Tampilkan postingan dengan label Teori muslim 6. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teori muslim 6. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Oktober 2025

Teori muslim 6

 


erus-menerus terkena musibah (bala). Dan orang yang hidupnya selalu menderita 

dihadapkan, Jalu dimasukkan dalam surga sejenak, keluar bagai bulan purnama 

wajahnya, saat  ditanya: Dulu di bumi, kau pernah mengalami kesulitan Jawabnya: 

"Tidak, sejak aku dijadikan selalu senang dan nikmat”. (HR Humaid, dari Anas Malik )  

 

Orang pertama dipanggil masuk surga ialah yang selalu bersyukur mengucapkan 

Alhamdulillah baik dalam waktu senang atau susah, maka manusia bersabarlah di 

saat menderita kesulitan, dan menyadari sepenuhnya bahwa hal itu sangat kecil jika 

dibandingkan dengan pemberian Allah berupa kenikmatan dan kesenangannya, 

bercerminlah (mengambil contoh) kepada Nabi  dalam menghadapi ancaman atau 

penganiayaan (gangguan) orang-orang musyrik”. (Sa'id Jubair dari Ibnu Abbas )  

 

Rasulullah  tengah (melakukan salat) di depan Kakbah dan Abu Jahl sedang duduk 

bersama segerombolan anak sehari sesudah menikmati pesta pora memotong domba 

(hari kemarinnya), lalu katanya: Siapakah nanti yang akan meletakkan tai (kotoran) 

domba yang dipotong kemarin di atas punggung Muhammad, disaat ia sujud? Lalu 

berangkatlah di antara mereka (orang) yang terkutuk, meletakkan tai (kotoran) domba 

di atas punggung beliau  (di antara kedua bahunya) tengah beliau sujud, dan mereka 

tertawa terbahak-bahak. Kata Ibnu Mas'ud: "Seandainya aku mampu atau kuat, pasti 

kusingkirkan kotoran itu dari atas punggung beliau . Dan beliau tetap sujud tidak 

mengangkat kepalanya, sampai diketahui oleh putrinya (yakni) Fathimah yang saat itu 

menginjak dewasa (masih remaja), lalu dibuangnya kotoran di atas punggung Nabi  

seraya mencaci maki mereka. Habis salat beliau berdoa: ”Ya Allah binasakanlah 

orang Ouraisy” hingga 3x dengan suara keras, hingga mereka ketakutan, selanjutnya 

berdoa: Ya Allah, binasakanlah Abu Jahl, 'Ugbah, 'Utbah, Walid Mughirah dan 

Umayah Khalaf. Sahut Ibnu Mas'ud: "Demi Allah, mereka dibinasakan oleh Allah 

dipertempuran Badr. (HR. Amr Maimun dari Ibnu Mas'ud )  

 

 

223 Tanbih al-Ghafiln 

Seseorang (Nabi) mengeluh kepada Tuhan: Ya Tuhan, kenapa orang mukmin yang 

(taat) melakukan perintahMu dan menjauhi laranganMu, Engkau sulitkan harta 

dunianya, dan dihadapkan pada bala. Sedangkan yang kafir pembangkang dan 

pelanggar laranganMu, terhindar dari bala, dan dimudahkan harta dunianya? Lalu 

turunlah wahyu: Bahwasanya semua bala hambaKu setiapnya bertasbih dan 

bertahmid mengagungkan Aku, jika seorang mukmin berbuat maksiat, Kujauhkan 

(dipersulit) dunia baginya, dan Kuhidangkan bala, demi menebus laku maksiat (dosa-

dosa) nya, hingga ia menghadap Aku, dan Kubalas amal baiknya. Adapun orang kafir, 

jika berbuat dosa, lalu Ku mudahkan dunia (harta) baginya, dihindarkan dari bala, 

hingga ia menghadap Aku, lalu Kubalas segala dosa-dosanya. (HR. Abdullah Harits 

dari Ibnu Abbas )  

 

Al-Faqih, kata Anas Malik : "saat  Allah akan member kebaikan kepada seseorang, 

atau menjadikannya kekasih, maka dicurahkan bala sebanyaknya, lalu jika berdoa 

maka di sambut kedua kalinya, dengan sambutan: "Labbaika wa sadaika”, tidaklah 

kau minta, kecuali Kupenuhi, atau Kujauhkan bala yang lebih buruk, dan Kusimpan 

yang lebih baik bagimu. Lalu jika datang Kiamat dihadapkan dan ditimbang amalnya, 

salat, puasa sedekah dan haji menurut timbangan masing-masing, kemudian orang 

yang sering terkena bala tidak ditimbang amalnya, namun  pahala dicurahkan 

sebanyaknya, seperti dulu di dunia dicurahkan bala baginya, hingga mereka yang 

sehat ingin seandainya badan mereka dicabit-cabit dengan gunting, sebab  melihat 

besarnya pahala yang diberikan kepada orang yang sering kena bala. Demikian 

Firman Allah: "Sungguh akan dibayar kontan tanpa perhitungan, bagi mereka yang 

sabar”.  

 

Cerita zaman dulu, dua orang (mukmin dan kafir) berangkat mencari rezeki (mengail 

ikan), setiap jala diangkut orang kafir menyebut nama berhalanya, lalu dapat ikan 

banyak, sedang orang mukmin menyebut asma Allah, jala diangkat hampa sampai 

menjelang waktu Magrib baru terasa akan memperoleh ikan, namun  sesudah  jala. 

diangkat kosong lagi, ia pulang dengan tangan kosong dan orang kafir pulang penuh 

dengan ikan. Lalu malaikat penjaga orang mukmin menyesal, dan saat  naik langit 

diperlihatkan kepadanya tempat orang mukmin di surga, katanya: Demi Allah, tidak 

seberapa penderitaannya di dunia, jika persediaan tempatnya semacam ini. Dan 

saat  diperlihatkan kepadanya tempat orang katis di neraka ia berkata: Demi Allah, 

 

224 Tanbih al-Ghafiln 

harta dunia yang diperolehnya tiada artinya, jika kelak dikembalikan di tempat 

semacam ini.  

 

Empat alasan dari empat golongan manusia tertolak yaitu:  

 

1. Tidak sempat beribadat sebab  disibukkan harta kekayaan, Jawabnya: Kamu tidak 

melebihi Nabi Sulaiman  kekayaannya.  

2. Tidak dapat bebas melakukan ibadat, sebab  pekerjaan (terikat peraturan majikan 

dll), lalu dijawab: Nabi Yusuf melebihi itu, namun  tetap beribadat,  

3. Tidak bisa beribadat, sebab  kemiskinan, lalu dijawab: Kamu tidak miskin melebihi 

Nabi Isa  ,  

4. Tidak bisa ibadat akibat sakit, lalu dijawab: Sakitmu tidak melebihi Nabi Ayyub .  

 

Sehingga mereka tidak bisa memberikan alasan apa-apa kelak di hari Kiamat. Bahkan 

orang-orang shalihin gembira dengan derita (penyakit) serta kesulitan dalam hidup, 

sebab hal itu, merupakan penebus dosadosanya.  

 

Barang siapa mampu melakukan 3 perkara, berarti dapat mencapai kebaikan dunia-

akhirat, yaitu:  

 

1. Rela pada ketentuan (gadla dan takdir),  

2. Sabar menerima ujian (bala),  

3. Selalu berdoa dalam waktu apapun (terutama) saat  gembira”. (HR. Ibnu Mas'ud )  

 

Al-Faqih, seseorang berkunjung tengah Nabi  berbaring, lalu bertanya: Sakitnya apa 

(yang dirasakan) ya Rasulullah? Jawabnya: Lapar, lalu ia keluar sambil menangis, 

dan berusaha memperoleh makanan (dengan membantu mengambilkan air), sesudah  

dapat upah korma, ia kembali kepada beliau  akan memberikannya, Lalu sabdanya: 

Tidak sepantasnya pekerjaan itu kau lakukan, namun  hanya sebab  cintamu kepadaku, 

Jawabnya: Ya benar Rasulullah, demi Allah aku mencintaimu, selanjutnya beliau 

bersabda: Jika benar-benar kau cinta padaku, maka bersiap-siagalah menerima ujian 

(bala) dengan baju tebal, sebab  hal itu sangat cepat menimpa orang yang mencintai 

aku, melebihi banjir (air bah) yang turun dari gunung ke dalam jurang”.  

 

 

225 Tanbih al-Ghafiln 

saat  kamu menjumpai orang yang dipenuhi segala keinginan (hajad)nya, padahal ia 

suka berbuat maksiat, maka hal itu yaitu  istijraj (penghulu), selanjutnya beliau 

membaca ayat:  

 

Artinya:  

“Saat mereka lupa ajaran Alah, lalu Kami melapangkan (membuka) kepentingannya. 

hinssa mereka bangga dengan yang diperolehnya. namun  mendadak mereka putus 

asa (kehilangan sesuatu)(Al Anam )  

 

Tanya Abu Hurairah : siapakah yang terberat ujian hidupnya Jawab beliau : yaitu, para 

Nabi, lalu orang-orang shalih, dan yang serupa, serta yang mengikutinya”. (Al Hadis).  

 

Dan dinyatakan pula bahwa: Ada 3 perbendaharaan kebajikan, yaitu: Merahasiakan 

sedekah, penyakit dan merahasiakan bala”. Aku mengutip setengah kitabnya orang 

Hawariyin, yaitu, Jika bala menimpamu, bergembiralah, sebab  berarti kamu menetapi 

jalannya para Nabi dan orang-orang shalih, namun  jika kegembiraan yang kaudapati, 

bersedihlah sebab  perjalananmu bersimpangan dengan jalan para Nabi dan Shalihin. 

(Wahb Manbah). Demikian pula wahyu Allah kepada Nabi Musa (sama dengan 

kutipan tersebut di atas).  

 

Doa Fatih Maushily tengah menderita kelaparan(sekeluarga): Ya Tuhan, seandainya 

aku tahu sabab musababnya penderitaan ini, pasti akv Jakukan yang melebihinya 

(amal baik bukan maksiat).  

 

Barang siapa sedikit harta banyak anak (keluarga)nya, dan tetap melakukan salat 

dengan baik, maka di hari Kiamat akan berdampingan denganku (beliau seraya 

merapatkan dua jari (telunjuk dan tengah)” (Al Hadis)  

 

Demi Allah, tiada Tuhan yang lain kecuali Dia, terkadang perutku ditekan ke tanah 

akibat laparnya, dan diikat dengan batu. Pernah juga semalam duduk di jalan raya, 

lewatlah Abu Bakar, lalu kutanyakan tentang ayat Alquran (semestinya tiada tujuan 

aku bertanya) sekedar memancingnya agar ia mengajak pergi ke rumahnya, namun  ia 

terus lewat (tidak tahu maksudku), kemudian Umar lewat juga dan kutanyakan 

sesuatu ayat (tujuanku tiada lain seperti di atas), namun  ia terus lewat tidak tahu 

 

226 Tanbih al-Ghafiln 

maksudku. saat  Nabi  lewat tersenyuAllah beliau, mengerti tujuan (isi hatiku) 

sabdanya: "Hai Abu Hurairah, kataku: Baik ya Rasulullah, sabdanya pula: "Ikutilah 

aku”, beliau berjalan dan aku mengikutinya masuk ke rumahnya dan terlihatlah 

segelas susu, lalu beliau bertanya kepada istrinya: "Dari mana susu ini? Jawabnya: 

dari seorang yang menghadiahkan untuk anda. Sabdanya pula: Hai Abu Hurairah, 

pergilah ke ahli shufah (panggil mereka), sebenarnya hatiku berat sebab jika mereka 

datang apa artinya susu itu, padahal perasaanku lebih berhak meminumnya seteguk 

demi memulihkan tenagaku. namun  sebab  ketaatanku kepada Allah dan 

RasulullahNya, pergilah aku memanggil mereka, sesudah  mereka datang, duduk 

bersama-sama, kemudian beliau memanggil aku: Hai Abu Hurairah, serahkan gelas 

susu ini kepada mereka agar meminumnya satu demi satu, lalu kuterima gelas itu dan 

diedarkan kepada mereka, sesudah  mereka kenyang minum susu, dikembalikannya 

kepada Rasulullah  gelas dipegang beliau bersabda: Hai Abu Hurairah, tinggal aku 

dan kau yang belum minum, maka minuAllah sambil duduk, dan sesudah itu, beliau 

terus mengulangi perintahnya: MinuAllah, minuAllah, sampai kataku: "Demi Allah 

Yang mengutusmu menjadi Rasulullah Hak, aku sudah kenyang sungguh, tiada 

tempat lagi di perutku, dan gelas kusampaikan kepada beliau”. Baru kemudian beliau 

mengucapkan "Alhamdulillah" sambil minum sisa susu tersebut. (HR. Mujahid dari 

Abu Hurairah ra.)  

 

Para sahabat Nabi  disamping mengalami gangguan penganiayaan kafir Quraisy, juga 

menderita kelaparan namun  mereka tetap sabar, hingga Allah memudahkan mereka. 

