Tampilkan postingan dengan label Teori muslim 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teori muslim 3. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Oktober 2025

Teori muslim 3


 ikian selamatlah insya Allah, seperti yang disebutkan dalam hadis riwayat 

Abu Bakar Sidiq , Rasulullah bersabda: "Tidak di golongkan manusia terjerumus atau 

berlumuran dosa, orang yang selalu istighfar, sekalipun mengulang 10x. setiap 

harinya. Dan sabda beliau pula: "Demi Allah, setiap harinya aku bertaubat kepada 

Allah 100x”. Kata S. Ali &e: "saat  kudengar dari Nabi, pasti kumanfaatkan benar-

benar, dan saat  kuperoleh dari lainnya, pasti kusumpah dia, baru aku percaya, Abu 

Bakar cerita padaku: Rasulullah  bersabda: Tiada seseorang berbuat dosa, kemudian 

(menyesali perbuatannya) dengan berwudu sesempurnanya, lalu salat 2 rakaat dan 

istighfar, kecuali diampuni dosanya oleh Allah. Selanjutnya beliau mensitir Firman 

Allah:  

 

Artinya:  

”Barang siapa berbuat jahat atau menganiaya diri, kemudian istighfar kepada Allah 

(sesudah itu) pasti memperoleh (umpunan) Allah Yang Pengampun dan Penyayang”. 

(An-Nisa 110)  

 

Atau Firman Allah pula:  

 

Artinya:  

"Orang-orang yang apabila berbuat keji atau menganiaya diri, mereka lalu teringat 

Allah, kemudian mohon ampun atas perbuatan dosanya. Maka siapa lagi yang dapat 

mengampuni dosa kecuali Allah Akhirnya mereka tidak terus menerus berbuat keji 

dan mereka mengetahui”. (Ali Imran 135)  

 

Artinya:  

“ituadah balasan mereka (berupa) ampunan Tuhannya, dan surga yang dibawahnya 

sungai-sungai mengalir. dan kekal di dalamnya, dan itu pulalah sebaik-baik pahala 

orang yang beramal". (Ali Imran 136)  

 

Dari Hasan Bashri, Nabi  bersabda: saat  Allah mengusir Iblis, lalu Iblis bersumpah: 

"Demi Engkau Yang Menang, sungguh aku tidak rela bercerai dengan manusia, 

 

85 Tanbih al-Ghafiln 

sampai nyawa dan raganya berpisah (mati), kemudian FirmanNya: Demi 

Kemenangan dan KeagunganKu, tiada tertutup taubat bagi hambaKu hingga nyawa 

sampai ke tenggorokan”.  

 

Qasim dari Abu Umamah Bahili, Nabi  bersabda: "Malaikat di kanan (Raqib) 

peranannya lebih tinggi dari yang di kiri ('Atid), (terbukti) saat  seseorang melakukan 

kebaikan ia tulis 10 kebaikan, namun  saat  berbuat jahat, lalu akan ditulis (oleh Atid), 

maka Raqib menegurnya:  

 

"Tunggu dulu kira-kira 6 atau 7 jam, jika ia beristighfar, maka tidak ditulis, namun  jika 

tidak, maka ditulis satu.  

 

Al-Faqih menambahkan, hal ini tepat dengan hadis:  

 

Artinya:  

"Orang-orang yang bertaubat dari dosa, seperti orang yang tiada berdosa”. (Al-Hadis)  

 

Riwayat lain menyebutkan: "Seseorang jika berbuat dosa, tidak langsung dicatat, 

hingga menambahnya (dosa lainnya), sampai 3x, lalu jika berkumpul 5x dosa, dan ia 

melakukan kebaikan satu kali, ditulis 5 kebaikan baginya, sedang yang 5 kebaikan 

lainnya merupakan pengganti 5 dosa tersebut. Kemudian Iblis menjerit: "Mana tahan 

aku menggoda manusia, segala potensi atau kekuatan yang ada telah dikerahkan 

hingga 5x, ternyata dapat digagalkan hanya dengan (amal) kebaikan satu kali, jika 

demikian sia-sialah pekerjaanku selama ini.  

 

Dari Shafwan bin 'Assal Al-Muradi, Nabi  bersabda: ”Di (bumi) belahan barat Allah 

membuat pintu terbesar untuk taubat, lebar kira-kira 70 atau 40 tahun perjalanan, 

selamanya terbuka hingga matahari terbit dari barat (hari Kiamat).  

 

Pendapat Sa'id bin Musayyib, tentang arti ayat (di bawah) ini, ialah: ”Orang yang 

berbuat dosa, lalu bertaubat, kemudian berbuat dosa lagi, dan bertaubat lagi”. Inilah 

ayatnya:  

 

Artinya:  

 

86 Tanbih al-Ghafiln 

"Bahwasanya Dia Pengampun terhadap orang yang selalu kembali (bertaubat) 

kepadaNya”. (Al-Isra' 25)  

 

Setengah Ulama hikmah mengatakan: "Ada 6 perkara yang dimiliki, orang 'Arif' yaitu: 

1. saat  dapat berzikir kepada Allah ia merasa pua, hatinya, 2. saat  mengintropeksi 

(membaca tentang riwayat dirinya, merasa rendah, 3. saat  mempelajari ayat-ayat 

Allah, dapat memetik 'tibar darinya, 4. saat  berangan-angan (akan melakukan) 

maksiat, dapa tertahan dirinya, 5. saat  mengingat ampunan Allah, ia bergembira 6. 

saat  teringat laku dosa-dosa (yang telah lalu), segera istighfar (mohon ampun).  

 

Al-Faqih , dari Az-Zuhri, katanya: "Sahabat Umar bin Khathab -masuk kepada Nabi 

seraya menangis, lalu beliau tanya: "Apa yang menyebabkan kamu menangis, hai 

Umar?” Jawabnya: "Ya Rasulullah di pintu ini seorang pemuda membakar hatiku, dia 

menangis”. Lalu beliau bersabda: "Bawalah dia ke mari, hai Umar”. Kemudian 

masuklah ia sambil menangis, dan Rasulullah 5£ bertanya: "Hai pemuda, kenapa 

engkau menangis?” Jawabnya: "Ya Rasulullah, aku telah banyak berbuat dosa, dan 

aku khawatir (Tuhan) Yang Perkasa marah padaku" Selanjutnya beliau bertanya: "Hai 

pemuda, kau menyekutukan Allah dengan sesuatu?” Jawabnya: "Tidak”, Lalu: 

"Apakah kau membunuh manusia, tidak semestinya?” Jawabnya: "Tidak”. Kemudian 

Rasulullah bersabda: "Bahwasanya Allah akan mengampuni dosamu, sekalipun 

besarnya 7x langit bumi dan gunung-gunung dan tanya beliau: "Dosamu sebesar 

Ummul Kursi?” Jawabnya: "Lebih dari itu”. "Sebesar 'Arsy" Jawab-nya: "Lebih besar 

dari itu”. Beliau 5 bertanya lagi: "Dosamu sebesar Ampunan Allah?” Jawabnya: 

"Ampunan Allah yaitu  lebih besar”. Sabda beliau: "Bahwasanya tiada yang dapat 

mengampuni dosa besar, kecuali Allah Yang Besar maaf dan ampunan-Nya”. Hai 

pemudi katakanlah dosamu kepadaku!” Jawabnya: "Malu kepada engkau ya 

Rasulullah”, desak beliau:” Katakanlah terus terang kepadaku”, Jawabnya: ”Ya 

Rasulullah, perbuatanku menggali kubur sejak 7 tahun, sehingg: suatu saat mayat 

gadis anshar kugali, kutelanjangi kafannya, lalu ditinggal pergi, namun  hawa nafsuku 

mengajak kembali dan kukumpuli (zina) dengannya, sampai puas, sesudah  

kutinggalkan belum berapa jauh, tiba tiba gadis itu bangun dan berkata: "Celaka kau 

hai pemuda, kau tidak malu kepada Tuhan yang kelak membalasmu di hari Kiamat, 

jika datang saatnya setiap penganiaya dituntut balas, kau biarkan aku telanjang, dan 

berhadats besar (jinabat) di muka Tuhanku”. sesudah  Rasulullah mendengar cerita 

 

87 Tanbih al-Ghafiln 

pemuda itu, segera bangkit keras, sabdanya: "Hai orang fasik, pantaslah tempatmu 

neraka, cepatlah keluar dari rumah ini”. Lalu keluarlah pemuda itu dan bertaubat 

kepada Allah selama 40 hari, pada malam terakhir ia berdoa menengadah ke langit: 

"Ya Tuhannya Nabi Muhammad, Nabi Adam dan Ibu Hawa, jika aku telah Kau beri 

ampun, sampai kepada Nabi Muhammad dan para sahabatnya, namun  tidak, lebih baik 

Kau bakar aku di dunia, dan bebaskan dari siksa akhirat. Kemudian Jibril turun, 

sesudah  uluk salam, dan menyampaikan salam Tuhan kepada Nabi Muhammad . 

Jawab beliau: "Dia-lah Salam, daripadaNya salam dan kepadaNya kembali Salam”. 

Kata Jibril: "Allah mengajukan pertanyaan, Apakah engkau yang menciptakan 

makhluk?” Jawab beliau: "Allah-lah Yang menciptakan aku dan semua makhluk”. Lalu: 

"engkau pemberi rezeki mereka?” Jawab beliau: ”Allah-lah yang memberi rezeki 

kepadaku dan mereka”. Lalu: "engkau Penerima taubat mereka?” Jawab beliau: 

"Allah-lah yang menerima taubatku dan mereka”. Kemudian Jibril berkata: 

"FirmanNya: "Maafkanlah hambaku (pemuda) itu, sebab  Aku telah memaafkannya. 

Selanjutnya beliau segera memanggil pemuda itu dan memberitahu bahwa Allah telah 

menerima taubatnya dan memaafkan kesalahannya”.  

 

Al-Faqih mengulas cerita dalam hadis tersebut: "Seyogyanya bagi yang otaknya 

normal, pandai-pandailah memetik ibarat dari hadis tersebut dan mengerti bahwa: 

"Berzina dengan orang hidup, jauh lebih besar dosanya dibandingkan dengan mayit”. 

Dan hendaklah bertaubat dengan sepenuh jiwa, seperti "Pemuda tersebut di hadis”, 

pasti Allah menerima taubatnya dan memaafkannya”.  

 

Penjelasan Ibnu Abbas  mengenai ayat (di bawah) ini. Definisi taubat nashuha ialah: 

"Menyesali perbuatannya (dalam hati), lisannya mengucapkan istighfar dan bertekad 

tidak lagi mengulangi sepanjang umurnya. Inilah ayatnya:  

 

Artinya:  

"Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Alah, dengan taubat nashuha 

(yang sebenarnya). (AtTuhrim 8)  

 

Nabi  bersabda: "Orang yang istighfar hanya dimulutnya saja, sedang perbuatan 

dosanya tetap dilakukan, maka tidak bedanya dengan orang yang main-main (senda-

gurau) dengan Tuhan”.  

 

88 Tanbih al-Ghafiln 

 

Rabi'ah 'Adawiyah menegaskan: "Istighfar yang hanya diucapkan, tanpa niat berhenti 

dari perbuatannya, berarti taubatnya palsu, bahkan tidak dianggap taubat. sebab  ada 

3 syarat bagi yang taubat yaitu: "1. Menyesali perbuatannya, 2. Mulutnya 

mengucapkan Istighfar ", 3. Azam atau niat tidak lagi mengulangi perbuatannya. Jika 

ketiga syarat itu dipenuhi, pasti diampuni dosanya sekalipun bagaimana besarnya 

dosa itu. Allah Maha Pengampun.  

 

Di zaman dulu ada seorang raja (bani Israil) tertarik kepada orang ahli ibadat, agar ia 

suka mendampingi raja atau berkunjung ke istana. Oleh orang tersebut dijawab: "Baik 

tuan raja, namun  seandainya pada suatu saat  aku bermain-main dengan putri raja 

(bercumbu rayu) di depan tuan, maka tindakan apa yang dijatuhkan kepadaku?” 

Kemudian raja itu marah-marah, katanya: "Hai pelacur, kau berani berbuat semacam 

itu di mukaku?” Jawabnya: ”Hai raja, sebetulnya aku punya Tuhan Yang Pemurah, 

sekalipun 70x dalam sehari aku berbuat dosa, pasti Dia tidak marah padaku, tidak 

mengusirku, dan rezeki bagiku tetap (tidak dikurangi) lalu coba kau pikir, berarti suatu 

kedunguan atau bodoh, jika aku pindah dari pintuNya, lalu aku menjerumuskan diri 

pada orang yang belum tahu bukti pelanggarannya, sudah marah-marah, apalagi jika 

telah terbukti aku melanggarnya”. Kemudian ia pergi dari istana raja tersebut.  

