Tampilkan postingan dengan label Teori muslim 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teori muslim 2. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Oktober 2025

Teori muslim 2

 


faat kepada Nabi Adam untuk menyelesaikannya, namun 

Jawabnya: "Hal itu, bukan kuasa urusanku, sebab  akupun diusir dari surga, akibat 

dosaku, saat ini aku tengah mengurus nasibku, dan cobalah minta syafa'at kepada 

Nabi Nuh. Datanglah mereka dan minta syafa'at kepada Nabi Nuh  Akan namun  

Jawabnya sama dengan Nabi Adam, sebab  aku telah membinasakan penghumi bumi 

(tenggelam) dengan doaku, dan cobalah minta syafaat kepada Nabi Ibrahim . Lalu 

datanglah mereka dan minta syafaat kepadanya, tapi Jawabnya, sama seperti kedua 

Nabi tersebut, sebab  aku pun telah berdusta sampai 3x (Komentar Rasulullah ). 

ketiga dusta Nabi Ibrahim yaitu  demi tegaknya agama Allah, yaitu:  

 

Firman-Nya:  

 

Artinya:  

1. "Lalu ia memandang satu kali ke bintang-bintang”. (Ash-Shaffat 88) 

 

 Kemudian ia berkata: "Sungguh aku sakit”. Dan firman-Nya:  

 

Artinya:  

2.  “Yang merusak berhala, itulah yang terbesar. (Al-Anbiya' 63)  

 

3. saat  Istrinya (Sarah) akan diganggu raja dlalim, jawabnya: "Ini yaitu  saudaraku",  

 

sebab  itulah saat ini aku hanya memikirkan nasibku sendiri, cobalah kalian minta 

syaf'at kepada Nabi Musa . Lalu datanglah mereka dan minta syafaat kepadanya, 

Jawabnya: sama seperti Nabi-nabi terdahulu, sebab  aku pernah membunuh orang 

tanpa hak, cobalah kalian minta syafaat kepada Nabi Isa, Lalu datanglah mereka dan 

 

43 Tanbih al-Ghafiln 

minta syafaat kepadanya. Jawabnya: Aku dan ibuku telah diangkat orang-orang sesat 

sebagai Tuhan, dan saat ini tiada sesuatu yang menjadi pemikiranku, kecuali nasibku 

sendiri, namun  bagaimana menurut kalian, jika ada barang tertutup rapat, apakah 

kiranya kalian dapat menemuinya, jika tutupnya tidak dibuka? Jawab mereka: "Tidak, 

lalu katanya: "Bahwasanya Nabi Muhammad itulah penutup semua Nabi-nabi, dan ia 

diampuni oleh Allah, cobalah kalian minta syafaat kepada beliau itu, lalu mereka 

datang kepadaku, dan aku berkata kepada mereka: "Baiklah aku bantu kalian, sampai 

turun izinNya, untuk siapa yang dikehendaki dan diridai olehnya, menurut 

kehendakNya, kemudian jika Dia akan menyelesaikan makhluk-Nya, diserukan: 

"Dimanakah Muhammad berikut umatnya? kamilah yang terakhir di dunia, namun  yang 

paling pertama hisabnya di hari Kiamat. Berdirilah aku beserta umatku, dan umat-

umat itu membukakan jalan bagi kami, terdengar suara, hampir mereka itu merupakan 

Nabi-nabi, majulah aku ke pintu surga dan mengetoknya, Suara menyapa: "Siapakah? 

Jawabku Muhammad, Rasulullah, terbukalah pintu, dan masuklah aku langsung 

bersujud, memuji Allah, dengan pujian yang belum pernah diucapkan manusia 

sebelumku, lalu aku diperintah bangun: Angkatlah kepalamu, berkatalah, pasti 

diperhatikan, mohonlah, pasti dikabulkan, berikan syafaatmu, pasti diterima. 

Kemudian aku berikan syafaat kepada orang-orang yang hatinya terdapat keimanan 

atau keyakinan sekalipun hanya sebesar semur hitam arau biji jagung, dan kalimat:  

 

saat  Umar bin Khathab masuk Masjid, ia melihat Ka'bul Akhba, tengah menasihati 

banyak orang, lalu kata Umar kepadanya: Hai Ka'bul Akhbar nasihatilah kami dengan 

cerita yang mebangkitkan rasa takur kepada Allah . Jawabnya: "Bahwasanya ada 

malaikat yang ditugaskan tegak berdiri terus, hingga tiada kenal membungkuk, ada 

pula lainnya yang terus sujud tiada kenal bangun hingga ditiupnya terompet Israfi, dan 

terus bertasbih sebagai berikut: "Maha suci Engkau ya Allah, segala puji bagiMu tiada 

kemampuan bagi kami melakukan ibadat sesempurnanya. Demi Allah yang jiwaku 

pada KekuasaanNya, di hari Kiamat neraka diperdekat, ia bergemuruh dengan alunan 

satu suara, saat itu tiada seorang Nabi, orang mati syahid, orang jujur, kecuali hanya 

berdoa: Ya Allah aku memohon keselamatan hanya untuk diriku seorang, sampai Nabi 

Ibrahim lupa putranya (Ismail dan Ishak) seraya berkata: "Ya Allah aku yaitu  

kekasihMu (yakni) Ibrahim, Dan saat seperti itu hai Umar, jika engkau mempunyai 

amal sebanyak amalnya 70 orang Nabi, pasti perkiraanmu tidak mungkin selamat. 

(Maka para sahabat yang mendengarkan cerita itu semuanya menangis). Lalu kata 

 

44 Tanbih al-Ghafiln 

Umar: Hai Kaab sekarang ceritakanlah kepada kami berita gembira, lalu ia mulai 

menceritakannya: "Bahwasanya ada 313 syariat bagi Allah, tiada seorang menghadap 

Allah di hari kiamat, dengan salah satu syariat tersebut dengan catatan: mengikut 

sertakan kalimat: LAAILLAHHAILLALLAAHH, pasti dimasukkan surga, demi Allah 

seandainya kamu tahu kebesaran rahmat Allah, pasti kamu kurang beramal.  

 

Oleh sebab  itu, hai saudaraku: ”Siapkanlah dirimu dengan amal shalih, dan menjauhi 

maksiat, sebab  tiada lama lagi hari Kiamat akan mendatangimu, kau pasti menyesal 

jika hidupmu kau sia-siakan, ketahuilah kematianmu itu yaitu  hari Kiamat bagimu, 

seperti yang dikatakan Mughirah bin Syu'bah: "Hari Kiamat kalian tunggu, padahal 

saat kematianmu itulah Kiamatmu”.  

 

Isi ceramah Al-qamah bin Qays saat  menyambut pelepasan jenazah di kubur Allah 

yaitu  sebagai berikut: "Orang ini sudah sampai (tiba) kiamatnya, sebab  jika 

seseorang mati, terpampang-semua problem hari Kiamat, yaitu: "Surga, neraka dan 

malaikat, tiada dapat lagi beramal, lalu keadaannya seperti di hari kiamat dan pada 

saatnya ia bangkit menurut keadaan matinya, oleh sebab itu siapa yang di akhir 

hidupnya (beramal) baik, pasti untung dan bahagia.  

 

Kata Abu Bakar Al-Waasthi: "Keuntungan yang sangat besar dalam 3 fase, yaitu: Fase 

hidup, Fase mati, dan fase Kiamat. 1. Keuntungan dalam Fase hidup, yaitu: Jika 

sepanjang hidupnya dibuat ibadat atau taat kepada Allah 2. Keuntungan alam fase 

mati, yaitu: Jika matinya tetap teguh pada SYAHHADAT. 3. keuntungan dalam Fase 

Kiamat, yaitu: Jika bangkit dari kubur mendengar informasi atau berita bahwa: "Surga 

disediakan baginya”.  

 

Diceritakan oleh Yahya bin Mu'adz, saat  saat  di dalam majelisnya dibacakan ayat:  

 

Artinya: ” Di hari Kiamat, Kami himpun orang yang takwa kepada Tuhan Pemurah 

sebagai urusan terhormat”. (Maryam 85)  

 

Artinya:  

”Sedangkan orang-orang durhaka Kami halau ke Jahanam dengan keadaan sangat 

haus”. (Maryam 86)  

 

45 Tanbih al-Ghafiln 

 

Lalu ia berpesan: "Tenanglah hai manusia, kelak kamu berduyun-duyun menghadap 

Tuhannya, satu persatu, secara mendetail amal amalmu ditanyakan. Adapun para 

wali dengan berkendaraan, dan hal itu akan terjadi saat bumi telah lenyap, Hai 

saudaraku, ingatlah kepahitan sehari sama dengan 50 ribu tahun, di saat 

mendebarkan penuh duka dan penyesalan, itulah hari yang sangat besar, saat 

manusia dibangkitkan semua untuk menghadap Tuhannya. Yaumul Hisab, saat 

diajukan pertanyaan dan ditimbangnya amal, saat kegoncangan, saat yang pasti, 

menakutkan, Yaumul ba'ats, saat semua manusia meninjau kembali catatan segala 

amalnya, saat manusia menjadi berbagai macam bentuk menurut amalnya. Saat ada 

yang bermuka putih berseri dan ada pula yang bermuka hitam, tiada seorang pun 

menolong lainnya, tiada artinya tipu daya, saat seorang ayah tidak mampu menolong 

anaknya dan sebaliknya, bahaya selalu mencekamnya, orang-orang zalim tidak dapat 

beralasan, dikutuk dan disiksa, masing-masing dituntut mempertahankan dirinya 

sendiri, setiap wanita menyusui meninggalkan anaknya, setiap kandungan pasti 

gugur, saat manusia kelihatannya mabuk, namun  bukan sebenarnya, melainkan akibat 

dahsyatnya siksaan hari Kiamat.  

 

Kata Muqatil bin Sulaiman: "Manusia (makhluk lainnya) di hari Kiamat, akan berdiri 

menunggu (pengadilan Tuhan) selama 100 tahun, mereka tenggelam dalam peluhnya 

masing-masing, sesudah itu dalam masa 100 tahun lagi mengalami cuaca gelap 

membingungkan, dan tenggelam dalam kesibukan menuntut balas (laku aniaya orang 

lain) kepada Tuhan selama 100 tahun lagi. Diperkirakan hari Kiamat itu sepanjang 

5000 tahun, namun  bagi mukmin yang ikhlas dalam beribadat atau beramal, 

diperkirakan hanya sesaat saja. sebab nya hai manusia yang berakal sehat, 

bersabarlah menghadapi penderitaan di dunia, dengan taat beribadat kepada Allah, 

agar tidak sampai mengalami penderitaan yang menyedihkan di hari Kiamat nanti.  

 

 

 

 

  

 

46 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 5 

Tentang Sifat dan Penghuni Neraka  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah : ”Rasulullah  bersabda: 

"Dinyalakannya api neraka sejak 1000 tahun hingga merah membara, ditambah lagi 

1000 tahun hingga putih meleleh, lalu 1000 tahun lagi hingga menghitam gelap, 

seperti malam yang gelap kelam”.  

 

Yazid bin Martsad yaitu  orang yang tidak henti-hentinya menangis sampai tidak 

pernah kering matanya, saat  ditanyakan, Jawabnya: "Seandainya aku diancam 

kurungan penjara dalam kamar mandi atau WC selama 1000 tahun akibat 

kesalahanku, pasti aku mencucurkan air mata tiada hentinya, padahal Allah telah 

mengancam aku kurungan penjara api neraka yang dinyalakan sejak 3000 tahun yang 

lalu, kenapa aku tidak mencucurkan air mataku?  

 

Al-Faqih Meriwayatkan dengan sanadnya dari Mujahid, katanya: ”Di neraka Jahanam 

ada perigi-perigi berisi ular-ular sebesar leher unta, dan ketunggeng sebesar keledai, 

lalu orang-orang penghuni neraka lari mendekat ular tersebut, saat  menempel 

bibirnya terkupaslah rambut, kulit dan kukunya, mereka selamanya tidak akan lepas 

dari gigitannya.  

 

Dari Abdullah bin Jubair, bahwasanya Rasulullah  bersabda: ”Di dalam neraka 

terdapat ular-ular sebesar leher unta, saat  menggigit sekali 40 tahun rasa sakitnya 

belum juga sembuh, dan terdapat pula ketonggeng sebesar keledai, saat  menggigit 

sekali 40 tahun pula rasa sakitnya belum bisa sembuh”. (Al-Hadis).  

 

A'masy dari Yazid bin Wahab dari Ibnu Mas'ud, katanya ” Bahwasanya apimu ini 

yaitu  seper 70 panasnya api neraka, lalu jika tidak dinginkan dalam laut 2x, pasti 

kamu tidak mungkin kuat memakainya (memasak dan lain-lain).  

