n di laut atau air lepas
darinya, 12x putus dengan matahari-bulan, 13x dengan bintang-bintang, 14x putus
dengan makhluk seluruhnya, 15x pintu pintu surga mengharamkannya, 16x pintu-
pintu neraka siap menunggu kedatangannya, 17x putus dengan penanggungjawab
'Arasy, 18x putus dengan Kursy, 19x dengan putus dengan 'Arasy, 20x putus dengan
rahmat Allah 46. Demikian Hasan Bashry.
Al Faqih", dari Asmak binti Yazid, katanya: Aku mendengar Rasulullah bersabda:
"Barang siapa coba-coba minum arak (hanya sekedarnya tanpa mabuk), maka
selama 1 minggu salatnya tertolak, jika sampai mabuk, maka 40 hari salatnya tertolak,
dan jika mati sebelum bertaubat, matinya kafir, namun jika bertaubat, Allah menerima
taubatnya, kemudian sesudah taubat minum lagi, maka sepantasnya Allah
meminumkan padanya darah campur nanah penghuni neraka.
Riwayat lain menyebutkan: 1x minum arak, tertolak salat, puasa dan amal-amal
lainnya selama 40 hari, 2x minum, tertolak semua itu selama 80 hari, 3x tertolak, 120
hari, 4x minum arak, maka darahnya halal dibunuh sebab ia telah kafir, dan pantaslah
Allah memberinya minuman darah campur nanah penghuni neraka”. (Al Hadis)
Jika dosa-dosa itu diibaratkan rumah, maka minum arak yaitu kuncinya, barang
siapa minum arak berarti telah masuk pintu segala dosa. (Al Hadis)
Orang tua yang merestui anak atau putrinya kawin dengan peminum, berarti
mendorongnya pada berzina, sebab saat ia mabuk istrinya ditalqg atau dicerai tidak
terasa, lalu tetap bersetubuh dengannya, yang berarti berbuat zina. Demikian menurut
seorang sahabat Nabi.
Peminum arak tingkatannya sama dengan penyembah berhala (Jahiliyyah), hal ini
berpijak dua ayat dibawah ini (Allah menyebutkan rijsun pada keduanya, yang artinya
najis):
Artinya:
128 Tanbih al-Ghafiln
”Bahwasannya arak, judi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan
punah yaitu najis, termasuk perbuatan setan, sebab itu hindarilah ia agar engkau
memperoleh keberuntungan.” (Al Maidah 90)
Kedua, ayat sebagai berikut:
Artinya:
”.. Lalu hindarilah berhala-berhala najis itu, dan hindari pula kata-kata dusta”. (Al Hajj
30)
Minum arak siang berarti ia syirik hingga sore, dan minum arak sore berarti ia syirik
hingga pagi hari, (demikian Ibnu Mas'ud) lebih lanjut ia mengatakan: "saat peminum
arak mati kuburlah ia, dan tahanlah aku, lalu coba gali kembali kuburnya, pasti ia
berpaling dari kiblat, jika tidak (berpaling) bunuhlah aku”.
Rasulullah bersabda: "Aku diutus sebagai Hudan (petunjuk) dan rahmat bagi alam
seluruhnya, untuk mengikis habis kebudayaan (tradisi) jahiliyah, segala alat musik dan
berhala. Dan Allah bersumpah: "Demi KemenanganKu, tiada seseorang minum arak
dunia, kecuali Aku haramkan atasnya di hari Kiamat, dan yang meninggalkannya,
pasti Aku berinya minum dari HadIratil Qudsy. (HR. Anas)
Abu Wa-il dari Syaqiq bin Salman. saat diundang walimahan ia melihat orang-orang
pemain, penari dan penyanyi lalu cepat-cepat pulang, katanya: "Aku dengar Ibnu
Mas'ud berkata: ”Bahwasannya nyanyian itu menumbuhkan nifak di hati, bagai air
menyuburkan biji-biji tanaman”.
'Athak bin Sa-ib dari Abdurrahman Sulamy, katanya: Beberapa orang peminum arak,
di zaman Mu'awiyah menjadi Gubernur Syam, mengatakan: ”Ini halal, dasarnya
Firman Allah (sampai akhir ayat).
Artinya:
"Tiada dosa bagi orang yang beriman dan beramal shalih di dalam apa yang mereka
makan ..... " (Al Maidah 93)
129 Tanbih al-Ghafiln
Lalu secepatnya Mw'awiyah memberitahu Umar bin Khattab (Amirul mukminin di
Madinah), Jawab Umar: "Segera dibawa ke Madinah untuk diadili, sebelum
mempengaruhi Islam lainnya. Kemudian para sahabat dikumpulkan dan diajak
musyawarah dalam masalah mereka (peminum arak tersebut). Jawab para sahabat:
”Hai Umar, mereka telah menyalah gunakan Firman Allah dan membuat hukum yang
tidak seizin Allah maka potong saja leher mereka”. Lalu Umar minta pendapat S. Ali,
jawabnya: ”Suruhlah bertaubat, jika membangkang potong lehernya, dan jika
mematuhi kami (bertaubat), maka lakukan hukum dera pada mereka 80x pukulan,
Kemudian mereka memilih taubat, dan sesudahnya dihukum dera 80x pukulan.
Saat turunnya ayat (Al Maidah 90) yang melarang arak para sahabat bertanya:
Bagaimana nasib saudara-saudara kami yang mati, sedang mereka gemar arak? Lalu
dijawab dengan ayat 93 Surat Al Maidah sebagai berikut:
Artinya:
”Tiada dosa bagi orang-orang beriman dan beramal shalih sebab mukan (makanan)
mereka terdahulu, saat mereka bertakwa dan beriman serta beramal shalih,
kemudian tetap bertakwa dan beriman, kemudian tetap bertakwa dan beramal shalih,
Allah senang orang-orang yang beramal shalih”.
130 Tanbih al-Ghafiln
BAB 15
Tentang Larangan Berdusta
Al Faqih , dari Ibnu Mas'ud katanya: Beliau bersabda:
Artinya:
"Hendaklah kalian berbicara jujur, sebab benar menuntun kebaikan, dan
mengantarkan ke surga, seseorang selalu berkata benar hingga akhirnya dicatat
sebugai orang yang sidig di sisi Allah, dan jauhilah kamu berkata dusta, sebab dusta
akan menyeret kepada perbuatan keji (kejahatan), dan perbuatan keji itu
menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka, seseorang yang selalu berkata dusta
maka akhirnya ia akan dicatat pendusta di sisi Allah sebagai seorang pendusta”. (Al
Hadis)
Al Faqih dari Ibnu Mas'ud katanya pula:
Artinya:
“Ada tiga perkara yang membuktikan seseorang itu munafik. yaitu: 1. saat berkata,
pasti dusta, 2. saat berjanji, pasti mengingkarinya, 3. saat bersumpah curang atau
cidera”.
Hal ini didukung ayat 75, 76, 77 surat At-Taubah.
Al Faqih , dari Malik katanya: Lukman Hakim ditanya, Prestasi apakah yang
mengantarkan anda pada tingkat tertinggi? Jawabnya: 1. Berkata benar, 2.
Melaksanakan (kewajiban) amanat, 3. Tidak mencampuri urusan siapapun, kecuali
berhubungan denganku.
Rasulullah ditanya: "Mungkinkah seorang mukmin menjadi penakut?” Jawabnya:
”Ya”, lalu mungkinkah menjadi kikir?”, Jawabnya: ”Ya”, "mungkinkah menjadi
pendusta?” Jawabnya: "Tidak mungkin". (Al Hadis).
Rasulullah bersabda: "Peganglah 6 perkara bagimu, yaitu 1. Benar kata-katanya, 2.
Tepat janjinya, 3. Sampai amanatnya, 4. Terpelihara kemaluannya, 5. Terjaga
131 Tanbih al-Ghafiln
matanya (dari segala maksiat), 6. Selamat tangannya (dari penganiayaan, mencuri
dan maksiat lainnya), pasti kujamin surga bagimu”. (Al Hadis) Ulasan Al Faqih tentang
hadis tersebut, di atas: Enam perkara yang disebut Nabi yaitu mencakup semua
kebaikan, diantaranya: 1. Benar kata-katanya, meliputi kalimah tauhid, yaitu benar-
benar sesudah membaca kalimat: "LAAILAAHA ILLALLAAH, benar kepada Allah dan
juga kepada sesama manusia, 2. Tepat janjinya, baik kepada Allah atau kepada
sesama manusia berbuat baik atau ihsan kepada sesama manusia, 3. Sampai
amanatnya, baik melakukan amanat Allah (kewajiban bagi semua hamba-Nya), atau
amanat dari sesama manusia (berupa perkataan, anak, harta dan kehormatan), 4.
Terpelihara kemaluannya, dari hal-hal yang syubhat dan haram serta tidak dilihat lain
orang. sebab Nabi melaknat orang yang melihat (kemaluan) dan yang dilihat, 5.
Terjaga matanya, dari melihat aurat sesamanya, wanita cantik bukan muhrim, dan
rakus harta, Firman Allah:
Artinya:
"Jangan kau belalakkan matamu pada apa yang Kami berikan perlengkapan mereka
(harta) dunia, untuk Kami coba mereka dengan kemewahan itu”.
6. Selamat tangannya, dari segala yang haram (apakah itu harta, wanita dan lain-lain).
Di masa Rasulullah dulu, terkadang orang terlanjur berkata sepatah kata bisa
terjerumus munafik, namun kata-kata serupa di zaman sekarang aku mendengar dari
kalian setiap harinya (lebih dari) 10x dan anehnya hal semacam itu dianggap ringan
(seakan tidak berbahaya) seperti berdusta yang membuktikan bahwa seseorang jadi
munafik. (Demikian Hudzaifah bin Yaman).
Bagi orang Islam seyogyanya pandai menahan diri dari dusta, jangan
membiasakannya, agar tidak terjerumus menjadi orang munafik, dan perintis laku
dosa, yang akhirnya menanggung dosa orang-orang yang mengikutinya disamping
dosa akibat perbuatannya sendiri.
Al Faqih, dari Samudra katanya: ”Sehabis salat Subuh kebiasaan beliau menghadap
kami dan katanya: "Dari antara kalian semalam ada yang mimpi? Jawab kami tidak
ada, kata beliau: "Semalam aku mimpi kedatangan dua orang, mereka menggandeng
132 Tanbih al-Ghafiln
tanganku, pergi sampai ke lapangan datar, lalu terlihat dua orang, satu berbaring dan
satunya lagi berdiri pegang batu besar, dihantamkan pada kepala orang yang
berbaring, sampai hancur-luluh dan batunya mengelundung. Batu diambil lagi menuju
tempat semula, ternyata orang pertama itu kepalanya Sudah pulih seperti asalnya
(utuh), lalu dihantamkan lagi pada kepalanya Aku heran: "SUBHAANALLAAH apa-
apaan ini?” namun kata dua orang itu: "Terus jalan, marilah!” Kemudian bertemu dua
orang lain, satu, terlentang dan satu berdiri pegang bantolan besi untuk merobek
pipinya ditarik hingga mundur, yang kiri dapat giliran, lalu kembali ke kanan dan
dirobek lagi, demikian seterusnya. Aku heran: "SUBHAANALLAAH apa-apan itu?”
Tapi keduanya meneruskan perjalanan hingga terlihat bangunan, atas seperti dapur,
bawahnya luas, di dalamnya campur pria. wanita, maka jika teras uap api dari bawah,
naiklah mereka, dan jika terasa berkurang turunlah mereka, jika api datang mereka
menjerit dan naik, hingga hampir keluar, dan jika padam turun lagi ke bawah. Kataku:
"SUBHAANALLAAH” apa-apan itu?" Tapi kedua orang itu mengajak terus, hingga
terlihat sungai dan orang berenang, yang satu di tepi atau dipinggirannya
menghimpun batu-batu, saat yangg berenang ke pinggir mulutnya terbuka dimasuki
batu, lalu berenang lagi ke tengah, lalu kembali ke pinggir dan mulutnya disuapi batu
lagi, demikian seterusnya tiada hentinya, Aku heran, "SUBHAANALLAAHH" apa-
apaan itu?" Kedua orang itu, mengajak terus, hingga sampai pada orang yang di
sebelahnya api besar dan ia kobar-kobarkan api itu, Aku heran: "SUBHAANALLAAH
apa itu?” Keduanya mengajak terus, hingga sampai ke kebun bunga-bungaan, terlihat
orang sedikit tinggi dikelilingi oleh anak-anak, kataku: “SUBHAANALLAAH apa itu?