 

Al-Faqih menjelaskan adanya dua macam dosa, yaitu: 1. Dosa manusia kepada 

Tuhannya, 2. Dosa manusia kepada sesamanya. Dan dosa no. 1 taubatnya harus 

memenuhi 3 syarat sebagaimana ditegaskan oleh Rabi'ah Adawiyah (tersebut di 

atas). Maka bagi yang memenuhi 3 syarat tersebut diampuni dosanya, kecuali jika 

meninggalkan salah satu fardu atau kewajiban terhadap-Nya, dan sia-sialah 

taubatnya selama fardu itu belum dipenuhi. Adapun dosa no. 2 tidak akan ada artinya 

seseorang bertaubat, selama belum dihalalkan oleh yang bersangkutan.  

 

Kata seseorang dari Tabi'in: "Orang melakukan dosa, namun  sesudah itu terbayang 

terus dosanya dalam ingatan, lalu menyesal dan istighfar sehingga ia masuk surga. 

Akhirnya setan mengeluh: ”Celaka aku, seandainya aku tahu (demikian) pasti tidak 

bersusah payah aku menjerumuskan dia ke dalam perbuatan dosa.”  

 

 

89 Tanbih al-Ghafiln 

Kata Abu Bakar Washithi: "Sebaiknya bersikaplah santai atau tenang dalam 

menghadapi segala sesuatu, kecuali pada 3 perkara, yaitu: ”1. Melakukan salat, saat  

telah masuk waktunya, 2. Menanam mayit, termasuk pengurusannya, 3. Bertaubat 

sesudah berbuat dosa.  

 

Penegasan setengah Ulama hikmah: Ada 4 perkara yang membuktikan seseorang 

diterima taubatnya, yaitu. ”1. Mengekang katakata dusta, ghibah" dan yang tidak 

berfaidah. 2. lenyapnya sifat hasud, dengki dan iri hati, 3. Mampu menghindari kawan 

yang jahat, 4. Siap menghadapi mati, tekun beribadat dan selalu istighfar serta 

menyesali dosa yang sudah-sudah.  

 

Ditanyakan kepada seorang Ulama hikmah: "Apakah buktinya jika taubat seseorang 

itu diterima? Jawabnya: 4 perkara, yaitu: ”1. Membatasi atau mengakhiri pergaulannya 

dengan kawan jahat, dan memperbaharuinya dengan kawan-kawan baik, 2. Kegiatan 

maksiat pasif, diganti dengan ibadat, 3. Rakus harta lenyap dalam hatinya, diganti 

dengan cinta amal (memprihatinkan) akhirat. 4. Tentang rezeki, hatinya mantap Allah-

lah yang menanggungnya, sehingga kesibukan beralih pada ibadat, melakukan 

perintah Allah. Firman Allah:  

 

Artinya:  

“Bahwasanya Alah senang kepada orang-orang yang taubat dan mensucikan diri”. (M-

Bagarah 222)  

 

Maka dengan demikian ia memperoleh 4 perkara, yaitu: "1. Masyarakat senang, 

sebab  Allah senang kepadanya, 2. Masyarakat selalu memelihara dengan 

mendoakan baik kepadanya, 3. Masyarakat melupakan dosa atau kesalahannya yang 

dahulu, 4. Masyarakat selalu mendekati dan membantunya”. Dan Allah 

memuliakannya dengan empat perkara, yaitu: ”1, Membersihkan segala dosanya, 

seakan tidak pernah berdosa, 2. Dia senang kepadanya, 3. Dia melindunginya dari 

gangguan setan, 4. Dia menentramkan hatinya (merasa aman) sebelum keluar dari 

dunia”. FirmanNya:  

 

Artinya:  

 

90 Tanbih al-Ghafiln 

“Malaikat akan turun kepada mereka, menyeru agar tidak takut dan jangan susah, dan 

besarkanlah hati dengan sorgu yang telah disiapkan bagimu”. (Fushshilat 30)  

 

Kata Khalid bin Madan: "saat  dimasukkan ke surga (orang-orang bertaubat) 

bertanya: Tidakkah kami harus masuk neraka dulu, sebelum masuk surga?” Lalu 

dijawab: "Sebetulnya kalian melewatinya, ia tengah padam”.  

 

Dari Hasan, Nabi  sehabis menghukum (rajam) hingga wanita yang berzina itu mati, 

kemudian beliau menyolati mayit-nya, saat  ditanya: "Ya Rasulullah, Engkau telah 

menghukumnya, dan engkau pula menyolatinya?” Jawabnya: "Sungguh Allah telah 

menerima taubatnya, seandainya ia lakukan 70x dosa seperti itu, pasti Allah 

mengampuninya.  

 

Dia bertaubat sungguh-sungguh, yang sudah pasti diterimanya, sekalipun sebesar 

apapun dosanya”  

 

Rasulullah  bersabda: "Barang siapa menghina seorang mukmin, akibat dosanya, 

maka berarti sama dengan melakukan dosa tersebut dan pantaslah jika ia terjerumus 

ke dalamnya. Bahkan lebih dari itu, pasti ia sendiri akan melakukannya sebelum mati, 

dan terasa malu akibat dosa tersebut, (rahasianya) diketahui oleh masyarakatnya.  

 

Al-Faqih menjelaskan: "Sebetulnya seorang mukmin itu (jika terjerumus berbuat dosa) 

tidak ada unsur kesengajaan baginya, berdasarkan Firman Allah:  

 

Artinya:  

" namun  Allah membuatmu cinta keimanan, yang menghias hatimu (indah), dan 

membangkitkan rasa benci kepada kekafiran, kefasikan dan kemaksiatan Mereka 

itulah yang berdiri tegak di jualan lurus”. (Al-Hujurat 7)  

 

namun  kemungkinan dapat terjadi (berbuat dosa) itu, saat  ia "lupa diri” tiada 

kemampuan menahan diri dari hawa nafsu yang tengah meluapluap, dan jika ia telah 

menyadari atau bertaubat maka tidak dibenarkan kita menghinanya.  

 

 

91 Tanbih al-Ghafiln 

Dari Ibnu Abas  katanya: "Seseorang yang bertaubat dan diterima oleh Allah, maka 

malaikat pencatat amal menghapus (melupakan) perbuatan yang sudah ditulis atas 

izin Allah, termasuk anggota badanpun juga lupa, bumi melupakannya, semua itu 

tiada ingatan untuk memberi kesaksian di hari Kiamat atas perbuatan dosa yang 

pernah dilakukan.  

 

Dari S. Ali bin Abi Thalib, Nabi   bersabda: "Empat ribu tahun sebelum makhluk 

diciptakan, telah terpampang sebuah tulisan di sekitar 'Arasy sebagai berikut:  

 

Artinya:  

 

"Bahwasanya Aku Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman dan beramal 

shalih, kemudian tetap tegak-kokoh di jalun yang benar”. (Thaha 82)  

 

TENTANG TAUBAT BAGIAN II  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas  katanya: "Rasulullah   

membicarakan tentang pintu taubat, tanya Umar bin Khathab, Apa pintu taubat itu? 

Jawabnya: "Pintu taubat itu di bumi belahan barat, daun pintu 2 dari emas, mutiara 

dan yakut, antara pintu (tiangnya) satu dan lainnya berjarak kira-kira 40 tahun 

ditempuh kendaraan cepat, siang-malam terbuka sejak diciptakannya, setiap manusia 

taubat sungguh-sungguh, pasti melewatinya. Mw'adz bin Jabal bertanya: Ya 

Rasulullah, apakah taubat nasuha itu? Jawab beliau: ”Menyesali perbuatan dosanya, 

niat berhenti, tidak mengulangnya dan minta ampun kepada Allah .  

 

Kemudian matahari-bulan terbenam di pintu tersebut, kedua daunnya tertutup rapat 

dan pada saat itulah taubat tidak diterima termasuk amal baru juga tidak diterima, 

semua orang dinilai menurut keadaan semula (sebelum pintu tersebut ditutup) jika ia 

baik, maka melanjutkan kebaikannya, Firman Allah:  

 

Artinya:  

”Di hari datangnya setengah ayat-ayat Tuhanmu, seseorang imannya tiada berguna 

(iman yang baru), jika tidak beriman sejak semula (sebelum pintu tertutup) atau 

 

92 Tanbih al-Ghafiln 

kebaikan yang dilakukan (berdasarkan iman semula). Katakanlah: "Hendaklah kalian 

menunggu, Kami beserta kalian menunggu”. (Al-An'am 158)  

 

Ibnu Mas'ud menegaskan: "Pintu taubat tetap terbuka dan siapa saja diterima kecuali 

3, yaitu: 1. Iblis 2. Qabil pembunuh Habil, 3. Pembunuh para Nabi.  

 

Al Faqih, dari Abu Hurairah , Rasulullah   bersabda: "Taubat siang malam menyeru 

dari udara: "Barang siapa menerima aku, pasti selamat dari azab, hal itu sepanjang 

tahun sampai matahari terbit dari barat dan saat itu ia diangkat.” | Intisari hadis-hadis 

tersebut di atas berupa anjuran agar manusia ' bertaubat, dan jika bertaubat pasti 

diterima-Nya, Firman Allah:  

 

Artinya: ”Bertaubatlah hai sekalian orang mukmin, agar kamu menang, selamat dari 

siksa dan memperoleh rahmat Allah.” (An Nuur  

 

Artinya :  

”Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan sesungguhnya, 

mudah-mudahan Tuhan melenyapkan dosadosamu dan memasukkanmu ke surga 

yang mengalir sungai-sungai di bawahnya”. (At-Tahrim 8)  

 

Artinya :  

“Orang-orang yang bila berbuat keji (dosa besar) atau menganiaya diri (dosa kecil) 

teringat Allah lalu mohon ampun atas dosa-dosanya, Tiada yang dapat mengampuni 

dosa, kecuali Allah. dan sesungguhnya itu tidak berbuat dosa terus (lagi). sedang 

mereka mengetahui”. (Ali Imran 135)  

 

Nabi  bersabda”:  

 

Artinya:  

 

"Bahwasannya aku beristighfar dan bertaubat (tidak kurang dari seratus kali setiap 

harinya”.  

 

Riwayat lain, beliau bersabda:  

 

93 Tanbih al-Ghafiln 

 

Artinya :  

" . . . Hai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Alah, sungguh aku bertaubat 

kepadanya (tidak kurang dari) 100x setiap hari dan malamnya.” (Al Hadis)  

 

Penegasan Al Faqih: "Bagi kita (manusia biasa) yang tidak tahu persis dosanya 

diampuni atau tidak sudah sepantasnya setiap saat bertaubat dan istighfar sebanyak-

banyaknya, mengingat beliau Rasulullah    yang sudah dapat dipastikan tidak 

mempunyai dosa sama sekali, namun  beliau setiap harinya tidak pernah kurang dari 

100x bertaubat dan beristighfar. Cobalah camkan baik-baik.  

 

Ibnu Abbas   dalam menafsirkan ayat (di bawah) ini, "Manusia selalu berkata: "Aku 

akan bertaubat besok, besok, hingga kedatangan maut dalam keadaan yang seburuk-

buruk ia mati” Dan inilah ayatnya:  

 

Artinya:  

”Bahkan manusia itu akan berbuat maksiat terus menerus, (dan menunda taubatnya)”. 

(Al-Qiyamah 5)  

 

Nabi  bersabda: "Binasalah orang yang menunda-nunda (yaitu) yang selalu 

mengatakan: "Besok, besok aku akan bertaubat.”  

 

Setiap manusia hendaknya bertaubat setiap waktu, sehingga saat datangnya maut, ia 

sudah bertaubat, sebab  Allah  berfirman:  

 

”Dia-lah Allah Penerima taubat hambaNya dan memaafkan semua kejahatan”. (As 

Syura 25)  

 

Ibnu Mas'ud menegaskan, "Barang siapa membaca:  

 

ASTAGHFIRULLAAHAL 'ADHIIM, ALLADZII LAAILAA-HA ILLAA HUWAL HAYYUL 

QAYYUUMU WA ATUUBU ILAIH (3x)  

 

Artinya:  

 

94 Tanbih al-Ghafiln 

“Aku mohon ampun kepada Alah Yang Agung, tiada Tuhan kecuali Dia Yung Hidup 

tesak kokoh mengatur mahkluknya aku bertaubat kepadaNya”. sebanyak 3x pasti 

diampuni dosa-nyg sekalipun sama dengan buih laut banyaknya”.  

 

Ayub dari Abu Qilabah, katanya: "saat  Iblis dikutuk, ia minta: ”Demi Engkau Yang 

Menang aku tidak henti-hentinya menggoda: manusia, hingga matinya. Lalu Allah 

menjawab :” Demi Kemenangan dan KeagunganKu, pintu taubat tidak tertutup bagi 

manusia hingga matinya”. Cobalah kita perhatikan kebesaran rahmat-Nya kepada 

manusia yang beriman sekalipun mereka berdosa, sebagaimana FirmanNya dalam 

surat An-Nur 31, dan Al Bagarah 222 Dan hadis Nabi .  