 

Nabi  bersabda: "Bahwasanya siksa paling ringan bagi penghuni neraka, yaitu yang 

bersandalkan api (itu saja) sanggup membuat otak mendidih, seakan api naik ke 

telinga, gigi, dan bibir. Bahkan usus pun sempat keluar dari bawah kakinya, dia 

 

47 Tanbih al-Ghafiln 

berperasaan bahwa yang paling berat siksanya, padahal yang sebenarnya dia paling 

ringan siksanya di antara siksa-siksa neraka”.  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr bin 'Ash, katanya: ” 

Bahwasanya penghuni neraka memanggil malaikat Malik sclama 40 tahun tidak 

dijawab, lalu jawabannya: "Tetaplah kalian di neraka”. Kemudian mereka memanggil 

Tuhan: "Ya Tuhan keluarkanlah kami dari neraka, kami berjanji tidak lagi mengulangi 

perbuatan maksiat, namun  tidak dijawab sepanjang umur dunia lipat dua kali. Lalu 

jawabannya: "Hinalah kamu di neraka dan jangan banyak bacot atau ngomel”. Demi 

Allah sesudah itu tiada sedikitpun ucapan darinya, yang terdengar hanyalah nafas 

keluhan dan rintihan seperti suara keledai.  

 

Seruan Qatadah: "Hai kaumku, apakah kamu menganggap hal itu akan menimpa 

dirimu, atau apakah kamu sanggup menghadapinya, padahal berbakti kepada Allah 

yaitu  jauh lebih ringan bagi kamu maka berbaktilah kepada Tuhanmu. Penghuni 

neraka mengeluh kira-kira 1000 tahun, dengan keluhan yang tak berarti, katanya:  

 

Artinya: 

"Baik kami mengeluh atau sabar (di dalam neraka), tidak ada tempat untuk melarikan 

diri”. (Ibrahim 21)  

 

Lalu selama 1000 tahun mereka minta hujan, akibat dahaganya, jawabanNya lewat 

malaikat Jibril: Hai Jibril, mereka minta apa? Jawabnva: Engkau Maha Mengetahui ya 

Allah, mereka minta hujan. Kemudian diperlihalkan awan merah bagi mereka, 

sehingga mereka mengira hujan akan turun, namun  tidak.  

 

Datanglah kiriman berupa ketonggeng sebesar keledai menggigit mereka dengan 

gigitan yang sakitnya 1000 tahun. Mereka minta lagi hujan selama 1000 tahun, lalu 

diperlihatkan awan hitam yang mereka kira hujan akan turun, namun  bahkan yang turun 

ular-ular sebesar leher unta, menggigit mereka dengan gigitan yang sakitnya 1000 

tahun lagi Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Kami beratkan siksa mereka diatus siksa”. (An Nahl 88)  

 

48 Tanbih al-Ghafiln 

 

Yang demikian itu, akibat kekafiran mereka, melanggar larangan Allah (melakukan 

maksiat). Oleh sebab nya Barang siapa ingin terhindar dari siksanya, berlakulah sabar 

melakukan taat kepadanya, dan menjauhi maksiat kepadanya, mengekang hawa 

nafsu, sebab  surga itu diliputi dengan kepayahan dan kesulitan, namun  neraka diliputi 

kesenangan menuruti hawa nafsu. Seperti yang disebutkan oleh penyair:  

 

”Pada usia tua cukup pengalaman menahan sifat kekanak-kanakan, saat  telah 

beruban. Aku lihat seseorang menginginkan ketenangan hidup -jika ranting telah 

kering sesudah basah (hijau)-nya. Hindarilah kawan buruk, hati-hatilah bergaul 

dengannya. jika tidak mampu, maka petiklah hatinya. Pilihlah kawan jujur dalam 

pergaulan, jauhilah perdebatan, pasti awet pergaulannya selama tidak saling 

berdebat. Dan bergaullah dengan para bangsawan dan yang baik budi, berakhlak 

mulia. Maka Barang siapa bergaul baik dengan manusia yang tak mengenal budi, 

berarti budinya dilemparkan ke laut. Bagi Allah surga seluas langit, namun  Penuh 

kesukaran (untuk meraihnya).  

 

Dari Abu Hurairah  katanya, Nabi  bersabda: "Allah menyeru Jibril, supaya meninjau 

surga dengan segala persiapan penghuninya, sesudah  selesai, ia melaporkan: "Demi 

KemenanganMu, tiada seseorang mendengarnya, kecuali ia akan masuk ke 

dalamnya, maka diliputi dengan kesukaran. Lalu Jibril diseru meninjau lagi: sesudah  

selesai, ia melapor lagi: ” Demi KemenanganMu aku khawatir, kalau tiada seorangpun 

yang bisa masuk ke dalamnya. Kemudian ia diutus meninjau mereka, dengan segala 

persiapan bagi penghuninya, sesudah  selesai ia melaporkan: "Demi kemenanganMu, 

orang yang mendengarnya tidak akan dimasukkan ke dalamnya, lalu diliputi dengan 

segala syahwat. Maka seruNya lagi: Tinjau ulang kembali, sesudah  selesai ia 

melaporkan: "Aku khawatir jika tiada seorangpun yang selamat (tidak terjerumus) ke 

dalamnya”.  

 

Dan sabda Nabi : "Kalian bisa menyebutkan tentang sifat neraka, namun  dalam 

kenyataannya api neraka yaitu  lebih dahsyat, dari sifat yang engkau sebutkan.  

 

Dari Maimun bin Mahran, katanya: saat  turunnya ayat yang mensifati neraka 

Jahannam, sahabat Salman memegang kepalanya, lalu keluar lari (pergi) sebab  tidak 

 

49 Tanbih al-Ghafiln 

tahan atasnya, dan baru pulang sesudah  tiga hari”. Sedangkan ayatnya sebagai 

berikut:  

 

Artinya:  

"Bahwasanya neraka Jahannam yaitu  tempat kembali (semuanya) bagi mereka 

(pengikut setan)”. (Al Hijr 43)  

 

Yazid Ar-Raaggasyi dari Anas bin Malik, katanya: "Jibril berkunjung kepada Nabi  di 

waktu bukan saatnya, mukanya kelihatan ada perubahan, Nabi bertanya: "Aku tidak 

pernah melihatmu berubah? Jawabnya: "Ya Muhammad aku datang bertepatan 

dengan perintah Allah tentang penyulutan api neraka, maka sungguh tidak pantas 

bagi yang mengetahui tentang kenyataan neraka Jahannam, siksa kubur, dan siksa-

Nya yang terbesar, lalu bergembira, sebelum bebas atau aman darinya. Beliau 

bersabda: "Hai Jibril, jelaskan sifat-sifat jahanam tersebut! Jawabnya:” Bahwasanya 

sesudah selesai Jahannam itu diciptakan, lalu Allah menyalakannya selama 1000 

tahun, sampai merah, 1000 tahun lagi, sampai putih, dan 1000 tahun lagi hingga 

hitam, hitam gelap dan sejak itu terus nyala membara tidak kenal padam sesaatpun. 

Demi Allah. jika terjadi kebocoran sebesar lubang jarum saja, pasti penghuni dunia 

musnah terbakar hangus akibat panasnya. Demi Allah, jika kain atau baju penghuni 

neraka ditanggalkan di antara langit-bumi, pasti binasa penghuni dunia akibat panas 

dan basinnya. Demi Allah jika satu mata rantai neraka diletakkan di atas bukit, pasti 

bukit atau gunung itu mencair sampai ke bawah bumi yang ketujuh. Demi Allah, jika 

seseorang disiksa di kutub barat, pasti masyarakat kutub timur hangus terbakar 

sebab  panasnya, neraka Jahannam yaitu  sangat dalam, dihiasi besi, air campur 

nanah minuman (penghuninya), potongan api pakaiannya. Di sana terdapat 7 pintu, 

setiapnya ada bagian tertentu dari pria dan wanita. Tanya Nabi : Pintunya apakah 

seperti pintu-pintu rumah kami? Jawabnya: "Tidak, namun  selalu membuka, satu 

dengan lainnya berjarak 70.000 tahun, setiapnya 10x lipat dari lainnya. Lalu musuh-

musuh Allah dihalau, sampai ke pintu disebut malaikat Zabaniyah dengan rantai 

belenggu, rantai dimasukkan mulut mereka hingga menembus pantat, tangan kiri 

diikat ke leher, tangan kanan dimasukkan dada menembus bahu, setan merangkul 

setiap manusia yang masuk kedalamnya dan malaikat menyambut dengan pukulan 

besi, mereka tidak dapat keluar darinya. Selanjutnya Nabi  bertanya: "Siapakah yang 

masuk lewat pintu-pintu tersebut? Jawabnya: "Orang Munafik, melewati pintu paling 

 

50 Tanbih al-Ghafiln 

bawah, termasuk orang kafir akibat menentang mukjizat Nabi Isa , dan golongan 

Firaun, nama pintu itu Al-Hawiyah. Sedang pintu kedua disebut Jahim dan yang 

melewatinya yaitu  kaum musyrikin. Dan pintu ketiga disebut Sagar, dilewati kaum 

Shabi'in. Dan pintu keempat discbut Ladha dilewati Iblis dan penyembah api (kaum 

Majusi). Dan pintu kelima disebut Huthamah, dilewati orang-orang Yahudi. Dan pintu 

kcenam disebut Sa'ir, dilewati orang-orang Kristen.  

 

Kemudian dialah Jibril, rupanya dia menghargai Rasulullah  sampai beliau bertanya: 

"Kenapa pintu ketujuh tidak kau jelaskan, Jibril? Jawabnya: Pintu yang dilewati 

umatmu yakni orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar, namun  tidak bertaubat 

hingga datang ajalnya (sampai mati). Lalu beliau pingsan dengan penjelasan tersebut, 

sampai Jibril meletakkan kepala beliau di atas pangkuannya, baru sesudah  sadar, 

beliau bersabda: "Hai Jibril, sungguh aku sangat gelisah dan penuh prihatin, betulkah 

seseorang dari umatku akan masuk neraka? Jawabnya: ”Betul, yakni umatmu selalu 

melakukan dosa-dosa besar”. Lalu beliau menangis diikuti dengan tangisnya Jibril, 

hingga beliau masuk rumah tidak keluar, kecuali melakukan salat, dan tiada seorang 

pun yang diajak berbicara, di waktu salat beliau juga menangis, selalu berdoa kepada 

Allah. Kemudian datanglah Abu Bakar pada hari ketiga: ”ASSALAAMUALAIKUM YAA 

AHHLA BAITIR RAHMAN kira-kira aku boleh menemui beliau? Mereka tidak 

memastikan jawabannya, sampai ia ikut menangis pula, berikutnya datanglah Umar 

memberi salam dan mohon diperkenankan seperti Abu Bakar, namun  jawabnya sama, 

lalu menangis pula. Selanjutnya Salman Al-Farisi, memberi salam dan mohon 

diperkenankan seperti Abu Bakar, namun  dijawab sama oleh keluarga beliau, akhirnya 

ia jatuh-bangun sambil menangis, hingga ke rumah Fatimah, ia menyampaikan 

tentang keadaan Rasulullah . Segera Fatimah datang menemui beliau , sesudah  

memperoleh informasi dari Salman Al-Karisi tersebut. Katanya: "Ya Rasulullah, aku 

Fatimah". Beliau tengah bersujud seraya menangis, saat  mendengar suara putrinya, 

beliau bangun dan mempersilahkan dia masuk. Fatimah masuk melihat Nabi , 

wajahnya pucat sebab  terlalu banyak menangis sedih, ia ikut menangis juga, dan 

bertanya: "Ya Rasulullah, Apakah yang terjadi pada dirimu? Beliau menjawab: "Jibril 

datang dan menjelaskan sifat-sifat neraka Jahannam kepadaku, dan dijelaskan pula 

bahwa: "Bagian Jahannam yang paling atas yaitu  diperuntukkan bagi umatku yang 

berbuat dosa-dosa besar, oleh sebab  itulah aku berduka atau sangat sedih dan tidak 

henti-hentinya aku menangis. Katanya: "Ya Rasulullah bagaimana cara masuknya? 

 

51 Tanbih al-Ghafiln 

Jawab beliau: "Malaikat menghalaunya tanpa dihitamkan mukanya, mata mereka 

tidak biru, dan mulut pun tidak ditutup, setan juga tidak merangkul mereka, tanpa 

belenggu atau rantai. Lalu bagaimana cara malaikat menghalau mereka? Jawab 

beliau: "Bagi kaum pria jenggotnya yang diseret, sedang kaum wanita rambut 

kepalanya, mereka yang lanjut usia kebanyakan mengeluh: ” Alangkah tua dan 

lemahku?”, demikian pula yang muda-muda: "Aduh kemudaan dan ketampanan atau 

kecantikanku, aku sangat malu, hingga dibawa ke Malaikat Malik, ia melihat mereka 

dan katanya: "Siapakah mereka, aku tidak pernah menjumpai orang-orang seperti ini 

(akan disiksa), mukanya tidak hitam, matanya tidak biru, mulut tidak disumbat, juga 

tidak dibelenggu bersama setan, leher pun tidak berantai sebagaimana penghuni 

neraka lainnya? Jawabnya: "Demikianlah tugasku mengantarkan orang-orang 

semacam ini. Kata Malik: "Hai orang-orang celaka, siapa kalian? Disebutkan dalam 

riwayat lain: "saat  malaikat menghalau mereka, selalu menyeru: Wa Muhammad, 

sesudah  melihat Malik, mereka lupa nama Muhammad, sebab  wibawanya Malik, 

ditanya: "Siapakah kalian? Jawab mereka: "Kami yaitu  umat yang diamanati 

Alquran, kami berpuasa di bulan Ramadan, Sahut Malik: ”Alquran tiada diturunkan, 

kecuali kepada Umat Muhammad , lalu mereka menjerit: "Kami Umat Muhammad”. 

