Tampilkan postingan dengan label Teori muslim 8. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teori muslim 8. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Oktober 2025

Teori muslim 8

 



Jawabnya: "Ya Anas, dengan datangnya kebenaran, hancurlah kebatilan pasti yang 

batil akan hancur binasa, maka berbakti kepada kedua orang tua yaitu  lebih 

kusenangi daripada beribadat 2.000.000 (dua juta) tahun”.  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Kabsyah AnMary, katanya, 

"Rasulullah mentamsilkan dunia dengan 4 orang, yaitu:  

 

1. Orang yang diberi ilmu dan harta kekayaan, lalu dimanfaatkannya pada hal-hal 

yang diridai Allah.  

 

2. Orang yang diberi ilmu tanpa harta kekayaan, lalu berkata: "Seandainya Allah 

memberi harta padaku pasti aku dapat melakukan sebagaimana Fulan, maka 

keduanya berpahala sama.  

 

317 Tanbih al-Ghafiln 

 

3. Orang yang diberi harta kekayaan tanpa ilmu, lalu hartanya dikeluarkan bukan pada 

hal-hal yang diridai Allah, (inilah yang binasa).  

 

4. Orang yang tidak berilmu dan tidak pula berharta, lalu ia berkata: "Seandainya aku 

orang kaya, pasti aku lakukan seperti Fulan (yang berharta itu), maka keduanya sama 

dosa dan hukumannya”.  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas Malik  katanya Rasulullah  

bersabda: "Bahwasannya disurga terdapat bilik-bilik yang dalamnya terlihat dari luar, 

dan sebaliknya, lalu para sahabat bertanya: Ya Rasulullah, kira-kira siapa yang berhak 

menjadi penghuninya? Jawabnya: ”Yaitu mereka yang senang bersedekah (memberi 

makanan) dan yang baik kata-katanya serta selalu berpuasa, menyebarkan salam, 

melakukan salat di malam hari (saat  kebanyakan manusia tidur nyenyak). Sahaba' 

bertanya: "Ya Rasulullah, patutlah bagi mereka menjadi penghuninya namun  siapa 

yang bisa melakukannya? Jawabnya: Yaitu yang membacsa 

 

"SHUBHAANALLAH WAL HAMDU LILLAAHHI WALAAILAA HHA ILLALLAAHHU 

WALAAHHU AKBAR”, maka ia telah baik kata-katanya, dan yang memberi makan 

keluarganya berarti tela memberi makan, dan yang puasa Ramadan berarti selalu 

berpuasa, dan yang bertemu sesama muslim lalu memberi salam, berarti 

menyebarkan salam, yang salat Isyak dan Subuh berjamaah berarti salat malam, di 

tengah orang-orang Yahudy, Nasrani dan Majusi) nyenyak tidur”. (Al-Hadis).  

 

WALLAAHU ALAM  

 

  

 

318 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 42 

Tentang Membimbing Hamba Sahaya  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Dzar . saat  memukul sahayanya, 

lalu dipanggil oleh Nabi  sabdanya: "Janganlah kau pukul wajah-wajah (sahaya) yang 

salat, berilah mereka makan sebagaimana yang kau makan, dan pakaian seperti yang 

kau pakai, jika memberatkan maka juallah mereka.  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Amir Syu'by, katanya: "Seorang 

sahabat minta air kepada tetangganya, lalu dipanggillah sahayanya, sebab  sahaya 

(wanita) itu lambat, maka tetangga itu memakinya: "Pelacur kau”. Kemudian sahabat 

itu memperingatkan, bahwa: "Kau akan dihukum dera kelak di hari Kiamat, jika tidak 

sanggup menghadapkan 4 orang saksi yang membenarkan dakwaanmu itu. Lalu 

sahaya itu dibebaskan sesaat  itu, kata sahabat: "Mudah-mudahan pembebasannya 

bisa menebus tuduhan (dosa)mu itu”.  

 

Dari Abu Dzar  Nabi  bersabda: "Saudaramu yang sahayamu itu, Allah menjadikan 

mereka taat kepadamu, sebab  itu orang yang saudaranya di bawah perintahnya, 

maka harus diberi makan seperu yang ia makan, dan pakaian seperti yang ia pakai, 

dan jangan dipaksa melakukan pekerjaan yang di luar kemampuan mereka, dan jika 

ia melakukan perintah (pekerjaan)mu yang berat, maka bantulah mereka".  

 

Dari Abu Bakar Shiddiq  Nabi  bersabda: "Tidak bisa masuk surga orang yang jelek 

akhlaknya, muliakanlah mereka seperti engkau memuliakan anak-anakmu, berilah 

mereka makan dari makanan yang kau makan, lalu aku bertanya: "Ya Rasulullah, dari 

dunya (harta) ini mana yang bermanfaat bagi kami? Jawabnya: "Kuda yang kau 

siapkan untuk perang Sabil, dan sahaya yang meringankan pekerjaanmu, tapi 

anggaplah saudara saat  melakukan salat”.  

 

Ada orang bertanya: "Ya Rasulullah, berapa kali kami harus memaafkan sahaya? 

Jawabnya: "Setiap hari 70x” (Al-Hadis).  

 

Dari Qatadah  katanya, ”Pesan terakhir dari Nabi : 

 

 

319 Tanbih al-Ghafiln 

Artinya:  

“Peliharalah salat dan sahayanya? yakni tidak boleh berlaku sekehenduk hati 

(sesenang-senang) kepadanya”.  

 

Dari Abu Hurairah Nabi   bersabda: "Seorang wanita masuk neraka, akibat mengikat 

kucing di rumahnya, tidak memberinya makan, minum dan tidak pula 

membebaskannya, agar ia mencari makanan di tempat sampah di atas bumi, hingga 

mati”. (Al-Hadis)  

 

Kata Hasan Bashry, Nabi  saat  berjalan melihat seekor unta diikat, lalu sesudah 

selesai memenuhi keperluannya dan kembali lewat jalan itu, onta itu masih diikat, 

kemudian beliau  bertanya kepada pemiliknya: "Dari tadi kau biarkan ontamu diikat 

tanpa diberi makan? Jawabnya: "Tidak diberi makan, Lalu sabda beliau: "Hati-hatilah 

kamu, kelak ia akan menuntut engkau di hadapan Allah  di hari Kiamat”.  

 

Isi khutbah Nabi  yaitu  sebagai berikut:  

 

Artinya:  

"Hai sekalian umat manusia, bertakwulah kepada Allah ketiku menggunakan sahaya, 

berilah mereka makan seperti yang kau makan, dan pakaian seperti yang kau pakai, 

janganlah kau puksa melakukan pekerjaan yang di luar kemampuannya, sebab  

mereka berdaging dan berdarah seperti kamu, berhati-hatilah, Barang siapa 

menganiaya mereka maka akulah musuhnya kelak di hari Kiamat, dan Allah 

hakimnya”. (Hadis dari Abu Khair dari S. Ali Thalib )  

 

Nabi  bersabda:  

 

Artinya:  

 

"Ada 3 macam orang yung pahalanya dilipat sandakan, yaitu:  

1. Orang yang punya sahaya wanita, dan dididiknya dengan baik. lalu dibebuskan dan 

dikawininya.  

 

 

320 Tanbih al-Ghafiln 

2. Seorang ahli kitab yang beriman kepada Nabinya, kemudian itu mengalami masa 

Nabi Muhammad , lalu ia pun beriman kepada Beliau.  

 

3. Seorang sahaya yang melakukan kewajibannya terhadap Allah dan tuan atau 

majikannya. (Hadis dari Abu Buradah dar Abu Musa )  

 

Seorang sahaya harus mendahulukan kepentingan majikannya, dar pada salat 

berjamaah”. (Hasan Bashry)  

 

Hal itu lebih baik didahulukan, saat  waktu salat lapang dan cukup dan tidak 

mengkhawatirkan waktunya habis, namun  jika tidak demikian maka ia harus 

mendahulukan salat daripada kepentingan majikan (Demikian Al-Faqih) berdasarkan 

hadis Nabi sebagai berikut:  

 

Artinya:  

 

"Tidak wajib (tidak perlu) taat kepada makhluk dalam melanggar larangan Allah (Al-

Khaliq)”. (Al-Hadis)  

 

Dan bagi majikan hendaklah menyayangi sahayanya, sehingga tidak sampai terjadi 

menyuruh suatu pekerjaan yang di luar kemampuannya, sebagaimana Allah tidak 

memaksa hambaNya untuk melakukan hal-hal yang di luar batas kemampuannya. 

Juga harus memperlakukan dengan baik, sebab  hal itu yaitu  bagian dari akhlakul 

karimah yang wajib dimiliki orang mukmin. Nabi bersabda:  

 

Artinya:  

"Tidak bisa masuk surga, orang yang jelek perangainya, muliakanlah mereka seperti 

engkau memuliakan anak-anakmu, dan berilah mereka makan dari makanan yang 

kau makan (jangan membedakannya)”. (Al-Hadis)  

 

Abdullah Umar  saat  melihat sepotong roti terbuang, lalu ia menyuruh sahayanya 

untuk mengambil dan membersihkannya. Kemudia saat  masuk waktu Magrib, ia 

akan berbuka puasa bertanya: "Mana Sepotong roti itu? Jawabnya: "Sudah dimakan”. 

Lalu ia dimerdekakan berdasarkan hadis Nabi  sebagai berikut:  

 

321 Tanbih al-Ghafiln 

 

Artinya:  

”Orang yang menemukan roti, lalu mengambil dan memakannya, maka belum sampai 

ke dalam perutnya, kecuali Allah telah mengampuninya”. Sahut Abdullah Umar : ”Aku 

tidah berani menjadikan (seseorang) yang sudah diampuni dosanyo oleh Allah, 

dijadikan sahaya”.  

 

 

 

 

  

 

322 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 43  

Tentang Menyayangi Anak Yatim  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah Abu Aufa, katanya:” 

Rasulullah  bersabda:  

 

Artinya:  

"Orang yang mengusap kepala anak yatim disertai kasih sayang kepadanya, pasti 

Allah membalas setiap rambut yang diusap dengan satu kebaikan dan mengampuni 

dosanya serta mengangkat derajatnya”. (Al-Hadis)  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas , katanya, Rasulullah  

bersabda: "Orang yang memelihara anak yatim (dari umat Islam) menjamin makan 

dan minumnya sampai ia dewasa (cukup sendiri), pasti Allah mewajibkan surga 

baginya, kecuali jika ia berbuat dosa-dosa (besar) yang tidak dapat diampuni oleh 

Allah. Dan orang yang kehilangan buah hati (kesayangan)nya, lalu sabar mengharap 

pahala dari Allah, pasti surga wajib baginya, kecuali berbuat dosa (besar) yang tidak 

bisa diampuni. Dan saat  ditanya: "Apakah kesayangan itu?” Jawabnya: ”Matanya”.   

 

Dan orang yang punya 3 orang putri, ia memelihara dan mendidiknya hingga mati atau 

kawin, maka Allah mewajibkan surga baginya, kecuali Jika berbuat dosa yang tidak 

bisa diampunkan oleh Allah. Lalu seorang Badwy bertanya: "Ya Rasulullah, 

bagaimana jika hanya 2 orang putri? Jawab beliau :” Dua putri juga (berarti sama). 

Kata Ibnu Abbas: "Hadis ini termasuk hadis yang ganjil”.  

 

Seseorang mengeluh di hadapan Nabi  akibat hatinya keras, lalu beliau  bersabda: 

"Usaplah kepala anak yatim dan makan, pasti berubah menjadi lunak hatimu”. (HR. 

Abu Darda).  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Muhammad Fadli, saat  Ibnu Umar 

ditanya tentang dosa besar, ia menjawab: "Dosa besar itu ada 9 (sembilan) yaitu:  

 

1. Menyekutukan Allah (syirik).  

2. Sengaja membunuh orang mukmin (muslim).  

 

323 Tanbih al-Ghafiln 

3. Melarikan diri dari jihad (perang) Sabil.  

4. Menuduh wanita yang baik dengan berbuat zina.  

5. Merampas (makan) harta anak yatim.  

6. Mengenyangkan perut dengan harta riba.  

7. Berani (durhaka) kepada ayah-bunda (kedua orang tua).  

8. Percaya, melakukan atau menyuruh berbuat sihir (santet, tenung dan lain-lain yang 

sebangsa dengan sihir).  

9. Menghalalkan yang haram (baik berupa makanan, pakaian, dan lain-lain).  

 

Dari Mujahid, Ibnu Abbas & berkata: "Ada 6 dosa yang sanggup membinasakan 

pelakunya, dan tidak diterima taubatnya, yaitu:  

 

1. Merampas (makan) harta anak yatim.  

2. Menuduh wanita yang baik, berbuat zina.  

3. Melarikan diri dari jihad (perang) Sabil.  

4. Percaya, menyuruh atau berbuat sihir (santet, tenung dan lainnya yang sebangsa 

dengan itu).  

