faat kepada Nabi Adam untuk menyelesaikannya, namun
Jawabnya: "Hal itu, bukan kuasa urusanku, sebab akupun diusir dari surga, akibat
dosaku, saat ini aku tengah mengurus nasibku, dan cobalah minta syafa'at kepada
Nabi Nuh. Datanglah mereka dan minta syafa'at kepada Nabi Nuh Akan namun
Jawabnya sama dengan Nabi Adam, sebab aku telah membinasakan penghumi bumi
(tenggelam) dengan doaku, dan cobalah minta syafaat kepada Nabi Ibrahim . Lalu
datanglah mereka dan minta syafaat kepadanya, tapi Jawabnya, sama seperti kedua
Nabi tersebut, sebab aku pun telah berdusta sampai 3x (Komentar Rasulullah ).
ketiga dusta Nabi Ibrahim yaitu demi tegaknya agama Allah, yaitu:
Firman-Nya:
Artinya:
1. "Lalu ia memandang satu kali ke bintang-bintang”. (Ash-Shaffat 88)
Kemudian ia berkata: "Sungguh aku sakit”. Dan firman-Nya:
Artinya:
2. “Yang merusak berhala, itulah yang terbesar. (Al-Anbiya' 63)
3. saat Istrinya (Sarah) akan diganggu raja dlalim, jawabnya: "Ini yaitu saudaraku",
sebab itulah saat ini aku hanya memikirkan nasibku sendiri, cobalah kalian minta
syaf'at kepada Nabi Musa . Lalu datanglah mereka dan minta syafaat kepadanya,
Jawabnya: sama seperti Nabi-nabi terdahulu, sebab aku pernah membunuh orang
tanpa hak, cobalah kalian minta syafaat kepada Nabi Isa, Lalu datanglah mereka dan
43 Tanbih al-Ghafiln
minta syafaat kepadanya. Jawabnya: Aku dan ibuku telah diangkat orang-orang sesat
sebagai Tuhan, dan saat ini tiada sesuatu yang menjadi pemikiranku, kecuali nasibku
sendiri, namun bagaimana menurut kalian, jika ada barang tertutup rapat, apakah
kiranya kalian dapat menemuinya, jika tutupnya tidak dibuka? Jawab mereka: "Tidak,
lalu katanya: "Bahwasanya Nabi Muhammad itulah penutup semua Nabi-nabi, dan ia
diampuni oleh Allah, cobalah kalian minta syafaat kepada beliau itu, lalu mereka
datang kepadaku, dan aku berkata kepada mereka: "Baiklah aku bantu kalian, sampai
turun izinNya, untuk siapa yang dikehendaki dan diridai olehnya, menurut
kehendakNya, kemudian jika Dia akan menyelesaikan makhluk-Nya, diserukan:
"Dimanakah Muhammad berikut umatnya? kamilah yang terakhir di dunia, namun yang
paling pertama hisabnya di hari Kiamat. Berdirilah aku beserta umatku, dan umat-
umat itu membukakan jalan bagi kami, terdengar suara, hampir mereka itu merupakan
Nabi-nabi, majulah aku ke pintu surga dan mengetoknya, Suara menyapa: "Siapakah?
Jawabku Muhammad, Rasulullah, terbukalah pintu, dan masuklah aku langsung
bersujud, memuji Allah, dengan pujian yang belum pernah diucapkan manusia
sebelumku, lalu aku diperintah bangun: Angkatlah kepalamu, berkatalah, pasti
diperhatikan, mohonlah, pasti dikabulkan, berikan syafaatmu, pasti diterima.
Kemudian aku berikan syafaat kepada orang-orang yang hatinya terdapat keimanan
atau keyakinan sekalipun hanya sebesar semur hitam arau biji jagung, dan kalimat:
saat Umar bin Khathab masuk Masjid, ia melihat Ka'bul Akhba, tengah menasihati
banyak orang, lalu kata Umar kepadanya: Hai Ka'bul Akhbar nasihatilah kami dengan
cerita yang mebangkitkan rasa takur kepada Allah . Jawabnya: "Bahwasanya ada
malaikat yang ditugaskan tegak berdiri terus, hingga tiada kenal membungkuk, ada
pula lainnya yang terus sujud tiada kenal bangun hingga ditiupnya terompet Israfi, dan
terus bertasbih sebagai berikut: "Maha suci Engkau ya Allah, segala puji bagiMu tiada
kemampuan bagi kami melakukan ibadat sesempurnanya. Demi Allah yang jiwaku
pada KekuasaanNya, di hari Kiamat neraka diperdekat, ia bergemuruh dengan alunan
satu suara, saat itu tiada seorang Nabi, orang mati syahid, orang jujur, kecuali hanya
berdoa: Ya Allah aku memohon keselamatan hanya untuk diriku seorang, sampai Nabi
Ibrahim lupa putranya (Ismail dan Ishak) seraya berkata: "Ya Allah aku yaitu
kekasihMu (yakni) Ibrahim, Dan saat seperti itu hai Umar, jika engkau mempunyai
amal sebanyak amalnya 70 orang Nabi, pasti perkiraanmu tidak mungkin selamat.
(Maka para sahabat yang mendengarkan cerita itu semuanya menangis). Lalu kata
44 Tanbih al-Ghafiln
Umar: Hai Kaab sekarang ceritakanlah kepada kami berita gembira, lalu ia mulai
menceritakannya: "Bahwasanya ada 313 syariat bagi Allah, tiada seorang menghadap
Allah di hari kiamat, dengan salah satu syariat tersebut dengan catatan: mengikut
sertakan kalimat: LAAILLAHHAILLALLAAHH, pasti dimasukkan surga, demi Allah
seandainya kamu tahu kebesaran rahmat Allah, pasti kamu kurang beramal.
Oleh sebab itu, hai saudaraku: ”Siapkanlah dirimu dengan amal shalih, dan menjauhi
maksiat, sebab tiada lama lagi hari Kiamat akan mendatangimu, kau pasti menyesal
jika hidupmu kau sia-siakan, ketahuilah kematianmu itu yaitu hari Kiamat bagimu,
seperti yang dikatakan Mughirah bin Syu'bah: "Hari Kiamat kalian tunggu, padahal
saat kematianmu itulah Kiamatmu”.
Isi ceramah Al-qamah bin Qays saat menyambut pelepasan jenazah di kubur Allah
yaitu sebagai berikut: "Orang ini sudah sampai (tiba) kiamatnya, sebab jika
seseorang mati, terpampang-semua problem hari Kiamat, yaitu: "Surga, neraka dan
malaikat, tiada dapat lagi beramal, lalu keadaannya seperti di hari kiamat dan pada
saatnya ia bangkit menurut keadaan matinya, oleh sebab itu siapa yang di akhir
hidupnya (beramal) baik, pasti untung dan bahagia.
Kata Abu Bakar Al-Waasthi: "Keuntungan yang sangat besar dalam 3 fase, yaitu: Fase
hidup, Fase mati, dan fase Kiamat. 1. Keuntungan dalam Fase hidup, yaitu: Jika
sepanjang hidupnya dibuat ibadat atau taat kepada Allah 2. Keuntungan alam fase
mati, yaitu: Jika matinya tetap teguh pada SYAHHADAT. 3. keuntungan dalam Fase
Kiamat, yaitu: Jika bangkit dari kubur mendengar informasi atau berita bahwa: "Surga
disediakan baginya”.
Diceritakan oleh Yahya bin Mu'adz, saat saat di dalam majelisnya dibacakan ayat:
Artinya: ” Di hari Kiamat, Kami himpun orang yang takwa kepada Tuhan Pemurah
sebagai urusan terhormat”. (Maryam 85)
Artinya:
”Sedangkan orang-orang durhaka Kami halau ke Jahanam dengan keadaan sangat
haus”. (Maryam 86)
45 Tanbih al-Ghafiln
Lalu ia berpesan: "Tenanglah hai manusia, kelak kamu berduyun-duyun menghadap
Tuhannya, satu persatu, secara mendetail amal amalmu ditanyakan. Adapun para
wali dengan berkendaraan, dan hal itu akan terjadi saat bumi telah lenyap, Hai
saudaraku, ingatlah kepahitan sehari sama dengan 50 ribu tahun, di saat
mendebarkan penuh duka dan penyesalan, itulah hari yang sangat besar, saat
manusia dibangkitkan semua untuk menghadap Tuhannya. Yaumul Hisab, saat
diajukan pertanyaan dan ditimbangnya amal, saat kegoncangan, saat yang pasti,
menakutkan, Yaumul ba'ats, saat semua manusia meninjau kembali catatan segala
amalnya, saat manusia menjadi berbagai macam bentuk menurut amalnya. Saat ada
yang bermuka putih berseri dan ada pula yang bermuka hitam, tiada seorang pun
menolong lainnya, tiada artinya tipu daya, saat seorang ayah tidak mampu menolong
anaknya dan sebaliknya, bahaya selalu mencekamnya, orang-orang zalim tidak dapat
beralasan, dikutuk dan disiksa, masing-masing dituntut mempertahankan dirinya
sendiri, setiap wanita menyusui meninggalkan anaknya, setiap kandungan pasti
gugur, saat manusia kelihatannya mabuk, namun bukan sebenarnya, melainkan akibat
dahsyatnya siksaan hari Kiamat.
Kata Muqatil bin Sulaiman: "Manusia (makhluk lainnya) di hari Kiamat, akan berdiri
menunggu (pengadilan Tuhan) selama 100 tahun, mereka tenggelam dalam peluhnya
masing-masing, sesudah itu dalam masa 100 tahun lagi mengalami cuaca gelap
membingungkan, dan tenggelam dalam kesibukan menuntut balas (laku aniaya orang
lain) kepada Tuhan selama 100 tahun lagi. Diperkirakan hari Kiamat itu sepanjang
5000 tahun, namun bagi mukmin yang ikhlas dalam beribadat atau beramal,
diperkirakan hanya sesaat saja. sebab nya hai manusia yang berakal sehat,
bersabarlah menghadapi penderitaan di dunia, dengan taat beribadat kepada Allah,
agar tidak sampai mengalami penderitaan yang menyedihkan di hari Kiamat nanti.
46 Tanbih al-Ghafiln
BAB 5
Tentang Sifat dan Penghuni Neraka
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah : ”Rasulullah bersabda:
"Dinyalakannya api neraka sejak 1000 tahun hingga merah membara, ditambah lagi
1000 tahun hingga putih meleleh, lalu 1000 tahun lagi hingga menghitam gelap,
seperti malam yang gelap kelam”.
Yazid bin Martsad yaitu orang yang tidak henti-hentinya menangis sampai tidak
pernah kering matanya, saat ditanyakan, Jawabnya: "Seandainya aku diancam
kurungan penjara dalam kamar mandi atau WC selama 1000 tahun akibat
kesalahanku, pasti aku mencucurkan air mata tiada hentinya, padahal Allah telah
mengancam aku kurungan penjara api neraka yang dinyalakan sejak 3000 tahun yang
lalu, kenapa aku tidak mencucurkan air mataku?
Al-Faqih Meriwayatkan dengan sanadnya dari Mujahid, katanya: ”Di neraka Jahanam
ada perigi-perigi berisi ular-ular sebesar leher unta, dan ketunggeng sebesar keledai,
lalu orang-orang penghuni neraka lari mendekat ular tersebut, saat menempel
bibirnya terkupaslah rambut, kulit dan kukunya, mereka selamanya tidak akan lepas
dari gigitannya.
Dari Abdullah bin Jubair, bahwasanya Rasulullah bersabda: ”Di dalam neraka
terdapat ular-ular sebesar leher unta, saat menggigit sekali 40 tahun rasa sakitnya
belum juga sembuh, dan terdapat pula ketonggeng sebesar keledai, saat menggigit
sekali 40 tahun pula rasa sakitnya belum bisa sembuh”. (Al-Hadis).
A'masy dari Yazid bin Wahab dari Ibnu Mas'ud, katanya ” Bahwasanya apimu ini
yaitu seper 70 panasnya api neraka, lalu jika tidak dinginkan dalam laut 2x, pasti
kamu tidak mungkin kuat memakainya (memasak dan lain-lain).