 

Seseorang bertanya kepada 5. Ali : "Aku telah melakukan dosa, jawabnya: 

"Bertaubatlah kepada Allah”, katanya lagi:” Aku telah berbuat dosa”, Jawabnya: ” 

Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kau ulangi lagi, kemudian katanya: "Sampai 

kapan?" Jawabnya: "Sampai setan kecewa dan menyesal”.  

 

Mujahid saat  menjelaskan ayat 17 surat An-Nisa': "Selama belum mati, dan 

disegerakan tidak mengulur-ulur waktu.” Dan inilah ayatnya:  

 

Artinya:  

”Buhwasannya taubat itu bagi mereka yang berbuat dosa akibut kedunguannya, lalu 

dalam waktu pendek (sesudah itu) segera bertaubat”. (An Nisa 17)  

 

Dari Abu Hurairah : Nabi  bersabda: "saat  seseorang berbuat dosa, lalu berkata: "Ya 

Allah, aku telah berdosa, maka ampunilah aku.  

 

JawabNya: "HambaKu ini menyadari adanya Tuhan Pengampun dosa dan Penuntut 

dosa, maka Aku memberinya ampunan.”  

 

Hal ini yaitu  berkat kemuliaan Nabi Muhammad  padahal manusia zaman dahulu 

jika berbuat dosa, langsung di hukum, yang semula halal menjadi haram baginya, dan 

bukti laku jahatnya dapat dibaca di pintu rumah atau badannya (Fulan bin Fulan telah 

berbuat dosa). Demikianlah cara mereka bertaubat. namun  bagi manusia (umat) 

Muhammad tidak demikian, Alquran surah Annisa 110.  

 

95 Tanbih al-Ghafiln 

 

Oleh sebab  itu bertaubatlah setiap pagi dan sore, sebab kata Mujahid: "Muslim yang 

tidak bertaubat setiap pagi atau sore, masuklah ia golongan penganiaya diri, seperti 

salat 5 waktu, yang menjadi alat penyuci dosa-dosa kecil (setiap hari dan tidak terasa).  

 

Al-Qamah dari Ibnu Mas'ud, katanya: "Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, aku telah 

bermesraan (peluk-cium dan lain-lain,. selain zina, di sebuah taman dengan wanita 

cantik.” Lalu beliau diam sejenak, dan turunlah ayat:  

 

Artinya:  

”Tesakkan salat pada pagi dan sore hari, (salat 5 waktu). bahwasannya amal kebaikan 

itu dapat melebur dosa. hal ini yaitu  peringutan bagi orang yang sadar (akan 

bertaubaw)”. (Hud 114)  

 

Dan sesudah  ayat tersebut dibaca di mukanya, lalu Umar bertanya: "Ayat ini ditujukan 

kepada orang ini (khusus) ataukah kepada umumnya masyarakat”. Jawab beliau: 

"Bagi setiap orang atau umumnya masyarakat.”  

 

Al Faqih”, dari Abu Hurairah  katanya: "Pada suatu selesai salat Isyak berjamaah 

dengan Rasulullah keluarlah aku dan kebetulan di jalan bertemu seorang wanita 

berkerudung, katanya: "Hai Abu Hurairah aku telah berdosa besar (yakni) berzina dan 

sesudah  Jahir anak (hasi perzinahan) itu kubunuh”. Jawabnya: ”Celaka kau dan binasa, 

demi Allah kau tiada maaf (taubat). Lalu ia menjerit dan pingsan. Kemudian paginya 

aku menceriterakan kepada Nabi . Jawab beliau : 

 

Artinya :  

“Kita berasal dari Allah dan kepadaNya-lah kita akan dikembalikan”.  

 

Hai Abu Hurairah apa dasar fatwamu itu? Jawabnya : "Dasarnya ialah Alquran surat 

Al-Furgan 68, 69, 70).  

 

sebab  menyesal dengan fatwanya kata Abu Hurairah, "Aku telusuri jalan-jalan 

Madinah seraya bertanya di manakah wanita kemarin itu, sampai anak-anak mengira 

aku gila, dan Alhamdulillah dia diketemukan di tempat kemarin itu, langsung dijelaskan 

 

96 Tanbih al-Ghafiln 

kepadanya tentang diterimanya taubatnya, ia sangat bergembira, katanya: ” Hai Abu 

Hurairah, kini dosaku akan kutebus dengan menyedekahkan hartaku (yakni) sebuah 

kebun. Perlu diketahui bahwa kafir yaitu  dosa terbesar, namun  jika seseorang 

bertaubat dari kekafirannya, maka Allah mengampuni dosa-dosanya yang terdahulu, 

FirmanNya:  

 

Artinya:  

"Bilang pada orang-orang kafir, jika kalian berhenci dani kekafiran, pasti dosa-dosa 

terdahulu diampuni.” (Al Anfal 38)  

 

Dari Yazid Ar-Raggasyi: "Abu Hurairah saat  berkhutbah mengatakan: "Aku dengar 

Rasulullah  bersabda: ”Di hari Kiamat makhluk termulia yaitu  Nabi Adam, baginya 3 

perkara sebagai udzurnya, pernyataan Allah: 1. Hai Adam jika para pendusta tidak 

dikutuk dan dibenci serta diancam siksa, dan sudah ditetapkan manusia-jin, menjadi 

isi neraka, pasti hari ini rahmatKu atas keturunanmu semuanya. 2. Hai Adam, anak 

cucumu tidak disiksa dengan api neraka, kecuali jika mereka dihidupkan kembali (di 

dunia) berkepala batu melakukan maksiat dan tidak bertaubat 3. Hai Adam, Kuangkat 

hakim (engkau) di antara anakcucumu, saksikan timbangan amal mereka: "Barang 

siapa lebih berat amalnya sekalipun sebesar semut hitam, pasti penghuni surga, dan 

mereka tidak dimasukkan neraka, kecuali para penganiaya (orang zalim).  

 

Dari Aisyah , Rasulullah  bersabda: "Tiga suratan amal, yaitu: ”1, Yang diampuni Allah, 

2. Yang tidak diampuni, 3. Yang tidak tersisa sedikitpun. Sedang no. 2 yang tidak 

diampuni, ialah syirik, FirmanNya:  

 

Artinya:  

”Bahawusannya orang yang syirik kepada Alah, dilarang masuk surgaNya, dan 

pantaslah di neraka.” (Al Maidah 72)  

 

Dan no. 1 yang diampuni Allah, maka urusannya ditangan Allah  Dan no. 3 yang tidak 

tersisa sedikitpun, maka dosa seseorang terhadap sesamanya yang pasti dibalas, dan 

setiapnya dikembalikan kepada yang berhak (dianiaya). 

 

 

97 Tanbih al-Ghafiln 

Dari Abu Hurairah , Nabi  bersabda'”: "Siapakah umatku termiskin? Mereka menjawab: 

"Yang miskin harta dan banyak hutang, sampai alat rumah tangganya habis terjual. 

Rasulullah menjelaskan bahwa Muflis yaitu: "Orang yang datang (kelak di hari Kiamat) 

dengan membawa banyak amal lengkap salat dan puasanya, namun  pada akhirnya (ia 

divonis) masuk ke neraka, sebab  bekal amal yang banyak itu dibuat melunasi 

(tuntutan) orang yang dianiaya, dicaci maki, dituduh dan lain-lain bahkan sesudah  

amalnya habis padahal fihak penuntut masih ada, maka dosa fihak penuntut 

dibebankan kepadanya sebagai alat pembayarnya, demikian seterusnya jika masih 

ada yang menuntut balas.” Marilah kita mohon taufik kepada Allah, agar bertaubat. 

Kata Ibnu Sirrin: "Hendaklah berhati-hati, sampai berhenti melakukan amal baik, 

sebab  tiada dasar bagi orang yang telah bertaubat, mengulangi kejahatannya, 

kemudian beruntung (bahagia).  

 

Oleh sebab  itu, dosa-dosa terdahulu hendaknya diingat selalu, scakan baru 

dilakukan, agar tetap bertaubat, memperbanyak Istighfar, mensyukuri nikmat, dan 

memikirkan kenikmatan akhirat yang telah dijanjikan Allah bagi orang shalih, agar 

tetap beramal shalih dan menghindari laku maksiat.  

 

Zaid bin Wahb dari Abu Dzar  katanya:” Ya Rasulullah, terangkan isi shuhuf Musa 

kepada kami, Jawab beliau  "Enam kalimat, yaitu: "1. KeherananKu terhadap orang 

yang meyakini neraka, kenapa sempat tertawa? 2. Meyakini adanya mati, kenapa 

sempat bersuka ria: 3. Meyakini adanya hisab amal, kenapa sempat berbuat jahat, 4. 

Beriman akan takdir, kenapa bersusah-payah? 5. Menyaksikan dunia itu bergolak, 

kenapa condong kepadanya?, 6. Meyakini adanya surga, tapi kenapa tidak 

memperbanyak amal shalih?  

 

LAAILAAHA ILLALLAAHHU MUHAMMADUR RASUULULLAH  

 

Artinya:  

"Tiada Tuhan yang lain, kecuali Allah, dan Nabi Muhammad yaitu  RasulullahNya”.  

 

Ibnu Mas'ud, pada suatu hari saat  melewati kota Kufah, melihat sekumpulan orang 

fasik, tengah minum arak dan dihibur Zadan, penyanyi bersuara merdu merangkap 

penabuh rebana. Katanya: "Alangkah baiknya jika kemerduan suaranya itu dibuat 

 

98 Tanbih al-Ghafiln 

membaca Alquran”. Zadan yang mendengar kata-kata itu, bangkit membanting 

biolanya, dan segera menemui Ibnu Mas'ud, sambil menangis menyatakan bertaubat 

kepada Allah, di muka Ibnu Mas'ud, akhirnya Ibnu Mas'ud pun mendekapnya dan 

menangis, katanya: "Kenapa aku tidak senang kepada orang yang disenangi Allah, ia 

telah terbaubat”. Dan ia selalu mendampingi Ibnu Mas'ud, belajar Alquran sampai 

pandai (menjadi orang Alim), ia banyak sekali meriwayatkan hadis dari Ibnu Mas'ud .  

 

Kata Al-Faqih: "Cerita ayahku demikian: "Dulu di zaman Bani Israil ada seorang wanita 

cantik (pelacur), ia selalu membuka pintu rumahnya saat  duduk di atas dipannya, 

siapa manusia yang tidak tergila-gila melihat kecantikannya, bila lewat di muka 

rumahnya, sedangkan tarifnya 10 dirham bagi peminatnya. Alkisah, pada suatu hari 

lewatlah seorang ahli ibadat di muka rumahnya, dan sangat tertarik kepadanya, 

sekalipun ia telah berusaha melupakannya namun  tetap gelisah, akhirnya ia mengambil 

uangnya 10 dirham. diserahkan kepadanya (lewat wakilnya) dengan perjanjian siap 

datang tepat pada waktunya.  

 

Kemudian sesudah  sampai pada janjinya, masuklah orang itu dan duduk bersama 

pelacur di atas ranjang, namun  saat  baru mengulurkan tangan, ia teringat Allah  

bahwa Dia Melihat perbuatan maksiatnya, dan amalnya terdahulu pasti lenyap akibat 

maksiat tersebut. Ia menjadi gemetar dan bermuka pucat, lalu wanita itu bertanya: 

"Kenapa wajahmu berubah, ada apa? Jawabnya: "Aku takut Tuhanku, dan izinkanlah 

aku keluar.” Kata wanita tersebut: ”Celaka kau, tidak sedikit para pemuda dan orang 

tua berharap seperti kau, kenapa kau bersikap pasif?” Jawabnya: "Sekali lagi aku 

hanya takut Allah, dan uang 10 dirham itu kuhalalkan untukmu, izinkan aku keluar.” 

Katanya: "Belum pernah melakukan semacam ini kau?” Jawabnya: ”Belum”, Lalu: 

"Siapa namamu? dan dari mana asalnya?” Lalu ia diizinkan keluar sesudah 

memberitahukan nama dan asal kampungnya, Dia keluar sambil menangis, kepalanya 

ditimbuni dengan tanah, sehingga wanita itu berkata dalam hatinya: "Orang ini, baru 

akan melakukan dosa sudah sedemikian takutnya, sedangkan aku berbuat dosa 

sudah bertahun-tahun, padahal Tuhannya yaitu Tuhanku, maka aku harus lebih takut 

dibandingkan dia.” Kemudian ia bertaubat, tidak lagi melayani segala macam si hidung 

belang untuk melampiaskan nafsunya di jalan serong, kini ia berbalik 180” menjadi 

ahli ibadat yang tekun, bangkitlah perasaannya: "Sebaiknya aku pergi menemui si 

abid dulu siapa tahu ia mau mengawaniku, sehingga aku pandai, belajar agama 

 

99 Tanbih al-Ghafiln 

kepadanya, dan bersama-sama melakukan ibadat, menegakkan agama Allah. Lalu ia 

pergi dengan harta dan pembantunya ke kampung ahli ibadat dulu. sesudah  bertemu, 

Abid dulu itu, teringat perbuatannya ia menjerit dan untuk selamanya (mati). sebab  

sedihnya wanita itu mencari saudaranya agar mau mengawininya, alkisah, sesudah  

kawin dengan saudara ahli ibadat itu, melahirkan anak 7 orang anak laki-tak dan 

semuanya menjadi Nabi-nabi Bani Israil. Allah Maha Mengetahui. 

