ikian selamatlah insya Allah, seperti yang disebutkan dalam hadis riwayat
Abu Bakar Sidiq , Rasulullah bersabda: "Tidak di golongkan manusia terjerumus atau
berlumuran dosa, orang yang selalu istighfar, sekalipun mengulang 10x. setiap
harinya. Dan sabda beliau pula: "Demi Allah, setiap harinya aku bertaubat kepada
Allah 100x”. Kata S. Ali &e: "saat kudengar dari Nabi, pasti kumanfaatkan benar-
benar, dan saat kuperoleh dari lainnya, pasti kusumpah dia, baru aku percaya, Abu
Bakar cerita padaku: Rasulullah bersabda: Tiada seseorang berbuat dosa, kemudian
(menyesali perbuatannya) dengan berwudu sesempurnanya, lalu salat 2 rakaat dan
istighfar, kecuali diampuni dosanya oleh Allah. Selanjutnya beliau mensitir Firman
Allah:
Artinya:
”Barang siapa berbuat jahat atau menganiaya diri, kemudian istighfar kepada Allah
(sesudah itu) pasti memperoleh (umpunan) Allah Yang Pengampun dan Penyayang”.
(An-Nisa 110)
Atau Firman Allah pula:
Artinya:
"Orang-orang yang apabila berbuat keji atau menganiaya diri, mereka lalu teringat
Allah, kemudian mohon ampun atas perbuatan dosanya. Maka siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa kecuali Allah Akhirnya mereka tidak terus menerus berbuat keji
dan mereka mengetahui”. (Ali Imran 135)
Artinya:
“ituadah balasan mereka (berupa) ampunan Tuhannya, dan surga yang dibawahnya
sungai-sungai mengalir. dan kekal di dalamnya, dan itu pulalah sebaik-baik pahala
orang yang beramal". (Ali Imran 136)
Dari Hasan Bashri, Nabi bersabda: saat Allah mengusir Iblis, lalu Iblis bersumpah:
"Demi Engkau Yang Menang, sungguh aku tidak rela bercerai dengan manusia,
85 Tanbih al-Ghafiln
sampai nyawa dan raganya berpisah (mati), kemudian FirmanNya: Demi
Kemenangan dan KeagunganKu, tiada tertutup taubat bagi hambaKu hingga nyawa
sampai ke tenggorokan”.
Qasim dari Abu Umamah Bahili, Nabi bersabda: "Malaikat di kanan (Raqib)
peranannya lebih tinggi dari yang di kiri ('Atid), (terbukti) saat seseorang melakukan
kebaikan ia tulis 10 kebaikan, namun saat berbuat jahat, lalu akan ditulis (oleh Atid),
maka Raqib menegurnya:
"Tunggu dulu kira-kira 6 atau 7 jam, jika ia beristighfar, maka tidak ditulis, namun jika
tidak, maka ditulis satu.
Al-Faqih menambahkan, hal ini tepat dengan hadis:
Artinya:
"Orang-orang yang bertaubat dari dosa, seperti orang yang tiada berdosa”. (Al-Hadis)
Riwayat lain menyebutkan: "Seseorang jika berbuat dosa, tidak langsung dicatat,
hingga menambahnya (dosa lainnya), sampai 3x, lalu jika berkumpul 5x dosa, dan ia
melakukan kebaikan satu kali, ditulis 5 kebaikan baginya, sedang yang 5 kebaikan
lainnya merupakan pengganti 5 dosa tersebut. Kemudian Iblis menjerit: "Mana tahan
aku menggoda manusia, segala potensi atau kekuatan yang ada telah dikerahkan
hingga 5x, ternyata dapat digagalkan hanya dengan (amal) kebaikan satu kali, jika
demikian sia-sialah pekerjaanku selama ini.
Dari Shafwan bin 'Assal Al-Muradi, Nabi bersabda: ”Di (bumi) belahan barat Allah
membuat pintu terbesar untuk taubat, lebar kira-kira 70 atau 40 tahun perjalanan,
selamanya terbuka hingga matahari terbit dari barat (hari Kiamat).
Pendapat Sa'id bin Musayyib, tentang arti ayat (di bawah) ini, ialah: ”Orang yang
berbuat dosa, lalu bertaubat, kemudian berbuat dosa lagi, dan bertaubat lagi”. Inilah
ayatnya:
Artinya:
86 Tanbih al-Ghafiln
"Bahwasanya Dia Pengampun terhadap orang yang selalu kembali (bertaubat)
kepadaNya”. (Al-Isra' 25)
Setengah Ulama hikmah mengatakan: "Ada 6 perkara yang dimiliki, orang 'Arif' yaitu:
1. saat dapat berzikir kepada Allah ia merasa pua, hatinya, 2. saat mengintropeksi
(membaca tentang riwayat dirinya, merasa rendah, 3. saat mempelajari ayat-ayat
Allah, dapat memetik 'tibar darinya, 4. saat berangan-angan (akan melakukan)
maksiat, dapa tertahan dirinya, 5. saat mengingat ampunan Allah, ia bergembira 6.
saat teringat laku dosa-dosa (yang telah lalu), segera istighfar (mohon ampun).
Al-Faqih , dari Az-Zuhri, katanya: "Sahabat Umar bin Khathab -masuk kepada Nabi
seraya menangis, lalu beliau tanya: "Apa yang menyebabkan kamu menangis, hai
Umar?” Jawabnya: "Ya Rasulullah di pintu ini seorang pemuda membakar hatiku, dia
menangis”. Lalu beliau bersabda: "Bawalah dia ke mari, hai Umar”. Kemudian
masuklah ia sambil menangis, dan Rasulullah 5£ bertanya: "Hai pemuda, kenapa
engkau menangis?” Jawabnya: "Ya Rasulullah, aku telah banyak berbuat dosa, dan
aku khawatir (Tuhan) Yang Perkasa marah padaku" Selanjutnya beliau bertanya: "Hai
pemuda, kau menyekutukan Allah dengan sesuatu?” Jawabnya: "Tidak”, Lalu:
"Apakah kau membunuh manusia, tidak semestinya?” Jawabnya: "Tidak”. Kemudian
Rasulullah bersabda: "Bahwasanya Allah akan mengampuni dosamu, sekalipun
besarnya 7x langit bumi dan gunung-gunung dan tanya beliau: "Dosamu sebesar
Ummul Kursi?” Jawabnya: "Lebih dari itu”. "Sebesar 'Arsy" Jawab-nya: "Lebih besar
dari itu”. Beliau 5 bertanya lagi: "Dosamu sebesar Ampunan Allah?” Jawabnya:
"Ampunan Allah yaitu lebih besar”. Sabda beliau: "Bahwasanya tiada yang dapat
mengampuni dosa besar, kecuali Allah Yang Besar maaf dan ampunan-Nya”. Hai
pemudi katakanlah dosamu kepadaku!” Jawabnya: "Malu kepada engkau ya
Rasulullah”, desak beliau:” Katakanlah terus terang kepadaku”, Jawabnya: ”Ya
Rasulullah, perbuatanku menggali kubur sejak 7 tahun, sehingg: suatu saat mayat
gadis anshar kugali, kutelanjangi kafannya, lalu ditinggal pergi, namun hawa nafsuku
mengajak kembali dan kukumpuli (zina) dengannya, sampai puas, sesudah
kutinggalkan belum berapa jauh, tiba tiba gadis itu bangun dan berkata: "Celaka kau
hai pemuda, kau tidak malu kepada Tuhan yang kelak membalasmu di hari Kiamat,
jika datang saatnya setiap penganiaya dituntut balas, kau biarkan aku telanjang, dan
berhadats besar (jinabat) di muka Tuhanku”. sesudah Rasulullah mendengar cerita
87 Tanbih al-Ghafiln
pemuda itu, segera bangkit keras, sabdanya: "Hai orang fasik, pantaslah tempatmu
neraka, cepatlah keluar dari rumah ini”. Lalu keluarlah pemuda itu dan bertaubat
kepada Allah selama 40 hari, pada malam terakhir ia berdoa menengadah ke langit:
"Ya Tuhannya Nabi Muhammad, Nabi Adam dan Ibu Hawa, jika aku telah Kau beri
ampun, sampai kepada Nabi Muhammad dan para sahabatnya, namun tidak, lebih baik
Kau bakar aku di dunia, dan bebaskan dari siksa akhirat. Kemudian Jibril turun,
sesudah uluk salam, dan menyampaikan salam Tuhan kepada Nabi Muhammad .
Jawab beliau: "Dia-lah Salam, daripadaNya salam dan kepadaNya kembali Salam”.
Kata Jibril: "Allah mengajukan pertanyaan, Apakah engkau yang menciptakan
makhluk?” Jawab beliau: "Allah-lah Yang menciptakan aku dan semua makhluk”. Lalu:
"engkau pemberi rezeki mereka?” Jawab beliau: ”Allah-lah yang memberi rezeki
kepadaku dan mereka”. Lalu: "engkau Penerima taubat mereka?” Jawab beliau:
"Allah-lah yang menerima taubatku dan mereka”. Kemudian Jibril berkata:
"FirmanNya: "Maafkanlah hambaku (pemuda) itu, sebab Aku telah memaafkannya.
Selanjutnya beliau segera memanggil pemuda itu dan memberitahu bahwa Allah telah
menerima taubatnya dan memaafkan kesalahannya”.
Al-Faqih mengulas cerita dalam hadis tersebut: "Seyogyanya bagi yang otaknya
normal, pandai-pandailah memetik ibarat dari hadis tersebut dan mengerti bahwa:
"Berzina dengan orang hidup, jauh lebih besar dosanya dibandingkan dengan mayit”.
Dan hendaklah bertaubat dengan sepenuh jiwa, seperti "Pemuda tersebut di hadis”,
pasti Allah menerima taubatnya dan memaafkannya”.
Penjelasan Ibnu Abbas mengenai ayat (di bawah) ini. Definisi taubat nashuha ialah:
"Menyesali perbuatannya (dalam hati), lisannya mengucapkan istighfar dan bertekad
tidak lagi mengulangi sepanjang umurnya. Inilah ayatnya:
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Alah, dengan taubat nashuha
(yang sebenarnya). (AtTuhrim 8)
Nabi bersabda: "Orang yang istighfar hanya dimulutnya saja, sedang perbuatan
dosanya tetap dilakukan, maka tidak bedanya dengan orang yang main-main (senda-
gurau) dengan Tuhan”.
88 Tanbih al-Ghafiln
Rabi'ah 'Adawiyah menegaskan: "Istighfar yang hanya diucapkan, tanpa niat berhenti
dari perbuatannya, berarti taubatnya palsu, bahkan tidak dianggap taubat. sebab ada
3 syarat bagi yang taubat yaitu: "1. Menyesali perbuatannya, 2. Mulutnya
mengucapkan Istighfar ", 3. Azam atau niat tidak lagi mengulangi perbuatannya. Jika
ketiga syarat itu dipenuhi, pasti diampuni dosanya sekalipun bagaimana besarnya
dosa itu. Allah Maha Pengampun.
Di zaman dulu ada seorang raja (bani Israil) tertarik kepada orang ahli ibadat, agar ia
suka mendampingi raja atau berkunjung ke istana. Oleh orang tersebut dijawab: "Baik
tuan raja, namun seandainya pada suatu saat aku bermain-main dengan putri raja
(bercumbu rayu) di depan tuan, maka tindakan apa yang dijatuhkan kepadaku?”
Kemudian raja itu marah-marah, katanya: "Hai pelacur, kau berani berbuat semacam
itu di mukaku?” Jawabnya: ”Hai raja, sebetulnya aku punya Tuhan Yang Pemurah,
sekalipun 70x dalam sehari aku berbuat dosa, pasti Dia tidak marah padaku, tidak
mengusirku, dan rezeki bagiku tetap (tidak dikurangi) lalu coba kau pikir, berarti suatu
kedunguan atau bodoh, jika aku pindah dari pintuNya, lalu aku menjerumuskan diri
pada orang yang belum tahu bukti pelanggarannya, sudah marah-marah, apalagi jika
telah terbukti aku melanggarnya”. Kemudian ia pergi dari istana raja tersebut.
