dan berdarah seperti kamu, berhati-hatilah, Barang siapa
menganiaya mereka maka akulah musuhnya kelak di hari Kiamat, dan Allah
hakimnya”. (Hadis dari Abu Khair dari S. Ali Thalib )
Nabi bersabda:
Artinya:
"Ada 3 macam orang yung pahalanya dilipat sandakan, yaitu:
1. Orang yang punya sahaya wanita, dan dididiknya dengan baik. lalu dibebuskan dan
dikawininya.
320 Tanbih al-Ghafiln
2. Seorang ahli kitab yang beriman kepada Nabinya, kemudian itu mengalami masa
Nabi Muhammad , lalu ia pun beriman kepada Beliau.
3. Seorang sahaya yang melakukan kewajibannya terhadap Allah dan tuan atau
majikannya. (Hadis dari Abu Buradah dar Abu Musa )
Seorang sahaya harus mendahulukan kepentingan majikannya, dar pada salat
berjamaah”. (Hasan Bashry)
Hal itu lebih baik didahulukan, saat waktu salat lapang dan cukup dan tidak
mengkhawatirkan waktunya habis, namun jika tidak demikian maka ia harus
mendahulukan salat daripada kepentingan majikan (Demikian Al-Faqih) berdasarkan
hadis Nabi sebagai berikut:
Artinya:
"Tidak wajib (tidak perlu) taat kepada makhluk dalam melanggar larangan Allah (Al-
Khaliq)”. (Al-Hadis)
Dan bagi majikan hendaklah menyayangi sahayanya, sehingga tidak sampai terjadi
menyuruh suatu pekerjaan yang di luar kemampuannya, sebagaimana Allah tidak
memaksa hambaNya untuk melakukan hal-hal yang di luar batas kemampuannya.
Juga harus memperlakukan dengan baik, sebab hal itu yaitu bagian dari akhlakul
karimah yang wajib dimiliki orang mukmin. Nabi bersabda:
Artinya:
"Tidak bisa masuk surga, orang yang jelek perangainya, muliakanlah mereka seperti
engkau memuliakan anak-anakmu, dan berilah mereka makan dari makanan yang
kau makan (jangan membedakannya)”. (Al-Hadis)
Abdullah Umar saat melihat sepotong roti terbuang, lalu ia menyuruh sahayanya
untuk mengambil dan membersihkannya. Kemudia saat masuk waktu Magrib, ia
akan berbuka puasa bertanya: "Mana Sepotong roti itu? Jawabnya: "Sudah dimakan”.
Lalu ia dimerdekakan berdasarkan hadis Nabi sebagai berikut:
321 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
”Orang yang menemukan roti, lalu mengambil dan memakannya, maka belum sampai
ke dalam perutnya, kecuali Allah telah mengampuninya”. Sahut Abdullah Umar : ”Aku
tidah berani menjadikan (seseorang) yang sudah diampuni dosanyo oleh Allah,
dijadikan sahaya”.
322 Tanbih al-Ghafiln
BAB 43
Tentang Menyayangi Anak Yatim
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah Abu Aufa, katanya:”
Rasulullah bersabda:
Artinya:
"Orang yang mengusap kepala anak yatim disertai kasih sayang kepadanya, pasti
Allah membalas setiap rambut yang diusap dengan satu kebaikan dan mengampuni
dosanya serta mengangkat derajatnya”. (Al-Hadis)
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas , katanya, Rasulullah
bersabda: "Orang yang memelihara anak yatim (dari umat Islam) menjamin makan
dan minumnya sampai ia dewasa (cukup sendiri), pasti Allah mewajibkan surga
baginya, kecuali jika ia berbuat dosa-dosa (besar) yang tidak dapat diampuni oleh
Allah. Dan orang yang kehilangan buah hati (kesayangan)nya, lalu sabar mengharap
pahala dari Allah, pasti surga wajib baginya, kecuali berbuat dosa (besar) yang tidak
bisa diampuni. Dan saat ditanya: "Apakah kesayangan itu?” Jawabnya: ”Matanya”.
Dan orang yang punya 3 orang putri, ia memelihara dan mendidiknya hingga mati atau
kawin, maka Allah mewajibkan surga baginya, kecuali Jika berbuat dosa yang tidak
bisa diampunkan oleh Allah. Lalu seorang Badwy bertanya: "Ya Rasulullah,
bagaimana jika hanya 2 orang putri? Jawab beliau :” Dua putri juga (berarti sama).
Kata Ibnu Abbas: "Hadis ini termasuk hadis yang ganjil”.
Seseorang mengeluh di hadapan Nabi akibat hatinya keras, lalu beliau bersabda:
"Usaplah kepala anak yatim dan makan, pasti berubah menjadi lunak hatimu”. (HR.
Abu Darda).
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Muhammad Fadli, saat Ibnu Umar
ditanya tentang dosa besar, ia menjawab: "Dosa besar itu ada 9 (sembilan) yaitu:
1. Menyekutukan Allah (syirik).
2. Sengaja membunuh orang mukmin (muslim).
323 Tanbih al-Ghafiln
3. Melarikan diri dari jihad (perang) Sabil.
4. Menuduh wanita yang baik dengan berbuat zina.
5. Merampas (makan) harta anak yatim.
6. Mengenyangkan perut dengan harta riba.
7. Berani (durhaka) kepada ayah-bunda (kedua orang tua).
8. Percaya, melakukan atau menyuruh berbuat sihir (santet, tenung dan lain-lain yang
sebangsa dengan sihir).
9. Menghalalkan yang haram (baik berupa makanan, pakaian, dan lain-lain).
Dari Mujahid, Ibnu Abbas & berkata: "Ada 6 dosa yang sanggup membinasakan
pelakunya, dan tidak diterima taubatnya, yaitu:
1. Merampas (makan) harta anak yatim.
2. Menuduh wanita yang baik, berbuat zina.
3. Melarikan diri dari jihad (perang) Sabil.
4. Percaya, menyuruh atau berbuat sihir (santet, tenung dan lainnya yang sebangsa
dengan itu).
5. Menyekutukan Allah (syirik).
6. Menganiaya atau membunuh Nabi (utusan) Allah.
Penafsiran Ibnu Abbas , tentang ayat (di bawah) ini, ialah sebagai berikut:
Artinya:
"Bahwasanya orang-orang yang merampus (makan) harta anak yatim yaitu salim,
yang berarti dia makan api (di dalam perutnya), dan kelak di akhirat akan dilemparkan
ke dalam neraka Syair”.
Oleh sebab itu: "Berbahagialah keluarga yang di dalamnya terdapat anak yatim
disayang dan dipelihara dengan baik, dan sebaliknya sangat celaka bagi keluarga
yang menganiaya dan menyakiti anak yatim.
Ada orang bertanya kepada Nabi : "Aku pemelihara anak yatim, lalu sejauh mana aku
boleh memukulnya? Jawab beliau: "Engkau boleh memukul dengan tujuan
324 Tanbih al-Ghafiln
mendidiknya, seperti engkau mendidik anak kandungmu sendiri, selama tidak melukai
(mencelakai)nya. (jangan sampai berbuat kejam kepadanya)”. (Al-Hadis).
Terkadang tempelengan itu lebih berharga bagi anak (didik khususnya anak) yatim,
melebihi makanan lezat. (Fudlai 'Tyadl).
namun menurut Al-Faqih, sebaiknya berusaha mendidik anak (khususnya anak) yatim,
dengan metode yang paling baik, tidak dengan menghukum atau memukul, yang
penting sampai pada tujuan pendidikan , (berhasil baik), sebab menghukum atau
memukul anak yatim, sangat berat resikonya.
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Sa'id Musayyab dari Umar Khathab
katanya: ” Rasulullah bersabda: "Bahwasanya 'Arasy bergoncang sebab tangisnya,
akibat anak yatim itu dipukul, lalu Firman Allah: "Hai malaikatKu, siapa manusia yang
menyakiti (menangiskan) anak yang ayahnya telah tertanam di bumi? (Padahal Allah
telah Mengetahuinya), Jawab malaikat: "Ya Allah, kami tidak tahu. Lalu FirmanNya:
”Saksikanlah, bahwa orang yang menghiburnya, pasti Aku akan memberi kepuasan
(nikmat) kelak di hari Kiamat”. Dan yang biasa dilakukan oleh Rasulullah yaitu
mengusap kepala mereka dengan penuh rasa kasih sayang, demikian pula Umar
Khathab .
Dari Abdurrahman Abza, Firman Allah kepada Nabi Daud - "Jadilah seorang bapak
yang penuh rasa kasih sayang terhadap anak yatim, dan ketahuilah bahwa orang
yang menanam pasti akan memetik buah atau hasilnya”. Dan istri yang shalihah
yaitu seperti raja bermahkota cmas di hadapan suaminya, setiap dipandang pasti
menggembirakan. Dan sebaliknya wanita yang buruk akhlaknya yaitu beban berat
bagi suami terhadap orang tua”.
Dari Zaid Aslam, Nabi bersabda:
Artinya:
"Aku dan pemelihara anak yatim di surga (berdampingan) rapat, seperti kedua jari ini,
seraya menunjukkan jari telunjuk dan tengah”. (A-Hladis)
325 Tanbih al-Ghafiln
Dari Abu Imran, Abu Khalil berkata: "Aku membaca dalam masalah Nabi Daud nyang
artinya: "Ya Tuhan, balasan apakah bagi pemelihara anak yatim dan janda, yang
mengharap keridaan-Mu? Jawabnya: ” Yaitu naunganKu di hari tiada naungan,
kecuali naungan Ku ('Arasy).
Dari Auf Malik Asy-ja'i, Nabi bersabda: "Orang muslim yang punya 3 orang putri, (lalu
ia mendidiknya), membelanjai sampai kawin atau mati, maka semua itu menjadi
dinding atau benteng neraka. Seorang wanita bertanya: "Jika dua? Jawabnya: "Atau
dua putri”. (Al-Hadis)
Nabi bersabda: "Aku dan wanita hitam pipinya di surga sepert dua jari ini, (yakni)
wanita yang ditinggal mati suaminya, lalu bertahan hingga sanggup berhasil mendidik
(memelihara) putrinya sampai kawi? atau mati”. (Al-Hadis)
Yazid Raggasyi dari Anas Malik , Nabi bersabda: "Orang yang membelikan makanan
(jajan) untuk anak-anaknya berarti sama dengar bersedekah hingga mereka
menikmatinya, dan hendaklah mendahulukan yang putri dari yang putra (laki-laki),
sebab Allah lebih mengasihinya, dan orang yang mengasihi (putri)nya, berarti ia
menangis sebab takut kepada Allah yang berarti (orang itu) pula diampuni dosanya,
dan yang menggembirakan (putri)nya, pada hari kesusahan (Kiamat) Allah akan
membalas dengan menggembirakannya”. (Al-Hadis)
326 Tanbih al-Ghafiln
BAB 44
Tentang Zina (Pelacuran)
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah dan Zaid Khalid , katanya:
"Ada dua orang berselisih dan mengadukan masalahnya kepada Rasulullah . Orang
pertama berkata: "Ya Rasulullah, putuskanlah di antara kami dengan (hukum) kitab
Allah”. Dan orang keduapun (lebih pandai) berkata: "Benar ya Rasulullah, dan
izinkanlah aku berbicara. Lalu beliau memperkenankan ia berbicara, katanya:
"Anakku yaitu sahaya orang ini, dan berzina dengan istrinya, lalu masyarakat
menyuarakan bahwa: "Anakku harus dihukum rajam”. Lalu kutebus (hukuman)
tersebut dengan 100 domba dan satu sahaya wanita. namun menurut para ahli ilmu:
"Anakku hanya dikenakan hukum dera 100x dan dibuang (ke tempat lain) 1 tahun
(diasingkan). Sedangkan istri orang itu dikenakan hukum rajam. Kemudian beliau
bersabda: "Demi Allah, aku akan memutuskannya dengan hukum (kitab) Allah, dan
domba-domba serta sahaya wanitamu harus dikembalikan. Adapun anakmu dijatuhi
hukum dera 100x dan dibuang 1 tahun. Lalu beliau 2 menyuruh Unais Aslamy pergi
ke rumah istrinya (orang ini), jika ia mengakui perbuatannya (berzina), maka rajaAllah.
