kmah, dan jiks makannya sederhana berarti memperoleh taufik
menikmati lezatnya beribadat. Dan barang siapa tidak suka sendagurau, pasti diberi
wibawa dan keindahan, lebih dari itu jika meninggalkan tertawa, pasti bertambah
hebat wibawanya, dan jika tidak mengharap hak milik (harta kekayaan) lain orang,
pasti disenangi banyak orang (masyarakat). (Muhammad Abdullah 'Abid)
174 Tanbih al-Ghafiln
Dan barang siapa tidak menyibukkan diri mengoreksi kesalahan orang lain, pasti
memperoleh taufik mengoreksi kekurangan dirinya, dan "jika dapat melenyapkan
keraguan terhadap sifat-sifat Allah, pasti selamat “ dari penyakit nifak (tidak munafik).
Tentang firman Allah (di bawah) ini, Rasulullah bersabda:
1. Heranku terhadap orang yang meyakinkan adanya maut, kenapa masih sempat
bersuka ria?,
2. Dan terhadap orang yang meyakinkan adanya neraka, kenapa sempat tertawa?,
3. Dan terhadap orang yang meyakinkan ketentuan Allah, kenapa sempat berduka
cita?,
4. Dan terhadap orang yang meyakinkan bahwa dunia itu bukan tempat kekal, kenapa
tenang-tenang (santai)?,
5. Dan Tiada Tuhan yang lain, kecuali Allah, Muhammad yaitu Rasulullah Allah.
Inilah FirmanNya:
Artinya:
"Di bawahnya ada lembaran emas yang diukir tulisan (tersebut diatas)”.
Gelak tawanya mukmin, berarti kelengahannya (lupa) terhadap urusan akhirat, sebab
jika ia tidak lengah pasti tidak mungkin tertawa”. (Tsabit Bunany).
Capailah kegembiraan yang tiada (batas) sedihnya, (sedang caranya yaitu) dengan
keprihatinan yang tidak (disertai) kesenangan. Artinya:
Kegembiraan kekal (di akhirat) tidak mungkin tercapai, tanpa menguasai nafsu
(syahwat), prihatin menahan segala keinginannya. (Yahya Muadz, Rasy). Selanjutnya
dikatakan, adanya 3 perkara penyebab hati membatu (keras), yaitu:
1. Terlalu banyak tertawa,
2. Belum terasa lapar, makan lagi,
3. Ngomong kosong (bicara ke sana ke mari tiada perlunya).
Rasulullah bersabda”:
175 Tanbih al-Ghafiln
Artinya: ”Binasalah orang vans berdusta untuk membuat bahan tertawa bagi manusia,
celaka dia, celaka dia, celaka dia (diulang 3x)”. Terkadang orang ngomong (hanya)
satu kata, membuat ketawa lawan bicara (orang disekeliling)nya, padahal Allah marah
kepadanya dan orang-orang yang di-sekelilingnya. Dan terkadang orang berbicara
satu kata yang diridai Allah, lalu ia memperoleh rahmat dan Allah meratakan
rahmatNya kepada orang yang disekelilingnya. (Ibrahim Nakha-i)
Rasulullah bersabda: Hai Abu Hurairah, jadilah orang wira'i, pasti engkau menjadi
ahli ibadat terbaik, dan bergana'ah-hb, pasti engkau pandai bersyukur, dan senangilah
buat orang lain sepet' engkau menyenangi buat dirimu sendiri, pasti engkau benar-
benar mukmin(sempurna), dan penuhilah hak tetangga (berbuat baik terhadi?
mereka), pasti engkau menjadi muslim (sebenarnya), dan sedikitlah tertawa, sebab
banyak tertawa hati menjadi mati (keras). Nasihat Umar kepadaku: "Barang siapa
banyak tertawa, kurang berwibawa, dan senang bergurau, dikecilkan (disepelekan)
orang, dan adat kebiasaan seseorang, tidak dirahasiakan, Barang siapa banyak
bicara, banyak pula salahnya, dan yang tidak punya malu, kurang wira'i (yang berarti
keras kepala atau mati hatinya), tiada tempat bagi orang yang mati hatinya, kecuali
neraka. (Demikian Malik Dinar dari Ahnaf Oais) Berhati-hatilah kalian, jangan sampai
tertawa terbahak-bahak, sebab baginya 8 bahaya mengancamnya, yaitu:
1. Para Ulama dan ahli pikir mencela kamu,
2. Orang jahil berani (nglamak - Jawa) kepadamu,
3. Jika kau jahil, pasti meningkat kedunguanmu, dan jika kau pandai, pasti merosotlah
(derajat) ilmu padamu, berdasarkan hadis sbb:
Artinya: "Bahwasanya orang pandai, saat tertawa satu kali, berarti hilanglah ilmunya
satu utahan?”. -.
4. Terlena akan dosa-dosa terdahulu,
5. Dan berani berbuat dosa (maksiat), untuk jangka panjang, sebab dengan tertawa
hati menjadi keras (mati),
6. Lengah terhadap mati dan kehidupan akhirat,
7. Kalian bertambah berat tanggungan dosanya, akibat orang yang tertawa sebab
kalian,
8. Tertawa terbahak-bahak penyebab hujan tangis di akhirat. (Nasihat Al-Faqih).
176 Tanbih al-Ghafiln
BAB 22
Tentang Mengekang Emosi (Marah)
Al-Faqih, Rasulullah bersabda: "Bahwasanya marah bara (emosi) dari api, Barang
siapa tengah dihinggapinya (dalam keadaan) tegak maka atasilah dengan duduk, dan
jika ia duduk maka turunkanlah dengan berbaring”.
Al Faqih, Rasulullah , bersabda:
Artinya:
”Hati-hatilah kamu dari marah, sebab marah berarti api membarabara dalam hati
manusia, tahukah kamu saat seseorang dihinggapi emosi (marah), matanya merah,
urat urat lehernya tegak oleh sebab itu jika seseorang marah, maka berbaringlah
rebahkanlah badannya di tanah (insya Allah dingin)”.
Manusia dalam hal marah ini bermacam-macam, ada yang cepat marah, namun cepat
pula dingin (reda), yang berarti seimbang. Dan ada pula yang lamban namun lambat
pula redanya, berarti seimbang juga, Dalam hal ini yang paling baik yaitu lamban
emosinya namun cepat sembuh (reda), sebaliknya yang paling jahat yaitu cepat emosi
lambat sembuhnya.
Kata Abu Umamah Bahily, Rasulullah bersabda: Barang siapa mengekang
marahnya, padahal mampu baginya melampiaskan emosinya, dan terus dikekang
(bersabar), pasti Allah memenuhi hatinya dengan ridaNya di hari Kiamat”.
Hai anak Adam, saat kau marah ingatlah Aku, pasti Aku . damu (dengan memberi
rahmat kepadamu), dan relakan ingat kepada hal itu lebih berharga dibanding
pembelaanKu padamu, itu lebih berharga dibanding pembelaanmu sendiri”. (Termuat
dalam Injil).
Kata Umar Abdul Aziz kepada orang yang membangkitkan kemarahannya: "Jika kau
tidak membangkitkan emosiku, pasti kau sudah kuhukum, sikap demikian ini berpijak.
Firman Allah:
177 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
”Mereka yang mampu mengekang emosinya”. (Ali Imran 134)
Oleh sebab itu kesempatan mengekang amarahnya, dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Umar Abdul Aziz saat akan menangkap peminum yang tengah mabuk (akan
dihukum dera), lalu ia di caci maki orang tersebut, langsung ia mengurungkannya, dan
saat ditanya: "Ya Amir (raja), kenapa kau urungkan?. Jawabnya: "sebab ia
membangkitkan emosiku, lalu.jika aku menghukumnya, khawatir atas dasar emosi
(kemarahanku), padahal aku takut menghukum seseorang hanya sebab membela
kepentingan pribadi”.
Maimun Mahran saat akan memukul pembantunya (akibat kesalahan
menumpahkan kuah dan hidangan pada badan Maimun sebab ia tergelincir), lalu ia
berkata: Hai majikanku, Firman Allah:
Artinya:
”Mereka yang mampu mengekang emosinya”.
Jawabnya: "Baiklah ”.
Firman selanjutnya:
Artinya:
"Dan suka memaafkan kesalahan orang”.
Jawabnya: ”Kumaafkan kesalahanmu”.
Kemudian FirmanNya:
Artinya:
"Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik”.
Jawabnya: "Mulai saat ini kau bebas (merdeka) sebab Allah”.
178 Tanbih al-Ghafiln
Barang siapa tidak memiliki tiga perkara, maka tidak mungkin menikmati lezatnya
iman, yaitu:
1. Kesabaran dalam menghadapi kedunguan si jahil,
2. Wira'i yang menjaganya dari hal-hal yang haram,
3. Akhlak (etika) dalam pergaulan dengan masyarakat. (Al-Hadis).
Seseorang punya kuda sangat baik, lalu pada suatu hari kelihatan patah kaki
depannya (satu), saat bertanya pada pembantunya, Kenapa kakinya patah, siapa
yang mematahkannya? Jawabnya: Aku sendiri, Kenapa kau lakukan? Jawabnya:
Sengaja agar pikiranmu kacau, Kemudian kata majikan tersebut: Aku akan membalas
pelakunya (yaitu setan), katanya: Mulai saat ini kau merdeka, pergilah dan bawalah
kuda itu untukmu. Nasihat Al Faqih: Seyogyanya orang Islam bersifat sabar dan
tenang, yang membuktikan setengah sifat para muttagin terpuji.
Firman Allah:
Artinya:
"Barang siapa bersabar dan memaafkan, maka hal itu yaitu urusan yang sangat
diutamakan”.
Artinya:
”Tidak serupa antara kebaikan dan keburukan, berantaslah keburukan itu dengan cara
yang baik, maka dengan demikian musuh berbalik menjadi kawan akrab”.
Artinya:
"Ibrahim yaitu orang yang benar-benar sabar, ia selalu mengintropeksi diri
(mengingat dosa dan kekhilafannya), serta bertaubat”.
Artinya:
”Bersabarlah seperti Ulul 'Azmi (semangatnya membaja) dari para Rasulullah”.
Pengertian ayat (di bawah) ini, menurut Hasan sebagai berikut:
Artinya:
179 Tanbih al-Ghafiln
"saat orang-orang jahil (dungu) mencaci-maki, mereka Sabar menanggapinya”.
Dulu ada seorang abid, setan kesulitan akan menyesatkannya, pada suatu hari ia
keluar ada perlu, lalu setan mengikutinya akan menggoda lewat syahwat dan
marahnya, namun tidak berhasil, dilanjutkan lewat ketakutannya, dibayangkan
kepadanya seakan dijatuhi gunung besar, ia zikir kepada Allah sampai terhindar,
setan kemudian menjelma menjadi hewan buas (seperti singa dan lain-lain), tapi ia
tetap tabah. Setan berusaha menjelma ular melingkari kaki saat salat, terus menjalar
sampai kepalanya, saat akan sujud ular membuka mulutnya seakan menyantap
kepalanya, tapi ia hanya menyingkirkannya, langsung sujud. sesudah selesai salat
setan berkata: Sudah ku usahakan menyesatkanmu tapi tidak berhasil, sekarang aku
tunduk berkawan denganmu. Jawabnya: saat kau menakut-nakuti, aku tidak takut,
Alhamdulillah, sekarangpun aku tidak mau menerimamu menjadi kawanku. Kata
setan, Tahukah kamu, bagaimana keadaan keluargamu sepeninggalmu? Jawabnya:
Aku telah mati sebelum mereka, Lalu tidakkah kau tanya, bagaimana aku
menyesatkan manusia? Jawabnya: Baiklah kudengarkan. Kata setan:
dengan 3 perkara, yaitu:
1. Kikir,
2. Marah,
3. Mabuk.
Pertama: kikir. Kami menghantui mereka (bayangan) bahwa: Harta sedikit, sayang
jika dikeluarkan zakat (kewajibannya).
Kedua: marah. Kami permainkan seperti anak main bola, sekalipun ia seorang yang
mampu menghidupkan orang mati dengan doanya, kami tidak pernah putus asa
menyesatkannya, sebab ia yang membangun dan kami yang merusaknya cukup
dengan satu kata.
Ketiga: mabuk.
Kami sangat mudah tinggal menuntunnya saja kepada maksiat seperti menuntun
kambing.
