Tampilkan postingan dengan label Teori muslim 5. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teori muslim 5. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Oktober 2025

Teori muslim 5

 


kmah, dan jiks makannya sederhana berarti memperoleh taufik 

menikmati lezatnya beribadat. Dan barang siapa tidak suka sendagurau, pasti diberi 

wibawa dan keindahan, lebih dari itu jika meninggalkan tertawa, pasti bertambah 

hebat wibawanya, dan jika tidak mengharap hak milik (harta kekayaan) lain orang, 

pasti disenangi banyak orang (masyarakat). (Muhammad Abdullah 'Abid)  

 

 

174 Tanbih al-Ghafiln 

Dan barang siapa tidak menyibukkan diri mengoreksi kesalahan orang lain, pasti 

memperoleh taufik mengoreksi kekurangan dirinya, dan "jika dapat melenyapkan 

keraguan terhadap sifat-sifat Allah, pasti selamat “ dari penyakit nifak (tidak munafik).  

 

Tentang firman Allah (di bawah) ini, Rasulullah  bersabda:  

1. Heranku terhadap orang yang meyakinkan adanya maut, kenapa masih sempat 

bersuka ria?,  

2. Dan terhadap orang yang meyakinkan adanya neraka, kenapa sempat tertawa?,  

3. Dan terhadap orang yang meyakinkan ketentuan Allah, kenapa sempat berduka 

cita?,  

4. Dan terhadap orang yang meyakinkan bahwa dunia itu bukan tempat kekal, kenapa 

tenang-tenang (santai)?,  

5. Dan Tiada Tuhan yang lain, kecuali Allah, Muhammad yaitu  Rasulullah Allah.  

 

Inilah FirmanNya:  

 

Artinya:  

"Di bawahnya ada lembaran emas yang diukir  tulisan (tersebut diatas)”.  

 

Gelak tawanya mukmin, berarti kelengahannya (lupa) terhadap urusan akhirat, sebab 

jika ia tidak lengah pasti tidak mungkin tertawa”. (Tsabit Bunany).  

 

Capailah kegembiraan yang tiada (batas) sedihnya, (sedang caranya yaitu) dengan 

keprihatinan yang tidak (disertai) kesenangan. Artinya:  

 

Kegembiraan kekal (di akhirat) tidak mungkin tercapai, tanpa menguasai nafsu 

(syahwat), prihatin menahan segala keinginannya. (Yahya Muadz, Rasy). Selanjutnya 

dikatakan, adanya 3 perkara penyebab hati membatu (keras), yaitu:  

1. Terlalu banyak tertawa,  

2. Belum terasa lapar, makan lagi,  

3. Ngomong kosong (bicara ke sana ke mari tiada perlunya).  

 

Rasulullah  bersabda”:  

 

 

175 Tanbih al-Ghafiln 

Artinya: ”Binasalah orang vans berdusta untuk membuat bahan tertawa bagi manusia, 

celaka dia, celaka dia, celaka dia (diulang 3x)”. Terkadang orang ngomong (hanya) 

satu kata, membuat ketawa lawan bicara (orang disekeliling)nya, padahal Allah marah 

kepadanya dan orang-orang yang di-sekelilingnya. Dan terkadang orang berbicara 

satu kata yang diridai Allah, lalu ia memperoleh rahmat dan Allah meratakan 

rahmatNya kepada orang yang disekelilingnya. (Ibrahim Nakha-i)  

 

Rasulullah  bersabda: Hai Abu Hurairah, jadilah orang wira'i, pasti engkau menjadi 

ahli ibadat terbaik, dan bergana'ah-hb, pasti engkau pandai bersyukur, dan senangilah 

buat orang lain sepet' engkau menyenangi buat dirimu sendiri, pasti engkau benar-

benar mukmin(sempurna), dan penuhilah hak tetangga (berbuat baik terhadi? 

mereka), pasti engkau menjadi muslim (sebenarnya), dan sedikitlah tertawa, sebab  

banyak tertawa hati menjadi mati (keras). Nasihat Umar kepadaku: "Barang siapa 

banyak tertawa, kurang  berwibawa, dan senang bergurau, dikecilkan (disepelekan) 

orang, dan adat kebiasaan seseorang, tidak dirahasiakan, Barang siapa banyak 

bicara, banyak pula salahnya, dan yang tidak punya malu, kurang wira'i (yang berarti 

keras kepala atau mati hatinya), tiada tempat bagi orang yang mati hatinya, kecuali 

neraka. (Demikian Malik Dinar dari Ahnaf Oais) Berhati-hatilah kalian, jangan sampai 

tertawa terbahak-bahak, sebab baginya 8 bahaya mengancamnya, yaitu:  

 

1. Para Ulama dan ahli pikir mencela kamu,  

2. Orang jahil berani (nglamak - Jawa) kepadamu,  

3. Jika kau jahil, pasti meningkat kedunguanmu, dan jika kau pandai, pasti merosotlah 

(derajat) ilmu padamu, berdasarkan hadis sbb:  

 

Artinya: "Bahwasanya orang pandai, saat  tertawa satu kali, berarti hilanglah ilmunya 

satu utahan?”. -.  

4. Terlena akan dosa-dosa terdahulu,  

5. Dan berani berbuat dosa (maksiat), untuk jangka panjang, sebab  dengan tertawa 

hati menjadi keras (mati), 

 6. Lengah terhadap mati dan kehidupan akhirat,  

7. Kalian bertambah berat tanggungan dosanya, akibat orang yang tertawa sebab  

kalian,  

8. Tertawa terbahak-bahak penyebab hujan tangis di akhirat. (Nasihat Al-Faqih).   

 

176 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 22  

Tentang Mengekang Emosi (Marah)  

 

Al-Faqih, Rasulullah  bersabda: "Bahwasanya marah bara (emosi) dari api, Barang 

siapa tengah dihinggapinya (dalam keadaan) tegak maka atasilah dengan duduk, dan 

jika ia duduk maka turunkanlah dengan berbaring”.  

 

Al Faqih, Rasulullah , bersabda:  

 

Artinya:  

”Hati-hatilah kamu dari marah, sebab  marah berarti api membarabara dalam hati 

manusia, tahukah kamu saat  seseorang dihinggapi emosi (marah), matanya merah, 

urat urat lehernya tegak oleh sebab  itu jika seseorang marah, maka berbaringlah 

rebahkanlah badannya di tanah (insya Allah dingin)”.  

 

Manusia dalam hal marah ini bermacam-macam, ada yang cepat marah, namun  cepat 

pula dingin (reda), yang berarti seimbang. Dan ada pula yang lamban namun  lambat 

pula redanya, berarti seimbang juga, Dalam hal ini yang paling baik yaitu  lamban 

emosinya namun  cepat sembuh (reda), sebaliknya yang paling jahat yaitu cepat emosi 

lambat sembuhnya.  

 

Kata Abu Umamah Bahily, Rasulullah  bersabda: Barang siapa mengekang 

marahnya, padahal mampu baginya melampiaskan emosinya, dan terus dikekang 

(bersabar), pasti Allah memenuhi hatinya dengan ridaNya di hari Kiamat”.  

 

Hai anak Adam, saat  kau marah ingatlah Aku, pasti Aku . damu (dengan memberi 

rahmat kepadamu), dan relakan ingat kepada hal itu lebih berharga dibanding 

pembelaanKu padamu, itu lebih berharga dibanding pembelaanmu sendiri”. (Termuat 

dalam Injil).  

 

Kata Umar Abdul Aziz kepada orang yang membangkitkan kemarahannya: "Jika kau 

tidak membangkitkan emosiku, pasti kau sudah kuhukum, sikap demikian ini berpijak.  

 

Firman Allah:  

 

177 Tanbih al-Ghafiln 

 

Artinya:  

”Mereka yang mampu mengekang emosinya”. (Ali Imran 134)  

 

Oleh sebab  itu kesempatan mengekang amarahnya, dimanfaatkan sebaik-baiknya.  

 

Umar Abdul Aziz saat  akan menangkap peminum yang tengah mabuk (akan 

dihukum dera), lalu ia di caci maki orang tersebut, langsung ia mengurungkannya, dan 

saat  ditanya: "Ya Amir (raja), kenapa kau urungkan?. Jawabnya: "sebab  ia 

membangkitkan emosiku, lalu.jika aku menghukumnya, khawatir atas dasar emosi 

(kemarahanku), padahal aku takut menghukum seseorang hanya sebab  membela 

kepentingan pribadi”.  

 

Maimun Mahran saat  akan memukul pembantunya (akibat kesalahan 

menumpahkan kuah dan hidangan pada badan Maimun sebab  ia tergelincir), lalu ia 

berkata: Hai majikanku, Firman Allah:  

 

Artinya:  

”Mereka yang mampu mengekang emosinya”.  

Jawabnya: "Baiklah ”.  

 

Firman selanjutnya:  

 

Artinya:  

"Dan suka memaafkan kesalahan orang”.  

Jawabnya: ”Kumaafkan kesalahanmu”.  

 

Kemudian FirmanNya:  

 

Artinya:  

"Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik”.  

Jawabnya: "Mulai saat ini kau bebas (merdeka) sebab  Allah”.  

 

 

178 Tanbih al-Ghafiln 

Barang siapa tidak memiliki tiga perkara, maka tidak mungkin menikmati lezatnya 

iman, yaitu:  

1. Kesabaran dalam menghadapi kedunguan si jahil,  

2. Wira'i yang menjaganya dari hal-hal yang haram,  

3. Akhlak (etika) dalam pergaulan dengan masyarakat. (Al-Hadis).  

 

Seseorang punya kuda sangat baik, lalu pada suatu hari kelihatan patah kaki 

depannya (satu), saat  bertanya pada pembantunya, Kenapa kakinya patah, siapa 

yang mematahkannya? Jawabnya: Aku sendiri, Kenapa kau lakukan? Jawabnya: 

Sengaja agar pikiranmu kacau, Kemudian kata majikan tersebut: Aku akan membalas 

pelakunya (yaitu setan), katanya: Mulai saat ini kau merdeka, pergilah dan bawalah 

kuda itu untukmu. Nasihat Al Faqih: Seyogyanya orang Islam bersifat sabar dan 

tenang, yang membuktikan setengah sifat para muttagin terpuji.  

 

Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Barang siapa bersabar dan memaafkan, maka hal itu yaitu  urusan yang sangat 

diutamakan”.  

 

Artinya:  

”Tidak serupa antara kebaikan dan keburukan, berantaslah keburukan itu dengan cara 

yang baik, maka dengan demikian musuh berbalik menjadi kawan akrab”.  

 

Artinya:  

"Ibrahim yaitu  orang yang benar-benar sabar, ia selalu mengintropeksi diri 

(mengingat dosa dan kekhilafannya), serta bertaubat”.  

 

Artinya:  

”Bersabarlah seperti Ulul 'Azmi (semangatnya membaja) dari para Rasulullah”.  

 

Pengertian ayat (di bawah) ini, menurut Hasan sebagai berikut:  

 

Artinya:  

 

179 Tanbih al-Ghafiln 

"saat  orang-orang jahil (dungu) mencaci-maki, mereka Sabar menanggapinya”.  

 

Dulu ada seorang abid, setan kesulitan akan menyesatkannya, pada suatu hari ia 

keluar ada perlu, lalu setan mengikutinya akan menggoda lewat syahwat dan 

marahnya, namun  tidak berhasil, dilanjutkan lewat ketakutannya, dibayangkan 

kepadanya seakan dijatuhi gunung besar, ia zikir kepada Allah sampai terhindar, 

setan kemudian menjelma menjadi hewan buas (seperti singa dan lain-lain), tapi ia 

tetap tabah. Setan berusaha menjelma ular melingkari kaki saat  salat, terus menjalar 

sampai kepalanya, saat  akan sujud ular membuka mulutnya seakan menyantap 

kepalanya, tapi ia hanya menyingkirkannya, langsung sujud. sesudah  selesai salat 

setan berkata: Sudah ku usahakan menyesatkanmu tapi tidak berhasil, sekarang aku 

tunduk berkawan denganmu. Jawabnya: saat  kau menakut-nakuti, aku tidak takut, 

Alhamdulillah, sekarangpun aku tidak mau menerimamu menjadi kawanku. Kata 

setan, Tahukah kamu, bagaimana keadaan keluargamu sepeninggalmu? Jawabnya: 

Aku telah mati sebelum mereka, Lalu tidakkah kau tanya, bagaimana aku 

menyesatkan manusia? Jawabnya: Baiklah kudengarkan. Kata setan:  

dengan 3 perkara, yaitu:  

1. Kikir,  

2. Marah,  

3. Mabuk.  

 

Pertama: kikir. Kami menghantui mereka (bayangan) bahwa: Harta sedikit, sayang 

jika dikeluarkan zakat (kewajibannya).  

 

Kedua: marah. Kami permainkan seperti anak main bola, sekalipun ia seorang yang 

mampu menghidupkan orang mati dengan doanya, kami tidak pernah putus asa 

menyesatkannya, sebab  ia yang membangun dan kami yang merusaknya cukup 

dengan satu kata.  

 

Ketiga: mabuk.  