Demikian pula Barang siapa sabar pasti memperoleh kemudahan (dilapangkan, 

segalanya), sebab  setiap kesulitan pasti berubah menjadi kemudahan. Dan para 

shalihin senantiasa bergembira di saat menderita (mengalami kesulitan), sebab  

pengertian dan keyakinan mereka tentang adanya pahala yang dijanjikan Allah  (Al 

Faqih)  

 

Waktu di Bahrain, seorang wanita kaya, keluarga (anaknya banyak, termasuk budak 

(pembantu)nya juga banyak, menjamuku sayang kelihatannya tidak bahagia (susah 

selalu). Dan saat  aku aka pulang, bertanya: Kenapa anda kelihatan susah, mungkin 

punya hajat: Jawabnya: Ya, dan jika kau ke negeri ini, mengharap tinggal di sini lagi, 

sesudah  beberapa tahun kemudian, aku pergi lagi ke Bahrain, aku heran melihat 

perubahan total keluarganya, tidak lagi kelihatan para budak (pembantunya), 

 


227 Tanbih al-Ghafiln 

Wajahnya berseri, kelihatan gembira. Lalu tanyaku: Apa kabar, baik-baik saja bukan? 

Jawabnya: saat  kau pulang, kami menerus diuji, setiap mengirimkan barang, 

kapalnya tenggelam, lewat darat juga selalu dapat cobaan bala, hingga semua 

pembantu dan anak-anakku musnah (mati sebab  musibah). Lalu kataku: Semoga 

Allah menyayang anda, dulu kulihat anda selalu dalam keadaan susah, namun  

sekarang rupanya senang, gembira? Jawabnya dulu, saat memperoleh kenikmatan 

harta, hatiku selalu dibayang-bayangi rasa kekhawatiran: "Jangan-jangan amal 

kebaikanku dibayar kontan di dunia oleh Allah”. namun  sekarang harta dan anak-

anakku telah musnah, aku tetap berharap: ”Mudah mudahan Allah telah menyediakan 

kebaikan (pahala) bagiku di akhirat”. Maka dengan itulah aku bergembira. 

(Demikianlah Usman Abdul Hamid Lahig dari ayahnya, neneknya, dari Muslim Yasar, 

katanya:”....)  

 

Seorang sahabat bertemu dengan kawan wanita lama (yang dikenal) sejak masa 

Jahiliyah, sesudah  puas omong-omong, masing-masing meninggalkan tempat 

(berpisah di tengah jalan), namun  pria itu rupanya tidak sampai hati, setiap langkah 

menoleh, setiapnya menoleh kawannya itu, akhirnya ia terbentur dinding dan 

berbekaslah pada wajahnya. Kemudian ia sampaikan hal (peristiwa)nya kepada Nabi 

, Jawab beliau: "saat  seseorang dikehendaki baik oleh Allah, maka Dia segerakan 

akibatnya di dunia (berupa ujian atau bala). (Demikian hadis dari Hasar Bashry). 

Kutunjukkan kepada kalian, suatu ayat yang membesarkan harapan, yaitu:  

 

Artinya:  

"Suatu musibah (bala) yang menimpa dirimu. yaitu  amul perbuatanmu sendiri, dan 

Allah memaafkan setengah banyak”. (Asy-Syura 30)  

 

Oleh sebab  itu, setiap musibah yang menimpa kita, yaitu  tidak luput dari (akibat) 

laku curang, maksiat atau dosa kita, dinyatakan di dunia sebagai balasan, dan barang 

siapa dibalas (laku maksiatnya) di dunia, maka tidak diulangi di akhirat, demikian pula 

jika Allah telah memaafkan laku maksiatnya (di dunia), maka tidak akan menuntut di 

hari Kiamat dengan siksaNya”. (Demikian Ali Abu Thalib)  

 

Nabi  bersabda:  

 

 

228 Tanbih al-Ghafiln 

Artinya:  

"Tiada suatu musibah menimpa orang mukmin, baik berupa duri atau yang melebihi 

itu, kecuali Nlah menghapus satu dosa dengannya”. (HR. 'Aisyah )  

 

 

 

 

  

 

229 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 28  

Tentang Sabar Atas Derita (Musibah)  

 

MM Faqih, kata Mu'adz Jabal , Surat ta'ziyah Nabi  atas kematian anakku (isinya) sbb: 

"Dari Muhammad Rasulullah Allah  buat Mw'adz Jabal, Salam sejahtera bagimu, 

segala puji bagi Allah, tiada Tuhan yang lain, kecuali Dia (Ammaa badu atau 

sesudahnya). Semoga Alah membesarkan pahalamu, dan memberi kesabaran 

bagimu, serta memberi rasa syukur pada kami dan kamu.  

 

Kemudian, selain itu, (ketahuilah) bahwa: Jiwa harta dan anakanak kita yaitu  

pemberian Allah Yang Pemurah, Dia menitipkannya kepada kita, sehingga kita 

bergembira dengannya, sampai batas waktu tertentu, dan Dia tarik kembali pada 

waktu tertentu pula. Kemudian Dia mewajibkan kita bersyukur atas pemberianNya, 

bersabar atas ujianNya. Dan anakmu yaitu  setengah dari pemberianNya yang 

menggembirakan, dan titipan atau amanatNya pula, Dia telah menggembirakanmu 

dengannya, dan saat ini Dia mengambilnya dengan jaminan pahala besar, saat  

engkau sabar dan ikhlas.  

 

Oleh sebab  itu, hai Mw'adz, jangan sampai pahala yang besar itu, kau lenyapkan 

akibat duka cita terhadapnya, pasti kau menyesal tiada terhingga, jika kau mengetahui 

pahala yang sebesar itu lenyap dari tanganmu, padahal musibah itu tiada artinya di 

bandingkan dengan pahala tersebut. Dan ingat pula, bahwa duka cita tidak mungkin 

mengembalika orang yang sudah mati, di samping tidak mengurangi kesedihan (yang 

dialami), oleh sebab  itu pula, lenyapkanlah duka atau susahmu, dengar (suatu 

pemberian) yang akan kau terima, seakan (pemberian itu) sudah kau terima”.  

 

Wassalam.  

 

Cara menghilangkan duka cita atau penyesalan, dengan mengingat datangnya maut 

pada dirinya, seakan maut telah tiba maka dengan cara semacam itu lenyaplah 

kesedihan, yang mana kesedihan tidak mungkin menolak maut, bahkan melenyapkan 

pahala musibah, sebab  mengeluh semata hanya mengadukan Tuhannya, dan 

menolak putusanNya. (Ulasan Al Faqih).  

 

 

230 Tanbih al-Ghafiln 

Al Faqih, Rasulullah  bersabda: "Barang siapa pikirannya sedih akibat harta dunia, 

berarti membenci Tuhannya, dan yang mengeluh akibat musibah, berarti memarahi 

Tuhannya, dan yang menjilat (nuwun inggih) orang kaya, lenyaplah 2/3 (dua pertiga) 

amalnya, dan orang yang diberi kepandaian Alquran, lalu tidak mengamalkan isi 

kandungannya, hingga disiksa di neraka, berarti ia dijauhkan dari rahmatNya. 

(Na'udzu billah min dzaalik)”.  

 

Empat baris berturut-turut dimuat dalam Taurat, yaitu:  

 

1. Barang siapa membaca kitab Allah, dan beranggapan tidak memperoleh ampunan 

maka ia termasuk orang yang mengecilkan ayat-ayat Allah.  

2. Orang yang mengeluh akibat musibah yang menimpa padanya, berarti mengeluh 

kepada Tuhan.  

3. Orang yang murung (sedih berlebihan), akibat kehilangan (sesuatu) atau tidak 

terlaksana, berarti ia membenci keputusan atau ketentuan Tuhan.  

4. Orang yang menjilat-jilat (tawadlu”) kepada orang kaya, berarti (keyakinan) 

agamanya lenyap dua pertiganya”. (Demikianlah Wahb Munabbih).  

 

Rasulullah  bersabda: Orang yang ditinggal mati 3 anak kandungnya, tidak akan 

masuk neraka, kecuali melakukan sumpah. Yakni Firman Allah:”Tiada seorangpun 

dari kamu, melainkan ia akan melewati api neraka”. (Hadis dari Abu Hurairah 5)  

 

Tiada Seorang muslim tertimpa musibah, sekalipun peristiwa ity Sudah lewat (lama), 

ia membayangkannya seraya membaca: Innaalillaahhi Wa innaa ilaihhi raaji'uun”, 

kecuali Allah memberinya pahala (baru) Seperti dulu ta menerima pahala musibah 

tersebut”.  

 

Usman Affan telah terbiasa jika memperoleh anaknya (pada harj ke tujuh) ia 

menggendongnya, saat  ditanya: Kenapa anda lakukan seperti itu? Jawabnya: Agar 

cintaku meresap kepadanya, dalam hatiku, sehingga menambah besar pahalaku 

(nanti jika aku) mati”.  

 

SeSeorang membawa anaknya kepada Rasulullah -, lalu anak ity mati, dan beliau 

menanyakan masalahnya, diberitahu bahwa dia kematian anaknya. Sabdanya: 

 

231 Tanbih al-Ghafiln 

Kenapa tidak kau beritahukan padaku? Mari kita berta'zivah ke rumahnya, orang itu 

kelihatan sedih seraya berkata: Ya Rasulullah, harapanku tertumpu padanya, agar 

dapat membantu aku di saat aku tua dan lemah. Lalu beliau  bersabda: Tidak 

gembirakah kau, di saat Kiamat anak itu disuruh: Masuklah Ke surga, lalu katanya: 

Dan kedua orang tuaku ya Tuhan? hal itu diulang hingga 3x, dan ia tetap bersikeras 

minta agar mengikutkan kedua orang tuanya, hingga diterima syafa'atnya, hingga 

kamu masuk ke surga? (Hadis dari Anas Malik )  

 

Maka lenyaplah duka orang itu, berdasarkan hadis ini sunnah hukumnya ta'ziyah 

kepada kawan yang ditimpa musibah”. (Ulasan Al Faqih)  

 

Al-Faqih, Nabi Musa bertanya: Ya Tuhan sebesar apa pahala menengok orang sakit? 

JawabNya: Aku ampuni dosanya seperti bayi lahir dari ibunya. Lalu yang 

mengantarkan jenazah? JawabNya: Kelak bangun dari kuburnya diantar para 

malaikat ke mahsyar. Lalu yang ta'ziyah (menghibur yang terkena musibah)? 

JawaabNya: Kuberi nauangan, di saat tiada naungan kecuali naungan 'ArasyKu”.  

 

Tiada kekangan yang lebih disenangi Allah kecuali dua perkara, yaitu:  

 

1. Mengekang amarah dengan kesabaran,  

2. Mengekang musibah dengan kesabaran pula.  

 

Dan tiada tetesan yang lebih disenangi Allah, kecuali dua tetesan yaitu: 1. Tetesan 

darah saat  jihad atau menegakkan agama Allah,  

2. Tetesan air mata saat  sujud di tengah malam sunyi, tiada yang tahu kecuali Allah  

 

Dan tiada langkah yang disenangi Allah, kecuali dua langkah yaitu:  

 

1. Langkah menuju (masjid) melakukan salat fardu (berjamaah)  

2. Langkah bersilaturrahmi (menyambung ikatan persaudaraan)”.  

(HR. Aban Shalih, Umair, Anas Malik -)  

 

saat  Nabi Sulaiman ditinggal mati putranya, ia sangat sedih, lalu datanglah dua 

malaikat (menghiburnya dengan mendramakan kenyataan yang dialami olehnya), 

 

232 Tanbih al-Ghafiln 

seakan punya urusan (sengketa). Malaikat pertama berkata: Sang raja, aku menanam 

biji (sudah tumbuh baik) tapi belum kunikmati hasilnya, tahu-tahu dicabut oleh orang 

ini. Ia menyatakan kebenaran pengaduan orang pertama, bertanya pada orang kedua: 

Kenapa kau lakukan? Jawabnya: Aku berjalan menuju jalan raya, di tengahtengahnya 

tanaman kurang sedap dipandang mata, lalu kupindahkan ke kanan-kiri jalan, tidak 

tahunya diantaranya ada tanaman orang ini yang kucabut, Lalu Nabi Sulaiman 

bertanya: Kenapa menanam di tengah jalan, tidak tahukah kamu bahwa setiap orang 

memerlukannya? Jawab malaikat: Kenapa kau harus sedih atau duka atas kematian 

anakmu, tidak sadarkah bahwa: Mati yaitu  jalan menuju akhirat? Kemudian ia 

taubat, tidak lagi duka berlebihan atas kematian anaknya (Demikian hadis dari Abu 

Darda').  