  

 

100 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 10  

Tentang Kewajiban Anak Memenuhi Hak Kedua Orangtua  

 

Al Faqih, dari Ibnu Abbas  katanya: "Tiada seorang mukmin berbakti kepada kedua 

orang tuanya (Ibu Bapak), kecuali dibukakan pintu surga baginya, dan Allah tidak akan 

meridainya jika salah satu dari keduanya marah kepadanya, hingga lenyap marahnya 

(ada yang bertanya) sekalipun ia penganiaya? Jawabnya: "Sekalipun ia penganiaya”. 

Riwayat lain mengatakan: "Allah membukakan pintu neraka bagi yang dimarahi kedua 

orang tuanya.”  

 

Al Faqih, dari 'Athak katanya: "Nabi Musa  minta dipesani Tuhan”, Jawabnya: 

"Tetaplah dengan Aku” Lalu ia minta dipesani lagi Jawabnya: "Berbaktilah kepada 

Ibumu”, Ketiga kalinya: "Berbaktilah kepada Ibumu, dan Pesan Tuhan yang terakhir: 

"Berbaktilah kepada ayahmu.”  

 

Kata Ibnu Umar  ”Ada orang bertanya: "Ya Rasulullah, aku akan berjihad fi sabilillah, 

Beliau  bertanya: "Kedua orang tuamu apakah masih ada? Jawabnya: "Keduanya 

masih hidup”. Lalu beliau   bersabda: "Berbakti kepada kedua orang tua, memerlukan 

jihad”. Maka dengan hadis ini jelaslah bahwa: "Berbakti kepada kedua orang tua 

yaitu  lebih besar atau penting dibanding dengan jihad fi sabilillah.  

 

Bahz bin Hakim, dari ayah dan eyangnya, katanya: "Aku bertanya kepada Nabi , Ya 

Rasulullah, siapakah yang harus aku taati? Beliau menjawab: ”Ibumu.” Kemudian 

siapa? Beliau menjawab: "Ibumu," Lalu siapa lagi? Jawabnya: ” Ibumu,” Dan siapa 

lagi? Jawabnya: ” Bapakmu,” dan yang terdekat serta yang dekat dengan famili.”  

 

Kata Al Faqih Rasulullah  bersabda: "Jika ada kata-kata yang lebih ringan dari hus, 

untuk membantah kedua orang tua, pasti dilarang mengucapkannya, oleh sebab  itu 

orang yang durhaka kepada Orang tua dengan cara apapun ia lakukan, pasti tidak 

dapat masuk surga, sebaliknya orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya 

dengan cara apa saja yang dapat dilakukannya, pasti tidak masuk neraka.”  

 

Al Faqih, menegaskan: "Sekalipun (umpamanya) perintah berbakti kepada kedua 

orang tua itu tidak dimuat Alquran dan umpamanya tidak keras tekanannya, pasti akal 

 

101 Tanbih al-Ghafiln 

sehat akan mewajibkannya, oleh sebab  itulah bagi yang berakal sehat harus mengerti 

kewajibannya terhadap keduanya, Apalagi hal itu telah ditekankan oleh Allah dalam 

semua kitabNya (yakni) Taurat, Injil, Zabur dan Al Furqan, juga telah disampaikan 

kepada para Nabi bahwa: "Rida Allah tergantung rida kedua orang tua, demikian pula 

marahNya tergantung kemarahan kedua orang tua.”  

 

Tiga Ayat saling berkaitan, jika ada salah satu terpisah darinya, Allah tidak 

menerimanya, yaitu:  

 

 Artinya: 

“Lakukanlan salat dan keluarkanlah sakat oo (An-Nisa' 77)  

 

Barang siapa melakukan salat tanpa mengeluarkan zakat, salatnya sia-sia (tidak 

diterima).  

 

Artinya: ”  

”Berbaktilah kepada Allah dan kepada RasulullahNya .....(An-Nisa' 59)  

 

Barang siapa menyembah Allah, namun  tidak percaya kepada Rasulullah Nya 

(Muhammad ), tidak diterima. 

 

Artinya: "Bersyukur (berbaktilah) kepudukKu dan kepada orangtuarmu. (Luqman 14)  

 

Barang siapa berbakti kepada Allah, tanpa bakti kepada kedua orang tuanya, pasti 

tidak diterima.  

 

Sedangkan dasar dari hadis, Rasulullah  bersabda: "Bahwasannya kutukan kedua 

orang tua, dapat memutuskan dasar anak tersebut saat  ja durhaka kepada 

keduanya, maka Barang siapa membiarkan keduanya berarti sama dengan 

melupakan Tuhannya, dan Barang siapa hidup sezaman dengan kedua atau salah 

satu orang tuanya, lalu tidak berbakti kepada mereka berdua, sehingga ia masuk 

neraka, berarti telah dijauhkan oleh Allah “£.  

 

 

102 Tanbih al-Ghafiln 

Dan saat  beliau  ditanya: "Amal apakah yang paling utama?” Beliau menjawab:”1. 

Salat tepat pada waktunya, 2. Berbakti kepada kedua orang tua, 3. Jihad menegakkan 

agama Allah.  

 

Fargad As-Sinji mengatakan: "Dalam suatu kitab, aku menemukan keterangan 

sebagai berikut: "Tidak pantas anak berbicara di muka kedua orang tuanya, kecuali 

atas izinnya, dan tidak boleh berjalan dimukanya, atau di kanan-kirinya, kecuali saat  

dipanggil ia harus mendatanginya, dan selayaknya berjalan di belakangnya sebagai 

pengiringnya.  

 

Seseorang bertanya: "Ya Rasulullah, saat ini ibuku mengigau di tempatku, aku 

mendulangnya dan mewudukannya serta kugendong di atas bahuku, hal ini apakah 

termasuk aku membalas jasa kepadanya? Beliau menjawab: ”Belum ada satu 

persenpun dari jasa (kebaikan)nya, namun  engkau sudah termasuk berbakti. dan Allah 

akan membalasmu dengan pahala yang sangat besar, sekalipun amalmu tidak 

seberapa kepadanya.”  

 

Kata Hisyam' : "Ketetapan hikmah demikian: "siapa mengutuk jawabnya, dia sendiri 

yang terkutuk, demikian pula yang mengutuk ibunya, dia sendiri yang terkutuk, Barang 

siapa merintangi agama Allah pasti dikutuk, dan orang yang menyesatkan orang buta 

di jalan, termasuk orang yang menyembelih tanpa menyebut asma Allah, juga dikutuk 

orang yang merusak tanda-tanda perbatasan tanah.”  

 

Rasulullah  bersabda: "Sungguh dosa yang paling besar yaitu  memaki kedua orang 

tuanya, Sahabat bertanya: ” Kenapa sampai terjadi memaki kedua orang tuanya? 

Beliau menjawab: ”Asalnya seseorang memaki ayah orang lain, kemudian ayahnya 

sendiri dibalas dengan makian orang tersebut atau memaki ibu orang lain, kemudian 

dibalasnya. (Al Hadis). |  

 

Aban dari Anas - katanya: "Di zaman Rasulullah  ada seorang pemuda yang sangat 

tekun beribadat, dan banyak amalnya (ia bernama) Al Oamah, tiba-tiba sakit keras 

dan istrinya mengutus orang memanggil Rasulullah . Lalu beliau mengutus Bilal, S. 

Ali, Salman dan Amr melihatnya dari dekat, saat  itu Al Oamah tengah sakaratul 

maut, oleh mereka ditalkin dengan kalimat thayyibah"", namun  ia tidak mampu 

 

103 Tanbih al-Ghafiln 

mengucapkannya, Lalu mereka menyuruh Bilal pergi menyampaikan beritanya 

kepada Rasulullah  Beliau bertanya: "Ia masih punya avahIbu?” Jawabnya: "Tinggal 

ibunya sangat tua”, kata beliau: "Hai Bilal temuai ibunya, salamku kepadanya, 

katakanlah: "Apakah kau datang menemui Rasulullah atau Rasulullah yang menemui 

(datang) kepadamu?" Jawabnya: "Akulah yang harus menemui beliau, dan sesudah  

sampai kepada Nabi, beliau bertanya: "Sampaikan berita yang benar kepadaku 

tentang anakmu?” Jawabnya: ”Ia tekun beribadat, salat, puasa dan bersedekah 

sebanyak-banyaknya, sampai aku tidak mengetahuinya, Lalu hubunganmu 

dengannya? Jawabnya: "Ta membuatku marah (menyakiti hatiku)”, Kata beliau: ”Apa 

sebabnya?” Jawabnya: "Ia terlalu menurun kemauan istrinya, sehingga mengabaikan 

aku serta menentang kepadaku. Lalu beliau bersabda: "sebab  marahnya Ibu, ia sulit 

mengucapkan kalimah thayyibah. Alkisah Bilal diperintah mengumpulkan kayu bakar 

untuk membakarnya. Dan Ibunya bertanya: "Ya Rasulullah, anakku tersayang akan 

kau bakar di muka mataku? Siapa yang merelakannya?” Beliau menjawab: ”Hai ibu 

Al Oamah, siksa Allah lebih pedih lagi kekal, oleh sebab  itu maafkanlah dia, berilah 

keridaanmu kepadanya, pasti Allah memberi ampun kepada anakmu, demi Allah, 

salat dan sedekahnya tiada berguna selama kau marah kepadanya. Kemudian dia 

mengangkat kedua tangannya dan berkata: ”Ya Rasulullah, aku bersaksi kepada Allah 

di langit, dan engkau ya Rasulullah, dan para hadirin, bahwa ku maafkan dia, dan aku 

rida kepadanya. Sesudah itu Bilal diperintah kembali ke tempat Al Oamah, dan saat  

menginjak pintu rumahnya, terdengar suaranya mengucapkan kalimah Thayyibah. 

Lalu kata Bilal: "Hai sekalian manusia, kemarahan ibu Al Oamah itulah yang 

menyulitkan Al Oamah membaca kalimah Syahadat, terbukti sesudah  ibunya 

memaafkan atau meridainya, maka dengan mudah Al Oamah mengucapkannya, dan 

matilah ia pada hari itu. Kemudian Rasulullah  datang, memerintah agar segera 

dimandikan, dikafankan, dan disalati oleh beliau. Sesudah selesai ditanam, beliau 

berdiri di atas tepi makamnya seraya bersabda: ” Hai sekalian sahabat Muhajirin-

Anshar, Barang siapa terlalu mengutamakan istri daripada ibunya, pasti dikutuk oleh 

Allah, semua ibadatnya baik fardu ataupun sunnah tidak diterima. (Al Hadis).  

 

Pengertian ayat-ayat Alquran (di bawah) ini, kata Ibnu Abbas -sebagai berikut, yaitu: 

"Mengenal dan memperhatikan kewajibannya terhadap hak kedua orang tua sejak 

hidupnya, hingga matinya, serta mendoakan terus kepada keduanya, sesudah 

mereka tidak ada (mati). Inilah ayat-ayat tersebut:  

 

104 Tanbih al-Ghafiln 

 

Artinya:  

“Tuhanmu menyuruh asar kamu tidak menyanbah kecuali hanya kepadaNya, dan 

berbaktilah kepada kedua orang tuamu apabila salah satu atau keduanya telah tua, di 

sisimu, maka janganlah kamu memperlihatkan sikap jemuatau mengatakan 'hus 

kepada keduanya, seandainya engkau membuangkan kencing atau ( kotoran ibu atau 

bapakmu, maka hidungmu jangan kau tutupi, dan mukamu jangan dibuat muram. 

sebab  keduanya telah melakukan lebih dari itu sewaktu kecilmu, jangan sekali-kali 

membentak, berkatalah dengan lemuah-lembut, sopan, ramah dan hormat kepada 

keduanya”. (Al-Isra' 23)  

 

Artinya:  

”Merendahlah kepada keduanya sebaik-baiknya, dan berdoalah untuk keduanya: "Ya 

Tuhan, kasihanilah keduanya sebagaimana mereku memeliharaku saat  kecilku.” (Al-

Isra' 24)  

 

Kata seorang Tabi'in: "Barang siapa berdoa  setiap harinya, untuk kedua orang 

tuanya, berarti telah memenuhi kewajibannya terhadap mereka berdua. Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Berbaktilah kepudaKu dan kepada mereka berdua, kepadaku: luh kay dikembalikan”. 

(Luqman 14)  

 

Berbakti kepada Allah (diantaranya) melakukan salat 5x setiap hari dan Malamnya, 

demikian pula kepada kedua orang tua 5x mendoakan setiap hari dan malamnya.  

 

Artinya: .  