Al-Faqih menjelaskan adanya dua macam dosa, yaitu: 1. Dosa manusia kepada
Tuhannya, 2. Dosa manusia kepada sesamanya. Dan dosa no. 1 taubatnya harus
memenuhi 3 syarat sebagaimana ditegaskan oleh Rabi'ah Adawiyah (tersebut di
atas). Maka bagi yang memenuhi 3 syarat tersebut diampuni dosanya, kecuali jika
meninggalkan salah satu fardu atau kewajiban terhadap-Nya, dan sia-sialah
taubatnya selama fardu itu belum dipenuhi. Adapun dosa no. 2 tidak akan ada artinya
seseorang bertaubat, selama belum dihalalkan oleh yang bersangkutan.
Kata seseorang dari Tabi'in: "Orang melakukan dosa, namun sesudah itu terbayang
terus dosanya dalam ingatan, lalu menyesal dan istighfar sehingga ia masuk surga.
Akhirnya setan mengeluh: ”Celaka aku, seandainya aku tahu (demikian) pasti tidak
bersusah payah aku menjerumuskan dia ke dalam perbuatan dosa.”
89 Tanbih al-Ghafiln
Kata Abu Bakar Washithi: "Sebaiknya bersikaplah santai atau tenang dalam
menghadapi segala sesuatu, kecuali pada 3 perkara, yaitu: ”1. Melakukan salat, saat
telah masuk waktunya, 2. Menanam mayit, termasuk pengurusannya, 3. Bertaubat
sesudah berbuat dosa.
Penegasan setengah Ulama hikmah: Ada 4 perkara yang membuktikan seseorang
diterima taubatnya, yaitu. ”1. Mengekang katakata dusta, ghibah" dan yang tidak
berfaidah. 2. lenyapnya sifat hasud, dengki dan iri hati, 3. Mampu menghindari kawan
yang jahat, 4. Siap menghadapi mati, tekun beribadat dan selalu istighfar serta
menyesali dosa yang sudah-sudah.
Ditanyakan kepada seorang Ulama hikmah: "Apakah buktinya jika taubat seseorang
itu diterima? Jawabnya: 4 perkara, yaitu: ”1. Membatasi atau mengakhiri pergaulannya
dengan kawan jahat, dan memperbaharuinya dengan kawan-kawan baik, 2. Kegiatan
maksiat pasif, diganti dengan ibadat, 3. Rakus harta lenyap dalam hatinya, diganti
dengan cinta amal (memprihatinkan) akhirat. 4. Tentang rezeki, hatinya mantap Allah-
lah yang menanggungnya, sehingga kesibukan beralih pada ibadat, melakukan
perintah Allah. Firman Allah:
Artinya:
“Bahwasanya Alah senang kepada orang-orang yang taubat dan mensucikan diri”. (M-
Bagarah 222)
Maka dengan demikian ia memperoleh 4 perkara, yaitu: "1. Masyarakat senang,
sebab Allah senang kepadanya, 2. Masyarakat selalu memelihara dengan
mendoakan baik kepadanya, 3. Masyarakat melupakan dosa atau kesalahannya yang
dahulu, 4. Masyarakat selalu mendekati dan membantunya”. Dan Allah
memuliakannya dengan empat perkara, yaitu: ”1, Membersihkan segala dosanya,
seakan tidak pernah berdosa, 2. Dia senang kepadanya, 3. Dia melindunginya dari
gangguan setan, 4. Dia menentramkan hatinya (merasa aman) sebelum keluar dari
dunia”. FirmanNya:
Artinya:
90 Tanbih al-Ghafiln
“Malaikat akan turun kepada mereka, menyeru agar tidak takut dan jangan susah, dan
besarkanlah hati dengan sorgu yang telah disiapkan bagimu”. (Fushshilat 30)
Kata Khalid bin Madan: "saat dimasukkan ke surga (orang-orang bertaubat)
bertanya: Tidakkah kami harus masuk neraka dulu, sebelum masuk surga?” Lalu
dijawab: "Sebetulnya kalian melewatinya, ia tengah padam”.
Dari Hasan, Nabi sehabis menghukum (rajam) hingga wanita yang berzina itu mati,
kemudian beliau menyolati mayit-nya, saat ditanya: "Ya Rasulullah, Engkau telah
menghukumnya, dan engkau pula menyolatinya?” Jawabnya: "Sungguh Allah telah
menerima taubatnya, seandainya ia lakukan 70x dosa seperti itu, pasti Allah
mengampuninya.
Dia bertaubat sungguh-sungguh, yang sudah pasti diterimanya, sekalipun sebesar
apapun dosanya”
Rasulullah bersabda: "Barang siapa menghina seorang mukmin, akibat dosanya,
maka berarti sama dengan melakukan dosa tersebut dan pantaslah jika ia terjerumus
ke dalamnya. Bahkan lebih dari itu, pasti ia sendiri akan melakukannya sebelum mati,
dan terasa malu akibat dosa tersebut, (rahasianya) diketahui oleh masyarakatnya.
Al-Faqih menjelaskan: "Sebetulnya seorang mukmin itu (jika terjerumus berbuat dosa)
tidak ada unsur kesengajaan baginya, berdasarkan Firman Allah:
Artinya:
" namun Allah membuatmu cinta keimanan, yang menghias hatimu (indah), dan
membangkitkan rasa benci kepada kekafiran, kefasikan dan kemaksiatan Mereka
itulah yang berdiri tegak di jualan lurus”. (Al-Hujurat 7)
namun kemungkinan dapat terjadi (berbuat dosa) itu, saat ia "lupa diri” tiada
kemampuan menahan diri dari hawa nafsu yang tengah meluapluap, dan jika ia telah
menyadari atau bertaubat maka tidak dibenarkan kita menghinanya.
91 Tanbih al-Ghafiln
Dari Ibnu Abas katanya: "Seseorang yang bertaubat dan diterima oleh Allah, maka
malaikat pencatat amal menghapus (melupakan) perbuatan yang sudah ditulis atas
izin Allah, termasuk anggota badanpun juga lupa, bumi melupakannya, semua itu
tiada ingatan untuk memberi kesaksian di hari Kiamat atas perbuatan dosa yang
pernah dilakukan.
Dari S. Ali bin Abi Thalib, Nabi bersabda: "Empat ribu tahun sebelum makhluk
diciptakan, telah terpampang sebuah tulisan di sekitar 'Arasy sebagai berikut:
Artinya:
"Bahwasanya Aku Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman dan beramal
shalih, kemudian tetap tegak-kokoh di jalun yang benar”. (Thaha 82)
TENTANG TAUBAT BAGIAN II
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas katanya: "Rasulullah
membicarakan tentang pintu taubat, tanya Umar bin Khathab, Apa pintu taubat itu?
Jawabnya: "Pintu taubat itu di bumi belahan barat, daun pintu 2 dari emas, mutiara
dan yakut, antara pintu (tiangnya) satu dan lainnya berjarak kira-kira 40 tahun
ditempuh kendaraan cepat, siang-malam terbuka sejak diciptakannya, setiap manusia
taubat sungguh-sungguh, pasti melewatinya. Mw'adz bin Jabal bertanya: Ya
Rasulullah, apakah taubat nasuha itu? Jawab beliau: ”Menyesali perbuatan dosanya,
niat berhenti, tidak mengulangnya dan minta ampun kepada Allah .
Kemudian matahari-bulan terbenam di pintu tersebut, kedua daunnya tertutup rapat
dan pada saat itulah taubat tidak diterima termasuk amal baru juga tidak diterima,
semua orang dinilai menurut keadaan semula (sebelum pintu tersebut ditutup) jika ia
baik, maka melanjutkan kebaikannya, Firman Allah:
Artinya:
”Di hari datangnya setengah ayat-ayat Tuhanmu, seseorang imannya tiada berguna
(iman yang baru), jika tidak beriman sejak semula (sebelum pintu tertutup) atau
92 Tanbih al-Ghafiln
kebaikan yang dilakukan (berdasarkan iman semula). Katakanlah: "Hendaklah kalian
menunggu, Kami beserta kalian menunggu”. (Al-An'am 158)
Ibnu Mas'ud menegaskan: "Pintu taubat tetap terbuka dan siapa saja diterima kecuali
3, yaitu: 1. Iblis 2. Qabil pembunuh Habil, 3. Pembunuh para Nabi.
Al Faqih, dari Abu Hurairah , Rasulullah bersabda: "Taubat siang malam menyeru
dari udara: "Barang siapa menerima aku, pasti selamat dari azab, hal itu sepanjang
tahun sampai matahari terbit dari barat dan saat itu ia diangkat.” | Intisari hadis-hadis
tersebut di atas berupa anjuran agar manusia ' bertaubat, dan jika bertaubat pasti
diterima-Nya, Firman Allah:
Artinya: ”Bertaubatlah hai sekalian orang mukmin, agar kamu menang, selamat dari
siksa dan memperoleh rahmat Allah.” (An Nuur
Artinya :
”Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan sesungguhnya,
mudah-mudahan Tuhan melenyapkan dosadosamu dan memasukkanmu ke surga
yang mengalir sungai-sungai di bawahnya”. (At-Tahrim 8)
Artinya :
“Orang-orang yang bila berbuat keji (dosa besar) atau menganiaya diri (dosa kecil)
teringat Allah lalu mohon ampun atas dosa-dosanya, Tiada yang dapat mengampuni
dosa, kecuali Allah. dan sesungguhnya itu tidak berbuat dosa terus (lagi). sedang
mereka mengetahui”. (Ali Imran 135)
Nabi bersabda”:
Artinya:
"Bahwasannya aku beristighfar dan bertaubat (tidak kurang dari seratus kali setiap
harinya”.
Riwayat lain, beliau bersabda:
93 Tanbih al-Ghafiln
Artinya :
" . . . Hai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Alah, sungguh aku bertaubat
kepadanya (tidak kurang dari) 100x setiap hari dan malamnya.” (Al Hadis)
Penegasan Al Faqih: "Bagi kita (manusia biasa) yang tidak tahu persis dosanya
diampuni atau tidak sudah sepantasnya setiap saat bertaubat dan istighfar sebanyak-
banyaknya, mengingat beliau Rasulullah yang sudah dapat dipastikan tidak
mempunyai dosa sama sekali, namun beliau setiap harinya tidak pernah kurang dari
100x bertaubat dan beristighfar. Cobalah camkan baik-baik.
Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat (di bawah) ini, "Manusia selalu berkata: "Aku
akan bertaubat besok, besok, hingga kedatangan maut dalam keadaan yang seburuk-
buruk ia mati” Dan inilah ayatnya:
Artinya:
”Bahkan manusia itu akan berbuat maksiat terus menerus, (dan menunda taubatnya)”.
(Al-Qiyamah 5)
Nabi bersabda: "Binasalah orang yang menunda-nunda (yaitu) yang selalu
mengatakan: "Besok, besok aku akan bertaubat.”
Setiap manusia hendaknya bertaubat setiap waktu, sehingga saat datangnya maut, ia
sudah bertaubat, sebab Allah berfirman:
”Dia-lah Allah Penerima taubat hambaNya dan memaafkan semua kejahatan”. (As
Syura 25)
Ibnu Mas'ud menegaskan, "Barang siapa membaca:
ASTAGHFIRULLAAHAL 'ADHIIM, ALLADZII LAAILAA-HA ILLAA HUWAL HAYYUL
QAYYUUMU WA ATUUBU ILAIH (3x)
Artinya:
94 Tanbih al-Ghafiln
“Aku mohon ampun kepada Alah Yang Agung, tiada Tuhan kecuali Dia Yung Hidup
tesak kokoh mengatur mahkluknya aku bertaubat kepadaNya”. sebanyak 3x pasti
diampuni dosa-nyg sekalipun sama dengan buih laut banyaknya”.
Ayub dari Abu Qilabah, katanya: "saat Iblis dikutuk, ia minta: ”Demi Engkau Yang
Menang aku tidak henti-hentinya menggoda: manusia, hingga matinya. Lalu Allah
menjawab :” Demi Kemenangan dan KeagunganKu, pintu taubat tidak tertutup bagi
manusia hingga matinya”. Cobalah kita perhatikan kebesaran rahmat-Nya kepada
manusia yang beriman sekalipun mereka berdosa, sebagaimana FirmanNya dalam
surat An-Nur 31, dan Al Bagarah 222 Dan hadis Nabi .
Seseorang bertanya kepada 5. Ali : "Aku telah melakukan dosa, jawabnya:
"Bertaubatlah kepada Allah”, katanya lagi:” Aku telah berbuat dosa”, Jawabnya: ”
Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kau ulangi lagi, kemudian katanya: "Sampai
kapan?" Jawabnya: "Sampai setan kecewa dan menyesal”.
