Tampilkan postingan dengan label Pesulap 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pesulap 2. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Oktober 2025

Pesulap 2

 


-kata! 

Berikut yaitu  contoh kasus lain yang memanfaatkan 

kekuatan perumpamaan. Mari kita simak bersama. 

Saya mempunyai seorang teman yang baru putus 

dengan kekasihnya. la merasa begitu sedih. Saking 

sedihnya, ia menangis setiap hari dan suatu saat ia 

mencoba membunuh diri. Untungnya saya sempat 

menolongnya dan ia tidak berhasil membunuh diri. 

Namun, seminggu setelah itu, setiap hari ia hanya 

duduk diam, menangis, merenung tanpa berkata 

apa-apa. Orangtuanya sudah mencoba menasihati, 

kawan-kawannya mencoba menghiburnya, tapi 

tidak satu pun yang berhasil masuk ke dalam 

benaknya. 

Akhirnya, saya menggunakan metode di atas. * 

Saya menceritakan sebuah perumpamaan seperti 

ini: 

"Ada dua keluarga bahagia yang hidup bertetangga. 

Suatu saat kedua istri dari keluarga itu berjanji 

untuk pergi berbelanja ke pasar dengan berjalan 

kaki. Namun, tiba-tiba terjadi sesuatu yang tragis 

di luar dugaan. Bus yang ditumpangi mereka 

mengalami kecelakaan dan mengakibatkan 

meninggalnya kedua istri ini . Tragis sekali. 

Akan tetapi, itu lah kenyataan hidup." 

"Apa yang terjadi kemudian? Di keluarga A, si 

suami tidak dapat menerima kenyataan pahit itu. 

Ia selalu menyalahkan diri sendiri dan mengutuki 

dirinya, hingga suatu saat ia pun menjadi gila. Ia 

bicara sendiri, berdialog tanpa juntrungan, dan 

berakhir di dalam sebuah rumah sakit jiwa. 

Akibatnya, kedua anaknya yang masih balita harus 

dititipkan ke sebuah panti asuhan." 

"Berbeda dengan keluarga B. Si suami mampu 

menerima hal itu sebagai sebuah kenyataan hidup 

dan terus berjuang membesarkan kedua anaknya 

seorang diri. Ia mau mempelajari hal-hal yang 

mungkin selama ini belum pernah dilakukannya. 

Ia dengan gigih berusaha menjadi orangtua tunggal 

yang terbaik bagi kedua anaknya." 

"Dua kejadian yang sama menimpa dua orang 

yang berbeda dan menimbulkan hasil yang 

berbeda. Nah, yang manakah dirimu? A atau B?" 

Tanya saya. 

Teman saya itu terdiam sesaat, lalu mengangkat 

wajahnya dan berkata, "Ded, mungkin kamu 

benar. Saya harus mengubah cara berpikir saya agar 

tidak berakhir lebih parah daripada yang sudah 

terjadi sekarang ini. Saya harus kuat dan berusaha 

semaksimal mungkin untuk mendapatkan yang 

terbaik bagi diri saya sendiri." 

Luar biasa, bukan? Sebuah cerita dengan penyampaian yang 

benar dapat mengubah manusia dan cara pandangnya 

secepat itu! 

9. Magical Eraser (Penghapus Ajaib) 

Pada dasarnya manusia diciptakan tanpa mengenal kata 

"tidak". Kita terkadang sukar menerima kata "tidak" sebagai 

tanda penolakan dari orang lain terhadap diri kita. Namun, 

yang akan kita bahas di sini yaitu  bagaimana menanggapi 

kata "tidak" tanpa menimbulkan konflik yang 

berkepanjangan. Sesungguhnya, teorinya sangat sederhana, 

yakni menggunakan kata "tapi" akh-alih kata "tidak". 

Secara bawah sadar, kata "tapi" dapat digunakan untuk 

menghapus pernyataan yang muncul di depannya. Misalnya: 

• "Senang sekali bila saya bisa berlama-lama di 

tempatmu, tapi saya harus kembali sekarang karena 

saya ada janji yang lain. 

• "Masukan dari Anda tentang hal ini  sangat baik, 

tapi saya akan mencoba apa yang sudah saya jalankan 

dulu." 

Seperti yang bisa Anda lihat, kata "tapi" di sini menghapus 

pernyataan yang ada di depannya sehingga kata atau pesan 

itu berganti makna. Hal ini sangat berguna saat kita 

mengajukan penolakan kepada orang lain. Dengan 

metode ini, kita tidak secara terus-terang menolak orang 

ini . Sebaliknya, kita seolah menyetujui gagasan atau 

tawarannya, meski setelah itu kita memberi penyangkalan. 

Hasilnya, orang yang kita ajak bicara tidak merasakan 

penolakan dari pihak kita, melainkan pilihan yang masuk 

akal. 

Bila dirumuskan metode ini yaitu  sebagai berikut: 

1. Katakan apa yang ingin didengar oleh lawan bicara 

Anda. 

2. Sertakan kata "tapi". 

3. Sampaikan apa yang Anda ingin agar orang ini  

dengarkan. 

Jadi, apabila Anda ditanyai sesuatu hal yang sebenarnya tidak 

Anda setujui, seperti "Maukah kamu pergi makan sore ini?", 

Anda dapat menjawab dcngan "Mau (berikan apa yang 

diinginkan pihak penanya), tapi (sertakan kata ini) saya sangat 

sibuk di kantor hingga malam nanti." 

Seperti yang Anda lihat, contoh di atas yaitu  contoh 

penggunaan kata "tapi" yang tepat guna menolak gagasan 

seseorang tanpa ia merasa tertolak. 

Metode ini juga sangat berguna untuk menghadapi 

pertanyaan menantang yang biasanya dilontarkan untuk 

memancing reaksi kita. Misalnya saja, sebagai seorang 

mentalist (sulap dengan aliran mental), saya kerap kali 

mendapatkan pertanyaan yang sifatnya menantang. 

Pernah sekali waktu saya ditanya, "Coba kalau kamu 

memang hebat, cari di mana Tommy Soeharto 

bersembunyi!" (Hal ini dilontarkan pada waktu Tommy 

Soeharto masih menjadi buronan). Jujur saja, saya tidak bisa 

melakukannya. Akan tetapi, jika saya menjawab tidak bisa, 

hal itu akan membuat saya merasa tidak nyaman karena 

terlindas oleh tantangannya. (Walaupun hal itu ditanyakan 

sebagai sebuah gurauan saja.) 

Maka, saya menjawab dengan metode di atas. Saya 

berkata, "Oh, jelas bisa. Tapi, harganya akan sangat mahal!" 

Di sini saya menanggapi gurauan yang bersifat menantang 

dengan gurauan, di mana kedua belah pihak dimenangkan. 

Pernah juga sekali waktu saya ditantang, "Ayo, kalau 

kamu memang hebat, coba terbang seperti Superman!" Saya 

hanya menjawab, "Oh, bisa sekali, tapi saya sering mabuk 

udara! Jadi, lain kali saja ya!" 

Dengan jawaban-jawaban seperti ini, saya secara 

langsung mengakhiri percakapan yang dipicu oleh orang 

ini  dengan gurauan yang dari pihak saya. Tapi, ingadah 

bahwa secara bawah sadar saya tidak pernah menjawab 

"tidak" kepada tantangan mereka. Secara bawah sadar saya 

memberikan masukan bahwa sesungguhnya saya bisa! 

Cobalah dalam pembicaraan sehari-hari Anda dan 

rasakan perbedaan perdebatan yang muncul dibandingkan 

ketika Anda berkata "tidak"! 

10. Perbandingan Massa 

Di bagian ini, perbandingan massa dimaksudkan sebagai 

pembandingan kepercayaan individual dengan kepercayaan 

global guna mengalahkan pendapat negatif yang dilontarkan 

kepada kita. Sebagai seorang entertainer, banyak sekali kritikan 

pedas yang saya terima. Itu semua mungkin ditujukan dengan 

maksud baik yang harus diterima. Namun, sebagian yang 

masuk merupakan kritikan negatif yang mungkin sengaja 

dikeluarkan untuk menjatuhkan mental saya. 

Bila saya mendapatkan kritikan sebagai jembatan guna 

terus memperbaiki diri, saya akan menerimanya dengan hati 

lapang. Tapi, bila tujuannya sekadar untuk menjatuhkan 

mental saya, saya akan membalikkan kritikan atau ejekan 

ini  dengan teori saya "Perbandingan Massa". 

Untuk memperjelas maksud saya, mari kita simak 

contoh berikut ini. 

Pernah sekali waktu saya mendengar seorang kawan 

berkata, "Saya rasa semua permainanmu itu palsu dan 

bohong. Saya rasa kamu hanya pandai menipu dan saya tidak 

akan percaya pada satu pun permainanmu!" 

Mendengar hal itu, saya berkata, "Saya memang tidak 

mungkin membuat kamu percaya, itu hakmu. Seperti banyak 

terjadi di dunia ini, apakah semua orang percaya kalau Tuhan 

itu ada? Kan masih ada saja orang yang tidak percaya. Dan, 

jelas kita tidak mampu berbuat apa pun soal itu, kan?" 

Lihat apa yang terjadi di sini? Secara tidak langsung 

saya memberinya jawaban bilamana ia tidak percaya, itu 

yaitu  haknya. Hal ini saya samakan dengan orang-orang 

yang tidak percaya bahwa Tuhan itu ada. Apa lagi yang bisa 

ia katakan? Tidak ada. Ia hanya diam. 

Perbandingan antara orang-orang yang tidak percaya 

pada Tuhan ini lah yang saya sebut dengan Perbandingan 

Massa! Dan, seperti biasa, jenis katanya dapat kita ubah sesuai 

kehendak kita. Misalnya, "Tidak masalah kalau kamu tidak 

percaya pada saya. Bukankah saat ini masih banyak orang 

yang tidak kunjung percaya bahwa manusia sudah bisa pergi 

ke bulan? Coba kamu bertanya pada orang-orang di rumah 

sakit jiwa. Pasti mereka juga tidak percaya kalau sekarang 

manusia sudah bisa pergi ke bulan!" 

Terdengar kasar? Mungkin.... 

Tapi, begitu lah cara menghentikan omongan yang 

menjatuhkan kita! 

Saya memiliki seorang kawan yang yaitu  seorang 

penyanyi kondang. Suatu waktu ia diejek oleh temannya yang 

memang tidak pernah menyukainya. Si teman mengatakan, 

"Saya rasa suaramu sebenarnya jelek sekali! Sama seperti 

kaleng pecah!" 

Kawan saya itu dengan tenang menjawab dengan 

metode Perbandingan Massa, "Wah mungkin juga, sih, suara 

saya seperti kaleng pecah. Untung saja para penggemar saya 

yang jumlahnya jutaan tidak menyadari hal itu, ya!" 

"Para penggemar saya yang jumlahnya jutaan" 

merupakan Perbandingan Massa. Kalimat ini secara tidak 

langsung menaruh si pengkritik pada posisi terkucil. Ia 

dibandingkan dengan jumlah yang jauh lebih besar. 

Untuk menggunakan teori ini, Anda harus mengingat 

satu hal, yaitu bahwa Anda memang tidak patut mendapatkan 

kritikan itu! Anda harus yakin bahwa Anda yaitu  orang 

yang cukup berhasil di bidang yang orang itu kritik, seperti 

kawan penyanyi saya ini . Ia dapat membalas kritikan 

itu karena sadar ia memang mempunyai banyak penggemar 

sehingga perbandingan massa dapat digunakan! Tapi, bila 

Anda memang tidak kompeten di dalam hal itu, saya rasa 

kritikan pedas—bagaimanapun—memang pantas untuk 

Anda, bukan? Oleh karena itu, yaitu  perlu bagi kita untuk 

memahami kekuatan diri sendiri terlebih dahulu sebelum 

berkata-kata atau membela diri di hadapan orang. 

Seperti metode-metode yang lain, hal ini jelas dapat 

digunakan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya saja, 

ketika Anda baru dipromosikan untuk naik jabatan dan ada 

seorang rekan Anda yang tidak suka lalu mengkritik Anda. 

Mungkin ia berkata, "Kamu sebenarnya tidak pantas 

menerima kenaikan jabatan." 

Bila demikian kasusnya, jawablah, "Wah, untung sekali 

para atasan saya yang cerdas itu tidak berpikiran dangkal 

seperti kamu, ya?" 

Kembali "atasan-atasan saya" yaitu  Perbandingan 

Massa yang memposisikan individu ini  berdampingan 

dengan sejumlah orang yang berpendapat lain dengannya. 

Gunakan rumus ini untuk menangkal kritik negatif yang 

dilontarkan kepada Anda di dalam kehidupan sehari-hari. 

Dan, rasakan bagaimana hal ini akan "menendang bakk" 

pengkritik Anda. 

11. Great Wording (Penggunaan Kata yang 

Tepat) 

Pada bagian ini, kita akan membahas cara wording atau 

penggunaan kata-kata secara lebih tepat agar dapat lebih 

mudah memanipulasi pikiran orang yang kita hadapi. 

1. Penggunaan kata "dan" 

Dalam memberi perintah, secara bawah sadar manusia 

akan lebih mudah menerima dua perintah yang 

disambungkan daripada satu perintah yang bersifat 

otoriter. Misalnya, seorang guru yang memerintah para 

muridnya untuk duduk tenang. Yang biasa terjadi yaitu  

sang guru akan berkata, "Ayo, semuanya duduk tenang!" 

Tatkala ia mengatakan kalimat itu, yang terjadi yaitu  

concious authoritarian wording atau penggunaan kata secara 

otoriter dan sadar. Akan tetapi, manakala kita 

menambahkan perintah lunak kedua (soft force) seperti 

"Ayo, semua duduk yang rapi dan dengarkan baik-baik.", 

segalanya menjadi berbeda. Kata "Dengarkan baik-baik" 

di sini yaitu  perintah terselubung yang berfungsi 

melunakkan perintah pertama di dalam pikiran bawah 

sadar para murid. 

Percaya atau tidak, hal ini lebih dapat diterima dalam 

alam pemikiran manusia tatkala ia menerima perintah. Itu 

karena, bila kita melihat pemikiran manusia secara logis, 

satu perintah yaitu  sebuah keharusan/pemaksaan. Akan 

tetapi, dua perintah yang diterima akan membuat perintah 

ini  lebih lunak karena tidak tertuju pada satu hal. 

Dengan metode ini, Anda akan mendapatkan dua hal 

positif, yakni Anda tidak hanya mengajukan satu 

permintaan, melainkan dua secara sekaligus, tanpa 

mengesankan adanya paksaan terhadap lawan bicara 

Anda. 

2. "Akan dan Pasti" 

Saya mempunyai seorang teman yang pekerjaan 

profesionalnya yaitu  ahli hipnotis. Suatu ketika saya 

melihat peragaan hipnotisnya di hadapan penonton dan 

menemukan sesuatu yang sangat berharga. Itu yaitu  

rutinitas penggunaan kata-kata "akan dan pasti" di dalam 

permainannya secara berurutan dan berulang-ulang. 