Sahut Malik selanjutnya: "Apakah di dalam Alquran tidak memuat tentang larangan 

berbuat maksiat? Dan sesudah  dekat jahanam, mereka diserahkan kepada malaikat 

Zabaniyah, sahut mereka: "Hai Malik, perkenankanlah aku menangis”. sesudah  

diperkenankan, mereka menangis hingga kering air matanya, lalu darahlah yang 

keluar dari tangis mereka. Sahut Malik: "Sebaiknya kalian menangis semacam ini, 

dulu saat  di dunia, pasti hari ini kalian tidak mungkin dijamah api neraka. Ia 

menyuruh Zabaniyah: ”Lemparkan mereka ke neraka, lalu menjeritlah mereka, 

dengan ucapan: ”"LAAILAAHAAILLALLAH, maka menurunlah panasnya, Sahut Malik: 

"Hai api, bakar mereka? Jawabnya: Aku tak kuasa membakar mereka sebab  ucapan 

”"LAAILAAHAAILLALLAAHH”. Seru Malik: "Hai api ambillah mereka”. Jawabnya: Aku 

tak kuasa mengambil mereka, sebab  ucapan "LAAILAAHAAILALLAAHH”. Kata Malik 

demikianlah perintah Tuhan Penguasa 'Arsy, lalu api mengambil mereka, ada yang 

sampai telapak kaki, lutut, perut, dan ada pula yang sampai leher, saat  api merembet 

wajah mereka, Malik berkata: "Jangan jamah muka mereka, sebab  telah lama muka 

mereka bersujud kepada Allah, dan jangan jamah hati mereka, sebab  pernah haus 

di bulan Ramadan. Untuk sementara mereka menghuni neraka seraya membaca: 

YAA ARHAMAR RAAHIMIIN, YAA HANNAANU, YAA MANNAANU, Kemudian jika 

 

52 Tanbih al-Ghafiln 

hukuman mereka habis, Allah menyeru dan bertanya, kepada Jibril: ”Hai Jibril, 

bagaimanakah keadaan umat Muhammad yang berbuat maksiat? Jawabnya: ”Ya 

Allah, Engkau Maha Mengetahui”. Firman-Nya: Tinjaulah keadaan mereka! Jibril 

segera menemui Malik yang tengah duduk di atas mimbar Jahanam. Ia bertanya 

kepada Jibril: "Ada urusan apakah kau kemari? Jawabnya: Bagaimana keadaan umat 

Muhammad yang berbuat maksiat? "Sungguh mengerikan keadaan mereka, 

tempatnya sempit, tubuh dan dagingnya terbakar hangus, kecuali wajah dan hati 

mereka yang berkilauan iman. Sahut Jibril: "Bukakan tutup mereka agar aku dapat 

melihatnya”. sesudah  Zabaniyah membukakan tutup, mereka melihat Jibril dan 

bertanya: "Siapakah hamba yang sangat bagus itu? Malik menjawab: "Itulah Jibril 

pembawa wahyu kepada Nabi Muhammad, sesudah  mendengar asma Muhammad 

disebut, mereka menjerit: "Hai Jibril sampaikanlah salam kami kepada beliau, dan 

sampaikan bahwa yang memisahkan kami dengan beliau yaitu  perbuatan maksiat 

kami, dan tolong sampaikan tentang nasib atau keadaan kami di neraka in! Lalu Jibril 

kembali menghadap Allah dan melaporkan segala apa yang telah dilihatnya, bahkan 

ia sampaikan permohonan mereka kepada Nabi Muhammad  yang tengah istirahat di 

kemah permata putih yang pintunya 4000 buah, setiapnya daun pintu emas, kata 

Jibril: Ya Muhammad, aku telah melihat keadaan umatmu yang durhaka, disiksa 

dalam neraka, tempatnya sangat sempit, mereka kirim salam untukmu, dan mohon 

perhatianmu. Kemudian beliau pergi ke bawah 'Arasy, dan bersujud, memuji Allah, 

FirmanNya: ”Angkatlah kepalamu, dan berdoalah, pasti Aku memberi, dan ajukan 

syafa'atmu, pasti diterima, Kata Beliau: Ya Tuhan, umatku yang durhaka, telah 

menjalani hukuman dari-Mu, maka terimalah syafaatku. JawabNya: "Aku terima 

syafa'at-mu untuk mereka, pergilah ke neraka dan bebaskan mereka yang pernah 

mengucapkan kalimat "LAAILAAHAA ILLALLAAHH”, Lalu beliau cepat-cepat pergi ke 

neraka, Malik menyambutnya dengan penuh hormat, tanya beliau: "Hai Malik, 

bagaimanakah nasib umatku yang durhaka? Jawabnya: "Sangat buruk keadaan 

mereka, tempatnya sempit”. Coba bukakan tutup pintunya! saat  terlihat Nabi 

Muhammad, mereka menjerit: "Ya Muhammad, api membakar kulit kami”. Maka 

dibawalah mereka ke sungai di depan pintu surga yang bernama: "Nahrul Hayawar”, 

sesudah  mandi berubahlah menjadi pemuda yang tampan (pemudi yang cantik jelita) 

bagaikan bulan, bola matanya, tapi pada dahinya tertulis: AL-JAHANAMIYYUN (bekas 

penghuni Jahannam) yang kemudian masuk surga. Dan saat  penghuni neraka 

melihat mereka bebas dari hukuman, berkatalah penghuni neraka: "Seandainya kami 

 

53 Tanbih al-Ghafiln 

beragama Islam sewaktu hidup di dunia, pasti kami dibebaskan dari neraka”. Yang 

demikian itu disebutkan dalam Alquran sebagai berikut :  

 

Artinya:  

"Pada suata saat kelak orang-orang kafir menginginkan, jika mereka sebapai pemeluk 

Islam”. (Al-Hijr 2)  

 

Beliau Rasulullah & bersabda: "Maut itu kelak di kemudian hari, menjelma domba 

kibas berwarna putih bercampur hitam, lalu diserukan kepada penghuni surga: "Kalian 

pernah mengenal maut? sesudah  dipandang domba tersebut, maka jawabnya: "Ya 

kenal”. Demikian pula diserukan kepada penghuni neraka: "Kalian pernah mengenal 

maut? sesudah  dipandang domba tersebut, Jawab mereka: ” Ya, kenal”. Kemudian 

dipotong atau disembelihlah domba tersebut di suatu tempat antara surga dan neraka, 

dan sekali lagi diserukan kepada mereka: ” Hai penghuni surga, kini kalian kekal hidup 

bersenang-senang di surga, tanpa mengenal maut lagi. Dan hai penghuni neraka, kini 

kalian kekal pula dalam penderitaan dan kehinaan di neraka, tanpa mengenal batas 

(maut)”. Yang demikian itu disebutkan dalam Alquran, Firman Allah sebagai berikut:  

 

Artinya:  

"Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) saat  segala perkara 

telah diputus”. (Maryam 32)  

 

Kata Abu Hurairah : "Jangan seseorang yang durhaka bersenang-senang dengan 

nikmatnya, sebab  di balik itu semua Neraka Jahannam selalu mengintainya, setiap 

panasnya menurun atau berkurang, ditambah lagi nyalanya”.  

 

Allah  Maha Mengetahui segala sesuatu.  

 

 

 

 

  

 

54 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 6  

Tentang Sifat dan Penghuni Surga  

 

Dari Abu Hurairah katanya: "Kami bertanya: Ya Rasulullah, surga itu diciptakan dari 

apa? Jawab beliau: "Dari air, lalu, Jelaskan tentang bangunannya pada kami, kata 

beliau: "Dinding pertama emas, kedua perak dan lantainya kasturi sangat harum, 

dasarnya za'faran, kerikilnya mutiara dan yakut, Barang siapa memasukinya langsung 

lega hatinya dan kekal tanpa batas mati, pakaiannya tidak mengenal lapuk, dan 

wajahnya tidak mengalami perubahan”. (Al-Hadis)  

 

Kemudian sabda beliau pula: Ada tiga doa yang sulit di tolak, yaitu: 1. Pemimpin yang 

adil, 2. Orang yang selesai berpuasa, 3. Orang yang dianiaya, maka ketiga doa 

tersebut diangkat awan (sampai kepada Tuhan). Lalu diteliti dan FirmanNya: "Demi 

Kemenangan dan KeagunganKu, sungguh Aku Penolongmu (pasti membelamu) 

sekalipun (kamu harus) menunggu saatnya”. (Al-Hadis)  

 

Nabi  bersabda: "Di surga tertanam pohon besar (luas nya diperkirakan) 100 tahun 

perjalanan yang ditempuh kendara an, naungan pohon tersebut belum juga putus, 

hendaklah kalian membaca:  

 

Artinya: "Naungan yang berkesinambungan panjangnya”.  

 

Kenikmatan di surga (pemandangan) yang tidak pernah dilihat mata, (lagu-lagu 

merdu) yang tidak pernah didengar telinga, dan segala kelezatan yang tidak pernah 

dirasakan oleh hati manusia, hendaklah kalian membaca:  

 

Artinya:  

"Lalu tiada seorang pun mengetahui apa yang dirahasiakan bagi mereka (yakni) 

berupa kenikmatan atau kepuasan nikmat setengah dari balasan amal yang mereka 

lakukan”. (As Sajdah 17) .  

 

Dan tempat cemeti di surga lebih baik dibandingkan dunia seisinya, hendaklah kalian 

membaca:  

 

 

55 Tanbih al-Ghafiln 

Artinya:  

 

”..., Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan surga, berarti ia sungguh 

beruntung, Kehidupan dunia itu tidak bedanya sekedar kesenangan semu yang 

memperdayakan ”. (Ali Imran 185)  

 

Kata Ibnu Abbas: "Di surga ada bidadari yang diciptakan dari empat macam. yaitu: 

Misik, ambar, kafur dan za'faran dan tepung atau debu tanahnya dicampur air hidup, 

sesudah  diciptakan lalu semuanya asyik kepadanya, jika ia berludah dalam lautan pasti 

airnya berubah tawar, pada lehernya tertulis:  

 

(Barang siapa ingin aku menjadi miliknya, maka berbaktilah kepada Tuhanku).  

 

Mujahid menyebutkan: "Dasar surga (landasannya yaitu  perak, debunya misik, 

akar-akaran pohonnya yaitu  perak, batang pohon atau dahannya mutiara dan 

zabarjad, daun dan buahnya sangat rendah, makan buahnya dengan cara apa saja 

bisa, baik berdiri. duduk ataupun berbaring tidak sulit”.  

 

Kata Abu Huraimah : "Demi Zat Yang mewahyukan Alquran kepada Nabi Muhammad 

, Bahwasanya penghuni surga setiap saat bertambah tampan atau cantik-cakep, 

berbeda dengan hidup di dunia, bertambah umur bertambah pula tuanya, giginya 

ompong, pipinya peot, rambutnya beruban dan nafasnya senen kemis”.  