”Tuhanmu Maha Mengetahui isi hatimu, jika kamu benar-benar baik, buhasannya Dia 

Maha Pengampun terhadap orang yang kembali (bertaubat).” (Al Isra' 25)  

 

Kewajiban seorang anak dalam rangka memenuhi hak kedua kedua orang tua 

menginginkan makanan, maka berilah, 2. saat  ingin pakaian, berilah pakaian” 

Rasulullah sz dalam menerangkan ayat:  

 

 

105 Tanbih al-Ghafiln 

Artinya:  

"Bantulah keduanya di dunia dengan baik, yaitu makanan saat  lapar dan pakaian 

jika memerlukannya, 3. saat  memerlukan bantuan apa saja, bantulah dia,, 4. 

Mendatangi pangsilannya, 5. Mematuhi segala perintahnya, dengan catatan bukan 

perintah maksiat atau mengatakan kejelekan lain, 6. saat  berbicara pakailah kata-

kata yang baik, lunak, lemah lembut, tidak kasar, 7. Tidak boleh memangsil nama 

kecilnya, 8. Senang kepada keduanya sebagaimana senang pada dirinya sendiri, 

demikian pula sebaliknya, membenci bagi keduanya sebagaimana pada dirinya 

sendiri, 10. Memohonkan ampunan untuk keduanya serta ralunat Allah seperti doa 

yang dipakai Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim :  

 

Artinya:  

"Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, serta segenap umat 

Islum (pria dan wanita) pada hari Kiamat.”  

 

 Kata seSeorang (Sahabat Nabi): Salah satu dari antara penyebah kesulitan 

penghidupan, ialah tidak mendoakan orang tuanya. Dan apakah yang memuaskan 

kedua orang sesudah matinya? Jawabnya: Tiga perkara, yaitu : "1. Dia menjadi orang 

baik, sebab menggembirakan keduanya. 2. Menyambung famili dan kawan-kawan 

kedua orang tuanya, 3. Beristighfar untuknya, dan memohonkan untuk keduanya, 

serta bersedekah untuk keduanya.  

 

Nabi   bersabda": "saat  manusia telah mati, terhentilah semua amalnya, kecuali 3 

perkara, yaitu: 1. Amal Jariyah, 2. Ilmu yang bermanfaat, 3. Anak shalih yang 

mendoakan kedua orang tuanya.  

 

Sabda beliau  pula: Jangan putuskan hubungan dengan orang yang dulunya kawan 

baik kedua orang tua, (jika kamu berbuat demikian) pasti padaAllah sinar cahayamu.  

 

Seorang bertanya kepada Nabi ” Ya Rasulullah, orang tuaku sudah mati keduanya, 

apakah bisa aku berbakti kepada keduanya sesudah mati? Beliau menjawab: Ya bisa, 

beristighfarlah untuk keduanya, dan menghubungi famili dari keduanya”. Allah Maha 

Mengetahui.   

 

106 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 11  

Tentang Kewajiban Orangtua Memenuhi Hak Anak  

 

Dari Abu Hurairah : bahwasannya Nabi  

 bersabda:  

 

Artinya:  

"Setengah kewajiban orang tua memenuhi hak anak, ada 3 Perkara, yaitu: 1. Memberi 

nama yang baik saat  lahir, 2. Mendidiknya dengan Alquran (asama Islam), 3. 

Mensawinkan saat  hendak dewusa”.  

 

Seseorang mengadu kepada Umar katanya: "Anakku ini berani kepadaku, Tanya 

Umar kepada anak tersebut: "Kau tidak takut kepada Allah? Kau berani kepada 

ayahmu, sebab  melakukan kewajibanmu memenuhi hak ayahmu. Tanya anak itu: 

"Hai Amirul Mukminin, apakah orang tua tidak punya kewajiban, memenuhi hak anak? 

Jawabnya, ada yaitu :”1. Memilihkan Ibu yang baik, jangan sampai terhina akibat 

ibunya 2. Memilihkan nama baik, 3. Mendidik dengan Alquran (agama Islam). 

Kemudian kata anak tersebut: "Demi Allah, dia tidak memilihkan ibu yang baik, dia 

wanita yang dibeli 400 dirham itulah ibuku, lalu aku diberi nama "Kelelawar jantan”, 

kemudian dia mengabaikan pendidikan Islam bagiku, sampai satu ayatpun aku tidak 

pernah diajari olehnya. Maka Umar menoleh kepada ayahnya seraya berkata: ” Kau 

telah durhaka kepada anakmu. sebelum ia berani kepadamu, pergilah kau.”  

 

Kata Al Faqih” , cerita Abu Hafsh: "Seseorang datang dan mengeluh, kepadanya, 

akibat dipukul anaknya hingga sakit. Abu Hafsh terkejut. "Subhanallah ”, ada anak 

memukul ayahnya?” Jawabnya: Benar, sampa sakit. Ja bertanya lagi: " Pernahkah 

kau mendidiknya tentang kesopanan?" “Tidak”, "Membaca  

 

Alquran?”, "Tidak". "Lalu apa kesibukan anak itu?” ”Tani” Kemudian Abu Hafsh 

berkata: "Sekarang engkau mengerti apa sebabnya ia memukul?” Jawabnya: "Tidak”. 

Kata Abu Hafs: "Begini, kira-kira tengah santai-santai ia mengendarai khimar menuju 

ladang, diapi: sapi dan kerbau dan dikawal anjingnya, tiba-tiba kau menyapanya dan 

mungkin kau dianggap sapi yang mengganggu, lalu engkau dipukulnya hal itu suatu 

 

107 Tanbih al-Ghafiln 

keuntungan bagimu, sebab  ia tidak memukul kepalamu, bersyukurlah dengan 

mengucap :  

 

ALHAMDU LILLAAHHI RABBIL 'AALAMIN”.  

 

Kata Tsabit Banany: "Seorang ayah dipukul anaknya di suatu tempat, namun  saat  

masyarakat akan membantu (ayah tersebut), malah bilangnya: "Biarkanlah ia jangan 

dibalas pukul, sebab  aku dulu pernah memukul ayahku di tempat ini, maka sekarang 

aku mendapat giliran balasan dari anakku sendiri. mudah-mudahan cukuplah 

tebusannya di sini saja, tidak sampai ia disalahkan.  

 

Setengah Ulama hikmah menegaskan: "Barang siapa berani kepada kedua orang 

tuanya, pasti tidak akan menikmati kesenangan dari anaknya, Barang siapa tidak 

bermusyawarah dalam mengatasi urusannya, pasti tidak tercapai tujuannya, dan 

Barang siapa tidak mengalah (bersikeras ingin menang sendiri) di tengah 

keluarganya, pasti lenyap kesenangan hidupnya.  

 

Dari Asy-Syu'bi, Nabi :z bersabda:  

 

"Allah selalu mengasihi orang tua (ibu atau bapak) yang mendorong anaknya, agar 

berbakti kepadanya (dengan artian) ia tidak memerintahnya melakukan sesuatu di luar 

kemampuannya.  

 

Seorangshalih tidak pernah menyuruh anaknya saat  ada kepentingan apapun, 

bahkan senang kepada orang lain untuk melakukannya, lalu ada yang bertanya: 

"Kenapa kau bersikap semacam itu?” Jawabnva: "Aku khawatir kalau ia 

membantahku, dan jika demikian berarti aku jerumuskan dia ke neraka, padahal aku 

sayang padanya, dan tidak mungkin aku membakarnya dengan api neraka”. Hal 

serupa dilakukan pula oleh Khalaf bin Ayub.  

 

Kemanusiaan yang beradab ialah: 1. Berbakti kepada kedua orang tua, 2. Memelihara 

pergaulan atau hubungan yang baik dengan familinya, serta menghormati kawannya, 

3. Bersikap ramah, dan sopan kepada keluarga (anak-istri)nya, dan para 

pembantunya serta menjaga agama mereka, 4. Pandai membelanjakan hartanya 

 

108 Tanbih al-Ghafiln 

untuk keluarga dan kerabat serta kepentingan agama (baik zakat atau sedekah 

sunnah), 5. pandai menjaga lisan dari kata-kata terlarang, 6. Senang tinggal di rumah 

(tekun beribadat), 7. Giat bekerja, tidak bermalas-malasan, 8. Menghindari pergaulan 

dengan orang-orang jahat atau orang yang suka mencampuri urusan lain orang. 

Demikianlah menurut Al Fudlail bin 'Iyadl.  

 

Kebahagiaan seseorang ditentukan oleh 4 perkara, yaitu: 1. Istri yang baik atau 

shalihah, 2. Anak-anak terdidik patuh kepadanya, 3. Bergaul dengan orang-orang 

shalih, 4. Mata pencaharian tidak jauh tempatnya (cukup dari dalam negeri). 

Demikianlah sabda Rasulullah .  

 

Tujuh macam amal jariyah yaitu: 1. Membangun masjid, sepanjang dibuat salat, 2. 

Membuat saluran air minum, selama diminum masyarakat, 3. Menulis mush-haf 

(Alquran), selama dibaca orang, 4. Menggali sumur, selama digunakan orang, 5. 

Menanam pohon atau tanaman, selama dimakan orang atau burung dan lain-lain, 6. 

Mendidik atau mengajarkan ilmu, selama dimanfaatkan, 7. Tinggalan anak shalih, 

selama mendoakan dan istighfar untuknya. Yakni saat  punya anak didik ilmu dan 

Alquran ayahnya memperoleh pahala selama anak tersebut melaksanakan ajaran 

ilmu atau Al-Ouran, namun  saat  punya anak dibiarkan terlantar pendidikannya 

(sehingga menjadi fasik-lacur), maka ayahnya disamping menanggung dosa sendiri 

(akibat terlena) juga dosa-dosa anaknya. Demikianlah Yazid Raqqasyi, riwayat Anas 

bin Malik.  

 

 

 

 

  

 

109 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 12  

Tentang Silaturrahmi  

 

Dari Abu Ayyub  katanya: "Seorang dusun menghentikan perjalanan Nabi  katanya: 

Ya Rasulullah, terangkan pekerjaan yang dapat mengantarkan aku ke surga dan yang 

menyelamatkan aku dari siksa neraka, Jawab beliau :  

 

Artinya:  

"Ada 4 perkara, yaitu: 1. Kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya, 2. 

Melakukan salat 5x sehari semalam. 3. Mengeluarkan sukat (fitrah atau harta), 4. 

Silaturrahmi ””.  

 

Al-Faqih, dari Abdullah  katanya: ”Di suatu sore (hari) ARAFAH kami duduk bersama 

Rasulullah  lalu kata beliau "Orang yang memutuskan hubungannya dengan famili 

tidak akan kuat duduk bersama kami, hendaklah berdiri, lalu ada seorang di belakang 

bangun, namun  sejenak kembali lagi, dan Rasulullah  bertanya: "Kenapa kamu 

bangun?” Jawabnya: "Ya, Rasulullah saat  engkau bersabda, aku cepatcepat pergi 

ke rumah bibiku yang memutuskan hubungannya denganku”, ”Lalus Kenapa kau 

datang, aneh kedatanganmu ini?” Jawabku: "memberitahu sabda mu tadi, lalu ia 

istighfar untukku dan aku juga istighfar untuknya”, Selanjutnya sabda beliau: "Bagus 

kamu, sekarang silahkan duduk, sebab  Allah tidak akan menurunkan rahmatNya 

kepada suatu golongan yang setengahnya memutuskan hubungan famili”.  

 

Penegasan Al Faqih: "Memutuskan tali persaudaraan yaitu  dosa besar, rahmat 

tertolak baginya, berikut kawan-kawan terdekat dengannya, Oleh sebab  itu, setiap 

muslim wajib bertaubat dari pemutusan terhadap saudara atau famili, istighfar dan 

secepatnya memperbaiki hubungan dengannya, agar memperoleh rahmat Allah, dan 

terhindar dari api neraka”.  

 

Amal yang paling cepat pahalanya yaitu  silaturrahmi, dan dosa yang disegerakan 

akibatnya yaitu  putusnya hubungan persaudaraan dan penganiayaan. (Al Hadis).  

 

Al Faqih , dari Amr bin Syw'aib, katanya: ”Seseorang datang dan bertanya kepada 

Nabi : Familiku tetap bersikeras memutuskan hubungan kepadaku, sekalipun telah 

 

110 Tanbih al-Ghafiln 

kucoba menyambungnya, aku berlaku baik, bahkan mercka menganiayaku, aku 

membantu, bahkan mereka jahat kepadaku, kemudian apakah boteh aku 

menyesuaikan atau membalas perbuatan mereka? Jawab beliau : Jangan, sebab  jika 

kau membalas mercka, berarti kau sama dengan mereka, bahkan hendaklah engkau 

cari jalan yang lebih baik dan tetap menyambung mereka, maka bantuan Allah selalu 

kepadamu sepanjang engkau berbuat demikian”.  

 

Tiga perkara, setengah dari sikap atau akhlak penghuni surga, yaitu: Berlaku baik 

terhadap orang yang jahat kepadamu, 2. Memaafkan orang yang menganiayamu, 3. 

Pemurah terhadap orang yang kikir kepadamu."  