Kedua orang itu mengajakku terus, hingga sampai ke pohon rindang baik sekali lalu
kami memanjatnya, terlihat kota bangunannya batu emas-perak, kami mengetuknya
dan pintunya terbuka, kami masuk, tapi ditarik dua orang itu, dan dimasukkan ke
gedung yang lebih baik dan indah, di atas terlihat gedung putih bagaikan kaca,
diberitahukan bahwa: Itulah rumahmu, tanyaku "Boleh aku masuk?” Jawab mereka:
“Kini belum saatnya, kelak pasti kau memasukinya”, Lalu kataku, “Hal hal yang
menakjubkan yang kulihat malam ini, apa maksudnya semua itu?” Mereka menjawab:
Pertama, Orang yang bisa membaca Alquran (mengerti), namun tidak mengamalkan
isinya dan melupakan salat fardu 5 waktu, sebagai balasannya batu menghantam
kepalanya terus-menerus tiada henti-hentinya, 2. Pembawa berita bohong, disebar
luaskan ke seluruh masyarakat, sebagai balasannya pipinya dirobek-robek hingga
mundur ke belakang, 3. Pelacur pria-wanita, sebagai balasannya dikurung dalam
133 Tanbih al-Ghafiln
dapur penuh api dan asapnya, 4. Tukang mengisap darah (lintah darat), memakan
riba, sebagai balasannya berenang di dalam sungai darah dari disuapi batu-batu
terus-menerus, 5. Malaikat Malik, penjaga neraka, 6. Nabi Ibrahim orang sedikit tinggi
di taman dan dikelilingi anak banyak, mereka yaitu anak-anak yang mati masih suci
(fitrah), 7. Rumah pertama, yaitu persediaan orang-orang mukmin (pada umumnya)
yang satunya untuk orang-orang mati syahid, Kemudian kedua orang yang mengajak
Nabi, Jibril dan Mikail. (Masalah), Dimana anak-anak orang musyrik yang mati sejak
fitrah atau kecil? Jawabnya: Banyak pendapat, ada yang mengatakan di sekeliling
Nabi Ibrahim, dan ada yang mengatakan menjadi sahaya penghuni surga, dan ada
pula yang masuk neraka. Allah-lah Yang Mengetahui.
Al Faqih, dari Ibnu Mas'ud katanya: "Keterangan yang paling benar yaitu Kitab Allah
(Alquran), dan ucapan temulia yaitu zikrullah (kalimat thayyibah), dan separah-
parah buta yaitu buta hati, sedikit tapi mencukupi yaitu lebih berharga daripada
banyak melupakan, dan penyesalan tiada terhingga, yaitu kelak di hari Kiamat,
sebaik-baik kekayaan yaitu kaya hati, dan sebaik-baik bekal yaitu takwa. Arak
(khamar) yaitu gudang segala dosa, dan wanita yaitu perangkap setan, dan
kepemudaan yaitu setengah (bagian) dari gila, seburuk-buruk penghasilan yaitu
riba, dan sebesar-besar dosa yaitu pendusta.
Nabi bersabda: "Dusta yaitu tidak patut, kecuali di 3 tempat: 1. saat perang, 2.
saat mendamaikan dua orang yang berselisih atau bertengkar, 3. Demi
kemaslahatan atau memperbaiki akhlak istrinya”. (Al Hadis) .
Pernyataan seorang Tabi'in: "Camkan, benar yaitu perhiasan para waliyullah,
sedang dusta alamat celaka, Firman Allah:
Artinya: "Di saat ini, yang bermanfaat (hanyalah) kebenaran orang-orang sidiq”.
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, bertukwaluh kepuda Allah dun bergaullah dengun
orang-orang yang jujur”. (At Taubah 119)
Artinya:
134 Tanbih al-Ghafiln
"Orang-orang yang datang menyampaikan kebenaran dan melakukan (kebenaran
itu), mereka itulah orang-orang yang takwa".
Artinya:
"... Bagi mereka tersedialah segala apa yang mereka inginkan .....”
Sedangkan para pendusta dicela dan dikutuk Allah, dalam FirmanNya:
Artinya:
”Sungguh celuka orang-orang yang suka berdusta .....”
Artinya:
"Tiada orang kejam melebihi (kejamnya) orang yang berdusta kepada Allah, mereka
diseru masuk Islam (tapi berpaling darinya), Allah tidak akan menunjuki orang-orang
kejam”.
135 Tanbih al-Ghafiln
BAB 16
Tentang Ghibah (Membicarakan Keburukan Orang)
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah , Nabi bersabda:
"Kalian mengerti ghibah?” Para sahabat menjawab: "Allah dan RasulullahNya-lah
lebih mengetahui, Jalu beliau bersabda:
Artinya:
"saat kau ungkap hul-hal utuu keuladaan kawanmu (sedungkan) ia benci tentang
pengungkapan hal itu kepada orang lain, maka itulah yang disebut ghibuh”.
Lalu ditanyakan:”Bagaimana kalau sesuai dengan kenyataan?” Jawab beliau :
Artinya:
"Jika hal (yang kau ungkap) itu sesuai dengan kenyataan orang itu, berarti itu ghibah,
namun jika tidak sesuai, malahan itu disebut "buhtun””,
Al Faqih, sekalipun hanya mengatakan: "Baju dia terlalu pendek atau panjang dan
lain-lain,” itu sudah termasuk ghibah”.
Dari Ibnu Abi Najh, katanya: "Seorang wanita pendek seusai menghadap Nabi
dikatakan oleh 'Aisyah: "Pendek nian orang itu”. Jawab Beliau (menegurnya), berdosa
kamu (ghibah), kata “Aisyah: Aku sekedar mengatakan apa adanya, sesuai dengan
kenyataan yang ada padanya, Sabda beliau : “Kamu telah mengungkap
kejelekannya”. (Al Hadis)
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Sa'id Hudry, Nabi bersabda: "Di malam
Isra diperlihatkan suatu kelompok tengah disayatsayat daging pinggangnya, lalu
disuapkan ke mulutnya dengan seruan: Santaplah daging saudaramu yang dulu kau
menyantapnya, lalu tanyaku: Siapa mereka itu Jibril? Mereka itu yaitu umatmu yang
mengejek atau menghina orang lain, baik dengan isyarah ataupun tindakan nyata”.
136 Tanbih al-Ghafiln
Kata Al Faqih mendengarkan cerita ayahnya: Nabi berada di rumah, sedang para
sahabat (Ahlish-shuffah) berada di masjid, dan Zaid bin Tsabit tengah menyampaikan
atau mengulang hadis-hadis Nabi Secara kebetulan ada orang mengantar daging
kepada Nabi dilihat oleh para sahabat tersebut, lalu mereka menyuruh Zaid supaya
minta, sebab telah lama tidak memakan daging. sesudah berangkat, mereka sibuk
membicarakan Zaid (ia begini dan begitu dan lain-lain). Kemudian sesudah Zaid
menyampaikan pesan mereka, beliau bersabda: "Zaid, sampaikan kepada mereka:
"Sebenarnya kalian telah makan daging, "Jawab mereka: "Demi Allah, kami lama tidak
makan daging”. Zaid kembali kepada Nabi, beliau tetap bersabda: "Sebenarnya kalian
telah makan”. sebab mereka tidak merasa memakannya, maka menghadaplah
kepada beliau . Dan sabdanya: ” Kalian telah makan saudaramu, hingga saat ini
masih berbekas di gigimu, coba meludah agar terbukti merahnya daging itu. sesudah
mereka meludah, nyatalah kepada mereka "Ludahan darah”. Kemudian mereka
bertaubat dan mohon maaf kepada Zaid yang telah dibuat pesta pora (dagingnya)
oleh mereka”.
Kata Jabir bin Abdullah : Terasa angin bau busuk di sekitar Rasulullah , lalu
sabdanya: Bau busuk ini yaitu suatu bukti adanya orang-orang munafik tengah
menjelek-jelekkan orang Islam, (yakni) Allah memperlihatkan kepada umat Islam yang
taat, kebusukan nyata dari apa yang telah dilarang oleh Allah kepada hambaNya.
Ditanyakan kepada setengah Ulama hikmah: Apa hikmah yang terkandung di dalam
bau busuk itu? Jawabnya: ”Suatu bukti yang diperlihatkan kepada Nabi berikut para
sahabatnya (di waktu itu), namun saat sekarang sebab terlalu banyak (ghibah), sampai
hidung kita berbau semacam itu, maka seakan tidak terasa bau busuk itu (sudah
tawar, menter - Jawa), tidak berbeda dengan orang masuk ke tempat samak tulang,
untuk pertamanya tidak tahan hidungnya, namun lama-kelamaan (para pekerja samak
di situ) makan-minum tidak merasakan bau apa-apa, sebab hidung mereka sudah
tawar penuh bau tersebut.
Salman Al Farisy di tengah perjalanan bersama para sahabat (diantaranya Umar )
berhenti di suatu tempat membuat kemah, ia tidur dan lainnya masak, setengahnya
berkata: Apa tujuan orang ini, enakenak datang kemah sudah berdiri dan makanan
tersedia. Lalu mereka bangunkan Salman, disuruh minta lauk kepada Nabi . namun
137 Tanbih al-Ghafiln
sabda beliau kepada Salman, "Sampaikan bahwa mereka sudah terlebih dahulu
makan lauk-pauk”, lalu ia kembali menemui mereka dan menyampaikan sabda beliau
. Jawab mereka, "Kami belum makan sedikitpun", kata Salman: "Beliau tidak mungkin
berdusta, maka sebaiknya kalian datanglah menemuinya”. sesudah mereka
menghadap, beliau bersabda: "Kalian telah makan daging saudaramu (Salman), ia
tengah tidur kalian mengatakan (anu dan itu) kepadanya, kemudian beliau membaca
ayat sebagai berikut:
Artinya:
"Hai orang:orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (buruk), sebab
setengahnya itu dosa, dan janganlah menyelidiki kesalahan lain, dan jangan pula
setengah kamu menggunjing (ghibah) setengan lainnya, Maukah seseorang darimu
makan daging saudaranya yang mati Pasti kamu jijik (tidak mau). Bertakwalah kepada
Allah, buhwasannya Allah menerima taubat lagi Penyayang.” (Hujurat 12). (HR.
Asbath dari As-Sudy)
Kata Ibnu Abbas ayat 12 Al-Hujurat tersebut di atas, asbabun nuzulnya” sebagai
berikut: Di tengah perjalanan para sahabat diatur, agar setiap dua orang mampu
membantu seorang yang tak mampu (tentang makan-minum). Kebetulan Salman
diikutkan pada dua orang, namun saat ia lupa tidak melayani keperluan keduanya, ia
disuruh minta lauk-pauk kepada Nabi . Dan sesudah ia berangkat, keduanya berkata:
"Seandainya ia pergi ke sumur, pasti surutlah sumurnya”. Sewaktu Salman
menghadap, beliau bersabda: "Sampaikan kepada keduanya, bahwa kalian sudah
makan lauk-pauknya”. sesudah ia menyampaikan kepada mereka berdua, lalu
keduanya menghadap Nabi dan katanya: ”Kami tidak makan lauk-pauk”. Sabda
beliau: Aku lihat merahnya daging pada mulut kalian berdua,” jawabnya, ” Kami tidak
makan lauk-pauk, dan seharian kami tidak makan daging”. Kemudian bersabdalah
beliau : "Kalian telah mengatakan saudaramu (Salman) maukah kalian daging orang
mati?” Jawab mereka: Tidak”. ”Nah, jika kalian tidak mau makan daging orang mati,
maka janganlah kalian mengatakan kejelekan orang lain (ghibah), sebab yang
demikian itu, berarti makan daging saudaranya, maka turunlah ayat 12 Al Hujurat
tersebut diatas.