Nabi bersabda: "Bahwasanya siksa paling ringan bagi penghuni neraka, yaitu yang
bersandalkan api (itu saja) sanggup membuat otak mendidih, seakan api naik ke
telinga, gigi, dan bibir. Bahkan usus pun sempat keluar dari bawah kakinya, dia
47 Tanbih al-Ghafiln
berperasaan bahwa yang paling berat siksanya, padahal yang sebenarnya dia paling
ringan siksanya di antara siksa-siksa neraka”.
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr bin 'Ash, katanya: ”
Bahwasanya penghuni neraka memanggil malaikat Malik sclama 40 tahun tidak
dijawab, lalu jawabannya: "Tetaplah kalian di neraka”. Kemudian mereka memanggil
Tuhan: "Ya Tuhan keluarkanlah kami dari neraka, kami berjanji tidak lagi mengulangi
perbuatan maksiat, namun tidak dijawab sepanjang umur dunia lipat dua kali. Lalu
jawabannya: "Hinalah kamu di neraka dan jangan banyak bacot atau ngomel”. Demi
Allah sesudah itu tiada sedikitpun ucapan darinya, yang terdengar hanyalah nafas
keluhan dan rintihan seperti suara keledai.
Seruan Qatadah: "Hai kaumku, apakah kamu menganggap hal itu akan menimpa
dirimu, atau apakah kamu sanggup menghadapinya, padahal berbakti kepada Allah
yaitu jauh lebih ringan bagi kamu maka berbaktilah kepada Tuhanmu. Penghuni
neraka mengeluh kira-kira 1000 tahun, dengan keluhan yang tak berarti, katanya:
Artinya:
"Baik kami mengeluh atau sabar (di dalam neraka), tidak ada tempat untuk melarikan
diri”. (Ibrahim 21)
Lalu selama 1000 tahun mereka minta hujan, akibat dahaganya, jawabanNya lewat
malaikat Jibril: Hai Jibril, mereka minta apa? Jawabnva: Engkau Maha Mengetahui ya
Allah, mereka minta hujan. Kemudian diperlihalkan awan merah bagi mereka,
sehingga mereka mengira hujan akan turun, namun tidak.
Datanglah kiriman berupa ketonggeng sebesar keledai menggigit mereka dengan
gigitan yang sakitnya 1000 tahun. Mereka minta lagi hujan selama 1000 tahun, lalu
diperlihatkan awan hitam yang mereka kira hujan akan turun, namun bahkan yang turun
ular-ular sebesar leher unta, menggigit mereka dengan gigitan yang sakitnya 1000
tahun lagi Firman Allah:
Artinya:
"Kami beratkan siksa mereka diatus siksa”. (An Nahl 88)
48 Tanbih al-Ghafiln
Yang demikian itu, akibat kekafiran mereka, melanggar larangan Allah (melakukan
maksiat). Oleh sebab nya Barang siapa ingin terhindar dari siksanya, berlakulah sabar
melakukan taat kepadanya, dan menjauhi maksiat kepadanya, mengekang hawa
nafsu, sebab surga itu diliputi dengan kepayahan dan kesulitan, namun neraka diliputi
kesenangan menuruti hawa nafsu. Seperti yang disebutkan oleh penyair:
”Pada usia tua cukup pengalaman menahan sifat kekanak-kanakan, saat telah
beruban. Aku lihat seseorang menginginkan ketenangan hidup -jika ranting telah
kering sesudah basah (hijau)-nya. Hindarilah kawan buruk, hati-hatilah bergaul
dengannya. jika tidak mampu, maka petiklah hatinya. Pilihlah kawan jujur dalam
pergaulan, jauhilah perdebatan, pasti awet pergaulannya selama tidak saling
berdebat. Dan bergaullah dengan para bangsawan dan yang baik budi, berakhlak
mulia. Maka Barang siapa bergaul baik dengan manusia yang tak mengenal budi,
berarti budinya dilemparkan ke laut. Bagi Allah surga seluas langit, namun Penuh
kesukaran (untuk meraihnya).
Dari Abu Hurairah katanya, Nabi bersabda: "Allah menyeru Jibril, supaya meninjau
surga dengan segala persiapan penghuninya, sesudah selesai, ia melaporkan: "Demi
KemenanganMu, tiada seseorang mendengarnya, kecuali ia akan masuk ke
dalamnya, maka diliputi dengan kesukaran. Lalu Jibril diseru meninjau lagi: sesudah
selesai, ia melapor lagi: ” Demi KemenanganMu aku khawatir, kalau tiada seorangpun
yang bisa masuk ke dalamnya. Kemudian ia diutus meninjau mereka, dengan segala
persiapan bagi penghuninya, sesudah selesai ia melaporkan: "Demi kemenanganMu,
orang yang mendengarnya tidak akan dimasukkan ke dalamnya, lalu diliputi dengan
segala syahwat. Maka seruNya lagi: Tinjau ulang kembali, sesudah selesai ia
melaporkan: "Aku khawatir jika tiada seorangpun yang selamat (tidak terjerumus) ke
dalamnya”.
Dan sabda Nabi : "Kalian bisa menyebutkan tentang sifat neraka, namun dalam
kenyataannya api neraka yaitu lebih dahsyat, dari sifat yang engkau sebutkan.
Dari Maimun bin Mahran, katanya: saat turunnya ayat yang mensifati neraka
Jahannam, sahabat Salman memegang kepalanya, lalu keluar lari (pergi) sebab tidak
49 Tanbih al-Ghafiln
tahan atasnya, dan baru pulang sesudah tiga hari”. Sedangkan ayatnya sebagai
berikut:
Artinya:
"Bahwasanya neraka Jahannam yaitu tempat kembali (semuanya) bagi mereka
(pengikut setan)”. (Al Hijr 43)
Yazid Ar-Raaggasyi dari Anas bin Malik, katanya: "Jibril berkunjung kepada Nabi di
waktu bukan saatnya, mukanya kelihatan ada perubahan, Nabi bertanya: "Aku tidak
pernah melihatmu berubah? Jawabnya: "Ya Muhammad aku datang bertepatan
dengan perintah Allah tentang penyulutan api neraka, maka sungguh tidak pantas
bagi yang mengetahui tentang kenyataan neraka Jahannam, siksa kubur, dan siksa-
Nya yang terbesar, lalu bergembira, sebelum bebas atau aman darinya. Beliau
bersabda: "Hai Jibril, jelaskan sifat-sifat jahanam tersebut! Jawabnya:” Bahwasanya
sesudah selesai Jahannam itu diciptakan, lalu Allah menyalakannya selama 1000
tahun, sampai merah, 1000 tahun lagi, sampai putih, dan 1000 tahun lagi hingga
hitam, hitam gelap dan sejak itu terus nyala membara tidak kenal padam sesaatpun.
Demi Allah. jika terjadi kebocoran sebesar lubang jarum saja, pasti penghuni dunia
musnah terbakar hangus akibat panasnya. Demi Allah, jika kain atau baju penghuni
neraka ditanggalkan di antara langit-bumi, pasti binasa penghuni dunia akibat panas
dan basinnya. Demi Allah jika satu mata rantai neraka diletakkan di atas bukit, pasti
bukit atau gunung itu mencair sampai ke bawah bumi yang ketujuh. Demi Allah, jika
seseorang disiksa di kutub barat, pasti masyarakat kutub timur hangus terbakar
sebab panasnya, neraka Jahannam yaitu sangat dalam, dihiasi besi, air campur
nanah minuman (penghuninya), potongan api pakaiannya. Di sana terdapat 7 pintu,
setiapnya ada bagian tertentu dari pria dan wanita. Tanya Nabi : Pintunya apakah
seperti pintu-pintu rumah kami? Jawabnya: "Tidak, namun selalu membuka, satu
dengan lainnya berjarak 70.000 tahun, setiapnya 10x lipat dari lainnya. Lalu musuh-
musuh Allah dihalau, sampai ke pintu disebut malaikat Zabaniyah dengan rantai
belenggu, rantai dimasukkan mulut mereka hingga menembus pantat, tangan kiri
diikat ke leher, tangan kanan dimasukkan dada menembus bahu, setan merangkul
setiap manusia yang masuk kedalamnya dan malaikat menyambut dengan pukulan
besi, mereka tidak dapat keluar darinya. Selanjutnya Nabi bertanya: "Siapakah yang
masuk lewat pintu-pintu tersebut? Jawabnya: "Orang Munafik, melewati pintu paling
50 Tanbih al-Ghafiln
bawah, termasuk orang kafir akibat menentang mukjizat Nabi Isa , dan golongan
Firaun, nama pintu itu Al-Hawiyah. Sedang pintu kedua disebut Jahim dan yang
melewatinya yaitu kaum musyrikin. Dan pintu ketiga disebut Sagar, dilewati kaum
Shabi'in. Dan pintu keempat discbut Ladha dilewati Iblis dan penyembah api (kaum
Majusi). Dan pintu kelima disebut Huthamah, dilewati orang-orang Yahudi. Dan pintu
kcenam disebut Sa'ir, dilewati orang-orang Kristen.
Kemudian dialah Jibril, rupanya dia menghargai Rasulullah sampai beliau bertanya:
"Kenapa pintu ketujuh tidak kau jelaskan, Jibril? Jawabnya: Pintu yang dilewati
umatmu yakni orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar, namun tidak bertaubat
hingga datang ajalnya (sampai mati). Lalu beliau pingsan dengan penjelasan tersebut,
sampai Jibril meletakkan kepala beliau di atas pangkuannya, baru sesudah sadar,
beliau bersabda: "Hai Jibril, sungguh aku sangat gelisah dan penuh prihatin, betulkah
seseorang dari umatku akan masuk neraka? Jawabnya: ”Betul, yakni umatmu selalu
melakukan dosa-dosa besar”. Lalu beliau menangis diikuti dengan tangisnya Jibril,
hingga beliau masuk rumah tidak keluar, kecuali melakukan salat, dan tiada seorang
pun yang diajak berbicara, di waktu salat beliau juga menangis, selalu berdoa kepada
Allah. Kemudian datanglah Abu Bakar pada hari ketiga: ”ASSALAAMUALAIKUM YAA
AHHLA BAITIR RAHMAN kira-kira aku boleh menemui beliau? Mereka tidak
memastikan jawabannya, sampai ia ikut menangis pula, berikutnya datanglah Umar
memberi salam dan mohon diperkenankan seperti Abu Bakar, namun jawabnya sama,
lalu menangis pula. Selanjutnya Salman Al-Farisi, memberi salam dan mohon
diperkenankan seperti Abu Bakar, namun dijawab sama oleh keluarga beliau, akhirnya
ia jatuh-bangun sambil menangis, hingga ke rumah Fatimah, ia menyampaikan
tentang keadaan Rasulullah . Segera Fatimah datang menemui beliau , sesudah
memperoleh informasi dari Salman Al-Karisi tersebut. Katanya: "Ya Rasulullah, aku
Fatimah". Beliau tengah bersujud seraya menangis, saat mendengar suara putrinya,
beliau bangun dan mempersilahkan dia masuk. Fatimah masuk melihat Nabi ,
wajahnya pucat sebab terlalu banyak menangis sedih, ia ikut menangis juga, dan
bertanya: "Ya Rasulullah, Apakah yang terjadi pada dirimu? Beliau menjawab: "Jibril
datang dan menjelaskan sifat-sifat neraka Jahannam kepadaku, dan dijelaskan pula
bahwa: "Bagian Jahannam yang paling atas yaitu diperuntukkan bagi umatku yang
berbuat dosa-dosa besar, oleh sebab itulah aku berduka atau sangat sedih dan tidak
henti-hentinya aku menangis. Katanya: "Ya Rasulullah bagaimana cara masuknya?