 

Al Faqih, dari Dlahak saat  menafsiri ayat (di bawah) ini katanya: "Terkadang bisa 

terjadi, orang bersilaturrahmi umumya tinggal 3  

 

hari, kemudian Allah menambahnya 30 tahun, demikian sebaliknya terkadang bisa 

terjadi, orang umurnya 30 tahun lagi, sebab  memutuskan silaturrahmi, maka 

dikurangi hingga tinggal 3 hari.  

 

Inilah ayat yang ditafsirinya:  

 

Artinya:  

"Allah menghapus ketentuan yang Dia kehendaki, atau menetapkannya.... ” (Ar-Ra'ad 

39)  

 

Rasulullah  bersabda: "Tiada mungkin takdir tertolak, kecuali dengan doa, dan tiada 

mungkin umur bertambah, kecuali dengan kebaikan atau taat, dan terkadang rezeki 

seseorang tertunda akibat laku maksiat”. (Riwayat Tsauban)  

 

Al Faqih menjelaskan: "Ada 2 macam pengertian tentang bertambah umur, yaitu: 1. 

Bertambah kebaikannya, 2. Bertambah umurnya (benarbenar) seperti hadis tersebut 

di atas. namun  ada yang mengatakan bahwa umur tidak dapat bertambah, dasarnya 

Firman Allah:  

 

Artinya:  

 

111 Tanbih al-Ghafiln 

"saat  ajal sampai padu mereka, muka tidak dapat diundurkan atau dimajukan 

sekalipun hanya sesaat, Dan ada lagi yang mengatakan bahwa bertambuh umur, 

artinya: "sekalipun sudah mati namun  pahalanya tetap berjalan (ditulis terus)”. (Al A'raf 

34)  

 

Sa'id dari Qatadah, katanya: Nabi  bersabda: ”Bertakwalah kepada Allah, dan 

sambunglah kerabatmu, pasti memperoleh kebaikan di dunia dan lebih dari itu kelak 

di akhirat.  

 

Ada fatwa demikian, Kerabatmu yang tidak pernah kau kunjungi sama sekali, tidak 

pernah kau ringankan bebannya dengan hartamu, maka berarti kau telah 

memutuskan silaturrahmi dengannya.  

 

Shuhuf yang diturunkan Allah, setengahnya berbunyi sebagai berikut: "Hai anak cucu 

Adam sambunglah kerabatmu, bantulah dengan hartamu, jika kau kikir, sedikitlah dari 

hartamu, kunjungilah dengan berjalan kaki.”  

 

Beliau Nabi : bersabda:  

 

Artinya:  

"Sambunglah kerabarmu, sekalipun hanya dengan uluk salam kepadanya”. (Al Hadis)  

 

Ada 3 perkara, yang tidak perlu dibedakan antara muslim dan kafir, yaitu: ”1. saat  

mengikat perjanjian dengannya, tepatilah (baik ia muslim atau kafir), 2. Menyambung 

hubungan kefamilian dengannya (baik muslim atau kafir), 3. Menyampaikan 

amanatnya”. Demikian kata Maimun bin Mahram.  

 

Di dalam Taurat tertulis sebagai berikut:  

 

Artinya:  

”Bertakwalah kepada Tuhanmu, dan kepada Redua orang tuamu hendaklah berbakti, 

serta sumbunglah kerabatmu, pasti Kupanjangkan umurmu, dan Kumudahkan 

pertambahan hartamu, serta Kulenyaupkan kesulitanmu.” Demikian kata Ka'bul 

 

112 Tanbih al-Ghafiln 

Akhbar, dan ia bersumpah: ”Demi Alah yang membelahkan laut bagi Musa  dan 

kaumnya”.  

 

Adapun ayat-ayat Alquran yang mendasarinya ialah sebagai berikut:  

 

”Bertakwalah kepada Allah, yang kau minta (hajatmu terpenuhi) kepadaNya, dan 

peliharalah pertalian persaudaraa atau kerabatmu (jangan kau putuskan ikatan 

dengan mereka)”. (An-Nisa' 1)  

 

Artinya :  

"Lakukanlah kewajibanmu, memenuhi hak mereka.....” (Ar-Rum 38)  

 

Artinya:  

"Bahwasannya Allah menyuruh kamu berlaku adil (man kepada Allah) dan berlaku 

baik kepada sesama makhluk, serta menyambung hubungan famili, melarang laku 

keji, mungkar dan penganiayaan. Dia menasihati kamu agar kamu menyadari . 

(ingat..)”. (An-Nahl 90)  

 

Kata Utsman bin Madh'un : Semula aku masuk Islam hanya sebab  malu kepada 

beliau Rasulullah  sebagai kawan karibku yang — selalu menganjurkan agar aku 

masuk Islam (sehingga waktu itu) aku belum mantap benar. Kemudian pada suatu 

hari saat  aku duduk bersamanya, ia mengabaikan aku, bahkan seakan beliau 

berbicara dengan orang disebelahnya, sesudah itu kembali beliau menghadapku dan 

bersabda: "Jibril turun dengan menyampaikan ayat tersebut diatas”. Lalu aku 

bergembira dan Iman mulai merasuk dalam jiwaku, aku pergi menjumpai paman 

beliau Abu Thalib, dan kuceriterakan tentang turunnya ayat tersebut. Jawabnya: 

”Ikutilah Muhammad, pasti kau beruntung dan terpimpin, demi Allah dia 

(keponakanku) hanya memerintahkan agar berakhlak dan budi yang mulia. Jika ia 

benar atau dusta, tujuannya hanyalah semata demi kebaikan, saat  beliau  

mendengar pembicaraan pamannya (Abu Thalib) semacam itu. Beliau mengajaknya 

agar mau Islam, namun  ia menolaknya, lalu turun ayat:  

 

Artinya:  

 

113 Tanbih al-Ghafiln 

"Bahwasannya engkau tiada kuasa memberi petunjuk kepada Siapa yang engkau 

cintai, terapi Allah-lah Pemberi petunjuk orang yang Dia kehendaki ....” (Qashash 56)  

 

Ayat lain menyatakan:  

 

Artinya:  

"Apakah sekira kamu berkuasa, akan membuat kerusakan di atas bumi? dan 

memutuskan ikatan kekeluargaan? Mereka yang berbuat semacam itulah. orang-

orang yang dikutuk Allah dan ditulikan telingu mereka, serta dibuat buta mata mereka” 

(Muhammad 22-23)  

 

Allah berfirman: "Akulah Ar Rahman (Yang Pemurah) dan engkau rahim, siapa 

memutuskan engkau berarti rahmatKu pun akan Kuputuskan, dan yang 

menyambungmu berarti pula menyambung rahmatKu.  

 

Rahim bergantung pada 'Arasy, siang malam ia berdoa: Ya Tuhan, sambunglah ikatan 

orang yang menyambungku, dan putuskanlah ikatan orang yang memutuskan ikatan 

denganku.  

 

saat  ilmu dipamerkan manusia, sedang amal perbuatannya dilupakan, kasih sayang 

hanya diatas bibir, tanpa meresap ke hati (penuh rasa benci) dan ikatan kekeluargaan 

diputuskan maka kutukan Allah kepada mereka, telinga ditulikan dan mata hati 

mereka dibutakan." Demikian kata Hasan Bashri.  

 

Al Faqih", dari Yahya bin Salim, katanya: "Pada zaman seorang asal Khurasan yang 

shalih bermukim di Mekah, orang mempercayakan (titip) harta kepadanya. Lalu 

seseorang menitipkan uang sebanyak 10.000 dinar kepadanya, ia pergi mengurus 

kepentingan lainnya, sesudah  selesai kembalilah ia mengambil uang titipan tersebut, 

namun  ia (yang dititipi uang) telah meninggal dunia, kemudian tanya kepada 

keluarganya.  

 

Jawabnya: ”Kami tidak tahu menahu tentang titipannya itu. Alkisah, ia minta pendapat 

para Ulama Fiqih di Mekah tentang hal itu Jawab mereka: "Kami berharap ia termasuk 

penghuni surga, cobalah nanti malam (lewat tengah malam) kau panggil dia di sumur 

 

114 Tanbih al-Ghafiln 

Zam-zam: ”Hai Fulan bin Fulan, aku yang menitipkan uang kepadamu dulu”. Lalu ja 

turuti nasihat para Ulama tersebut namun  sampai 3x panggilan, tiada jawaban. Dan 

akhirnya ia kembali kepada para Ulama tadi, Kata mereka: INNAALILLAAHI WA 

INNAA ILAIHHI RAAJI'UUN, kami takut jika sahabatmu termasuk penghuni neraka, 

cobalah kini kau pergi ke Yaman dan Bairut, di sana ada sumur, panggillah ia lewat 

tengah malam. sesudah  ditemukan sumur tersebut, maka mulailah ia memanggilnya, 

panggilan sekali, ada jawaban. Lalu ditanya: ” Kasihan kenapa kau di sini? Aku 

melihatmu dulu orang baik-baik?” Jawabnya, Familiku di Khurasan, dan aku 

memutuskan hubungan dengan mereka sampai mati, lalu aku dituntut akibat ini, dan 

ditempatkan di sini, sedangkan uangmu masih ada, ku tanam di rumah, siapappun 

dari keluargaku tiada yang tahu, untuk itu minta izinlah kepada mereka agar kau dapat 

menggali simpanan uang itu, pasti masih utuh kau temui di sana”. Sesudah itu 

segeralah ia kembali ke tempat uang tersebut dan ternyata masih utuh seperti semula.  

 

Al Faqih menegaskan: "Bagi yang familinya dekat, cara menyambung persaudaraan, 

cukup saling menghadiahi atau memberi dan berkunjung, jika harta tiada, maka 

tenagapun bisa, dan bagi yang jauh, caranya dengan saling menyurati, namun  jika 

berkunjung lebih diutamakan.  

 

Keuntungan bersilaturrahmi ada 10 perkara, di antaranya: 1. Memperoleh rida Allah, 

sebab  Dia yang memerintahkannya, 2. Membuat mereka gembira, berdasarkan 

hadis:  

 

Artinya: “Amal yang paling utama yaitu  membuat seorang mukin, bergembira.“ (Al 

Hadis)  

3. Kesukaan para malaikat, sebab  mereka senang bersilaturrahm, 4. Pujian kaum 

musllimin kepadanya, 5. Memarahkan Iblis terkutuk 6. Memanjangkan usia, 7. 

Menambah barakah (cukup) rezekins, 8. Membuat senang yang telah mati, sebab  

ayah dan eyang suka jika cucunya bersilaturrahmi, 9. Memupuk rasa kasih-sayang di 

antar keluarga atau famili, sehingga timbul semangat saling membantu, saat  

berhajat, 10. Menambah pahala sesudah matinya, sebab  akan selalu, dikenang, dan 

didoakan sebab  kebaikannya.  

 

 

115 Tanbih al-Ghafiln 

Ada 3 macam manusia yang dilindungi Allah kelak di hari Kiamat, yaitu: 1. Orang yang 

menyambung ikatan kekeluargaan dipanjangkan usianya, dilapangkan kuburnya, juga 

rezekinya, 2. Wanita yang ditinggal mati suaminya dan anak yatim yang ditinggalnya 

ia pelihara baik-baik, sampai Allah mencukupi mereka atau mati, 3. Orang yang suka 

mengundang anak yatim dan fakir-miskin untuk makan bersama. (Demikian kata Anas 

:52)  

 

Rasulullah  bersabda: ”Ada dua (macam) langkah manusis yang disenangi Allah, 

yaitu: 1. Langkah melakukan salat, 2. Langkah bersilaturrahmi kepada keluarga atau 

familinya”. (HR. Hasan).  

 

Ada 5 perkara, Barang siapa melanggengkannya maka bertambah tambah 

kebaikannya seperti gunung besar, dan dilapangkan rezekinya. yaitu: 1. Selalu 

bersedekah (sedikit atau banyak), 2. Silaturrahmi kepada keluarga atau familinya, 3. 

Tetap berusaha menegakkan Islam, 4. Tetuf suci (selalu berwudu), dan tidak 

membuang-buang air, 5. Tetap berbaki kepada kedua orang tuanya. Allah Maha 

Mengetahui.  

 

 

 

 

 

  

 

116 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 13  

Tentang Hak dan Kewajiban Tetangga  

 

Al Faqih, dari Abdullah bin Amr, katanya: Rasulullah  bersabda:  

 

"Tujuh macam manusia yang Allah tidak memberi rahmat kepada mereka di hari 

Kiamat, bagi mereka disediakan siksa yang berat, dan digiring ke neraka bersama 

penghuni neraka lainnya, yaitu:  

 

1. Senggama antara pria dengan sesama prianya (liwath).  

2. Orang bersenggama dengan hewan.  

3. Orang yang onani.  

4. Orang mengumpuli istrinya pada lobang belakang (pantat).  

5. Orang yang bersetubuh dengan istri dan putrinya.  

6. Orang yang zina dengan istri tetangganya.  

7. Orang yang menyakiti tetangganya secara terang-terangan di muka masyarakat, 

kecuali jika bertaubat sesuai dengan tuntunan agama (memenuhi syaratnya).  

