Tampilkan postingan dengan label Teori muslim 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teori muslim 1. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Oktober 2025

Teori muslim 1

 


Puji yang mampu mengantarkan pada keridaan-Nya dan memetik karunia yang 

tersimpan di sisi-Nya, serta membina jiwa kami pandai mensyukuri nikmatNya, 

mengenal sifat atau hak kekasih-Nya. Rahmat Allah tetaplah kepada junjungan kami 

(Nabi) Muhammad, selaku Rasulullah dan Nabi terpilih, demikian pula kepada 

segenap keluarga, sahabat dan umat beliau.  

 

Dalam melatar belakangi penulisan kitab karyanya yang berjudul ”TANBIIHUL 

GHAAFILIIN artinya: ” Pengingat manusia yang lengah” beliau Al-Faqih memberi 

komentar sebagai berikut: "Saya menghimpun nasihat-nasihat dan hikmah yang 

menarik lagi menyenangkan para pembaca kitab ini yaitu  terdorong oleh rasa 

tanggung-jawab saya selaku hamba Allah yang diberi ilmu pengetahuan tentang: 

"Adab atau kesopanan, kebahagiaan di dalamnya, hikmah, wejangan, pendirian 

orang-orang shalih dan upaya para Mujtahidin pada Zat Allah   

 

Dalam hal ini dilandasi Firman Allah di dalam Alquran:  

 

Artinya:  

"Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu, dengan hikmah dan nasihat baik, atau terpaksa 

dengan berdebat secara baik pula, bahwasanya Tuhanmu Maha Mengetahui siapa 

yang sesat dan siapa pula yang mendapat petunjuk jalaannya”. (An-Nahl 125)  

 

Dan landasan hadis Nabi :  

 

Artinya:  

”Dari "Abdullah bin Masud, katanya: "Beliau Nabi yaitu  pandai mengatur jadwal 

waktu ceramahnya kepada kami, demi melenyapkan rasa jemu dari kami (dalam 

mengikutinya).” (Al-Hadis)  

 

2 Tanbih al-Ghafiln 

 

Sehubungan dengan itu Al-Faqih berpesan, penuh harap agar benar-benar kitab ini 

mendapat perhatian dan sambutan hangat dari para pembaca, khususnya generasi 

mudanya, lalu menjadi bahan pemikiran atau introspeksi terhadap diri sendiri 

(pengamalan dimulai dari dalam), kemudian keluar, diajarkan pada lain orang. sebab  

hal ini saya lakukan berdasarkan Firman Allah sebagai berikut:  

 

Artinya:  

”.. jadilah kamu orang cerdik-pandai lagi bertakwa kepada Allah, sebab  kamu selalu 

mengajarkan dan menekuni (ilmu yang ada pada) kitab”. (Ali Imran 79)  

 

Setengah Ulama Tafsir, mengartikannya: ”... Jadilah kamu orang-orang yang 

mengamalkan ilmu yang terkandung dalam kitab, sebagaimana kamu mengajarkan 

kepada manusia”.  

 

Sedang pada ayat lain, Allah berfirman:  

 

Artinya:  

".. Bahwasanya di antara hamba-hamba Allah yang paling takut, yaitu  para 'Ulama 

.. .”. (Fathir 28)  

 

Dan Firman Allah:  

 

Artinya: "Hai orang yang berselimut, bangkitlah, kemudian berilah (olehmu 

Muhammad) peringatan (kepada mereka)”. (Al-Muddatstsir 1-2)  

 

Juga Firman Allah:  

 

Artinya:  

 

"Teraplah kau sampaikan peringatan, sebab  hal itu sangat bermanfaat bagi orang 

mukmin”. (Ads-Dsariyaat 55)  

 

Demikian pula dalam hadis, riwayat Rasulullah :  

 

3 Tanbih al-Ghafiln 

 

Artinya:  

"Berpikir satu jam lebih unggul dibandingkan dengan ibadat satu tahun”. (Al Hadis)"  

 

Al-Faqih menegaskan: "Barang siapa memandang rendah terhadap hikmah dan 

nasihat, serta perjalanan Ulama salaf, maka akibatnya terkena salah satu dari antara 

dua efek negatif, pertama: Membanggakan amalnya yang sangat terbatas, lalu 

beranggapan tingkatannya sejajar dengan para Ulama salaf, Kedua: Berlaku 

sombong dengan amalnya yang besar, lalu beranggapan lebih unggul dan sempurna 

daripada lainnya, maka menjadi batallah ibadatnya dan lenyap atau gugurlah semua 

amalnya.  

 

Adapun bagi orang-orang yang pandai memetik hikmah pendirian dan perjalanan 

Ulama-ulama salaf, yaitu  sangat besar keuntungannya, sebab  ia akan merasa 

keterbatasan atau kekurangannya dalam beribadat dan beramal, sehingga menjadi 

pendorong, untuk meningkatkan, memperbaiki atau menyempurnakan ibadat dan 

amalnya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan para Ulama terdahulu."  

 

Untuk mengakhiri kata pendahuluan, Al-Faqih memanjatkan doanya sebagai berikut: 

"Ya Allah, kami memohon taufik dalam melakukan amal baik sebanyak-banyaknya, 

dan memperoleh keberkahan sebesar-besarnya, sesungguhnya Dia Maha Pemberi 

lagi Maha Berkuasa".  

 

 


Tentang Ikhlas  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Amr Maula Murallib dari Ashim dan 

Muhammad Labied, Nabi & bersabda:  

 

Artinya:  

”Syirik kecil yaitu  suatu penyakit yang sangat berbahaya bagi kalian, lalu para 

sahabat bertanya, apakah syirik kecil itu. ya Rasulullah? Jawab beliau: "Riya, besok 

di hari Kiamat, Alah menyuruh mereka mencari pahala amalnya, kepada siapa tujuan 

amal mereka itu, Firman-Nya. ”Carilah manusia yang waktu hidup di dunia, kamu 

beramal tujuannya hanya untuk dipuji atau disanjung oleh mereka, mintalah pahala 

kepada mereka itu”.  

 

Al-Faqih menegaskan: Mereka diperlakukan kasar, yaitu  wajar, sebab  amal mereka 

di dunia hanyalah penipuan belaka, Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Bahwasanya orang-orang Munafik itu menipu Allah, dan Dia pandai membalasnya, 

saat  salat, mereka malas melakukannya, hanya pujian manusialah tujuan utamanya. 

Mereka tidak mengingat Allah, kecuali hanya sedikit”. (Annisa 142)  

 

Oleh sebab nya semua amal mereka batal tidak sampai kepada Allah dan Allah lepas 

dari mereka. Demikianlah amal yang tidak disertai dengan keikhlasan.  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah, katanya Nabi  bersabda: 

"Allah berfirman: "Aku tidak memerlukan sekutu ataupun amal yang syirik pada-Ku, 

Barang siapa melakukannya, maka terlepas dari-Ku (bukan urusan-Ku)”. (Al-Hadis 

Qudsi)  

 

Dalam hadis tersebut mengandung pengertian bahwa: Amal baik apapun yang 

dilakukan tanpa ikhlas, tidak akan diterima dan tiada balasannya kecuali neraka. 

Dasarnya Firman Allah:  

 

 

5 Tanbih al-Ghafiln 

Artinya:  

”Barang siapa menghendaki kesenangan dunia (dengan amalnya), maka Kami pun 

memenuhinya di dunia, apa yang Kami kehendaki bagi keinginannya, kemudian Kami 

masukkan dia ke neraka, keadaannya sangat hina dan terusir (jauh dari rahmat-Nya)”. 

(Al-Isra' 18)  

 

Artinya:  

 

“Dan Barang siapa menghendaki kesenangan di akhirat (dan pahala amalnya). 

dengan sepenuh hati melakukannya secara ikhlas dan beriman, maka mereka itulah 

orang yang usahanya diterima (amalnya memperoleh pahala)”. (A-Isra' 19)  

 

Artinya:  

"Kepada setiapnya dari dua macam orang” Kami cukupi rezekinya, dan pemberian 

Tuhanmu tiada (Seorang pun) dapat dihalangi”. (Al-Isra' 20)  

 

Ayat tersebut di atas kesimpulannya: "Tiada balasan bagi amal yang niatnya tidak 

sebab  Allah, sebab Allah hanya menerima amal yang ditujukan kepadanya, lagi pula 

amal bukan sebab nya akibatnya hanya dicapai dan susah di neraka jahanam, 

disebutkan dalam hadis:  

 

Artinya:  

"Terkadang orang melakukan puasa tiada keuntungan baginya. kecuali lapar dan 

dahaga, dan terkadang orang beribadat di malam hari, tiada keuntungan baginya, 

kecuali jaga malam yang melelahkan yang dimaksud yaitu  amal ibadahnya sia-sia 

(tidak berpahala)”.  

 

Sekalipun penilaian umumnya masyarakat, dia orang yang tekun dan rajin beramal 

atau beribadat, namun  jika disertai dengan riya dan sun'ah amal ibadatnya tidak 

berpahala. Demikian itu digambarkan oleh setengah Ulama Hikmah tidak jauh dengan 

orang datang ke pasar atau toko, sakunya penuh batu, sedang kebanyakan orang 

menilai dia bahagia atau beruntung, sebab  banyak uangnya, padahal dia sangat 

celaka, sebab  isi saku atau kantongnya tidak dapat dibelikan sesuatu apa pun, 

kecuali sanjungan dan pujian orang belaka.  

 

6 Tanbih al-Ghafiln 

 

Firman Allah:  

 

Artinya:  

 

"Kami selidiki segala amal yang mereka lakukan, lalu Kami Jadikan dia debu yang 

bertaburan”. (Al-Furqan 23)  

 

Diriwayatkan oleh Imam Waki' dari Sufyan Al-tsauri, dan dari seseorang (Sahabat), 

dari Mujahid, katanya: "Seseorang menghadap Nabi  dan berkata: "Ya Rasulullah, 

bahwasanya aku bersedekah sebab  Allah, namun  aku juga senang dipuji orang 

(bahwa, aku orang baik yang suka beramal), lalu turunlah ayat:  

 

Artinya:  

"Barang siapa takut kepada Tuhannya dan mengharap pahala dari-Nya, maka 

lakukanlah amal baik dengan penuh ikhlas, jangan menyekutukan seorang pun dalam 

beribadat (beramal) kepada Tuhannya”. (Al-Kahfi 110)  

 

Sebagian Ulama hikmah menegaskan, bahwa: ”Barang siapa, melakukan tujuh 

amalan, tanpa dibarengi tujuh perkara, berarti hampa atau palsu amalannya, yaitu: 1. 

Takut kepada Allah, tapi tidak mau mengurangi laku maksiat. 2. Percaya (mengharap) 

pahala dari Allah, tapi enggan beramal atau beribadat kepadanya. 3. Bertekad akan 

melakukan kebaikan atau berbakti kepada Allah, tapi tidak dilakukan dalam 

kenyataan. 4. Berdoa kepada Allah, tapi tidak berusaha secara lahiriyah . 5. Mohon 

ampun (istighfar) kepada Allah, tapi tidak menyesali dosa yang telah dilakukan 

olehnya”. 6. Lahirnya berbuat kebaikan, tapi dalam (hatinya) tidak ikhlas. 7. Beramal 

atau beribadat, tapi tidak ikhlas, mengharap keridaan dari Allah.  

 

Hadis dari Abu Hurairah dari Nabi , bahwasanya beliau bersabda:  

 

Artinya:  

 

"Di akhir saman akan timbul golongan-golongan yang menghimpun harta dunia 

dengan memperalat agama, berpakaian (Wol) bulu domba, bicaranya sangat menarik, 

 

7 Tanbih al-Ghafiln 

seperti manisnya madu, namun  hatinya buas nclebihi serigala. Kelak mereka dimarahi 

oleh Allah, Dia mengutuk mereka demikian “Kalian berbuat sandiwara dan menentang 

kebesaranku, maka tunggulah saat Aku menimpakan fitnah atau bala, sampai 

membingungkan manusia yang berakal tenang”. (Al-Hadis)  

 

Lain halnya jika beribadat atau beramal secara ikhlas kemudian dengan tiba-tiba dipuji 

orang dan timbul rasa senang, maka dia tetap mendapat pahala. Berdasarkan hadis 

Nabi  sebagai berikut:  

 

Artinya:  

"Seseorang menghadap dan bertanya kepada Nabi : “Ya Rasulullah, bahwasanya aku 

beramal baik secara diam-diam, tiba-tiba diketahui orang, dia memudiku, lalu timbul 

dalam hatiku rasa gembira, dapatkah pahalanya bagiku? Beliau menjawab: Dapat, 

bahkan dua macam (pertama) pahala diam-diam (kedua) pahala berterus terang”.  