5. Menyekutukan Allah (syirik).  

6. Menganiaya atau membunuh Nabi (utusan) Allah.  

 

Penafsiran Ibnu Abbas , tentang ayat (di bawah) ini, ialah sebagai berikut:  

 

Artinya:  

 

"Bahwasanya orang-orang yang merampus (makan) harta anak yatim yaitu  salim, 

yang berarti dia makan api (di dalam perutnya), dan kelak di akhirat akan dilemparkan 

ke dalam neraka Syair”.  

 

Oleh sebab  itu: "Berbahagialah keluarga yang di dalamnya terdapat anak yatim 

disayang dan dipelihara dengan baik, dan sebaliknya sangat celaka bagi keluarga 

yang menganiaya dan menyakiti anak yatim.  

 

Ada orang bertanya kepada Nabi : "Aku pemelihara anak yatim, lalu sejauh mana aku 

boleh memukulnya? Jawab beliau: "Engkau boleh memukul dengan tujuan 

 

324 Tanbih al-Ghafiln 

mendidiknya, seperti engkau mendidik anak kandungmu sendiri, selama tidak melukai 

(mencelakai)nya. (jangan sampai berbuat kejam kepadanya)”. (Al-Hadis).  

 

Terkadang tempelengan itu lebih berharga bagi anak (didik khususnya anak) yatim, 

melebihi makanan lezat. (Fudlai 'Tyadl).  

 

namun  menurut Al-Faqih, sebaiknya berusaha mendidik anak (khususnya anak) yatim, 

dengan metode yang paling baik, tidak dengan menghukum atau memukul, yang 

penting sampai pada tujuan pendidikan , (berhasil baik), sebab  menghukum atau 

memukul anak yatim, sangat berat resikonya.  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Sa'id Musayyab dari Umar Khathab  

katanya: ” Rasulullah  bersabda: "Bahwasanya 'Arasy bergoncang sebab  tangisnya, 

akibat anak yatim itu dipukul, lalu Firman Allah: "Hai malaikatKu, siapa manusia yang 

menyakiti (menangiskan) anak yang ayahnya telah tertanam di bumi? (Padahal Allah 

telah Mengetahuinya), Jawab malaikat: "Ya Allah, kami tidak tahu. Lalu FirmanNya: 

”Saksikanlah, bahwa orang yang menghiburnya, pasti Aku akan memberi kepuasan 

(nikmat) kelak di hari Kiamat”. Dan yang biasa dilakukan oleh Rasulullah yaitu 

mengusap kepala mereka dengan penuh rasa kasih sayang, demikian pula Umar 

Khathab .  

 

Dari Abdurrahman Abza, Firman Allah kepada Nabi Daud - "Jadilah seorang bapak 

yang penuh rasa kasih sayang terhadap anak yatim, dan ketahuilah bahwa orang 

yang menanam pasti akan memetik buah atau hasilnya”. Dan istri yang shalihah 

yaitu  seperti raja bermahkota cmas di hadapan suaminya, setiap dipandang pasti 

menggembirakan. Dan sebaliknya wanita yang buruk akhlaknya yaitu  beban berat 

bagi suami terhadap orang tua”.  

 

Dari Zaid Aslam, Nabi  bersabda:  

 

Artinya:  

"Aku dan pemelihara anak yatim di surga (berdampingan) rapat, seperti kedua jari ini, 

seraya menunjukkan jari telunjuk dan tengah”. (A-Hladis)  

 

 

325 Tanbih al-Ghafiln 

Dari Abu Imran, Abu Khalil berkata: "Aku membaca dalam masalah Nabi Daud nyang 

artinya: "Ya Tuhan, balasan apakah bagi pemelihara anak yatim dan janda, yang 

mengharap keridaan-Mu? Jawabnya: ” Yaitu naunganKu di hari tiada naungan, 

kecuali naungan Ku ('Arasy).  

 

Dari Auf Malik Asy-ja'i, Nabi  bersabda: "Orang muslim yang punya 3 orang putri, (lalu 

ia mendidiknya), membelanjai sampai kawin atau mati, maka semua itu menjadi 

dinding atau benteng neraka. Seorang wanita bertanya: "Jika dua? Jawabnya: "Atau 

dua putri”. (Al-Hadis)  

 

Nabi  bersabda: "Aku dan wanita hitam pipinya di surga sepert dua jari ini, (yakni) 

wanita yang ditinggal mati suaminya, lalu bertahan hingga sanggup berhasil mendidik 

(memelihara) putrinya sampai kawi? atau mati”. (Al-Hadis)  

 

Yazid Raggasyi dari Anas Malik , Nabi  bersabda: "Orang yang membelikan makanan 

(jajan) untuk anak-anaknya berarti sama dengar bersedekah hingga mereka 

menikmatinya, dan hendaklah mendahulukan yang putri dari yang putra (laki-laki), 

sebab  Allah lebih mengasihinya, dan orang yang mengasihi (putri)nya, berarti ia 

menangis sebab  takut kepada Allah yang berarti (orang itu) pula diampuni dosanya, 

dan yang menggembirakan (putri)nya, pada hari kesusahan (Kiamat) Allah akan 

membalas dengan menggembirakannya”. (Al-Hadis)  

 

 

 

 

 

  

 

326 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 44  

Tentang Zina (Pelacuran)  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah dan Zaid Khalid , katanya: 

"Ada dua orang berselisih dan mengadukan masalahnya kepada Rasulullah . Orang 

pertama berkata: "Ya Rasulullah, putuskanlah di antara kami dengan (hukum) kitab 

Allah”. Dan orang keduapun (lebih pandai) berkata: "Benar ya Rasulullah, dan 

izinkanlah aku berbicara. Lalu beliau memperkenankan ia berbicara, katanya: 

"Anakku yaitu  sahaya orang ini, dan berzina dengan istrinya, lalu masyarakat 

menyuarakan bahwa: "Anakku harus dihukum rajam”. Lalu kutebus (hukuman) 

tersebut dengan 100 domba dan satu sahaya wanita. namun  menurut para ahli ilmu: 

"Anakku hanya dikenakan hukum dera 100x dan dibuang (ke tempat lain) 1 tahun 

(diasingkan). Sedangkan istri orang itu dikenakan hukum rajam. Kemudian beliau  

bersabda: "Demi Allah, aku akan memutuskannya dengan hukum (kitab) Allah, dan 

domba-domba serta sahaya wanitamu harus dikembalikan. Adapun anakmu dijatuhi 

hukum dera 100x dan dibuang 1 tahun. Lalu beliau 2 menyuruh Unais Aslamy pergi 

ke rumah istrinya (orang ini), jika ia mengakui perbuatannya (berzina), maka rajaAllah. 

 

Ternyata ia mengakui perbuatannya dan langsung dirajam. (Al-Hadist) Al-Faqih dalam 

ulasannya: "Berdasarkan hadis tersebut menyatakan hukum zina, bahwa: "Pelacur 

pria atau wanita yang belum kawin, dijatuhi hukuman dera 100x Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Orang yang bersina pria-wanita, maka hukuAllah setiapnxa pukulan dera (jika belum 

kawin), dan janganlah menaruh rasa iba dalam menegakkan hukum Allah, sebab  

Allah Maha Pengasih dan Pewayang kepada hambaNya, dan orang yang belum 

merasakan hukuman di dunia, pasti akan dihukum (merasakannya) di akhirat. jika 

kalian beriman kepada Allah dan hari Akhirat (maka lakukanlah hukum Allah itu) dan 

hendaklah dipersaksikan (pelaksanaannya) di hadapan jamaah orang beriman (Umat 

Islam)”. (An-Nur 2)  

 

Pelaksanaan hukum ini di hadapan umum, tujuannya agar semua orang jera dan 

merasa malu, demikian perintah Allah. sebab  terkadang orang berbuat maksiat 

(sebelumnya) sudah berani mengambil resiko (menjalani hukuman) sepanjang tidak 

 

327 Tanbih al-Ghafiln 

dihadapan umum, namun  jika dibuka malunya di muka umum, ia merasa jatuh 

martabatnya, dan tidak lagi terhormat di mata masyarakatnya. Maka dengan demikian 

terpeliharalah martabat, kehormatan dan keselamatan umat Islam. Sedangkan bagi 

mereka yang sudah bersuami atau beristri, maka dijatuhi hukuman rajam, jika berbuat 

zina, seperti yang dialami oleh Ma'iz Malik. Dan seorang wanita yang hamil atau 

mengandung akibat perbuatan zina, menghadap Nabi  mengakui perbuatannya, maka 

walinya disuruh menjaga hingga melahirkan, dan sesudah melahirkan langsung 

dijatuhi hukuman rajam. Demikianlah hukum zina yang dilaksanakan zaman Nabi .  

 

Adapun bagi pemuda atau pemudi yang belum kawin, cukup dengan hukum dera, dan 

jika berzina mushan, maka dirajam. Dan seandainya hukuman itu tidak dijalankan di 

dunia, maka pasti akan diterima kelak di akhirat, kalau memang tidak sungguh-

sungguh bertaubat.  

 

Oleh sebab  itu, peliharalah dirimu dari perbuatan zina, sebab  hal Itu yaitu  keji dan 

dosa besar. Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Janganlah kamu mendekati (apalasi berbuat) sina, itu yaitu  perbuatan keji yang 

mengakibatkan atau mengundang kemarahan Allah, dan sebagai jalan yang paling 

buruk”. (Isra' 32)  

 

Zina yaitu  seburuk-buruk jalan menuju ke neraka, dan di lain ayat Allah berfirman:  

 

Artinya:  

"Janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di 

antaranya maupun yang tersembunyi”. (Al An'am 151)  

 

Seperti yang disebutkan oleh hadis:  

 

Artinya:  

"Kedua tangan itu bisa berbuat sina, demikian pula kedua mata”. (Al-Hadis)  

 

Firman Allah:  

 

328 Tanbih al-Ghafiln 

 

Artinya:  

”Anjurkanlah orang-orang mukmin, agar memejamkan atau menundukkan pandungan 

mereka, dun memelihara kehormatan (alat fitalnya, yang demikian itu sangat baik bagi 

mereka, Allah Mengetahui secara mendalam atas perbuatan mereka”. (An-Nur 30)  

 

Dan Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Dan anjurkan pula kepada orang-orang mukmin wanita, usur memejamkan 

pandangan mereka dan memelihara kehormatan (alat vital)nya, ...” (AnNur 31)  

 

Kedua ayat tersebut yaitu  suatu perintah Allah kepada orang-orang mukmin (baik 

pria atau wanita) agar memejamkan atau menundukkan pandangan matanya dan 

memelihara kehormatannya, dari laranganlarangan yang mengakibatkan jatuhnya 

martabat atau kehormatannya. Agar sesama muslim terpelihara kehormatannya serta 

terhindar dari percampuran turunan. Dan Allah mengharamkan zina, juga dalam 

Taurat, Injil, Zabur dan Alquran, sebab  zina merupakan dosa besar yang menjadi 

sarang pelanggaran kehormatan sesama muslim dan mencampur adukkan darah 

atau keturunan.  

 

Jafar Abu Thalib sejak belum masuk agama Islam tidak pernah berbuat zina, katanya: 

”Aku tidak senang jika ada orang melanggar kehormatanku, demikian pula aku tidak 

akan melanggar atau merusak kehormatan fihak atau lain orang.  

 

Hati-hatilah kamu dari perbuatan zina, sebab  mengakibatkan tertimpa 6 bahaya, 3 

penderitaan dirasakan di dunia dan 3 lainnya di akhirat, yaitu:  

 

a. Penderitaan di dunia:  

1. Kurangnya rezeki (tidak pernah cukup).  

2. Jauh dari perbuatan baik (kebajikan).  

3. Dibenci dan dijauhi banyak orang (masyarakat).  

 

b. Siksa di akhirat:  

 

329 Tanbih al-Ghafiln 

1. Dimarahi (mendapat murka) Allah.  

2. Sangat berat dalam hisab (perhitungan amalnya).  

3. Dimasukkan ke dalam neraka, yakni api yang besar, disebutkan dalam hadis 

sebagai berikut: "Bahwasanya apimu itu sepertujuh puluh bagian dari api jahanam”. 

(Demikian seorang sahabat menjelaskan).  