51 Tanbih al-Ghafiln
Jawab beliau: "Malaikat menghalaunya tanpa dihitamkan mukanya, mata mereka
tidak biru, dan mulut pun tidak ditutup, setan juga tidak merangkul mereka, tanpa
belenggu atau rantai. Lalu bagaimana cara malaikat menghalau mereka? Jawab
beliau: "Bagi kaum pria jenggotnya yang diseret, sedang kaum wanita rambut
kepalanya, mereka yang lanjut usia kebanyakan mengeluh: ” Alangkah tua dan
lemahku?”, demikian pula yang muda-muda: "Aduh kemudaan dan ketampanan atau
kecantikanku, aku sangat malu, hingga dibawa ke Malaikat Malik, ia melihat mereka
dan katanya: "Siapakah mereka, aku tidak pernah menjumpai orang-orang seperti ini
(akan disiksa), mukanya tidak hitam, matanya tidak biru, mulut tidak disumbat, juga
tidak dibelenggu bersama setan, leher pun tidak berantai sebagaimana penghuni
neraka lainnya? Jawabnya: "Demikianlah tugasku mengantarkan orang-orang
semacam ini. Kata Malik: "Hai orang-orang celaka, siapa kalian? Disebutkan dalam
riwayat lain: "saat malaikat menghalau mereka, selalu menyeru: Wa Muhammad,
sesudah melihat Malik, mereka lupa nama Muhammad, sebab wibawanya Malik,
ditanya: "Siapakah kalian? Jawab mereka: "Kami yaitu umat yang diamanati
Alquran, kami berpuasa di bulan Ramadan, Sahut Malik: ”Alquran tiada diturunkan,
kecuali kepada Umat Muhammad , lalu mereka menjerit: "Kami Umat Muhammad”.
Sahut Malik selanjutnya: "Apakah di dalam Alquran tidak memuat tentang larangan
berbuat maksiat? Dan sesudah dekat jahanam, mereka diserahkan kepada malaikat
Zabaniyah, sahut mereka: "Hai Malik, perkenankanlah aku menangis”. sesudah
diperkenankan, mereka menangis hingga kering air matanya, lalu darahlah yang
keluar dari tangis mereka. Sahut Malik: "Sebaiknya kalian menangis semacam ini,
dulu saat di dunia, pasti hari ini kalian tidak mungkin dijamah api neraka. Ia
menyuruh Zabaniyah: ”Lemparkan mereka ke neraka, lalu menjeritlah mereka,
dengan ucapan: ”"LAAILAAHAAILLALLAH, maka menurunlah panasnya, Sahut Malik:
"Hai api, bakar mereka? Jawabnya: Aku tak kuasa membakar mereka sebab ucapan
”"LAAILAAHAAILLALLAAHH”. Seru Malik: "Hai api ambillah mereka”. Jawabnya: Aku
tak kuasa mengambil mereka, sebab ucapan "LAAILAAHAAILALLAAHH”. Kata Malik
demikianlah perintah Tuhan Penguasa 'Arsy, lalu api mengambil mereka, ada yang
sampai telapak kaki, lutut, perut, dan ada pula yang sampai leher, saat api merembet
wajah mereka, Malik berkata: "Jangan jamah muka mereka, sebab telah lama muka
mereka bersujud kepada Allah, dan jangan jamah hati mereka, sebab pernah haus
di bulan Ramadan. Untuk sementara mereka menghuni neraka seraya membaca:
YAA ARHAMAR RAAHIMIIN, YAA HANNAANU, YAA MANNAANU, Kemudian jika
52 Tanbih al-Ghafiln
hukuman mereka habis, Allah menyeru dan bertanya, kepada Jibril: ”Hai Jibril,
bagaimanakah keadaan umat Muhammad yang berbuat maksiat? Jawabnya: ”Ya
Allah, Engkau Maha Mengetahui”. Firman-Nya: Tinjaulah keadaan mereka! Jibril
segera menemui Malik yang tengah duduk di atas mimbar Jahanam. Ia bertanya
kepada Jibril: "Ada urusan apakah kau kemari? Jawabnya: Bagaimana keadaan umat
Muhammad yang berbuat maksiat? "Sungguh mengerikan keadaan mereka,
tempatnya sempit, tubuh dan dagingnya terbakar hangus, kecuali wajah dan hati
mereka yang berkilauan iman. Sahut Jibril: "Bukakan tutup mereka agar aku dapat
melihatnya”. sesudah Zabaniyah membukakan tutup, mereka melihat Jibril dan
bertanya: "Siapakah hamba yang sangat bagus itu? Malik menjawab: "Itulah Jibril
pembawa wahyu kepada Nabi Muhammad, sesudah mendengar asma Muhammad
disebut, mereka menjerit: "Hai Jibril sampaikanlah salam kami kepada beliau, dan
sampaikan bahwa yang memisahkan kami dengan beliau yaitu perbuatan maksiat
kami, dan tolong sampaikan tentang nasib atau keadaan kami di neraka in! Lalu Jibril
kembali menghadap Allah dan melaporkan segala apa yang telah dilihatnya, bahkan
ia sampaikan permohonan mereka kepada Nabi Muhammad yang tengah istirahat di
kemah permata putih yang pintunya 4000 buah, setiapnya daun pintu emas, kata
Jibril: Ya Muhammad, aku telah melihat keadaan umatmu yang durhaka, disiksa
dalam neraka, tempatnya sangat sempit, mereka kirim salam untukmu, dan mohon
perhatianmu. Kemudian beliau pergi ke bawah 'Arasy, dan bersujud, memuji Allah,
FirmanNya: ”Angkatlah kepalamu, dan berdoalah, pasti Aku memberi, dan ajukan
syafa'atmu, pasti diterima, Kata Beliau: Ya Tuhan, umatku yang durhaka, telah
menjalani hukuman dari-Mu, maka terimalah syafaatku. JawabNya: "Aku terima
syafa'at-mu untuk mereka, pergilah ke neraka dan bebaskan mereka yang pernah
mengucapkan kalimat "LAAILAAHAA ILLALLAAHH”, Lalu beliau cepat-cepat pergi ke
neraka, Malik menyambutnya dengan penuh hormat, tanya beliau: "Hai Malik,
bagaimanakah nasib umatku yang durhaka? Jawabnya: "Sangat buruk keadaan
mereka, tempatnya sempit”. Coba bukakan tutup pintunya! saat terlihat Nabi
Muhammad, mereka menjerit: "Ya Muhammad, api membakar kulit kami”. Maka
dibawalah mereka ke sungai di depan pintu surga yang bernama: "Nahrul Hayawar”,
sesudah mandi berubahlah menjadi pemuda yang tampan (pemudi yang cantik jelita)
bagaikan bulan, bola matanya, tapi pada dahinya tertulis: AL-JAHANAMIYYUN (bekas
penghuni Jahannam) yang kemudian masuk surga. Dan saat penghuni neraka
melihat mereka bebas dari hukuman, berkatalah penghuni neraka: "Seandainya kami
53 Tanbih al-Ghafiln
beragama Islam sewaktu hidup di dunia, pasti kami dibebaskan dari neraka”. Yang
demikian itu disebutkan dalam Alquran sebagai berikut :
Artinya:
"Pada suata saat kelak orang-orang kafir menginginkan, jika mereka sebapai pemeluk
Islam”. (Al-Hijr 2)
Beliau Rasulullah & bersabda: "Maut itu kelak di kemudian hari, menjelma domba
kibas berwarna putih bercampur hitam, lalu diserukan kepada penghuni surga: "Kalian
pernah mengenal maut? sesudah dipandang domba tersebut, maka jawabnya: "Ya
kenal”. Demikian pula diserukan kepada penghuni neraka: "Kalian pernah mengenal
maut? sesudah dipandang domba tersebut, Jawab mereka: ” Ya, kenal”. Kemudian
dipotong atau disembelihlah domba tersebut di suatu tempat antara surga dan neraka,
dan sekali lagi diserukan kepada mereka: ” Hai penghuni surga, kini kalian kekal hidup
bersenang-senang di surga, tanpa mengenal maut lagi. Dan hai penghuni neraka, kini
kalian kekal pula dalam penderitaan dan kehinaan di neraka, tanpa mengenal batas
(maut)”. Yang demikian itu disebutkan dalam Alquran, Firman Allah sebagai berikut:
Artinya:
"Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) saat segala perkara
telah diputus”. (Maryam 32)
Kata Abu Hurairah : "Jangan seseorang yang durhaka bersenang-senang dengan
nikmatnya, sebab di balik itu semua Neraka Jahannam selalu mengintainya, setiap
panasnya menurun atau berkurang, ditambah lagi nyalanya”.
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
54 Tanbih al-Ghafiln
BAB 6
Tentang Sifat dan Penghuni Surga
Dari Abu Hurairah katanya: "Kami bertanya: Ya Rasulullah, surga itu diciptakan dari
apa? Jawab beliau: "Dari air, lalu, Jelaskan tentang bangunannya pada kami, kata
beliau: "Dinding pertama emas, kedua perak dan lantainya kasturi sangat harum,
dasarnya za'faran, kerikilnya mutiara dan yakut, Barang siapa memasukinya langsung
lega hatinya dan kekal tanpa batas mati, pakaiannya tidak mengenal lapuk, dan
wajahnya tidak mengalami perubahan”. (Al-Hadis)
Kemudian sabda beliau pula: Ada tiga doa yang sulit di tolak, yaitu: 1. Pemimpin yang
adil, 2. Orang yang selesai berpuasa, 3. Orang yang dianiaya, maka ketiga doa
tersebut diangkat awan (sampai kepada Tuhan). Lalu diteliti dan FirmanNya: "Demi
Kemenangan dan KeagunganKu, sungguh Aku Penolongmu (pasti membelamu)
sekalipun (kamu harus) menunggu saatnya”. (Al-Hadis)
Nabi bersabda: "Di surga tertanam pohon besar (luas nya diperkirakan) 100 tahun
perjalanan yang ditempuh kendara an, naungan pohon tersebut belum juga putus,
hendaklah kalian membaca:
Artinya: "Naungan yang berkesinambungan panjangnya”.
Kenikmatan di surga (pemandangan) yang tidak pernah dilihat mata, (lagu-lagu
merdu) yang tidak pernah didengar telinga, dan segala kelezatan yang tidak pernah
dirasakan oleh hati manusia, hendaklah kalian membaca:
Artinya:
"Lalu tiada seorang pun mengetahui apa yang dirahasiakan bagi mereka (yakni)
berupa kenikmatan atau kepuasan nikmat setengah dari balasan amal yang mereka
lakukan”. (As Sajdah 17) .
Dan tempat cemeti di surga lebih baik dibandingkan dunia seisinya, hendaklah kalian
membaca:
55 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
”..., Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan surga, berarti ia sungguh
beruntung, Kehidupan dunia itu tidak bedanya sekedar kesenangan semu yang
memperdayakan ”. (Ali Imran 185)
Kata Ibnu Abbas: "Di surga ada bidadari yang diciptakan dari empat macam. yaitu:
Misik, ambar, kafur dan za'faran dan tepung atau debu tanahnya dicampur air hidup,
sesudah diciptakan lalu semuanya asyik kepadanya, jika ia berludah dalam lautan pasti
airnya berubah tawar, pada lehernya tertulis:
(Barang siapa ingin aku menjadi miliknya, maka berbaktilah kepada Tuhanku).
Mujahid menyebutkan: "Dasar surga (landasannya yaitu perak, debunya misik,
akar-akaran pohonnya yaitu perak, batang pohon atau dahannya mutiara dan
zabarjad, daun dan buahnya sangat rendah, makan buahnya dengan cara apa saja
bisa, baik berdiri. duduk ataupun berbaring tidak sulit”.
Kata Abu Huraimah : "Demi Zat Yang mewahyukan Alquran kepada Nabi Muhammad
, Bahwasanya penghuni surga setiap saat bertambah tampan atau cantik-cakep,
berbeda dengan hidup di dunia, bertambah umur bertambah pula tuanya, giginya
ompong, pipinya peot, rambutnya beruban dan nafasnya senen kemis”.