Misalnya, "Kamu sebentar lagi akan merasakan kantuk 

yang begitu berat datang di dalam matamu, kamu pasti 

mulai merasa lelah, dan ...." 

Setelah saya berbicara dengannya dan bertanya 

mengapa kata-kata "akan dan pasti" sangat kerap 

digunakan selama pertunjukkan, ia mengatakan bahwa 

hal itu ia sebut sebagai suggestion command. Yang ia 

maksudkan di sini yaitu  perintah sugesti. Ia berkata 

bahwa penggunaan kata-kata "akan dan pasti" di sini 

menggantikan kata "mungkin" atau "apakah". Andaikan 

saya berkata, "Sebentar lagi kamu mungkin akan merasakan 

kantuk yang begitu berat datang di dalam matamu," di 

sini terlihat jelas bahwa pembicara sendiri tidak yakin. 

Oleh karena itu, pendengar secara bawah sadar juga tidak 

akan merasa yakin. Dengan menggunakan kata-kata "akan 

dan pasti", secara bawah sadar kita memberikan perintah 

pada subjek untuk menerima dan percaya pada pandangan 

kita. 

Saya melihat bahwa hal ini sangat baik bila diterapkan 

di dalam kehidupan sehari-hari. Bandingkan kata-kata ini: 

"Mungkin kalau kamu sedikit kurus kamu terlihat lebih 

segar!" dengan "Kalau kamu sedikit kurus pasti kamu 

terlihat lebih segar!". Atau, "Kamu pasti sembuh bila 

meminum obat ini!" dengan "Kamu mungkin akan merasa 

lebih baik setelah meminum obat ini." Terlihat sekali 

perbedaan yang mencolok di antara contoh di atas. Yang 

satu memberikan masukan dengan yakin, sedangkan yang 

satu lagi memberikan masukan dengan ragu-ragu. 

Gunakan hal ini lebih banyak lagi dalam bahasa sehari-

hari Anda. BERIKAN KEPASTIAN BUKAN 

KERAGUAN! 

3. "You must know" (Anda pasti tahu) 

Secara psikologis manusia mempunyai pandangan tentang 

"Tahu Segalanya". Maksudnya, bila seseorang mengetahui 

sesuatu yang tidak diketahui orang, berarti ia lebih pandai 

dari orang lain. Hal ini sesungguhnya dapat kita gunakan 

dalam permainan kata-kata untuk memanipulasi pola pikir 

orang. 

Simaklah contoh ini: Alih-alih mengatakan "Maaf, 

jalanan dari rumah saya sangat macet sehingga saya 

terlambat sampai" dengan "And&pastttabu, jalanan di sana 

macet. Maafkan saya karena sedikit terlambat". Di sini 

pendengar merasa bahwa ia sesungguhnya tahu sehingga 

ia lebih mudah memaafkan. Atau, contoh lainnya: 

"Apakah Anda tahu bahwa multivitamin ini sangat baik 

bagi kesehatan Anda?" dengan "Anda pasti tahu bahwa 

multivitamin ini sangat berguna bagi kesehatan Anda, 

cobalah untuk mengkonsumsinya!". Berbeda, bukan? 

Rasakan kapan kata-kata ini  membuat pendengar 

merasa lebih yakin dan benar. 

Yang Anda pelajari di atas hanyalah sebagian dari seni 

manipulasi bicara yang dapat kita gunakan untuk 

memasukkan pemikiran kita pada lawan bicara kita. Namun, 

dengan bahasa saja tidaklah cukup. Selanjutnya kita akan 

membahas sedikit tentang Body Perception. Dalam konteks 

ini, itu berarti pengamatan gerak tubuh dari lawan bicara 

yang dapat kita manfaatkan untuk memperoleh informasi 

yang tak disadari darinya. 

ungkin Anda sudah sering mendengar atau bahkan 

belajar bahwa gerak tubuh manusia sesungguhnya 

selalu menunjukkan apa yang sedang melintas di 

dalam pikirannya. Beberapa hal dalam tubuh manusia 

memang secara jelas menunjukkan kenyataan ini secara nyata 

dan gamblang. Mari kita mengambil sebuah contoh: Orang 

yang sedang gembira pasti tertawa atau menunjukkan 

kecerahan dalam raut wajahnya, sementara orang yang 

sedang sedih biasanya menitikkan air mata, dan orang yang 

sedang banyak pikiran biasanya cemberut dan tampak letih. 

Hal-hal ini tampak jelas dalam mimik orang ini . 

Ketika teman Anda menangis, Anda pasti tahu bahwa ia 

sedang sedih (atau mungkin terlalu gembira, tergantung 

mimiknya). Dengan demikian, Anda tidak perlu lagi 

menerka-nerka apa yang sedang terjadi karena tubuh teman 

Anda itu sudah memberitahu Anda secara jelas apa yang 

sedang dirasakannya. Hal ini saya sebut sebagai Conscious Body 

Perception, di mana Anda dapat dengan mudah menyimpulkan 

apa yang terjadi pada diri orang yang sedang berhadapan 

dengan Anda. Dan, itu Anda ketahui hanya dengan melihat 

gerak tubuh atau mimik wajahnya. 

Tapi, ada kalanya hal-hal menjadi sedikit kurang jelas 

bagi kita untuk bisa menerka bagaimana gerak tubuh yang 

seseorang lakukan saat itu menunjukkan apa yang sedang ia 

alamin. Misalnya, ketika kita sedang mengajak seseorang 

bicara, ia mendengarkan sembari menggoyang-goyangkan 

kakinya. Apakah arrinya? Bosankah ia? Atau, itu sekadar 

kebiasaan? Hal ini saya sebut sebagai Subconscious Body 

Perception. Artinya, kita membutuh lebih banyak waktu dan 

usaha untuk mengaitkan gerakan tubuh dengan makna 

sebenarnya. 

Hanya saja, kita hanya akan sedikit mempelajari hal ini. 

Di sini saya akan memberikan hal-hal yang selama ini saya 

anggap sangat akurat dan penting guna membantu kita 

mempelajari lawan bicara secara lebih jelas. Ini penting agar 

kita dapat memasukkan pesan kita ke dalam pikiran orang 

itu secara jelas dan tidak menyasar. 

A. True Lies (Kebohongan Sejati) 

Banyak orang mengatakan bahwa mata tidak dapat 

berbohong. Benarkah pernyataan ini? Menurut saya, itu 

sangat benar. Dan, bahkan ada cara untuk mengetahui kapan 

seseorang jujur atau berbohong hanya lewat arah pandangan 

matanya saja. 

Namun, sebelumnya saya akan membahas sedikit 

tentang persepsi manusia yang akan sangat berkaitan dengan 

hal ini . 

Pada dasarnya daya ingat manusia dibagi menjadi tiga 

sudut pandang utama, yaitu: 

1. Penglihatan/visual 

Daya ingat jenis ini secara khusus mengingat atau 

merekam hal-hal yang sifatnya mengarah pada daya 

tarik mata saja, seperti warna, keadaan, tempat, suasana, 

dan sebagainya. Misalnya, ketika Anda mengingat 

bagaimana bentuk kue ulang tahun Anda pada saat 

Anda berusia 17 tahun. Hal ini termasuk dalam sudut 

pandang penglihatan. 

2. Pendengaran 

Daya ingat jenis ini secara khusus merekam hal-hal 

yang pernah didengar. Misalnya, nomor telepon atau 

alamat yang pernah ia terima. Hal ini kita sebut sebagai 

sudut pandang pendengaran. 

3. Peraba/Perasa 

Daya ingat jenis ini secara khusus merekam hal-hal 

yang berhubungan dengan indra peraba, seperti rasa 

atau perasaan. Contoh, Anda ingat betapa dinginnya 

dulu ketika Anda berlibur ke luar negeri saat musim 

salju. Atau, bagaimana rasanya ketika Anda dulu 

menikmati makanan yang rasanya begitu asam. 

Ketiga hal ini  direkam di dalam otak manusia pada 

lokasi yang berbeda-beda. Namun demikian, perlu juga 

diketahui bahwa alam pikiran imajinasi manusia pun terbagi 

menjadi tiga sudut pandang yang sama persis seperti di atas. 

Yang saya maksud yaitu  begini: Bila Anda sedang 

membayangkan sesuatu di dalam pikiran Anda, secara tidak 

langsung Anda akan memikirkan salah satu atau beberapa 

gabungan dari ketiga sudut pandang di atas. Misalnya, ketika 

Anda memikirkan bagaimana rupa mobil Anda bila dicat 

dengan warna kuning emas. Itu yaitu  sudut pandang 

penglihatan. Atau, bagaimana rasanya memakan es batu 

dengan campuran minuman beralkohol. Ini yaitu  sudut 

pandang perasa. 

Uniknya, gerak mata kita secara bawah sadar pun dibagi ke 

dalam tiga sudut pandang ingatan dan tiga sudut pandang 

imajinasi. Kalau Anda tidak percaya, coba kita ikuti sedikit 

permainan berikut: 

Saya ingin Anda sekarang mengingat bagaimana bentuk 

dan warna baju seragam Anda ketika masih duduk di bangku 

TK. 

Sudah? Sekarang, cobalah mengingat-ingat apa warna 

kotak pensil Anda sewaktu duduk di bangku SD dulu? 

Sudah? 

Kalau diperhatikan, Anda akan sadar bahwa ketika 

Anda sedang mengingat-ingat, 90% mata Anda akan 

mengarah ke kiri atas. Itu karena memang di sana lah tempat 

korteks sudut pandang visual ingatan Anda. Dengan 

demikian, secara bawah sadar Anda melihat ke arah ini . 

Mengapa demikian? Itu yaitu  fakta psikologis dan biologis 

dari cara kerja otak manusia yang mengirimkan sinyal pada 

mata untuk melakukan kerja terbaiknya. Namun, kita tidak 

akan membahas hal itu lebih jauh di sini. 

Seperti yang telah disebutkan, ingatan manusia 

mempunyai tiga sudut pandang yang berbeda. Ketiga sudut 

pandang ini , baik penglihatan, pendengaran maupun 

peraba/perasa memiliki korteks-korteks yang berbeda pada 

otak manusia. Dan, hal ini  memengaruhi arah pandang 

mata pada manusia. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 

1. Penglihatan: Arah pandang mata ke kiri atas 

2. Pendengaran: Arah pandang mata ke kiri tengah 

3. Peraba/Perasa: Arah pandang mata ke kanan bawah. 

Itu berarti, bila Anda sedang mencoba mengingat-ingat 

sesuatu, arah pandang mata Anda akan bergantung pada 

hal yang Anda pikirkan. Apakah itu lebih menyangkut visual, 

pendengaran, atau peraba/perasa. 

Cobalah sekali lagi pada diri sendiri atau orang lain. 

Tanyakan hal-hal yang mengajaknya mengingat hal-hal yang 

bersifat penglihatan seperti contoh di atas. Contohnya, warna 

baju, warna kue ulang tahun, bagaimana bentuk rumahnya 

dulu, atau apa bentuk kotak pensil yang pernah ia gunakan 

sewaktu duduk di bangku SD. Maka, 90% arah matanya akan 

menghadap ke kiri atas. 

Kemudian, cobalah mengajukan pertanyaan yang 

membuat seseorang mengingat hal-hal yang berhubungan 

dengan masalah pendengaran, seperti "Masih ingatkah kamu 

sewaktu ibu guru di SMP dulu marah? Apa yang 

dikatakannya?" atau "Masih ingatkah bagaimana syair lagu 

favoritmu?" Bila Anda perhatikan, kini matanya akan 

mengarah ke kiri tengah, yakni korteks pendengaran. 

Dan yang terakhir, cobalah mengajukan pertanyaan 

yang mengajak lawan bicara Anda mengingat hal-hal yang 

berhubungan dengan indra peraba/perasa, seperti rasa 

makanan, rasa minuman, atau juga suasana di suatu tempat 

yang dulu pernah ia tinggali, dan sebagainya. Perhatikan, 

kini matanya akan mengarah ke kanan bawah. 

Jangan bertanya alasannya. Yang jelas, hal ini sungguh 

terjadi seperti yang saya katakan. Dan, bukan hanya itu saja, 

hal sebaliknya juga terjadi. Bila Anda ingin mengingat hal-

hal yang bersifat penglihatan, akan lebih mudah bagi Anda 

untuk mengarahkan mata ke korteks penglihatan, yaitu kiri 

atas. Dan, demikianlah selanjutnya, tergantung pada ingatan 

apa yang hendak Anda munculkan. 

Mungkin, ini lah sebabnya terkadang seseorang 

kesulitan mengingat suatu hal karena ia mengarahkan 

matanya pada korteks yang salah. Jika hal ini terjadi, otak 

tidak akan membantunya menemukan jawaban yang tepat. 

Katakanlah, seseorang ingin mengingat kembali nomor 

telepon seorang teman yang baru saja disebutkan. Secara 

tidak sadar, ia justru mengarahkan matanya ke kanan bawah. 

Akibatnya, nomor telepon itu sulit diingat kembali. Hal 

sebaliknya juga berlaku, yakni bila seseorang ingin mengingat 

suatu hal yang berhubungan dengan penglihatan. Maka, akan 

lebih mudah baginya bila ia mengarahkan mata ke kiri atas. 

Kelambatan dalam proses mengingat akan terjadi bila ia salah 

mengarahkan matanya. Oleh karena itu, gunakan arah 

pandang mata Anda dengan tepat untuk mendapatkan hasil 

yang maksimal tatkala ingin mengingat sesuatu. 

Lalu, pertanyaannya yaitu : Mengapa kita harus 

membahas hal ini? Karena, ternyata ada hal yang sangat 

menarik di balik semua ini. Hal itu yaitu  fakta di mana 

imajinasi juga dibagi menjadi tiga sudut pandang yang sama, 

namun dengan kerja otak yang berbeda! 

Imajinasi 

1. Penglihatan 

Ini merupakan wilayah di mana Anda dapat 

membayangkan sesuatu yang berhubungan dengan 

penglihatan. Misalnya, membayangkan bagaimana rupa 

Anda bila Anda berkepala botak dan berkumis. Atau, 

membayangkan bagaimana rupa seekor bebek yang 

mempunyai empat kaki. Itu yaitu  imajinasi visual 

(berkaitan dengan korteks penglihatan kanan atas). 

2. Pendengaran 

Ini yaitu  wilayah imajinasi yang berkaitan dengan 

media pendengaran (dengan korteks penglihatan kanan 

tengah). Misalnya, membayangkan suara gajah yang 

sedang marah atau bagaimana merdunya suara penyanyi 

favorit Anda. 

3. Peraba/Perasa 

Ini yaitu  wilayah imajinasi yang berkaitan dengan 

indra peraba/perasa (dengan korteks kiri bawah). 

Misalnya, membayangkan bagaimana rasanya bermain 

hujan atau rasanya menikmati rujak yang sangat pedas, 

dan sebagainya. 