138 Tanbih al-Ghafiln
Tabiat manusia umumnya, jika dijelek-jelekkan lain (orang) pasti emosi, marah-marah,
minimum timbul rasa benci kepadanya (yang menjelekkan), namun lain halnya dengan
Ulama 'Arif Bijaksana seperti Hasan Bashry, ia diberitahu oleh seseorang bahwa
dirinya dijelekjelekkan (si Fulan), lalu ia membalasnya dengan menghadiahkan
makanan lezat-lezat (yakni) kurma istimewa (ruthab), seraya mengatakan: "Aku
dengar kau telah memberikan amal baikmu kepadaku, lalu akupun ingin membalas
pemberianmu itu, sekalipun mungkin tidak sesuai dengan apa yang kau
berikanpadaku”.
saat Ibrahim bin Ad-hham menjamu makan para undangannya, setengahnya ada
yang menjelek-jelekkan seSeorang, langsung ia mengingatkan, Kebiasaan yang
berlaku, roti didulukan, baru makan daging, namun kalian tidak, makan daging dulu
sebelum roti”.
Di hari Kiamat seseorang menerima kitab atau catatan amalnya, laly ada amal baik
yang dia tidak merasa melakukannya, katanya: "Ya Tuhan, amal apa dan dari mana
itu? JawabNya, "Itulah amal baik seseorang yang ghibah (mengungkap kejelekanmu),
dan engkau tidak terasa”. (demikian Abu Umamah Bahily ).
Hai sekalian manusia dusta, kalian kikir harta kepada kawankawanmu, di akhirat
kalian murah terhadap lawanmu, maka kikir kalian tidak menguntungkan diri, dan
kemurahan kalian tidak terpuji, (demikian kata Ibrahim bin Ad-hham).
Ghibah bagi para gariik dijadikan buah-buahan, bagi fasik merupakan jamuan, bagi
wanita dibuat hiburan, dan Jauk-pauk bagi anjing-anjing manusia, namun bagi manusia
bertakwa merupakan pembuangan kotoran. (ungkapan seorang hakim).
Empat perkara dapat membatalkan puasa, wudu dan menyia-nyiakan amal baik, yaitu:
1. Ghibah, 2. Bohong, 3. Namimah (adu domba), 4. Memandang wanita (cantik) yang
diharamkan melihatnya. Keempat perkara itu merupakan pupuk keburukan, sepereti
air menyuburkan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan minum arak pimpinan segala dosa
(dosa paling besar). Demikian sabda Rasulullah . (Riwayat Anas bin Malik ) |
139 Tanbih al-Ghafiln
Barang siapa menjelang matinya baru taubat dari ghibah, maka is paling akhir masuk
surga, sedangkan yang tidak bertaubat (dari ghibah) sampai mati, maka ia paling dulu
masuk neraka” (Ka'bul Akhbar dari kitab para Nabi terdahulu).
Nabi Isa bertanya pada sahabatnya: "Apa yang kau lakukan saat ada orang tidur
kemaluannya terbuka? Kau pasti menutupnya!
Jawabnya: "Ya, pasti”. Kata Isa: "Malahan kau membukanya lebih lebar”, Jawab
mercka: "SUBHAANALLAAH, kenapa kami harus membukanya lebih lebar?” Kata
Nabi Isa: "Bukankah saat seseorang mengungkap kejelekan (orang) lain, lalu kau
melebarkannya (dengan menambahnambahi) kejelekan yang tidak diungkap dia,
yang berarti kau membuka auratnya lebih lebar lagi”.
Sewaktu masuk masjid Jami' aku mendengar orang bicara tentang kejelekan orang
(lain), aku mencegahnya, lalu ia berhenti. Kemudian ia bicarakan lainnya, dan
berputar pada orang pertama lagi, anehnya aku terpengaruh hingga masuk kedalam
pembicaraan tersebut. Sewaktu malam aku mimpi dipaksa makan daging babi oleh
orang hitam tinggi, pertamanya aku menolak. Lalu ia membentak keras, Kamu telah
makan aku terkejut bangun. Demi Allah, sesudah itu selama 3 atau 4 (tigaempat) hari,
bau busuk babi masih terasa dalam mulutku setiap aku makan. (Demikian Khalid Ar-
Rib'i)
Ghibah lebih kejam dari pada perang, sebagaimana pernyataan Iyaas bin Mw'awiyah
(lengkapnya sbb.): Sufyan bin Husbain saat duduk bersamanya, menceritakan
kejelekan orang yang barusan lewat, Jalu kata Iyaas, Diam, hai Sufyan: "Kau pernah
memerangi Roma? Jawabnya: tidak. Turki? Juga tidak, Kemudian katanya: Roma dan
Turki selamat dari kekejamanmu, namun saudaramu (sesama muslim) tidak selamat
dari kekejamanmu. Lalu Sufyan menyadari perbuatannya, dan sesudah itu ia tidak
pernah lagi ghibah.
Ada 3 majelis yang dijauhkan dari rahmat Allah, yaitu:
1. Yang semata hanya menceriterakan kekayaan atau harta dunia, 2. Yang penuh
gelak-tawa, 3. Ghibah. (demikian Hatim Zahid).
140 Tanbih al-Ghafiln
Ambillah 3 perkara darimu (bagi mukmin) agar menjadi orang yang baik, yaitu:
1. Jika kamu tidak mampu memberi keuntungan padanya, sekali-kali janganlah kau
merugikannya, 2. Jika kamu tidak mampu membuat ia gembira, maka janganlah
menyusahkan atau mempersulitnya, 3. Jika tidak mampu memujinya, maka janganlah
mencelanya. (Demikian Yahya bin Mw'adz Razy).
Kata Mujahid: Setiap manusia didampingi malaikat, jika menyebur kebaikan
saudaranya, maka ia mendukungnya, "baginya dan bagimu”. namun jika mengatakan
kejelekan saudaranya, maka ia berkata, "Kamu membuka aurat orang, periksalah
dirimu dan bersyukurlah kepada Allah yang menyimpan rahasia (kejelekan)mu”.
Ibrahim bin Ad-ham saat duduk memenuhi undangan makan, mendengar kata
orang: Fulan kenapa tidak kelihatan? Sahut mereka: Dia tidak pandai bergaul. Lalu
Ibrahim berkata: "Hal inilah yang memuakkan aku, memenuhi undangan makan,
kalian menjelek-jelekkan seorang muslim, terus ia keluar, hingga 3 hari ia tidak makan.
Jika 3 perkara tidak kau lakukan, maka jangan berbuat 3 perkara, yaitu:
1. Jika tidak mampu melakukan kebaikan, maka jangan kau berbuat jahat,
2. Jika dirimu tidak mampu berperan aktif (berguna) pada masyarakat, maka
janganlah berlaku kejam terhadap mereka,
3. Jika kamu tidak kuat puasa, maka daging saudaramu (manusia) jangan kau santap.
(Setengah Ulama Hikmah).
Jika aku mampu memberhentikan diri berghibah, maka bagiku lebih eruntung
dibandingkan memperoleh dunia berikut isinya, sekalipun Ibelanjakan fi sabilillah, dan
jika mataku terpelihara dari hal yang haram, aka bagiku sangat berharga, dibanding
dunia seisinya dibuat sedekah fi ilillah, (demikian Wahb Makky) selanjutnya ia mensitir
ayat:
Artinya:
"Katakanlah kepada orang mukmin, agar ia memejamkan muta (dari hal-hal yang
haram)”.
141 Tanbih al-Ghafiln
(Masalah) Sah-kah taubatnya ghibah tanpa minta maaf (memberitahu) orang yang
dibicarakan? Dalam hal ini banyak pendapat. Setengah ulama membolehkan (sah)
dan setengah yang lain tidak (tidak sah). Dan ada lagi (Al-Faqih) yang berpendapat
sebagai berikut, pertama: Jika ghibah itu telah didengar orang yang dikatakan
jeleknya, maka harus minta maaf (minta halal) kepadanya. Kedua: Jika belum
didengar ghibahnya itu, maka dicukupkan dengan Istighfar dan berjanji kepada Allah
untuk tidak mengulangi kembali.
Ibnu Sirin, saat ada seseorang minta maaf dan minta dihalalkan, akibat menjelek-
jelekkan tempo dulu, Jawab Ibnu Sirin: "Kenapa aku menghalalkan apa yang telah
diharamkan oleh Allah”. Maksudnya ia memberi isyarah agar minta ampun kepada
Allah . Oleh sebab nya, jika ghibah itu belum didengar orangnya, sebaiknya tidak perlu
memberitahu kepadanya, cukup bertaubat kepada Allah dan menggantinya dengan
mendoakannya baik kepadanya, dan dia tetap tenang adanya.
Adapun buhtan (memfitnah) cara taubatnya sbb:
1. Menarik kembali khabar bohong yang dia sampaikan dahulu,
2. Minta maaf atau dihalalkan kepada yang difitnah,
3. Minta ampun kepada Allah atas perbuatan fitnahnya itu.
sebab buhtan yaitu dosa besar sejajar dengan menyembah berhala, FirmanNya:
Artinya:
"Tinggalkan semua yang najis (berhala-berhala itu) dan jauhkan pula kata-kata dusta,
tuduhan palsu dan bohong”.
Seorang ahli zuhud membelikan kapuk istrinya, lalu istrinya berkata: Para pedagang
kapuk telah berbuat curang kepadamu, cara menjualnya.
Kemudian ia dicerai, dan orang bertanya: Kenapa ia dicerai, Jawabnya,
Aku khawatir tuntutan para pedagang kapuk di hari Kiamat, lalu diriku sertakan
namaku (istri Fulan ... dan... ), oleh sebab itu dia Segera dicerai.
142 Tanbih al-Ghafiln
Ada tiga laku ghibah yang tak berdosa, yaitu:
1. Membicarakan penganiayaan raja kejam,
2. Membicarakan kebejatan moral, ahklak manusia brutal (yang sengaja
memperlihatkan laku) maksiatnya di muka umum.
3. Membicarakan kesalahan tukang mengada-adakan acara keagamaan yang tidak
punya dasar (bid'ah).
namun jika yang disebut-sebut itu pribadinya, maka tetap ghibah yang berdosa. Nabi
bersabda: Sebutlah keburukan dan bahayanya pelacur, agar orang lain berhati-hati.
Ada tiga efek negatif, akibat ghibah, yaitu:
1. Kufur, mengungkap kejelekan seorang muslim, lalu saat diingatkan, Jawabnya:
Ini kan bukan ghibah, mengungkap kenyataan yang ada padanya, maka dengan
demikian dia berani menghalalkan sesuaru yang telah diharamkan olah Allah dan
hukumnya kafir.
2. Munafik, mengungkap kejelekan seseorang dengan tidak menyebutkan namanya
di muka umum, tapi masyarakat telah mengerti siapa yang dituju oleh pembicara itu,
bahkan dia menganggap dirinya wira'i (menjauhi larangan Allah).
3. Berdosa (maksiat), mengungkap kejelekan seseorang, namun ia merasa bahwa dia
melanggar larangan Allah, telah maksiat kepadaNya. Adapun ghibah yang positif
yaitu: mengungkap kefasikan yang sengaja dilakukan di muka umum (terbuka) atau
tukang bid'ah, maka yang demikian ini tidak berdosa, bahkan berpahala, sebab
bertujuan memberantasnya, dengan harapan masyarakat dapat menjauhkan diri dan
menyelamatkan diri dari perbuatan fasik tersebut. Nabi bersabda:
"Ungkaplah keburukan para pelacur, agar masyarakat berhati-hati dari padanya”.