Mujahid saat menjelaskan ayat 17 surat An-Nisa': "Selama belum mati, dan
disegerakan tidak mengulur-ulur waktu.” Dan inilah ayatnya:
Artinya:
”Buhwasannya taubat itu bagi mereka yang berbuat dosa akibut kedunguannya, lalu
dalam waktu pendek (sesudah itu) segera bertaubat”. (An Nisa 17)
Dari Abu Hurairah : Nabi bersabda: "saat seseorang berbuat dosa, lalu berkata: "Ya
Allah, aku telah berdosa, maka ampunilah aku.
JawabNya: "HambaKu ini menyadari adanya Tuhan Pengampun dosa dan Penuntut
dosa, maka Aku memberinya ampunan.”
Hal ini yaitu berkat kemuliaan Nabi Muhammad padahal manusia zaman dahulu
jika berbuat dosa, langsung di hukum, yang semula halal menjadi haram baginya, dan
bukti laku jahatnya dapat dibaca di pintu rumah atau badannya (Fulan bin Fulan telah
berbuat dosa). Demikianlah cara mereka bertaubat. namun bagi manusia (umat)
Muhammad tidak demikian, Alquran surah Annisa 110.
95 Tanbih al-Ghafiln
Oleh sebab itu bertaubatlah setiap pagi dan sore, sebab kata Mujahid: "Muslim yang
tidak bertaubat setiap pagi atau sore, masuklah ia golongan penganiaya diri, seperti
salat 5 waktu, yang menjadi alat penyuci dosa-dosa kecil (setiap hari dan tidak terasa).
Al-Qamah dari Ibnu Mas'ud, katanya: "Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, aku telah
bermesraan (peluk-cium dan lain-lain,. selain zina, di sebuah taman dengan wanita
cantik.” Lalu beliau diam sejenak, dan turunlah ayat:
Artinya:
”Tesakkan salat pada pagi dan sore hari, (salat 5 waktu). bahwasannya amal kebaikan
itu dapat melebur dosa. hal ini yaitu peringutan bagi orang yang sadar (akan
bertaubaw)”. (Hud 114)
Dan sesudah ayat tersebut dibaca di mukanya, lalu Umar bertanya: "Ayat ini ditujukan
kepada orang ini (khusus) ataukah kepada umumnya masyarakat”. Jawab beliau:
"Bagi setiap orang atau umumnya masyarakat.”
Al Faqih”, dari Abu Hurairah katanya: "Pada suatu selesai salat Isyak berjamaah
dengan Rasulullah keluarlah aku dan kebetulan di jalan bertemu seorang wanita
berkerudung, katanya: "Hai Abu Hurairah aku telah berdosa besar (yakni) berzina dan
sesudah Jahir anak (hasi perzinahan) itu kubunuh”. Jawabnya: ”Celaka kau dan binasa,
demi Allah kau tiada maaf (taubat). Lalu ia menjerit dan pingsan. Kemudian paginya
aku menceriterakan kepada Nabi . Jawab beliau :
Artinya :
“Kita berasal dari Allah dan kepadaNya-lah kita akan dikembalikan”.
Hai Abu Hurairah apa dasar fatwamu itu? Jawabnya : "Dasarnya ialah Alquran surat
Al-Furgan 68, 69, 70).
sebab menyesal dengan fatwanya kata Abu Hurairah, "Aku telusuri jalan-jalan
Madinah seraya bertanya di manakah wanita kemarin itu, sampai anak-anak mengira
aku gila, dan Alhamdulillah dia diketemukan di tempat kemarin itu, langsung dijelaskan
96 Tanbih al-Ghafiln
kepadanya tentang diterimanya taubatnya, ia sangat bergembira, katanya: ” Hai Abu
Hurairah, kini dosaku akan kutebus dengan menyedekahkan hartaku (yakni) sebuah
kebun. Perlu diketahui bahwa kafir yaitu dosa terbesar, namun jika seseorang
bertaubat dari kekafirannya, maka Allah mengampuni dosa-dosanya yang terdahulu,
FirmanNya:
Artinya:
"Bilang pada orang-orang kafir, jika kalian berhenci dani kekafiran, pasti dosa-dosa
terdahulu diampuni.” (Al Anfal 38)
Dari Yazid Ar-Raggasyi: "Abu Hurairah saat berkhutbah mengatakan: "Aku dengar
Rasulullah bersabda: ”Di hari Kiamat makhluk termulia yaitu Nabi Adam, baginya 3
perkara sebagai udzurnya, pernyataan Allah: 1. Hai Adam jika para pendusta tidak
dikutuk dan dibenci serta diancam siksa, dan sudah ditetapkan manusia-jin, menjadi
isi neraka, pasti hari ini rahmatKu atas keturunanmu semuanya. 2. Hai Adam, anak
cucumu tidak disiksa dengan api neraka, kecuali jika mereka dihidupkan kembali (di
dunia) berkepala batu melakukan maksiat dan tidak bertaubat 3. Hai Adam, Kuangkat
hakim (engkau) di antara anakcucumu, saksikan timbangan amal mereka: "Barang
siapa lebih berat amalnya sekalipun sebesar semut hitam, pasti penghuni surga, dan
mereka tidak dimasukkan neraka, kecuali para penganiaya (orang zalim).
Dari Aisyah , Rasulullah bersabda: "Tiga suratan amal, yaitu: ”1, Yang diampuni Allah,
2. Yang tidak diampuni, 3. Yang tidak tersisa sedikitpun. Sedang no. 2 yang tidak
diampuni, ialah syirik, FirmanNya:
Artinya:
”Bahawusannya orang yang syirik kepada Alah, dilarang masuk surgaNya, dan
pantaslah di neraka.” (Al Maidah 72)
Dan no. 1 yang diampuni Allah, maka urusannya ditangan Allah Dan no. 3 yang tidak
tersisa sedikitpun, maka dosa seseorang terhadap sesamanya yang pasti dibalas, dan
setiapnya dikembalikan kepada yang berhak (dianiaya).
97 Tanbih al-Ghafiln
Dari Abu Hurairah , Nabi bersabda'”: "Siapakah umatku termiskin? Mereka menjawab:
"Yang miskin harta dan banyak hutang, sampai alat rumah tangganya habis terjual.
Rasulullah menjelaskan bahwa Muflis yaitu: "Orang yang datang (kelak di hari Kiamat)
dengan membawa banyak amal lengkap salat dan puasanya, namun pada akhirnya (ia
divonis) masuk ke neraka, sebab bekal amal yang banyak itu dibuat melunasi
(tuntutan) orang yang dianiaya, dicaci maki, dituduh dan lain-lain bahkan sesudah
amalnya habis padahal fihak penuntut masih ada, maka dosa fihak penuntut
dibebankan kepadanya sebagai alat pembayarnya, demikian seterusnya jika masih
ada yang menuntut balas.” Marilah kita mohon taufik kepada Allah, agar bertaubat.
Kata Ibnu Sirrin: "Hendaklah berhati-hati, sampai berhenti melakukan amal baik,
sebab tiada dasar bagi orang yang telah bertaubat, mengulangi kejahatannya,
kemudian beruntung (bahagia).
Oleh sebab itu, dosa-dosa terdahulu hendaknya diingat selalu, scakan baru
dilakukan, agar tetap bertaubat, memperbanyak Istighfar, mensyukuri nikmat, dan
memikirkan kenikmatan akhirat yang telah dijanjikan Allah bagi orang shalih, agar
tetap beramal shalih dan menghindari laku maksiat.
Zaid bin Wahb dari Abu Dzar katanya:” Ya Rasulullah, terangkan isi shuhuf Musa
kepada kami, Jawab beliau "Enam kalimat, yaitu: "1. KeherananKu terhadap orang
yang meyakini neraka, kenapa sempat tertawa? 2. Meyakini adanya mati, kenapa
sempat bersuka ria: 3. Meyakini adanya hisab amal, kenapa sempat berbuat jahat, 4.
Beriman akan takdir, kenapa bersusah-payah? 5. Menyaksikan dunia itu bergolak,
kenapa condong kepadanya?, 6. Meyakini adanya surga, tapi kenapa tidak
memperbanyak amal shalih?
LAAILAAHA ILLALLAAHHU MUHAMMADUR RASUULULLAH
Artinya:
"Tiada Tuhan yang lain, kecuali Allah, dan Nabi Muhammad yaitu RasulullahNya”.
Ibnu Mas'ud, pada suatu hari saat melewati kota Kufah, melihat sekumpulan orang
fasik, tengah minum arak dan dihibur Zadan, penyanyi bersuara merdu merangkap
penabuh rebana. Katanya: "Alangkah baiknya jika kemerduan suaranya itu dibuat
98 Tanbih al-Ghafiln
membaca Alquran”. Zadan yang mendengar kata-kata itu, bangkit membanting
biolanya, dan segera menemui Ibnu Mas'ud, sambil menangis menyatakan bertaubat
kepada Allah, di muka Ibnu Mas'ud, akhirnya Ibnu Mas'ud pun mendekapnya dan
menangis, katanya: "Kenapa aku tidak senang kepada orang yang disenangi Allah, ia
telah terbaubat”. Dan ia selalu mendampingi Ibnu Mas'ud, belajar Alquran sampai
pandai (menjadi orang Alim), ia banyak sekali meriwayatkan hadis dari Ibnu Mas'ud .
Kata Al-Faqih: "Cerita ayahku demikian: "Dulu di zaman Bani Israil ada seorang wanita
cantik (pelacur), ia selalu membuka pintu rumahnya saat duduk di atas dipannya,
siapa manusia yang tidak tergila-gila melihat kecantikannya, bila lewat di muka
rumahnya, sedangkan tarifnya 10 dirham bagi peminatnya. Alkisah, pada suatu hari
lewatlah seorang ahli ibadat di muka rumahnya, dan sangat tertarik kepadanya,
sekalipun ia telah berusaha melupakannya namun tetap gelisah, akhirnya ia mengambil
uangnya 10 dirham. diserahkan kepadanya (lewat wakilnya) dengan perjanjian siap
datang tepat pada waktunya.
Kemudian sesudah sampai pada janjinya, masuklah orang itu dan duduk bersama
pelacur di atas ranjang, namun saat baru mengulurkan tangan, ia teringat Allah
bahwa Dia Melihat perbuatan maksiatnya, dan amalnya terdahulu pasti lenyap akibat
maksiat tersebut. Ia menjadi gemetar dan bermuka pucat, lalu wanita itu bertanya:
"Kenapa wajahmu berubah, ada apa? Jawabnya: "Aku takut Tuhanku, dan izinkanlah
aku keluar.” Kata wanita tersebut: ”Celaka kau, tidak sedikit para pemuda dan orang
tua berharap seperti kau, kenapa kau bersikap pasif?” Jawabnya: "Sekali lagi aku
hanya takut Allah, dan uang 10 dirham itu kuhalalkan untukmu, izinkan aku keluar.”
Katanya: "Belum pernah melakukan semacam ini kau?” Jawabnya: ”Belum”, Lalu:
"Siapa namamu? dan dari mana asalnya?” Lalu ia diizinkan keluar sesudah
memberitahukan nama dan asal kampungnya, Dia keluar sambil menangis, kepalanya
ditimbuni dengan tanah, sehingga wanita itu berkata dalam hatinya: "Orang ini, baru
akan melakukan dosa sudah sedemikian takutnya, sedangkan aku berbuat dosa
sudah bertahun-tahun, padahal Tuhannya yaitu Tuhanku, maka aku harus lebih takut
dibandingkan dia.” Kemudian ia bertaubat, tidak lagi melayani segala macam si hidung
belang untuk melampiaskan nafsunya di jalan serong, kini ia berbalik 180” menjadi
ahli ibadat yang tekun, bangkitlah perasaannya: "Sebaiknya aku pergi menemui si
abid dulu siapa tahu ia mau mengawaniku, sehingga aku pandai, belajar agama
99 Tanbih al-Ghafiln
kepadanya, dan bersama-sama melakukan ibadat, menegakkan agama Allah. Lalu ia
pergi dengan harta dan pembantunya ke kampung ahli ibadat dulu. sesudah bertemu,
Abid dulu itu, teringat perbuatannya ia menjerit dan untuk selamanya (mati). sebab
sedihnya wanita itu mencari saudaranya agar mau mengawininya, alkisah, sesudah
kawin dengan saudara ahli ibadat itu, melahirkan anak 7 orang anak laki-tak dan
semuanya menjadi Nabi-nabi Bani Israil. Allah Maha Mengetahui.