 

Pernah beliau  minta diterangkan tentang sifat-sifat neraka, oleh Jibril dijawab: ” Ya 

Muhammad, api neraka yaitu  hitam gelap, seandainya jatuh ke bumi sebesar lobang 

jarum, pasti bumi terbakar seluruhnya, dan seandainya pakaian penghuni neraka 

ditanggalkan di antara langitbumi, pasti seluruh penduduk (masyarakat) dunia binasa 

(mati), akibat bau basinya, dan seandainya setetes zagum diletakkan di atas bumi, 

pasti semua makanan penduduk dunia menjadi rusak sebab nya. Dan seandainya 

seorang malaikat (dari yang 19 malaikat) turun ke bumi, pasti masyarakat dunia 

menjadi binasa seluruhnya, sebab  melihat bentuk yang sangat buruk. Dan 

seandainya satu mata rantai (pergelangan) yang disebutkan Alquran, itu jatuh ke 

bumi, pasti akan menembus 7 lapisan bumi dan tidak dapat tinggal. Lalu Nabi  

bersabda: "Sudah, cukup Jibril dan beliau menangis bersama malaikat Jibril”. 

Selanjutnya beliau bersabda: "Hai Jibril, kenapa engkau menangis, padahal engkau 

sangat dekat dengan Allah? Jawabnya: "Ya Muhammad, sekalipun aku dekat dengan 

Allah, tapi apa yang dapat menjamin aku selamat darinya? Jika Allah merubah dan 

mengujiku seperti yang dialami Harut-Marut dan Iblis terkutuk? Demikianlah sebab  

takutnya kepada Allah, sekalipun Jibril berkedudukan tinggi di sisi Allah, tetap ia 

menangis. Lalu kenapa orang yang banyak berbuat maksiat tidak dapat menangis, 

dari itu janganlah kita mudah ditipu oleh hidup, kekuasaan atau kekuatan dan 

kesehatan kita, ketahuilah bahwa dunia ini akan lenyap, namun  siksanya tetap atau 

lama dan sangat pedih, hati-hatilah jangan sampai berbuat zina, yang mengakibatkan 

atau mengundang kemarahan Allah, siksa zina yang paling berat yaitu yang terus 

menerus berbuat zina (yaitu jiks seseorang telah mencerai istrinya, sedangkan ia 

goblok tidak tahu bahws ikatannya sudah terlepas, ia tidak mengerti atau tidak merasa 

cerai), dani? tetap bersetubuh dengan istri-nya dalam keadaan haram (zina), dan tidak 

mau bertanya atau mengakui (di hadapan orang 'alim) ia takut rahasianya terbongkar 

(malu), namun  ia tidak takut dibongkar rahasianya di akhiraf nanti, di hari semua rahasia 

pasti dibongkar.  

 

 

330 Tanbih al-Ghafiln 

Oleh sebab  itu, peliharalah dirimu dari perbuatan zina, sebab kamu tidak kuat 

menderita hukuman atau siksa Allah, dan segeralah bertaubat, selama Allah masih 

mau menerima taubatmu. Jangan sampai menyesal di kemudian hari (sesudah mati), 

dan memuji orang-orang yang pandai memelihara kehormatan dari laku haram, 

FirmanNya:  

 

Artinya:  

"Orang-orang yung memelihara kehormatan (alat vital)nya kecuali kepada istri atau 

budak sahaya mereka, lalu mereka tidaklah dicela. Kemudian Barang siapa 

menginginkan (orang lain) melebihi ketentuan yang ada, maka berarti melampau 

batas (berdosa)”.(Al-Mukminun 5-7)  

 

Bagi seorang muslim diwajibkan menjauhi dan bertaubat dari zina serta berusaha 

mencegah siapa saja yang akan berbuat zina sebab  wabah penyakit tha'un (kolera 

dan lain-lain) sangat mudah berjangkit dari setiap tempat (lokasi) yang dibuat zina 

atau pelacuran.  

 

Al-Faqih meriwayatkan dari Ikrimah, katanya: Aku mendengar Kaab memberi nasihat 

kepada Ibnu Abbas , demikian: "Jika kau menyaksikan pedang telah dihunus dan 

darah mengalir, berarti hukum Allah disepelekan (tidak diamalkan), lalu Allah 

membalas setengah (manusia berperang) dengan setengah lainnya. Dan jika kau 

saksikan keadaan sudah kering (kemarau panjang) tiada hujan, maka ketahuilah 

berarti banyak manusia menentang pengeluaran zakat, sampai Allah menunda 

turunnya hujan. Dan jika kau saksikan berjangkitnya wabah penyakit (tha'un), maka 

berarti perzinaan (pelacuran) telah membudaya di negeri itu”.  

 

 

 

 

 

  

 

331 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 45  

Tentang Memakan Barang Riba  

 

AL Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah katanya, Nabi  bersabda: 

"Di malam Isra', aku dengar petir di langit ke7 dan halilintar seri kilat, juga aku melihat 

orang orang yang perutnya sebesar gedung yang diisi ular-ular nampak dari luar, 

tanyaku kepada Jibril: "Siapa itu? Jawabnya: "Itulah mereka yang memakan barang 

riba”. (Al-Hadis).  

 

Dari 'Atha-k Khurasany, Abdullah Salam berkata: ”Ada 72 dosa yang dipendam oleh 

barang riba, diantaranya yang paling kecil yaitu seperti berzina dengan ibu 

kandungnya di dalam Islam, dan 1 dirham uang riba lebih bahaya daripada 30x lebih 

berbuat zina, dan katanya: "Semua makhluk (manusia) dipersilahkan berdiri tegak, 

kecuali penyantap barang riba tidak bisa tegak, kecuali seperti orang kemasukan jin, 

atau seperti pemabuk yang sempoyongan, sebentar berdiri, lalu jatuh (begitulah 

seterusnya)”.  

 

Ayat yang terakhir tentang hukum Islam ialah ayat riba, hingga Rasulullah  wafat, 

belum tuntas membeberkan masalah riba secara menyeluruh (tentang bagian 

macam-macamnya), oleh sebab  itu hindarilah barang riba yang sudah dijelaskan 

(beliau di dalam Alquran) ataupun yang masih diragukan, yang besar ataupun yang 

kecil. (Demikian Umar Khathab )  

 

Hadis dari S. Ali Thalib  katanya: "Rasulullah  menguruk penyantap barang riba dan 

yang mewakilinya, kedua orang saksi dan juru tulis (administrator)nya, juga mengutuk 

wanita yang membuat tai lalat (andeng-andeng) atau yang minta dibuatkan, dan 

mengutuk seorang pria yang kawin demi halalnya wanita yang sudah ditalak Ba'in 

(cerai tiga) bagi pria yang mentalaknya, dan pria yang dihalalkan untuknya. Juga 

mengutuk manusia yang menentang pengeluaran zakat hartanya(Al-Hadis).  

 

Dari Ibnu Mas'ud, Nabi  bersabda: "Orang yang bersedekah dengan barang (harta) 

haram, pasti tidak berpahala, dan tiada berkatnya jika dibelanjakan (baik untuk 

keluarga atau orang lain), bahkan menjadi bekal sempurna di dalam neraka, jika harta 

itu dibiarkan begitu saja”.  

 

332 Tanbih al-Ghafiln 

 

Dari Abu Rafi', katanya: "Gelangku (binggel) perak kujual kepada Abu Bakar Shiddig 

, sesudah  ditimbang ternyata gelangku lebih berat sedikit daripada dirhamnya, lalu Abu 

Bakar menggunting kelebihannya, dan aku berkata: "Selebihnya buat engkau ya 

Khalifah!. namun  jawabnya: "Tidakkah kau dengar sabda Rasulullah :  

 

Artinya:  

"Orang yang menambah dan yang ditambah (timbangannya) keduanya masuk 

neraka”. (Al-Hadis)  

 

Nabi  bersabda: "Penukaran (penjualan) perak dengan perak, harus sama berat 

timbangannya, sedang selebihnya yaitu  barang riba, demikian pula gandum dengan 

gandum harus sama dan selebihnya yaitu  barang riba, disebutkan pula oleh beliau: 

”Sya'ir, kurma dengan garam. Maka orang yang menambah atau minta tambahan 

(timbangannya) berarti telah berbuat riba”. (HR. Sa'id Khadry, 'Ubaidah Shamit dan 

Abu Hurairah)  

 

Sebuah negeri, kota atau kampung yang masyarakatnya telah membudayakan 

perzinaan dan penyantapan riba, pasti segera binasa negeri tersebut atau rusaklah 

masyarakatnya.  

 

Orang yang berjualan atau berdagang sebelumnya tidak pandai atau tidak belajar 

agama, pasti terjerumus menyantap riba, lalu semakin terjerumus (ke tengah) dan 

akhirnya tenggelam sedalamnya”. (S. Ali Abu Thalib)  

 

Umar Khathab, melarang orang-orang yang tidak pandai agama berdagang di 

pasarnya, demikian pula mereka yang mengurangi ukuran dan timbangan”. ((Ala-k 

Abdurrahman dari ayah dan eyangnya).  

 

Kekurangtegasan dalam menindak 4 kejahatan, bagi aparat pemerintah, yaitu  suatu 

bukti negeri itu tidak lama lagi akan binasa, yaitu:  

 

1. Perzinaan atau pelacuran, yang mengakibatkan negeri itu wajib menerima 

hukuman wabah penyakit tha'un bagi masyarakatnya.  

 

333 Tanbih al-Ghafiln 

2. Curang dalam mengukur (tekstil, bahan bangunan dan lainlainnya).  

3. Curang dalam menimbang dan menukar, yang ketiga-tiganya mengakibatkan 

wajibnya masyarakat menderita kelaparan, yang ditimbulkan oleh langkanya hujan.  

4. Mengenyangkan perut dengan barang riba, yang mengakibatkan mereka binasa 

dengan pedang (perang). (Demikian Laits dari Abdurrahman Tsabit).  

 

Kata Ubaid Muhariby: ” Aku berjalan di pasar mengikuti S. Ali Abu Thalib  yang 

membawa tongkat kecil, lalu saat  ia melihat pedagang yang tidak tepat cara 

mengukur dan menimbangnya, segera tongkat kecil itu berbicara dan 

mengingatkannya: ”Tepatkanlah ukuran atau timbanganmu”.  

 

Ibnu Abbas  berkata: "Hai orang 'Ajam (orang asing negeri Arab), kami tengah 

menyelesaikan dua masalah yang terbukti sanggup membinasakan manusia zaman 

dahulu, yaitu: "Masalah ukuran dan timbangan”. Rasulullah  bersabda:  

 

Artinya:  

"Pada suatu saat (saman) akan terjadi semua manusid pasti menyantap riba. Para 

sahabat terkejut dan meyakinkannve: "Semuanya menjadi penyantap riba, ya 

Rasulullah? Jawabnya“  

 

"Orang yang tidak makan riba secara langsung, pasti ditimpa debu (dosanya, akibat 

mendukungnya sebagai saksi, atau administrator (penulis)nya, atau mendiamkan 

(rela) di hatinya.  

 

Demikian itu seperti yang dikemukakan Abu Bakar: "Orang yang menambah dan 

minta tambah (ukuran atau timbangan) keduanya masuk neraka”.  

 

Oleh sebab  itu, belajarlah hai para pedagang sedikit ilmu yang dapat menyelamatkan 

diri dari riba, dan berhati-hatilah dalam mengukur atau menimbang. Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Neraka lail mengancam orang-orang yang curang dalam timbangan atau ukuran, 

yaitu: "Mereka yang minta dilebihkan (dihangatkan) timbangannya, saat  membeli, 

namun  curang menjual dan merugikan orang lain. Tidakkah percaya ada kebangkitan? 

 

334 Tanbih al-Ghafiln 

Di hari yang sungguh dahsyat, saat manusia dan dihadapkan kepada Tuhan Pengatur 

segala alam”. (Al Muthaffifin 1-6)  

 

Di saat amal perbuatan mereka (besar atau kecil) semuanya diminta pertanggung 

jawabannya, baik yang nyata atau yang tersembunyi. Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Mereka memperoleh (bulasan) yang diperbuat di hadapannya, Tuhanmu sedikitpun 

tidak menganiaya”. (Al-Kahfi 42)  

 

Maka beruntunglah mereka yang mampu berlaku adil saat  jual-beli dalam hal ukuran 

atau timbangan, dan sebaliknya: "Binasa dan celakalah, mereka yang merugikan atau 

merampas hak orang lain. :  

 

Dari Umar   Rasulullah  bersabda:  

 

Artinya:  

"Keadilan yaitu  merupakan neraca timbangan Allah di bumi, lalu orang yang 

menggunakannya pasti dibimbing ke surga, sebaliknya yang tidak mau tahu (curang), 

pasti dijerumuskan ke neraka”. (Al-Hadis) 

 

Ketahuilah bahwa keadilan itu seperti diterapkan dari raja keadilan terhadap rakyat 

sesamanya, oleh sebab  itu tegakkanlah keadilan agar selamat dari siksa yang sangat 

pedih.  