Ternyata ia mengakui perbuatannya dan langsung dirajam. (Al-Hadist) Al-Faqih dalam
ulasannya: "Berdasarkan hadis tersebut menyatakan hukum zina, bahwa: "Pelacur
pria atau wanita yang belum kawin, dijatuhi hukuman dera 100x Firman Allah:
Artinya:
"Orang yang bersina pria-wanita, maka hukuAllah setiapnxa pukulan dera (jika belum
kawin), dan janganlah menaruh rasa iba dalam menegakkan hukum Allah, sebab
Allah Maha Pengasih dan Pewayang kepada hambaNya, dan orang yang belum
merasakan hukuman di dunia, pasti akan dihukum (merasakannya) di akhirat. jika
kalian beriman kepada Allah dan hari Akhirat (maka lakukanlah hukum Allah itu) dan
hendaklah dipersaksikan (pelaksanaannya) di hadapan jamaah orang beriman (Umat
Islam)”. (An-Nur 2)
Pelaksanaan hukum ini di hadapan umum, tujuannya agar semua orang jera dan
merasa malu, demikian perintah Allah. sebab terkadang orang berbuat maksiat
(sebelumnya) sudah berani mengambil resiko (menjalani hukuman) sepanjang tidak
327 Tanbih al-Ghafiln
dihadapan umum, namun jika dibuka malunya di muka umum, ia merasa jatuh
martabatnya, dan tidak lagi terhormat di mata masyarakatnya. Maka dengan demikian
terpeliharalah martabat, kehormatan dan keselamatan umat Islam. Sedangkan bagi
mereka yang sudah bersuami atau beristri, maka dijatuhi hukuman rajam, jika berbuat
zina, seperti yang dialami oleh Ma'iz Malik. Dan seorang wanita yang hamil atau
mengandung akibat perbuatan zina, menghadap Nabi mengakui perbuatannya, maka
walinya disuruh menjaga hingga melahirkan, dan sesudah melahirkan langsung
dijatuhi hukuman rajam. Demikianlah hukum zina yang dilaksanakan zaman Nabi .
Adapun bagi pemuda atau pemudi yang belum kawin, cukup dengan hukum dera, dan
jika berzina mushan, maka dirajam. Dan seandainya hukuman itu tidak dijalankan di
dunia, maka pasti akan diterima kelak di akhirat, kalau memang tidak sungguh-
sungguh bertaubat.
Oleh sebab itu, peliharalah dirimu dari perbuatan zina, sebab hal Itu yaitu keji dan
dosa besar. Firman Allah:
Artinya:
"Janganlah kamu mendekati (apalasi berbuat) sina, itu yaitu perbuatan keji yang
mengakibatkan atau mengundang kemarahan Allah, dan sebagai jalan yang paling
buruk”. (Isra' 32)
Zina yaitu seburuk-buruk jalan menuju ke neraka, dan di lain ayat Allah berfirman:
Artinya:
"Janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di
antaranya maupun yang tersembunyi”. (Al An'am 151)
Seperti yang disebutkan oleh hadis:
Artinya:
"Kedua tangan itu bisa berbuat sina, demikian pula kedua mata”. (Al-Hadis)
Firman Allah:
328 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
”Anjurkanlah orang-orang mukmin, agar memejamkan atau menundukkan pandungan
mereka, dun memelihara kehormatan (alat fitalnya, yang demikian itu sangat baik bagi
mereka, Allah Mengetahui secara mendalam atas perbuatan mereka”. (An-Nur 30)
Dan Firman Allah:
Artinya:
"Dan anjurkan pula kepada orang-orang mukmin wanita, usur memejamkan
pandangan mereka dan memelihara kehormatan (alat vital)nya, ...” (AnNur 31)
Kedua ayat tersebut yaitu suatu perintah Allah kepada orang-orang mukmin (baik
pria atau wanita) agar memejamkan atau menundukkan pandangan matanya dan
memelihara kehormatannya, dari laranganlarangan yang mengakibatkan jatuhnya
martabat atau kehormatannya. Agar sesama muslim terpelihara kehormatannya serta
terhindar dari percampuran turunan. Dan Allah mengharamkan zina, juga dalam
Taurat, Injil, Zabur dan Alquran, sebab zina merupakan dosa besar yang menjadi
sarang pelanggaran kehormatan sesama muslim dan mencampur adukkan darah
atau keturunan.
Jafar Abu Thalib sejak belum masuk agama Islam tidak pernah berbuat zina, katanya:
”Aku tidak senang jika ada orang melanggar kehormatanku, demikian pula aku tidak
akan melanggar atau merusak kehormatan fihak atau lain orang.
Hati-hatilah kamu dari perbuatan zina, sebab mengakibatkan tertimpa 6 bahaya, 3
penderitaan dirasakan di dunia dan 3 lainnya di akhirat, yaitu:
a. Penderitaan di dunia:
1. Kurangnya rezeki (tidak pernah cukup).
2. Jauh dari perbuatan baik (kebajikan).
3. Dibenci dan dijauhi banyak orang (masyarakat).
b. Siksa di akhirat:
329 Tanbih al-Ghafiln
1. Dimarahi (mendapat murka) Allah.
2. Sangat berat dalam hisab (perhitungan amalnya).
3. Dimasukkan ke dalam neraka, yakni api yang besar, disebutkan dalam hadis
sebagai berikut: "Bahwasanya apimu itu sepertujuh puluh bagian dari api jahanam”.
(Demikian seorang sahabat menjelaskan).
Pernah beliau minta diterangkan tentang sifat-sifat neraka, oleh Jibril dijawab: ” Ya
Muhammad, api neraka yaitu hitam gelap, seandainya jatuh ke bumi sebesar lobang
jarum, pasti bumi terbakar seluruhnya, dan seandainya pakaian penghuni neraka
ditanggalkan di antara langitbumi, pasti seluruh penduduk (masyarakat) dunia binasa
(mati), akibat bau basinya, dan seandainya setetes zagum diletakkan di atas bumi,
pasti semua makanan penduduk dunia menjadi rusak sebab nya. Dan seandainya
seorang malaikat (dari yang 19 malaikat) turun ke bumi, pasti masyarakat dunia
menjadi binasa seluruhnya, sebab melihat bentuk yang sangat buruk. Dan
seandainya satu mata rantai (pergelangan) yang disebutkan Alquran, itu jatuh ke
bumi, pasti akan menembus 7 lapisan bumi dan tidak dapat tinggal. Lalu Nabi
bersabda: "Sudah, cukup Jibril dan beliau menangis bersama malaikat Jibril”.
Selanjutnya beliau bersabda: "Hai Jibril, kenapa engkau menangis, padahal engkau
sangat dekat dengan Allah? Jawabnya: "Ya Muhammad, sekalipun aku dekat dengan
Allah, tapi apa yang dapat menjamin aku selamat darinya? Jika Allah merubah dan
mengujiku seperti yang dialami Harut-Marut dan Iblis terkutuk? Demikianlah sebab
takutnya kepada Allah, sekalipun Jibril berkedudukan tinggi di sisi Allah, tetap ia
menangis. Lalu kenapa orang yang banyak berbuat maksiat tidak dapat menangis,
dari itu janganlah kita mudah ditipu oleh hidup, kekuasaan atau kekuatan dan
kesehatan kita, ketahuilah bahwa dunia ini akan lenyap, namun siksanya tetap atau
lama dan sangat pedih, hati-hatilah jangan sampai berbuat zina, yang mengakibatkan
atau mengundang kemarahan Allah, siksa zina yang paling berat yaitu yang terus
menerus berbuat zina (yaitu jiks seseorang telah mencerai istrinya, sedangkan ia
goblok tidak tahu bahws ikatannya sudah terlepas, ia tidak mengerti atau tidak merasa
cerai), dani? tetap bersetubuh dengan istri-nya dalam keadaan haram (zina), dan tidak
mau bertanya atau mengakui (di hadapan orang 'alim) ia takut rahasianya terbongkar
(malu), namun ia tidak takut dibongkar rahasianya di akhiraf nanti, di hari semua rahasia
pasti dibongkar.
330 Tanbih al-Ghafiln
Oleh sebab itu, peliharalah dirimu dari perbuatan zina, sebab kamu tidak kuat
menderita hukuman atau siksa Allah, dan segeralah bertaubat, selama Allah masih
mau menerima taubatmu. Jangan sampai menyesal di kemudian hari (sesudah mati),
dan memuji orang-orang yang pandai memelihara kehormatan dari laku haram,
FirmanNya:
Artinya:
"Orang-orang yung memelihara kehormatan (alat vital)nya kecuali kepada istri atau
budak sahaya mereka, lalu mereka tidaklah dicela. Kemudian Barang siapa
menginginkan (orang lain) melebihi ketentuan yang ada, maka berarti melampau
batas (berdosa)”.(Al-Mukminun 5-7)
Bagi seorang muslim diwajibkan menjauhi dan bertaubat dari zina serta berusaha
mencegah siapa saja yang akan berbuat zina sebab wabah penyakit tha'un (kolera
dan lain-lain) sangat mudah berjangkit dari setiap tempat (lokasi) yang dibuat zina
atau pelacuran.
Al-Faqih meriwayatkan dari Ikrimah, katanya: Aku mendengar Kaab memberi nasihat
kepada Ibnu Abbas , demikian: "Jika kau menyaksikan pedang telah dihunus dan
darah mengalir, berarti hukum Allah disepelekan (tidak diamalkan), lalu Allah
membalas setengah (manusia berperang) dengan setengah lainnya. Dan jika kau
saksikan keadaan sudah kering (kemarau panjang) tiada hujan, maka ketahuilah
berarti banyak manusia menentang pengeluaran zakat, sampai Allah menunda
turunnya hujan. Dan jika kau saksikan berjangkitnya wabah penyakit (tha'un), maka
berarti perzinaan (pelacuran) telah membudaya di negeri itu”.
331 Tanbih al-Ghafiln
BAB 45
Tentang Memakan Barang Riba
AL Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah katanya, Nabi bersabda:
"Di malam Isra', aku dengar petir di langit ke7 dan halilintar seri kilat, juga aku melihat
orang orang yang perutnya sebesar gedung yang diisi ular-ular nampak dari luar,
tanyaku kepada Jibril: "Siapa itu? Jawabnya: "Itulah mereka yang memakan barang
riba”. (Al-Hadis).