100 Tanbih al-Ghafiln
BAB 10
Tentang Kewajiban Anak Memenuhi Hak Kedua Orangtua
Al Faqih, dari Ibnu Abbas katanya: "Tiada seorang mukmin berbakti kepada kedua
orang tuanya (Ibu Bapak), kecuali dibukakan pintu surga baginya, dan Allah tidak akan
meridainya jika salah satu dari keduanya marah kepadanya, hingga lenyap marahnya
(ada yang bertanya) sekalipun ia penganiaya? Jawabnya: "Sekalipun ia penganiaya”.
Riwayat lain mengatakan: "Allah membukakan pintu neraka bagi yang dimarahi kedua
orang tuanya.”
Al Faqih, dari 'Athak katanya: "Nabi Musa minta dipesani Tuhan”, Jawabnya:
"Tetaplah dengan Aku” Lalu ia minta dipesani lagi Jawabnya: "Berbaktilah kepada
Ibumu”, Ketiga kalinya: "Berbaktilah kepada Ibumu, dan Pesan Tuhan yang terakhir:
"Berbaktilah kepada ayahmu.”
Kata Ibnu Umar ”Ada orang bertanya: "Ya Rasulullah, aku akan berjihad fi sabilillah,
Beliau bertanya: "Kedua orang tuamu apakah masih ada? Jawabnya: "Keduanya
masih hidup”. Lalu beliau bersabda: "Berbakti kepada kedua orang tua, memerlukan
jihad”. Maka dengan hadis ini jelaslah bahwa: "Berbakti kepada kedua orang tua
yaitu lebih besar atau penting dibanding dengan jihad fi sabilillah.
Bahz bin Hakim, dari ayah dan eyangnya, katanya: "Aku bertanya kepada Nabi , Ya
Rasulullah, siapakah yang harus aku taati? Beliau menjawab: ”Ibumu.” Kemudian
siapa? Beliau menjawab: "Ibumu," Lalu siapa lagi? Jawabnya: ” Ibumu,” Dan siapa
lagi? Jawabnya: ” Bapakmu,” dan yang terdekat serta yang dekat dengan famili.”
Kata Al Faqih Rasulullah bersabda: "Jika ada kata-kata yang lebih ringan dari hus,
untuk membantah kedua orang tua, pasti dilarang mengucapkannya, oleh sebab itu
orang yang durhaka kepada Orang tua dengan cara apapun ia lakukan, pasti tidak
dapat masuk surga, sebaliknya orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya
dengan cara apa saja yang dapat dilakukannya, pasti tidak masuk neraka.”
Al Faqih, menegaskan: "Sekalipun (umpamanya) perintah berbakti kepada kedua
orang tua itu tidak dimuat Alquran dan umpamanya tidak keras tekanannya, pasti akal
101 Tanbih al-Ghafiln
sehat akan mewajibkannya, oleh sebab itulah bagi yang berakal sehat harus mengerti
kewajibannya terhadap keduanya, Apalagi hal itu telah ditekankan oleh Allah dalam
semua kitabNya (yakni) Taurat, Injil, Zabur dan Al Furqan, juga telah disampaikan
kepada para Nabi bahwa: "Rida Allah tergantung rida kedua orang tua, demikian pula
marahNya tergantung kemarahan kedua orang tua.”
Tiga Ayat saling berkaitan, jika ada salah satu terpisah darinya, Allah tidak
menerimanya, yaitu:
Artinya:
“Lakukanlan salat dan keluarkanlah sakat oo (An-Nisa' 77)
Barang siapa melakukan salat tanpa mengeluarkan zakat, salatnya sia-sia (tidak
diterima).
Artinya: ”
”Berbaktilah kepada Allah dan kepada RasulullahNya .....(An-Nisa' 59)
Barang siapa menyembah Allah, namun tidak percaya kepada Rasulullah Nya
(Muhammad ), tidak diterima.
Artinya: "Bersyukur (berbaktilah) kepudukKu dan kepada orangtuarmu. (Luqman 14)
Barang siapa berbakti kepada Allah, tanpa bakti kepada kedua orang tuanya, pasti
tidak diterima.
Sedangkan dasar dari hadis, Rasulullah bersabda: "Bahwasannya kutukan kedua
orang tua, dapat memutuskan dasar anak tersebut saat ja durhaka kepada
keduanya, maka Barang siapa membiarkan keduanya berarti sama dengan
melupakan Tuhannya, dan Barang siapa hidup sezaman dengan kedua atau salah
satu orang tuanya, lalu tidak berbakti kepada mereka berdua, sehingga ia masuk
neraka, berarti telah dijauhkan oleh Allah “£.
102 Tanbih al-Ghafiln
Dan saat beliau ditanya: "Amal apakah yang paling utama?” Beliau menjawab:”1.
Salat tepat pada waktunya, 2. Berbakti kepada kedua orang tua, 3. Jihad menegakkan
agama Allah.
Fargad As-Sinji mengatakan: "Dalam suatu kitab, aku menemukan keterangan
sebagai berikut: "Tidak pantas anak berbicara di muka kedua orang tuanya, kecuali
atas izinnya, dan tidak boleh berjalan dimukanya, atau di kanan-kirinya, kecuali saat
dipanggil ia harus mendatanginya, dan selayaknya berjalan di belakangnya sebagai
pengiringnya.
Seseorang bertanya: "Ya Rasulullah, saat ini ibuku mengigau di tempatku, aku
mendulangnya dan mewudukannya serta kugendong di atas bahuku, hal ini apakah
termasuk aku membalas jasa kepadanya? Beliau menjawab: ”Belum ada satu
persenpun dari jasa (kebaikan)nya, namun engkau sudah termasuk berbakti. dan Allah
akan membalasmu dengan pahala yang sangat besar, sekalipun amalmu tidak
seberapa kepadanya.”
Kata Hisyam' : "Ketetapan hikmah demikian: "siapa mengutuk jawabnya, dia sendiri
yang terkutuk, demikian pula yang mengutuk ibunya, dia sendiri yang terkutuk, Barang
siapa merintangi agama Allah pasti dikutuk, dan orang yang menyesatkan orang buta
di jalan, termasuk orang yang menyembelih tanpa menyebut asma Allah, juga dikutuk
orang yang merusak tanda-tanda perbatasan tanah.”
Rasulullah bersabda: "Sungguh dosa yang paling besar yaitu memaki kedua orang
tuanya, Sahabat bertanya: ” Kenapa sampai terjadi memaki kedua orang tuanya?
Beliau menjawab: ”Asalnya seseorang memaki ayah orang lain, kemudian ayahnya
sendiri dibalas dengan makian orang tersebut atau memaki ibu orang lain, kemudian
dibalasnya. (Al Hadis). |
Aban dari Anas - katanya: "Di zaman Rasulullah ada seorang pemuda yang sangat
tekun beribadat, dan banyak amalnya (ia bernama) Al Oamah, tiba-tiba sakit keras
dan istrinya mengutus orang memanggil Rasulullah . Lalu beliau mengutus Bilal, S.
Ali, Salman dan Amr melihatnya dari dekat, saat itu Al Oamah tengah sakaratul
maut, oleh mereka ditalkin dengan kalimat thayyibah"", namun ia tidak mampu
103 Tanbih al-Ghafiln
mengucapkannya, Lalu mereka menyuruh Bilal pergi menyampaikan beritanya
kepada Rasulullah Beliau bertanya: "Ia masih punya avahIbu?” Jawabnya: "Tinggal
ibunya sangat tua”, kata beliau: "Hai Bilal temuai ibunya, salamku kepadanya,
katakanlah: "Apakah kau datang menemui Rasulullah atau Rasulullah yang menemui
(datang) kepadamu?" Jawabnya: "Akulah yang harus menemui beliau, dan sesudah
sampai kepada Nabi, beliau bertanya: "Sampaikan berita yang benar kepadaku
tentang anakmu?” Jawabnya: ”Ia tekun beribadat, salat, puasa dan bersedekah
sebanyak-banyaknya, sampai aku tidak mengetahuinya, Lalu hubunganmu
dengannya? Jawabnya: "Ta membuatku marah (menyakiti hatiku)”, Kata beliau: ”Apa
sebabnya?” Jawabnya: "Ia terlalu menurun kemauan istrinya, sehingga mengabaikan
aku serta menentang kepadaku. Lalu beliau bersabda: "sebab marahnya Ibu, ia sulit
mengucapkan kalimah thayyibah. Alkisah Bilal diperintah mengumpulkan kayu bakar
untuk membakarnya. Dan Ibunya bertanya: "Ya Rasulullah, anakku tersayang akan
kau bakar di muka mataku? Siapa yang merelakannya?” Beliau menjawab: ”Hai ibu
Al Oamah, siksa Allah lebih pedih lagi kekal, oleh sebab itu maafkanlah dia, berilah
keridaanmu kepadanya, pasti Allah memberi ampun kepada anakmu, demi Allah,
salat dan sedekahnya tiada berguna selama kau marah kepadanya. Kemudian dia
mengangkat kedua tangannya dan berkata: ”Ya Rasulullah, aku bersaksi kepada Allah
di langit, dan engkau ya Rasulullah, dan para hadirin, bahwa ku maafkan dia, dan aku
rida kepadanya. Sesudah itu Bilal diperintah kembali ke tempat Al Oamah, dan saat
menginjak pintu rumahnya, terdengar suaranya mengucapkan kalimah Thayyibah.
Lalu kata Bilal: "Hai sekalian manusia, kemarahan ibu Al Oamah itulah yang
menyulitkan Al Oamah membaca kalimah Syahadat, terbukti sesudah ibunya
memaafkan atau meridainya, maka dengan mudah Al Oamah mengucapkannya, dan
matilah ia pada hari itu. Kemudian Rasulullah datang, memerintah agar segera
dimandikan, dikafankan, dan disalati oleh beliau. Sesudah selesai ditanam, beliau
berdiri di atas tepi makamnya seraya bersabda: ” Hai sekalian sahabat Muhajirin-
Anshar, Barang siapa terlalu mengutamakan istri daripada ibunya, pasti dikutuk oleh
Allah, semua ibadatnya baik fardu ataupun sunnah tidak diterima. (Al Hadis).
Pengertian ayat-ayat Alquran (di bawah) ini, kata Ibnu Abbas -sebagai berikut, yaitu:
"Mengenal dan memperhatikan kewajibannya terhadap hak kedua orang tua sejak
hidupnya, hingga matinya, serta mendoakan terus kepada keduanya, sesudah
mereka tidak ada (mati). Inilah ayat-ayat tersebut:
104 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
“Tuhanmu menyuruh asar kamu tidak menyanbah kecuali hanya kepadaNya, dan
berbaktilah kepada kedua orang tuamu apabila salah satu atau keduanya telah tua, di
sisimu, maka janganlah kamu memperlihatkan sikap jemuatau mengatakan 'hus
kepada keduanya, seandainya engkau membuangkan kencing atau ( kotoran ibu atau
bapakmu, maka hidungmu jangan kau tutupi, dan mukamu jangan dibuat muram.
sebab keduanya telah melakukan lebih dari itu sewaktu kecilmu, jangan sekali-kali
membentak, berkatalah dengan lemuah-lembut, sopan, ramah dan hormat kepada
keduanya”. (Al-Isra' 23)
Artinya:
”Merendahlah kepada keduanya sebaik-baiknya, dan berdoalah untuk keduanya: "Ya
Tuhan, kasihanilah keduanya sebagaimana mereku memeliharaku saat kecilku.” (Al-
Isra' 24)
Kata seorang Tabi'in: "Barang siapa berdoa setiap harinya, untuk kedua orang
tuanya, berarti telah memenuhi kewajibannya terhadap mereka berdua. Firman Allah:
Artinya:
"Berbaktilah kepudaKu dan kepada mereka berdua, kepadaku: luh kay dikembalikan”.
(Luqman 14)
Berbakti kepada Allah (diantaranya) melakukan salat 5x setiap hari dan Malamnya,
demikian pula kepada kedua orang tua 5x mendoakan setiap hari dan malamnya.
Artinya: .
