Puji yang mampu mengantarkan pada keridaan-Nya dan memetik karunia yang
tersimpan di sisi-Nya, serta membina jiwa kami pandai mensyukuri nikmatNya,
mengenal sifat atau hak kekasih-Nya. Rahmat Allah tetaplah kepada junjungan kami
(Nabi) Muhammad, selaku Rasulullah dan Nabi terpilih, demikian pula kepada
segenap keluarga, sahabat dan umat beliau.
Dalam melatar belakangi penulisan kitab karyanya yang berjudul ”TANBIIHUL
GHAAFILIIN artinya: ” Pengingat manusia yang lengah” beliau Al-Faqih memberi
komentar sebagai berikut: "Saya menghimpun nasihat-nasihat dan hikmah yang
menarik lagi menyenangkan para pembaca kitab ini yaitu terdorong oleh rasa
tanggung-jawab saya selaku hamba Allah yang diberi ilmu pengetahuan tentang:
"Adab atau kesopanan, kebahagiaan di dalamnya, hikmah, wejangan, pendirian
orang-orang shalih dan upaya para Mujtahidin pada Zat Allah
Dalam hal ini dilandasi Firman Allah di dalam Alquran:
Artinya:
"Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu, dengan hikmah dan nasihat baik, atau terpaksa
dengan berdebat secara baik pula, bahwasanya Tuhanmu Maha Mengetahui siapa
yang sesat dan siapa pula yang mendapat petunjuk jalaannya”. (An-Nahl 125)
Dan landasan hadis Nabi :
Artinya:
”Dari "Abdullah bin Masud, katanya: "Beliau Nabi yaitu pandai mengatur jadwal
waktu ceramahnya kepada kami, demi melenyapkan rasa jemu dari kami (dalam
mengikutinya).” (Al-Hadis)
2 Tanbih al-Ghafiln
Sehubungan dengan itu Al-Faqih berpesan, penuh harap agar benar-benar kitab ini
mendapat perhatian dan sambutan hangat dari para pembaca, khususnya generasi
mudanya, lalu menjadi bahan pemikiran atau introspeksi terhadap diri sendiri
(pengamalan dimulai dari dalam), kemudian keluar, diajarkan pada lain orang. sebab
hal ini saya lakukan berdasarkan Firman Allah sebagai berikut:
Artinya:
”.. jadilah kamu orang cerdik-pandai lagi bertakwa kepada Allah, sebab kamu selalu
mengajarkan dan menekuni (ilmu yang ada pada) kitab”. (Ali Imran 79)
Setengah Ulama Tafsir, mengartikannya: ”... Jadilah kamu orang-orang yang
mengamalkan ilmu yang terkandung dalam kitab, sebagaimana kamu mengajarkan
kepada manusia”.
Sedang pada ayat lain, Allah berfirman:
Artinya:
".. Bahwasanya di antara hamba-hamba Allah yang paling takut, yaitu para 'Ulama
.. .”. (Fathir 28)
Dan Firman Allah:
Artinya: "Hai orang yang berselimut, bangkitlah, kemudian berilah (olehmu
Muhammad) peringatan (kepada mereka)”. (Al-Muddatstsir 1-2)
Juga Firman Allah:
Artinya:
"Teraplah kau sampaikan peringatan, sebab hal itu sangat bermanfaat bagi orang
mukmin”. (Ads-Dsariyaat 55)
Demikian pula dalam hadis, riwayat Rasulullah :
3 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
"Berpikir satu jam lebih unggul dibandingkan dengan ibadat satu tahun”. (Al Hadis)"
Al-Faqih menegaskan: "Barang siapa memandang rendah terhadap hikmah dan
nasihat, serta perjalanan Ulama salaf, maka akibatnya terkena salah satu dari antara
dua efek negatif, pertama: Membanggakan amalnya yang sangat terbatas, lalu
beranggapan tingkatannya sejajar dengan para Ulama salaf, Kedua: Berlaku
sombong dengan amalnya yang besar, lalu beranggapan lebih unggul dan sempurna
daripada lainnya, maka menjadi batallah ibadatnya dan lenyap atau gugurlah semua
amalnya.
Adapun bagi orang-orang yang pandai memetik hikmah pendirian dan perjalanan
Ulama-ulama salaf, yaitu sangat besar keuntungannya, sebab ia akan merasa
keterbatasan atau kekurangannya dalam beribadat dan beramal, sehingga menjadi
pendorong, untuk meningkatkan, memperbaiki atau menyempurnakan ibadat dan
amalnya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan para Ulama terdahulu."
Untuk mengakhiri kata pendahuluan, Al-Faqih memanjatkan doanya sebagai berikut:
"Ya Allah, kami memohon taufik dalam melakukan amal baik sebanyak-banyaknya,
dan memperoleh keberkahan sebesar-besarnya, sesungguhnya Dia Maha Pemberi
lagi Maha Berkuasa".
Tentang Ikhlas
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Amr Maula Murallib dari Ashim dan
Muhammad Labied, Nabi & bersabda:
Artinya:
”Syirik kecil yaitu suatu penyakit yang sangat berbahaya bagi kalian, lalu para
sahabat bertanya, apakah syirik kecil itu. ya Rasulullah? Jawab beliau: "Riya, besok
di hari Kiamat, Alah menyuruh mereka mencari pahala amalnya, kepada siapa tujuan
amal mereka itu, Firman-Nya. ”Carilah manusia yang waktu hidup di dunia, kamu
beramal tujuannya hanya untuk dipuji atau disanjung oleh mereka, mintalah pahala
kepada mereka itu”.
Al-Faqih menegaskan: Mereka diperlakukan kasar, yaitu wajar, sebab amal mereka
di dunia hanyalah penipuan belaka, Firman Allah:
Artinya:
"Bahwasanya orang-orang Munafik itu menipu Allah, dan Dia pandai membalasnya,
saat salat, mereka malas melakukannya, hanya pujian manusialah tujuan utamanya.
Mereka tidak mengingat Allah, kecuali hanya sedikit”. (Annisa 142)
Oleh sebab nya semua amal mereka batal tidak sampai kepada Allah dan Allah lepas
dari mereka. Demikianlah amal yang tidak disertai dengan keikhlasan.
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah, katanya Nabi bersabda:
"Allah berfirman: "Aku tidak memerlukan sekutu ataupun amal yang syirik pada-Ku,
Barang siapa melakukannya, maka terlepas dari-Ku (bukan urusan-Ku)”. (Al-Hadis
Qudsi)
Dalam hadis tersebut mengandung pengertian bahwa: Amal baik apapun yang
dilakukan tanpa ikhlas, tidak akan diterima dan tiada balasannya kecuali neraka.
Dasarnya Firman Allah:
5 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
”Barang siapa menghendaki kesenangan dunia (dengan amalnya), maka Kami pun
memenuhinya di dunia, apa yang Kami kehendaki bagi keinginannya, kemudian Kami
masukkan dia ke neraka, keadaannya sangat hina dan terusir (jauh dari rahmat-Nya)”.
(Al-Isra' 18)
Artinya:
“Dan Barang siapa menghendaki kesenangan di akhirat (dan pahala amalnya).
dengan sepenuh hati melakukannya secara ikhlas dan beriman, maka mereka itulah
orang yang usahanya diterima (amalnya memperoleh pahala)”. (A-Isra' 19)
Artinya:
"Kepada setiapnya dari dua macam orang” Kami cukupi rezekinya, dan pemberian
Tuhanmu tiada (Seorang pun) dapat dihalangi”. (Al-Isra' 20)
Ayat tersebut di atas kesimpulannya: "Tiada balasan bagi amal yang niatnya tidak
sebab Allah, sebab Allah hanya menerima amal yang ditujukan kepadanya, lagi pula
amal bukan sebab nya akibatnya hanya dicapai dan susah di neraka jahanam,
disebutkan dalam hadis:
Artinya:
"Terkadang orang melakukan puasa tiada keuntungan baginya. kecuali lapar dan
dahaga, dan terkadang orang beribadat di malam hari, tiada keuntungan baginya,
kecuali jaga malam yang melelahkan yang dimaksud yaitu amal ibadahnya sia-sia
(tidak berpahala)”.
Sekalipun penilaian umumnya masyarakat, dia orang yang tekun dan rajin beramal
atau beribadat, namun jika disertai dengan riya dan sun'ah amal ibadatnya tidak
berpahala. Demikian itu digambarkan oleh setengah Ulama Hikmah tidak jauh dengan
orang datang ke pasar atau toko, sakunya penuh batu, sedang kebanyakan orang
menilai dia bahagia atau beruntung, sebab banyak uangnya, padahal dia sangat
celaka, sebab isi saku atau kantongnya tidak dapat dibelikan sesuatu apa pun,
kecuali sanjungan dan pujian orang belaka.
6 Tanbih al-Ghafiln
Firman Allah:
Artinya:
"Kami selidiki segala amal yang mereka lakukan, lalu Kami Jadikan dia debu yang
bertaburan”. (Al-Furqan 23)
Diriwayatkan oleh Imam Waki' dari Sufyan Al-tsauri, dan dari seseorang (Sahabat),
dari Mujahid, katanya: "Seseorang menghadap Nabi dan berkata: "Ya Rasulullah,
bahwasanya aku bersedekah sebab Allah, namun aku juga senang dipuji orang
(bahwa, aku orang baik yang suka beramal), lalu turunlah ayat:
Artinya:
"Barang siapa takut kepada Tuhannya dan mengharap pahala dari-Nya, maka
lakukanlah amal baik dengan penuh ikhlas, jangan menyekutukan seorang pun dalam
beribadat (beramal) kepada Tuhannya”. (Al-Kahfi 110)
Sebagian Ulama hikmah menegaskan, bahwa: ”Barang siapa, melakukan tujuh
amalan, tanpa dibarengi tujuh perkara, berarti hampa atau palsu amalannya, yaitu: 1.
Takut kepada Allah, tapi tidak mau mengurangi laku maksiat. 2. Percaya (mengharap)
pahala dari Allah, tapi enggan beramal atau beribadat kepadanya. 3. Bertekad akan
melakukan kebaikan atau berbakti kepada Allah, tapi tidak dilakukan dalam
kenyataan. 4. Berdoa kepada Allah, tapi tidak berusaha secara lahiriyah . 5. Mohon
ampun (istighfar) kepada Allah, tapi tidak menyesali dosa yang telah dilakukan
olehnya”. 6. Lahirnya berbuat kebaikan, tapi dalam (hatinya) tidak ikhlas. 7. Beramal
atau beribadat, tapi tidak ikhlas, mengharap keridaan dari Allah.
Hadis dari Abu Hurairah dari Nabi , bahwasanya beliau bersabda:
Artinya:
"Di akhir saman akan timbul golongan-golongan yang menghimpun harta dunia
dengan memperalat agama, berpakaian (Wol) bulu domba, bicaranya sangat menarik,
7 Tanbih al-Ghafiln
seperti manisnya madu, namun hatinya buas nclebihi serigala. Kelak mereka dimarahi
oleh Allah, Dia mengutuk mereka demikian “Kalian berbuat sandiwara dan menentang
kebesaranku, maka tunggulah saat Aku menimpakan fitnah atau bala, sampai
membingungkan manusia yang berakal tenang”. (Al-Hadis)
Lain halnya jika beribadat atau beramal secara ikhlas kemudian dengan tiba-tiba dipuji
orang dan timbul rasa senang, maka dia tetap mendapat pahala. Berdasarkan hadis
Nabi sebagai berikut:
Artinya:
"Seseorang menghadap dan bertanya kepada Nabi : “Ya Rasulullah, bahwasanya aku
beramal baik secara diam-diam, tiba-tiba diketahui orang, dia memudiku, lalu timbul
dalam hatiku rasa gembira, dapatkah pahalanya bagiku? Beliau menjawab: Dapat,
bahkan dua macam (pertama) pahala diam-diam (kedua) pahala berterus terang”.