Dari 'Atha-k Khurasany, Abdullah Salam berkata: ”Ada 72 dosa yang dipendam oleh
barang riba, diantaranya yang paling kecil yaitu seperti berzina dengan ibu
kandungnya di dalam Islam, dan 1 dirham uang riba lebih bahaya daripada 30x lebih
berbuat zina, dan katanya: "Semua makhluk (manusia) dipersilahkan berdiri tegak,
kecuali penyantap barang riba tidak bisa tegak, kecuali seperti orang kemasukan jin,
atau seperti pemabuk yang sempoyongan, sebentar berdiri, lalu jatuh (begitulah
seterusnya)”.
Ayat yang terakhir tentang hukum Islam ialah ayat riba, hingga Rasulullah wafat,
belum tuntas membeberkan masalah riba secara menyeluruh (tentang bagian
macam-macamnya), oleh sebab itu hindarilah barang riba yang sudah dijelaskan
(beliau di dalam Alquran) ataupun yang masih diragukan, yang besar ataupun yang
kecil. (Demikian Umar Khathab )
Hadis dari S. Ali Thalib katanya: "Rasulullah menguruk penyantap barang riba dan
yang mewakilinya, kedua orang saksi dan juru tulis (administrator)nya, juga mengutuk
wanita yang membuat tai lalat (andeng-andeng) atau yang minta dibuatkan, dan
mengutuk seorang pria yang kawin demi halalnya wanita yang sudah ditalak Ba'in
(cerai tiga) bagi pria yang mentalaknya, dan pria yang dihalalkan untuknya. Juga
mengutuk manusia yang menentang pengeluaran zakat hartanya(Al-Hadis).
Dari Ibnu Mas'ud, Nabi bersabda: "Orang yang bersedekah dengan barang (harta)
haram, pasti tidak berpahala, dan tiada berkatnya jika dibelanjakan (baik untuk
keluarga atau orang lain), bahkan menjadi bekal sempurna di dalam neraka, jika harta
itu dibiarkan begitu saja”.
332 Tanbih al-Ghafiln
Dari Abu Rafi', katanya: "Gelangku (binggel) perak kujual kepada Abu Bakar Shiddig
, sesudah ditimbang ternyata gelangku lebih berat sedikit daripada dirhamnya, lalu Abu
Bakar menggunting kelebihannya, dan aku berkata: "Selebihnya buat engkau ya
Khalifah!. namun jawabnya: "Tidakkah kau dengar sabda Rasulullah :
Artinya:
"Orang yang menambah dan yang ditambah (timbangannya) keduanya masuk
neraka”. (Al-Hadis)
Nabi bersabda: "Penukaran (penjualan) perak dengan perak, harus sama berat
timbangannya, sedang selebihnya yaitu barang riba, demikian pula gandum dengan
gandum harus sama dan selebihnya yaitu barang riba, disebutkan pula oleh beliau:
”Sya'ir, kurma dengan garam. Maka orang yang menambah atau minta tambahan
(timbangannya) berarti telah berbuat riba”. (HR. Sa'id Khadry, 'Ubaidah Shamit dan
Abu Hurairah)
Sebuah negeri, kota atau kampung yang masyarakatnya telah membudayakan
perzinaan dan penyantapan riba, pasti segera binasa negeri tersebut atau rusaklah
masyarakatnya.
Orang yang berjualan atau berdagang sebelumnya tidak pandai atau tidak belajar
agama, pasti terjerumus menyantap riba, lalu semakin terjerumus (ke tengah) dan
akhirnya tenggelam sedalamnya”. (S. Ali Abu Thalib)
Umar Khathab, melarang orang-orang yang tidak pandai agama berdagang di
pasarnya, demikian pula mereka yang mengurangi ukuran dan timbangan”. ((Ala-k
Abdurrahman dari ayah dan eyangnya).
Kekurangtegasan dalam menindak 4 kejahatan, bagi aparat pemerintah, yaitu suatu
bukti negeri itu tidak lama lagi akan binasa, yaitu:
1. Perzinaan atau pelacuran, yang mengakibatkan negeri itu wajib menerima
hukuman wabah penyakit tha'un bagi masyarakatnya.
333 Tanbih al-Ghafiln
2. Curang dalam mengukur (tekstil, bahan bangunan dan lainlainnya).
3. Curang dalam menimbang dan menukar, yang ketiga-tiganya mengakibatkan
wajibnya masyarakat menderita kelaparan, yang ditimbulkan oleh langkanya hujan.
4. Mengenyangkan perut dengan barang riba, yang mengakibatkan mereka binasa
dengan pedang (perang). (Demikian Laits dari Abdurrahman Tsabit).
Kata Ubaid Muhariby: ” Aku berjalan di pasar mengikuti S. Ali Abu Thalib yang
membawa tongkat kecil, lalu saat ia melihat pedagang yang tidak tepat cara
mengukur dan menimbangnya, segera tongkat kecil itu berbicara dan
mengingatkannya: ”Tepatkanlah ukuran atau timbanganmu”.
Ibnu Abbas berkata: "Hai orang 'Ajam (orang asing negeri Arab), kami tengah
menyelesaikan dua masalah yang terbukti sanggup membinasakan manusia zaman
dahulu, yaitu: "Masalah ukuran dan timbangan”. Rasulullah bersabda:
Artinya:
"Pada suatu saat (saman) akan terjadi semua manusid pasti menyantap riba. Para
sahabat terkejut dan meyakinkannve: "Semuanya menjadi penyantap riba, ya
Rasulullah? Jawabnya“
"Orang yang tidak makan riba secara langsung, pasti ditimpa debu (dosanya, akibat
mendukungnya sebagai saksi, atau administrator (penulis)nya, atau mendiamkan
(rela) di hatinya.
Demikian itu seperti yang dikemukakan Abu Bakar: "Orang yang menambah dan
minta tambah (ukuran atau timbangan) keduanya masuk neraka”.
Oleh sebab itu, belajarlah hai para pedagang sedikit ilmu yang dapat menyelamatkan
diri dari riba, dan berhati-hatilah dalam mengukur atau menimbang. Firman Allah:
Artinya:
"Neraka lail mengancam orang-orang yang curang dalam timbangan atau ukuran,
yaitu: "Mereka yang minta dilebihkan (dihangatkan) timbangannya, saat membeli,
namun curang menjual dan merugikan orang lain. Tidakkah percaya ada kebangkitan?
334 Tanbih al-Ghafiln
Di hari yang sungguh dahsyat, saat manusia dan dihadapkan kepada Tuhan Pengatur
segala alam”. (Al Muthaffifin 1-6)
Di saat amal perbuatan mereka (besar atau kecil) semuanya diminta pertanggung
jawabannya, baik yang nyata atau yang tersembunyi. Firman Allah:
Artinya:
"Mereka memperoleh (bulasan) yang diperbuat di hadapannya, Tuhanmu sedikitpun
tidak menganiaya”. (Al-Kahfi 42)
Maka beruntunglah mereka yang mampu berlaku adil saat jual-beli dalam hal ukuran
atau timbangan, dan sebaliknya: "Binasa dan celakalah, mereka yang merugikan atau
merampas hak orang lain. :
Dari Umar Rasulullah bersabda:
Artinya:
"Keadilan yaitu merupakan neraca timbangan Allah di bumi, lalu orang yang
menggunakannya pasti dibimbing ke surga, sebaliknya yang tidak mau tahu (curang),
pasti dijerumuskan ke neraka”. (Al-Hadis)
Ketahuilah bahwa keadilan itu seperti diterapkan dari raja keadilan terhadap rakyat
sesamanya, oleh sebab itu tegakkanlah keadilan agar selamat dari siksa yang sangat
pedih.
335 Tanbih al-Ghafiln
BAB 46
Tentang Perbuatan Dosa
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Jabir Abdullah Rasulullah bersabda:
"Pemberian Allah kepada Nabi Musa bin Imran, dimuat dalam Alwah, berupa 10
perkara, yaitu:
1. Hai Musa jangan syirik (musrik) kepada Allah, sebab telah menjadi keputusanKu
bahwa: ”Api neraka akan menyengat muka orangorang musyrik”.
2. Berbaktilah kepadaKu dan kedua orang tuamu, pasti Aku menghindarkan segala
bahaya darimu, diperpanjang usia atau masa hidupmu dengan penghidupan yang
baik, lalu dialihkan ke alam yang lebih baik.
3. Janganlah engkau membunuh jiwa (manusia) tanpa alasan nyata kebenarannya,
sebab akibatnya dunia luas dan langit dengan segala penjurunya akan menjadi
sempit bagimu, dan kau pulang ke dalam neraka dengan penuh murka dariKu.
4. Jangan menyalah gunakan sumpahKu pada dusta dan pelanggaran, sebab
tidaklah Aku mensucikan orang yang tidak membersihkan dirinya, serta tidak
memuliakan asma-asmaKu.
5. Janganlah kau hasud (iri hati) atas pemberianKu kepada orang lain, akibatnya
menjadi musuh nikmatKu, menolak kehendakKu, dan membenci ketentuan rezeki
bagi hamba-hambaKu, dan bukanlah kumpulanku orang yang suka hasud (dengki)
itu.
6. Janganlah engkau menjadi saksi buta (sesuatu yang diluar pengetahuan, ingatan
dan akal serta perasaanmu), akibatnya Aku akan menuntut saksi-saksi itu dengan
cermat atas persaksian mereka.
7. Janganlah mencuri (merampok, korupsi dan lain-lainnya), dan jangan pula berzina
dengan istri tetanggamu, pasti rahmatKu tertutup bagimu, demikian pula pintu-pintu
langit.
336 Tanbih al-Ghafiln
8. Janganlah berkurban (menyembelih domba) untuk selain Aku, sebab segala
kurban tidak diterima, kecuali yang disembelih dengan menyebut asma-Ku secara
ikhlas untuk Ku.
9. Cintalah kepada sesama manusia, seperti kau mencinta dirimu sendiri.
10. Luangkanlah hari Sabtu, melulu beribadat kepadaKu, dan liburkanlah keluargamu.
Lalu Nabi bersabda: "Hari Sabtu yaitu dijadikan Hari raya bagi Nabi Musa
sedangkan aku dipilihkan oleh Allah, Jumat sebagai hari libur”.
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Muhammad Ka'ab Ourdiy, katanya:
"saat Rasulullah sz tegak di atas mimbar, tangan kanannya digenggam seraya
bersabda: ”Ini catatan (kitab) Allah, yang berisi daftar penghuni surga, daftar nama
dan keturunan mereka, tidaklah bertambah dan dikurangi. Dan terkadang orang yang
akan bahagia (terdaftar penghuni surga), melakukan perbuatan ahli celaka (neraka),
sehingga masyarakat menganggapnya dari golongan celaka, namun tibatiba ditolong
oleh ketentuan Allah, hingga ia kembali ke jalan lurus sebelum sampai ajalnya (mati)
sekalipun hanya dalam waktu (selama) memerah susu onta. Dan sebaliknya,
terkadang orang yang akan celaka, melakukan amalan ahli bahagia, sehingga
masyarakat menilai ia golongan ahli bahagia (surga), namun menjelang ajal (mati)nya,
ia kufur, kembali melakukan perbuatan ahli celaka, sekalipun hanya dalam masa
(selama) memerah susu onta. Oleh sebab itu, orang berbahagia yaitu hanya
menurut kepastian rahmat karunia Allah, dan amal perbuatan yaitu dititik beratkan
pada akhir hayat (penutup)nya”.