”Tuhanmu Maha Mengetahui isi hatimu, jika kamu benar-benar baik, buhasannya Dia
Maha Pengampun terhadap orang yang kembali (bertaubat).” (Al Isra' 25)
Kewajiban seorang anak dalam rangka memenuhi hak kedua kedua orang tua
menginginkan makanan, maka berilah, 2. saat ingin pakaian, berilah pakaian”
Rasulullah sz dalam menerangkan ayat:
105 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
"Bantulah keduanya di dunia dengan baik, yaitu makanan saat lapar dan pakaian
jika memerlukannya, 3. saat memerlukan bantuan apa saja, bantulah dia,, 4.
Mendatangi pangsilannya, 5. Mematuhi segala perintahnya, dengan catatan bukan
perintah maksiat atau mengatakan kejelekan lain, 6. saat berbicara pakailah kata-
kata yang baik, lunak, lemah lembut, tidak kasar, 7. Tidak boleh memangsil nama
kecilnya, 8. Senang kepada keduanya sebagaimana senang pada dirinya sendiri,
demikian pula sebaliknya, membenci bagi keduanya sebagaimana pada dirinya
sendiri, 10. Memohonkan ampunan untuk keduanya serta ralunat Allah seperti doa
yang dipakai Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim :
Artinya:
"Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, serta segenap umat
Islum (pria dan wanita) pada hari Kiamat.”
Kata seSeorang (Sahabat Nabi): Salah satu dari antara penyebah kesulitan
penghidupan, ialah tidak mendoakan orang tuanya. Dan apakah yang memuaskan
kedua orang sesudah matinya? Jawabnya: Tiga perkara, yaitu : "1. Dia menjadi orang
baik, sebab menggembirakan keduanya. 2. Menyambung famili dan kawan-kawan
kedua orang tuanya, 3. Beristighfar untuknya, dan memohonkan untuk keduanya,
serta bersedekah untuk keduanya.
Nabi bersabda": "saat manusia telah mati, terhentilah semua amalnya, kecuali 3
perkara, yaitu: 1. Amal Jariyah, 2. Ilmu yang bermanfaat, 3. Anak shalih yang
mendoakan kedua orang tuanya.
Sabda beliau pula: Jangan putuskan hubungan dengan orang yang dulunya kawan
baik kedua orang tua, (jika kamu berbuat demikian) pasti padaAllah sinar cahayamu.
Seorang bertanya kepada Nabi ” Ya Rasulullah, orang tuaku sudah mati keduanya,
apakah bisa aku berbakti kepada keduanya sesudah mati? Beliau menjawab: Ya bisa,
beristighfarlah untuk keduanya, dan menghubungi famili dari keduanya”. Allah Maha
Mengetahui.
106 Tanbih al-Ghafiln
BAB 11
Tentang Kewajiban Orangtua Memenuhi Hak Anak
Dari Abu Hurairah : bahwasannya Nabi
bersabda:
Artinya:
"Setengah kewajiban orang tua memenuhi hak anak, ada 3 Perkara, yaitu: 1. Memberi
nama yang baik saat lahir, 2. Mendidiknya dengan Alquran (asama Islam), 3.
Mensawinkan saat hendak dewusa”.
Seseorang mengadu kepada Umar katanya: "Anakku ini berani kepadaku, Tanya
Umar kepada anak tersebut: "Kau tidak takut kepada Allah? Kau berani kepada
ayahmu, sebab melakukan kewajibanmu memenuhi hak ayahmu. Tanya anak itu:
"Hai Amirul Mukminin, apakah orang tua tidak punya kewajiban, memenuhi hak anak?
Jawabnya, ada yaitu :”1. Memilihkan Ibu yang baik, jangan sampai terhina akibat
ibunya 2. Memilihkan nama baik, 3. Mendidik dengan Alquran (agama Islam).
Kemudian kata anak tersebut: "Demi Allah, dia tidak memilihkan ibu yang baik, dia
wanita yang dibeli 400 dirham itulah ibuku, lalu aku diberi nama "Kelelawar jantan”,
kemudian dia mengabaikan pendidikan Islam bagiku, sampai satu ayatpun aku tidak
pernah diajari olehnya. Maka Umar menoleh kepada ayahnya seraya berkata: ” Kau
telah durhaka kepada anakmu. sebelum ia berani kepadamu, pergilah kau.”
Kata Al Faqih” , cerita Abu Hafsh: "Seseorang datang dan mengeluh, kepadanya,
akibat dipukul anaknya hingga sakit. Abu Hafsh terkejut. "Subhanallah ”, ada anak
memukul ayahnya?” Jawabnya: Benar, sampa sakit. Ja bertanya lagi: " Pernahkah
kau mendidiknya tentang kesopanan?" “Tidak”, "Membaca
Alquran?”, "Tidak". "Lalu apa kesibukan anak itu?” ”Tani” Kemudian Abu Hafsh
berkata: "Sekarang engkau mengerti apa sebabnya ia memukul?” Jawabnya: "Tidak”.
Kata Abu Hafs: "Begini, kira-kira tengah santai-santai ia mengendarai khimar menuju
ladang, diapi: sapi dan kerbau dan dikawal anjingnya, tiba-tiba kau menyapanya dan
mungkin kau dianggap sapi yang mengganggu, lalu engkau dipukulnya hal itu suatu
107 Tanbih al-Ghafiln
keuntungan bagimu, sebab ia tidak memukul kepalamu, bersyukurlah dengan
mengucap :
ALHAMDU LILLAAHHI RABBIL 'AALAMIN”.
Kata Tsabit Banany: "Seorang ayah dipukul anaknya di suatu tempat, namun saat
masyarakat akan membantu (ayah tersebut), malah bilangnya: "Biarkanlah ia jangan
dibalas pukul, sebab aku dulu pernah memukul ayahku di tempat ini, maka sekarang
aku mendapat giliran balasan dari anakku sendiri. mudah-mudahan cukuplah
tebusannya di sini saja, tidak sampai ia disalahkan.
Setengah Ulama hikmah menegaskan: "Barang siapa berani kepada kedua orang
tuanya, pasti tidak akan menikmati kesenangan dari anaknya, Barang siapa tidak
bermusyawarah dalam mengatasi urusannya, pasti tidak tercapai tujuannya, dan
Barang siapa tidak mengalah (bersikeras ingin menang sendiri) di tengah
keluarganya, pasti lenyap kesenangan hidupnya.
Dari Asy-Syu'bi, Nabi :z bersabda:
"Allah selalu mengasihi orang tua (ibu atau bapak) yang mendorong anaknya, agar
berbakti kepadanya (dengan artian) ia tidak memerintahnya melakukan sesuatu di luar
kemampuannya.
Seorangshalih tidak pernah menyuruh anaknya saat ada kepentingan apapun,
bahkan senang kepada orang lain untuk melakukannya, lalu ada yang bertanya:
"Kenapa kau bersikap semacam itu?” Jawabnva: "Aku khawatir kalau ia
membantahku, dan jika demikian berarti aku jerumuskan dia ke neraka, padahal aku
sayang padanya, dan tidak mungkin aku membakarnya dengan api neraka”. Hal
serupa dilakukan pula oleh Khalaf bin Ayub.
Kemanusiaan yang beradab ialah: 1. Berbakti kepada kedua orang tua, 2. Memelihara
pergaulan atau hubungan yang baik dengan familinya, serta menghormati kawannya,
3. Bersikap ramah, dan sopan kepada keluarga (anak-istri)nya, dan para
pembantunya serta menjaga agama mereka, 4. Pandai membelanjakan hartanya
108 Tanbih al-Ghafiln
untuk keluarga dan kerabat serta kepentingan agama (baik zakat atau sedekah
sunnah), 5. pandai menjaga lisan dari kata-kata terlarang, 6. Senang tinggal di rumah
(tekun beribadat), 7. Giat bekerja, tidak bermalas-malasan, 8. Menghindari pergaulan
dengan orang-orang jahat atau orang yang suka mencampuri urusan lain orang.
Demikianlah menurut Al Fudlail bin 'Iyadl.
Kebahagiaan seseorang ditentukan oleh 4 perkara, yaitu: 1. Istri yang baik atau
shalihah, 2. Anak-anak terdidik patuh kepadanya, 3. Bergaul dengan orang-orang
shalih, 4. Mata pencaharian tidak jauh tempatnya (cukup dari dalam negeri).
Demikianlah sabda Rasulullah .
Tujuh macam amal jariyah yaitu: 1. Membangun masjid, sepanjang dibuat salat, 2.
Membuat saluran air minum, selama diminum masyarakat, 3. Menulis mush-haf
(Alquran), selama dibaca orang, 4. Menggali sumur, selama digunakan orang, 5.
Menanam pohon atau tanaman, selama dimakan orang atau burung dan lain-lain, 6.
Mendidik atau mengajarkan ilmu, selama dimanfaatkan, 7. Tinggalan anak shalih,
selama mendoakan dan istighfar untuknya. Yakni saat punya anak didik ilmu dan
Alquran ayahnya memperoleh pahala selama anak tersebut melaksanakan ajaran
ilmu atau Al-Ouran, namun saat punya anak dibiarkan terlantar pendidikannya
(sehingga menjadi fasik-lacur), maka ayahnya disamping menanggung dosa sendiri
(akibat terlena) juga dosa-dosa anaknya. Demikianlah Yazid Raqqasyi, riwayat Anas
bin Malik.
109 Tanbih al-Ghafiln
BAB 12
Tentang Silaturrahmi
Dari Abu Ayyub katanya: "Seorang dusun menghentikan perjalanan Nabi katanya:
Ya Rasulullah, terangkan pekerjaan yang dapat mengantarkan aku ke surga dan yang
menyelamatkan aku dari siksa neraka, Jawab beliau :
Artinya:
"Ada 4 perkara, yaitu: 1. Kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya, 2.
Melakukan salat 5x sehari semalam. 3. Mengeluarkan sukat (fitrah atau harta), 4.
Silaturrahmi ””.
Al-Faqih, dari Abdullah katanya: ”Di suatu sore (hari) ARAFAH kami duduk bersama
Rasulullah lalu kata beliau "Orang yang memutuskan hubungannya dengan famili
tidak akan kuat duduk bersama kami, hendaklah berdiri, lalu ada seorang di belakang
bangun, namun sejenak kembali lagi, dan Rasulullah bertanya: "Kenapa kamu
bangun?” Jawabnya: "Ya, Rasulullah saat engkau bersabda, aku cepatcepat pergi
ke rumah bibiku yang memutuskan hubungannya denganku”, ”Lalus Kenapa kau
datang, aneh kedatanganmu ini?” Jawabku: "memberitahu sabda mu tadi, lalu ia
istighfar untukku dan aku juga istighfar untuknya”, Selanjutnya sabda beliau: "Bagus
kamu, sekarang silahkan duduk, sebab Allah tidak akan menurunkan rahmatNya
kepada suatu golongan yang setengahnya memutuskan hubungan famili”.
Penegasan Al Faqih: "Memutuskan tali persaudaraan yaitu dosa besar, rahmat
tertolak baginya, berikut kawan-kawan terdekat dengannya, Oleh sebab itu, setiap
muslim wajib bertaubat dari pemutusan terhadap saudara atau famili, istighfar dan
secepatnya memperbaiki hubungan dengannya, agar memperoleh rahmat Allah, dan
terhindar dari api neraka”.
Amal yang paling cepat pahalanya yaitu silaturrahmi, dan dosa yang disegerakan
akibatnya yaitu putusnya hubungan persaudaraan dan penganiayaan. (Al Hadis).
Al Faqih , dari Amr bin Syw'aib, katanya: ”Seseorang datang dan bertanya kepada
Nabi : Familiku tetap bersikeras memutuskan hubungan kepadaku, sekalipun telah
110 Tanbih al-Ghafiln
kucoba menyambungnya, aku berlaku baik, bahkan mercka menganiayaku, aku
membantu, bahkan mereka jahat kepadaku, kemudian apakah boteh aku
menyesuaikan atau membalas perbuatan mereka? Jawab beliau : Jangan, sebab jika
kau membalas mercka, berarti kau sama dengan mereka, bahkan hendaklah engkau
cari jalan yang lebih baik dan tetap menyambung mereka, maka bantuan Allah selalu
kepadamu sepanjang engkau berbuat demikian”.
Tiga perkara, setengah dari sikap atau akhlak penghuni surga, yaitu: Berlaku baik
terhadap orang yang jahat kepadamu, 2. Memaafkan orang yang menganiayamu, 3.
Pemurah terhadap orang yang kikir kepadamu."