Rasulullah - bersabda: "saat penghuni surga masuk ke dalamnya, dan penghuni
neraka masuk kedalamnya, lalu diserukan: penghuni surga, Allah pasti memenuhi
janjiNya bagi kalian, Jawab mereka: ”Ya Tuhan janji apakah itu? Bukankah amal
timbangan kami telah dimenangkan, wajah kami putih bercahaya, kami diperkenankan
masuk surga, dan dibebaskan dari neraka? Jawaban yang ada: "Dia bukakan hijab,
lalu pandangan mereka tertuju kepadaNya, (Sabda Nabi ) Demi Zat Yang diriku di
dalam KekuasaanNya: Belum pernah mereka memperoleh sesuatu (kenikmatan)
yang melebihi lezatnya memandang Zat Allah . (Al-Hadis)
Kata Anas bin Malik: "Jibril berkunjung kepada Nabi dengan cermin putih bertitik hitam
di tengahnya, Nabi bertanya: ” Hai Jibril, apa arti cermin putih itu? Jawabnya: "Ini hari
56 Tanbih al-Ghafiln
Jumat, sedang titik hitam di tengahnya yaitu saat mustajabah” dalam hari Jumat,
semua itu sudah diberikan kepadamu dan umatmu. Adapun umat sebelummu berada
di belakangmu. Dalam hari Jumat, ada waktu atau saat, jika seorang mukmin berdoa
pasti dikabulkan doanya. Masyarakat kami (malaikat) menyebutnya dengan ”Hari
tambahan”. Kata beliau: "Apa arti yaumul mazid (hari tambahan) itu? Jawabnya:
"Bahwasanya Tuhanmu membuat lembah di surga Firdaus di dalamnya terdapat anak
bukit dari misik, setiap Jumat disiapkan mimbar-mimbar emas, permata, yagut dan
zabarjad, untuk para Shiddigin, para Syuhada, dan orang-orang shalih. Para penghuni
surga lainnya, duduk di belakang mereka (yakni) di atas anak bukit, menghadap dan
memuji Allah. Dia menyeru: "Kalian mintalah kepadaKu” lalu terdengar doa mereka:
"Kami mohon keridaanMu ya Allah”. FirmanNya: "Sungguh Kami rida pada kalian,
dengannya Ku perkenankan kalian menghuni rumahKu dan KemuliaanKu kepada
kalian, lalu Dia izinkan mereka memandang Zat-Nya, sehingga bagi mereka tiada hari
yang paling diharapkan, kecuali hari Jumat, terasa tambah lezat dan mulia bagi
mereka”.
Keterangan hadis riwayat lain:” Allah menyeru malaikat: ”Siapkanlah hidangan untuk
para kekasihKu, sesudah disuguhkan berbagai macam makanan, terasa berlainan
nikmat setiap suapnya, lebih lezat dari yang pertama, dan sehabis makan diberinya
minuman yang rasanya berlainan pula setiap teguknya, Firman Tuhan: "AKU yaitu
Tuhanmu memenuhi apa yang telah dijanjikan kepadamu, sekarang mintalah
kepadaKu, Jawab mereka: "Kami mohon keridaanMu dua atau tiga kali diulang.
JawabNya: Sungguh AKU rida kepada kalian, dan AKU tambah dengan kehormatan
terbesar, lalu berbukalah hijab, sehingga mereka dapat memandang Zat Allah
sekehendakNya. Mereka bersujudlah kepadaNya dan FirmanNya: ”Angkatlah
kepalamu, saat ini bukan masanya beribadat, mereka betulbetul lupa terhadap nikmat-
nikmat sebelumnya, tiada nikmat yang melebihi dapat memandang Zat Allah . Mereka
kembali dengan bau harum dari bawah 'Arasy, dari bukit misik-putih bertaburanlah di
atas kepala dan ubun-ubun kuda mereka, sesudah bertemu dengan istri-istri mereka
yang bertambah cantik dari semula, dikatakan kepada mereka: "Kalian saat ini lebih
bagus atau tampan dari biasanya”.
Sahut Ikrimah: "Penghuni surga memiliki ketangkasan pemuda usia 33 tahun, atau
pemudi yang sebaya, tinggi tubuhnya 60 hasta, sama dengan Nabi Adam . kelihatan
57 Tanbih al-Ghafiln
muda-muda bersih halus tanpa jenggot, 10 macam perhiasan pada bola matanya,
setiap saat warnya mengalami perubahan meningkat 70 macam warna, dapat melihat
wajahnya di depan istrinya, demikian pula di dadanya, dan betisnya, begitu sebaliknya
istri dapat melihat wajah cantiknya di wajah suaminya, di dada dan betisnya, mereka
tidak berludah dan tidak pula beringus, apalagi yang menjijikan sama sekali tidak ada.
Disebutkan dalam riwayat lain: "Seandainya seorang putri penghuni surga
memperlihatkan telapak tangannya dari langit, pasti antara langit. bumi menjadi terang
sebab sinarnya”.
Dari Zaid bin Argam, katanya: "Seorang ahli kitab bertanya kepada Nabi : "Ya Abal
Qasim, benarkah penghuni surga itu makanminum? Beliau menjawab: Ya, Demi Zat
yang diri Muhammad di dalam kekuasaanNya setiap penghuni surga berkekuatan 100
orang dalam makan, minum dan bersetubuh. Katanya: "Padahal menurut adatnya
sesudah makan dan minum pasti buang air atau berhajat, kenapa mereka bersih tiada
kotoran? Beliau menjawab: "Buang air atau hajat seseorang (penghuni surga) yaitu
berupa keringat harum misik”.
Dari Mutab bin Suma penjelasannya tentang Firman Allah:
Artinya:
"Orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka kebahasiaan dan
tempat kembali yang baik. (Ar-R@'ad 29)
Thuubaa: diartikan dengan pohon surga yang rindang menaungi setiap rumah surga,
berbuah aneka macam buah, dan burung-burung besar, jika seseorang
menghendakinya (ingin makan) cukup dengan memanggilnya, lalu dia jatuh di atas
piring makan sudah berupa panggangan atau masakan lezat siap disantap, sesudah
selesai dia terbang lagi ke tempat semula.
Nabi bersabda: "Angkatan pertama penghuni surga bagi umatku seperti bulan
purnama, Angkatan berikutnya seperti bintang langit yang sangat terang, sedang
angkatan selanjutnya sesuai dengan tingkat mereka masing-masing, mereka tiada
buang air besar atau kecil, tidak berludah dan tidak pula beringus, sisir rambut dibuat
58 Tanbih al-Ghafiln
dari emas, ububnya kayu gahru harum, keringatnya misik, tubuhnya tinggi seperti Nabi
Adam 60 hasta.
Kata Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda: "Penghuni surga terdiri dari orang-orang
muda semua, bersih, halus, tiada berambut selain kepala, alis dan kelopak mata,
tinggi 60 hasta seperti Nabi Adam , usia 33 tahun sebaya Nabi 'Isa kulit putih, pakaian
hijau, hidangan tersedia, burung menghadap dan berkata: "Hai kekasih Allah,
minumanku telaga salsabil, makananku buah-buahan surga, sayap dan belahan
tubuhku sari makanan, dan sebelah lagi sari gorengan, lalu mereka makan
sepuasnya. Dan setiap wali atau kekasih Allah dijatah perhiasan 70 macam, setiapnya
berbeda-beda warna, 10 cincin terpasang pada jari-jari mereka,
cincin pertama diukir dengan tulisan:
1 . Artinya: ” Keselamatan bagi kalian sebab kesabaran kalian”.
Cincin kedua bertuliskan:
2. Artinya: ”Silahkan kalian masuk surga dengan selamat sejahtera”.
Cincin ketiga bertuliskan:
3. Artinya: ”Surga Kami wariskan bagi kalian, merupakan balasan amal yang
kamu lakukan”.
Cincin keempat bertuliskan:
4. Artinya: (Segala kesusahan dan keprihatinan telah lenyap dari hadapan kalian).
Cincin kelima bertuliskan:
5. Artinya: “Aku berikan pakaian, permata atau emas-perak dan rumah indah
berhias”.
59 Tanbih al-Ghafiln
Cincin keenam bertuliskan:
6. Artinya: (AKU berikan kamu istri para bidadari).
Cincin ketujuh bertuliskan:
7. Artinya: "Bagi kalian segala apa yang diinginkan dan kenikmatan mata memandang,
sedang kalian kekal di dalam surga”.
Cincin kedelapan bertuliskan:
8. Artinya: (Kawan baikmu yaitu para Nabi dan para shiddigin).
Cincin kesembilan bertuliskan:
9. Artinya: (Jadilah kalian pemuda selamanya, tanpa tua).
Cincin kesepuluh:
10. Artinya:
(Kalian menetap dilingkungan atau berdampingan dengan tetangga yang saling
menghargai, tidak saling mengganggu ataupun menyakiti).
Al-Faqih menegaskan: "Barang siapa melakukan 5 perkara secara tetap, pasti
memperoleh kemuliaan dan penghormatan setinggi-tingginya. "Yaitu,
1. Menahan diri dari segala maksiat, landasannya Firman Allah:
Artinya:
"Adapun orang-orang yang takut akan kebesaran Tuhannya, dan menahan diri (nafsu)
dari maksiat, maka surgalah tempat menetapnya”. (An-Nazi''at 40-41)
60 Tanbih al-Ghafiln
2. Menerima dengan lega hati atas pemberian Allah berupa kekayaan dunia,
berpedoman hadis sebagai berikut:
Artinya:
"Bahwasanya surga itu (dibeli dengan harga) menjauhkan sifat rakus harta”. (Al-
Hadis)
3. Melakukan ibadat secara tertib, baik dan kontinyu dengan harapan ampunan dan
surga dari Allah, FirmanNya:
Artinya: .
“Surga itulah yang Kami wariskan kepadamu, sebagai balasan amal yang kamu
lakukan”. (As-Zukhruf 72)
4. Menyenangi orang-orang shalih dan menjalin hubungan (pergaulan) yang baik
dengan mereka, dengan harapan syafa'at dari mereka, dasarnya hadis Nabi sebagai
berikut:
Artinya:
"Perbanyaklah saudara atau kawan,sebab setiap saudara atau kaan punya syafaat
kelak di hari Kiamat”.
5. Perbanyaklah berdoa dan memohon surga, serta khusnul khatimah. Setengah
Ulama hikmah menegaskan: "Membiarkan condong terhadap harta, sesudah
mengerti pahala, yaitu kebodohan, dan tiada kesungguhan dalam beramal sesudah
mengerti besarnya pahala yaitu lemah, sebab di surga tempat istirahat dan tiada
yang dapat menikmatinya kecuali bagi orang yang sibuk beramal (tanpa mengenal
lelah) di dunia. Surga yaitu tempat mereka yang suka sederhana dalam hidupnya,
bukan mereka yang berlebih-lebihan, berfoya-foya dan bermewah-mewah”.
Ibrahim bin Ad-ham pernah akan masuk WC, ditahan penjaganya, dia disuruh
membayar lebih dahulu, lalu ia prihatin dan katanya: ”Ya Allah, masuk tempat setan
saya ditahan tanpa membayar, kemudian bagaimana tidak dipenjarakan jika ingin
masuk ke tempat para Nabi dan para shiddigin tanpa membayar lebih dahulu?
61 Tanbih al-Ghafiln
Firman Allah kepada setengah para Nabi: "Hai umat manusia kalian berani membeli
neraka membelanjakan harta pada kemaksiatan) dengan harga mahal (dan lega hati),
namun membeli surga dengan harga murah (mengeluarkan zakat, dan membelanjakan
harta untuk kemaslahatan) tiada keberanian (sangat berat dalam hati dan kenyataan).
Kata Abi Hazim: "Jika seseorang ingin masuk surga harus dengan cara mengekang
hawa nafsunya, hal itu yaitu sangat mudah dan ringan, dan Jika ingin bebas dari
siksa neraka, harus dengan cara menempuh segala macam kesulitan di dunia, hal itu
yaitu terlalu ringan lagi mudah. Padahal kalian dapat masuk surga, hanya dengan
cara mengekang satu persen dari hawa nafsu kalian, dan dapat bebas dari siksa
neraka, hanya dengan cara menempuh (bersabar) satu persen dari kesulitan dunia”.
Yahya bin Mw'adz Ar-Razi menegaskan: "Mengurangi kecintaan harta yaitu
tindakan yang sangat sulit, namun melepaskan surga lebih sulit daripada itu, padahal
surga harus dengan mengurangi kecintaan atau kesenangan harta dunia.
Nabi bersabda”: "Barang siapa mohon atau rindu surga 3x maka seorangpun
membalasnya dengan doa:
ALLAAHUMMA ADKHILHULJANNATA.
Artinya: . ”Ya Allah, perkenankan ia masuk ke surga”.
Dan barang siapa berlindung dari siksa neraka 3x, maka nerakapun memohon:
ALLAHUMMA AJIRHHU MINAN NAAR
Artinya: ”Ya Allah, bebaskanlah dia dari api neraka”. (Al Hadis)
Sabda beliau pula: "Di surga terdapat pasar yang tidak berlaku jual-beli di dalamnya,
yang ada hanyalah pengungkapan masa lalu bagi penghuni surga, saat di dunia,
cara melakukan ibadat, cara memikirkan nasib fakir-miskin dan hubungannya dengan
yang kaya, peristiwa sesudah mati, mulai dari kubur hingga ke surga dan lain-lain yang
sangat mengasikkan mereka”.