180 Tanbih al-Ghafiln
Di dalam pernyataan setan, orang marah dikuasai olehnya, seperti bola di tangan
anak-anak, oleh sebab itu seseorang harus sabar agar tidak sampai dikuasai setan
dan tidak pula disesatkannya (kepada perbuatan maksiat).
Pada suatu saat Iblis datang menggoda Nabi Musa , katanya: Kamu pilihan Allah
untuk risalah, dan kalimullah, sedang aku manusia biasa yang ingin bertaubat kepada
Tuhan, cobalah kau membantuku agar diterima taubatku, Nabi Musa senang, ia
berwudu, salat dan berdoa: Ya Tuhan, Iblis di antara makhlukMu bertaubat, maka
terimalah taubatnya. Jawab Tuhan (dengan wahyuNya): Hai Musa, dia tiada
bertaubat, Kata Musa: Ya Tuhan, ia minta taubat, Jawab Tuhan: Aku penuhi doamu
Musa, serukan padanya bersujud di makam Adam, lalu Kuterima taubatnya. Nabi
Musa dengan senang menyampaikannya pada Iblis, namun apa jawabnya: saat
hidupnya aku menolak sujud padanya, kenapa sesudah mati aku harus sujud
kepadanya? Lalu katanya: Atas kebaikanmu padaku, maka 3 perkara kuhadiahkan
padamu, yaitu:
1. saat marah, ingatlah padaku, sebab aku masuk tubuhmu beredar dengan
peredaran darah,
2. Di tengah peperangan, ingatlah padaku, sebab aku menggugah ingatan mereka
(sayang) terhadap keluarga (anak-istri) mereka, dan harta kekayaan yang
ditinggalkan, sehingga mereka mundur,
3. Hati-hatilah berduaan dengan wanita bukan muhrim, sebab akulah yang
mendalangi mereka memuaskan syahwat mereka.
Hai anakku, 3 perkara tiada tampak, kecuali pada 3 perkara, yaitu:
1. Orang sabar, tiada tampak, kecuali saat marah,
2. Pemberani tiada tampak, kecuali tengah bertempur,
3. Saudara tiada tampak, kecuali tengah membutuhkan bantuan (hal penting).
(Demikian nasihat Lugman Hakim).
Seseorang memuji Ulama Tabi'in, lalu ia diminta alasan Nyata tentang pujiannya itu,
katanya:
181 Tanbih al-Ghafiln
1. Kau pernah mengujiku tengah marah, hingga nyata kesabarankus Jawabnya
belum.
2. Kau pernah mengujiku, di dalam perjalanan, hingga nyata padamu kebaikan
akhlakku? Jawabnya: Belum,
3. Kau pernah mengujiku tentang amanatku, hingga nyata padamu aku orang
terpercaya? Jawabnya: Belum, kata Ulama tersebut.
Celaka kau, seseorang tidak boleh memuji lain orang, sebelum nyata padanya 3
perkara tersebut di atas.
Tiga akhlak terpuji, tidak mungkin tercapai, kecuali penghuni surga, yaitu:
1. Memaafkan penganiaya (orang yang zalim) pada dirinya,
2. Murah hati terhadap orang yang kikir kepadanya,
3. Menolong orang yang menyalahi dirinya. Yafsiran ayat (di bawah) ini, ditanyakan
Rasulullah kepada Jibril, Jawabnya: "Kutanyakan dulu kepada Allah Yang Maha
Tahu, Tidak lama kemudian ia datang dan berkata: "Hai Muhammad, bahwasanya
Allah memerintah kepadamu agar menyambung kembali saudara atau famili yang
memutuskan ikatan persaudaraan denganmu, dan bermurah hati terhadap orang
yang kikir kepadamu, serta memaafkan orang yang pernah menganiaya dirimu. Inilah
ayatnya:
Seseorang mencaci-maki Abu Bakar Shidiq , sedang Rasulullah duduk dan tenang,
Abu Bakarpun tenang. sesudah orang tersebut diam (dari makiannya), Abu Bakar
menjawabnya, dan Rasulullah cepat: cepat bangun dari duduknya, lalu Abu Bakar
mengejar seraya berkata: Ya Rasulullah, ia memaki-maki aku (sedang engkau tetap
tenang), saat aku membalasnya, kenapa engkau pergi? Jawab beliau , Sebetulny
malaikat sudah melemparkan makiannya itu (kepada dirinya), di saat engkau tenang,
namun sewaktu kau balas makian itu, maka malaikat pergi, dan duduklah setan,
kemudian aku tidak senang duduk bersama setan.
Lalu beliau bersabda, Tiga perkara kebenaran yaitu:
1. Tiada manusia dianiaya lalu memaafkannya, sebab mengharap rida Allah, kecuali
pasti ditingkatkan (derajat) kemuliaannya.
182 Tanbih al-Ghafiln
2. Tiada orang menghimpun harta kekayaan dengan cara minta-minta (ngemis),
kecuali ditambah miskinnya,
3. Tiada manusia pemurah (memberi) ikhlas sebab Allah, kecuali ditambah berkah
(cukup) oleh Allah. (HR. ibnu 'Ajlan, Sa'id Maghbury, dari Abu Hurairah )
Al Faqih, Rasulullah bersabda: Segala sesuatu punya ke istimewaan, dan majelis
teristimewa yang menghadap kiblat, dan majelis kalian itu dengan amanat, kalian
jangan salat di belakang orang tidur, dan orang berhadats, bunuhlah ular dan
ketongeng, sekalipun tengah melakukan salat, jangan tutup dinding dengan kain, dan
barang siapa membuka atau membaca surat kawan atau saudaranya tanpa izinnya,
berarti ia membuka neraka. Dan barang siapa ingin kuat, berserah dirilah kepada
Allah, jika ingin mulia, takwalah kepada Allah, jika ingin menjadi manusia terkaya,
yakinlah akan jaminan Allah melebihi (harta) yang ditangannya. Kemudian sabdanya
pula: Tahukah kamu manusia yang paling jahat? Yaitu orang yang kenyang (sendiri)
tidak perduli (membantu) kanan kirinya, berwatak bengis, dan memukul pembantunya.
Lalu siapakah yang lebih jahat dari itu? Yaitu: Manusia yang suka membenci dan
dibenci lainnya. Lalu siapakah yang melebihi itu? Yaitu: Orang yang tidak mau
memaafkan kesalahan orang lain, tidak menerima maaf atau udzur lain orang. Lalu
siapakah yang melebihi itu? Yaitu: Manusia yang tidak bisa diharap kebaikannya, dan
orang lain tidak tentram sebab gangguannya. Kemudian beliau menirukan nasihat
Nabi Isa s: Hai Bani Israil, hikmah jangan kau katakan pada orang jahil, berarti kau
aniaya pada hikmah itu, dan jangan pula kau simpan (dari ahlinya) berarti kau aniaya
pula orang yang berhak atas itu. Dan jangan kau tanggapi orang jahat (membalas
kejahatannya) mengakibatkan lenyapnya kebaikanmu di sisi Tuhan. Hai bani Israil,
pada dasarnya segala urusan itu terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Yang baik (terang) baiknya, ikutilah.
2. Yang buruk (terang) buruknya, hindarkanlah,
3. Yang meragukan, maka kembalikan kepada Allah dan Rasulullah Nya.
Landasan zuhud '" di dunia 4 perkara, yaitu:
1. Kemantapan diri atas janji Allah (dalam menjamin) dunia dan akhiratnya,
183 Tanbih al-Ghafiln
2. Pujian dan celaan manusia tiada perbedaan baginya (tidak bangga sebab dipuji
dan tidak merasa hina saat dicela)
3. Ikhlas dalam segala amal,
4. Memaafkan terhadap orang yang menganiaya, tidak memarahi pembantu
(keluarga)nya, serta bersikap tenang dan sabar. (Seorang Ulama hikmah)
Lima perkara dapat mengangkat derajat pelakunya, yaitu:
1. Tidak makan kecuali yang halal,
2. Setiap hari minta rezeki (halal) kepada Allah,
3. Menganggap dirinya seperti orang mati,
4. Berserah diri sepenuh hati kepada Allah, jika diganggu atau dimarahi orang
katakanlah: Kehormatan sudah kuserahkan penuh kepada Allah.
5. saat bersalah atau berdosa, segeralah minta ampun kepada Allah (Nasihat Abu
Dardak).
Di perang Uhud Rasulullah patah gigi serinya, para sahabat berkata: Ya Rasulullah,
kenapa orang yang mematahkan gigi serimu, tidak kau doakan agar binasa?
Jawabnya: Bahwasanya aku diutus bukan untuk mengutuk manusia, melainkan agar
berdakwah dan rahmat (doanya sebagai berikut:)
ALLAAHHUMMAHHDI QAUMII FA INNAHHUM LAA YALAMUUN.
Artinya:
"Ja Allah, tunjukilah kaumku, sebab mereka belum mengerti”. Sabdanya pula: “Barang
siapa mengekang lisannya dari kehormatan orang Islam, pasti Allah memaafkan
kesalahannya di hari Kiamat, dan Barang siapa mengekang amarahnya, pasti Allah
mengamankan marahNya di hari Kiamat”. (Al-Hadis).
saat Nabi menyaksikan arena dan juara (angkat batu) beliau menawarkan: Kalian
mengukur kekuatan dengan angkat batu, lalu sekira kutunjukkan orang yang lebih
kuat dari kamu, mau? Jawabnya: Baiklah ya Rasulullah, Yaitu: Orang yang emosi
(marah), lalu mampu mengekangnya dan bersabar”. (HR. Mujahid).
184 Tanbih al-Ghafiln
Barang siapa membalas penganiayaan dengan doa (agar ia binasa), berarti
menyulitkan Nabi Muhammad di tengah-tengah para Nabi Rasulullah lainnya, dan
membuat Iblis bersorak-sorai di tengah-tengah orang kafir. Dan bagi yang memaafkan
penganiaya (dholim padanya) berarti menyulitkan Iblis ditengah-tengah orang-orang
kafir dan melegakan Nabi Muhammad di tengah-tengah para Rasulullah dan orang-
orang shalih”. (Demikian Yahya Mw'adz).
Pada hari kiamat kelak berseru penyeru: "Mana orang-orang yang pahalanya dijamin
oleh Allah Azza wa Jalla?” Maka berdirilah orang-orang yang suka memaafkan
manusia, kemudian mereka masuk ke dalam surga. (Al-Hadis).
Kemanusiaan ialah: Tawadlu' dalam pemerintahan, memaaf kan saat berkuasa
(menjabat pemerintahan), dan pemurah tanpa mengungkap-ungkap pemberian
(Ahnaf Oais).
Orang-orang mukmin yaitu patuh dan baik, seperti unta yang dikendali hidungnya,
saat dituntun patuh, dan saat perintah berhenti di gunung, juga mau. (HR.
'Athiyah).
Bersabarlah saat emosi (marah), jangan terburu-buru menurutinya, sebab hal itu
sangat merugikan, di antaranya:
1. Menyesal,
2. Diejek masyarakat,
3. Disiksa Allah. (Demikian nasihat Al-Faqih).
Dan selanjutnya beliau mengemukakan adanya 3 keuntungan bagi yang sabar yaitu:
1. Gembira hatinya,
2. Masyarakat memujinya,
3. Jaminan pahala dari Allah. Benar pahit sabar itu hanya pada awalnya, namun manis
pada akhirnya, seperti sya'ir berikut ini:
Artinya:
"Pada mulanya sabar terasa pahit, namun kemudian manis melebihi madu rasanya”.
185 Tanbih al-Ghafiln
Allah Maha Mengetahui segalanya.
186 Tanbih al-Ghafiln
BAB 23
Tentang Memelihara Lisan
Al-Faqih. , Bertakwalah kepada Allah, sebab di dalamnya sumber segala kebajikan,
dan berjihadlah, sebab ia tempat menempa karakter umat Islam, berzikirlah selalu
kepada Allah serta membaca Alquran, sebab ia menyinari hatimu di bumi, dan
keharuman namamu di langit. Dan kuncilah lisanmu, kecuali kata-kata baik, sebab
hal itu merupakan senjata bagimu dalam memerangi setan (demikian nasihat beliau
kepada manusia).
Definisi takwa ialah: Melakukan segala perintah Allah dan menjauhi segala
laranganNya, disamping memelihara lisan dari kata-kata yang tidak baik, agar
memperoleh keuntungan, dan selamat. Jika tidak mampu melakukan hal itu (berkata
baik), maka lebih baik diam, pasti menang (artinya dilindungi dari godaan setan), dan
Allah menyimpan rahasia (aib)nya. (demikian Al-Faqih).