Al Faqih, dari Dlahak saat menafsiri ayat (di bawah) ini katanya: "Terkadang bisa
terjadi, orang bersilaturrahmi umumya tinggal 3
hari, kemudian Allah menambahnya 30 tahun, demikian sebaliknya terkadang bisa
terjadi, orang umurnya 30 tahun lagi, sebab memutuskan silaturrahmi, maka
dikurangi hingga tinggal 3 hari.
Inilah ayat yang ditafsirinya:
Artinya:
"Allah menghapus ketentuan yang Dia kehendaki, atau menetapkannya.... ” (Ar-Ra'ad
39)
Rasulullah bersabda: "Tiada mungkin takdir tertolak, kecuali dengan doa, dan tiada
mungkin umur bertambah, kecuali dengan kebaikan atau taat, dan terkadang rezeki
seseorang tertunda akibat laku maksiat”. (Riwayat Tsauban)
Al Faqih menjelaskan: "Ada 2 macam pengertian tentang bertambah umur, yaitu: 1.
Bertambah kebaikannya, 2. Bertambah umurnya (benarbenar) seperti hadis tersebut
di atas. namun ada yang mengatakan bahwa umur tidak dapat bertambah, dasarnya
Firman Allah:
Artinya:
111 Tanbih al-Ghafiln
"saat ajal sampai padu mereka, muka tidak dapat diundurkan atau dimajukan
sekalipun hanya sesaat, Dan ada lagi yang mengatakan bahwa bertambuh umur,
artinya: "sekalipun sudah mati namun pahalanya tetap berjalan (ditulis terus)”. (Al A'raf
34)
Sa'id dari Qatadah, katanya: Nabi bersabda: ”Bertakwalah kepada Allah, dan
sambunglah kerabatmu, pasti memperoleh kebaikan di dunia dan lebih dari itu kelak
di akhirat.
Ada fatwa demikian, Kerabatmu yang tidak pernah kau kunjungi sama sekali, tidak
pernah kau ringankan bebannya dengan hartamu, maka berarti kau telah
memutuskan silaturrahmi dengannya.
Shuhuf yang diturunkan Allah, setengahnya berbunyi sebagai berikut: "Hai anak cucu
Adam sambunglah kerabatmu, bantulah dengan hartamu, jika kau kikir, sedikitlah dari
hartamu, kunjungilah dengan berjalan kaki.”
Beliau Nabi : bersabda:
Artinya:
"Sambunglah kerabarmu, sekalipun hanya dengan uluk salam kepadanya”. (Al Hadis)
Ada 3 perkara, yang tidak perlu dibedakan antara muslim dan kafir, yaitu: ”1. saat
mengikat perjanjian dengannya, tepatilah (baik ia muslim atau kafir), 2. Menyambung
hubungan kefamilian dengannya (baik muslim atau kafir), 3. Menyampaikan
amanatnya”. Demikian kata Maimun bin Mahram.
Di dalam Taurat tertulis sebagai berikut:
Artinya:
”Bertakwalah kepada Tuhanmu, dan kepada Redua orang tuamu hendaklah berbakti,
serta sumbunglah kerabatmu, pasti Kupanjangkan umurmu, dan Kumudahkan
pertambahan hartamu, serta Kulenyaupkan kesulitanmu.” Demikian kata Ka'bul
112 Tanbih al-Ghafiln
Akhbar, dan ia bersumpah: ”Demi Alah yang membelahkan laut bagi Musa dan
kaumnya”.
Adapun ayat-ayat Alquran yang mendasarinya ialah sebagai berikut:
”Bertakwalah kepada Allah, yang kau minta (hajatmu terpenuhi) kepadaNya, dan
peliharalah pertalian persaudaraa atau kerabatmu (jangan kau putuskan ikatan
dengan mereka)”. (An-Nisa' 1)
Artinya :
"Lakukanlah kewajibanmu, memenuhi hak mereka.....” (Ar-Rum 38)
Artinya:
"Bahwasannya Allah menyuruh kamu berlaku adil (man kepada Allah) dan berlaku
baik kepada sesama makhluk, serta menyambung hubungan famili, melarang laku
keji, mungkar dan penganiayaan. Dia menasihati kamu agar kamu menyadari .
(ingat..)”. (An-Nahl 90)
Kata Utsman bin Madh'un : Semula aku masuk Islam hanya sebab malu kepada
beliau Rasulullah sebagai kawan karibku yang — selalu menganjurkan agar aku
masuk Islam (sehingga waktu itu) aku belum mantap benar. Kemudian pada suatu
hari saat aku duduk bersamanya, ia mengabaikan aku, bahkan seakan beliau
berbicara dengan orang disebelahnya, sesudah itu kembali beliau menghadapku dan
bersabda: "Jibril turun dengan menyampaikan ayat tersebut diatas”. Lalu aku
bergembira dan Iman mulai merasuk dalam jiwaku, aku pergi menjumpai paman
beliau Abu Thalib, dan kuceriterakan tentang turunnya ayat tersebut. Jawabnya:
”Ikutilah Muhammad, pasti kau beruntung dan terpimpin, demi Allah dia
(keponakanku) hanya memerintahkan agar berakhlak dan budi yang mulia. Jika ia
benar atau dusta, tujuannya hanyalah semata demi kebaikan, saat beliau
mendengar pembicaraan pamannya (Abu Thalib) semacam itu. Beliau mengajaknya
agar mau Islam, namun ia menolaknya, lalu turun ayat:
Artinya:
113 Tanbih al-Ghafiln
"Bahwasannya engkau tiada kuasa memberi petunjuk kepada Siapa yang engkau
cintai, terapi Allah-lah Pemberi petunjuk orang yang Dia kehendaki ....” (Qashash 56)
Ayat lain menyatakan:
Artinya:
"Apakah sekira kamu berkuasa, akan membuat kerusakan di atas bumi? dan
memutuskan ikatan kekeluargaan? Mereka yang berbuat semacam itulah. orang-
orang yang dikutuk Allah dan ditulikan telingu mereka, serta dibuat buta mata mereka”
(Muhammad 22-23)
Allah berfirman: "Akulah Ar Rahman (Yang Pemurah) dan engkau rahim, siapa
memutuskan engkau berarti rahmatKu pun akan Kuputuskan, dan yang
menyambungmu berarti pula menyambung rahmatKu.
Rahim bergantung pada 'Arasy, siang malam ia berdoa: Ya Tuhan, sambunglah ikatan
orang yang menyambungku, dan putuskanlah ikatan orang yang memutuskan ikatan
denganku.
saat ilmu dipamerkan manusia, sedang amal perbuatannya dilupakan, kasih sayang
hanya diatas bibir, tanpa meresap ke hati (penuh rasa benci) dan ikatan kekeluargaan
diputuskan maka kutukan Allah kepada mereka, telinga ditulikan dan mata hati
mereka dibutakan." Demikian kata Hasan Bashri.
Al Faqih", dari Yahya bin Salim, katanya: "Pada zaman seorang asal Khurasan yang
shalih bermukim di Mekah, orang mempercayakan (titip) harta kepadanya. Lalu
seseorang menitipkan uang sebanyak 10.000 dinar kepadanya, ia pergi mengurus
kepentingan lainnya, sesudah selesai kembalilah ia mengambil uang titipan tersebut,
namun ia (yang dititipi uang) telah meninggal dunia, kemudian tanya kepada
keluarganya.
Jawabnya: ”Kami tidak tahu menahu tentang titipannya itu. Alkisah, ia minta pendapat
para Ulama Fiqih di Mekah tentang hal itu Jawab mereka: "Kami berharap ia termasuk
penghuni surga, cobalah nanti malam (lewat tengah malam) kau panggil dia di sumur
114 Tanbih al-Ghafiln
Zam-zam: ”Hai Fulan bin Fulan, aku yang menitipkan uang kepadamu dulu”. Lalu ja
turuti nasihat para Ulama tersebut namun sampai 3x panggilan, tiada jawaban. Dan
akhirnya ia kembali kepada para Ulama tadi, Kata mereka: INNAALILLAAHI WA
INNAA ILAIHHI RAAJI'UUN, kami takut jika sahabatmu termasuk penghuni neraka,
cobalah kini kau pergi ke Yaman dan Bairut, di sana ada sumur, panggillah ia lewat
tengah malam. sesudah ditemukan sumur tersebut, maka mulailah ia memanggilnya,
panggilan sekali, ada jawaban. Lalu ditanya: ” Kasihan kenapa kau di sini? Aku
melihatmu dulu orang baik-baik?” Jawabnya, Familiku di Khurasan, dan aku
memutuskan hubungan dengan mereka sampai mati, lalu aku dituntut akibat ini, dan
ditempatkan di sini, sedangkan uangmu masih ada, ku tanam di rumah, siapappun
dari keluargaku tiada yang tahu, untuk itu minta izinlah kepada mereka agar kau dapat
menggali simpanan uang itu, pasti masih utuh kau temui di sana”. Sesudah itu
segeralah ia kembali ke tempat uang tersebut dan ternyata masih utuh seperti semula.
Al Faqih menegaskan: "Bagi yang familinya dekat, cara menyambung persaudaraan,
cukup saling menghadiahi atau memberi dan berkunjung, jika harta tiada, maka
tenagapun bisa, dan bagi yang jauh, caranya dengan saling menyurati, namun jika
berkunjung lebih diutamakan.
Keuntungan bersilaturrahmi ada 10 perkara, di antaranya: 1. Memperoleh rida Allah,
sebab Dia yang memerintahkannya, 2. Membuat mereka gembira, berdasarkan
hadis:
Artinya: “Amal yang paling utama yaitu membuat seorang mukin, bergembira.“ (Al
Hadis)
3. Kesukaan para malaikat, sebab mereka senang bersilaturrahm, 4. Pujian kaum
musllimin kepadanya, 5. Memarahkan Iblis terkutuk 6. Memanjangkan usia, 7.
Menambah barakah (cukup) rezekins, 8. Membuat senang yang telah mati, sebab
ayah dan eyang suka jika cucunya bersilaturrahmi, 9. Memupuk rasa kasih-sayang di
antar keluarga atau famili, sehingga timbul semangat saling membantu, saat
berhajat, 10. Menambah pahala sesudah matinya, sebab akan selalu, dikenang, dan
didoakan sebab kebaikannya.
115 Tanbih al-Ghafiln
Ada 3 macam manusia yang dilindungi Allah kelak di hari Kiamat, yaitu: 1. Orang yang
menyambung ikatan kekeluargaan dipanjangkan usianya, dilapangkan kuburnya, juga
rezekinya, 2. Wanita yang ditinggal mati suaminya dan anak yatim yang ditinggalnya
ia pelihara baik-baik, sampai Allah mencukupi mereka atau mati, 3. Orang yang suka
mengundang anak yatim dan fakir-miskin untuk makan bersama. (Demikian kata Anas
:52)
Rasulullah bersabda: ”Ada dua (macam) langkah manusis yang disenangi Allah,
yaitu: 1. Langkah melakukan salat, 2. Langkah bersilaturrahmi kepada keluarga atau
familinya”. (HR. Hasan).
Ada 5 perkara, Barang siapa melanggengkannya maka bertambah tambah
kebaikannya seperti gunung besar, dan dilapangkan rezekinya. yaitu: 1. Selalu
bersedekah (sedikit atau banyak), 2. Silaturrahmi kepada keluarga atau familinya, 3.
Tetap berusaha menegakkan Islam, 4. Tetuf suci (selalu berwudu), dan tidak
membuang-buang air, 5. Tetap berbaki kepada kedua orang tuanya. Allah Maha
Mengetahui.
116 Tanbih al-Ghafiln
BAB 13
Tentang Hak dan Kewajiban Tetangga
Al Faqih, dari Abdullah bin Amr, katanya: Rasulullah bersabda:
"Tujuh macam manusia yang Allah tidak memberi rahmat kepada mereka di hari
Kiamat, bagi mereka disediakan siksa yang berat, dan digiring ke neraka bersama
penghuni neraka lainnya, yaitu:
1. Senggama antara pria dengan sesama prianya (liwath).
2. Orang bersenggama dengan hewan.
3. Orang yang onani.
4. Orang mengumpuli istrinya pada lobang belakang (pantat).
5. Orang yang bersetubuh dengan istri dan putrinya.
6. Orang yang zina dengan istri tetangganya.
7. Orang yang menyakiti tetangganya secara terang-terangan di muka masyarakat,
kecuali jika bertaubat sesuai dengan tuntunan agama (memenuhi syaratnya).