Dari Fudlail Ubaid, Rasulullah bersabda (saat menunaikan Hajji Wada'): "Ingatlah,
akan kusampaikan kepada kamu, tentang sifatsifat mukmin, yaitu orang yang sanggup
menciptakan kedamaian harta dan jiwa mereka (orang lain). Dan Muslim yaitu: "Orang
yang sanggup menciptakan rasa aman orang lain dari ucapan dan tindakannya.
Sedangkan Mujahid yaitu:” Orang yang berani atau mampu menaklukkan nafsunya
demi berbakti kepada Allah, Dan Muhajir, yaitu: "Orang yang menyingkirkan segala
dosa dan kekhilafan”. (Al-Hadis)
337 Tanbih al-Ghafiln
Kata Abu Darda': "Sembahlah Allah, seakan kamu melihatNya, dan anggaplah dirimu
golongan orang mati. Dan ketahuilah bahwa: "Sedikit (harta) yang mencukupi
(keperluan hidup), ada-lah lebih utama daripada banyak namun membuat lupa diri. Dan
setiap kebaikan tidak akan lenyap, sedang perbuatan dosa tidak akan dilupakan
(kelak)”.
Dari Ibnu Umar Nabi bersabda:
Artinya:
"Kebaikan tidak akan lenyap, dan dosa tidak dilupakan, Tuhan tidak rusak (mati), dan
berbuatlah sesuka hatimu, Wakni segala amalmu pasti dibalas)”. (Al-Hadis)
Al-Faqih dalam ulasannya: ”Jika kamu berbuat kebajikan pasti menerima pahalanya
dan jika berbuat kejahatan pasti menanggung balasan siksanya di hari Kiamat, Firman
Allah:
Artinya:
"Jika kamu beramal baik, keuntungannya bagi kamu sendiri, dan jika berbuat juhat,
maka ruginya kau tanggung sendiri”.
Firman Allah:
Artinya:
"Dan Tuhanmu tidak berbuat aniaya kepada siapapun ...” Yakni Dia tidak akan
mengurangi pahala amal baik, dan tidak pula menyiksa seseorang tanpa berdosa.
sebab Dia telah mengutus seorang Rasulullah bagi manusia, yang sangat baik dan
bermanfaat bagi umatnya Seperti telah Dia jelaskan jalan yang menuju ke surga dan
yang ke neraka
Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda:
Artinya:
338 Tanbih al-Ghafiln
“Kamu diibaratkan orang yang menyalakan api, lalu serangga berebut akan masuk
pada api, kemudian aku menahan agar tidak sampai kau terjerumus ke dalam api
tersebut”. (Al-Hadis)
Yakni beliau mencegah kamu berbuat dosa, agar tidak sampai terjerumus ke dalam
api.
Ada 5 perkara yang menjadikan Nabi Adam diterima taubatnya dan ada 5 perkara
pula yang mengakibatkan Iblis ditolaknya. Yaitu:
a. Lima perkara yang menjadikan Adam diterima taubatnya:
1. Mengakui perbuatan dan menyesalinya.
2. Menyadari (kesalahan) dirinya.
3. Segera bertaubat (tidak menundanya).
4. Selalu berharap atas rahmat Allah.
5. Tidak mudah putus asa.
b. Lima perkara yang menolak taubatnya Iblis:
1. Tidak berani mengakui dan menyesali perbuatannya.
2. Tidak mencela dirinya sendiri.
3. Tidak segera bertaubat.
4. Tidak mengharap rahmat Allah.
5. Mudah putus asa.
Maka siapa saja yang keadaan hidupnya seperti Nabi Adam, pasti diterima taubatnya,
namun sebaliknya yang seperti Iblis sudah tentu ditolak mubatnya (tinggal pilih dan
mengintrospeksi diri kita masing-masing).
Pernyataan Ibrahim Ad-ham: ”Scandainya aku masuk neraka sedang aku taat kepada
Allah, maka lebih baik bagiku, daripada aku dimasukkan surga padahal aku
melanggar laranganNya. Maksudnya sekalipun dimasukkan surga namun pernah
melanggar laranganNya, maka tetap merasa malu kepada Allah, akibat dosanya. Dan
339 Tanbih al-Ghafiln
seandainya dimasukkan neraka sedang ia tidak pernah berbuat dosa, maka ia tidak
merasa malu dan tetap berharap rahmatNya agar dikeluarkan darinya.
Malik Dinar berjumpa dengan 'Utbah Ghulam yang hanya mengenakan kemeja tua (di
musim dingin), ia tengah tegak berpikir dan mencucurkan peluhnya, saat ditanya:
"Kenapa anda berada di tempat ini? Jawabnya: "Hai Ustadz, di tempat inilah dulu aku
pernah melanggar larangan Allah (aku tengah berpikir dan merasa malu kepadaNya,
sampai peluh bercucuran sebab nya, sekalipuyn musim dingin)”.
Orang yang menjelang tidurnya tidak mengingat perbuatannya sepanjang hari itu,
maka bagai pedagang yang hanya pandai menjual tapi tidak punya perhitungan sama
sekali, akhirnya bangkrut dagangannya. Maksudnya tidak mengingat yaitu: "Jika
melakukan kebaikan hendaklah bersyukur kepada Allah, dan Jika berbuat keji (dosa)
hendaklah istighfar kepadaNya, dan jika tidak demikian akhirnya tidak akan merasa
selamanya. (Demikian Makkhul Syamy)
HambaKu, Akulah raja yang tidak rusak dan tidak mati, berbaktilah kepadaKu
(melakukan) segala perintah dan menjauhi segala larangan Ku, hingga Aku jadikan
kau tidak mati. HambaKu, Akulah Tuhan Pencipta segala sesuatu dengan "KUN FA
YA-KUUN” Jadilah, maka terwujudlah sesuatu itu” (Di antara isi kitab terdahulu).
Nasihat Abu Muhammad Yazid: "Usahakanlah agar tidak sampai berbuat jahat
terhadap orang yang sangat kau cintai. saat ditanya: "Mungkinkah orang melakukan
kejahatan terhadap kekasih (orang yang dicintai)nya? Jawabnya: "Ya, dirimu sendiri
yang sangat kau cintai dan kau sayangi, jika engkau berbuat dosa berarti kau telah
melakukan kejahatan kepadanya”.
Nasihat seorang Ulama hikmah: "Hendaklah kau perhatikan (jangan mengecilkan)
Tuhan, dan makhluk serta dirimu sendiri. Maksudnya: Mengecilkan Tuhan, yaitu:
"Kesibukanmu dalam pekerjaan yang lain melebihi kewajibanmu terhadap Tuhan”.
Dan mengungkap keburukan orang lain, berarti engkau mengecilkan makhluk, dan
mengecilkan dirimu sendiri yaitu: "Engkau tidak melaksanakan perintah-perintah Allah
(dan tidak menjauhi laranganNya)”.
340 Tanbih al-Ghafiln
Aku sangat menyesal atas perbuatan dosaku, dan menangis sejak 40 tahun lalu,
demikian pernyataan Kahmas Hasan, dan saat ditanyakan, dosa apakah yang
pernah dilakukan? Jawabnya: "Saudaraku berkunjung (bertamu) kepadaku, lalu aku
membeli ikan untuk dimakan bersama, secara mendadak aku berdiri, sedangkan ia
masih makan, dan aku mengambil tanah dari kebun tetanggaku untuk membersihkan
tanganku”. Sabda Rasulullah :
Artinya:
"Yang dianggap dosa kecil oleh umumnya manusia, tahu-tahu sangat besar di sisi
Allah, dan sebaliknya dosa yang kecil di sisi Allah justru dianggap besar oleh
umumnya manusia”.
Pernyataan seorang sahabat: "Sekalipun kecil, namun dilakukan secara kontinyu (terus
menerus) akhirnya menjadi dosa besar, demikian sebaliknya tidak dianggap besar jika
selalu istigfar”.
Empat faktor penambah besarnya dosa, yaitu:
1. Menganggap kecil (remeh) terhadap dosa yang diperbuat olehnya.
2. Menganggap tidak ada efek sampingan dari perbuatan dosanya (seakan tidak
terjadi apa-apa pada dirinya).
3. Berbangga (senang) atas perbuatan dosanya.
4. Menyambung perbuatan dosanya (terus menerus berbuat dosa) (Demikian Awwam
Hausab).
Peringatan Al-Faqih: "Janganlah terpengaruh dengan ayat:
Artinya:
"Orang yang melakukan kebaikan dibalas dengan 10 lipat ganda pahalanya, dan
orang yang berbuat kejahatan tidak dibalas. kecuali serupa dengannya. dan mereka
tidak dianiaya.
Alasannya di dalam ayat ini disyaratkan bagi yang menghadap dengan membawa
amal kebaikan, beramal mudah namun ikhlas itulah yang sulit (dapat selamat) hingga
di akhirat. Dan kejahatan satu dibalas satu, namun ada 10 tanda atau ciri, yaitu:
341 Tanbih al-Ghafiln
1. Memarahkan Allah, padahal Dia Kuasa atasnya setiap saat.
2 Menyenangkan musuhNya (yaitu) Iblis.
3. Menjauhkan diri dari surga.
4. Mendekatkan diri ke neraka.
5. Meremehkan kepentingan diri sendiri.
6. Mencoreng hitamkan dirinya.
7. Mengganggu para malaikat yang menjaganya.
8. Membuat prihatin Nabi di kuburnya.
9. Memberatkan kesaksian "siang dan malam” atas kejahatan dirinya.
10. Menyalahi semua makhiuk (mengkhianati anak Adam dan lainlain) atau merusak
hak kawan akibat dosanya itu.
Dan akibat dosa itu bisa jadi terlambatnya hujan, dengan demikian nyatalah
pengkhianatan dirinya terhadap semua makhluk.
Oleh sebab itu berhati-hatilah jangan sampai berbuat dosa, sebab Sekikir-kikir
manusia ialah yang kikir terhadap keselamatan dirinya, dan yang berbuat maksiat
berarti membinasakan dirinya (tidak menyayangi dirinya sendiri).
Berhati-hatilah jangan sampai berbuat dosa, sebab ia mengakibatkan Sial, bagai
peluru dari senapan yang menembus dinding bakti (taat), akhirnya memberi peluang
hawa dan memadamkan pelita hati (marifat). (Seorang Ulama Hikmah).
Ada orang bertanya kepada Ulama, katanya: "Kenapa kami mendengarkan pengajian
namun tidak dapat melaksanakannya? Jawabnya: sebab terhalang oleh 5 faktor, yaitu:
1. Allah telah memberi nikmat kepadamu, tapi kamu tidak pandai bersyukur.
2. Setiap kamu berbuat dosa tidak cepat-cepat istighfar.
3. Setiap bertambah ilmu, tidak segera kau amalkan (tidak suka mengamalkannya).
4. Kamu berkumpul dengan orang shalih, namun tidak pandai mengambil suri tauladan
darinya.
5. Setiap kamu menanam orang mati, tapi kamu tidak pandai mengambil i'tibar
darinya.
342 Tanbih al-Ghafiln
Dari Al-Faqih, dan ayahnya, Rasulullah bersabda: "Setiap hari ada 5 malaikat turun
(ke bumi), yaitu: Pertama, turun di Makkah, seruannya: "Ingatlah manusia, siapa yang
berani meninggalkan kewajiban terhadap Allah, pasti rahmat Allah putus baginya”.