Al-Faqih , Rasulullah bersabda: Barang siapa memukul budaknya, maka tebusannya
memerdekakannya, dan jika memelihara lisannya, pasti rahasianya dijaga baik-baik.
Dan jika emosinya ditahan, pasti selamat dari siksa, Barang siapa minta maaf, pasti
Allah memaafkannya.
Rasulullah bersabda" ”:
Artinya:
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari kemudian, wajib menghormati tamu,
dan tetangganya, serta berkata baik atau diam”.
Al Faqih, hai kemenakanku, orang-orang dulu enggan bicara yang tak perlu atau
bukan urusannya, hal semacam itu sia-sia bagi mereka, kecuali Kitab Allah, amar
ma'ruf nahi munkar dan keperluan hidup harian. Siapa sanggup membantah Firman
Allah:
Artinya:
187 Tanbih al-Ghafiln
"Padahal bagi kamu ada para malaikat yang mengawasi perbuatanmu, yang mulia
penulis amal-perbuatanmu?”. (Al-Infithar 10-11)
Artinya:
"Malaikat yang satu duduk di sebelah kanan, dan yang lain. sebelah kiri”. (Qaaf 17).
Artinya:
"Tiada sepatah katupun yang diucapkan, kecuali senaniiasa. diawasi malaikat Ragib
dan 'Atid”. (Qaaf 18)
Dan siapa yang tidak malu saat rahasianya dibongkar (catatar amalnya), ternyata
bukan urusan keagamaan, atau keduniaan yang utama, namun hanyalah masalah
sepele yang tiada berarti, dan yang berlebih lebihan semata. (demikian nasihat 'Athak
bin Rabah).
Rasulullah bersabda": Tiada patut bagi orang mukmin, jika tidak mempunyai 4 sifat
berikut ini, yaitu:
1. Diam, yaitu permulaan ibadat,
2, Tawadlu,
3. Zikir kepada Allah,
4. Meringankan (mengurangi) keburukan”.
Seseorang dianggap baik Islamnva, jika mampu menyampingkan hal-hal yang bukan
urusannya (tidak mencampuri urusan orang lain). (Hadis Rasulullah dari Abu Hurairah
)
Kata-kata yang telah dikeluarkan yaitu bagai anak panah, dan berikut ini pernyataan
4 orang tokoh (negarawan), yaitu:
1. Raja Kisra: Aku tidak menyesali perkataan yang belum terucapkan, namun terkadang
menyesali yang sudah diucapkan.
2. Raja Cina: Kata-kataku belum diucapkan aku tetap menguasainya, namun jika sudah
diucapkan maka ia memiliki aku,
188 Tanbih al-Ghafiln
3. Kaisar Romawi: Aku lebih mudah mengekang apa yang belum diucapkan, dan tidak
mungkin menarik kata-kata yang sudah diucapkan,
4. Raja India: Heranku dari orang yang mengatakan sepatah kata, jika dituntut
berbahaya, dan jika tidak, pasti sia-sia. (Abu Bakar 'Ayyasy).
Rabi' Khaitsam sudah terbiasa, sejak pagi hari menyiapkan kertas dan pena, setiap
berkata (ngomong) pasti ditulis, hingga sore harinya ia mengevaluasi
(mengontrol)nya.
Demikian hati-hatinya orang zahid dalam memelihara lisannya hidup di dunia, dan
seyogyanya orang Islam menyusun (administrasi) amalnya, selama hidup di dunia,
sebelum diperiksa (dihisab) di akhirat, sebab hal semacam itu di dunia sangat ringan,
jika dibandingkan hisab akhirat. (Demikian Al-Faqih).
Pernyataan kawan Rabi' Khaitsam, Sejak 20 tahun aku bersahabat dengannya
(Rabi”), belum pernah sepatah katapun yang dicela”. (Ibrahim Taimy). Dan kata Musa
Sa'id: Di saat Husain putra S. Ali terbunuh, kawan Rabi berkata: "Pada hari ini
kemungkinan Rabi' berbicara, lalu ia menemui Rabi menyampaikan khabar
terbunuhnya Husain, kemudian Rabi menengadah ke langit seraya berdoa: "Ya Allah,
Pencipta langitbumi, Yang mengetahui ghaib dan nyata, Engkau-lah Yang mengatasi
segala urusan yang diperselisihkan hambaMu”. Rabi' sedikitpun tidak menambah,
kecuali doa tersebut di atas.
Kebodohan akan nampak nyata dengan 6 perkara berikut ini:
1. Memarahi orang (lain), hewan dll. yang tidak mengena sasaran.
2. Ngomong-ngomong yang tiada manfaatnya (ngobrol bukan urusannya),
3. Memboroskan harta (memberi sesuatu kepada orang yang tidak memerlukan).
4. Membuka rahasia di depan umum,
5. Gampang kena pengaruh lain (segala tutur orang dipercaya),
6. Tidak mampu membedakan mana kawan dan mana lawan. semestinya kawan
ditaati dan lawan diawasi, lawan utama yaitu setan yang harus dihindarkan. (Ulama
hikmah)
189 Tanbih al-Ghafiln
Setiap kalimat tidak berorientasi (tertuju) pada zikrullah yaitu siasia (laghwun), dan
diam tanpa berpikir yaitu terlengah, dan penglihatan tanpa perhatian yaitu
permainan, oleh sebab itu beruntunglah orang yang kata-katanya senantiasa tertuju
pada zikrullah, diamnya tidak kosong dari berpikir, dan penglihatannya mengandung
pengertian. (Demikian Nabi Isa )
Sedikit bicara banyak kerja, itulah semboyan mukmin sedangkan orang munafik:
"Banyak ngomong pelaksanaan kosong (Nol)”. (Pernyataan Auza'i).
Lima perkara tidak mungkin dimiliki orang munafik, yaitu:
1. Fiqih (pengertian) agama,
2. Wira' (berhati-hati dalam mengendalikan lisan),
3. Manis muka (ramah-tamah),
4. Cahaya menembus hati sanubari,
5. Kasih-sayang terhadap sesama muslim”. (Al-Hadis).
Baik dan tidaknya perkataan manusia, tergantung amal perbuatannya, jika amalnya
baik, kata-katanya pun juga baik, dan jika amalnya buruk, omongannyapun keji dan
kotor”. (Yahya Aktsara). Dan nasihat Lukman Hakim: "Hai anakku, Barang siapa
berkawan dengan orang buruk atau jahat, pasti binasa (tidak selamat), jika masuk
lokasinya, pasti tertuduh, dan orang yang tidak mampu mengekang lidahnya, pasti
menyesal.
Untunglah orang yang:
1. Mampu mengendalikan lisannya (dari kata-kata keji dan jorok),
2. Melapangkan rumahnya (menggembirakan seluruh anggota keluarga),
3. Menangisi dosa-dosanya”. (Al-Hadis).
Bahwasanya orang yang bijak itu lisan dibelakang, hati di muka, setiap pembicaraan
pasti dipikir lebih dahulu, jika membawa maslahah dikeluarkan, namun jika akibatnya
membahayakan lebih baik dikekang. Sebaliknya orang jahil akalnya di ujungnya,
190 Tanbih al-Ghafiln
berbicara tidak dipikir dulu maslahah dan mafsadahnya (Al-Faqih dari ayahnya, dari
Hasan Bashry).
Al-Faqih dari ayahnya pula, dengan sanadnya dari Abu Dzar Ghifary Rasulullah
bersabda: Di dalam shuhuf Ibrahim di muat teladan, nasihat (seperti), Manusia normal
hendaknya pandai memelihara perkataannya, pandai membaca sikon, menekuni
bidangnya (urusan yang dihadapi). Barang siapa menilai bicara termasuk amal, maka
jangan bicara kecuali jika sangat perlu (penting).
Rasulullah bersabda, Seyogyanya bagi manusia sehat akal jangan mencampuri
urusan, kecuali 3 perkara, yaitu:
1. Bekerja keras demi kemaslahatan dunianya,
2. Memperbanyak amal demi kebahagiaan akhiratnya,
3. Menghibur diri (dan keluarga) dengan hal-hal yang tidak terlarang.
Dan seyogyanya pandai membagi waktu siangnya dalam 4 bagian, yaitu:
1. Untuk munajat kepada Tuhan,
2. Mengevaluasi tingkah-lakunya (mengoreksi diri),
3. Belajar ilmu, agama dan minta wejangan Ulama,
4. Memenuhi kebutuhan nafsu yang diridai Allah (bercanda dengan istri atau
menghibur keluarga).
Dan seyogyanya pula, teliti terhadap urusannya, mengenal orangorang di masanya,
dan memelihara aurat serta lisannya. (Menurut AlFaqih wejangan tersebut di atas juga
dimuat dalam hikmat Nabi Daud ).
Lukman Hakim berkunjung ke tempat Nabi Daud , ia tengah membuat baju besi
(perang), Lukman sangat mengagumi kerjanya, maunya bertanya tapi dikekang
hikmatnya, akhirnya tidak jadi bertanya. Sesudah selesai baju dipakai seraya berkata,
"Sebaik-baik baju besi dibuat perang, dan baik pula yang mengerjakannya”. Sahut
Lukman: "Diam itu hikmah, namun sangat sedikit yang mampu melakukannya”. (Anas
Malik).
191 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
"Ilmu yaitu perhiasan, sedang diam keselamatan, lalu saat engkuu berbicara,
jangan terlalu banyak”.
Artinya:
" Jika engkau menyesal kurenu diam sekali, maka hal itu lebih baik, daripada kau
menyesal akibat ngomong berulang kali”.
Mereka setengahnya mengatakan (berupa sya'ir), .
Artinya:
"Seorang pemuda bisa mati akibat terpeleset kata-katanya. tapi mati sebab kaki
terpeleset tidaklah ada, “
Artinya:
Janganlah ngomong yang kau tak senang, sebab ucapan lisan (tentang sesuatu)
akan tertuju”.
Humaid Abbas dalam sya'irnya:
Artinya:
"Sungguh tiada sesuatu yang diketahui tempatnya, sewajarnya dikunci (penjara)
seperti lisan yang rendah. Dalam mulutmu kau kunci dari segala yang bukan
urusanmu, dengan kunci kokoh, sebab kata-kata itu terkadung keluar dari bergurau,
namun berupa senjata (racun) yang secepatnya membuwa kematian. Diam sungguh
lebih utama dibanding dengan kata-kata gurau, oleh sebab itu jadilah pendiam agar
kau selamat, jika bicara lurusluh. Jangan pula berubah terhadap kawan, jika
membenci sederhanakanlah, sebab kau tidak mengerti, padu suatu saat kau
membenci kekasihmu, atau mengusihi yang kau benci, oleh sebab itu berpikirlah
(pikirkanlah).
Diam, menyimpan 7000 kebaikan, semuanya disimpulkan pada 7 kata-kata berikut ini:
192 Tanbih al-Ghafiln
1. Diam yaitu merupakan ibadat tanpa jerih payah,
2. Ia berupa perhiasan tanpa repot berhias,
3. Kemegahan tanpa kerajaan,
4. Benteng tanpa pagar,
5. Kecukupan tanpa permisi,
6. Melegakan malaikat bagian administrasi,
7. Menyimpan (menutupi) aib-aibnya,
Dinyatakan pula bahwa: Diam yaitu keindahan bagi cerdik-pandai (ilmuwan), dan
hijab (penutup) bagi orang awam”. (Ulama Hikmat)
Pada dasarnya jasmani manusia terbagi 3, yaitu:
1. Hati,
2. Lisan, dan
3. Anggota badan.
Dan masing-masing punya keistimewaan. Keistimewaan hati tauhid dan makrifat,
Lesan, dengan syahadatain dan baca Alquran, sedangkan anggota badan
keistimewaannya dengan melakukan salat, tawaf, puasa dan lain-lain. Dan setiapnya
punya pengawas, yaitu:
1. Hati pengawasnya Allah
2. Lisan, Ragib Atid (Alquran S. Qaaf 18).
3. Anggota badan, diserahkan pada Amr (perintah) dan Nahyu (larangan), setiapnya
diharap tepat-jujur.
Adapun kejujuran hati dengan beriman, tidak hasud, iri, khianat atau pemalsuan.