 

Kata Al-Faqih, dua macam pahala baginya: pertama pahala langsung dari amal atau 

ibadatnya, dan (kedua) pahala sampingan dari pihak yang mengikutinya (mengambil 

suri teladan daripadanya). Hal ini berlandaskan hadis Nabi  sebagai berikut:  

 

Artinya:  

 

"Barang siapa merintis (meletakkan dasar) jalan kebaikan, maka ia memperoleh 

pahala secara langsung dari perbuatannya, disamping juga dari pihak orang yang 

mengikuti jejaknya, demikian pula barang siapa merintis jalan maksiat, maka ia 

tertimpa siksa sanda (kejahatan sendiri dan orang yang menirunya). (Al-Hadis)  

 

Dalam hadis riwayat Abdullah bin Mubarrak Rasulullah bersabda: "saat  amal 

seseorang yang dikira besar jumlahnya oleh para malaikat dan mereka memujinya, 

ditunjukkan kepada Allah, maka Dia menolak dengan Firman-Nya: "Kalian menyangka 

orang ini baik-baik, padahal sangat buruk, amal ibadatnya tidak ikhlas untuk-Ku, maka 

pantaslah tempatnya di neraka sijjin. Dan sebaliknya, terjadi pula amal seseorang 

yang dikira kecil nilainya oleh para malaikat, ternyata besar di pandangan Allah, 

sebab  ikhlas niatnya, maka surga 'Illiyyinlah balasannya.  

 

 

8 Tanbih al-Ghafiln 

Oleh sebab  itu, lakukanlah ibadat atau beramal dengan ikhlas sebab  Allah semata, 

sekalipun hanya sedikit, daripada banyak namun  tidak ikhlas, Firman Allah:  

 

Artinya:  

Jika kebajikan itu sebesar sarrah adanya, pasti Dia lipat Gandakan dan Dia berikan 

pahala yang besar dari sisi-Nya. (An-Nisa' 40)  

 

Al-Kisah, seorang Ulama pergi ke Madinah, dia bertemu dengan Abu Hurairah berada 

di tengah-tengah kumpulan orang, kemudian dia bertanya kepadanya sesudah 

kumpulan orang itu bubar, katanya: ”Aku minta (demi Allah) anda menceritakan hadis 

dari Nabi , Abu Hurairah menjawab:” Silakan duduk baik-baik, dengarkanlah hadis 

yang aku memperolehnya langsung dari Rasulullah  dan tiada seorang pun bersama 

kami, sesudah  mengucapkan perkataan itu lalu ia bernafas panjang dan pingsanlah ia, 

kemudian sadar, seraya mengusap wajahnya ia berkata: "Dengarkanlah hadis yang 

aku perolehnya langsung dari Rasulullah , demikian itu diulang sampai tiga kali, 

sesudah  pingsan tiga kali pula, akhirnya ia berkata: "Rasulullah  bersabda: saat  

saatnya tiba Hari Kiamat, Allah memutuskan semua urusan makhluk-Nya, masing-

masing tunduk kepada-Nya, yang pertama dipanggil ialah pembaca Alquran, lalu 

ditanyakan kepadanya: Kamu telah mempelajari apa yang diwahyukan kepada 

utusan-Ku? Jawabnya: Ya Tuhan, Tanya: lalu apa yang kau amalkan di dalamnya? 

Aku membacanya di malam ataupun siang hari. Kemudian Allah dan para malaikat-

Nya menyanggahnya: "Kamu telah berbohong, sebab  semua itu kamu lakukan hanya 

ingin dipuji orang, dan itu sudah terlaksana di dunia. Yang kedua ialah, para hartawan, 

lalu ditanyakan kepadanya: Harta yang Aku berikan kepadamu, kau buat apa saja? 

Jawabnya: Kubelanjakan demi menyambung hubungan sanak-famili, dan 

disedekahkan. Lalu disanggah oleh Allah dan para malaikat-Nya: Kamu bohong, 

sebab  semua itu kau lakukan, agar kamu disebut dermawan, dan itu sudah 

terlaksana. Yang ketiga ialah, orang mati sabil (syahid), lalu ditanyakan kepadanya: 

Kenapa kamu terbunuh? Jawabnya, berperang fi sabilillah. Lalu disanggah oleh Allah 

dan para malaikat Nya: Kamu bohong, sebab  tujuanmu hanya supaya kamu disebut 

pahlawan yang gagah-berani, dan hal semacam itu sudah terlaksana di dunia.  

 

Kata Abu Hurairah: Lalu Rasulullah , menepuk lututku seraya bersabda: "Hai Abu 

Hurairah, ketiga macam manusia itulah yang paling awal disiksa di neraka”. Dan saat  

 

9 Tanbih al-Ghafiln 

Muawiyah mendengarnya, langsung menangis dan berkata: "Sungguh benar Allah 

dan Rasulullah-Nya, dia sitir Alquran:  

 

Artinya:  

"Barang siapa (tujuan amalnya) hanya menghendaki kesenangan dan keindahan 

dunia, pasti Kami sempurnakan balasannya di dunia, sedikit pun tidak dikurangi”. 

(Hud. 15)  

 

Artinya:  

"Itulah orang-orang yang tiada balasannya di akhirat, kecuali neraka, lenyaplah semua 

amal usahanya dan sia-sialah pekerjaannya”. (Hud 16)  

 

Kata Abdullah bin Hanief Al-Inthagi: Allah berfirman kepada manusia di hari Kiamat, 

saat  mereka menanyakan balasan amalnya: ”Apakah belum kau terima pahalanya 

dulu? Belumkah Kami melapangkan kedudukan atau pengaruhmu? Apakah jabatan 

atau pemimpin belum kau peroleh? Apakah belum memperoleh dispensasi atau 

keringanan dalam usaha dagang atau proyekmu? Apakah belum kau raih apa saja di 

dunia?  

 

Para Ulama Hikmah setengahnya telah meletakkan definisi ikhlas, sebagai berikut: 

Ikhlas, yaitu  tidak ingin (seseorang) amalnya yang baik dilihat orang, apalagi 

diperlihatkan, tidak jauh-nya seperti dia melakukan kejahatan yang tidak ingin 

diketahui umumnya masyarakat. Sedangkan setengah Ulama lainnya, meletakkan 

dasar ikhlas, ialah: "Tidak menghendaki pujian orang”.  

 

Ditanyakan kepada seorang Ulama: "Sejauh mana seseorang disebut istimewa? 

Jawabnya, empat macam sifat yang dimilikinya, yaitu: "1. saat  telah berani 

menanggalkan istirahatnya, 2. Memberi sesuatu yang ada padanya, 3. Tidak 

menghendaki kedudukan atau pengaruh, 4. Tetap pada pendiriannya, baik saat  

diejek, ataupun dipuji.  

 

Dari 'Ady bin Hatim, Rasulullah bersabda: Sekelompok manusia diperintah meninjau 

surga besok di hari Kiamat, hingga mereka mencium bau harumnya, dan melihat 

keindahan bangunannya, namun  secara mendadak mereka diusir, disuruh 

 

10 Tanbih al-Ghafiln 

menjauhinya, sebab  mereka bukan ahlinya, mereka sangat menyesal dan berkata: 

Ya Tuhan, kenapa kami disuruh meninjau balasan (surga) kekasih-Mu, sedangkan 

balasanku yaitu  neraka? Allah berfirman: "Aku perlakukan demikian padamu, 

yaitu  sebagai balasanmu dahulu, di tempat sepi kamu lakukan dosa-dosa besar, 

namun  di tengah-tengah mata umum berlagak ahli ibadat, yang sangat tekun, amal 

ibadatmu sekedar ingin pujian manusia, tidak takut kepada-Ku, kamu besar-besarkan 

penilaian manusia, melebihi penilaian-Ku, maka tiba saatnya sekarang kamu 

merasakan kepedihan siksaan-Ku dan jauh dari surga-Ku.  

 

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda: "saat  Allah menciptakan surga 'Adn, lengkap 

dengan keindahannya yang belum pernah dipandang mata, belum pernah didengar 

telinga dan belum pernah pula dibayangkan manusia, lalu ia disuruh berbicara: 

"Katanya:  

 

Artinya:  

"Sungguh berbahagia orang-orang mukmin . Lalu katanya pula:  

 

Artinya:  

"Bahwasanya setiap manusia yang kikir, munafik dan suka dipuji orang, haram 

mendekat (masuk) kepadaku”.  

 

Menurut S. Ali bin Abu Thalib, ada 4 macam yang membuktikan riya, yaitu: ”1. 

Pemalas saat  tidak ada manusia, 2. namun  di hadapan manusia, sangat tangkas, 3. 

Amal ibadat-nya meningkat, saat  dipuji, 4. namun  menurun, saat  perilaku atau amal 

ibadatnya dicela.  

 

Syaqiq bin Ibrahim menegaskan: "Ada tiga perkara merupakan benteng amal, yaitu: 

1. Hendaknya mengakui bahwa amal atau ibadatnya yaitu  pertolongan Allah, agar 

penyakit ujub dalam hatinya musnah, 2. Semata-mata hanya mencari rida Allah, agar 

hawa nafsunya teratur . 3. Senantiasa mengharap rida Allah, agar tidak timbul rasa 

tamak atau riya. Maka dengan tiga perkara tersebut amal atau ibadat seseorang dapat 

ikhlas.”  

 

 

11 Tanbih al-Ghafiln 

Setengah Ulama Hikmah menegaskan: ”Demi sukses terpeliharanya amal atau 

ibadat, perlu empat perkara: ”1. Pengertian yang dapat membetulkan amal, sebab  

tanpa ilmu amalnya dapat rusak, 2. Pengaturan niat, sebab  tanpa itu, amalnya tidak 

akan patut”. 3. Sabar dalam melakukannya, sebab  dengan itu, amal atau ibadatnya 

akan baik lagi sempurna, 4. Ikhlas yang menjadi syarat mutlak diterimanya amal atau 

ibadat.  

 

Harram bin Hayyan menerangkan, bahwa: "Seseorang yang berbakti kepada Allah 

dengan sepenuh hati, pasti Allah menggerakkan hati orang-orang Mukmin, simpati 

dan menaruh belas kasihan kepadanya”.  

 

Dari Abu Hurairah, Nabi  bersabda: "saat  Allah senang kepada seseorang, Dia 

katakan kepada Jibril, agar Jibril pun menyenanginya, lalu diserukan kepada segenap 

penghuni langit agar mereka pun menyenanginya, kemudian meratalah kasih sayang 

penghuni bumi kepadanya. Demikian pula saat  Allah marah kepada seseorang, lalu 

Dia serukan kepada semua makhluk-Nya agar memarahi atau mengutuknya”.  

 

Seseorang bertanya kepada Syaqiq bin Ibrahim, katanya: "Umumnya masyarakat 

menganggap baik tentang diriku, lalu aku tak mengerti, apakah diriku ini baik atau 

tidak? Jawabnya: Cobalah kau lahirkan sikap yang (selama ini) kau sembunyikan, di 

muka orang-orang shalih, jika sikapmu itu disetujui mereka, itu membuktikan bahwa 

kau baik, Dan jika tidak, berarti pula kau tidak baik. Kedua, coba tawarkan pada dirimu, 

kesenangan duniawi, jika kau menolaknya, itu membuktikan dirimu baik. Ketiga, coba 

kau tawarkan maut pada dirimu, jika dirimu mengharapkannya itu membuktikan 

bahwa kau baik, namun  jika membencinya, berarti tidak baik. Kemudian jika tiga 

perkara itu telah ada pada dirimu, maka berdoalah kepada Allah, agar amal atau 

ibadatmu tidak terjangkit penyakit riya yang membahayakan amalmu.  

 

Nabi  bersabda"": "Tahukah kamu siapa yang benar-benar mukmin? Mereka 

menjawab: "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu, kata beliau: "Dia yang tidak mati, hingga 

Allah memperdengarkannya apa-apa yang ia sukai, dan jika seseorang melakukan 

amal atau ibadat dalam rumah lipat 70, dan masing-masing berpintu besi, pasti Dia 

perlihatkannya, hingga masyarakat menyebut-nyebut dan melebih-lebihkannya. 

Ditanyakan kepada Rasulullah, kenapa dilebih-lebihkan? Beliau menjawab: "Mukmin 

 

12 Tanbih al-Ghafiln 

itu senang amalnya bertambah, Kemudian beliau bersabda : "Tahukah kamu, siapa 

yang lacut itu? Mereka menjawab: "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu, kata beliau: "Dia 

yang tidak mati, hingga Allah memperdengarkan kepadanya apa-apa yang ia tidak 

sukai, dan jika seseorang berbuat durhaka dalam rumah lipat 70, dan setiapnya 

berpintu besi, pasti Allah perlihatkan pakaian jahatnya, hingga masyarakat mengolok-

olok berlebih-lebihan. Ditanya kepada beliau, kenapa dilebih-lebihkan? Beliau 

menjawab: ” Pelaku maksiat, lebih, senang meningkatkan maksiatnya”. (Al-Hadis).  

