erus-menerus terkena musibah (bala). Dan orang yang hidupnya selalu menderita
dihadapkan, Jalu dimasukkan dalam surga sejenak, keluar bagai bulan purnama
wajahnya, saat ditanya: Dulu di bumi, kau pernah mengalami kesulitan Jawabnya:
"Tidak, sejak aku dijadikan selalu senang dan nikmat”. (HR Humaid, dari Anas Malik )
Orang pertama dipanggil masuk surga ialah yang selalu bersyukur mengucapkan
Alhamdulillah baik dalam waktu senang atau susah, maka manusia bersabarlah di
saat menderita kesulitan, dan menyadari sepenuhnya bahwa hal itu sangat kecil jika
dibandingkan dengan pemberian Allah berupa kenikmatan dan kesenangannya,
bercerminlah (mengambil contoh) kepada Nabi dalam menghadapi ancaman atau
penganiayaan (gangguan) orang-orang musyrik”. (Sa'id Jubair dari Ibnu Abbas )
Rasulullah tengah (melakukan salat) di depan Kakbah dan Abu Jahl sedang duduk
bersama segerombolan anak sehari sesudah menikmati pesta pora memotong domba
(hari kemarinnya), lalu katanya: Siapakah nanti yang akan meletakkan tai (kotoran)
domba yang dipotong kemarin di atas punggung Muhammad, disaat ia sujud? Lalu
berangkatlah di antara mereka (orang) yang terkutuk, meletakkan tai (kotoran) domba
di atas punggung beliau (di antara kedua bahunya) tengah beliau sujud, dan mereka
tertawa terbahak-bahak. Kata Ibnu Mas'ud: "Seandainya aku mampu atau kuat, pasti
kusingkirkan kotoran itu dari atas punggung beliau . Dan beliau tetap sujud tidak
mengangkat kepalanya, sampai diketahui oleh putrinya (yakni) Fathimah yang saat itu
menginjak dewasa (masih remaja), lalu dibuangnya kotoran di atas punggung Nabi
seraya mencaci maki mereka. Habis salat beliau berdoa: ”Ya Allah binasakanlah
orang Ouraisy” hingga 3x dengan suara keras, hingga mereka ketakutan, selanjutnya
berdoa: Ya Allah, binasakanlah Abu Jahl, 'Ugbah, 'Utbah, Walid Mughirah dan
Umayah Khalaf. Sahut Ibnu Mas'ud: "Demi Allah, mereka dibinasakan oleh Allah
dipertempuran Badr. (HR. Amr Maimun dari Ibnu Mas'ud )
223 Tanbih al-Ghafiln
Seseorang (Nabi) mengeluh kepada Tuhan: Ya Tuhan, kenapa orang mukmin yang
(taat) melakukan perintahMu dan menjauhi laranganMu, Engkau sulitkan harta
dunianya, dan dihadapkan pada bala. Sedangkan yang kafir pembangkang dan
pelanggar laranganMu, terhindar dari bala, dan dimudahkan harta dunianya? Lalu
turunlah wahyu: Bahwasanya semua bala hambaKu setiapnya bertasbih dan
bertahmid mengagungkan Aku, jika seorang mukmin berbuat maksiat, Kujauhkan
(dipersulit) dunia baginya, dan Kuhidangkan bala, demi menebus laku maksiat (dosa-
dosa) nya, hingga ia menghadap Aku, dan Kubalas amal baiknya. Adapun orang kafir,
jika berbuat dosa, lalu Ku mudahkan dunia (harta) baginya, dihindarkan dari bala,
hingga ia menghadap Aku, lalu Kubalas segala dosa-dosanya. (HR. Abdullah Harits
dari Ibnu Abbas )
Al-Faqih, kata Anas Malik : "saat Allah akan member kebaikan kepada seseorang,
atau menjadikannya kekasih, maka dicurahkan bala sebanyaknya, lalu jika berdoa
maka di sambut kedua kalinya, dengan sambutan: "Labbaika wa sadaika”, tidaklah
kau minta, kecuali Kupenuhi, atau Kujauhkan bala yang lebih buruk, dan Kusimpan
yang lebih baik bagimu. Lalu jika datang Kiamat dihadapkan dan ditimbang amalnya,
salat, puasa sedekah dan haji menurut timbangan masing-masing, kemudian orang
yang sering terkena bala tidak ditimbang amalnya, namun pahala dicurahkan
sebanyaknya, seperti dulu di dunia dicurahkan bala baginya, hingga mereka yang
sehat ingin seandainya badan mereka dicabit-cabit dengan gunting, sebab melihat
besarnya pahala yang diberikan kepada orang yang sering kena bala. Demikian
Firman Allah: "Sungguh akan dibayar kontan tanpa perhitungan, bagi mereka yang
sabar”.
Cerita zaman dulu, dua orang (mukmin dan kafir) berangkat mencari rezeki (mengail
ikan), setiap jala diangkut orang kafir menyebut nama berhalanya, lalu dapat ikan
banyak, sedang orang mukmin menyebut asma Allah, jala diangkat hampa sampai
menjelang waktu Magrib baru terasa akan memperoleh ikan, namun sesudah jala.
diangkat kosong lagi, ia pulang dengan tangan kosong dan orang kafir pulang penuh
dengan ikan. Lalu malaikat penjaga orang mukmin menyesal, dan saat naik langit
diperlihatkan kepadanya tempat orang mukmin di surga, katanya: Demi Allah, tidak
seberapa penderitaannya di dunia, jika persediaan tempatnya semacam ini. Dan
saat diperlihatkan kepadanya tempat orang katis di neraka ia berkata: Demi Allah,
224 Tanbih al-Ghafiln
harta dunia yang diperolehnya tiada artinya, jika kelak dikembalikan di tempat
semacam ini.
Empat alasan dari empat golongan manusia tertolak yaitu:
1. Tidak sempat beribadat sebab disibukkan harta kekayaan, Jawabnya: Kamu tidak
melebihi Nabi Sulaiman kekayaannya.
2. Tidak dapat bebas melakukan ibadat, sebab pekerjaan (terikat peraturan majikan
dll), lalu dijawab: Nabi Yusuf melebihi itu, namun tetap beribadat,
3. Tidak bisa beribadat, sebab kemiskinan, lalu dijawab: Kamu tidak miskin melebihi
Nabi Isa ,
4. Tidak bisa ibadat akibat sakit, lalu dijawab: Sakitmu tidak melebihi Nabi Ayyub .
Sehingga mereka tidak bisa memberikan alasan apa-apa kelak di hari Kiamat. Bahkan
orang-orang shalihin gembira dengan derita (penyakit) serta kesulitan dalam hidup,
sebab hal itu, merupakan penebus dosadosanya.
Barang siapa mampu melakukan 3 perkara, berarti dapat mencapai kebaikan dunia-
akhirat, yaitu:
1. Rela pada ketentuan (gadla dan takdir),
2. Sabar menerima ujian (bala),
3. Selalu berdoa dalam waktu apapun (terutama) saat gembira”. (HR. Ibnu Mas'ud )
Al-Faqih, seseorang berkunjung tengah Nabi berbaring, lalu bertanya: Sakitnya apa
(yang dirasakan) ya Rasulullah? Jawabnya: Lapar, lalu ia keluar sambil menangis,
dan berusaha memperoleh makanan (dengan membantu mengambilkan air), sesudah
dapat upah korma, ia kembali kepada beliau akan memberikannya, Lalu sabdanya:
Tidak sepantasnya pekerjaan itu kau lakukan, namun hanya sebab cintamu kepadaku,
Jawabnya: Ya benar Rasulullah, demi Allah aku mencintaimu, selanjutnya beliau
bersabda: Jika benar-benar kau cinta padaku, maka bersiap-siagalah menerima ujian
(bala) dengan baju tebal, sebab hal itu sangat cepat menimpa orang yang mencintai
aku, melebihi banjir (air bah) yang turun dari gunung ke dalam jurang”.
225 Tanbih al-Ghafiln
saat kamu menjumpai orang yang dipenuhi segala keinginan (hajad)nya, padahal ia
suka berbuat maksiat, maka hal itu yaitu istijraj (penghulu), selanjutnya beliau
membaca ayat:
Artinya:
“Saat mereka lupa ajaran Alah, lalu Kami melapangkan (membuka) kepentingannya.
hinssa mereka bangga dengan yang diperolehnya. namun mendadak mereka putus
asa (kehilangan sesuatu)(Al Anam )
Tanya Abu Hurairah : siapakah yang terberat ujian hidupnya Jawab beliau : yaitu, para
Nabi, lalu orang-orang shalih, dan yang serupa, serta yang mengikutinya”. (Al Hadis).
Dan dinyatakan pula bahwa: Ada 3 perbendaharaan kebajikan, yaitu: Merahasiakan
sedekah, penyakit dan merahasiakan bala”. Aku mengutip setengah kitabnya orang
Hawariyin, yaitu, Jika bala menimpamu, bergembiralah, sebab berarti kamu menetapi
jalannya para Nabi dan orang-orang shalih, namun jika kegembiraan yang kaudapati,
bersedihlah sebab perjalananmu bersimpangan dengan jalan para Nabi dan Shalihin.
(Wahb Manbah). Demikian pula wahyu Allah kepada Nabi Musa (sama dengan
kutipan tersebut di atas).
Doa Fatih Maushily tengah menderita kelaparan(sekeluarga): Ya Tuhan, seandainya
aku tahu sabab musababnya penderitaan ini, pasti akv Jakukan yang melebihinya
(amal baik bukan maksiat).
Barang siapa sedikit harta banyak anak (keluarga)nya, dan tetap melakukan salat
dengan baik, maka di hari Kiamat akan berdampingan denganku (beliau seraya
merapatkan dua jari (telunjuk dan tengah)” (Al Hadis)
Demi Allah, tiada Tuhan yang lain kecuali Dia, terkadang perutku ditekan ke tanah
akibat laparnya, dan diikat dengan batu. Pernah juga semalam duduk di jalan raya,
lewatlah Abu Bakar, lalu kutanyakan tentang ayat Alquran (semestinya tiada tujuan
aku bertanya) sekedar memancingnya agar ia mengajak pergi ke rumahnya, namun ia
terus lewat (tidak tahu maksudku), kemudian Umar lewat juga dan kutanyakan
sesuatu ayat (tujuanku tiada lain seperti di atas), namun ia terus lewat tidak tahu
226 Tanbih al-Ghafiln
maksudku. saat Nabi lewat tersenyuAllah beliau, mengerti tujuan (isi hatiku)
sabdanya: "Hai Abu Hurairah, kataku: Baik ya Rasulullah, sabdanya pula: "Ikutilah
aku”, beliau berjalan dan aku mengikutinya masuk ke rumahnya dan terlihatlah
segelas susu, lalu beliau bertanya kepada istrinya: "Dari mana susu ini? Jawabnya:
dari seorang yang menghadiahkan untuk anda. Sabdanya pula: Hai Abu Hurairah,
pergilah ke ahli shufah (panggil mereka), sebenarnya hatiku berat sebab jika mereka
datang apa artinya susu itu, padahal perasaanku lebih berhak meminumnya seteguk
demi memulihkan tenagaku. namun sebab ketaatanku kepada Allah dan
RasulullahNya, pergilah aku memanggil mereka, sesudah mereka datang, duduk
bersama-sama, kemudian beliau memanggil aku: Hai Abu Hurairah, serahkan gelas
susu ini kepada mereka agar meminumnya satu demi satu, lalu kuterima gelas itu dan
diedarkan kepada mereka, sesudah mereka kenyang minum susu, dikembalikannya
kepada Rasulullah gelas dipegang beliau bersabda: Hai Abu Hurairah, tinggal aku
dan kau yang belum minum, maka minuAllah sambil duduk, dan sesudah itu, beliau
terus mengulangi perintahnya: MinuAllah, minuAllah, sampai kataku: "Demi Allah
Yang mengutusmu menjadi Rasulullah Hak, aku sudah kenyang sungguh, tiada
tempat lagi di perutku, dan gelas kusampaikan kepada beliau”. Baru kemudian beliau
mengucapkan "Alhamdulillah" sambil minum sisa susu tersebut. (HR. Mujahid dari
Abu Hurairah ra.)
Para sahabat Nabi disamping mengalami gangguan penganiayaan kafir Quraisy, juga
menderita kelaparan namun mereka tetap sabar, hingga Allah memudahkan mereka.