62 Tanbih al-Ghafiln
Dari Ibnn Mas'ud, katanya: "Semua manusia kelak akan berdiri dj perbatasan neraka,
mereka lewat di atasnya dengan jembatan menurut amal perbuatannya, ada yang
secepat kilat, secepat angin kencang, secepat kuda balap, secepat lari maraton,
secepat burung terbang, secepat jalan unta, dan ada yang menggunakan ibu jari
kakinya, lalu tersungkur ke neraka, sebab licinnya shirat jembatan, halus, tipis,
setajam pedang lagi berduri. Dan disebelah kanan-kirinya para penjaga (malaikat)
siap menyeret mereka, maka dari mereka ada yang selamat, ada yang luka sekalipun
akhirnya selamat, dan ada pula yang terjerumus ke dalamnya. Para malaikat berdoa:
"Ya Allah, selamatkan mereka, selamatkan mereka”. Ada orang yang sesudah lulus
melewati shirat tersebut dia paling akhir masuk surga, perkiraannya di surga tidak
punya bagian tempat, lalu berdoalah ia. ”Ya Allah berilah aku tempat di surga.
JawabNya: "Jika Aku berikan suatu tempat, pasti kamu akan memilih lainnya”.
Jawahnya: "Tidak, demi KemenanganMU, maka ditempatkanlah ia di tempat itu,
namun diperlihatkan pula kepadanya tempat yang lebih baik. maka dia menginginkan
tempat itu dan memohonlah ia kepada Allah, jawabNya: "Jika Aku berikan itu, pasti
kamu menginginkan lainnya yang lebih baik, dan hal itu diulangi sampai empat kali,
akhirnya Allah berfirman: ” Bagian surgamu yaitu 10x luasnya dunia, dan ini yaitu
tempat yang paling rendah di surga”. Sahut Ibnu Mas'ud: "Beliau Nabi tertawa sampai
gigi geraham terlihat, sewaktu mengisahkan hal ini (surga).
Dan disebutkan pula oleh beliau bahwa: ” Kecantikan wanita dunia yang shalihah”
melebihi kecantikan para bidadari surga, sebab amal perbuatannya sewaktu hidup di
dunia”, Firman Allah:
Artinya:
"Bahwasanya Kami ciptakan para bidadari secara langsung (menjadi gadis), dan Kami
menjadikannya tetap perawan, penuh cinta dan sebaya umurnya, disediakan untuk
orang-orang penghuni kanan”. (Wagi'ah 35, 36, 37, 38)
63 Tanbih al-Ghafiln
BAB 7
Tentang Sesuatu Yang Diharap Dari Rahmat Allah “
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda:
"Allah menjadikan rahmat 100 bagian, lalu 99 bagian di kekang, dan yang satu
diturunkan di bumi, sehingga makhluk di bumi saling berkasih-sayang satu dengan
lainnya, sampai-sampai kuda menjunjung kakinya, mengkhawatirkan anaknya
terinjak”.
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Hasan, katanya Rasulullah bersabda:
"Ada 100 rahmat bagi Allah, yang diberikan penghuni dunia hanya satu, sekalipun
satu tapi mencukupi mereka sampai ajalnya. Di hari Kiamat Allah mencabutnya hingga
sempurna 100 seperti asalnya, lalu diberikan kepada para kekasihNya dan orang-
orang yang berbakti kepadanya (penuh 100 rahmat).
Al-Faqih mengulang penjelasan Nabi kepada orang-orang mukmin, diserukan agar
mensyukuri rahmat yang menjadikan mulia, dapat beramal shalih, mengikuti
petunjukNya.
Firman Allah:
Artinya:
"Bahwasanya rahmat Allah sangat dekat bagi orang-orang yang berlaku baik”. (Al
A'raf 56)
Artinya:
"Barang siapa mengharapkan rahmat dan bertemu Tuhannya, maka lakukanlah amal
shalih dengan ikhlas, jangan mempersekutukun seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya”. (Al-Kahfi 110)
Dan Firman Allah:
Artinya:
”RahmatKu meliputi segala sesuatu ... (Al-A'raf 156)
64 Tanbih al-Ghafiln
Kata Ibnu Abbas, saat ayat tersebut turun, lalu Iblis menyahut: ”Saya bagian dari
itu”, demikian pula Yahudi dan Nasrani, lalu turunlah lanjutan ayat tersebut:
Artinya:
”Lalu rahmat tersebut. Ku-tetapkan khusus untuk orang-orang yang bertakwa tidak
svirik, mengeluarkan zakat hartanya, dan yang beriman pada ayat-ayat Kumi”. (Al-
A'raf 156)
Maka dengan lanjutan ayat tersebut, Iblis putus asa, tidak mengharap rahmatNya,
sedang Yahudi dan Nasrani tidak mengakui kesalahannya. Kemudian turunlah ayat
berikutnya:
Artinya:
"Yaitu orang-orung yang beragama Islam (mengikuti Rasulullah), Nahi Ummi yang
namanya tertulis di dalam kitab Taurat dan Injil”. (Al-A'raf 157)
Sesudah turun ayat tersebut (Al-A'raf 157), maka Yahudi dan Nasrani tidak lagi berani
mengharap rahmat Allah , dan yang pantas mengharap rahmat terbesar yaitu
khusus orang-orang mukmin. Oleh sebab ity kita wajib bersyukur atas karunia "Iman
dari Allah, dan berharaplah kepadaNya. Sebagaimana Yahya bin Mu'adz berdoa
sebagai berikut: "Y, Allah Engkau turunkan rahmat satu kepada kami, dan Engkau
muliakan kami dengan rahmat memeluk Islam, maka jika Engkau sempurnakan
rahmat yang 100 (seratus rahmat), kenapa kami dungu, tidak mengharap ampunan
dariMu?
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Atha-k dari seorang sahabat:
"Rasulullah datang pada waktu kami tengah tertawa, lalu kata beliau: "Apakah (tidak
khawatir) kalian tertawa gembira, padahal di belakangmu api neraka mengintai selalu?
Demi Allah, aku tidak suka kalian selalu tertawa, lalu beliau pergi dari kami, dan kami
diam, seakan ada burung di atas kami, lantas beliau kembali lagi dan bersabda: "Jibril
berkunjung kepadaku dan berkata: "Allah berfirman: "Kenapa kau patahkan hati
hambaKu, sampaikan kepadanya bahwa: "Aku Pengampun dan Penyayang, namun
siksaKu sangat pedih”. Dan dalam Alquran:
65 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
”Kabarkanlah kepada hamba-hambaKu, bahwasanya Aku Pengampun dan
Penyayang, dan siksuKu sungat pedih. (Al-Hijr 49-50)
Dari Ibnu Yazid, Rasulullah bersabda: "Bahwasanya tiada dosa yang tidak diampuni
oleh Allah, dulu pernah terjadi di zaman umat sebelum kamu, seseorang membunuh
99 orang, lalu bertanya kepada seorang pendeta: "Aku telah berdosa besar yaitu
membunuh 99 orang, apakah masih bisa aku bertaubat? Jawabnya: Tidak bisa,
sebab perbuatanmu terlalu besar dosanya, kemudian ia mengayunkan pedangnya
dan matilah pendeta yang ditanya itu, sehingga sempurnalah baginya 100 orang yang
telah dibunuh. Akhirnya bertanya lagi kepada pendeta lainnya: "Aku telah membunuh
100 orang, apakah masih bisa aku berataubat? Jawabnya: "Sebetulnya perbuatanmu
terlalu besar dosanya, akupun kurang begitu mengerti, tapi di sana terdapat dua
kampung, kampung pertama namanya Basrah masyarakatnya baik-baik (yakni)
melakukan amalan penghuni surga, dan kampung kedua namanya Kafrah
masyarakatnya melakukan maksiat sebagaimana penghuni neraka, Lalu jika kau ke
Bashra melakukan amal seperti dilakukan masyarakatnya, maka taubatmu insya Allah
diterima. Sesudah itu pergilah ia ke Basrah dengan tujuan seperti semula, yakni
bertaubat, namun di tengah jalan terkena musibah hingga mengakhiri hayatnya (mati),
Alkisah, dengan kematiannya itu timbullah perdebatan sengit antara dua malaikat (1.
Malaikat azab, 2. Malaikat Rahmat), sampai keduanya mengajukan masalahnya
kepada Tuhan, akhirnya diputuskan kepada mereka, agar mengukur jarak yang
terdekat dari kedua kampung tersebut, lalu berarti ia termasuk dalam masyarakatnya.
Kemudian sesudah di ukur ternyata ia lebih dekat ke kampung Bashra sekedar ujung
Jari, dan berarti ia termasuk ketentuan dari masyarakat Basrah yang melakukan
amalan ahli surga”.
Dari Abdullah bin Mas'ud, katanya: "Tiga perkara, aku bersumpah atasnya, dan yang
keempat aku sudah memastikan kebenarannya, pertama: "Seseorang yang dipelihara
Allah di dunia, tidak mungkin diserahkan kepada lainnya di hari Kiamat, kedua: Allah
tidak akan memperlakukan sama terhadap orang yang punya andil dalam
menegakkan Islam dengan yang tidak punya saham sama sekali, ketiga: "Seseorang
yang mencintai suatu golongan, pasti berkumpul bersama golongan tersebut di hari
66 Tanbih al-Ghafiln
Kiamat. Keempat: "Seseorang yang tidak ditutupi (permohonannya) di dunia, pasti
akan dipenuhi di akhirat”.
Dan Ibnu Mas'ud katanya: "Empat ayat dari surat Nisa sangat berharga bagi umat
Islam, melebihi dunia berikut isinya, yaitu Firman Allah:
Artinya:
"Bahwasanya Allah tidak mengampuni orang-orang musyrik namun selain itu dapat
diampuni bagi siapa yang Dia Kehendaki Barang siapa syirik kepada Allah, berarti ia
telah melakukan dosa besar”. (An-Nisa' 48)
Artinya:
"Seandainya saat mereka berbuat salim itu datang kepadamu (Muhammad), lalu
mohon ampun kepada Allah dengan dukungan istighfar RasulullahNya, pasti mereka
mendapatkan Maah Pengampun dan Penyayang”. (An-Nisa' 64)
Artinya:
"Jika dosa-dosa besar kalian hindurkan seperti yang ditetapkan hukum Islam, pusti
Dia mengampuni dosa-dosamu yang kecil, dan Dia memasukkanmu ke surga (yakni)
temput yang sangat mulia”. (An-Nisa' 31)
Artinya:
"Barang siapa melakukan kejuhatan atau menganiaya dirinya, lalu mohon ampunan
Allah, pasti akan memperoleh Allah Pengampun dan Penyayang”. (An-Nisa 110)
Kata Jabir bin Abdullah Al-Anshari, Nabi bersabda: "Syafa'atku berlaku bagi mereka
(umatku) yang melakukan dosa-dosa besar, namun bagi mereka yang
mendustakannya pasti tidak mungkin memperolehnya”. (Al-Hadist)
Selanjutnya ia (Jabir bin Abdullah) menyatakan: "Bagi orang yang tidak melakukan
dosa besar, mereka tidak memerlukan syafaat” dasarnya ayat 31 S. An-Nisa.