Cerita ayahku: Para Nabi (tidak merangkap Rasulullah) cara menerima wahyu
bermacam-macam, ada yang mendengar suara, dan ada yang bermimpi. Ada
seorang dari antara mereka bermimpi (mendapat seruan demikian). Jika kau keluar
pagi-pagi, maka pertama yang kau lihat makanlah, yang kedua simpanlah, yang ketiga
terimalah (baik-baik), yang keempat janganlah putus asa, dan yang kelima larilah
daripadanya. Lalu pada pagi harinya yang dilihat yaitu gunung hitam besar, lalu ia
143 Tanbih al-Ghafiln
berhenti bengong, katanya: seruan makan apa yang kulihat, dan seruan Tuhan pasti
benar (membawa manfaat pada manusia), saat dilakukan, Lalu ia mendekati gunung
tersebut dan sesudah dekat gunung menjadi beku (mengecil) satu suap, langsung
dimakan terasa manis madu, dan membaca: ALHAMDULILLAAH. Dan terus berjalan
menemukan bokor emas, seruan (diingat-ingat) simpanlah, lalu ia menggali tanah dan
disimpanlah emas itu di dalamnya, tapi saat ditinggalkan emas itu muncul keluar,
terus ditanam lagi hingga berulang 3x, katanya: Seruan Tuhan sudah aku lakukan,
dan ia meneruskan perjalanannya hingga sampai di suatu tempat, ia melihat burung
dikejar elang, sesudah burung tahu manusia, burung itu berkata: Hai Nabi Allah
tolonglah aku, lalu diterimanya dengan baik dan dimasukkan kantongnya, Elang pun
berkata: Hai Nabi Allah laparku tiada tertahan sejak pagi, aku memburu mangsaku,
dan jangan kau putuskan harapanku dari rezekiku. Ia teringat seruan keempat:
Jangan putus asa, lalu berupaya mengatasi masalah tersebut dengan memotong
sedikit daging pahanya diberikan elang tadi, hingga terbang. Dan dilepaskanlah
burung tadi. Yang kelima ia melihat bangkai busuk baunya, dan larilah ia daripadanya.
Kemudian di malamnya ia berdoa: Ya Tuhan, seruanMu sudah kulakukan dan
terangkan maksudnya. Jawaban Tuhan lewat mimpinya:
Pertama yang kau makan, yaitu "marah” yang semula kelihatan sebesar gunung,
namun bisa menjadi kecil manis madu rasanya, jika bersabar dan tabah atau
menahannya.
Kedua, amal baik sekalipun disimpan, tetap terlihat (masyarakat).
Ketiga, menerima amanat atau melakukannya dengan sebaikbaiknya, jangan curang
atau mengkhianatinya,
Keempat, berupayalah dalam membantu orang yang datang (minta pertolongan)
padamu, sekalipun kamu ada urusan pribadi.
Kelima, ghibah, maka hindarilah bergaul dengan manusia yang senang mengungkap
kejelekan, kesalahan, atau kelemahan lain.
144 Tanbih al-Ghafiln
BAB 17
Tentang Namimah (Adu Domba)
Al Faqih , dari Hudzaifah katanya: Aku dengar Rasulullah bersabda: "Tidak akan
masuk surga, tukang adu domba”
Al Faqih, dari Abu Hurairah katanya, Rasulullah bersabda: ”Tahukah orang paling
jahat di antaramu? Mereka menjawab: Allah dan RasulullahNya lebih mengetahui,
beliau menjelaskan: yaitu orang bermuka dua, menghadap ke sini dengan muka dan
kesana dengan muka yang lain”.
Al-Faqih, dari Ibnu Abbas katanya: Nabi melewati dua kubur baru, sabdanya: (Orang
di) kedua kubur ini tengah disiksa, bukan akibat dosa besar, melainkan yang satu
akibat air kencing tidak bersih (ceboknya), sedang yang satunya lagi tukang adu-
domba, Lalu beliau mengambil ranting pohon hijau dibelah dua dan ditancapkan pada
keduanya. Mereka (sahabat) bertanya: Ya Rasulullah, apa maksudnya engkau
lakukan itu? Beliau menjawab: Semoga Allah meringankan siksa keduanya, selama
ranting ini belum kering.
Maksudnya bukan akibat dosa besar (yang disebut hadis tersebut) menurut
pandangan umumnya manusia, padahal efek sampingannya sangat berbahaya,
sebab sisa air kencing merembes atau menetes, pakaian jadi najis dan tidak sah
dibuat salat dan lain-lain, ibadat, dan ingatlah di akhirat hanya ada dua tempat, jika
tidak masuk surga berarti dibakar api neraka.
Dan bagi orang yang suka adu-domba, hendaklah bertaubat, sebab hal itu sangat
terhina di dunia, dan siksa di kubur, dan di neraka kelak di hari Kiamat, namun jika
bertaubat, insya Allah diterima selama belum mati.
Rasulullah bersabda:
Artinya:
145 Tanbih al-Ghafiln
"Manusia paling jahat yaitu yang bermuka dua, datung ke tempaat dengan mukanya
dan ke tempat lam dengan muka lain pula, Barang siapa bermulut dua di dunia. maka
di hari Kiamat Allah membuatkan mulut dua dan api” (HR. Hasan)
Tukang mengejek, memaki dan mengadu domba yaitu disebutkan. Ada 3 perkara
yang mengakibatkan beratnya siksa kubur, yaitu:
1. Ghibah: 2. Kurang bersihnya air kencing, 3. Adu domba.
Penjual hamba sahaya memperingatkan pembelinya "Hamba sahaya” ini punya ciri
adu-domba, maka sebab ciri itu dianggap enteng, pembeli itu tidak
mengurungkannya. sesudah beberapa hari di tempat majikannya yang baru, ia berkata
kepada istri majikan, "Suami nyonya rupanya sudah tidak cinta lagi buktinya ia akan
kawin lagi, maukah nyonya berusaha agar ia tetap mencinta? Istri majikan, jawabnya:
Ya. Cobalah nanti jika suami nyonya tidur, cukurlah jenggot di lehernya. Lalu hamba
itu beralih membujuk majikan (pria)nya, katanya: ”Istri tuan, kini mencintai pris Jain
bermain dengannya, dan rencananya akan membunuh tuan, jika ingin tahu buktinya,
cobalah tuan berpura-pura tidur. Kemudian majikan itu pura-pura tidur, tidak lama
kemudian istrinya datang dengan pisau Cukur di tangannya. Maka suami
(majikan)nya, mengira bahwa istrinya benar-benar akan membunuhnya, ia segera
bangun merebut pisau di tangan istrinya, dan dibunuhlah istrinya sendiri itu. Berita ini
dicium oleh orang tua istrinya, mereka datang langsung membunuh menantu (suami)
tersebut. Dan peristiwa ini berkesinambungan sampai orang tua suami (majikan) itu,
tidak menerimanya, yang akhirnya terjadilah pertumpahan darah (pertempuran) di
antara kedua belah fihak, yaitu fihak keluarga suami dengan keluarga istrinya.
Kata Yahya bin Aktsam, Fitnah (adu-domba) lebih berbahaya dan lebih buruk
daripada sihir, sebab fitnah lebih cepat proses kejahatannya, juga lebih berbahaya
daripada setan, sebab setan hanya dapat berupa bisikan dan khayal-bayangan,
namun fitnah langsung. berhadapan dan praktek nyata. Firman Allah:
Artinya: "Pembawa kayu bakar”. (Lahab 4).
146 Tanbih al-Ghafiln
Para Mufassirin, sepakat mengartikannya, pembawa fitnah (adudomba), yang
diserupakan dengan kayu-penyulut api permusuhan dan peperangan.
Derajat paling rendah diakibatkan 4 perkara, yaitu,
1. Fitnah,
2. Dusta,
3. Hutang,
4. Yatim (Kata Aktsam bin Shaifi).
Seseorang menempuh perjalanan 700 Km., tujuannya hanya akan belajar kalimat
tujuh, yaitu :
1. Sesuatu yang berat melebihi langit,
2. Yang luas melebihi bumi.
3. Yang keras melebihi batu,
4. Yang panas melebihi api,
5. Yang dingin melebihi zamharir,
6. Yang dalam melebihi lautan,
7. Yang buruk melebihi racun
Kemudian menemukan jawabannya sbb:
1. Menuduh orang yang tidak berbuat, yaitu lebih berat melebihi langit,
2. Kebenaran, yaitu sangat luas melebihi bumi,
3. Orang kafir bersikeras melebihi batu,
4. Rakus sangat panas melebihi api,
5. Hajat terhadap famili terdekat jika tidak terpenuhi, yaitu dingin melebihi zamharir,
6. Hati menerima apa adanya (gana'ah) yaitu sangat dalam melebihi lautan.
7. Adu-domba (Fitnah) sangat buruk dan jahat melebihi racun. (demikian 'Utbah bin
Abi Lubabah).
147 Tanbih al-Ghafiln
Rasulullah bersabda: saat surga diciptakan, ia mendapat seruan, Bicaralah, Lalu
katanya, Sangat beruntung manusia yang masuk padaku, Firman Allah: Demi
Kemenangan dan KeagunganKu, 8 macam manusia haram menetap padamu, yaitu:
1. Peminum arak (khamar),
2. Pelacur,
3. Tukang adu domba (pemfitnah),
4. Germo, penampung pelacur (dayuts yang membiarkan istrinya berzina),
5. Polisi,
6. Wadam (pria yang berlagak wanita),
7. Yang memutus (tali persaudaraan) famili,
8. Sumpah dengan Asma Allah, akan melakukan kebaikan, namun tidak diwujudkan
dalam kenyataan. (Demikian Nafi dari Ibnu Umar). Barang siapa menerangkan
keadaan orang lain kepadamu, pasti akan menyampaikan tentang keadaanmu pula
kepada lain orang (Hasan Bashry).
Umar sewaktu jadi Khalifah, kedatangan seseorang yang melaporkan tentang
keadaan orang lain, lalu kata Umar:
1. Jika kau mau, akan dicek kebenaran laporanmu itu,
2. namun jika dusta, berarti kau diancam ayat: .
Artinya:
"Jika seorang fasik datang dengan laporan atau keterangan, maka dicek (selidikilah)
lebih dahulu .....” (Al Hujurat 6)
3. Jika laporanmu benar, berarti kau diancam pula ayat:
HAMMAAZIM MASSYAAIMBINAMIIM
Artinya:
"Pengejek yang suka mengadu domba”.
4. Jika kau mau, maka aku memaafkanmu.
Lalu ia memilih dimaafkan oleh Umar bin Abdul Aziz, katanya: Maafkan aku, ya Amir
dan aku tidak akan mengulanginya.
148 Tanbih al-Ghafiln
Anak zina (maksudnya manusia berwatak anak zina yaitu suka memfitnah dan
mengadu domba) tidak mampu menyimpan amanat pembicaraan, sedang
bangsawan yaitu yang tidak mengganggu tetangganya.
Firman Allah:
Artinya:
”Pengejek yang suka mengadu domba, kikir tiada budi, pendurhaka yang keterlaluan,
sombong selain dari semua itu ia anak gina”. (Demikian Abdullah bin Mubarak)
Seorang Ulama hikmah dikunjungi kawannya, sudah menjadi kebiasaan orang yang
lama tidak jumpa, menceriterakan keadaan kawannya yang lain, namun Ulama itu tidak
suka dan menegumya, Ha kawan, lama kau tiada berkunjung, kini kau datang dengan
3 dosa, yaitu: 1. Mengundang kebencianku kepada sesama kawan, 2. Kau membuat
kacau pikiranku, 3. Aku menuduh kau dusta.
Kemarau panjang melanda Bani Israil, lalu Nabi Musa berdoa bersama-sama
kaumnya, namun hujan tiada kunjung datang, sekalipun telah 3x berdoa, sampai Nabi
Musa berdoa: Ya Allah, 3x hambamu memohon, namun belum Kau terima juga.
JawabNya, Doamu tidak Kuterima, sebab di antara kaummu ada orang suka
memfitnah (adudomba), Lalu: Siapa dia? JawabNya: Hai Musa Aku mengharamkan
adudomba, kenapa hal itu harus Ku-perbuat? Taubatlah kalian semua, Maka turunlah
hujan, sesudah mereka bertaubat. (Ka'bul Akhbar).
Seseorang datang kepada Sulaiman bin Abdul Malik yang tengah duduk bersama
Zuhry, kata Sulaiman, Informasi yang datang padaku, bahwa engkau menjelek-
jelekkan aku, benarkah itu? Jawabnya: Tidak, aku tidak merasa berbuat itu semua.
Lalu katanya: Pembawa informasi itu benar-jujur, Zuhry menyahut: Orang yang suka
mengadu-domba itu tidak benar dan tidak jujur. kemudian kata Sulaiman kepada
Zuhry: Engkau benar, dan katanya pula kepada orang tadi: Selamat Jalan.