Kedua turun di Madinah, seruannya: Ingatlah, orang yang meninggalkan sunnatur
Rasulullah pasti tidak memperoleh syafaatnya”. Ketiga turun di Baitul Magdis,
serunya: "Ingatlah, orang yang makan barang atau harta haram. pasti tidak diterima
segala amalnya”, Keempat turun di Pemakaman orang Islam, serunya: "Hai Penghuni
kubur, apa yang kau inginkan dan kau sesalkan? Jawabnya: "Kami menyesal sebab
tidak bisa menambah amal, dan usia cuma-cuma dulu (membuang-buang waktu yang
sangat berharga) di dunia. Dan kami iri terhadap orang yang salat berjamaah secara
kontinyu, dan membaca Alquran, serta membaca salawat Nabi, istighfar, padahal kini
kami tidak dapat melakukan semua itu. Kelima turun di pasar-pasar umat Islam,
serunya: "Hai para manusia, tenanglah, sebab ketentuan Allah tentang hukuman
balasan sudah pasti adanya, maka bagi yang takut, segeralah membenahi dirinya dan
bertaubat dari dosa-dosanya.
Kami perlihatkan kepadamu, tapi kamu tidak menginginkannya, dan kami takuti tapi
tidak diindahkan, seandainya tidak ada lagi orang yang khusyuk dan bayi-bayi
menyusu, serta hewan ternak, dan para lanjut usia yang salat, pasti sudah dituangkan
siksa di atasmu dengan segera”.
Dari 'Aisyah, Rasulullah bersabda: ”Hai 'Aisyah, hati-hatilah kamu, jangan sampai
berbuat dosa-dosa kecil, sebab semua itu pasti dituntut oleh Allah”.
Dosa kecil diibaratkan orang mengumpulkan kayu-kayu kecil, lalu sesudah dihimpun
dibakar dengan api. Di dalam Taurat, dimuat: "Orang yang menanam pasti memetik
(buah) keselamatan. Dan di Injil, dimuat: "Orang yang menanam keburukan, pasti
memetik (buah) penyesalan. Dan di Alquran dimuat:
Artinya:
”Orang vans berbuat keburukan, pasti dibalas”.
343 Tanbih al-Ghafiln
saat ada dua pilihan, Pertama: Banyak dosa dan banyak amal. Kedua: Sedikit dosa
dan sedikit amal. maka Ibnu Abbas . memilih: Sedikit dosa itulah yang aku senangi.
(Abu Qasim Muhammad)
Al-Faqih dalam kuliahnya: "Di dalam kitabulah terdapat dalil, bahwa "Orang
meninggalkan maksiat yaitu lebih utama daripada melaksanakan bakti (taat), sebab
syarat dari Allah bahwa: "bakti (taat) yang berpahala itu hanya dapat dibawa ke
akhirat, sedang meninggalkan maksiat tiada Syarat apapun baginya. FirmanNya: .
Artinya: "Orang yang membawa kebaikan pasti memperoleh 10 lipat Banda
pahalanya ”.
Dan FirmanNya:
Artinya:
"Dan mengekang diri duri menuruti hawa nafsu, maka surga itulah tempat (kembalinya
)”.
Akhirnya, kami memohon ampunan dari Allah .
344 Tanbih al-Ghafiln
BAB 47
Tentang Penganiayaan (Zalim)
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Musa Asy'arry de katanya,
Rasulullah bersabda: "Bahwasanya Allah memberi kesempatan kepada orang zalim,
maka saat menangkap padanya tidaklah dilepas dan tiada selamat, lalu beliau
membaca ayat:
Artinya:
"Demikianlah siksa Tuhanmu, saat menviksa masyarakat (suatu negeri atau) dusun
yang salim, siksaNya sungguh pedih dan dahsyat”.
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda: ”
Orang yang menganiaya (harta atau kehormatan) saudaranya, maka hendaklah minta
halal sesaat itu sebelum dituntut di hari tiada dinar dan dirham, lalu jika ia punya
amal shalih maka diambillah amalnya untuk membayar penganiayaannya itu, dan jika
tidak punya, maka kejahatan (orang yang dianiaya) dibebankan kepadanya”. (Al-
Hadis)
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda:
"Tahukah kalian siapa orang yang muflis? Jawab sahabat: "Orang yang miskin harta
dan peralatan rumah tangga di jual untuk membayar hutangnya, namun masih belum
lunas”. Kata beliau: "Muflis, yaitu umatku yang membawa salat, zakat dan puasa
semuanya penuh, kelak di hari Kiamat habis untuk membayar perbuatan aniayanya
(yakni) memaki orang, menuduh itu makan harta ini, dan membunuh anu, serta
memukul dan lain-lain, maka jika amal kebaikannya sudah habis sedang
penganiayaannya belum dibayar lunas, diambillah dosa-dosa orang yang dianiaya itu
dibebankan kepadanya, kemudian dilemparkan ke dalam neraka”. (Al-Hadis)
Kata Abu Maisarah: "Orang mati yang barusan dikubur, ditanya oleh kedua malaikat
(Munkar-Nakir), kata mereka: "Kami akan memukul kamu 100x, jawabnya: "Aku
dahulu beramal ini dan itu dari kebaikan, lalu keduanya menurunkannya 10x, dan
segala amal baiknya ia tuturkan semuanya, hingga pukulan tinggal 1x, mereka berdua
berkata: "kami akan memukul kamu 1x, sesudah terjadi pukulan 1x, menyalalah api di
345 Tanbih al-Ghafiln
kuburnya, dan sahutnya: "Kenapa kalian memukul aku? Jawab mereka: "sebab
kamu pada suatu saat lewat, melihat orang teraniaya dan minta tolong kepadamu,
namun kamu biarkan dia teraniaya”. Kemudian akal sehat berbicara: "Jika seseorang
disiksa akibat tidak menolong (membiarkan) orang yang dianiaya, maka bagaimana
beratnya siksa orang yang secara langsung berbuat aniaya (zalim)? Camkanlah wahai
saudaraku!.
Terkadang si pembaca Algur'an (pada hakikatnya) mengutuk dirinya sendiri. saat
ditanya: Kenapa demikian? Jawabnya: "Ia membaca "ALLANATU
ALADHDHAALIMIIN” artinya: "Kutukan Allah atas orang-orang zalim” padahal ia
sendiri telah berbuat aniaya, yang berarti kutukan itu kembali kepadanya. (Maimun
Mahran)
Al-Faqih menyatakan: "Tiada dosa yang paling besar selain aniava, alasannya jika
dosa kepada Allah, Dia Pemurah untuk memaafkannya. namun jika dosa itu
berhubungan dengan sesama manusia, maka harus minta maaf kepada orang yang
dianiaya, dan jika ia sudah mati, maka wajib memohonkan istigfar baginya, mudah-
mudahan dengan demikian dapatlah dihalalkan (dosanya) di hari Kiamat.
Maimun Mahran menyarankan: "Jika seseorang telah berbuat aniaya kepada lain
orang, kemudian minta maaf, namun tidak dimaafkan, maka bacakanlah istighfar
untuknya setiap habis salat, insya Allah bebas dari tuntutan penganiayaan tersebut”.
Dari Ibnu Mas'ud, katanya: "Orang yang membantu penganiayaan, atau menunjukkan
teori pembelaannya dalam rangka menjatuhkan hak seorang muslim, pasti dimarahi
Allah dan menanggung resiko (dosa)nya Orang yang paling goblok (bodoh) ialah:
Yang menjual akhirat demi kepentingan dunianya, bahkan yang melebihi itu, ada lagi,
yaitu: Yang menjual akhirat (agama)nya demi kepentingan lain orang”. (Pernyataan
Umar Khathab )
Aku tidak pernah melakukan amal baik demi (untuk) lain orang, berdasarkan Firman
Allah:
Artinya:
346 Tanbih al-Ghafiln
"Orang yang beramal baik, maka pahala (keuntungannya) untuk dirinya sendiri, dan
yang berbuat keburukan resikonya ditanggung sendiri”. Dengan demikian jika aku
beramal baik kepada lain, berarti keuangannya untuk diriku sendiri, dan jika berbuat
buruk kepada orang lain, berarti aku telah merugikan diriku sendiri. (Demikianlah S.
Ali dalam pernyataannya)
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said — katanya: "Salah seorang
sahabat Muhajirin ingin menemui Nabi £ sendirian sebab akan menyampaikan hajat
pribadinya. saat itu beliau berada di Bath-ha tengah memimpin tentaranya, setiap
malam keliling dan kembalinya di waktu Subuh. Kebetulan malam itu beliau tertahan
sampai pagi, dan saat akan naik kendaraannya, beliau terkejut, kendali
kendaraannya di pegang oleh sahabat tadi, ia berkata: "Ya Rasulullah, aku punya
hajat yang harus kusampaikan kepadamu, jawabnya: "Lepaskan kendaraanku dan
hajatmu tercapai, namun sahabat tadi tidak memperdulikan, akhimya dipecutlah ia,
sebab beliau khawatir terlambat jamaah salat Subuh. sesudah selesai salat, beliau
bertanya kepada para sahabat: "Siapakah yang terkena cambukku tadi?
Beliau mengulangi seruannya agar yang terkena cambuknya itu segera menghadap.
Kemudian sahabat tadi menghadap beliau seraya berkata: "AUUDZU BILLAAHHI
TSUMMA BIRASUULIHII, Artinya: ” Aku berlindung kepada Allah dan Rasulullah-
Nya”. Sabda beliau: "Dekatlah kepadaku, lalu ia mendekat di depan beliau . sabdanya:
"Terimalah tambuk ini dan pukulkan kepadaku, sebagai balasanmu kepadaku, Orang
yang paling goblok (bodoh) ialah: Yang menjual akhirat demi kepentingan dunianya,
bahkan yang melebihi itu, ada lagi, yaitu: Yang menjual akhirat (agama)nya demi
kepentingan lain orang”. (Pernyataan Umaar Khathab )
Aka tidak pernah melakukan amal baik demi (untuk) lain orang, berdasarkan Firman
Allah:
Artinya:
“Orang yang beramal baik. maka pahala (keuntungannya) untuk dirinya sendiri, dan
yang berbuat keburukan resikonya ditanggung sendiri". Dengan demikian jika aku
beramud baik kepada lain, berarti keunungannya unuk diriku sendiri, dan jika berbuat
347 Tanbih al-Ghafiln
buruk kepada orang lain. berarti aku telah merugikan diriku sendiri. (Demikianlah S.
Ali dalam pernyataannya)
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said katanya: "Salah seorang
sahabat Muhajirin ingin menemui Nabi sendirian sebab akan menyampaikan hajat
pribadinya. saat itu beliau berada di Bath-ha tengah memimpin tentaranya, setiap
malam keliling dan kembalinya di waktu Subuh. Kebetulan malam itu beliau tertahan
sampai pagi, dan saat akan naik kendaraannya, beliau terkejut, kendali
kendaraannya di pegang oleh sahabat tadi, ia berkata: "Ya Rasulullah, aku punya
hajat yang harus kusampaikan kepadamu, jawabnya: "Lepaskan kendaraanku dan
hajatmu tercapai, namun sahabat tadi tidak memperdulikan, akhimya dipecutlah ia,
sebab beliau khawatir terlambat jamaah salat Subuh. sesudah selesai salat, beliau
bertanya kepada para sahabat: "Siapakah yang terkena cambukku tadi? Beliau
mengulangi seruannya agar yang terkena cambuknya itu segera menghadap.