Kami sangat mudah tinggal menuntunnya saja kepada maksiat seperti menuntun 

kambing.  

 

 

180 Tanbih al-Ghafiln 

Di dalam pernyataan setan, orang marah dikuasai olehnya, seperti bola di tangan 

anak-anak, oleh sebab  itu seseorang harus sabar agar tidak sampai dikuasai setan 

dan tidak pula disesatkannya (kepada perbuatan maksiat).  

 

Pada suatu saat Iblis datang menggoda Nabi Musa  , katanya: Kamu pilihan Allah 

untuk risalah, dan kalimullah, sedang aku manusia biasa yang ingin bertaubat kepada 

Tuhan, cobalah kau membantuku agar diterima taubatku, Nabi Musa senang, ia 

berwudu, salat dan berdoa: Ya Tuhan, Iblis di antara makhlukMu bertaubat, maka 

terimalah taubatnya. Jawab Tuhan (dengan wahyuNya): Hai Musa, dia tiada 

bertaubat, Kata Musa: Ya Tuhan, ia minta taubat, Jawab Tuhan: Aku penuhi doamu 

Musa, serukan padanya bersujud di makam Adam, lalu Kuterima taubatnya. Nabi 

Musa dengan senang menyampaikannya pada Iblis, namun  apa jawabnya: saat  

hidupnya aku menolak sujud padanya, kenapa sesudah mati aku harus sujud 

kepadanya? Lalu katanya: Atas kebaikanmu padaku, maka 3 perkara kuhadiahkan 

padamu, yaitu:  

 

1. saat  marah, ingatlah padaku, sebab  aku masuk tubuhmu beredar dengan 

peredaran darah,  

2. Di tengah peperangan, ingatlah padaku, sebab  aku menggugah ingatan mereka 

(sayang) terhadap keluarga (anak-istri) mereka, dan harta kekayaan yang 

ditinggalkan, sehingga mereka mundur,  

3. Hati-hatilah berduaan dengan wanita bukan muhrim, sebab  akulah yang 

mendalangi mereka memuaskan syahwat mereka.  

 

Hai anakku, 3 perkara tiada tampak, kecuali pada 3 perkara, yaitu:  

 

1. Orang sabar, tiada tampak, kecuali saat  marah,  

2. Pemberani tiada tampak, kecuali tengah bertempur,  

3. Saudara tiada tampak, kecuali tengah membutuhkan bantuan (hal penting). 

(Demikian nasihat Lugman Hakim).  

 

Seseorang memuji Ulama Tabi'in, lalu ia diminta alasan Nyata tentang pujiannya itu, 

katanya:  

 

181 Tanbih al-Ghafiln 

1. Kau pernah mengujiku tengah marah, hingga nyata kesabarankus Jawabnya 

belum.  

2. Kau pernah mengujiku, di dalam perjalanan, hingga nyata padamu kebaikan 

akhlakku? Jawabnya: Belum,  

3. Kau pernah mengujiku tentang amanatku, hingga nyata padamu aku orang 

terpercaya? Jawabnya: Belum, kata Ulama tersebut.  

 

Celaka kau, seseorang tidak boleh memuji lain orang, sebelum nyata padanya 3 

perkara tersebut di atas.  

 

Tiga akhlak terpuji, tidak mungkin tercapai, kecuali penghuni surga, yaitu:  

1. Memaafkan penganiaya (orang yang zalim) pada dirinya,  

2. Murah hati terhadap orang yang kikir kepadanya,  

3. Menolong orang yang menyalahi dirinya. Yafsiran ayat (di bawah) ini, ditanyakan 

Rasulullah  kepada Jibril, Jawabnya: "Kutanyakan dulu kepada Allah Yang Maha 

Tahu, Tidak lama kemudian ia datang dan berkata: "Hai Muhammad, bahwasanya 

Allah memerintah kepadamu agar menyambung kembali saudara atau famili yang 

memutuskan ikatan persaudaraan denganmu, dan bermurah hati terhadap orang 

yang kikir kepadamu, serta memaafkan orang yang pernah menganiaya dirimu. Inilah 

ayatnya: 

 

Seseorang mencaci-maki Abu Bakar Shidiq , sedang Rasulullah  duduk dan tenang, 

Abu Bakarpun tenang. sesudah  orang tersebut diam (dari makiannya), Abu Bakar 

menjawabnya, dan Rasulullah cepat: cepat bangun dari duduknya, lalu Abu Bakar 

mengejar seraya berkata: Ya Rasulullah, ia memaki-maki aku (sedang engkau tetap 

tenang), saat aku membalasnya, kenapa engkau pergi? Jawab beliau , Sebetulny 

malaikat sudah melemparkan makiannya itu (kepada dirinya), di saat engkau tenang, 

namun  sewaktu kau balas makian itu, maka malaikat pergi, dan duduklah setan, 

kemudian aku tidak senang duduk bersama setan.  

 

Lalu beliau bersabda, Tiga perkara kebenaran yaitu:  

 

1. Tiada manusia dianiaya lalu memaafkannya, sebab  mengharap rida Allah, kecuali 

pasti ditingkatkan (derajat) kemuliaannya.  

 

182 Tanbih al-Ghafiln 

2. Tiada orang menghimpun harta kekayaan dengan cara minta-minta (ngemis), 

kecuali ditambah miskinnya,  

3. Tiada manusia pemurah (memberi) ikhlas sebab  Allah, kecuali ditambah berkah 

(cukup) oleh Allah. (HR. ibnu 'Ajlan, Sa'id Maghbury, dari Abu Hurairah )  

 

Al Faqih, Rasulullah  bersabda: Segala sesuatu punya ke istimewaan, dan majelis 

teristimewa yang menghadap kiblat, dan majelis kalian itu dengan amanat, kalian 

jangan salat di belakang orang tidur, dan orang berhadats, bunuhlah ular dan 

ketongeng, sekalipun tengah melakukan salat, jangan tutup dinding dengan kain, dan 

barang siapa membuka atau membaca surat kawan atau saudaranya tanpa izinnya, 

berarti ia membuka neraka. Dan barang siapa ingin kuat, berserah dirilah kepada 

Allah, jika ingin mulia, takwalah kepada Allah, jika ingin menjadi manusia terkaya, 

yakinlah akan jaminan Allah melebihi (harta) yang ditangannya. Kemudian sabdanya 

pula: Tahukah kamu manusia yang paling jahat? Yaitu orang yang kenyang (sendiri) 

tidak perduli (membantu) kanan kirinya, berwatak bengis, dan memukul pembantunya. 

Lalu siapakah yang lebih jahat dari itu? Yaitu: Manusia yang suka membenci dan 

dibenci lainnya. Lalu siapakah yang melebihi itu? Yaitu: Orang yang tidak mau 

memaafkan kesalahan orang lain, tidak menerima maaf atau udzur lain orang. Lalu 

siapakah yang melebihi itu? Yaitu: Manusia yang tidak bisa diharap kebaikannya, dan 

orang lain tidak tentram sebab  gangguannya. Kemudian beliau  menirukan nasihat 

Nabi Isa s: Hai Bani Israil, hikmah jangan kau katakan pada orang jahil, berarti kau 

aniaya pada hikmah itu, dan jangan pula kau simpan (dari ahlinya) berarti kau aniaya 

pula orang yang berhak atas itu. Dan jangan kau tanggapi orang jahat (membalas 

kejahatannya) mengakibatkan lenyapnya kebaikanmu di sisi Tuhan. Hai bani Israil, 

pada dasarnya segala urusan itu terbagi menjadi tiga, yaitu:  

 

1. Yang baik (terang) baiknya, ikutilah.  

2. Yang buruk (terang) buruknya, hindarkanlah,  

3. Yang meragukan, maka kembalikan kepada Allah dan Rasulullah Nya.  

 

Landasan zuhud '" di dunia 4 perkara, yaitu:  

 

1. Kemantapan diri atas janji Allah (dalam menjamin) dunia dan akhiratnya,  

 

183 Tanbih al-Ghafiln 

2. Pujian dan celaan manusia tiada perbedaan baginya (tidak bangga sebab  dipuji 

dan tidak merasa hina saat  dicela)  

3. Ikhlas dalam segala amal,  

4. Memaafkan terhadap orang yang menganiaya, tidak memarahi pembantu 

(keluarga)nya, serta bersikap tenang dan sabar. (Seorang Ulama hikmah)  

 

Lima perkara dapat mengangkat derajat pelakunya, yaitu:  

 

1. Tidak makan kecuali yang halal,  

2. Setiap hari minta rezeki (halal) kepada Allah,  

3. Menganggap dirinya seperti orang mati,  

4. Berserah diri sepenuh hati kepada Allah, jika diganggu atau dimarahi orang 

katakanlah: Kehormatan sudah kuserahkan penuh kepada Allah.  

5. saat  bersalah atau berdosa, segeralah minta ampun kepada Allah (Nasihat Abu 

Dardak).  

 

Di perang Uhud Rasulullah  patah gigi serinya, para sahabat berkata: Ya Rasulullah, 

kenapa orang yang mematahkan gigi serimu, tidak kau doakan agar binasa? 

Jawabnya: Bahwasanya aku diutus bukan untuk mengutuk manusia, melainkan agar 

berdakwah dan rahmat (doanya sebagai berikut:)  

 

ALLAAHHUMMAHHDI QAUMII FA INNAHHUM LAA YALAMUUN.  

 

Artinya:  

 

"Ja Allah, tunjukilah kaumku, sebab mereka belum mengerti”. Sabdanya pula: “Barang 

siapa mengekang lisannya dari kehormatan orang Islam, pasti Allah memaafkan 

kesalahannya di hari Kiamat, dan Barang siapa mengekang amarahnya, pasti Allah 

mengamankan marahNya di hari Kiamat”. (Al-Hadis).  

 

saat  Nabi  menyaksikan arena dan juara (angkat batu) beliau menawarkan: Kalian 

mengukur kekuatan dengan angkat batu, lalu sekira kutunjukkan orang yang lebih 

kuat dari kamu, mau? Jawabnya: Baiklah ya Rasulullah, Yaitu: Orang yang emosi 

(marah), lalu mampu mengekangnya dan bersabar”. (HR. Mujahid).  

 

184 Tanbih al-Ghafiln 

 

Barang siapa membalas penganiayaan dengan doa (agar ia binasa), berarti 

menyulitkan Nabi Muhammad  di tengah-tengah para Nabi Rasulullah lainnya, dan 

membuat Iblis bersorak-sorai di tengah-tengah orang kafir. Dan bagi yang memaafkan 

penganiaya (dholim padanya) berarti menyulitkan Iblis ditengah-tengah orang-orang 

kafir dan melegakan Nabi Muhammad  di tengah-tengah para Rasulullah dan orang-

orang shalih”. (Demikian Yahya Mw'adz).  

 

Pada hari kiamat kelak berseru penyeru: "Mana orang-orang yang pahalanya dijamin 

oleh Allah Azza wa Jalla?” Maka berdirilah orang-orang yang suka memaafkan 

manusia, kemudian mereka masuk ke dalam surga. (Al-Hadis).  

 

Kemanusiaan ialah: Tawadlu' dalam pemerintahan, memaaf kan saat  berkuasa 

(menjabat pemerintahan), dan pemurah tanpa mengungkap-ungkap pemberian 

(Ahnaf Oais).  

 

Orang-orang mukmin yaitu  patuh dan baik, seperti unta yang dikendali hidungnya, 

saat  dituntun patuh, dan saat  perintah berhenti di gunung, juga mau. (HR. 

'Athiyah).  

 

Bersabarlah saat  emosi (marah), jangan terburu-buru menurutinya, sebab  hal itu 

sangat merugikan, di antaranya:  

1. Menyesal,  

2. Diejek masyarakat,  

3. Disiksa Allah. (Demikian nasihat Al-Faqih).  

 

Dan selanjutnya beliau mengemukakan adanya 3 keuntungan bagi yang sabar yaitu:  

1. Gembira hatinya,  

2. Masyarakat memujinya,  

3. Jaminan pahala dari Allah. Benar pahit sabar itu hanya pada awalnya, namun manis 

pada akhirnya, seperti sya'ir berikut ini:  

 

Artinya:  

"Pada mulanya sabar terasa pahit, namun  kemudian manis melebihi madu rasanya”.  

 

185 Tanbih al-Ghafiln 

 

Allah Maha Mengetahui segalanya.  

 

 

 

 

  

 

186 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 23  

Tentang Memelihara Lisan  

 

Al-Faqih. , Bertakwalah kepada Allah, sebab  di dalamnya sumber segala kebajikan, 

dan berjihadlah, sebab  ia tempat menempa karakter umat Islam, berzikirlah selalu 

kepada Allah serta membaca Alquran, sebab  ia menyinari hatimu di bumi, dan 

keharuman namamu di langit. Dan kuncilah lisanmu, kecuali kata-kata baik, sebab  

hal itu merupakan senjata bagimu dalam memerangi setan (demikian nasihat beliau  

kepada manusia).  