 

 

 

 

 

 

  

 

335 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 46  

Tentang Perbuatan Dosa  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Jabir Abdullah Rasulullah bersabda: 

"Pemberian Allah kepada Nabi Musa bin Imran, dimuat dalam Alwah, berupa 10 

perkara, yaitu:  

1. Hai Musa jangan syirik (musrik) kepada Allah, sebab  telah menjadi keputusanKu 

bahwa: ”Api neraka akan menyengat muka orangorang musyrik”.  

 

2. Berbaktilah kepadaKu dan kedua orang tuamu, pasti Aku menghindarkan segala 

bahaya darimu, diperpanjang usia atau masa hidupmu dengan penghidupan yang 

baik, lalu dialihkan ke alam yang lebih baik.  

 

3. Janganlah engkau membunuh jiwa (manusia) tanpa alasan nyata kebenarannya, 

sebab  akibatnya dunia luas dan langit dengan segala penjurunya akan menjadi 

sempit bagimu, dan kau pulang ke dalam neraka dengan penuh murka dariKu.  

 

4. Jangan menyalah gunakan sumpahKu pada dusta dan pelanggaran, sebab  

tidaklah Aku mensucikan orang yang tidak membersihkan dirinya, serta tidak 

memuliakan asma-asmaKu.  

 

5. Janganlah kau hasud (iri hati) atas pemberianKu kepada orang lain, akibatnya 

menjadi musuh nikmatKu, menolak kehendakKu, dan membenci ketentuan rezeki 

bagi hamba-hambaKu, dan bukanlah kumpulanku orang yang suka hasud (dengki) 

itu.  

 

6. Janganlah engkau menjadi saksi buta (sesuatu yang diluar pengetahuan, ingatan 

dan akal serta perasaanmu), akibatnya Aku akan menuntut saksi-saksi itu dengan 

cermat atas persaksian mereka.  

 

7. Janganlah mencuri (merampok, korupsi dan lain-lainnya), dan jangan pula berzina 

dengan istri tetanggamu, pasti rahmatKu tertutup bagimu, demikian pula pintu-pintu 

langit.  

 

 

336 Tanbih al-Ghafiln 

8. Janganlah berkurban (menyembelih domba) untuk selain Aku, sebab  segala 

kurban tidak diterima, kecuali yang disembelih dengan menyebut asma-Ku secara 

ikhlas untuk Ku.  

 

9. Cintalah kepada sesama manusia, seperti kau mencinta dirimu sendiri.  

 

10. Luangkanlah hari Sabtu, melulu beribadat kepadaKu, dan liburkanlah keluargamu.  

 

Lalu Nabi  bersabda: "Hari Sabtu yaitu  dijadikan Hari raya bagi Nabi Musa  

sedangkan aku dipilihkan oleh Allah, Jumat sebagai hari libur”.  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Muhammad Ka'ab Ourdiy, katanya: 

"saat  Rasulullah sz tegak di atas mimbar, tangan kanannya digenggam seraya 

bersabda: ”Ini catatan (kitab) Allah, yang berisi daftar penghuni surga, daftar nama 

dan keturunan mereka, tidaklah bertambah dan dikurangi. Dan terkadang orang yang 

akan bahagia (terdaftar penghuni surga), melakukan perbuatan ahli celaka (neraka), 

sehingga masyarakat menganggapnya dari golongan celaka, namun  tibatiba ditolong 

oleh ketentuan Allah, hingga ia kembali ke jalan lurus sebelum sampai ajalnya (mati) 

sekalipun hanya dalam waktu (selama) memerah susu onta. Dan sebaliknya, 

terkadang orang yang akan celaka, melakukan amalan ahli bahagia, sehingga 

masyarakat menilai ia golongan ahli bahagia (surga), namun  menjelang ajal (mati)nya, 

ia kufur, kembali melakukan perbuatan ahli celaka, sekalipun hanya dalam masa 

(selama) memerah susu onta. Oleh sebab  itu, orang berbahagia yaitu  hanya 

menurut kepastian rahmat karunia Allah, dan amal perbuatan yaitu  dititik beratkan 

pada akhir hayat (penutup)nya”.  

 

Dari Fudlail Ubaid, Rasulullah  bersabda (saat  menunaikan Hajji Wada'): "Ingatlah, 

akan kusampaikan kepada kamu, tentang sifatsifat mukmin, yaitu orang yang sanggup 

menciptakan kedamaian harta dan jiwa mereka (orang lain). Dan Muslim yaitu: "Orang 

yang sanggup menciptakan rasa aman orang lain dari ucapan dan tindakannya. 

Sedangkan Mujahid yaitu:” Orang yang berani atau mampu menaklukkan nafsunya 

demi berbakti kepada Allah, Dan Muhajir, yaitu: "Orang yang menyingkirkan segala 

dosa dan kekhilafan”. (Al-Hadis)  

 

 

337 Tanbih al-Ghafiln 

Kata Abu Darda': "Sembahlah Allah, seakan kamu melihatNya, dan anggaplah dirimu 

golongan orang mati. Dan ketahuilah bahwa: "Sedikit (harta) yang mencukupi 

(keperluan hidup), ada-lah lebih utama daripada banyak namun  membuat lupa diri. Dan 

setiap kebaikan tidak akan lenyap, sedang perbuatan dosa tidak akan dilupakan 

(kelak)”.  

 

Dari Ibnu Umar  Nabi  bersabda:  

 

Artinya:  

"Kebaikan tidak akan lenyap, dan dosa tidak dilupakan, Tuhan tidak rusak (mati), dan 

berbuatlah sesuka hatimu, Wakni segala amalmu pasti dibalas)”. (Al-Hadis)  

 

Al-Faqih dalam ulasannya: ”Jika kamu berbuat kebajikan pasti menerima pahalanya 

dan jika berbuat kejahatan pasti menanggung balasan siksanya di hari Kiamat, Firman 

Allah:  

 

Artinya:  

"Jika kamu beramal baik, keuntungannya bagi kamu sendiri, dan jika berbuat juhat, 

maka ruginya kau tanggung sendiri”.  

 

Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Dan Tuhanmu tidak berbuat aniaya kepada siapapun ...” Yakni Dia tidak akan 

mengurangi pahala amal baik, dan tidak pula menyiksa seseorang tanpa berdosa. 

sebab  Dia telah mengutus seorang Rasulullah bagi manusia, yang sangat baik dan 

bermanfaat bagi umatnya Seperti telah Dia jelaskan jalan yang menuju ke surga dan 

yang ke neraka  

 

Dari Abu Hurairah  Rasulullah  bersabda:  

 

Artinya:  

 

338 Tanbih al-Ghafiln 

“Kamu diibaratkan orang yang menyalakan api, lalu serangga berebut akan masuk 

pada api, kemudian aku menahan agar tidak sampai kau terjerumus ke dalam api 

tersebut”. (Al-Hadis)  

 

Yakni beliau mencegah kamu berbuat dosa, agar tidak sampai terjerumus ke dalam 

api.  

 

Ada 5 perkara yang menjadikan Nabi Adam diterima taubatnya dan ada 5 perkara 

pula yang mengakibatkan Iblis ditolaknya. Yaitu:  

 

 

a. Lima perkara yang menjadikan Adam diterima taubatnya:  

1. Mengakui perbuatan dan menyesalinya.  

2. Menyadari (kesalahan) dirinya.  

3. Segera bertaubat (tidak menundanya).  

4. Selalu berharap atas rahmat Allah.  

5. Tidak mudah putus asa.  

 

b. Lima perkara yang menolak taubatnya Iblis:  

1. Tidak berani mengakui dan menyesali perbuatannya.  

2. Tidak mencela dirinya sendiri.  

3. Tidak segera bertaubat.  

4.  Tidak mengharap rahmat Allah.  

5. Mudah putus asa.  

 

Maka siapa saja yang keadaan hidupnya seperti Nabi Adam, pasti diterima taubatnya, 

namun  sebaliknya yang seperti Iblis sudah tentu ditolak mubatnya (tinggal pilih dan 

mengintrospeksi diri kita masing-masing).  

 

Pernyataan Ibrahim Ad-ham: ”Scandainya aku masuk neraka sedang aku taat kepada 

Allah, maka lebih baik bagiku, daripada aku dimasukkan surga padahal aku 

melanggar laranganNya. Maksudnya sekalipun dimasukkan surga namun  pernah 

melanggar laranganNya, maka tetap merasa malu kepada Allah, akibat dosanya. Dan 

 

339 Tanbih al-Ghafiln 

seandainya dimasukkan neraka sedang ia tidak pernah berbuat dosa, maka ia tidak 

merasa malu dan tetap berharap rahmatNya agar dikeluarkan darinya.  

 

Malik Dinar berjumpa dengan 'Utbah Ghulam yang hanya mengenakan kemeja tua (di 

musim dingin), ia tengah tegak berpikir dan mencucurkan peluhnya, saat  ditanya: 

"Kenapa anda berada di tempat ini? Jawabnya: "Hai Ustadz, di tempat inilah dulu aku 

pernah melanggar larangan Allah (aku tengah berpikir dan merasa malu kepadaNya, 

sampai peluh bercucuran sebab nya, sekalipuyn musim dingin)”.  

 

Orang yang menjelang tidurnya tidak mengingat perbuatannya sepanjang hari itu, 

maka bagai pedagang yang hanya pandai menjual tapi tidak punya perhitungan sama 

sekali, akhirnya bangkrut dagangannya. Maksudnya tidak mengingat yaitu: "Jika 

melakukan kebaikan hendaklah bersyukur kepada Allah, dan Jika berbuat keji (dosa) 

hendaklah istighfar kepadaNya, dan jika tidak demikian akhirnya tidak akan merasa 

selamanya. (Demikian Makkhul Syamy)  

 

HambaKu, Akulah raja yang tidak rusak dan tidak mati, berbaktilah kepadaKu 

(melakukan) segala perintah dan menjauhi segala larangan Ku, hingga Aku jadikan 

kau tidak mati. HambaKu, Akulah Tuhan Pencipta segala sesuatu dengan "KUN FA 

YA-KUUN” Jadilah, maka terwujudlah sesuatu itu” (Di antara isi kitab terdahulu).  

 

Nasihat Abu Muhammad Yazid: "Usahakanlah agar tidak sampai berbuat jahat 

terhadap orang yang sangat kau cintai. saat  ditanya: "Mungkinkah orang melakukan 

kejahatan terhadap kekasih (orang yang dicintai)nya? Jawabnya: "Ya, dirimu sendiri 

yang sangat kau cintai dan kau sayangi, jika engkau berbuat dosa berarti kau telah 

melakukan kejahatan kepadanya”.  

 

Nasihat seorang Ulama hikmah: "Hendaklah kau perhatikan (jangan mengecilkan) 

Tuhan, dan makhluk serta dirimu sendiri. Maksudnya: Mengecilkan Tuhan, yaitu: 

"Kesibukanmu dalam pekerjaan yang lain melebihi kewajibanmu terhadap Tuhan”. 

Dan mengungkap keburukan orang lain, berarti engkau mengecilkan makhluk, dan 

mengecilkan dirimu sendiri yaitu: "Engkau tidak melaksanakan perintah-perintah Allah 

(dan tidak menjauhi laranganNya)”.  

 

 

340 Tanbih al-Ghafiln 

Aku sangat menyesal atas perbuatan dosaku, dan menangis sejak 40 tahun lalu, 

demikian pernyataan Kahmas Hasan, dan saat  ditanyakan, dosa apakah yang 

pernah dilakukan? Jawabnya: "Saudaraku berkunjung (bertamu) kepadaku, lalu aku 

membeli ikan untuk dimakan bersama, secara mendadak aku berdiri, sedangkan ia 

masih makan, dan aku mengambil tanah dari kebun tetanggaku untuk membersihkan 

tanganku”. Sabda Rasulullah :  

 

Artinya:  

"Yang dianggap dosa kecil oleh umumnya manusia, tahu-tahu sangat besar di sisi 

Allah, dan sebaliknya dosa yang kecil di sisi Allah justru dianggap besar oleh 

umumnya manusia”.  

 

Pernyataan seorang sahabat: "Sekalipun kecil, namun  dilakukan secara kontinyu (terus 

menerus) akhirnya menjadi dosa besar, demikian sebaliknya tidak dianggap besar jika 

selalu istigfar”.  

 

Empat faktor penambah besarnya dosa, yaitu:  

1. Menganggap kecil (remeh) terhadap dosa yang diperbuat olehnya.  

2. Menganggap tidak ada efek sampingan dari perbuatan dosanya (seakan tidak 

terjadi apa-apa pada dirinya).  

3. Berbangga (senang) atas perbuatan dosanya.  

4. Menyambung perbuatan dosanya (terus menerus berbuat dosa) (Demikian Awwam 

Hausab).  