Kata Al-Faqih, dua macam pahala baginya: pertama pahala langsung dari amal atau
ibadatnya, dan (kedua) pahala sampingan dari pihak yang mengikutinya (mengambil
suri teladan daripadanya). Hal ini berlandaskan hadis Nabi sebagai berikut:
Artinya:
"Barang siapa merintis (meletakkan dasar) jalan kebaikan, maka ia memperoleh
pahala secara langsung dari perbuatannya, disamping juga dari pihak orang yang
mengikuti jejaknya, demikian pula barang siapa merintis jalan maksiat, maka ia
tertimpa siksa sanda (kejahatan sendiri dan orang yang menirunya). (Al-Hadis)
Dalam hadis riwayat Abdullah bin Mubarrak Rasulullah bersabda: "saat amal
seseorang yang dikira besar jumlahnya oleh para malaikat dan mereka memujinya,
ditunjukkan kepada Allah, maka Dia menolak dengan Firman-Nya: "Kalian menyangka
orang ini baik-baik, padahal sangat buruk, amal ibadatnya tidak ikhlas untuk-Ku, maka
pantaslah tempatnya di neraka sijjin. Dan sebaliknya, terjadi pula amal seseorang
yang dikira kecil nilainya oleh para malaikat, ternyata besar di pandangan Allah,
sebab ikhlas niatnya, maka surga 'Illiyyinlah balasannya.
8 Tanbih al-Ghafiln
Oleh sebab itu, lakukanlah ibadat atau beramal dengan ikhlas sebab Allah semata,
sekalipun hanya sedikit, daripada banyak namun tidak ikhlas, Firman Allah:
Artinya:
Jika kebajikan itu sebesar sarrah adanya, pasti Dia lipat Gandakan dan Dia berikan
pahala yang besar dari sisi-Nya. (An-Nisa' 40)
Al-Kisah, seorang Ulama pergi ke Madinah, dia bertemu dengan Abu Hurairah berada
di tengah-tengah kumpulan orang, kemudian dia bertanya kepadanya sesudah
kumpulan orang itu bubar, katanya: ”Aku minta (demi Allah) anda menceritakan hadis
dari Nabi , Abu Hurairah menjawab:” Silakan duduk baik-baik, dengarkanlah hadis
yang aku memperolehnya langsung dari Rasulullah dan tiada seorang pun bersama
kami, sesudah mengucapkan perkataan itu lalu ia bernafas panjang dan pingsanlah ia,
kemudian sadar, seraya mengusap wajahnya ia berkata: "Dengarkanlah hadis yang
aku perolehnya langsung dari Rasulullah , demikian itu diulang sampai tiga kali,
sesudah pingsan tiga kali pula, akhirnya ia berkata: "Rasulullah bersabda: saat
saatnya tiba Hari Kiamat, Allah memutuskan semua urusan makhluk-Nya, masing-
masing tunduk kepada-Nya, yang pertama dipanggil ialah pembaca Alquran, lalu
ditanyakan kepadanya: Kamu telah mempelajari apa yang diwahyukan kepada
utusan-Ku? Jawabnya: Ya Tuhan, Tanya: lalu apa yang kau amalkan di dalamnya?
Aku membacanya di malam ataupun siang hari. Kemudian Allah dan para malaikat-
Nya menyanggahnya: "Kamu telah berbohong, sebab semua itu kamu lakukan hanya
ingin dipuji orang, dan itu sudah terlaksana di dunia. Yang kedua ialah, para hartawan,
lalu ditanyakan kepadanya: Harta yang Aku berikan kepadamu, kau buat apa saja?
Jawabnya: Kubelanjakan demi menyambung hubungan sanak-famili, dan
disedekahkan. Lalu disanggah oleh Allah dan para malaikat-Nya: Kamu bohong,
sebab semua itu kau lakukan, agar kamu disebut dermawan, dan itu sudah
terlaksana. Yang ketiga ialah, orang mati sabil (syahid), lalu ditanyakan kepadanya:
Kenapa kamu terbunuh? Jawabnya, berperang fi sabilillah. Lalu disanggah oleh Allah
dan para malaikat Nya: Kamu bohong, sebab tujuanmu hanya supaya kamu disebut
pahlawan yang gagah-berani, dan hal semacam itu sudah terlaksana di dunia.
Kata Abu Hurairah: Lalu Rasulullah , menepuk lututku seraya bersabda: "Hai Abu
Hurairah, ketiga macam manusia itulah yang paling awal disiksa di neraka”. Dan saat
9 Tanbih al-Ghafiln
Muawiyah mendengarnya, langsung menangis dan berkata: "Sungguh benar Allah
dan Rasulullah-Nya, dia sitir Alquran:
Artinya:
"Barang siapa (tujuan amalnya) hanya menghendaki kesenangan dan keindahan
dunia, pasti Kami sempurnakan balasannya di dunia, sedikit pun tidak dikurangi”.
(Hud. 15)
Artinya:
"Itulah orang-orang yang tiada balasannya di akhirat, kecuali neraka, lenyaplah semua
amal usahanya dan sia-sialah pekerjaannya”. (Hud 16)
Kata Abdullah bin Hanief Al-Inthagi: Allah berfirman kepada manusia di hari Kiamat,
saat mereka menanyakan balasan amalnya: ”Apakah belum kau terima pahalanya
dulu? Belumkah Kami melapangkan kedudukan atau pengaruhmu? Apakah jabatan
atau pemimpin belum kau peroleh? Apakah belum memperoleh dispensasi atau
keringanan dalam usaha dagang atau proyekmu? Apakah belum kau raih apa saja di
dunia?
Para Ulama Hikmah setengahnya telah meletakkan definisi ikhlas, sebagai berikut:
Ikhlas, yaitu tidak ingin (seseorang) amalnya yang baik dilihat orang, apalagi
diperlihatkan, tidak jauh-nya seperti dia melakukan kejahatan yang tidak ingin
diketahui umumnya masyarakat. Sedangkan setengah Ulama lainnya, meletakkan
dasar ikhlas, ialah: "Tidak menghendaki pujian orang”.
Ditanyakan kepada seorang Ulama: "Sejauh mana seseorang disebut istimewa?
Jawabnya, empat macam sifat yang dimilikinya, yaitu: "1. saat telah berani
menanggalkan istirahatnya, 2. Memberi sesuatu yang ada padanya, 3. Tidak
menghendaki kedudukan atau pengaruh, 4. Tetap pada pendiriannya, baik saat
diejek, ataupun dipuji.
Dari 'Ady bin Hatim, Rasulullah bersabda: Sekelompok manusia diperintah meninjau
surga besok di hari Kiamat, hingga mereka mencium bau harumnya, dan melihat
keindahan bangunannya, namun secara mendadak mereka diusir, disuruh
10 Tanbih al-Ghafiln
menjauhinya, sebab mereka bukan ahlinya, mereka sangat menyesal dan berkata:
Ya Tuhan, kenapa kami disuruh meninjau balasan (surga) kekasih-Mu, sedangkan
balasanku yaitu neraka? Allah berfirman: "Aku perlakukan demikian padamu,
yaitu sebagai balasanmu dahulu, di tempat sepi kamu lakukan dosa-dosa besar,
namun di tengah-tengah mata umum berlagak ahli ibadat, yang sangat tekun, amal
ibadatmu sekedar ingin pujian manusia, tidak takut kepada-Ku, kamu besar-besarkan
penilaian manusia, melebihi penilaian-Ku, maka tiba saatnya sekarang kamu
merasakan kepedihan siksaan-Ku dan jauh dari surga-Ku.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda: "saat Allah menciptakan surga 'Adn, lengkap
dengan keindahannya yang belum pernah dipandang mata, belum pernah didengar
telinga dan belum pernah pula dibayangkan manusia, lalu ia disuruh berbicara:
"Katanya:
Artinya:
"Sungguh berbahagia orang-orang mukmin . Lalu katanya pula:
Artinya:
"Bahwasanya setiap manusia yang kikir, munafik dan suka dipuji orang, haram
mendekat (masuk) kepadaku”.
Menurut S. Ali bin Abu Thalib, ada 4 macam yang membuktikan riya, yaitu: ”1.
Pemalas saat tidak ada manusia, 2. namun di hadapan manusia, sangat tangkas, 3.
Amal ibadat-nya meningkat, saat dipuji, 4. namun menurun, saat perilaku atau amal
ibadatnya dicela.
Syaqiq bin Ibrahim menegaskan: "Ada tiga perkara merupakan benteng amal, yaitu:
1. Hendaknya mengakui bahwa amal atau ibadatnya yaitu pertolongan Allah, agar
penyakit ujub dalam hatinya musnah, 2. Semata-mata hanya mencari rida Allah, agar
hawa nafsunya teratur . 3. Senantiasa mengharap rida Allah, agar tidak timbul rasa
tamak atau riya. Maka dengan tiga perkara tersebut amal atau ibadat seseorang dapat
ikhlas.”
11 Tanbih al-Ghafiln
Setengah Ulama Hikmah menegaskan: ”Demi sukses terpeliharanya amal atau
ibadat, perlu empat perkara: ”1. Pengertian yang dapat membetulkan amal, sebab
tanpa ilmu amalnya dapat rusak, 2. Pengaturan niat, sebab tanpa itu, amalnya tidak
akan patut”. 3. Sabar dalam melakukannya, sebab dengan itu, amal atau ibadatnya
akan baik lagi sempurna, 4. Ikhlas yang menjadi syarat mutlak diterimanya amal atau
ibadat.
Harram bin Hayyan menerangkan, bahwa: "Seseorang yang berbakti kepada Allah
dengan sepenuh hati, pasti Allah menggerakkan hati orang-orang Mukmin, simpati
dan menaruh belas kasihan kepadanya”.
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda: "saat Allah senang kepada seseorang, Dia
katakan kepada Jibril, agar Jibril pun menyenanginya, lalu diserukan kepada segenap
penghuni langit agar mereka pun menyenanginya, kemudian meratalah kasih sayang
penghuni bumi kepadanya. Demikian pula saat Allah marah kepada seseorang, lalu
Dia serukan kepada semua makhluk-Nya agar memarahi atau mengutuknya”.
Seseorang bertanya kepada Syaqiq bin Ibrahim, katanya: "Umumnya masyarakat
menganggap baik tentang diriku, lalu aku tak mengerti, apakah diriku ini baik atau
tidak? Jawabnya: Cobalah kau lahirkan sikap yang (selama ini) kau sembunyikan, di
muka orang-orang shalih, jika sikapmu itu disetujui mereka, itu membuktikan bahwa
kau baik, Dan jika tidak, berarti pula kau tidak baik. Kedua, coba tawarkan pada dirimu,
kesenangan duniawi, jika kau menolaknya, itu membuktikan dirimu baik. Ketiga, coba
kau tawarkan maut pada dirimu, jika dirimu mengharapkannya itu membuktikan
bahwa kau baik, namun jika membencinya, berarti tidak baik. Kemudian jika tiga
perkara itu telah ada pada dirimu, maka berdoalah kepada Allah, agar amal atau
ibadatmu tidak terjangkit penyakit riya yang membahayakan amalmu.
Nabi bersabda"": "Tahukah kamu siapa yang benar-benar mukmin? Mereka
menjawab: "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu, kata beliau: "Dia yang tidak mati, hingga
Allah memperdengarkannya apa-apa yang ia sukai, dan jika seseorang melakukan
amal atau ibadat dalam rumah lipat 70, dan masing-masing berpintu besi, pasti Dia
perlihatkannya, hingga masyarakat menyebut-nyebut dan melebih-lebihkannya.
Ditanyakan kepada Rasulullah, kenapa dilebih-lebihkan? Beliau menjawab: "Mukmin
12 Tanbih al-Ghafiln
itu senang amalnya bertambah, Kemudian beliau bersabda : "Tahukah kamu, siapa
yang lacut itu? Mereka menjawab: "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu, kata beliau: "Dia
yang tidak mati, hingga Allah memperdengarkan kepadanya apa-apa yang ia tidak
sukai, dan jika seseorang berbuat durhaka dalam rumah lipat 70, dan setiapnya
berpintu besi, pasti Allah perlihatkan pakaian jahatnya, hingga masyarakat mengolok-
olok berlebih-lebihan. Ditanya kepada beliau, kenapa dilebih-lebihkan? Beliau
menjawab: ” Pelaku maksiat, lebih, senang meningkatkan maksiatnya”. (Al-Hadis).
'Auf bin Abdullah menerangkan: "Pelaku kebaikan setengahnya menyeru kepada
setengah lainnya, tiga perkara: ”1. Barang siapa berama atau beribadat untuk akhirat,
pasti Allah mencukupi urusan dunianya 2. Barang siapa memperbaiki urusannya
dengan Allah, pasti baik pula urusannya dengan sesama manusia, 3. Barang siapa
memperbaiki hatinya, pasti Allah memperbaiki pula lahirnya.