Dengan kata lain, apabila manusia sedang memikirkan 

sesuatu dan ia harus bcrimajinasi maka matanya akan 

mengarah ke korteks yang berkaitan dengan jenis memori 

ini ! Dengan demikian, kita dapat mengetahui kapan 

seseorang sedang berusaha mengingat-ingat atau kapan ia 

sedang berimajinasi! Dan, kita dapat membedakannya lewat 

arah pandangan mereka. 

Lalu, apa gunanya? Gunanya, kita dapat mengetahui 

kapan seseorang berkata jujur dan kapan seseorang berkata 

bohong karena pada saat berkata jujur ia akan menggunakan 

korteks ingatannya, bukan korteks imajinasi! Katakanlah, 

Anda bertanya pada seseorang tentang apa yang tadi ia 

kerjakan? Seharusnya ia berkata sambil mengarahkan 

matanya sedikit ke kiri atas atau ke kanan bawah 

(penglihatan/peraba); bukan ke arah yang lain. Akan tetapi, 

katakanlah ia mengarahkan mata ke kanan atas, itu berarti ia 

sedang berusaha berimajinasi atau mengarang cerita. Orang 

itu sedang berbohong kepada Anda! 

Untuk mendapatkan contoh kasus lain, cobalah 

mengajukan pertanyaan "Bagaimana citarasa makanan yang 

tadi Anda coba?" Bila lawan bicara Anda jujur, matanya akan 

mengarah ke kanan bawah (peraba), sedangkan bila ia 

berbohong, matanya akan mengarah ke kiri bawah. Selain 

itu, Anda bisa mencoba bertanya, "Apa yang tadi dikatakan 

rekan kerja Anda di telepon?" Apabila lawan bicara Anda 

jujur, matanya akan mengarah ke kiri tengah, bukan ke kanan 

tengah! Itu karena, ia harus mengingat dan bukan 

berimajinasi atau mengarang-ngarang. 

Jelaslah bahwa hal ini tidaklah secara langsung dapat 

dikatakan merupakan ilmu pasti atau sains. Akan tetapi, 

secara kenyataan fenomena ini sungguh terjadi pada cara 

otak manusia bekerja. Dan, dengan mengetahui cara kerja 

otak ini, Anda akan dengan jelas dapat mengetahui karakter 

lawan bicara Anda. 

Mata tidak dapat berbohong! 

Visual memory 

Aid memory 

Kinesetic imagination 

Visual imagination 

Aid imagination 

Kinesetic memory 

B. Fingering (Gerak Jemari) 

Hal ini mungkin merupakan hal baru untuk Anda. Sekadar 

informasi, hal ini merupakan bagian dari ilmu rajah tangan 

atau palmistry, yang saya pikir akan sangat berguna bagi Anda 

untuk mengetahui perasaan sebenarnya dari lawan bicara 

Anda. Pada saat Anda sedang berbincang-bincang dengan 

seseorang—bila Anda sedikit lebih teliti—terkadang lawan 

bicara kita secara tidak sadar memain-mainkan jemari 

tangannya. Dan, hal ini menurut ilmu rajah tangan 

mempunyai rangkaian arti tertentu. Mari kita simak bersama 

maknanya. Bila seseorang menggerak-gerakkan: 

a. Ibu jari atau jempol, berarti orang ini  sedang 

mengkhawatirkan sesuatu atau merasa tidak nyaman 

dengan keadaan di sekitarnya. 

b. Jari telunjuk, berarti orang ini  sedang takut akan 

sesuatu hal, yakni ketakutan yang mendalam. 

c. Jari Tengah, menunjukkan rasa marah yang dipendam 

oleh orang itu. 

d. Jari manis, menunjukkan emosi yang sangat mendalam, 

seperti rasa sayang, rindu, cinta, sedih, dan sebagainya. 

e. Jari kelingking, menunjukkan adanya stres yang 

berlebihan dan terpendam, seperti merasa kekurangan 

waktu. 

Uniknya, selain berguna untuk mengetahui situasi orang yang 

sedang berhadapan dengan kita (agar kita secara tidak 

langsung dapat mengetahui perasaannya), pengetahuan ini 

berlaku dua arah. Artinya, apabila Anda sedang merasakan 

gangguan-gangguan seperti dijabarkan di atas—entah itu 

emosi, stres, dan hal lainnya—dalam sekejap Anda dapat 

menguranginya dengan memain-mainkan jari-jari yang 

bersangkutan! Cobalah dan rasakan perubahan sekejap mata. 

Jelas, hal ini bermanfaat untuk meningkatkan rasa percaya 

diri kita saat berhadapan dengan lawan bicara kita. 

C. Smile (Senyum) 

Pada saat Anda berhadapan muka dengan lawan bicara Anda, 

berbicaralah dan perhatikan wajahnya. Kemudian, perhatikan 

bagian mulutnya. Bila gigi bagian atas lebih terlihat daripada 

bagian bawahnya, berarti orang ini  mempunyai sikap 

rendah hati, suka membantu dan memberi. Namun, ia yaitu  

orang yang sangat sulit menerima sesuatu dari orang lain. 

Sebaliknya, apabila yang terlihat yaitu  gigi bagian bawah, 

berarti orang ini  cenderung lebih suka menerima dari 

orang lain, suka mencari-cari informasi atau pengetahuan 

baru, dan memiliki rasa bangga pada apa yang dapat ia capai 

atau atas hasil karyanya. 

Memang, tampak jelas bahwa hal ini bukanlah sebuah 

cabang ilmu pasti. Tapi, pengetahuan ini sangatlah akurat 

dalam pembuktian sehari-hari. 

D. Hand Move (Gerak Tangan) 

Gerak tangan Anda pun dapat dimanfaatkan dalam 

pembicaraan atau dalam memasukkan pemikiran Anda pada 

orang lain. Dalam ilmu hipnotis, hal ini sangat sering 

dilakukan dan digunakan. Seorang ahli hipnotis mengetahui 

kapan dan bagaimana menggerakkan tangannya di hadapan 

orang guna memengaruhi keadaan tubuh orang itu. 

Ketika tangan digerakkan mengayun di hadapan orang 

yang bersangkutan dari arah atas ke bawah (dari arah matanya 

lalu turun ke bawah), maka secara bawah sadar gerakan ini 

akan membuat orang ini  merasa rileks dan nyaman. la 

akan dapat menerima kata-kata atau masukan-masukan 

secara lebih jelas. 

Sementara itu, ayunan tangan dari bawah ke atas di 

hadapan seseorang akan membuatnya bergairah atau kembali 

ke kesegaran bawah sadar baru. Hal ini berguna jika kita 

hendak menceritakan sesuatu yang akan menghabiskan 

cukup banyak waktu. Cobalah sebentar-sebentar Anda 

mengayunkan tangan di depan orang itu dari bawah ke atas 

dan rasakan perbedaannya. 

Masih ada berbagai hal lain sehubungan dengan gerak 

tubuh orang yang dapat Anda perhatikan. Misalkan, gerakan 

tangan menyentuh dagu. Itu berarti orang ini  setuju 

dan percaya pada apa yang Anda katakana. Sebaliknya, 

gerakan tangan menyentuh hidung menyiratkan rasa ragu 

terhadap apa yang Anda katakan! 

Saya pikir hal-hal yang penting untuk Anda ketahui 

sudah saya ungkapkan di atas. Cobalah Anda pelajari dan 

praktikkan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa segala sesuatu 

yang Anda pelajari di sini bukanlah ilmu pasti di mana 2 + 2 

harus sama dengan 4. Maksudnya, Anda hanya dapat 

mencapai tingkat keakuratan yang tinggi apabila Anda 

mengandalkan kepekaan dalam segala hal. Kepekaan ini 

mencakup perasaan, keyakinan, dan pengetahuan yang Anda 

miliki dalam melihat sebuah keadaan atau suasana; tidak 

secara sembarang, namun dengan penuh pertimbangan. 

Gunakan pengetahuan yang disediakan di sini sebagai 

sebuah bahan pemikiran dan bukan sebuah keharusan. Tidak 

ada yang mustahil dan ini berlaku bagi Anda. Segala sesuatu 

yang telah kita bahas di atas sangatlah membantu kehidupan 

saya untuk mencapai apa yang sudah saya capai sekarang 

ini. Bila digunakan secara tepat, buku ini sangat berguna 

untuk meningkatkan kualitas hidup Anda atau bahkan 

mengubah hidup Anda. Sebaliknya, di tangan yang salah, 

buku ini hanya akan menjadi sampah yang tidak ada artinya. 

Bicaralah, berikan pemikiran Anda, apa pun itu! 

ada saat mengetik kata-kata ini, saya berpikir, "Apa 

yang telah saya tulis di atas? Apakah hal ini akan 

berguna untuk Anda baca ataupun Anda cermati? 

Ataukah buku ini hanya akan berakhir di sebuah rak buku, 

tidak pernah diambil lagi, dan bahkan dilihat lagi untuk 

selamanya?" 

Lalu, terpikir pula oleh saya, untuk apa semua ini saya 

tuliskan? Apa tujuannya? 

Dan, mengapa saya perlu menghabiskan waktu lebih 

dari enam bulan hanya untuk beberapa puluh lembar kertas 

sederhana ini? Haruskah saya menambahkan lagi beberapa 

halaman kendati—menurut saya—itu mungkin tidak 

berguna sama sekali untuk Anda dan cuma mempertebal 

buku ini? 

Kemudian, saya kembali mencoba melihat ke dalam diri 

saya sendiri. Ternyata apa yang saya tulis di sini yaitu  jalan 

kehidupan saya. Itu lah yang membuat saya menghabiskan 

begitu banyak waktxi untuk menuliskannya. Itu lah yang 

membuat buku ini hanya terdiri dari beberapa puluh lembar 

kertas. Karena, memang demikianlah kehidupan yang penuh 

arti: Singkat namun berisi. 

Apa yang Anda baca dan pelajari di atas yaitu  murni 

sebuah pemikiran, cara, dan jalan yang saya gunakan selama 

berjuang untuk menjadi "orang" yang saya idamkan. 

Perjuangan saya selama ini bukanlah perjuangan yang ringan, 

bukan pula perjuangan yang menuntut saya menggunakan 

ilmu yang saya peroleh dari bangku pendidikan. Namun, 

perjuangan ini yaitu  perjuangan yang penuh liku-liku di 

mana kesalahan langkah berakibat fatal, di mana orang 

dituntut untuk percaya pada ide-ide gila saya, di mana orang 

diajak untuk menerima saya dengan segala ketulusan. Dan, 

lembar demi lembar buku ini berhasil dituliskan melalui kata-

kata tulus yang keluar dari dalam diri saya, yakni kata-kata 

yang tersusun rapi dengan pemikiran yang dalam dan cermat, 

disertai sebuah keyakinan yang luar biasa. 

Saya pernah bertanya-tanya, apabila saya menyamar 

menjadi orang lain, tanpa uang sepeser pun dan hanya 

memiliki sehelai baju yang melekat di tubuh saya, lalu 

diturunkan di sebuah kota yang sama sekali asing bagi saya, 

mampukah saya menghidupi diri sendiri? Mampukah saya 

berjuang lagi sendiri tanpa mengenal siapa pun di sana? 

Kalaupun mampu, berapa lamakah saya akan bertahan di 

sana? Dan, dengan apa saya bisa bertahan? 

Meski saya sempat bertanya-tanya, saya kemudian 

merasakan sebuah keyakinan yang amat dalam terkait 

rangkaian pertanyaan di atas. Ketika halaman demi halaman 

buku ini mulai memiliki bentuk di layar komputer saya, saya 

yakin bahwa saya dapat memulai kembali kehidupan saya 

betapa pun sulitnya. Itu karena saya mempunyai sebuah 

senjata yang sangat mahal dan efeknya sangat andal: Saya 

mempunyai pemikiran dan mulut untuk menyampaikannya! 

Dan, saya akan mampu hidup dengan itu! 

Saya pun berpikir dan berharap bahwa apa yang Anda 

dapatkan di sini bukan sekadar Anda jadikan bacaan. 

Gunakan semua ini di dalam hidup Anda sehari-hari, rasakan 

semua perbedaan yang mungkin Anda dapatkan, rasakan 

semua itu datang pada diri Anda. Gunakan keyakinan Anda, 

pengetahuan Anda, dan kata-kata Anda untuk mendapatkan 

segala sesuatu yang selama ini Anda dambakan. Ingadah, 

bila Anda meminta, Anda akan mendapatkannya! Di dunia 

ini tidak ada yang tidak mungkin. 

Dan, saya di sini menunggu kabar itu dari Anda. Bagikan 

pengalaman keberhasilan Anda setelah Anda menggunakan 

apa yang telah saya coba sampaikan kepada Anda. Atau, 

beritahu saya kesulitan-kesulitan yang Anda alami, bila hal 

itu sungguh timbul pada diri Anda. Saya ada di sini, tidak 

sabar untuk mendengafnya, membahasnya, dan bahkan 

bertemu langsung dengan Anda. 

Kalau orang-orang besar yang kita kenal mampu 

menjadi besar dengan bermodalkan pemikiran dan kata-kata, 

kita pun bisa! 

Saya dan Anda.... 

Semuanya! 

pesulap  biru  


Orangtua saya mengatakan saya bodoh bila hendak 

melakukan hal yang saya cintai ini. Kawan-kawan saya 

mengatakan saya aneh karena tanpa berpikir panjang lebar 

saya telah mengambil langkah ini . Dan, saya pun nyaris 

berpikiran sama. 

Tapi, hari masih panjang dan saya memegang teguh 

sebuah keyakinan bahwa tidak ada yang mustahil di dunia 

ini, apa pun itu. Saya mulai menggali segala sebab yang 

menjelaskan mengapa seni ini amat terkucil di Indonesia. 

Akhirnya, saya mendapatkan sebuah jawaban yang pasti, 

yaitu orang tidak menghargai apa yang mereka mainkan. Bila 

pesulap itu sendiri tidak menghargainya, bagaimana mungkin 

orang lain akan dapat menghargainya? 

Lalu, bagaimana saya dapat membangkitkan seni sulap 

sekarang? Saya tidak terlahir dalam keluarga dengan 

kelimpahan uang. Saya bahkan harus berusaha sendiri untuk 

membayar kuliah. Apa yang bisa saya lakukan? Saya pun 

menyadari bahwa saya masih memunyai kepandaian, bakat, 

dan pemikiran. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana 

menggunakannya? 

Akhirnya, saya menemukan sebuah jawaban yang sangat 

jelas bagi saya. 

Komunikasi! 

Ya, saya harus berkomunikasi dengan mereka, siapa pun 

itu. Saya harus meyakinkan mereka akan gagasan saya. Saya 

harus memberi mereka pemikiran saya dan saya harus yakin 

bahwa mereka akan menerimanya dengan baik. Saya harus 

bersosialisasi, mencari kawan sebanyak mungkin, dan 

membagi ide-ide saya dengan mereka. Saya pun harus 

memastikan bahwa mereka bersedia membuka jalan pikiran 

mereka sehingga memiliki pemikiran yang sejalan. Saya harus 

berbicara. Berbicara dengan keras agar semua orang 

memerhatikan saya. 