Jika ada orang melaporkan, tentang caci-maki kawanmu, maka berarti orang itu (yang
melapor) yaitu telah mencaci-maki kamu. (Seorang Ulama Hikmah)
149 Tanbih al-Ghafiln
Seseorang yang mengada-ada pujian kepadamu, pasti di lain saat dia akan mengada-
ada caci-makian kepadamu (Wahb bin Munabbih).
Jika seseorang melapor kepadamu bahwa Fulan menjelek-jelekkan namamu, maka
hadapilah dengan 6 perkara:
1. Jangan mudah percaya, sebab persaksian orang yang suka adu-domba tidak sah.
Firman Allah :
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu dengan berita,
sebaiknya kau selidiki terlebih dahulu, agar tidak sampai terjadi suatu kaum kau balas
dengan kebodohan (jika demikian), maka kelak kau menyesal”. (M Hujurat 6)
2. Engkau wajib melarang fitnah itu, yang berarti kau jalankan amar ma'ruf nahi
munkar,
3. Kau harus-benci terhadap perbuatannya, sebab ia maksiat.
4. Engkau jangan menyangka buruk kepada saudaramu yang difitnah itu, sebab hal
itu dilarang. Firman Allah. :
Artinya: .
”"Buhwasanya setenguh berprasangka buruk itu berdosa, dan janganlah menyelidiki
kesalahan lain...."( Al Hujurat 12)
5. Kau jangan menyelidiki keadaan orang yang difitnah itu, sebab hal itu larangan
Allah, (Al Hujurat 12).
6. Engkau jangan memperluasnya, maksudnya perbuatan orang yang mengadu-
domba itu (kamu tidak senang atau membencinya) jangan disampaikan kepada
siapapun. :
WABILLAAHII TAUFIK (hanya dengan taufik Allah-lah).
150 Tanbih al-Ghafiln
BAB 18
Tentang Hasud (Dengki dan Iri)
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Hasan : bahwasanya Nabi bersabda:
Artinya:
”Dengki dan husud keduanya dapat menghapus amal kebaikan seperti api membakur
kayu”.
Dan dengan sanad serupa, Ibrahim bin 'Iliyah bin Ubbad bin Ishak dari Abdurrahman
bin Mu'awiyah, katanya: Nabi bersabda: "Tiga perkara, seseorang tidak dapat
selamat darinya, yaitu:
1. Prasangka buruk,:, 2. Hasud, 3. Rasa khawatir (tidak memperoleh sesuatu).
Sahabatbertanya: Ya. Rasulullah, dengan cara apa menyelamatkannya? Jawabnya:
1. saat rasa hasud menyelinap di hatimu, jangan kau turuti berlanjut,
2. saat kau berprasangka buruk kepada seseorang, jangan kau selidiki sampai
terbukti,
3. saat kau khawatir tidak memperoleh (kebaikan), maka berusahalah hingga
tercapai (pantang mundur).
Al-Faqih dalam penjelasannya: saat dalam hatimu terselip rasa hasud, maka jangan
dibuktikan dalam alam kenyataan (lahiriyah), sebab Allah akan memaafkan selama
hasud itu belum diucapkan dan dilakukan. Dan saat berprasangka buruk, maka
jangan berusaha mencari faktanya, kemudian saat punya niat untuk sesuatu yang
baik, lalu mendengar suara burung dan lain-lain menjadikan ragu atau melemahkan,
maka sampaikan niat atau tujuan itu hingga berhasil dengan baik.
Diriwayatkan bahwa, Rasulullah yaitu senang pada optimis, dan membenci pesimis,
ataupun licik, sebab sifat semacam itu yaitu warisan jahiliyah, kita berharap dan
berlindung hanya kepada Allah semata. J Pp g nanya kep
151 Tanbih al-Ghafiln
saat terdengar burung(hantu dan sebangsanya yang menegangkan), hendaklah
berdoa, "Ya Allah tiada burung, kecuali Engkau pemiliknya, tiada kebaikan kecuali
dariMu, Tiada Tuhan kecuali Engkau, dan tiada daya dan kekuatan, kecuali dengan
pertolongan Allah”.
Lalu sampaikan tujuanmu, sebab tidak ada sesuatu yang dapat membahayakan
dirimu, kecuali seizin Allah.
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah , katanya: Nabi
bersabda:
Artinya:
"Jangan saling membenci, suling menghusud, dan jangan pula menipu (pura-puru
menyuru barang, untuk menjatuhkan lain), maka jadilah hamba Allah yang akur
(bersaudura)”.
Hai anakku, mawas dirilah, lenyapkan rasa hasud, dan dengki, sebab hal itu akibatnya
akan membahayakan dirimu secara nyata, sebelum dinyatakan pada musuhmu”.
(Pesan Mu'awiyah)
Tiada kejahatan melebihi hasud, sebab sebelum hasud itu mengena sasarannya,
terlebih dahulu 5 bencana menimpa penghasud (orang yang hasud)nya, yaitu:
1. Hatinya selalu kacau.
2. Ditimpa bala (cobaan) yang tiada pahala baginya.
3. Seburuk-buruk celaan.
4. Dimarahi Tuhan.
5. Tidak mendapat taufik Allah . (Demikian Al-Faqih)
Ingatlah, bahwa kenikmatan itu selalu diintai musuhnya, Siapa musuhnya ya
Rasulullah Jawabnya: Mereka yang hasud itulah musuhnya”. (Al-Hadis)
152 Tanbih al-Ghafiln
Persaksian ahli baca Alquran dapat diterima oleh siapa saja, namun antara mereka
tidak dapat diterima, sebab di antara mereka ada rasa saling menghasud dan iri hati.
(Demikian Malik bin Dinar)
Enam golongan yang masuk neraka akibat 6 perkara, yaitu:
1. Para pejabat pemerintah, akibat aniaya (zalim),
2. Para fanatik kebangsaan, akibat kesombongan,
3. Para kades (kepala Desa atau Lurah) akibat congkak,
4. Para tengkulak atau pedagang, akibat curang,
5. Masyarakat desa, akibat jahil atau kebodohan,
6. Para Ulama atau Cerdik-pandai, akibat hasud”.
Yang dimaksud para Ulama, yakni mereka yang saling menghasud.
Untuk itu, tujuan mencari ilmu wajib diatur (yaitu mencari rida Allah dan akhirat).
Peringatan Allah kepada orang-orang Yahudi sbb:
Artinya:
"Mereka saling menghasud, sebab Allah melebihkan (pemberi karunia) kepada
mereka”. (Demikian Al-Faqih mengulas hadis tersebut)
Seorang Ulama Hikmah mengatakan: Hati-hatilah kamu jangan sampai iri hati
(hasud), sebab dosa-dosa yang diperbuat di langit ataupun di bumi (pada pertama
kalinya) yaitu akibat iri hati. Di langit, Iblis membangkang perintah Allah (disuruh
hormat kepada Adam) yaitu akibat iri hati kepada Adam, sehingga ia dikutuk oleh
Allah. Lalu di bumi, Kabil membunuh adiknya (Habil) yaitu akibat iri istri yang cantik.
Firman Allah:
Artinya:
"Bacalah kisah dua putra Adam, saat mereka berdua mengajukan korbannya, maka
yang seorang (Habil) diterima, dan (Qabil) ditolak, katanya, Sungguh aku akan
153 Tanbih al-Ghafiln
membunuh kamu, Jawabnya: "Bahwasanya Allah hanya menerima dari orang yang
bertakwa”. (Al-Maidah 27)
Orang hasud tidak mungkin hidup senang, dan orang tiada berbudi, orang yang jemu,
tidak awet dijadikan kawan, tiada kemanusiaan bagi pembohong, orang curang
(khianat) tidak diterima pendapatnya, dan tiada akhlak bagi orang yang moralnya.
(demikian Ahnaf bin Qasy)
Aku tidak pernah iri kepada seseorang sebab harta jika ia penghuni surga kenapa
aku iri, padahal ia penghuni surga lalu jika ia penghuni mereka, buat apa aku iri,
sebab ia akan masuk neraka. (Ibnu Sirin)
Hai sekalian manusia, kenapa kalian iri kepada saudaramu jika ia (orang yang kau
hasud) diberi sesuatu sebab kemuliaannya di sisi Allah, lalu untuk apa kau iri kepada
orang yang dimuliakan Allah, jika tidak, maka buat apa iri kepada orang yang akan
masuk neraka? (Hasan Bashry)
Tiga orang yang doanya tertolak, yaitu:
1 Yang haram makannya,
2. Yang suka ghibah,
3, Yang hasud kepada umat Islam. (Demikian Al-Faqih).
Hasud tidak diperkenankan, kecuali kepada dua perkara, yaitu:
1. Seseorang yang diberi kepandaian Alquran, lalu mengamalkannya sctiap hari dan
malamnya,
2. Seseorang yang dikaruniai harta, lalu bersedekah siang-malam. (HIR. Ibnu Syihab,
Salim, dan ayahnya).
Yang dimaksud dalam hadis tersebut, yakni bersungguh-sungguh menginginkan
amalan yang dilakukan mereka, seperti bangun malam (melakukan salat dan baca
Alquran), bersedekah.
154 Tanbih al-Ghafiln
Firman Allah:
Artinya:
”Jangan menginginkan upa yang diberikan Allah sebagai karunia kepada setengah
kamu atas lainnya”.
Artinya:
"Mintalah kepada Allah dari karuniaNya”.
Oleh sebab itu setiap muslim wajib membersihkan diri dari hasud, sebab dengan
hasud berarti seseorang menentang hukum Allah, dan berarti pula menentang
kepastianNya dalam hal memberi karunia kepada siapa yang Ia kehendaki
(diridaiNya). (Al-Faqih).
Abu Hurairah bertanya tentang kewajiban muslim terhadap sesamanya, Jawab beliau
,
Artinya:
Kewajiban seorang muslim dalam memenuhi hak terhadap sesamanya, enam yaitu:
1. saat berjumpa memberi salam,
2 Kerika diundang, memenuhinya,
3. saat minta nasihat, berilah nasihat yang benar,
4. saat bersin lalu bertahmid, maka doakan,
5. saat sakit, tengoklah,
6. saat meninggal dunia, antarkanlah sampai ke kuburnya”. (HR. A'la, dari ayah'nya
Abdurrahman, dari Abu Hurairah )
Al-Faqih, dari Anas bin Malik katanya: Aku melayani Nabi sejak usia 8 tahun,
pelajaran pertama kata beliau, Hai Anas sempurnakan wudumu untuk salat, agar
malaikat penjagamu sayang dan menambah umurmu. Hai anas, sempurnakan mandi
jinabatmu, sebab setiap rambut (di bawahnya) ada jinabat. Tanyaku: Ya Rasulullah,
bagaimana caraku menyempurnakan? Jawabnya: Resapkan hingga ke dalam
rambutrambutmu dan bersihkan kulitnya, agar kau diampuni dosanya. Hai Anas, salat
155 Tanbih al-Ghafiln
Dhuha jangan kau lupakan, sebab itu, kelakuan orangorang yang kembali pada Allah.
Dan tambahlah salat malam, dan siang sebab selama kau salat para malaikat
mendoakan kamu. Hai Anas, saat salat berdirilah dengan tegak dihadapan Allah dan
saat rukuk, letakkan kedua tanganmu pada lututmu, renggangkanlah jari-jarimu dan
renggangkan pula kedua lengan tangan dari pinggangmu, dan saat 'tidak tegaklah
hingga setiap anggota kembali ketempatnya, saat sujud, wajah melekat ke tanah,
jangan seperti burung mematuk makanan, dan kedua lengan tangan jangan kau
hamparkan seperti pelanduk, dan saat duduk di antara kedua sujud, jangan seperti
anjing duduk, letakkanlah pantat di antara kedua kaki dan letakkan pula bagian atas
tapak kaki ke tanah, sebab salat yang tidak sempurna rukuksujudnya, tiada nilai bigi
Allah. Dan langgengkanlah suci dari hadats (punya wudu) sepanjang siang dan
malam, sewaktu-waktu maut menghampirimu, kau dalan keadaan suci (berwudu),
dengan demikian berarti kau mati syahid.