Demikian pula Barang siapa sabar pasti memperoleh kemudahan (dilapangkan,
segalanya), sebab setiap kesulitan pasti berubah menjadi kemudahan. Dan para
shalihin senantiasa bergembira di saat menderita (mengalami kesulitan), sebab
pengertian dan keyakinan mereka tentang adanya pahala yang dijanjikan Allah (Al
Faqih)
Waktu di Bahrain, seorang wanita kaya, keluarga (anaknya banyak, termasuk budak
(pembantu)nya juga banyak, menjamuku sayang kelihatannya tidak bahagia (susah
selalu). Dan saat aku aka pulang, bertanya: Kenapa anda kelihatan susah, mungkin
punya hajat: Jawabnya: Ya, dan jika kau ke negeri ini, mengharap tinggal di sini lagi,
sesudah beberapa tahun kemudian, aku pergi lagi ke Bahrain, aku heran melihat
perubahan total keluarganya, tidak lagi kelihatan para budak (pembantunya),
227 Tanbih al-Ghafiln
Wajahnya berseri, kelihatan gembira. Lalu tanyaku: Apa kabar, baik-baik saja bukan?
Jawabnya: saat kau pulang, kami menerus diuji, setiap mengirimkan barang,
kapalnya tenggelam, lewat darat juga selalu dapat cobaan bala, hingga semua
pembantu dan anak-anakku musnah (mati sebab musibah). Lalu kataku: Semoga
Allah menyayang anda, dulu kulihat anda selalu dalam keadaan susah, namun
sekarang rupanya senang, gembira? Jawabnya dulu, saat memperoleh kenikmatan
harta, hatiku selalu dibayang-bayangi rasa kekhawatiran: "Jangan-jangan amal
kebaikanku dibayar kontan di dunia oleh Allah”. namun sekarang harta dan anak-
anakku telah musnah, aku tetap berharap: ”Mudah mudahan Allah telah menyediakan
kebaikan (pahala) bagiku di akhirat”. Maka dengan itulah aku bergembira.
(Demikianlah Usman Abdul Hamid Lahig dari ayahnya, neneknya, dari Muslim Yasar,
katanya:”....)
Seorang sahabat bertemu dengan kawan wanita lama (yang dikenal) sejak masa
Jahiliyah, sesudah puas omong-omong, masing-masing meninggalkan tempat
(berpisah di tengah jalan), namun pria itu rupanya tidak sampai hati, setiap langkah
menoleh, setiapnya menoleh kawannya itu, akhirnya ia terbentur dinding dan
berbekaslah pada wajahnya. Kemudian ia sampaikan hal (peristiwa)nya kepada Nabi
, Jawab beliau: "saat seseorang dikehendaki baik oleh Allah, maka Dia segerakan
akibatnya di dunia (berupa ujian atau bala). (Demikian hadis dari Hasar Bashry).
Kutunjukkan kepada kalian, suatu ayat yang membesarkan harapan, yaitu:
Artinya:
"Suatu musibah (bala) yang menimpa dirimu. yaitu amul perbuatanmu sendiri, dan
Allah memaafkan setengah banyak”. (Asy-Syura 30)
Oleh sebab itu, setiap musibah yang menimpa kita, yaitu tidak luput dari (akibat)
laku curang, maksiat atau dosa kita, dinyatakan di dunia sebagai balasan, dan barang
siapa dibalas (laku maksiatnya) di dunia, maka tidak diulangi di akhirat, demikian pula
jika Allah telah memaafkan laku maksiatnya (di dunia), maka tidak akan menuntut di
hari Kiamat dengan siksaNya”. (Demikian Ali Abu Thalib)
Nabi bersabda:
228 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
"Tiada suatu musibah menimpa orang mukmin, baik berupa duri atau yang melebihi
itu, kecuali Nlah menghapus satu dosa dengannya”. (HR. 'Aisyah )
229 Tanbih al-Ghafiln
BAB 28
Tentang Sabar Atas Derita (Musibah)
MM Faqih, kata Mu'adz Jabal , Surat ta'ziyah Nabi atas kematian anakku (isinya) sbb:
"Dari Muhammad Rasulullah Allah buat Mw'adz Jabal, Salam sejahtera bagimu,
segala puji bagi Allah, tiada Tuhan yang lain, kecuali Dia (Ammaa badu atau
sesudahnya). Semoga Alah membesarkan pahalamu, dan memberi kesabaran
bagimu, serta memberi rasa syukur pada kami dan kamu.
Kemudian, selain itu, (ketahuilah) bahwa: Jiwa harta dan anakanak kita yaitu
pemberian Allah Yang Pemurah, Dia menitipkannya kepada kita, sehingga kita
bergembira dengannya, sampai batas waktu tertentu, dan Dia tarik kembali pada
waktu tertentu pula. Kemudian Dia mewajibkan kita bersyukur atas pemberianNya,
bersabar atas ujianNya. Dan anakmu yaitu setengah dari pemberianNya yang
menggembirakan, dan titipan atau amanatNya pula, Dia telah menggembirakanmu
dengannya, dan saat ini Dia mengambilnya dengan jaminan pahala besar, saat
engkau sabar dan ikhlas.
Oleh sebab itu, hai Mw'adz, jangan sampai pahala yang besar itu, kau lenyapkan
akibat duka cita terhadapnya, pasti kau menyesal tiada terhingga, jika kau mengetahui
pahala yang sebesar itu lenyap dari tanganmu, padahal musibah itu tiada artinya di
bandingkan dengan pahala tersebut. Dan ingat pula, bahwa duka cita tidak mungkin
mengembalika orang yang sudah mati, di samping tidak mengurangi kesedihan (yang
dialami), oleh sebab itu pula, lenyapkanlah duka atau susahmu, dengar (suatu
pemberian) yang akan kau terima, seakan (pemberian itu) sudah kau terima”.
Wassalam.
Cara menghilangkan duka cita atau penyesalan, dengan mengingat datangnya maut
pada dirinya, seakan maut telah tiba maka dengan cara semacam itu lenyaplah
kesedihan, yang mana kesedihan tidak mungkin menolak maut, bahkan melenyapkan
pahala musibah, sebab mengeluh semata hanya mengadukan Tuhannya, dan
menolak putusanNya. (Ulasan Al Faqih).
230 Tanbih al-Ghafiln
Al Faqih, Rasulullah bersabda: "Barang siapa pikirannya sedih akibat harta dunia,
berarti membenci Tuhannya, dan yang mengeluh akibat musibah, berarti memarahi
Tuhannya, dan yang menjilat (nuwun inggih) orang kaya, lenyaplah 2/3 (dua pertiga)
amalnya, dan orang yang diberi kepandaian Alquran, lalu tidak mengamalkan isi
kandungannya, hingga disiksa di neraka, berarti ia dijauhkan dari rahmatNya.
(Na'udzu billah min dzaalik)”.
Empat baris berturut-turut dimuat dalam Taurat, yaitu:
1. Barang siapa membaca kitab Allah, dan beranggapan tidak memperoleh ampunan
maka ia termasuk orang yang mengecilkan ayat-ayat Allah.
2. Orang yang mengeluh akibat musibah yang menimpa padanya, berarti mengeluh
kepada Tuhan.
3. Orang yang murung (sedih berlebihan), akibat kehilangan (sesuatu) atau tidak
terlaksana, berarti ia membenci keputusan atau ketentuan Tuhan.
4. Orang yang menjilat-jilat (tawadlu”) kepada orang kaya, berarti (keyakinan)
agamanya lenyap dua pertiganya”. (Demikianlah Wahb Munabbih).
Rasulullah bersabda: Orang yang ditinggal mati 3 anak kandungnya, tidak akan
masuk neraka, kecuali melakukan sumpah. Yakni Firman Allah:”Tiada seorangpun
dari kamu, melainkan ia akan melewati api neraka”. (Hadis dari Abu Hurairah 5)
Tiada Seorang muslim tertimpa musibah, sekalipun peristiwa ity Sudah lewat (lama),
ia membayangkannya seraya membaca: Innaalillaahhi Wa innaa ilaihhi raaji'uun”,
kecuali Allah memberinya pahala (baru) Seperti dulu ta menerima pahala musibah
tersebut”.
Usman Affan telah terbiasa jika memperoleh anaknya (pada harj ke tujuh) ia
menggendongnya, saat ditanya: Kenapa anda lakukan seperti itu? Jawabnya: Agar
cintaku meresap kepadanya, dalam hatiku, sehingga menambah besar pahalaku
(nanti jika aku) mati”.
SeSeorang membawa anaknya kepada Rasulullah -, lalu anak ity mati, dan beliau
menanyakan masalahnya, diberitahu bahwa dia kematian anaknya. Sabdanya:
231 Tanbih al-Ghafiln
Kenapa tidak kau beritahukan padaku? Mari kita berta'zivah ke rumahnya, orang itu
kelihatan sedih seraya berkata: Ya Rasulullah, harapanku tertumpu padanya, agar
dapat membantu aku di saat aku tua dan lemah. Lalu beliau bersabda: Tidak
gembirakah kau, di saat Kiamat anak itu disuruh: Masuklah Ke surga, lalu katanya:
Dan kedua orang tuaku ya Tuhan? hal itu diulang hingga 3x, dan ia tetap bersikeras
minta agar mengikutkan kedua orang tuanya, hingga diterima syafa'atnya, hingga
kamu masuk ke surga? (Hadis dari Anas Malik )
Maka lenyaplah duka orang itu, berdasarkan hadis ini sunnah hukumnya ta'ziyah
kepada kawan yang ditimpa musibah”. (Ulasan Al Faqih)
Al-Faqih, Nabi Musa bertanya: Ya Tuhan sebesar apa pahala menengok orang sakit?
JawabNya: Aku ampuni dosanya seperti bayi lahir dari ibunya. Lalu yang
mengantarkan jenazah? JawabNya: Kelak bangun dari kuburnya diantar para
malaikat ke mahsyar. Lalu yang ta'ziyah (menghibur yang terkena musibah)?
JawaabNya: Kuberi nauangan, di saat tiada naungan kecuali naungan 'ArasyKu”.
Tiada kekangan yang lebih disenangi Allah kecuali dua perkara, yaitu:
1. Mengekang amarah dengan kesabaran,
2. Mengekang musibah dengan kesabaran pula.
Dan tiada tetesan yang lebih disenangi Allah, kecuali dua tetesan yaitu: 1. Tetesan
darah saat jihad atau menegakkan agama Allah,
2. Tetesan air mata saat sujud di tengah malam sunyi, tiada yang tahu kecuali Allah
Dan tiada langkah yang disenangi Allah, kecuali dua langkah yaitu:
1. Langkah menuju (masjid) melakukan salat fardu (berjamaah)
2. Langkah bersilaturrahmi (menyambung ikatan persaudaraan)”.
(HR. Aban Shalih, Umair, Anas Malik -)
saat Nabi Sulaiman ditinggal mati putranya, ia sangat sedih, lalu datanglah dua
malaikat (menghiburnya dengan mendramakan kenyataan yang dialami olehnya),
232 Tanbih al-Ghafiln
seakan punya urusan (sengketa). Malaikat pertama berkata: Sang raja, aku menanam
biji (sudah tumbuh baik) tapi belum kunikmati hasilnya, tahu-tahu dicabut oleh orang
ini. Ia menyatakan kebenaran pengaduan orang pertama, bertanya pada orang kedua:
Kenapa kau lakukan? Jawabnya: Aku berjalan menuju jalan raya, di tengahtengahnya
tanaman kurang sedap dipandang mata, lalu kupindahkan ke kanan-kiri jalan, tidak
tahunya diantaranya ada tanaman orang ini yang kucabut, Lalu Nabi Sulaiman
bertanya: Kenapa menanam di tengah jalan, tidak tahukah kamu bahwa setiap orang
memerlukannya? Jawab malaikat: Kenapa kau harus sedih atau duka atas kematian
anakmu, tidak sadarkah bahwa: Mati yaitu jalan menuju akhirat? Kemudian ia
taubat, tidak lagi duka berlebihan atas kematian anaknya (Demikian hadis dari Abu
Darda').