Namun, tentu tidak sembarang bicara, melainkan 

berbicara dengan strategi yang baik. Dan, pada saat itu lah 

saya menyusun segala kemampuan saya. Bukan untuk 

menjadi seorang pesulap yang hebat, namun untuk menjadi 

seorang yang dengan mudah dapat menyampaikan pesannya 

pada siapa pun. Juga, saya membaca ratusan buku, bertanya 

pada orang yang lebih berpengalaman dari diri saya, dan 

menggabungkan semua itu menjadi sebuah kepercayaan yang 

begitu mendalam. 

Saya mulai menjalani hidup saya. Kali ini dengan sebuah 

keberanian yang berbeda. 

Saya masih ingat suatu hari ketika saya harus 

menghentikan sebuah bus kota di jalan, dengan jas di tangan 

dan sebotol minyak wangi, lalu menuju sebuah hotel 

berbintang lima untuk menawarkan ide bermain di sana. 

Namun, kali ini saya membekali diri dengan senjata yang 

sangat ampuh: Sebuah psikologi berkomunikasi. 

Seumur hidup saya belum pernah berhadapan dan 

berbicara dengan seorang manajer yang mengenakan jas 

seharga, mungkin, sepuluh kali lipat dari apa yang saya 

gunakan. Seorang manajer di hotel bintang lima yang 

mungkin mengira bahwa saya hanya akan menghabiskan 

waktunya tanpa mendatangkan manfaat apa-apa baginya. 

Tapi, saya mulai berbicara. Saya memulai sebuah 

percakapan, memasukkan pemikiran dan pemahaman saya, 

melihat langkahnya, meneliti gerak-gerik tubuhnya, dan 

mencermati semua kata-katanya. Lalu, kembali memasukkan 

kata-kata balasan yang muncul dari pemikiran yang 

mendalam, memasukkan itu ke dalam pemikirannya, dan 

mengubah paradigma atau cara berpikirnya. Saya berusaha 

keras mengubah pikirannya tentang saya, dari "Seorang anak 

muda yang membuang waktuku" menjadi "Seorang 

profesional dengan keunikan pribadi yang pantas untuk 

didengarkan." 

Saya menghabiskan waktu berjam-jam untuk berbicara 

dengannya hingga akhirnya saya pulang dengan sebuah 

harapan baru. Harapan yang belum pernah saya rasakan 

sebelumnya. Minggu berikutnya, saya menerima selembar 

surat yang menyatakan bahwa ia sangat tertarik dengan segala 

gagasan saya dan berminat untuk bekerja sama dengan saya. 

Singkat cerita, tiga bulan kemudian saya sudah 

mendapatkan empat hotel berbintang lima di mana saya 

setiap hari bekerja sebagai entertainer profesional. Dan, 

setahun setelahnya, masih dengan cara yang sama, saya 

berbicara dan bicara, memasukkan ide pada semua orang 

yang saya kenal. Saat itu saya telah berhasil memiliki tiga 

mobil mewah dan tinggal di sebuah apartemen pribadi. 

Semua itu saya peroleh bukan cuma dengan berusaha 

tanpa henti, namun dengan menggunakan komunikasi yang 

tepat untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain 

terhadap diri saya. Kini, semua itu tinggal kenangan bagi 

saya. Sekarang saya secara profesional telah hidup lebih dari 

cukup dengan seni yang memang saya cintai. Yang tetap 

saya ingat yaitu  semua itu akan tinggal impian bila dahulu 

saya tidak menggunakan strategi yang tepat untuk 

mendapatkan apa yang saya inginkan! 

Dan kini, saya sedang duduk dengan sebuah laptop di 

pangkuan saya, ingin mengajak Anda menelusuri apa yang 

telah memampukan saya mendapatkan apa yang saya 

impikan sejak dulu: Sebuah strategi, sebuah seni, dan 

psikologi yang kaya. Sebuah metode berbicara, memasukkan, 

memanipulasi, dan menetralisasi pemikiran lawan bicara 

untuk menerima pemikiran kita. 

Tahukah Anda berapa banyak orang yang berhasil 

dengan menggunakan kata-kata yang tepat untuk 

menyampaikan ide mereka? Bukankah segala pemikiran 

hanyalah tinggal pemikiran yang tiada berguna bila kita tidak 

menyampaikannya kepada orang lain? Dan, bagaimana kita 

dapat menyampaikannya? Hal itu lah yang sebenarnya 

penting untuk kita ketahui. 

Anda mungkin akan menggunakan kumpulan teori saya 

ini. Atau, Anda mungkin tidak akan pernah meng-

gunakannya sama sekali. Tapi, bukan itu yang saya harapkan 

dari tulisan ini. Karya ini dimaksudkan sebagai ungkapan 

rasa terima kasih atas apa yang sudah saya peroleh. Semua 

ini terjadi begitu cepat dan saya tidak tahu harus berterima 

kasih kepada siapa selain mengkomunikasikannya kembali. 

Karena itu, saya menuliskan ini dan mempersembahkannya 

untuk Anda semua, dengan sepenggal harapan bahwa bila 

ada sebuah rasa seni yang dapat membantu saya mewujudkan 

segalanya, saya berharap dapat membaginya dengan Anda. 

Karena tanpa Anda, saya pun tiada. 

Ide-ide akan mati terkungkung dan pemikiran 

membusuk di dalamnya. 

Kecuali kita tahu cara mengkomunikasikannya! 

Masuk akal bukan? 


ang tersulit dari membuat sebuah tulisan yaitu  

mencari kalimat pertama yang dapat mengantar 

tulisan itu masuk ke dalam isinya. Walaupun saya 

yakin bahwa 75% orang yang membeli buku ini akan 

melewatkan kata pengantar dan langsung masuk untuk 

membaca isinya, namun saya berharap setidaknya masih ada 

25% dari Anda yang menyempatkan waktu untuk 

membacanya... dan saya bertepuk tangan bagi Anda. 

Hidup yaitu  sebuah perjalanan yang diikuti dengan 

berbagai pertanyaan, yang datangnya entah dari mana. Sebagian 

pertanyaan dengan mudah dapat kita jawab, sedangkan 

sebagian lagi mungkin akan menjadi pertanyaan abadi. Begitu 

pula halnya dengan hidup saya; saya merasakan ada banyak 

sekali pertanyaan yang timbul di dalam diri saya namun tidak 

ada jawabannya. Saya berusaha bertanya pada mereka tentang 

eBook by MR. 

siapa saja yang dapat membantu saya, namun masih saja 

tertinggal berbagai pertanyaan yang tidak akan pernah terjawab. 

Saya melihat adanya masalah dari hal itu: Mengapa ada 

banyak sekali pertanyaan yang tidak bisa kita dapatkan 

jawabannya? 

Itu karena kita terlalu banyak bertanya pada orang lain. 

Kita selalu menggantungkan diri pada orang lain, dan 

mendapatkan kepuasan jika dapat menerima jawaban dari orang 

lain. 

Mengapa kita tidak bertanya pada diri sendiri? 

Di mana kita dapat menjawab segalanya hanya dengan 

menggunakan pemikiran kita sendiri, dengan kreativitas kita 

sendiri, dan dengan pembelaan kita sendiri? 

Di dalam buku ini, Anda akan menemukan sebuah cerita 

di mana saya duduk di dalamnya, dan mengajukan pada diri 

sendiri pertanyaan-pertanyaan yang selama ini mengganggu 

tidur saya—pertanyaan-pertanyaan yang selama ini ingin saya 

dapatkan jawabannya, namun sulit ditemukan. 

Dan kini, hampir semuanya terjawab... walaupun mungkin 

tidak semuanya. 

Kini saya mengundang Anda untuk masuk ke dalam dunia 

pemikiran saya, dunia imajinasi, dan dunia kreativitas yang saya 

tuliskan. Bacalah dengan pandangan yang terbuka, pikiran yang 

tidak kaku, dan hati yang kosong. Gunakan imajinasi Anda. 

Ciptakan layar lebar di depan Anda dan visualisasikan 

semuanya. 

Bukalah sebuah gerbang baru melalui dialog tanpa batas.... 

pesulap  biru  eBook by MR. 

ari ini tepat tanggal 1 Juli, dan hari ini berlalu seperti 

biasanya, tidak ada yang berbeda sama sekali. Hanya 

saja, saat ini saya merasa sangat letih setelah 

melakukan kegiatan yang sangat padat hari ini. Jam sudah 

menunjukkan pukul 23.30. Saya masih berada di dalam 

kendaraan menuju rumah sambil membayangkan betapa 

nikmatnya mandi air panas, melemaskan badan yang sangat letih. 

Beberapa judul baru DVD bajakan yang bisa didapatkan di mana 

saja, walaupun dilarang pemerintah, tergeletak di jok belakang. 

Judul-judul itu sangat menarik, dan saya yakin akan sangat 

menyenangkan bagi saya untuk dapat menikmati beberapa pada 

malam yang kian larut ini. 

Saya bingung, sudah sebulan ini saya tidak bisa 

memejamkan mata sebelum jam di dinding menunjukkan pukul 

05.00. Oleh karena itu, saya sering menyibukkan diri dengan 

berbagai buku yang sudah ratusan jumlahnya di lemari. 

Terkadang saya sering melamun, menikmati lukisan-lukisan yang 

tergantung di kamar. 

Begitu pula hari ini, saya mengharapkan hari biasa dengan 

kebiasaan yang biasa pula. 

Namun, malam ini tampaknya akan sedikit berbeda.... 

Pada malam yang dingin itu, tanpa saya ketahui, seseorang atau 

sesuatu atau apa pun itu sudah menunggu saya di kamar. la 

seperti sedang dudukdiam sambil merenung, bagaikan seorang 

pemikiryangdiliputi ribuan masalah. 

la tahu bahwa saya tidak siap menyambut kedatangannya 

hari itu. Semestinya ia memberitahukan kedatangannya terlebih 

dahulu, namun rupanya membuat perjanjian di muka bukanlah 

kebiasaannya. 

la mungkin lebih suka membuat saya pucat ketakutan, 

kaget, dan diam... mungkin itu lah salah satu triknya pada saya, 

agar saya lebih membuka diri dibandingkan sebelumnya, yang 

penuh rahasia. 

Mercy E Class baru saya kini mencapai tikungan terakhir. Seperti 

biasanya, jalan selalu sepi dengan pencahayaan remang-remang 

dari lampu jalan yang nyaris putus, namun entah kenapa tak 

pernah diganti... mungkin untuk berhemat. 

Saat mobil berbelok, tiba-tiba saja pandangan mata saya 

seperti tertarik ke arah sudut jalan di samping warung rokok 

yang sudah tutup. Saya melihat seorang bocah duduk diam, 

matanya kosong menatap mobil saya, dan ia mengacung-

acungkan jarinya pada saya. 

Saya menghentikan mobil tepat di depannya dan membuka 

jendela kemudian melongok, mencoba bertanya ada apa? la 

hanya terdiam sambil terus memberi saya tatapan kosong. Tiba-

tiba... beberapa patah kata terlontar dari mulutnya. 

"Jangan pulang! la menunggumu di dalam sana!!! Kamu 

akan dibuatnya menjadi seperti dia!" 

Jujur saja, saya merinding mendengarnya. Darah di kepala 

saya mengalir turun seperti air terjun dengan kecepatan penuh. 

Untuk pertama kalinya dalam hidup, saya merasa takut.... 

Entah kenapa, tanpa sadar saya mengedipkan mata. Dalam 

hitungan sepersekian detik, mata saya kembali membuka, dan 

bocah itu sudah lenyap. 

Bulu kuduk saya semakin meremang, menari-nari di 

dinginnya malam. Perlahan hujan mulai turun. Saya yakin semua 

itu yaitu  halusinasi belaka, seperti halnya acara-acara televisi 

tentang hantu yang dibuat seperti nyata, yang hanya berguna 

untuk membodohi masyarakat. 

Walaupun begitu, sosok tadi terlihat sangat jelas. Apa pun 

itu, asalnya bukan dari dunia ini. Sekali lagi saya memejamkan 

mata, tetapi bocah itu tidak muncul-muncul lagi. Akhirnya, saya 

menutup jendela dan melanjutkan perjalanan pulang. "Jangan 

pulang! la menunggumu di dalam sana." Kata-kata itu semakin 

menyatu ke dalam benak, apa maksud bocah itu? Siapa orang 

yang sedang menunggu saya? Dan, mengapa saya harus takut 

jika ada orang yang menunggu saya? 

Saat itu, ia mungkin sedang tertawa sendirian melihat 

apa yang baru saja saya alami. la terlihat tetap tenang, 

ia yakin saya akan pulang dan menemuinya. la begitu 

yakin, ia mungkin tahu segalanya. 

Saya sudah sampai di depan rumah. Saya tinggal seorang diri di 

rumah sebesar itu, tidak ada pembantu dan saudara yang tinggal 

bersama saya. Dan saya sangat menyukai hal itu. Ada ketegangan 

luar biasa yang bisa Anda dapatkan jika Anda tinggal seorang 

diri seperti saya. Saya pun tidak memasangtelepon atau televisi. 

Semuanya terisolasi. Tempat ini memangdirancang supaya saya 

dapatdiam berkreasi tanpa memperoleh gangguan apa pun dan 

dari mana pun. 

la melangkah ke jendela kamar saya di lantai dua. 

Matanya tampak lesu dan tenang, seakan sudah 

terbiasa pada hal-hal yang terjadi dalam hidup. 

Tangannya yang penuh dengan kerut penuaan 

membuka tirai jendela, dan \a tersenyum... ramah 

sekali.... 

Saya memasukkan mobil ke garasi, membuka pintu, dan 

mengeluarkan beberapa barang dari mobil untukdibawamasuk. 

Pikiran tentang bocah tadi sudah lenyap. Yang ada hanyalah 

bayangan tentang berendam di bak mandi berisi air hangat. 

Saya melangkah masuk rumah dan mulai mengunci pintu 

satu demi satu, lalu naik ke kamar tidur saya di lantai atas. 

Langkah kaki saya terasa sangat berat, dan mata saya begitu 

letih. Namun, yang jelas setelah mandi nanti, kesegaran akan 

datang dan saya akan kembali terjaga sampai pagi seperti hari-

hari yang lalu. 

Setelah menaruh semua barang di meja kerja, saya 

melangkah perlahan sembari memegang gelas dan membuka 

baju, menuju kamar tidur. 

Saya membuka kunci kamar dan membuka pintu, 

...saya tidak dapat memercayai mata saya. Saya terlonjak 

dan menjerit keras seperti anak-anak yang kaget melihat hantu 

di film.... 