 

Rasulullah - bersabda: "saat  penghuni surga masuk ke dalamnya, dan penghuni 

neraka masuk kedalamnya, lalu diserukan: penghuni surga, Allah pasti memenuhi 

janjiNya bagi kalian, Jawab mereka: ”Ya Tuhan janji apakah itu? Bukankah amal 

timbangan kami telah dimenangkan, wajah kami putih bercahaya, kami diperkenankan 

masuk surga, dan dibebaskan dari neraka? Jawaban yang ada: "Dia bukakan hijab, 

lalu pandangan mereka tertuju kepadaNya, (Sabda Nabi ) Demi Zat Yang diriku di 

dalam KekuasaanNya: Belum pernah mereka memperoleh sesuatu (kenikmatan) 

yang melebihi lezatnya memandang Zat Allah . (Al-Hadis)  

 

Kata Anas bin Malik: "Jibril berkunjung kepada Nabi  dengan cermin putih bertitik hitam 

di tengahnya, Nabi bertanya: ” Hai Jibril, apa arti cermin putih itu? Jawabnya: "Ini hari 

 

56 Tanbih al-Ghafiln 

Jumat, sedang titik hitam di tengahnya yaitu  saat mustajabah” dalam hari Jumat, 

semua itu sudah diberikan kepadamu dan umatmu. Adapun umat sebelummu berada 

di belakangmu. Dalam hari Jumat, ada waktu atau saat, jika seorang mukmin berdoa 

pasti dikabulkan doanya. Masyarakat kami (malaikat) menyebutnya dengan ”Hari 

tambahan”. Kata beliau: "Apa arti yaumul mazid (hari tambahan) itu? Jawabnya: 

"Bahwasanya Tuhanmu membuat lembah di surga Firdaus di dalamnya terdapat anak 

bukit dari misik, setiap Jumat disiapkan mimbar-mimbar emas, permata, yagut dan 

zabarjad, untuk para Shiddigin, para Syuhada, dan orang-orang shalih. Para penghuni 

surga lainnya, duduk di belakang mereka (yakni) di atas anak bukit, menghadap dan 

memuji Allah. Dia menyeru: "Kalian mintalah kepadaKu” lalu terdengar doa mereka: 

"Kami mohon keridaanMu ya Allah”. FirmanNya: "Sungguh Kami rida pada kalian, 

dengannya Ku perkenankan kalian menghuni rumahKu dan KemuliaanKu kepada 

kalian, lalu Dia izinkan mereka memandang Zat-Nya, sehingga bagi mereka tiada hari 

yang paling diharapkan, kecuali hari Jumat, terasa tambah lezat dan mulia bagi 

mereka”.  

 

Keterangan hadis riwayat lain:” Allah menyeru malaikat: ”Siapkanlah hidangan untuk 

para kekasihKu, sesudah  disuguhkan berbagai macam makanan, terasa berlainan 

nikmat setiap suapnya, lebih lezat dari yang pertama, dan sehabis makan diberinya 

minuman yang rasanya berlainan pula setiap teguknya, Firman Tuhan: "AKU yaitu  

Tuhanmu memenuhi apa yang telah dijanjikan kepadamu, sekarang mintalah 

kepadaKu, Jawab mereka: "Kami mohon keridaanMu dua atau tiga kali diulang. 

JawabNya: Sungguh AKU rida kepada kalian, dan AKU tambah dengan kehormatan 

terbesar, lalu berbukalah hijab, sehingga mereka dapat memandang Zat Allah 

sekehendakNya. Mereka bersujudlah kepadaNya dan FirmanNya: ”Angkatlah 

kepalamu, saat ini bukan masanya beribadat, mereka betulbetul lupa terhadap nikmat-

nikmat sebelumnya, tiada nikmat yang melebihi dapat memandang Zat Allah . Mereka 

kembali dengan bau harum dari bawah 'Arasy, dari bukit misik-putih bertaburanlah di 

atas kepala dan ubun-ubun kuda mereka, sesudah bertemu dengan istri-istri mereka 

yang bertambah cantik dari semula, dikatakan kepada mereka: "Kalian saat ini lebih 

bagus atau tampan dari biasanya”.  

 

Sahut Ikrimah: "Penghuni surga memiliki ketangkasan pemuda usia 33 tahun, atau 

pemudi yang sebaya, tinggi tubuhnya 60 hasta, sama dengan Nabi Adam  . kelihatan 

 

57 Tanbih al-Ghafiln 

muda-muda bersih halus tanpa jenggot, 10 macam perhiasan pada bola matanya, 

setiap saat warnya mengalami perubahan meningkat 70 macam warna, dapat melihat 

wajahnya di depan istrinya, demikian pula di dadanya, dan betisnya, begitu sebaliknya 

istri dapat melihat wajah cantiknya di wajah suaminya, di dada dan betisnya, mereka 

tidak berludah dan tidak pula beringus, apalagi yang menjijikan sama sekali tidak ada.  

 

Disebutkan dalam riwayat lain: "Seandainya seorang putri penghuni surga 

memperlihatkan telapak tangannya dari langit, pasti antara langit. bumi menjadi terang 

sebab  sinarnya”.  

 

Dari Zaid bin Argam, katanya: "Seorang ahli kitab bertanya kepada Nabi : "Ya Abal 

Qasim, benarkah penghuni surga itu makanminum? Beliau menjawab: Ya, Demi Zat 

yang diri Muhammad di dalam kekuasaanNya setiap penghuni surga berkekuatan 100 

orang dalam makan, minum dan bersetubuh. Katanya: "Padahal menurut adatnya 

sesudah makan dan minum pasti buang air atau berhajat, kenapa mereka bersih tiada 

kotoran? Beliau menjawab: "Buang air atau hajat seseorang (penghuni surga) yaitu  

berupa keringat harum misik”.  

 

Dari Mutab bin Suma penjelasannya tentang Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka kebahasiaan dan 

tempat kembali yang baik. (Ar-R@'ad 29)  

 

Thuubaa: diartikan dengan pohon surga yang rindang menaungi setiap rumah surga, 

berbuah aneka macam buah, dan burung-burung besar, jika seseorang 

menghendakinya (ingin makan) cukup dengan memanggilnya, lalu dia jatuh di atas 

piring makan sudah berupa panggangan atau masakan lezat siap disantap, sesudah  

selesai dia terbang lagi ke tempat semula.  

 

Nabi  bersabda: "Angkatan pertama penghuni surga bagi umatku seperti bulan 

purnama, Angkatan berikutnya seperti bintang langit yang sangat terang, sedang 

angkatan selanjutnya sesuai dengan tingkat mereka masing-masing, mereka tiada 

buang air besar atau kecil, tidak berludah dan tidak pula beringus, sisir rambut dibuat 

 

58 Tanbih al-Ghafiln 

dari emas, ububnya kayu gahru harum, keringatnya misik, tubuhnya tinggi seperti Nabi 

Adam  60 hasta.  

 

Kata Ibnu Abbas, Rasulullah  bersabda: "Penghuni surga terdiri dari orang-orang 

muda semua, bersih, halus, tiada berambut selain kepala, alis dan kelopak mata, 

tinggi 60 hasta seperti Nabi Adam , usia 33 tahun sebaya Nabi 'Isa  kulit putih, pakaian 

hijau, hidangan tersedia, burung menghadap dan berkata: "Hai kekasih Allah, 

minumanku telaga salsabil, makananku buah-buahan surga, sayap dan belahan 

tubuhku sari makanan, dan sebelah lagi sari gorengan, lalu mereka makan 

sepuasnya. Dan setiap wali atau kekasih Allah dijatah perhiasan 70 macam, setiapnya 

berbeda-beda warna, 10 cincin terpasang pada jari-jari mereka,  

 

cincin pertama diukir dengan tulisan:  

 

1 . Artinya: ” Keselamatan bagi kalian sebab  kesabaran kalian”.  

 

Cincin kedua bertuliskan:  

 

2. Artinya: ”Silahkan kalian masuk surga dengan selamat sejahtera”.  

 

Cincin ketiga bertuliskan:  

 

3.   Artinya: ”Surga Kami wariskan bagi kalian, merupakan balasan amal yang 

kamu lakukan”.  

 

Cincin keempat bertuliskan:  

 

4.   Artinya: (Segala kesusahan dan keprihatinan telah lenyap dari hadapan kalian).  

 

Cincin kelima bertuliskan:  

 

5.   Artinya: “Aku berikan pakaian, permata atau emas-perak dan rumah indah 

berhias”.  

 

 

59 Tanbih al-Ghafiln 

Cincin keenam bertuliskan:  

 

6.  Artinya: (AKU berikan kamu istri para bidadari).  

 

Cincin ketujuh bertuliskan:  

 

7. Artinya: "Bagi kalian segala apa yang diinginkan dan kenikmatan mata memandang, 

sedang kalian kekal di dalam surga”.  

 

Cincin kedelapan bertuliskan:  

 

 8.     Artinya: (Kawan baikmu yaitu  para Nabi dan para shiddigin).  

 

Cincin kesembilan bertuliskan:  

 

9. Artinya: (Jadilah kalian pemuda selamanya, tanpa tua).  

 

Cincin kesepuluh:  

 

10.     Artinya:  

 

(Kalian menetap dilingkungan atau berdampingan dengan tetangga yang saling 

menghargai, tidak saling mengganggu ataupun menyakiti).  

 

Al-Faqih menegaskan: "Barang siapa melakukan 5 perkara secara tetap, pasti 

memperoleh kemuliaan dan penghormatan setinggi-tingginya. "Yaitu,  

 

1. Menahan diri dari segala maksiat, landasannya Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Adapun orang-orang yang takut akan kebesaran Tuhannya, dan menahan diri (nafsu) 

dari maksiat, maka surgalah tempat menetapnya”. (An-Nazi''at 40-41)  

 

 

60 Tanbih al-Ghafiln 

2. Menerima dengan lega hati atas pemberian Allah berupa kekayaan dunia, 

berpedoman hadis sebagai berikut:  

 

Artinya:  

"Bahwasanya surga itu (dibeli dengan harga) menjauhkan sifat rakus harta”. (Al-

Hadis)  

 

3. Melakukan ibadat secara tertib, baik dan kontinyu dengan harapan ampunan dan 

surga dari Allah, FirmanNya:  

 

Artinya: .  

“Surga itulah yang Kami wariskan kepadamu, sebagai balasan amal yang kamu 

lakukan”. (As-Zukhruf 72)  

 

4. Menyenangi orang-orang shalih dan menjalin hubungan (pergaulan) yang baik 

dengan mereka, dengan harapan syafa'at dari mereka, dasarnya hadis Nabi sebagai 

berikut:  

 

Artinya:  

"Perbanyaklah saudara atau kawan,sebab  setiap saudara atau kaan punya syafaat 

kelak di hari Kiamat”.  

 

5. Perbanyaklah berdoa dan memohon surga, serta khusnul khatimah. Setengah 

Ulama hikmah menegaskan: "Membiarkan condong terhadap harta, sesudah 

mengerti pahala, yaitu  kebodohan, dan tiada kesungguhan dalam beramal sesudah 

mengerti besarnya pahala yaitu  lemah, sebab  di surga tempat istirahat dan tiada 

yang dapat menikmatinya kecuali bagi orang yang sibuk beramal (tanpa mengenal 

lelah) di dunia. Surga yaitu  tempat mereka yang suka sederhana dalam hidupnya, 

bukan mereka yang berlebih-lebihan, berfoya-foya dan bermewah-mewah”.  

 

Ibrahim bin Ad-ham pernah akan masuk WC, ditahan penjaganya, dia disuruh 

membayar lebih dahulu, lalu ia prihatin dan katanya: ”Ya Allah, masuk tempat setan 

saya ditahan tanpa membayar, kemudian bagaimana tidak dipenjarakan jika ingin 

masuk ke tempat para Nabi dan para shiddigin tanpa membayar lebih dahulu?  

 

61 Tanbih al-Ghafiln 

 

Firman Allah kepada setengah para Nabi: "Hai umat manusia kalian berani membeli 

neraka membelanjakan harta pada kemaksiatan) dengan harga mahal (dan lega hati), 

namun  membeli surga dengan harga murah (mengeluarkan zakat, dan membelanjakan 

harta untuk kemaslahatan) tiada keberanian (sangat berat dalam hati dan kenyataan).  

 

Kata Abi Hazim: "Jika seseorang ingin masuk surga harus dengan cara mengekang 

hawa nafsunya, hal itu yaitu  sangat mudah dan ringan, dan Jika ingin bebas dari 

siksa neraka, harus dengan cara menempuh segala macam kesulitan di dunia, hal itu 

yaitu  terlalu ringan lagi mudah. Padahal kalian dapat masuk surga, hanya dengan 

cara mengekang satu persen dari hawa nafsu kalian, dan dapat bebas dari siksa 

neraka, hanya dengan cara menempuh (bersabar) satu persen dari kesulitan dunia”.  

 

Yahya bin Mw'adz Ar-Razi menegaskan: "Mengurangi kecintaan harta yaitu  

tindakan yang sangat sulit, namun  melepaskan surga lebih sulit daripada itu, padahal 

surga harus dengan mengurangi kecintaan atau kesenangan harta dunia.  

 

Nabi  bersabda”: "Barang siapa mohon atau rindu surga 3x maka seorangpun 

membalasnya dengan doa:  

 

ALLAAHUMMA ADKHILHULJANNATA.  

Artinya: . ”Ya Allah, perkenankan ia masuk ke surga”.  

 

Dan barang siapa berlindung dari siksa neraka 3x, maka nerakapun memohon:  

 

ALLAHUMMA AJIRHHU MINAN NAAR  

Artinya: ”Ya Allah, bebaskanlah dia dari api neraka”. (Al Hadis)  

 

Sabda beliau pula: "Di surga terdapat pasar yang tidak berlaku jual-beli di dalamnya, 

yang ada hanyalah pengungkapan masa lalu bagi penghuni surga, saat  di dunia, 

cara melakukan ibadat, cara memikirkan nasib fakir-miskin dan hubungannya dengan 

yang kaya, peristiwa sesudah mati, mulai dari kubur hingga ke surga dan lain-lain yang 

sangat mengasikkan mereka”.  