Di tengah perjalanan, Ibnu Abbas memperoleh berita tentang kematian putrinya, lalu
ia membaca: ”Innaalillaahhi wa innaa ilaihi raajiuun”. dan berkata: "Aurat yang ditutup
oleh Allah dan beban yang Dia selesaikan, serta pahala yang Ia datangkan bagiku,
kemudian turun dari kendaraannya melakuan salat dua rakaat, katanya: Kami
melakukan perintah Allah dalam ayat:
Artinya:
“Jadikanlah sabar dan salat sebasai penolongmu .....” (Al-Bagarah 45)
Ucapkanlah: Innaa lillaahhi wa innaa ilaihhi raaji'uun”, saat seseorang darimu tali
sandalnya putus, sebab itu termasuk musibah”, (Al-Hadis).
Al-Faqih, Nabi bersabda: Barang siapa ditimpa musibah lalu membaca: Innaa lillaahhi
wa innaa ilaihhi raaji'uun” seperti yang diperintahkan Allah, dan berdoa: Ya Allah
berilah pahala bagiku, dalam musibah ini, dan gantilah yang lebih baik, maka Allah
memberinya (yang lebih baik). Umi Salamah berkata:
Lalu saat Abu Salamah (suaminya) meninggal aku baca doa tersebut, namun teringat
siapakah yang lebih baik dari Abu Salamah, tahutahu Allah menggantikannya Nabi
yang mengawininya.
233 Tanbih al-Ghafiln
Memukul paha sewaktu ditimpa musibah, menggugurkan pahalanya, dan yang
dianggap sabar yaitu pada pukulan pertama mengekangnya), sedang besarnya
pahala sesuai dengan besar kecilnya musibah, dan yang membaca ”Innaa lillaahhi wa
innaa ilaihhi raji'uun”, Allah pasti menambah pahala baru, seperti saat terjadinya
musibah”. (HR. Shalin Muhammad dengan sanadnya Anas Malik )
Al-Faqih dalam nasihatnya: Manusia berakal seyogyanya memikirkan pahala musibah
kelak saat diterima di hari Kiamat, saat itu ia menginginkan seandainya ditinggal mati
dulu oleh keluarga dan handai taulannya, agar memperoleh pahala musibah yang
ditentukan Allah bagi setiap orang sabar, Firman Allah:
Artinya:
"Sungguh Kami akan mengujimu (dalam bentuk) kekhawatiran. kelaparan, sedikit
harta, kematian jiwa, dan kurangnya buah-buahan, dan sembirakanlah (dihibur)
mereka yang sabar. Yaitu yang saat ditimpa musibah menyatakan: Innaalillaahi wa
innaa ilaihhi raaji'uun. Mereka itulah yang memperoleh salawat (tautik dan ampunan)
dari Tuhan mereka serta rahmatNva, dan mereka itulah yang memperoleh petunjuk”.
(Al-Bagarah 155 - 157)
saat Ibrahim putra Rasulullah (dari istri Mariyah Qibthiyah) meninggal dunia, beliau
menangis, mencucurlah air matanya, lalu Abdurrahman menegurnya: Ya Rasulullah,
kenapa menangis, bukankah baginda telah melarangnya? Jawab beliau: Tidak, namun
aku dilarang merintih dan bernyanyi, dua suara bodoh lagi lacur, serta dilarang
mencakar muka, merobek baju. sebab merintih yaitu perbuatan setan termasuk
nyanyi, main-main dan serulingnya, namun ini yaitu airmata rahmat yang diletakkan
Tuhan pada hati hambaNya yang punya belaskasih (rahmat), Barang siapa tidak
punya rahmat, tidak akan memperoleh rahmat. Sabdanya pula: "Hati merasa sedih,
dan mata mencucurkan air (mata), namun tidak menyatakan sesuatu yang menjadikan
kemarahan Allah .
Bahwasanya Allah telah melenyapkan kesalahan dan kelupaanmu, dan sesuatu yang
kamu tidak mampu melakukannya, dan dibolehkan di saat terpaksa (darurat) sesuatu
yang telah dilarang bagimu, dan telah memberikan 5 perkara kepadamu, yaitu:
234 Tanbih al-Ghafiln
1. Kekayaan dari rezeki karuniaNya, lalu Allah menawarkan kepadamu supaya
meminjamkan fi sabilillah secara ikhlas, dengan pengembalian yang berlipat ganda
(dari 10 hingga 700) bahkan tanpa hisab (tiada hitungan banyaknya),
2. Salawat dan rahmat, saat kamu rela dan sabar menghadapi pengambilan secara
paksa olehNya (musibah),
3. 'Yambahan nikmat, saat kamu bersyukur,
4. Seandainya kamu berdosa sampai kafir, lalu mau bertaubat kepadaNya, maka Dia
tetap menerima taubatmu bahkan mencintaimu, FirmanNya:
Artinya:
"Bahwasanya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan yang bersuci”.
5. Seandainya Jibril dan Mikail diberi seperti yang diberikan kepadamu, pasti perasaan
mereka "sangat luar biasa” memperoleh pemberian itu, FirmanNya:
Artinya:
”Mohonlah kepadaku, pasti Kupenuhi permohonanmu itu (Al-Mukmin 60). (Demikian
kata Hasan Baslay)
Rasulullah bersabda: "Tiada sesuatu yang bisa dikemukakan scseorang di dcpannya
yang sangat disenangi dan yang lebih besar pahalanya daripada anak yang
dikemukakan di depannya kira-kira umur 12 tahun.
Sabdanya pula: Yang dianggap sabar, yaitu pada bala pertama, dan jika waktunya
telah lewat terserah mau sabar atau tidak, lalu manusia berakal yaitu yang sabar pada
pertama (awal mulanya). (HR. Yahya Jabir 'Atha-i).
Di waktu meninggalnya putra Abdullah Mubarrak, orang Majusi ta'ziyah kepadanya,
dan katanya: Seorang yang berakal harus berbuat (di hari ini) sesuatu yang akan
dilakukan orang bodoh sesudah 5 hari. Lalu Abdullah Mubarrak berkata kepada
235 Tanbih al-Ghafiln
kawannya: Ingat-ingat (tulis)lah ini, maksudnya: Orang Majusi tidak mengerti pahala
dan surga, bisa memberi nasihat semacam itu”.
Barang siapa menghibur orang yang ditimpa musibah, maka pahala seperti yang
ditimpa musibah”. (Al-Hadis). Sabar terbagi 3 bagian, yaitu:
1. Sabar melakukan ibadat (taat),
2. Sabar menjauhi maksiat,
3. Sabar ditimpa musibah.
Setiapnya mempunyai derajat, bagi yang sabar ditimpa musibah, ditingkatkan
derajatnya 300 derajat, dan bagi yang sabar ibadat 600 derajat, sedang bagi yang
menjauhi maksiat 900 derajat”. (Al-Hadis).
Inilah tulisan pertama dalam Lauh Mahfudh,
Artinya:
”Aku-ah Allah, tiada Tuhan yang lain, kecuali Aku, dan Muhammad RasulullahKu,
orang yang menerima putusanKu, sabur menghadapi ujianKu dan mensyukuri nikmat-
Ku pasti dicatat sebagai orang yang sidiq, dan dibangkitkan bersama-sama
orangorang sidig di hari Kiamat, Adapun orang yang tidak menerima putusanKu, tidak
sabar menghadapi ujian (bala)Ku, dan tidak mensyukuri nikmat (pemberian) Ku, pasti
binasa, silahkan mencari Tuhan selain Aku”. (HR. Ibnu Abbas )
Sebenarnya bala itu hanya satu, namun jika mengeluh (yang ditimpa bala tersebut
menjadi dua, yaitu:
1. Bala musibah,
2. Bala kehilangan pahalanya musibah” (Abdullah Mubarrak).
Orang yang merasa berat tengah ditimpa musibah, hendaklah, mengingat musibah
kehilangan aku (Muhammad), sebab itulah musibah terbesar”. (HR. S. Ali Thalib )
Orang yang merindukan surga, segeralah melakukan kebaikan, dan yang takut
neraka, segeralah melupakan syahwatnya, orang yang ingat akan mati, tinggalkan
236 Tanbih al-Ghafiln
kesenangan, orang yang zuhud dunia ringan (merasakan) segala derita musibah
baginya. (HR. Ali Thalib)
Enam baris dibawah ini, dimuat dalam kitab terdahulu yaitu:
1. Orang yang susah memikirkan dunia, berarti marah kepada Allah,
2. Mengeluh pada musibah, berarti mengeluh pada Allah,
3. Orang yang tidak memperdulikan dari mana rezekinya, maka Allah juga tidak
memperdulikan dari pintu mana ia masuk neraka,
4. Orang yang melakukan maksiat dengan hati senang (sambil tertawa), pasti masuk
neraka dengan cucuran air mata tak henti-hentinya,
5. Orang yang disibukkan dengan memuaskan syahwatnya, pasti Allah
menghilangkan rasa takut pada akhirat,
6. Orang yang menjilat-jilat orang kaya, pasti derita kemiskinan selalu terbayang di
kelopak matanya”. (Demikian Al-Faqih)
237 Tanbih al-Ghafiln
BAB 29
Tentang Keutamaan Wudu
Al-Faqih'", Abu Umamah Bahily, bertanya kepada Amr Anbasah : “Apa yang
menjadikan anda orang keempat pada urutan (tokoh) Islam? Jawabnya: Dulu aku
mengakui sesat (manusia tersesat), dan tidak menyembah berhala, kemudian datang
khabar gembira dari Mekkah, langsung aku berangkat (dengan kendaraan) menuju
Mekkah menemui Rasulullah secara sembunyi, sebab memang saat itu suasana
belum mengizinkan dakwah terbuka bagi Islam. sesudah bertemu aku bertanya: "Siapa
anda? Jawabnya: Nabi, Apa Nabi itu? Utusan Allah, Allah mengutus anda? Ya, Lalu
diutus untuk apa? Untuk bertauhid kepada Allah dan tidak menyekutukanNya dengan
sesuatu apapun, serta membasmi berhala dan bersilaturrahmi. Lalu siapa yang
menyertai anda melakukan tugas ini? Seorang merdeka (Abu Bakar) dan seorang
hamba (Bilal). Bolehkah jika aku menyertai tugas anda ini? Jawabnya: Belum saatnya
bagimu, sebaiknya kamu pulang dulu ke negeri atau daerahmu, dan pada suatu saat
(aku menang) datanglah kamu menemuiku. Lalu aku pulang dan telah menyatakan
keislamanku. Maka dari situlah aku merasa tokoh keempat dalam Islam, sebab
pernyataan beliau waktu itu yang Islam baru dua orang (Abu Bakar dan Bilal). Dan
saat aku mendengar beliau hijrah ke Madinah, langsung aku mengikutinya (dengan
kendaraan), tanyaku: Masih ingatkah anda kepadaku? Ya masih, bukankah kau
pernah berkunjung saat aku masih di Mekkah? Ya benar. Sekarang ajarkanlah
kepadaku seperti yang anda terima dari Tuhanmu, Lalu beliau bersabda: "saat habis
salat Subuh, istirahatlah (tidak melakukan salat sunnah) hingga matahari terbit
setinggi satu atau dua tombak (saat matahari terbit jangan lakukan salat, sebab saat
itu terbit di antara 2 tanduk setan dan bersamaan dengan sujudnya orang kafir). Baru
sesudah itu yakni matahari tinggi atau 2 tombak melakukan salat (sunah Isyrak, Dhuha
dan lain-lain) hingga masuk waktu Zuhur. sebab salat di waktu itu disaksikan para
malaikat, dan saat matahari persis diatas (waktu istimewa) hentikan salat, sebab
saat itu nyalanya jabannam baru melakukan salat sesudah bayangan condong ke
timur (masuk waktu Zuhur), hingga masuk waktu Asar, dan sesudah itu istirahatlah
hingga terbenam matahari (di saat matahari terbenam jangan lakukan salat sebab ta
terbenam di antara dua tanduk setan dan bersamaan dengan sujudnya orang kafir.
238 Tanbih al-Ghafiln
Kemudian tanyaku pula: Bagaimana mengenai wudu? Jawabnya. Tiada seSeorang
menyiapkan wudunya, lalu berkumur dan menghirup air (dalam hidung dan
mengeluarkannya), kecuali keluarlah dosa-dosa mulut dan hidungnya. Lalu
membasuh muka seperti yang Allah perintahkan, kecuali keluarlah dosa-dosa
wajahnya bersamaan dengan tetesan air, laly membasuh kedua tangan sampai siku-
siku, maka keluarlah dosa-dosa tangannya dari ujung jari bersama tetesan air, lalu
mengusap kepala, maka dosa-dosa keluar dari ujung rambut bersama air, lalu
membasuh kedua kaki sampai mata kaki, maka keluarlah dosa-dosa kaki dari ujung
jari bersama tetesan air.