 

Di tengah perjalanan, Ibnu Abbas memperoleh berita tentang kematian putrinya, lalu 

ia membaca: ”Innaalillaahhi wa innaa ilaihi raajiuun”. dan berkata: "Aurat yang ditutup 

oleh Allah dan beban yang Dia selesaikan, serta pahala yang Ia datangkan bagiku, 

kemudian turun dari kendaraannya melakuan salat dua rakaat, katanya: Kami 

melakukan perintah Allah dalam ayat:  

 

Artinya:  

“Jadikanlah sabar dan salat sebasai penolongmu .....” (Al-Bagarah 45)  

 

Ucapkanlah: Innaa lillaahhi wa innaa ilaihhi raaji'uun”, saat  seseorang darimu tali 

sandalnya putus, sebab  itu termasuk musibah”, (Al-Hadis).  

 

Al-Faqih, Nabi  bersabda: Barang siapa ditimpa musibah lalu membaca: Innaa lillaahhi 

wa innaa ilaihhi raaji'uun” seperti yang diperintahkan Allah, dan berdoa: Ya Allah 

berilah pahala bagiku, dalam musibah ini, dan gantilah yang lebih baik, maka Allah 

memberinya (yang lebih baik). Umi Salamah berkata:  

 

Lalu saat  Abu Salamah (suaminya) meninggal aku baca doa tersebut, namun  teringat 

siapakah yang lebih baik dari Abu Salamah, tahutahu Allah menggantikannya Nabi  

yang mengawininya.  

 

 

233 Tanbih al-Ghafiln 

Memukul paha sewaktu ditimpa musibah, menggugurkan pahalanya, dan yang 

dianggap sabar yaitu  pada pukulan pertama mengekangnya), sedang besarnya 

pahala sesuai dengan besar kecilnya musibah, dan yang membaca ”Innaa lillaahhi wa 

innaa ilaihhi raji'uun”, Allah pasti menambah pahala baru, seperti saat terjadinya 

musibah”. (HR. Shalin Muhammad dengan sanadnya Anas Malik )  

 

Al-Faqih dalam nasihatnya: Manusia berakal seyogyanya memikirkan pahala musibah 

kelak saat  diterima di hari Kiamat, saat itu ia menginginkan seandainya ditinggal mati 

dulu oleh keluarga dan handai taulannya, agar memperoleh pahala musibah yang 

ditentukan Allah bagi setiap orang sabar, Firman Allah:  

 

Artinya:  

 

"Sungguh Kami akan mengujimu (dalam bentuk) kekhawatiran. kelaparan, sedikit 

harta, kematian jiwa, dan kurangnya buah-buahan, dan sembirakanlah (dihibur) 

mereka yang sabar. Yaitu yang saat  ditimpa musibah menyatakan: Innaalillaahi wa 

innaa ilaihhi raaji'uun. Mereka itulah yang memperoleh salawat (tautik dan ampunan) 

dari Tuhan mereka serta rahmatNva, dan mereka itulah yang memperoleh petunjuk”. 

(Al-Bagarah 155 - 157)  

 

saat  Ibrahim putra Rasulullah  (dari istri Mariyah Qibthiyah) meninggal dunia, beliau 

menangis, mencucurlah air matanya, lalu Abdurrahman menegurnya: Ya Rasulullah, 

kenapa menangis, bukankah baginda telah melarangnya? Jawab beliau: Tidak, namun  

aku dilarang merintih dan bernyanyi, dua suara bodoh lagi lacur, serta dilarang 

mencakar muka, merobek baju. sebab  merintih yaitu  perbuatan setan termasuk 

nyanyi, main-main dan serulingnya, namun  ini yaitu  airmata rahmat yang diletakkan 

Tuhan pada hati hambaNya yang punya belaskasih (rahmat), Barang siapa tidak 

punya rahmat, tidak akan memperoleh rahmat. Sabdanya pula: "Hati merasa sedih, 

dan mata mencucurkan air (mata), namun  tidak menyatakan sesuatu yang menjadikan 

kemarahan Allah .  

 

Bahwasanya Allah telah melenyapkan kesalahan dan kelupaanmu, dan sesuatu yang 

kamu tidak mampu melakukannya, dan dibolehkan di saat terpaksa (darurat) sesuatu 

yang telah dilarang bagimu, dan telah memberikan 5 perkara kepadamu, yaitu:  

 

234 Tanbih al-Ghafiln 

 

1. Kekayaan dari rezeki karuniaNya, lalu Allah menawarkan kepadamu supaya 

meminjamkan fi sabilillah secara ikhlas, dengan pengembalian yang berlipat ganda 

(dari 10 hingga 700) bahkan tanpa hisab (tiada hitungan banyaknya),  

 

2. Salawat dan rahmat, saat  kamu rela dan sabar menghadapi pengambilan secara 

paksa olehNya (musibah),  

 

3. 'Yambahan nikmat, saat  kamu bersyukur,  

 

4. Seandainya kamu berdosa sampai kafir, lalu mau bertaubat kepadaNya, maka Dia 

tetap menerima taubatmu bahkan mencintaimu, FirmanNya:  

 

Artinya:  

"Bahwasanya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan yang bersuci”.  

 

5. Seandainya Jibril dan Mikail diberi seperti yang diberikan kepadamu, pasti perasaan 

mereka "sangat luar biasa” memperoleh pemberian itu, FirmanNya:  

 

Artinya:  

”Mohonlah kepadaku, pasti Kupenuhi permohonanmu itu (Al-Mukmin 60). (Demikian 

kata Hasan Baslay)  

 

Rasulullah  bersabda: "Tiada sesuatu yang bisa dikemukakan scseorang di dcpannya 

yang sangat disenangi dan yang lebih besar pahalanya daripada anak yang 

dikemukakan di depannya kira-kira umur 12 tahun.  

 

Sabdanya pula: Yang dianggap sabar, yaitu pada bala pertama, dan jika waktunya 

telah lewat terserah mau sabar atau tidak, lalu manusia berakal yaitu yang sabar pada 

pertama (awal mulanya). (HR. Yahya Jabir 'Atha-i).  

 

Di waktu meninggalnya putra Abdullah Mubarrak, orang Majusi ta'ziyah kepadanya, 

dan katanya: Seorang yang berakal harus berbuat (di hari ini) sesuatu yang akan 

dilakukan orang bodoh sesudah 5 hari. Lalu Abdullah Mubarrak berkata kepada 

 

235 Tanbih al-Ghafiln 

kawannya: Ingat-ingat (tulis)lah ini, maksudnya: Orang Majusi tidak mengerti pahala 

dan surga, bisa memberi nasihat semacam itu”.  

 

Barang siapa menghibur orang yang ditimpa musibah, maka pahala seperti yang 

ditimpa musibah”. (Al-Hadis). Sabar terbagi 3 bagian, yaitu:  

1. Sabar melakukan ibadat (taat),  

2. Sabar menjauhi maksiat,  

3. Sabar ditimpa musibah.  

 

Setiapnya mempunyai derajat, bagi yang sabar ditimpa musibah, ditingkatkan 

derajatnya 300 derajat, dan bagi yang sabar ibadat 600 derajat, sedang bagi yang 

menjauhi maksiat 900 derajat”. (Al-Hadis).  

 

Inilah tulisan pertama dalam Lauh Mahfudh,  

 

Artinya:  

”Aku-ah Allah, tiada Tuhan yang lain, kecuali Aku, dan Muhammad RasulullahKu, 

orang yang menerima putusanKu, sabur menghadapi ujianKu dan mensyukuri nikmat-

Ku pasti dicatat sebagai orang yang sidiq, dan dibangkitkan bersama-sama 

orangorang sidig di hari Kiamat, Adapun orang yang tidak menerima putusanKu, tidak 

sabar menghadapi ujian (bala)Ku, dan tidak mensyukuri nikmat (pemberian) Ku, pasti 

binasa, silahkan mencari Tuhan selain Aku”. (HR. Ibnu Abbas )  

 

Sebenarnya bala itu hanya satu, namun  jika mengeluh (yang ditimpa bala tersebut 

menjadi dua, yaitu:  

1. Bala musibah,  

2. Bala kehilangan pahalanya musibah” (Abdullah Mubarrak).  

 

Orang yang merasa berat tengah ditimpa musibah, hendaklah, mengingat musibah 

kehilangan aku (Muhammad), sebab  itulah musibah terbesar”. (HR. S. Ali Thalib )  

 

Orang yang merindukan surga, segeralah melakukan kebaikan, dan yang takut 

neraka, segeralah melupakan syahwatnya, orang yang ingat akan mati, tinggalkan 

 

236 Tanbih al-Ghafiln 

kesenangan, orang yang zuhud dunia ringan (merasakan) segala derita musibah 

baginya. (HR. Ali Thalib)  

 

Enam baris dibawah ini, dimuat dalam kitab terdahulu yaitu:  

 

1. Orang yang susah memikirkan dunia, berarti marah kepada Allah,  

2. Mengeluh pada musibah, berarti mengeluh pada Allah,  

3. Orang yang tidak memperdulikan dari mana rezekinya, maka Allah juga tidak 

memperdulikan dari pintu mana ia masuk neraka,  

4. Orang yang melakukan maksiat dengan hati senang (sambil tertawa), pasti masuk 

neraka dengan cucuran air mata tak henti-hentinya,  

5. Orang yang disibukkan dengan memuaskan syahwatnya, pasti Allah 

menghilangkan rasa takut pada akhirat,  

6. Orang yang menjilat-jilat orang kaya, pasti derita kemiskinan selalu terbayang di 

kelopak matanya”. (Demikian Al-Faqih)  

 

 

 

  

 

237 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 29  

Tentang Keutamaan Wudu  

 

Al-Faqih'", Abu Umamah Bahily, bertanya kepada Amr Anbasah : “Apa yang 

menjadikan anda orang keempat pada urutan (tokoh) Islam? Jawabnya: Dulu aku 

mengakui sesat (manusia tersesat), dan tidak menyembah berhala, kemudian datang 

khabar gembira dari Mekkah, langsung aku berangkat (dengan kendaraan) menuju 

Mekkah menemui Rasulullah  secara sembunyi, sebab  memang saat itu suasana 

belum mengizinkan dakwah terbuka bagi Islam. sesudah  bertemu aku bertanya: "Siapa 

anda? Jawabnya: Nabi, Apa Nabi itu? Utusan Allah, Allah mengutus anda? Ya, Lalu 

diutus untuk apa? Untuk bertauhid kepada Allah dan tidak menyekutukanNya dengan 

sesuatu apapun, serta membasmi berhala dan bersilaturrahmi. Lalu siapa yang 

menyertai anda melakukan tugas ini? Seorang merdeka (Abu Bakar) dan seorang 

hamba (Bilal). Bolehkah jika aku menyertai tugas anda ini? Jawabnya: Belum saatnya 

bagimu, sebaiknya kamu pulang dulu ke negeri atau daerahmu, dan pada suatu saat 

(aku menang) datanglah kamu menemuiku. Lalu aku pulang dan telah menyatakan 

keislamanku. Maka dari situlah aku merasa tokoh keempat dalam Islam, sebab 

pernyataan beliau  waktu itu yang Islam baru dua orang (Abu Bakar dan Bilal). Dan 

saat  aku mendengar beliau hijrah ke Madinah, langsung aku mengikutinya (dengan 

kendaraan), tanyaku: Masih ingatkah anda kepadaku? Ya masih, bukankah kau 

pernah berkunjung saat  aku masih di Mekkah? Ya benar. Sekarang ajarkanlah 

kepadaku seperti yang anda terima dari Tuhanmu, Lalu beliau  bersabda: "saat  habis 

salat Subuh, istirahatlah (tidak melakukan salat sunnah) hingga matahari terbit 

setinggi satu atau dua tombak (saat matahari terbit jangan lakukan salat, sebab saat  

itu terbit di antara 2 tanduk setan dan bersamaan dengan sujudnya orang kafir). Baru 

sesudah  itu yakni matahari tinggi  atau 2 tombak melakukan salat (sunah Isyrak, Dhuha 

dan lain-lain) hingga masuk waktu Zuhur. sebab  salat di waktu itu disaksikan para 

malaikat, dan saat  matahari persis diatas (waktu istimewa) hentikan salat, sebab  

saat itu nyalanya jabannam baru melakukan salat sesudah bayangan condong ke 

timur (masuk waktu Zuhur), hingga masuk waktu Asar, dan sesudah itu istirahatlah 

hingga terbenam matahari (di saat matahari terbenam jangan lakukan salat sebab  ta 

terbenam di antara dua tanduk setan dan bersamaan dengan sujudnya orang kafir.  

 

 

238 Tanbih al-Ghafiln 

Kemudian tanyaku pula: Bagaimana mengenai wudu? Jawabnya. Tiada seSeorang 

menyiapkan wudunya, lalu berkumur dan menghirup air (dalam hidung dan 

mengeluarkannya), kecuali keluarlah dosa-dosa mulut dan hidungnya. Lalu 

membasuh muka seperti yang Allah perintahkan, kecuali keluarlah dosa-dosa 

wajahnya bersamaan dengan tetesan air, laly membasuh kedua tangan sampai siku-

siku, maka keluarlah dosa-dosa tangannya dari ujung jari bersama tetesan air, lalu 

mengusap kepala, maka dosa-dosa keluar dari ujung rambut bersama air, lalu 

membasuh kedua kaki sampai mata kaki, maka keluarlah dosa-dosa kaki dari ujung 

jari bersama tetesan air.  