Kata Hamid Al-Lafaf: "saat Allah menghendaki keburukan bagi seseorang, tiga
perkara akan menimpanya: yaitu: 1. Berilmu enggan beramal, 2. Bergaul! dengan
orang-orang shalih, namun tidak tahu dia (kurang ajar) kepada mereka, 3. Beramal atau
beribadat, namun tidak ikhlas.
Al-Faqih menjelaskan: Semua itu terjadi akibat tujuan jahat dan parah penyakit
hatinya, sebab andaikan tujuannya benar, pasti ilmunya bermanfaat, dan amal atau
ibadatnya ikhlas, serta tahu diri terhadap orang-orang shalih.
Al-Faqih menjelaskan hadis dari seseorang kuat dengan sanadnya dari Jaballah Al-
Yah-shubi, katanya: ”Kami dalam suatu peperangan bersama-sama dengan Abdul
Malik bin Marwan, lalu bertemu seseorang yang suka bangun malam, ia sedikit sekali
tidurnya, dan sebelumnya kami tidak kenal, namun rupanya ia yaitu seorang
sahabat Nabi dis bercerita pada kami, bahwa ada orang bertanya: "Ya Rasulullah,
apakah yang besok dapat menyelamatkan? Beliau bersabda: "Jangan menipu Allah,
dia bertanya lagi, Bagaimana kami menipu-Nya? Kata beliau: Yaitu, kamu beramal
atau beribadat dan tidak sebab Allah, dan lenyapkan riya, sebab riya itu syirik kepada
Allah, dan besok di hari Kiamat orang yang riya dipanggil dengan 4 sebutan: 1. Kafir,
2. Pelacur, 3. Penipu. 4. Khasir (orang yang rugi), sesatlah amalmu dan lenyaplah
13 Tanbih al-Ghafiln
pahalanya, saat ini mintalah pahala pada mereka yang kau tuju dulu, hai penipu! Al-
Hadis.
Kata Al-Faqih: "Memelihara amal atau ibadat, lebih sulit daripada melakukannya,
untuk itu, Barang siapa menghendaki pahalanya selamat kelak, lakukanlah amal
secara ikhlas tanpa riya, lalu jangan mengingat-ingatnya lagi.
Hal serupa dikuatkan oleh Abu Bakar Al-Wasithi " , dia umpamakan kaca yang mudah
pecah dan tidak dapat dipatri, demikian pula amal atau ibadat yang terkena penyakit
riya atau ujub mudah rusak. Oleh sebab itu lenyapkanlah riya dalam beramal, itu
sangat utama, namun jika belum dapat, maka jangan sampai putus asa atau tidak
melakukannya sebab takut riya. Sebaiknya tabahkanlah dalam beramal seraya
mohon ampun atas riyanya itu, dengan harapan Allah memberi taufik ikhlas dalam
amal-amal yang lain. Disebutkan oleh peribahasa: "Dunia menjadi sepi, akibat
matinya orang-orang yang riya, keramaian dunia sebab ulah mereka dalam
membangun pondok-pondok pesantren, madrasah, masjid dan lain-lain yang menjadi
kepentingan umum, sekalipun amal itu riya, namun berkat doa setiap orang Islam yang
ikhlas, maka bermanfaat juga baginya. Seperti yang pernah terjadi di zaman dulu,
ceriteranya demikian: Ada orang membangun pasantren, niatnya kabur, kata hatinya:
"Aku tidak mengerti sebab Allah atau tidak, niatku membangun ini? Lalu ia
memperoleh khabar lewat mimpinya: "Jika amalmu tidak sebab Allah, padahal kaum
Muslimin mendoakan kamu ”Lillahi Ta'ala”. Kemudian senanglah dia dengan berita
itu.
Seseorang berdoa di dekat Hudzaifah bin Al-Yamani, isi doanya: "Ya Allah
hancurkanlah orang-orang Munafik”. Lalu Hudzaifah menjelaskan kepadanya:
"Umpama mereka itu hancur, lalu kamu tidak mungkin mampu menahan serangan
musuh, sebab merekapun ikut andil menyerang musuh”.
Kata Salman Al-Farisi: "Kekuatan orang mukmin didukung oleh orang Munafik,
demikian pula orang Munafik tertolong berkat do'a orang Mukmin.
14 Tanbih al-Ghafiln
Kata Al-Faqih: "Kebanyakan orang menganggap bahwa, melakukan amal atau ibadat
Fardu, tidak mungkin terselip unsur riya, namun setengah yang lain memungkinkan riya
itu masuk pada amal atau ibadat Fardu atau lainnya.
Kemudian Al-Faqih menegaskan bahwa: "Jika seseorang melakukan amal atau ibadat
Fardunya sebab riya semata, hingga umpama tidak riya tidak dapat melakukannya,
maka itulah yang disebut munafik asli (sempurna), yang disebutkan dalam Alquran
sebagai berikut:
Artinya:
"Bahwasanya orang-orang Munafik itu tempatnya pada jurang yang paling bawah di
neraka, dan kamu sekali-kali tidak akun mendapat seorang penolong pun bagi
mereka”. (An-Nisa 145)
Jurang terbawah yaitu neraka Tawiyah, mereka bergabung dengan keluarga
Fir'aun, sebab jika keimanan atau ketauhidan mereka itu benar, pasti mereka tidak
keberatan melakukan ibadat atau amal yang difardukan.
Dan jika seseorang melakukan amal fardu secara sempurna atau dibuat sebaik
mungkin, di muka orang ramai, sedangkan saat-saat sepi tidak, bahkan sekehendak
hatinya, maka ia akan menerima pahala sesuai dengan apa yang ia lakukan, tentang
melakukannya secara sempurna atau dibuat-buat baik di muka orang ramai itu tidak
ada pahalanya, malahan hal itu akan dituntut oleh Allah .
15 Tanbih al-Ghafiln
BAB 2
Tentang Mati dan Penderitaannya
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas, Rasulullah bersabda:
Artinya:
”Barang siapa lega hati berjumpa dengan Allah, maka Allahpun senang bertemu
dengannya, sebaliknya barang siapa enggan berjumpa dengan Alah, maka Allahpun
enggan bertemu dengannya”.
Berjumpa dengan Allah, maksudnya dikembalikan ke negeri akhirat, melewati mati.
Orang mukmin hatinya lega menghadapi datangnya mati, sebab di saat itu (sakaratul
maut) ia dihibur dengan keridaan Allah dan surganya, sudah tentu ia lebih senang
menerimanya daripada hidup terus di dunia. Sebaliknya orang kafir enggan mati,
sebab di saat itu ia diperlihatkan balasan amal perbuatannya berupa siksa, oleh
sebab itu ia kecut hatinya, benci padanya, yang mengundang kebencian pula bagi
Allah untuk menerimanya.
Sehubungan dengan sabda Rasulullah tersebut, sahabat berkata: "Ya Rasulullah,
kami belum senang mati?” Jawab beliau: "Tidak demikian, namun di saat itu (sakaratul
maut), malaikat pembawa khabar gembira datang kepada orang mukmin,
melaksanakan tugasnya memenuhi janji Allah kepadanya”. Sebaliknya kepada orang
kafir kedatangan malaikat membuat gentar dan kecut hatinya, sehingga timbul rasa
enggan untuk bertemu dengan Tuhannya.
Nabi bersabda' : "Berceritalah tentang bani Israil, tidak apa-apa sebab di zaman
mereka terjadi berita yang aneh atau ganjil”. Kemudian beliau menceritakan
sekelompok orang Bani Israil melewati suatu makam atau kuburan, lalu mereka
berhenti dan salah seorang dari mereka berdoa memohon supaya mayat di dalam
kuburan itu keluar. Benar juga selesai berdoa, mereka melihat kepala manusia timbul
dari dalamnya, katanya: "Demi Allah, aku mati sejak 90 tahun yang lalu, sampai saat
ini, rasa sakitnya belum juga sembuh, untuk itu hendaknya kalian berdoa, agar Allah
16 Tanbih al-Ghafiln
mengembalikan aku seperti tadi (mati), padahal dia Orang yang tekun beribadat,
terbukti bekas sujud pada dahinya.
Al-Faqih berpesan, agar setiap orang yang meyakinkan datangnya mati, hendaklah
mempersiapkan bekal amal sebanyak-banyaknya dan menjauhkan diri dari perbuatan
dosa, sebab maut datang tanpa informasi atau memberitahu sebelumnya. Hal ini
berlandaskan keterangan Nabi , juga pesan beliau agar kita tabah hati, sabar dalam
menghadapi ujian hidup berupa penderitaan (yang termasuk siksa dunia), padahal
siksa dunia ini tidak ada artinya jika dibandingkan dengan siksa akhirat, dan mati
yaitu setengah dari siksa itu.
Nabi bersabda": "Sakitnya saat nyawa berpisah dengan raga orang mukmin, kira-
kira sejajar dengan dipukul pedang tiga ratus pukulan”. hal ini dirasakan oleh orang
mukmin, apalagi yang diderita oleh selain mukmin.
Kata Abdullah bin Miswar: "Seseorang menghadap Nabi minta ilmu-ilmu yang pelik,
lalu beliau bertanya:” Apa yang sudah kamu lakukan pada pokok ilmu? Dia balik
bertanya, saya tidak tahu, apa pokok ilmu itu? Beliau bertanya: "Kamu kenal Tuhan
apa tidak? jawabnya, kenal lain apa yang kamu lakukan selama ini. untuk-Nya?
jawabnya: saya tidak tahu apa yang dikehendaki-Nya? Kata Nabi: kenal mati,
jawabnya: Ya, Kemudian untuk itu, kamu punya persiapan apa? Jawabnya: Masya
Allah, yaitu apa saja yang dapat saya lakukan, kata beliau:” Lakukanlah itu sebaik-
baiknya, baru nanti (lain kali kamu) kembali lagi, dan aku akan memberimu ilmuilmu
yang pelik. Al-Kisah, beberapa tahun sesudah itu, ia datang lagi menghadap Nabi ,
kata beliau: "Lekatkanlah kedua tanganmu pada dada, setiap sesuatu yang tidak
senang bagi dirimu, jangan lakukan hal itu kepada sesama muslim, sebaliknya setiap
sesuatu yang menyenangkan bagi dirimu, lakukanlah kepada sesama muslim. Yang
demikian itu, yaitu setengah dari ilmu-ilmu yang pelik. Selanjutnya beliau
menjelaskan bahwa: "Persiapan bekal untuk mati, yaitu setengah dari pokok ilmu,
hal ini sangat utama jika diperhatikan sepenuhnya”
Selanjutnya kata Abdullah bin Miswar, Rasulullah membaca ayat ini:
Artinya:
17 Tanbih al-Ghafiln
"Barang siapa dikehendaki oleh Allah, memperoleh petunjuk, pasti Dia lapangkan
dadanya memeluk agama Islam. Sebaliknya Barang siapa disesatkan oleh Allah, pasti
Dia sempitkan dadanya, sukar (seperti) naik ke langit. Demikianlah Allah menyiksa
orang-orang yang ingkar”.
Dan kata beliau: "saat cahaya Islam menembus dada seseorang, menjadi lapanglah
dada itu, ditanyakan kepada beliau: "Yang demikian itu punya bukti? Jawab beliau:
"Ya, dalam kenyataah dia enggan pada tempat palsu (rakus dunia), berpaling darinya
memilih tujuan kekal (suka beramal), dan mempersiapkan diri menyambut datangnya
mati”. (Al-Hadis)
Dari Maimun Mahran, Nabi berwasiat kepada seseorang sabdanya:
Artinya:
”Manfaatkanlah lima perkara, sebelum datangnya lima perkara yang lain: yaitu, 1.
Saat mudamu sebelum tuamu, 2. Saat sehatmu sebelum kamu sakit, 3. Waktu lapang
bagimu sebelum sibuk, 4. saat cukup kebutuhanmu sebelum melarat atau miskin.