 

'Auf bin Abdullah menerangkan: "Pelaku kebaikan setengahnya menyeru kepada 

setengah lainnya, tiga perkara: ”1. Barang siapa berama atau beribadat untuk akhirat, 

pasti Allah mencukupi urusan dunianya 2. Barang siapa memperbaiki urusannya 

dengan Allah, pasti baik pula urusannya dengan sesama manusia, 3. Barang siapa 

memperbaiki hatinya, pasti Allah memperbaiki pula lahirnya.  

 

Kata Hamid Al-Lafaf: "saat  Allah menghendaki keburukan bagi seseorang, tiga 

perkara akan menimpanya: yaitu: 1. Berilmu enggan beramal, 2. Bergaul! dengan 

orang-orang shalih, namun  tidak tahu dia (kurang ajar) kepada mereka, 3. Beramal atau 

beribadat, namun  tidak ikhlas.  

 

Al-Faqih menjelaskan: Semua itu terjadi akibat tujuan jahat dan parah penyakit 

hatinya, sebab  andaikan tujuannya benar, pasti ilmunya bermanfaat, dan amal atau 

ibadatnya ikhlas, serta tahu diri terhadap orang-orang shalih.  

 

Al-Faqih menjelaskan hadis dari seseorang kuat dengan sanadnya dari Jaballah Al-

Yah-shubi, katanya: ”Kami dalam suatu peperangan bersama-sama dengan Abdul 

Malik bin Marwan, lalu bertemu seseorang yang suka bangun malam, ia sedikit sekali 

tidurnya, dan sebelumnya kami tidak kenal, namun rupanya ia yaitu  seorang 

sahabat Nabi  dis bercerita pada kami, bahwa ada orang bertanya: "Ya Rasulullah, 

apakah yang besok dapat menyelamatkan? Beliau bersabda: "Jangan menipu Allah, 

dia bertanya lagi, Bagaimana kami menipu-Nya? Kata beliau: Yaitu, kamu beramal 

atau beribadat dan tidak sebab  Allah, dan lenyapkan riya, sebab riya itu syirik kepada 

Allah, dan besok di hari Kiamat orang yang riya dipanggil dengan 4 sebutan: 1. Kafir, 

2. Pelacur, 3. Penipu. 4. Khasir (orang yang rugi), sesatlah amalmu dan lenyaplah 

 

13 Tanbih al-Ghafiln 

pahalanya, saat ini mintalah pahala pada mereka yang kau tuju dulu, hai penipu! Al-

Hadis.  

 

Kata Al-Faqih: "Memelihara amal atau ibadat, lebih sulit daripada melakukannya, 

untuk itu, Barang siapa menghendaki pahalanya selamat kelak, lakukanlah amal 

secara ikhlas tanpa riya, lalu jangan mengingat-ingatnya lagi.  

 

Hal serupa dikuatkan oleh Abu Bakar Al-Wasithi " , dia umpamakan kaca yang mudah 

pecah dan tidak dapat dipatri, demikian pula amal atau ibadat yang terkena penyakit 

riya atau ujub mudah rusak. Oleh sebab  itu lenyapkanlah riya dalam beramal, itu 

sangat utama, namun  jika belum dapat, maka jangan sampai putus asa atau tidak 

melakukannya sebab  takut riya. Sebaiknya tabahkanlah dalam beramal seraya 

mohon ampun atas riyanya itu, dengan harapan Allah memberi taufik ikhlas dalam 

amal-amal yang lain. Disebutkan oleh peribahasa: "Dunia menjadi sepi, akibat 

matinya orang-orang yang riya, keramaian dunia sebab  ulah mereka dalam 

membangun pondok-pondok pesantren, madrasah, masjid dan lain-lain yang menjadi 

kepentingan umum, sekalipun amal itu riya, namun  berkat doa setiap orang Islam yang 

ikhlas, maka bermanfaat juga baginya. Seperti yang pernah terjadi di zaman dulu, 

ceriteranya demikian: Ada orang membangun pasantren, niatnya kabur, kata hatinya: 

"Aku tidak mengerti sebab  Allah atau tidak, niatku membangun ini? Lalu ia 

memperoleh khabar lewat mimpinya: "Jika amalmu tidak sebab  Allah, padahal kaum 

Muslimin mendoakan kamu ”Lillahi Ta'ala”. Kemudian senanglah dia dengan berita 

itu.  

 

Seseorang berdoa di dekat Hudzaifah bin Al-Yamani, isi doanya: "Ya Allah 

hancurkanlah orang-orang Munafik”. Lalu Hudzaifah menjelaskan kepadanya: 

"Umpama mereka itu hancur, lalu kamu tidak mungkin mampu menahan serangan 

musuh, sebab  merekapun ikut andil menyerang musuh”.  

 

Kata Salman Al-Farisi: "Kekuatan orang mukmin didukung oleh orang Munafik, 

demikian pula orang Munafik tertolong berkat do'a orang Mukmin.  

 

 

14 Tanbih al-Ghafiln 

Kata Al-Faqih: "Kebanyakan orang menganggap bahwa, melakukan amal atau ibadat 

Fardu, tidak mungkin terselip unsur riya, namun  setengah yang lain memungkinkan riya 

itu masuk pada amal atau ibadat Fardu atau lainnya.  

 

Kemudian Al-Faqih menegaskan bahwa: "Jika seseorang melakukan amal atau ibadat 

Fardunya sebab  riya semata, hingga umpama tidak riya tidak dapat melakukannya, 

maka itulah yang disebut munafik asli (sempurna), yang disebutkan dalam Alquran 

sebagai berikut:  

 

Artinya:  

"Bahwasanya orang-orang Munafik itu tempatnya pada jurang yang paling bawah di 

neraka, dan kamu sekali-kali tidak akun mendapat seorang penolong pun bagi 

mereka”. (An-Nisa 145)  

 

Jurang terbawah yaitu  neraka Tawiyah, mereka bergabung dengan keluarga 

Fir'aun, sebab jika keimanan atau ketauhidan mereka itu benar, pasti mereka tidak 

keberatan melakukan ibadat atau amal yang difardukan.  

 

Dan jika seseorang melakukan amal fardu secara sempurna atau dibuat sebaik 

mungkin, di muka orang ramai, sedangkan saat-saat sepi tidak, bahkan sekehendak 

hatinya, maka ia akan menerima pahala sesuai dengan apa yang ia lakukan, tentang 

melakukannya secara sempurna atau dibuat-buat baik di muka orang ramai itu tidak 

ada pahalanya, malahan hal itu akan dituntut oleh Allah .  

 

 

 

  

 

15 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 2  

Tentang Mati dan Penderitaannya  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas, Rasulullah bersabda:  

 

Artinya:  

 

”Barang siapa lega hati berjumpa dengan Allah, maka Allahpun senang bertemu 

dengannya, sebaliknya barang siapa enggan berjumpa dengan Alah, maka Allahpun 

enggan bertemu dengannya”.  

 

Berjumpa dengan Allah, maksudnya dikembalikan ke negeri akhirat, melewati mati. 

Orang mukmin hatinya lega menghadapi datangnya mati, sebab  di saat itu (sakaratul 

maut) ia dihibur dengan keridaan Allah dan surganya, sudah tentu ia lebih senang 

menerimanya daripada hidup terus di dunia. Sebaliknya orang kafir enggan mati, 

sebab  di saat itu ia diperlihatkan balasan amal perbuatannya berupa siksa, oleh 

sebab  itu ia kecut hatinya, benci padanya, yang mengundang kebencian pula bagi 

Allah untuk menerimanya.  

 

Sehubungan dengan sabda Rasulullah tersebut, sahabat berkata: "Ya Rasulullah, 

kami belum senang mati?” Jawab beliau: "Tidak demikian, namun  di saat itu (sakaratul 

maut), malaikat pembawa khabar gembira datang kepada orang mukmin, 

melaksanakan tugasnya memenuhi janji Allah kepadanya”. Sebaliknya kepada orang 

kafir kedatangan malaikat membuat gentar dan kecut hatinya, sehingga timbul rasa 

enggan untuk bertemu dengan Tuhannya.  

 

Nabi bersabda' : "Berceritalah tentang bani Israil, tidak apa-apa sebab  di zaman 

mereka terjadi berita yang aneh atau ganjil”. Kemudian beliau menceritakan 

sekelompok orang Bani Israil melewati suatu makam atau kuburan, lalu mereka 

berhenti dan salah seorang dari mereka berdoa memohon supaya mayat di dalam 

kuburan itu keluar. Benar juga selesai berdoa, mereka melihat kepala manusia timbul 

dari dalamnya, katanya: "Demi Allah, aku mati sejak 90 tahun yang lalu, sampai saat 

ini, rasa sakitnya belum juga sembuh, untuk itu hendaknya kalian berdoa, agar Allah 

 

16 Tanbih al-Ghafiln 

mengembalikan aku seperti tadi (mati), padahal dia Orang yang tekun beribadat, 

terbukti bekas sujud pada dahinya.  

 

Al-Faqih berpesan, agar setiap orang yang meyakinkan datangnya mati, hendaklah 

mempersiapkan bekal amal sebanyak-banyaknya dan menjauhkan diri dari perbuatan 

dosa, sebab  maut datang tanpa informasi atau memberitahu sebelumnya. Hal ini 

berlandaskan keterangan Nabi , juga pesan beliau agar kita tabah hati, sabar dalam 

menghadapi ujian hidup berupa penderitaan (yang termasuk siksa dunia), padahal 

siksa dunia ini tidak ada artinya jika dibandingkan dengan siksa akhirat, dan mati 

yaitu  setengah dari siksa itu.  

 

Nabi  bersabda": "Sakitnya saat  nyawa berpisah dengan raga orang mukmin, kira-

kira sejajar dengan dipukul pedang tiga ratus pukulan”. hal ini dirasakan oleh orang 

mukmin, apalagi yang diderita oleh selain mukmin.  

 

Kata Abdullah bin Miswar: "Seseorang menghadap Nabi  minta ilmu-ilmu yang pelik, 

lalu beliau bertanya:” Apa yang sudah kamu lakukan pada pokok ilmu? Dia balik 

bertanya, saya tidak tahu, apa pokok ilmu itu? Beliau bertanya: "Kamu kenal Tuhan 

apa tidak? jawabnya, kenal lain apa yang kamu lakukan selama ini. untuk-Nya? 

jawabnya: saya tidak tahu apa yang dikehendaki-Nya? Kata Nabi: kenal mati, 

jawabnya: Ya, Kemudian untuk itu, kamu punya persiapan apa? Jawabnya: Masya 

Allah, yaitu apa saja yang dapat saya lakukan, kata beliau:” Lakukanlah itu sebaik-

baiknya, baru nanti (lain kali kamu) kembali lagi, dan aku akan memberimu ilmuilmu 

yang pelik. Al-Kisah, beberapa tahun sesudah itu, ia datang lagi menghadap Nabi , 

kata beliau: "Lekatkanlah kedua tanganmu pada dada, setiap sesuatu yang tidak 

senang bagi dirimu, jangan lakukan hal itu kepada sesama muslim, sebaliknya setiap 

sesuatu yang menyenangkan bagi dirimu, lakukanlah kepada sesama muslim. Yang 

demikian itu, yaitu  setengah dari ilmu-ilmu yang pelik. Selanjutnya beliau 

menjelaskan bahwa: "Persiapan bekal untuk mati, yaitu  setengah dari pokok ilmu, 

hal ini sangat utama jika diperhatikan sepenuhnya”  

 

Selanjutnya kata Abdullah bin Miswar, Rasulullah  membaca ayat ini:  

 

Artinya:  

 

17 Tanbih al-Ghafiln 

 

"Barang siapa dikehendaki oleh Allah, memperoleh petunjuk, pasti Dia lapangkan 

dadanya memeluk agama Islam. Sebaliknya Barang siapa disesatkan oleh Allah, pasti 

Dia sempitkan dadanya, sukar (seperti) naik ke langit. Demikianlah Allah menyiksa 

orang-orang yang ingkar”.  

 

Dan kata beliau: "saat  cahaya Islam menembus dada seseorang, menjadi lapanglah 

dada itu, ditanyakan kepada beliau: "Yang demikian itu punya bukti? Jawab beliau: 

"Ya, dalam kenyataah dia enggan pada tempat palsu (rakus dunia), berpaling darinya 

memilih tujuan kekal (suka beramal), dan mempersiapkan diri menyambut datangnya 

mati”. (Al-Hadis)  

 

Dari Maimun Mahran, Nabi  berwasiat kepada seseorang sabdanya:  

 

Artinya:  

”Manfaatkanlah lima perkara, sebelum datangnya lima perkara yang lain: yaitu, 1. 

Saat mudamu sebelum tuamu, 2. Saat sehatmu sebelum kamu sakit, 3. Waktu lapang 

bagimu sebelum sibuk, 4. saat  cukup kebutuhanmu sebelum melarat atau miskin. 