 

Peringatan Al-Faqih: "Janganlah terpengaruh dengan ayat:  

 

Artinya:  

"Orang yang melakukan kebaikan dibalas dengan 10 lipat ganda pahalanya, dan 

orang yang berbuat kejahatan tidak dibalas. kecuali serupa dengannya. dan mereka 

tidak dianiaya.  

 

Alasannya di dalam ayat ini disyaratkan bagi yang menghadap dengan membawa 

amal kebaikan, beramal mudah namun  ikhlas itulah yang sulit (dapat selamat) hingga 

di akhirat. Dan kejahatan satu dibalas satu, namun  ada 10 tanda atau ciri, yaitu:  

 

341 Tanbih al-Ghafiln 

1. Memarahkan Allah, padahal Dia Kuasa atasnya setiap saat.  

2 Menyenangkan musuhNya (yaitu) Iblis.  

3. Menjauhkan diri dari surga.  

4. Mendekatkan diri ke neraka.  

5. Meremehkan kepentingan diri sendiri.  

6. Mencoreng hitamkan dirinya.  

7. Mengganggu para malaikat yang menjaganya.  

8. Membuat prihatin Nabi  di kuburnya.  

9. Memberatkan kesaksian "siang dan malam” atas kejahatan dirinya.  

10. Menyalahi semua makhiuk (mengkhianati anak Adam dan lainlain) atau merusak 

hak kawan akibat dosanya itu.  

 

Dan akibat dosa itu bisa jadi terlambatnya hujan, dengan demikian nyatalah 

pengkhianatan dirinya terhadap semua makhluk.  

 

Oleh sebab  itu berhati-hatilah jangan sampai berbuat dosa, sebab  Sekikir-kikir 

manusia ialah yang kikir terhadap keselamatan dirinya, dan yang berbuat maksiat 

berarti membinasakan dirinya (tidak menyayangi dirinya sendiri).  

 

Berhati-hatilah jangan sampai berbuat dosa, sebab  ia mengakibatkan Sial, bagai 

peluru dari senapan yang menembus dinding bakti (taat), akhirnya memberi peluang 

hawa dan memadamkan pelita hati (marifat). (Seorang Ulama Hikmah).  

 

Ada orang bertanya kepada Ulama, katanya: "Kenapa kami mendengarkan pengajian 

namun  tidak dapat melaksanakannya? Jawabnya: sebab  terhalang oleh 5 faktor, yaitu:  

 

1. Allah telah memberi nikmat kepadamu, tapi kamu tidak pandai bersyukur.  

2. Setiap kamu berbuat dosa tidak cepat-cepat istighfar.  

3. Setiap bertambah ilmu, tidak segera kau amalkan (tidak suka mengamalkannya).  

4. Kamu berkumpul dengan orang shalih, namun  tidak pandai mengambil suri tauladan 

darinya.  

5. Setiap kamu menanam orang mati, tapi kamu tidak pandai mengambil i'tibar 

darinya.  

 

 

342 Tanbih al-Ghafiln 

Dari Al-Faqih, dan ayahnya, Rasulullah bersabda: "Setiap hari ada 5 malaikat turun 

(ke bumi), yaitu: Pertama, turun di Makkah, seruannya: "Ingatlah manusia, siapa yang 

berani meninggalkan kewajiban terhadap Allah, pasti rahmat Allah putus baginya”. 

Kedua turun di Madinah, seruannya: Ingatlah, orang yang meninggalkan sunnatur 

Rasulullah pasti tidak memperoleh syafaatnya”. Ketiga turun di Baitul Magdis, 

serunya: "Ingatlah, orang yang makan barang atau harta haram. pasti tidak diterima 

segala amalnya”, Keempat turun di Pemakaman orang Islam, serunya: "Hai Penghuni 

kubur, apa yang kau inginkan dan kau sesalkan? Jawabnya: "Kami menyesal sebab  

tidak bisa menambah amal, dan usia cuma-cuma dulu (membuang-buang waktu yang 

sangat berharga) di dunia. Dan kami iri terhadap orang yang salat berjamaah secara 

kontinyu, dan membaca Alquran, serta membaca salawat Nabi, istighfar, padahal kini 

kami tidak dapat melakukan semua itu. Kelima turun di pasar-pasar umat Islam, 

serunya: "Hai para manusia, tenanglah, sebab ketentuan Allah tentang hukuman 

balasan sudah pasti adanya, maka bagi yang takut, segeralah membenahi dirinya dan 

bertaubat dari dosa-dosanya.  

 

Kami perlihatkan kepadamu, tapi kamu tidak menginginkannya, dan kami takuti tapi 

tidak diindahkan, seandainya tidak ada lagi orang yang khusyuk dan bayi-bayi 

menyusu, serta hewan ternak, dan para lanjut usia yang salat, pasti sudah dituangkan 

siksa di atasmu dengan segera”.  

 

Dari 'Aisyah, Rasulullah  bersabda: ”Hai 'Aisyah, hati-hatilah kamu, jangan sampai 

berbuat dosa-dosa kecil, sebab  semua itu pasti dituntut oleh Allah”.  

 

Dosa kecil diibaratkan orang mengumpulkan kayu-kayu kecil, lalu sesudah dihimpun 

dibakar dengan api. Di dalam Taurat, dimuat: "Orang yang menanam pasti memetik 

(buah) keselamatan. Dan di Injil, dimuat: "Orang yang menanam keburukan, pasti 

memetik (buah) penyesalan. Dan di Alquran dimuat:  

 

Artinya:  

”Orang vans berbuat keburukan, pasti dibalas”.  

 

 

343 Tanbih al-Ghafiln 

saat  ada dua pilihan, Pertama: Banyak dosa dan banyak amal. Kedua: Sedikit dosa 

dan sedikit amal. maka Ibnu Abbas . memilih: Sedikit dosa itulah yang aku senangi. 

(Abu Qasim Muhammad)  

 

Al-Faqih dalam kuliahnya: "Di dalam kitabulah terdapat dalil, bahwa "Orang 

meninggalkan maksiat yaitu  lebih utama daripada melaksanakan bakti (taat), sebab 

syarat dari Allah bahwa: "bakti (taat) yang berpahala itu hanya dapat dibawa ke 

akhirat, sedang meninggalkan maksiat tiada Syarat apapun baginya. FirmanNya: .  

 

 Artinya: "Orang yang membawa kebaikan pasti memperoleh 10 lipat Banda 

pahalanya ”.  

 

Dan FirmanNya:  

 

Artinya:  

"Dan mengekang diri duri menuruti hawa nafsu, maka surga itulah tempat (kembalinya 

)”.  

 

Akhirnya, kami memohon ampunan dari Allah .  

 

 

 

 

 

 

  

 

344 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 47  

Tentang Penganiayaan (Zalim)  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Musa Asy'arry de katanya, 

Rasulullah  bersabda: "Bahwasanya Allah memberi kesempatan kepada orang zalim, 

maka saat  menangkap padanya tidaklah dilepas dan tiada selamat, lalu beliau 

membaca ayat:  

 

Artinya:  

"Demikianlah siksa Tuhanmu, saat  menviksa masyarakat (suatu negeri atau) dusun 

yang salim, siksaNya sungguh pedih dan dahsyat”.  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah  Rasulullah  bersabda: ” 

Orang yang menganiaya (harta atau kehormatan) saudaranya, maka hendaklah minta 

halal sesaat  itu sebelum dituntut di hari tiada dinar dan dirham, lalu jika ia punya 

amal shalih maka diambillah amalnya untuk membayar penganiayaannya itu, dan jika 

tidak punya, maka kejahatan (orang yang dianiaya) dibebankan kepadanya”. (Al-

Hadis)  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah  Rasulullah  bersabda: 

"Tahukah kalian siapa orang yang muflis? Jawab sahabat: "Orang yang miskin harta 

dan peralatan rumah tangga di jual untuk membayar hutangnya, namun  masih belum 

lunas”. Kata beliau: "Muflis, yaitu umatku yang membawa salat, zakat dan puasa 

semuanya penuh, kelak di hari Kiamat habis untuk membayar perbuatan aniayanya 

(yakni) memaki orang, menuduh itu makan harta ini, dan membunuh anu, serta 

memukul dan lain-lain, maka jika amal kebaikannya sudah habis sedang 

penganiayaannya belum dibayar lunas, diambillah dosa-dosa orang yang dianiaya itu 

dibebankan kepadanya, kemudian dilemparkan ke dalam neraka”. (Al-Hadis)  

 

Kata Abu Maisarah: "Orang mati yang barusan dikubur, ditanya oleh kedua malaikat 

(Munkar-Nakir), kata mereka: "Kami akan memukul kamu 100x, jawabnya: "Aku 

dahulu beramal ini dan itu dari kebaikan, lalu keduanya menurunkannya 10x, dan 

segala amal baiknya ia tuturkan semuanya, hingga pukulan tinggal 1x, mereka berdua 

berkata: "kami akan memukul kamu 1x, sesudah  terjadi pukulan 1x, menyalalah api di 

 

345 Tanbih al-Ghafiln 

kuburnya, dan sahutnya: "Kenapa kalian memukul aku? Jawab mereka: "sebab  

kamu pada suatu saat lewat, melihat orang teraniaya dan minta tolong kepadamu, 

namun  kamu biarkan dia teraniaya”. Kemudian akal sehat berbicara: "Jika seseorang 

disiksa akibat tidak menolong (membiarkan) orang yang dianiaya, maka bagaimana 

beratnya siksa orang yang secara langsung berbuat aniaya (zalim)? Camkanlah wahai 

saudaraku!.  

 

Terkadang si pembaca Algur'an (pada hakikatnya) mengutuk dirinya sendiri. saat  

ditanya: Kenapa demikian? Jawabnya: "Ia membaca "ALLANATU 

ALADHDHAALIMIIN” artinya: "Kutukan Allah atas orang-orang zalim” padahal ia 

sendiri telah berbuat aniaya, yang berarti kutukan itu kembali kepadanya. (Maimun 

Mahran)  

 

Al-Faqih menyatakan: "Tiada dosa yang paling besar selain aniava, alasannya jika 

dosa kepada Allah, Dia Pemurah untuk memaafkannya. namun  jika dosa itu 

berhubungan dengan sesama manusia, maka harus minta maaf kepada orang yang 

dianiaya, dan jika ia sudah mati, maka wajib memohonkan istigfar baginya, mudah-

mudahan dengan demikian dapatlah dihalalkan (dosanya) di hari Kiamat.  

 

Maimun Mahran menyarankan: "Jika seseorang telah berbuat aniaya kepada lain 

orang, kemudian minta maaf, namun  tidak dimaafkan, maka bacakanlah istighfar 

untuknya setiap habis salat, insya Allah bebas dari tuntutan penganiayaan tersebut”.  

 

Dari Ibnu Mas'ud, katanya: "Orang yang membantu penganiayaan, atau menunjukkan 

teori pembelaannya dalam rangka menjatuhkan hak seorang muslim, pasti dimarahi 

Allah dan menanggung resiko (dosa)nya Orang yang paling goblok (bodoh) ialah: 

Yang menjual akhirat demi kepentingan dunianya, bahkan yang melebihi itu, ada lagi, 

yaitu: Yang menjual akhirat (agama)nya demi kepentingan lain orang”. (Pernyataan 

Umar Khathab )  

 

Aku tidak pernah melakukan amal baik demi (untuk) lain orang, berdasarkan Firman 

Allah:  

 

Artinya:  

 

346 Tanbih al-Ghafiln 

"Orang yang beramal baik, maka pahala (keuntungannya) untuk dirinya sendiri, dan 

yang berbuat keburukan resikonya ditanggung sendiri”. Dengan demikian jika aku 

beramal baik kepada lain, berarti keuangannya untuk diriku sendiri, dan jika berbuat 

buruk kepada orang lain, berarti aku telah merugikan diriku sendiri. (Demikianlah S. 

Ali dalam pernyataannya)  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said — katanya: "Salah seorang 

sahabat Muhajirin ingin menemui Nabi £ sendirian sebab  akan menyampaikan hajat 

pribadinya. saat  itu beliau berada di Bath-ha tengah memimpin tentaranya, setiap 

malam keliling dan kembalinya di waktu Subuh. Kebetulan malam itu beliau tertahan 

sampai pagi, dan saat  akan naik kendaraannya, beliau terkejut, kendali 

kendaraannya di pegang oleh sahabat tadi, ia berkata: "Ya Rasulullah, aku punya 

hajat yang harus kusampaikan kepadamu, jawabnya: "Lepaskan kendaraanku dan 

hajatmu tercapai, namun  sahabat tadi tidak memperdulikan, akhimya dipecutlah ia, 

sebab  beliau  khawatir terlambat jamaah salat Subuh. sesudah  selesai salat, beliau 

bertanya kepada para sahabat: "Siapakah yang terkena cambukku tadi?  

 

Beliau mengulangi seruannya agar yang terkena cambuknya itu segera menghadap. 