5. Selama hidupmu sebelum mati merenggut lehermu .
Sehubungan dengan ini, Nabi telah mengumpulkan dalam lima perkara ini ilmu
sangat banyak, sebab seseorang akan mampu melakukan segala sesuatu yang di
hari tua tidak kuat melakukannya, dan kebiasaan berbuat dosa bagi pemuda sangat
sulit menghentikannya di kala tua, untuk itulah pentingnya membiasakan diri bagi
pemuda melakukan kebaikan, tujuannya kelak di hari tua mereka tidak mengalami
kesulitan. Selanjutnya saat-saat sehat hendaknya dipergunakan untuk beramal atau
beribadat, sebab apabila dalam keadaan sakit, seseorang tidak mungkin kuasa
memberikan hartanya untuk beramal, atau tenaganya untuk giat beribadat. Demikian
pula waktu lapang, di malam hari, hendaknya diisi dengan salat malam, sebab siang
hari banyak kesibukan urusan anu, itu dan lain-lain, dalam hal ini Nabi bersabda:
"Musim dingin itu keuntungan bagi orang mukmin, malam panjangnya dibuat salat,
sedang siangnya yang Pendek dibuat puasa”. Hadis riwayat lain yaitu sebagai
berikut:
18 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
"Malam yaitu panjang. janganlah tidurmu membuatnya pendek. dan siang yaitu
terang. janganlah perbuatan dosamu membuatnya gelap”.
Demikian pula saat cukup kebutuhanmu, manfaatkanlah untuk beramal dan
beribadat sebaik-baiknya, jangan menunggu saat melarat atau miskin, yang tidak lagi
memungkinkan seseorang giat atau mampu melakukannya
Yang terakhir, selama hidupmu, manfaatkan sebaik-baiknya untuk mengumpulkan
bekal sebanyak-banyaknya, sebab setiap denyutan jantungmu yaitu butiran
permata yang sangat berharga, saat dimanfaatkan demi kebahagiaan dunia akhirat,
yaitu beramal dan beribadat”.
Dikatakan dalam peribahasa Persi, maksudnya: "Di waktu kecil bermain-main dengan
anak kecil, saat menginjak remaja lupa sebab hiburan, di kala tua lemah-lapuk, lalu
kapan lagi dapat beramal untuk Allah, apalagi sesudah mati tidak memungkinkan
melakukan sesuatu amal, atau ibadat. Untuk itu sepanjang hidup ini, manfaatkanlah
demi keselamatan dunia akhirat, perbanyaklah bekal dan bersiap-siap menyambut
datangnya mati, yang sewaktu-waktu menghampirinya.
Malaikat maut, pernah disapa oleh Nabi saat ia berada dekat kepala seorang
sahabat Anshar, tegur beliau: "Kasihanilah sahabatku, dia orang mukmin! Sahut
malaikat: "Gembirakanlah hai Muhammad, bahwasanya aku selalu belas kasihan
kepada setiap mukmin, demi Allah aku menyambut nyawa manusia, saat dari antara
keluarganya ada yang menjerit, lalu aku tanyakan: "Kenapa harus menjerit? Demi
Allah kami tidak menganiaya dan tidak lancang mendahului ajalnya, dalam hal
(mencabut) nyawa ini, kami tidak menyalahinya, maka jika kamu rela akan
sunnatullah, pasti berpahala, namun jika marah atau mengeluh, pasti berdosa.
Tidak ada artinya cemoohan buat kami, kami pasti akan kembali, untuk itu berhati-
hatilah. Tiada penghuni rumah batu, atau penghuni kemah, di daratan ataupun lautan,
kecuali semuanya dalam pengawasanku, tidak kurang dari 5x setiap harinya, hingga
aku kenal mereka, melebihi kenal mereka terhadap dirinya masing-masing. Demj
19 Tanbih al-Ghafiln
Allah, hai Muhammad, tiada seekor nyamuk aku cabut nyawanya kecuali: seizin atau
perintah Allah
Nabi melihat beberapa orang yang sedang tertawa terbahak-bahak, lalu Beliau
menegur mereka: "Jika kalian memperbanyak ingat (mati) yang melenyapkan segala
macam kelezatan, pasti tiada waktu bagi kalian untuk itu, kemudian kata beliau:
Artinya:
"Hendaklah kalian memperbanyak mengingat (mati) yang melenyapkan segala
macam kelezatan, lalu sabda beliau pula: "Kubur yaitu merupakan pertamanan
surga bagi orang mukmin, dan merupakan bagian dari jurang-jurang neraka bagi
orang kafir”?
saat Umar bertanya tentang mati kepada Ka'ab, jawabnya: "mati yaitu seperti
pohon duri (yang masuk) dalam tubuh manusia, setiap duri berkait dengan urat,
kemudian ditarik sekuatnya, sehingga urat yang lemah-lemah putus, dan duri yang
lemahpun tersisa (saat membetur tulang keras).
sebab ngerinya mati, Sufyan Ats-Tsauri jika mengingatnya, ia tertegun atau diam
tidak berbuat apa-apa, sampai beberapa hari, saat dihadapkan masalah kepadanya,
hanyalah "Tidak tahu” jawabnya.
Kata orang arif: "Bagi orang yang berakal sehat, tidak patut melupakan tiga perkara,
yaitu: 1. Kerusakan dunia dan pergolakannya, 2. Mati, 3. Afat atau kerusakan dunia
yang tidak mungkin dihindarkan.
Kata 'Ashim Al-asham: "Empat perkara yang sering dilupakan nilainya, oleh umumnya
manusia, yaitu: 1. Nilai masa muda yang hanya dapat dirasakan oleh orang tua, 2.
Nilai kesehatan yang hanya dapat dirasakan oleh orang sakit, 3. Nilai keselamatan
yang hanya dapat dirasakan oleh orang yang terkena musibah atau bala, 4. Nilai hidup
yang hanya dapat dirasakan oleh orang yang di alam kubur (orang mati)”.
20 Tanbih al-Ghafiln
Komentar Al-Faqih: "Keterangan ini sependapat dengan hadis yang kami sebutkan di
atas, (yakni): "IGHTANIM KHAMSAN QABLA KHAMSIN ... (Manfaatkan lima perkara
sebelum kedatangan lima perkara).
Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash, katanya: "Ayah tidak jarang mengatakan heran
terhadap orang yang waktu sakarat atau dihinggapi mati, kenapa tidak mau
menjelaskannya, sekalipun dia berakal sehat dan fasih berbicara?
(Alkisah) sesudah tiba saatnya sakaratul maut, ia masih dalam keadaan sadar (berakal
sehat), lalu kuajukan pertanyaan kepadanya: "Kenapa ayah tidak menceritakan
tentang mati padahal dulu tidak habis-habisnya heran pada orang berakal sehat yang
bungkam seribu bahasa menjelaskannya? Jawabnya: "Wahai anakku, mati atau maut
yaitu sangat mengerikan, tidak dapat disebutkan, namun baiklah sekelumit
kujelaskan untukmu: "Demi Allah beratnya bahuku seperti memikul sebuah gunung
Radlwa, keluarnya nyawa seperti dari lubang jarum, seolah-olah di dalam tubuh
tertanam pohon duri, langit merapat ke bumi dan aku dijepitnya. Wahai anakku,
bahwasanya ada 3 periode yang dirasakan, yaitu: 1. Periode kafir, dan punya niat
jahat akan membunuh Nabi Muhammad, aduh sangat celaka jika aku mati di saat itu.
2. Periode hidayah, masuk agama Islam dan mencintai Nabi Muhammad, hingga
dipercaya memimpin pasukan Islam, aduh sangat bahagia atau beruntung jika aku
mati di saat itu. 3. Periode sibuk urusan duniawi, oleh sebab itu akau tidak tahu
bagaimana nasibku disisi Allah .
Kata Abdullah: "Belum lagi aku bangun dari sisinya, dan ternyata beliau sudah
menghembuskan napas terakhir di saat itu" semoga Allah mengasihinya.
Kata Syaqiq bin Ibrahim: Ada 4 perkara, kebanyakan manusia sependapat dengan
aku, namun bertolak belakang dalam kenyataan, yaitu: 1. Pengakuan sebagai hamba
Allah, namun mereka membebaskan dirinya dalam kenyataan, berlaku sekehendaknya
2. Mengakui bahwa rezeki mereka ditanggung Allah, namun dalam kenyataan mereka
gelisah saat tidak memperoleh kekayaan 3. Pengakuan akhirat lebih utama,
daripada dunia, namun dalam kenyataan mereka sepanjang harinya, hanya,
menghimpun harta dunia semata, 4. Pengakuan pasti mati, namun dalam kenyataan
berbuat sekehendak mereka seakan hidup selamanya.
21 Tanbih al-Ghafiln
Salman Al-Farisi mengatakan: "Ada tiga perkara yang mengherankan dan membuatku
tertawa yaitu: 1. Berkhayal umur yang panjang, sedang maut selalu mengintainya, 2.
melupakan maut, sedang maut tidak pernah melupakannya, 3. Suka tertawa riang,
sedangkan nasibnya belum jelas apakah disenangi atau dimarahi oleh Allah Dan pula
tiga perkara lainnya, yang menyedihkan dan membuatku menangis, yaitu: 1.
Perpisahan dengan sang kekasih, yaitu kepergian Nabi , beserta para sahabatnya dari
dunia (wafatnya para pemuka agama), 2. Mengingat mati yang mengerikan, 3.
Mengingat nasibku besok, apakah dimasukkan ke surga ataukah ke neraka.
Rasulullah bersabda: ”Jika hewan-hewan tahu tentang mati, seperti yang kamu
ketahui, pasti kamu tidak akan merasakan daging hewan gemuk selamanya”. (Al-
Hadis).
Kata Abu Hamid Al-Lafaf: "Tiga keuntungan bagi orang yang selalu mengingat mati,
yaitu: 1. Cepat bertaubat, 2. Qana'ah, terhadap rezeki, tidak rakus atau tamak, 3. Rajin
melakukan ibadat. Dan sebaliknya bagi yang melupakannya, tertimpa tiga macam
keburukan, yaitu: 1. Menunda taubat, 2. Tidak rela atas rezeki (tamak atau rakus), 3.
Malas beribadat (setengah ciri munafik)”.
Nabi Isa dituntut oleh orang kafir untuk menghidupkan mayit orang dahulu kala,
sebab mereka mengira Nabi Isa hanya dapat menghidupkan mayit yang baru-baru
saja, dan mungkin mayit itu belum mati sebenarnya. lalu kata Nabi Isa: "Boleh kau
pilih, mana yang kau kehendaki”. Mereka pilih Sam putra Nuh . Kemudian Nabi Isa
memenuhi tuntutan mereka, pergi ke kuburnya, melakukan salat 2 rakaat, berdoa
kepada Allah, lalu hiduplah Sam bin Nuh dengan izin Allah. Mereka melihatnya putih
rambut kepala dan jenggotnya, ditanyakan kepadanya: "Kenapa rambut dan
jenggotmu berubah, padahal saat itu belum ada uban? Jawabnya: saat terdengar
panggilan keluar, aku mengira hari Kiamat telah tiba, akibatnya berubahlah rambut
kepala dan jenggotku beruban, sebab takutnya. Ditanyakan lagi kepadanya: "Sejak
kapan kamu mati? Jawabnya: Sudan empat ribu tahun dan sakitnya (mati) membekas,
hingga saat ini masih terasa.
22 Tanbih al-Ghafiln
Ada orang mengusulkan kepada Ibrahim bin Adham, agar memberi ceramah
kepadanya, namun Jawabnya: Aku sementara ini disibukkan dengan 4 perkara, yaitu:
1. Pemikiran tentang Yaumul Miitsaag, saat Allah menentukan manusia, ini untuk
surga dan ini untuk neraka, aku tidak tahu termasuk kelompok manakah aku ini? 2.
Pemikiran tentang nasibku, saat malaikat meniupkan nyawa manusia dalam perut
ibunya, sekaligus menentukan nasib untung dan celaka, maka aku tidak tahu,
termasuk yang manakah aku ini? 3. saat malaikat maut datang akan mencabut
nyawaku, ia bertanya: Ya Tuhan, digabungkan ruh-ruh Muslim, ataukah ruh-ruh Kafir,
orang ini, aku tidak tahu jawaban Allah untukku, 4. Pemikiran tentang Firman Allah:
Artinya:
”Berpisahlah kamu pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat”. (Yaasiin 59)
Aku tidak tahu termasuk kelompok mana aku berada?