5. Selama hidupmu sebelum mati merenggut lehermu .  

 

Sehubungan dengan ini, Nabi  telah mengumpulkan dalam lima perkara ini ilmu 

sangat banyak, sebab  seseorang akan mampu melakukan segala sesuatu yang di 

hari tua tidak kuat melakukannya, dan kebiasaan berbuat dosa bagi pemuda sangat 

sulit menghentikannya di kala tua, untuk itulah pentingnya membiasakan diri bagi 

pemuda melakukan kebaikan, tujuannya kelak di hari tua mereka tidak mengalami 

kesulitan. Selanjutnya saat-saat sehat hendaknya dipergunakan untuk beramal atau 

beribadat, sebab  apabila dalam keadaan sakit, seseorang tidak mungkin kuasa 

memberikan hartanya untuk beramal, atau tenaganya untuk giat beribadat. Demikian 

pula waktu lapang, di malam hari, hendaknya diisi dengan salat malam, sebab  siang 

hari banyak kesibukan urusan anu, itu dan lain-lain, dalam hal ini Nabi  bersabda: 

"Musim dingin itu keuntungan bagi orang mukmin, malam panjangnya dibuat salat, 

sedang siangnya yang Pendek dibuat puasa”. Hadis riwayat lain yaitu  sebagai 

berikut:  

 

 

18 Tanbih al-Ghafiln 

Artinya:  

"Malam yaitu  panjang. janganlah tidurmu membuatnya pendek. dan siang yaitu  

terang. janganlah perbuatan dosamu membuatnya gelap”.  

 

Demikian pula saat  cukup kebutuhanmu, manfaatkanlah untuk beramal dan 

beribadat sebaik-baiknya, jangan menunggu saat melarat atau miskin, yang tidak lagi 

memungkinkan seseorang giat atau mampu melakukannya  

 

Yang terakhir, selama hidupmu, manfaatkan sebaik-baiknya untuk mengumpulkan 

bekal sebanyak-banyaknya, sebab  setiap denyutan jantungmu yaitu  butiran 

permata yang sangat berharga, saat  dimanfaatkan demi kebahagiaan dunia akhirat, 

yaitu beramal dan beribadat”.  

 

Dikatakan dalam peribahasa Persi, maksudnya: "Di waktu kecil bermain-main dengan 

anak kecil, saat  menginjak remaja lupa sebab  hiburan, di kala tua lemah-lapuk, lalu 

kapan lagi dapat beramal untuk Allah, apalagi sesudah mati tidak memungkinkan 

melakukan sesuatu amal, atau ibadat. Untuk itu sepanjang hidup ini, manfaatkanlah 

demi keselamatan dunia akhirat, perbanyaklah bekal dan bersiap-siap menyambut 

datangnya mati, yang sewaktu-waktu menghampirinya.  

 

Malaikat maut, pernah disapa oleh Nabi  saat  ia berada dekat kepala seorang 

sahabat Anshar, tegur beliau: "Kasihanilah sahabatku, dia orang mukmin! Sahut 

malaikat: "Gembirakanlah hai Muhammad, bahwasanya aku selalu belas kasihan 

kepada setiap mukmin, demi Allah aku menyambut nyawa manusia, saat  dari antara 

keluarganya ada yang menjerit, lalu aku tanyakan: "Kenapa harus menjerit? Demi 

Allah kami tidak menganiaya dan tidak lancang mendahului ajalnya, dalam hal 

(mencabut) nyawa ini, kami tidak menyalahinya, maka jika kamu rela akan 

sunnatullah, pasti berpahala, namun  jika marah atau mengeluh, pasti berdosa.  

 

Tidak ada artinya cemoohan buat kami, kami pasti akan kembali, untuk itu berhati-

hatilah. Tiada penghuni rumah batu, atau penghuni kemah, di daratan ataupun lautan, 

kecuali semuanya dalam pengawasanku, tidak kurang dari 5x setiap harinya, hingga 

aku kenal mereka, melebihi kenal mereka terhadap dirinya masing-masing. Demj 

 

19 Tanbih al-Ghafiln 

Allah, hai Muhammad, tiada seekor nyamuk aku cabut nyawanya kecuali: seizin atau 

perintah Allah   

 

Nabi   melihat beberapa orang yang sedang tertawa terbahak-bahak, lalu Beliau 

menegur mereka: "Jika kalian memperbanyak ingat (mati) yang melenyapkan segala 

macam kelezatan, pasti tiada waktu bagi kalian untuk itu, kemudian kata beliau:  

 

Artinya:  

"Hendaklah kalian memperbanyak mengingat (mati) yang melenyapkan segala 

macam kelezatan, lalu sabda beliau pula: "Kubur yaitu  merupakan pertamanan 

surga bagi orang mukmin, dan merupakan bagian dari jurang-jurang neraka bagi 

orang kafir”?  

 

saat  Umar bertanya tentang mati kepada Ka'ab, jawabnya: "mati yaitu  seperti 

pohon duri (yang masuk) dalam tubuh manusia, setiap duri berkait dengan urat, 

kemudian ditarik sekuatnya, sehingga urat yang lemah-lemah putus, dan duri yang 

lemahpun tersisa (saat  membetur tulang keras).  

 

sebab  ngerinya mati, Sufyan Ats-Tsauri jika mengingatnya, ia tertegun atau diam 

tidak berbuat apa-apa, sampai beberapa hari, saat  dihadapkan masalah kepadanya, 

hanyalah "Tidak tahu” jawabnya.  

 

Kata orang arif: "Bagi orang yang berakal sehat, tidak patut melupakan tiga perkara, 

yaitu: 1. Kerusakan dunia dan pergolakannya, 2. Mati, 3. Afat atau kerusakan dunia 

yang tidak mungkin dihindarkan.  

 

Kata 'Ashim Al-asham: "Empat perkara yang sering dilupakan nilainya, oleh umumnya 

manusia, yaitu: 1. Nilai masa muda yang hanya dapat dirasakan oleh orang tua, 2. 

Nilai kesehatan yang hanya dapat dirasakan oleh orang sakit, 3. Nilai keselamatan 

yang hanya dapat dirasakan oleh orang yang terkena musibah atau bala, 4. Nilai hidup 

yang hanya dapat dirasakan oleh orang yang di alam kubur (orang mati)”.  

 

 

20 Tanbih al-Ghafiln 

Komentar Al-Faqih: "Keterangan ini sependapat dengan hadis yang kami sebutkan di 

atas, (yakni): "IGHTANIM KHAMSAN QABLA KHAMSIN ... (Manfaatkan lima perkara 

sebelum kedatangan lima perkara).  

 

Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash, katanya: "Ayah tidak jarang mengatakan heran 

terhadap orang yang waktu sakarat atau dihinggapi mati, kenapa tidak mau 

menjelaskannya, sekalipun dia berakal sehat dan fasih berbicara?  

 

(Alkisah) sesudah  tiba saatnya sakaratul maut, ia masih dalam keadaan sadar (berakal 

sehat), lalu kuajukan pertanyaan kepadanya: "Kenapa ayah tidak menceritakan 

tentang mati padahal dulu tidak habis-habisnya heran pada orang berakal sehat yang 

bungkam seribu bahasa menjelaskannya? Jawabnya: "Wahai anakku, mati atau maut 

yaitu  sangat mengerikan, tidak dapat disebutkan, namun  baiklah sekelumit 

kujelaskan untukmu: "Demi Allah beratnya bahuku seperti memikul sebuah gunung 

Radlwa, keluarnya nyawa seperti dari lubang jarum, seolah-olah di dalam tubuh 

tertanam pohon duri, langit merapat ke bumi dan aku dijepitnya. Wahai anakku, 

bahwasanya ada 3 periode yang dirasakan, yaitu: 1. Periode kafir, dan punya niat 

jahat akan membunuh Nabi Muhammad, aduh sangat celaka jika aku mati di saat itu. 

2. Periode hidayah, masuk agama Islam dan mencintai Nabi Muhammad, hingga 

dipercaya memimpin pasukan Islam, aduh sangat bahagia atau beruntung jika aku 

mati di saat itu. 3. Periode sibuk urusan duniawi, oleh sebab  itu akau tidak tahu 

bagaimana nasibku disisi Allah .  

 

Kata Abdullah: "Belum lagi aku bangun dari sisinya, dan ternyata beliau sudah 

menghembuskan napas terakhir di saat itu" semoga Allah mengasihinya.  

 

Kata Syaqiq bin Ibrahim: Ada 4 perkara, kebanyakan manusia sependapat dengan 

aku, namun  bertolak belakang dalam kenyataan, yaitu: 1. Pengakuan sebagai hamba 

Allah, namun  mereka membebaskan dirinya dalam kenyataan, berlaku sekehendaknya 

2. Mengakui bahwa rezeki mereka ditanggung Allah, namun  dalam kenyataan mereka 

gelisah saat  tidak memperoleh kekayaan 3. Pengakuan akhirat lebih utama, 

daripada dunia, namun  dalam kenyataan mereka sepanjang harinya, hanya, 

menghimpun harta dunia semata, 4. Pengakuan pasti mati, namun  dalam kenyataan 

berbuat sekehendak mereka seakan hidup selamanya.  

 

21 Tanbih al-Ghafiln 

 

Salman Al-Farisi mengatakan: "Ada tiga perkara yang mengherankan dan membuatku 

tertawa yaitu: 1. Berkhayal umur yang panjang, sedang maut selalu mengintainya, 2. 

melupakan maut, sedang maut tidak pernah melupakannya, 3. Suka tertawa riang, 

sedangkan nasibnya belum jelas apakah disenangi atau dimarahi oleh Allah  Dan pula 

tiga perkara lainnya, yang menyedihkan dan membuatku menangis, yaitu: 1. 

Perpisahan dengan sang kekasih, yaitu kepergian Nabi , beserta para sahabatnya dari 

dunia (wafatnya para pemuka agama), 2. Mengingat mati yang mengerikan, 3. 

Mengingat nasibku besok, apakah dimasukkan ke surga ataukah ke neraka.  

 

Rasulullah  bersabda: ”Jika hewan-hewan tahu tentang mati, seperti yang kamu 

ketahui, pasti kamu tidak akan merasakan daging hewan gemuk selamanya”. (Al-

Hadis).  

 

Kata Abu Hamid Al-Lafaf: "Tiga keuntungan bagi orang yang selalu mengingat mati, 

yaitu: 1. Cepat bertaubat, 2. Qana'ah, terhadap rezeki, tidak rakus atau tamak, 3. Rajin 

melakukan ibadat. Dan sebaliknya bagi yang melupakannya, tertimpa tiga macam 

keburukan, yaitu: 1. Menunda taubat, 2. Tidak rela atas rezeki (tamak atau rakus), 3. 

Malas beribadat (setengah ciri munafik)”.  

 

Nabi Isa dituntut oleh orang kafir untuk menghidupkan mayit orang dahulu kala, 

sebab  mereka mengira Nabi Isa hanya dapat menghidupkan mayit yang baru-baru 

saja, dan mungkin mayit itu belum mati sebenarnya. lalu kata Nabi Isa: "Boleh kau 

pilih, mana yang kau kehendaki”. Mereka pilih Sam putra Nuh . Kemudian Nabi Isa 

memenuhi tuntutan mereka, pergi ke kuburnya, melakukan salat 2 rakaat, berdoa 

kepada Allah, lalu hiduplah Sam bin Nuh  dengan izin Allah. Mereka melihatnya putih 

rambut kepala dan jenggotnya, ditanyakan kepadanya: "Kenapa rambut dan 

jenggotmu berubah, padahal saat  itu belum ada uban? Jawabnya: saat  terdengar 

panggilan keluar, aku mengira hari Kiamat telah tiba, akibatnya berubahlah rambut 

kepala dan jenggotku beruban, sebab  takutnya. Ditanyakan lagi kepadanya: "Sejak 

kapan kamu mati? Jawabnya: Sudan empat ribu tahun dan sakitnya (mati) membekas, 

hingga saat ini masih terasa.  

 

 

22 Tanbih al-Ghafiln 

Ada orang mengusulkan kepada Ibrahim bin Adham, agar memberi ceramah 

kepadanya, namun  Jawabnya: Aku sementara ini disibukkan dengan 4 perkara, yaitu: 

1. Pemikiran tentang Yaumul Miitsaag, saat Allah menentukan manusia, ini untuk 

surga dan ini untuk neraka, aku tidak tahu termasuk kelompok manakah aku ini? 2. 

Pemikiran tentang nasibku, saat  malaikat meniupkan nyawa manusia dalam perut 

ibunya, sekaligus menentukan nasib untung dan celaka, maka aku tidak tahu, 

termasuk yang manakah aku ini? 3. saat  malaikat maut datang akan mencabut 

nyawaku, ia bertanya: Ya Tuhan, digabungkan ruh-ruh Muslim, ataukah ruh-ruh Kafir, 

orang ini, aku tidak tahu jawaban Allah untukku, 4. Pemikiran tentang Firman Allah:  

 

Artinya:  

”Berpisahlah kamu pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat”. (Yaasiin 59)  

 

Aku tidak tahu termasuk kelompok mana aku berada?  