Sedangkan lisan, dengan tidak mengungkap keburukan orang lain, bohong dan
mencampuri urusan orang lain. Dan kejujuran anggota badan, dengan tidak
melakukan maksiat, tidak mengganggu sesama manusia (muslim). Ketidakjujuran
mereka masing-masing diberi sanksi sebagai berikut:
1. Munafik, bagi yang hatinya tidak jujur.
2. Kafir, bagi yang lesannya tidak jujur (terpeleset),
193 Tanbih al-Ghafiln
3. 'Ashi (maksiat), bagi yang anggota badannya tergelincir” (Hakim).
Hai (para) pemuda, jika kau mampu mengendalikan 3 perkara (di bawah ini), pasti kau
selamat. Yaitu:
1. Lisan,
2. Alat fital (kemaluan),
3. Perut”. (Hasan dari Umar Khaththab).
Seorang pembantu dari Ethiophia terlihat hikmatnya (pertama kali yaitu): saat
majikannya menyuruh menyembelih kambing, lalu minta bagian yang terbaik,
kemudian diambilkan hati dan lidahnya. Di hari berikutnya majikan minta bagian
kambing yang terburuk, lalu diambilkan lagi hati dan lidah, kemudian majikan
bertanya: Kenapa kau berikan ini lagi? Jawabnya: Tiada yang terbaik pada bagian
tubuh, kecuali anggota ini (hati dan lidah), jika keduanya baik, seluruh tubuhnya baik,
dan jika buruk keduanya, maka buruk pula seluruh tubuhnya”.(Lukman Hakim)
Banyak bicara, pasti banyak salahnya, banyak harta, pasti banyak dosanya, dan buruk
akhlak, pasti tersiksa. (Hasan Bashry)
Lemparan senjata (anak panah), lebih ringan dari pada lemparan kata-kata, sebab
hal ini tidak pernah gagal (sasarannya), namun senjata (anak panah) sering luputnya.
(Sufyan Tsaury)
Nasihat anggota badan kepada lisan setiap paginya: lisan, kami tuntut kau dengan
asma Allah, luruslah, sebab sclamatan kami tergantung kelurusanmu, dan
kecelakaan juga terserah kecuranganmu (Sa'id Hudry).
Hai sekalian manusia, tiada seorang bepergian jauh tanpa bekal, apalagi perjalanan
yang sangat jauh (akhirat), tentu dengan bekal, sedangkan bekalnya, yaitu:
1. Salat malam 2 rakaat, untuk menerangi kubur,
2. Sedekah kepada fakir-miskin, untuk menyelamatkan diri dari siksa
3. Haji, untuk mengatasi bahaya besar.
194 Tanbih al-Ghafiln
4. Bagilah waktumu dalam 2 bagian yaitu:
a. Bekerja keras mencari harta,
b. Beribadat dan beramal untuk akhirat, janganlah kau tambah.
5. Dan bagilah pula bicaramu dalam 2 bagian yaitu:
a. Yang bermanfaat bagi kehidupan duniamu,
b. Dan yang kekal di akhirat kelak, janganlah kau tambah.
6. Dan harta kekayaanmu bagilah dalam 2 bagian yaitu:
a. Dibelanjakan buat nafkah keluarga,
b. Amal (bekal) akhirat, janganlah kau tambah.
Demikian nasihat Abu Dzar Ghifary, sesudah itu dia mengeluh: Kekacauan
membunuhku pada satu hari yang tiada mungkin dikejar Maksudku, cita-cita dan
kehendak (harapan)ku lebih jauh melebihi umus (ajal)ku, hingga tidak lagi beramal.
Jangan banyak ngomong selain zikir kepada Allah, sebab itu mengakibatkan hati
beku (mati), yang berarti jauh dari Allah, sekalipun demikian kalian tidak merasakan
(tiada tahu).(Pesan Nabi Isa ).
Seandainya hatimu terasa keras, tenaga berkurang (badan lemah), rezekipun kurang,
maka camkanlah bahwa kejadian semacam itu akibat campur tangan urusan orang
lain (membahas yang bukan haknya).
195 Tanbih al-Ghafiln
BAB 24
Tentang Rakus dan Berkhayal
Al-Faqih, kata Abu Darda', Para Ulama tinggal sedikit (banyak yang wafat) dan
kebanyakan orang dungu tidak mau belajar (oleh sebab itu), belajarlah sebelum
lenyap ilmu itu dengan wafatnya para Ulama. Kenapa kalian lebih rakus (harta)
disibukkan dengan sesuatu (rezeki) yang sudah dijamin Allah? menganggap enteng
pada tugasmu?
Sepengetahuanku tiada orang jahat melebihi tukang tapal kuda, kecuali:
1. Orang yang tidak mengeluarkan zakat,
2. Yang mengakhirkan waktu salat,
3. Tidak memperdulikan bacaan (belajar) Alquran,
4. Tidak memikirkan nasib para budak (rakyat kecil).
Rakus ada dua macam, yaitu:
1. Yang tercela, hingga melupakan kewajibannya, menghimpun harta untuk
kesombongan.
2. Yang tidak tercela, tidak sampai meninggalkan kewajibannya dan tidak untuk
kesombongan, sebab di antara para sahabat ada juga yang kaya raya, Rasulullah $£
tidak mencela (tidak melarang)nya, (demikian penjelasan Al Faqih).
Al Faqih, Khafshah putri Umar berkata kepada ayahnya, Sungguh Allah telah memberi
(rezeki) kepadamu sebanyaknya, juga kebaikan, kenapa tidak makan dan berpakaian
melebihi biasanya? Jawab Umar : Engkau akan kuajak bertahkim pada dirimu sendiri,
ia mengingatkan keadaan Rasulullah yang disaksikan pula oleh Khafshah (istri beliau
) hingga ia menangis. Kemudian kata Umar: Kedua kawanku telah menempuh jalan
(semacam ini), lalu jika aku menempuh jalan selain itu, pasti aku bersimpangan
dengan jalan kedua kawanku, demi Allah aku akan bersabar mengikuti jejak
kehidupan keduanya sekalipun berat, dan mudah-mudahan aku diberi kemampuan
mencapai kehidupan keduanya dengan lunak dan puas”.
196 Tanbih al-Ghafiln
Al-Faqih"”, kata Masruk: Kutanyakan kepada 'Aisyah . Hai Ibu, Apa yang sering
disabdakan beliau 52 saat masuk rumah? Jawabnya, Yang sering beliau sabdakan
yaitu:
1. Seandainya manusia punya 2 lembah penuh emas, pasti ingin 3 (lembah emas),
dan tiada yang dapat menghentikan (menghabisi) keinginan mereka kecuali tanah
(mati dikubur),
2. Allah selalu menerima siapa yang mau bertaubat,
3. Allah memberi harta ini, hanya sebagai sarana, untuk melakukan salat, dan agar
dikeluarkan zakatnya.
Segala sesuatu yang ada pada manusia, pasti binasa kecuali dua yaitu: 1. Rakus
harta, dan 2. Menghayalnya. (HR. Qatadah dari Anas Malik )
Dua perkara yang sangat dikhawatirkan pada kalian, yaitu:
1. Berkhayal (panjang angan-angan) yang mengakibatkan lupa akhirat,
2. Menuruti nafsu, yang mengakibatkan terhalangnya kebenaran”. (S. Ali AbiThalib ).
Tiga perkara mengakibatkan (mengundang) tiga malapetaka, yaitu:
1. Sibuk dengan urusan duniawi, pasti tertimpa derita kesibukan yang tiada henti-
hentinya,
2. Rakus harta, pasti tertimpa derita kekurangan (kemiskinan),
3. Kikir harta, pasti tertimpa kekacauan yang tiada senangnya”. (AlHadis).
saat Abu Darda' meninjau masyarakat Himsh, ia mengatakan sebagai berikut:
1. Tidakkah kau malu, membangun (gedung) yang tidak mungkin kau diami
selamanya?,
2. Rerkhayal (angan-angan) yang tidak mungkin tercapai?
3. Pengumpulan harta yang tidak mungkin kau nikmati (dimakan)? telah terjadi
manusia sebelum kamu membangun (gedung) megah-megahan, mengumpulkan
harta sebanyak-banyaknya, dan berkhayal sejauh-jauhnya, akhirnya dengan terpaksa
197 Tanbih al-Ghafiln
harus mendiami liang kubur dan khayalannya hanya tipu daya belaka, serta (harta)
yang dihimpun sepanjang hidupnya hancur berantakan”.
Jika kau ingin mendampingi kawanmu (Rasulullah dan Abu Bakar Shidiq), jaitlah
sendiri bajumu (yang rusak), sol sendirilah sandalmu, dan jauhkan khayalanmu, serta
jangan makan terlalu kenyang”. (Demikian nasihat S. Ali Thalib kepada Umar
Khaththab ).
Pernah aku melihat Umar mengenakan gamis 12 tambalan tengah khutbah di atas
mimbar. (Abu Usman Nahdy).
Pada suatu hari S. Ali Thalib pergi ke pasar mengenakan baju tebal kumal (belum
dicuci), lalu ada yang menegur: Hai Amiral mukminin, kenapa tidak mengenakan baju
tipis yang lebih baik? Jawabnya: Dengan ini aku lebih khusyuk, dan menyerupai orang
shalihin, serta lebih baik bagi orang mukmin mengambil teladan”.
Sebaik-baik manusia yang tidak rakus harta, sedang sejahat-jahatnya yaitu: yang
menghimpun harta melebihi cukup”. (Abu Dzar).
Tiga pokok dosa, yaitu:
1. Hasud, berpangkal dari Oabil (putra Adam) membunuh adiknya (Habil), akibatnya
ia mati Kafir, neraka tempat kekalnya,
2. Rakus, bermula dari Adam supaya menikmati segala buah surga, kecuali pohon
Kuldy, lalu ia melanggarnya (rakus), akibatnya diusir dari surga,
3. Sombong, bermula dari Iblis menolak perintah Allah (sujud pads Adam), akibatnya
ia dikutuk”. (Hakim).
Lima perkara Adam wasiat kepada anak-anak dan cucunya, yaitu:
1. Jangan santai (tenang) dengan harta (dunia), dulu aku santai di surga lalu diusir
darinya,
2. Jangan turutkan nafsu wanita, dulu aku menyesal akibat memenuhi nafsu (Tawa
(makan pohon Kuldy),
198 Tanbih al-Ghafiln
3. Setiap akan berbuat pikir dulu akibatnya, sebab jika dulu aku pikirkan perbuatanku
terlebih dahulu, pasti tidak berakibat seperti ini,
4. Tinggalkanlah perbuatan yang meragukan, sebab dulu aku meragukan makan
pohon Kuldy itu, namun tidak perduli, akibatnya aku menyesal,
5. Musyawarahkanlah segala urusan, sebab dulu saat aku berbuat, tidak
musyawarah dulu dengan para malaikat”.
Empat hadis (di bawah) ini yaitu intisari dari 4000 hadis menjadi 400, dan dari 400
hadis menjadi 40 hadis akhirnya menjadi 4 hadis, yaitu:
1. Jagan ikatkan hatimu pada wanita, sebab hari ini dia milikmu, dan esok hari milik
orang lain, jika kau tunduk padanya, pasti neraka tempatmu,
2. Jangan ikatkan pula pada harta, sebab harta hanya pinjaman semata, saat ini
milikmu, dan esok hari milik orang lain, oleh sebab itu, janganlah kau tertipu olehnya
dengan menyenangkan lain orang, resiko dosa kau tanggung sendiri. Lebih dari itu
kau akan kikir (tidak mau) menunaikan kewajiban membayar zakatnya sebab
khawatir miskin mendengarkan bisikan setan,
3. Lenyapkan keraguan hati, sebab seorang mukmin hatinya kacau dengan syubhat,
menjauhi haram, tentram dengan halal,
4. Jangan lakukan sesuatu, kecuali sampai benar-benar mempersiapkan alasan yang
benar nyata kelak di sidang pengadilan Allah . (Demikian pernyataan Syaqiq Balkhy).
Rasulullah bersabda:
Artinya: "Bersikaplah sebagai orang asing kau hidup di dunia ini, atau bagai nuris
(pelancong). dan bersiaplah sebagai penghuni kubur”, (HR. Mujahid dari Ibnu Umar )
saat datang waktu pagi, janganlah kau (lakukan kebaikan) menunggu sore, dan jika
sore datang, maka janganlah kau berkhayal hingga pagi, manfaatkanlah hidup ini
sebelum mati, dan kesehatanmu sebelum sakit, sebab kau belum tahu siapa kamu
kelak di akhirat (HR. Mujahid dari Ibnu Umar ) Empat kemuliaan jaminan Allah bagi
orang yang mampu menghentikan khayalannya, yaitu:
1. Mampu beribadat, sebab rasa takut menghadapi kesulitan beramal, tidak dikhayal-
khayalkan, yang ada hanyalah rasa akan mati.