Kata Al-Faqih: "Berbahagialah orang yang diberi pengertian dan dibangunkan atau
sadar dari lupanya, mau dipimpin untuk berpikir tentang urusan matinya, mudah-
mudahan Allah mengakhiri umur kami dalam kebaikan, dan mudah-mudahan kami
memperoleh kegembiraan seperti layaknya orang mukmin saat mati, Firman Allah:
Artinya
"Bahwasannya orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulullahNva, lalu tetap
teguh melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan Nya, maka para malaikat akan
datang membara khabar gambira, janganlah gentar atau sedih, dan bergembiralah
dengan surga yang disiapkan Allah untukmu“ (Fushshilat 30)
Artinya:
"Kami pelindung dalam kehidupan dunia dan kelak di akhirat, bagi kalian apa saja
yang dinginkan dan diminta (pasti ) ada) di dalamnya”. (Fushshilat 31)
Ada 5 macam dan tingkatan berita gembira, yaitu: 1. Kepada masyarakat awam
(umumnya orang mukmin), berupa: "Jangan merasa khawatir atau gentar, sebab
neraka bukanlah tempat kekal bagimu, dan syafa'at para Nabi, para wali pasti datang
kepadamu, jangan sedih atau duka atas kurangnya pahala, dan surga menjadi
23 Tanbih al-Ghafiln
kepastian bagimu, 2. Kepada pelaku ibadat atau amal yang ikhlas, berupa: "Janganlah
khawatir tidak diterimanya amal atau ibadatmu, ataupun kurangnya pahala, bahkan
pahalamu berlipat ganda, 3. Kepada mereka yang bertaubat, berupa: ”Janganlah
dosa-dosamu kau risaukan, pasti diampuni, dan jangan khawatir kekurangan pahala,
sebab sesudah taubat amalmu pasti dibalas pahala: 4. Kepada orang-orang zuhud,
berupa: "Janganlah khawatir mahsyar atau hisab, dan jangan pula sedih atau duka,
pahalamu yang berlipat ganda tetap utuh, sedikitpun tidak dikurangi, dan surga
menjadi kepastian bagimu, 5. Kepada para Ulama, berupa: "Janganlah gentar
menghadapi hebatnya hari Kiamat, dan jangan sedih atau duka, surga yaitu balasan
amalmu, demikian pula orang-orang yang mengikuti lakumu.
Suatu keuntungan yang sangat besar, bagi orang yang saat sakaratul maut
memperoleh berita gembira, sebab hanya orang mukmin yang baik amalnyalah, yang
memperolehnya, saat itu malaikat datang, ditanya: "Siapakah sebenarnya anda itu?
Belum pernah kami melihat wajah seelok wajahmu, dan bau harum melebihi kamu,
Jawabnya: "Kami yaitu pendampingmu yang dulu selalu mencatat amalmu di dunia,
demikian pula di akhirat kami tetap mendampingimu.
Oleh sebab itu bagi orang yang pikirannya sehat, seyogyanya, ia bangun dari
kelengahannya dan sadar dari kelalaiannya. Ada empat perkara yang
membuktikannya, yaitu: 1. Mengatur urusan dunia dengan qana'ah, tenang
menghadapinya, tidak pendek akal atau waktu, 2. Urusan akhirat disegerakan, tidak
ditunda-tunda dan perhatiannya penuh ditujukan ke sana, 3. Giat dalam urusan
agama dengan mencari ilmu, 4. Saling menasihati dan sabar dalam hubungan
sesama manusia.
Ada 5 sifat yang dimiliki manusia pilihan, yaitu: 1. Giat dan tekun beribadat, 2.
Bermanfaat bagi sesama manusia, 3. Tidak mengganggu sesamanya, 4. Tidak iri
pada milik orang lain, 5. Memperbanyak bekal menghadapi mati. Ketahuilah saudara
bahwa kamu diciptakan untuk mati, seorangpun tidak mungkin lepas darinya, Firman
Allah:
Artinya:
” Bahwasanya kamu akan mati, demikian pula mereka juga akan mati”. (As-Zumar 30)
24 Tanbih al-Ghafiln
Artinya: ” Katakanlah, tiada guna kamu lari menghindari maut, jika kamu lari dari mati
atau perang”. (AlAhsab 16)
Setiap muslim wajib menyiapkan diri untuk mati, sebelum ia datang, Firman Allah:
Artinya:
Inginilah mati, jika kamu benar-benar beriman”. (Al-Bagarah 94)
Artinya:
"Mereka selamanya tidak ingin mati, sebab tahu kejahatan dirinya, Allah Mengetahui
orang yang berbuat aniaya ”. (Al-Bagarah 95)
Dua ayat tersebut menjadi landasan bagi mukmin sejati dan ikhlas amalnya tidak
gentar menghadapi mati, bahkan merindukannya namun sebaliknya bagi pendusta
atau munafik mati yaitu sesuatu yang menakutkan, akibat ulah perbuatannya
sendiri.
Kata Abu Darda: "Aku gembira saat fakir, sebab hal itu merendah kepada Allah,
dan aku gembira saat sakit, sebab hal itu suatu penebus dosa, dan aku gembira
kedatangan mati, sebab aku rindu kepada Tuhanku.
Kata Ibnu Mas'ud: "Tiada seorangpun yang hidup, kecuali pasti akan merasakan mati
dan itu lebih baik baginya, jika ia yaitu seorang yang baik Allah berfirman:
Artinya:
” Apa yang disediakan Allah, yaitu lebih baik bagi mereka yang berbakti”. (Ali Imran
198)
Dan jika ia pelaku keji, Allah berfirman:
Artinya:
"Bahwasanya Kami biarkan mereka bertambah dosanya, disediakan bagi mereka
siksa yang sangat pedih ”. (Ali 'Imran 178)
25 Tanbih al-Ghafiln
Dari Anas bin Malik, Nabi bersabda: "Mati yaitu kendaraan bagi orang mukmin”.
saat Nabi ditanya: "Manakah orang mukmin yang paling baik? Jawab beliau: ”Yang
paling baik budi pekertinya, dan mana orang mukmin yang paling kaya? Jawab beliau:
"Yang selalu mengingat mati dan mempersiapkan bekalnya baik-baik”. (Hadis dari
Ibnu Mas'ud)
Nabi bersabda:
Artinya:
"Orang yang berakal sempurna ialah yang selalu meneliti kekurangan dirinya, dan
beramal untuk bekal mati. Adapun orang yang tidak kuasa mengendalikan hawa
nafsunya dan berkhayal ampunan dari Allah, itulah orang yang lemah pikirannya. (Al-
Hadis)
26 Tanbih al-Ghafiln
BAB 3
Tentang Siksa Kubur dan Penderitaannya
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Barrak 'Azib, katanya: Kami bersama
Rasulullah mengiring mayit sahabat Anshar, sesudah sampai di kubur beliau duduk
dan kami pun duduk di sekitarnya diam sepertinya ada burung di atas kepala kami,
kemudian beliau mengangkat kepala seraya bersabda: "Berlindunglah kalian kepada
Allah dari siksa kubur, diulang sampai dua-tiga kali”, lalu sabdanya pula: "Bahwasanya
orang mukmin saat akan mati, didatangi malaikat yang wajahnya putih seperti
matahari, mereka duduk di depannya sambil memegang kafan surga, tidak lama
kemudian datang pula malaikat maut duduk di sebelahnya, menyeru kepadanya: "Hai
jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan dan keridaan Allah (kata Nabi lalu
rohnya mengalir keluar seperti tetesan air, ia diterima dan dimasukkan kafan,
kemudian dibawa keluar baunya harum seperti minyak kasturi, selanjutnya dibawa
naik. Setiap melewati kumpulan para malaikat, mereka bertanya: ”Ruh siapakah yang
harum ini? Dijawab, ruhnya fulan bin fulan, demikian itu hingga ke langit, penghuninya
menyambut baik kedatangan ruh tersebut. Setiap menaiki jenjangnya malaikatul
Murqarabun mengantarkan, hingga langit ke tujuh, Allah berfirman: "Tulislah
ketentuannya di surga 'Illiyyin!”. Lalu dikembalikan ke bumi, sebab dari sanalah Kami
ciptakan, dan ke dalamnya Kami pulangkan, pada saat akan Kami bangkitkan. Maka
bergabung lagi ruh tersebut dengan jasadnya di dalam kubur, tidak lama kemudian
datanglah malaikat (Munkar-Nakir) seraya bertanya: "Siapa Tuhanmu? Jawabnya
Allah Tuhanku, Apa agamamu? Jawabnya: "Islam agamaku, Bagaimana
tanggapanmu terhadap orang yang diutus di tengah-tengah kamu? Jawabnya: "Beliau
utusan Allah, Dari mana pengetahuan itu? Aku belajar kitab Allah, iman kepadanya
dan membenarkannya. Maka datanglah panggilan: "Betul hambaku berikan
kepadanya hamparan dan pakaian surga, dan bukakan pintu yang menuju surga, agar
bau dan hawanya ia nikmati, lapangkan kuburnya sejauh mata memandang, lalu
datanglah seorang bagus atau tampan dan harum baunya seraya berkata: "Terimalah
khabar gembira yang dulu dijanjikan Tuhan”, (Mayit) bertanya: "Siapa sebenarnya
kamu itu? Jawabnya: "Aku ini yaitu (jelmaan) amalmu yang baik dulu”. Kemudian
katanya: "Ya Allah, segerakan hari Kiamat, agar aku dengan cepat dapat berkumpul
bersama-sama keluarga dan sahabat-sahabatku”. Selanjutnya Nabi , bersabda:
27 Tanbih al-Ghafiln
Adapun orang kafir, saat akan mati, didatangi malaikat yang hitam mukanya, hitam
pula pakaiannya, mereka duduk di depannya, tidak lama kemudian datang pula
malaikat maut duduk di sebelahnya, katanya: ”Hai ruh jahat, keluarlah menuju
kemarahan Allah, tersebarlah ke semua anggota tubuhnya, lalu ruh dicabut, seperti
mencabut besi dari bulu basah, urat dan ototnya putus-putus, ia diterima dan
dimasukkan kain hitam, dibawa keluar, baunya basin bangkai, lalu dibawa naik. Setiap
melewati kumpulan malaikat mereka bertanya: Ruh jahat siapakah yang bau busuk
itu? Jawabnya, dengan sebutan yang sangat jelek: Ruh fulan bin fulan "hingga
terdengar ke langit, akan masuk tapi pintu tidak dibukakan, (lalu Nabi membaca ayat):
Artinya:
sekali-kali tidak akan dibukakan pintu-pintu lansir buat mereka, dan tidak dapat masuk
surga (kecuali jika ada) onta bisa masuk kepada lubang jarum (hal ini tidak mungkin).
Demikianlah balasan orang-orang yang salim”. (Al-A'raf 40)
Lalu perintah Allah: "Tulislah ketentuannya di Sijjin, terlemparlah ruh itu, Firman Allah:
Artinya:
"Barang siapa menyekutukan Alah, tidak bedanya seperti terjun dari langit lain
disambar burung besar, atau dibanting angin ke jurang curam sejauhnya”. (Al-Hajj 31)
Kemudian ruh melekat lagi ke tubuhnya di dalam kubur, tidak lama lagi datang
malaikat (Munkar-Nakir) memegangnya dan menggertak: "Siapa Tuhanmu?
Jawabnya: Aku tidak kenal, Apa agamamu? Aku belum mengenalnya, Bagaimana
tanggapanmu terhadap orang yang diutus di tengah hidupmu? Itu pun aku tidak kenal,
Maka datanglah seruan keras: "Dusta dia, hamparkan dan bukakan pintu neraka
baginya, lalu terasalah hawa panasnya, kubur mengempit dan hancurlah tulang
rusuknya, tidak lama kemudian datang seorang bermuka buruk, basin baunya, seraya
menggertak: "Sambutlah hari buruk bagimu, saat yang dulu kamu membantahnya
saat diperingatkan, ditanyalah kepadanya: "Siapakah kamu ini? Jawabnya: "Aku
yaitu laku jahatmu”, katanya, Ya Tuhan, tunda dulu hari Kiamat, jangan keburu hari
kiamat”.