Dari Muhammad bin Munkadir, dari Jabir pula, katanya: ” Rasulullah datang kepada
kami lalu bersabda: "Baru saja Jibril datang kepadaku tadi, katanya: "Hai Muhammad,
67 Tanbih al-Ghafiln
demi Allah: "Bahwasanya ada seseorang melakukan ibadat kira-kira 500 tahun di atas
puncak sebuah gunung, yang luas, panjangnya 30x30 hasta, dan laut melingkar di
sekitarnya seluas 4000 farsakh dari setiap penjuru, dibawah gunung tersebut terdapat
sumber air jernih kira-kira satu jari lebarnya, dan terdapat pula pohon buah delima
yang sengaja disediakan oleh Allah untuknya (setiap hari mengeluarkan buahnya satu
biji), setiap sore sesudah berwudu buah tersebut diambil dan dimakan, kemudian ia
lakukan salat seraya berdoa mohon diambil nyawanya di tengah-tengah melakukan
sujud, dan agar tubuhnya tidak tersentuh bumi atau lainnya, hingga ia bangkit di hari
Kiamat tengah bersujud kepada Allah. Maka permohonannya dikabulkan oleh Allah ,
sebab itu setiap kami lewat (naik-turun langit) pasti dia tengah bersujud, sahut Jibril:
"Kami temukan tulisannya di lauhil mahfuzh, bahwa ia akan dibangkitkan kelak di hari
Kiamat, dan diajukan kepada Allah , FirmanNya: "Masukkanlah hamba-KU ini ke surga
sebab rahmatKU, namun ia menjawab: "Melainkan sebab amalku semata”. Lalu Dia
tugaskan malaikat untuk menghitung semua amalnya dan nikmat pemberianNya,
ternyata sesudah penotalan amal keseluruhan selesai, dan mulai dengan menghitung
nikmatnya mata saja sudah melebihi pahala ibadatnya sepanjang 500 tahun, padahal
nikmat-nikmat lainnya jauh lebih besar dan berharga. Lalu FirmanNya: "Lemparkan ia
ke neraka, namun di tengah perjalanan menuju neraka, ia menyadari kekeliruannya dan
menyesal seraya berkata: Ya Allah, masukkanlah aku ke surga sebab rahmatMU”.
Akhirnya FirmanNya kepada malaikat: ” Kembalikanlah dia”. Lalu ditanya:” Siapakah
yang menciptakan kamu dari asalnya (tiada)?
Jawabnya: "Engkau ya Allah”. Lalu hal itu disebab kan amalmu ataukah rahmatKu?
Jawabnya: "sebab rahmatMu”. Siapakah yang menguatkan kamu beribadat
sepanjang 500 tahun? Jawabnya: "Engkau ya Allah”, Dan siapakah yang
menempatkan kamu di atas gunung, dikelilingi laut sekitarnya, di kaki gunung tersebut
memancar sumber air tawar dan tumbuh pohon delima yang buahnya kau petik setiap
sore, padahal menurut hukum adat, delima hanya dapat berbuah setahun sekali, lalu
kay minta mati dalam keadaan bersujud, siapakah yang melakukan itu semua:
Jawabnya: "Engkau ya Allah”. FirmanNya: "Maka sadarlah kamu, bahwa semua itu
yaitu semata sebab rahmatKu, dan sckarang Aku masukkan kamu ke surga semata
sebab rahmatKu, kemudian sahut Jibril: "Segalagalanya (di alam ini) bisa ada atau
terjadi, semata hanya karcna rahmat Allah ”.
68 Tanbih al-Ghafiln
Kata IHasan , Nabi bersabda:” saat seorang Muslim menjelang matinya (hatinya
selalu mengharap rahmat Allah dan takut atau khawatir siksaanNya, pasti Allah
memenuhi harapannya dan menjauhkan rasa takut atau khawatirnya.
Sabda beliau pula”. Tiada seorangpun dan kamu yang selamat, hanya mengandalkan
amalnya sendiri, Mereka (para sahabat) bertanya: "Engkau juga tidak ya Rasulullah?”
Jawab beliau: "Akupun tidak, kecuali jika Allah mencurahkan rahmatNya. Oleh sebab
itu berlaku sedanglah kalian, lakukanlah secara langgeng semua ibadat atau amalmu,
baik di pagi atau sore hari, dan sedikit malam, berlaku sedanglah agar kalian selamat”.
Dari Anas bin Malik, beliau Nabi bersabda:
Artinya:
”Ringankanlah olehmu jangan dipersulit, dan Gembirakanlah olehmu jangan dibuat
gelisah”. (Al-Hadis)
Pernyataan Ibnu Mas'ud: "Di hari Kiamat manusia dibanjiri rahmat, sampai-sampai
Iblis menengadahkan kepalanya menginginkannya, sebab luasnya rahmat Allah, dan
syafaatnya orang-orang yang dikehendaki olehNya.
Sabda Nabi : Di hari Kiamat akan ada seruan dari bawah 'Arasy: ”Hai Muhammad,
dosamu Aku maafkan, tinggal dosa di antara sesama kamu, maka hendaklah saling
memaafkan di antara sesamamu, lalu masuklah ke surga sebab rahmatKu”. (Al-
Hadis)
Pernyataan Fudlail bin 'Iyadl: Manusia normal atau sehat ialah yang punya rasa takut
kepada Allah, namun jika ia sakit atau lemah melakukan ibadat atau beramal, maka
mengharap rahmat Allah, itu diutamakan.
Ibnu Abi Rawad berkata: "Allah memberi wahyu kepada Nabi Dawud : "Hai Daud
besarkanlah hati orang yang berdosa, dan ingatkanlah orang yang jujur (Siddiqin).
Sahutnya: "Bagaimana aku dapat melakukannya?” Kemudian FirmanNya:
"Besarkanlah hati mereka yang berdosa bahwa tiada sedikitpun dosa yang tidak Aku
maafkan, dan ingatkanlah mereka para Siddiqin, agar tidak membanggakan diri
69 Tanbih al-Ghafiln
dengan amalnya, sebab jika Aku tegakkan keadilan dan perhitunganKu pada
seseorang, pasti ia binasa”.
Katanya lagi, Allah berfirman: Aku-lah Allah Penguasa sekalian raja-raja, hati mereka
di dalam genggamanKu, bagi setiap bangsa yang Ku-ridai, pasti Kujadikan hatinya
rahmat bagi mereka sebaliknyabagi setiap bangsa yang Kumarahi, pasti Kujadikan
hati (raja)nya azab bagi mereka, oleh sebab nya jangan sekali-kali kamu
memarahinya (raja), bertaubatlah kepadaKu, pasti Aku jadikan hatinya lunak
kepadamu”.
Nabi bersabda”: "Jika seorang mukmin mengetahui siksa di sisi Allah, pasti
seorangpun tidak berani mengharap surgaNya dan jika orang kafir mengetahui rahmat
di sisi Allah, pasti seorangpun tidak berputus asa dari rahmatNya”. (Al-Hadis)
malu kepada Allah serta para petugas pencatat amal para malaikatNya) jika
melakukan pelanggaran, hendaklah tekun beribadat, sebab ibarat tanaman yang
sudah saatnya mengetam, tidak bisa ditunda lagi.
Demikian pula bagi para pemuda hendaklah bertaqwa kepada Allah (yakni) menjauhi
laranganNya dan menjalankan perintahNya, sebab siapakah yang mengetahui
datangnya ajal? sebab bagi para pemuda yang bertakwa dijanjikan akan
memperoleh naungan di bawah 'Arasy kelak di hari Kiamat, seperti hadis yang
diceritakan kepada kami'”, Rasulullah bersabda: "Ada 7 macam manusia yang akan
memperoleh pengayoman Allah kelak di hari Kiamat, di saat tiada pengayoman
kecuali dari Allah, yaitu:”1. Pemimpin yang adil-bijaksana, 2. Pemuda yang selalu taat
atau tekun beribadat, 3. Seseorang yang hatinya cinta masjid, selalu mengikuti
kegiatan di masjid (salat berjamaah dan lain-lain), sekalipun dia bekerja di luar, namun
hatinya tetap di dalamnya. 4. Dua orang yang saling menjalin hubungan baik (bergaul)
berdasarkan agama Allah, baik sewaktu berkumpul atau berpisah. 5. Seseorang yang
selalu berzikir (ingat) kepada Allah di tempat sunyi, sehingga bercucuran air matanya,
sebab takutnya kepada Allah, 6. Seseorang yang beramal atau bersedekah secara
sembunyi, sehingga (orang di sisinya) sebelah kiri, tiada mengetahui amal yang
dilakukan (dirinya) sisi kanan, 7. Seorang pria yang dirayu wanita cantik melakukan
70 Tanbih al-Ghafiln
perbuatan serong (berzina), lalu menolaknya: "Aku takut kepada Allah Yang Menang
lagi Tinggi”.
71 Tanbih al-Ghafiln
BAB 8
Tentang Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Kata Al-Faqih”, Umar bin Abdul 'Aziz berkata: "Bahwasanya Allah tidak menurunkan
malapetaka secara merata, akibat perbuatan maksiat orang-orang tertentu, namun jika
laku maksiat sudah merajalela, tiada seorangpun yang mau membenahinya, maka
sudah sepantasnya jika seluruh masyarakat atau bangsa itu menanggung resiko
(malapetaka) nya”.
Dan disebutkan pula, bahwa Allah memberitahu Nabi Yusya' bin Nuh : "Aku akan
menghancurkan seluruh bangsamu (yakni) 40.000 orang baik-baik dan 60.000 para
pelaku maksiat. Lalu ia bertanya: "Ya Tuhan, bagi mereka yang durhaka sudah
sepantasnya, namun kenapa mengikutkan yang baik-baik?” JawabNya: "sebab
membiarkan laku maksiat yang Aku membencinya, bahkan mereka bersenang-
senang (makan-minum) bersama mereka (yang berbuat durhaka)”.
Kata Abu Hurairah , Nabi bersabda:
Artinya:
"Hendaklah kalian mengajak (orang pada) kebaikan, sekalipun kalian belum mampu
melaksanakannya, dan ceguhlah (orang yang berbuat) kemunkaran, sekalipun kalian
belum mampu menghentikannya”.
Kata Anas bin Malik Nabi bersabda: "Setengah manusia ada yang menjadi perintis
kebaikan dan pembasmi kejahatan, dan sebaliknya ada yang menjadi perintis
kejahatan dan penghalang atau penghambat kebaikan, maka beruntunglah mereka
yang diciptakan Allah menjadi perintis kebaikan, dan celakalah mereka yang
mendalangi atau merintis laku maksiat dengan kekuasaannya,” Maksudnya: Orang
yang menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran itulah yang disebut:
"Perintis kebaikan dan pembasmi kejahatan, dan dia pulalah yang disebutkan Allah:
Artinya:
72 Tanbih al-Ghafiln
"Orang-orang yang beriman, baik pria utau wanita, setenguhnya menjadi penolong
bagi setengah lainnya, menganjurkan kebaikan dan mencesuh kemungkaran...”.
(AtTaubat 71)
Sedangkan yang mendalangi atau merintis laku maksiat dan merintangi kebaikan,
itulah setengah dari tanda bukti (orang) munafik, Finnan Allah:
Artinya:
"Orang-orang munafik, pria dan wanita, setengah dengan setengah lainnya yaitu
sama, mendalangi kejahatan dan merintangi kebaikan...” (At-Taubah 67)
Pernyataan Ali bin Abu Thalib : Amal yang paling utama ”Amar ma'ruf nahi munkar,
serta membenci orang fasik”, amar ma'ruf berarti membentengi orang mukmin, dan
Barang siapa melarang kemungkaran berarti menjatuhkan munafik.
Said dari Qatadah, katanya: "Sewaktu Nabi #£ masih di Makkah, ada seseorang
bertanya: "Engkau ini yang mengaku Rasulullah?” Jawab beliau: ”Ya”,” Lalu apakah
amal yang paling disukai Allah?” Jawab beliau: "Beriman kepada Allah”. "Sesudah
itu?” Jawab beliau: "Menyambung tali persaudaraan”. "Kemudian apa lagi?” Jawab
beliau: "Amar maruf. Nahi munkar”. "Dan amal apakah yang dibenci Allah?” Jawab
beliau: ”Syirik kepada Allah”. "Sesudah itu?” Jawab beliau: "Memutuskan tali
persaudaraan”. ” Kemudian apa lagi?” Jawab beliau: "Tidak melaksanakan amar
maruf dan tidak pula melarang kemungkaran”. (Al-Hadis).
Sufyan Tsaur menyatakan: "Jika kau lihat qari"" disenangi tetangganya dan disanjung
kawannya, maka bisa dipastikan dia tidak tegas (suka mengambil hati) dalam
melaksanakan amar maruf-nahi munkar”.
Kata Al-Faqih Rasulullah bersabda: "Jika ada seseorang melakukan maksiat,
masyarakatnya diam seribu bahasa, padahal mereka mampu melarangnya, pasti
Allah akan menimpakan azab secara merata sebelum masyarakat tersebut binasa
(mati)”.