 

Definisi takwa ialah: Melakukan segala perintah Allah dan menjauhi segala 

laranganNya, disamping memelihara lisan dari kata-kata yang tidak baik, agar 

memperoleh keuntungan, dan selamat. Jika tidak mampu melakukan hal itu (berkata 

baik), maka lebih baik diam, pasti menang (artinya dilindungi dari godaan setan), dan 

Allah menyimpan rahasia (aib)nya. (demikian Al-Faqih).  

 

Al-Faqih , Rasulullah  bersabda: Barang siapa memukul budaknya, maka tebusannya 

memerdekakannya, dan jika memelihara lisannya, pasti rahasianya dijaga baik-baik. 

Dan jika emosinya ditahan, pasti selamat dari siksa, Barang siapa minta maaf, pasti 

Allah memaafkannya.  

 

Rasulullah  bersabda" ”:  

 

Artinya:  

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari kemudian, wajib menghormati tamu, 

dan tetangganya, serta berkata baik atau diam”.  

 

Al Faqih, hai kemenakanku, orang-orang dulu enggan bicara yang tak perlu atau 

bukan urusannya, hal semacam itu sia-sia bagi mereka, kecuali Kitab Allah, amar 

ma'ruf nahi munkar dan keperluan hidup harian. Siapa sanggup membantah Firman 

Allah:  

 

Artinya:  

 

187 Tanbih al-Ghafiln 

"Padahal bagi kamu ada para malaikat yang mengawasi perbuatanmu, yang mulia 

penulis amal-perbuatanmu?”. (Al-Infithar 10-11)  

 

Artinya:  

"Malaikat yang satu duduk di sebelah kanan, dan yang lain. sebelah kiri”. (Qaaf 17).  

 

Artinya:  

"Tiada sepatah katupun yang diucapkan, kecuali senaniiasa. diawasi malaikat Ragib 

dan 'Atid”. (Qaaf 18)  

 

Dan siapa yang tidak malu saat  rahasianya dibongkar (catatar amalnya), ternyata 

bukan urusan keagamaan, atau keduniaan yang utama, namun  hanyalah masalah 

sepele yang tiada berarti, dan yang berlebih lebihan semata. (demikian nasihat 'Athak 

bin Rabah).  

 

Rasulullah  bersabda": Tiada patut bagi orang mukmin, jika tidak mempunyai 4 sifat 

berikut ini, yaitu:  

 

1. Diam, yaitu permulaan ibadat,  

2, Tawadlu,  

3. Zikir kepada Allah,  

4. Meringankan (mengurangi) keburukan”.  

 

Seseorang dianggap baik Islamnva, jika mampu menyampingkan hal-hal yang bukan 

urusannya (tidak mencampuri urusan orang lain). (Hadis Rasulullah  dari Abu Hurairah 

)  

 

Kata-kata yang telah dikeluarkan yaitu  bagai anak panah, dan berikut ini pernyataan 

4 orang tokoh (negarawan), yaitu:  

 

1. Raja Kisra: Aku tidak menyesali perkataan yang belum terucapkan, namun  terkadang 

menyesali yang sudah diucapkan.  

2. Raja Cina: Kata-kataku belum diucapkan aku tetap menguasainya, namun  jika sudah 

diucapkan maka ia memiliki aku,  

 

188 Tanbih al-Ghafiln 

3. Kaisar Romawi: Aku lebih mudah mengekang apa yang belum diucapkan, dan tidak 

mungkin menarik kata-kata yang sudah diucapkan,  

4. Raja India: Heranku dari orang yang mengatakan sepatah kata, jika dituntut 

berbahaya, dan jika tidak, pasti sia-sia. (Abu Bakar 'Ayyasy).  

 

Rabi' Khaitsam sudah terbiasa, sejak pagi hari menyiapkan kertas dan pena, setiap 

berkata (ngomong) pasti ditulis, hingga sore harinya ia mengevaluasi 

(mengontrol)nya.  

 

Demikian hati-hatinya orang zahid dalam memelihara lisannya hidup di dunia, dan 

seyogyanya orang Islam menyusun (administrasi) amalnya, selama hidup di dunia, 

sebelum diperiksa (dihisab) di akhirat, sebab  hal semacam itu di dunia sangat ringan, 

jika dibandingkan hisab akhirat. (Demikian Al-Faqih).  

 

Pernyataan kawan Rabi' Khaitsam, Sejak 20 tahun aku bersahabat dengannya 

(Rabi”), belum pernah sepatah katapun yang dicela”. (Ibrahim Taimy). Dan kata Musa 

Sa'id: Di saat Husain putra S. Ali  terbunuh, kawan Rabi berkata: "Pada hari ini 

kemungkinan Rabi' berbicara, lalu ia menemui Rabi menyampaikan khabar 

terbunuhnya Husain, kemudian Rabi menengadah ke langit seraya berdoa: "Ya Allah, 

Pencipta langitbumi, Yang mengetahui ghaib dan nyata, Engkau-lah Yang mengatasi 

segala urusan yang diperselisihkan hambaMu”. Rabi' sedikitpun tidak menambah, 

kecuali doa tersebut di atas.  

 

Kebodohan akan nampak nyata dengan 6 perkara berikut ini:  

 

1. Memarahi orang (lain), hewan dll. yang tidak mengena sasaran.  

2. Ngomong-ngomong yang tiada manfaatnya (ngobrol bukan urusannya),  

3. Memboroskan harta (memberi sesuatu kepada orang yang tidak memerlukan).  

4. Membuka rahasia di depan umum,  

5. Gampang kena pengaruh lain (segala tutur orang dipercaya),  

6. Tidak mampu membedakan mana kawan dan mana lawan. semestinya kawan 

ditaati dan lawan diawasi, lawan utama yaitu  setan yang harus dihindarkan. (Ulama 

hikmah)  

 

 

189 Tanbih al-Ghafiln 

Setiap kalimat tidak berorientasi (tertuju) pada zikrullah yaitu  siasia (laghwun), dan 

diam tanpa berpikir yaitu  terlengah, dan penglihatan tanpa perhatian yaitu  

permainan, oleh sebab  itu beruntunglah orang yang kata-katanya senantiasa tertuju 

pada zikrullah, diamnya tidak kosong dari berpikir, dan penglihatannya mengandung 

pengertian. (Demikian Nabi Isa )  

 

Sedikit bicara banyak kerja, itulah semboyan mukmin sedangkan orang munafik: 

"Banyak ngomong pelaksanaan kosong (Nol)”. (Pernyataan Auza'i).  

 

Lima perkara tidak mungkin dimiliki orang munafik, yaitu:  

 

1. Fiqih (pengertian) agama,  

2. Wira' (berhati-hati dalam mengendalikan lisan),  

3. Manis muka (ramah-tamah),  

4. Cahaya menembus hati sanubari,  

5. Kasih-sayang terhadap sesama muslim”. (Al-Hadis).  

 

Baik dan tidaknya perkataan manusia, tergantung amal perbuatannya, jika amalnya 

baik, kata-katanya pun juga baik, dan jika amalnya buruk, omongannyapun keji dan 

kotor”. (Yahya Aktsara). Dan nasihat Lukman Hakim: "Hai anakku, Barang siapa 

berkawan dengan orang buruk atau jahat, pasti binasa (tidak selamat), jika masuk 

lokasinya, pasti tertuduh, dan orang yang tidak mampu mengekang lidahnya, pasti 

menyesal.  

 

Untunglah orang yang:  

 

1. Mampu mengendalikan lisannya (dari kata-kata keji dan jorok),  

2. Melapangkan rumahnya (menggembirakan seluruh anggota keluarga),  

3. Menangisi dosa-dosanya”. (Al-Hadis).  

 

Bahwasanya orang yang bijak itu lisan dibelakang, hati di muka, setiap pembicaraan 

pasti dipikir lebih dahulu, jika membawa maslahah dikeluarkan, namun  jika akibatnya 

membahayakan lebih baik dikekang. Sebaliknya orang jahil akalnya di ujungnya, 

 

190 Tanbih al-Ghafiln 

berbicara tidak dipikir dulu maslahah dan mafsadahnya (Al-Faqih dari ayahnya, dari 

Hasan Bashry).  

 

Al-Faqih dari ayahnya pula, dengan sanadnya dari Abu Dzar Ghifary  Rasulullah  

bersabda: Di dalam shuhuf Ibrahim  di muat teladan, nasihat (seperti), Manusia normal 

hendaknya pandai memelihara perkataannya, pandai membaca sikon, menekuni 

bidangnya (urusan yang dihadapi). Barang siapa menilai bicara termasuk amal, maka 

jangan bicara kecuali jika sangat perlu (penting).  

 

Rasulullah  bersabda, Seyogyanya bagi manusia sehat akal jangan mencampuri 

urusan, kecuali 3 perkara, yaitu:  

 

1. Bekerja keras demi kemaslahatan dunianya,  

2. Memperbanyak amal demi kebahagiaan akhiratnya,  

3. Menghibur diri (dan keluarga) dengan hal-hal yang tidak terlarang.  

 

Dan seyogyanya pandai membagi waktu siangnya dalam 4 bagian, yaitu:  

 

1. Untuk munajat kepada Tuhan,  

2. Mengevaluasi tingkah-lakunya (mengoreksi diri),  

3. Belajar ilmu, agama dan minta wejangan Ulama,  

4. Memenuhi kebutuhan nafsu yang diridai Allah (bercanda dengan istri atau 

menghibur keluarga).  

 

Dan seyogyanya pula, teliti terhadap urusannya, mengenal orangorang di masanya, 

dan memelihara aurat serta lisannya. (Menurut AlFaqih wejangan tersebut di atas juga 

dimuat dalam hikmat Nabi Daud ).  

 

Lukman Hakim berkunjung ke tempat Nabi Daud , ia tengah membuat baju besi 

(perang), Lukman sangat mengagumi kerjanya, maunya bertanya tapi dikekang 

hikmatnya, akhirnya tidak jadi bertanya. Sesudah selesai baju dipakai seraya berkata, 

"Sebaik-baik baju besi dibuat perang, dan baik pula yang mengerjakannya”. Sahut 

Lukman: "Diam itu hikmah, namun  sangat sedikit yang mampu melakukannya”. (Anas 

Malik).  

 

191 Tanbih al-Ghafiln 

 

Artinya:  

"Ilmu yaitu  perhiasan, sedang diam keselamatan, lalu saat  engkuu berbicara, 

jangan terlalu banyak”.  

 

Artinya:  

" Jika engkau menyesal kurenu diam sekali, maka hal itu lebih baik, daripada kau 

menyesal akibat ngomong berulang kali”.  

 

Mereka setengahnya mengatakan (berupa sya'ir), . 

 

Artinya:  

"Seorang pemuda bisa mati akibat terpeleset kata-katanya. tapi mati sebab  kaki 

terpeleset tidaklah ada, “ 

 

Artinya:  

Janganlah ngomong yang kau tak senang, sebab  ucapan lisan (tentang sesuatu) 

akan tertuju”.  

 

Humaid Abbas dalam sya'irnya:  

 

Artinya:  

"Sungguh tiada sesuatu yang diketahui tempatnya, sewajarnya dikunci (penjara) 

seperti lisan yang rendah. Dalam mulutmu kau kunci dari segala yang bukan 

urusanmu, dengan kunci kokoh, sebab  kata-kata itu terkadung keluar dari bergurau, 

namun  berupa senjata (racun) yang secepatnya membuwa kematian. Diam sungguh 

lebih utama dibanding dengan kata-kata gurau, oleh sebab itu jadilah pendiam agar 

kau selamat, jika bicara lurusluh. Jangan pula berubah terhadap kawan, jika 

membenci sederhanakanlah, sebab  kau tidak mengerti, padu suatu saat kau 

membenci kekasihmu, atau mengusihi yang kau benci, oleh sebab  itu berpikirlah 

(pikirkanlah).  

 

Diam, menyimpan 7000 kebaikan, semuanya disimpulkan pada 7 kata-kata berikut ini:  

 

 

192 Tanbih al-Ghafiln 

1. Diam yaitu  merupakan ibadat tanpa jerih payah, 

2. Ia berupa perhiasan tanpa repot berhias,  

3. Kemegahan tanpa kerajaan,  

4. Benteng tanpa pagar,  

5. Kecukupan tanpa permisi,  

6. Melegakan malaikat bagian administrasi,  

7. Menyimpan (menutupi) aib-aibnya,  

 

Dinyatakan pula bahwa: Diam yaitu  keindahan bagi cerdik-pandai (ilmuwan), dan 

hijab (penutup) bagi orang awam”. (Ulama Hikmat)  

 

Pada dasarnya jasmani manusia terbagi 3, yaitu:  

1. Hati,  

2. Lisan, dan  

3. Anggota badan.  

 

Dan masing-masing punya keistimewaan. Keistimewaan hati tauhid dan makrifat, 

Lesan, dengan syahadatain dan baca Alquran, sedangkan anggota badan 

keistimewaannya dengan melakukan salat, tawaf, puasa dan lain-lain. Dan setiapnya 

punya pengawas, yaitu:  

 

1. Hati pengawasnya Allah  

2. Lisan, Ragib Atid (Alquran S. Qaaf 18).  

3. Anggota badan, diserahkan pada Amr (perintah) dan Nahyu (larangan), setiapnya 

diharap tepat-jujur.  