28 Tanbih al-Ghafiln
Al-Faqih, Rasulullah bersabda: "Bahwasanya orang mukmin dikunjungi malaikat yang
memegang sutra berisi minyak kasturi (di waktu sakaratul maut), ia mencabut ruhnya
sangat pelan, seperti mengambil rambut dari dalam adunan, seraya menyeru:
Artinya: "Hai jiwa yang tenang, pulanglah ke hadirat Tuhanmu dengan hati puas dan
diridai Tuhan”. (A-Fajr 27-28) Pulanglah dengan rahmat dan rida Allah, saat ruh
keluar terus diletakkan pada minyak kasturi dan bunga-bunga, dibungkus sutra dan
diunjukkan ke surga 'Illiyyin”.
namun untuk orang kafir (saat sakaratul maut) malaikat membawa kain bulu berisi
api, lalu dengan sekerasnya ruh dicabut dari tubuhnya, dan dikatakan padanya: ”Hai
jiwa yang jahat, keluarlah menuju kemarahan Tuhan, menuju tempat terhina dan
siksaNya. Sesudah keluar, ruh tersebut diletakkan di atas bara api mendidih, dilipat
dan dibawa ke neraka Sijjin”. (Al-Hadis) Hadis diriwayatkan Abu Ja'far dengan
sanadnya Abdullah bin Umar ikatanya: Seorang mukmin saat masuk kubur, menjadi
luaslah kuburnya sampai 70 hasta, bunga-bunga harum bertaburan, sutra
dihamparkan baginya, sedikit hafalan dari Alquran menjadi penerang baginya seperti
cahaya matahari, layaknya seperti pengantin baru, tiada seorangpun yang berani
membangunkan dari tidurnya kecuali sang kekasih (demikianlah nikmatnya).
namun untuk orang kafir, kubur menjadi sempit dan hancurlah tulang rusuk ditelannya,
ular sebesar leher unta menghampirinya dan menyabit-nyabit dagingnya sampai
hanya tinggal tulangnya, Malaikat yang buta tuli lagi bisu memukulnya dengan gada
besi, jeritannya tidak didengar dan keadaannya tidak dilihat, ditambah lagi setiap pagi
dan sore hidangan siksa api neraka untuk-nya.
Sehubungan dengan itu Al-Faqih menegaskan: "Barang siapa menghendaki selamat
siksa kubur, maka lakukanlah 4 perkara secara rutin atau langgeng, dan lenyapkanlah
4 perkara: yaitu, 1. Salat 5 waktu, 2. Banyak bersedekah, 3. Selalu membaca Alquran,
4. Banyak bertasbih .
Sedangkan 4 perkara lainnya ialah: 1. Dusta, 2. Khianat, 3. Ady domba, 4. Menyisakan
air kencing“.
29 Tanbih al-Ghafiln
Rasulullah bersabda: "Empat perkara dibenci Allah, yaitu: ”1. Main-main saat salat,
2. Bergurau di tengah-tengah baca Alquran, 3. Berkata keji saat puasa, 4. Tertawa-
tawa di kuburan”.
Pesan Muhammad bin As-Samak saat melihat kubur: "Janganlah tenang dan
diamnya kubur, membujuk anda, tidak sedikit orang bingung di dalamnya, dan
janganlah ratanya kubur, menipu anda, sebab di dalamnya terdapat perbedaan yang
menyolok, antara penghuni satu dan lainnya. Maka bagi akal sehat, sebaiknya sering
memikirkan sebelum masuk ke dalamnya. Seperti yang dinyatakan Sufyan Ats-Tsauri:
"Barang siapa sering memikirkan tentang kubur, pasti dia memperoleh kebun-kebun
surga, namun bagi yang melupakannya, pasti terjerumus ke jurang neraka”.
Peringatan S. Ali bin Abi Thalib saat berkhotbah: "Hai sekalian manusia, pikirkanlah
maut yang tidak mungkin menghindarimu, di mana saja kau berada ia pasti
menghampirimu, kamu lari, dia mengejarmu, ia selalu terikat pada ubun-ubunmu, lalu
sebaiknya: carilah jalan selamat (diulang 2x) dan cepatlah, kubur di belakangmu
selalu mengejar, Ingatlah: terkadang kubur itu merupakan kebun-kebun surga, atau
jurang-jurang neraka, setiap hari ia memperingatkan kita: "Aku yaitu rumah gelap,
tempat sunyi dan rumah ulat-ulat”. Pikirkanlah: Sesudah itu, kamu masuk hari yang
lebih menggiriskan, anak kecil menjadi beruban, orang tua menjadi bingung seperti
mabuk, para ibu lupa bayi (yang disusui)nya, kaum wanita hamil, langsung gugur
kandungannya, suatu kenyataan yang sulit diingkarinya, mereka bukan mabuk akibat
minuman keras, namun siksa Allah yang dahsyat lagi menggiriskan. Dan pikirkan sekali
lagi: "Sesudah itu, akan terjadi kobaran api neraka yang sangat panas lagi curam,
besilah perhiasannya, darah bercampur nanah yang mengalir darinya, jauh dari
rahmat Allah. Sehubungan dengan itu menangislah orang-orang Islam, katanya: "Di
samping itu terdapat surga seluas langit-bumi, bagi orang yang bertakwa”. Mudah-
mudahan Allah menyelamatkan kita dari azab yang pedih, dan memasukkan kita ke
dalam surga kenikmatan. Amin”.
Usavid bin Abdurahman berkata: "Aku memperoleh khabar, bahwa: "Seorang mukmin
yang meninggal, waktu dibawa (dalam pendoso) berkata: "Cepatkan membawaku ini”,
dan sesudah masuk kubur, tanahnya bicara: "Aku senang saat kamu hidup di atasku,
dan lebih senang lagi sesudah kamu masuk perutku”. namun saat yang mati orang
30 Tanbih al-Ghafiln
kafir, katanya (dalam pendusa): ”Pulangkanlah aku ini” dan sesudah masuk kubur,
tanahpun mengomel: "Sejak dulu aku benci kepadamu, saat kau hidup di atasku,
lebih-lebih sesudah mati tidak habis-habisnya aku membencimu”.
Tampak S. Usman bin Afan menangis sewaktu berdiri di atas kubur, ditanyakan
kepadanya: "Kenapa anda menangis sebab kubur, padahal saat diterangkan surga
dan neraka Anda tidak menangis?” Utsman menjawab, Rasulullah bersabda: "Kubur
yaitu tempat awal bagi akhirat, jika seseorang selamat di kubur, maka harapan baik
baginya, sebab sesudah itu ringan baginya, namun jika seseorang celaka di kubur,
maka pertanda buruk, sebab sesudah itu sangat berat baginya”.
Kata Abdul Hamid bin Mahmud Al-Maghuli: "Aku sedang duduk bersama Ibnu Abas,
lalu datanglah rombongan, bertanya kepadanya: ”Kami jamaah Haji, salah seorang di
antara kami ada yang mati di daerah Zatish-Shifah, lalu kami mengurusnya, dan
sewaktu menggali kubur, ada ular melingkar di dalamnya, kemudian pindah kubur lain,
ternyata ada ularnya pula (hal itu) kami lakukan sampai 3x tetap ada ularnya, lalu apa
yang kami lakukan terhadap mayit itu? Kata Ibnu Abas: "Itulah amal perbuatan mayit
saat di dunia, sebaiknya kuburlah ular itu, demi Allah Jika bumi ini kau gali semua,
pasti kau temukan ular di dalamnya”. Lalu pulanglah mereka selesai menanam mayit
tersebut dan mengembalikan barang bawaan (haji)-nya kepada keluarganya, mereka
bertanya tentang amal perbuatannya. Jawab istrinya: "Dia penjual gandum dalam
karung, untuk makan sehari-harinya, dia ambilkan dari karung tersebut, dan
menggantinya dengan tangkai-tangkai gandum, seberat gandum yang dimakan
sehari.
Al-Faqih dalam ulasannya tentang kisah tersebut mengatakan bahwa, 'Khianat yaitu
penyebab salah satu dari siksa-siksa kubur, dan kenyataan yang mereka saksikan
yaitu berupa peringatan, agar kita tidak mudah khianat. Dikatakan bahwa setiap hari
bumi menyeru kita, sebanyak 5x, seruannya demikian: 1. Hai umat manusia, kalian
hidup, berjalan di atas punggungku, dan ke dalam perutkulah kalian mati atau
dikembalikan. 2. Hai umat manusia, kalian makan di atasku, dan di dalam perutku
kalian dimakan ulat, 3. Hai umat manusia, kalian bersenang-senang di atasku. uan di
dalam perutku kalian akan menangis, 4. Hai umat manusia, di atas punggungku kalian
31 Tanbih al-Ghafiln
bersorak sorai, dan bersedih di dalam perutku. 5, Hai umat manusia di atas
punggungku kalian berbuat maksiat, di dalam perutku kalian disiksa.
Amr bin Dinar bercerita: Seseorang dari penduduk madinah punya saudara wanita di
sebelah kota, dia sakit, tidak lama kemudian mati, sesudah ditanam, ia pulang teringat
sesuatu dalam kantong yang jatuh atau tertanam ke dalam kubur, lalu dengan bantuan
penduduk setempat, kubur saudaranya digali lagi, dan sesuatu yang ikut tertanam itu
dapat diketemukan, namun kemudian ia membuka sedikit lahad saudaranya, terlihatlah
api menyala, dan diratakan tanahnya (ditanam kembali), sesudah itu ia pulang
menanyakan kepada ibunya: Apakah yang dilakukan saudaraku saat hidupnya?
Jawabnya: Kenapa kamu bertanya tentang itu, padahal ia telah mati? Ia terus
mendesak, dan akhirnya Ibu itu memberitahukan bahwa: Ia selalu mengakhirkan
waktu salat, melengahkan kesucian, dan mengadu domba sesama tetangga. itulah
akibatnya ia disiksa dalam kuburnya. Oleh sebab nya, Barang siapa menghendaki
selamat dari siksa kubur, maka hindarkanlah penyakit adu domba (baik sesama
tetangga atau orang lain).
Kata Al-Barak bin 'Azib: Nabi bersabda: saat orang Islam ditanya dalam kubur,
maka ia mengakui bahwa tiada Tuhan yang lain kecuali Allah, dan Nabi Muhammad
yaitu hamba dan utusanNya demikian itu Firman Allah:
Artinya:
"Allah mengokohkan orang-orang Yang beriman dengan ucapan yang kokoh dalam
hidupnya di dunia dan di akhirat... (Ibrahim 27)
Kekokoh-teguhan orang mukmin akan dialami dalam menghadapi tiga fase, yaitu: 1.
Fase melihat malakul maut, 2. Fase menjawab pertanyaan Munkar-Nakir, 3. Fase
menghadapi perhitungan amal di hari Hisab.
Adapun perincian tiga fase tersebut di atas ialah sebagai berikut:
1. Fase melihat malakul maut,
a. Terpelihara dari kekafiran, dan taufik beristIqamah dalam tauhid, nyawa keluar dia
tetap Islam.
32 Tanbih al-Ghafiln
b. Malaikat menyenangkannya dengan rahmat.
c. Ditunjukkan tempat kediaman (surga)nya.
2. Fase kubur atau menjawab pertanyaan Munkar-Nakir,
a. Jawaban dengan ilham yang diridai Allah.
b. Tiada rasa gentar atau takut.
c. Bukannya di kubur, namun di kebun surga.
3. Fase perhitungan amal (yaumul -Hisab),
a. Semua pertanyaan dijawab benar dengan ilham Allah.
b. Perhitungannya ringan (mudah).
c. Semua dosa dan kesalahannya diampuni.
namun setengah Ulama lainnya, menyebutkan adanya empat fase, yaitu: ”1. Fase
maut, 2. Fase kubur, 3. Fase perhitungan, 4. Fase shirar, lewat di atasnya seperti
kilat”.
BERBAGAI PENDAPAT ATAU JAWABAN BENTUK PERTANYAAN KUBUR
Seandainya ada orang bertanya tentang pertanyaan kubur, seperti apa bentuknya?
Maka ikutilah pendapat atau jawaban para Ulama berikut ini:
1. Setengahnya mengatakan bahwa: pertanyaan ditujukan pada ruh atau jiwanya,
saat itu jiwa masuk raga, hanya sampai batas dada.
2. Setengah lainnya mengatakan: Ruh atau jiwa berada di antara raga dan kafan
pembungkus, dan tentang pertanyaan kubur, hendaknya diterima dengan penuh
iman, tanpa banyak bicara atau debat tentang kaifiyahnya.