Kemudian sahabat tadi menghadap beliau seraya berkata: "AUUDZU BILLAAHHI 

TSUMMA BIRASUULIHII, Artinya: ” Aku berlindung kepada Allah dan Rasulullah-

Nya”. Sabda beliau: "Dekatlah kepadaku, lalu ia mendekat di depan beliau . sabdanya: 

"Terimalah tambuk ini dan pukulkan kepadaku, sebagai balasanmu kepadaku, Orang 

yang paling goblok (bodoh) ialah: Yang menjual akhirat demi kepentingan dunianya, 

bahkan yang melebihi itu, ada lagi, yaitu: Yang menjual akhirat (agama)nya demi 

kepentingan lain orang”. (Pernyataan Umaar Khathab )  

 

Aka tidak pernah melakukan amal baik demi (untuk) lain orang, berdasarkan Firman 

Allah:  

 

Artinya:  

“Orang yang beramal baik. maka pahala (keuntungannya) untuk dirinya sendiri, dan 

yang berbuat keburukan resikonya ditanggung sendiri". Dengan demikian jika aku 

beramud baik kepada lain, berarti keunungannya unuk diriku sendiri, dan jika berbuat 

 

347 Tanbih al-Ghafiln 

buruk kepada orang lain. berarti aku telah merugikan diriku sendiri. (Demikianlah S. 

Ali dalam pernyataannya)  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said  katanya: "Salah seorang 

sahabat Muhajirin ingin menemui Nabi  sendirian sebab  akan menyampaikan hajat 

pribadinya. saat  itu beliau berada di Bath-ha tengah memimpin tentaranya, setiap 

malam keliling dan kembalinya di waktu Subuh. Kebetulan malam itu beliau tertahan 

sampai pagi, dan saat  akan naik kendaraannya, beliau terkejut, kendali 

kendaraannya di pegang oleh sahabat tadi, ia berkata: "Ya Rasulullah, aku punya 

hajat yang harus kusampaikan kepadamu, jawabnya: "Lepaskan kendaraanku dan 

hajatmu tercapai, namun  sahabat tadi tidak memperdulikan, akhimya dipecutlah ia, 

sebab  beliau khawatir terlambat jamaah salat Subuh. sesudah  selesai salat, beliau 

bertanya kepada para sahabat: "Siapakah yang terkena cambukku tadi? Beliau 

mengulangi seruannya agar yang terkena cambuknya itu segera menghadap. 

Kemudian sahabat tadi menghadap beliau seraya berkata: "NUUDZU BILLAAHHI 

TSUMMA BIRASUULIHII,  

 

Artinya: 

” Aku berlindung kepada Allah dan Rasulullah-Nya”. Sabda beliau: ”Dekatlah 

kepadaku, lalu ia mendekat di depan beliau  sabdanya: "Terimalah tambuk ini dan 

pukulkan kepadaku, sebagai balasanmu kepadaku, Jawabnya: "AUUDZU BILLAAH 

jangan sampai aku mencambuk NabiNya, Beliau mengulangi seruannya hingga 

berulang-ulang, akhirnya bersabdalah beliau: "Kamu harus membalas aku atau 

memaafkan, lalu ia buang pecut itu dari tangannya seraya berkata: "Aku telah 

memaafkan ya Rasulullah. Kemudian beliau bersabda:  

 

Artinya:  

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu. tiada seseorang menganiaya 

orang mukmin, kecuali Allah membalasnya di hari Kiamat”.  

 

"Berbuat dosa 70x secara langsung dengan Allah, yaitu  lebih baik dan ringan, 

daripada menghadap KepadaNya dengan membawa satu dosa yang berhubungan 

dengan sesama manusia”. (Sufyan Tsaury)  

 

 

348 Tanbih al-Ghafiln 

Tidaklah pantas bagi orang yang punya hutang, makan dengan lauk pauk berminyak 

(digoreng) atau yang lebih rendah dari itu, jika hutangnya belum dibayar”. (Ibrahim Ad-

ham)  

 

Pernyataan Fudlail Iyadi:  

 

"Membaca Alquran saru ayat lalu diamalkan sungsuh-sungsuh, bagiku lebih utama 

daripada membaca 1000x khatam, dan membuat gembira hati orang mukmin serta 

memenuhi keinginan mau hajamnya. bagiku lebih utama daripada beribadat seumur 

kidup. Dan menyampingkan harta dunia bagiku lebih utama daripada beribadat 

sebanyak ibadarnya masyarakat langit-bumi. Dan meninggalkan segantang haram. 

bagiku lebih utama daripada 100x badal haji dengan uang hudal”.  

 

Faktor penyebab lenyapnya iman seSeorang, kebanyakan dari perbuatan aniaya 

terhadap sesamanya. Abu Qasim Hakim saat  ditanya: "Dosa apakah yang dapat 

melenyapkan iman seseorang? Jawabnya, ada 3 faktor, yairu:  

 

1. Tidak pandai mensyukuri nikmat Islam.  

2 Tiada rasa khawatir kehilangan iman (lenyap dari dadanya).  

3. Zalim (menganiaya) terhadap sesama muslim.  

 

Dari Humaid dari Anas Malik  katanya Nabi 38 telah berpesan: “Sering-seringlah 

mengingat maut agar engkau melupakan lainnya, dan bersyukurlah sebab nya 

menjadi bertambah nikmatmu. Dan selalu berdoa, sebab  kamu tidak tahu persis doa 

manakah yang diterima bagimu. Dan aku mencegah kalian berbuat 3 perkara, yaitu:  

1. Jangan mengingkari janji, dan jangan pula mempengaruhi atau membantu orang 

lin berbuat demikian.  

2. Jangan berbuat aniaya, sebab  orang yang dianiaya, pasti dibela oleh Allah  

3. Jangan menipu, sebab  akibatnya  

 

Manshur dari Mujahid dari Yazid Samurah, katanya: "Neraka Jahanam itu berlobang-

lobang seperti (tebing) yang dipantai laut, kinya ular-ular sebesar onta, dan 

ketonggeng sebesar keledai, jika ada orang menjerit minta dispensasi (diringankan), 

maka disuruh keluar lewat tepi, saat  akan keluar disambut oleh ular dan ketonggeng 

 

349 Tanbih al-Ghafiln 

yang merobek muka dan bibir mereka akhirnya lari lagi ke tengah, rasanya seperti 

kudis Yang sangpat gatal. lalu digaruk-garuk sehingga nglontoklah kulitnya dan 

terlihatlah tulangnya. saat  ditanya: "Kenapa kau?” Jawabnya: "Terkena penyakit 

yang mengganggu”. Diberitahukan kepadanya bahwa: "Itulah balasanmu dahulu 

mengganggu orang mukmin. Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Kami lebihkan kepada mereka siksa di atas siksa, akibat perbuatan mereka merusak 

(menggunggu)”.  

 

Umar menyatakan: "Sudah dianggap tersesat, orang yang berbuat 3 perkara, yaitu:  

 

1. Mencela perbuatan orang lain, padahal dirinya sendiri melakukan hal serupa.  

2. Mengorek kelemahan atau kesalahan orang lain, namun  kekurangan dirinya tidak 

diperhatikan.  

3. Mengganggu kawannya dengan perbuatan yang tiada manfaatnya (untuk dirinya).  

 

Rasulullah  bersabda:  

 

Artinya:  

”Dari buwah 'Arasy terdengar panggilan kelak di hari Kiamat: "Hai umat Muhammad, 

segala dosamu yang secara lanpsung hubungan dengan Aku maka Aku telah 

memaatk suanya, dan sisanya (berupa tuntutan) dari sesama kamu, hendaklah saling 

memaafkannya. lalu masuklah ke surga dengan rahmarku". (Al Hadis)  

 

 

 

 

  

 

350 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 48 

Tentang Rahmat dan Kasih-sayang  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah katanya, Rasulullah  

bersabda: "Ada orang bepergian, di tengah jalan terasa sangat dahaga, tidak lama 

kemudian terlihat olehnya sebuah sumur, Jaluia turun mengambil air dan minum, 

sesudah  keluar dari sumur, terlihat pula anjing tengah menjilat-jilat tanah sebab  haus, 

lalu hatinya berkata: "Anjing ini merasa haus atau dahaga seperti yang kurasakan tadi, 

lalu ia kembali turun ke dalam sumur dan memenuhi sepatunya dengan air, lalu 

digigitnya hingga berhasil naik dengan membawa air untuk diberikan kepada anjing 

tersebut, kemudian Allah memuji perbuatannya itu dan mengampuni dosanya”. (Al-

Hadis)  

 

Tanya sahabat: "Ya Rasulullah, berpahalakah menolong hewan itu? Jawabnya: 

"Menolong segala yang bernyawa (hidup) berpahala”.  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Hasan, Rasulullah bersabda: "Yang 

bisa masuk surga hanya orang yang punya rasa belas kasih”. Sabdanya pula: "Bukan 

kasih sayang buat pribadinya saja, namun  merata pada umumnya manusia (berperi 

kemanusiaan), dan tiada yang sanggup merahmati semua manusia, kecuali Allah .  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu 'Ubaidah dari Abdullah, katanya: 

"saat  kau saksikan saudaramu dijatuhi hukuman akibat dosanya, jangan kau kutuk 

dan jangan membantu setan dalam membinasakan saudaramu itu, bahkan hendaklah 

kamu priharin (berdoa): .  

 

ALLAHUMMARHAMMHU ALLAAHUMMA TUB 'ALAIHI. Artinya:  

 

"Ya Allah kasihanilah dia, dan terimalah taubatnya Serta ampulah dia”.  

 

Kata Sya'by: "Kata Nu'man Basyir di dalam khutbahnya di atas mimbar, sesudah 

bersyukur kepada Allah: "Aku mendengar Rasulullah , bersabda:  

 

Artinya:  

 

351 Tanbih al-Ghafiln 

"Umat Islam hendaknya saling nasihat menasihati, dan saling mengasihi dan 

menyayangi di antara mercka, bagaikan satu tubuh, jika sebasian terasa sakit, maka 

semua anggota tubuh merasakannya, hingsa tidak dapat tidur, sampai sembuh 

sakitnya'. (Al-Hadis)  

 

Anas Malik  berkata: "saat  Umar  jaga malam, ia bertemu dengan serombongan 

orang yang baru datang, ia mengkhawatirkan rombongan itu habis kecurian, lalu ia 

mendatangi Abdurrahman 'Auf. Ditanya: "Kenapa kedatanganmu di malam seperti ini 

ya Amiral mukminin? Jawabnya: "Kulihat serombongan orang datang dan 

dikhawatirkan jika mereka tidur akan kecurian, oleh sebab  itu marilah kita jaga 

mereka, lalu mereka berdua berjaga di dekat kemah rombongan itu sampai Subuh, 

dan sesudah  Subuh ia berseru: "ASHSIIALAAH, ASHSHALAAH berulang-ulang 

sampai mereka bangun, kemudian mereka berdua meninggalkannya”.  

 

Tambah Al-Faqih: "Seyogyanya kita mengambil suri tauladan dari para sahabat Nabi, 

Firman Allah:  

 

Artinya: "Kasih sayang di antara mereka”,  

 

Dan mereka saling mengasihi, bukan terbatas pada sesama umat Islam, bahkan 

sampai kepada kafir Dhimmy (kafir yang tidak bermusuhan secara nyata).  

 

saat  Umar melihat seorang kafir dhimmy tua tengah minta-minta, ja memanggilnya, 

katanya: "Kami tidak berbuat adil kepadamu, sebab  menarik bea cukai darimu, 

sewaktu kau masih remaja, kemudian sesudah tua, kami membiarkan engkau 

terlantar, lalu Umar memberi uang belanja kepadanya dari zakat (baitul mal).  

 

S. Ali sewaktu melihat Umar naik kendaraan di Abthah, menyapanya: "Mau pergi ke 

mana hai Amiral mukminin? Jawabnya: "Mencari onta yang lepas dari baitul mal (onta 

sedekah orang). Sahut Ali  "Sungguh kau telah merendahkan para khalifah yang 

diangkat sesudahmu”. Jawabnya: "Ya Abal Hasan, Demi Allah yang mengutus 

Muhammad  seandainya ada onta itu di pinggir sungai Furat, pasti Umar akan dituntut 

di hari Kiamat, sebab  tiada berharga seorang pemimpin acuh terhadap kepentingan 

umat Islam dan orang fasik yang mengganggu ketentraman umat Islam.  