2. Kekacauan pikiran menurun,
3. Rela hidup sederhana, sebab bersemangat menuju akhirat,
199 Tanbih al-Ghafiln
4. Hatinya bersinar terang.
Sedangkan metode yang sanggup membuat hati bersinar terang yaitu:
1. Perutlapar,
2. Bergaul dengan orang shalih,
3. Membaca dosa-dosa terdahulu,
4. Tidak berkhayal.
sebab berkhayal akibatnya rugi 4 perkara yaitu:
1. Malas beribadat,
2. Pikiran kacau harta,
3. Rakus harta,
4, Keras hati.
Dan penyebabnya ialah lawan dari keseluruhan metode penerang hati tersebut di
atas, yaitu: perut kenyang, kawan jahat, lupa dosa terdahulu, dan berkhayal.
(demikian Al-Faqih).
Selanjutnya kepada umat Islam diserukan, agar melenyapkan hayalan, sebab kita
tidak tahu persis dalam nafas yang mana kita mati atau langkah yang mana, Firman
Allah:
Artinya:
"saat ajal manusia tiba, pasti tidak dapat diundur atau dimajukan sesaatpun”.
Untuk itulah kita (orang beriman) harus selalu mengingat mati, agar sebelumnya dapat
mempersiapkan bekal sempurna, dan 6 perkara inilah yang patut dibuat bekal, yaitu:
1. Ilmu penunjuk akhirat,
2. Kawan pendamping beribadat dan pengingat laku dosa,
3. Mengenal dan waspada terhadap musuh,
4. Pandai mengambil i'tibar dari bukti kebesaran Allah dan peredaran siang-malam,
5. Berlaku baik terhadap sesama manusia, agar tidak menjadi musuh kelak di akhirat,
200 Tanbih al-Ghafiln
6. Bersiap-siap menghadapi maut sebelum ia tiba, agar tidak menyesal di akhirat.
(Pesan Al Faqih).
Rasulullah bersabda" ”, Kalian ingin masuk surga? Jawab mereka: "Ingin ya
Rasulullah, Lalu sabdanya: ”Lenyapkan khayalanmu dan hendaklah malu kepada
Allah dengan sungguh-sungguh,sahut mereka: Ya Rasulullah, kami sudah malu
kepada Allah, beliau : ” Bukan demikian, yang dimaksud ialah ingat kubur dan
siksanya, memelihara kepala dan panca indra, dan Barang siapa ingin mulia di akhirat,
tinggalkan kemewahan dunia, itulah yang dimaksud dengan malu kepada Allah,
dengan demikian menjadi kekasih-Nya.
Rasulullah membacakan ayat:
Artinya:
“Kalian dilupakan oleh kemeirzahan dunia. sampai masuk ke dalam kubur”.
(AtTakatsur 1-2).
Lalu sabdanya: "Manusia mengaku, Ini hartaku, Ini kepunyaanku, ketahuilah:
kepunyaanmu tidak bermanfaat, kecuali yang dimakan sampai habis, atau dipakai
sampai rapuh, atau yang disedekahkan, itulah yang tetap”. (HR. Humaidy Thawil dari
'Ajl)
Lima kalimat berikut ini dimuat dalam Taurat, yaitu:
1. Kecukupan disimpan oleh qna'ah,
2. Keselamatan di dalam 'uzluh (mengasingkan diri dari keramaian)
3. Kebebasan di dalam mengekang syahwat,
4. Mahabbah (cinta) di dalam menyisihkan keinginan,
5. Kegembiraan kekal di dalam sabar (sementara hidup di dunia). (Hasan Bashry)
Nabi 5 bersabda: Hai 'Aisyah, jika kau ingin bersamaku, cukupkan dari (harta) dunia
ini sekedarnya saja, seperti bekal orang bepergian, dan berhati-hatilah (jangan
bergaul) dengan orang kaya, jangan bersalin pakaian (baru) sebelum yang lama kau
tambal. (HR. Urwah Zubair dari 'Aisyah )
201 Tanbih al-Ghafiln
Ya Allah, cukupkanlah orang yang senang padaku dengan rezeki yang baik, dan
perbanyaklah harta dan anak bagi yang membenciku”. (Al-Hadis).
Rasulullah bersabda", Rakus harta akibatnya susah dan gentar sedang zuhud
menjadikan hati senang pikiran tenang dan jasmani riang. Yang dikhawatirkan bagiku
bukan kemiskinan namun malah kekayaan harta, jika harta dunia terbuka luas bagimu
seperti umat terdahulu, pasti kamu berebut seperti mereka, kemudian membinasakan
kamu sebagaimana yang dialami umat terdahulu. Dan sabdanya pula: ”Kemaslahatan
umat diawali zuhud dan yakin, dan kehancurannya akibat kikir dan khayalan belaka”.
(Al-Hadis).
202 Tanbih al-Ghafiln
BAB 25
Tentang Keutamaan Fakir-miskin
Al Faqih , kata Anas Malik : Para fuqara mengirimkan seorang wakilnya menghadap
Rasulullah -: katanya: "Ya Rasulullah, kami atas nama wakil para fukara
menghadapmu, Jawab beliau : Selamat jumpa denganmu dan mereka, engkau datang
mewakili orang-orang yang disenangi Allah, lalu katanya: Ya Rasulullah, orang-orang
fakir kami mengatakan, bahwa: Orang-orang kaya mampu melakukan segala amal
baik, ibadat haji oke, kami tidak, sedekah oke, kami tidak, dan saat sakit mereka
kirim uang buat tabungan. Jawabnya: "Sampaikan kepada mereka, bahwa jika
mereka sabar akan memperoleh 3 pahala yang tidak diperoleh orang-orang kaya,
yaitu:
1. Di dalam surga ada mahligai yang terbuat dari mira delima yang berwarna merah,
para penghuni surga melihatnya seperti masyarakat dunia melihat bintang di langit,
siapapun tidak boleh masuk ke dalamnya, kecuali Nabi fakir, syuhada' fakir, dan
mukmin fakir.
2. Para fuqara-masakin lebih dulu masuk surga 500 tahun (waktu dunia) sebelum
orang-orang kaya, mereka bebas bergembira dan Nabi Sulaiman Daud masuknya ke
surga 40 tahun sesudah para nabi lainnya, akibat diberi kerajaan dunia.
3. Bacaan tasbih, tahmid takbir dan tahlil para fuqara masakin, jauh lebih unggul
dibandingkan dengan bacaannya orang kaya sekalipun mereka tambah dengan
sedekah 1000 dirham, demikian pula amal kebaikan lainnya. Kemudian wakil dari
fuqara itu, pulang menyampaikan khabar gembira dari Nabi kepada rekan-rekannya,
Jawab mereka: "Kami rela ya Tuhan, dan kami sangat lega hati”.
Catatan :
Inilah bacaan tasbih, tahmid, takbir dan tahlil,
Artinya:
"Maha Suci Allah, sesala puji basiNya, tiada Tuhan yang lain kecuali Allah, Allah Maha
Besar.
203 Tanbih al-Ghafiln
Al-Faqih “, kata Abu Dzar , kekasihku berwasiat 7 perkara, yang tidak boleh
kutinggalkan, yaitu:
1. Mendekati dan menyenangi fakir-miskin,
2. Senantiasa memandang ke (pada orang di) bawahku,
3. Tetap mengikat tali persaudaraan sekalipun mereka menjauh dan memutuskannya,
4. Memperbanyak ucapan: sebagai perbendaharaan kebaikan,
5. Jangan minta apapun kepada manusia.
6. Jangan takut dihina atau dicela dalam menegakkan kebenaran (hukum Allah),
7. Sampaikan kebenaran sekalipun terasa pahit dan berat”. Demikian patuhnya Abu
Dzar, hingga tidak mau minta diambilkan pecutnya saat jatuh dari untanya”.
Al-Faqih , Kata malaikat: Ya Tuhan, orang-orang kafir Kau lapangkan rezekinya (harta
duniawi), dan dihindarkan dari bala, JawabNya: "Kau lihat siksa mereka, sesudah
dilihat malaikat berkata: Ya Tuhan, sia-sia harta yang diberikan kepada mereka.
Kemudian malaikat berkata: Ya Tuhan, orang-orang mukmin Kau sempitkan harta
(rezeki) nya, dan Kau uji dengan bala, JawabNya: Kau lihat dulu pahalanya, Sesudah
dilihat, mereka berkata: Tiada artinya penderitaan di dunia bagi Nabi bersabda" ,
Orang kaya harta tempatnya paling bawah kelak, kecuali yang memanfaatkannya
begini-begini diulang 4x (artinya sedekah ke kanan, kiri, muka dan belakang), dan
sangat sedikit yang berbuat demikian.
Baik di surga atau neraka orang kaya selalu di bawah, kecuali yang selalu sedekah
ke kanan, kiri, muka dan belakang, dan yang mau amal demikian sangat jarang, sebab
setan selalu menggoda mereka. (Ulasan Al-Faqih).
Pernyataan setan, 3 perkara membinasakan orang kaya, yaitu:
1. Aku menghias pandangannya, hingga enggan melaksanakan kewajiban
(zakatnya),
2. Kubantu dalam membelanjakan hartanya pada pemborosan (hal-hal yang tidak
bermanfaat),
3. Kurangsang agar hatinya cinta harta, sehingga menghalalkan segala cara untuk
memperolehnya”. (Al-Hadis).
204 Tanbih al-Ghafiln
Keinginanku untuk memadukan antara usaha dagang dengan ibadat tidak berhasil,
lalu aku memilih ibadat saja. Demi Allah, tiada keinginan bagiku membuat toko di
dekat masjid, dengan tujuan aktif salat berjamaah dan setiap hari memperoleh
keuntungan 40 dinar untuk sedekah fi sabilillah. Ditanya: Kenapa tidak? Jawabnya:
sebab hisabnya berat kelak di hari Kiamat. (Abu Darda)
Kemiskinan derita di dunia, namun bahagia di akhirat, sedangkan kaya gembira di
dunia, namun susah di akhirat (Al Hadis).
Setiap orang punya hobi, sedang hobiku fakir dan jihad (perang), Barang siapa
senang keduanya berarti senang kepadaku, dan yang membencinya berarti pula
membenciku”. (HR. Anas Malik).
Berdasarkan hadis tersebut di atas, maka setiap muslim wajib menyenangi fakir-
miskin (Al-Faqih dalam ulasannya). Firman Allah:
Artinya:
"Bersabarlah kamu bersaul dengan orang-orang yang selalu berdoakepada Tuhan.
pasi-sore semata hanya mengharap keridaan Nya. dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka”. (Kahfi 28)
Tokoh bani Fazarah (Uyainah Hishin) masuk rumah Rasulullah , kebetulan Salman
Farisy, Shuhaib Sinan Ar-Rumy, dan Bilal Habsyi berada di situ, mengenakan pakaian
buruk dan bau keringat, lalu Uyainah berkata: Kami yaitu bangsawan yang punya
harga diri, lalu jika kami masuk, mereka hendaknya dikeluarkan, sebab bau mereka
mengganggu kami, dan istimewakanlah waktu bagi kami, lalu turunlah ayat tersebut
di atas melarang mengusir mereka, dan disuruh sabar bergaul dengan para pelaku
salat 5 waktu, dan janganlah pandanganmu berpaling dari mereka, sekedar
menginginkan kemewahan dunia, dan jangan pula turuti orang-orang yang hatinya
berpaling dari ajaranKu sekedar memuaskan nafsunya, maka segala urusannya sia-
sia (Asbabunnuzul).
205 Tanbih al-Ghafiln
Berdasarkan hadis tersebut di atas pula, setiap muslim wajib menyenangi dan berbuat
baik kepada mereka (fuqara-masakin), sebab derajat mereka lebih tinggi di sisi Allah
dan bisa diharap syafaatnya.