Seorang kakek duduk di kursi kamar saya. la tampak letih namun 

tetap bersemangat. Bajunya hitam panjang seperti gaun pesta 

yang digunakan wanita, dan bagian pinggangnya diikat dengan 

tali yang tampak sudah begitu tua—pada ujung tali itu terikat 

sebuah kantong merah tua. Tangan kakek itu terbungkus lilitan 

kain hitam yang mirip sarung tangan jika dilihat dari kejauhan, 

hanya saja berlubang-lubang. Tangan kirinya memegang 

sebatang tongkat yang ujung bawahnya memijak lantai. Tongkat 

itu tampak kusam dan terbuat dari kayu padat, di mana pada 

ujung atasnya terpasang sebutir batu berwarna merah menyala— 

mungkin rubi yang sangat mahal. Tangan kanannya memegang 

sebuah kitab kuno yang besar sekali, yang halaman-halamannya 

terlihat sudah berlepasan, berwarna cokelat tua dan keemasan. 

la memakai topi kain berwarna hitam dengan kuncung yang 

tinggi, layaknya penyihir zaman dahulu. Wajah kakek itu tirus 

dengan jenggot putih panjang yang lebat seperti Sinterklas, 

hanya saja kakek itu jauh lebih kurus. Rambutnya terurai 

berantakan keluar dari topinya. Warnanya pun sama dengan 

jenggotnya yang seputih salju. 

la begitu tenang. Bibirnya tersenyum ramah penuh 

kasih. Sosoknya mirip tokoh legenda yang bernama 

Merlin, seorang penyihir tua yang mampu melakukan 

segalanya. Mungkinkah kakek itu yaitu  Merlin yang 

keluar dari mimpi saya? 

la melihat saya terlonjak ketakutan dan berlari keluar kamar. 

Namun pintu kamar tiba-tiba menutup sendiri, kuncinya 

berputar sendiri, sehingga saya terkunci di kamar bersama 

"sesuatu" yang saya tidak tahu apa. Dan, semua itu terjadi cukup 

dengan mengangkat tangannya ke arah pintu yang ada di 

belakang saya. 

la kembali tersenyum, seperti sedang bermain-main dengan 

saya—permainan yang sama sekali tidak lucu. Badan saya sangat 

lemas dan saya tidak dapat berbuat apa-apa, namun secara 

berangsur-angsur saya menjadi tidak takut. Senyumnya 

mengingatkan saya pada almarhum kakek saya yang sangat 

ramah dan tenang. Walaupun saya tetap tidak menyetujui 

caranya yang tiba-tiba berada di dalam rumah saya tanpa saya 

mengerti bagaimana dan mengapa. 

Saya terdiam sejenak, masih tanpa kata, dan mulai menarik kursi 

serta duduk dengan tenang. Dalam pikiran saya, kejadian ini 

bagaikan mimpi. Mungkin saya sebenarnya masih tertidur, dan 

semua ini hanyalah mimpi belaka meski segala sesuatu tampak 

begitu nyata. Kendati saya yakin pengalaman ini yaitu  

kenyataan, saya tetap berusaha meyakinkan diri bahwa semua 

ini tidak pernah ada atau bahkan terjadi. 

la menatap saya dan tersenyum, kemudian membuka 

topinya dan meletakkannya di atas meja. Kini cahaya lampu 

benar-benar menyinari wajahnya yang penuh kerut-kerut. 

Tampak jelas bahwa ia sesungguhnya ramah dan bersahabat. 

Dibukanya kitab yang ada di tangannya tanpa mengucapkan 

sepatah kata pun. 

Saya juga hanya bisa berdiam diri, tak berkata-kata. 

Tatapannya sangat dingin penuh arti. Tiba-tiba dengan 

bodohnya saya bertanya, "Boleh saya keluar?" 

la tertawa keras sekali seperti menertawakan ketololan 

saya. Bagaimana tidak? Saya berada di kamar sendiri, di rumah 

sendiri, namun meminta izin pada orang yang sama sekali tidak 

saya kenal, yang ada di rumah saya. Setelah tawanya berhenti, 

ia mengelus-ngelus perutnya menahan sakit akibat tertawa, dan 

menggelengkan kepala. 

Saya berkata, "Kalau tidak boleh, tolong beritahu siapa 

kamu ini, dan mau apa di sini? Mengapa?" 

la mengangkat tangannya dan menunjuk pada laptop putih 

di atas meja, seperti ingin agar saya membukanya. 

Saya menurut dan membuka laptop itu tanpa mengerti apa 

maksudnya. 

Saya bertanya lagi, "Apa maumu. Katakan... Aku harus 

berbuat apa? Siapa kamu?" 

Dan, ia pun angkat bicara.... 

nak muda seperti kamu, paling umurmu tidak sampai 

30. Pintar, berpendidikan tinggi, hmm... kamu S2, 

kan?" 

Anehnya, pertanyaannya selalu keluar begitu saja seperti angin 

malam, tanpa memikirkan inti pertanyaan itu sendiri. 

"A... apa maksudmu?" 

"Oh, tidak, tidak ada maksud apa-apa. Hanya saja, aku agak 

bingung dengan pertanyaan-pertanyaanmu. Kamu terlalu 

banyak bertanya, siapa, mau apa, mengapa... semua itu 

membuatku bingung menjawabnya.... Hmm, apa menurutmu 

harus kujawab?" 

Jujursaja, sekarang saya merasa sangat tolol karena hal ini terjadi 

di luar perkiraan saya. Namun, kekuatan itu membuat saya diam 

dan terkadang mengajukan pertanyaan yang bodoh pula... dan 

saya pun mulai marah. Yah, marah... kemudian kata-kata keras 

keluardari mulut saya. 

"Dengar! Aku tidak tahu kamu ini siapa dan apa maumu di sini, 

dan aku tidak mau menghabiskan waktu di sini seperti orang 

tolol, aku capek dan mau beristirahat. Siapa pun kamu, lebih 

baik kamu pergi dari sini... aku juga bisa main keras kalau perlu!" 

"Oh, jadi sekarang kamu melupakan pertanyaanmu? Bukankah 

kamu tadi ingin tahu siapa, mengapa, dari mana, dan 

sebagainya. Dan sekarang, semua itu hilang begitu saja, lalu 

kamu mau aku pergi dari sini, atau kamu mengancam akan 

main keras? Apa maksudmu dengan main keras? Apakah 

manusia selalu menyelesaikan segala sesuatu dengan 

kekerasan?" 

"Nah! Berarti kamu juga manusia!!!" 

"Hahahalll Kamu sekarang ingin main keras.... Hahaha!!! 

Padahal sewaktu aku tadi menutup dan mengunci pintu, kamu 

langsung ketakutan dan lemas.... Bagaimana mungkin kamu 

melawanku? Bukankah hidup di dunia ini selalu penuh dengan 

ketakutan, dan kadang orang yang lemah selalu kalah melawan 

orang yang kuat? Hahaha...." 

"Betul, tapi karena ini rumahku, kedudukanku lebih kuat 

dibanding kamu! Lebih baik kamu keluar dan pergi dari 

rumahku. Aku tidak peduli kamu siapa, yang penting kamu 

segera pergi dari sini!!! Atau..." 

Tiba-tiba saja suasana di kamar saya berubah. Lampu kamar 

tiba-tiba padam, dan saya melihat secercah cahaya putih bersinar 

terang sekali tepat di hadapan saya, yang asalnya dari orangtua 

itu. Cahaya itu begitu putih dan bersih, sangat mengagumkan 

sekaligus menakutkan. 

Saya merasa angin kencang mendorong saya dari belakang, 

dan tiba-tiba saya seperti melihat ratusan burung putih terbang 

menembus tubuh saya menuju cahaya itu, dan hilang di baliknya 

Pikiran saya seakan tersedot ke dalam cahaya itu... semua 

rahasia seakan terbuka di hadapannya... tertarik olehnya. 

Saya menutup mata, sambil memegang sandaran kursi dan 

ketakutan. 

Tiba-tiba suasana kembali hening. Saya membuka mata, 

dan semua kembali normal seakan tidak pernah terjadi apa-

apa. 

"A... apa yang barusan kamu lakukan.... Siapa kamu 

sebenarnya?" 

"Lho... bukankah tadi kamu bilang kamu tidak takut padaku? 

Bukankah tadi kamu bilang mau mengusirku? Manusia memang 

begitu, kadang penuh emosi, tapi tidak bisa menilai lebih Ianjut 

tentang apa yang sebenarnya ia hadapi." 

"Apa maksudmu?" 

"Maksudku, paradigma manusia kadang sangat rumit, dan 

mereka sulit membedakan mana yang benar dan mana yang 

salah, sehingga terkadang seenaknya sendiri mengambil 

keputusan... seperti kamu saja yang mengaku berani tapi 

sekarang ketakutan. Hahaha...." 

"Aku tidak takut!" 

"Anak muda, tanganmu masih mencengkeram pegangan kursi! 

Dan kamu masih mengaku tidak takut? Dengarkan aku baik-

baik. Aku ingin bercerita sedikit." 

"Pada suatu saat, sebuah kapal perang berlayar di laut 

bebas. Tiba-tiba, kapal itu mengalami kerusakan radar, yang 

diikuti dengan turunnya kabut yang sangat tebal. Kapal perang 

yang kini hanya dapat menggunakan lampu sorot dan jarak 

pandangnya tidak lebih dari 100 meter itu, bergerak perlahan 

untuk menghindari bahaya." 

"Tiba-tiba saja kapten kapal melihat sebuah lampu sorot 

besar tepat di depannya. jika ia memutuskan untuk terus maju, 

ia yakin akan menabraknya. Namun, kapal itu yaitu  kapal 

perang, dan bagaimana rasanya mengemudikan kapal perang? 

jelas penuh ego dan kepercayaan diri! Kapten itu langsung 

mengirimkan kode morse seperti ini: 

Alihkan kemudi Anda 20°, biarkan kami lewat' 

Dan dibalas, 'Tidak bisa! Anda yang harus berbelok 20°!' 

Kapten itu mulai panas dan membalas lagi, "Berbeloklah 

20°, ini perintah!' 

'Tidak bisa! Anda berbeloklah 20° sekarang juga!'. 

'Anda yang harus berbelok. Saya beritahu saja, Anda 

sedang berhadapan dengan kapal perang pemerintah!!! Dan 

perintah untuk Anda, siapapun Anda, yaitu  minggir sekarang 

juga!!!' 

Dan dibalas lagi seperti ini.... 

'Anda boleh saja kapal perang, tetapi di sini yaitu  

rmercusuar, tolong beritahukan cara agar kami bisa minggirV" 

"Hahaha.... Nah, di sini aku mercusuarnya.... Kamu 

kapalnya.... Kalau mau mengusirku, tidak bisa, kan?" 

"Maaf, aku tidak mengerti maksudnya. Kau bicara panjang lebar 

hanya untuk menceritakan lelucon seperti itu ...." 

"Oh, bukan! Ini bukan lelucon, aku hanya menceritakan 

bagaimana cara paradigma manusia kadang-kadang bekerja. 

Memang lucu melihat kejadian di mana manusia ingin 

menghadapi sesuatu yang ia sendiri tidak tahu apa itu, namun 

sudah menggunakan emosi? Itu lah sifat dasar manusia... 

sifatmu...." 

"Seperti yang kukatakan tadi, sekarang kamu yaitu  kapal 

perang itu, dan aku menjadi mercusuarnya. Dengan kata lain, 

aku tidak mau pergi dari sini. Mungkin lebih baik kamu saja 

yang pergi kalau kamu mau...." 

"Maaf, ini rumahku!" 

"Aku tahu." 

"Lalu?" 

"Lalu apa?" 

"Kamu siapa?" 

"Kamu?" 

"Aku pesulap , dan itu tidak penting. Aku yang bertanya dulu. 

Siapa kamu!" 

"Ah, pesulap  itu hanya nama." 

"Setidaknya aku punya nama!" 

"Apalah arti sebuah nama. Kata-kata itu sedang populer, kan? 

Nama itu hanyalah sebuah tanda untuk menciptakan daya 

eksistensi ego manusia. Tidak ada artinya, nama hanyalah label 

belaka saja. Kamu siapa?" 

"Jujur saja, kakek tua. Aku pusing." 

"Apalagi aku." 

"He... lucu juga kamu ini. Untuk ukuran penyusup, kamu ini 

lucu." 

"Wah, ini yang kutunggu-tunggu dari tadi, kamu sudah bisa 

tertawa. Hahaha... alangkah menyenangkannya, mungkin aku 

bisa tinggal lebih lama lagi di sini kalau kamu selalu seramah 

itu!" 

"Lebih baik jangan.... Kamu siapa?" 

"Kamu sendiri siapa? Dan jangan beritahu namamu lagi, aku 

sudah tahu!" 

"Lalu jawaban apa yang kamu mau? Aku manusia, Homo 

sapiens! Dan aku pemilik rumah ini. Aku orang terkenal, aku 

punya kemampuan yang jarang orang punya, dan aku tidak 

peduli lagi kamu ini siapa.... Yang penting kamu pergi! Begitu, 

kan, maumu?" 

"Tidak juga, namun baguslah kalau kamu mau mengaku diri 

sebagai manusia, karena sekarang banyak sekali manusia yang 

sudah mengaku sebagai dewa. Tapi kamu berbeda...." 

"Terserah katamu, lah, tapi kamu ini siapa??!!" 

"Maksudmu? jenis kelamin, asal, nama, atau apa?" 

"Mulailah dengan namamu." 

"Oh, yang ini susah sekali, namaku banyak sekali." 

"Beri aku satu." 

"Lho, diberi banyak kok cuma minta satu. Itu lah manusia, 

mereka...." 

"Jangan banyak omong. Siapa namamu?" 

"Hmm, mulai galak. Begini saja, sesungguhnya namaku 

banyak!" 

"Jangan-jangan kamu bukan manusia, jangan-jangan kamu 

setan!" 

"Oh, bukan, bukan! Apa cuma setan yangpunya banyak nama?" 

"Oh, lalu kamu Tuhan? Begitu? Rasanya, mana ada tuhan yang 

seperti kamu!!" 

"Memang bukan! Namun aku kenal baik denganNya." 

"Kenal baik? Oh, jadi sekarang kamu mengaku malaikat?" 

"Oh, bukan, aku hanya bilang kalau aku kenal baik denganNya, 

kenapa heran? Bukankah seharusnya semua manusia mengenal 

Tuhannya dengan baik? Apa kamu tidak mengenal Tuhanmu 

dengan baik?" 

"Kamu memang pintar memutarbalikkan omonganku." 

"Sudah dari sananya... mungkin...." 

"Namamu?" 

"Bertanya lagi soal nama. Mengapa manusia selalu penuh rasa 

ingin tahu? Tahukah kamu, terkadang lebih baik tidak 

mengetahui sesuatu daripada tahu terlalu banyak?" 

"Terkadang tahu terlalu banyak itu bisa berbahaya. jadi, 

ketahui apa yang baik untukmu saja. Kalau kamu tahu terlalu 

banyak, nanti kamu bisa bingung. Hahaha...." 

"Kamu selalu menyebut manusia begini, manusia begitu. 