 

Adapun kejujuran hati dengan beriman, tidak hasud, iri, khianat atau pemalsuan. 

Sedangkan lisan, dengan tidak mengungkap keburukan orang lain, bohong dan 

mencampuri urusan orang lain. Dan kejujuran anggota badan, dengan tidak 

melakukan maksiat, tidak mengganggu sesama manusia (muslim). Ketidakjujuran 

mereka masing-masing diberi sanksi sebagai berikut:  

 

1. Munafik, bagi yang hatinya tidak jujur.  

2. Kafir, bagi yang lesannya tidak jujur (terpeleset),  

 

193 Tanbih al-Ghafiln 

3. 'Ashi (maksiat), bagi yang anggota badannya tergelincir” (Hakim).  

 

Hai (para) pemuda, jika kau mampu mengendalikan 3 perkara (di bawah ini), pasti kau 

selamat. Yaitu:  

 

1. Lisan,  

2. Alat fital (kemaluan),  

3. Perut”. (Hasan dari Umar Khaththab).  

 

Seorang pembantu dari Ethiophia terlihat hikmatnya (pertama kali yaitu): saat  

majikannya menyuruh menyembelih kambing, lalu minta bagian yang terbaik, 

kemudian diambilkan hati dan lidahnya. Di hari berikutnya majikan minta bagian 

kambing yang terburuk, lalu diambilkan lagi hati dan lidah, kemudian majikan 

bertanya: Kenapa kau berikan ini lagi? Jawabnya: Tiada yang terbaik pada bagian 

tubuh, kecuali anggota ini (hati dan lidah), jika keduanya baik, seluruh tubuhnya baik, 

dan jika buruk keduanya, maka buruk pula seluruh tubuhnya”.(Lukman Hakim)  

 

Banyak bicara, pasti banyak salahnya, banyak harta, pasti banyak dosanya, dan buruk 

akhlak, pasti tersiksa. (Hasan Bashry)  

 

Lemparan senjata (anak panah), lebih ringan dari pada lemparan kata-kata, sebab  

hal ini tidak pernah gagal (sasarannya), namun  senjata (anak panah) sering luputnya. 

(Sufyan Tsaury)  

 

Nasihat anggota badan kepada lisan setiap paginya: lisan, kami tuntut kau dengan 

asma Allah, luruslah, sebab  sclamatan kami tergantung kelurusanmu, dan 

kecelakaan juga terserah kecuranganmu (Sa'id Hudry).  

 

Hai sekalian manusia, tiada seorang bepergian jauh tanpa bekal, apalagi perjalanan 

yang sangat jauh (akhirat), tentu dengan bekal, sedangkan bekalnya, yaitu:  

 

1. Salat malam 2 rakaat, untuk menerangi kubur,  

2. Sedekah kepada fakir-miskin, untuk menyelamatkan diri dari siksa  

3. Haji, untuk mengatasi bahaya besar.  

 

194 Tanbih al-Ghafiln 

4. Bagilah waktumu dalam 2 bagian yaitu:  

a. Bekerja keras mencari harta,  

b. Beribadat dan beramal untuk akhirat, janganlah kau tambah.  

5. Dan bagilah pula bicaramu dalam 2 bagian yaitu:  

a. Yang bermanfaat bagi kehidupan duniamu,  

b. Dan yang kekal di akhirat kelak, janganlah kau tambah.  

6. Dan harta kekayaanmu bagilah dalam 2 bagian yaitu:  

a. Dibelanjakan buat nafkah keluarga,  

b. Amal (bekal) akhirat, janganlah kau tambah.  

 

Demikian nasihat Abu Dzar Ghifary, sesudah itu dia mengeluh: Kekacauan 

membunuhku pada satu hari yang tiada mungkin dikejar Maksudku, cita-cita dan 

kehendak (harapan)ku lebih jauh melebihi umus (ajal)ku, hingga tidak lagi beramal.  

 

Jangan banyak ngomong selain zikir kepada Allah, sebab  itu mengakibatkan hati 

beku (mati), yang berarti jauh dari Allah, sekalipun demikian kalian tidak merasakan 

(tiada tahu).(Pesan Nabi Isa ).  

 

Seandainya hatimu terasa keras, tenaga berkurang (badan lemah), rezekipun kurang, 

maka camkanlah bahwa kejadian semacam itu akibat campur tangan urusan orang 

lain (membahas yang bukan haknya).  

 

 

 

 

 

  

 

195 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 24  

Tentang Rakus dan Berkhayal  

 

Al-Faqih, kata Abu Darda', Para Ulama tinggal sedikit (banyak yang wafat) dan 

kebanyakan orang dungu tidak mau belajar (oleh sebab  itu), belajarlah sebelum 

lenyap ilmu itu dengan wafatnya para Ulama. Kenapa kalian lebih rakus (harta) 

disibukkan dengan sesuatu (rezeki) yang sudah dijamin Allah? menganggap enteng 

pada tugasmu?  

 

Sepengetahuanku tiada orang jahat melebihi tukang tapal kuda, kecuali:  

 

1. Orang yang tidak mengeluarkan zakat,  

2. Yang mengakhirkan waktu salat,  

3. Tidak memperdulikan bacaan (belajar) Alquran,  

4. Tidak memikirkan nasib para budak (rakyat kecil).  

 

Rakus ada dua macam, yaitu:  

 

1. Yang tercela, hingga melupakan kewajibannya, menghimpun harta untuk 

kesombongan.  

2. Yang tidak tercela, tidak sampai meninggalkan kewajibannya dan tidak untuk 

kesombongan, sebab  di antara para sahabat ada juga yang kaya raya, Rasulullah $£ 

tidak mencela (tidak melarang)nya, (demikian penjelasan Al Faqih).  

 

Al Faqih, Khafshah putri Umar berkata kepada ayahnya, Sungguh Allah telah memberi 

(rezeki) kepadamu sebanyaknya, juga kebaikan, kenapa tidak makan dan berpakaian 

melebihi biasanya? Jawab Umar : Engkau akan kuajak bertahkim pada dirimu sendiri, 

ia mengingatkan keadaan Rasulullah  yang disaksikan pula oleh Khafshah (istri beliau 

) hingga ia menangis. Kemudian kata Umar: Kedua kawanku telah menempuh jalan 

(semacam ini), lalu jika aku menempuh jalan selain itu, pasti aku bersimpangan 

dengan jalan kedua kawanku, demi Allah aku akan bersabar mengikuti jejak 

kehidupan keduanya sekalipun berat, dan mudah-mudahan aku diberi kemampuan 

mencapai kehidupan keduanya dengan lunak dan puas”.  

 

 

196 Tanbih al-Ghafiln 

Al-Faqih"”, kata Masruk: Kutanyakan kepada 'Aisyah . Hai Ibu, Apa yang sering 

disabdakan beliau 52 saat  masuk rumah? Jawabnya, Yang sering beliau sabdakan 

yaitu:  

 

1. Seandainya manusia punya 2 lembah penuh emas, pasti ingin 3 (lembah emas), 

dan tiada yang dapat menghentikan (menghabisi) keinginan mereka kecuali tanah 

(mati dikubur),  

2. Allah selalu menerima siapa yang mau bertaubat,  

3. Allah memberi harta ini, hanya sebagai sarana, untuk melakukan salat, dan agar 

dikeluarkan zakatnya.  

 

Segala sesuatu yang ada pada manusia, pasti binasa kecuali dua yaitu: 1. Rakus 

harta, dan 2. Menghayalnya. (HR. Qatadah dari Anas Malik )  

 

Dua perkara yang sangat dikhawatirkan pada kalian, yaitu:  

 

1. Berkhayal (panjang angan-angan) yang mengakibatkan lupa akhirat,  

2. Menuruti nafsu, yang mengakibatkan terhalangnya kebenaran”. (S. Ali AbiThalib ).  

 

Tiga perkara mengakibatkan (mengundang) tiga malapetaka, yaitu:  

1. Sibuk dengan urusan duniawi, pasti tertimpa derita kesibukan yang tiada henti-

hentinya,  

2. Rakus harta, pasti tertimpa derita kekurangan (kemiskinan),  

3. Kikir harta, pasti tertimpa kekacauan yang tiada senangnya”. (AlHadis).  

 

saat  Abu Darda' meninjau masyarakat Himsh, ia mengatakan sebagai berikut:  

 

1. Tidakkah kau malu, membangun (gedung) yang tidak mungkin kau diami 

selamanya?,  

2. Rerkhayal (angan-angan) yang tidak mungkin tercapai?  

3. Pengumpulan harta yang tidak mungkin kau nikmati (dimakan)? telah terjadi 

manusia sebelum kamu membangun (gedung) megah-megahan, mengumpulkan 

harta sebanyak-banyaknya, dan berkhayal sejauh-jauhnya, akhirnya dengan terpaksa 

 

197 Tanbih al-Ghafiln 

harus mendiami liang kubur dan khayalannya hanya tipu daya belaka, serta (harta) 

yang dihimpun sepanjang hidupnya hancur berantakan”.  

 

Jika kau ingin mendampingi kawanmu (Rasulullah  dan Abu Bakar Shidiq), jaitlah 

sendiri bajumu (yang rusak), sol sendirilah sandalmu, dan jauhkan khayalanmu, serta 

jangan makan terlalu kenyang”. (Demikian nasihat S. Ali Thalib kepada Umar 

Khaththab ).  

 

Pernah aku melihat Umar mengenakan gamis 12 tambalan tengah khutbah di atas 

mimbar. (Abu Usman Nahdy).  

 

Pada suatu hari S. Ali Thalib  pergi ke pasar mengenakan baju tebal kumal (belum 

dicuci), lalu ada yang menegur: Hai Amiral mukminin, kenapa tidak mengenakan baju 

tipis yang lebih baik? Jawabnya: Dengan ini aku lebih khusyuk, dan menyerupai orang 

shalihin, serta lebih baik bagi orang mukmin mengambil teladan”.  

 

Sebaik-baik manusia yang tidak rakus harta, sedang sejahat-jahatnya yaitu: yang 

menghimpun harta melebihi cukup”. (Abu Dzar).  

 

Tiga pokok dosa, yaitu:  

 

1. Hasud, berpangkal dari Oabil (putra Adam) membunuh adiknya (Habil), akibatnya 

ia mati Kafir, neraka tempat kekalnya,  

2. Rakus, bermula dari Adam supaya menikmati segala buah surga, kecuali pohon 

Kuldy, lalu ia melanggarnya (rakus), akibatnya diusir dari surga,  

3. Sombong, bermula dari Iblis menolak perintah Allah (sujud pads Adam), akibatnya 

ia dikutuk”. (Hakim).  

 

Lima perkara Adam wasiat kepada anak-anak dan cucunya, yaitu:  

 

1. Jangan santai (tenang) dengan harta (dunia), dulu aku santai di surga lalu diusir 

darinya,  

2. Jangan turutkan nafsu wanita, dulu aku menyesal akibat memenuhi nafsu (Tawa 

(makan pohon Kuldy),  

 

198 Tanbih al-Ghafiln 

3. Setiap akan berbuat pikir dulu akibatnya, sebab  jika dulu aku pikirkan perbuatanku 

terlebih dahulu, pasti tidak berakibat seperti ini,  

4. Tinggalkanlah perbuatan yang meragukan, sebab  dulu aku meragukan makan 

pohon Kuldy itu, namun  tidak perduli, akibatnya aku menyesal,  

5. Musyawarahkanlah segala urusan, sebab  dulu saat  aku berbuat, tidak 

musyawarah dulu dengan para malaikat”.  

 

Empat hadis (di bawah) ini yaitu  intisari dari 4000 hadis menjadi 400, dan dari 400 

hadis menjadi 40 hadis akhirnya menjadi 4 hadis, yaitu:  

1. Jagan ikatkan hatimu pada wanita, sebab  hari ini dia milikmu, dan esok hari milik 

orang lain, jika kau tunduk padanya, pasti neraka tempatmu,  

2. Jangan ikatkan pula pada harta, sebab  harta hanya pinjaman semata, saat ini 

milikmu, dan esok hari milik orang lain, oleh sebab  itu, janganlah kau tertipu olehnya 

dengan menyenangkan lain orang, resiko dosa kau tanggung sendiri. Lebih dari itu 

kau akan kikir (tidak mau) menunaikan kewajiban membayar zakatnya sebab  

khawatir miskin mendengarkan bisikan setan,  

3. Lenyapkan keraguan hati, sebab  seorang mukmin hatinya kacau dengan syubhat, 

menjauhi haram, tentram dengan halal,  

4. Jangan lakukan sesuatu, kecuali sampai benar-benar mempersiapkan alasan yang 

benar nyata kelak di sidang pengadilan Allah . (Demikian pernyataan Syaqiq Balkhy).  