 

Selanjutnya berdiri memuji (berdoa sehabis wudu) kepada Allah, dan melakukan salat 

2 rakaat, maka keluarlah dosa-dosanya seperti baru lahir dari kandungan ibunya”. 

(AlHadis)  

 

Al-Faqih  Rasulullah  bersabda: Akan kutunjukkan amalan yang mampu melenyapkan 

dosa dan meninggikan derajat, yaitu:  

1. Menyempurnakan wudu di saat kesulitan (musim dingin),  

2. Sabar menderita,  

3. Akan salat berjamaah di masjid,  

4. Menantikan salat (hatinya tertuju untuk melakukan salat fardu berikutnya) sesudah 

melakukan salat (fardu yang pertama),  

5. Ikutilah ribath pertahanan dari musuh, yang berarti berpahala sama dengan orang 

yang bertahan di garis terdepan melawan musuh”.  

 

Al-Faqih dari ayahnya dengan sanadnya Abdullah Sallam, katanya: Kutemukan 

analisa dari wahyu Allah, sbb: Orang yang selalu memperbaharui wudunya (setiap 

berhadats, wudu), dan tidak senang masuk (mengganggu) wanita dalam rumah 

(mengajak maksiat), dan tidak mencari (hal-hal) yang tidak halal, pasti akan diberi 

kekayaan (rezeki) tanpa perhitungan (banyaknya)”.  

 

Orang yang tidur dalam keadaan berwudu (suci) bersama kemul suci (istrinya sendiri), 

maka ia bermalam dengan malaikat dalam kemulnya, dan saat  malam bangun, lalu 

malaikat berdoa: "Ya Allah, ampunilah hambamu ini, sebab ia tidur dalam keadaan 

suci”. (HR. Abu Hurairah )  

 

239 Tanbih al-Ghafiln 

 

Kulihat cara Usman Affan berwudu, demikian: Pertama air dituangkan pada kedua 

tangannya dan mencucinya 3x, lalu berkumur dan menghirup air 3x, lalu membasuh 

muka 3x, mengusap kepala, kemudian membasuh kedua kaki 3x selanjutnya 

berwudu. ”Caraku berwudu ini, yaitu  seperti wuduk yang dilakukan Rasulullah . 

Sabda beliau : "Orang yang berwuduk seperti cara yang aku lakukan, lalu salat 2 

rakaat secara khusyuk (tidak mengingat urusan dunia), pasti dosa-dosa terdahulu 

atau kemudian, diampuni baginya”. (Dari Imran Abban).  

 

Rasulullah  bersabda: ”Beristiqamahlah kamu (lakukan amal secara tetap atau 

langgeng), tiada terhitung keuntungannya, camkanlah, bahwa: Amalmu yang terbaik 

yaitu  salat, dan tiada yang kuat memelihara wudu kecuali orang mukmin (akhlak 

orang mukmin). Dari itu berwyaitu  (dalam keadaan sucilah) setiap hari, sekalipun 

akan tidur tetaplah dalam keadaan (wudu) suci, sebab yang demikian ini dikasihi Allah 

dan para malaikat penjaga”. (Dari Tsauban )  

 

Al-Faqih dari ayahnya dengan sanadnya Umar Khatthab , katanya: "saat  ia 

mengirim utusan (seseorang sahabat) untuk mengambil kelambu Kabah di Mesir, di 

tengah perjalanan (Syiria) utusan itu bermalam di dekat (rumah sebelah) biara 

pendeta terpandai, lalu ia ingin menemuinya, dan saat  mengetuk pintunya hingga 

lama tidak dibukakan, dan sesudah  dibukakan ia masuk, lalu berkata-kata dengan 

gembira, namun  kenapa tadi tidak segera dibukakan pintu? Jawabnya: sebab  kami 

lihat kamu orang yang hebat, bagai raja, dan kami takut, itulah sebabnya aku tidak 

segera membukakan pintu, dan firman Allah kepada Musa demikian: "Hai Musa jika 

kau takut raja, berwudu-llah bersama anggota keluarga semuanya, maka orang yang 

berwudu berad, dalam lindungan (keamanan)Ku, sebab  itu pintu kami tutup, sampai 

kami seluruh anggota keluarga berwudu, dan melakukan salat, terasalah aman bagi 

kami dan pintu kami buka untukmu”.  

 

Saran Al Faqih: Orang berwudu berarti mensucikan diri dengan ai sebagai tanda 

menyuci dosa-dosanya, sebab  akan menghadap Tuhannya, yang berarti pula 

bertaubat, seyogyanya mulailah dengan baca Basmalah, dan jika berkumur dan 

menghirup air, berarti membasuh mulut dari dusta, ghibah dan lain-lain, jika 

 

240 Tanbih al-Ghafiln 

membasuh muka berarti menutup pandangan yang dilarang syara', demikian 

seterusnya dalam anggota-anggota lainnya sampai habis, lalu berdoa.  

 

Orang mukmin saat  habis berwudu membaca:  

 

Artinya:  

“Maha Suci Engkau ya Allah, sesala puji basiMu, aku mengakui ada Tuhan yang lain, 

kecuali Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu?”.  

 

Ditutup stempel lalu diletakkan di bawah 'Arsy, tidak dibuka hinggi nanti hari Kiamat 

diserahkan kepadanya ”. (Al-Hadis). Nabi  bersabda: "saat  seseorang dari kamu 

habis wudu membaca (doa):  

 

Artinya:   

"Aku mengakui tiada ada Tuhan yang lain, kecuali Allah Yang Esa tiada sekutu 

bagiNya, dan Nabi Muhammad yaitu  hamba dan Rasulullah Nya, maka pintu surga 

(delapan pintu) dibuka baginya, boleh memilihnya dari mana dia masuk, seenaknya)”. 

(HR. Uqbah Amir dari Umar Khattab )  

 

Barang siapa melakukan 5 perkara disertai dengan iman, kelak di hari Kiamat past 

masuk surga, yaitu:  

1. Salat 5 waktu tepat pada waktunya, sempurna wudu, rukuk dan sujudnya,  

2, Menunaikan zakat harta dengan riang hati, lalu sabdanya, Demi Allah, tidak dapat 

melakukannya, kecuali orang mukmin,  

3, Melakukan puasa Ramadan,  

4, Haji ke Baitullah,  

5, Menunaikan amanat,  

 

Yang dimaksud amanat yaitu mandi jinabat, demikian Abu Darda'.  

 

Al-Faqih, Rasulullah  habis salat Subuh bersabda kepada Bilal: Ungkapkanlah 

kepadaku amalan terbaik bagimu dalam Islam sebab semalam aku mendengar 

serakan sandalmu di surga! Jawabnya: "Tiada amalan terbaik bagiku dalam Islam, 

kecuali setiap aku berwudu baik siang atau malam bari pasti kumanfaatkan untuk salat 

 

241 Tanbih al-Ghafiln 

berapa (rakaat) saja yang ditentukan Allah bagiku, Dan riwayat lain: Tiada aku 

berhadats, kecuali berwudu (memperbaharuinya), dan tiada berwudu kecuali 

melakukan salat (sunnah wudu) 2 rakaat”,  

 

ALLAH MAHA MENGETAHUI.  

 

 

 

 

 

  

 

242 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 30 

Tentang Salat Lima Waktu  

 

Al-Faqih , Nabi . bersabda: Salat 5 waktu diaumpamakan sungai, mengalir di depan 

pintu rumah seseorang kamu, setiap hari 5x dibua mandi, lalu apakah masih ada 

kotoran (daki) yang melekat padanya:  

 

Ulasan Al-Faqih: yang dimaksud, yaitu  salat 5 waktu sanggup membersihkan dosa-

dosa, kecuali dosa besar, yang demikian itu jika dilakukan dengan khusyuk, sempurna 

rukuk dan sujudnya. namun  jika tidak demikian, maka salatnya ditolak.  

 

Al-Faqih , kata Khalid: ”Saat kami duduk mengelilingi Rasulullah  , masuklah seorang 

laki-laki ke Masjid dan salat, sesudah selesai lalu mengucap salam kepada kami (Nabi 

dan para sahabat), Kemudian sabda beliau : Ulangilah salatmu, sebab  kamu belum 

salat. Orang itu mengulangi salatnya dan kembali mendekati beliau  sehabis salat. 

Sabdanya pula: Ulangilah salatmu, sebab  kamu belum salat, hingga 3x. Sesudah 

selesai ia bertanya: Aku belum tahu persis di mana letak kesalahan salatku ini? Jawab 

beliau  : Tidak dianggap sempurna salat seseorang, hingga berwudu secara sempurna 

(seperti perintah Allah) demikian: Pertama membasuh muka, lalu kedua tangan 

sampai siku, mengusap (setengah kepala, dan membasuh kedua kaki hingga 

matakaki (sesudahnya baru melakukan salat) diawali dengan bertakbir, lalu bertahmid 

(baca doa iftitah) dan seterusnya (fatihah atau) membaca Alquran sedapatnya. 

Kemudian turun rukuk kedua tangan diletakkan pada lutut dengan tenang semua ruas 

dan tunduk (membungkuk), lalu (i'tidal) mengangkat kepala seraya membaca: 

”Sami'allaahhu liman hamidah”, tegak berdiri hingga tegak pula punggungnya dan 

setiap anggota kembali semula. Lalu takbir dan sujud menekankan wajah ke tanah 

hingga tenang semua ruasnya serta merendah, lalu takbir dan duduk meluruskan 

tulang punggung. Selanjutnya sabda beliau: Tidak sempurna salat seSeorang hingga 

melakukan demikian (yang dijelaskan di atas). seyogyanya orang melakukan salat 

sebagaimana dijelaskan dalam hadis tersebut di atas, secara sempurna baik dalam 

rukuk, sujud dan lain-lain agar benar-benar salatnya sebagai penebus dosa terdahulu. 

(AlFaqih)  

 

 

243 Tanbih al-Ghafiln 

Al-Faqih , kata Harits Maula Usman: saat  kami duduk bersama Usman  di suatu 

hari, lalu datanglah muazin dan ia minta air wudu, katanya sehabis berwudu, wudu 

Rasulullah   yang kulihat tidak jauh dengan wuduku ini, sabdanya: Orang yang 

berwudu seperti wuduku ini, terus salat Zuhur, pasti diampuni dosanya sejak Subuh 

hingga Zuhur, dan jika salat Asar, pasti diampuni dosanya sejak Zuhur hingga Asar, 

dan jika salat Magrib, pasti diampuni dosanya sejak Asar hingga Magrib, dan jika salat 

Isyak, pasti diampuni dosanya, sejak Magrib hingga Isyak, kemudian tidur, sesudah  

bangun lalu salat Subuh, pasti diampuni dosanya sejak Isyak hingga Subuh, ini lah 

kebaikan yang sanggup melenyapkan dosa-dosa. Ditanya: Itu disebut kebaikan 

(hasanah), lalu Bagiyatush-shalihah itu yang mana? Jawab beliau  , yaitu:  

 

Orang yang menginginkan (mati) menghadap Allah tetap dalam Islam (sebagai 

seorang muslim), lakukanlah salat 5 waktu tepat pada waktunya, tepat saat azan 

dikumandangkan. Bahwasannya Allah mensyari'atkan sunnatul Huda dan salat 

berjamaah yaitu  setengah dari sunah tersebut. (Syi'ar agama) Demi Allah, orang 

yang tidak salat berjamaah (melakukan salat di rumahnya masing-masing) berarti 

mengabaikan sunah Rasulullah  yang berarti pula tersesat. Sungguh munafik nyata di 

zaman kami dulu, bagi orang yang meninggalkan salat berjamaah, terkadang seorang 

di tegakkan dalam shaf atas dukungan dua orang, dan orang yang berwudu secara 

sempurna lalu pergi ke masjid dan valat, baginya ditulis satu hasanah setiap 

langkahnya, bahkan dinaikkar derajatnya (satu), diampuni dosanya (satu), hingga 

setiap langkah kamj buat pendek langkahnya agar tambah banyak hitungannya. Salat 

Jamaah yaitu  lebih utama 25 derjat, melebihi salat munfarij (sendirian). (Hadi dari 

Ibnu Mas'ud.)  

 

saat  kami akan pindah rumah mendekati masjid (pekarangan sekelilingnya yang 

kosong), lalu beliau  datang ke rumah kami (sesudah  mendengarnya) di kampung Bani 

Sulimah, dan sabdanya: "Hai Bani Salimah, katanya kalian akan pindah mendekati 

Masjid? Mereka jawab: Benar ya Rasulullah, alasan kami tempat ini jauh dari Masjid, 

sedang di keliling masjid banyak pekarangan kosong, lalu sabdanya: Hai Bani 

Salimah, tetaplah kamu di sini sebab  bekas tapak kakimu akan ditulis (sebagai saksi), 

Jawab mereka: Dengan demikian (sebab  sabda beliau ) kami tidak lagi ingin pindah 

mendekati masjid”. (Dari Jabir Abdullah ).  