Di hari Kiamat, seseorang dipanggil dan Allah berkata ramah atau kepadanya, seperti
orang minta maaf, lalu FirmanNya: Demi Kemenangan dan keagunganKu, harta dunia
Kujauhkan darimu, bukan sebab Aku memandang hina kepadamu, namun hanya
sebab telah Aku sediakan kemuliaan dan karunia bagimu. Keluarlah ke barisan itu,
cari orang yang pernah membantumu secara tulus ikhlas, ajaklah mereka
bersamamu, lalu ia mencarinya hingga ketemu orang-orang yang pernah
membantunya dulu dan mereka diajak bersama-sama masuk surga (HR. Hasan ).
Berkenalanlah (bergaullah) dengan fakir-miskin sebanyakbanyaknya, bersikap
sopanlah terhadap mereka, sebab mereka akan diberi kekuasaan kelak, Tanya: Ya
Rasulullah, kekuasaan yang dimaksud: Jawabnya: Kelak di hari Kiamat diserukan
kepada mercka: Perhatikan orang yang dahulu memberi makanan dan minuman
kepadamu sekalipun hanya seteguk air, serta yang memberi pakaian sekalipun hanya
kain sehelai, lalu ajaklah dan gandenglah tangan mercka masuk surga”. (HR, Hasan).
Lima kemuliaan diperoleh fakir-miskin, yaitu:
1. Pahala salat, sedekah dan lain-lain melebihi pahala orang kaya
2. Pahala dari keinginan yang tidak terpenuhi,
3. Masuk surga lebih dulu,
4. Enteng hisabnya,
5. Sedikit menyesal, sebab orang kaya ingin seperti orang miskin kelak, (Ulasan Al-
Faqih).
Sedekah 1 dirham lebih unggul dibanding 100.000 dirham, Tanya: Kenapa demikian
ya Rasulullah? Jawabnya: sebab yang 100.000 dirham hanya 100 dari seluruh harta
kekayaannya, sedangkan yang 1 dirham disedekahkan dengan senang hati 5090 dari
miliknya yang hanya 2 dirham (HR. Zaid Salam).
206 Tanbih al-Ghafiln
Tanya sahabat: "Jika kami menginginkan sesuatu, lalu tidak terpenuhi, berpahalakah
kami? Jawab Nabi . Dengan amalan mana lagi kau peroleh pahala, jika tidak dengan
demikian? (HR. Hasan )
Menginginkan sesuatu, lalu tidak tercapai, namun tetap sabar dan mengharap pahala
dari Allah, maka hal itu lebih baik dibanding sedekah 100.000 dinar fi sabilillah
(Dlahak).
Keterangan tersebut berdasarkan firman Allah:
Artinya:
"Lakukanlah salat dan tunaikan sakat, serta ikutilah ajaran Rasulullah, pasti kumu
dikasihi Tuhan”.
Berdasarkan ayat tersebut di atas, hak fakir-miskin menduduki urutan kedua dari hak
Allah, disamping fungsi lainnya, yaitu:
1. Berfungsi sebagai dokter bagi orang kaya, sebab jika sakit ia diperintahkan
sedekah kepada fakir-miskin,
2. Berfungsi sebagai pembersih, sebab dengan sedekah dosa-dosa orang kaya
lenyap, atau sebagai pembersih hartanya dengan memberikan zakat,
3. Sebagai pesuruh, sebab saat orang kaya akan bersedekah mengirim orang
tuanya yang mati, ia pergi atau mengundang fakir miskin dan memberikan sedekah
kepada mereka,
4. Penjaga harta kekayaan, sebab harta yang dikeluarkan zakatnya (sedekahnya)
dipelihara dari aneka bala (bencana). (Demikian AlFaqih).
Kuberitahukan kepadamu raja-raja di surga, yaitu:
1. Yang hidupnya ( di dunia) terhina dan teraniaya,
2. Yang ditolak lamarannya oleh wanita (bangsawan atau hartawan),
3. Kesulitan hidupnya di dunia (mengalami jalan buntu),
4. Yang memendam cita-cita hingga mati belum tercapai, padahal jika benar-benar
minta kepada Allah, pasti Allah memberinya”. (AlHadis).
207 Tanbih al-Ghafiln
Terkutuklah orang yang memuliakan sebab harta kekayaannya, dan menghina
seseorang sebab kemiskinannya”. (Ibnu Abbas )
Kami (yang miskin) berlaku tidak adil terhadap kawan-kawan yang kaya, Kenapa
demikian? sebab mereka makan, kamipun makan, minum, mereka punya kelebihan
harta yang selalu dilihat, kamipun ikut melihatnya (melok nyawang - Jawa), namun yang
satu ini Kami tidak ikut yaitu: Tuntutan pengadilan harta mereka (dihisab), kami bebas
cuci tangan”. (Abu Darda)
Baik yang kaya atau miskin, punya 3 pilihan, masing-masing, yaitu:
1. Pilihan orang miskin: Jiwa tentram, hati senang dan enteng hisabnya.
2. Pilihan orang kaya: Kerisauan (kesibukan) jiwa, kelelahan pikiran dan beratnya
hisab”. (Syaqiq Zahid).
Empat tanpa empat dusta, yaitu:
1. Mengaku cinta Allah, tanpa menjauhi yang haram,
2. Menginginkan surga tanpa membelanjakan hartanya untuk taat kepada Allah,
3. Mengaku cinta Rasulullah, tanpa mengikuti sunah (ajaran) beliay
4. Menginginkan kemuliaan (pangkat tinggi), tanpa bergaul dengan fakir-miskin (Hatim
Zahid).
Empat perkara perintang kebaikan, yaitu:
1. Sombong kepada bawahannya,
2. Durhaka terhadap kedua orang tua,
3. Menghina pelancong (orang terasing),
4. Menghina orang sebab kefakiran atau kemiskinannya. (Seorang Ulama Hikmah).
Perintah (Wahyu) Allah padaku, bukan agar mengumpulkan harta atau menjadi
pedagang, melainkan agar bertasbih dan bertahmid dan selalu bersatu dengan orang-
orang yang bersujud, beribadat kepada Yuhan sepanjang hidupnya hingga yakin
sungguh-sungguh”, (Al-Hadis).
208 Tanbih al-Ghafiln
Kata Sa'id Hudry Hai sekalian manusia, jangan sampai kalian bersusah payah
mencari rezeki yang haram, sebab sabda Rasulullah. : Ya Allah, matikanlah aku
sebagai fakir-miskin, jangan dimatikan kaya, dan himpunlah aku bersatu dengan
mereka, di hari Kiamat, sungguh celaka orang yang fakir di dunia dan menderita di
akhirat”. Seusai memeriksa ghanimah yang diterima dari hasil perang Kadisiyah,
Umar Khathab menangis, Tanya Abdurrahman 'Auf: Ya Amirul mukminin, kenapa
menangis, padahal hari ini saat menggembirakan dan menyenangkan? Jawabnya:
Betul, namun pemberian ini membangkitkan yasa kebencian dan permusuhan di antara
mereka.
Setiap umat diuji, sedangkan umatku diuji dengan harta kekayaan”. (HR. Ibnu Abbas
.:.)
Sesuatu yang paling dikasihi Allah yaitu kemiskinan, sebab para Nabi yaitu
manusia yang paling dikasihi Allah, mereka diuji dengan kemiskinan”. (HR. Ibnu Umar
)
Al Faqih, Wahyu Allah kepada Musa : "Telah mati seorang kekasihKu, datanglah kau
ke tempatnya dan urusi jenazahnya “. Lalu Musa berangkat mencarinya, di kota tidak
ketemu, di desa juga tidak, lalu ia bertanya kepada orang penggali tanah, Jawabnya:
Di lokasi kamu bekerja ini, ada orang sakit, mungkinkah itu? Kata Musa: Benar sesudah
dilihat ia sudah mati di atas tanah berbantal batu merah. Lalu Musa berdiri seraya
menangis: Ya Tuhan, kekasihMu ini menderita sakit, tiada seorangpun merawatnya.
JawabNya: Hai Musa, jika Aku kasih kepada seseorang, maka Aku jauhkan ia dari
dunia.
Yang pertama diambil Iblis (uang di bumi) yaitu uang mas (dinar), lalu diawasi
dengan kedua matanya, seraya dikatakan: "Barang siapa mencintaimu berarti ia
pembantu (hamba)ku” (Abbad Katsir dari Hasan).
Iblis datang menjelma orang tua kepada Nabi Sulaiman, lalu Nabi Sulaiman bertanya
kepadanya: Apa yang kau lakukan terhadap umat Nabi Isa? Jawabnya: Kuajak
mereka menyembah dua Tuhan selain Allah, lalu kepada umat Muhammad?
Jawabnya: Kubujuk mereka dengan emas dan perak, hingga mencinta keduanya
209 Tanbih al-Ghafiln
melebihi "LAA ILAAHA ILLALLAAH”. Kata Nabi Sulaiman: Aku berlindung kepada
Allah dari godaanmu”. mendadak lenyaplah ia (HR. Abdul Mun'im, Idris dari ayahnya,
Wahb Manbah).
Fakir-miskin wajib mengerti karunia Allah yang diberikan kepadanya, bahwa Allah
menjauhkan harta, sebab akan dimuliakan kelak di sisiNya, seperti kemuliaan para
Nabi dan para WaliNya, bersyukurlah kepadaNya, jangan mengeluh, bersabarlah
menghadapi kesulitan dunia, hal itu lebih baik daripada dunia, seandainya kefakiran
tidak punya keistimewaan selain mengikut jejak Rasulullah »: pasti cukup besar.
(Nasiha, -Faqih)
Al-Faqih , Jibril (tengah duduk bersama Nabi : berkata: ” Ada malaikat yang tidak
pernah turun ingin berkunjung kepadamu. Tidak lama kemudian ia datang
mengucapkan salam, dan berkata: Allah menawarkan kepadamu, agar memilihnya:
1. Kunci segala sesuatu dan kekayaan yang belum pemah diberikan kepada siapapun
(baik sebelum atau sesudahmu), tanpa mengurangi bagianmu di akhirat.
2. Atau bagimu diterima seluruhnya kelak di akhirat? Jawab beliau . Bagiku diterima
seluruhnya kelak di akhirat”.
Nabi bersabda, Jazirah Makkah ini telah ditawarkan berubah menjadi emas bagiku,
lalu aku menjawab, Ya Tuhan, lebih baik bagiku kenyang sehari untuk memujiMu dan
lapar sehari untuk memohon kepadaMu”. (HR. Shafwan Sahm dan Abdul Wahab
Bajid).
WA BILLAAHIT TAUFIQ
210 Tanbih al-Ghafiln
BAB 26
Tentang Tidak Perdulikan Dunia
Al Faqih, Nabi bersabda: Barang siapa tujuannya akhirat, pasti Allah menyatukan
seluruhnya, ia jadi kaya hati, dan dunia merendah kepadanya, Dan yang tujuannya
semata harta dunia, maka Allah memberantakkan urusannya, hidupnya selalu
dibayangbayangi kemiskinan, dan harta dunia tiada diperoleh kecuali yang ada
ketentuannya”.
Al-Faqih, Umar masuk ke rumah Nabi, beliau bangun di atas tikarnya yang membekas
pada pinggangnya, lalu ia menangis melihatnya. Kemudian beliau bersabda: Kenapa
kau menangis, Umar? Ingatanku pada raja Kaisar dan Kisra dengan segala
kemewahan dan kemegahannya, padahal engkau Rasulullah Allah sampai di
pinggangmu membekas garisgaris tikar. Beliau bersabda: Mereka diberi kesenangan
kontan (hanya) di dunia, sedangkan kami kesenangannya kelak di akhirat”.
Al-Faqih, S. Ali berkata: Yang benar-benar dikhawatirkan - menimpa kamu dua
perkara, yaitu:
1. Mengkhayal (panjang angan-angan).
2. Menuruti nafsu, sebab akibatnya (pertama) lupa akhirat, (kedua) menentang
kebenaran padahal dunia telah merayap membelakangi kami, sedang akhirat akan
datang pada kami, masing-masing punya anak-anak, maka jadilah anak-anak akhirat
jangan anak-anak dunia, bahwasanya saat ini beramal tiada hisab, sedang kelak yang
ada hanya hisab, tiada amal. Maksudnya perbanyaklah amal dalam kesempatan
hidup ini, sebab kelak tidak dapat beramal.