 

Rasulullah   bersabda:  

 

Artinya: "Bersikaplah sebagai orang asing kau hidup di dunia ini, atau bagai nuris 

(pelancong). dan bersiaplah sebagai penghuni kubur”, (HR. Mujahid dari Ibnu Umar ) 

saat  datang waktu pagi, janganlah kau (lakukan kebaikan) menunggu sore, dan jika 

sore datang, maka janganlah kau berkhayal hingga pagi, manfaatkanlah hidup ini 

sebelum mati, dan kesehatanmu sebelum sakit, sebab  kau belum tahu siapa kamu 

kelak di akhirat (HR. Mujahid dari Ibnu Umar ) Empat kemuliaan jaminan Allah bagi 

orang yang mampu menghentikan khayalannya, yaitu:  

1. Mampu beribadat, sebab  rasa takut menghadapi kesulitan beramal, tidak dikhayal-

khayalkan, yang ada hanyalah rasa akan mati.  

2. Kekacauan pikiran menurun,  

3. Rela hidup sederhana, sebab  bersemangat menuju akhirat,  

 

199 Tanbih al-Ghafiln 

4. Hatinya bersinar terang.  

 

Sedangkan metode yang sanggup membuat hati bersinar terang yaitu:  

1. Perutlapar,  

2. Bergaul dengan orang shalih,  

3. Membaca dosa-dosa terdahulu,  

4. Tidak berkhayal.  

 

sebab  berkhayal akibatnya rugi 4 perkara yaitu:  

1. Malas beribadat,  

2. Pikiran kacau harta,  

3. Rakus harta,  

4, Keras hati.  

 

Dan penyebabnya ialah lawan dari keseluruhan metode penerang hati tersebut di 

atas, yaitu: perut kenyang, kawan jahat, lupa dosa terdahulu, dan berkhayal. 

(demikian Al-Faqih).  

 

Selanjutnya kepada umat Islam diserukan, agar melenyapkan hayalan, sebab kita 

tidak tahu persis dalam nafas yang mana kita mati atau langkah yang mana, Firman 

Allah:  

 

Artinya:  

"saat  ajal manusia tiba, pasti tidak dapat diundur atau dimajukan sesaatpun”.  

 

Untuk itulah kita (orang beriman) harus selalu mengingat mati, agar sebelumnya dapat 

mempersiapkan bekal sempurna, dan 6 perkara inilah yang patut dibuat bekal, yaitu:  

 

1. Ilmu penunjuk akhirat,  

2. Kawan pendamping beribadat dan pengingat laku dosa,  

3. Mengenal dan waspada terhadap musuh,  

4. Pandai mengambil i'tibar dari bukti kebesaran Allah dan peredaran siang-malam,  

5. Berlaku baik terhadap sesama manusia, agar tidak menjadi musuh kelak di akhirat,  

 

200 Tanbih al-Ghafiln 

6. Bersiap-siap menghadapi maut sebelum ia tiba, agar tidak menyesal di akhirat. 

(Pesan Al Faqih).  

 

Rasulullah  bersabda" ”, Kalian ingin masuk surga? Jawab mereka: "Ingin ya 

Rasulullah, Lalu sabdanya: ”Lenyapkan khayalanmu dan hendaklah malu kepada 

Allah dengan sungguh-sungguh,sahut mereka: Ya Rasulullah, kami sudah malu 

kepada Allah, beliau : ” Bukan demikian, yang dimaksud ialah ingat kubur dan 

siksanya, memelihara kepala dan panca indra, dan Barang siapa ingin mulia di akhirat, 

tinggalkan kemewahan dunia, itulah yang dimaksud dengan malu kepada Allah, 

dengan demikian menjadi kekasih-Nya.  

 

Rasulullah membacakan ayat:  

 

Artinya:  

“Kalian dilupakan oleh kemeirzahan dunia. sampai masuk ke dalam kubur”. 

(AtTakatsur 1-2).  

 

Lalu sabdanya: "Manusia mengaku, Ini hartaku, Ini kepunyaanku, ketahuilah: 

kepunyaanmu tidak bermanfaat, kecuali yang dimakan sampai habis, atau dipakai 

sampai rapuh, atau yang disedekahkan, itulah yang tetap”. (HR. Humaidy Thawil dari 

'Ajl)  

 

Lima kalimat berikut ini dimuat dalam Taurat, yaitu:  

 

1. Kecukupan disimpan oleh qna'ah,  

2. Keselamatan di dalam 'uzluh (mengasingkan diri dari keramaian)  

3. Kebebasan di dalam mengekang syahwat,  

4. Mahabbah (cinta) di dalam menyisihkan keinginan,  

5. Kegembiraan kekal di dalam sabar (sementara hidup di dunia). (Hasan Bashry)  

 

Nabi 5 bersabda: Hai 'Aisyah, jika kau ingin bersamaku, cukupkan dari (harta) dunia 

ini sekedarnya saja, seperti bekal orang bepergian, dan berhati-hatilah (jangan 

bergaul) dengan orang kaya, jangan bersalin pakaian (baru) sebelum yang lama kau 

tambal. (HR. Urwah Zubair dari 'Aisyah )  

 

201 Tanbih al-Ghafiln 

 

Ya Allah, cukupkanlah orang yang senang padaku dengan rezeki yang baik, dan 

perbanyaklah harta dan anak bagi yang membenciku”. (Al-Hadis).  

 

Rasulullah  bersabda", Rakus harta akibatnya susah dan gentar sedang zuhud 

menjadikan hati senang pikiran tenang dan jasmani riang. Yang dikhawatirkan bagiku 

bukan kemiskinan namun  malah kekayaan harta, jika harta dunia terbuka luas bagimu 

seperti umat terdahulu, pasti kamu berebut seperti mereka, kemudian membinasakan 

kamu sebagaimana yang dialami umat terdahulu. Dan sabdanya pula: ”Kemaslahatan 

umat diawali zuhud dan yakin, dan kehancurannya akibat kikir dan khayalan belaka”. 

(Al-Hadis).  

 

 

 

 

  

 

202 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 25  

Tentang Keutamaan Fakir-miskin  

 

Al Faqih , kata Anas Malik  : Para fuqara mengirimkan seorang wakilnya menghadap 

Rasulullah -: katanya: "Ya Rasulullah, kami atas nama wakil para fukara 

menghadapmu, Jawab beliau : Selamat jumpa denganmu dan mereka, engkau datang 

mewakili orang-orang yang disenangi Allah, lalu katanya: Ya Rasulullah, orang-orang 

fakir kami mengatakan, bahwa: Orang-orang kaya mampu melakukan segala amal 

baik, ibadat haji oke, kami tidak, sedekah oke, kami tidak, dan saat  sakit mereka 

kirim uang buat tabungan. Jawabnya: "Sampaikan kepada mereka, bahwa jika 

mereka sabar akan memperoleh 3 pahala yang tidak diperoleh orang-orang kaya, 

yaitu:  

 

1. Di dalam surga ada mahligai yang terbuat dari mira delima yang berwarna merah, 

para penghuni surga melihatnya seperti masyarakat dunia melihat bintang di langit, 

siapapun tidak boleh masuk ke dalamnya, kecuali Nabi fakir, syuhada' fakir, dan 

mukmin fakir.  

2. Para fuqara-masakin lebih dulu masuk surga 500 tahun (waktu dunia) sebelum 

orang-orang kaya, mereka bebas bergembira dan Nabi Sulaiman Daud masuknya ke 

surga 40 tahun sesudah para nabi lainnya, akibat diberi kerajaan dunia.  

3. Bacaan tasbih, tahmid takbir dan tahlil para fuqara masakin, jauh lebih unggul 

dibandingkan dengan bacaannya orang kaya sekalipun mereka tambah dengan 

sedekah 1000 dirham, demikian pula amal kebaikan lainnya. Kemudian wakil dari 

fuqara itu, pulang menyampaikan khabar gembira dari Nabi  kepada rekan-rekannya,  

 

Jawab mereka: "Kami rela ya Tuhan, dan kami sangat lega hati”.  

 

Catatan :  

Inilah bacaan tasbih, tahmid, takbir dan tahlil,  

 

Artinya:  

"Maha Suci Allah, sesala puji basiNya, tiada Tuhan yang lain kecuali Allah, Allah Maha 

Besar.  

 

 

203 Tanbih al-Ghafiln 

Al-Faqih “, kata Abu Dzar , kekasihku  berwasiat 7 perkara, yang tidak boleh 

kutinggalkan, yaitu:  

1. Mendekati dan menyenangi fakir-miskin,  

2. Senantiasa memandang ke (pada orang di) bawahku,  

3. Tetap mengikat tali persaudaraan sekalipun mereka menjauh dan memutuskannya,  

4. Memperbanyak ucapan: sebagai perbendaharaan kebaikan,  

5. Jangan minta apapun kepada manusia.  

6. Jangan takut dihina atau dicela dalam menegakkan kebenaran (hukum Allah),  

7. Sampaikan kebenaran sekalipun terasa pahit dan berat”. Demikian patuhnya Abu 

Dzar, hingga tidak mau minta diambilkan pecutnya saat  jatuh dari untanya”.  

 

Al-Faqih , Kata malaikat: Ya Tuhan, orang-orang kafir Kau lapangkan rezekinya (harta 

duniawi), dan dihindarkan dari bala, JawabNya: "Kau lihat siksa mereka, sesudah 

dilihat malaikat berkata: Ya Tuhan, sia-sia harta yang diberikan kepada mereka. 

Kemudian malaikat berkata: Ya Tuhan, orang-orang mukmin Kau sempitkan harta 

(rezeki) nya, dan Kau uji dengan bala, JawabNya: Kau lihat dulu pahalanya, Sesudah 

dilihat, mereka berkata: Tiada artinya penderitaan di dunia bagi Nabi  bersabda" , 

Orang kaya harta tempatnya paling bawah kelak, kecuali yang memanfaatkannya 

begini-begini diulang 4x (artinya sedekah ke kanan, kiri, muka dan belakang), dan 

sangat sedikit yang berbuat demikian.  

 

Baik di surga atau neraka orang kaya selalu di bawah, kecuali yang selalu sedekah 

ke kanan, kiri, muka dan belakang, dan yang mau amal demikian sangat jarang, sebab 

setan selalu menggoda mereka. (Ulasan Al-Faqih).  

 

Pernyataan setan, 3 perkara membinasakan orang kaya, yaitu:  

 

1. Aku menghias pandangannya, hingga enggan melaksanakan kewajiban 

(zakatnya),  

2. Kubantu dalam membelanjakan hartanya pada pemborosan (hal-hal yang tidak 

bermanfaat),  

3. Kurangsang agar hatinya cinta harta, sehingga menghalalkan segala cara untuk 

memperolehnya”. (Al-Hadis).  

 

 

204 Tanbih al-Ghafiln 

Keinginanku untuk memadukan antara usaha dagang dengan ibadat tidak berhasil, 

lalu aku memilih ibadat saja. Demi Allah, tiada keinginan bagiku membuat toko di 

dekat masjid, dengan tujuan aktif salat berjamaah dan setiap hari memperoleh 

keuntungan 40 dinar untuk sedekah fi sabilillah. Ditanya: Kenapa tidak? Jawabnya: 

sebab  hisabnya berat kelak di hari Kiamat. (Abu Darda)  

 

Kemiskinan derita di dunia, namun  bahagia di akhirat, sedangkan kaya gembira di 

dunia, namun  susah di akhirat (Al Hadis).  

 

Setiap orang punya hobi, sedang hobiku fakir dan jihad (perang), Barang siapa 

senang keduanya berarti senang kepadaku, dan yang membencinya berarti pula 

membenciku”. (HR. Anas Malik).  

 

Berdasarkan hadis tersebut di atas, maka setiap muslim wajib menyenangi fakir-

miskin (Al-Faqih dalam ulasannya). Firman Allah:  

 

Artinya:  

 

"Bersabarlah kamu bersaul dengan orang-orang yang selalu berdoakepada Tuhan. 

pasi-sore semata hanya mengharap keridaan Nya. dan janganlah kedua matamu 

berpaling dari mereka”. (Kahfi 28)  

 

Tokoh bani Fazarah (Uyainah Hishin) masuk rumah Rasulullah , kebetulan Salman 

Farisy, Shuhaib Sinan Ar-Rumy, dan Bilal Habsyi berada di situ, mengenakan pakaian 

buruk dan bau keringat, lalu Uyainah berkata: Kami yaitu  bangsawan yang punya 

harga diri, lalu jika kami masuk, mereka hendaknya dikeluarkan, sebab  bau mereka 

mengganggu kami, dan istimewakanlah waktu bagi kami, lalu turunlah ayat tersebut 

di atas melarang mengusir mereka, dan disuruh sabar bergaul dengan para pelaku 

salat 5 waktu, dan janganlah pandanganmu berpaling dari mereka, sekedar 

menginginkan kemewahan dunia, dan jangan pula turuti orang-orang yang hatinya 

berpaling dari ajaranKu sekedar memuaskan nafsunya, maka segala urusannya sia-

sia (Asbabunnuzul).  

 

 

205 Tanbih al-Ghafiln 

Berdasarkan hadis tersebut di atas pula, setiap muslim wajib menyenangi dan berbuat 

baik kepada mereka (fuqara-masakin), sebab derajat mereka lebih tinggi di sisi Allah 

dan bisa diharap syafaatnya.  