 

352 Tanbih al-Ghafiln 

 

Dari Hasan, Rasulullah  bersabda: "Para wali Abdal umatku, masuk surga bukan 

sebab  banyaknya salat dan puasa, namun  sebab  Allah kasihan mereka sebab 

kebersihan dada mereka (dari iri dan dengki) dan kelunakan hati serta kasih-sayang 

terhadap sesama muslim (semua umat Islam). (Al-Hadis)  

 

Abu Wahab Muhammad Fa'anlany meriwayatkan dengan sanadnya dari Humaid, dari 

Anas Malik, Nabi  bersabda: "Ada 4 hak kewajiban umat Islam, yaitu:  

 

1. Membantu orang yang beramal kebaikan (Ta'awanu 'alal birri wattagwa).  

2. Memohonkan ampun orang yang berdosa (istighfar untuk mereka).  

3. Mendorong mereka yang terbelakang (dengan doa).  

4. Mencintai mereka yang bertaubat”.  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Ayyub, katanya: ” Aku mendengar 

Rasulullah  bersabda: "Ada 6 hak kewajiban seorang muslim terhadap sesamanya. 

Barang siapa meninggalkan satu berarti meninggalkan satu hak kewajibannya, yaitu:  

1. saat  diundang harus memenuhi undangannya.  

2. saat  sakit harus menengoknya.  

3. saat  meninggal dunia harus mengantar jenazahnya.  

4. saat  berpapasan (berjumpa) menyampaikan salam (ucap salam).  

5. saat  minta saran atau nasihat, maka berilah menurut kemampuan yang ada.  

6. saat  bersin, doakanlah (dengan ucapan YARHAMUKALLAH) semoga anda 

dikasihi Allah.  

 

Rasulullah  bersabda: "Setiap Nabi pasti pernah menggembala kambing, tanya 

sahabat: Ya Rasulullah, engkau juga? Jawabnya: "Ya, aku juga pernah 

menggembalanya”. (Al-Hadis)  

 

Tambah Al-Faqih: "Hikmah yang terkandung di dalamnya (menggembala kambing), 

yaitu: "Untuk menguji sampai sejauh mana kesabaran dan kesayangan serta keuletan 

mereka, demi membekali mereka dalam menghadapi umat manusia, sehingga 

mereka tidak mudah terkejut saat  diganggu dan disakiti mereka.  

 

 

353 Tanbih al-Ghafiln 

Nabi Musa  berkata: "Ya Tuhan, kenapa aku diangkat sebagai pilihanMu? JawabNya: 

"sebab  kasih sayangmu terhadap makhlukKu, yaitu sewaktu kau menggembala 

domba (punya) Syw'aib, ada seekor domba lari, lalu kau mengejamya sampai payah, 

sesudah  kena ia kau dekap, seraya berkata: "Hai miskin kau telah memayahkan aku, 

dan kau sendiri”. Maka dengan itulah Aku memilih dan mengangkatmu sebagai Nabi-

Rasulullah”.  

 

Dari Abu Hurairah  Rasulullah  bersabda:  

 

Artinya:  

"Orang yang menyimpan rahasia sesama muslimnya, Alah menyimpan pula 

rahasianya di dunia dan di akhirat orang yang melepaskan kesulitan saudaranya di 

dunia, telah pasti melepaskan kesulitunnya di akhirat, pasti Allah tetap menolong 

seorang hamba. seluma itu menolong saudaranya (umat Islam)”. (A-Hadis)  

 

Qatadah dari Anas, dari Nabi  sabdanya:  

 

Artinya:  

"Demi Zat yang jiwa Muhammad di tangan (kekuasaan)Nva, seseorang belum 

dianggap sempuma imannya, hingga menyukai bagi saudara muslimnya seperti apa 

yang ia sukai bagi dirinya sendiri berupa kebuikun”. (A-Hadis)  

 

Sya'by dari Umar, katanya: "Allah tidak menyayangi orang yang tiada rasa belas 

kasihan, dan tidak pula memberi ampunan kepada orang yang tidak mau memaafkan, 

serta tidak menerima taubatnya orang yang tidak menerima taubat saudaranya”.  

 

Orang yang pemurah (senang mengasihi), pasti dikasihani Allah Yang Pengasih, oleh 

sebab  itu kasihanilah masyarakat dunia, pasti kau dikasihi oleh yang di langit”. (Kata 

seorang sahabat).  

 

Rasulullah  bersabda:  

 

Artinya:  

 

354 Tanbih al-Ghafiln 

"Orang yang tidak punya rasu belas kasihan terhadap sesamunya, pasti lah tidak 

kasih pula kepadanya.” (Al-Hadis)  

 

Kata Qatadah: tercantum di dalam Injil: "Hai anak Adam, jika engkau menyayangi 

(sesamanya, pasti engkaupun) disayangi pula, maka bagaimana kamu disayangi oleh 

Allah, jika kamu tidak sayang kepada hambaNya?  

 

Sudah menjadi kebiasaan (tradisi baik) bagi Abu Darda, mendekati anak-anak, untuk 

membeli burung mereka, lalu dilepaskan seraya berkata "Terbanglah, dan bebaslah 

kamu mencari penghidupan sendiri”.  

 

Syaqiq Zahid menyatakan: "saat  kamu ingat atau bertemu dengan orang yang 

berbuat jahat, kemudian kamu tidak ada rasa belas kasihan kepadanya, maka berarti 

kamu jahat melebihi dia. Dan jika kamu ingat atau bertemu dengan orang yang 

beramal baik, kamu tidak punya rasa nikmat berbakti (ibadat) dalam hatimu, berarti 

kamu yaitu  orang jahat.  

 

Dari Malik Anas, Nabi  bersabda: "Jangan memperbanyak bicara, selain berzikir 

kepada Allah, agar hatimu tidak membeku, sebab  akibatnya jauh dari Allah, namun  

kamu tidak merasa (tidak tahu). Dan jangan mengorek kesalahan lain, seakan engkau 

Tuhannya, pandanglah dengan penuh kesadaran bahwa engkau hamba. Keadaan 

manusia hanya ada dua, sakit dan sehat maka kasihanilah yang sakit, dan 

bersyukurlah kepada Allah atas kesehatan”.  

 

Kata Abu Abdillah Syammy: "Aku pergi ke rumah Thawus lalu keluarlah orang tua, 

katanya: "Akulah Thawus, Jawabanku: ”Jika kav Thawus pasti sudah pikun. 

Jawabnya: "Seorang 'Alim tidak mungkin pikun, sekarang bertanyalah segera, 

Jawabku: "Jika kau mengingat aku, pasti akupun mengingatmu, lalu katanya: "Jika 

kau mau, aku dapat menyingkat semua isi Taurat, Injil dan Alquran (bagimu) dalam 3 

kalimat, Aku menjawab: "Cobalah aku ingin mengetahuinya. Katanya:  

"1. Takudah kepada Allah, hingga tiada yang kau takuti, kecuali Allah.  

2. Berharaplah kepadaNya, melebihi rasa takutmu kepadaNya,  

3. Cintalah kepada sesamamu, seperti engkau mencintai dirimu sendiri.  

 

 

355 Tanbih al-Ghafiln 

Kata Amr Yasir: "Orang yang dapat menghimpun 3 perkara, berarti sempurnalah iman 

yang ia himpun yaitu:  

1. Beramal (bersedekah) saat  keadaannya serba berkurang (tidak cukup 

keperluannya).  

2. Menyadari (menginsafi) diri sendiri.  

3. Menyebar luaskan salam kepada semua orang.  

 

Umar Abdul Aziz dalam pernyataannya: "Amal yang paling disenangi aleh Allah tiga, 

yaitu:  

1. Memaafkan sewaktu ia sanggup atau berkesempatan membalas (dendam 

kepadanya).  

2. Berlaku adil sewaktu emosi (marah).  

3. Menaruh belas kasihan terhadap sesama hamba Allah. sebab  hal itu menjadikan 

Allah sayang kepadanya.  

 

Hisyam dari Hasan, katanya: "Allah memberi wahyu kepada Adam: "Hai Adam, ada 

empat perkara yang dapat menarik atau mengumpulkan kebaikan untukmu dan anak 

cucumu, yaitu:  

 

1. Satu untukKu, yaitu kamu wajib menyembah Aku dan haram menyekutukan Aku 

dengan siapapun”.  

2. Satu untukmu, yaitu amal perbuatanmu, Aku akan membalas saat  kamu sangat 

membutuhkannya.  

3. Satu antaramu dan Aku, yaitu dari kamu berupa doa, sedang dariKu menerima 

(mengabulkannya).  

4. Satu antara kamu dengan sesamamu (manusia dengan manusia), yaitu bergaul 

dengan mereka seperti layaknya engkau senang diajak bergaul.  

 

WALLAAHU ALAM  

 

 

 

 

 

 

356 Tanbih al-Ghafiln 

  

 

357 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 49 

Tentang Khauf (Takut) Kepada Allah  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Sa'id Musayyab, bahwa: "Umar, Ubay 

Ka'ab dan Abu Hurairah  semuanya masuk kepada Nabi  seraya bertanya: "Ya 

Rasulullah siapakah orang yang paling pintar? Jawabnya: "yang berpikir”. Lalu 

siapakah yang paling (tekun) beribadat? Jawabnya: "Yang berpikir”. Lalu, yang paling 

utama: Jawabnya: "Yang selalu berpikir”. Lalu kata mereka: "Ya Rasulullah, bukankah 

orang berpikir itu, sempurna akhlaknya, fasih tutur katanva, tangannya pemurah, dan 

tinggi kedudukannya? Jawabnya: "Semua itu, faktor penyebab (perlengkapan) 

kepuasan hidup di dunia, sedang akhirat yang di sisi Tuhan itu, hanya bagi orang yang 

bertakwa, orang yang berpikir (sempurna akalnya) yaitu yang bertakwa, sekalipun 

kelihatannya rendah hidupnya di dunia. (takwa ialah: berbakti kepada Allah dan 

menjauhi segala laranganNya).  

 

Menurut Malik Dinar: "Seseorang yang merasakan bukti takut dan berharap kepada 

Allah, berarti ia benar-benar berpedoman perkara yang kokoh. Sedangkan bukti takut, 

yaitu: ”Menjauhi maksiat (larangan) Allah. Dan bukti berharap, yaitu: "Menjalankan 

perintahNva”.  

 

Adapun menurut Ulama lainnya: "Bukti berharap, vairu melakukan segala amal yang 

diridai Allah secara ikhlas sebab Nya. Dan bukti takut, yaitu: ”Menjauhi segala 

laranganNya”.  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Sya'by Ibnu Abbas. katanya kepada 

Umar - sewaktu ia ditikam Lu'luah Majusv: "Ha Amiral mukminin, engkau telah Islam 

sewaktu kebanyakan manusia masih kafir, dan engkau telah berperang bersama Nabi 

sewakru (beliau) diejek orang. Bahkan saat  beliau wafat sangat rida kepadamu, dan 

tiada umat Islam yang menentangmu, sekarang anda menjadi syahid. Kemudian ia 

menjawab: "Bahwasanya orang yang tertipu ialah orang yang engkau sanjung-

sanjung, demi Allah, seandainya aku mempunyai harta seisi dunia ini, pasti akan 

dipergunakan demi tertebusnya diri dari hari Kiamat”.  

 

 

358 Tanbih al-Ghafiln 

Rasulullah  bersabda: "Orang beriman itu berada di antara dua ketakutan, yaitu: 

"Antara ajal terdahulu, tidak tahu persis apa tindakan Allah baginya. Dan ajal 

mendatang, juga tidak tahu persis bagaimana keputusan Allah terhadapnya, oleh 

sebab  itu seseorang wajib berbekal amal demi keselamatan dirinya, dan dari dunia 

untuk akhirat, dari hidup untuk matinya. Maka demi Allah yang jiwa Muhammad di 

bawah kekuasaanNya: "Sesudah mati, tiada kesempatan istighfar dari dosa, dan tiada 

tempat di sana, kecuali "surga dan neraka”. (HR. Hasan Bashry dari Jabir )  

 

Beliau  bersabda: "Firman Allah:  

 

Artinya:  

 

”Demi Keagungan dan KemenanganKu, tiada berkumpul dua rasa takut, atau rusa 

tentram bagi hambaKu. Orang yang di dunia takut KepadaKu, pasti Kuberikan rasa 

aman baginya di akhirat, dan orang yang hidupnya di dunia merasa aman dariku, pusti 

di akhirat diancam rasa takut (sungguh-sungguh tukut)”.  

 

'Ady Arthat, menawarkan kepada para jamaahnya: "Maukah kalian, aku sampaikan 

hadis yang kuterima langsung dari Rasulullah , lalu jamaah menjawab: ”Ya”. 