Selanjutnya berdiri memuji (berdoa sehabis wudu) kepada Allah, dan melakukan salat
2 rakaat, maka keluarlah dosa-dosanya seperti baru lahir dari kandungan ibunya”.
(AlHadis)
Al-Faqih Rasulullah bersabda: Akan kutunjukkan amalan yang mampu melenyapkan
dosa dan meninggikan derajat, yaitu:
1. Menyempurnakan wudu di saat kesulitan (musim dingin),
2. Sabar menderita,
3. Akan salat berjamaah di masjid,
4. Menantikan salat (hatinya tertuju untuk melakukan salat fardu berikutnya) sesudah
melakukan salat (fardu yang pertama),
5. Ikutilah ribath pertahanan dari musuh, yang berarti berpahala sama dengan orang
yang bertahan di garis terdepan melawan musuh”.
Al-Faqih dari ayahnya dengan sanadnya Abdullah Sallam, katanya: Kutemukan
analisa dari wahyu Allah, sbb: Orang yang selalu memperbaharui wudunya (setiap
berhadats, wudu), dan tidak senang masuk (mengganggu) wanita dalam rumah
(mengajak maksiat), dan tidak mencari (hal-hal) yang tidak halal, pasti akan diberi
kekayaan (rezeki) tanpa perhitungan (banyaknya)”.
Orang yang tidur dalam keadaan berwudu (suci) bersama kemul suci (istrinya sendiri),
maka ia bermalam dengan malaikat dalam kemulnya, dan saat malam bangun, lalu
malaikat berdoa: "Ya Allah, ampunilah hambamu ini, sebab ia tidur dalam keadaan
suci”. (HR. Abu Hurairah )
239 Tanbih al-Ghafiln
Kulihat cara Usman Affan berwudu, demikian: Pertama air dituangkan pada kedua
tangannya dan mencucinya 3x, lalu berkumur dan menghirup air 3x, lalu membasuh
muka 3x, mengusap kepala, kemudian membasuh kedua kaki 3x selanjutnya
berwudu. ”Caraku berwudu ini, yaitu seperti wuduk yang dilakukan Rasulullah .
Sabda beliau : "Orang yang berwuduk seperti cara yang aku lakukan, lalu salat 2
rakaat secara khusyuk (tidak mengingat urusan dunia), pasti dosa-dosa terdahulu
atau kemudian, diampuni baginya”. (Dari Imran Abban).
Rasulullah bersabda: ”Beristiqamahlah kamu (lakukan amal secara tetap atau
langgeng), tiada terhitung keuntungannya, camkanlah, bahwa: Amalmu yang terbaik
yaitu salat, dan tiada yang kuat memelihara wudu kecuali orang mukmin (akhlak
orang mukmin). Dari itu berwyaitu (dalam keadaan sucilah) setiap hari, sekalipun
akan tidur tetaplah dalam keadaan (wudu) suci, sebab yang demikian ini dikasihi Allah
dan para malaikat penjaga”. (Dari Tsauban )
Al-Faqih dari ayahnya dengan sanadnya Umar Khatthab , katanya: "saat ia
mengirim utusan (seseorang sahabat) untuk mengambil kelambu Kabah di Mesir, di
tengah perjalanan (Syiria) utusan itu bermalam di dekat (rumah sebelah) biara
pendeta terpandai, lalu ia ingin menemuinya, dan saat mengetuk pintunya hingga
lama tidak dibukakan, dan sesudah dibukakan ia masuk, lalu berkata-kata dengan
gembira, namun kenapa tadi tidak segera dibukakan pintu? Jawabnya: sebab kami
lihat kamu orang yang hebat, bagai raja, dan kami takut, itulah sebabnya aku tidak
segera membukakan pintu, dan firman Allah kepada Musa demikian: "Hai Musa jika
kau takut raja, berwudu-llah bersama anggota keluarga semuanya, maka orang yang
berwudu berad, dalam lindungan (keamanan)Ku, sebab itu pintu kami tutup, sampai
kami seluruh anggota keluarga berwudu, dan melakukan salat, terasalah aman bagi
kami dan pintu kami buka untukmu”.
Saran Al Faqih: Orang berwudu berarti mensucikan diri dengan ai sebagai tanda
menyuci dosa-dosanya, sebab akan menghadap Tuhannya, yang berarti pula
bertaubat, seyogyanya mulailah dengan baca Basmalah, dan jika berkumur dan
menghirup air, berarti membasuh mulut dari dusta, ghibah dan lain-lain, jika
240 Tanbih al-Ghafiln
membasuh muka berarti menutup pandangan yang dilarang syara', demikian
seterusnya dalam anggota-anggota lainnya sampai habis, lalu berdoa.
Orang mukmin saat habis berwudu membaca:
Artinya:
“Maha Suci Engkau ya Allah, sesala puji basiMu, aku mengakui ada Tuhan yang lain,
kecuali Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu?”.
Ditutup stempel lalu diletakkan di bawah 'Arsy, tidak dibuka hinggi nanti hari Kiamat
diserahkan kepadanya ”. (Al-Hadis). Nabi bersabda: "saat seseorang dari kamu
habis wudu membaca (doa):
Artinya:
"Aku mengakui tiada ada Tuhan yang lain, kecuali Allah Yang Esa tiada sekutu
bagiNya, dan Nabi Muhammad yaitu hamba dan Rasulullah Nya, maka pintu surga
(delapan pintu) dibuka baginya, boleh memilihnya dari mana dia masuk, seenaknya)”.
(HR. Uqbah Amir dari Umar Khattab )
Barang siapa melakukan 5 perkara disertai dengan iman, kelak di hari Kiamat past
masuk surga, yaitu:
1. Salat 5 waktu tepat pada waktunya, sempurna wudu, rukuk dan sujudnya,
2, Menunaikan zakat harta dengan riang hati, lalu sabdanya, Demi Allah, tidak dapat
melakukannya, kecuali orang mukmin,
3, Melakukan puasa Ramadan,
4, Haji ke Baitullah,
5, Menunaikan amanat,
Yang dimaksud amanat yaitu mandi jinabat, demikian Abu Darda'.
Al-Faqih, Rasulullah habis salat Subuh bersabda kepada Bilal: Ungkapkanlah
kepadaku amalan terbaik bagimu dalam Islam sebab semalam aku mendengar
serakan sandalmu di surga! Jawabnya: "Tiada amalan terbaik bagiku dalam Islam,
kecuali setiap aku berwudu baik siang atau malam bari pasti kumanfaatkan untuk salat
241 Tanbih al-Ghafiln
berapa (rakaat) saja yang ditentukan Allah bagiku, Dan riwayat lain: Tiada aku
berhadats, kecuali berwudu (memperbaharuinya), dan tiada berwudu kecuali
melakukan salat (sunnah wudu) 2 rakaat”,
ALLAH MAHA MENGETAHUI.
242 Tanbih al-Ghafiln
BAB 30
Tentang Salat Lima Waktu
Al-Faqih , Nabi . bersabda: Salat 5 waktu diaumpamakan sungai, mengalir di depan
pintu rumah seseorang kamu, setiap hari 5x dibua mandi, lalu apakah masih ada
kotoran (daki) yang melekat padanya:
Ulasan Al-Faqih: yang dimaksud, yaitu salat 5 waktu sanggup membersihkan dosa-
dosa, kecuali dosa besar, yang demikian itu jika dilakukan dengan khusyuk, sempurna
rukuk dan sujudnya. namun jika tidak demikian, maka salatnya ditolak.
Al-Faqih , kata Khalid: ”Saat kami duduk mengelilingi Rasulullah , masuklah seorang
laki-laki ke Masjid dan salat, sesudah selesai lalu mengucap salam kepada kami (Nabi
dan para sahabat), Kemudian sabda beliau : Ulangilah salatmu, sebab kamu belum
salat. Orang itu mengulangi salatnya dan kembali mendekati beliau sehabis salat.
Sabdanya pula: Ulangilah salatmu, sebab kamu belum salat, hingga 3x. Sesudah
selesai ia bertanya: Aku belum tahu persis di mana letak kesalahan salatku ini? Jawab
beliau : Tidak dianggap sempurna salat seseorang, hingga berwudu secara sempurna
(seperti perintah Allah) demikian: Pertama membasuh muka, lalu kedua tangan
sampai siku, mengusap (setengah kepala, dan membasuh kedua kaki hingga
matakaki (sesudahnya baru melakukan salat) diawali dengan bertakbir, lalu bertahmid
(baca doa iftitah) dan seterusnya (fatihah atau) membaca Alquran sedapatnya.
Kemudian turun rukuk kedua tangan diletakkan pada lutut dengan tenang semua ruas
dan tunduk (membungkuk), lalu (i'tidal) mengangkat kepala seraya membaca:
”Sami'allaahhu liman hamidah”, tegak berdiri hingga tegak pula punggungnya dan
setiap anggota kembali semula. Lalu takbir dan sujud menekankan wajah ke tanah
hingga tenang semua ruasnya serta merendah, lalu takbir dan duduk meluruskan
tulang punggung. Selanjutnya sabda beliau: Tidak sempurna salat seSeorang hingga
melakukan demikian (yang dijelaskan di atas). seyogyanya orang melakukan salat
sebagaimana dijelaskan dalam hadis tersebut di atas, secara sempurna baik dalam
rukuk, sujud dan lain-lain agar benar-benar salatnya sebagai penebus dosa terdahulu.
(AlFaqih)
243 Tanbih al-Ghafiln
Al-Faqih , kata Harits Maula Usman: saat kami duduk bersama Usman di suatu
hari, lalu datanglah muazin dan ia minta air wudu, katanya sehabis berwudu, wudu
Rasulullah yang kulihat tidak jauh dengan wuduku ini, sabdanya: Orang yang
berwudu seperti wuduku ini, terus salat Zuhur, pasti diampuni dosanya sejak Subuh
hingga Zuhur, dan jika salat Asar, pasti diampuni dosanya sejak Zuhur hingga Asar,
dan jika salat Magrib, pasti diampuni dosanya sejak Asar hingga Magrib, dan jika salat
Isyak, pasti diampuni dosanya, sejak Magrib hingga Isyak, kemudian tidur, sesudah
bangun lalu salat Subuh, pasti diampuni dosanya sejak Isyak hingga Subuh, ini lah
kebaikan yang sanggup melenyapkan dosa-dosa. Ditanya: Itu disebut kebaikan
(hasanah), lalu Bagiyatush-shalihah itu yang mana? Jawab beliau , yaitu:
Orang yang menginginkan (mati) menghadap Allah tetap dalam Islam (sebagai
seorang muslim), lakukanlah salat 5 waktu tepat pada waktunya, tepat saat azan
dikumandangkan. Bahwasannya Allah mensyari'atkan sunnatul Huda dan salat
berjamaah yaitu setengah dari sunah tersebut. (Syi'ar agama) Demi Allah, orang
yang tidak salat berjamaah (melakukan salat di rumahnya masing-masing) berarti
mengabaikan sunah Rasulullah yang berarti pula tersesat. Sungguh munafik nyata di
zaman kami dulu, bagi orang yang meninggalkan salat berjamaah, terkadang seorang
di tegakkan dalam shaf atas dukungan dua orang, dan orang yang berwudu secara
sempurna lalu pergi ke masjid dan valat, baginya ditulis satu hasanah setiap
langkahnya, bahkan dinaikkar derajatnya (satu), diampuni dosanya (satu), hingga
setiap langkah kamj buat pendek langkahnya agar tambah banyak hitungannya. Salat
Jamaah yaitu lebih utama 25 derjat, melebihi salat munfarij (sendirian). (Hadi dari
Ibnu Mas'ud.)
saat kami akan pindah rumah mendekati masjid (pekarangan sekelilingnya yang
kosong), lalu beliau datang ke rumah kami (sesudah mendengarnya) di kampung Bani
Sulimah, dan sabdanya: "Hai Bani Salimah, katanya kalian akan pindah mendekati
Masjid? Mereka jawab: Benar ya Rasulullah, alasan kami tempat ini jauh dari Masjid,
sedang di keliling masjid banyak pekarangan kosong, lalu sabdanya: Hai Bani
Salimah, tetaplah kamu di sini sebab bekas tapak kakimu akan ditulis (sebagai saksi),
Jawab mereka: Dengan demikian (sebab sabda beliau ) kami tidak lagi ingin pindah
mendekati masjid”. (Dari Jabir Abdullah ).