 

Di hari Kiamat, seseorang dipanggil dan Allah berkata ramah atau kepadanya, seperti 

orang minta maaf, lalu FirmanNya: Demi Kemenangan dan keagunganKu, harta dunia 

Kujauhkan darimu, bukan sebab  Aku memandang hina kepadamu, namun  hanya 

sebab  telah Aku sediakan kemuliaan dan karunia bagimu. Keluarlah ke barisan itu, 

cari orang yang pernah membantumu secara tulus ikhlas, ajaklah mereka 

bersamamu, lalu ia mencarinya hingga ketemu orang-orang yang pernah 

membantunya dulu dan mereka diajak bersama-sama masuk surga (HR. Hasan ).  

 

Berkenalanlah (bergaullah) dengan fakir-miskin sebanyakbanyaknya, bersikap 

sopanlah terhadap mereka, sebab  mereka akan diberi kekuasaan kelak, Tanya: Ya 

Rasulullah, kekuasaan yang dimaksud: Jawabnya: Kelak di hari Kiamat diserukan 

kepada mercka: Perhatikan orang yang dahulu memberi makanan dan minuman 

kepadamu sekalipun hanya seteguk air, serta yang memberi pakaian sekalipun hanya 

kain sehelai, lalu ajaklah dan gandenglah tangan mercka masuk surga”. (HR, Hasan). 

Lima kemuliaan diperoleh fakir-miskin, yaitu:  

 

1. Pahala salat, sedekah dan lain-lain melebihi pahala orang kaya  

2. Pahala dari keinginan yang tidak terpenuhi,  

3. Masuk surga lebih dulu,  

4. Enteng hisabnya,  

5. Sedikit menyesal, sebab orang kaya ingin seperti orang miskin kelak, (Ulasan Al-

Faqih).  

 

Sedekah 1 dirham lebih unggul dibanding 100.000 dirham, Tanya: Kenapa demikian 

ya Rasulullah? Jawabnya: sebab  yang 100.000 dirham hanya 100 dari seluruh harta 

kekayaannya, sedangkan yang 1 dirham disedekahkan dengan senang hati 5090 dari 

miliknya yang hanya 2 dirham (HR. Zaid Salam).  

 

 

206 Tanbih al-Ghafiln 

Tanya sahabat: "Jika kami menginginkan sesuatu, lalu tidak terpenuhi, berpahalakah 

kami? Jawab Nabi . Dengan amalan mana lagi kau peroleh pahala, jika tidak dengan 

demikian? (HR. Hasan )  

 

Menginginkan sesuatu, lalu tidak tercapai, namun  tetap sabar dan mengharap pahala 

dari Allah, maka hal itu lebih baik dibanding sedekah 100.000 dinar fi sabilillah 

(Dlahak).  

 

Keterangan tersebut berdasarkan firman Allah:  

 

Artinya:  

"Lakukanlah salat dan tunaikan sakat, serta ikutilah ajaran Rasulullah, pasti kumu 

dikasihi Tuhan”.  

 

Berdasarkan ayat tersebut di atas, hak fakir-miskin menduduki urutan kedua dari hak 

Allah, disamping fungsi lainnya, yaitu:  

 

1. Berfungsi sebagai dokter bagi orang kaya, sebab  jika sakit ia diperintahkan 

sedekah kepada fakir-miskin,  

2. Berfungsi sebagai pembersih, sebab  dengan sedekah dosa-dosa orang kaya 

lenyap, atau sebagai pembersih hartanya dengan memberikan zakat,  

3. Sebagai pesuruh, sebab  saat  orang kaya akan bersedekah mengirim orang 

tuanya yang mati, ia pergi atau mengundang fakir miskin dan memberikan sedekah 

kepada mereka,  

4. Penjaga harta kekayaan, sebab harta yang dikeluarkan zakatnya (sedekahnya) 

dipelihara dari aneka bala (bencana). (Demikian AlFaqih).  

 

Kuberitahukan kepadamu raja-raja di surga, yaitu:  

 

1. Yang hidupnya ( di dunia) terhina dan teraniaya,  

2. Yang ditolak lamarannya oleh wanita (bangsawan atau hartawan),  

3. Kesulitan hidupnya di dunia (mengalami jalan buntu),  

4. Yang memendam cita-cita hingga mati belum tercapai, padahal jika benar-benar 

minta kepada Allah, pasti Allah memberinya”. (AlHadis).  

 

207 Tanbih al-Ghafiln 

 

Terkutuklah orang yang memuliakan sebab  harta kekayaannya, dan menghina 

seseorang sebab  kemiskinannya”. (Ibnu Abbas )  

 

Kami (yang miskin) berlaku tidak adil terhadap kawan-kawan yang kaya, Kenapa 

demikian? sebab  mereka makan, kamipun makan, minum, mereka punya kelebihan 

harta yang selalu dilihat, kamipun ikut melihatnya (melok nyawang - Jawa), namun  yang 

satu ini Kami tidak ikut yaitu: Tuntutan pengadilan harta mereka (dihisab), kami bebas 

cuci tangan”. (Abu Darda)  

 

Baik yang kaya atau miskin, punya 3 pilihan, masing-masing, yaitu:  

1. Pilihan orang miskin: Jiwa tentram, hati senang dan enteng hisabnya.  

2. Pilihan orang kaya: Kerisauan (kesibukan) jiwa, kelelahan pikiran dan beratnya 

hisab”. (Syaqiq Zahid).  

 

Empat tanpa empat dusta, yaitu:  

1. Mengaku cinta Allah, tanpa menjauhi yang haram,  

2. Menginginkan surga tanpa membelanjakan hartanya untuk taat kepada Allah,  

3. Mengaku cinta Rasulullah, tanpa mengikuti sunah (ajaran) beliay  

4. Menginginkan kemuliaan (pangkat tinggi), tanpa bergaul dengan fakir-miskin (Hatim 

Zahid).  

 

Empat perkara perintang kebaikan, yaitu:  

1. Sombong kepada bawahannya,  

2. Durhaka terhadap kedua orang tua, 

 3. Menghina pelancong (orang terasing),  

4. Menghina orang sebab  kefakiran atau kemiskinannya. (Seorang Ulama Hikmah).  

 

Perintah (Wahyu) Allah padaku, bukan agar mengumpulkan harta atau menjadi 

pedagang, melainkan agar bertasbih dan bertahmid dan selalu bersatu dengan orang-

orang yang bersujud, beribadat kepada Yuhan sepanjang hidupnya hingga yakin 

sungguh-sungguh”, (Al-Hadis).  

 

 

208 Tanbih al-Ghafiln 

Kata Sa'id Hudry   Hai sekalian manusia, jangan sampai kalian bersusah payah 

mencari rezeki yang haram, sebab  sabda Rasulullah. : Ya Allah, matikanlah aku 

sebagai fakir-miskin, jangan dimatikan kaya, dan himpunlah aku bersatu dengan 

mereka, di hari Kiamat, sungguh celaka orang yang fakir di dunia dan menderita di 

akhirat”. Seusai memeriksa ghanimah yang diterima dari hasil perang Kadisiyah, 

Umar Khathab menangis, Tanya Abdurrahman 'Auf: Ya Amirul mukminin, kenapa 

menangis, padahal hari ini saat menggembirakan dan menyenangkan? Jawabnya: 

Betul, namun  pemberian ini membangkitkan yasa kebencian dan permusuhan di antara 

mereka.  

 

Setiap umat diuji, sedangkan umatku diuji dengan harta kekayaan”. (HR. Ibnu Abbas 

.:.)  

 

Sesuatu yang paling dikasihi Allah yaitu  kemiskinan, sebab  para Nabi yaitu  

manusia yang paling dikasihi Allah, mereka diuji dengan kemiskinan”. (HR. Ibnu Umar 

)  

 

Al Faqih, Wahyu Allah kepada Musa : "Telah mati seorang kekasihKu, datanglah kau 

ke tempatnya dan urusi jenazahnya “. Lalu Musa berangkat mencarinya, di kota tidak 

ketemu, di desa juga tidak, lalu ia bertanya kepada orang penggali tanah, Jawabnya: 

Di lokasi kamu bekerja ini, ada orang sakit, mungkinkah itu? Kata Musa: Benar sesudah  

dilihat ia sudah mati di atas tanah berbantal batu merah. Lalu Musa berdiri seraya 

menangis: Ya Tuhan, kekasihMu ini menderita sakit, tiada seorangpun merawatnya. 

JawabNya: Hai Musa, jika Aku kasih kepada seseorang, maka Aku jauhkan ia dari 

dunia.  

 

Yang pertama diambil Iblis (uang di bumi) yaitu  uang mas (dinar), lalu diawasi 

dengan kedua matanya, seraya dikatakan: "Barang siapa mencintaimu berarti ia 

pembantu (hamba)ku” (Abbad Katsir dari Hasan).  

 

Iblis datang menjelma orang tua kepada Nabi Sulaiman, lalu Nabi Sulaiman  bertanya 

kepadanya: Apa yang kau lakukan terhadap umat Nabi Isa? Jawabnya: Kuajak 

mereka menyembah dua Tuhan selain Allah, lalu kepada umat Muhammad? 

Jawabnya: Kubujuk mereka dengan emas dan perak, hingga mencinta keduanya 

 

209 Tanbih al-Ghafiln 

melebihi "LAA ILAAHA ILLALLAAH”. Kata Nabi Sulaiman: Aku berlindung kepada 

Allah dari godaanmu”. mendadak lenyaplah ia (HR. Abdul Mun'im, Idris dari ayahnya, 

Wahb Manbah).  

 

Fakir-miskin wajib mengerti karunia Allah yang diberikan kepadanya, bahwa Allah 

menjauhkan harta, sebab  akan dimuliakan kelak di sisiNya, seperti kemuliaan para 

Nabi dan para WaliNya, bersyukurlah kepadaNya, jangan mengeluh, bersabarlah 

menghadapi kesulitan dunia, hal itu lebih baik daripada dunia, seandainya kefakiran 

tidak punya keistimewaan selain mengikut jejak Rasulullah »: pasti cukup besar. 

(Nasiha, -Faqih)  

 

Al-Faqih , Jibril (tengah duduk bersama Nabi :  berkata: ” Ada malaikat yang tidak 

pernah turun ingin berkunjung kepadamu. Tidak lama kemudian ia datang 

mengucapkan salam, dan berkata: Allah menawarkan kepadamu, agar memilihnya:  

 

1. Kunci segala sesuatu dan kekayaan yang belum pemah diberikan kepada siapapun 

(baik sebelum atau sesudahmu), tanpa mengurangi bagianmu di akhirat.  

 

2. Atau bagimu diterima seluruhnya kelak di akhirat? Jawab beliau . Bagiku diterima 

seluruhnya kelak di akhirat”.  

 

Nabi  bersabda, Jazirah Makkah ini telah ditawarkan berubah menjadi emas bagiku, 

lalu aku menjawab, Ya Tuhan, lebih baik bagiku kenyang sehari untuk memujiMu dan 

lapar sehari untuk memohon kepadaMu”. (HR. Shafwan Sahm dan Abdul Wahab 

Bajid).  

 

WA BILLAAHIT TAUFIQ 

 

 

 

 

 

 

 

 

210 Tanbih al-Ghafiln 

 

BAB 26  

Tentang Tidak Perdulikan Dunia  

 

Al Faqih, Nabi  bersabda: Barang siapa tujuannya akhirat, pasti Allah menyatukan 

seluruhnya, ia jadi kaya hati, dan dunia merendah kepadanya, Dan yang tujuannya 

semata harta dunia, maka Allah memberantakkan urusannya, hidupnya selalu 

dibayangbayangi kemiskinan, dan harta dunia tiada diperoleh kecuali yang ada 

ketentuannya”.  

 

Al-Faqih, Umar  masuk ke rumah Nabi, beliau bangun di atas tikarnya yang membekas 

pada pinggangnya, lalu ia menangis melihatnya. Kemudian beliau bersabda: Kenapa 

kau menangis, Umar? Ingatanku pada raja Kaisar dan Kisra dengan segala 

kemewahan dan kemegahannya, padahal engkau Rasulullah Allah sampai di 

pinggangmu membekas garisgaris tikar. Beliau bersabda: Mereka diberi kesenangan 

kontan (hanya) di dunia, sedangkan kami kesenangannya kelak di akhirat”.  

 

Al-Faqih, S. Ali berkata: Yang benar-benar dikhawatirkan - menimpa kamu dua 

perkara, yaitu:  

 

1. Mengkhayal (panjang angan-angan).  

2. Menuruti nafsu, sebab  akibatnya (pertama) lupa akhirat, (kedua) menentang 

kebenaran padahal dunia telah merayap membelakangi kami, sedang akhirat akan 

datang pada kami, masing-masing punya anak-anak, maka jadilah anak-anak akhirat 

jangan anak-anak dunia, bahwasanya saat ini beramal tiada hisab, sedang kelak yang 

ada hanya hisab, tiada amal. Maksudnya perbanyaklah amal dalam kesempatan 

hidup ini, sebab  kelak tidak dapat beramal.  