 

 

244 Tanbih al-Ghafiln 

Orang yang melakukan salat berjamaah hingga 40 hari berturutturut, dan satu 

rakaatpun tidak pernah ketinggalan, maka Allah menentukan dua kebebasan baginya, 

yaitu:  

 

1. Bebas api neraka,  

2. Bebas nifak (tidak munafik)”. (HR. Anas Malik )  

 

Al-Faqih , Nabi  bersabda: Orang yang berwudu dengan sempurna lalu salat dengan 

sempurna pula, baik rukuk, sujud dan bacaannya, maka salatnya berkata: Mudah-

mudahan Allah menjagamu seperti kau menjaga aku, kemudian naiklah ke langit 

sangat terang sinar cahayanya, ia masuk pintu langit hingga kepada Allah , dan 

memohonkan ampun bagi pelakunya. Demikian sebaliknya, jika tidak sempurna 

rukuk, sujud dan bacaannya, lalu berkata: "Mudah-mudahan Allah menghinakan 

kamu, seperti perbuatan sembronomu (gegabah) terhadap aku, kemudian naiklah ke 

langit diliputi kegelapan, akan masuk tapi pintu tertutup baginya, akhirnya salatnya 

dilipat bagai baju kumal, dan dipukulkan pada muka pelakunya”.  

 

Akan kutunjukkan orang (pencuri) paling buruk, yaitu Orang yang mencuri dalam 

salatnya, tanya sahabat: Apa yang dimaksud dengan mencuri salatnya? Beliau  

menjawab: yaitu, tidak sempurna rukuk dan sujudnya (tidak tumakninah atau tenang). 

(HR. Hasan)  

 

Salat yaitu  neraca atau timbangan, orang yang menepati timbangannya, pasti 

cukup, sebaliknya yang curang, mencurinya, maka kamu telah tahu ancaman Allah 

terhadap pencuri timbangan”. (Salman Faris)  

 

Dari Abu Hurairah, Nabi  bersabda:  

 

Artinya:  

“Salat Isyak dan Subuh dianggap paling berat bagi orang munafik, namun  seandainya 

mereka mengetahui pahala keduanya. pasti akun mendatangsinya sekalipun dengan 

merangkak-rangkak”. (Muttafaqun 'alaih)  

 

 

245 Tanbih al-Ghafiln 

Sampaikanlah khabar gembira bagi yang berjalan di malam gelap menuju masjid, 

bahwa kelak di hari Kiamat mereka akan memperoleh sinar cahaya sangat terang. 

(HR. Buraidah ) .  

 

Sungguh aku menginginkan perintah salat, lalu diigamati dan salat berjamaah, 

kemudian aku keluar dengan para pemuda yang membawa ikatan kayu-kayu, lalu 

kubakar rumah orang-orang yang mendengar azan namun  tidak mau datang (ke 

masjid) melakukan salat berjamaah”. (HR. Abu Hurairah )  

 

Lima salat Fardu bagi umat manusia (hamba Allah), telah diwajibkan oleh Allah, maka 

orang yang melakukannya dengan sempurna tidak meremehkan, dia punya janji 

(ketentuan) di sisi Allah untuk dimasukkan surga, namun  bagi yang meninggalkannya 

sebab  meremehkannya, maka tiada baginya ketentuan di sisi Allah, terserah kepada 

Allah apakah dikasihi atau disiksa orang tersebut. (HR. Ubadah Shamit )  

 

Pendapat 'Atha-k tentang ayat di bawah ini, sbb:  

 

Artinya:  

“Orang-orang yang tidak bisa lupa akibat dasangan atau Jualan untuk berzikir kepada 

Allah, yaitu: "Mereka yang aktif salat berjamaah. Demikian pula wat yang artinya: 

”Merenggangkan lambung mereka dari ranjang tidurnya, yaitu: yang melakukan salat 

Isyak (di akhir malam).  

 

Al-Faqih , Ibnu Abbas . berkata: Di saat hari Kiamat semua makhluk (termasuk) jin, 

manusia dan lain-lain dikumpulkan di suatu lapangan terbuka, mereka berbaris dalam 

keadaan bertekuk lutut, lalu diserukan: Pada hari ini, kalian akan mengetahui orang-

orang yang mulia, kemudian mereka yang setiap saat memuji Allah berdiri tegak 

dibawa ke surga lalu diumumkan lagi yang kedua kalinya: Pada hari ini, kalian akan 

menyaksikan orang-orang yang mulia, kemudian mereka yang merenggangkan 

lambungnya dari ranjang tidurnya, untuk berdoa, sebab  takut dan berharap kepada 

Allah, serta menyedekahkan setengah rezekinya, berdiri tegak, dibawa ke surga, lalu 

pengumuman yang ketiga kalinya: "Pada hari ini, kalian akan menyaksikan orang-

orang yang mulia, kemudian mereka yang tidak lupa akibat dagangan atau jual-

 

246 Tanbih al-Ghafiln 

belinya dari zikir kepada Allah, tetap salatnya, dan pengeluaran zakatnya, berdiri 

tegak pergi ke surga.  

 

Kemudian sehabis itu, keluarlah makhluk yang bagian kepala dan Jehernya dari api 

neraka, sorot matanya ditujukan kepada semua (manusia dan jin) yang ada di 

Mahsyar, katanya dengan lantang: "Tugasku yaitu  mencari tiga orang, yaitu:  

 

1. Yang kejam dan melawan (Allah dan RasulullahNya), lalu mereka diambil dari 

tengah barisan, seperti burung mematuk biji (wijen) dan dilemparkan ke jahannam,  

 

2. Yang menyakiti Allah dan RasulullahNya, mereka diambil dan dilemparkan ke 

jahannam,  

 

3. Para penggambar patung atau hewan bernyawa, mereka diambil dan 

ditenggelamkan dalam Jahannam.  

 

Sehabis itu, disebarkanlah lembaran (catatan) amal dan ditimbang, lalu mereka 

dipanggil untuk dihisab.  

 

Semula Iblis dapat dilihat secara nyata sebagaimana bertemu dengan manusia, lalu 

seseorang bertanya: Hai Iblis, bagaimana caranya agar aku seperti kamu? Jawabnya: 

Lupakanlah salatmu, dan bersumpahlah setiap berbicara (kata-kata benar atau 

dusta). Kemudian orang itu berkata: Aku sudah berjanji kepada Allah, tidak akan 

melupakan salat, dan tidak pula bersumpah sepanjang umurku. Lalu jawabnya: Tiada 

seorangpun belajar kepadaku dengan menipu seperti ini, kecuali kamu, dan janjiku 

kepada Allah untuk tidak menasihati baik kepada manusia selamanya”.  

 

Manusia paling mulia, yaitu yang memperhatikan peredaran matahari dan bulan. 

Ditanya: Hai Abu Darda', mereka itu mw'adzdzin? Jawabnya: "Semua umat Islam 

yang sungguh-sungguh melakukan salat dan memelihara waktunya”. (Abu Dardza ).  

 

Al-Faqih, Rasulullah  bersabda: "Salat yaitu  merupakan keridaan Tuhan, 

kesenangan para malaikat, perilaku para Nabi, cahaya marifat, pokok iman, 

terkabulnya doa, dan amal, keberkahan rezeki, dan rahmat jasmani, senjata melawan 

 

247 Tanbih al-Ghafiln 

musuh, kebencian setan, syafa'at bagi pelakunya dengan para malaikat, sebagai 

penerang kubur, lemek atau hamparan di bawah lambungnya, jawaban Munkar-Nakir, 

kawan pendamping di kubur hingga Kiamat, dan merupakan pelindung serta mahkota 

dan pakaian badannya, cahaya penerang di mukanya, penutup api neraka, dan 

merupakan hujjah bagi mukmin di hadapan Allah , memberatkan amal dalam 

timbangan, penolong jalan di atas jembatan atau shirath, kunci pembuka surga, 

sebab  meliputi tasbih, tauhid, pembersih dan memuliakan Allah , serta bacaan dan 

doa. Amal paling utama yaitu melakukan salat tepat pada waktunya”.  

 

Rasulullah  bersabda: ”Salat yaitu  amal pertama bagi seseorang yang akan dihisab 

di hari Kiamat, maka jika salatnya sempurna dimudahkan baginya hisab, namun  jika 

terdapat kekurangan maka Allah menyeru malaikat: Adakah salat sunah baginya, jika 

ada tutuplah kekurangan Fardunya dengan sunah tersebut dan jika sudah sempurna 

teruskanlah amal lainnya sesuai hisab itu”. (Hasan Bashry)  

 

Dinyatakan pula bahwa: Orang yang aktif melakukan salat berjamaah secara 

mudawamah atau langgeng, pasti Allah menjamin 5 perkara kepadanya, yaitu:  

 

1. Selamat dari penghidupan yang sempit,  

 

2. Selamat siksa kubur,  

 

3. Catatan amal diterima dengan kanan,  

 

4. Melewati jembatan atau shirath seperti kilat menyambar,  

 

5. Masuk surga tanpa hisab.  

 

Adapun orang yang gegabah atau melupakan salat fardu 5 waktu dengan berjamaah, 

pasti diancam 12 siksa (penderitaan), yaitu masing: masing tiga di dunia, saat maut, 

dan di dalam kubur. Sedang perinciannys yaitu  sebagai berikut:  

 

a. Penderitaan di dunia, yaitu:  

 

 

248 Tanbih al-Ghafiln 

1. Pekerjaan dan rezeki selalu kurang (tidak berkah).  

2. Amalnya tertolak (tidak diterima).  

3. Bukti kebaikan di mukanya lenyap (tidak ada), dari itu dibend masyarakatnya.  

 

b. Saat menjelang maut, yaitu:  

 

1. Nyawa keluar (dicabut) dalam keadaan dahaga.  

2. Lapar.  

3. Mencabutnya dengan kekerasan (sekerasnya).  

 

c. Di dalam kubur, yaitu:  

 

1. Pertanyaan (Munkar-Nakir) dengan bentakan keras, sanggup melupakan jawaban 

atau janji bingung.  

2. Gelap kuburnya.  

3. Lagi sempit, menjepit badannya.  

 

d. Di hari Kiamat, yaitu:  

 

1. Berat tanggungan hisabnya.  

2. Dimarahi Allah.  

3. Disiksa api neraka.  

 

Hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Abu Dzar . Ada orang bertanya : Hai Ibnu 

Abbas, menurut anda, di mana kira-kira tempatnya kelak: orang bangun malam 

(sahur) puasa di siangnya, namun  tidak melakukan salat, tidak salat berjamaah hingga 

matinya? Jawabnya: Di neraka. sebab  tidak puas dengan jawaban tersebut, orang 

tersebut berulang-ulang datang kepadanya selama satu bulan, namun  Ibnu Abbas, 

tetap sebagaimana jawaban pertama: Di neraka. (Demikian Mujahid)  

 

Al Faqih, kata S. Ali Abu Thalib :  

 

Artinya:  

 

249 Tanbih al-Ghafiln 

"Akan tiba suatu saat, Islam dikenal hanya namanya saja Formalitas belaka), Alquran 

tinggal tulisan saja (tidak dipelajari dan diamalkan isi kandungannya), Masjid di sana-

sini ramai dan megah (bangunannya belaka. namun ) aktifitas janaalunya nol, Ulama 

Saman itu terburuk di kolong langit, sebab  mereka membingungkan masyarakat 

(umat)nya, dari merekalah awal mulanya bencana (fitnah) dan kepada mereka pula 

akibat buruknya”.  

 

Tiada jalan yang nyata dan praktis dalam menanggulangi wabah (bencana), atau 

menempuh cita-cita dan segala hajat, kecuali diserty doa, sedang doa paling ampuh 

yaitu  salat, sejarah yaitu  fakta yang sulit dipalsukan, bencana-bencana besar di 

dunia, yang menimpa orang, orang zaman dahulu cukup disingkirkan hanya dengan 

salat, dan sedikit manusia yang ditimpa bencana, kecuali upaya penyingkirannya 

dengan salat, Firman Allah tentang kisah Nabi Yunus :  

 

Artinya:  

"Seandainya Yunus bukan pelaku salat, pasti ia menderita (mengeram) dalam peru 

Itu, hingga hari Kiamat”. (Shaffat 143: 144) (tafsir Ibnu Abbas)  

 

Berdoa di saat selamat sejahtera (tiada bala) berarti berlindung kepada Allah dari 

turunnya bala (tolak bala), sehingg di waktu tertimpa musibah sudah bersandar kuat”. 