Hai Anas, berilah salam setiap kau masuk rumah, dan jika ada perlu (kamu keluar)
berilah salam kepada setiap muslim yang berjumpa denganmu, agar kelezatan iman
merasuk dalam kalbu, dan saat keluar kau terkena dosa, maka kembali dengan
diampuni dosamu.
Hai Anas, janganlah kau pendam hasud, dengki kepada seorang muslim baik siang
atau malam hari. Inilah ajaranku, Barang siapa mengikuti ajaranku, berarti cinta
kepadaku, yang berarti pula ia akan berdampingan denganku di surga.
Hai Anas, saat kau amalkan dan berhati-hati (memelihara) sebaikbaiknya pesan
atau ajaranku ini, maka tiada sesuatu yang lebih dicinta, dari pada maut, sebab di
situlah istiraharmu. Membersihkan kalbu dari hasud dan dengki terhadap sesama
muslim yaitu sunnah Rasulullah, Barang siapa mengikuti sunah Rasulullah atau
melakukannya, berarti cinta Rasulullah yang diperkenankan mendampingi beliau di
surga. Oleh sebab itu setiap muslim diwajibkan membersihkan diri dari hasud dan
dengki, sebab hal itu merupakan amal yang utama. (Demikian Al Faqih dalam
mengulas hadis tersebut di atas).
Al-Faqih dari ayahnya, dengan sanadnya dari Anas bin Malik katanya: "saat kami
mendampingi Nabi 55, tiba-tiba beliau bersabda: Seorang penghuni surga akan
156 Tanbih al-Ghafiln
mengunjungimu dengan kedua sandal ditangan kirinya, lalu tidak lama sesudah itu
datanglah ia, memberi salam dan duduk bersama kami. Kemudian pada hari
berikutnya Rasulullah bersabda sebagaimana hari pertama, dan datanglah ia, dengan
keadaan seperti kemarin. Dan pada hari ketiga beliau bersabda sebagaiman hari
pertama dan kedua, ia datang lagi, saat ia akan pulang Abdullah bin 'Amr Al-Ash
mengikuti dan berkata kepadanya: Pada keluargaku adi sedikit masalah, sehingga
aku tidak akan pulang selama 3 hari-malam, dan jika kau mengizinkan aku akan
bermalam di tempatmu selama itu (8 hari-malam), Jawabnya: Baiklah, Kembali pada
Anas, katanya: Abdullah bin 'Amr bicarakan tentang waktu bermalam di tempat orang
itu, ia menyatakannya tidak bangun (salat) malam, hanya berzikir saat tidur sampai
bangun fajar, dan wudu'nya sempurna, salatnya khusyuk, dan tidak puasa sunah,
demikian yang diamalkannya selama 3 hari-malam aku dirumahnya, ya tidak lebih dari
itu, cuma dia tidak berkata-kata, kecuali yang baik. Dan sesudah habis waktuku (3 hari-
malam), maka kataku kepadanya: Sebenarnya di dalam rumah tangga (keluarga)ku
tiada masalah apa-apa, aku hanya sekedar ingin tahu amalanmu sebab Nabi
bersabda sampai 3x bahwa kau yaitu penghuni surga, maka aku usahakan
bermalam di rumahmu, dengan tujuan nanti aku mengetahui amalanmu akan
menirunya, namun menurut aku kau tiada kelebihan, lalu apa yang menjadikan beliau
bersabda demikian itu? Jawabnya: Amalanku ya seperti yang kau lihat selama itu,
Lalu aku permisi pulang, tapi kemudian m aku dipanggil, katanya, Disamping itu, ada
lagi yaitu: Aku tidak punya rasa iri atau dengki, terhadap muslim (artinya: segala apa
yang mereka miliki dari kenikmatan). Lalu kataku, Inilah yang disabdakan oleh Nabi
sampai tiga kali, tentang engkau, dan itulah yang kami belum mampu melakukannya”.
Lima perkara yang dinyatakan orang hasud atau dengki, dalam menentang Allah,
yaitu: 1. Ja membenci nikmat Allah yang diberikan pada lain orang, 2. Ia tidak rela
ketentuan Allah dalam hal pembagian rezeki padanya, hati kecilnya berbicara, Kenapa
demikian caraMu membagi rezeki dil. 3. Ia kikir terhadap karunia Allah. 4. Ia menghina
kekasih Allah, sebab harapannya melenyapkan nikmat Allah yang diberikan kepada
orang tersebut. 5. Ia pasukan (bala tentara)nya iblis, yang selalu siap membantunya.
(Demikian kata seorang Ulama hikmah).
Sangsi bagi orang hasud atau dengki ialah sbb:
1. Ia selalu rendah dan terhina di tengah-tengah (pergaulan) masyarakatnya,
157 Tanbih al-Ghafiln
2. Ia dibenci dan dikutuk oleh para malaikat,
3. Pikiran selalu kacau dan duka terutama di tempat sunyi (sendiran)
4. Terasa berat dan sulit saat menghadapi naza' (sakaratul my) dibayangi rasa takut,
5. Menanggung malu dan siksa di hari Kiamat,
6. Tempatnya, di neraka yang membakar dirinya. (demikian Al-Faqih) Allah Maha
Mengetahi.
158 Tanbih al-Ghafiln
BAB 19
Tentang Sombong
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Mash'ab, dari ayahnya dari Ka'bul
Ahbar: "Orang sombong kelak di hari Kiamat mengecil sekecil semut, ia terhina di
tempat mana saja, masuk neraka diberi minum thinatul khabal (yaitu) darah campur
nanah penghuni neraka”.
Dari Sufyan bin Mis'ar katanya: Husain bin S. Ali lewat pada orang miskin yang tengah
sarapan roti di atas kain. Lalu mereka menawarkannya: Hai Aba Abdillah mari makan
bersama kami, ia segera turun seraya berkata:
Artinya:
"Bahwasanya Allah tidak senang orang sombong”.
Dan ia duduk ikut makan bersama, katanya pula, Aku telah memenuhi tawaranmu,
sekarang tiba giliranku mengajak kalian makan bersama di rumahku, ia menyuruh
sahayanya: "Hidangkanlah makanan apa saja yang kau simpan”.
Dengan sanad tersebut, di atas pula, Al Faqih meriwayatkan Sufyan, Abu Hazim, Abu
Hurairah, Rasulullah bersabda: Ada 3 golongan manusia yang dibiarkan dan jauh dari
rahmat Allah di Kiamat, mereka disiksa dengan siksaan amat pedih, yaitu:
1. Tua bangka yang tetap berzina,
2. Penguasa yang bohong,
3. Kere (orang fakir) yang sombong”.
Al-Faqih, Rasulullah bersabda: Tiga golongan manusia perintis (masuk) surga
pertama, yaitu:
1. Yang mati syahid,
2. Rakyat kecil yang sangat sibuk (dengan urusan penghidupan)nya di dunia, namun
tidak lupa urusan (amal dan ibadat) akhiratnya,
3. Rakyat gembel (fakir) yang banyak anaknya dan selalu merendah (tawadlu”),
159 Tanbih al-Ghafiln
Dan ada pula 3 golongan manusia perintis jalan neraka (masuk pertama), yaitu:
1. Penguasa keras kepala (kejam),
2. Jutawan atau hartawan yang tidak mengeluarkan zakatnya,
3. Kere (miskin) namun sombong”.
Ada 3 manusia dari 3 golongan yang sangat dibenci Allah, yaitu:
1. Tua bangka yang fasik,
2. Hartawan yang kikir,
3. Kere (gembel miskin) yang sombong.
Dan ada pula 3 manusia dari 3 golongan yang sangat dicintai Allah yaitu:
1. Seorang pemuda yang bertagwa,
2. Seorang miskin tapi dermawan,
3. Jutawan atau hartawan yang merendah. (Al Hadis).
Tidak akan masuk surga manusia yang sombong, sekalipun hanya seberat zarrah (biji
jagung). Seseorang bertanya: Ya Rasulullah, aku senang pakaian bersih, sandal dan
tali pecutku, masukkah ke dalamnya? Jawabnya: "Bahwasanya Allah itu Indah, dan
senang keindahan, dan senang saat nikmatNya membekas pada yang diberiNya,
Sebaliknya Dia benci kemiskinan dan bergaya miskin, sombong ialah berpaling dari
kebenaran dan manusia”. (HR. Habib bin Abi Tsabit dari Yahya bin Lu'lah).
Tidak termasuk sombong, orang yang mau menjahit sandalnya, menembel
pakaiannya dan wajahnya bersujud di tanah menyembah Allah”. (HR. Hasan)
Sifat sombong lenyap dari jiwa manusia yang dapat berbaju wol, membetulkan
sandalnya, berkendaraan khimar, memerah sendiri kambingnya dan makan bersama
dengan keluarga (anak istri)nya, serta duduk bersama orang miskin”. (Al-Hadis)
160 Tanbih al-Ghafiln
Nabi Musa bertanya: Ya Tuhan, siapa makhluk yang Kau benci? JawabNya, Manusia
sombong, yang kasar ngomongnya, namun imannya lemah serta kikir”.
Merendah diri (tawadlu”) yaitu suatu sikap yang dapat mengangkat atau menjadi
mulia, dan setiap nikmat pasti ada yang sentimen, kecuali tawadlu'. (Urwah Zubair)
Hasil bergana'ah yaitu istirahat (tenang), dan hasil tawadlu' yaitu simpatisan
masyarakat. (Ulama Hikmah)
Kapten tentara Hajjaj (bernama Muhallab Abi Sufrah) mengenakan pakaian sutra,
berjalan dengan sombongnya, ditengah jalan diingatkan (oleh Mutharrif Abdullah
Syuhairy): Hai ...., berjalanmu dimarahi Allah dan RasulullahNya? Jawab Kapten, Kau
belum kenal, siapa aku ini? Jawabnya: Aku sudah lama mengenalmu, yaitu sperma
yang sangat keji asalmu, dan akhir hayatmu bangkai yang keji dan busuk, dan selama
ini yang kau bawa (di dalam perutmu) yaitu kotoran bau. Maka dengan jawaban
seperti itu, langsung ia sadar, dan merubah sikap hidupnya.
Seorang mukmin berbangga dengan Tuhannya (Allah), dan mulia sebab agama
(Islam)nya, sedangkan munafik berbangga dengan bangsanya, dan anggapannya
mulia dengan hartanya (Ahli Hikmah).
saat ada orang tawadlu', maka kamupun harus membalasnya dengan tawadlw',
namun saat ada orang sombong, maka atasi mereka, sebab laku sombong bagi
mereka suatu penghinaan dan balasan darimu merupakan sedekahmu (Hadis dari
Umar ). '
Tiada seseorang bertawadlu' sebab Allah, kecuali diangkat menjadi mulia”, (Hadis
dari Abu Hurairah .)
Pokok tawadlu yaitu:
1. Mengucapkan salam kepada orang Islam yang kau kenal,
2. Rela duduk di mana saja dalam majelis,
3. Amal dan takwanya tidak senang jika disebut-sebut. (Demikian Umar -).
161 Tanbih al-Ghafiln
Camkanlah, sombong yaitu sifat orang kafir dan Fir'aun, sedangkan tawadlu' yaitu
sifat para Nabi dan orang baik-baik. Firman Allah:
Artinya:
"Bahwasanya mereka jika ada sebutan ”LAA ILAAHA ILLALLAAIN” menyombongkan
diri”, (Shaffat 35)
Artinya:
"Qarun, Fir'aun dan Ilaman, sungguh sombong di atas bumi, Musa menyampaikan
ajaran agama dan mukjizat, sebab nya mereka tidak luput dari kehancuran (seperti
orang-orang terdahulu yang semestinya menjadi peringatan bagi mereka)”. (Ankabut
39)
Artinya:
"Orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah akan masuk neraka
jahannam sebagai manusia terhina”. (Ghafir 60)
Artinya:
”Diserukan, masuklah kalian lewat pintu jahannam dan kekal di dalamnya, itulah
seburuk-buruk tempat orang yang sombong”. (Zumar 72)
Adapun orang tawadlu' Allah memujinya dalam ayat-ayat sebagai berikut:
Artinya:
”Hamba-hamba Allah yang hidup di atas bumi selalu tawadlu' saat disapa orang jahil,
mereka menjawab dengan kata-kata yang penuh keselamatan”. (Furqan 63)
Artinya:
”Merendahlah kepada orang-orang yang beriman (para pengikutmu)”. (Asy Syu'ara
215)
Artinya: ”Bahwasannya engkau (Muhammad) manusia yang berahklak mulia dan
berbudi tinggi”. (Al Qalam 4)
162 Tanbih al-Ghafiln
Di antara ahklak beliau yang paling dikenal yaitu tawadlu', sampai terbiasa
berkendaraan khimar dan memenuhi undangan rakyat kecil, serta duduk bersama
orang-orang miskin dan rendahan. Di sing nyatalah bahwa tawadlu' yaitu ahklak
paling mulia dan bobot orang baik-baik (Shalihin), maka seyogyanya kita mengikuti
jejak mereka.