Al Faqih , kata Hasan Bashry, Kucari khutbah Nabi selama tahun, tidak ketemu, lalu
aku diberitahu bahwa khutbah tersebut ditangan sahabat Anshar, ternyata ia yaitu
Jabir Abdillah lalu tanyaku: Betulkah kau mendengar khutbah Nabi . Jawabnya: Ya,
kudengar langsung dari Rasulullah : "Hai sekalian manusia, bagi kalian ada petunjuk,
maka berdirilah pada petunjuk itu, dan kalian punya batas, maka ikutilah batas yang
ditentukan bagi kalian. Bahwasanya seorang mukmin berada di antara dua
211 Tanbih al-Ghafiln
kehawatiran, antara ajal masa silam, ia tak tahu bagaimana Allah akan berbuat
kepadanya, dan masa mendatang juga tidak tahu apa yang akan terjadi padanya. Dari
itu setiap manusia harus berbekal demi kepentingan dirinya, dari waktu hidupnya
untuk matinya. Ketahuilah, dunia diciptakan buat kalian, dan kalian diciptakan buat
akhirat. Demi Allah, sesudah mati tiada jalan bertaubat, dan sesudah dunia hancur
tiada tempat, kecuali surga atau neraka. Sengaja aku mengatakan demikian ini, dan
aku mohon ampun kepada Allah buat aku dan kalian.
Sahl Abdillah Tutsary sudah terbiasa membelanjakan hartanya demi kepentingan taat
(ibadat) kepada Allah, lalu Ibu dan saudaranya mengadukan hal itu kepada Abdullah
Mubarrak, kata mereka: Ia bersedekah tidak dikira-kira, kami khawatir jatuh miskin.
Lalu hal itu disampaikan kepada Sahl, Jawabnya: Ya Aba Abdirrahman, bagaimana
menurut anda, jika seorang (kota) membeli pekarangan dan ladang atau sawah di
desa lalu ia pindah ke desa, kemudian harta kekayaan yang di kota apakah harus
ditinggalkan, padahal ia tidak kembali lagi ke kota (untuk selamanya)? Kata Abdullah
Mubarrak: Sahl telah memenangkan kamu (mengeluh) yaitu: Orang yang akan pindah
ke lain daerah tidak harus menyisakan sesuatu (harta kekayaan)nya di tempat lama
(yang ditinggalkan), demikian pula orang yang akan pindah dari dunia ke akhirat,
kenapa harus menyisakan harta kekayaanrya di dunia?
Orang berakal sehat, pasti rela hidup sederhana di dunia, menyibukkan diri dengan
amal akhirat, sebab akhirat itulah tempat kenikmatan kekal, sedang harta dunia
hanya fitnah, rusak dan tipu daya belaka”. (Pernyataan Al Faqih).
saat Adam-Hawa turun ke bumi, mereka langsung pingsan 40 hari, akibat bau
busuknya dunia ini, dan kehilangan bau surga” (Juwaibir dari Dlahak).
Sangat mengherankan, orang yang percaya adanya tempat kekal, lalu sangat sibuk
di tempat tipuan sementara”. (Al-Hadis)
Seorang berparas elok, pakaian putih memberi salam saat mendatangi majelis Nabi
Sesudah dijawab (salamnya), ia bertanya: Ya Rasulullah, apakah dunia ini?
Jawabnya: Bagai impian orang tidur, sedang penghuninya akan dibalas dan disiksa.
Lalu, akhirat? Jawabnya: Kekal, setengahnya di surga dan setengah lainnya di
212 Tanbih al-Ghafiln
neraka. Kemudian surga? Jawabnya: Pengganti dunia bagi orang yang mencintainya,
tidak selamat dari Jahannam selamanya. Lalu siapa umatmu yang terbaik? Jawabnya:
Yang taat (beribadat) kepada Allah selama hidupnya, dan bersungguhsungguh bagai
orang mengejar kafilah (sesuatu yang tertinggal). Berapa lama? Jawabnya: Seperti
lamanya orang tertinggal dari beberapa kafilah. Lalu jarak antara dunia dan akhirat
berapa lama? Jawabnya: Sekejap mata, kemudian ia pergi. Sabda Beliau #£: Dialah
Jibril datang kepadamu agar kamu zuhud dunia, dan senang akhirat. (HR. Muhammad
Munkadir, dari Jabir ra.).
Ditanyakan kepada Nabi Ibrahim si. Kenapa Allah mengangkatnya sebagai
Khalilullah. Jawabnya 3 perkara, yaitu:
1. Jika aku diperintah memilih dua hal, pasti kupilih yang untuk Allah daripada lainnya,
2. Hatiku tidak pernah kacau tentang rezeki yang telah dijamin Allah,
3. Baik siang atau malam aku makan pasti bersama tamu.
Empat perkara penghidup hati, yaitu:
1. Ilmu,
2. Rida (rela),
3. Qanaah,
4. Zuhud.
Dari ilmu tumbuhlah rida, rida menyampaikan pada qana'ah dan seterusnya menjadi
zuhud. Sedangkan zuhud bertingkat-tingkat yaitu:
1. Mengenal dunia dan meninggalkannya,
2. Beribadat kepada Allah dengan sopan,
3. Rindu akhirat dan berusaha memperolehnya. (Ulama Hikmah)
Hikmah turun dari langit, masuk ke dalam segala hati, kecuali 4 yaitu:
1. Yang condong dunia
2. Kacau untuk hari esok,
3. Dengki saudara,
213 Tanbih al-Ghafiln
4. Ambisi kedudukan. (Demikian Yahya Mw'adz Razy)
Selanjutnya ia mengatakan, Tiga perkara, membuktikan akan sempurna, yaitu:
1. Meninggalkan dunia, sebelum ditinggalkannya,
2. Membangun kubur sebelum masuk ke dalamnya,
3. Melakukan hal-hal yang diridai Allah sebelum menghadapNya,
Enam perkara bukti sungguh-sungguh, berusaha masuk surga. yaitu:
1. Mengenal dan mentaati Allah, dan mengenal serta menentang setan,
2. Mengenal dan menuruti kebenaran, dan mengenal serta menjauhi batil.
3. Mengenal dan tidak perduli dunia, dan mengenal serta berupayi memperoleh
akhirat. (S. Ali Thalib).
Rasulullah bersabda?: Tanda celaka itu empat hai Ali, yaitu:
1. Kering air mata (tidak pernah menangis),
2, Keras hati,
3. Senang dunia,
4. Berkhayal jauh. (HR. Ja'far Shadiq, Muhammad Baqir, Ali Zainul Abidin, Husain
putra S. Ali ).
Seandainya nilai dunia ini satu sayap nyamuk (di sisi Allah), pasti tidak mungkin
diberikan orang kafir sekalipun hanya air seteguk. (AlHadis).
Nabi pernah melihat ulat bergerak-gerak di (pembuangan) kotoran, lalu beliau
bertanya kepada orang-orang: Tahukah kalian bahwa orang-orang di sini jijik melihat
ulat ini? Jawabnya: Betul ya Rasulullah. Lalu sabdanya: "Demi Allah, dunia lebih jijik
di sisi Allah melebihi orangorang sini melihat ulat tersebut. (Syahr Hausyab dari
Abdurrahman Usman)
Dunia merupakan penjaranya orang mukmin, dan kubur sebagai bentengnya, sedang
surga tempat tinggalnya. (Al-Hadis)
214 Tanbih al-Ghafiln
Terkadang seorang mukmin sekalipun kelihatan mewah dan nikmat, tapi jika
dibanding kemewahan dan kenikmatan surga, ia seakan berada dalam penjara,
sebab saat mati diperlihatkan surga dan kemuliaannya, ia menyadari bahwa selama
di dunia seakan berada di penjara. Sedangkan orang kafir saat mati diperlihatkan
kepadanya siksa neraka, lalu perasaannya serasa semula di surga. Dari itu, orang
pikirannya sehat tidak mungkin merasa senang hidup di penjara, dan hendaklah
memperhatikan keterangan Alquran tentang dunia, agar tidak tertipu olehnya.
Jatinya:
“Bahwasannya kehidupan duniawi ini ibarat air yang kami, turunkan dari langit lalu
menumbuhkan makanan manusia dan hewan. hingga jika bumi ini telah terhias
dengan sepak, hasilnya dan terlihat indah. lalu pemiliknya mengira bahan
menguasainya. tiba-tiba datanglah asab Kami di malam atau siang hari, lalu
musnahlah semuanya seakan tiada sesuatupun sebelumnya, Demikianlah dunia kami
jelaskan kepada orang-orang yang berpikir”. (Yunus 24)
Orang Syiria datang dan ditanya oleh Nabi : tentang luas mereka, dan aneka nikmat
yang mereka peroleh, lalu tanya pula: Dibuat apa semua itu? Jawabnya: Aneka bahan
makanan kami. lalu nantinya semua itu ke mana (jadi apa)? Jawabnya ma'lum (jadi
air kencing dan kotoran. Kemudian sabda beliau: Demikianlah dunia ini dan
segalanya.
Dunia diibaratkan ladang Allah, dan manusia yaitu tanamannya, sedangkan maut
yaitu paculnya, malaikat maut yang mengetam hasilnya, dan kubur sebagai tempat
penyimpanan (lumbung)nya, sedang Kiamat mesin penggilingnya, surga-neraka
tempat pemuasnya, setengahnya di surga dan setengah lainnya di neraka (Yahya
Mu'adz Razy).
Hai anakku, dunia yaitu lautan dalam, dan kebanyakan manusis tenggelam di
dalamnya, oleh sebab itu jadikanlah takwa kepada Allah bahtera (perahu) di dunia
ini. (Lugman Hakim).
215 Tanbih al-Ghafiln
Syair menyebutkan: Bahwasanya manusia yang cerdas akal menjauhkan diri dari
dunia, khawatir tipu dayanya. Mereka benar benar mempertimbangkan akibatnya,
sesudah tahu bahwa dunia bukas tempat abadi, lalu dunia mereka ibaratkan lautan,
dan amal shalih bahteranya, dan amal sebagai barang daganganmu, kerajinan
beramal sebagai keuntungannya, waktu (hari) sebagai gelombangnya, tawakal
sebagai naungannya, Alquran sebagai petunjuknya, tali pengikat adalih mengekang
nafsu, maut yaitu ujungnya, Kiamat pasarannya, dan Allah yaitu pemiliknya.
Di hari Kiamat, dunia memperlihatkan kebolehannya, seraya berkata: Ya Tuhan,
jadikan aku sebagai tempat (rumah) para hambaMu yang terbaik, JawabNya: Tidak,
selayaknya kau menjadi debu yang beterbangan”. (Fudlail Iyadl).
Di hari Kiamat, dunia berupa wanita tua keriput, ompong dan tampak gigi siungnya,
buruk rupanya, setiap orang benci melihatnya, dan tiada yang mau mengenalnya.
Itulah dunia yang dahulu diperebutkan manusia, hingga saling berkelahi, dan
berperang sebab nya. (Ibnu Abbas )
Lalu diserukan agar (dunia) terjun ke jurang neraka, namun iapun berseru: Di mana
kawan-kawan dan pengikutku? Maka ikutlah semuanya. (Hadis riwayat lain).
Sebenarnya dunia tidaklah berdosa dan tidak pula disiksa, namun sengaja diterjunkan
ke neraka, untuk menunjukkan kebinasaannya di sisi Allah, seperti berhala yang
dimasukkan neraka,
Firman Allah:
Artinya:
"Bahwasanya kamu dan yang kau sembah selain Allah menjadi batu bara jahanmam,
pasti kau masuk kedalamnya”. (Anbiva' 98) |
Orang mukmin seyogyanya beramal demi akhirat, dan tidak "disibukkan dunia
semata, kecuali sekedar mencukupi keperluannya yang ' lazim dan utama, tanpa
mengaitkan hati dan pikiran padanya (Al Faqih dalam ulasannya).