Ada dua faktor penyebab yang membuatnya dia membantah tentang hal itu, yaitu:
a. Pertanyaan kubur, tidak masuk akal, sebab bertentangan dengan sunnatullah atau
hukum alam.
b. Tiadanya bukti atau dalil bahwa: pertanyaan kubur diterima akal sehat dan sejalan
dengan hukum alam.
33 Tanbih al-Ghafiln
Kemudian jika kedua faktor tersebut di atas dijadikan tempat berpijak, untuk
membantah atau menolak adanya pertanyaan kubur, maka berarti ia bukan orang
agama, sebab orang beragama (Islam) atau beriman, dituntut oleh Imannya,
mengakui adanya kenabian dan mukjizat. Para Nabi mulai dari Nabi Adam hingga
Nabi terakhir Muhammad yaitu manusia biasa dan bertabi'at sama, namun mereka
mempunyai keistimewaan yang bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam,
bukan hanya mukjizatnya saja, seperti tongkat menjadi ular, tongkat membelah lautan,
tongkat menyumberkan air dari batu yang dipukul bagi Nabi Musa, api mendingin bagi
Nabi Ibrahim, menghidupkan orang mati bagi Nabi Isa dan lain-lain yang kesemuanya
itu akal manusia waras tidak sanggup menelannya. Akan namun kenabian pun
bertentangan dengan tabiat alam, sebab wahyu yang mereka terima terkadang
langsung dari Allah lewat mimpi, atau lewat perjumpaan dengan malaikat, dan tidak
segala umat manusia mampu menerima wahyu (binasa sebab nya menurut hukum
alam), namun sekali lagi para Nabi yaitu manusia terpilih, manusia kuat dan tangguh.
Mengenai bukti atau dalil tentang adanya pertanyaan kubur sudah cukup memadai
dari hadis-hadis Nabi yang telah dimuat dalam kitab ini, hal itu yaitu merupakan
landasan kuat untuk berpijak bagi orang yang mau beriman.
Firman Allah:
Artinya:
"Barang siapa berpaling dari peringatanKu, maka kehidupan yang sempit akan
menimpanya (termasuk siksa atau pertanyaan kubur) dan kelak di hari Kiamat Kami
kelompokkan dalam keadaan buta”. (Thaa haa: 124)
Dan bukti atau dalil tentang hal itu, Firman Allah dalam Alquran Ibrahim 27:
Kata Al-Faqih, dengan sanadnya dari Sa'id bin Musayyab, dari Umar , Rasulullah
bersabda: "saat mukmin masuk kubur, datanglah dua malaikat mengujinya,
mendudukan dan mengajukan pertanyaan kepadanya, padahal ia masih mendengar
serakan sandal (pengantarnya) saat pulang (dari melawat jenazah nya). Lain kedua
malaikat tersebut bertanya: "Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? dan Siapa Nabimu?
Jawabnya: ”Allah Tuhanku, Islam agamaku, dan Muhammad & Nabiku. Kata mereka
34 Tanbih al-Ghafiln
berdua: ”Yang mengokohkan kamu pada ucapan itu yaitu Allah, kamu boleh tidur
nyenyak. Demikian arti firman Allah (Alquran S. Ibrahim 27). Dan sebaliknya bagi
mereka yang aniaya, Allah tidak menunjukinya dengan taufikNya (mereka
disesatkan), hingga mereka saat ditanya oleh kedua malaikat: "Siapa Tuhanmu?
Apa agamamu? dan siapa Nabimu? jawaban orang kafir atau munafik: "Tidak tahu”.
Lalu keduanya menirukan jawaban: "Tidak tahu? Terimalah pukulan gada Ini, maka
dengan pukulan mereka berdua, ia menjerit, semua makhluk mendengar suara
jeritannya, kecuali manusia dan jin. (Al-Hadis).
Dari Abu Hazim: kata Ibnu Umar Rasulullah bersabda: “Apa yang kau lakukan, hai
Umar, saat malaikat berdua (MunkarNakir) datang mengujimu di kubur, rupanya
hitam semu biru, siungnya mengguris bumi, panjang rambutnya, suaranya sekeras
petir, matanya seperti kilat menyambar? Umar balik bertanya: ”Ya Rasulullah,
sadarkah pikiranku (saat itu) seperti sekarang ini? Beliau menjawab: "Ya, (sadar
seperti sekarang), sahutnya. Kalau begitu saya atasi keduanya dengan izin Allah kata
beliau: "Bahwasanya Umar yaitu orang yang diberi taufik”. (Al-Hadis)
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah: Nabi .bersabda: "Tiada
seorang mayit, kecuali ia mendengkur dan segala hewan mendengar dengkurannya
kecuali manusia. Jika mereka dengar pasti pingsan. Lalu saat diantar ia berbicara: ”
Cepatkan aku, kalau kalian tahu balasan amal baik di depanku pasti kalian mengantar
aku secepatnya”. Yang demikian itu, bagi orang yang baik atau shalih, namun bagi
orang jahat, ia bicara: "Jangan terburu-buru, kalau kalian tahu bahaya mencekam di
depanku, pasti kalian lambatkan mengantarku. Sesudah masuk kubur, datanglah dua
malaikat yang hitam semu biru dari arah kepalanya, lalu ibadat atau salatnya berkata:
Jangan datang dari arahku, sebab terkadang semalaman ia jaga, mengkhawatirkan
hal seperti ini. Mereka datang dari kakinya, lalu ditolak oleh ketaatan kepada kedua
orang tuanya: "Jangan lewat arahku, sebab ia berjalan tegak, mengkhawatirkan hal
seperti ini. Mereka datang lewat kanannya, lalu sedekahnya melarang: Jangan lewat
arahku, ia bersedekah, mengkhawatirkan hal seperti ini. Mereka melewati kirinya, lalu
puasanya mencegah pula: Jangan melewati aku, sebab ia lapar-dahaga,
mengkhawatirkan hal seperti ini. Kemudian ia dibangunkan dan ditanya: "Tahukah
orang yang menyampaikan ajaran kepadamu, katanya: siapa dia? Yaitu Nabi
Muhammad Jawabnya: "Aku bersaksi bahwa ia Rasulullah Kata mereka berdua:
35 Tanbih al-Ghafiln
Kamu hidup menjadi orang mukmin, mati mukmin, lapanglah kuburnya dan terbukalah
keramah Allah baginya. Marilah kita mohon taufik dan benteng dari Allah, mohon
perlindungan dari nafsu sesat lagi menyesatkan serta terlena, mohon perlindungan
dari siksa kubur, sebagaimana Nabi berlindung darinya.
Dari 'Aisyah katanya: Semula aku tidak mengerti tentang adanya siksa kubur, sampai
wanita yahudi datang minta sesuatu kepadaku, sesudah kuberi (sesuatu) ia
mendoakan aku. Mudah-mudahan Allah menyelamatkan aku dari siksa kubur”.. Aku
menyangka ucapannya itu hanyalah tipuan yahudi, akhirnya hal itu saya sampaikan
kepada Nabi .Kata beliau: "Bahwasanya siksa kubur yaitu benar, dan setiap muslim
harus berlindung darinya, menyiapkan bekal amal baik secukupnya, sebab Allah
masih memudahkan amal baik selama ia hidup di dunia, nanti kalau sudah masuk
kedalam kubur, amal baik sedikitpun tidak diperkenankan Allah, sekalipun ia ingin
melakukannya, tinggal penyesalan saja yang ada. Maka bagi akal sehat, hendaknya
berpikir tentang hal itu (orang mati), mereka yang sudah mati sangat menginginkan
(kalau bisa) melakukan salat 2 rakaat, menyebut kalimat ”Lailaaha illallah” 1x,
bertasbih 1x, namun semua itu tidak diperkenankan.
Kemudian mereka sangat mengherankan manusia yang masih hidup: ”Kenapa hari-
hari yang berharga itu disia-siakan buat bermain-main yang tak berarti dan terlena
(lupa diri)? Hai saudaraku, jangan sia-siakan hari-hari hidupmu, sebab itu yaitu
pokok kekayaanmu, kamu dengan mudah mengumpulkan keuntungan sebesar-
besanya, jika menghargai pokoknya. Nanti akan tiba saatnya kamu tidak dapat
melakukan hal itu (sesudah mati), sekalipun kamu sangat menginginkannya (yaitu
beriman, beramal dan beribadat kepada Allah ).
Akhirnya, marilah kita berdoa memohon taufik kepada Allah mempersiapkan bekal
yang mencukupi di waktu sangat hajat agar tidak menyesal di kemudian hari, dan
memohon agar dimudahkan saat sakaratul maut, dan di kubur, Amin YaaRabal
'aalamiin. Bahwasanya Dia Maha Pengasih, Maha Mencukupi dan sebaik-baik yang
diserahi, tiada kekuatan dan daya upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang
Tinggi lagi Agung.
36 Tanbih al-Ghafiln
BAB 4
Tentang Hari Kiamat, Dahsyat dan Ngerinya
Al-Faqih meriwayatkan dengan sebuah hadis dari 'Aisyah .. . Katanya: "Ya Rasulullah,
apakah pada hari kiamat kelak seseorang teringat pada kekasihnya? Jawab beliau:
Dalam menghadapi tiga perkara seseorang tidak teringat kekasihnya, yaitu: "1. Saat
ditimbang amalnya, baik berat ataupun ringan, 2. Saat menerima dokumen (catatan)
amalnya, baik dari sebelah kanannya atau dari sebelah kirinya, 3. Saat munculnya
ular naga dari neraka, lalu mengepung mereka ujarnya: "Tugasku mencekam tiga
macam, yaitu: 1. Orang yang menyekutukan Allah, 2. Orang yang menentang
kebenaran, berlaku kejam dan aniaya, 3. Orang yang tidak percaya adanya yaumul
hisab.
Mereka diterkam dan dilemparkan ke jahanam, yang di atasnya terpampang shirat
halus melebihi rambut, tajam melebihi pedang, di kanan kirinya terdapat bantolan dan
duri-duri. Orang yang melewatinya bermacam-macam, ada yang secepat kilat, angin
kencang, ada yang selamat, ada yang dicantol duri, dan ada pula yang tergelincir dan
masuk jurang jahanam.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: "Antara dua tiupan trompet Israfil
diperkirakan berjarak 40 tahun, (pertama mematikan kedua membangkitkan) lalu Allah
datangkan hujan seperti sperma (mani laki-laki), kemudian manusia hidup lagi seperti
tanaman semi.
Juga Rasulullah, bersabda: ” saat penciptaan langit bumi selesai, lalu Allah ciptakan
trompet dan langsung diberikan kepada Israfil, kemudian ia tempelkan pada mulutnya
dan memandang Arsy, siap menerima tugasnya. Tanyaku (Abu Hurairah): Ya
Rasulullah, bagaimana bentuk trompetnya? Jawab beliau: "Bentuknya seperti tanduk
mengkilat”, lalu besarnya? Sebesar langit-bumi (luas bulatannya) demi Allah Yang
mengutusku jadi Nabi. Ja akan meniupkannya 3x, yaitu: 1. Tiup Faza untuk
menakutkan, 2. Tiup Lish-Shagi untuk membinasakan, 3. Tiup Ba'ats untuk
membangkitkan. Firman Allah:
Artinya:
37 Tanbih al-Ghafiln
"Saat terompet ditiup terkejut, dengarlah semua (makhluk) yang di langit-bumi, kecuali
yang dikehendaki Allah dan mereka datang dengan merunduk”. (An-Naml: 87)
Dan saat bumi goncang. manusia seperti mabuk, setiap anak kandungan ibunya
berguguran, setiap anak susuan dibiarkan tertinggal, anak yang sedikit besar menjadi
beruban, setan lari tunggang langgang, hal itu tidak sebentar masa berlakunya, hingga
Israrafil meniup terompet yang kedua kalinya: Firman Allah:
Artinya:
"Hai umat manusia, takutlah kepada Tuhanmu, bawasasanya goncangan hari Kiamat
yaitu suatu perisiwa yang sangat dahsyat”. (Al Hajj 1)
Artinya:
"Ingatlah, saat kau lihat goncangan itu, lupalah setiap wanita yang menyusui anaknya,
berguguranlah setiap wanita hamil, dan kau lihat pula manusia menjadi mabuk
keadaannya, sebenarnya mereka tidaklah mabuk, tapi akibat dahsyamya siksa Allah".