(Hasan Bashry)  

 

Tiada karunia terbaik bagi manusia, dibandingkan dengan taufik melakukan salat 

(sunnah) dua rakaat”. (Al-Hadis)  

 

Seandainya aku disuruh memilih di antara salat 2 rakaat dengan surga, pasti salat 2 

rakaat itulah pilihanku, sebab dengannya akv memperoleh rida Allah, sedangkan 

surga hanya sekedar memuaskan nafsu (keinginan)ku”. (Demikian Ibnu Sirin)  

 

Sejak diciptakannya (langit) selalu dipenuhi para malaikat yang melakukan salat, tiada 

sesaatpun berhenti melakukannya. Di setiap langka berlaku ibadat dengan cara yang 

berbeda, sesuai tugas mereka masing masing, ada yang tegak kokoh hingga Kiamat, 

ada yang membungkuk rukuk terus-menerus, ada yang sujud selamanya, dan ada 

pula yang mengerutkan sayapnya sebab  hebatnya (takut kepada Allah), ada yang di 

 

250 Tanbih al-Ghafiln 

Illiyin dan 'Arsy, thawaf mengelilingi 'Arsy seraya bertasbih, bertahmid dan istighfar 

bagi penghuni bumi. Lalu ibadat mereka yang berbeda itu dipadukan oleh Allah dalam 

bentuk "SALAT" sebagai karunia bagi orang-orang mukmin, yang mencakup aneka 

bentuk peribadatan penghuni langit, ditambahkan pula Alquran agar dibaca, di pelajari 

dan diamalkan bagi mereka”. (Demikian pernyataan yang diterima Al-Faqih)  

 

Untuk selanjutnya orang-orang mukmin dituntut, agar pandaipandai mensyukuri 

nikmat (yakni berupa) melakukan salat dengan sempurna (baik), syarat, pokok dan 

kusyu'nya.  

 

FirmanNya:  

 

Artinya:  

"Yaitu orang-orang yang beriman kepada yang ghaib. melakukan salat dan 

membelanjakan (pada jalan Allah) setengah rezeki pemberian Allah”. (Al-Bagarah 3)  

 

Kata salat tidak dapat berdiri sendiri, pasti selalu berdampingan  dengan kata "tegak 

atau kerja atau laku” kan, untuk lebih meyakinkan cobalah membuka Alquran, yang 

dimaksud yaitu  perintah melakukan salat dengan sempurna, Syarat, pokok dan 

khusyuknya”. Dan bagi mereka yang tidak mematuhi perintah Alquran (yakni) 

melakukan salat dengan sempurna, camkan ancamanNya.  

 

Artinya: ”Celakalah bagi orang-orang salat (Yaitu) pelaku salat yang melupakan inti 

tujuannya”. (Al-Ma'un 4-5)  

 

Hal ini perlu diketahui, bahwa: "Banyak orang salat memenuhi tempat-tempat ibadat 

(baik di masjid, langgar atau mshalla), namun  sangat sedikit yang betul-betul 

melakukannya, dengan artian: Khusyuk menyempurnakan rukuk dan sujudnya”. 

(Keterangan Al-Faqih).  

 

Nabi  bersabda: "Bahwasanya setengah kamu, ada yang melakuka, salat, lalu tidak 

diterima, kecuali sepertiga, atau seperempat, atay seperlima, seperenam (beliau  

menyebutkan) hingga sepersepuluhnya" (Al-Hadis).  

 

 

251 Tanbih al-Ghafiln 

Artinya: Tidak diterima, kecuali yang sadar atas salatnya, sedang . yang lupa tidak 

dianggap salat.  

 

Sabda Beliau  pula:  

 

Artinya:  

"Orang yang melakukan salat 2 rakaat, dengan khusvuk menghadap kepada Allah 

dengan sepenuh hatinya, pasti dosa: dosanya diampuni (keluar) seperti baru lahir dari 

kandungan ibunya”. (Al Hadis)  

 

Hadis tersebut menekankan adanya pengertian menghadap Allah, sebab  jika hati 

disibukkan dengan bisikan (selain Allah maka tidak bedanya dengan orang 

menghadap presiden (raja) minta grasi (maaf) kepadanya, atas kesalahan yang 

diperbuatnya lalu di tengah menghadap, ia konsentrasinya kurang, menoleh ke kanan-

kiri tidak memperdulikan raja (seakan-akan menghina kepadanya), kira-kira orang 

semacam ini apakah layak raja menerimanya? Demikian pula pelaku salat yang 

melupakan in tujuannya, tidak mungkin Allah menerimanya.  

 

Dan perlu diketahui pula, bahwa salat diumpamakan, bagaikan pesta pora (walimah) 

yang diselenggarakan oleh raja, dengan aneka masakan dan minuman lezat-lezat dan 

nikmat rasanya, disediakan untuk pa undangannya. Demikian pula salat Allah 

mengundang para pelakunya untuk menikmati aneka persediaan gerakan (yang 

diumpamakan makanan lezat) dan zikir atau bacaan (yang diumpamakan 

minumannya).  

 

Ada 12.000 (dua belas ribu) faedah yang dikandung oleh salat, dan juAllah sebanyak 

itu disimpulkan menjadi 12 golongan faedah besar yang perlu diperhatikan benar-

benar sebelum melakukan salat, demi kesempurnaannya. Dan 12 faedah besar itu 6 

di antaranya tersebar di luar (sebelum salat) sedang 6 lainnya tersebar di dalam 

(melakukan salat), yaitu:  

 

1. Mengandung ilmu pengetahuan, hal ini berpijak pada hadis Nabi :  

 

Artinya:  

 

252 Tanbih al-Ghafiln 

"Amal sedikit dibarengi ilmu pengetahuan, yaitu  lebih baik daripada amal banyak 

penuh kebodohan”.  

 

2. Wudu, hadisnya:  

 

Artinya:  

”Tidak sah salat, kecuali dengan suci (berwudu)”.  

 

3. Pakaian, Firman Allah:  

 

Artinya:  

”Gunakanlah pakaianmu setiap salat”.  

 

4. Menjaga waktu, Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Bahwasanya salat yaitu  merupakan kewajiban yang ditentukan waktunya bagi 

orang-orang mukmin”...  

 

5. Menghadap kiblat, Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Hadapkanlah wajahmu ke Masjidil Haram, di mana Saja kau berada, hadapkanlah 

wajahmu kearahnya ......"  

 

6. Niat, hadisnya:  

 

Artinya:  

"Bahwasanya segala amal tergantung akan niat tujuan)nva, bagi setiap orang terserah 

(ditentukan) pada niat(tujuan )nya ” 

 

7. Takbiratul Ihram, hadisnya:  

 

Artinya:  

 

253 Tanbih al-Ghafiln 

"Diawali dengan takbir, dan diakhiri salam”.  

 

8. Berdiri tegak, Firman Allah:  

 

Artinya:  

”Tegaklah berdiri dengan khusyu' sebab  Allah”.  

 

9. Membaca (Fatihah), Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Bacalah ayat Alquran yang mudah bagimu”.  

 

10. Rukuk, Firman Allah:  

 

Artinya:  

“Rukuklah”  

 

11. Sujud, Firman Allah:  

 

Artinya:  

”Dan sujudlah”.  

 

12. Duduk, hadisnya:  

 

Artinya: "saat  bangkit dari sujud, lalu duduk tasyahud, maka selesai-lah salatnya”.  

 

Kemudian saat  pokok salat (12) ini sudah selesai, patrikan ikhlas ke dalamnya (dicap 

ikhlas) demi kesempurnaannya.  

 

Firman Allah:  

 

Artinya: "Sembahluh Allah dengan ikhlas bagiNya agama Sesempurnanya”.  

 

 

254 Tanbih al-Ghafiln 

Yang dimaksud dengan Ilmu pengetahuan, yaitu meliputi 3 Pengetahuan, di 

antaranya:  

1. Tentang perbedaan wajib dengan sunah.  

2. Khusus dalam hal wudu (antara wajib dengan sunah),  

3. Waspada terhadap tipu daya setan, sehingga sanggup memeranginya.  

 

Dalam hal wudu disempurnakan dengan 3 perkara:  

1. Hati bersih dari hasud,  

2. Suci badan dari dosa,  

3. Seluruh anggota wudu dibasuh secara sempurna, tanpa boros air.  

 

Dalam hal pakaian disempurnakan dengan 3 perkara pula, yaitu:  

1. Berasal dari yang halal,  

2. Bersih dari najis,  

3. Menyesuaikan sunnatur Rasulullah, tidak dibuat menyombongka diri (kebanggaan).  

 

Dalam hal menjaga waktu, perlu memperhatikan 3 perkara yaitu:  

1. Matahari, bintang atau bulan, demi mengetahui masuknya waktu, 

 2. Suara azan,  

3. Saat datangnya (masuk)nya waktu (hati selalu mengingatnya).  

 

Dalam hal menghadap kiblat, disempurnakan dengan 3 perkar. yaitu:  

1. Muka atau wajah,  

2. Hati menghadap Allah,  

3. Khusyuk tawadlu'.  

 

Tentang niat, disempurnakan dengan 3 perkara juga, yaitu:  

1. Tahu salat yang dilakukan,  

2. Perasaannya tengah berdiri di hadapan Allah,  

3. Menyadari isi hati disibukkan urusan duniawi, lalu bismillah.  

 

Tentang takbir, disempurnakan dengan 3 perkara, yaitu: 

1.Bertakbir dengan betul,  

2, Kedua tangan diangkat setinggi daun telinga,  

 

255 Tanbih al-Ghafiln 

3. Mengingat keagungan Allah.  

 

saat  berdiri, disempurnakan dengan 3 perkara, yaitu:  

1. Diarahkan pada tempat sujud,  

2, Hati diarahkan (tertuju) pada Allah,  

3. Tidak menoleh kanan kiri.  

 

Dalam hal bacaan, disempurnakan dengan 3 juga, yaitu:  

1. Fatihah dengan betul dan tertib,  

2.Mengingat arti-artinya,  

3. Mengamalkan isi kandungannya.  

 

Rukuk disempurnakan dengan 3 pula, yaitu :  

1. Punggung merata tidak turun atau naik,  

2. Kedua tapak tangan memegang lutut, dan jari-jari renggang  

3. 'Thuma'ninah dan bertasbih.  

 

Sujud disempurnakan dengan 3 pula, yaitu:  

1. Kedua telapak tangan di muka telinga,  

2. Kedua lengannya tidak dihamparkan (siku di atas),  

3. 'Tuma'ninah dan bertasbih.  

 

Duduk disempurnakan dengan 3 pula, yaitu:  

1. Duduk di atas kaki kiri, sedang kanan tegak,  

2. Bertahiyyat dengan tadhim, dan berdoa bagi dirinya dan orangorang mukmin,  

3. Mengucap salam secara sempurna. dan sedangkan salam yang sempurna, yaitu: 

Niatnya untuk para malaikat,  Islam di kanan-kirimu, pandangan mata tidak melebihi 

bahu.  

 

Ikhlas disempurnakan dengan 3 pula, yaitu:  

 

1. Semata mengharap rida Allah,  

2. Mengakui bahwa melakukan nya atas taufik Allah,  

 

256 Tanbih al-Ghafiln 

3. Memelihara salat dengan sebaik-baiknya, sehingga benar-beny, kelak 

mendampingi dalam menghadap Allah, di hari Kiamat.  

 

Dan seyogyanya orang salat tahu persis apa yang tengah dilakukan dan tahu nilainya 

agar banyak bersyukur atas taufik Allah sampai ia mampu melaksanakan salat. 

sebab  salat mencakup segala aspek kebaikan berupa gerakan dan ucapan atau zikir, 

saat  ia bertakbir lalu disambut oleh Allah, "HambaKu ini tahu, "Akulah yang terbesar 

melebihi segala sesuatu, buktinya ia menghadap Aku, ditambah dengan gerakan 

mengangkat kedua tangan yang berarti ia cuci tangan dari segala sesembahan selain 

Allah, lalu membaca tasbih, tahmid dan tahlil, atau doa Iftitah, disambung dengan 

ta'awudz, yaitu:  

 

Artinya:  

"Aku berlindung kepada Allah dari segala godaan setan terkutuk”.  

 

Dan dilanjutkan dengan bacaan surat Fatihah, terasa sangat nikmat sebab  ia bukan 

golongan yang dimarahi Allah, dan bukan pula golongan tersesat dari jalan yang Dia 

ridai. Juga terasa sangat untung sebab  bisa mengikuti jejak para Nabi (khususnya 

Nabi Muhammad ).  

 

Dan sewaktu rukuk terasa pula nikmatnya tunduk pada KebesaranNya, menghadap 

dengan penuh dosa, mengharap rahmat dan ampunanNya, seraya bertasbih:  

 

Artinya:  

”Maha Suci Tuhanku, Yang Agung dengan segala pujianNya”  

 

Kemudian i'tidal, mengangkat kepala seraya membaca:  

 

Artinya:  

"Allah Yang Mendengar Hamba-nya memuji”.  

 

Diteruskan dengan:  

 

 

257 Tanbih al-Ghafiln 

RABBANAA LAKAL HAMDU MIL US SAMAAWAATI WAMILULARDLI WAMIL-U MAA 

SYITA MIN SYAI-IM BADU.  

 

Artinya:  

"Ya Tuhan, segala puji bagiMu sepenuh langit - bumi dan sepenuh apa yang Kau 

Kehendaki sesudah itu”.  