244 Tanbih al-Ghafiln
Orang yang melakukan salat berjamaah hingga 40 hari berturutturut, dan satu
rakaatpun tidak pernah ketinggalan, maka Allah menentukan dua kebebasan baginya,
yaitu:
1. Bebas api neraka,
2. Bebas nifak (tidak munafik)”. (HR. Anas Malik )
Al-Faqih , Nabi bersabda: Orang yang berwudu dengan sempurna lalu salat dengan
sempurna pula, baik rukuk, sujud dan bacaannya, maka salatnya berkata: Mudah-
mudahan Allah menjagamu seperti kau menjaga aku, kemudian naiklah ke langit
sangat terang sinar cahayanya, ia masuk pintu langit hingga kepada Allah , dan
memohonkan ampun bagi pelakunya. Demikian sebaliknya, jika tidak sempurna
rukuk, sujud dan bacaannya, lalu berkata: "Mudah-mudahan Allah menghinakan
kamu, seperti perbuatan sembronomu (gegabah) terhadap aku, kemudian naiklah ke
langit diliputi kegelapan, akan masuk tapi pintu tertutup baginya, akhirnya salatnya
dilipat bagai baju kumal, dan dipukulkan pada muka pelakunya”.
Akan kutunjukkan orang (pencuri) paling buruk, yaitu Orang yang mencuri dalam
salatnya, tanya sahabat: Apa yang dimaksud dengan mencuri salatnya? Beliau
menjawab: yaitu, tidak sempurna rukuk dan sujudnya (tidak tumakninah atau tenang).
(HR. Hasan)
Salat yaitu neraca atau timbangan, orang yang menepati timbangannya, pasti
cukup, sebaliknya yang curang, mencurinya, maka kamu telah tahu ancaman Allah
terhadap pencuri timbangan”. (Salman Faris)
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda:
Artinya:
“Salat Isyak dan Subuh dianggap paling berat bagi orang munafik, namun seandainya
mereka mengetahui pahala keduanya. pasti akun mendatangsinya sekalipun dengan
merangkak-rangkak”. (Muttafaqun 'alaih)
245 Tanbih al-Ghafiln
Sampaikanlah khabar gembira bagi yang berjalan di malam gelap menuju masjid,
bahwa kelak di hari Kiamat mereka akan memperoleh sinar cahaya sangat terang.
(HR. Buraidah ) .
Sungguh aku menginginkan perintah salat, lalu diigamati dan salat berjamaah,
kemudian aku keluar dengan para pemuda yang membawa ikatan kayu-kayu, lalu
kubakar rumah orang-orang yang mendengar azan namun tidak mau datang (ke
masjid) melakukan salat berjamaah”. (HR. Abu Hurairah )
Lima salat Fardu bagi umat manusia (hamba Allah), telah diwajibkan oleh Allah, maka
orang yang melakukannya dengan sempurna tidak meremehkan, dia punya janji
(ketentuan) di sisi Allah untuk dimasukkan surga, namun bagi yang meninggalkannya
sebab meremehkannya, maka tiada baginya ketentuan di sisi Allah, terserah kepada
Allah apakah dikasihi atau disiksa orang tersebut. (HR. Ubadah Shamit )
Pendapat 'Atha-k tentang ayat di bawah ini, sbb:
Artinya:
“Orang-orang yang tidak bisa lupa akibat dasangan atau Jualan untuk berzikir kepada
Allah, yaitu: "Mereka yang aktif salat berjamaah. Demikian pula wat yang artinya:
”Merenggangkan lambung mereka dari ranjang tidurnya, yaitu: yang melakukan salat
Isyak (di akhir malam).
Al-Faqih , Ibnu Abbas . berkata: Di saat hari Kiamat semua makhluk (termasuk) jin,
manusia dan lain-lain dikumpulkan di suatu lapangan terbuka, mereka berbaris dalam
keadaan bertekuk lutut, lalu diserukan: Pada hari ini, kalian akan mengetahui orang-
orang yang mulia, kemudian mereka yang setiap saat memuji Allah berdiri tegak
dibawa ke surga lalu diumumkan lagi yang kedua kalinya: Pada hari ini, kalian akan
menyaksikan orang-orang yang mulia, kemudian mereka yang merenggangkan
lambungnya dari ranjang tidurnya, untuk berdoa, sebab takut dan berharap kepada
Allah, serta menyedekahkan setengah rezekinya, berdiri tegak, dibawa ke surga, lalu
pengumuman yang ketiga kalinya: "Pada hari ini, kalian akan menyaksikan orang-
orang yang mulia, kemudian mereka yang tidak lupa akibat dagangan atau jual-
246 Tanbih al-Ghafiln
belinya dari zikir kepada Allah, tetap salatnya, dan pengeluaran zakatnya, berdiri
tegak pergi ke surga.
Kemudian sehabis itu, keluarlah makhluk yang bagian kepala dan Jehernya dari api
neraka, sorot matanya ditujukan kepada semua (manusia dan jin) yang ada di
Mahsyar, katanya dengan lantang: "Tugasku yaitu mencari tiga orang, yaitu:
1. Yang kejam dan melawan (Allah dan RasulullahNya), lalu mereka diambil dari
tengah barisan, seperti burung mematuk biji (wijen) dan dilemparkan ke jahannam,
2. Yang menyakiti Allah dan RasulullahNya, mereka diambil dan dilemparkan ke
jahannam,
3. Para penggambar patung atau hewan bernyawa, mereka diambil dan
ditenggelamkan dalam Jahannam.
Sehabis itu, disebarkanlah lembaran (catatan) amal dan ditimbang, lalu mereka
dipanggil untuk dihisab.
Semula Iblis dapat dilihat secara nyata sebagaimana bertemu dengan manusia, lalu
seseorang bertanya: Hai Iblis, bagaimana caranya agar aku seperti kamu? Jawabnya:
Lupakanlah salatmu, dan bersumpahlah setiap berbicara (kata-kata benar atau
dusta). Kemudian orang itu berkata: Aku sudah berjanji kepada Allah, tidak akan
melupakan salat, dan tidak pula bersumpah sepanjang umurku. Lalu jawabnya: Tiada
seorangpun belajar kepadaku dengan menipu seperti ini, kecuali kamu, dan janjiku
kepada Allah untuk tidak menasihati baik kepada manusia selamanya”.
Manusia paling mulia, yaitu yang memperhatikan peredaran matahari dan bulan.
Ditanya: Hai Abu Darda', mereka itu mw'adzdzin? Jawabnya: "Semua umat Islam
yang sungguh-sungguh melakukan salat dan memelihara waktunya”. (Abu Dardza ).
Al-Faqih, Rasulullah bersabda: "Salat yaitu merupakan keridaan Tuhan,
kesenangan para malaikat, perilaku para Nabi, cahaya marifat, pokok iman,
terkabulnya doa, dan amal, keberkahan rezeki, dan rahmat jasmani, senjata melawan
247 Tanbih al-Ghafiln
musuh, kebencian setan, syafa'at bagi pelakunya dengan para malaikat, sebagai
penerang kubur, lemek atau hamparan di bawah lambungnya, jawaban Munkar-Nakir,
kawan pendamping di kubur hingga Kiamat, dan merupakan pelindung serta mahkota
dan pakaian badannya, cahaya penerang di mukanya, penutup api neraka, dan
merupakan hujjah bagi mukmin di hadapan Allah , memberatkan amal dalam
timbangan, penolong jalan di atas jembatan atau shirath, kunci pembuka surga,
sebab meliputi tasbih, tauhid, pembersih dan memuliakan Allah , serta bacaan dan
doa. Amal paling utama yaitu melakukan salat tepat pada waktunya”.
Rasulullah bersabda: ”Salat yaitu amal pertama bagi seseorang yang akan dihisab
di hari Kiamat, maka jika salatnya sempurna dimudahkan baginya hisab, namun jika
terdapat kekurangan maka Allah menyeru malaikat: Adakah salat sunah baginya, jika
ada tutuplah kekurangan Fardunya dengan sunah tersebut dan jika sudah sempurna
teruskanlah amal lainnya sesuai hisab itu”. (Hasan Bashry)
Dinyatakan pula bahwa: Orang yang aktif melakukan salat berjamaah secara
mudawamah atau langgeng, pasti Allah menjamin 5 perkara kepadanya, yaitu:
1. Selamat dari penghidupan yang sempit,
2. Selamat siksa kubur,
3. Catatan amal diterima dengan kanan,
4. Melewati jembatan atau shirath seperti kilat menyambar,
5. Masuk surga tanpa hisab.
Adapun orang yang gegabah atau melupakan salat fardu 5 waktu dengan berjamaah,
pasti diancam 12 siksa (penderitaan), yaitu masing: masing tiga di dunia, saat maut,
dan di dalam kubur. Sedang perinciannys yaitu sebagai berikut:
a. Penderitaan di dunia, yaitu:
248 Tanbih al-Ghafiln
1. Pekerjaan dan rezeki selalu kurang (tidak berkah).
2. Amalnya tertolak (tidak diterima).
3. Bukti kebaikan di mukanya lenyap (tidak ada), dari itu dibend masyarakatnya.
b. Saat menjelang maut, yaitu:
1. Nyawa keluar (dicabut) dalam keadaan dahaga.
2. Lapar.
3. Mencabutnya dengan kekerasan (sekerasnya).
c. Di dalam kubur, yaitu:
1. Pertanyaan (Munkar-Nakir) dengan bentakan keras, sanggup melupakan jawaban
atau janji bingung.
2. Gelap kuburnya.
3. Lagi sempit, menjepit badannya.
d. Di hari Kiamat, yaitu:
1. Berat tanggungan hisabnya.
2. Dimarahi Allah.
3. Disiksa api neraka.
Hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Abu Dzar . Ada orang bertanya : Hai Ibnu
Abbas, menurut anda, di mana kira-kira tempatnya kelak: orang bangun malam
(sahur) puasa di siangnya, namun tidak melakukan salat, tidak salat berjamaah hingga
matinya? Jawabnya: Di neraka. sebab tidak puas dengan jawaban tersebut, orang
tersebut berulang-ulang datang kepadanya selama satu bulan, namun Ibnu Abbas,
tetap sebagaimana jawaban pertama: Di neraka. (Demikian Mujahid)
Al Faqih, kata S. Ali Abu Thalib :
Artinya:
249 Tanbih al-Ghafiln
"Akan tiba suatu saat, Islam dikenal hanya namanya saja Formalitas belaka), Alquran
tinggal tulisan saja (tidak dipelajari dan diamalkan isi kandungannya), Masjid di sana-
sini ramai dan megah (bangunannya belaka. namun ) aktifitas janaalunya nol, Ulama
Saman itu terburuk di kolong langit, sebab mereka membingungkan masyarakat
(umat)nya, dari merekalah awal mulanya bencana (fitnah) dan kepada mereka pula
akibat buruknya”.
Tiada jalan yang nyata dan praktis dalam menanggulangi wabah (bencana), atau
menempuh cita-cita dan segala hajat, kecuali diserty doa, sedang doa paling ampuh
yaitu salat, sejarah yaitu fakta yang sulit dipalsukan, bencana-bencana besar di
dunia, yang menimpa orang, orang zaman dahulu cukup disingkirkan hanya dengan
salat, dan sedikit manusia yang ditimpa bencana, kecuali upaya penyingkirannya
dengan salat, Firman Allah tentang kisah Nabi Yunus :
Artinya:
"Seandainya Yunus bukan pelaku salat, pasti ia menderita (mengeram) dalam peru
Itu, hingga hari Kiamat”. (Shaffat 143: 144) (tafsir Ibnu Abbas)
Berdoa di saat selamat sejahtera (tiada bala) berarti berlindung kepada Allah dari
turunnya bala (tolak bala), sehingg di waktu tertimpa musibah sudah bersandar kuat”.