Kemudian katanya: "Rasulullah  bersabda: "Di langit ke-7 para malaikat bersujud terus 

sejak di ciptakan hingga hari Kiamat, persendian mereka terus gemetar, sebab  

takutnya kepada Allah, jika hari Kiamat tiba mereka mengangkat kepala seraya 

membaca: "SUBHAANAKA MAA 'ABADNAAKA HAQQA 'IBAADATIKA".,  

 

Artinya: "Maha suci Engkau ya Tuhan, sebenarnya kami belum menyembah 

kepadaMu (dengan artian yang sesungguhnya). (Riwayat Amrbin Manshur)  

 

Setiap akan tidur Abu Maisarah berkata: "Seandainya ibuku dulu tidak melahirkan aku, 

lalu dijawab oleh istrinya: "Hai Abu Maisarah, Allah telah memberi karunia kepadamu 

dan petunjuk Islam. Sahutnya: "Benar, namun  Dia menjelaskan bahwa: "Kami harus 

melewati neraka, dan seterusnya tiada penjelasan bahwa: ” Kami akan keluar 

darinya”.  

 

 

359 Tanbih al-Ghafiln 

Yang saya irikan bukan para malaikat terdekat (dengan Tuhan) atau para Nabi-

Rasulullah, sebab  mereka juga akan dituntut di hari Kiamat, namun  aku iri terhadap 

para bayi yang belum lahir, (Fudlail Iyadl).  

 

Kesusahan faktor penyebab nafsu makan berkurang, rasa takut faktor penyebab 

enggan bermaksiat, dan pengharapan yaitu  motifasi beribadat, ingat mati yaitu  

faktor penyebab enggan mencampuri urusan orang”. (Ahli hikmah)  

 

Rasulullah  bersabda: "saat  seorang mukmin hatinya terasa bergetar, sebab  takut 

kepada Allah, maka berguguranlah dosanya seperi rontoknya daun kering dari tangkai 

(pohon)nya”. (Al-Hadis)  

 

saat  beliau  ditanya tentang keluarga, jawabnya: ” Keluargaku ialah setiap mukmin 

yang bertakwa sampai hari Kiamat, sedangkan waliwaliku ialah para muttagin, dan 

setiapnya tidak ada kelebihan, kecuali takwa kepada Allah”. (Al-Hadis)  

 

Rasulullah  bersabda:” Ada 3 faktor penyebab selamat dan 3 lainnya penyebab 

binasa, yaitu:  

 

a. Tiga faktor penyebab selamat:  

1. Berlaku adil dalam lega hati atau marah, yakni tidak mudah dijebak oleh hawa 

nafsu.  

2. Berlaku sederhana, baik sewaktu kaya atau miskin.  

3. Tetap bertakwa kepada Allah, baik sewaktu sendirian atau bersama masyarakat 

umum.  

 

b. Tiga faktor penyebab binasa:  

 

1. Rakus dan kikir terhadap yang ditaati.  

2. Mudah dijebak oleh hawa nafsu (menurutinya).  

3. Membanggakan diri (atas amal atau lainnya). (HR. Rabbi' dari Hasan).  

 

Rabbi' Khaitsam setiap malam bangun dan menangis, sebab  takut kepada Allah, lalu 

ibunya bertanya: "Kenapa hai anakku apakah kau pernah membunuh? Jawabnya: 

 

360 Tanbih al-Ghafiln 

"Ya”. Lalu siapa orang nya? Mungkin . ibumu bisa berusaha memohonkan maaf 

kepada keluarganya? Jawabnya: "Terimakasih ibu, sesungguhnya yang aku bunuh 

itu yaitu  "nafsuku sendiri”.  

 

Al-Faqih dalam pernyataannya: "Ada 7 perkara yang dapat membuktikan adanya 

takwallah yaitu:  

 

1. Lisan tidak pernah berdusta, ghibah dan bicara kosong (tidak bermanfaat), ia 

digunakan hanya untuk zikrullah, tilawatul Alquran dan belajar agama (ilmu).  

 

2. Perut tidak pernah makan, kecuali yang halal dan hanya secukupnya (tidak 

berlebihan).  

 

3. Mata tidak melihat, kecuali yang dihalalkan, dan pandangannya atas dunia, bahkan 

menjadi peringatan bagi dirinya.  

 

4. Tangan tidak pernah bergerak, kecuali untuk taat kepada Allah semata.  

 

5. Kaki terpelihara dari perbuatan maksiat.  

 

6. Hati penuh rasa kasih sayang terhadap sesama muslim, tidak kenal Iri, dengki 

ataupun hasud.  

 

7. Ibadah atau taatnya dilandasi dengan penuh keikhlasan, jauh dari riya dan nifak.  

 

Dengan demikian matusia yang bertakwa dengan bukti-bukti tersebut, termasuk 

manusia yang dijamin dengan ayat: ? 

 

Artinya: . ”Negeri akhirat bagi Tuhanmu, hanya disediakan untuk orang-orang yang 

bertakwa”. (Zukhruf 35)  

 

Dan ayat:  

 

Artinya: "Orang-orang yang bertakwa, pasti selamat dan bahagia”. (Naba' 31)  

 

361 Tanbih al-Ghafiln 

 

Dan ayat:  

 

Artinya: "Orang-orang bertakwa selalu pada posisi sangat . menguntungkan (terjamin 

keamanannya)”. (Dukhan 51)  

 

Dan ayat:  

 

Artinya: "Setiap orang masuk neraka, ini yaitu  ketetapan yang past dari Tuhanmu. 

Kemudian hanya orang yang bertakwalah yang akan Kami selamatkan, sedang orang 

salim dibiarkan tetap berlutut di dalam neraka”. (Maryam 71-72)  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Awam, dari Ka'bul akhbar, 

katanya: "Tafsir tentang ayat 71 S. Maryam yaitu: "Masuk neraka Jahanam, 

maksudnya didatangkan lemak yang sangat basin baunya, dan saat  manusia 

meletakkan kaki lalu diseru: "Peganglah bagianmu dan biarkanlah bagianku, 

kemudian bagiannya yang sudah dikenal itu ditelan, maka selamatlah orang-orang 

mukmin, dan pakaiannya basah. Petugas (penjaga) Neraka memegang tongkat besi 

bercabang dua, yang berkekuatan sekali dorong 700.000 manusia terjerumus ke 

neraka”.  

 

Hasan dari Imran Husin. Ayat (di bawah) ini diturunkan saat  beliau  berada di tengah 

perjalanan bersama kami. ayatnya yaitu:  

 

Artinya:  

”Hai sekalian manusia bertakwalah kepada Allah, bahwasannya kegoncangan hari 

Kiamat itu yaitu  suatu kejadian dahsyat”. (Al-Hajj 1)  

 

Lalu beliau bersabda: "Tahukah kamu apakah itu? Jawab mereka: Allah dan 

RasulullahNya lebih mengetahui. Sabdanya: Di hari Allah berfirman kepada Adam: 

"Bangun dan siapkan bagian neraka dan surga. Tanya Adam: ”Ya Tuhan, berapa 

bagian masing-masing? JawabNya: "Setiap 1000 orang, 999 bagian neraka dan satu 

surga”. Para sahabat menangis mendengarnya. Lalu beliau 8 bersabda: "Harapanku 

semoga kalian sepertiga penghuni surga” kemudian mereka bertakbir. Dan beliau 

 

362 Tanbih al-Ghafiln 

bersabda: "Sebelum seorang Nabi diutus pasti ada orang jahiliyahnya, mereka itulah 

yang akan memenuhinya, ditambah dengan orang-orang munafik. Sedangkan kalian 

di tengah umat manusia, tidak bedanya  

 

Seperti tai lalat di pinggang onta. Sungguh aku mengharap kalian dua pertiga dari 

penghuni surga, lalu mereka bertakbir lagi atas kabar gembira tu. Sabdanya pula: 

"Bahwasanya yang hidup bersama kalian ini ada dua makhluk, keduanya jika 

berkumpul dengan siapa saja, pasti melebihi juAllah banyaknya Ya'juj-Majuj dan 

orang-orang kafir dari jin dan manusia”.  

 

Abul-Hasan Bashry dalam nasihatnya: "Kalian jangan tegiur dengan keterangan, 

bahwa: "Seseorang pasti bersama-sama dengan orang yang dicinta (kelak)”. sebab  

derajat orang abrar (yang taat) tidak mungkin dicapai, kecuali dengan mengikuti 

amaliah mereka. Dan orang-orang Yahudi, Kristen dan semua ahli bid'ah semua 

mencintai para NabiRasulullah, namun  tidaklah mungkin berkumpul dengan mereka 

(para Nabi-Rasulullah).  

 

Rasulullah  bersabda: "Orang yang tiada peningkatannya dari hari kemarin dengan 

sekarang, berarti rugi, dan yang menurun (kebaikannya) berarti terkutuk, dan orang 

yang tiada peningkatan berarti berkurang (menurun grafiknya), jika demikian 

keadaannya maka lebih baik mati baginya”. (Al-Hadis)  

 

Al-Faqih dari ayahnya: Kata Handhalah: "Nasihat Nabi saat  itu, sangat diresap 

dalam hati, dan sanggup mencucurkan air mata, serta menyadarkan diri kami, namun  

sesudah itu kami disibukkan dengan urusan harta dunia, hingga kami melupakannya. 

Tiba-tiba kami ingat kembali dan sadar, lalu aku berseru "Han-dhalah munafik”. Sahut 

Abu Bakar: "Tidak, kamu tidak menafik Handhalah”. Selanjutnya kami menghadap 

Nabi seraya berkata: "Handhalah munafik” Jawab beliau : "Tidak, kamu tidak munafik” 

Sahut kami: "Ya Rasulullah, Nasihatmu tadi sangat diresap di hati, sanggup 

mencucurkan air mata serta menyadarkan diri kami, namun  sesudah itu kami 

disibukkan dengan urusan harta sehingga kami melupakannya. Lalu sabda beliau: "Ya 

Handhalah, seandainya keadaanmu tetap seperti semula, para malaikat pasti 

menjabat tanganmu di jalan-jalan dan mengunjungimu ke rumah di tempat tidurmu, 

 

363 Tanbih al-Ghafiln 

namun  sifat manusia (tabiatnya) memang demikian, terkadang ingat dan terkadang 

lupa”. (Al-Hadis).  

 

'Aisyah ra: "Aku bertanya tentang ayat (di bawah) ini kepada Nabi . Apakah mereka 

yang berbuat dosa, lalu takut? Jawabnya: "Tidak, setapi mereka yang berbuat baik 

atau taat dan takut tidak diterima dari mereka”.  

 

Ini ayatnya:  

 

Artinya:  

"Dan mereka yang telah melakukan apa yang dilakukan sedang haci mereka tetap 

merasa takut”. (Al-Mukminun 60)  

 

Orang yang melakukan kebaikan saja berperasaan khawatir 4 perkara, lalu 

bagaimana perasaan takut bagi yang bermaksiat? Sedang 4 perkara yang 

dikhawatirkan yaitu:  

 

1. Khawatir ditolak, sebab Allah hanya menerima (amal) orang yang bertakwa.  

2. Khawatir riya. Firmannya: 

 

Artinya:  

”Mereka yang diperintah agar menyembah Allah secara ikhlas, bagiNya agama 

sesempurnanya”.  

3. Khawatir dalam memelihara keselamatannya, FirmanNya:  

 

Artinya:  

"Orang yang datang dengan amal kebaikan lalu pahalanya dilipar gandakan 10x 

kebaikan, dengan syarat amal kebaikan itu dibawa ke akhirat”.  

4. Khawatir kerendahan dalam berbakti, sebab  tidak tahu persis Apakah tetap dalam 

taufikNya atau tidak. FirmanNya:  

 

Artinya:  

“Dan tiada taufikKu, kecuali dengan pertolongan Allah, kepadanya aku berserah dan 

kembali”.  

 

364 Tanbih al-Ghafiln 

 

 

 

 

 

 

  

 

365 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 50  

Tentang Keutamaan Zikrullah  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Darda', Rasulullah  bersabda: 

"Ingatlah, aku akan memberitahu kepadamu, amal yang paling baik dan mulia di sisi 

Tuhanmu, yang dapat mengangkat derajat tertinggi, dan bagimu lebih baik daripada 

bersedekah mas-perak, dan lebih baik daripada mati syahid membela agama Allah, 

yaitu Zikrullah (mengingat Allah)”. (Al-Hadis).  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Ja'far, Rasulullah  bersabda: "Ada 

3 amalan yang paling berat timbangannya, yaitu:  

1. Menginsafi diri sendiri  

2. Membantu saudaranya dengan harta.  

3. Zikrullah.  

 

Pernyataan Mu'adz Jabal: "Tiada amalan yang dapat membebaskan manusia dari 

siksa Allah, seperti zikrullah (ia sebagai penebus dosa)”. saat  ditanya: sekalipun 

perang sabil? Jawabnya: "Ya, perang sabil, tidak dapat membandinginya, Firman 

Allah:  

 

Artinya:  

”Zikrullah itulah Yang Besar (yakni) orang yang mengingat Allah pasri diingat 

olehNya