Memangnya kamu bukan manusia?" 

"Mungkin...." 

"Ini sudah sangat keterlaluan. Pak Tua, sekarang sudah jam dua, 

dan aku harus bangun pagi. Lebih baik kamu pergi sekarang 

juga, walaupun sebetulnya aku mulai tertarik mengobrol 

denganmu. Sayangnya, kamu sangat tertutup! Jadi lebih baik 

kamu pergi saja." 

"Dari mana kamu tahu sekarang sudah jam dua pagi? Aku tidak 

melihat kamu melihat jam tanganmu, dan di sini tidak ada jam 

dinding. Bagaimana kamu tahu?" 

"Kira-kira...." 

"Sifat manusia! Lihat jam tanganmu sekarang, Anak Muda!" 

Dengan refleks, saya melihat jam tangan... dan sangat terkejut. 

Ternyata sekarang masih jam 12.17, dan jarum jam saya tidak 

bergerak sama sekali. Mustahil, jam ini yaitu  Rolex automatic 

kinetic tanpa baterai. Jam mahal seperti ini tidak akan rusak 

secepat ini, namun kenapa bisa mati begitu saja? Saya 

melepaskannya dan menggoyang-goyangkannya di dekat 

telinga, namun sama sekali tidak berhasil. Aneh! Saya mulai 

tersadar. Sesuatu yang aneh sedang terjadi di sini. 

Waktu seakan berhenti. Sejujurnya, saya merasakan suatu 

kesegaran yang berbeda sejak berbicara dengannya. Semua 

keletihan saya sirna begitu saja. Kamar ini pun begitu hening. 

Tidak ada suara apa pun, bahkan jangkrik dan binatang-binatang 

kecil lainnya tampak diam tak bersuara. Waktu seakan berhenti 

berputardi kamar ini. 

Dan saya yakin, orang tua ini akan tinggal lama sekali di 

sini. 

"ak... waktu sepertinya berhenti, bagaimana mungkin? 

Siapa kamu sebenarnya? Tolong beritahu, siapa kamu 

sebenarnya? A... apa maumu dariku?" 

"Hmm, baiklah, Anak Muda. Kita mulai saja dengan 

permainannya. Seperti yang kamu ketahui, aku tadi menunjuk 

komputer di mejamu dan memintamu untuk mengambilnya, 

bukan? Itu lah tujuanku kemari, kita akan membuat sebuah 

cerita bersama—cerita tentang sebuah kehidupan manusia yang 

penuh dengan pertanyaan, yang selamanya menjadi misteri. 

Kita akan bekerja sama, kamu dan aku." 

"Aku ingin kamu bertanya padaku... apa saja. Apa pun 

pertanyaanmu, aku akan coba menjawabnya, dan kamu harus 

menuliskan semua pembicaraan kita sekarang dalam bentuk 

naskah yang manis dan rapi, untuk disusun menjadi sebuah 

buku kecil." 

"Aku tidak mengerti maksudmu. Kamu ingin aku mengetikkan 

pembicaraan kita?" 

"Tepat sekali, dan kamu boleh bertanya apa saja yang kamu 

mau. Aku akan menjawabnya, tapi lupakan dulu bertanya 

tentang namaku. Aku ingin kamu menanyakan apa saja yang 

selama ini kamu ragukan dan kamu ingin pelajari dalam 

hidupmu. Tanyakan dengan berani. Ajukan semua pertanyaan 

yang selama ini kamu pikir tidak akan pernah terjawab! 

Tanyakan apa saja padaku." 

Sesungguhnya, saya tidak mengerti apa mau kakek tua itu, 

namun tangan saya bergerak perlahan membuka laptop yang 

berada di pangkuan saya, menyalakannya, dan mulai 

memasukkan kata demi kata, yang akan nantinya ternyata 

menjadi sangat berati dalam kehidupan saya... dan mungkin 

dalam kehidupan Anda.... 

"Baiklah, aku siap, aku akan masuk dalam permainanmu, apa 

pun itu! Kamu ingin aku bertanya padamu, bukan? Lalu aku 

harus mencatat semua itu... Baiklah, aku siap, kapan bisa kita 

mulai?" 

"Hmm, bagus sekali. Ini lah yang aku tunggu-tunggu sejak tadi, 

mulailah bertanya." 

"Dari mana asalmu?" 

"Hoi! Tidak boleh bertanya tentang aku!" 

"Lho, itu tidak ada dalam syarat yang tadi kamu berikan. Yang 

ada hanya tidak boleh bertanya tentang nama, bukan asal dan 

sebagainya. Dari mana asalmu. Jangan curang! Kamu harus 

menjawab, ini permainan, bukan? Kamu harus fair." 

"Hmm, baiklah, aku datang dari jauh sekali, bukan dari suatu 

tempat yang nyata, bukan dari bangunan yang terlihat mata, 

dan bukan dari tempat yang berbau takhayul. Aku datang dari 

kedalaman yang amat sangat, dari kumpulan hati manusia yang 

selama ini mencari sebuah jawaban, yang dipikirnya tidak akan 

pernah ada. Hati yang penuh pertanyaan itu kemudian 

membentukku dengan sangat kuat, memiliki rupa dan bentuk 

dan juga pendapat yang bersifat netral... aku datang dari dirimu, 

diri mereka, diri setiap manusia yang dilahirkan di Bumi ini." 

"Aku hanyalah hasil imajinasimu, tidak lebih.... Dan aku 

terbentuk karena kamu mengimajinasikan aku." 

"Bagus! Aku malah makin bingung, kalau kamu memang terbuat 

dari rasa ingin tahu manusia tentang pertanyaan yang selama 

ini tidak terjawab, berarti kamu bertujuan menjawab semua 

pertanyaan itu?" 

"Yal Dan kamu akan mewakili mereka dan semua pertanyaan 

mereka!" 

"Mengapa harus aku?" 

"Karena kamu memiliki banyak sekali pertanyaan. Kurasa kamu 

orang yang tepat. Lagi pula, kamu punya laptop." 

"Ya. Terima kasih. Sekadar informasi... itu tidak lucu." 

"Kalau begitu, mulailah bertanya." 

"Oke... Kita coba... Kamu tadi mengaku mengenal Tuhan 

dengan baik, bisakah kamu menjelaskan tentang Dia?" 

"Tuhan yaitu  Pencipta yang Mahaesa dan tidak dapat 

digambarkan dengan mata dan pikiran manusia. Hanya iman 

yang kuat lah yang dapat melihat dan menyentuhNya. Dan 

untuk itu, kita harus percaya, karena Tuhan hanya ada jika kita 

percaya." 

"Lalu... untuk apa manusia diciptakan?" 

"Manusia yaitu  ciptaan Tuhan yang terbaik, yang diciptakan 

untuk berkarya, hidup, dan mengekspresikan diri serta 

membantuNya menjaga ciptaanNya yang lain." 

"Apakah kamu punya agama?" 

"Ya dan tidak...." 

"Apa berarti kamu ateis?" 

"Oh, tidak, tidak sama sekali. Aku sangat mengenal Tuhan, 

dan percaya, juga menyembahnya. Hmm, mungkin ini bisa 

disebut kepercayaan... jelas, kepada Tuhan, karena sebenarnya 

agama yaitu  hasil ciptaan manusia, bukan Tuhan. Agama 

diciptakan oleh manusia agar kita tidak melupakan siapa yang 

harus kita sembah dan puji, dan agar dengan mudah kita dapat 

bekerja sama membantu Tuhan menjaga ciptaanNya." 

"Semua agama itu sama. Mereka sama-sama baik dan 

sama-sama menyembah Tuhan yang satu. Ingatlah, Tuhan itu 

satu, namun memiliki banyak nama, yang gunanya untuk 

mengingatkan manusia agar lebih dekat padaNya." 

"Jadi, menurutmu kitadiciptakan untuk memuliakan namaNya 

dan menjaga seluruh ciptaanNya?" 

"Lalu bagaimana dengan orang yang tidak percaya pada 

Tuhan? Apa yang akan terjadi atas mereka?" 

"Percaya tidak percaya itu hak manusia. Namun kalau 

dilogikakan, manusia pasti diciptakan oleh sesuatu, bukan? 

Manusia tidak mungkin muncul begitu saja di muka Bumi ini. 

Itu lah yang menjadi pertanyaan, siapa pencipta manusia? 

Maka, Tuhan keluar sebagai jawabannya. Ketika manusia 

percaya atau tidak percaya padaNya, itu sudah merupakan sifat 

manusia belaka. Namun suatu saat nanti, jelas semua manusia 

akan kembali ke pangkuanNya." 

"Bahkan banyak sekali teori yang dikeluarkan oleh para 

ilmuwan terkenal... teori ini lah, teori itu lah, yang berbicara 

tentang penciptaan dunia. Hmm, kalau tidak salah, salah satu 

teori yang terkenal yaitu  teori Stephen Hawkins, yaitu teori 

ledakan besar. Namun semua teori itu sebatas perkiraan yang 

dibuat melalui perhitungan yang dibatasi oleh kemampuan 

manusia. Mereka tidak akan pernah mendapatkan jawabannya 

sampai kapan pun." 

"Baik, aku bisa menerima jawabanmu, namun kalau kamu tadi 

membawa-bawa logika, lalu mengatakan bahwa segala sesuatu 

pasti ada penciptanya, bagaimana dengan Tuhan sendiri? 

Adakah yang menciptakan Tuhan?" 

"Aku bilang manusia ada penciptanya, bukan segala sesuatu, 

Tuhan yaitu  awal dan segalanya, Tuhan yaitu  Zat yang 

memulai segala sesuatu, Tuhan yaitu  awal dan akhir dari 

segala perjalanan., Dan, Tuhan tidak dapat dijelaskan dengan 

pemikiran manusia, untuk yang ini kita harus dapat memisahkan 

logika dari iman." 

"Pernahkah kamu mendengarkan sebuah cerita tentang 

seorang pria yang sedang berjalan-jalan di sebuah pantai dan 

bertanya-tanya pada dirinya sendiri mengenai Tuhan, Siapakah 

Dia, dari mana asalNya, dan sebagainya." 

"Lalu pria itu secara tidak sengaja melihat seorang anak 

kecil sedang duduk di pantai sambil menggali sebuah lubang 

kecil. Anak itu mengambil ember lalu mengisinya dengan air 

laut, kemudian berjalan ke lubang tadi dan mengisikan air laut 

itu ke dalamnya. Anak itu terus mengulang perbuatannya hingga 

air yang diambilnya tercecer ke mana-mana karena tidak 

mungkin tertampung oleh lubang sekecil itu. Pria itu lalu 

bertanya apa yang akan atau sedang dilakukan si anak." 

"Lalu anak itu dengan santainya berkata bahwa ia akan 

memindahkan seluruh air laut ke lubang yang dibuatnya." 

"Pria itu tertawa dan mengatakan hal itu mustahil karena 

lubang yang dibuatnya sangat kecil, sedangkan air laut 

jumlahnya tidak terbatas. Mana mungkin hal itu bisa 

dilakukannya?" 

"Ajaibnya, anak itu berkata, 'Betul sekali dan itu lah 

jawaban yang sedang Bapak pikirkan sedari tadi. Tidaklah 

mungkin bagi manusia yang sekecil ini ingin memecahkan 

semua misteri ilahi yang tiada batas. Itu mustahil.'" 

"Hmm, ceritamu menarik sekali. Berarti kita sebagai manusia 

terkadang harus bersedia memahami segala keterbatasan 

dirinya?" 

"Betul. Betul sekali." 

"Aku ingin bertanya tentang sesuatu yang berbeda, dan kurasa 

pertanyaan ini ada di benak semua orang." 

"Apa itu? 

"Sederhana sekali, aku sering sekali bingung tentang kejahatan 

dan petaka maupun musibah di Bumi ini. Jika Tuhan benar 

Mahabaik, mengapa semua itu bisa terjadi? Aku membaca surat 

kabar setiap pagi, dan beritanya sangat mengerikan, 

pemerkosaan, pembunuhan, dan sejenisnya. Mengapa semua 

itu bisa terjadi?" 

"Oh, pertanyaan yang bagus sekali. Ingatlah satu hat, jika Tuhan 

ada, Iblis juga ada! Segala sesuatunya selalu bersifat dua arah. 

Dalam filosofi China, hal ini disebut Yin dan Yang, dan kurasa 

hal itu bisa menjawab pertanyaanmu." 

"Semua itu yaitu  kerja Iblis, dan bukan Tuhan." 

"Tahukah kamu bahwa sesungguhnya Lucifer atau Iblis 

yaitu  juga ciptaan Tuhan?" 

"la diciptakan untuk membantu Tuhan dalam karyaNya, 

namun pada akhirnya memberontak." 

"Lucifer konon berhasil memengaruhi sepertiga balatentara 

Tuhan yang biasa disebut malaikat untuk membantunya 

menggulingkan kerajaan Tuhan." 

Peperangan pun terjadi, dan Lucifer berhasil dikalahkan. 

Namun, ia masih berkuasa di neraka, dan masih memiliki 

balatentara besar. "Hingga kini pun, peperangan rohani masih 

terjadi secara tidak kasatmata di Bumi. Iblis berusaha mengacau 

kehidupan manusia, sedangkan Tuhan berusaha mencintai 

manusia sepenuhnya. Namun, ingatlah bahwa iblis memiliki 

balatentara yang begitu besar! Oleh karena itu lah kejahatan 

terjadi di muka Bumi ini!" 

"Cara kerja Iblis pun sangat licik. la memberikan 

kenikmatan duniawi yang biasanya dapat dengan mudahnya 

memengaruhi manusia. Oleh karena itu, sesungguhnya, segala 

sesuatu berpulang pada manusia itu sendiri. Mampukah 

manusia menjaga diri, menghindari hal-hal duniawi, dan 

beriman sepenuhnya? Karena dengan begitu lah, maka 

kehidupan di dunia ini akan menjadi begitu indah." 

"Dan satu lagi, Tuhan memberikan sesuatu yang paling 

berharga di dalam hidup manusia, yaitu Kebebasan dalam 

segala hal. jadi, mau menjadi baik atau mau menjadi jahat itu 

yaitu  pilihan manusia yang dipengaruhi oleh lingkungan 

manusia itu sendiri. Kebebasan itu begitu indah, jika dijalankan 

dengan baik dan benar tentunya. Dan kadang, peristiwa 

menakutkan yang terjadi di Bumi ini disebabkan karena 

manusia memanfaatkan kebebasannya secara tidak benar!" 

"Wow! Jawaban seperti ini belum pernah aku dengar 

sebelumnya!" 

"Jelas!" 

"Hmm, sombong." 

"Kalau perlu...." 

"Berarti setan itu ada? Berarti yang aku tonton di film-film itu 

ada?" 

"Ada, namun tidak seperti di film-film!" 

"Aku pernah mendengar ada orang melihat setan atau roh 

orang yang sudah mati, yang gentayangan menganggu orang. 