(Hasan Bashry)
Tiada karunia terbaik bagi manusia, dibandingkan dengan taufik melakukan salat
(sunnah) dua rakaat”. (Al-Hadis)
Seandainya aku disuruh memilih di antara salat 2 rakaat dengan surga, pasti salat 2
rakaat itulah pilihanku, sebab dengannya akv memperoleh rida Allah, sedangkan
surga hanya sekedar memuaskan nafsu (keinginan)ku”. (Demikian Ibnu Sirin)
Sejak diciptakannya (langit) selalu dipenuhi para malaikat yang melakukan salat, tiada
sesaatpun berhenti melakukannya. Di setiap langka berlaku ibadat dengan cara yang
berbeda, sesuai tugas mereka masing masing, ada yang tegak kokoh hingga Kiamat,
ada yang membungkuk rukuk terus-menerus, ada yang sujud selamanya, dan ada
pula yang mengerutkan sayapnya sebab hebatnya (takut kepada Allah), ada yang di
250 Tanbih al-Ghafiln
Illiyin dan 'Arsy, thawaf mengelilingi 'Arsy seraya bertasbih, bertahmid dan istighfar
bagi penghuni bumi. Lalu ibadat mereka yang berbeda itu dipadukan oleh Allah dalam
bentuk "SALAT" sebagai karunia bagi orang-orang mukmin, yang mencakup aneka
bentuk peribadatan penghuni langit, ditambahkan pula Alquran agar dibaca, di pelajari
dan diamalkan bagi mereka”. (Demikian pernyataan yang diterima Al-Faqih)
Untuk selanjutnya orang-orang mukmin dituntut, agar pandaipandai mensyukuri
nikmat (yakni berupa) melakukan salat dengan sempurna (baik), syarat, pokok dan
kusyu'nya.
FirmanNya:
Artinya:
"Yaitu orang-orang yang beriman kepada yang ghaib. melakukan salat dan
membelanjakan (pada jalan Allah) setengah rezeki pemberian Allah”. (Al-Bagarah 3)
Kata salat tidak dapat berdiri sendiri, pasti selalu berdampingan dengan kata "tegak
atau kerja atau laku” kan, untuk lebih meyakinkan cobalah membuka Alquran, yang
dimaksud yaitu perintah melakukan salat dengan sempurna, Syarat, pokok dan
khusyuknya”. Dan bagi mereka yang tidak mematuhi perintah Alquran (yakni)
melakukan salat dengan sempurna, camkan ancamanNya.
Artinya: ”Celakalah bagi orang-orang salat (Yaitu) pelaku salat yang melupakan inti
tujuannya”. (Al-Ma'un 4-5)
Hal ini perlu diketahui, bahwa: "Banyak orang salat memenuhi tempat-tempat ibadat
(baik di masjid, langgar atau mshalla), namun sangat sedikit yang betul-betul
melakukannya, dengan artian: Khusyuk menyempurnakan rukuk dan sujudnya”.
(Keterangan Al-Faqih).
Nabi bersabda: "Bahwasanya setengah kamu, ada yang melakuka, salat, lalu tidak
diterima, kecuali sepertiga, atau seperempat, atay seperlima, seperenam (beliau
menyebutkan) hingga sepersepuluhnya" (Al-Hadis).
251 Tanbih al-Ghafiln
Artinya: Tidak diterima, kecuali yang sadar atas salatnya, sedang . yang lupa tidak
dianggap salat.
Sabda Beliau pula:
Artinya:
"Orang yang melakukan salat 2 rakaat, dengan khusvuk menghadap kepada Allah
dengan sepenuh hatinya, pasti dosa: dosanya diampuni (keluar) seperti baru lahir dari
kandungan ibunya”. (Al Hadis)
Hadis tersebut menekankan adanya pengertian menghadap Allah, sebab jika hati
disibukkan dengan bisikan (selain Allah maka tidak bedanya dengan orang
menghadap presiden (raja) minta grasi (maaf) kepadanya, atas kesalahan yang
diperbuatnya lalu di tengah menghadap, ia konsentrasinya kurang, menoleh ke kanan-
kiri tidak memperdulikan raja (seakan-akan menghina kepadanya), kira-kira orang
semacam ini apakah layak raja menerimanya? Demikian pula pelaku salat yang
melupakan in tujuannya, tidak mungkin Allah menerimanya.
Dan perlu diketahui pula, bahwa salat diumpamakan, bagaikan pesta pora (walimah)
yang diselenggarakan oleh raja, dengan aneka masakan dan minuman lezat-lezat dan
nikmat rasanya, disediakan untuk pa undangannya. Demikian pula salat Allah
mengundang para pelakunya untuk menikmati aneka persediaan gerakan (yang
diumpamakan makanan lezat) dan zikir atau bacaan (yang diumpamakan
minumannya).
Ada 12.000 (dua belas ribu) faedah yang dikandung oleh salat, dan juAllah sebanyak
itu disimpulkan menjadi 12 golongan faedah besar yang perlu diperhatikan benar-
benar sebelum melakukan salat, demi kesempurnaannya. Dan 12 faedah besar itu 6
di antaranya tersebar di luar (sebelum salat) sedang 6 lainnya tersebar di dalam
(melakukan salat), yaitu:
1. Mengandung ilmu pengetahuan, hal ini berpijak pada hadis Nabi :
Artinya:
252 Tanbih al-Ghafiln
"Amal sedikit dibarengi ilmu pengetahuan, yaitu lebih baik daripada amal banyak
penuh kebodohan”.
2. Wudu, hadisnya:
Artinya:
”Tidak sah salat, kecuali dengan suci (berwudu)”.
3. Pakaian, Firman Allah:
Artinya:
”Gunakanlah pakaianmu setiap salat”.
4. Menjaga waktu, Firman Allah:
Artinya:
"Bahwasanya salat yaitu merupakan kewajiban yang ditentukan waktunya bagi
orang-orang mukmin”...
5. Menghadap kiblat, Firman Allah:
Artinya:
"Hadapkanlah wajahmu ke Masjidil Haram, di mana Saja kau berada, hadapkanlah
wajahmu kearahnya ......"
6. Niat, hadisnya:
Artinya:
"Bahwasanya segala amal tergantung akan niat tujuan)nva, bagi setiap orang terserah
(ditentukan) pada niat(tujuan )nya ”
7. Takbiratul Ihram, hadisnya:
Artinya:
253 Tanbih al-Ghafiln
"Diawali dengan takbir, dan diakhiri salam”.
8. Berdiri tegak, Firman Allah:
Artinya:
”Tegaklah berdiri dengan khusyu' sebab Allah”.
9. Membaca (Fatihah), Firman Allah:
Artinya:
"Bacalah ayat Alquran yang mudah bagimu”.
10. Rukuk, Firman Allah:
Artinya:
“Rukuklah”
11. Sujud, Firman Allah:
Artinya:
”Dan sujudlah”.
12. Duduk, hadisnya:
Artinya: "saat bangkit dari sujud, lalu duduk tasyahud, maka selesai-lah salatnya”.
Kemudian saat pokok salat (12) ini sudah selesai, patrikan ikhlas ke dalamnya (dicap
ikhlas) demi kesempurnaannya.
Firman Allah:
Artinya: "Sembahluh Allah dengan ikhlas bagiNya agama Sesempurnanya”.
254 Tanbih al-Ghafiln
Yang dimaksud dengan Ilmu pengetahuan, yaitu meliputi 3 Pengetahuan, di
antaranya:
1. Tentang perbedaan wajib dengan sunah.
2. Khusus dalam hal wudu (antara wajib dengan sunah),
3. Waspada terhadap tipu daya setan, sehingga sanggup memeranginya.
Dalam hal wudu disempurnakan dengan 3 perkara:
1. Hati bersih dari hasud,
2. Suci badan dari dosa,
3. Seluruh anggota wudu dibasuh secara sempurna, tanpa boros air.
Dalam hal pakaian disempurnakan dengan 3 perkara pula, yaitu:
1. Berasal dari yang halal,
2. Bersih dari najis,
3. Menyesuaikan sunnatur Rasulullah, tidak dibuat menyombongka diri (kebanggaan).
Dalam hal menjaga waktu, perlu memperhatikan 3 perkara yaitu:
1. Matahari, bintang atau bulan, demi mengetahui masuknya waktu,
2. Suara azan,
3. Saat datangnya (masuk)nya waktu (hati selalu mengingatnya).
Dalam hal menghadap kiblat, disempurnakan dengan 3 perkar. yaitu:
1. Muka atau wajah,
2. Hati menghadap Allah,
3. Khusyuk tawadlu'.
Tentang niat, disempurnakan dengan 3 perkara juga, yaitu:
1. Tahu salat yang dilakukan,
2. Perasaannya tengah berdiri di hadapan Allah,
3. Menyadari isi hati disibukkan urusan duniawi, lalu bismillah.
Tentang takbir, disempurnakan dengan 3 perkara, yaitu:
1.Bertakbir dengan betul,
2, Kedua tangan diangkat setinggi daun telinga,
255 Tanbih al-Ghafiln
3. Mengingat keagungan Allah.
saat berdiri, disempurnakan dengan 3 perkara, yaitu:
1. Diarahkan pada tempat sujud,
2, Hati diarahkan (tertuju) pada Allah,
3. Tidak menoleh kanan kiri.
Dalam hal bacaan, disempurnakan dengan 3 juga, yaitu:
1. Fatihah dengan betul dan tertib,
2.Mengingat arti-artinya,
3. Mengamalkan isi kandungannya.
Rukuk disempurnakan dengan 3 pula, yaitu :
1. Punggung merata tidak turun atau naik,
2. Kedua tapak tangan memegang lutut, dan jari-jari renggang
3. 'Thuma'ninah dan bertasbih.
Sujud disempurnakan dengan 3 pula, yaitu:
1. Kedua telapak tangan di muka telinga,
2. Kedua lengannya tidak dihamparkan (siku di atas),
3. 'Tuma'ninah dan bertasbih.
Duduk disempurnakan dengan 3 pula, yaitu:
1. Duduk di atas kaki kiri, sedang kanan tegak,
2. Bertahiyyat dengan tadhim, dan berdoa bagi dirinya dan orangorang mukmin,
3. Mengucap salam secara sempurna. dan sedangkan salam yang sempurna, yaitu:
Niatnya untuk para malaikat, Islam di kanan-kirimu, pandangan mata tidak melebihi
bahu.
Ikhlas disempurnakan dengan 3 pula, yaitu:
1. Semata mengharap rida Allah,
2. Mengakui bahwa melakukan nya atas taufik Allah,
256 Tanbih al-Ghafiln
3. Memelihara salat dengan sebaik-baiknya, sehingga benar-beny, kelak
mendampingi dalam menghadap Allah, di hari Kiamat.
Dan seyogyanya orang salat tahu persis apa yang tengah dilakukan dan tahu nilainya
agar banyak bersyukur atas taufik Allah sampai ia mampu melaksanakan salat.
sebab salat mencakup segala aspek kebaikan berupa gerakan dan ucapan atau zikir,
saat ia bertakbir lalu disambut oleh Allah, "HambaKu ini tahu, "Akulah yang terbesar
melebihi segala sesuatu, buktinya ia menghadap Aku, ditambah dengan gerakan
mengangkat kedua tangan yang berarti ia cuci tangan dari segala sesembahan selain
Allah, lalu membaca tasbih, tahmid dan tahlil, atau doa Iftitah, disambung dengan
ta'awudz, yaitu:
Artinya:
"Aku berlindung kepada Allah dari segala godaan setan terkutuk”.
Dan dilanjutkan dengan bacaan surat Fatihah, terasa sangat nikmat sebab ia bukan
golongan yang dimarahi Allah, dan bukan pula golongan tersesat dari jalan yang Dia
ridai. Juga terasa sangat untung sebab bisa mengikuti jejak para Nabi (khususnya
Nabi Muhammad ).
Dan sewaktu rukuk terasa pula nikmatnya tunduk pada KebesaranNya, menghadap
dengan penuh dosa, mengharap rahmat dan ampunanNya, seraya bertasbih:
Artinya:
”Maha Suci Tuhanku, Yang Agung dengan segala pujianNya”
Kemudian i'tidal, mengangkat kepala seraya membaca:
Artinya:
"Allah Yang Mendengar Hamba-nya memuji”.
Diteruskan dengan:
257 Tanbih al-Ghafiln
RABBANAA LAKAL HAMDU MIL US SAMAAWAATI WAMILULARDLI WAMIL-U MAA
SYITA MIN SYAI-IM BADU.
Artinya:
"Ya Tuhan, segala puji bagiMu sepenuh langit - bumi dan sepenuh apa yang Kau
Kehendaki sesudah itu”.