 

Dilanjutkan dengan sujud, yang berarti tawadlu' serendahnya pada Kebesaran dan 

KekuasaanNya, yang berarti pula: Ya Tuhan, Engkaulah pembentuk wajah elok ini, 

dilengkapi dengan mata, telinga dan lidah, yang semuanya merupakan kebutuhan 

utama bagiku, sekarang kuserahkan di hadapanMu, dan rahmatilah aku, seraya 

membaca:  

 

Artinya,  

"Maha Suci Allah, Tuhanku Yang Tinggi lagi Terpuji”.  

 

Hal itu dilakukan dua kali setiap satu rakaat, dan di antara keduanya duduk yang 

disebut ”Julus bainassajdatain” seraya berdoa,  

 

Artinya:  

"Ya Allah, ampuni daku, kasihanilah. cukupilah dan “ngkatlah aku. serta berilah rezeki. 

tunjukilah aku dan sehatkanlah”.  

 

Kemudian saat  duduk tasyahud membaca:  

 

Artinya:  

"Segala kerjaan atau kebesaran hidup. puja dan puji yaitu  kepunyaan Allah”.  

 

Kata Hasan Bashry, "Di masa jahiliyah orang-orang mengatakan pada sesembahan 

(berhala)nya: "Hidup tetap kamu”. Sedang umat Islam diserukan membaca:  

 

Artinya:  

Yakni "Hidup vans kekal abadi, Kerajaan yang langgeng yaitu  kepunyaan Allah ”.  

 

 

258 Tanbih al-Ghafiln 

WASH-SHALAWAATU" demikian pula salat hanya kepada Allah", WATH-

THAYYIBAATU” dan segala kebaikan yang dimulai dari syahadat itu hanya hak Allah. 

Lalu membaca:  

 

” AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WA BARAAKATUH.  

 

Artinya:  

"Semosa salam sejahtera untukmu, hai Nabi, yang telah melaksanakan tugas dan 

menasihati umatmu?.  

 

Artinya:  

"Ampunan Allah semoga tetap pada kami dan para hambaAllah yang shalih”.  

 

Artinya:  

"Aku bersaksi bahwa, tidak ada Tuhan yang lain kecuali Allah”.  

 

Artinya:  

"Dan aku bersaksi buhwa Nabi Muhammad Rasulullah Allah penutup sekalian Nabi 

dan pilihan Allah bagi semua mukhluk”.  

 

Kemudian bersalawat atas Nabi, dan berdoa bagi orang-orang mukmin (pria dan 

wanita). Dan uluk salam, menoleh ke kanan dan ke kiri, pernyataan bahwa kalian 

aman dan selamat dari (gangguan)ku jika aku sudah keluar dari salat ini. Tiga 

kehormatan bagi pelaku salat, yaitu:  

 

1. Taburan rahmat Allah mulai kepala sampai langit,  

2. Dikelilingi malaikat mulai dari bawah tapak kaki sampai langit.  

3. Seruan para malaikat: Seandainya orang itu tahu kepada siapa ia bermungajat, 

pasti tidak rela berpisah (menghentikan) dengan salatnya. (demikian Hadis Nabi dari 

Hasan Bashry).  

 

Dari itu, seyogyanya umat Islam tahu nilai-nilai salat yang sangat tinggi, dan bersyukur 

atas karunia petunjuk dan taufik Allah, sehingga mampu melakukan salat. (Himbauan 

dari Al-Faqih).  

 

259 Tanbih al-Ghafiln 

 

Seorang Nabi Allah (namanya) Daniyal  dulu, saat  menyampaikan keterangan 

kepada umatnya, tentang sifat-sifat umat Muhammad  , "Mereka melakukan salat, dan 

seandainya umat Nuh   melakukan salatnya (umat Muhammad), pasti mereka tidak 

mungkin tenggelam. Dan seandainya dilakukan oleh kaum 'Ad, pasti mereka tidak 

mungkin dimusnahkan dengan angin taufan yang dahsyat. Dan jika dilakukan kaum 

Tsamud, pasti mereka tidak sampai binasa. (Sa'id Qatadah).  

 

Dan selanjutnya seruan Qatadah: "Peliharalah salat sebab yang demikian itu sebaik-

baik akhlak (kelakuan orang mukmin). Nabi : bersabda:  

 

Artinya:  

"Umatku yaitu  umat yang dirahmati, Allah melenyapkan bala dari mereka sebab  

keikhlasan dan doa mereka, serta salat dan orang-orang lemah dari mereka”. (HR. 

Khalf Khalifah dari Abu Laits)  

 

ALLAH MAHA MENGETAHUI  

 

 

 

  

 

260 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 31  

Tentang Keutamaan Azan dan Iqamah  

 

Al Faqih , Ada orang menghadap dan mohon kepada Nabi , katanya: "Terangkanlah 

amal yang dapat mengantarkan aku ke surga! Jawab Beliau:  

 

Artinya:  

"Jadilah Muazin penghimpun salat berjamaah. katanya: Jika tidak mampu? Jadilah 

Imam salat berjamaah dengan mereka katanya: Jika tidak bisa? Berdirilah di shaf 

pertama setiap salat”.  

 

Sebab-sebabnya diturunkanayat (di bawah) ini, dalam mengutamakan para muazin 

(orang yang azan),  

 

Artinya:  

"Siapa orang yang lebih baik ucapannya melebihi orang yang mengajak manusia 

menghadap Allah (melakukan salat), dan beramal shalih (salat sunah di antara adzan 

dan Iqamah) dan ia menyatakan: "Bahwasannya aku yaitu  orang muslim”.  

 

Demikian Waki' meriwayatkan dari Abdullah Walid, Muhammad Nafi', dari Aisyah...  

 

Nabi  bersabda": Bagi Muazin diampuni dosanya sejauh Suaranya, dan pahala 

baginya sejuAllah pahala orang yang salat berjamaah bersamanya, tanpa mengurangi 

sedikitpun dari pahala mereka”.  

 

Rasulullah  bersabda: "Orang sakit yaitu  tamu Allah Sepanjang menderita sakit, 

setiap hari amalnya ditingkatkan sejajar dengan 70 orang mati syahid, sesudah  sembuh 

dibersihkan dosanya seperti baru dilahirkan oleh ibunya, dan jika mati dimasukkan 

surga tanpa hisab. Sedang Muazin seperti petugas keamanan pintu Allah, setiap kali 

azan pahalanya sejuAllah pahala para Nabi (1000 Nabi), dan Imam yaitu  menteri-

Nya, setiap salat disediakan 1000 pahala orang jujur (sidiq), dan pengajar (orang alim) 

yaitu  wakilnya, setiap menyampaikan hadis (petuah ditulis beribadat 1000 tahun, 

dan santri atau pendengar atau pengikut pengajiannya, yang bejalar baik pria atau 

 

261 Tanbih al-Ghafiln 

wanitanya yaitu  pembanu Allah, tiada balasan bagi mereka kecuali surga”. (Hadis 

dari Sa'ad Abi Wagash, Khaulah Hakam Salmiyah).  

 

Muazin diibaratkan petugas keamanan pintu Allah, hanya sebagai tamsil 

(perumpamaan) saja, sebab  ia memberi waktu demi menghadap Allah bagi para 

manusia. Dan Imam mentriNya, sebab  ia diikuti jamaah (orang-orang) saat  salat. 

(Demikian Al-Faqih menjelaskan).  

 

Sabda beliau , Mu'adzin diampuni dosanya, sepanjang atau sejauh suaranya, hal ini 

dibenarkan oleh semua lapisan benda (baik yang hidup atau mati, yang basah atau 

yang kering).  

 

Seruan Sa'id Khudry . saat  berada di ladang atau tempa' terbuka, maka 

kumandangkanlah azan sekerasnya, sebab  Rasulullah  bersabda: "Semua makhluk 

mulai dari pohon, batu, pasir, manusia atau jif yang mendengar suara azan (dari 

seorang Muazin) pasti bersedia menjadi saksi kelak di hari Kiamat baginya di sisi Allah 

“.  

 

Nabi  bersabda: "Allah kelak membangkitkan Bilal (muazif Rasulullah ) di hari Kiamat, 

berkendaraan onta (kendaraan) surga seraya mengumandangkan azan di atas 

kendaraannya dan saat  sampai pada: ASYYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH, 

ASYH HADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH, maka setiap orang saling 

memandang, sahutnya: "Kami menyaksikan apa yang kau saksikan”, hingga ke 

mahsyar, di mahsyar disambut dengan perhiasan surga, dan Bilal yaitu  orang 

pertama, lalu orang-orang shalih dari para muazin"?,  

 

Di Hari Kiamat Muazin sangat panjang lehernya dari semua manusia, dan yang 

pertama ditahkim yaitu  para Nabi, para Syuhada' dan para Muazin. Dari sekian 

banyaknya muazin, yang pertama diseru yaitu  Muazin Kakbah (Masjid Haram), Lalu 

Masjidil Agsha, kemudian Masjid-masjid lainnya”. (HR. Qatadah dari Abu Hurairah )  

 

Seandainya aku jadi Muazin, pasti tidak perduli (lainnya) sekalipun tidak ikut jihad 

(perang Sabil). (Demikian Ibnu Mas'ud). Hal serupa juga dinyatakan oleh Sa'ad Abi 

Wagash -.  

 

262 Tanbih al-Ghafiln 

 

Seandainya aku jadi Muazin, pasti tidak peduli (lainnya), gekalipun tidak haji sunah, 

asalkan haji wajib sudah dilakukan”. (Umar Khatthab )  

 

Sedikitpun tiada yang kusesalkan, kecuali permohonanku kepada Nabi  seandainya 

petugas azan (Muazin) itu dipercayakan kepada Hasan-Husain (putranya dan cucu 

beliau ). Demikian Ali Thalib k.w.  

 

Daerah atau kota yang banyak Muazin (suara azan)nya, pasti berkurang dinginnya 

(penderitaan atau bencananya). (Al Hadis).  

 

Nabi .bersabda: saat  Muazin mengumandangkan suara azannya, maka setan 

terbirit-birit (lari) sejauh Rauha-k 30 mil dari Madinah”. (HR. Jabir Abdullah).  

 

Al-Faqih dalam saran (nasihat)nya: "Pahala mengumandangkan azan yaitu  sangat 

besar, untuk itu setiap Muazin harus memiliki akhlak, sifat dan pengertian sebagai 

berikut:  

 

1. “Tahu persis waktu salat (jadwal waktu) dan memelihara baik-baik.  

2. Memelihara hak dan kehormatannya, tidak sampai ada yang merasa terganggu 

sebab  azannya.  

3. Jangan marah-marah saat  ada orang membantu (menggantinya): akibat terlambat 

atau tidak ada.  

4. Menghiasnya dengan suara merdu (menarik pendengarnya).  

5. Mengharap pahala dari Allah, tidak boleh mengundat.  

6. Amar maruf nahi munkar, berkata benar kepada yang kaya ataupun yang miskin.  

7. Menantikan datangnya Imam, jika tidak memberatkan jamaahnya,  

8. Tidak marah-marah saat  orang menduduki tempatnya di Masjid,  

9. Jangan terlalu lama antara azan dan iqamah.  

10. Memelihara kebersihan, ketertiban dan keindahan Masjid tidak sampai dibuat 

main-main anak kecil.  

 

Demikian pula bagi Imam, dalam melakukan tugasnya perlu memilik 10 perkara, demi 

kesuksesan tugas dan kesempurnaannya yaitu:  

 

263 Tanbih al-Ghafiln 

 

1. Harus fasih dan benar membaca Alquran, tidak banyak salah.  

2. Setiap takbir hendaknya jelas dan benar.  

3. Memelihara diri dari hal-hal yang haram dan syubhat.  

4. Menyempurnakan rukuk dan sujudnya.  

5. Pakaian dan badannya bersih dari segala kotoran.  

6. Tidak terlalu panjang surat yang dibacanya, kecuali jika jamaah rela (menghendaki 

bacaan panjang).  

7. Jangan membanggakan diri (ujub atas amalnya).  

8. Tidak terburu-buru memulai salat, kecuali istighfar lebih dahulu, sebagai pimpinan 

para jamaahnya.  

9, Pemanjatan doa sesudah salat, jangan khusus bagi dirinya, yang berarti menyalahi 

jamaahnya.  

10. Jika ada orang asing (turis, tamu dan lain-lain) datang ke Masjidnya tanyakanlah 

apa maksud (tujuan)nya.  

 

Nabi  bersabda: Lima orang kujamin masuk surga, yaitu:  

1. Wanita shalih yang taat pada suaminya.  

2. Anak shalih yang taat pada kedua orang tuanya.  

3, Orang yang meninggal di tengah jalan (perjalanan menuju) ke Makkah (demi 

menunaikan ibadat haji dan lain-lain).  