73 Tanbih al-Ghafiln
Penegasan Al-Faqih: "Dalam hal melarang perbuatan maksiat tersebut, Nabi
meletakkan syarat mampu atau kuasa, berarti masyarakat diwajibkan bertindak
membasmi para pelaku maksiat, jika kebanyakan mereka orang yang baik-baik.
sebab umat ini dipuji oleh Allah, dalam Firman-Nya:
Artinya:
”Kamu umat terbaik yang ditunjukkan kepada masyarakat umumnya, untuk
menganjurkan kebaikan dan membasmi kemungkaran, dan beriman kepada Allah,
seandainya ahli kitab beriman, pasti lebih baik bagi mereka, setengahnya ada yang
beriman namun muvoritas orang-orang fasik”. (Ali Imran 110)
Dan FirmanNya:
Artinya:
”Hendaklah ada di antara kamu, manusia yang menyerukan kebaikan dan menyuruh
yang ma'ruf, serta membasmi kemungkaran, itulah manusia yang untung”. (Ali Imran
104)
Sedang manusia yang tidak mau membasmi kemungkaran diperingatkan dengan ayat
berikut ini:
Artinya:
”Mereka tidak saling melarang kemungkaran yang mereka lakukan, sungguh buruk
perbuatan mereka”. (Al-Maidah 79)
Dan FirmanNya:
Artinya:
"Kenapa para Ulama dan cerdik-pandai agama membiarkan atau tidak melarang
mereka berkata keji dan makan harta haram, sungguh buruk perbuatan mereka”. (Al-
Maidah 63)
Penjelasan Al-Faqih: ”Seyogyanya bagi yang amar ma'ruf itu melakukan apa yang
diperintahkan tersebut, agar dapat memantapkan dirinya sendiri.
74 Tanbih al-Ghafiln
Abu Darda menegaskan: "Barang siapa memperingatkan di depan orang banyak,
berarti ia telah membuka malu padanya, namun jika memberinya peringatan atau
nasihat itu (hanya 4 mata) maka manfa'atnya akan diperoleh, dan jika peringatan atau
nasihatnya itu tidak diperdulikan, maka boleh menyuruh (mohon bantuan lain) yang
baik untuk melarang maksiatnya, hal ini jika tidak ditanggulangi secara serius, pasti
akan membudaya di masyarakat yang akhirnya mereka tertimpa azab (binasa).
Al-Faqih dari Nu'man bin Basyir katanya: "Aku dengar Rasulullah bersabda: ”Orang
yang berpendirian kokoh pada kebenaran (hag-hag Allah) dan yang lemah
diumpamakan seperti tiga orang penumpang kapal laut, mereka masing-masing
punya bagian tugas sendiri-sendiri, ada yang di bawah dan ada pula yang bagian
tugasnya di atas. Di tengah-tengah perjalanan atau berlayar, tiba-tiba orang yang di
bawah akan melobangi kapalnya dengan kapak, dan saat ditanya oleh kawannya:
"Apa tujuanmu melobangi kapal?” Jawabnya: ”Tujuanku supaya dekat dengan air,
mudah mengambil air atau membuangnya. Lalu kawan yang satu membelanya:
"Biarkan dia melakukan apa saja di bagiannya sendiri. namun yang lain melarangnya:
"Jangan biarkan dia melobangi kapal kita, pasti tenggelam dan berarti kita akan binasa
sebab nya”. Maka jika mereka mampu mencegahnya pasti selamatlah ia dan
semuanya, namun jika mereka tidak melarangnya, pasti binasalah ia dan semuanya”.
Kata Abu Darda , "Hendaklah kalian melakukan 'amar maruf nahi mungkar”, jika tidak,
pasti Allah akan menjadikan kamu diperintah atau dikuasai oleh orang zalim yang
tidak sopan terhadap orang tua dan tidak kasihan terhadap anak-anak, lalu orang-
orang baik dari kamu berdoa, namun tidak akan diterima doanya, mereka minta
bantuan, namun tidak akan ditolong, mereka minta ampun, namun tidak akan diampuni
dosanya”.
Kata Hudzaifah : Nabi bersabda: "Demi Allah, sungguh kalian harus "amar ma'ruf nahi
mungkar”, atau jika tidak, pasti Allah akan menimpakan malapetaka kepada kalian,
kemudian sesudah itu kalian panjatkan doa, pasti tidak diterima oleh Allah (Al-Hadis).
Kata Ali Nabi bersabda: "Jika umatku sudah gentar menghadapi penganiaya
(sehingga mereka tidak berani berterus terang di depannya menyatakan "Engkau
75 Tanbih al-Ghafiln
orang zalim”, maka berpisalah dengan umat tersebut (artinya mereka mengalami
kehancuran dan terhina).
Kata Abu Sa'id Al-Hudri , Nabi bersabda:
Artinya:
"saat seseorang kamu melihat kemungkaran, maka basmilah dengan
kekuasaannya (bertindak tegas), jika tidak dapat, maka berantaslah dengan (lewat
penerangan) ceramah, nasihat dan lain: lain, jika tidak berani, muka membencinya di
dalam hati, namun dengan cara demikian (membenci) yaitu suatu bukti aman yang
lemah”.
namun menurut penjelasan setengah Ulama bahwa, yang dimaksud dengan: 1.
Kekuasaan bagi para Penguasa, 2. Nasihat, ceramah bagi para Ulama, cerdik-pandai,
juru penerangan atau bagian penyuluhan, wakilwakil rakyat dan lain-lain, 3.
Membencinya di dalam hati bagi masyarakat umum, sebab setiapnya mempunyai
kedudukan dan kekuatan sendiri-sendiri.
Al-Faqih menegaskan: "Seyogyanya tujuan amar ma'ruf nahi munka, itu mencari rida
Allah, menegakkan agamaNya dan tidak ada sedikitpun unsur mementingkan diri
sendiri semata, insya Allah jika tujuannya demikian Allah pun segera memberi
pertolongan kepada kita, dan berkenan memimpin kita dengan "TAUFIQ” dariNya.
Firman Allah:
Artinya:
"Jika kalian menesakkan agama Allah, pasti Allah-pun menolong kalian”. (Muhammad
)
Sebuah cerita dari Ikrimah: Seseorang berjalan melewati Pohon yang tengah dipuja-
puja (disembah) masyarakat setempat dia marahmarah dan pulang mengambil kapak
(alat memotong dan kembali lagi ketempat pohon tersebut dengan cepat-cepat
menggunakan kendaraannya (khimar), di tengah perjalanan iblis mencegatnya dan
bertanya”: "Mau kemana, kelihatan tergesa-gesa kamu?” Jawabnya: ”Aku akan
memenuhi janjiku kepada Allah sesudah melihat pohon yang dipuja-puja oleh
76 Tanbih al-Ghafiln
masyarakat setempat (yakni) akan kupotong hingga tumbang pohon itu”. Sahut Iblis:
"Dengan dasar apa keberanianmu melarang mereka memuja pohon, biarkanlah
mereka tersesat jauh dari rahmat Allah”. Maka terjadilah perkelahian sengit antara
keduanya, hingga 3x Iblis dapat dikalahkan. Namun katanya: ” Pulanglah, hal itu
menguntungkan bagimu, dan janjiku setiap hari memberi uang sebanyak 4 dirham
kepadamu di tempat tidurmu”. Orang itu menggertak: "Benarkah kata-katamu itu?”
Jawabnya: "Benar, aku berjanji kepadamu”. Lalu ia menuruti Iblis pulang ke rumahnya,
dan sebagaimana janjinya, Iblis benar-benar memberinya uang 4 dirham selama dua
hari, diletakkan di tempat tidurnya, namun pada hari ketiga, bangun tidur orang itu
mencari-cari uang tersebut namun kosong tiada apa-apa dan pada hari-hari berikutnya
pun tidak mendapatkan apa-apa di tempat tidurnya. Akhirnya segera mengambil
kapaknya, dan naik kendaraannya, pergi menuju ke tempat pohon tersebut, akibat
tidak memperoleh uang 4 dirham, lalu di tengah perjalanan Iblis mencegatnya, dan
bertanya: "Kau tidak mungkin dapat melakukannya (memotong pohon itu), sebab
tujuannya berbeda dengan yang pertama. Jika tujuanmu pertama (marahmarahmu)
itu sebab Allah, sampai-sampai seandainya seluruh penghuni langit-bumi merintangi
kamu, pasti tidak akan dapat, namun tujuanmu kali ini, hanya sebab kamu tidak
memperoleh uang 4 dirham, maka jika kau langsungkan maksudmu itu, pasti aku akan
membinasakanmu, maka ja urungkan maksudnya dan tetaplah pohon itu dipuja-puja
masyarakat setempat.
Al-Faqih menjelaskan: "Ada 5 syarat amar ma'ruf nahi mungkar” yaitu: ”1. Berilmu,
sebab umumnya masyarakat belum mengerti mana yang maruf dan yang munkar. 2.
Dasarnya ikhlas semata mencari rida Allah dan menegakkan agamaNya. 3.
Menggunakan metode yang baik, penuh rasa kasih sayang terhadap obyek (orang
yang dinasihati), katakata lunak, sikap ramah tamah sebagaimana pesan Allah
kepada Nabi Musa dan Harun saat menghadapi Fir'aun. 4. Berlaku sabar dan
tenang berdasarkan Firman Allah:
Artinya:
”Hai anakku dirikanlah salat, dan jalankanlah "amar ma'ruf nahi munkar” serta
bersabarlah terhadap sesalu musibah atau penderitaanmu, Bahwasanya yang
demikian itu, yaitu setengah dari hal-hal yang diwajibkan oleh Allah”. (Luqman 17)
77 Tanbih al-Ghafiln
5. Melakukan hal-hal yang diperintahkan (menyesuaikan ucapan dan perbuatannya),
agar terhindar dari ejekan masyarakat dan ancaman Allah dalam FirmanNya:
Artinya:
“Kenapa kalian menyuruh orang lain melakukan kebaikan, sedangkan dirimu sendiri
kau biarkan terlena, padahal kalian membaca kitab? Tidakkah kau punya pikiran?”
(Al-Bagarah 4)
Kata Anas bin Malik, Nabi bersabda: "Pada malam Isra' aku melihat banyak manusia
menggunting bibirnya sendiri, lalu tanyaku pada Jibril: "Kenapa mereka itu?”
Jawabnya: "Mereka juru bicara (ahli pidato) umatmu, yang memerintahkan kebaikan
kepada orang lain, namun dirinya sendiri dibiarkan tidak terurus, Padahal mereka
berpijak (dengan) membaca kitab, apakah mereka tidak normal otaknya? Tambah
Qatadah: ”.. maka sia-sialah Perbuatanmu "amar ma'ruf nahi munkar”, kepada lain
orang.
Kata Abu Mu'awiyah dengan sanadnya dari Nabi sabdanya: "Hari ini kalian hidup
pada suasana keagamaan yang sangat subur, sehingga terlihat jelas bagimu, adanya
2 macam gila (mabuk) yaitu: ”1. Gila mata pencaharian (pekerjaan), 2. Gila
Kebodohan (tentang kebenaran), Dan saat ini kalian bebas "amar ma'ruf nahi
mungkar”, berjuang menegakkan agama Allah, namun kelak melakukan semua itu
terasa sangat berat bagi kalian, akibat rakus harta yang membudaya di kalangan
masyarakat, akhirnya "amar ma'ruf nahi munkar” tidak lagi berfungsi, perjuangan
bukan lagi demi tegaknya agama Allah (melainkan hanya sekedar alat demi
tercapainya pangkat tinggi, kedudukan dan harta). Oleh sebab itu bagi mereka yang
tulus ikhlas menegakkan kebenaran, dengan berpijak pada Alquran, baik secara diam-
diam atau terbuka pahalanya membandingi para sahabat Muhajirin dan Anshar (Al-
Hadis).
Kata Al-Hasan, Nabi bersabda: "Barang siapa sengaja meninggalkan kampung
(lama) menuju kampung (baru) demi tegaknya agama, sekalipun hanya satu jengkal,
maka sudah dapat dipastikan dia penghuni surga, kawan Nabi Ibrahim dan Nabi
Muhammad .