Dilanjutkan dengan sujud, yang berarti tawadlu' serendahnya pada Kebesaran dan
KekuasaanNya, yang berarti pula: Ya Tuhan, Engkaulah pembentuk wajah elok ini,
dilengkapi dengan mata, telinga dan lidah, yang semuanya merupakan kebutuhan
utama bagiku, sekarang kuserahkan di hadapanMu, dan rahmatilah aku, seraya
membaca:
Artinya,
"Maha Suci Allah, Tuhanku Yang Tinggi lagi Terpuji”.
Hal itu dilakukan dua kali setiap satu rakaat, dan di antara keduanya duduk yang
disebut ”Julus bainassajdatain” seraya berdoa,
Artinya:
"Ya Allah, ampuni daku, kasihanilah. cukupilah dan “ngkatlah aku. serta berilah rezeki.
tunjukilah aku dan sehatkanlah”.
Kemudian saat duduk tasyahud membaca:
Artinya:
"Segala kerjaan atau kebesaran hidup. puja dan puji yaitu kepunyaan Allah”.
Kata Hasan Bashry, "Di masa jahiliyah orang-orang mengatakan pada sesembahan
(berhala)nya: "Hidup tetap kamu”. Sedang umat Islam diserukan membaca:
Artinya:
Yakni "Hidup vans kekal abadi, Kerajaan yang langgeng yaitu kepunyaan Allah ”.
258 Tanbih al-Ghafiln
WASH-SHALAWAATU" demikian pula salat hanya kepada Allah", WATH-
THAYYIBAATU” dan segala kebaikan yang dimulai dari syahadat itu hanya hak Allah.
Lalu membaca:
” AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WA BARAAKATUH.
Artinya:
"Semosa salam sejahtera untukmu, hai Nabi, yang telah melaksanakan tugas dan
menasihati umatmu?.
Artinya:
"Ampunan Allah semoga tetap pada kami dan para hambaAllah yang shalih”.
Artinya:
"Aku bersaksi bahwa, tidak ada Tuhan yang lain kecuali Allah”.
Artinya:
"Dan aku bersaksi buhwa Nabi Muhammad Rasulullah Allah penutup sekalian Nabi
dan pilihan Allah bagi semua mukhluk”.
Kemudian bersalawat atas Nabi, dan berdoa bagi orang-orang mukmin (pria dan
wanita). Dan uluk salam, menoleh ke kanan dan ke kiri, pernyataan bahwa kalian
aman dan selamat dari (gangguan)ku jika aku sudah keluar dari salat ini. Tiga
kehormatan bagi pelaku salat, yaitu:
1. Taburan rahmat Allah mulai kepala sampai langit,
2. Dikelilingi malaikat mulai dari bawah tapak kaki sampai langit.
3. Seruan para malaikat: Seandainya orang itu tahu kepada siapa ia bermungajat,
pasti tidak rela berpisah (menghentikan) dengan salatnya. (demikian Hadis Nabi dari
Hasan Bashry).
Dari itu, seyogyanya umat Islam tahu nilai-nilai salat yang sangat tinggi, dan bersyukur
atas karunia petunjuk dan taufik Allah, sehingga mampu melakukan salat. (Himbauan
dari Al-Faqih).
259 Tanbih al-Ghafiln
Seorang Nabi Allah (namanya) Daniyal dulu, saat menyampaikan keterangan
kepada umatnya, tentang sifat-sifat umat Muhammad , "Mereka melakukan salat, dan
seandainya umat Nuh melakukan salatnya (umat Muhammad), pasti mereka tidak
mungkin tenggelam. Dan seandainya dilakukan oleh kaum 'Ad, pasti mereka tidak
mungkin dimusnahkan dengan angin taufan yang dahsyat. Dan jika dilakukan kaum
Tsamud, pasti mereka tidak sampai binasa. (Sa'id Qatadah).
Dan selanjutnya seruan Qatadah: "Peliharalah salat sebab yang demikian itu sebaik-
baik akhlak (kelakuan orang mukmin). Nabi : bersabda:
Artinya:
"Umatku yaitu umat yang dirahmati, Allah melenyapkan bala dari mereka sebab
keikhlasan dan doa mereka, serta salat dan orang-orang lemah dari mereka”. (HR.
Khalf Khalifah dari Abu Laits)
ALLAH MAHA MENGETAHUI
260 Tanbih al-Ghafiln
BAB 31
Tentang Keutamaan Azan dan Iqamah
Al Faqih , Ada orang menghadap dan mohon kepada Nabi , katanya: "Terangkanlah
amal yang dapat mengantarkan aku ke surga! Jawab Beliau:
Artinya:
"Jadilah Muazin penghimpun salat berjamaah. katanya: Jika tidak mampu? Jadilah
Imam salat berjamaah dengan mereka katanya: Jika tidak bisa? Berdirilah di shaf
pertama setiap salat”.
Sebab-sebabnya diturunkanayat (di bawah) ini, dalam mengutamakan para muazin
(orang yang azan),
Artinya:
"Siapa orang yang lebih baik ucapannya melebihi orang yang mengajak manusia
menghadap Allah (melakukan salat), dan beramal shalih (salat sunah di antara adzan
dan Iqamah) dan ia menyatakan: "Bahwasannya aku yaitu orang muslim”.
Demikian Waki' meriwayatkan dari Abdullah Walid, Muhammad Nafi', dari Aisyah...
Nabi bersabda": Bagi Muazin diampuni dosanya sejauh Suaranya, dan pahala
baginya sejuAllah pahala orang yang salat berjamaah bersamanya, tanpa mengurangi
sedikitpun dari pahala mereka”.
Rasulullah bersabda: "Orang sakit yaitu tamu Allah Sepanjang menderita sakit,
setiap hari amalnya ditingkatkan sejajar dengan 70 orang mati syahid, sesudah sembuh
dibersihkan dosanya seperti baru dilahirkan oleh ibunya, dan jika mati dimasukkan
surga tanpa hisab. Sedang Muazin seperti petugas keamanan pintu Allah, setiap kali
azan pahalanya sejuAllah pahala para Nabi (1000 Nabi), dan Imam yaitu menteri-
Nya, setiap salat disediakan 1000 pahala orang jujur (sidiq), dan pengajar (orang alim)
yaitu wakilnya, setiap menyampaikan hadis (petuah ditulis beribadat 1000 tahun,
dan santri atau pendengar atau pengikut pengajiannya, yang bejalar baik pria atau
261 Tanbih al-Ghafiln
wanitanya yaitu pembanu Allah, tiada balasan bagi mereka kecuali surga”. (Hadis
dari Sa'ad Abi Wagash, Khaulah Hakam Salmiyah).
Muazin diibaratkan petugas keamanan pintu Allah, hanya sebagai tamsil
(perumpamaan) saja, sebab ia memberi waktu demi menghadap Allah bagi para
manusia. Dan Imam mentriNya, sebab ia diikuti jamaah (orang-orang) saat salat.
(Demikian Al-Faqih menjelaskan).
Sabda beliau , Mu'adzin diampuni dosanya, sepanjang atau sejauh suaranya, hal ini
dibenarkan oleh semua lapisan benda (baik yang hidup atau mati, yang basah atau
yang kering).
Seruan Sa'id Khudry . saat berada di ladang atau tempa' terbuka, maka
kumandangkanlah azan sekerasnya, sebab Rasulullah bersabda: "Semua makhluk
mulai dari pohon, batu, pasir, manusia atau jif yang mendengar suara azan (dari
seorang Muazin) pasti bersedia menjadi saksi kelak di hari Kiamat baginya di sisi Allah
“.
Nabi bersabda: "Allah kelak membangkitkan Bilal (muazif Rasulullah ) di hari Kiamat,
berkendaraan onta (kendaraan) surga seraya mengumandangkan azan di atas
kendaraannya dan saat sampai pada: ASYYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH,
ASYH HADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH, maka setiap orang saling
memandang, sahutnya: "Kami menyaksikan apa yang kau saksikan”, hingga ke
mahsyar, di mahsyar disambut dengan perhiasan surga, dan Bilal yaitu orang
pertama, lalu orang-orang shalih dari para muazin"?,
Di Hari Kiamat Muazin sangat panjang lehernya dari semua manusia, dan yang
pertama ditahkim yaitu para Nabi, para Syuhada' dan para Muazin. Dari sekian
banyaknya muazin, yang pertama diseru yaitu Muazin Kakbah (Masjid Haram), Lalu
Masjidil Agsha, kemudian Masjid-masjid lainnya”. (HR. Qatadah dari Abu Hurairah )
Seandainya aku jadi Muazin, pasti tidak perduli (lainnya) sekalipun tidak ikut jihad
(perang Sabil). (Demikian Ibnu Mas'ud). Hal serupa juga dinyatakan oleh Sa'ad Abi
Wagash -.
262 Tanbih al-Ghafiln
Seandainya aku jadi Muazin, pasti tidak peduli (lainnya), gekalipun tidak haji sunah,
asalkan haji wajib sudah dilakukan”. (Umar Khatthab )
Sedikitpun tiada yang kusesalkan, kecuali permohonanku kepada Nabi seandainya
petugas azan (Muazin) itu dipercayakan kepada Hasan-Husain (putranya dan cucu
beliau ). Demikian Ali Thalib k.w.
Daerah atau kota yang banyak Muazin (suara azan)nya, pasti berkurang dinginnya
(penderitaan atau bencananya). (Al Hadis).
Nabi .bersabda: saat Muazin mengumandangkan suara azannya, maka setan
terbirit-birit (lari) sejauh Rauha-k 30 mil dari Madinah”. (HR. Jabir Abdullah).
Al-Faqih dalam saran (nasihat)nya: "Pahala mengumandangkan azan yaitu sangat
besar, untuk itu setiap Muazin harus memiliki akhlak, sifat dan pengertian sebagai
berikut:
1. “Tahu persis waktu salat (jadwal waktu) dan memelihara baik-baik.
2. Memelihara hak dan kehormatannya, tidak sampai ada yang merasa terganggu
sebab azannya.
3. Jangan marah-marah saat ada orang membantu (menggantinya): akibat terlambat
atau tidak ada.
4. Menghiasnya dengan suara merdu (menarik pendengarnya).
5. Mengharap pahala dari Allah, tidak boleh mengundat.
6. Amar maruf nahi munkar, berkata benar kepada yang kaya ataupun yang miskin.
7. Menantikan datangnya Imam, jika tidak memberatkan jamaahnya,
8. Tidak marah-marah saat orang menduduki tempatnya di Masjid,
9. Jangan terlalu lama antara azan dan iqamah.
10. Memelihara kebersihan, ketertiban dan keindahan Masjid tidak sampai dibuat
main-main anak kecil.
Demikian pula bagi Imam, dalam melakukan tugasnya perlu memilik 10 perkara, demi
kesuksesan tugas dan kesempurnaannya yaitu:
263 Tanbih al-Ghafiln
1. Harus fasih dan benar membaca Alquran, tidak banyak salah.
2. Setiap takbir hendaknya jelas dan benar.
3. Memelihara diri dari hal-hal yang haram dan syubhat.
4. Menyempurnakan rukuk dan sujudnya.
5. Pakaian dan badannya bersih dari segala kotoran.
6. Tidak terlalu panjang surat yang dibacanya, kecuali jika jamaah rela (menghendaki
bacaan panjang).
7. Jangan membanggakan diri (ujub atas amalnya).
8. Tidak terburu-buru memulai salat, kecuali istighfar lebih dahulu, sebagai pimpinan
para jamaahnya.
9, Pemanjatan doa sesudah salat, jangan khusus bagi dirinya, yang berarti menyalahi
jamaahnya.
10. Jika ada orang asing (turis, tamu dan lain-lain) datang ke Masjidnya tanyakanlah
apa maksud (tujuan)nya.
Nabi bersabda: Lima orang kujamin masuk surga, yaitu:
1. Wanita shalih yang taat pada suaminya.
2. Anak shalih yang taat pada kedua orang tuanya.
3, Orang yang meninggal di tengah jalan (perjalanan menuju) ke Makkah (demi
menunaikan ibadat haji dan lain-lain).