Dari Ibnu Mas'ud , katanya: "Rasulullah bersabda: "Demi . Allah, seseorang tidak
dianggap Islam, sehingga semua orang selamat dari gangguan hati, lisan dan
tangannya. Dan belum dianggap beriman, sepanjang belum aman tentram
tetangganya dari ulah (gangguan)nya. Para Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, berupa
apa saja gangguannya itu? Jawab beliau: ” Berupa penipuan dan penganiayaan”.
Al Faqih, dari Said bin Musayyab, katanya: Nabi bersabda: "Kehormatan tetangga
atas tetangga lainnya, seperti kehormatan ibunya”. |
Al Faqih, dari Abdullah bin 'Amr, ia menyuruh sahayanya: ”Potonglah kambing lalu
berilah tetangga kami (yang) Yahudi itu”. Lalu sesaat sesudah itu berkata lagi: "Hai
punakawan, jika kau memotong kambing berilah tetangga kami (yang) Yahudi itu”.
Jawab pembantunya:
"Kau repotkan kami akibat Yahudi itu", Sahut Abdullah: "Celaka kau ketahuilah pesan
Nabi :
117 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
"Bahwasanya Nabi senantiasa berpesan agar kamu, perlakukan tetangga dengan
baik, sehingga kami mengira dia punya hak waris”.
Al Faqih , Syuraih Al-Ka'by katanya: Nabi bersabda: "Barang siapa beriman kepada
Allah dan hari akhir, berkata baiklah atau diam, dan Barang siapa beriman kepada
Allah dan hari Akhir, hormatilah tetangganya, dan Barang siapa berima kepada Allah
dan han Akhir hormatilah tamunya, pada hari pertamanya (sehari-semalam) dan
mertamunya (3 hari), sedang selebihnya dianggap sedekah”.
Al Faqih , dari Hasan Bashri katanya: "Rasulullah ditanya: ”Apakah hak tetangga
kepada tetangga lainnya?” Beliau menjawab: "Jika berhutang kau beri hutangan,
undangannya kau penuhi, jika sakit kan ziarahi, jika minta tolong kau beri pertolongan,
jika kena musibah kan hibur, jika mendapat keuntungan, kau ucapkan selamat, jika
mari, kau antar jenazahnya, jika bepergian, kau jaga rumah dan anak-anaknya,
janganlah engkau menyakitinya dengan bau masakan, kecuali jika kau beri dari
masakan itu kepadanya”.
Riwayat lain ditambah, Dan jangan meninggikan bangunan (melebihi tinggi)
bangunannya, kecuali melegakan hatinya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: "Tiada henti-hentinya jibril pesan agar aku
bersikap baik terhadap tetangga, sehingga aku mengira bahwa dia punya hak waris”.
Juga dari Abu Hurairah , Rasulullah bersabda: "Hai Abu Hurairah, jadilah manusia
yang wara"”, pasti kau jadi manusia paling tekun beribadat, dan jadilah manusia
qana'ah"”, pasti kau pandai bersyukur, dan senanglah bagi sesama manusia seperti
kau menyenangi bagi dirimu, pasti menjadi sempurna mukminmu, dan perlakukan
tetanggamu dengan sebaik-baiknya, pasti sempurna muslimmu, dan sedikitkan kau
tertawa, sebab akibat banyak tertawa dapat mematikan hati (mengeras seperti batu).
Firman Allah,
Artinya:
118 Tanbih al-Ghafiln
”Sembahlah Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, dan
berbaktilah kepada kedua orang tua, juga kepada saudara terdekat atau famili, anak
yatim, dan orang-orang miskin, Serta tetangga dekat atau sekeluarga, ataupun
tetangga orang lain, kawan dalam perjalanan dan orang perantauan”. (An-Nisa' 36)
Ada 3 macam tipe tetangga, yaitu: 1. Punya tiga hak, 2. Punya dua hak, 3. Punya satu
hak. Tipe no. 1 yang punya tiga hak, ialah: Tetangga yang masih kerabat dan muslim.
Tipe no. 2 yang punya dua hak, ialah: Tetangga yang bukan masih kerabat namun
muslim, Tipe no. 3 yang punya satu hak, ialah: Tetangga yang kafir dzimmi ”. Adapun
tiga hak tersebu, yaitu: 1. Hak keluarga atau famili, 2. Hak tetangga, 3. Hak muslim
Sedangkan dua hak tersebut Yaitu: 1. Hak tetangga. 2. Hak muslim. Dapat satu hak,
yaitu: hak tetangga.
Kata Abu Dzar Ghifary: "Kekasihku (yakni) Nabi Muhammad pesan 3 perkara
kepadaku, yaitu: 1. Kepada pimpinan kaum Muslimip curahkan perhatian dan
ketaatanmu, sekalipun ia bermuka buruk dan orang rendahan (menurut pandangan
manusia umum). 2. saat masak kuah, maka perbanyaklah airnya dan berilah
tetanggamu, 3. Lakukanlah salat tepat waktunya.
Seseorang mengadu kepada Nabi . - akibat gangguan tetangganya, lalu beliau
menyarankan: "Peliharalah dirimu jangan sampai menggaggunya, dan bersabarlah
atas gangguannya, maut cukup memisahkan kalian berdua”.
Definisi (pengertian) baik dalam bertetangga, bukan sekedar tidak mengganggunya,
namun lebih dari itu berlaku sabar dalam menghadapi ulah (gangguan) tetangganya.
Demikian menurut Hasan Bashri.
Definisi Silaturrahmi, bukan sekedar membalas hubungan baiknya, namun lebih dari itu
(memulai) menyambung ikatan kekeluargaan yang hampir atau sudah punah, serta
bersikap lunak kepada orang yang bersikeras. Dan belum disebut penyabar bagi
orang yang sckedar menyesuaikan kesabaran masyarakatnya, namun lebih dari itu jika
masyarakatnya acuh tak acuh, ia tetap berlaku sabar. Demikian menurut Amr bin 'Ash.
119 Tanbih al-Ghafiln
Fatwa Al Faqih: "Bagi seorang muslim seyogyanya berlaku sabar dalam menghadapi
gangguan tetangganya, dan jangan mengganggunya, ciptakanlah suasana atau rasa
aman baginya, baik dari lisan, tangan atau auratnya. Aman dari lisan berarti tidak
pernah menggunjingnya, dan aman dari tangan berarti tidak menaruh rasa curiga
kepadanya, seandainya lupa tidak mengunci pintu rumah, maka tidak ada kecurigaan
kepadanya, dalaman dari auratnya berarti tidak membuka malunya, seandainya pergi
lalu ada informasi atau laporan bahwa tetangganya masuk ke rumahnya, maka
hatinya tetap merasa aman, sekalipun betul-betul nyata.
Tiga tradisi jahiliyah yang perlu dilestarikan dalam masyarakat muslim, yaitu: 1.
Bersungguh-sungguh dalam menghormat dan menjamu tamu yang berkunjung
kepadanya, 2. Tidak mencerai istrinya hingga tua, agar tidak sampai sia-sia hidupnya,
3. Berani berkorban, demi mengurangi beban penderitaan atau kesulitan tetangganya,
sekalipun harus melunasi atau membayarkan hutangnya. Demikian kata Ibnu Abbas
-::.
Rasulullah bersabda”: Seseorang (tetangga) kelak di hari Kiamat, akan menuntut
(tetangga)nya: "Ya Tuhan, saudaraku ini Engkau lapangkan rezekinya, dan aku tidak,
hingga saat aku lapar di siang hari, ia kenyang, kemudian aku menuntutnya, kenapa
ia menutup pintunya dan mencegah aku dari sesuatu yang telah dilapangkan
baginya”.
Al Faqih menegaskan: "Berbuat baik kepada tetangga secara sempurna, dapat
dilakukan dalam 4 perkara, yaitu: ”1. Membantunya semaksimal mungkin (menurut
kemampuan yang ada padanya), 2. Tidak tamak terhadap sesuatu (harta) miliknya, 3.
Tidak menyakiti atau menganggunya, 4. Berlaku sabar dalam menghadapi
penganiayaan atau gangguannya.
Sudah dianggap bengis atau kejam seseorang yang berbuat salah satu dari 10
perkara di bawah ini, yaitu:
1. Seseorang (pria atau wanita) yang saat berdoa hanya sekedar minta untuk
dirinya, tanpa mengikut sertakan kedua orang tuanya dan masyarakat mukmin (orang
beriman).
120 Tanbih al-Ghafiln
2. Seseorang yang bisa baca Alquran, namun setiap harinya kurang atau tidak
membaca 100 ayat.
3. Seseorang yang masuk masjid, tidak ada rasa mengagungkannya dengan
melakukan salat 2 rakaat (Tahiyyatal Masjid) hingga keluar.
4. Seseorang yang melewati kuburan Muslimin, tanpa uluk salam dan mendoakan
penghuninya (ahli kubur).
5. Seseorang yang dengan mudah meninggalkan salat Jumat di tengah perjalanan (di
kota lain).
6. Seseorang yang tiada minat belajar ilmu (agama), sekalipun di daerahnya ada
orang alim sedangkan dirinya masih terhitung bodoh.
7. Dua orang yang tidak saling menyapa, saat berjumpa di tengah perjalanan.
8. Seseorang yang menolak datang pada waktu walimatur 'arus.
9. Pemuda yang tidak pandai memanfaatkan masa kepemudaannya, sehingga
menjadi pengangguran, menuntut ilmu tidak, kesopanan nol (tidak berakhlak).
10. Seseorang yang membiarkan tetangganya mati kelaparan, sedang dirinya
kenyang.
121 Tanbih al-Ghafiln
BAB 14
Tentang Larangan Minum Arak Dan Sebangsanya
Al Faqih meriwayatkan dengan sanad-sanadnya dari Ibnu Umar ., katanya: "Muka
hitam, mata semu biru dan lidah keluar sampai dada mengalirkan liur, sangat basin
baunya, setiap manusia jijik melihatnya, demikian kelak para peminum arak di hari
kebangkitan. Kalian haram untuk salam kepadanya, sekalipun sakit jangan mendekati
atau mengunjunginya, jika mati jangan disalati.
Peminum arak, saat menganggap arak itu halal, tiada bedanya dengan penyembah
berhala (jahiliyah modern di abad nuklir saat ini), demikian menurut Masruk. Sedang
Ka'bul Akhbar mengatakan: "Lebih baik minum segelas api daripada arak satu gelas.”
Dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda: "Setiap yang memabukkan yaitu arak (asli
atau campuran). Dan Barang siapa gemar minum arak di dunia, sampai mati tidak
bertaubat, maka jangan mengharap kenikmatan rasa arak (yang halal) di akhirat
kelak”.
Al Faqih, dari Nabi sabdanya:” Setiap minuman yang memabukkan haram (mentah
atau masak), banyak atau sedikit tetap haram”. Bahkan kata Al Faqih: "Arak yang
sudah diolah (dimasak) lebih besar dosa (peminumnya), jika dibandingkan dengan
tuak (arak mentah). sebab besar kemungkinan ia menganggapnya halal, dengan
alasan macam-macam (umpamanya ini araknya sedikit, campurannya banyak dan
lainlain), maka dengan demikian terjerumuslah ia dalam kekafiran.
Dari Az Zuhry:”Materi khutbah Utsman : "Hai sekalian manusia, hati-hatilah terhadap
arak yang menjadi pangkal kekejian, hati-hatilah terhadap arak yang menjadi pangkal
kekejian dan sumber segala dosa.
Dulu hidup seorang ahli ibadat yang tekun ke mesjid, pada suatu saat ia tertarik
seorang wanita cantik (pelacur) dan hingga berkenalan akrab dengannya. sebab
akrabnya sehingga ia dikuasai oleh pelacur itu, lalu ia dipaksa memilih salah satu dari
tiga laku maksiat, yaitu: 1. Minun arak, 2. Berzina dengan pelacur tersebut, 3.