Menurutku, itu konyol sekali! Apalagi tayangan TV sekarang 

sedang gila-gilanya! Itu penipuan. Mereka membuatnya hanya 

untuk menakut-nakuti penonton. Sayangnya, semua itu dibuat 

menjadi reality show yang sepertinya benar-benar terjadi. 

Sayangnya lagi, pembuat acara itu kan pebisnis yang pandai, 

yang melihat pasar Indonesia masih sangat menyukai hal-hal 

mistis. Namun, ketika membuatnya, mereka menambahkan trik-

trik kamera sehingga terlihat seperti betul-betul terjadi, tanpa 

pernah memikirkan apa yang akan terjadi di dalam masyarakat. 

Akhirnya mungkin malah akan membodohi masyarakat." 

"Mengapa?" 

"Karena semua itu bohong! Dan masyarakatmu biasa dicekoki 

kata-kata bahwa acara TV itu sungguh terjadi! Padahal 

sebenarnya.... jangan memercayai apa pun yang kamu lihat di 

TV karena semua itu dibuat untuk tujuan bisnis belaka!" 

"Maksudnya?" 

"Coba ceritakan bagaimana gambaran orang tentang setan atau 

roh orang yang sudah mati dan bergentayangan? Misalnya, 

kuntilanak. Bagaimana rupanya?" 

"Hmm, rambut panjang, baju putih. Dan mukanya seram!" 

"Nah, itu dia masalahnya! Kalau orang mati jadi roh, mungkin 

masih masuk akal! Tapi kalau kamu bilang dia berbaju putih, 

apa menurutmu baju katun juga punya roh? Kalaupun ada, 

logikanya setan itu telanjang, dong? Bagaimana bisa berbaju? 

Baju kan tidak punya roh." 

"Hahaha... masuk akal juga! Berarti semua itu bohong, dong?" 

"Bisa dikatakan begitu...." 

"Menarik... menarik sekali...." 

"Segala sesuatu itu memang harus dibuat menarik... di zaman 

sekarang, yang dianggap berarti memang yang menarik, bukan? 

"Ya... betul sekali...." 

"Sudah tidak ada pertanyaan lain?" 

"Oh... masih banyak sekali... kamu masih punya waktu?" 

"Waktu itu semuanya tergantung kamu. Hmm, apa kamu tahu 

artinya waktu?" 

"Ya." 

"Sesungguhnya, waktu itu tidak mempunyai arti. Yang ada 

hanyalah persepsi tentang waktu, di mana waktu bisa menjadi 

panjang dan pendek, lama dan sebentar. Semua tergantung 

manusia yang menjalaninya." 

"Seperti umur, bukan?" 

"Ya, seperti umur. Umur yaitu  misteri. Ada yang panjang dan 

ada yang pendek. Namun yang menjadi masalah bukan itu, 

tetapi bagaimana mengisi waktu yang ada dan 

menggunakannya semaksimal mungkin. Ada orang yang 

berumur panjang, namun hidupnya tidak berarti apa-apa. Ada 

pula orang yang berumur pendek, namun hidupnya penuh 

makna." 

"Dan manusia biasanya selalu berharap mempunyai umur 

panjang, tanpa memerhatikan isiperjalanan hidupnya." 

"Bagaimana kita mengisi hidup agar menjadi berarti?" 

"Hmm, bagaimana dengan teori perjalanan terbalik?" 

"Maksudnya?" 

"Begini... bayangkan kamu melihat dirimu sudah meninggal, 

dan sekarang kamu berada di prosesi pemakamanmu sendiri, 

di mana ratusan atau puluhan pelayat datang." 

"Ada istri, anak, rekan kerja, teman, dan orang-orang 

lainnya. Apa yang akan mereka katakan dalam hati pada saat 

itu? Apakah mereka merasa kehilangan dirimu atau tidak?" 

"Bagaimana dengan istrimu? Apa yang ada di benaknya? 

Bagaimana ingatan yang berada di dalam pikirannya? Suami 

yang baikkah? Suami yang penyayangkah? Bagaimana dengan 

anak-anakmu? Ingatkah mereka akan apa yang pernah kamu 

berikan pada mereka? Ayah yang baikkah? Bagaimana dengan 

pikiran rekan kerjamu? Orang jujurkah kamu? Menarikkah 

kamu? Baik hatikah kamu? Siap membantukah kamu?" 

"Teman-temanmu... apakah mereka kehilangan teman luar 

biasa yang selalu hadir pada saat diperlukan? Apakah kamu 

teman yang mau membantu siapa saja? Apakah mereka merasa 

kehilangan tawamu, candamu, dan keramahanmu? Bagaimana 

dengan orang lain? Punya artikah kamu bagi mereka? Tahukah 

mereka siapa yang telah meninggal? Ada artinyakah 

kepergianmu bagi mereka? Punya kenangankah mereka akan 

kamu?" 

"Kemudian, renungkan apa yang kamu inginkan agar 

mereka pikirkan ketika menghadiripemakamanmu nanti." 

"Dari sana, pikirkan seperti apa kamu hendak dikenang 

oleh mereka." 

Jika kamu ingin dikenang sebagai suami yang baik, jadilah 

suami yang baik selama hidupmu. Cintai istrimu apa adanya. 

lika kamu ingin anak-anakmu mengenang segala sesuatu yang 

pernah kamu berikan, berilah yang terbaik bagi mereka. 

Terhadap rekan kerjamu, bekerjalah dengan segala 

kemampuanmu. jadilah teladan yang baik, dan berilah mereka 

hal luar biasa yang dapat kamu berikan. Jika kamu ingin 

dikenang sebagai sahabat yang baik bagi temanmu, jadilah 

teman yang baik. Berbagilah dengan mereka, kenallah mereka, 

jangan memandang apa pun dari mereka, jangan meminta apa 

pun dari mereka. Sebaliknya, berikan yang terbaik untuk mereka 

sebagai teman dan sahabat. Terakhir, jika kamu ingin dikenang 

oleh banyak orang, lakukan kebaikan untuk banyak orang pula. 

Bantulah mereka, atau berilah hal luar biasa yang dapat 

dikenang orang banyak. jika kamu seorang pesohor, hiburlah 

mereka dengan segala kemampuanmu, buatlah mereka 

mengingatmu selamanya. Jika kamu seorang pengusaha, 

bantulah orang yang butuh bantuanmu. Dan jika kamu seorang 

yang mampu, bantulah orang yang sedang kesusahan dan 

benar-benar membutuhkan bantuan." 

"Itu lah yang aku sebut teori perjalanan terbalik. Menarik, 

bukan? Kita melihat apa yang kita inginkan dari orang lain, 

untuk menilai diri kita nanti di akhir hayat. Semakin hidupmu 

berarti, semakin kematianmu banyak ditangisi orang; semakin 

tidak berarti hidupmu, semakin sedikit orang yang akan melayat 

pada hari kematianmu, atau bahkan tidak ada orang yang mau 

menguburmu. Celakalah kalau begitu." 

"Wah, jawaban yang panjang lebar sekali untuk sebuah 

pertanyaan singkat." 

"Tapi sangat masuk akal, karena sesungguhnya kita tidak hidup 

sendiri di dunia ini. Kita memiliki orang lain di sekitar kita, dan 

kehidupan ini hanya akan berarti jika kita dapat membuat 

mereka mengenang hal-hal baik yang kita lakukan. Karena, 

penghargaan yang sah yaitu  penghargaan yang tidak datang 

dari diri sendiri, melainkan dari orang lain. Semakin orang 

menghargai dan salut padamu, semakin berarti hidupmu." 

"Hidup ini tidak ada artinya jika kita meninggal suatu saat 

nanti, dan nama kita hilang begitu saja. Hidup abadi yaitu  

hidup yang dikenang selamanya." 

"Namun, bukankah tidak semua orang memiliki kesempatan 

yang sama? Kadang manusia merasa dunia ini tidak adil. 

Bagaimana dengan orang yang tidak mampu? Apa yang bisa 

mereka lakukan?" 

"Orang yang mampu dan tidak mampu akan sama pada 

akhirnya! Ada orang mampu yang matinya dihujat, dan ada 

orang yang tidak mampu namun matinya ditangisi orang. 

Apakah kamu pikir kebanyakan pahlawan itu orang mampu? 

Kurasa tidak!" 

"Kemampuan orang, apalagi dalam hal ekonomi, bukanlah 

penentu untuk membuat hidupnya berarti bagi orang lain." 

"Ambillah contoh Ibu Teresa, ia bukan orang mampu, tap/' 

siapa yang tidak mengenalnya? Siapa yang tidak menyesalkan 

kepergiannya? Mengapa? Karena hidupnya sungguh berarti!" 

"Tapi lihatlah Hitler atau pejabat-pejabat kita yang suka 

korupsi, dan orang yang mengambil kesempatan untuk mencari 

untung di atas kesengsaraan rakyat atau orang banyak! Belum 

mati pun sudah banyak orang yang menyumpahinya agar mati. 

Dan kematiannya pun dipestakan banyak orang! Hidupnya 

tidak membuat arti yang baik bagi orang lain." 

"Dari contoh tadi, kamu dapat melihat dengan jelas bahwa 

kemampuan bukanlah landasan agar hidup seseorang menjadi 

berarti." 

"Ya, aku sangat memahami hal itu. Namun, sayang sekali jika 

kita melihat kasus-kasus di mana ada orang yang hidupnya 

dilimpahi kemewahan, sementara yang lain untuk makan saja 

susah." 

"Belum tentu yang dilimpahi kemewahan itu hidupnya berarti 

dan menyenangkan, malahan mereka kebanyakan bersembunyi 

di balik kemewahan untuk menutupi segala kekurangan mereka. 

Sedangkan banyak orang hidupnya sangat pas-pasan, tapi 

keluarganya hidup damai dan bahagia. Kurasa semua orang 

juga tahu itu, bukan?" 

"Malahan menurutku, uang terkadang bisa menjadi racun 

yang sangat berbahaya. Keserakahan dan kemunafikan muncul 

dan sana, dan hal itu pada akhirnya akan merusak segalanya." 

"Yah, aku mengerti sekali. Memang terkadang uang bisa sangat 

menyesatkan." 

"Sangat menyesatkan. Kadang dengan uang, orangbisa dengan 

mudah melupakan kodratnya sebagai manusia. Ingatlah, 

sekarang ini banyak binatang bisa berpikir sepeni manusia. 

Anjing saja tabu berterima kasih pada tuannya. Sebaliknya, 

banyak manusia yang berpikir seperti binatang, hanya demi 

uang atau kepuasan pribadi." 

"Kita tahu bahwa uang tidaklah terlalu berarti, tapi kurasa semua 

orang tetap ingin -memiliki banyak uang. Adakah rumusan 

tertentu untuk menjadi kaya?" 

"Ada!" 

"Bagaimana?" 

"Kita bahas nanti saja." 

"Mengapa?" 

"Supaya lebih menarik." 

mana. Sebentar-bentar saya melihat jam tangan untuk 

memastikan waktu memang benar-benar hilang di malam ini. 

Udara terasa sangat segar, dan wajah Pak Tua itu kini lebih 

cerah dari sebelumnya. Kami berdua sudah nyaris saling terbuka, 

berbagi apa pun yang ada di dalam pikiran. 

"Kamu datang tiba-tiba, dan aku tidak mengenalmu sama sekali. 

Apakah tidak ada panggilan yang bisa aku pakai untukmu?" 

"Hmm, jika kita masuk dalam panggilan itu, aninya kamu balik 

bertanya tentang namaku, bukan?" 

"Oke, aku mengerti. Kamu ingin tetap misterius dengan 

namamu, aku hargai itu." 

alam itu terasa sangat berbeda dengan yang saya 

harapkan. Kantuk saya hilang ditelan waktu, 

walaupun waktu pun tampaknya hilang entah ke 

"Aku bukan ingin terlihat misterius, namun kurasa memang 

harus ada jarak yangpasti antara kamu dan aku." 

"Maksudnya?" 

"Dalam pergaulan, terkadang jika kita sudah mencapai tahap 

saling mengenal, kita akan kehilangan sesuatu yang kita mulai. 

Kamu saja sudah berani padaku. Hal itu tidak seharusnya terjadi, 

bukan? Kurasa aku agak terlalu ramah denganmu. Itu yaitu  

sifat manusia pada umumnya. Mereka akan menjadi sedikit 

kurang ajar pada orang yang dikenalnya baik ketimbang orang 

yang baru dikenalnya, dan hal ini akan membuat pembicaraan 

kita menjadi tidak berarti nantinya." 

"Tapi bukankah hal itu membuat kita lebih terbuka?" 

"Mungkin betul. Namun segala sesuatu ada batasnya, jangan 

sampai kita melewati batas itu. Seperti kamu ketahui, berapa 

banyakkah anak yang kurang ajar pada orangtuanya? Mengapa 

hal itu bisa terjadi? jawabannya mudah saja, karena mereka 

terlalu akrab dengan orangtuanya sehingga tidak ada jarak yang 

pasti sama sekali. Dan sifat itu keluar dengan begitu saja." 

"Aku tidak setuju. Jadi menurutmu, orangtua harus keras 

terhadap anaknya?" 

"Tidak, sama sekali tidak! Namun orangtua harus menciptakan 

jarak yang pasti, di mana ada kalanya mereka menjadi teman 

dan pendukung bagi anaknya, dan di mana ada kalanya mereka 

harus menempatkan diri sebagai orangtua yang memberikan 

masukan dan pelajaran secara penuh disiplin." 

"Berarti harus keras!" 

"Kedisiplinan tidak memerlukan kekerasan. Wibawa yang 

cukup dapat membantu. Jangan menggunakan kekerasan dan 

jangan sekali-kali menyakiti anak dengan memukulnya, karena 

hal itu akan menjadi trauma yang sangat membekas di hati 

anak, dan anak tidak akan melupakannya begitu saja! Nantinya 

hal ini akan berbalik pada si orangtua. Bukankah semut yang 

kecil pun jika diinjak pasti akan menggigit?" 

"Mendidik dengan kekerasan yaitu  hal paling salah yang 

pernah dilakukan oleh orangtua pada anaknya. Gunakan 

strategi, buatlah anak menurut karena diberi contoh yang tepat 

dan benar, gunakan teladan atau model-model pendukung. 

Ceritakan bagaimana teladan itu dapat mencapai apa yang telah 

diperolehnya sekarang, gunakan contoh pribadi. Bagaimana 

seorang ayah dapat mengajar anaknya menjadi baik, jika ia 

sendiri tidak pernah berbuat baik?" 

"Dan satu lagi... jangan mengajarkan hal-hal yang sifatnya 

memberikan ketakutan semata pada anak!" 

"Apa maksudnya?" 

"Jangan mengatakan hal-hal yang menakutkan anak. Misalnya, 

'Kalau kamu tidak tidur, kamu akan diculik setan.' Aku sering 

mendengar hal seperti itu dalam kehidupan sehari-hari, dan 

menurutku cara itu tidak baik. Dan banyak lagi contoh lainnya." 