 

Kata Al-Faqih: "Berbahagialah orang yang diberi pengertian dan dibangunkan atau 

sadar dari lupanya, mau dipimpin untuk berpikir tentang urusan matinya, mudah-

mudahan Allah mengakhiri umur kami dalam kebaikan, dan mudah-mudahan kami 

memperoleh kegembiraan seperti layaknya orang mukmin saat  mati, Firman Allah:  

 

Artinya  

"Bahwasannya orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulullahNva, lalu tetap 

teguh melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan Nya, maka para malaikat akan 

datang membara khabar gambira, janganlah gentar atau sedih, dan bergembiralah 

dengan surga yang disiapkan Allah untukmu“ (Fushshilat 30)  

 

Artinya:  

"Kami pelindung dalam kehidupan dunia dan kelak di akhirat, bagi kalian apa saja 

yang dinginkan dan diminta (pasti ) ada) di dalamnya”. (Fushshilat 31)  

 

Ada 5 macam dan tingkatan berita gembira, yaitu: 1. Kepada masyarakat awam 

(umumnya orang mukmin), berupa: "Jangan merasa khawatir atau gentar, sebab  

neraka bukanlah tempat kekal bagimu, dan syafa'at para Nabi, para wali pasti datang 

kepadamu, jangan sedih atau duka atas kurangnya pahala, dan surga menjadi 

 

23 Tanbih al-Ghafiln 

kepastian bagimu, 2. Kepada pelaku ibadat atau amal yang ikhlas, berupa: "Janganlah 

khawatir tidak diterimanya amal atau ibadatmu, ataupun kurangnya pahala, bahkan 

pahalamu berlipat ganda, 3. Kepada mereka yang bertaubat, berupa: ”Janganlah 

dosa-dosamu kau risaukan, pasti diampuni, dan jangan khawatir kekurangan pahala, 

sebab  sesudah taubat amalmu pasti dibalas pahala: 4. Kepada orang-orang zuhud, 

berupa: "Janganlah khawatir mahsyar atau hisab, dan jangan pula sedih atau duka, 

pahalamu yang berlipat ganda tetap utuh, sedikitpun tidak dikurangi, dan surga 

menjadi kepastian bagimu, 5. Kepada para Ulama, berupa: "Janganlah gentar 

menghadapi hebatnya hari Kiamat, dan jangan sedih atau duka, surga yaitu  balasan 

amalmu, demikian pula orang-orang yang mengikuti lakumu.  

 

Suatu keuntungan yang sangat besar, bagi orang yang saat  sakaratul maut 

memperoleh berita gembira, sebab  hanya orang mukmin yang baik amalnyalah, yang 

memperolehnya, saat itu malaikat datang, ditanya: "Siapakah sebenarnya anda itu? 

Belum pernah kami melihat wajah seelok wajahmu, dan bau harum melebihi kamu, 

Jawabnya: "Kami yaitu  pendampingmu yang dulu selalu mencatat amalmu di dunia, 

demikian pula di akhirat kami tetap mendampingimu.  

 

Oleh sebab  itu bagi orang yang pikirannya sehat, seyogyanya, ia bangun dari 

kelengahannya dan sadar dari kelalaiannya. Ada empat perkara yang 

membuktikannya, yaitu: 1. Mengatur urusan dunia dengan qana'ah, tenang 

menghadapinya, tidak pendek akal atau waktu, 2. Urusan akhirat disegerakan, tidak 

ditunda-tunda dan perhatiannya penuh ditujukan ke sana, 3. Giat dalam urusan 

agama dengan mencari ilmu, 4. Saling menasihati dan sabar dalam hubungan 

sesama manusia.  

 

Ada 5 sifat yang dimiliki manusia pilihan, yaitu: 1. Giat dan tekun beribadat, 2. 

Bermanfaat bagi sesama manusia, 3. Tidak mengganggu sesamanya, 4. Tidak iri 

pada milik orang lain, 5. Memperbanyak bekal menghadapi mati. Ketahuilah saudara 

bahwa kamu diciptakan untuk mati, seorangpun tidak mungkin lepas darinya, Firman 

Allah: 

 

Artinya:  

” Bahwasanya kamu akan mati, demikian pula mereka juga akan mati”. (As-Zumar 30)  

 

24 Tanbih al-Ghafiln 

 

Artinya: ” Katakanlah, tiada guna kamu lari menghindari maut, jika kamu lari dari mati 

atau perang”. (AlAhsab 16)  

 

Setiap muslim wajib menyiapkan diri untuk mati, sebelum ia datang, Firman Allah:  

 

Artinya:  

Inginilah mati, jika kamu benar-benar beriman”. (Al-Bagarah 94)  

 

Artinya:  

"Mereka selamanya tidak ingin mati, sebab  tahu kejahatan dirinya, Allah Mengetahui 

orang yang berbuat aniaya ”. (Al-Bagarah 95)  

 

Dua ayat tersebut menjadi landasan bagi mukmin sejati dan ikhlas amalnya tidak 

gentar menghadapi mati, bahkan merindukannya namun  sebaliknya bagi pendusta 

atau munafik mati yaitu  sesuatu yang menakutkan, akibat ulah perbuatannya 

sendiri.  

 

Kata Abu Darda: "Aku gembira saat  fakir, sebab  hal itu merendah kepada Allah, 

dan aku gembira saat  sakit, sebab  hal itu suatu penebus dosa, dan aku gembira 

kedatangan mati, sebab  aku rindu kepada Tuhanku.  

 

Kata Ibnu Mas'ud: "Tiada seorangpun yang hidup, kecuali pasti akan merasakan mati 

dan itu lebih baik baginya, jika ia yaitu  seorang yang baik Allah berfirman:  

 

Artinya:  

” Apa yang disediakan Allah, yaitu  lebih baik bagi mereka yang berbakti”. (Ali Imran 

198)  

 

Dan jika ia pelaku keji, Allah berfirman:  

 

Artinya:  

"Bahwasanya Kami biarkan mereka bertambah dosanya, disediakan bagi mereka 

siksa yang sangat pedih ”. (Ali 'Imran 178)  

 

25 Tanbih al-Ghafiln 

 

Dari Anas bin Malik, Nabi  bersabda: "Mati yaitu  kendaraan bagi orang mukmin”.  

 

saat  Nabi  ditanya: "Manakah orang mukmin yang paling baik? Jawab beliau: ”Yang 

paling baik budi pekertinya, dan mana orang mukmin yang paling kaya? Jawab beliau: 

"Yang selalu mengingat mati dan mempersiapkan bekalnya baik-baik”. (Hadis dari 

Ibnu Mas'ud)  

 

Nabi  bersabda:  

 

Artinya:  

"Orang yang berakal sempurna ialah yang selalu meneliti kekurangan dirinya, dan 

beramal untuk bekal mati. Adapun orang yang tidak kuasa mengendalikan hawa 

nafsunya dan berkhayal ampunan dari Allah, itulah orang yang lemah pikirannya. (Al-

Hadis)  

 

 

 

  

 

26 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 3  

Tentang Siksa Kubur dan Penderitaannya  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Barrak 'Azib, katanya: Kami bersama 

Rasulullah  mengiring mayit sahabat Anshar, sesudah  sampai di kubur beliau duduk 

dan kami pun duduk di sekitarnya diam sepertinya ada burung di atas kepala kami, 

kemudian beliau mengangkat kepala seraya bersabda: "Berlindunglah kalian kepada 

Allah dari siksa kubur, diulang sampai dua-tiga kali”, lalu sabdanya pula: "Bahwasanya 

orang mukmin saat  akan mati, didatangi malaikat yang wajahnya putih seperti 

matahari, mereka duduk di depannya sambil memegang kafan surga, tidak lama 

kemudian datang pula malaikat maut duduk di sebelahnya, menyeru kepadanya: "Hai 

jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan dan keridaan Allah (kata Nabi  lalu 

rohnya mengalir keluar seperti tetesan air, ia diterima dan dimasukkan kafan, 

kemudian dibawa keluar baunya harum seperti minyak kasturi, selanjutnya dibawa 

naik. Setiap melewati kumpulan para malaikat, mereka bertanya: ”Ruh siapakah yang 

harum ini? Dijawab, ruhnya fulan bin fulan, demikian itu hingga ke langit, penghuninya 

menyambut baik kedatangan ruh tersebut. Setiap menaiki jenjangnya malaikatul 

Murqarabun mengantarkan, hingga langit ke tujuh, Allah berfirman: "Tulislah 

ketentuannya di surga 'Illiyyin!”. Lalu dikembalikan ke bumi, sebab  dari sanalah Kami 

ciptakan, dan ke dalamnya Kami pulangkan, pada saat akan Kami bangkitkan. Maka 

bergabung lagi ruh tersebut dengan jasadnya di dalam kubur, tidak lama kemudian 

datanglah malaikat (Munkar-Nakir) seraya bertanya: "Siapa Tuhanmu? Jawabnya 

Allah Tuhanku, Apa agamamu? Jawabnya: "Islam agamaku, Bagaimana 

tanggapanmu terhadap orang yang diutus di tengah-tengah kamu? Jawabnya: "Beliau 

utusan Allah, Dari mana pengetahuan itu? Aku belajar kitab Allah, iman kepadanya 

dan membenarkannya. Maka datanglah panggilan: "Betul hambaku berikan 

kepadanya hamparan dan pakaian surga, dan bukakan pintu yang menuju surga, agar 

bau dan hawanya ia nikmati, lapangkan kuburnya sejauh mata memandang, lalu 

datanglah seorang bagus atau tampan dan harum baunya seraya berkata: "Terimalah 

khabar gembira yang dulu dijanjikan Tuhan”, (Mayit) bertanya: "Siapa sebenarnya 

kamu itu? Jawabnya: "Aku ini yaitu  (jelmaan) amalmu yang baik dulu”. Kemudian 

katanya: "Ya Allah, segerakan hari Kiamat, agar aku dengan cepat dapat berkumpul 

bersama-sama keluarga dan sahabat-sahabatku”. Selanjutnya Nabi , bersabda:  

 

 

27 Tanbih al-Ghafiln 

Adapun orang kafir, saat  akan mati, didatangi malaikat yang hitam mukanya, hitam 

pula pakaiannya, mereka duduk di depannya, tidak lama kemudian datang pula 

malaikat maut duduk di sebelahnya, katanya: ”Hai ruh jahat, keluarlah menuju 

kemarahan Allah, tersebarlah ke semua anggota tubuhnya, lalu ruh dicabut, seperti 

mencabut besi dari bulu basah, urat dan ototnya putus-putus, ia diterima dan 

dimasukkan kain hitam, dibawa keluar, baunya basin bangkai, lalu dibawa naik. Setiap 

melewati kumpulan malaikat mereka bertanya: Ruh jahat siapakah yang bau busuk 

itu? Jawabnya, dengan sebutan yang sangat jelek: Ruh fulan bin fulan "hingga 

terdengar ke langit, akan masuk tapi pintu tidak dibukakan, (lalu Nabi membaca ayat):  

 

Artinya:  

sekali-kali tidak akan dibukakan pintu-pintu lansir buat mereka, dan tidak dapat masuk 

surga (kecuali jika ada) onta bisa masuk kepada lubang jarum (hal ini tidak mungkin). 

Demikianlah balasan orang-orang yang salim”. (Al-A'raf 40)  

 

Lalu perintah Allah: "Tulislah ketentuannya di Sijjin, terlemparlah ruh itu, Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Barang siapa menyekutukan Alah, tidak bedanya seperti terjun dari langit lain 

disambar burung besar, atau dibanting angin ke jurang curam sejauhnya”. (Al-Hajj 31)  

 

Kemudian ruh melekat lagi ke tubuhnya di dalam kubur, tidak lama lagi datang 

malaikat (Munkar-Nakir) memegangnya dan menggertak: "Siapa Tuhanmu? 

Jawabnya: Aku tidak kenal, Apa agamamu? Aku belum mengenalnya, Bagaimana 

tanggapanmu terhadap orang yang diutus di tengah hidupmu? Itu pun aku tidak kenal, 

Maka datanglah seruan keras: "Dusta dia, hamparkan dan bukakan pintu neraka 

baginya, lalu terasalah hawa panasnya, kubur mengempit dan hancurlah tulang 

rusuknya, tidak lama kemudian datang seorang bermuka buruk, basin baunya, seraya 

menggertak: "Sambutlah hari buruk bagimu, saat yang dulu kamu membantahnya 

saat  diperingatkan, ditanyalah kepadanya: "Siapakah kamu ini? Jawabnya: "Aku 

yaitu  laku jahatmu”, katanya, Ya Tuhan, tunda dulu hari Kiamat, jangan keburu hari 

kiamat”.  