Kemudian sahabat tadi menghadap beliau seraya berkata: "NUUDZU BILLAAHHI
TSUMMA BIRASUULIHII,
Artinya:
” Aku berlindung kepada Allah dan Rasulullah-Nya”. Sabda beliau: ”Dekatlah
kepadaku, lalu ia mendekat di depan beliau sabdanya: "Terimalah tambuk ini dan
pukulkan kepadaku, sebagai balasanmu kepadaku, Jawabnya: "AUUDZU BILLAAH
jangan sampai aku mencambuk NabiNya, Beliau mengulangi seruannya hingga
berulang-ulang, akhirnya bersabdalah beliau: "Kamu harus membalas aku atau
memaafkan, lalu ia buang pecut itu dari tangannya seraya berkata: "Aku telah
memaafkan ya Rasulullah. Kemudian beliau bersabda:
Artinya:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu. tiada seseorang menganiaya
orang mukmin, kecuali Allah membalasnya di hari Kiamat”.
"Berbuat dosa 70x secara langsung dengan Allah, yaitu lebih baik dan ringan,
daripada menghadap KepadaNya dengan membawa satu dosa yang berhubungan
dengan sesama manusia”. (Sufyan Tsaury)
348 Tanbih al-Ghafiln
Tidaklah pantas bagi orang yang punya hutang, makan dengan lauk pauk berminyak
(digoreng) atau yang lebih rendah dari itu, jika hutangnya belum dibayar”. (Ibrahim Ad-
ham)
Pernyataan Fudlail Iyadi:
"Membaca Alquran saru ayat lalu diamalkan sungsuh-sungsuh, bagiku lebih utama
daripada membaca 1000x khatam, dan membuat gembira hati orang mukmin serta
memenuhi keinginan mau hajamnya. bagiku lebih utama daripada beribadat seumur
kidup. Dan menyampingkan harta dunia bagiku lebih utama daripada beribadat
sebanyak ibadarnya masyarakat langit-bumi. Dan meninggalkan segantang haram.
bagiku lebih utama daripada 100x badal haji dengan uang hudal”.
Faktor penyebab lenyapnya iman seSeorang, kebanyakan dari perbuatan aniaya
terhadap sesamanya. Abu Qasim Hakim saat ditanya: "Dosa apakah yang dapat
melenyapkan iman seseorang? Jawabnya, ada 3 faktor, yairu:
1. Tidak pandai mensyukuri nikmat Islam.
2 Tiada rasa khawatir kehilangan iman (lenyap dari dadanya).
3. Zalim (menganiaya) terhadap sesama muslim.
Dari Humaid dari Anas Malik katanya Nabi 38 telah berpesan: “Sering-seringlah
mengingat maut agar engkau melupakan lainnya, dan bersyukurlah sebab nya
menjadi bertambah nikmatmu. Dan selalu berdoa, sebab kamu tidak tahu persis doa
manakah yang diterima bagimu. Dan aku mencegah kalian berbuat 3 perkara, yaitu:
1. Jangan mengingkari janji, dan jangan pula mempengaruhi atau membantu orang
lin berbuat demikian.
2. Jangan berbuat aniaya, sebab orang yang dianiaya, pasti dibela oleh Allah
3. Jangan menipu, sebab akibatnya
Manshur dari Mujahid dari Yazid Samurah, katanya: "Neraka Jahanam itu berlobang-
lobang seperti (tebing) yang dipantai laut, kinya ular-ular sebesar onta, dan
ketonggeng sebesar keledai, jika ada orang menjerit minta dispensasi (diringankan),
maka disuruh keluar lewat tepi, saat akan keluar disambut oleh ular dan ketonggeng
349 Tanbih al-Ghafiln
yang merobek muka dan bibir mereka akhirnya lari lagi ke tengah, rasanya seperti
kudis Yang sangpat gatal. lalu digaruk-garuk sehingga nglontoklah kulitnya dan
terlihatlah tulangnya. saat ditanya: "Kenapa kau?” Jawabnya: "Terkena penyakit
yang mengganggu”. Diberitahukan kepadanya bahwa: "Itulah balasanmu dahulu
mengganggu orang mukmin. Firman Allah:
Artinya:
"Kami lebihkan kepada mereka siksa di atas siksa, akibat perbuatan mereka merusak
(menggunggu)”.
Umar menyatakan: "Sudah dianggap tersesat, orang yang berbuat 3 perkara, yaitu:
1. Mencela perbuatan orang lain, padahal dirinya sendiri melakukan hal serupa.
2. Mengorek kelemahan atau kesalahan orang lain, namun kekurangan dirinya tidak
diperhatikan.
3. Mengganggu kawannya dengan perbuatan yang tiada manfaatnya (untuk dirinya).
Rasulullah bersabda:
Artinya:
”Dari buwah 'Arasy terdengar panggilan kelak di hari Kiamat: "Hai umat Muhammad,
segala dosamu yang secara lanpsung hubungan dengan Aku maka Aku telah
memaatk suanya, dan sisanya (berupa tuntutan) dari sesama kamu, hendaklah saling
memaafkannya. lalu masuklah ke surga dengan rahmarku". (Al Hadis)
350 Tanbih al-Ghafiln
BAB 48
Tentang Rahmat dan Kasih-sayang
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah katanya, Rasulullah
bersabda: "Ada orang bepergian, di tengah jalan terasa sangat dahaga, tidak lama
kemudian terlihat olehnya sebuah sumur, Jaluia turun mengambil air dan minum,
sesudah keluar dari sumur, terlihat pula anjing tengah menjilat-jilat tanah sebab haus,
lalu hatinya berkata: "Anjing ini merasa haus atau dahaga seperti yang kurasakan tadi,
lalu ia kembali turun ke dalam sumur dan memenuhi sepatunya dengan air, lalu
digigitnya hingga berhasil naik dengan membawa air untuk diberikan kepada anjing
tersebut, kemudian Allah memuji perbuatannya itu dan mengampuni dosanya”. (Al-
Hadis)
Tanya sahabat: "Ya Rasulullah, berpahalakah menolong hewan itu? Jawabnya:
"Menolong segala yang bernyawa (hidup) berpahala”.
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Hasan, Rasulullah bersabda: "Yang
bisa masuk surga hanya orang yang punya rasa belas kasih”. Sabdanya pula: "Bukan
kasih sayang buat pribadinya saja, namun merata pada umumnya manusia (berperi
kemanusiaan), dan tiada yang sanggup merahmati semua manusia, kecuali Allah .
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu 'Ubaidah dari Abdullah, katanya:
"saat kau saksikan saudaramu dijatuhi hukuman akibat dosanya, jangan kau kutuk
dan jangan membantu setan dalam membinasakan saudaramu itu, bahkan hendaklah
kamu priharin (berdoa): .
ALLAHUMMARHAMMHU ALLAAHUMMA TUB 'ALAIHI. Artinya:
"Ya Allah kasihanilah dia, dan terimalah taubatnya Serta ampulah dia”.
Kata Sya'by: "Kata Nu'man Basyir di dalam khutbahnya di atas mimbar, sesudah
bersyukur kepada Allah: "Aku mendengar Rasulullah , bersabda:
Artinya:
351 Tanbih al-Ghafiln
"Umat Islam hendaknya saling nasihat menasihati, dan saling mengasihi dan
menyayangi di antara mercka, bagaikan satu tubuh, jika sebasian terasa sakit, maka
semua anggota tubuh merasakannya, hingsa tidak dapat tidur, sampai sembuh
sakitnya'. (Al-Hadis)
Anas Malik berkata: "saat Umar jaga malam, ia bertemu dengan serombongan
orang yang baru datang, ia mengkhawatirkan rombongan itu habis kecurian, lalu ia
mendatangi Abdurrahman 'Auf. Ditanya: "Kenapa kedatanganmu di malam seperti ini
ya Amiral mukminin? Jawabnya: "Kulihat serombongan orang datang dan
dikhawatirkan jika mereka tidur akan kecurian, oleh sebab itu marilah kita jaga
mereka, lalu mereka berdua berjaga di dekat kemah rombongan itu sampai Subuh,
dan sesudah Subuh ia berseru: "ASHSIIALAAH, ASHSHALAAH berulang-ulang
sampai mereka bangun, kemudian mereka berdua meninggalkannya”.
Tambah Al-Faqih: "Seyogyanya kita mengambil suri tauladan dari para sahabat Nabi,
Firman Allah:
Artinya: "Kasih sayang di antara mereka”,
Dan mereka saling mengasihi, bukan terbatas pada sesama umat Islam, bahkan
sampai kepada kafir Dhimmy (kafir yang tidak bermusuhan secara nyata).
saat Umar melihat seorang kafir dhimmy tua tengah minta-minta, ja memanggilnya,
katanya: "Kami tidak berbuat adil kepadamu, sebab menarik bea cukai darimu,
sewaktu kau masih remaja, kemudian sesudah tua, kami membiarkan engkau
terlantar, lalu Umar memberi uang belanja kepadanya dari zakat (baitul mal).
S. Ali sewaktu melihat Umar naik kendaraan di Abthah, menyapanya: "Mau pergi ke
mana hai Amiral mukminin? Jawabnya: "Mencari onta yang lepas dari baitul mal (onta
sedekah orang). Sahut Ali "Sungguh kau telah merendahkan para khalifah yang
diangkat sesudahmu”. Jawabnya: "Ya Abal Hasan, Demi Allah yang mengutus
Muhammad seandainya ada onta itu di pinggir sungai Furat, pasti Umar akan dituntut
di hari Kiamat, sebab tiada berharga seorang pemimpin acuh terhadap kepentingan
umat Islam dan orang fasik yang mengganggu ketentraman umat Islam.
352 Tanbih al-Ghafiln
Dari Hasan, Rasulullah bersabda: "Para wali Abdal umatku, masuk surga bukan
sebab banyaknya salat dan puasa, namun sebab Allah kasihan mereka sebab
kebersihan dada mereka (dari iri dan dengki) dan kelunakan hati serta kasih-sayang
terhadap sesama muslim (semua umat Islam). (Al-Hadis)
Abu Wahab Muhammad Fa'anlany meriwayatkan dengan sanadnya dari Humaid, dari
Anas Malik, Nabi bersabda: "Ada 4 hak kewajiban umat Islam, yaitu:
1. Membantu orang yang beramal kebaikan (Ta'awanu 'alal birri wattagwa).
2. Memohonkan ampun orang yang berdosa (istighfar untuk mereka).
3. Mendorong mereka yang terbelakang (dengan doa).
4. Mencintai mereka yang bertaubat”.
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Ayyub, katanya: ” Aku mendengar
Rasulullah bersabda: "Ada 6 hak kewajiban seorang muslim terhadap sesamanya.
Barang siapa meninggalkan satu berarti meninggalkan satu hak kewajibannya, yaitu:
1. saat diundang harus memenuhi undangannya.
2. saat sakit harus menengoknya.
3. saat meninggal dunia harus mengantar jenazahnya.
4. saat berpapasan (berjumpa) menyampaikan salam (ucap salam).
5. saat minta saran atau nasihat, maka berilah menurut kemampuan yang ada.
6. saat bersin, doakanlah (dengan ucapan YARHAMUKALLAH) semoga anda
dikasihi Allah.