"Kita tidak boleh mengatakan hal-hal seperti itu pada anak, 

karena pikiran dan sifat mereka terbentuk dari ucapan kita, dan 

kita tidak boleh memanipulasinya. Hal ini akan merusak 

kepribadiannya pada saat dewasa nanti!" 

eBook by MR. 

"Dan ada saw hal lagi yang menjadi perhatianku selama 

ini di dalam cara orangtua mengajari anaknya. jangan 

memberikan tekanan yang terlalu berat. Kamu mungkin tidak 

setuju." 

"Contohnya?" 

"Aku sering sekali melihat orangtua yang marah pada anaknya 

karena tidak menghabiskan makanannya. Orangtua lalu 

berkata, 'Kamu seharusnya sedih karena banyak orang Afrika 

tidak bisa makan, sementara kamu malah tidak menghabiskan 

makananmu! Kasihan sekali orang-orang yang tidak bisa makan 

di Afrika itu.' Pernah dengar?" 

"Ser ing sekal i . Aku merasa o rang tuaku juga pernah 

mengatakannya padaku ketika aku masih kecil , tetapi apa 

salahnya? Bukankah cara itu membuat anak lebih menghargai-

makanan? Apanya yang salah?" 

"Pikiran anak selalu jernih dan murni. la butuh perkembangan 

dahsyat yang dapat memacu kreativitasnya, bukan masalah 

dunia yangbelum menjadi masalahnya." 

"Orang Afrika yang kelaparan itu yaitu  masalah 

internasional. Masalah itu yaitu  masalah PBB, bukan masalah 

si anak. Jangan menciptakan perasaan bersalah yang berlebihan. 

Makanan yang tidak habis yaitu  hal biasa. Namun dengan 

menceritakannya, hal itu menjadi masalah baru bagi anak. 

Mereka menjadi merasa bersalah pada sesuatu yang berada di 

luar kuasanya, dan hal ini akan mengikis kreativitas anak dan 

menghambat perkembangannya. Belum saatnya bagi anak 

untuk memikirkan hal seperti itu!" 

"Berilah anak kebebasan berpikir dan menikmati 

hidupnya. jangan ciptakan perasaan bersalah yang berlebihan. 

Lagi pula, jika aku menjadi anak itu dan ayahku berkata seperti 

itu, aku akan menjawab begini, "Lho, memangnya kalau aku 

habiskan makanannya, orang Afrika bisa makan?" Kalau kita 

memang kasihan, seharusnya kita jangan menghabiskan 

makanan, tapi dimakan sedikit saja lalu sisanya kita kirim ke 

Afrika. Hahaha.... Lucu sekali kalau diingat bahwa terkadang 

orangtua pun bisa terlihat bodoh." 

"Untung aku tidak punya anak seperti kamu." 

"Kamu sudah punya anak?" 

"Oh, belum." 

"Hmm, sama seperti aku." 

"Aku tahu." 

"Bagaimana kamu tahu?" 

"Kamu yaitu  orang paling aneh, misterius, dan cerewet yang 

pernah aku kenal! Aku yakin tidak ada wanita yang mau sama 

kamu." 

"Hahaha...! Sudah mulai kurang ajar kamu." 

"Bukan kurang ajar, tapi kenyataan!" 

eBook by MR. 

"Baik, terserah kamu. Tapi kamu yang sudah beristri, apakah 

kamu ini suami yang baik?" 

"Aku usahakan." 

"Maksudnya?" 

"Baik atau tidak itu sangat relatif, tidak bisa dinilai dengan angka 

maupun penilaian. Jadi aku usahakan yaitu  jawaban yang 

sempurna! Dan kali ini kamu kalah dengan jawabanku. 

Hahaha." 

"Kalau kamu marah, apakah kamu akan memukul istrimu?" 

"Oh, kalau yang ini tidak akan pernah terjadi dalam hidupku, 

aku mempunya i seorang saudari yang suaminya suka 

memukulinya, dan aku melihat dengan mata kepalaku sendiri 

akibatyang muncul karena perilaku itu!" 

"Maksudnya?" 

"Sekarang mereka sudah bercerai dan pisah rumah. Bahkan kini 

si suami yang suka memukul itu sudah meninggal karena obat-

obatterlarang. Kasihan. Mungkin itu lah hukuman dari Tuhan." 

"Tapi trauma luar biasa itu masih membekas di dalam diri 

wanita malang i tu. Bukan hanya i tu, anak-anaknya pun 

mengalami trauma berkelanjutan. Mereka sangat membenci 

ayah mereka sendir i , bahkan mereka sudah t idak mau 

menganggap ia sebagai ayah. Bahkan, dulu di hari ulang tahun 

putrinya yang ke-1 7, ayahnya sempat datang dan memberikan 

kue ulang tahun, namun anak itu tidak mau menemuinya. la 

bilang bahwa ia tidak kenal dengan ayahnya. Menyedihkan 

sekali, bukan? Tetapi, kalau diingat-ingat bagaimana sang ayah 

dulu memukuli sang ibu di depan anak-anak, tidak heran kalau 

hal ini terjadi. Menurutku, hal itu menjadi senjata makan tuan! 

Bahkan, hingga hayatnya, si ayah tinggal sendiri kesepian, dan 

anak-anaknya t idak mau menemuinya atau mengakuinya 

sebagai ayah mereka!" 

"Benarkah?" 

"Ya! Kalau teman mereka bertanya di mana atau siapa ayah 

mereka, mereka akan menjawab, 'Sudah meninggal'. Sangat 

menyedihkan, bukan? Masalahnya, kata-kata sudah meninggal 

itu diucapkan justru sebelum sang ayah meninggal." 

"Hmm, tapi bagaimana kalau ada suami yang memukul istrinya, 

karena istrinya memang layak dipukul?" 

"Pria memukul wanita, apa pun alasannya tidak layak! Aku tidak 

setuju. Itu tindakan banci! Bukan pria! Tahukah kamu, sekali 

saja suami memukul istrinya, hal itu akan menjadi kebiasaan 

tanpa henti! Percayalah bahwa hal itu akan menjadi virus yang 

tidak akan berhenti selamanya! Gila, bukan?" 

"Oke. jangan marah-marah." 

"Siapa yang marah-marah? Aku hanya mengemukakan 

pendapat, tidak lebih!" 

"Bagus sekali penjelasanmu tentang suami yang memukul istri 

itu. Aku harap orang lain juga memiliki pandangan yang sama 

denganmu. Andai semua orang bisa begitu, perkawinan akan 

menjadi lebih baik untuk siapa pun, walaupun menyatukan 

dua insan itu sangat sulit." 

"Mungkin akan lebih mudah jika kita mengetahui apa yang 

dibutuhkan oleh pasangan masing-masing." 

"Betul, betul! Artinya, kita harus dapat mengetahui kebutuhan 

lawan jenis kita." 

"Adakah rumusannya?" 

"Mungkin ada. Menurutku, kita harus bisa memilah antara 

kebutuhan pria dan wanita. Pada dasarnya, aku dapat melihat 

bahwa pria lebih membutuhkan hal-hal yang bersifat aktif. 

Contohnya, pria sudah pasti lebih membutuhkan kepuasan 

seksual daripada wanita." 

"Tidak di zaman sekarang!" 

"Mungkin juga. Namun biar kujelaskan dulu apa yang 

menurutku benar. Pria membutuhkan seks, sedangkan wanita 

membutuhkan cinta; pria membutuhkan sentuhan, sedangkan 

wanita membutuhkan komunikasi; pria membutuhkan sesuatu 

yang menarik dari lawan jenisnya, sedangkan wanita 

membutuhkan kejujuran dan keterbukaan yang mendalam; pria 

membutuhkan pujian, sedangkan wanita membutuhkan rayuan; 

pria membutuhkan karier, sedangkan wanita mementingkan 

keuangan yang mendukung. Lucunya, menurut penelitian 

terakhir, hal itu terjadi karena perbedaan hormon. Hormon 

testosteron menyebabkan pria seperti itu." 

"Wah, teori yang radikal. Namun, mungkin di zaman sekarang 

hal itu sudah tidak penting lagi. Pria dan wanita sekarang sudah 

sulit dibedakan. Maksudku, apa yang ada dalam pikiran 

keduanya." 

"Hmm, mungkin kamu benar. Mungkin karena di zaman ini 

ada banyak pria yang kewanita-wanitaan dan banyak wanita 

yang kepria-priaan, dan hal ini membingungkan. Hubungan 

antarlawan jenis itu memang membingungkan." 

"Betul sekali, bahkan ada kutipan dari buku psikologi yang 

mengatakan bahwa dalam menjal in hubungan, manusia 

sebenarnyadapatdiibaratkan dengan landak. Kalau seorangdiri, 

mereka ingin mendekati orang lain. Namun kalau sudah dekat, 

mereka akan saling menusuk dan menyakiti." 

"Seperti itu lah manusia, namun dengan begitu lah manusia 

menjadi unik." 

"Ya, mereka mempunyai kehidupan dan masalah yang berbeda-

beda. Aku saja sekarang ini memiliki masalah yang sangat sulit." 

"Apa itu?" 

"Bertemu denganmu." 

"Oh, maksudnya kamu senang sekali bisa bertemu denganku?" 

"Sudahlah. Hmm, Pak Tua, kamu percaya nasib?" 

"Kalau manusia itu percaya pada nasib, kurasa hidup di dunia 

ini sudah tidak ada artinya lagi. Bayangkan saja, kalau seseorang 

hidup susah dan kemudian menyalahkan nasib, orang itu akan 

terlalu pasrah dengan keadaannya. la dapat menjadi malas 

untuk berusaha memecahkan masalahnya dan akan terus hidup 

seperti itu tanpa usaha sama sekali. Tidak, aku tidak percaya 

nasib. Memang betul bahwa hidup kita berada di tangan Tuhan, 

namun Dia memberi kita kehendak bebas untuk memilih jalan 

hidup kita. Artinya, jika kita mau berusaha, tidak ada yang tidak 

mungkin di dunia ini. Semua dapat kita raih, bagaimanapun 

sulitnya hal itu." 

"Tapi, bukankah ada orang yang sudah berusaha sekuat tenaga, 

namun tetap saja hidupnya merana dan sulit, sekeras apa pun 

ia berusaha." 

"Itu artinya ia belum cukup berusaha. Katakanlah, kalau 

biasanya seseorang berusaha 1-2 kali saja. Dalam mencapai 

apa yang diinginkannya, paling banyak ia hanya akan berusaha 

sampai 10 kali. Setelah itu, ia akan putus asa. Tapi, aku yakin 

bahwa jika kita berusaha sekuat tenaga, kita akan mencapai 

segala impian kita. Apa pun yang bisa kita lihat, bisa kita capai." 

"Tahukah kamu siapa Kolonel Sanders?" 

"Aku sering mendengar orang yang putus asa mengatakan, 

'Aku sudah mencoba segala cara, ribuan cara, namun sama 

sekali tidak berhasil. Aku lelah mencoba-coba lagi hal yang 

memang tidak mungkin bagikuV" 

"Pertama, mereka bohong jika mengatakan sudah 

mencoba ribuan cara. Seperti yang aku katakan tadi, paling 

banyak mereka mencoba 10 kali. Dan kalau mereka mengaku 

lelah, itu sangat memalukan. Itu artinya mereka putus asa, mati 

sebelum berperang." 

"Ingatlah bahwa kunci keberhasilan yaitu  mencoba 

tanpa henti untuk meraih keinginan atau cita-cita. Dengan 

begitu, jalan kita akan sedikit demi sedikit terbuka. Sudah 

menjadi kelemahan manusia bahwa ia biasanya mundur 

sebelum benar-benar mencoba. jika kita ingin mencapai sesuatu 

tetapi sudah terlebih dahulu merasa malas dan lelah, bagaimana 

bisa berhasil?" 

"Ada satu contoh menarik. Tadi aku bertanya tentang 

Kolonel Sanders, kurasa semua orang mengenalnya. la yaitu  

pendiri Kentucky Fried Chicken yang sangat terkenal itu. 

Menurutmu, bagaimana ia bisa seterkenal sekarang? Apakah 

ia lahir di dalam keluarga kaya yang memungkinkannya 

mewujudkan segala cita-citanya dengan mudah? Atau, mungkin 

ia yaitu  orang yang beruntung begitu saja tanpa melakukan 

apa-apa? Mungkin pemikiran orang banyak seperti itu, tetapi 

cerita sesungguhnya sangatlah menarik dan jauh dari hal 

semacam itu." 

"Kolonel Sanders tidak mencapai semua itu sebelum 

mencapai usia 65 tahunl Pada saat itu, ia hidup prihatin dan 

nyaris bangkrut. Akan tetapi, ia tidak putus asa layaknya orang-

orang di usianya. la ingin terus berusaha dan bertanya pada 

dirinya: Apa yang harus ia lakukan dalam keadaan seperti itu? 

Bagaimana ia dapat mengubah semuanya dalam sekejap namun 

berarti? Bagaimana ia dapat hidup dengan layak?" 

"Lalu muncullah sebuah gagasan di benaknya. la memiliki 

resep ayam goreng, yang menurutnya sangat lezat. la pun 

memikirkan cara untuk membuat semua itu menjadi berarti. la 

memperoleh gagasan untuk menjual dan membuka restoran 

dengan mengajak orang bekerja sama, dan mungkin ia bisa 

mendapatkan bagian yang pantas dan resep karyanya itu." 

"la mulai bekerja. Di sini lah bedanya. Banyak orang 

memiliki gagasan bagus namun tinggal diam. Tapi, ia tidak 

berhenti. la menjalankan aksinya di usianya yangsudah kepala 

enam." 

"la mulai bergerak menawarkan resep ayam goreng itu ke 

berbagai restoran, dengan hanya bermodalkan kata-kata dan 

keyakinan. Lalu apa yang terjadi? Semua orang 

menertawakannya. la hanya dianggap kakek tua pikun yang 

aneh, yang dengan tongkat dan baju putihnya datang untuk 

menawarkan resep ayam goreng. Siapa yang mau percaya? 

Seorang kakek tua menawarkan resep ayam goreng. Terlihat 

bodoh, bukan?" 

"Tapi apakah ia berhenti? Tidak! la tidak berhenti. Kata 

berhenti tidak ada di dalam kamusnya. Walaupun sudah tua, 

ia memiliki keyakinan yang luar biasa. Itu lah yang membuatnya 

berbeda." 

"la terus mencoba dengan gigih. Dengan kendaraan 

tuanya, ia berkeliling ke berbagai restoran tanpa modal apa-

apa. Terkadang ia bahkan harus memakan ayam sampelnya 

sendiri jika lapar, karena ia tidak memiliki uang." 

"Tahukah kamu bahwa perjalanan menawarkan ayam 

goreng ini berlangsung dua tahun lebih? Dan ia menerima 

penolakan yang menyakitkan, terkadang bahkan sangat tidak 

sopan, sebanyak 1.009 kali?" 

"Bayangkan, ditolak 1.009 kali oleh berbagai restoran 

tanpa merasa putus asa, hingga akhi