 

 

62 Tanbih al-Ghafiln 

Dari Ibnn Mas'ud, katanya: "Semua manusia kelak akan berdiri dj perbatasan neraka, 

mereka lewat di atasnya dengan jembatan menurut amal perbuatannya, ada yang 

secepat kilat, secepat angin kencang, secepat kuda balap, secepat lari maraton, 

secepat burung terbang, secepat jalan unta, dan ada yang menggunakan ibu jari 

kakinya, lalu tersungkur ke neraka, sebab  licinnya shirat jembatan, halus, tipis, 

setajam pedang lagi berduri. Dan disebelah kanan-kirinya para penjaga (malaikat) 

siap menyeret mereka, maka dari mereka ada yang selamat, ada yang luka sekalipun 

akhirnya selamat, dan ada pula yang terjerumus ke dalamnya. Para malaikat berdoa: 

"Ya Allah, selamatkan mereka, selamatkan mereka”. Ada orang yang sesudah lulus 

melewati shirat tersebut dia paling akhir masuk surga, perkiraannya di surga tidak 

punya bagian tempat, lalu berdoalah ia. ”Ya Allah berilah aku tempat di surga. 

JawabNya: "Jika Aku berikan suatu tempat, pasti kamu akan memilih lainnya”. 

Jawahnya: "Tidak, demi KemenanganMU, maka ditempatkanlah ia di tempat itu, 

namun  diperlihatkan pula kepadanya tempat yang lebih baik. maka dia menginginkan 

tempat itu dan memohonlah ia kepada Allah, jawabNya: "Jika Aku berikan itu, pasti 

kamu menginginkan lainnya yang lebih baik, dan hal itu diulangi sampai empat kali, 

akhirnya Allah berfirman: ” Bagian surgamu yaitu  10x luasnya dunia, dan ini yaitu  

tempat yang paling rendah di surga”. Sahut Ibnu Mas'ud: "Beliau Nabi  tertawa sampai 

gigi geraham terlihat, sewaktu mengisahkan hal ini (surga).  

 

Dan disebutkan pula oleh beliau bahwa: ” Kecantikan wanita dunia yang shalihah” 

melebihi kecantikan para bidadari surga, sebab  amal perbuatannya sewaktu hidup di 

dunia”, Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Bahwasanya Kami ciptakan para bidadari secara langsung (menjadi gadis), dan Kami 

menjadikannya tetap perawan, penuh cinta dan sebaya umurnya, disediakan untuk 

orang-orang penghuni kanan”. (Wagi'ah 35, 36, 37, 38)  

 

 

 

 

  

 

63 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 7  

Tentang Sesuatu Yang Diharap Dari Rahmat Allah “  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah Rasulullah  bersabda: 

"Allah menjadikan rahmat 100 bagian, lalu 99 bagian di kekang, dan yang satu 

diturunkan di bumi, sehingga makhluk di bumi saling berkasih-sayang satu dengan 

lainnya, sampai-sampai kuda menjunjung kakinya, mengkhawatirkan anaknya 

terinjak”.  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Hasan, katanya Rasulullah  bersabda: 

"Ada 100 rahmat bagi Allah, yang diberikan penghuni dunia hanya satu, sekalipun 

satu tapi mencukupi mereka sampai ajalnya. Di hari Kiamat Allah mencabutnya hingga 

sempurna 100 seperti asalnya, lalu diberikan kepada para kekasihNya dan orang-

orang yang berbakti kepadanya (penuh 100 rahmat).  

 

Al-Faqih mengulang penjelasan Nabi  kepada orang-orang mukmin, diserukan agar 

mensyukuri rahmat yang menjadikan mulia, dapat beramal shalih, mengikuti 

petunjukNya.  

 

Firman Allah:  

Artinya:  

"Bahwasanya rahmat Allah sangat dekat bagi orang-orang yang berlaku baik”. (Al 

A'raf 56)  

 

Artinya:  

"Barang siapa mengharapkan rahmat dan bertemu Tuhannya, maka lakukanlah amal 

shalih dengan ikhlas, jangan mempersekutukun seorangpun dalam beribadat kepada 

Tuhannya”. (Al-Kahfi 110)  

 

Dan Firman Allah:  

 

Artinya:  

”RahmatKu meliputi segala sesuatu ... (Al-A'raf 156)  

 

 

64 Tanbih al-Ghafiln 

Kata Ibnu Abbas, saat  ayat tersebut turun, lalu Iblis menyahut: ”Saya bagian dari 

itu”, demikian pula Yahudi dan Nasrani, lalu turunlah lanjutan ayat tersebut:  

 

Artinya:  

”Lalu rahmat tersebut. Ku-tetapkan khusus untuk orang-orang yang bertakwa tidak 

svirik, mengeluarkan zakat hartanya, dan yang beriman pada ayat-ayat Kumi”. (Al-

A'raf 156)  

 

Maka dengan lanjutan ayat tersebut, Iblis putus asa, tidak mengharap rahmatNya, 

sedang Yahudi dan Nasrani tidak mengakui kesalahannya. Kemudian turunlah ayat 

berikutnya:  

 

Artinya:  

"Yaitu orang-orung yang beragama Islam (mengikuti Rasulullah), Nahi Ummi yang 

namanya tertulis di dalam kitab Taurat dan Injil”. (Al-A'raf 157)  

 

Sesudah turun ayat tersebut (Al-A'raf 157), maka Yahudi dan Nasrani tidak lagi berani 

mengharap rahmat Allah , dan yang pantas mengharap rahmat terbesar yaitu  

khusus orang-orang mukmin. Oleh sebab ity kita wajib bersyukur atas karunia "Iman 

dari Allah, dan berharaplah kepadaNya. Sebagaimana Yahya bin Mu'adz berdoa 

sebagai berikut: "Y, Allah Engkau turunkan rahmat satu kepada kami, dan Engkau 

muliakan kami dengan rahmat memeluk Islam, maka jika Engkau sempurnakan 

rahmat yang 100 (seratus rahmat), kenapa kami dungu, tidak mengharap ampunan 

dariMu?  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Atha-k dari seorang sahabat: 

"Rasulullah  datang pada waktu kami tengah tertawa, lalu kata beliau: "Apakah (tidak 

khawatir) kalian tertawa gembira, padahal di belakangmu api neraka mengintai selalu? 

Demi Allah, aku tidak suka kalian selalu tertawa, lalu beliau pergi dari kami, dan kami 

diam, seakan ada burung di atas kami, lantas beliau kembali lagi dan bersabda: "Jibril 

berkunjung kepadaku dan berkata: "Allah berfirman: "Kenapa kau patahkan hati 

hambaKu, sampaikan kepadanya bahwa: "Aku Pengampun dan Penyayang, namun  

siksaKu sangat pedih”. Dan dalam Alquran:  

 

 

65 Tanbih al-Ghafiln 

Artinya:  

”Kabarkanlah kepada hamba-hambaKu, bahwasanya Aku Pengampun dan 

Penyayang, dan siksuKu sungat pedih. (Al-Hijr 49-50)  

 

Dari Ibnu Yazid, Rasulullah   bersabda: "Bahwasanya tiada dosa yang tidak diampuni 

oleh Allah, dulu pernah terjadi di zaman umat sebelum kamu, seseorang membunuh 

99 orang, lalu bertanya kepada seorang pendeta: "Aku telah berdosa besar yaitu 

membunuh 99 orang, apakah masih bisa aku bertaubat? Jawabnya: Tidak bisa, 

sebab  perbuatanmu terlalu besar dosanya, kemudian ia mengayunkan pedangnya 

dan matilah pendeta yang ditanya itu, sehingga sempurnalah baginya 100 orang yang 

telah dibunuh. Akhirnya bertanya lagi kepada pendeta lainnya: "Aku telah membunuh 

100 orang, apakah masih bisa aku berataubat? Jawabnya: "Sebetulnya perbuatanmu 

terlalu besar dosanya, akupun kurang begitu mengerti, tapi di sana terdapat dua 

kampung, kampung pertama namanya Basrah masyarakatnya baik-baik (yakni) 

melakukan amalan penghuni surga, dan kampung kedua namanya Kafrah 

masyarakatnya melakukan maksiat sebagaimana penghuni neraka, Lalu jika kau ke 

Bashra melakukan amal seperti dilakukan masyarakatnya, maka taubatmu insya Allah 

diterima. Sesudah itu pergilah ia ke Basrah dengan tujuan seperti semula, yakni 

bertaubat, namun  di tengah jalan terkena musibah hingga mengakhiri hayatnya (mati), 

Alkisah, dengan kematiannya itu timbullah perdebatan sengit antara dua malaikat (1. 

Malaikat azab, 2. Malaikat Rahmat), sampai keduanya mengajukan masalahnya 

kepada Tuhan, akhirnya diputuskan kepada mereka, agar mengukur jarak yang 

terdekat dari kedua kampung tersebut, lalu berarti ia termasuk dalam masyarakatnya. 

Kemudian sesudah  di ukur ternyata ia lebih dekat ke kampung Bashra sekedar ujung 

Jari, dan berarti ia termasuk ketentuan dari masyarakat Basrah yang melakukan 

amalan ahli surga”.  

 

Dari Abdullah bin Mas'ud, katanya: "Tiga perkara, aku bersumpah atasnya, dan yang 

keempat aku sudah memastikan kebenarannya, pertama: "Seseorang yang dipelihara 

Allah di dunia, tidak mungkin diserahkan kepada lainnya di hari Kiamat, kedua: Allah 

tidak akan memperlakukan sama terhadap orang yang punya andil dalam 

menegakkan Islam dengan yang tidak punya saham sama sekali, ketiga: "Seseorang 

yang mencintai suatu golongan, pasti berkumpul bersama golongan tersebut di hari 

 

66 Tanbih al-Ghafiln 

Kiamat. Keempat: "Seseorang yang tidak ditutupi (permohonannya) di dunia, pasti 

akan dipenuhi di akhirat”.  

 

Dan Ibnu Mas'ud  katanya: "Empat ayat dari surat Nisa sangat berharga bagi umat 

Islam, melebihi dunia berikut isinya, yaitu Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Bahwasanya Allah tidak mengampuni orang-orang musyrik namun  selain itu dapat 

diampuni bagi siapa yang Dia Kehendaki Barang siapa syirik kepada Allah, berarti ia 

telah melakukan dosa besar”. (An-Nisa' 48)  

 

Artinya:  

"Seandainya saat  mereka berbuat salim itu datang kepadamu (Muhammad), lalu 

mohon ampun kepada Allah dengan dukungan istighfar RasulullahNya, pasti mereka 

mendapatkan Maah Pengampun dan Penyayang”. (An-Nisa' 64)  

 

Artinya:  

"Jika dosa-dosa besar kalian hindurkan seperti yang ditetapkan hukum Islam, pusti 

Dia mengampuni dosa-dosamu yang kecil, dan Dia memasukkanmu ke surga (yakni) 

temput yang sangat mulia”. (An-Nisa' 31)  

 

Artinya:  

"Barang siapa melakukan kejuhatan atau menganiaya dirinya, lalu mohon ampunan 

Allah, pasti akan memperoleh Allah Pengampun dan Penyayang”. (An-Nisa 110)  

 

Kata Jabir bin Abdullah Al-Anshari, Nabi  bersabda: "Syafa'atku berlaku bagi mereka 

(umatku) yang melakukan dosa-dosa besar, namun  bagi mereka yang 

mendustakannya pasti tidak mungkin memperolehnya”. (Al-Hadist)  

 

Selanjutnya ia (Jabir bin Abdullah) menyatakan: "Bagi orang yang tidak melakukan 

dosa besar, mereka tidak memerlukan syafaat” dasarnya ayat 31 S. An-Nisa.  