 

 

28 Tanbih al-Ghafiln 

Al-Faqih, Rasulullah  bersabda: "Bahwasanya orang mukmin dikunjungi malaikat yang 

memegang sutra berisi minyak kasturi (di waktu sakaratul maut), ia mencabut ruhnya 

sangat pelan, seperti mengambil rambut dari dalam adunan, seraya menyeru:  

 

Artinya: "Hai jiwa yang tenang, pulanglah ke hadirat Tuhanmu dengan hati puas dan 

diridai Tuhan”. (A-Fajr 27-28) Pulanglah dengan rahmat dan rida Allah, saat  ruh 

keluar terus diletakkan pada minyak kasturi dan bunga-bunga, dibungkus sutra dan 

diunjukkan ke surga 'Illiyyin”.  

 

namun  untuk orang kafir (saat  sakaratul maut) malaikat membawa kain bulu berisi 

api, lalu dengan sekerasnya ruh dicabut dari tubuhnya, dan dikatakan padanya: ”Hai 

jiwa yang jahat, keluarlah menuju kemarahan Tuhan, menuju tempat terhina dan 

siksaNya. Sesudah keluar, ruh tersebut diletakkan di atas bara api mendidih, dilipat 

dan dibawa ke neraka Sijjin”. (Al-Hadis) Hadis diriwayatkan Abu Ja'far dengan 

sanadnya Abdullah bin Umar ikatanya: Seorang mukmin saat  masuk kubur, menjadi 

luaslah kuburnya sampai 70 hasta, bunga-bunga harum bertaburan, sutra 

dihamparkan baginya, sedikit hafalan dari Alquran menjadi penerang baginya seperti 

cahaya matahari, layaknya seperti pengantin baru, tiada seorangpun yang berani 

membangunkan dari tidurnya kecuali sang kekasih (demikianlah nikmatnya).  

 

namun  untuk orang kafir, kubur menjadi sempit dan hancurlah tulang rusuk ditelannya, 

ular sebesar leher unta menghampirinya dan menyabit-nyabit dagingnya sampai 

hanya tinggal tulangnya, Malaikat yang buta tuli lagi bisu memukulnya dengan gada 

besi, jeritannya tidak didengar dan keadaannya tidak dilihat, ditambah lagi setiap pagi 

dan sore hidangan siksa api neraka untuk-nya.  

 

Sehubungan dengan itu Al-Faqih menegaskan: "Barang siapa menghendaki selamat 

siksa kubur, maka lakukanlah 4 perkara secara rutin atau langgeng, dan lenyapkanlah 

4 perkara: yaitu, 1. Salat 5 waktu, 2. Banyak bersedekah, 3. Selalu membaca Alquran, 

4. Banyak bertasbih .  

 

Sedangkan 4 perkara lainnya ialah: 1. Dusta, 2. Khianat, 3. Ady domba, 4. Menyisakan 

air kencing“.  

 

 

29 Tanbih al-Ghafiln 

Rasulullah  bersabda: "Empat perkara dibenci Allah, yaitu: ”1. Main-main saat  salat, 

2. Bergurau di tengah-tengah baca Alquran, 3. Berkata keji saat  puasa, 4. Tertawa-

tawa di kuburan”.  

 

Pesan Muhammad bin As-Samak saat  melihat kubur: "Janganlah tenang dan 

diamnya kubur, membujuk anda, tidak sedikit orang bingung di dalamnya, dan 

janganlah ratanya kubur, menipu anda, sebab  di dalamnya terdapat perbedaan yang 

menyolok, antara penghuni satu dan lainnya. Maka bagi akal sehat, sebaiknya sering 

memikirkan sebelum masuk ke dalamnya. Seperti yang dinyatakan Sufyan Ats-Tsauri: 

"Barang siapa sering memikirkan tentang kubur, pasti dia memperoleh kebun-kebun 

surga, namun  bagi yang melupakannya, pasti terjerumus ke jurang neraka”.  

 

Peringatan S. Ali bin Abi Thalib saat  berkhotbah: "Hai sekalian manusia, pikirkanlah 

maut yang tidak mungkin menghindarimu, di mana saja kau berada ia pasti 

menghampirimu, kamu lari, dia mengejarmu, ia selalu terikat pada ubun-ubunmu, lalu 

sebaiknya: carilah jalan selamat (diulang 2x) dan cepatlah, kubur di belakangmu 

selalu mengejar, Ingatlah: terkadang kubur itu merupakan kebun-kebun surga, atau 

jurang-jurang neraka, setiap hari ia memperingatkan kita: "Aku yaitu  rumah gelap, 

tempat sunyi dan rumah ulat-ulat”. Pikirkanlah: Sesudah itu, kamu masuk hari yang 

lebih menggiriskan, anak kecil menjadi beruban, orang tua menjadi bingung seperti 

mabuk, para ibu lupa bayi (yang disusui)nya, kaum wanita hamil, langsung gugur 

kandungannya, suatu kenyataan yang sulit diingkarinya, mereka bukan mabuk akibat 

minuman keras, namun  siksa Allah yang dahsyat lagi menggiriskan. Dan pikirkan sekali 

lagi: "Sesudah itu, akan terjadi kobaran api neraka yang sangat panas lagi curam, 

besilah perhiasannya, darah bercampur nanah yang mengalir darinya, jauh dari 

rahmat Allah. Sehubungan dengan itu menangislah orang-orang Islam, katanya: "Di 

samping itu terdapat surga seluas langit-bumi, bagi orang yang bertakwa”. Mudah-

mudahan Allah menyelamatkan kita dari azab yang pedih, dan memasukkan kita ke 

dalam surga kenikmatan. Amin”.  

 

Usavid bin Abdurahman berkata: "Aku memperoleh khabar, bahwa: "Seorang mukmin 

yang meninggal, waktu dibawa (dalam pendoso) berkata: "Cepatkan membawaku ini”, 

dan sesudah  masuk kubur, tanahnya bicara: "Aku senang saat  kamu hidup di atasku, 

dan lebih senang lagi sesudah  kamu masuk perutku”. namun  saat  yang mati orang 

 

30 Tanbih al-Ghafiln 

kafir, katanya (dalam pendusa): ”Pulangkanlah aku ini” dan sesudah  masuk kubur, 

tanahpun mengomel: "Sejak dulu aku benci kepadamu, saat  kau hidup di atasku, 

lebih-lebih sesudah  mati tidak habis-habisnya aku membencimu”.  

 

Tampak S. Usman bin Afan menangis sewaktu berdiri di atas kubur, ditanyakan 

kepadanya: "Kenapa anda menangis sebab  kubur, padahal saat  diterangkan surga 

dan neraka Anda tidak menangis?” Utsman menjawab, Rasulullah  bersabda: "Kubur 

yaitu  tempat awal bagi akhirat, jika seseorang selamat di kubur, maka harapan baik 

baginya, sebab  sesudah itu ringan baginya, namun  jika seseorang celaka di kubur, 

maka pertanda buruk, sebab  sesudah itu sangat berat baginya”.  

 

Kata Abdul Hamid bin Mahmud Al-Maghuli: "Aku sedang duduk bersama Ibnu Abas, 

lalu datanglah rombongan, bertanya kepadanya: ”Kami jamaah Haji, salah seorang di 

antara kami ada yang mati di daerah Zatish-Shifah, lalu kami mengurusnya, dan 

sewaktu menggali kubur, ada ular melingkar di dalamnya, kemudian pindah kubur lain, 

ternyata ada ularnya pula (hal itu) kami lakukan sampai 3x tetap ada ularnya, lalu apa 

yang kami lakukan terhadap mayit itu? Kata Ibnu Abas: "Itulah amal perbuatan mayit 

saat  di dunia, sebaiknya kuburlah ular itu, demi Allah Jika bumi ini kau gali semua, 

pasti kau temukan ular di dalamnya”. Lalu pulanglah mereka selesai menanam mayit 

tersebut dan mengembalikan barang bawaan (haji)-nya kepada keluarganya, mereka 

bertanya tentang amal perbuatannya. Jawab istrinya: "Dia penjual gandum dalam 

karung, untuk makan sehari-harinya, dia ambilkan dari karung tersebut, dan 

menggantinya dengan tangkai-tangkai gandum, seberat gandum yang dimakan 

sehari.  

 

Al-Faqih dalam ulasannya tentang kisah tersebut mengatakan bahwa, 'Khianat yaitu  

penyebab salah satu dari siksa-siksa kubur, dan kenyataan yang mereka saksikan 

yaitu  berupa peringatan, agar kita tidak mudah khianat. Dikatakan bahwa setiap hari 

bumi menyeru kita, sebanyak 5x, seruannya demikian: 1. Hai umat manusia, kalian 

hidup, berjalan di atas punggungku, dan ke dalam perutkulah kalian mati atau 

dikembalikan. 2. Hai umat manusia, kalian makan di atasku, dan di dalam perutku 

kalian dimakan ulat, 3. Hai umat manusia, kalian bersenang-senang di atasku. uan di 

dalam perutku kalian akan menangis, 4. Hai umat manusia, di atas punggungku kalian 

 

31 Tanbih al-Ghafiln 

bersorak sorai, dan bersedih di dalam perutku. 5, Hai umat manusia di atas 

punggungku kalian berbuat maksiat, di dalam perutku kalian disiksa.  

 

Amr bin Dinar bercerita: Seseorang dari penduduk madinah punya saudara wanita di 

sebelah kota, dia sakit, tidak lama kemudian mati, sesudah ditanam, ia pulang teringat 

sesuatu dalam kantong yang jatuh atau tertanam ke dalam kubur, lalu dengan bantuan 

penduduk setempat, kubur saudaranya digali lagi, dan sesuatu yang ikut tertanam itu 

dapat diketemukan, namun  kemudian ia membuka sedikit lahad saudaranya, terlihatlah 

api menyala, dan diratakan tanahnya (ditanam kembali), sesudah itu ia pulang 

menanyakan kepada ibunya: Apakah yang dilakukan saudaraku saat  hidupnya? 

Jawabnya: Kenapa kamu bertanya tentang itu, padahal ia telah mati? Ia terus 

mendesak, dan akhirnya Ibu itu memberitahukan bahwa: Ia selalu mengakhirkan 

waktu salat, melengahkan kesucian, dan mengadu domba sesama tetangga. itulah 

akibatnya ia disiksa dalam kuburnya. Oleh sebab nya, Barang siapa menghendaki 

selamat dari siksa kubur, maka hindarkanlah penyakit adu domba (baik sesama 

tetangga atau orang lain).  

 

Kata Al-Barak bin 'Azib: Nabi  bersabda: saat  orang Islam ditanya dalam kubur, 

maka ia mengakui bahwa tiada Tuhan yang lain kecuali Allah, dan Nabi Muhammad 

yaitu  hamba dan utusanNya demikian itu Firman Allah:  

 

Artinya:  

 

"Allah mengokohkan orang-orang Yang beriman dengan ucapan yang kokoh dalam 

hidupnya di dunia dan di akhirat... (Ibrahim 27)  

 

Kekokoh-teguhan orang mukmin akan dialami dalam menghadapi tiga fase, yaitu: 1. 

Fase melihat malakul maut, 2. Fase menjawab pertanyaan Munkar-Nakir, 3. Fase 

menghadapi perhitungan amal di hari Hisab.  

 

Adapun perincian tiga fase tersebut di atas ialah sebagai berikut:  

1. Fase melihat malakul maut,  

a. Terpelihara dari kekafiran, dan taufik beristIqamah dalam tauhid, nyawa keluar dia 

tetap Islam.  

 

32 Tanbih al-Ghafiln 

b. Malaikat menyenangkannya dengan rahmat.  

c. Ditunjukkan tempat kediaman (surga)nya.  

 

2. Fase kubur atau menjawab pertanyaan Munkar-Nakir,  

a. Jawaban dengan ilham yang diridai Allah.  

b. Tiada rasa gentar atau takut.  

c. Bukannya di kubur, namun  di kebun surga.  

 

3. Fase perhitungan amal (yaumul -Hisab),  

a. Semua pertanyaan dijawab benar dengan ilham Allah.  

b. Perhitungannya ringan (mudah).  

c. Semua dosa dan kesalahannya diampuni.  

 

namun  setengah Ulama lainnya, menyebutkan adanya empat fase, yaitu: ”1. Fase 

maut, 2. Fase kubur, 3. Fase perhitungan, 4. Fase shirar, lewat di atasnya seperti 

kilat”.  

 

BERBAGAI PENDAPAT ATAU JAWABAN BENTUK PERTANYAAN KUBUR 

Seandainya ada orang bertanya tentang pertanyaan kubur, seperti apa bentuknya? 

Maka ikutilah pendapat atau jawaban para Ulama berikut ini:  

 

1. Setengahnya mengatakan bahwa: pertanyaan ditujukan pada ruh atau jiwanya, 

saat  itu jiwa masuk raga, hanya sampai batas dada.  