4. Orang yang baik budi pekertinya (akhlakul karimah).
5. Orang yang azan (muazin) sebab Allah, (yakni) berlandaskan iman dan harapan
pahala Allah. (Dari Sa'id Khudry )
Dari Abu Hurairah Nabi bersabda:
Artinya:
"Imam yaitu yang menjamin (makmumnya), dan Muasin yaitu pemegang amanat,
Ya Allah, pandaikanlah para Imam, dan ampunilah para Muasin”. (Al-Hadis)
Muazin dipercaya memegang amanat, bagi umat (masyarakat Muslim), tentang jadwal
waktu salat dan puasa, oleh sebab itu harus benarbenar memperhatikan hal tersebut
agar tidak sampai membingungkan masyarakat. Azan Fajar (Subuh) jangan
264 Tanbih al-Ghafiln
dikumandangkan, kecuali jika Fajar telah terbit, agar tidak mengaburkan sahur dengan
salat Subuh, Dan azan Magrib jangan dikumandangkan, kecuali jika matahari sudah
terbenam, agar tidak mengaburkan buka puasa umat.
Dan Imam yaitu yang menjamin sah atau tidaknya salat bagi para makmum yang
mengikutinya. (Al-Faqih dalam ulasannya)
Al Faqih Rasulullah bersabda: Pada hari Kiamat 3 orang akan berdiri di atas gunung
kasturi, mereka tidak gentar dengan adanya hisab, dan tidak pula bingung akibat
dahsyatnya hari Kiamat, mereka itu ialah:
1. Seorang Imam jamaah salat, yang disenangi, disegani dan diikuti, masyarakat
(jamaah)nya.
2. Seorang Muazin (petugas azan) salat 5 waktu, yang semata hanya mengharap rida
Allah
3. Seorang Pembantu (hamba) yang taat kepada Allah dan majikannya,
Tidak halal bagi seorang muslim memandang atau meneliti rumah sesamaa
muslimnya, kecuali atas izinnya orang yang melanggar (ketentuan ini) berarti telah
menghancurkannya, dan berarti pula merusak janjinya, Dan tidak boleh kencing
ditahan sewaktu melakukan salat dan tidak boleh bagi seorang muslim menjadi imam
salat tanpa seizin jamaahnya, melanggar ketentuan ini, akibatnya salatnya (imam
tersebut) tidak diterima, sekalipun salatnya diterima. Demikian pula tidak boleh berdoa
khusus bagi (seorang imam)nya, tanpa mengikut sertakan para jamaahnya orang
yang melanggarnya berarti khianat pada jamaahnya. (Hadis dari Abu Hurairah )
Seandainya manusia mengetahui pahala azan dan shaf pertama, pasti mereka
berundi untuk memperebutkan. Dan seandainya tahu pahala orang pertama yang
mendatangi panggilan azan, pasti mereka pada berlomba, dan seandainya mereka
tahu pahala salat Isvak dan Subuh berjamaah, pasti mereka akan datang dengan
merangkak-rangkak (ngesod-ngesod - Jawa). (HR. Abu Shalih dari Abu Hurairah ).
Juwaibir Dlahak berkata: Abdullah Zaid mimpi mengumandangkan azan, lalu
diajarkan kepada Bilal, dan saat Bilal diperintah naik ke atas (menara) azan, maka
265 Tanbih al-Ghafiln
terdengarlah suara gemuruh di Madinah, dan beliau bersabda: Kalian mengerti apa
suara gemuruh itu? Jawab sahabat: Allah dan RasulullahNya lebih mengetahui, Kata
beliau: Bahwasanya Allah menyerukan pintu-pintu langit hingga Arsy terbuka
menyambut azan Bilal, Tanya Abu Bakar: Apakah bagi Bilal saja? Jawabnya: Tentu
bagi segenap Muazin, dan kelak jiwa mereka berkumpul dengan jiwa para Syuhadak.
Dan kelak diserukan pula: Mana para Muadzin? Lalu mereka berdiri tegak di atas
gunung kasturi dan kapur barus”. (Al-Hadis)
Rasulullah bersabda: Lima orang ditolak salatnya, yaitu:
1. Wanita yang berani (marah-marah) pada suaminya.
2. Pembantu (hamba) yang melarikan diri, hingga pulang ke majikannya.
3. Mendiamkan (tidak bertanya atau menyapa) saudaranya, lebih dari 3 hari.
4, Langganan tetap (peminum) arak atau khamr.
5. Imam yang dibenci jamaahnya. (Hadis dari Anas Malik)
Kebencian pada dasarnya terbagi dua, yaitu:
1. Kebencian yang dibenarkan.
2. Kebencian yang salah.
Adapun kebencian yang dibenarkan, ada 2 faktor penyebabnya, yaitu:
a. Akibat akhlaknya kurang baik,
b. Akibat bacaannya banyak salah (kurang tepat).
Maka jika seorang Imam dibenci jamaahnya akibat dua faktor tersebut di atas,
sebaiknya mundur (prei) dulu, jangan diteruskan menjadi imam, efeknya berat kelak.
Akan namun jika faktor penyebabnya, hanya sebab Imam selalu menganjurkan
kebaikan, kemudian jamaahnya membenci, ini namanya kebencian yang salah. Dan
Imam harus tetap menjalankan misinya, jangan perdulikan mereka (Kafilah terus
berlalu, sekalipun anjing menggonggong). (Demikian Al-Faqih menjelaskan)
Rasulullah bersabda: "Para Muazin yang melakukan tugasnya, dengan ikhlas
mengharap pahala Allah, kelak di hari Kiamat bangkit dari kuburnya
mengumandangkan azannya, semua makhluk yang mendengar bersedia menjadi
266 Tanbih al-Ghafiln
saksinya (baik) batu, pohon, pasir, manusia dan benda-benda basah atau kering. Dan
Allah mengampuni dosanya, sejauh suara kumandangnya, baginya diberi pahala
orang-orang (jamaah) salat sebab suara azannya, dan dikabulkan permohonannya
di antara azan dan igamat. (Pahalanya) terkadang disegerakan di dunia, atay
disimpan di akhirat. Atau diselamatkan dari bahaya, mereka yaitu orang pertama
yang menerima pakaian surga sesudah Nabi Ibrahim Nabi Muhammad dan para
Nabi-Rasulullah (baru kemudian parg Mumin). Mereka disambut oleh para malaikat
(70.000 malaikat) dan diantar dengan kendaraan Yakut merah dari kubur sampai ke
Mahsyar (HR. Jabir Abdullah).
Ada 3 orang diselamatkan dari siksa kubur, yaitu:
1. Muazin,
2. Para syuhada,
3. Orang yang mati di malam atau hari Jumat. (Demikian Ibnu Abbas )
Abdul A'laaTaimy berkata: Tiga orang tegak di atas kasturi saat manusia pada
umumnya ditimpa rasa tegang dan takut menghadapi hisab, yaitu:
1. Imam jamaah (kaum) yang semata mengharap rida Allah 45.
2. Pembaca Alquran yang semata mengharap rida Allah
3. Muazin yang semata mengharap rida Allah .
Nabi bersabda:
Artinya:
"Orang yang menjawab suara asan, maka baginya seperti pahala muasin”. (Al-Hadis)
Nabi sewaktu mendengar suara azan, beliau menjawab: ”Allaahhu Akbar 2x, lalu
membaca dua kalimat syahadat, dan saat muazis membaca Hayya 'alash-shalaah,
Hayya 'Alal Falaah, beliau menjawab: ”Laahaula walaa quwwata illaa billaahil 'aliyyil
'adhiim”. (Hadis riwaya' lain)
Al-Faqih dalam seruannya: ”Suara azan seyogyanya dijawab ditirukan), dan perlu
dihayati lafaz artinya, setiapnya terkandung arti lahir dan batin. Allaahhu Akbar
267 Tanbih al-Ghafiln
artinya:” Allahlah Yang Besar dan Agung, dan berarti amal bagiNya lebih wajib dan
utama, dari itu, utamakanlah amal sebab Allah, jangan terlalu disibukkan urusan
duniawi. Asyhaadu allaa Haaha illallaah artinya: Allah satu, tiada sekutu bagiNya, Ia
memberi perintah agar kalian melakukan segala perintahNya, sebab satupun tiada
yang sanggup memberi apaapa kecuali Dia, tiada mampu menyelamatkan kamu dari
siksa kecuali Dia, Asyhhadu anna Muhammadar rasuulullaah artinya: "Aku bersaksi
bahwa Nabi Muhammad utusan Allah, Dia mengutusnya agar kamu percaya dan
membenarkannya, melakukan perintah salat berjamaah, lalu mengikuti tuntunannya.
Hayya 'alashshalaahh artinya: Cepat-cepat tegakkan salat tepat pada waktunya dan
dengan sempurna, jangan sampai menundanya. Hayya 'alal falaah artinya: Cepat-
cepatlah berusaha memperoleh keuntungan dan kebahagiaan dengan melakukan
salat, agar selamat dari siksa Allah. Allaahu Akbar artinya: "Allah Yang Besar, lalu
menegakkan perintahNya, janganlah menunda dan meremehkannya, Laailaaha
illallaah artinya: "Allah satu, tiada sekutu bagiNya, dari itu segala amal perbuatan
ikhlaskanlah kepadaNya (untukNya).
ALLAH MAHA MENGETAHUI
268 Tanbih al-Ghafiln
BAB 32,
Tentang Thaharah dan Nadhafah (Bebersih)
Al-Faqih , Rasulullah bersabda: Bersiwaklah (gosoklah gigi) kamu, sebab ada 10
manfaatnya, yaitu:
1. Mulut menjadi bersih,
2. Memperoleh rida Allah,
3. Disenangi malaikat,
4. Mata menjadi jernih,
5. Gigi menjadi putih,
6. Gusi jadi kuat,
7. Menghilangkan karang (gudal),
8. Mencernakan makanan,
9. Menghilangkan balgham,
10. Pahala salat menjadi ganda.
Pernafasan segar, melenyapkan bau mulut yang menjadi sarana membaca Alquran.
Al-Faqih, Nabi bersabda:
Artinya:
“Wudu setengah iman, siwak bagian wudu, seandainya tidak khawatir memberatkan
umatku, pasti diwajibkan bersiwsak setiap sdat. Sulat dua rakaat (sebelumnya)
bersiwak, yaitu lebih utama dibundingkan 70 raka'at tanpa bersiwak (lebih dahulu)”.
Al-Faqih, Nabi bersabda: "Lima perkara setengah dari fitrah (kejadian manusia), yaitu:
1. Mencukur kumis,
2. Memotong kuku,
3. Menyukur bulu alat fital,
4. Menyabut bulu ketiak,
5. Siwak (gosok gigi).
269 Tanbih al-Ghafiln
Bersiwak habis makan yaitu lebih utama dibanding memperoleh dua sahaya wanita.
(Ibnu Umar).
Jibril tidak henti-hentinya berpesan kepadaku agar berbuat baik kepada tetangga,
sampai aku mengira ia termasuk ahli waris dan berlaku baik kepada sahaya wanita,
sampai aku mengira akan dipastikan waktu memerdekakannya, dan berpesan agar
bersiwak, sampai aku khawatir gusiku habis, dan agar aku berbuat baik kepada istri,
sampai aku mengira diharamkan cerai, dan agar aku salat di malam hari, sampai aku
mengira sebaik-baik umatku ialah orang yang tidak tidur di malam hari. (Al-Hadis)
Pernah terjadi keterlambatan Jibril, sesudah datang Nabi bertanya: Kenapa kau
terlambat? Jawabnya: "Bagaimana aku datang, sedangkan kamu belum memotong
kuku, kumis, dan belum membersihkan kuku jari (pinggirnya), juga belum bersiwak,
katanya pula: "Tidaklah kami turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu” (Maryam 65).
(A'masy dari Mujahid).
Nabi bersabda:
Artinya:
“Hak kewajiban sedap muslim ialah: 1. Mandi di (setiap) hari Jumat, 2. bersisak. 3.
Memakai harum minyak”.
Memotong kuku di hari Jumat, Allah menyingkirkan penyakitnya dan memasukkan
obat ke dalamnya”. (Humaid Abdurrahman).
Pesan bidadari surga kepada Rasulullah di malam Isra, katanya: "Hai Muhammad,
anjurkanlah siwak kepada umatmu, sebab setiap bersiwak, menambah indah dan
bagus mereka”. (Al-Hadis).
Rasulullah bersabda: "Orang yang motong kukunya pada hari Jumat terhindar dari
penyakit kusta”. (Ibnu Syihab).
Nabi mencukur bulu alat fital, dipastikan setia






.jpeg)
.jpeg)