 

Al Faqih , kata Hasan Bashry, Kucari khutbah Nabi  selama  tahun, tidak ketemu, lalu 

aku diberitahu bahwa khutbah tersebut ditangan sahabat Anshar, ternyata ia yaitu  

Jabir Abdillah  lalu tanyaku: Betulkah kau mendengar khutbah Nabi . Jawabnya: Ya, 

kudengar langsung dari Rasulullah : "Hai sekalian manusia, bagi kalian ada petunjuk, 

maka berdirilah pada petunjuk itu, dan kalian punya batas, maka ikutilah batas yang 

ditentukan bagi kalian. Bahwasanya seorang mukmin berada di antara dua 

 

211 Tanbih al-Ghafiln 

kehawatiran, antara ajal masa silam, ia tak tahu bagaimana Allah akan berbuat 

kepadanya, dan masa mendatang juga tidak tahu apa yang akan terjadi padanya. Dari 

itu setiap manusia harus berbekal demi kepentingan dirinya, dari waktu hidupnya 

untuk matinya. Ketahuilah, dunia diciptakan buat kalian, dan kalian diciptakan buat 

akhirat. Demi Allah, sesudah mati tiada jalan bertaubat, dan sesudah  dunia hancur 

tiada tempat, kecuali surga atau neraka. Sengaja aku mengatakan demikian ini, dan 

aku mohon ampun kepada Allah buat aku dan kalian.  

 

Sahl Abdillah Tutsary sudah terbiasa membelanjakan hartanya demi kepentingan taat 

(ibadat) kepada Allah, lalu Ibu dan saudaranya mengadukan hal itu kepada Abdullah 

Mubarrak, kata mereka: Ia bersedekah tidak dikira-kira, kami khawatir jatuh miskin. 

Lalu hal itu disampaikan kepada Sahl, Jawabnya: Ya Aba Abdirrahman, bagaimana 

menurut anda, jika seorang (kota) membeli pekarangan dan ladang atau sawah di 

desa lalu ia pindah ke desa, kemudian harta kekayaan yang di kota apakah harus 

ditinggalkan, padahal ia tidak kembali lagi ke kota (untuk selamanya)? Kata Abdullah 

Mubarrak: Sahl telah memenangkan kamu (mengeluh) yaitu: Orang yang akan pindah 

ke lain daerah tidak harus menyisakan sesuatu (harta kekayaan)nya di tempat lama 

(yang ditinggalkan), demikian pula orang yang akan pindah dari dunia ke akhirat, 

kenapa harus menyisakan harta kekayaanrya di dunia?  

 

Orang berakal sehat, pasti rela hidup sederhana di dunia, menyibukkan diri dengan 

amal akhirat, sebab  akhirat itulah tempat kenikmatan kekal, sedang harta dunia 

hanya fitnah, rusak dan tipu daya belaka”. (Pernyataan Al Faqih).  

 

saat  Adam-Hawa turun ke bumi, mereka langsung pingsan 40 hari, akibat bau 

busuknya dunia ini, dan kehilangan bau surga” (Juwaibir dari Dlahak).  

 

Sangat mengherankan, orang yang percaya adanya tempat kekal, lalu sangat sibuk 

di tempat tipuan sementara”. (Al-Hadis)  

 

Seorang berparas elok, pakaian putih memberi salam saat  mendatangi majelis Nabi  

Sesudah dijawab (salamnya), ia bertanya: Ya Rasulullah, apakah dunia ini? 

Jawabnya: Bagai impian orang tidur, sedang penghuninya akan dibalas dan disiksa. 

Lalu, akhirat? Jawabnya: Kekal, setengahnya di surga dan setengah lainnya di 

 

212 Tanbih al-Ghafiln 

neraka. Kemudian surga? Jawabnya: Pengganti dunia bagi orang yang mencintainya, 

tidak selamat dari Jahannam selamanya. Lalu siapa umatmu yang terbaik? Jawabnya: 

Yang taat (beribadat) kepada Allah selama hidupnya, dan bersungguhsungguh bagai 

orang mengejar kafilah (sesuatu yang tertinggal). Berapa lama? Jawabnya: Seperti 

lamanya orang tertinggal dari beberapa kafilah. Lalu jarak antara dunia dan akhirat 

berapa lama? Jawabnya: Sekejap mata, kemudian ia pergi. Sabda Beliau #£: Dialah 

Jibril datang kepadamu agar kamu zuhud dunia, dan senang akhirat. (HR. Muhammad 

Munkadir, dari Jabir ra.).  

 

Ditanyakan kepada Nabi Ibrahim si. Kenapa Allah mengangkatnya sebagai 

Khalilullah. Jawabnya 3 perkara, yaitu:  

 

1. Jika aku diperintah memilih dua hal, pasti kupilih yang untuk Allah daripada lainnya,  

2. Hatiku tidak pernah kacau tentang rezeki yang telah dijamin Allah,  

3. Baik siang atau malam aku makan pasti bersama tamu.  

 

Empat perkara penghidup hati, yaitu:  

 

1. Ilmu,  

2. Rida (rela),  

3. Qanaah,  

4. Zuhud.  

 

Dari ilmu tumbuhlah rida, rida menyampaikan pada qana'ah dan seterusnya menjadi 

zuhud. Sedangkan zuhud bertingkat-tingkat yaitu:  

1. Mengenal dunia dan meninggalkannya,  

2. Beribadat kepada Allah dengan sopan,  

3. Rindu akhirat dan berusaha memperolehnya. (Ulama Hikmah)  

 

Hikmah turun dari langit, masuk ke dalam segala hati, kecuali 4 yaitu:  

 

1. Yang condong dunia  

2. Kacau untuk hari esok,  

3. Dengki saudara,  

 

213 Tanbih al-Ghafiln 

4. Ambisi kedudukan. (Demikian Yahya Mw'adz Razy)  

 

Selanjutnya ia mengatakan, Tiga perkara, membuktikan akan sempurna, yaitu:  

 

1. Meninggalkan dunia, sebelum ditinggalkannya,  

2. Membangun kubur sebelum masuk ke dalamnya,  

3. Melakukan hal-hal yang diridai Allah sebelum menghadapNya,  

 

Enam perkara bukti sungguh-sungguh, berusaha masuk surga. yaitu:  

 

1. Mengenal dan mentaati Allah, dan mengenal serta menentang setan,  

2. Mengenal dan menuruti kebenaran, dan mengenal serta menjauhi batil.  

3. Mengenal dan tidak perduli dunia, dan mengenal serta berupayi memperoleh 

akhirat. (S. Ali Thalib).  

 

Rasulullah  bersabda?: Tanda celaka itu empat hai Ali, yaitu:  

 

1. Kering air mata (tidak pernah menangis),  

2, Keras hati,  

3. Senang dunia,  

4. Berkhayal jauh. (HR. Ja'far Shadiq, Muhammad Baqir, Ali Zainul Abidin, Husain 

putra S. Ali ).  

 

Seandainya nilai dunia ini satu sayap nyamuk (di sisi Allah), pasti tidak mungkin 

diberikan orang kafir sekalipun hanya air seteguk. (AlHadis).  

 

Nabi  pernah melihat ulat bergerak-gerak di (pembuangan) kotoran, lalu beliau 

bertanya kepada orang-orang: Tahukah kalian bahwa orang-orang di sini jijik melihat 

ulat ini? Jawabnya: Betul ya Rasulullah. Lalu sabdanya: "Demi Allah, dunia lebih jijik 

di sisi Allah melebihi orangorang sini melihat ulat tersebut. (Syahr Hausyab dari 

Abdurrahman Usman)  

 

Dunia merupakan penjaranya orang mukmin, dan kubur sebagai bentengnya, sedang 

surga tempat tinggalnya. (Al-Hadis)  

 

214 Tanbih al-Ghafiln 

 

Terkadang seorang mukmin sekalipun kelihatan mewah dan nikmat, tapi jika 

dibanding kemewahan dan kenikmatan surga, ia seakan berada dalam penjara, 

sebab  saat  mati diperlihatkan surga dan kemuliaannya, ia menyadari bahwa selama 

di dunia seakan berada di penjara. Sedangkan orang kafir saat  mati diperlihatkan 

kepadanya siksa neraka, lalu perasaannya serasa semula di surga. Dari itu, orang 

pikirannya sehat tidak mungkin merasa senang hidup di penjara, dan hendaklah 

memperhatikan keterangan Alquran tentang dunia, agar tidak tertipu olehnya.  

 

Jatinya:  

 

“Bahwasannya kehidupan duniawi ini ibarat air yang kami, turunkan dari langit lalu 

menumbuhkan makanan manusia dan hewan. hingga jika bumi ini telah terhias 

dengan sepak, hasilnya dan terlihat indah. lalu pemiliknya mengira bahan 

menguasainya. tiba-tiba datanglah asab Kami di malam atau  siang hari, lalu 

musnahlah semuanya seakan tiada sesuatupun sebelumnya, Demikianlah dunia kami 

jelaskan kepada orang-orang yang berpikir”. (Yunus 24)  

 

Orang Syiria datang dan ditanya oleh Nabi : tentang luas mereka, dan aneka nikmat 

yang mereka peroleh, lalu tanya pula: Dibuat apa semua itu? Jawabnya: Aneka bahan 

makanan kami. lalu nantinya semua itu ke mana (jadi apa)? Jawabnya ma'lum (jadi 

air kencing dan kotoran. Kemudian sabda beliau: Demikianlah dunia ini dan 

segalanya.  

 

Dunia diibaratkan ladang Allah, dan manusia yaitu  tanamannya, sedangkan maut 

yaitu  paculnya, malaikat maut yang mengetam hasilnya, dan kubur sebagai tempat 

penyimpanan (lumbung)nya, sedang Kiamat mesin penggilingnya, surga-neraka 

tempat pemuasnya, setengahnya di surga dan setengah lainnya di neraka (Yahya 

Mu'adz Razy).  

 

Hai anakku, dunia yaitu  lautan dalam, dan kebanyakan manusis tenggelam di 

dalamnya, oleh sebab  itu jadikanlah takwa kepada Allah bahtera (perahu) di dunia 

ini. (Lugman Hakim).  

 

 

215 Tanbih al-Ghafiln 

Syair menyebutkan: Bahwasanya manusia yang cerdas akal menjauhkan diri dari 

dunia, khawatir tipu dayanya. Mereka benar benar mempertimbangkan akibatnya, 

sesudah  tahu bahwa dunia bukas tempat abadi, lalu dunia mereka ibaratkan lautan, 

dan amal shalih bahteranya, dan amal sebagai barang daganganmu, kerajinan 

beramal sebagai keuntungannya, waktu (hari) sebagai gelombangnya, tawakal 

sebagai naungannya, Alquran sebagai petunjuknya, tali pengikat adalih mengekang 

nafsu, maut yaitu  ujungnya, Kiamat pasarannya, dan Allah yaitu  pemiliknya.  

 

Di hari Kiamat, dunia memperlihatkan kebolehannya, seraya berkata: Ya Tuhan, 

jadikan aku sebagai tempat (rumah) para hambaMu yang terbaik, JawabNya: Tidak, 

selayaknya kau menjadi debu yang beterbangan”. (Fudlail Iyadl).  

 

Di hari Kiamat, dunia berupa wanita tua keriput, ompong dan tampak gigi siungnya, 

buruk rupanya, setiap orang benci melihatnya, dan tiada yang mau mengenalnya. 

Itulah dunia yang dahulu diperebutkan manusia, hingga saling berkelahi, dan 

berperang sebab nya. (Ibnu Abbas )  

 

Lalu diserukan agar (dunia) terjun ke jurang neraka, namun  iapun berseru: Di mana 

kawan-kawan dan pengikutku? Maka ikutlah semuanya. (Hadis riwayat lain).  

 

Sebenarnya dunia tidaklah berdosa dan tidak pula disiksa, namun  sengaja diterjunkan 

ke neraka, untuk menunjukkan kebinasaannya di sisi Allah, seperti berhala yang 

dimasukkan neraka,  

 

Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Bahwasanya kamu dan yang kau sembah selain Allah menjadi batu bara jahanmam, 

pasti kau masuk kedalamnya”. (Anbiva' 98) |  

 

Orang mukmin seyogyanya beramal demi akhirat, dan tidak "disibukkan dunia 

semata, kecuali sekedar mencukupi keperluannya yang ' lazim dan utama, tanpa 

mengaitkan hati dan pikiran padanya (Al Faqih  dalam ulasannya).  