 

2. Setengah lainnya mengatakan: Ruh atau jiwa berada di antara raga dan kafan 

pembungkus, dan tentang pertanyaan kubur, hendaknya diterima dengan penuh 

iman, tanpa banyak bicara atau debat tentang kaifiyahnya.  

 

Ada dua faktor penyebab yang membuatnya dia membantah tentang hal itu, yaitu:  

a. Pertanyaan kubur, tidak masuk akal, sebab  bertentangan dengan sunnatullah atau 

hukum alam.  

b. Tiadanya bukti atau dalil bahwa: pertanyaan kubur diterima akal sehat dan sejalan 

dengan hukum alam.  

 

 

33 Tanbih al-Ghafiln 

Kemudian jika kedua faktor tersebut di atas dijadikan tempat berpijak, untuk 

membantah atau menolak adanya pertanyaan kubur, maka berarti ia bukan orang 

agama, sebab  orang beragama (Islam) atau beriman, dituntut oleh Imannya, 

mengakui adanya kenabian dan mukjizat. Para Nabi mulai dari Nabi Adam hingga 

Nabi terakhir Muhammad  yaitu  manusia biasa dan bertabi'at sama, namun  mereka 

mempunyai keistimewaan yang bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam, 

bukan hanya mukjizatnya saja, seperti tongkat menjadi ular, tongkat membelah lautan, 

tongkat menyumberkan air dari batu yang dipukul bagi Nabi Musa, api mendingin bagi 

Nabi Ibrahim, menghidupkan orang mati bagi Nabi Isa dan lain-lain yang kesemuanya 

itu akal manusia waras tidak sanggup menelannya. Akan namun  kenabian pun 

bertentangan dengan tabiat alam, sebab  wahyu yang mereka terima terkadang 

langsung dari Allah lewat mimpi, atau lewat perjumpaan dengan malaikat, dan tidak 

segala umat manusia mampu menerima wahyu (binasa sebab nya menurut hukum 

alam), namun  sekali lagi para Nabi yaitu  manusia terpilih, manusia kuat dan tangguh.  

 

Mengenai bukti atau dalil tentang adanya pertanyaan kubur sudah cukup memadai 

dari hadis-hadis Nabi yang telah dimuat dalam kitab ini, hal itu yaitu  merupakan 

landasan kuat untuk berpijak bagi orang yang mau beriman.  

 

Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Barang siapa berpaling dari peringatanKu, maka kehidupan yang sempit akan 

menimpanya (termasuk siksa atau pertanyaan kubur) dan kelak di hari Kiamat Kami 

kelompokkan dalam keadaan buta”. (Thaa haa: 124)  

 

Dan bukti atau dalil tentang hal itu, Firman Allah dalam Alquran Ibrahim 27:  

 

Kata Al-Faqih, dengan sanadnya dari Sa'id bin Musayyab, dari Umar , Rasulullah  

bersabda: "saat  mukmin masuk kubur, datanglah dua malaikat mengujinya, 

mendudukan dan mengajukan pertanyaan kepadanya, padahal ia masih mendengar 

serakan sandal (pengantarnya) saat  pulang (dari melawat jenazah nya). Lain kedua 

malaikat tersebut bertanya: "Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? dan Siapa Nabimu? 

Jawabnya: ”Allah Tuhanku, Islam agamaku, dan Muhammad & Nabiku. Kata mereka 

 

34 Tanbih al-Ghafiln 

berdua: ”Yang mengokohkan kamu pada ucapan itu yaitu  Allah, kamu boleh tidur 

nyenyak. Demikian arti firman Allah (Alquran S. Ibrahim 27). Dan sebaliknya bagi 

mereka yang aniaya, Allah tidak menunjukinya dengan taufikNya (mereka 

disesatkan), hingga mereka saat  ditanya oleh kedua malaikat: "Siapa Tuhanmu? 

Apa agamamu? dan siapa Nabimu? jawaban orang kafir atau munafik: "Tidak tahu”. 

Lalu keduanya menirukan jawaban: "Tidak tahu? Terimalah pukulan gada Ini, maka 

dengan pukulan mereka berdua, ia menjerit, semua makhluk mendengar suara 

jeritannya, kecuali manusia dan jin. (Al-Hadis).  

 

Dari Abu Hazim: kata Ibnu Umar  Rasulullah  bersabda: “Apa yang kau lakukan, hai 

Umar, saat  malaikat berdua (MunkarNakir) datang mengujimu di kubur, rupanya 

hitam semu biru, siungnya mengguris bumi, panjang rambutnya, suaranya sekeras 

petir, matanya seperti kilat menyambar? Umar balik bertanya: ”Ya Rasulullah, 

sadarkah pikiranku (saat itu) seperti sekarang ini? Beliau menjawab: "Ya, (sadar 

seperti sekarang), sahutnya. Kalau begitu saya atasi keduanya dengan izin Allah  kata 

beliau: "Bahwasanya Umar yaitu  orang yang diberi taufik”. (Al-Hadis)  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah: Nabi .bersabda: "Tiada 

seorang mayit, kecuali ia mendengkur dan segala hewan mendengar dengkurannya 

kecuali manusia. Jika mereka dengar pasti pingsan. Lalu saat  diantar ia berbicara: ” 

Cepatkan aku, kalau kalian tahu balasan amal baik di depanku pasti kalian mengantar 

aku secepatnya”. Yang demikian itu, bagi orang yang baik atau shalih, namun  bagi 

orang jahat, ia bicara: "Jangan terburu-buru, kalau kalian tahu bahaya mencekam di 

depanku, pasti kalian lambatkan mengantarku. Sesudah masuk kubur, datanglah dua 

malaikat yang hitam semu biru dari arah kepalanya, lalu ibadat atau salatnya berkata: 

Jangan datang dari arahku, sebab  terkadang semalaman ia jaga, mengkhawatirkan 

hal seperti ini. Mereka datang dari kakinya, lalu ditolak oleh ketaatan kepada kedua 

orang tuanya: "Jangan lewat arahku, sebab  ia berjalan tegak, mengkhawatirkan hal 

seperti ini. Mereka datang lewat kanannya, lalu sedekahnya melarang: Jangan lewat 

arahku, ia bersedekah, mengkhawatirkan hal seperti ini. Mereka melewati kirinya, lalu 

puasanya mencegah pula: Jangan melewati aku, sebab  ia lapar-dahaga, 

mengkhawatirkan hal seperti ini. Kemudian ia dibangunkan dan ditanya: "Tahukah 

orang yang menyampaikan ajaran kepadamu, katanya: siapa dia? Yaitu Nabi 

Muhammad  Jawabnya: "Aku bersaksi bahwa ia Rasulullah  Kata mereka berdua: 

 

35 Tanbih al-Ghafiln 

Kamu hidup menjadi orang mukmin, mati mukmin, lapanglah kuburnya dan terbukalah 

keramah Allah baginya. Marilah kita mohon taufik dan benteng dari Allah, mohon 

perlindungan dari nafsu sesat lagi menyesatkan serta terlena, mohon perlindungan 

dari siksa kubur, sebagaimana Nabi  berlindung darinya.  

 

Dari 'Aisyah katanya: Semula aku tidak mengerti tentang adanya siksa kubur, sampai 

wanita yahudi datang minta sesuatu kepadaku, sesudah  kuberi (sesuatu) ia 

mendoakan aku. Mudah-mudahan Allah menyelamatkan aku dari siksa kubur”.. Aku 

menyangka ucapannya itu hanyalah tipuan yahudi, akhirnya hal itu saya sampaikan 

kepada Nabi .Kata beliau: "Bahwasanya siksa kubur yaitu  benar, dan setiap muslim 

harus berlindung darinya, menyiapkan bekal amal baik secukupnya, sebab  Allah 

masih memudahkan amal baik selama ia hidup di dunia, nanti kalau sudah masuk 

kedalam kubur, amal baik sedikitpun tidak diperkenankan Allah, sekalipun ia ingin 

melakukannya, tinggal penyesalan saja yang ada. Maka bagi akal sehat, hendaknya 

berpikir tentang hal itu (orang mati), mereka yang sudah mati sangat menginginkan 

(kalau bisa) melakukan salat 2 rakaat, menyebut kalimat ”Lailaaha illallah” 1x, 

bertasbih 1x, namun  semua itu tidak diperkenankan.  

 

Kemudian mereka sangat mengherankan manusia yang masih hidup: ”Kenapa hari-

hari yang berharga itu disia-siakan buat bermain-main yang tak berarti dan terlena 

(lupa diri)? Hai saudaraku, jangan sia-siakan hari-hari hidupmu, sebab  itu yaitu  

pokok kekayaanmu, kamu dengan mudah mengumpulkan keuntungan sebesar-

besanya, jika menghargai pokoknya. Nanti akan tiba saatnya kamu tidak dapat 

melakukan hal itu (sesudah mati), sekalipun kamu sangat menginginkannya (yaitu 

beriman, beramal dan beribadat kepada Allah ).  

 

Akhirnya, marilah kita berdoa memohon taufik kepada Allah mempersiapkan bekal 

yang mencukupi di waktu sangat hajat agar tidak menyesal di kemudian hari, dan 

memohon agar dimudahkan saat  sakaratul maut, dan di kubur, Amin YaaRabal 

'aalamiin. Bahwasanya Dia Maha Pengasih, Maha Mencukupi dan sebaik-baik yang 

diserahi, tiada kekuatan dan daya upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang 

Tinggi lagi Agung.  

  

 

36 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 4  

Tentang Hari Kiamat, Dahsyat dan Ngerinya  

 

Al-Faqih meriwayatkan dengan sebuah hadis dari 'Aisyah .. . Katanya: "Ya Rasulullah, 

apakah pada hari kiamat kelak seseorang teringat pada kekasihnya? Jawab beliau: 

Dalam menghadapi tiga perkara seseorang tidak teringat kekasihnya, yaitu: "1. Saat 

ditimbang amalnya, baik berat ataupun ringan, 2. Saat menerima dokumen (catatan) 

amalnya, baik dari sebelah kanannya atau dari sebelah kirinya, 3. Saat munculnya 

ular naga dari neraka, lalu mengepung mereka ujarnya: "Tugasku mencekam tiga 

macam, yaitu: 1. Orang yang menyekutukan Allah, 2. Orang yang menentang 

kebenaran, berlaku kejam dan aniaya, 3. Orang yang tidak percaya adanya yaumul 

hisab.  

 

Mereka diterkam dan dilemparkan ke jahanam, yang di atasnya terpampang shirat 

halus melebihi rambut, tajam melebihi pedang, di kanan kirinya terdapat bantolan dan 

duri-duri. Orang yang melewatinya bermacam-macam, ada yang secepat kilat, angin 

kencang, ada yang selamat, ada yang dicantol duri, dan ada pula yang tergelincir dan 

masuk jurang jahanam.  

 

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: "Antara dua tiupan trompet Israfil 

diperkirakan berjarak 40 tahun, (pertama mematikan kedua membangkitkan) lalu Allah 

datangkan hujan seperti sperma (mani laki-laki), kemudian manusia hidup lagi seperti 

tanaman semi.  

 

Juga Rasulullah, bersabda: ” saat  penciptaan langit bumi selesai, lalu Allah ciptakan 

trompet dan langsung diberikan kepada Israfil, kemudian ia tempelkan pada mulutnya 

dan memandang Arsy, siap menerima tugasnya. Tanyaku (Abu Hurairah): Ya 

Rasulullah, bagaimana bentuk trompetnya? Jawab beliau: "Bentuknya seperti tanduk 

mengkilat”, lalu besarnya? Sebesar langit-bumi (luas bulatannya) demi Allah Yang 

mengutusku jadi Nabi. Ja akan meniupkannya 3x, yaitu: 1. Tiup Faza untuk 

menakutkan, 2. Tiup Lish-Shagi untuk membinasakan, 3. Tiup Ba'ats untuk 

membangkitkan. Firman Allah:  

 

Artinya:  

 

37 Tanbih al-Ghafiln 

"Saat terompet ditiup terkejut, dengarlah semua (makhluk) yang di langit-bumi, kecuali 

yang dikehendaki Allah dan mereka datang dengan merunduk”. (An-Naml: 87)  

 

Dan saat bumi goncang. manusia seperti mabuk, setiap anak kandungan ibunya 

berguguran, setiap anak susuan dibiarkan tertinggal, anak yang sedikit besar menjadi 

beruban, setan lari tunggang langgang, hal itu tidak sebentar masa berlakunya, hingga 

Israrafil meniup terompet yang kedua kalinya: Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Hai umat manusia, takutlah kepada Tuhanmu, bawasasanya goncangan hari Kiamat 

yaitu  suatu perisiwa yang sangat dahsyat”. (Al Hajj 1)  

 

Artinya:  

"Ingatlah, saat kau lihat goncangan itu, lupalah setiap wanita yang menyusui anaknya, 

berguguranlah setiap wanita hamil, dan kau lihat pula manusia menjadi mabuk 

keadaannya, sebenarnya mereka tidaklah mabuk, tapi akibat dahsyamya siksa Allah". 