216 Tanbih al-Ghafiln
Sungguh aneh kamu, sibuk bekerja mencari dunia (harta) yang sudah pasti
mendapatkannya, namun malas beramal demi akhirat, padahal ia | tidak mungkin
diperoleh, tanpa beramal. (Nabi Isa Maryam )
Barang siapa cinta dunia merasuk ke kalbunya, maka terancam 3 bahaya, yaitu:
1. Kesibukan yang tiada kunjung bebas dari kesulitan.
2. Berhayal yang tiada ujung puncaknya,
3. Rakus yang tiada menjamin kepuasan dan kecukupan.
Sedangkan dunia dan akhirat saling berlomba mengejar, maka orang yang mengejar
akhirat dikejar dunia, sehingga rezekinya diterima dengan cukup, dan orang yang
mengejar dunia dikejar akhirat, sehingga maut mencekik dengan tiba-tiba
(mendadak).” (Abu 'Ubaidah Asady)
Kata Abu Hazim: Menurut pendapatku dunia itu ada dua alternatif, yaitu:
1. Sesuatu yang untukku tidak akan terlepas dariku,
2. Sesuatu yang untuk lain orang, lalu tidak mungkin kukejar.
Allah melarang lain orang atas hakku, seperti melarang aku akan hak orang lain. Maka
pada bagian mana aku harus menghabiskan umurku, juga menurutnya: harta dunia
yang diberikan ada dua bagian, yaitu:
1. Akan terlepas dariku sebelum ajalku, lalu tiada kemampuan bagiku
mempertahankannya,
2. Yang tetap padaku sampai ajalku, dan kutinggalkan pada Jain orang. Lalu dunia
yang mana aku harus melanggar Tuhan untuk memperolehnya. (Ibrahim Yusuf dari
Kinanah)
Salman menangis tengah sakit didatangi Sa'ad Abi Waqash, Saad: Kenapa kamu
menangis? Padahal saat Rasulullah wafat, beliau rida kepadamu. Jawabnya:
Menangisku bukan sebab takut mati, namun pesan beliau kepada kami: bawalah
bekal dari dunia ini secukupnys sebagaimana bekal orang bepergian, sedangkan
disekitarku ini macam-macam, padahal yang ada hanyalah bejana, kaleng, panci dan
tempat wudu.
217 Tanbih al-Ghafiln
Kata Sa'ad: Hai Salman, berpesanlah pada kami, agar kami manfaatkan
sepeninggalmu. Lalu katanya: Hai Sa'ad, saat akan memulai sesuatu sebutlah asma
Allah, demikian pula saat memutuskan perkara, dan melakukan suatu keputusanmu
(A'masy, Sufyan dan gurunya).
Orang bertanya: Ya Rasulullah siapa orang yang paling zuhud? Jawabnya: Orang
yang tidak lupa kubur dan siksanya, dan yang mengurangi perhiasan dunia,
mengutamakan yang kekal daripada yang sementara, dan tidak menghitung harinya,
serta anggapannya sudah mati (tergolong orang mati)”. (Juwaibir dari Dlahak).
Anggapanku tidak tepat tentang 4 perkara, yaitu:
1. Anggapanku kekayaan itu dalam banyaknya harta, ternyata meleset, dan yang
benar yaitu qana'ah.
2. Istirahah itu dalam banyak, ternyata meleset, yang benar sedikit, (maksudnya
bertambah banyak bertambah sibuk atau repot dan tidak bisa istirahah),
3. Kehormatan dalam bentuk lahir, ternyata meleset, yang benar dalam taqwa,
4. Nikmat dalam makan-minum, ternyata meleset, yang benar dalam tertutupnya cela
dan dosa, serta dalam Islam (maksudnya saat Allah merahasiakan kesalahan kita,
maka itulah nikmat).
( Takim) Orang yang setiap harinya menganggap dunia ini sangat penting
(diutamakan melebihi lainnya), maka Allah menimpakan 3 bencana, yaitu:
1. Kekacauan yang tiada henti-hentinya,
2. Kesibukan yang tiada istirahatnya,
3. Perasaan fakir(miskin) sepanjang hidupnya. (Al-Hadis)
Manusia hidup di dunia ini bagaikan tamu, sedang harta bagaikan pinjaman, maka
tamu harus segera berangkat meninggalkan tempat dan pinjaman harus segera
dipulangkan. (Abdullah Masud).
Jika segala keburukan diibaratkan rumah, maka kuncinya yaitu cinta harta dunia,
dan jika kebaikan diibaratkan rumah maka kuncinya yaitu zuhud dunia (Fudlail
Iyadl).
218 Tanbih al-Ghafiln
Rasulullah bersabda, Allah telah berfirman: "HambaKu yang mukmin sedikit saja
Kulapangkan dunianya merasa gembira, padahal hal semacam itu berarti jauh dariKu,
dan merasa susah jika Kusempitkan dunia baginya, padahal hal semacam itu lebih
dekat denganKu. Lalu beliau baca ayat:
Artinya:
“Apakah mereka menganggap bahwa apa yang Kami berikan berupa harta dan anak-
anak itu, Kami menyeserakan bagi mereka semua kebaikan, namun mereka tidak
merasa (tidak mengerti), bahwa hal itu merupakan ujian bagi mereka bagaimana
memanfaatkan pemberian Allah itu”. (Al-Mukmimun 55-56)
Pada suatu hari Rasulullah keluar, lalu memegang Abu Dzar seraya bersabda: Hai
Abu Dzar, sebetulnya di mukamu ada gunung penghalang yang sulit didaki kecuali
orang yang ringan bawaannya, ia bertanya: Ya Rasulullah, bawaanku termasuk yang
ringan atau yang berat ? Jawabnya: Apakah kau punya makan untuk sehari ini? Ya,
lalu untuk esok hari? Ya, Kemudian untuk lusa? Jawabnya: Tidak. Sabda beliau : ”Jika
kau punya makanan (3 hari) untuk lusa, pasti kau termasuk orang yang berat
bawaannya”. (HR. Anas Malik ).
ALLAH MAHA MENGETAHUI
219 Tanbih al-Ghafiln
BAB 27
Tentang Sabar Terhadap Bala dan Kesulitan
Al-Faqih , Rasulullah bersabda: Hai anak Abas, akan kuajarkan kepadamu kalimat-
kalimat yang bermanfaat bagimu, Jawabnya: Baiklah ya Rasulullah, lalu sabdanya:
Pelihara baik-baik perintah Allah, pasti Allah memeliharamu baik-baik pula, hindarilah
JaranganNya sebab Dia selalu mengawasimu, bertagarrublah kepadaNya saat kau
gembira, pasti Dia menolongmu di saat kau sulit, Jika minta kepadaNya, pasti
dikabulkan, jika minta tolong, pasti ditolong. Apa yang ditulis oleh kalam di lauh
Mahfudh mengenai apa saja yang akan terjadi sudah kering hingga Kiamat. Oleh
sebab itu, seandainya makhluk seluruhnya akan berbuat sesuatu yang bermanfaat
bagimu, yang tiada tulis (takdir) nya, pasti mereka tidak kuasa. Demikian pula
sebaliknya, seandainya mereka akan mengganggumu dengan sesuatu yang tiada
tulisnya atasmu, pasti mereka tidak kuasa. Beramallah untukNya, dengan bersyukur
dan yakin. Camkanlah, bahwa bersabar atas segala yang kau benci, yaitu sangat
baik, dan ketahui pula bahwa setiap kesulitan pasti ada jalan pemecahannya (yang
akhirnya menjadi kemudahan)”.
(Al-Hadis) Al-Faqih , S. Ali Thalib -: berpesan: Ingatlah 5 perkara dariku, ingatlah dua,
dua dan satu yaitu: Ingatlah, seseorang tidak boleh takut kecuali pada dosanya, tidak
boleh mengharap kecuali kepada Tuhannya, Jika belajar tidak boleh malu seandainya
belum tahu, tidak boleh malu menyatakan: "Aku tidak mengerti”, saat ditanya suatu
masalah yang belum tahu, dan ketahui pula bahwa: Sabar dalam menghadapi segala
urusan, seperti kepala di badan, lalu jika kepala lepas dari badannya, rusaklah badan
tersebut, demikian pula jika sabar lepas dari suatu urusan, lalu rusaklah urusan
(keadaan) itu.
Kemudian katanya: Maukah kalian, kutunjukkan orang Faqih Jawab mereka: Baiklah
ya Amiral mukminin. Lalu katanya pula: Faqih yaitu: orang yang tidak mematahkan
semangat (harapan) orang lain, dari rahmat Allah, dan tidak membela orang bersalah,
tidak mengajak orang lain pada laku maksiat, dan tidak berani menyatakan (fulan)
orang bijak pasti dalam surga, sebagaimana tidak menyatakan (fulan) orang maksiat
pasti dalam neraka, hingga Tuhan memutuskannya.
220 Tanbih al-Ghafiln
Dan orang yang amalnya terbaik, tidak boleh merasa aman dari balasan Allah, sebab
FirmanNya:
Artinya:
"Tiada orang yang merasa aman dari hukuman Allah, kecuali Orang yang rugi”.
Dan manusia paling jahat tidak boleh putus asa dari rahmat Allah, sebab FirmanNya:
Artinya:
"Bahwasanya tiada yang putus asa dari rahmat Allah, kecuali orang-orans kafir”.
Al Faqih, Yazid Raggasyi berkata: saat seseorang masuk kubur, lalu tegaklah
salatnya di sebelah kanannya, dan zakat di kirinya, kebaikan melindunginya, serta
sabar selaku pembelanya, juga ia menghimbau kepada yang lain: Marilah kita bela,
jika tidak, aku sanggup mengatasinys dan menolak siksa baginya”.
Berdasarkan hadis tersebut di atas, jelas bahwa sabar yaitu ama paling utama,
Firman Allah:
Artinya:
”Bahwasanya orang-orang sabar dipenuhi pahalanya tanpa batas”.
Seseorang datang mengadu kepada Nabi katanya: Ya Rasulullah hartaku telah habis
dan badanku sakit, beliau menjawab: Tiada kebaikan bagi orang yang tidak habis
hartanya dan tidak pernah sakit badannya, bahwasanya Allah jika kasih kepada
seseorang, lalu mengujinya dengan bala dan saat itu Allah memberi kesabaran
padanya. (Abu Warrad dari Muhammad Muslim)
Orang yang dimasukkan bui (penjara) secara aniaya oleh penguasa, hingga mati,
maka matinya syahid, demikian pula yang dipukul hingga mati, maka matinya syahid”.
(Ali Abu Thalib)
221 Tanbih al-Ghafiln
Terkadang Allah cara meninggikan pangkat atau derajat seseorang dengan ujian
nyata (bala) pada badannya, sebab orang tersebut tidak dapat mencapai dengan
amalnya, lalu diuji, hingga tercapai kemuliaan tersebut. (Alhadis)
saat turun ayat (di bawah) ini, Abu Bakar berkata: Ya Rasulullah, mungkinkah kami
bergembira sesudah ayat ini? Jawab beliau :” Semoga Allah memberi ampun padamu
hai Abu Bakar, segala penderitaanmu, sakit, lelah, duka nestapa dll. gangguan
kepadamu, itulah yang akan dibalas (sebagai tebusan dosa)”. (Al-Hadis)
Inilah ayatnya:
Artinya:
"... barang siapa berbuat kejahatan, pasti dibalas kejahatan tersebut dan tiada
pelindung baginya ataupun penolong selain Allah”. (An-Nisa' 123)
Adapun S. Ali Abu Thalib , saat turunnya ayat 123 S. An-Nisa' Nabi bersabda: Telah
turun ayat yang bagi umatku lebih baik dibanding dunia scisinya, lalu beliau membaca
ayatnya sesudah itu beliau bersabda: "Seseorang jika berbuat dosa, lalu kena
musibah (bala) di dunia, past Alah tidak akan menyiksa dua kali (jadi musibah (bala)
itulah sebagai siksanya)”. (Al-Hadis)
Seseorang tidak mungkin menduduki tingkat orang shalih, kecuali dengan sabar
menderita kesulitan, dan gangguan, Nabi - diseru bersabar, FirmanNya:
Artinya:
"Berlaku sabarlah, seperti sabarnya para Rasulullah yang semangatnya besar (Ulul
'asmi)”. (Demikian Al-Faqih)
Khabab Art, berkata: Kami mendekati Nabi yang tengah bersandarkan sorban di
bawah nauangan Kakbah, kami mengeluh atas penderitaan kami seraya berkata: Ya
Rasulullah, doakan kami agar Allah menolong. Kemudian beliau duduk, mukanya
merah dan berkata: "Dulu orang-orang sebelummu, terkadang didatangkan
seseorang dibuatkan liang (dan ditanam), sesudah ditanam, diambilkan gergaji dan
222 Tanbih al-Ghafiln
dibelah menjadi dua badannya, dan tetaplah agamanya tidak berubah akibat siksa
itu”. (Al-Hadis).
Orang yang hidupnya sangat mewah di bumi, kelak dihadapkan dihari Kiamat,
dimasukkan neraka sejenak, lalu diangkat sudah hitam terbakar. saat ditanya: Dulu
di bumi kau pernah merasakan kesenangan? Jawabnya: Tidak, sejak aku dijadikan
t






.jpeg)