Umar bin Abdul Aziz sudah terbiasa habis Isya menulis keperluannya, tiba-tiba pada
suatu malam datanglah seorang tamu, sedangkan lampunya ketip-ketip hampir mati,
lalu kata tamunya: Hai Amirul mukminin, lampunya akan kuperbaiki, Jawabnya: "Tidak
berprikemanusiaan, seseorang yang memakai tenaga tamunya”. Lalu: Bolehkah
sahaya anda kupanggil? Jawabnya: Tidak, ia tengah menikmati tidurnya, kemudian
Umar bangun mengisi lampunya dengan minyak tanah. Tanya tamu itu: Ya Amir, anda
sendiri yang memperbaikinya? Jawabnya: "saat aku bangun namaku Umar, dan
kembali juga tetap Umar, tawadlu' yaitu sebaik-baik manusia di sisi Allah.
saat Umar Khatthab berkunjung ke Syam (Syiria), para pejabat dan Ulama setempat
dalam rangka menyambut kedatangan pembesarnya, mohon naik kendaraan (kereta)
agar para hadirin melihatnya, namun jawab Umar, Kalian mengira urusan ini dari
bawah, sebenarnya urusan ini dari atas (langit). (Demikian Qais Abu Hazim).
Riwayat lain, ceriteranya sbb: saat Umar berkunjung ke Syam, naik kendaraan
(unta) bergantian dengan pembantunya, setiap satu farsakh, dan tepat masuk kota
jatuh giliran pembantu naik kendaraannya dan Umar menuntunnya, kebetulan
jalannya becek, lalu dengan menuntun unta sandalnya dikempit pada ketiaknya, Abu
Ubaidah Jarrah (gubernur Syiria) datang pertama menyambutnya dan berkata: ”Ya
Amir, seluruh pejabat Syiria siap menyambutnya, oleh sebab itu bagaimana nanti jika
mereka mengetahui Amirul mukminin bersikap demikian? Jawabnya: "Bahwasanya
Allah telah menjunjung kami mulia dengan Islam, oleh sebab itu kami tidak peduli
ejekan orang”.
Salman Farisy (gubernur Mada'in) saat berjalan di pasar dipanggil oleh seorang
terkemuka kota itu (dikira kuli), disuruh membawakan segala belanjanya. Dia tidak
menolaknya, dan setiap orang berpapasan dengannya (ia sedang membawakan
belanja tadi) berkata: Semoga Allah selalu menolong gubernur dan menambah
163 Tanbih al-Ghafiln
kebaikannya, bawaannya itu diminta untuk dibawakan namun ia terus membawakan
belanja hingga ke rumah orang tadi. sesudah mengerti dari setiap orang yang
berpapasan dengan Salman, orang itu sangat malu dan minta maaf kepadanya,
katanya: "Aku berjanji tidak akan menghina orang lagi, sesudah peristiwa yang
membuatku malu ini”.
Seorang gubernur Kufah (Ammar Yasir) pernah membeli makanan ternak (rumput),
sesudah dilayani oleh penjualnya, rumput itu diangkat di atas bahunya dan dibawa
sendiri sampai ke rumahnya.
Abu Hurairah sesudah dilantik menjadi gubernur kota Bahrain, ia memulai masuk kota
dengan naik himar, masyarakat belum mengenal gubernurnya yang baru, mereka
berjejal di jalan, sampai ia berkata kepada khalayak ramai: Berilah jalan bagi amir 2x,
demikian akhlak sahabat Nabi. selalu tawadlu', padahal mereka mulia dipandang
Allah, para malaikatNya dan semua masyarakatnya.
Kata Abu Hurairah Nabi bersabda: Harta tidak akan kurang sebab disedekahkan
(sebagaian kecilnya), dan orang pemaaf ditambah kemuliaannya oleh Allah.
Nabi tengah makan daging kering (dendeng) di nampan (talam) sambil duduk
bertekuk lutut (hal itu terjadi di rumah 'Aisyah), lalu masuklah seorang wanita buruk
omongannya, katanya: "Lihatlah orang itu duduknya seperti sahaya (hamba), Jawab
beliau : Betul, sejak lama hal itu kualami, baik duduk atau makanku. Lalu beliau
mempersilahkan makan. namun jawabnya: Tidak, kecuali kau suapi dengan
tanganmu, Beliau memenuhi permintaannya, tapi kata wanita itu: Tidak, kecuali jika
kau suapi aku dengan mulutmu (seperti burung memberi makan anaknya), kebetulan
beliau tengah makan daging yang berotot, lalu dikeluarkan dan diberikan wanita itu,
dan saat makanan itu masuk dalam perut, tiba-tiba ia merasa malu, sampai tidak
dapat melihat orang dan tidak mendengar lagi ia berkata keji hingga matinya.
Kunci harta kekayaan bumi dipercayakan kepadaku, lalu aku ditawari: Pilih menjadi
Hamba dan Nabi ataukah manjadi Nabi dan Raja, lalu isyarat Jibril kepadaku agar aku
tawadlu (pilih) menjadi Hamba dan Nabi, kemudian isyarat itu kupenuhi (menjadi
164 Tanbih al-Ghafiln
Hamba dan Nabi) dan kelak manusia pertama keluar dari bumi yaitu aku dan yang
pertama pula dalam memberi syafaat. (HR. Hasan)
Barang siapa tawadlu' sebab khusyuk, maka Allah meninggikan derajatnya di hari
Kiamat, sebaliknya Barang siapa membanggakan diri, maka Allah merendahkannya
di hari Kiamat (Ibnu Mas'ud).
Barang siapa mati, sedang ia tidak melakukan 3 perkara, pasti masuk surga, yaitu:
1. Sombong,
2. Curang,
3. Hutang (Hadis riwayat Qatadah).
Al Faqih, Ali bin Abu Thalib masuk pasar membeli gamis seharga 6 dirham, katanya:
(kepada pembantunya), Hai orang hitam, pilihlah mana yang kau sukai, lalu
pembantunya memilih gamis yang lebih baik, dan S. Ali memakai sisa pilihannya, dan
saat dipakai lengannya terlalu panjang, lalu dipotong kanan-kirinya dengan pisau,
tepat hari itu Jumatia berkhutbah maka sisa potongan (benang)nya terlihat di tapak
tangannya. Dan saat ia melihat orang memakai kain di bawah tumitnya, Ali berkata:
Naikkan kainmu, hal itu lebih memelihara kebersihan kainmu, serta lebih takwa di
dalam hatimu, juga lebih berkah bagimu (artinya tidak mudah terlepas dan tidak
mudah rusak).
Dari Abu Hurairah Nabi bersabda: Allah berfinnan: "Kebesaran yaitu sarungKu
dan kesombongan yaitu selendangKu, maka Barang siapa menyerupai Aku dalam
hal Kebesaran atau Kibir, Aku lemparkan dia ke dalam api neraka”. Al-Faqih dalam
mengulas hadis tersebut di atas, mengatakan, Kedua sifat Allah tersebut dimuat
dalam Alquran, oleh sebab nya manusia yang lemah (seperti aku) ini, tidak pantas
menyandang (sombong)nya.
165 Tanbih al-Ghafiln
BAB 20
Tentang Ihtikar (Menggaruk Untung dengan Menimbun Makanan)
Al-Faqih , Rasulullah bersabda: "Tiada penimbun makanan kecuali orang yang
durhaka”.
Kata Ibnu Umar, Nabi bersabda:
Artinya:
"Barang siapa menimbun bahan makanan selama 40 hari berarti memutuskan
(hubungan) dengan Alah, dan rahmatNyapun putus baginya”.
Rasulullah bersabda: "Orang yang mengimpor makanan (dari luar negeri atau luar
daerah demi kemakmuran masyarakat bangsanya) diberkati rezekinya, dan orang
yang menyimpan bahan makanan (dengan tujuan membubungkan harga) yaitu
terkutuk”. (Sa'id Musayyab dari Umar )
Seorang pemuda akan mencari pekerjaan, sebelumnya diajak orang tuanya bertanya
kepada Nabi lalu Jawab beliau :
1. Anakmu jangan kau ikutkan penjual gandum, sebab menimbun bahan makanan
40 malam, lebih keji dibandingkan dengan pelacur atau peminum arak,
2. Danjangan diikutkan jagal (tukang potong hewan), sebab rasa kasih dalam hatinya
lenyap,
3. Dan jangan pula kepada pedagang kain kafan (khusus), sebab ia selalu berharap
umatku (dewasa atau anak-anak) musnah, bahkan ia lebih suka dari dunia dan isinya”.
(HR. Syu'by).
Larangan yang dimaksud dalam hadis tersebut di atas, membeli bahan makanan
penduduk setempat (lalu ditimbun), padahal mereka tengah membutuhkan sekali.
Sedangkan mengimpor dari luar (sekalipun ditimbun) tidak termasuk dalam larangan
ihtikar, namun jika masyarakar setempat sangat membutuhkannya dan dia tidak
menjualnya maka ia tergolong manusia jahat, yang tiada rasa kasih sayang terhadap
sesama muslim. Dan yang utama dia menjual timbunan makanannya, jika tidak, maka
166 Tanbih al-Ghafiln
harus dipaksa untuk menjualnya, dan jika ternyata menolak, maka di hukum ta'zir
(dipukul), tentang harga tidak dibatasi, hanya di suruh menjual dengan harga umum.
Aku tidak akan menentukan harga, bahwasanya Allah-lah yang menentukannya. (Al-
Hadis).
Beliau bersabda pula: Mahal-murah, keduanya dari Allah, pertama disebut keinginan
dan kedua disebut ketakutan.
harga itu akan dimurahkan, maka Allah menaruh rasa takut hati mereka, sehingga
simpanan yang ada dikeluarkan semua, murahlah harganya, dan jika harga itu akan
dimahalkan, maka Allah menenangkan hati mereka, sehingga bahan makanan tetap
tertimbun dan mahallah harganya. (Al-Hadis).
Jika orang Islam saling menaruh rasa kasih sayang terhadap sesama muslimnya,
pasti Allah membalasnya dengan kasih-sayang dan pahala yang sangat besar.
Seperti kisah seorang abid di zaman dulu, ia berjalan melihat gundukan (bukit) pasir,
di dalam hatinya terlintas keinginan: Seandainya gundukan pasir itu menjadi beras
atau gandum, pasti kenyanglah kaumku yang tengah menderita kelaparan. Kemudian
Allah menurunkan wahyu kepada Nabinya: Katakan kepada Fulan bahwa Allah telah
membalas pahala bagimu, seperti bersedekah beras atau gandum sebesar bukit pasir
itu (kata Al-Faqih): saat abid itu berniat baik, maka Allah membalasnya pahala
niatnya dan rasa kasih sayangnya terhadap sesama muslimnya.
Ada orang minta nasihat Abdullah Abbas - . Jawabnya:
Artinya:
"Baik, kupesankan 6 perkara kepadamu, yaitu:
1. Hendaklah engkau yakin terhadap sesuatu (reseki) yang telah menjamin bagimu,
2. Lakukanlah (salar dll) tardu yang diwajibkan padamu, tepat pada wakrunya,
3. Basahilah lisanmu dengan selalu bersikir kepada Alah,
4. Jangan kau ikut ajakan setan, sebab ia hasud kepada manusia
5. Janganlah duniamu kau makmurkan, sebab ia akan merusak akhiratmu,
167 Tanbih al-Ghafiln
6. Nasihatilah umat Islam berdasarkan rasa kasih sayang kepada mereka sepanjang
hidupmu.