Membunuh bayi. Alkisah 1 memilih minum arak yang dikira laku maksiat paling ringan,
122 Tanbih al-Ghafiln
namun fakr, berbicara, justru kctiga-tiganya dilakukan sesudah minum arak, dalan,
keadaan mabuk ia berzina lalu membunuh bayi disisinya. Seru Utsman selanjutnya:
"Oleh sebab itu hindarilah arak, yang menjadi biang kelad, segala perbuatan dosa,
sungguh percayalah, bahwa: "Iman dengan arak tidak mungkin bersatu dalam tubuh
manusia, satu dari antara keduanya pasti keluar (yakni) orang mabuk mulutnya
mengeluarkan kata-kata kufur, dan hal itu menjadi kebiasaan hingga mati, akibatnya
ia kekal d, neraka. Harumnya surga (punya daya tarik) sejauh 500 tahun perjalanan,
namun demikian ada 4 tipe manusia yang tidak mampu menciumnya, yaitu: 1.
Manusia kikir, 2. Manusia pemberi yang mengundat-undat pemberiannya, sekalipun
beralasan macam-macam, 3. Peminum arak, 4. Manusia yang berani atau durhaka
terhadap kedua orang tuanya, (HR. Sa'id).
Ada 10 macam manusia yang dikutuk Allah, akibat berurusan dengan arak, yaitu: 1.
Peminumnya, 2. Penyelenggara pesta (yang menjamu) arak, 3. Pembawa dan yang
dibawakan, 4. Pedagangnya, 5. Dagangannya, 6. Penjual ecerannya (kios, kedai dan
toko), 7. Pembelinya (bakul dan lainslain), 8. Pemerasnya, 9. Bos, pemilik, majikan
yang mengongkosi buruh meras arak, 10. Petani arak (Penanamnya). Demikian
penegasan Ibnu Mas'ud .
Pemabuk arak bangkainya berbau busuk, kelak bangkit dari kuburnya (di hari Kiamat),
berkalungkan botol arak, dan gelas pegangannya, ular dan ketonggeng mengerumuni
kulit dagingnya. kakinya beralaskan api yang menggegarkan otaknya, tempatnya di
neraka bersama Fir'aun dan Haman. (Al Hadis).
Barang siapa memberi makan peminum arak, sekalipun hanya sesuap, maka ular dan
ketonggeng akan menggigitnya kelak, sebagai balasan dari Allah. Dan Barang siapa
berusaha membantu hajatnya, berarti ikut mendobrak Islam. Barang siapa
menghutanginya, berarti ikut membunuh orang mukmin. Duduk berdampingan
dengannya, kelak di hari Kiamat buta atau bisu tak berhujah. Barang siapa meminum
arak, maka jangan kau kawinkan, saat sakit jangan dikunjungi, jika menjadi saksi
tidak sah persaksiannya, Demi Allah ia dikutuk dalam Taurat, Injil, Zabur dan Alquran,
dan ia kafir terhadap segenap kitab tersebut di atas, tiada orang menghalalkan arak,
kecuali orang kafir, dan aku (Muhammad) bebas daripadanya (tidak
bertanggungjawab) dunia akhirat. (HR. Siti Aisyah .-.)
123 Tanbih al-Ghafiln
Ka'bul Akhbar ditanya: "Betulkah arak juga diharamkan dalam kitab Taurat?”
Jawabnya: "Betul, seperti ayat:
Artinya:
”Bahwasannya minum arak, judi, sesajen, berhala, undian nasib dengan cara apapun,
yaitu perbuatan keji dari setan. Maka hindarilah semua itu (jika menginginkan) kamu
menang atau beruntung”. (Al-Maidah 90)
Juga disebut dalam Taurat. Bahwasannya Kami turunkan kebenaran untuk
melenyapkan yang batil, dan membatalkan permainan, alat musik, dan arak, sungguh
celaka orang yang gemar arak, Allah bersumpah: "Barang siapa melanggar larangan
arak, akan dibiarkan haus, dahaga di hari tiada air setetespun. namun Barang siapa
tak mau mengenal arak dunia, pasti dikenalkan rasa nikmatnya arak surga dari
Hadlratul Qudsy (Demikian kata 'Athak bin Yasar).
Al-Faqih menasihati: "Hendaklah berhati-hati, jangan sampai kau minum arak, sebab
ada 10 bencana akibatnya, diantaranya: 1. Menempatkan diri pada magam gila,
bahan tertawaan atau ejekan anak kecil, rendah di kalangan masyarakat beradab
(normal akal), sebagaimana cerita Ibnu Dunya: "Di kota Bagdad aku melihat pemabuk,
kencing di tengah jalan, lalu diusapkan atau dibuat membasuh mukanya, seraya
membaca:
ALLAAHHUMMA) ALNII MINAT TAWAABIIN, WAJALNII MINAL MUTATHAHHIRIIN
(doa habis wudu). Dan ada lagi pemabuk muntah di tengah jalan, lalu mulut dan
janggutnya dijilati anjing, kepada anjing: "Hai Tuan-tuan agung, jangan kotori
saputangan 2. Bencana miskin dan sinting (rusak akalnya), 3. Bencana percekcokan,”
dan permusuhan di antara keluarga dan teman-teman.
Firman Allah:
Artinya:
”"Bahwasannya setan bertujuan membukar permusuhan di antara kamu dengan arak
dan judi, melupakan sikrullah dan kewajiban salat, maka berhentilah kamu dari
perbuatan itu semua,” (Al Maidah 91)
124 Tanbih al-Ghafiln
4. Bencana sebagaimana tercantum dalam ayat tersebut, yaitu: terhalang mengingat
Allah dan melakukan salat, 5. Bencana zina (dengan Orang lain atau bekas istrinya),
sekalipun lahirnya istri, namun menurut syariat Islam bukan lagi istri, akibat mabuk ia
menceraikan istrinya tidak terasa. Lalu talag jatuh, berarti ia berzina dengan bekas
istrinya, 6. Menjadi perintis kejahatan, sebab dalam keadaan mabuk ringan baginya
melakukan aneka maksiat, 7. Mengganggu malaikat Hafadhah sebab memaksanya
ke tempat fasik yang bau busuknya, 8. Bencana hukum dera 80 kali pukulan
disaksikan masyarakat Muslim, jika tidak dihukum di dunia, maka hukuman tersebut
dilaksanakan di akhirat, pukulan api neraka yang dahsyat, disaksikan orangtua dan
kawan-kerabatnya, 9. Tertolak amal baik dan doanya selama 40 hari (untuk minum
satu kali), 10. Tidak bertanggung jawab atas keselamatan imannya, sebab bisa terjadi
mati tidak membawa iman.
Kesepuluh bencana itu yaitu siksa atau penderitaan yang pasti dirasakan di dunia,
sedangkan siksa akhirat lebih pedih, minumannya air hamim yang sangat panas, dan
makanannya dari zaqum. Oleh sebab itu bagi manusia normal, tidak mungkin memilih
sedikit kesenangan (minum arak) dengan melempar jauhkan kenikmatan besar dan
kelezatan yang kekal abadi.
Tafsir ayat (di bawah) ini, menurut Mugatil bin Sulaiman yaitu sebagai berikut: saat
penghuni surga menginjak pintunya, terlihat yang di bawahnya mengeluarkan dua
sumber di sumber pertama mereka minum lalu bersihlah perut mereka dari segala
kotoran, kemudian di sumber kedua mereka mandi lalu bersihlah tubuh mereka dari
segala kotoran. Sesudah itu datanglah sambutan (ucapan):
Artinya:
"Selamat sejahtera atas kalian, baik nian silahkan masuk (dan menetaplah) untuk
selama-lamanya”.
Kendaraan unta terbuat dari yagut merah, dan emas permata berkendalikan mutiara,
sengaja disiapkan bagi mereka, setiap penghuninya disiapkan pula sepasang
perhiasan (yang jika diperlihatkan di dunia, seluruh lapisan masyarakat dunia pasti
memperoleh sinar atau terangnya perhiasan itu), mereka dilayani oleh para malaikat
dalam mencari tempatnya masing-masing. Gedung dari perak, loteng emas selalu
125 Tanbih al-Ghafiln
menunggunya, mereka datang segera disambut bidadari cantik-cantik bagai mutiara
bertebaran, lengkap dengan aneka perhiasan, dan bejanabejana perak serta gelas-
gelas emas, segenap malaikat memberi salam dengan penuh rasa gembira
menyambut kedatangannya. Para bidadari yang bola matanya berhias 70 aneka
perhiasan, semerbak harumnya dapat dicium dari jarak 100 tahun perjalanan.
Memandang jernih dan bersih wajahnya, bisa terpantul atau terlihat wajah sendiri
(melebihi kaca atau cermin pengilau), memandang dadanya terlihat buah dada yang
sangat menarik di balik bajunya demikian pula urat-urat betisnya yang membikin para
pernuda pusing kepala. Mereka bersemayam di gedung panjang satu farsakh persegi,
yang berpintu emas sebanyak 4000, lantainya permadani emas mutiara meliputi
ruangan, dan setiapnya ranjang menyamai 70 ranjang dunia. saat duduk,
menginginkan buah-buahan, lalu pohonnya mendekat mudah memetik buah dan
memakannya, semua pahala itu merupakan balasan bagi orang-orang ahli tagwa,
memelihara dari minum arak dan aneka maksiat atau perbuatan keji. Adapun
penghuni neraka saat digiring sampai pintunya, petugasnya menyambut dengan
Pukulan besi, setiap anggota tubuh merasakan siksanya masing-masing (panasnya
api, gigitan ular atau pukulan besi), sekali pukul amblas atau tenggelan ke dalam api
(sedalam) 40 tahun, belum sampai ke dasarnya, lalu Uap api mengangkatnya kembali
ke atas, dan pukulan kembali oleh petugas sedalam-dalamnya, keadaan kulit
disebutkan pada ayat sebagai berikur:
Artinya:
l
“Setiap kulit mereka rusak, lalu Kami ganti dengan kulit baru, “Sur merasakan
pedihnya asab. Bahwasannya Allah Menang lagi Menghukumi”. (An Nisa' 56)
Proses pergantian kulit dirasakan 70x setiap harinya, air hamim mendidih disediakan
saat mereka terasa sangat haus, padahal air itu baru didekatkan pada mukanya saja
langsung rontok dagingnya dan giginya, masuk perut, usus menjadi masak dan putus-
putus, Firman Allah:
Artinya:
"Dengan air (hamim) itu hancur-duluh isi perut dan kulit mereka, serta cambuk-
cambuk besi siap memukul mereka”. (Al Hajj 20. 21)
126 Tanbih al-Ghafiln
Bertahun-tahun mereka disiksa, mengeluh atau memanggil petugasnya, namun
satupun tiada yang memperhatikan panggilannya, lalu memanggil malaikat Malik
selama 40 tahun, juga tidak ada sahutannya hingga mereka putus asa dan katanya:
”lebih baik bersabar”, namun sedikitpun laku sabar mereka tiada berarti (tiada berguna),
katanya:
Artinya:
" Bagi kami tiada bedanya mengeluh atau bersabar, sama sekali tiada tempat untuk
melarikan diri”. (Ibrahim 21)
Siksa tersebut di atas ditujukan bagi orang kafir, namun orang Islam yang Minum arak,
lalu mabuk mengeluarkan kata-kata kufur hingga mati imannya terlepas
(Na'udzubillah min dzalik) alias kafir, maka ia tidak lepas dari sasaran ayat tersebut
(siksa yang sangat pedih). Oleh sebab itu janganlah sekali-kali minum arak atau
bergaul dengan para penggemarnya, tidak menutup kemungkinan terkena abunya jika
selalu bergaul dengan mereka, ingatlah selalu pedihnya siksa Allah dan ngerinya hari
Kiamat, agar lenyap rasa ingin atau condong minum arak.
Inilah ayat-ayat yang ditafsirkan diatas oleh Muqatil bin Sulaiman:
Artinya:
"Ingatlah di hari Kami kumpulkan yang bertagwa kepada Tuhan Yang Pemurah
(dengan) berkendaraan”. (Maryam 85)
Artinya:
"Dan Kami halau orang-orang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahasa”.
(Maryam 86)
Sangsi bagi peminum arak yaitu sebagai berikut: 1x minum hitam hatinya, 2x
dilepaskan malaikat Hafadhah (penjaga manusia), 3x dibiarkan malakul maut, 4x Nabi
Muhammad tidak bertenggungjawab, 5x putus hubungan dengan para sahabat atau
jamaah muslimin, 6x tiada ikatan dengan Jibril pembawa wahyu (Alquran) 7x tiada
hubungan dengan Israfil, 8x putus dengan pembawa dan pembagi rezeki (yakni)
127 Tanbih al-Ghafiln
Mikail, 9x putus dengan langit, 10x putus dengan bumi, 11x ika






.jpeg)