 

Dari Muhammad bin Munkadir, dari Jabir pula, katanya: ” Rasulullah  datang kepada 

kami lalu bersabda: "Baru saja Jibril datang kepadaku tadi, katanya: "Hai Muhammad, 

 

67 Tanbih al-Ghafiln 

demi Allah: "Bahwasanya ada seseorang melakukan ibadat kira-kira 500 tahun di atas 

puncak sebuah gunung, yang luas, panjangnya 30x30 hasta, dan laut melingkar di 

sekitarnya seluas 4000 farsakh dari setiap penjuru, dibawah gunung tersebut terdapat 

sumber air jernih kira-kira satu jari lebarnya, dan terdapat pula pohon buah delima 

yang sengaja disediakan oleh Allah untuknya (setiap hari mengeluarkan buahnya satu 

biji), setiap sore sesudah berwudu buah tersebut diambil dan dimakan, kemudian ia 

lakukan salat seraya berdoa mohon diambil nyawanya di tengah-tengah melakukan 

sujud, dan agar tubuhnya tidak tersentuh bumi atau lainnya, hingga ia bangkit di hari 

Kiamat tengah bersujud kepada Allah. Maka permohonannya dikabulkan oleh Allah , 

sebab  itu setiap kami lewat (naik-turun langit) pasti dia tengah bersujud, sahut Jibril: 

"Kami temukan tulisannya di lauhil mahfuzh, bahwa ia akan dibangkitkan kelak di hari 

Kiamat, dan diajukan kepada Allah , FirmanNya: "Masukkanlah hamba-KU ini ke surga 

sebab  rahmatKU, namun  ia menjawab: "Melainkan sebab  amalku semata”. Lalu Dia 

tugaskan malaikat untuk menghitung semua amalnya dan nikmat pemberianNya, 

ternyata sesudah  penotalan amal keseluruhan selesai, dan mulai dengan menghitung 

nikmatnya mata saja sudah melebihi pahala ibadatnya sepanjang 500 tahun, padahal 

nikmat-nikmat lainnya jauh lebih besar dan berharga. Lalu FirmanNya: "Lemparkan ia 

ke neraka, namun  di tengah perjalanan menuju neraka, ia menyadari kekeliruannya dan 

menyesal seraya berkata: Ya Allah, masukkanlah aku ke surga sebab  rahmatMU”. 

Akhirnya FirmanNya kepada malaikat: ” Kembalikanlah dia”. Lalu ditanya:” Siapakah 

yang menciptakan kamu dari asalnya (tiada)?  

 

Jawabnya: "Engkau ya Allah”. Lalu hal itu disebab kan amalmu ataukah rahmatKu? 

Jawabnya: "sebab  rahmatMu”. Siapakah yang menguatkan kamu beribadat 

sepanjang 500 tahun? Jawabnya: "Engkau ya Allah”, Dan siapakah yang 

menempatkan kamu di atas gunung, dikelilingi laut sekitarnya, di kaki gunung tersebut 

memancar sumber air tawar dan tumbuh pohon delima yang buahnya kau petik setiap 

sore, padahal menurut hukum adat, delima hanya dapat berbuah setahun sekali, lalu 

kay minta mati dalam keadaan bersujud, siapakah yang melakukan itu semua: 

Jawabnya: "Engkau ya Allah”. FirmanNya: "Maka sadarlah kamu, bahwa semua itu 

yaitu  semata sebab  rahmatKu, dan sckarang Aku masukkan kamu ke surga semata 

sebab  rahmatKu, kemudian sahut Jibril: "Segalagalanya (di alam ini) bisa ada atau 

terjadi, semata hanya karcna rahmat Allah ”.  

 

 

68 Tanbih al-Ghafiln 

Kata IHasan , Nabi  bersabda:” saat  seorang Muslim menjelang matinya (hatinya 

selalu mengharap rahmat Allah dan takut atau khawatir siksaanNya, pasti Allah 

memenuhi harapannya dan menjauhkan rasa takut atau khawatirnya.  

 

Sabda beliau pula”. Tiada seorangpun dan kamu yang selamat, hanya mengandalkan 

amalnya sendiri, Mereka (para sahabat) bertanya: "Engkau juga tidak ya Rasulullah?” 

Jawab beliau: "Akupun tidak, kecuali jika Allah mencurahkan rahmatNya. Oleh sebab  

itu berlaku sedanglah kalian, lakukanlah secara langgeng semua ibadat atau amalmu, 

baik di pagi atau sore hari, dan sedikit malam, berlaku sedanglah agar kalian selamat”.  

 

Dari Anas bin Malik, beliau Nabi  bersabda:  

 

Artinya:  

”Ringankanlah olehmu jangan dipersulit, dan Gembirakanlah olehmu jangan dibuat 

gelisah”. (Al-Hadis)  

 

Pernyataan Ibnu Mas'ud: "Di hari Kiamat manusia dibanjiri rahmat, sampai-sampai 

Iblis menengadahkan kepalanya menginginkannya, sebab  luasnya rahmat Allah, dan 

syafaatnya orang-orang yang dikehendaki olehNya.  

 

Sabda Nabi : Di hari Kiamat akan ada seruan dari bawah 'Arasy: ”Hai Muhammad, 

dosamu Aku maafkan, tinggal dosa di antara sesama kamu, maka hendaklah saling 

memaafkan di antara sesamamu, lalu masuklah ke surga sebab  rahmatKu”. (Al-

Hadis)  

 

Pernyataan Fudlail bin 'Iyadl: Manusia normal atau sehat ialah yang punya rasa takut 

kepada Allah, namun  jika ia sakit atau lemah melakukan ibadat atau beramal, maka 

mengharap rahmat Allah, itu diutamakan.  

 

Ibnu Abi Rawad berkata: "Allah memberi wahyu kepada Nabi Dawud : "Hai Daud 

besarkanlah hati orang yang berdosa, dan ingatkanlah orang yang jujur (Siddiqin). 

Sahutnya: "Bagaimana aku dapat melakukannya?” Kemudian FirmanNya: 

"Besarkanlah hati mereka yang berdosa bahwa tiada sedikitpun dosa yang tidak Aku 

maafkan, dan ingatkanlah mereka para Siddiqin, agar tidak membanggakan diri 

 

69 Tanbih al-Ghafiln 

dengan amalnya, sebab jika Aku tegakkan keadilan dan perhitunganKu pada 

seseorang, pasti ia binasa”.  

 

Katanya lagi, Allah berfirman: Aku-lah Allah Penguasa sekalian raja-raja, hati mereka 

di dalam genggamanKu, bagi setiap bangsa yang Ku-ridai, pasti Kujadikan hatinya 

rahmat bagi mereka sebaliknyabagi setiap bangsa yang Kumarahi, pasti Kujadikan 

hati (raja)nya azab bagi mereka, oleh sebab nya jangan sekali-kali kamu 

memarahinya (raja), bertaubatlah kepadaKu, pasti Aku jadikan hatinya lunak 

kepadamu”.  

 

Nabi  bersabda”: "Jika seorang mukmin mengetahui siksa di sisi Allah, pasti 

seorangpun tidak berani mengharap surgaNya dan jika orang kafir mengetahui rahmat 

di sisi Allah, pasti seorangpun tidak berputus asa dari rahmatNya”. (Al-Hadis)  

 

malu kepada Allah serta para petugas pencatat amal para malaikatNya) jika 

melakukan pelanggaran, hendaklah tekun beribadat, sebab  ibarat tanaman yang 

sudah saatnya mengetam, tidak bisa ditunda lagi.  

 

Demikian pula bagi para pemuda hendaklah bertaqwa kepada Allah (yakni) menjauhi 

laranganNya dan menjalankan perintahNya, sebab  siapakah yang mengetahui 

datangnya ajal? sebab  bagi para pemuda yang bertakwa dijanjikan akan 

memperoleh naungan di bawah 'Arasy kelak di hari Kiamat, seperti hadis yang 

diceritakan kepada kami'”, Rasulullah  bersabda: "Ada 7 macam manusia yang akan 

memperoleh pengayoman Allah kelak di hari Kiamat, di saat tiada pengayoman 

kecuali dari Allah, yaitu:”1. Pemimpin yang adil-bijaksana, 2. Pemuda yang selalu taat 

atau tekun beribadat, 3. Seseorang yang hatinya cinta masjid, selalu mengikuti 

kegiatan di masjid (salat berjamaah dan lain-lain), sekalipun dia bekerja di luar, namun  

hatinya tetap di dalamnya. 4. Dua orang yang saling menjalin hubungan baik (bergaul) 

berdasarkan agama Allah, baik sewaktu berkumpul atau berpisah. 5. Seseorang yang 

selalu berzikir (ingat) kepada Allah di tempat sunyi, sehingga bercucuran air matanya, 

sebab  takutnya kepada Allah, 6. Seseorang yang beramal atau bersedekah secara 

sembunyi, sehingga (orang di sisinya) sebelah kiri, tiada mengetahui amal yang 

dilakukan (dirinya) sisi kanan, 7. Seorang pria yang dirayu wanita cantik melakukan 

 

70 Tanbih al-Ghafiln 

perbuatan serong (berzina), lalu menolaknya: "Aku takut kepada Allah Yang Menang 

lagi Tinggi”.  

 

 

 

  

 

71 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 8 

Tentang Amar Ma'ruf Nahi Munkar  

 

Kata Al-Faqih”, Umar bin Abdul 'Aziz berkata: "Bahwasanya Allah tidak menurunkan 

malapetaka secara merata, akibat perbuatan maksiat orang-orang tertentu, namun  jika 

laku maksiat sudah merajalela, tiada seorangpun yang mau membenahinya, maka 

sudah sepantasnya jika seluruh masyarakat atau bangsa itu menanggung resiko 

(malapetaka) nya”.  

 

Dan disebutkan pula, bahwa Allah memberitahu Nabi Yusya' bin Nuh : "Aku akan 

menghancurkan seluruh bangsamu (yakni) 40.000 orang baik-baik dan 60.000 para 

pelaku maksiat. Lalu ia bertanya: "Ya Tuhan, bagi mereka yang durhaka sudah 

sepantasnya, namun  kenapa mengikutkan yang baik-baik?” JawabNya: "sebab  

membiarkan laku maksiat yang Aku membencinya, bahkan mereka bersenang-

senang (makan-minum) bersama mereka (yang berbuat durhaka)”.  

 

Kata Abu Hurairah , Nabi  bersabda:  

 

Artinya:  

"Hendaklah kalian mengajak (orang pada) kebaikan, sekalipun kalian belum mampu 

melaksanakannya, dan ceguhlah (orang yang berbuat) kemunkaran, sekalipun kalian 

belum mampu menghentikannya”.  

 

Kata Anas bin Malik  Nabi  bersabda: "Setengah manusia ada yang menjadi perintis 

kebaikan dan pembasmi kejahatan, dan sebaliknya ada yang menjadi perintis 

kejahatan dan penghalang atau  penghambat kebaikan, maka beruntunglah mereka 

yang diciptakan Allah menjadi perintis kebaikan, dan celakalah mereka yang 

mendalangi atau merintis laku maksiat dengan kekuasaannya,” Maksudnya: Orang 

yang menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran itulah yang disebut: 

"Perintis kebaikan dan pembasmi kejahatan, dan dia pulalah yang disebutkan Allah:  

 

Artinya:  

 

72 Tanbih al-Ghafiln 

"Orang-orang yang beriman, baik pria utau wanita, setenguhnya menjadi penolong 

bagi setengah lainnya, menganjurkan kebaikan dan mencesuh kemungkaran...”. 

(AtTaubat 71)  

 

Sedangkan yang mendalangi atau merintis laku maksiat dan merintangi kebaikan, 

itulah setengah dari tanda bukti (orang) munafik, Finnan Allah:  

 

Artinya:  

"Orang-orang munafik, pria dan wanita, setengah dengan setengah lainnya yaitu  

sama, mendalangi kejahatan dan merintangi kebaikan...” (At-Taubah 67)  

 

Pernyataan Ali bin Abu Thalib : Amal yang paling utama ”Amar ma'ruf nahi munkar, 

serta membenci orang fasik”, amar ma'ruf berarti membentengi orang mukmin, dan 

Barang siapa melarang kemungkaran berarti menjatuhkan munafik.  

 

Said dari Qatadah, katanya: "Sewaktu Nabi #£ masih di Makkah, ada seseorang 

bertanya: "Engkau ini yang mengaku Rasulullah?” Jawab beliau: ”Ya”,” Lalu apakah 

amal yang paling disukai Allah?” Jawab beliau: "Beriman kepada Allah”. "Sesudah 

itu?” Jawab beliau: "Menyambung tali persaudaraan”. "Kemudian apa lagi?” Jawab 

beliau: "Amar maruf. Nahi munkar”. "Dan amal apakah yang dibenci Allah?” Jawab 

beliau: ”Syirik kepada Allah”. "Sesudah itu?” Jawab beliau: "Memutuskan tali 

persaudaraan”. ” Kemudian apa lagi?” Jawab beliau: "Tidak melaksanakan amar 

maruf dan tidak pula melarang kemungkaran”. (Al-Hadis).  

 

Sufyan Tsaur menyatakan: "Jika kau lihat qari"" disenangi tetangganya dan disanjung 

kawannya, maka bisa dipastikan dia tidak tegas (suka mengambil hati) dalam 

melaksanakan amar maruf-nahi munkar”.  

 

Kata Al-Faqih Rasulullah  bersabda: "Jika ada seseorang melakukan maksiat, 

masyarakatnya diam seribu bahasa, padahal mereka mampu melarangnya, pasti 

Allah akan menimpakan azab secara merata sebelum masyarakat tersebut binasa 

(mati)”.  