4. Orang yang baik budi pekertinya (akhlakul karimah).  

5. Orang yang azan (muazin) sebab  Allah, (yakni) berlandaskan iman dan harapan 

pahala Allah. (Dari Sa'id Khudry )  

 

Dari Abu Hurairah Nabi  bersabda:  

 

Artinya:  

"Imam yaitu  yang menjamin (makmumnya), dan Muasin yaitu  pemegang amanat, 

Ya Allah, pandaikanlah para Imam, dan ampunilah para Muasin”. (Al-Hadis)  

 

Muazin dipercaya memegang amanat, bagi umat (masyarakat Muslim), tentang jadwal 

waktu salat dan puasa, oleh sebab itu harus benarbenar memperhatikan hal tersebut 

agar tidak sampai membingungkan masyarakat. Azan Fajar (Subuh) jangan 

 

264 Tanbih al-Ghafiln 

dikumandangkan, kecuali jika Fajar telah terbit, agar tidak mengaburkan sahur dengan 

salat Subuh, Dan azan Magrib jangan dikumandangkan, kecuali jika matahari sudah 

terbenam, agar tidak mengaburkan buka puasa umat.  

 

Dan Imam yaitu  yang menjamin sah atau tidaknya salat bagi para makmum yang 

mengikutinya. (Al-Faqih dalam ulasannya)  

 

Al Faqih Rasulullah  bersabda: Pada hari Kiamat 3 orang akan berdiri di atas gunung 

kasturi, mereka tidak gentar dengan adanya hisab, dan tidak pula bingung akibat 

dahsyatnya hari Kiamat, mereka itu ialah:  

 

1. Seorang Imam jamaah salat, yang disenangi, disegani dan diikuti, masyarakat 

(jamaah)nya.  

2. Seorang Muazin (petugas azan) salat 5 waktu, yang semata hanya mengharap rida 

Allah  

3. Seorang Pembantu (hamba) yang taat kepada Allah dan majikannya,  

 

Tidak halal bagi seorang muslim memandang atau meneliti rumah sesamaa 

muslimnya, kecuali atas izinnya orang yang melanggar (ketentuan ini) berarti telah 

menghancurkannya, dan berarti pula merusak janjinya, Dan tidak boleh kencing 

ditahan sewaktu melakukan salat dan tidak boleh bagi seorang muslim menjadi imam 

salat tanpa seizin jamaahnya, melanggar ketentuan ini, akibatnya salatnya (imam 

tersebut) tidak diterima, sekalipun salatnya diterima. Demikian pula tidak boleh berdoa 

khusus bagi (seorang imam)nya, tanpa mengikut sertakan para jamaahnya orang 

yang melanggarnya berarti khianat pada jamaahnya. (Hadis dari Abu Hurairah )  

 

Seandainya manusia mengetahui pahala azan dan shaf pertama, pasti mereka 

berundi untuk memperebutkan. Dan seandainya tahu pahala orang pertama yang 

mendatangi panggilan azan, pasti mereka pada berlomba, dan seandainya mereka 

tahu pahala salat Isvak dan Subuh berjamaah, pasti mereka akan datang dengan 

merangkak-rangkak (ngesod-ngesod - Jawa). (HR. Abu Shalih dari Abu Hurairah ).  

 

Juwaibir Dlahak berkata: Abdullah Zaid mimpi mengumandangkan azan, lalu 

diajarkan kepada Bilal, dan saat  Bilal diperintah naik ke atas (menara) azan, maka 

 

265 Tanbih al-Ghafiln 

terdengarlah suara gemuruh di Madinah, dan beliau  bersabda: Kalian mengerti apa 

suara gemuruh itu? Jawab sahabat: Allah dan RasulullahNya lebih mengetahui, Kata 

beliau: Bahwasanya Allah menyerukan pintu-pintu langit hingga Arsy terbuka 

menyambut azan Bilal, Tanya Abu Bakar: Apakah bagi Bilal saja? Jawabnya: Tentu 

bagi segenap Muazin, dan kelak jiwa mereka berkumpul dengan jiwa para Syuhadak. 

Dan kelak diserukan pula: Mana para Muadzin? Lalu mereka berdiri tegak di atas 

gunung kasturi dan kapur barus”. (Al-Hadis)  

 

Rasulullah  bersabda: Lima orang ditolak salatnya, yaitu:  

1. Wanita yang berani (marah-marah) pada suaminya.  

2. Pembantu (hamba) yang melarikan diri, hingga pulang ke majikannya.  

3. Mendiamkan (tidak bertanya atau menyapa) saudaranya, lebih dari 3 hari.  

4, Langganan tetap (peminum) arak atau khamr.  

5. Imam yang dibenci jamaahnya. (Hadis dari Anas Malik)  

 

Kebencian pada dasarnya terbagi dua, yaitu:  

1. Kebencian yang dibenarkan.  

2. Kebencian yang salah.  

 

Adapun kebencian yang dibenarkan, ada 2 faktor penyebabnya, yaitu:  

a. Akibat akhlaknya kurang baik,  

b. Akibat bacaannya banyak salah (kurang tepat).  

 

Maka jika seorang Imam dibenci jamaahnya akibat dua faktor tersebut di atas, 

sebaiknya mundur (prei) dulu, jangan diteruskan menjadi imam, efeknya berat kelak.  

 

Akan namun  jika faktor penyebabnya, hanya sebab  Imam selalu menganjurkan 

kebaikan, kemudian jamaahnya membenci, ini namanya kebencian yang salah. Dan 

Imam harus tetap menjalankan misinya, jangan perdulikan mereka (Kafilah terus 

berlalu, sekalipun anjing menggonggong). (Demikian Al-Faqih menjelaskan)  

 

Rasulullah  bersabda: "Para Muazin yang melakukan tugasnya, dengan ikhlas 

mengharap pahala Allah, kelak di hari Kiamat bangkit dari kuburnya 

mengumandangkan azannya, semua makhluk yang mendengar bersedia menjadi 

 

266 Tanbih al-Ghafiln 

saksinya (baik) batu, pohon, pasir, manusia dan benda-benda basah atau kering. Dan 

Allah mengampuni dosanya, sejauh suara kumandangnya, baginya diberi pahala 

orang-orang (jamaah) salat sebab  suara azannya, dan dikabulkan permohonannya 

di antara azan dan igamat. (Pahalanya) terkadang disegerakan di dunia, atay 

disimpan di akhirat. Atau diselamatkan dari bahaya, mereka yaitu  orang pertama 

yang menerima pakaian surga sesudah Nabi Ibrahim  Nabi Muhammad  dan para 

Nabi-Rasulullah (baru kemudian parg Mumin). Mereka disambut oleh para malaikat 

(70.000 malaikat) dan diantar dengan kendaraan Yakut merah dari kubur sampai ke 

Mahsyar (HR. Jabir Abdullah).  

 

Ada 3 orang diselamatkan dari siksa kubur, yaitu:  

1. Muazin,  

2. Para syuhada,  

3. Orang yang mati di malam atau hari Jumat. (Demikian Ibnu Abbas )  

 

Abdul A'laaTaimy berkata: Tiga orang tegak di atas kasturi saat  manusia pada 

umumnya ditimpa rasa tegang dan takut menghadapi hisab, yaitu:  

 

1. Imam jamaah (kaum) yang semata mengharap rida Allah 45.  

2. Pembaca Alquran yang semata mengharap rida Allah  

3. Muazin yang semata mengharap rida Allah .  

 

Nabi  bersabda:  

 

Artinya:  

"Orang yang menjawab suara asan, maka baginya seperti pahala muasin”. (Al-Hadis)  

 

Nabi  sewaktu mendengar suara azan, beliau menjawab: ”Allaahhu Akbar 2x, lalu 

membaca dua kalimat syahadat, dan saat  muazis membaca Hayya 'alash-shalaah, 

Hayya 'Alal Falaah, beliau menjawab: ”Laahaula walaa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 

'adhiim”. (Hadis riwaya' lain)  

 

Al-Faqih dalam seruannya: ”Suara azan seyogyanya dijawab ditirukan), dan perlu 

dihayati lafaz artinya, setiapnya terkandung arti lahir dan batin. Allaahhu Akbar 

 

267 Tanbih al-Ghafiln 

artinya:” Allahlah Yang Besar dan Agung, dan berarti amal bagiNya lebih wajib dan 

utama, dari itu, utamakanlah amal sebab  Allah, jangan terlalu disibukkan urusan 

duniawi. Asyhaadu allaa Haaha illallaah artinya: Allah satu, tiada sekutu bagiNya, Ia 

memberi perintah agar kalian melakukan segala perintahNya, sebab  satupun tiada 

yang sanggup memberi apaapa kecuali Dia, tiada mampu menyelamatkan kamu dari 

siksa kecuali Dia, Asyhhadu anna Muhammadar rasuulullaah artinya: "Aku bersaksi 

bahwa Nabi Muhammad utusan Allah, Dia mengutusnya agar kamu percaya dan 

membenarkannya, melakukan perintah salat berjamaah, lalu mengikuti tuntunannya. 

Hayya 'alashshalaahh artinya: Cepat-cepat tegakkan salat tepat pada waktunya dan 

dengan sempurna, jangan sampai menundanya. Hayya 'alal falaah artinya: Cepat-

cepatlah berusaha memperoleh keuntungan dan kebahagiaan dengan melakukan 

salat, agar selamat dari siksa Allah. Allaahu Akbar artinya: "Allah Yang Besar, lalu 

menegakkan perintahNya, janganlah menunda dan meremehkannya, Laailaaha 

illallaah artinya: "Allah satu, tiada sekutu bagiNya, dari itu segala amal perbuatan 

ikhlaskanlah kepadaNya (untukNya).  

 

ALLAH MAHA MENGETAHUI  

 

 

 

 

 

 

  

 

268 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 32,  

Tentang Thaharah dan Nadhafah (Bebersih)  

 

Al-Faqih , Rasulullah  bersabda: Bersiwaklah (gosoklah gigi) kamu, sebab ada 10 

manfaatnya, yaitu:  

1. Mulut menjadi bersih,  

2. Memperoleh rida Allah,  

3. Disenangi malaikat,  

4. Mata menjadi jernih,  

5. Gigi menjadi putih,  

6. Gusi jadi kuat,  

7. Menghilangkan karang (gudal),  

8. Mencernakan makanan,  

9. Menghilangkan balgham,  

10. Pahala salat menjadi ganda.  

 

Pernafasan segar, melenyapkan bau mulut yang menjadi sarana membaca Alquran. 

Al-Faqih, Nabi  bersabda:  

 

Artinya:  

 

“Wudu setengah iman, siwak bagian wudu, seandainya tidak khawatir memberatkan 

umatku, pasti diwajibkan bersiwsak setiap sdat. Sulat dua rakaat (sebelumnya) 

bersiwak, yaitu  lebih utama dibundingkan 70 raka'at tanpa bersiwak (lebih dahulu)”.  

 

Al-Faqih, Nabi  bersabda: "Lima perkara setengah dari fitrah (kejadian manusia), yaitu:  

 

1. Mencukur kumis,  

2. Memotong kuku,  

3. Menyukur bulu alat fital,  

4. Menyabut bulu ketiak,  

5. Siwak (gosok gigi).  

 

 

269 Tanbih al-Ghafiln 

Bersiwak habis makan yaitu  lebih utama dibanding memperoleh dua sahaya wanita. 

(Ibnu Umar).  

 

Jibril tidak henti-hentinya berpesan kepadaku agar berbuat baik kepada tetangga, 

sampai aku mengira ia termasuk ahli waris dan berlaku baik kepada sahaya wanita, 

sampai aku mengira akan dipastikan waktu memerdekakannya, dan berpesan agar 

bersiwak, sampai aku khawatir gusiku habis, dan agar aku berbuat baik kepada istri, 

sampai aku mengira diharamkan cerai, dan agar aku salat di malam hari, sampai aku 

mengira sebaik-baik umatku ialah orang yang tidak tidur di malam hari. (Al-Hadis)  

 

Pernah terjadi keterlambatan Jibril, sesudah  datang Nabi  bertanya: Kenapa kau 

terlambat? Jawabnya: "Bagaimana aku datang, sedangkan kamu belum memotong 

kuku, kumis, dan belum membersihkan kuku jari (pinggirnya), juga belum bersiwak, 

katanya pula: "Tidaklah kami turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu” (Maryam 65). 

(A'masy dari Mujahid).  

 

Nabi  bersabda:  

 

Artinya:  

“Hak kewajiban sedap muslim ialah: 1. Mandi di (setiap) hari Jumat, 2. bersisak. 3. 

Memakai harum minyak”.  

 

Memotong kuku di hari Jumat, Allah menyingkirkan penyakitnya dan memasukkan 

obat ke dalamnya”. (Humaid Abdurrahman).  

 

Pesan bidadari surga kepada Rasulullah  di malam Isra, katanya: "Hai Muhammad, 

anjurkanlah siwak kepada umatmu, sebab  setiap bersiwak, menambah indah dan 

bagus mereka”. (Al-Hadis).  

 

Rasulullah  bersabda: "Orang yang motong kukunya pada hari Jumat terhindar dari 

penyakit kusta”. (Ibnu Syihab).  

 

Nabi  mencukur bulu alat fital, dipastikan setia