 

Dari Ibnu Mas'ud  , katanya: "Rasulullah  bersabda: "Demi . Allah, seseorang tidak 

dianggap Islam, sehingga semua orang selamat dari gangguan hati, lisan dan 

tangannya. Dan belum dianggap beriman, sepanjang belum aman tentram 

tetangganya dari ulah (gangguan)nya. Para Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, berupa 

apa saja gangguannya itu? Jawab beliau: ” Berupa penipuan dan penganiayaan”.  

 

Al Faqih, dari Said bin Musayyab, katanya: Nabi  bersabda: "Kehormatan tetangga 

atas tetangga lainnya, seperti kehormatan ibunya”. |  

 

Al Faqih, dari Abdullah bin 'Amr, ia menyuruh sahayanya: ”Potonglah kambing lalu 

berilah tetangga kami (yang) Yahudi itu”. Lalu sesaat sesudah itu berkata lagi: "Hai 

punakawan, jika kau memotong kambing berilah tetangga kami (yang) Yahudi itu”. 

Jawab pembantunya:  

 

"Kau repotkan kami akibat Yahudi itu", Sahut Abdullah: "Celaka kau ketahuilah pesan 

Nabi :  

 

117 Tanbih al-Ghafiln 

 

Artinya:  

"Bahwasanya Nabi  senantiasa berpesan agar kamu, perlakukan tetangga dengan 

baik, sehingga kami mengira dia punya hak waris”.  

 

Al Faqih , Syuraih Al-Ka'by katanya: Nabi  bersabda: "Barang siapa beriman kepada 

Allah dan hari akhir, berkata baiklah atau diam, dan Barang siapa beriman kepada 

Allah dan hari Akhir, hormatilah tetangganya, dan Barang siapa berima kepada Allah 

dan han Akhir hormatilah tamunya, pada hari pertamanya (sehari-semalam) dan 

mertamunya (3 hari), sedang selebihnya dianggap sedekah”.  

 

Al Faqih , dari Hasan Bashri katanya: "Rasulullah  ditanya: ”Apakah hak tetangga 

kepada tetangga lainnya?” Beliau menjawab: "Jika berhutang kau beri hutangan, 

undangannya kau penuhi, jika sakit kan ziarahi, jika minta tolong kau beri pertolongan, 

jika kena musibah kan hibur, jika mendapat keuntungan, kau ucapkan selamat, jika 

mari, kau antar jenazahnya, jika bepergian, kau jaga rumah dan anak-anaknya, 

janganlah engkau menyakitinya dengan bau masakan, kecuali jika kau beri dari 

masakan itu kepadanya”.  

 

Riwayat lain ditambah, Dan jangan meninggikan bangunan (melebihi tinggi) 

bangunannya, kecuali melegakan hatinya.  

 

Dari Abu Hurairah, Rasulullah  bersabda: "Tiada henti-hentinya jibril pesan agar aku 

bersikap baik terhadap tetangga, sehingga aku mengira bahwa dia punya hak waris”.  

 

Juga dari Abu Hurairah , Rasulullah  bersabda: "Hai Abu Hurairah, jadilah manusia 

yang wara"”, pasti kau jadi manusia paling tekun beribadat, dan jadilah manusia 

qana'ah"”, pasti kau pandai bersyukur, dan senanglah bagi sesama manusia seperti 

kau menyenangi bagi dirimu, pasti menjadi sempurna mukminmu, dan perlakukan 

tetanggamu dengan sebaik-baiknya, pasti sempurna muslimmu, dan sedikitkan kau 

tertawa, sebab  akibat banyak tertawa dapat mematikan hati (mengeras seperti batu). 

Firman Allah,  

 

Artinya:  

 

118 Tanbih al-Ghafiln 

”Sembahlah Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, dan 

berbaktilah kepada kedua orang tua, juga kepada saudara terdekat atau famili, anak 

yatim, dan orang-orang miskin, Serta tetangga dekat atau sekeluarga, ataupun 

tetangga orang lain, kawan dalam perjalanan dan orang perantauan”. (An-Nisa' 36)  

 

Ada 3 macam tipe tetangga, yaitu: 1. Punya tiga hak, 2. Punya dua hak, 3. Punya satu 

hak. Tipe no. 1 yang punya tiga hak, ialah: Tetangga yang masih kerabat dan muslim. 

Tipe no. 2 yang punya dua hak, ialah: Tetangga yang bukan masih kerabat namun  

muslim, Tipe no. 3 yang punya satu hak, ialah: Tetangga yang kafir dzimmi ”. Adapun 

tiga hak tersebu, yaitu: 1. Hak keluarga atau famili, 2. Hak tetangga, 3. Hak muslim 

Sedangkan dua hak tersebut Yaitu: 1. Hak tetangga. 2. Hak muslim. Dapat satu hak, 

yaitu: hak tetangga.  

 

Kata Abu Dzar Ghifary: "Kekasihku (yakni) Nabi Muhammad  pesan 3 perkara 

kepadaku, yaitu: 1. Kepada pimpinan kaum Muslimip curahkan perhatian dan 

ketaatanmu, sekalipun ia bermuka buruk dan orang rendahan (menurut pandangan 

manusia umum). 2. saat  masak kuah, maka perbanyaklah airnya dan berilah 

tetanggamu, 3. Lakukanlah salat tepat waktunya.  

 

Seseorang mengadu kepada Nabi . - akibat gangguan tetangganya, lalu beliau 

menyarankan: "Peliharalah dirimu jangan sampai menggaggunya, dan bersabarlah 

atas gangguannya, maut cukup memisahkan kalian berdua”.  

 

Definisi (pengertian) baik dalam bertetangga, bukan sekedar tidak mengganggunya, 

namun  lebih dari itu berlaku sabar dalam menghadapi ulah (gangguan) tetangganya. 

Demikian menurut Hasan Bashri.  

 

Definisi Silaturrahmi, bukan sekedar membalas hubungan baiknya, namun  lebih dari itu 

(memulai) menyambung ikatan kekeluargaan yang hampir atau sudah punah, serta 

bersikap lunak kepada orang yang bersikeras. Dan belum disebut penyabar bagi 

orang yang sckedar menyesuaikan kesabaran masyarakatnya, namun  lebih dari itu jika 

masyarakatnya acuh tak acuh, ia tetap berlaku sabar. Demikian menurut Amr bin 'Ash.  

 

 

119 Tanbih al-Ghafiln 

Fatwa Al Faqih: "Bagi seorang muslim seyogyanya berlaku sabar dalam menghadapi 

gangguan tetangganya, dan jangan mengganggunya, ciptakanlah suasana atau rasa 

aman baginya, baik dari lisan, tangan atau auratnya. Aman dari lisan berarti tidak 

pernah menggunjingnya, dan aman dari tangan berarti tidak menaruh rasa curiga 

kepadanya, seandainya lupa tidak mengunci pintu rumah, maka tidak ada kecurigaan 

kepadanya, dalaman dari auratnya berarti tidak membuka malunya, seandainya pergi 

lalu ada informasi atau laporan bahwa tetangganya masuk ke rumahnya, maka 

hatinya tetap merasa aman, sekalipun betul-betul nyata.  

 

Tiga tradisi jahiliyah yang perlu dilestarikan dalam masyarakat muslim, yaitu: 1. 

Bersungguh-sungguh dalam menghormat dan menjamu tamu yang berkunjung 

kepadanya, 2. Tidak mencerai istrinya hingga tua, agar tidak sampai sia-sia hidupnya, 

3. Berani berkorban, demi mengurangi beban penderitaan atau kesulitan tetangganya, 

sekalipun harus melunasi atau membayarkan hutangnya. Demikian kata Ibnu Abbas 

-::.  

 

Rasulullah  bersabda”: Seseorang (tetangga) kelak di hari Kiamat, akan menuntut 

(tetangga)nya: "Ya Tuhan, saudaraku ini Engkau lapangkan rezekinya, dan aku tidak, 

hingga saat  aku lapar di siang hari, ia kenyang, kemudian aku menuntutnya, kenapa 

ia menutup pintunya dan mencegah aku dari sesuatu yang telah dilapangkan 

baginya”.  

 

Al Faqih menegaskan: "Berbuat baik kepada tetangga secara sempurna, dapat 

dilakukan dalam 4 perkara, yaitu: ”1. Membantunya semaksimal mungkin (menurut 

kemampuan yang ada padanya), 2. Tidak tamak terhadap sesuatu (harta) miliknya, 3. 

Tidak menyakiti atau menganggunya, 4. Berlaku sabar dalam menghadapi 

penganiayaan atau gangguannya.  

 

Sudah dianggap bengis atau kejam seseorang yang berbuat salah satu dari 10 

perkara di bawah ini, yaitu:  

1. Seseorang (pria atau wanita) yang saat  berdoa hanya sekedar minta untuk 

dirinya, tanpa mengikut sertakan kedua orang tuanya dan masyarakat mukmin (orang 

beriman).  

 

120 Tanbih al-Ghafiln 

2. Seseorang yang bisa baca Alquran, namun  setiap harinya kurang atau tidak 

membaca 100 ayat.  

3. Seseorang yang masuk masjid, tidak ada rasa mengagungkannya dengan 

melakukan salat 2 rakaat (Tahiyyatal Masjid) hingga keluar.  

4. Seseorang yang melewati kuburan Muslimin, tanpa uluk salam dan mendoakan 

penghuninya (ahli kubur).  

5. Seseorang yang dengan mudah meninggalkan salat Jumat di tengah perjalanan (di 

kota lain).  

6. Seseorang yang tiada minat belajar ilmu (agama), sekalipun di daerahnya ada 

orang alim sedangkan dirinya masih terhitung bodoh.  

7. Dua orang yang tidak saling menyapa, saat  berjumpa di tengah perjalanan.  

8. Seseorang yang menolak datang pada waktu walimatur 'arus.  

9. Pemuda yang tidak pandai memanfaatkan masa kepemudaannya, sehingga 

menjadi pengangguran, menuntut ilmu tidak, kesopanan nol (tidak berakhlak).  

10. Seseorang yang membiarkan tetangganya mati kelaparan, sedang dirinya 

kenyang.  

 

 

 

 

  

 

121 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 14  

Tentang Larangan Minum Arak Dan Sebangsanya  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanad-sanadnya dari Ibnu Umar ., katanya: "Muka 

hitam, mata semu biru dan lidah keluar sampai dada mengalirkan liur, sangat basin 

baunya, setiap manusia jijik melihatnya, demikian kelak para peminum arak di hari 

kebangkitan. Kalian haram untuk salam kepadanya, sekalipun sakit jangan mendekati 

atau mengunjunginya, jika mati jangan disalati.  

 

Peminum arak, saat  menganggap arak itu halal, tiada bedanya dengan penyembah 

berhala (jahiliyah modern di abad nuklir saat ini), demikian menurut Masruk. Sedang 

Ka'bul Akhbar mengatakan: "Lebih baik minum segelas api daripada arak satu gelas.”  

 

Dari Ibnu Umar, Rasulullah  bersabda: "Setiap yang memabukkan yaitu  arak (asli 

atau campuran). Dan Barang siapa gemar minum arak di dunia, sampai mati tidak 

bertaubat, maka jangan mengharap kenikmatan rasa arak (yang halal) di akhirat 

kelak”.  

 

Al Faqih, dari Nabi  sabdanya:” Setiap minuman yang memabukkan haram (mentah 

atau masak), banyak atau sedikit tetap haram”. Bahkan kata Al Faqih: "Arak yang 

sudah diolah (dimasak) lebih besar dosa (peminumnya), jika dibandingkan dengan 

tuak (arak mentah). sebab  besar kemungkinan ia menganggapnya halal, dengan 

alasan macam-macam (umpamanya ini araknya sedikit, campurannya banyak dan 

lainlain), maka dengan demikian terjerumuslah ia dalam kekafiran.  

 

Dari Az Zuhry:”Materi khutbah Utsman  : "Hai sekalian manusia, hati-hatilah terhadap 

arak yang menjadi pangkal kekejian, hati-hatilah terhadap arak yang menjadi pangkal 

kekejian dan sumber segala dosa.  

 

Dulu hidup seorang ahli ibadat yang tekun ke mesjid, pada suatu saat ia tertarik 

seorang wanita cantik (pelacur) dan hingga berkenalan akrab dengannya. sebab  

akrabnya sehingga ia dikuasai oleh pelacur itu, lalu ia dipaksa memilih salah satu dari 

tiga laku maksiat, yaitu: 1. Minun arak, 2. Berzina dengan pelacur tersebut, 3. 