Rasulullah bersabda: "Setiap Nabi pasti pernah menggembala kambing, tanya
sahabat: Ya Rasulullah, engkau juga? Jawabnya: "Ya, aku juga pernah
menggembalanya”. (Al-Hadis)
Tambah Al-Faqih: "Hikmah yang terkandung di dalamnya (menggembala kambing),
yaitu: "Untuk menguji sampai sejauh mana kesabaran dan kesayangan serta keuletan
mereka, demi membekali mereka dalam menghadapi umat manusia, sehingga
mereka tidak mudah terkejut saat diganggu dan disakiti mereka.
353 Tanbih al-Ghafiln
Nabi Musa berkata: "Ya Tuhan, kenapa aku diangkat sebagai pilihanMu? JawabNya:
"sebab kasih sayangmu terhadap makhlukKu, yaitu sewaktu kau menggembala
domba (punya) Syw'aib, ada seekor domba lari, lalu kau mengejamya sampai payah,
sesudah kena ia kau dekap, seraya berkata: "Hai miskin kau telah memayahkan aku,
dan kau sendiri”. Maka dengan itulah Aku memilih dan mengangkatmu sebagai Nabi-
Rasulullah”.
Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda:
Artinya:
"Orang yang menyimpan rahasia sesama muslimnya, Alah menyimpan pula
rahasianya di dunia dan di akhirat orang yang melepaskan kesulitan saudaranya di
dunia, telah pasti melepaskan kesulitunnya di akhirat, pasti Allah tetap menolong
seorang hamba. seluma itu menolong saudaranya (umat Islam)”. (A-Hadis)
Qatadah dari Anas, dari Nabi sabdanya:
Artinya:
"Demi Zat yang jiwa Muhammad di tangan (kekuasaan)Nva, seseorang belum
dianggap sempuma imannya, hingga menyukai bagi saudara muslimnya seperti apa
yang ia sukai bagi dirinya sendiri berupa kebuikun”. (A-Hadis)
Sya'by dari Umar, katanya: "Allah tidak menyayangi orang yang tiada rasa belas
kasihan, dan tidak pula memberi ampunan kepada orang yang tidak mau memaafkan,
serta tidak menerima taubatnya orang yang tidak menerima taubat saudaranya”.
Orang yang pemurah (senang mengasihi), pasti dikasihani Allah Yang Pengasih, oleh
sebab itu kasihanilah masyarakat dunia, pasti kau dikasihi oleh yang di langit”. (Kata
seorang sahabat).
Rasulullah bersabda:
Artinya:
354 Tanbih al-Ghafiln
"Orang yang tidak punya rasu belas kasihan terhadap sesamunya, pasti lah tidak
kasih pula kepadanya.” (Al-Hadis)
Kata Qatadah: tercantum di dalam Injil: "Hai anak Adam, jika engkau menyayangi
(sesamanya, pasti engkaupun) disayangi pula, maka bagaimana kamu disayangi oleh
Allah, jika kamu tidak sayang kepada hambaNya?
Sudah menjadi kebiasaan (tradisi baik) bagi Abu Darda, mendekati anak-anak, untuk
membeli burung mereka, lalu dilepaskan seraya berkata "Terbanglah, dan bebaslah
kamu mencari penghidupan sendiri”.
Syaqiq Zahid menyatakan: "saat kamu ingat atau bertemu dengan orang yang
berbuat jahat, kemudian kamu tidak ada rasa belas kasihan kepadanya, maka berarti
kamu jahat melebihi dia. Dan jika kamu ingat atau bertemu dengan orang yang
beramal baik, kamu tidak punya rasa nikmat berbakti (ibadat) dalam hatimu, berarti
kamu yaitu orang jahat.
Dari Malik Anas, Nabi bersabda: "Jangan memperbanyak bicara, selain berzikir
kepada Allah, agar hatimu tidak membeku, sebab akibatnya jauh dari Allah, namun
kamu tidak merasa (tidak tahu). Dan jangan mengorek kesalahan lain, seakan engkau
Tuhannya, pandanglah dengan penuh kesadaran bahwa engkau hamba. Keadaan
manusia hanya ada dua, sakit dan sehat maka kasihanilah yang sakit, dan
bersyukurlah kepada Allah atas kesehatan”.
Kata Abu Abdillah Syammy: "Aku pergi ke rumah Thawus lalu keluarlah orang tua,
katanya: "Akulah Thawus, Jawabanku: ”Jika kav Thawus pasti sudah pikun.
Jawabnya: "Seorang 'Alim tidak mungkin pikun, sekarang bertanyalah segera,
Jawabku: "Jika kau mengingat aku, pasti akupun mengingatmu, lalu katanya: "Jika
kau mau, aku dapat menyingkat semua isi Taurat, Injil dan Alquran (bagimu) dalam 3
kalimat, Aku menjawab: "Cobalah aku ingin mengetahuinya. Katanya:
"1. Takudah kepada Allah, hingga tiada yang kau takuti, kecuali Allah.
2. Berharaplah kepadaNya, melebihi rasa takutmu kepadaNya,
3. Cintalah kepada sesamamu, seperti engkau mencintai dirimu sendiri.
355 Tanbih al-Ghafiln
Kata Amr Yasir: "Orang yang dapat menghimpun 3 perkara, berarti sempurnalah iman
yang ia himpun yaitu:
1. Beramal (bersedekah) saat keadaannya serba berkurang (tidak cukup
keperluannya).
2. Menyadari (menginsafi) diri sendiri.
3. Menyebar luaskan salam kepada semua orang.
Umar Abdul Aziz dalam pernyataannya: "Amal yang paling disenangi aleh Allah tiga,
yaitu:
1. Memaafkan sewaktu ia sanggup atau berkesempatan membalas (dendam
kepadanya).
2. Berlaku adil sewaktu emosi (marah).
3. Menaruh belas kasihan terhadap sesama hamba Allah. sebab hal itu menjadikan
Allah sayang kepadanya.
Hisyam dari Hasan, katanya: "Allah memberi wahyu kepada Adam: "Hai Adam, ada
empat perkara yang dapat menarik atau mengumpulkan kebaikan untukmu dan anak
cucumu, yaitu:
1. Satu untukKu, yaitu kamu wajib menyembah Aku dan haram menyekutukan Aku
dengan siapapun”.
2. Satu untukmu, yaitu amal perbuatanmu, Aku akan membalas saat kamu sangat
membutuhkannya.
3. Satu antaramu dan Aku, yaitu dari kamu berupa doa, sedang dariKu menerima
(mengabulkannya).
4. Satu antara kamu dengan sesamamu (manusia dengan manusia), yaitu bergaul
dengan mereka seperti layaknya engkau senang diajak bergaul.
WALLAAHU ALAM
356 Tanbih al-Ghafiln
357 Tanbih al-Ghafiln
BAB 49
Tentang Khauf (Takut) Kepada Allah
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Sa'id Musayyab, bahwa: "Umar, Ubay
Ka'ab dan Abu Hurairah semuanya masuk kepada Nabi seraya bertanya: "Ya
Rasulullah siapakah orang yang paling pintar? Jawabnya: "yang berpikir”. Lalu
siapakah yang paling (tekun) beribadat? Jawabnya: "Yang berpikir”. Lalu, yang paling
utama: Jawabnya: "Yang selalu berpikir”. Lalu kata mereka: "Ya Rasulullah, bukankah
orang berpikir itu, sempurna akhlaknya, fasih tutur katanva, tangannya pemurah, dan
tinggi kedudukannya? Jawabnya: "Semua itu, faktor penyebab (perlengkapan)
kepuasan hidup di dunia, sedang akhirat yang di sisi Tuhan itu, hanya bagi orang yang
bertakwa, orang yang berpikir (sempurna akalnya) yaitu yang bertakwa, sekalipun
kelihatannya rendah hidupnya di dunia. (takwa ialah: berbakti kepada Allah dan
menjauhi segala laranganNya).
Menurut Malik Dinar: "Seseorang yang merasakan bukti takut dan berharap kepada
Allah, berarti ia benar-benar berpedoman perkara yang kokoh. Sedangkan bukti takut,
yaitu: ”Menjauhi maksiat (larangan) Allah. Dan bukti berharap, yaitu: "Menjalankan
perintahNva”.
Adapun menurut Ulama lainnya: "Bukti berharap, vairu melakukan segala amal yang
diridai Allah secara ikhlas sebab Nya. Dan bukti takut, yaitu: ”Menjauhi segala
laranganNya”.
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Sya'by Ibnu Abbas. katanya kepada
Umar - sewaktu ia ditikam Lu'luah Majusv: "Ha Amiral mukminin, engkau telah Islam
sewaktu kebanyakan manusia masih kafir, dan engkau telah berperang bersama Nabi
sewakru (beliau) diejek orang. Bahkan saat beliau wafat sangat rida kepadamu, dan
tiada umat Islam yang menentangmu, sekarang anda menjadi syahid. Kemudian ia
menjawab: "Bahwasanya orang yang tertipu ialah orang yang engkau sanjung-
sanjung, demi Allah, seandainya aku mempunyai harta seisi dunia ini, pasti akan
dipergunakan demi tertebusnya diri dari hari Kiamat”.
358 Tanbih al-Ghafiln
Rasulullah bersabda: "Orang beriman itu berada di antara dua ketakutan, yaitu:
"Antara ajal terdahulu, tidak tahu persis apa tindakan Allah baginya. Dan ajal
mendatang, juga tidak tahu persis bagaimana keputusan Allah terhadapnya, oleh
sebab itu seseorang wajib berbekal amal demi keselamatan dirinya, dan dari dunia
untuk akhirat, dari hidup untuk matinya. Maka demi Allah yang jiwa Muhammad di
bawah kekuasaanNya: "Sesudah mati, tiada kesempatan istighfar dari dosa, dan tiada
tempat di sana, kecuali "surga dan neraka”. (HR. Hasan Bashry dari Jabir )
Beliau bersabda: "Firman Allah:
Artinya:
”Demi Keagungan dan KemenanganKu, tiada berkumpul dua rasa takut, atau rusa
tentram bagi hambaKu. Orang yang di dunia takut KepadaKu, pasti Kuberikan rasa
aman baginya di akhirat, dan orang yang hidupnya di dunia merasa aman dariku, pusti
di akhirat diancam rasa takut (sungguh-sungguh tukut)”.
'Ady Arthat, menawarkan kepada para jamaahnya: "Maukah kalian, aku sampaikan
hadis yang kuterima langsung dari Rasulullah , lalu jamaah menjawab: ”Ya”.
Kemudian katanya: "Rasulullah bersabda: "Di langit ke-7 para malaikat bersujud terus
sejak di ciptakan hingga hari Kiamat, persendian mereka terus gemetar, sebab
takutnya kepada Allah, jika hari Kiamat tiba mereka mengangkat kepala seraya
membaca: "SUBHAANAKA MAA 'ABADNAAKA HAQQA 'IBAADATIKA".,
Artinya: "Maha suci Engkau ya Tuhan, sebenarnya kami belum menyembah
kepadaMu (dengan artian yang sesungguhnya). (Riwayat Amrbin Manshur)
Setiap akan tidur Abu Maisarah berkata: "Seandainya ibuku dulu tidak melahirkan aku,
lalu dijawab oleh istrinya: "Hai Abu Maisarah, Allah telah memberi karunia kepadamu
dan petunjuk Islam. Sahutnya: "Benar, namun Dia menjelaskan bahwa: "Kami harus
melewati neraka, dan seterusnya tiada penjelasan bahwa: ” Kami akan keluar
darinya”.