(Al-Hajj 2)
Artinya:
“Terompet Israfil ditiupkan, lalu binasalah makhluk) yang di langit dan di bumi. kecuali
yang dikehendaki (hidup) oleh Allah. dan pada tiupan kedua kalinya. tiba-tiba mereka
bangun, berdiri menunggu keputusan Allah”. (As-Zumar 68)
Mereka yang tetap hidup (dikecualikan dalam ayat tersebut) orang-orang mati syahid.
Dan menurut lainnya yaitu : Mikail, Israfil dan malaikat maut, mereka ditanya oleh
Allah: "Siapa makhlukKu yang masih hidup? Jawabnya: Tuhan Engkaulah Yang Hidup
kekal, sedang saat ini yang belum mati yaitu : Jibril, Mikail, Israfil, Penanggung jawab
'Arasy dan aku, lalu malakul maut ditugaskan membinasakan mereka”.
Sedangkan menurut riwayat Muhammad bin Ka'ab, dari seseorang (sahabat) dari Abu
Hurairah : "Bahwasanya Allah berfirman: ”Matilah Jibril, Mikail, Israfil dan Penanggung
jawab 'Arsy, kemudian FirmanNya: ”Hai Malakul maut, siapa makhlukKu yang masih
hidup? Jawabnya: "Engkaulah Yang Hidup Kekal, dan sementara ini hambaMu yang
lemah (yakni) Malakul maut”. Lalu: "Hai Malakul maut, dengarkah Firman Ku?:
38 Tanbih al-Ghafiln
Artinya: "Setiap jiwa pusti merasakan maut atau mati”.
dan matilah engkau, sebab engkau setengah dari hambaku pula, engkau yaitu
petugasKu. Maka matilah ia.
Riwayat lain menyebutkan bahwa: "saat ia diperintah mencabut ruhnya sendiri, ia
pergi ke suatu tempat (antara surga dan neraka), maka dicabutlah ruhnya sendiri,
seraya menjerit, seandainya ada makhluk lain yang masih hidup, mendengar
jeritannya pasti binasa, katanya: "Jika aku mengetahui sakitnya mati, pasti akan lebih
pelan lagi aku mencabut ruhruh orang mukmin.
Lalu Allah berfirman kepada dunia: "Dimanakah para raja dan putranya, raksasa dan
anaknya, yang menyembah selain Aku, padahal ia makan rezeki dariKu?
Artinya:
Kepunyaan siapa kerajaan di saat ini?”
Tiada satupun yang bisa menjawab, kecuali jawaban Allah sendiri.
Artinya: ". Hanya kepunyaan Allah Yang Esa lagi Menang”. (Ghafir 16)
Selanjutnya Allah perintahkan langit menurunkan hujan seperti sperma selama 40
hari, hingga setinggi 12 hasta genangan air di atas bumi, lalu tumbuhlah makhluk
seperti semula bagaikan tumbuhnya sayuran. FirmanNya: "Hidup kembali, hai Israfil
dan Penanggung Arsy, lalu hiduplah mereka berdua, dan Israfil disuruh menempelkan
terompetnya pada mulut. Berikutnya Allah memerintahkan hidup kepada Jibril dan
Mikail, sesudah itu ruh-ruh lainnya dihidupkan kembali lewat tiupan terompet Israfil,
mereka (ruh-ruh) itu memenuhi langit-bumi dan satu persatu masuk ke dalam wadah
atau raganya masing-masing lewat hidung, dan bersemilah bumi (menumbuhkan
mereka).
Kata Nabi :” Akulah orang yang pertama keluar dari bumi”. Adapun keterangan Nabi
dalam hadis lain yaitu sebagai berikut: "Bahwasanya saat Jibril, Mikail dan Israfil
39 Tanbih al-Ghafiln
dihidupkan kembali, maka pergilah mereka menuju makam Nabi dengan buraq dan
perhiasan surga untuk beliau, maka bumi terbuka bagi beliau. Sabdanya: Hai Jibril
hari apakah ini? Jawabnya: "Hari Kiamat, yang pasti, dan yang menggetarkan. Lalu di
mana dan bagaimana nasib umatku? Jawabnya: Terimalah berita gembira, sebab
anda yang pertama keluar dari bumi. Kemudian Israfil ditugaskan meniup
terompetnya, dan bangunlah mereka semua menghadapi kenyataan (kembali kami
meneruskan hadis Abu Hurairah) lalu manusia keluar dari kubur masing-masing
telanjang bulat, menuju Tuhannya, sehingga kering air matanya, akibat menangis,
darah dan peluh membasahi tubuhnya hingga ke mulut. Mereka dengan terburuburu
menuju mahsyar memenuhi panggilan Tuhan, mereka itu terdiri dari manusia, jin dan
lain-lain, saat berkumpul, turunlah malaikat-malaikat sebanyak penduduk bumi,
mereka berbaris dan bertanya: "Adakah dari antara kalian yang membawa surat
perintah hisab? Jawabnya: Tidak ada, lalu turun Pula ahli langit kedua dan berbaris,
terus turun lagi yang ketiga dan berbaris, dan terus menerus hingga ahli langit ketujuh,
mereka malindungi penghuni bumi.
Al-Faqih: Bahwasanya Allah memerintah langit dunia terbuka, dan keluarlah para
malaikat dari dalamnya, dan turunlah ke bumi, selanjutnya berturut-turut langit kedua,
ketiga dan sampai langit ketujuh, mereka berbaris sampai tujuh barisan Firman Allah:
Artinya:
"Hai sekalian jin dan manusia, jika kalian mampu menembus langit-bumi, tembuslah,
dan kalian tidak mungkin mampu menembusnya, kecuali dengan kekuatan”. (Ar-
Rahman 33)
Artinya:
"Di saat terbelahnya langit dengan awan, dan turunnya para malaikat dengan
sesaat ”. (AM Furgan 25)
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda:” Bahwasanya Allah berfirman: "Hai sekalian jin
dan manusia, Kuperingatkan bahwa yang ditulis dalam lembaran hanyalah amalmu,
Barang siapa melihat kebaikan terdapat di dalamnya, panjatkanlah puji syukur kepada
Allah, dan jika bukan itu, maka jangan salahkan yang lain, kecuali dirimu sendiri.
Keluarlah hewan panjang mengkilat menakutkan dari Jahannam, lalu Firman Allah:
40 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
”Bukankah suduh Kuperintahkan agar kamu (manusia): Tidak menuruti setan? sebab
ia yaitu musuh yang nyata”. (Yasin 60). Sembahlah Aku, inilah jalan yang benar
(Yasin 61). Sungsuh setan telah menyesatkan manusia sebangsamu, tidak
berpikirkah kamu (Yasin 62). JahannaAllah yang pernah diancamkan kepadamu
(Yasin 63). Tiba saatnya kamu terjerumus ke dalamnya, akibat kekafiranmu (Yasin
64).
Di saat itu bertekuk lututlah semua umat, Kuman Allah:
Artinya:
"Di saat itu, kau lihat setiap umat bertekuk baru, setiapnya dipanggil supaya melihat
catatan amalnya. Dan saat kamu menerima balasan amal pekerjaanmu. (Al-Jaatsiyah
28)
Lalu semua makhluk diberi keputusan oleh Allah, sampai antar hewan buas dan
ternak, bahkan domba yang bertanduk dituntut balas oleh yang tidak bertanduk, lalu
menjadi debulah semua hewan. Pada saat itulah orang kafir berkata: "Alangkah
baiknya sekira dulunya tanah saja” (An-Naba 40).
Nafi dari Ibnu Umar , katanya: "Nabi , bersabda: "Di Hari Kiamat manusia dihimpun
dalam keadaan telanjang seperti baru lahir dari kandungan ibunya, Tanya Siti 'Aisyah:
"Pria bersama wanita: Jawab beliau: "Ya, Kemudian ia bertanya lagi: "Alangkah
hinanya, kemaluanku, sebagaimana manusia melihat setengah yang lain. Jawab
beliau seraya menepuk bahunya: Hai Putri Abu Bakar, saat itu manusia sangat sibuk,
tiada kesempatan melihat itu, pandangan mereka tertuju ke langit, menunggu
pengadilan Tuhan, selama 40 tahun tidak makan, dan tidak minum, Peluh mereka ada
yang sampai ke tumit, betis, perut dan ada pula yang sampai mulut, akibat lamanya
berdiri. Para malaikat berdiri mengelilingi 'Arsy, lalu nama seseorang dipanggil oleh
Allah seruan Nya: Fulan bin fulan”. Semua hadirin memperhatikan, dan datanglah
orang itu menghadap Tuhannya, segeralah ia diadili, siapa saja yang pernah dianiaya
olehnya datang menuntut balas, diambillah amal baiknya untuk menggantikan
41 Tanbih al-Ghafiln
aniayanya (diberikan kepada orang yang dianiaya) demikianlah, saat emas, perak
(uang, atau harta) dan lain-lain tidak berlaku untuk pembayaran yang sah. Amal
baiknya terus dikuras, untuk membayar perbuatan aniayanya, jika sudah habis,
padahal masih ada orang yang menuntutnya, maka dosa orang yang teraniaya
dibebankan kepadanya sesudah sidang pengadilan dinyatakan selesai, maka
diserukan kepadanya: "Segeralah pulang ke neraka Hawiyah tempat
peristirahatanmu, pada saat ini tidak lagi ada perbuatan zalim, bahwasanya Allah
sangat cepat perhitungan dan pembalasanNya. Semua makhluk baik para malaikat
terdekat ataupun Nabi-Rasulullah, di saat itu, mereka tidak aman atau tidak akan
selamat, kecuali jika memperoleh perlindungan Allah .
Kata Mu'ad bin Jabal :, Nabi bersabda: "Seseorang akan tegak berdiri terus menerus,
sampai diajukan pertanyaan 4 perkara, yaitu: ”1. Umur, untuk apakah sepanjang
hidupnya? 2. Jasmani, untuk apakah sampai binasa? 3. Ilmu, untuk apakah ilmu itu
atau diamalkan atau tidak? 4. Harta, darimana dan cara bagaimana diperoleh, serta
buat apa dibelanjakan?
Kata Ikrimah, "Di hari Kiamat, seorang ayah akan menjamah anaknya dan katanya:
"Hai anakku, sebagai seorang ayah, aku minta sedikit amal baikmu, sekalipun hanya
sebesar semut hitam, asalkan dapat meringankan bebanku ini. Jawabnya: "Akupun
takut seperti yang engkau alami, oleh itulah aku tidak sanggup memenuhi
permintaanmu sedikitpun. Lalu ia pergi kepada istrinya, dan katanya: "Sebagai
seorang suami, aku minta sedikit amal baikmu, agar aku selamat dari apa yang kau
lihat ini, Jawabnya: "Akupun takut seperti yang engkau alami saat ini, Firman Allah:
Artinya:
"Orang-orang yang terlalu berat dosanya. jika minta bantuan orang lain, pasti tidak
dapat dipikulkan (tidak dapat dibantu) sedikitpun, sekalipun ia kerabat terdekat”.
(Kathir 18)
Kata Ibnu Mas'ud , Nabi bersabda: "Bahwasanya orang kafir tenggelam dalam
peluhnya, akibat lamanya (ia menunggu) di hari itu, hingga ia merengek: "Ya Tuhan,
kasihanilah kami, sekalipun tempatnya di neraka”
42 Tanbih al-Ghafiln
Al-Faqih“: "Bahwasanya Nabi bersabda: "Tiada seorang Nabi kecuali diijabah
permohonannya (doanya) dan mereka pergunakan ketik, di dunia, sedang aku
menyimpannya sebagian), untuk menolong umatk, di hari Kiamat, Ketahuilah bahwa:
"Aku pemimpin semua manusia (Aku mengatakan ini) bukan untuk bangga-
banggaan”, dan aku pula manusia pertama yang timbul dari bumi, hal ini bukan
bangga”, serta di tangankulah panji Al-Hamdi yang menaungi Nabi Adam beserta
anak cucunya di hari Kiamat, (Aku mengatakan ini) bukan untuk bangga-banggaan.
Saat itu kesulitan dan kegelisahan manusia semakin meningkat (bertambah hebat),
hingga mereka minta sya






.jpeg)