Membunuh bayi. Alkisah 1 memilih minum arak yang dikira laku maksiat paling ringan, 

 

122 Tanbih al-Ghafiln 

namun  fakr, berbicara, justru kctiga-tiganya dilakukan sesudah minum arak, dalan, 

keadaan mabuk ia berzina lalu membunuh bayi disisinya. Seru Utsman selanjutnya: 

"Oleh sebab  itu hindarilah arak, yang menjadi biang kelad, segala perbuatan dosa, 

sungguh percayalah, bahwa: "Iman dengan arak tidak mungkin bersatu dalam tubuh 

manusia, satu dari antara keduanya pasti keluar (yakni) orang mabuk mulutnya 

mengeluarkan kata-kata kufur, dan hal itu menjadi kebiasaan hingga mati, akibatnya 

ia kekal d, neraka. Harumnya surga (punya daya tarik) sejauh 500 tahun perjalanan, 

namun demikian ada 4 tipe manusia yang tidak mampu menciumnya, yaitu: 1. 

Manusia kikir, 2. Manusia pemberi yang mengundat-undat pemberiannya, sekalipun 

beralasan macam-macam, 3. Peminum arak, 4. Manusia yang berani atau durhaka 

terhadap kedua orang tuanya, (HR. Sa'id).  

 

Ada 10 macam manusia yang dikutuk Allah, akibat berurusan dengan arak, yaitu: 1. 

Peminumnya, 2. Penyelenggara pesta (yang menjamu) arak, 3. Pembawa dan yang 

dibawakan, 4. Pedagangnya, 5. Dagangannya, 6. Penjual ecerannya (kios, kedai dan 

toko), 7. Pembelinya (bakul dan lainslain), 8. Pemerasnya, 9. Bos, pemilik, majikan 

yang mengongkosi buruh meras arak, 10. Petani arak (Penanamnya). Demikian 

penegasan Ibnu Mas'ud .  

 

Pemabuk arak bangkainya berbau busuk, kelak bangkit dari kuburnya (di hari Kiamat), 

berkalungkan botol arak, dan gelas pegangannya, ular dan ketonggeng mengerumuni 

kulit dagingnya. kakinya beralaskan api yang menggegarkan otaknya, tempatnya di 

neraka bersama Fir'aun dan Haman. (Al Hadis).  

 

Barang siapa memberi makan peminum arak, sekalipun hanya sesuap, maka ular dan 

ketonggeng akan menggigitnya kelak, sebagai balasan dari Allah. Dan Barang siapa 

berusaha membantu hajatnya, berarti ikut mendobrak Islam. Barang siapa 

menghutanginya, berarti ikut membunuh orang mukmin. Duduk berdampingan 

dengannya, kelak di hari Kiamat buta atau bisu tak berhujah. Barang siapa meminum 

arak, maka jangan kau kawinkan, saat  sakit jangan dikunjungi, jika menjadi saksi 

tidak sah persaksiannya, Demi Allah ia dikutuk dalam Taurat, Injil, Zabur dan Alquran, 

dan ia kafir terhadap segenap kitab tersebut di atas, tiada orang menghalalkan arak, 

kecuali orang kafir, dan aku (Muhammad) bebas daripadanya (tidak 

bertanggungjawab) dunia akhirat. (HR. Siti Aisyah .-.)  

 

123 Tanbih al-Ghafiln 

 

Ka'bul Akhbar ditanya: "Betulkah arak juga diharamkan dalam kitab Taurat?” 

Jawabnya: "Betul, seperti ayat:  

 

Artinya:  

”Bahwasannya minum arak, judi, sesajen, berhala, undian nasib dengan cara apapun, 

yaitu  perbuatan keji dari setan. Maka hindarilah semua itu (jika menginginkan) kamu 

menang atau beruntung”. (Al-Maidah 90)  

 

Juga disebut dalam Taurat. Bahwasannya Kami turunkan kebenaran untuk 

melenyapkan yang batil, dan membatalkan permainan, alat musik, dan arak, sungguh 

celaka orang yang gemar arak, Allah bersumpah: "Barang siapa melanggar larangan 

arak, akan dibiarkan haus, dahaga di hari tiada air setetespun. namun  Barang siapa 

tak mau mengenal arak dunia, pasti dikenalkan rasa nikmatnya arak surga dari 

Hadlratul Qudsy (Demikian kata 'Athak bin Yasar).  

 

Al-Faqih menasihati: "Hendaklah berhati-hati, jangan sampai kau minum arak, sebab  

ada 10 bencana akibatnya, diantaranya: 1. Menempatkan diri pada magam gila, 

bahan tertawaan atau ejekan anak kecil, rendah di kalangan masyarakat beradab 

(normal akal), sebagaimana cerita Ibnu Dunya: "Di kota Bagdad aku melihat pemabuk, 

kencing di tengah jalan, lalu diusapkan atau dibuat membasuh mukanya, seraya 

membaca:  

 

ALLAAHHUMMA) ALNII MINAT TAWAABIIN, WAJALNII MINAL MUTATHAHHIRIIN 

(doa habis wudu). Dan ada lagi pemabuk muntah di tengah jalan, lalu mulut dan 

janggutnya dijilati anjing, kepada anjing: "Hai Tuan-tuan agung, jangan kotori 

saputangan 2. Bencana miskin dan sinting (rusak akalnya), 3. Bencana percekcokan,” 

dan permusuhan di antara keluarga dan teman-teman.  

Firman Allah:  

 

Artinya:  

”"Bahwasannya setan bertujuan membukar permusuhan di antara kamu dengan arak 

dan judi, melupakan sikrullah dan kewajiban salat, maka berhentilah kamu dari 

perbuatan itu semua,” (Al Maidah 91)  

 

124 Tanbih al-Ghafiln 

4. Bencana sebagaimana tercantum dalam ayat tersebut, yaitu: terhalang mengingat 

Allah dan melakukan salat, 5. Bencana zina (dengan Orang lain atau bekas istrinya), 

sekalipun lahirnya istri, namun  menurut syariat Islam bukan lagi istri, akibat mabuk ia 

menceraikan istrinya tidak terasa. Lalu talag jatuh, berarti ia berzina dengan bekas 

istrinya, 6. Menjadi perintis kejahatan, sebab  dalam keadaan mabuk ringan baginya 

melakukan aneka maksiat, 7. Mengganggu malaikat Hafadhah sebab  memaksanya 

ke tempat fasik yang bau busuknya, 8. Bencana hukum dera 80 kali pukulan 

disaksikan masyarakat Muslim, jika tidak dihukum di dunia, maka hukuman tersebut 

dilaksanakan di akhirat, pukulan api neraka yang dahsyat, disaksikan orangtua dan 

kawan-kerabatnya, 9. Tertolak amal baik dan doanya selama 40 hari (untuk minum 

satu kali), 10. Tidak bertanggung jawab atas keselamatan imannya, sebab  bisa terjadi 

mati tidak membawa iman.  

 

Kesepuluh bencana itu yaitu  siksa atau penderitaan yang pasti dirasakan di dunia, 

sedangkan siksa akhirat lebih pedih, minumannya air hamim yang sangat panas, dan 

makanannya dari zaqum. Oleh sebab  itu bagi manusia normal, tidak mungkin memilih 

sedikit kesenangan (minum arak) dengan melempar jauhkan kenikmatan besar dan 

kelezatan yang kekal abadi.  

 

Tafsir ayat (di bawah) ini, menurut Mugatil bin Sulaiman yaitu  sebagai berikut: saat  

penghuni surga menginjak pintunya, terlihat yang di bawahnya mengeluarkan dua 

sumber di sumber pertama mereka minum lalu bersihlah perut mereka dari segala 

kotoran, kemudian di sumber kedua mereka mandi lalu bersihlah tubuh mereka dari 

segala kotoran. Sesudah itu datanglah sambutan (ucapan):  

 

Artinya:  

"Selamat sejahtera atas kalian, baik nian silahkan masuk (dan menetaplah) untuk 

selama-lamanya”.  

 

Kendaraan unta terbuat dari yagut merah, dan emas permata berkendalikan mutiara, 

sengaja disiapkan bagi mereka, setiap penghuninya disiapkan pula sepasang 

perhiasan (yang jika diperlihatkan di dunia, seluruh lapisan masyarakat dunia pasti 

memperoleh sinar atau terangnya perhiasan itu), mereka dilayani oleh para malaikat 

dalam mencari tempatnya masing-masing. Gedung dari perak, loteng emas selalu 

 

125 Tanbih al-Ghafiln 

menunggunya, mereka datang segera disambut bidadari cantik-cantik bagai mutiara 

bertebaran, lengkap dengan aneka perhiasan, dan bejanabejana perak serta gelas-

gelas emas, segenap malaikat memberi salam dengan penuh rasa gembira 

menyambut kedatangannya. Para bidadari yang bola matanya berhias 70 aneka 

perhiasan, semerbak harumnya dapat dicium dari jarak 100 tahun perjalanan. 

Memandang jernih dan bersih wajahnya, bisa terpantul atau terlihat wajah sendiri 

(melebihi kaca atau cermin pengilau), memandang dadanya terlihat buah dada yang 

sangat menarik di balik bajunya demikian pula urat-urat betisnya yang membikin para 

pernuda pusing kepala. Mereka bersemayam di gedung panjang satu farsakh persegi, 

yang berpintu emas sebanyak 4000, lantainya permadani emas mutiara meliputi 

ruangan, dan setiapnya ranjang menyamai 70 ranjang dunia. saat  duduk, 

menginginkan buah-buahan, lalu pohonnya mendekat mudah memetik buah dan 

memakannya, semua pahala itu merupakan balasan bagi orang-orang ahli tagwa, 

memelihara dari minum arak dan aneka maksiat atau perbuatan keji. Adapun 

penghuni neraka saat  digiring sampai pintunya, petugasnya menyambut dengan 

Pukulan besi, setiap anggota tubuh merasakan siksanya masing-masing (panasnya 

api, gigitan ular atau pukulan besi), sekali pukul amblas atau tenggelan ke dalam api 

(sedalam) 40 tahun, belum sampai ke dasarnya, lalu Uap api mengangkatnya kembali 

ke atas, dan pukulan kembali oleh petugas sedalam-dalamnya, keadaan kulit 

disebutkan pada ayat sebagai berikur:  

 

Artinya:  

“Setiap kulit mereka rusak, lalu Kami ganti dengan kulit baru, “Sur merasakan 

pedihnya asab. Bahwasannya Allah Menang lagi Menghukumi”. (An Nisa' 56)  

 

Proses pergantian kulit dirasakan 70x setiap harinya, air hamim mendidih disediakan 

saat  mereka terasa sangat haus, padahal air itu baru didekatkan pada mukanya saja 

langsung rontok dagingnya dan giginya, masuk perut, usus menjadi masak dan putus-

putus, Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Dengan air (hamim) itu hancur-duluh isi perut dan kulit mereka, serta cambuk-

cambuk besi siap memukul mereka”. (Al Hajj 20. 21)  

 

126 Tanbih al-Ghafiln 

 

Bertahun-tahun mereka disiksa, mengeluh atau memanggil petugasnya, namun  

satupun tiada yang memperhatikan panggilannya, lalu memanggil malaikat Malik 

selama 40 tahun, juga tidak ada sahutannya hingga mereka putus asa dan katanya: 

”lebih baik bersabar”, namun  sedikitpun laku sabar mereka tiada berarti (tiada berguna), 

katanya:  

 

Artinya:  

" Bagi kami tiada bedanya mengeluh atau bersabar, sama sekali tiada tempat untuk 

melarikan diri”. (Ibrahim 21)  

 

Siksa tersebut di atas ditujukan bagi orang kafir, namun orang Islam yang Minum arak, 

lalu mabuk mengeluarkan kata-kata kufur hingga mati imannya terlepas 

(Na'udzubillah min dzalik) alias kafir, maka ia tidak lepas dari sasaran ayat tersebut 

(siksa yang sangat pedih). Oleh sebab  itu janganlah sekali-kali minum arak atau 

bergaul dengan para penggemarnya, tidak menutup kemungkinan terkena abunya jika 

selalu bergaul dengan mereka, ingatlah selalu pedihnya siksa Allah dan ngerinya hari 

Kiamat, agar lenyap rasa ingin atau condong minum arak.  

 

Inilah ayat-ayat yang ditafsirkan diatas oleh Muqatil bin Sulaiman:  

 

Artinya: 

 "Ingatlah di hari Kami kumpulkan yang bertagwa kepada Tuhan Yang Pemurah 

(dengan) berkendaraan”. (Maryam 85)  

 

Artinya: 

"Dan Kami halau orang-orang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahasa”. 

(Maryam 86)  

 

Sangsi bagi peminum arak yaitu  sebagai berikut: 1x minum hitam hatinya, 2x 

dilepaskan malaikat Hafadhah (penjaga manusia), 3x dibiarkan malakul maut, 4x Nabi 

Muhammad  tidak bertenggungjawab, 5x putus hubungan dengan para sahabat atau 

jamaah muslimin, 6x tiada ikatan dengan Jibril pembawa wahyu (Alquran) 7x tiada 

hubungan dengan Israfil, 8x putus dengan pembawa dan pembagi rezeki (yakni) 

 

127 Tanbih al-Ghafiln 

Mikail, 9x putus dengan langit, 10x putus dengan bumi, 11x ika