359 Tanbih al-Ghafiln
Yang saya irikan bukan para malaikat terdekat (dengan Tuhan) atau para Nabi-
Rasulullah, sebab mereka juga akan dituntut di hari Kiamat, namun aku iri terhadap
para bayi yang belum lahir, (Fudlail Iyadl).
Kesusahan faktor penyebab nafsu makan berkurang, rasa takut faktor penyebab
enggan bermaksiat, dan pengharapan yaitu motifasi beribadat, ingat mati yaitu
faktor penyebab enggan mencampuri urusan orang”. (Ahli hikmah)
Rasulullah bersabda: "saat seorang mukmin hatinya terasa bergetar, sebab takut
kepada Allah, maka berguguranlah dosanya seperi rontoknya daun kering dari tangkai
(pohon)nya”. (Al-Hadis)
saat beliau ditanya tentang keluarga, jawabnya: ” Keluargaku ialah setiap mukmin
yang bertakwa sampai hari Kiamat, sedangkan waliwaliku ialah para muttagin, dan
setiapnya tidak ada kelebihan, kecuali takwa kepada Allah”. (Al-Hadis)
Rasulullah bersabda:” Ada 3 faktor penyebab selamat dan 3 lainnya penyebab
binasa, yaitu:
a. Tiga faktor penyebab selamat:
1. Berlaku adil dalam lega hati atau marah, yakni tidak mudah dijebak oleh hawa
nafsu.
2. Berlaku sederhana, baik sewaktu kaya atau miskin.
3. Tetap bertakwa kepada Allah, baik sewaktu sendirian atau bersama masyarakat
umum.
b. Tiga faktor penyebab binasa:
1. Rakus dan kikir terhadap yang ditaati.
2. Mudah dijebak oleh hawa nafsu (menurutinya).
3. Membanggakan diri (atas amal atau lainnya). (HR. Rabbi' dari Hasan).
Rabbi' Khaitsam setiap malam bangun dan menangis, sebab takut kepada Allah, lalu
ibunya bertanya: "Kenapa hai anakku apakah kau pernah membunuh? Jawabnya:
360 Tanbih al-Ghafiln
"Ya”. Lalu siapa orang nya? Mungkin . ibumu bisa berusaha memohonkan maaf
kepada keluarganya? Jawabnya: "Terimakasih ibu, sesungguhnya yang aku bunuh
itu yaitu "nafsuku sendiri”.
Al-Faqih dalam pernyataannya: "Ada 7 perkara yang dapat membuktikan adanya
takwallah yaitu:
1. Lisan tidak pernah berdusta, ghibah dan bicara kosong (tidak bermanfaat), ia
digunakan hanya untuk zikrullah, tilawatul Alquran dan belajar agama (ilmu).
2. Perut tidak pernah makan, kecuali yang halal dan hanya secukupnya (tidak
berlebihan).
3. Mata tidak melihat, kecuali yang dihalalkan, dan pandangannya atas dunia, bahkan
menjadi peringatan bagi dirinya.
4. Tangan tidak pernah bergerak, kecuali untuk taat kepada Allah semata.
5. Kaki terpelihara dari perbuatan maksiat.
6. Hati penuh rasa kasih sayang terhadap sesama muslim, tidak kenal Iri, dengki
ataupun hasud.
7. Ibadah atau taatnya dilandasi dengan penuh keikhlasan, jauh dari riya dan nifak.
Dengan demikian matusia yang bertakwa dengan bukti-bukti tersebut, termasuk
manusia yang dijamin dengan ayat: ?
Artinya: . ”Negeri akhirat bagi Tuhanmu, hanya disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa”. (Zukhruf 35)
Dan ayat:
Artinya: "Orang-orang yang bertakwa, pasti selamat dan bahagia”. (Naba' 31)
361 Tanbih al-Ghafiln
Dan ayat:
Artinya: "Orang-orang bertakwa selalu pada posisi sangat . menguntungkan (terjamin
keamanannya)”. (Dukhan 51)
Dan ayat:
Artinya: "Setiap orang masuk neraka, ini yaitu ketetapan yang past dari Tuhanmu.
Kemudian hanya orang yang bertakwalah yang akan Kami selamatkan, sedang orang
salim dibiarkan tetap berlutut di dalam neraka”. (Maryam 71-72)
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Awam, dari Ka'bul akhbar,
katanya: "Tafsir tentang ayat 71 S. Maryam yaitu: "Masuk neraka Jahanam,
maksudnya didatangkan lemak yang sangat basin baunya, dan saat manusia
meletakkan kaki lalu diseru: "Peganglah bagianmu dan biarkanlah bagianku,
kemudian bagiannya yang sudah dikenal itu ditelan, maka selamatlah orang-orang
mukmin, dan pakaiannya basah. Petugas (penjaga) Neraka memegang tongkat besi
bercabang dua, yang berkekuatan sekali dorong 700.000 manusia terjerumus ke
neraka”.
Hasan dari Imran Husin. Ayat (di bawah) ini diturunkan saat beliau berada di tengah
perjalanan bersama kami. ayatnya yaitu:
Artinya:
”Hai sekalian manusia bertakwalah kepada Allah, bahwasannya kegoncangan hari
Kiamat itu yaitu suatu kejadian dahsyat”. (Al-Hajj 1)
Lalu beliau bersabda: "Tahukah kamu apakah itu? Jawab mereka: Allah dan
RasulullahNya lebih mengetahui. Sabdanya: Di hari Allah berfirman kepada Adam:
"Bangun dan siapkan bagian neraka dan surga. Tanya Adam: ”Ya Tuhan, berapa
bagian masing-masing? JawabNya: "Setiap 1000 orang, 999 bagian neraka dan satu
surga”. Para sahabat menangis mendengarnya. Lalu beliau 8 bersabda: "Harapanku
semoga kalian sepertiga penghuni surga” kemudian mereka bertakbir. Dan beliau
362 Tanbih al-Ghafiln
bersabda: "Sebelum seorang Nabi diutus pasti ada orang jahiliyahnya, mereka itulah
yang akan memenuhinya, ditambah dengan orang-orang munafik. Sedangkan kalian
di tengah umat manusia, tidak bedanya
Seperti tai lalat di pinggang onta. Sungguh aku mengharap kalian dua pertiga dari
penghuni surga, lalu mereka bertakbir lagi atas kabar gembira tu. Sabdanya pula:
"Bahwasanya yang hidup bersama kalian ini ada dua makhluk, keduanya jika
berkumpul dengan siapa saja, pasti melebihi juAllah banyaknya Ya'juj-Majuj dan
orang-orang kafir dari jin dan manusia”.
Abul-Hasan Bashry dalam nasihatnya: "Kalian jangan tegiur dengan keterangan,
bahwa: "Seseorang pasti bersama-sama dengan orang yang dicinta (kelak)”. sebab
derajat orang abrar (yang taat) tidak mungkin dicapai, kecuali dengan mengikuti
amaliah mereka. Dan orang-orang Yahudi, Kristen dan semua ahli bid'ah semua
mencintai para NabiRasulullah, namun tidaklah mungkin berkumpul dengan mereka
(para Nabi-Rasulullah).
Rasulullah bersabda: "Orang yang tiada peningkatannya dari hari kemarin dengan
sekarang, berarti rugi, dan yang menurun (kebaikannya) berarti terkutuk, dan orang
yang tiada peningkatan berarti berkurang (menurun grafiknya), jika demikian
keadaannya maka lebih baik mati baginya”. (Al-Hadis)
Al-Faqih dari ayahnya: Kata Handhalah: "Nasihat Nabi saat itu, sangat diresap
dalam hati, dan sanggup mencucurkan air mata, serta menyadarkan diri kami, namun
sesudah itu kami disibukkan dengan urusan harta dunia, hingga kami melupakannya.
Tiba-tiba kami ingat kembali dan sadar, lalu aku berseru "Han-dhalah munafik”. Sahut
Abu Bakar: "Tidak, kamu tidak menafik Handhalah”. Selanjutnya kami menghadap
Nabi seraya berkata: "Handhalah munafik” Jawab beliau : "Tidak, kamu tidak munafik”
Sahut kami: "Ya Rasulullah, Nasihatmu tadi sangat diresap di hati, sanggup
mencucurkan air mata serta menyadarkan diri kami, namun sesudah itu kami
disibukkan dengan urusan harta sehingga kami melupakannya. Lalu sabda beliau: "Ya
Handhalah, seandainya keadaanmu tetap seperti semula, para malaikat pasti
menjabat tanganmu di jalan-jalan dan mengunjungimu ke rumah di tempat tidurmu,
363 Tanbih al-Ghafiln
namun sifat manusia (tabiatnya) memang demikian, terkadang ingat dan terkadang
lupa”. (Al-Hadis).
'Aisyah ra: "Aku bertanya tentang ayat (di bawah) ini kepada Nabi . Apakah mereka
yang berbuat dosa, lalu takut? Jawabnya: "Tidak, setapi mereka yang berbuat baik
atau taat dan takut tidak diterima dari mereka”.
Ini ayatnya:
Artinya:
"Dan mereka yang telah melakukan apa yang dilakukan sedang haci mereka tetap
merasa takut”. (Al-Mukminun 60)
Orang yang melakukan kebaikan saja berperasaan khawatir 4 perkara, lalu
bagaimana perasaan takut bagi yang bermaksiat? Sedang 4 perkara yang
dikhawatirkan yaitu:
1. Khawatir ditolak, sebab Allah hanya menerima (amal) orang yang bertakwa.
2. Khawatir riya. Firmannya:
Artinya:
”Mereka yang diperintah agar menyembah Allah secara ikhlas, bagiNya agama
sesempurnanya”.
3. Khawatir dalam memelihara keselamatannya, FirmanNya:
Artinya:
"Orang yang datang dengan amal kebaikan lalu pahalanya dilipar gandakan 10x
kebaikan, dengan syarat amal kebaikan itu dibawa ke akhirat”.
4. Khawatir kerendahan dalam berbakti, sebab tidak tahu persis Apakah tetap dalam
taufikNya atau tidak. FirmanNya:
Artinya:
“Dan tiada taufikKu, kecuali dengan pertolongan Allah, kepadanya aku berserah dan
kembali”.
364 Tanbih al-Ghafiln
365 Tanbih al-Ghafiln
BAB 50
Tentang Keutamaan Zikrullah
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Darda', Rasulullah bersabda:
"Ingatlah, aku akan memberitahu kepadamu, amal yang paling baik dan mulia di sisi
Tuhanmu, yang dapat mengangkat derajat tertinggi, dan bagimu lebih baik daripada
bersedekah mas-perak, dan lebih baik daripada mati syahid membela agama Allah,
yaitu Zikrullah (mengingat Allah)”. (Al-Hadis).
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Ja'far, Rasulullah bersabda: "Ada
3 amalan yang paling berat timbangannya, yaitu:
1. Menginsafi diri sendiri
2. Membantu saudaranya dengan harta.
3. Zikrullah.
Pernyataan Mu'adz Jabal: "Tiada amalan yang dapat membebaskan manusia dari
siksa Allah, seperti zikrullah (ia sebagai penebus dosa)”. saat ditanya: sekalipun
perang sabil? Jawabnya: "Ya, perang sabil, tidak dapat membandinginya, Firman
Allah:
Artinya:
”Zikrullah itulah Yang Besar (yakni) orang yang mengingat Allah pasri diingat
olehNya






.jpeg)