 

 

73 Tanbih al-Ghafiln 

Penegasan Al-Faqih: "Dalam hal melarang perbuatan maksiat tersebut, Nabi 

meletakkan syarat mampu atau kuasa, berarti masyarakat diwajibkan bertindak 

membasmi para pelaku maksiat, jika kebanyakan mereka orang yang baik-baik. 

sebab  umat ini dipuji oleh Allah, dalam Firman-Nya:  

 

Artinya:  

”Kamu umat terbaik yang ditunjukkan kepada masyarakat umumnya, untuk 

menganjurkan kebaikan dan membasmi kemungkaran, dan beriman kepada Allah, 

seandainya ahli kitab beriman, pasti lebih baik bagi mereka, setengahnya ada yang 

beriman namun  muvoritas orang-orang fasik”. (Ali Imran 110)  

 

Dan FirmanNya:  

 

Artinya:  

”Hendaklah ada di antara kamu, manusia yang menyerukan kebaikan dan menyuruh 

yang ma'ruf, serta membasmi kemungkaran, itulah manusia yang untung”. (Ali Imran 

104)  

 

Sedang manusia yang tidak mau membasmi kemungkaran diperingatkan dengan ayat 

berikut ini:  

 

Artinya:  

”Mereka tidak saling melarang kemungkaran yang mereka lakukan, sungguh buruk 

perbuatan mereka”. (Al-Maidah 79)  

 

Dan FirmanNya:  

 

Artinya:  

"Kenapa para Ulama dan cerdik-pandai agama membiarkan atau tidak melarang 

mereka berkata keji dan makan harta haram, sungguh buruk perbuatan mereka”. (Al-

Maidah 63)  

 

Penjelasan Al-Faqih: ”Seyogyanya bagi yang amar ma'ruf itu melakukan apa yang 

diperintahkan tersebut, agar dapat memantapkan dirinya sendiri.  

 

74 Tanbih al-Ghafiln 

 

Abu Darda menegaskan: "Barang siapa memperingatkan di depan orang banyak, 

berarti ia telah membuka malu padanya, namun  jika memberinya peringatan atau 

nasihat itu (hanya 4 mata) maka manfa'atnya akan diperoleh, dan jika peringatan atau 

nasihatnya itu tidak diperdulikan, maka boleh menyuruh (mohon bantuan lain) yang 

baik untuk melarang maksiatnya, hal ini jika tidak ditanggulangi secara serius, pasti 

akan membudaya di masyarakat yang akhirnya mereka tertimpa azab (binasa).  

 

Al-Faqih dari Nu'man bin Basyir katanya: "Aku dengar Rasulullah  bersabda: ”Orang 

yang berpendirian kokoh pada kebenaran (hag-hag Allah) dan yang lemah 

diumpamakan seperti tiga orang penumpang kapal laut, mereka masing-masing 

punya bagian tugas sendiri-sendiri, ada yang di bawah dan ada pula yang bagian 

tugasnya di atas. Di tengah-tengah perjalanan atau berlayar, tiba-tiba orang yang di 

bawah akan melobangi kapalnya dengan kapak, dan saat  ditanya oleh kawannya: 

"Apa tujuanmu melobangi kapal?” Jawabnya: ”Tujuanku supaya dekat dengan air, 

mudah mengambil air atau membuangnya. Lalu kawan yang satu membelanya: 

"Biarkan dia melakukan apa saja di bagiannya sendiri. namun  yang lain melarangnya: 

"Jangan biarkan dia melobangi kapal kita, pasti tenggelam dan berarti kita akan binasa 

sebab nya”. Maka jika mereka mampu mencegahnya pasti selamatlah ia dan 

semuanya, namun  jika mereka tidak melarangnya, pasti binasalah ia dan semuanya”.  

 

Kata Abu Darda , "Hendaklah kalian melakukan 'amar maruf nahi mungkar”, jika tidak, 

pasti Allah akan menjadikan kamu diperintah atau dikuasai oleh orang zalim yang 

tidak sopan terhadap orang tua dan tidak kasihan terhadap anak-anak, lalu orang-

orang baik dari kamu berdoa, namun  tidak akan diterima doanya, mereka minta 

bantuan, namun  tidak akan ditolong, mereka minta ampun, namun tidak akan diampuni 

dosanya”.  

 

Kata Hudzaifah : Nabi  bersabda: "Demi Allah, sungguh kalian harus "amar ma'ruf nahi 

mungkar”, atau jika tidak, pasti Allah akan menimpakan malapetaka kepada kalian, 

kemudian sesudah itu kalian panjatkan doa, pasti tidak diterima oleh Allah (Al-Hadis).  

 

Kata Ali  Nabi  bersabda: "Jika umatku sudah gentar menghadapi penganiaya 

(sehingga mereka tidak berani berterus terang di depannya menyatakan "Engkau 

 

75 Tanbih al-Ghafiln 

orang zalim”, maka berpisalah dengan umat tersebut (artinya mereka mengalami 

kehancuran dan terhina).  

 

Kata Abu Sa'id Al-Hudri , Nabi  bersabda:  

 

Artinya:  

"saat  seseorang kamu melihat kemungkaran, maka basmilah dengan 

kekuasaannya (bertindak tegas), jika tidak dapat, maka berantaslah dengan (lewat 

penerangan) ceramah, nasihat dan lain: lain, jika tidak berani, muka membencinya di 

dalam hati, namun  dengan cara demikian (membenci) yaitu  suatu bukti aman yang 

lemah”.  

 

namun  menurut penjelasan setengah Ulama bahwa, yang dimaksud dengan: 1. 

Kekuasaan bagi para Penguasa, 2. Nasihat, ceramah bagi para Ulama, cerdik-pandai, 

juru penerangan atau bagian penyuluhan, wakilwakil rakyat dan lain-lain, 3. 

Membencinya di dalam hati bagi masyarakat umum, sebab  setiapnya mempunyai 

kedudukan dan kekuatan sendiri-sendiri.  

 

Al-Faqih menegaskan: "Seyogyanya tujuan amar ma'ruf nahi munka, itu mencari rida 

Allah, menegakkan agamaNya dan tidak ada sedikitpun unsur mementingkan diri 

sendiri semata, insya Allah jika tujuannya demikian Allah pun segera memberi 

pertolongan kepada kita, dan berkenan memimpin kita dengan "TAUFIQ” dariNya. 

Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Jika kalian menesakkan agama Allah, pasti Allah-pun menolong kalian”. (Muhammad 

)  

 

Sebuah cerita dari Ikrimah: Seseorang berjalan melewati Pohon yang tengah dipuja-

puja (disembah) masyarakat setempat dia marahmarah dan pulang mengambil kapak 

(alat memotong dan kembali lagi ketempat pohon tersebut dengan cepat-cepat 

menggunakan kendaraannya (khimar), di tengah perjalanan iblis mencegatnya dan 

bertanya”: "Mau kemana, kelihatan tergesa-gesa kamu?” Jawabnya: ”Aku akan 

memenuhi janjiku kepada Allah sesudah  melihat pohon yang dipuja-puja oleh 

 

76 Tanbih al-Ghafiln 

masyarakat setempat (yakni) akan kupotong hingga tumbang pohon itu”. Sahut Iblis: 

"Dengan dasar apa keberanianmu melarang mereka memuja pohon, biarkanlah 

mereka tersesat jauh dari rahmat Allah”. Maka terjadilah perkelahian sengit antara 

keduanya, hingga 3x Iblis dapat dikalahkan. Namun katanya: ” Pulanglah, hal itu 

menguntungkan bagimu, dan janjiku setiap hari memberi uang sebanyak 4 dirham 

kepadamu di tempat tidurmu”. Orang itu menggertak: "Benarkah kata-katamu itu?” 

Jawabnya: "Benar, aku berjanji kepadamu”. Lalu ia menuruti Iblis pulang ke rumahnya, 

dan sebagaimana janjinya, Iblis benar-benar memberinya uang 4 dirham selama dua 

hari, diletakkan di tempat tidurnya, namun  pada hari ketiga, bangun tidur orang itu 

mencari-cari uang tersebut namun  kosong tiada apa-apa dan pada hari-hari berikutnya 

pun tidak mendapatkan apa-apa di tempat tidurnya. Akhirnya segera mengambil 

kapaknya, dan naik kendaraannya, pergi menuju ke tempat pohon tersebut, akibat 

tidak memperoleh uang 4 dirham, lalu di tengah perjalanan Iblis mencegatnya, dan 

bertanya: "Kau tidak mungkin dapat melakukannya (memotong pohon itu), sebab  

tujuannya berbeda dengan yang pertama. Jika tujuanmu pertama (marahmarahmu) 

itu sebab  Allah, sampai-sampai seandainya seluruh penghuni langit-bumi merintangi 

kamu, pasti tidak akan dapat, namun  tujuanmu kali ini, hanya sebab kamu tidak 

memperoleh uang 4 dirham, maka jika kau langsungkan maksudmu itu, pasti aku akan 

membinasakanmu, maka ja urungkan maksudnya dan tetaplah pohon itu dipuja-puja 

masyarakat setempat.  

 

Al-Faqih menjelaskan: "Ada 5 syarat amar ma'ruf nahi mungkar” yaitu: ”1. Berilmu, 

sebab  umumnya masyarakat belum mengerti mana yang maruf dan yang munkar. 2. 

Dasarnya ikhlas semata mencari rida Allah dan menegakkan agamaNya. 3. 

Menggunakan metode yang baik, penuh rasa kasih sayang terhadap obyek (orang 

yang dinasihati), katakata lunak, sikap ramah tamah sebagaimana pesan Allah 

kepada Nabi Musa dan Harun  saat  menghadapi Fir'aun.  4. Berlaku sabar dan 

tenang berdasarkan Firman Allah:  

 

Artinya:  

”Hai anakku dirikanlah salat, dan jalankanlah "amar ma'ruf nahi munkar” serta 

bersabarlah terhadap sesalu musibah atau penderitaanmu, Bahwasanya yang 

demikian itu, yaitu  setengah dari hal-hal yang diwajibkan oleh Allah”. (Luqman 17)  

 

 

77 Tanbih al-Ghafiln 

5. Melakukan hal-hal yang diperintahkan (menyesuaikan ucapan dan perbuatannya), 

agar terhindar dari ejekan masyarakat dan ancaman Allah dalam FirmanNya:  

 

Artinya:  

“Kenapa kalian menyuruh orang lain melakukan kebaikan, sedangkan dirimu sendiri 

kau biarkan terlena, padahal kalian membaca kitab? Tidakkah kau punya pikiran?” 

(Al-Bagarah 4)  

 

Kata Anas bin Malik, Nabi  bersabda: "Pada malam Isra' aku melihat banyak manusia 

menggunting bibirnya sendiri, lalu tanyaku pada Jibril: "Kenapa mereka itu?” 

Jawabnya: "Mereka juru bicara (ahli pidato) umatmu, yang memerintahkan kebaikan 

kepada orang lain, namun  dirinya sendiri dibiarkan tidak terurus, Padahal mereka 

berpijak (dengan) membaca kitab, apakah mereka tidak normal otaknya? Tambah 

Qatadah: ”.. maka sia-sialah Perbuatanmu "amar ma'ruf nahi munkar”, kepada lain 

orang.  

 

Kata Abu Mu'awiyah dengan sanadnya dari Nabi  sabdanya: "Hari ini kalian hidup 

pada suasana keagamaan yang sangat subur, sehingga terlihat jelas bagimu, adanya 

2 macam gila (mabuk) yaitu: ”1. Gila mata pencaharian (pekerjaan), 2. Gila 

Kebodohan (tentang kebenaran), Dan saat ini kalian bebas "amar ma'ruf nahi 

mungkar”, berjuang menegakkan agama Allah, namun  kelak melakukan semua itu 

terasa sangat berat bagi kalian, akibat rakus harta yang membudaya di kalangan 

masyarakat, akhirnya "amar ma'ruf nahi munkar” tidak lagi berfungsi, perjuangan 

bukan lagi demi tegaknya agama Allah (melainkan hanya sekedar alat demi 

tercapainya pangkat tinggi, kedudukan dan harta). Oleh sebab  itu bagi mereka yang 

tulus ikhlas menegakkan kebenaran, dengan berpijak pada Alquran, baik secara diam-

diam atau terbuka pahalanya membandingi para sahabat Muhajirin dan Anshar (Al-

Hadis).  

 

Kata Al-Hasan, Nabi  bersabda: "Barang siapa sengaja meninggalkan kampung 

(lama) menuju kampung (baru) demi tegaknya agama, sekalipun hanya satu jengkal, 

maka sudah dapat dipastikan dia penghuni surga, kawan Nabi Ibrahim  dan Nabi 

Muhammad . 