(Al-Hajj 2)  

 

Artinya:  

“Terompet Israfil ditiupkan, lalu binasalah makhluk) yang di langit dan di bumi. kecuali 

yang dikehendaki (hidup) oleh Allah. dan pada tiupan kedua kalinya. tiba-tiba mereka 

bangun, berdiri menunggu keputusan Allah”. (As-Zumar 68)  

 

Mereka yang tetap hidup (dikecualikan dalam ayat tersebut) orang-orang mati syahid. 

Dan menurut lainnya yaitu : Mikail, Israfil dan malaikat maut, mereka ditanya oleh 

Allah: "Siapa makhlukKu yang masih hidup? Jawabnya: Tuhan Engkaulah Yang Hidup 

kekal, sedang saat ini yang belum mati yaitu : Jibril, Mikail, Israfil, Penanggung jawab 

'Arasy dan aku, lalu malakul maut ditugaskan membinasakan mereka”.  

 

Sedangkan menurut riwayat Muhammad bin Ka'ab, dari seseorang (sahabat) dari Abu 

Hurairah : "Bahwasanya Allah berfirman: ”Matilah Jibril, Mikail, Israfil dan Penanggung 

jawab 'Arsy, kemudian FirmanNya: ”Hai Malakul maut, siapa makhlukKu yang masih 

hidup? Jawabnya: "Engkaulah Yang Hidup Kekal, dan sementara ini hambaMu yang 

lemah (yakni) Malakul maut”. Lalu: "Hai Malakul maut, dengarkah Firman Ku?:  

 

38 Tanbih al-Ghafiln 

 

Artinya: "Setiap jiwa pusti merasakan maut atau mati”.  

 

dan matilah engkau, sebab  engkau setengah dari hambaku pula, engkau yaitu  

petugasKu. Maka matilah ia.  

 

Riwayat lain menyebutkan bahwa: "saat  ia diperintah mencabut ruhnya sendiri, ia 

pergi ke suatu tempat (antara surga dan neraka), maka dicabutlah ruhnya sendiri, 

seraya menjerit, seandainya ada makhluk lain yang masih hidup, mendengar 

jeritannya pasti binasa, katanya: "Jika aku mengetahui sakitnya mati, pasti akan lebih 

pelan lagi aku mencabut ruhruh orang mukmin.  

 

Lalu Allah berfirman kepada dunia: "Dimanakah para raja dan putranya, raksasa dan 

anaknya, yang menyembah selain Aku, padahal ia makan rezeki dariKu?  

 

Artinya:  

Kepunyaan siapa kerajaan di saat ini?”  

 

Tiada satupun yang bisa menjawab, kecuali jawaban Allah sendiri.  

 

Artinya: ". Hanya kepunyaan Allah Yang Esa lagi Menang”. (Ghafir 16)  

 

Selanjutnya Allah perintahkan langit menurunkan hujan seperti sperma selama 40 

hari, hingga setinggi 12 hasta genangan air di atas bumi, lalu tumbuhlah makhluk 

seperti semula bagaikan tumbuhnya sayuran. FirmanNya: "Hidup kembali, hai Israfil 

dan Penanggung Arsy, lalu hiduplah mereka berdua, dan Israfil disuruh menempelkan 

terompetnya pada mulut. Berikutnya Allah memerintahkan hidup kepada Jibril dan 

Mikail, sesudah itu ruh-ruh lainnya dihidupkan kembali lewat tiupan terompet Israfil, 

mereka (ruh-ruh) itu memenuhi langit-bumi dan satu persatu masuk ke dalam wadah 

atau raganya masing-masing lewat hidung, dan bersemilah bumi (menumbuhkan 

mereka).  

 

Kata Nabi :” Akulah orang yang pertama keluar dari bumi”. Adapun keterangan Nabi 

dalam hadis lain yaitu  sebagai berikut: "Bahwasanya saat  Jibril, Mikail dan Israfil 

 

39 Tanbih al-Ghafiln 

dihidupkan kembali, maka pergilah mereka menuju makam Nabi  dengan buraq dan 

perhiasan surga untuk beliau, maka bumi terbuka bagi beliau. Sabdanya: Hai Jibril 

hari apakah ini? Jawabnya: "Hari Kiamat, yang pasti, dan yang menggetarkan. Lalu di 

mana dan bagaimana nasib umatku? Jawabnya: Terimalah berita gembira, sebab  

anda yang pertama keluar dari bumi. Kemudian Israfil ditugaskan meniup 

terompetnya, dan bangunlah mereka semua menghadapi kenyataan (kembali kami 

meneruskan hadis Abu Hurairah) lalu manusia keluar dari kubur masing-masing 

telanjang bulat, menuju Tuhannya, sehingga kering air matanya, akibat menangis, 

darah dan peluh membasahi tubuhnya hingga ke mulut. Mereka dengan terburuburu 

menuju mahsyar memenuhi panggilan Tuhan, mereka itu terdiri dari manusia, jin dan 

lain-lain, saat  berkumpul, turunlah malaikat-malaikat sebanyak penduduk bumi, 

mereka berbaris dan bertanya: "Adakah dari antara kalian yang membawa surat 

perintah hisab? Jawabnya: Tidak ada, lalu turun Pula ahli langit kedua dan berbaris, 

terus turun lagi yang ketiga dan berbaris, dan terus menerus hingga ahli langit ketujuh, 

mereka malindungi penghuni bumi.  

 

Al-Faqih: Bahwasanya Allah memerintah langit dunia terbuka, dan keluarlah para 

malaikat dari dalamnya, dan turunlah ke bumi, selanjutnya berturut-turut langit kedua, 

ketiga dan sampai langit ketujuh, mereka berbaris sampai tujuh barisan Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Hai sekalian jin dan manusia, jika kalian mampu menembus langit-bumi, tembuslah, 

dan kalian tidak mungkin mampu menembusnya, kecuali dengan kekuatan”. (Ar-

Rahman 33)  

 

Artinya:  

"Di saat terbelahnya langit dengan awan, dan turunnya para malaikat dengan 

sesaat ”. (AM Furgan 25)  

 

Dari Abu Hurairah, Nabi  bersabda:” Bahwasanya Allah berfirman: "Hai sekalian jin 

dan manusia, Kuperingatkan bahwa yang ditulis dalam lembaran hanyalah amalmu, 

Barang siapa melihat kebaikan terdapat di dalamnya, panjatkanlah puji syukur kepada 

Allah, dan jika bukan itu, maka jangan salahkan yang lain, kecuali dirimu sendiri. 

Keluarlah hewan panjang mengkilat menakutkan dari Jahannam, lalu Firman Allah:  

 

40 Tanbih al-Ghafiln 

 

Artinya:  

”Bukankah suduh Kuperintahkan agar kamu (manusia): Tidak menuruti setan? sebab  

ia yaitu  musuh yang nyata”. (Yasin 60). Sembahlah Aku, inilah jalan yang benar 

(Yasin 61). Sungsuh setan telah menyesatkan manusia sebangsamu, tidak 

berpikirkah kamu (Yasin 62). JahannaAllah yang pernah diancamkan kepadamu 

(Yasin 63). Tiba saatnya kamu terjerumus ke dalamnya, akibat kekafiranmu (Yasin 

64).  

 

Di saat itu bertekuk lututlah semua umat, Kuman Allah:  

 

Artinya:  

 

"Di saat itu, kau lihat setiap umat bertekuk baru, setiapnya dipanggil supaya melihat 

catatan amalnya. Dan saat kamu menerima balasan amal pekerjaanmu. (Al-Jaatsiyah 

28)  

 

Lalu semua makhluk diberi keputusan oleh Allah, sampai antar hewan buas dan 

ternak, bahkan domba yang bertanduk dituntut balas oleh yang tidak bertanduk, lalu 

menjadi debulah semua hewan. Pada saat itulah orang kafir berkata: "Alangkah 

baiknya sekira dulunya tanah saja” (An-Naba 40).  

 

Nafi dari Ibnu Umar , katanya: "Nabi , bersabda: "Di Hari Kiamat manusia dihimpun 

dalam keadaan telanjang seperti baru lahir dari kandungan ibunya, Tanya Siti 'Aisyah: 

"Pria bersama wanita: Jawab beliau: "Ya, Kemudian ia bertanya lagi: "Alangkah 

hinanya, kemaluanku, sebagaimana manusia melihat setengah yang lain. Jawab 

beliau seraya menepuk bahunya: Hai Putri Abu Bakar, saat itu manusia sangat sibuk, 

tiada kesempatan melihat itu, pandangan mereka tertuju ke langit, menunggu 

pengadilan Tuhan, selama 40 tahun tidak makan, dan tidak minum, Peluh mereka ada 

yang sampai ke tumit, betis, perut dan ada pula yang sampai mulut, akibat lamanya 

berdiri. Para malaikat berdiri mengelilingi 'Arsy, lalu nama seseorang dipanggil oleh 

Allah seruan Nya: Fulan bin fulan”. Semua hadirin memperhatikan, dan datanglah 

orang itu menghadap Tuhannya, segeralah ia diadili, siapa saja yang pernah dianiaya 

olehnya datang menuntut balas, diambillah amal baiknya untuk menggantikan 

 

41 Tanbih al-Ghafiln 

aniayanya (diberikan kepada orang yang dianiaya) demikianlah, saat emas, perak 

(uang, atau harta) dan lain-lain tidak berlaku untuk pembayaran yang sah. Amal 

baiknya terus dikuras, untuk membayar perbuatan aniayanya, jika sudah habis, 

padahal masih ada orang yang menuntutnya, maka dosa orang yang teraniaya 

dibebankan kepadanya sesudah  sidang pengadilan dinyatakan selesai, maka 

diserukan kepadanya: "Segeralah pulang ke neraka Hawiyah tempat 

peristirahatanmu, pada saat ini tidak lagi ada perbuatan zalim, bahwasanya Allah 

sangat cepat perhitungan dan pembalasanNya. Semua makhluk baik para malaikat 

terdekat ataupun Nabi-Rasulullah, di saat itu, mereka tidak aman atau tidak akan 

selamat, kecuali jika memperoleh perlindungan Allah .  

 

Kata Mu'ad bin Jabal :, Nabi  bersabda: "Seseorang akan tegak berdiri terus menerus, 

sampai diajukan pertanyaan 4 perkara, yaitu: ”1. Umur, untuk apakah sepanjang 

hidupnya? 2. Jasmani, untuk apakah sampai binasa? 3. Ilmu, untuk apakah ilmu itu 

atau diamalkan atau tidak? 4. Harta, darimana dan cara bagaimana diperoleh, serta 

buat apa dibelanjakan?  

 

Kata Ikrimah, "Di hari Kiamat, seorang ayah akan menjamah anaknya dan katanya: 

"Hai anakku, sebagai seorang ayah, aku minta sedikit amal baikmu, sekalipun hanya 

sebesar semut hitam, asalkan dapat meringankan bebanku ini. Jawabnya: "Akupun 

takut seperti yang engkau alami, oleh itulah aku tidak sanggup memenuhi 

permintaanmu sedikitpun. Lalu ia pergi kepada istrinya, dan katanya: "Sebagai 

seorang suami, aku minta sedikit amal baikmu, agar aku selamat dari apa yang kau 

lihat ini, Jawabnya: "Akupun takut seperti yang engkau alami saat ini, Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Orang-orang yang terlalu berat dosanya. jika minta bantuan orang lain, pasti tidak 

dapat dipikulkan (tidak dapat dibantu) sedikitpun, sekalipun ia kerabat terdekat”. 

(Kathir 18)  

 

Kata Ibnu Mas'ud , Nabi  bersabda: "Bahwasanya orang kafir tenggelam dalam 

peluhnya, akibat lamanya (ia menunggu) di hari itu, hingga ia merengek: "Ya Tuhan, 

kasihanilah kami, sekalipun tempatnya di neraka”  

 

 

42 Tanbih al-Ghafiln 

Al-Faqih“: "Bahwasanya Nabi  bersabda: "Tiada seorang Nabi kecuali diijabah 

permohonannya (doanya) dan mereka pergunakan ketik, di dunia, sedang aku 

menyimpannya sebagian), untuk menolong umatk, di hari Kiamat, Ketahuilah bahwa: 

"Aku pemimpin semua manusia (Aku mengatakan ini) bukan untuk bangga-

banggaan”, dan aku pula manusia pertama yang timbul dari bumi, hal ini bukan 

bangga”, serta di tangankulah panji Al-Hamdi yang menaungi Nabi Adam beserta 

anak cucunya di hari Kiamat, (Aku mengatakan ini) bukan untuk bangga-banggaan. 

Saat itu kesulitan dan kegelisahan manusia semakin meningkat (bertambah hebat), 

hingga mereka minta sya