 

 

216 Tanbih al-Ghafiln 

Sungguh aneh kamu, sibuk bekerja mencari dunia (harta) yang sudah pasti 

mendapatkannya, namun  malas beramal demi akhirat, padahal ia | tidak mungkin 

diperoleh, tanpa beramal. (Nabi Isa Maryam )  

 

Barang siapa cinta dunia merasuk ke kalbunya, maka terancam 3 bahaya, yaitu:  

1. Kesibukan yang tiada kunjung bebas dari kesulitan.  

2. Berhayal yang tiada ujung puncaknya,  

3. Rakus yang tiada menjamin kepuasan dan kecukupan.  

 

Sedangkan dunia dan akhirat saling berlomba mengejar, maka orang yang mengejar 

akhirat dikejar dunia, sehingga rezekinya diterima dengan cukup, dan orang yang 

mengejar dunia dikejar akhirat, sehingga maut mencekik dengan tiba-tiba 

(mendadak).” (Abu 'Ubaidah Asady)  

 

Kata Abu Hazim: Menurut pendapatku dunia itu ada dua alternatif, yaitu:  

1. Sesuatu yang untukku tidak akan terlepas dariku,  

2. Sesuatu yang untuk lain orang, lalu tidak mungkin kukejar.  

 

Allah melarang lain orang atas hakku, seperti melarang aku akan hak orang lain. Maka 

pada bagian mana aku harus menghabiskan umurku, juga menurutnya: harta dunia 

yang diberikan ada dua bagian, yaitu:  

1. Akan terlepas dariku sebelum ajalku, lalu tiada kemampuan bagiku 

mempertahankannya,  

2. Yang tetap padaku sampai ajalku, dan kutinggalkan pada Jain orang. Lalu dunia 

yang mana aku harus melanggar Tuhan untuk memperolehnya. (Ibrahim Yusuf dari 

Kinanah)  

 

Salman menangis tengah sakit didatangi Sa'ad Abi Waqash, Saad: Kenapa kamu 

menangis? Padahal saat  Rasulullah  wafat, beliau rida kepadamu. Jawabnya: 

Menangisku bukan sebab  takut mati, namun  pesan beliau  kepada kami: bawalah 

bekal dari dunia ini secukupnys sebagaimana bekal orang bepergian, sedangkan 

disekitarku ini macam-macam, padahal yang ada hanyalah bejana, kaleng, panci dan 

tempat wudu.  

 

 

217 Tanbih al-Ghafiln 

Kata Sa'ad: Hai Salman, berpesanlah pada kami, agar kami manfaatkan 

sepeninggalmu. Lalu katanya: Hai Sa'ad, saat  akan memulai sesuatu sebutlah asma 

Allah, demikian pula saat  memutuskan perkara, dan melakukan suatu keputusanmu 

(A'masy, Sufyan dan gurunya).  

 

Orang bertanya: Ya Rasulullah siapa orang yang paling zuhud? Jawabnya: Orang 

yang tidak lupa kubur dan siksanya, dan yang mengurangi perhiasan dunia, 

mengutamakan yang kekal daripada yang sementara, dan tidak menghitung harinya, 

serta anggapannya sudah mati (tergolong orang mati)”. (Juwaibir dari Dlahak).  

 

Anggapanku tidak tepat tentang 4 perkara, yaitu:  

1. Anggapanku kekayaan itu dalam banyaknya harta, ternyata meleset, dan yang 

benar yaitu  qana'ah.  

2. Istirahah itu dalam banyak, ternyata meleset, yang benar sedikit, (maksudnya 

bertambah banyak bertambah sibuk atau repot dan tidak bisa istirahah),  

3. Kehormatan dalam bentuk lahir, ternyata meleset, yang benar dalam taqwa,  

4. Nikmat dalam makan-minum, ternyata meleset, yang benar dalam tertutupnya cela 

dan dosa, serta dalam Islam (maksudnya saat  Allah merahasiakan kesalahan kita, 

maka itulah nikmat).  

 

( Takim) Orang yang setiap harinya menganggap dunia ini sangat penting 

(diutamakan melebihi lainnya), maka Allah menimpakan 3 bencana, yaitu:  

 

1. Kekacauan yang tiada henti-hentinya,  

2. Kesibukan yang tiada istirahatnya,  

3. Perasaan fakir(miskin) sepanjang hidupnya. (Al-Hadis)  

 

Manusia hidup di dunia ini bagaikan tamu, sedang harta bagaikan pinjaman, maka 

tamu harus segera berangkat meninggalkan tempat dan pinjaman harus segera 

dipulangkan. (Abdullah Masud).  

 

Jika segala keburukan diibaratkan rumah, maka kuncinya yaitu  cinta harta dunia, 

dan jika kebaikan diibaratkan rumah maka kuncinya yaitu  zuhud dunia (Fudlail 

Iyadl).  

 

218 Tanbih al-Ghafiln 

 

Rasulullah  bersabda, Allah telah berfirman: "HambaKu yang mukmin sedikit saja 

Kulapangkan dunianya merasa gembira, padahal hal semacam itu berarti jauh dariKu, 

dan merasa susah jika Kusempitkan dunia baginya, padahal hal semacam itu lebih 

dekat denganKu. Lalu beliau baca ayat:  

 

Artinya:  

“Apakah mereka menganggap bahwa apa yang Kami berikan berupa harta dan anak-

anak itu, Kami menyeserakan bagi mereka semua kebaikan, namun  mereka tidak 

merasa (tidak mengerti), bahwa hal itu merupakan ujian bagi mereka bagaimana 

memanfaatkan pemberian Allah itu”. (Al-Mukmimun 55-56)  

 

Pada suatu hari Rasulullah  keluar, lalu memegang Abu Dzar seraya bersabda: Hai 

Abu Dzar, sebetulnya di mukamu ada gunung penghalang yang sulit didaki kecuali 

orang yang ringan bawaannya, ia bertanya: Ya Rasulullah, bawaanku termasuk yang 

ringan atau yang berat ? Jawabnya: Apakah kau punya makan untuk sehari ini? Ya, 

lalu untuk esok hari? Ya, Kemudian untuk lusa? Jawabnya: Tidak. Sabda beliau : ”Jika 

kau punya makanan (3 hari) untuk lusa, pasti kau termasuk orang yang berat 

bawaannya”. (HR. Anas Malik ).  

 

ALLAH MAHA MENGETAHUI  

 

 

 

 

 

 

 

  

 

219 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 27  

Tentang Sabar Terhadap Bala dan Kesulitan  

 

Al-Faqih , Rasulullah  bersabda: Hai anak Abas, akan kuajarkan kepadamu kalimat-

kalimat yang bermanfaat bagimu, Jawabnya: Baiklah ya Rasulullah, lalu sabdanya: 

Pelihara baik-baik perintah Allah, pasti Allah memeliharamu baik-baik pula, hindarilah 

JaranganNya sebab  Dia selalu mengawasimu, bertagarrublah kepadaNya saat kau 

gembira, pasti Dia menolongmu di saat kau sulit, Jika minta kepadaNya, pasti 

dikabulkan, jika minta tolong, pasti ditolong. Apa yang ditulis oleh kalam di lauh 

Mahfudh mengenai apa saja yang akan terjadi sudah kering hingga Kiamat. Oleh 

sebab  itu, seandainya makhluk seluruhnya akan berbuat sesuatu yang bermanfaat 

bagimu, yang tiada tulis (takdir) nya, pasti mereka tidak kuasa. Demikian pula 

sebaliknya, seandainya mereka akan mengganggumu dengan sesuatu yang tiada 

tulisnya atasmu, pasti mereka tidak kuasa. Beramallah untukNya, dengan bersyukur 

dan yakin. Camkanlah, bahwa bersabar atas segala yang kau benci, yaitu  sangat 

baik, dan ketahui pula bahwa setiap kesulitan pasti ada jalan pemecahannya (yang 

akhirnya menjadi kemudahan)”.  

 

(Al-Hadis) Al-Faqih , S. Ali Thalib -: berpesan: Ingatlah 5 perkara dariku, ingatlah dua, 

dua dan satu yaitu: Ingatlah, seseorang tidak boleh takut kecuali pada dosanya, tidak 

boleh mengharap kecuali kepada Tuhannya, Jika belajar tidak boleh malu seandainya 

belum tahu, tidak boleh malu menyatakan: "Aku tidak mengerti”, saat  ditanya suatu 

masalah yang belum tahu, dan ketahui pula bahwa: Sabar dalam menghadapi segala 

urusan, seperti kepala di badan, lalu jika kepala lepas dari badannya, rusaklah badan 

tersebut, demikian pula jika sabar lepas dari suatu urusan, lalu rusaklah urusan 

(keadaan) itu.  

 

Kemudian katanya: Maukah kalian, kutunjukkan orang Faqih Jawab mereka: Baiklah 

ya Amiral mukminin. Lalu katanya pula: Faqih yaitu: orang yang tidak mematahkan 

semangat (harapan) orang lain, dari rahmat Allah, dan tidak membela orang bersalah, 

tidak mengajak orang lain pada laku maksiat, dan tidak berani menyatakan (fulan) 

orang bijak pasti dalam surga, sebagaimana tidak menyatakan (fulan) orang maksiat 

pasti dalam neraka, hingga Tuhan memutuskannya.  

 

 

220 Tanbih al-Ghafiln 

Dan orang yang amalnya terbaik, tidak boleh merasa aman dari balasan Allah, sebab  

FirmanNya:  

 

Artinya:  

"Tiada orang yang merasa aman dari hukuman Allah, kecuali Orang yang rugi”.  

 

Dan manusia paling jahat tidak boleh putus asa dari rahmat Allah, sebab  FirmanNya:  

 

Artinya:  

"Bahwasanya tiada yang putus asa dari rahmat Allah, kecuali orang-orans kafir”.  

 

Al Faqih, Yazid Raggasyi berkata: saat  seseorang masuk kubur, lalu tegaklah 

salatnya di sebelah kanannya, dan zakat di kirinya, kebaikan melindunginya, serta 

sabar selaku pembelanya, juga ia menghimbau kepada yang lain: Marilah kita bela, 

jika tidak, aku sanggup mengatasinys dan menolak siksa baginya”.  

 

Berdasarkan hadis tersebut di atas, jelas bahwa sabar yaitu  ama paling utama, 

Firman Allah:  

 

Artinya:  

”Bahwasanya orang-orang sabar dipenuhi pahalanya tanpa batas”.  

 

Seseorang datang mengadu kepada Nabi  katanya: Ya Rasulullah hartaku telah habis 

dan badanku sakit, beliau menjawab: Tiada kebaikan bagi orang yang tidak habis 

hartanya dan tidak pernah sakit badannya, bahwasanya Allah jika kasih kepada 

seseorang, lalu mengujinya dengan bala dan saat  itu Allah memberi kesabaran 

padanya. (Abu Warrad dari Muhammad Muslim)  

 

Orang yang dimasukkan bui (penjara) secara aniaya oleh penguasa, hingga mati, 

maka matinya syahid, demikian pula yang dipukul hingga mati, maka matinya syahid”. 

(Ali Abu Thalib)  

 

 

221 Tanbih al-Ghafiln 

Terkadang Allah cara meninggikan pangkat atau derajat seseorang dengan ujian 

nyata (bala) pada badannya, sebab  orang tersebut tidak dapat mencapai dengan 

amalnya, lalu diuji, hingga tercapai kemuliaan tersebut. (Alhadis)  

 

saat  turun ayat (di bawah) ini, Abu Bakar berkata: Ya Rasulullah, mungkinkah kami 

bergembira sesudah ayat ini? Jawab beliau :” Semoga Allah memberi ampun padamu 

hai Abu Bakar, segala penderitaanmu, sakit, lelah, duka nestapa dll. gangguan 

kepadamu, itulah yang akan dibalas (sebagai tebusan dosa)”. (Al-Hadis)  

 

Inilah ayatnya:  

 

Artinya:  

"... barang siapa berbuat kejahatan, pasti dibalas kejahatan tersebut dan tiada 

pelindung baginya ataupun penolong selain Allah”. (An-Nisa' 123)  

 

Adapun S. Ali Abu Thalib , saat  turunnya ayat 123 S. An-Nisa' Nabi bersabda: Telah 

turun ayat yang bagi umatku lebih baik dibanding dunia scisinya, lalu beliau membaca 

ayatnya sesudah itu beliau bersabda: "Seseorang jika berbuat dosa, lalu kena 

musibah (bala) di dunia, past Alah tidak akan menyiksa dua kali (jadi musibah (bala) 

itulah sebagai siksanya)”. (Al-Hadis)  

 

Seseorang tidak mungkin menduduki tingkat orang shalih, kecuali dengan sabar 

menderita kesulitan, dan gangguan, Nabi - diseru bersabar, FirmanNya:  

 

Artinya:  

"Berlaku sabarlah, seperti sabarnya para Rasulullah yang semangatnya besar (Ulul 

'asmi)”. (Demikian Al-Faqih)  

 

Khabab Art, berkata: Kami mendekati Nabi  yang tengah bersandarkan sorban di 

bawah nauangan Kakbah, kami mengeluh atas penderitaan kami seraya berkata: Ya 

Rasulullah, doakan kami agar Allah menolong. Kemudian beliau duduk, mukanya 

merah dan berkata: "Dulu orang-orang sebelummu, terkadang didatangkan 

seseorang dibuatkan liang (dan ditanam), sesudah  ditanam, diambilkan gergaji dan 

 

222 Tanbih al-Ghafiln 

dibelah menjadi dua badannya, dan tetaplah agamanya tidak berubah akibat siksa 

itu”. (Al-Hadis).  

 

Orang yang hidupnya sangat mewah di bumi, kelak dihadapkan dihari Kiamat, 

dimasukkan neraka sejenak, lalu diangkat sudah hitam terbakar. saat  ditanya: Dulu 

di bumi kau pernah merasakan kesenangan? Jawabnya: Tidak, sejak aku dijadikan 

t