 

 

78 Tanbih al-Ghafiln 

Kalau Nabi Ibrahim  pindahnya, dari Hiran menuju Syam, seperti yang dimuat dalam 

Alquran, Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Pernyataan Ibrahim: "Sungguh aku akan pindah (demi tegaknya agama) Tuhanku, 

bahasanya Dia Mulia lagi bijaksana”. (Al Ankabut 26)  

 

Artinya:  

"Ibrahim bertekad pergi (meninggalkan kampungnya) menuju taat dan keridaan 

Tuhan, maka (katanya) aku pergi ke Tuhanku, pasti Dia tunjuki aku”. (Ash-Shaffat 99)  

 

Dan beliau Nabi  pindahnya dari Mekkah menuju Madinah. Kemudian bagi mereka 

yang hidup di lingkungan masyarakat (ahli) maksiat, lalu berpindah dengan tujuan 

mencari rida Allah, maka berarti mereka telah mengikuti sunah Rasulullah  dan Nabi 

Ibrahim , dan kelak bersama-sama di surga. Amin. Firman Allah:  

 

Artinya:  

”.. Barang siapa keluar dari rumahnya, dengan tujuan pindah menuju keridaan Allah 

dan RasulullahNya, lalu mati di tengah perjalanan, maka pahalanya dipastikan (surga) 

di sisi Allah, Dia yaitu  Pengampun dan Penyayang”. (An-Nisa 100)  

 

Dan Nabi  bersabda: Setiap muslim yang berpindah rumah demi mudahnya 

melakukan ibadat dan rida Allah serta RasulullahNya, sekalipun baru naik ke 

kendaraan atau selangkah jalannya, tiba-tiba mati, maka pahalanya disamakan 

dengan orang sudah berhijrah. Dan setiap muslim yang meninggalkan rumah atau 

kampungnya demi tegaknya agama Allah, tiba-tiba tertimpa musibah” hingga mati 

sebelum perang, maka dicatat mati syahid. Dan setiap muslim yang meninggalkan 

rumah atau kampungnya demi menunaikan ibadat haji ke Baitullah, tapi mati sebelum 

sampai ke tujuannya, maka sudah dipastikan surga Allah baginya”. (Al-Hadis)  

 

Al-Faqih menegaskan: "Barang siapa berdomisili atau bermukim di suatu kampung 

yang masyarakatnya durhaka (berbuat maksiat), lalu tidak pindah (bertahan), dan 

tetap melakukan ibadat, maka ia dimaafkan selama membenci mereka (laku 

maksiatnya).  

 

79 Tanbih al-Ghafiln 

 

Pernyataan Ibnu Mas'ud : ”Bagi seseorang yang melihat kemungkaran, namun  tiada 

kemampuan memberantasnya maka cukup baginya dengan membenci laku mungkar 

tersebut”.  

 

Dan setengah sahabat menganjurkan kita membaca doa sebagai berikut:  

 

ALLAAHUMMA INNA HAADZA MUNKARAN FALAA TUAAKHIDZNII BIHII.  

 

Artinya:  

"Ya Allah, bahwasanya masyarakat kami melakukan kemungkaran, sedang -tiada 

kemampuan bagi kami memberantasnya, maka janganlah sekali-kali menjadi beban 

tuntutan bagi kami”.  

 

Dan doa tersebut saat  dibaca, pahalanya sama dengan ”Amar ma'ruf nahi mungkar”.  

 

Umar bin Jabir dari Abu Umayah, katanya: tentang ayat (di bawah ini) kutanyakan 

kepada Abu Tsa'labah Al-Khusyani, jawabnya: ”Hal itu memang telah kutanyakan 

langsung kepada beliau . Lalu beliau bersabda: "Hai Abu Tsa'labah, jalankan "amar 

ma'raf nahi mungkar”,  

 

dan jika datang suatu saat di mana harta lebih diutamakan daripada lainnya, orang 

kikir menjadi pedoman (ikutan) masyarakat, dan sombong (bangga) dengan 

penemuan atau pendapatnya, maka peliharalah dirimu baik-baik. sebab  sesudah itu 

tibalah saatnya bersabar, bagi yang berpegang teguh seperti yang kalian jalankan 

saat sekarang ini”, maka pahalanya sebanding dengan 50 orang. Mereka bertanya: 

"Ya Rasulullah, yang dimaksud sebanding dengan 50 orang (apakah setingkat) kami 

atau sebangsa mereka? Beliau menjawab: ”Sebanding dengan pahala 50 orang 

tingkatan kamu (para sahabat Nabi)”. Inilah ayat yang ditanyakan Abu Umayah 

sebagai berikut:  

 

Artinya:  

 

80 Tanbih al-Ghafiln 

”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu baikbaik, tidak membahayakan 

kepadamu ulah perbuatan orang yang tersesat, saat  kalian telah mendapat hidayah 

Allah melakukan kebaikan ...” (Al Maidah 105)  

 

Qais bin Abu Hazim mendengar Abu Bakar berkata: ”Kalian membaca ayat (di bawah) 

ini, namun  cara menafsirkan jauh menyimpang dari yang semestinya. sebab  aku 

dengar sendiri Rasulullah bersabda: "Tiada suatu masyarakat yang tengah asyik 

berbuat maksiat, lalu tiada seorangpun yang berani melarangnya, kecuali Allah akan 

segera menimpakan siksa (penderitaan hidup) bagi mereka”.  

 

Inilah ayat yang dimaksud oleh Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq :  

 

Artinya:  

 

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu baik-baik, tidak membahayakan 

kepadamu ulah perbuatan orang yang tersesat, saat  kalian telah memperoleh 

hidayah Allah melakukan kebaikan, kepada Allahlah temput kembali kalian, semua 

dan Kami ukun mengungkap sesala perbuatan kalian”. (Al Maidah 105)  

 

Ibnu Mas'ud, saat  ditanya tentang penafsiran ayat tersebut di atas, jawabnya: 

"Bukan di masa sekarang (masa para sahabat Nabi) pengetrapan ayat tersebut, namun  

saat  manusia telah hanyut dibawa arus hawa nafsu, secara membudaya, 

perdebatan lebih diutamakan daripada menjalin ukhuwah Islamiyah, maka setiap 

manusia (muslim) wajib memelihara dirinya, maka saat itulah masa pengetrapan ta'wil 

atau tafsirannya.  

 

 

 

 

  

 

81 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 9  

Tentang Taubat  

 

Kata Al-Faqih, dari Abdullah bin 'Ubaid: Nabi Adam  berkata: ”Ya Allah, Engkau 

menangkan Iblis, sehingga tiada kekuatan bagiku menghadapinya, kecuali dengan 

pertolonganMu, JawabNya: "Setiap anak cucumu (manusia) lahir, pasti Kuperintahkan 

petugas yang memelihara dari tipu daya iblis, dan para jin yang jahat. Nabi Adam 

berkata: "Ya Allah, tambahkanlah bagiku”, JawabNya: "Setiap kebaikan dibalas 10, 

dan mungkin ditambah lagi, sedangkan keburukan hanya dibalas satu, dan mungkin 

dilenyapkan”, Katanya: "Ya Allah, tambahkanlah bagiku”, JawabNya: "Taubat selalu 

diterima, selama masih hidup”, Katanya: "Ya Allah. tambahkanlah bagiku”, JawabNya 

:  

 

Artinya:  

”Katakanlah, hai hambaKu yang berlebih-lebihan dalam hidupnya, janganlah kalian 

berputus asa dari rahmat Allah, bahwasanya Allah mengampuni semua dosa, Dia 

Pengampun dan Penyayang”. (As-Zumar 53)  

 

Al-Faqih dari perawi yang kuat dengan sanadnya dari Ibnu 'Abbas katanya: Wahsyi 

yang membunuh paman Nabi (sahabat Hamzah), dia kirim surat dari Mekkah untuk 

Rasulullah , isinya: "Bahwasanya aku tertarik masuk Islam, namun  keberatanku hanya 

sebab  ayat Alquran sebagai berikut:  

 

Artinya:  

“Orang-orang yang tidak mempersekutukan Nlah dengan lainnya, dan tidak 

membunuh manusia, (jiwa) yang Allah mengharamkannya, kecuali dengan alasan 

yang benar, dan tidak serong (bersina), maka Barang siapa melanggar semua itu, 

tiada dasar diterima taubanya.” (Al-Furqan 68)  

 

Lalu turunlah ayat berikutnya:  

 

Artinya:  

"Kecuali orang yang bertaubat dan beriman serta beramal shalih, maka Allah 

mengganti dosa-dosa mereka dengan kebaikan” (Al-Furqan 70)  

 

82 Tanbih al-Ghafiln 

  

Artinya:  

 

”"Bahwasanya Allah tidak memberi umpun kepada orang yang menyekutukan Dia, 

dan yang diampuni yaitu  dosa-dosa selain svirik, bagi orang yang Dia kehendaki. 

(An-Nisa 116)  

 

Lalu ayat tersebut disampaikan kepada Wahsyi, dan jawabannya: ”Ayat tersebut 

membutuhkan syarat, padahal aku tidak tahu persis, Allah akan mengampuni dosaku 

atau tidak”. Dan turunlah ayat berikutnya:  

 

Artinya:  

"Katakanlah, hai hambaKu yang berlebih-lebihan dulam hidupnya, janganlah kalian 

berputus asa dari rahmat Allah. bahwasanya Alah mengampuni semua dosa. Dia 

Pengampun dan Penyayang”. (As-Zumar 53)  

 

Dan ayat tersebut disampaikan lagi kepada Wahsyi, ia merasakan lega dengan 

turunnya ayat ini, sebab  tiada satupun syarat yang memberatkan dirinya, dan 

akhirnya ia menuju Madinah untuk menyatakan keIslamannya di hadapan Rasulullah 

Muhammad .  

 

Al-Faqih dari Abdullah bin Sufyan katanya: Muhammad bin Abdurrahman As-Sulami 

menyampaikan tulisan kepadaku, katanya pula, dari ayahnya: "Kami bersama 

sahabat lainnya duduk-duduk dengan Nabi  di Madinah: "Kemudian seseorang dari 

mereka ada yang menanyakan: "Aku mendengar Rasulullah  bersabda: "Barang siapa 

bertaubat kira-kira setengah hari menjelang matinya, pasti diterima taubatnya. Lalu 

sahutku meyakinkannya, jawabnya: ”Ya”, bahkan yang lain menyahut: Aku dengar 

beliau  bersabda: Barang siapa bertaubat kira-kira sesaat menjelang matinya, pasti 

diterima taubatnya. Dan ada lagi yang menyahut: "Aku dengar beliau # bersabda: 

"Barang siapa bertaubat sebelum nyawa sampai tenggorokan, pasti diterima 

taubatnya” (Al-Hadis).  

 

Al-Faqih, dari Muhammad bin Mutharrif katanya: Allah berfirman: "Sungguh 

kasihannya, manusia berbuat dosa lalu mohon ampun padaKu, dan Aku 

 

83 Tanbih al-Ghafiln 

mengampuninya, lalu berdosa lagi dan istighfar lagi, dan AKU mengampuninya, 

Amboy kasihannya, ia tiada tega atau kuat meninggalkan dosanya, namun  tiada 

berputus asa dari rahmatKu, oleh sebab  itu hai para malaikat saksikanlah bahwa: 

"Aku tetap mengampuni dosanya".  

 

Al-Faqih", dari Mughits bin Sumai, katanya: Pada zaman dahuly ada seseorang yang 

selalu maksiat, suatu saat  di tengah perjalanan ia teringat perbuatannya lalu berdoa:  

 

ALLAAHUMMA GHUFRAANAKA 3x.  

 

"Ya Alah, ampunilah aku.” Sesudah itu ia mati, maka Allah mengampuni segala 

dosanya.  

 

Muhammad bin 'Ajlan dari Mak-khul, katanya: "saat  Nabi Ibrahim  naik ke alam 

malakut (langit) melihat seseorang (yang di bumi) tengah melakukan zina, lalu ia 

berdoa, maka matilah orang itu, dan melihat lagi pencuri tengah operasi (di bumi), lalu 

ia berdoa, maka matilah ia. Kemudian Allah berfirman: "Hai Ibrahim, tinggalkan 

mereka itu, sebab  dari antara mereka itu ada yang bertaubat, dan Aku menerimanya, 

atau menurunkan anak-cucu yang taat beribadat, atau ditentukan celaka di neraka 

jahannam.  

 

Al-Faqih menjelaskan: "Dengan cerita tersebut menunjukkan bahwa, seseorang yang 

mau bertaubat (sungguh-sungguh) pasti diterima taubatnya, oleh sebab  itu Islam 

tidak menghendaki manusia berputus asa dari rahmat Allah . FirmanNya:  

 

Artinya:  

"Bahwasanya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah. kecuali mereka yang kafir”. 

(Yusuf 87) 

 

Dan FirmanNya pula: 

 

Artinya:  

” Dialah yang menerima taubat para humbaNya dan memaafkan kesalahannya, Dia 

Mengetahui perbuatan kalian”. (Asy-Syuura 25)  

 

84 Tanbih al-Ghafiln 

 

Oleh sebab  itu, seyogyanya bagi manusia normal akal, bertaubatlah setiap waktu 

(istifhfar) kepada Allah, agar tidak terjerumus dalam golongan manusia durhaka, 

dengan dem