78 Tanbih al-Ghafiln
Kalau Nabi Ibrahim pindahnya, dari Hiran menuju Syam, seperti yang dimuat dalam
Alquran, Firman Allah:
Artinya:
"Pernyataan Ibrahim: "Sungguh aku akan pindah (demi tegaknya agama) Tuhanku,
bahasanya Dia Mulia lagi bijaksana”. (Al Ankabut 26)
Artinya:
"Ibrahim bertekad pergi (meninggalkan kampungnya) menuju taat dan keridaan
Tuhan, maka (katanya) aku pergi ke Tuhanku, pasti Dia tunjuki aku”. (Ash-Shaffat 99)
Dan beliau Nabi pindahnya dari Mekkah menuju Madinah. Kemudian bagi mereka
yang hidup di lingkungan masyarakat (ahli) maksiat, lalu berpindah dengan tujuan
mencari rida Allah, maka berarti mereka telah mengikuti sunah Rasulullah dan Nabi
Ibrahim , dan kelak bersama-sama di surga. Amin. Firman Allah:
Artinya:
”.. Barang siapa keluar dari rumahnya, dengan tujuan pindah menuju keridaan Allah
dan RasulullahNya, lalu mati di tengah perjalanan, maka pahalanya dipastikan (surga)
di sisi Allah, Dia yaitu Pengampun dan Penyayang”. (An-Nisa 100)
Dan Nabi bersabda: Setiap muslim yang berpindah rumah demi mudahnya
melakukan ibadat dan rida Allah serta RasulullahNya, sekalipun baru naik ke
kendaraan atau selangkah jalannya, tiba-tiba mati, maka pahalanya disamakan
dengan orang sudah berhijrah. Dan setiap muslim yang meninggalkan rumah atau
kampungnya demi tegaknya agama Allah, tiba-tiba tertimpa musibah” hingga mati
sebelum perang, maka dicatat mati syahid. Dan setiap muslim yang meninggalkan
rumah atau kampungnya demi menunaikan ibadat haji ke Baitullah, tapi mati sebelum
sampai ke tujuannya, maka sudah dipastikan surga Allah baginya”. (Al-Hadis)
Al-Faqih menegaskan: "Barang siapa berdomisili atau bermukim di suatu kampung
yang masyarakatnya durhaka (berbuat maksiat), lalu tidak pindah (bertahan), dan
tetap melakukan ibadat, maka ia dimaafkan selama membenci mereka (laku
maksiatnya).
79 Tanbih al-Ghafiln
Pernyataan Ibnu Mas'ud : ”Bagi seseorang yang melihat kemungkaran, namun tiada
kemampuan memberantasnya maka cukup baginya dengan membenci laku mungkar
tersebut”.
Dan setengah sahabat menganjurkan kita membaca doa sebagai berikut:
ALLAAHUMMA INNA HAADZA MUNKARAN FALAA TUAAKHIDZNII BIHII.
Artinya:
"Ya Allah, bahwasanya masyarakat kami melakukan kemungkaran, sedang -tiada
kemampuan bagi kami memberantasnya, maka janganlah sekali-kali menjadi beban
tuntutan bagi kami”.
Dan doa tersebut saat dibaca, pahalanya sama dengan ”Amar ma'ruf nahi mungkar”.
Umar bin Jabir dari Abu Umayah, katanya: tentang ayat (di bawah ini) kutanyakan
kepada Abu Tsa'labah Al-Khusyani, jawabnya: ”Hal itu memang telah kutanyakan
langsung kepada beliau . Lalu beliau bersabda: "Hai Abu Tsa'labah, jalankan "amar
ma'raf nahi mungkar”,
dan jika datang suatu saat di mana harta lebih diutamakan daripada lainnya, orang
kikir menjadi pedoman (ikutan) masyarakat, dan sombong (bangga) dengan
penemuan atau pendapatnya, maka peliharalah dirimu baik-baik. sebab sesudah itu
tibalah saatnya bersabar, bagi yang berpegang teguh seperti yang kalian jalankan
saat sekarang ini”, maka pahalanya sebanding dengan 50 orang. Mereka bertanya:
"Ya Rasulullah, yang dimaksud sebanding dengan 50 orang (apakah setingkat) kami
atau sebangsa mereka? Beliau menjawab: ”Sebanding dengan pahala 50 orang
tingkatan kamu (para sahabat Nabi)”. Inilah ayat yang ditanyakan Abu Umayah
sebagai berikut:
Artinya:
80 Tanbih al-Ghafiln
”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu baikbaik, tidak membahayakan
kepadamu ulah perbuatan orang yang tersesat, saat kalian telah mendapat hidayah
Allah melakukan kebaikan ...” (Al Maidah 105)
Qais bin Abu Hazim mendengar Abu Bakar berkata: ”Kalian membaca ayat (di bawah)
ini, namun cara menafsirkan jauh menyimpang dari yang semestinya. sebab aku
dengar sendiri Rasulullah bersabda: "Tiada suatu masyarakat yang tengah asyik
berbuat maksiat, lalu tiada seorangpun yang berani melarangnya, kecuali Allah akan
segera menimpakan siksa (penderitaan hidup) bagi mereka”.
Inilah ayat yang dimaksud oleh Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq :
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu baik-baik, tidak membahayakan
kepadamu ulah perbuatan orang yang tersesat, saat kalian telah memperoleh
hidayah Allah melakukan kebaikan, kepada Allahlah temput kembali kalian, semua
dan Kami ukun mengungkap sesala perbuatan kalian”. (Al Maidah 105)
Ibnu Mas'ud, saat ditanya tentang penafsiran ayat tersebut di atas, jawabnya:
"Bukan di masa sekarang (masa para sahabat Nabi) pengetrapan ayat tersebut, namun
saat manusia telah hanyut dibawa arus hawa nafsu, secara membudaya,
perdebatan lebih diutamakan daripada menjalin ukhuwah Islamiyah, maka setiap
manusia (muslim) wajib memelihara dirinya, maka saat itulah masa pengetrapan ta'wil
atau tafsirannya.
81 Tanbih al-Ghafiln
BAB 9
Tentang Taubat
Kata Al-Faqih, dari Abdullah bin 'Ubaid: Nabi Adam berkata: ”Ya Allah, Engkau
menangkan Iblis, sehingga tiada kekuatan bagiku menghadapinya, kecuali dengan
pertolonganMu, JawabNya: "Setiap anak cucumu (manusia) lahir, pasti Kuperintahkan
petugas yang memelihara dari tipu daya iblis, dan para jin yang jahat. Nabi Adam
berkata: "Ya Allah, tambahkanlah bagiku”, JawabNya: "Setiap kebaikan dibalas 10,
dan mungkin ditambah lagi, sedangkan keburukan hanya dibalas satu, dan mungkin
dilenyapkan”, Katanya: "Ya Allah, tambahkanlah bagiku”, JawabNya: "Taubat selalu
diterima, selama masih hidup”, Katanya: "Ya Allah. tambahkanlah bagiku”, JawabNya
:
Artinya:
”Katakanlah, hai hambaKu yang berlebih-lebihan dalam hidupnya, janganlah kalian
berputus asa dari rahmat Allah, bahwasanya Allah mengampuni semua dosa, Dia
Pengampun dan Penyayang”. (As-Zumar 53)
Al-Faqih dari perawi yang kuat dengan sanadnya dari Ibnu 'Abbas katanya: Wahsyi
yang membunuh paman Nabi (sahabat Hamzah), dia kirim surat dari Mekkah untuk
Rasulullah , isinya: "Bahwasanya aku tertarik masuk Islam, namun keberatanku hanya
sebab ayat Alquran sebagai berikut:
Artinya:
“Orang-orang yang tidak mempersekutukan Nlah dengan lainnya, dan tidak
membunuh manusia, (jiwa) yang Allah mengharamkannya, kecuali dengan alasan
yang benar, dan tidak serong (bersina), maka Barang siapa melanggar semua itu,
tiada dasar diterima taubanya.” (Al-Furqan 68)
Lalu turunlah ayat berikutnya:
Artinya:
"Kecuali orang yang bertaubat dan beriman serta beramal shalih, maka Allah
mengganti dosa-dosa mereka dengan kebaikan” (Al-Furqan 70)
82 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
”"Bahwasanya Allah tidak memberi umpun kepada orang yang menyekutukan Dia,
dan yang diampuni yaitu dosa-dosa selain svirik, bagi orang yang Dia kehendaki.
(An-Nisa 116)
Lalu ayat tersebut disampaikan kepada Wahsyi, dan jawabannya: ”Ayat tersebut
membutuhkan syarat, padahal aku tidak tahu persis, Allah akan mengampuni dosaku
atau tidak”. Dan turunlah ayat berikutnya:
Artinya:
"Katakanlah, hai hambaKu yang berlebih-lebihan dulam hidupnya, janganlah kalian
berputus asa dari rahmat Allah. bahwasanya Alah mengampuni semua dosa. Dia
Pengampun dan Penyayang”. (As-Zumar 53)
Dan ayat tersebut disampaikan lagi kepada Wahsyi, ia merasakan lega dengan
turunnya ayat ini, sebab tiada satupun syarat yang memberatkan dirinya, dan
akhirnya ia menuju Madinah untuk menyatakan keIslamannya di hadapan Rasulullah
Muhammad .
Al-Faqih dari Abdullah bin Sufyan katanya: Muhammad bin Abdurrahman As-Sulami
menyampaikan tulisan kepadaku, katanya pula, dari ayahnya: "Kami bersama
sahabat lainnya duduk-duduk dengan Nabi di Madinah: "Kemudian seseorang dari
mereka ada yang menanyakan: "Aku mendengar Rasulullah bersabda: "Barang siapa
bertaubat kira-kira setengah hari menjelang matinya, pasti diterima taubatnya. Lalu
sahutku meyakinkannya, jawabnya: ”Ya”, bahkan yang lain menyahut: Aku dengar
beliau bersabda: Barang siapa bertaubat kira-kira sesaat menjelang matinya, pasti
diterima taubatnya. Dan ada lagi yang menyahut: "Aku dengar beliau # bersabda:
"Barang siapa bertaubat sebelum nyawa sampai tenggorokan, pasti diterima
taubatnya” (Al-Hadis).
Al-Faqih, dari Muhammad bin Mutharrif katanya: Allah berfirman: "Sungguh
kasihannya, manusia berbuat dosa lalu mohon ampun padaKu, dan Aku
83 Tanbih al-Ghafiln
mengampuninya, lalu berdosa lagi dan istighfar lagi, dan AKU mengampuninya,
Amboy kasihannya, ia tiada tega atau kuat meninggalkan dosanya, namun tiada
berputus asa dari rahmatKu, oleh sebab itu hai para malaikat saksikanlah bahwa:
"Aku tetap mengampuni dosanya".
Al-Faqih", dari Mughits bin Sumai, katanya: Pada zaman dahuly ada seseorang yang
selalu maksiat, suatu saat di tengah perjalanan ia teringat perbuatannya lalu berdoa:
ALLAAHUMMA GHUFRAANAKA 3x.
"Ya Alah, ampunilah aku.” Sesudah itu ia mati, maka Allah mengampuni segala
dosanya.
Muhammad bin 'Ajlan dari Mak-khul, katanya: "saat Nabi Ibrahim naik ke alam
malakut (langit) melihat seseorang (yang di bumi) tengah melakukan zina, lalu ia
berdoa, maka matilah orang itu, dan melihat lagi pencuri tengah operasi (di bumi), lalu
ia berdoa, maka matilah ia. Kemudian Allah berfirman: "Hai Ibrahim, tinggalkan
mereka itu, sebab dari antara mereka itu ada yang bertaubat, dan Aku menerimanya,
atau menurunkan anak-cucu yang taat beribadat, atau ditentukan celaka di neraka
jahannam.
Al-Faqih menjelaskan: "Dengan cerita tersebut menunjukkan bahwa, seseorang yang
mau bertaubat (sungguh-sungguh) pasti diterima taubatnya, oleh sebab itu Islam
tidak menghendaki manusia berputus asa dari rahmat Allah . FirmanNya:
Artinya:
"Bahwasanya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah. kecuali mereka yang kafir”.
(Yusuf 87)
Dan FirmanNya pula:
Artinya:
” Dialah yang menerima taubat para humbaNya dan memaafkan kesalahannya, Dia
Mengetahui perbuatan kalian”. (Asy-Syuura 25)
84 Tanbih al-Ghafiln
Oleh sebab itu, seyogyanya bagi manusia normal akal, bertaubatlah setiap waktu
(istifhfar) kepada Allah, agar tidak terjerumus dalam golongan manusia durhaka,
dengan dem






.jpeg)