Seyogyanya kita saling mengasihi dan menyayangi kepada sesama muslim, itulah
bukti kesejahteraan dan kebahagiaan (Demikian nasihat Al-Faqih) bahkan, lebih lanjut
beliau menyebutkan 11 bukti lainnya, yaitu:
1. Tidak rakus harta, keinginannya sangat mendambakan akhirat,
2. Bersemangat dalam melakukan ibadat dan belajar Alquran,
3. Bicara hanya secukup keperluannya,
4. Aktif melakukan salat 5 waktu (dengan berjamaah),
5. 'Tawadlu' (rendah hati),
6. Pergaulannya terbatas pada orang-orang shalih,
7. Wira'i (berhati-hati) dalam hal haram,
8. Dermawan (pemurah hati) dan baik,
9. Kasih sayang terhadap sesama insan (makhluk),
10. Dapat diambil manfaatnya oleh sesama insan (makhluk).
11. Selalu mengingat datangnya mati (maut).
Disamping itu, beliau menyebutkan 11 bukti kebinasaan, yaitu:
1. Rakus harta,
2. Pemuasan nafsu (syahwat) dan kelezatan dunia semata tujuan utama hidupnya,
3. Bicaranya banyak lagi keji,
4. Tiada perhatian terhadap salat 5 waktu,
5. Barang haram dan syubhat menjadi lalap hariannya, dan para penjahat atau pelacur
pergaulan sehari-harinya,
6. Bejat moral,
7. Sombong,
8. Kikir, tiada rasa kasih-sayang,
9. Tidak tahu hak dan kewajiban terhadap sesama muslim,
10. Kikir harta, (tidak mau zakat atau sedekah),
11. Lupa bahwa dirinya akan mati.
168 Tanbih al-Ghafiln
169 Tanbih al-Ghafiln
BAB 21
Tentang Larangan Tertawa Terbahak-bahak
Al-Faqih , nasihat Nabi Isa kepada para sahabatnya (AlHawariyyin), Hai garam bumi,
janganlah kalian berbuat kerusakan, sebab segala kerusakan dapat diobati dengan
garam, namun jika garam itu sendiri yang rusak maka diobati apapun tidak bisa. Hai
para sahabatku yang setia: Janganlah memungut bayaran anak didik, kecuali
sebagaimana kesadaranmu terhadap aku, ketahuilah: pada dirimu terbukti adanya
dua kejahilan yang menyolok, yaitu:
1. Tertawa terbahak-bahak,
2. Tidur nyenyak lupa bangun malam.
Al Faqih dalam keterangannya: Yang dimaksud garam bumi yaitu para Ulama yang
aktif mengajarkan ilmunya, menunjukkan Jalan yang benar, dan menyempurnakan
akhlak manusia, namun Jika Ulama itu sendiri tidak lagi berfungsi, maka masyarakat
awam akan hidup dalam kegelapan. Fungsi Ulama yaitu penyuluh umat, dan
penerang masyarakat ke jalan lurus yang diridai Allah disamping sebagai pewaris
para Nabi, yang selalu berpijak pada Allah:
Artinya:
"Katakanlah, aku tiada mengharapkan bayaran darimu, kecuali agar kalian mengasihi
kerabatku. Sedangkan bayaranku teluh ditanggung oleh Allah.
Dan tertawa terbahak-bahak yaitu kurang baik (makruh), juga semalaman tidur, lupa
bangun malam yaitu pertanda kurang sehat akal.
Tidur pagi hari menunjukkan ahmak (degil), sedangkan yang baik tidur siang hari, dan
di sore hari menunjukkan kebodohan" (Al-Hadis).
Al-Faqih', pada suatu hari Nabi melihat orang ngomong, ngomong disertai tawa-tawa,
lalu beliau mengingatkan mereka. Hendaklah kalian ingat hal-hal yang melenyapkan
kelezatan, tanya sahabat: Apakah itu ya Rasulullah, Jawabnya: Yaitu mati. Kemudian
beliay melihat lagi orang-orang tengah tertawa terbahak-bahak, sahdanya: "Demi
Allah, ingatlah kalian, jika kalian mengetahui sebagaimana yang aku ketahui, pasti
170 Tanbih al-Ghafiln
sedikit tertawa dan banyak tangis bagi kalian. Dan pada kesempatan yang lain beliau
melihat lagi hal semacam itu, lalu beliau uluk salam dan bersabda: "Pada mulanya
Islam itu asing, dan akan kembali: seperti semula (asing), beruntunglah manusia asing
(beragama Islamj kelak di hari Kiamat, Siapa dia itu ya Rasulullah, Jawabnya: "Mereka
yang mau memperbaiki (akhlak manusia) di saat kebejatan (moral melanda semua)
manusia.
Al-Faqih Di saat Nabi Musa ditinggal pergi, ia minta nasihat Nabi Khidir seLalu
nasihatnya sebagai berikut:
Artinya:
"Hai Musa, jangan terlalu banyak bicara, dan jangan pers tanpa perlu, dan jangan
tertawa tanpa sebab, jusa jangan mentertasgakan orang salah (nyongklok —
menuding mukanya). dan dosa-dosa yang kau perbuat, hai putra Ali Imran.
Nabi tidak pernah tertawa, kecuali hanya tersenyum, menoleh. kecuali dengan wajah
penuh (Artinya: tidak memeloroki)”. (Ja'far Aut, Mas'ud, dari Auf Abdillah).
Al-Faqih dalam penjelasannya: Bahwa berpijak dari hadis tersebut di atas, tersenyum
hukumnya sunah, sedang tertawa terbabak-bahak makruh, maka bagi akal sehat
seyogyanya menjauhinya, sebab dengan itu berarti menyimpan banyak tangis di
akhirat, firman Allah:
Artinya:
”Sedikitkanlah tertawamu dan perbanyaklah tangismu, hal itu merupakan balasan
amal perbuatan mereka”.
Aneh bagiku, orang yang diintai api neraka, masih sempat tertawa terbahak-bahak,
dan orang yang bersuka-ria padahal maut tidak akan Iepas darinya (Hasan Bashry).
Lebih lanjut kata Hasan Bashry: "Hai pemuda (yang tengah, tertawa) apakah kamu
sudah selamat dari shirat?. Jawabnya: Belum, Lalu kau dapat memastikan tempatmu
surga atau neraka? Jawabnya: Juga belum, lalu apa penyebabnya kau tertawa?
pemuda itu tidak lagi tertawa seperti semula.
171 Tanbih al-Ghafiln
(Kata Al Faqih), Pemuda itu benar-benar meresapi nasihat ulamanya, ' sehingga ia
bertaubat dari tertawa yang tiada dibenarkan alasannya. terbukti nyata kemanjuran
nasihat seorang Ulama yang mengamalkan ilmunya, nasihatnya membekas di hati
umatnya, berbeda dengan nasihat kebanyakan ulama masa kini (di abad modern)
nasihatnya tiada berbekas sama sekali, hal ini akibat ulama itu sendiri terlengah akan
mengamalkan ilmunya. Barang siapa tertawa di saat berbuat maksiat, maka akan
bercucuran tangis di neraka (Ibnu Abbas ). Artinya: Orang yang banyak tertawa di
dunia, pasti banyak tangis di akhirat, sebaliknya orang yang banyak tangis di dunia,
pasti banyak suka-rianya di surga”.
Ada 4 perkara, penghapus tertawa dan kesenangan orang beriman, yaitu:
1. Ingat kehidupan akhirat,
2. Sibuk bekerja (memenuhi nafkah) untuk diri dan keluarganya,
3. Kacau pikiran, akibat dosa yang pernah diperbuat,
4. Datangnya bala (musibah).
(Demikian Yahya Mw'adz Razy).
Oleh sebab itu, seyogyanya kita menyibukkan diri memikirkan semua itu, agar tiada
kesempatan tertawa yang bukan sifat orang mukmin Firman Allah: |
Artinya:
“Apakah dengan ajaran ini, kalian ta'ajub (heran)?, tertawa, ridak menangis?
Sedangkan kalian terlengah”, (An-Najm 59-61)
Dan kepada mereka yang prihatin, pujian Allah sbb:
Artinya:
”Mereka bersujud sambil menangis, dan bertambah khusyu nya”. (Al-Isra?' 109)
Al-Faqih: Setiap orang seyogyanya, mau memikirkan 5 perkara, yaitu:
1. Dosa-dosa terdahulu, sudah diampuni oleh Allah atau tidak.
2. Diterima amal baiknya atau tertolak.
3. Membaca riwayat hidupnya secara jujur, dan bagaimana hidupny (cara mendaya
gunakan sisa umur yang masih ada),
172 Tanbih al-Ghafiln
4. Di akhirat hanya ada 2 tempat, (surga dan neraka), maka di tempat! manakah ia
masuknya.
5. Allah rida atau marah padanya.
Kemudian jika malas memikirkan 5 perkara saat hidup di dunia ini, mau atau tidak,
pasti harus menanggung 5 perkara berikutnya, yaitu:
1, Penyesalan terhadap harta yang ditinggalkan kepada ahli waris yang kelak
memusuhinya,
2. Penyesalan terhadap sedikit amal-baiknya,
3. Penyesalan akibat banyaknya perbuatan dosa,
4. Penyesalan akibat banyaknya penuntut, yang harus dibayar dengan sedikit
amalnya, lalu ditambah dengan beban berat (dosa) para penuntutnya,
5, Sekali Allah murka tetap memarahinya, tiada jalan baginya untuk meminta ridaNya.
Rasulullah bersabda: Seandainya kau tahu sebagaimana yang aku ketahui, pasti kau
banyak menangis, sedikit tawa, dan kau keluar ke daratan tinggi menjerit-jerit
(menangis) kepada Tuhan, dan kau tiada kesempatan bercanda dengan istrimu, atau
ketenangan di ranjangmu. Dan aku menginginkan sewaktu aku diciptakan seandainya
menjadi pohon yang ditebang orang (urusannya tidak berkesinambungan, berbeda
dengan urusan manusia kelak). (HR. Abu Dzar )
Setiap pagi dan sore hari, orang mukmin disibukkan dengan memikirkan hari Kiamat,
Hasan Bashry sendiri, kelihatannya selalu sedih seperti barusan mengubur ibunya
sendiri (seperti orang di tinggal mati ibunya). (demikian Yunus dari Hasan Bashry).
Tafsiran ayat (di bawah) ini, menurut Auza'i sbb: "Kenapa suratan amal ini tiada
tertinggal yang kecil atau yang besar, kecuali ditulisnya?”. Yang kecil tersenyum dan
yang besar tertawa. Inilah ayatnya:
Artinya:
"Dan diletakkanlah kitab (catatan amal seseorang). lalu kamu akan melihat orang-
orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya. dan mereka
173 Tanbih al-Ghafiln
berkata: “Aduhai Celaka, kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil
dan tidak (pula) yang besar. melainkan ia mencatat semuanya”. (Al Kahfi 49)
Maksudnya, seandainya kau tahu sesuatu yang aku ketahui, pasti sedikitlah
tertawamu, banyak tangisnya, dan seseorang dari kamu bersujud sampai
punggungnya putus, menjerit sampai suaranya habis, kau akan menangis kepada
Allah sekalipun tidak dapat menangis yang sesungguhnya, seperti layaknya orang
menangis. (Abdullah Umar, bin Ash )
Setiap orang pasti menangis di hari Kiamat, kecuali 3 mata:
1. Mata yang dibuat menangis sebab takut Allah,
2. Mata yang terpejam saat melintasi hal-hal yang diharamkan Allah.
3. Mata yang dibuat jaga malam saat jihad menegakkan agama Allah. (Sufyan bin
Muhammad Ajlan)
Aku sangat menyesali perbuatanku (tertawa satu kali) yaitu: saat berdebat dengan
Amr 'Ubaid golongan Qadariyah (yang tak meyakinkan ketentuan Allah yang sudah
selesai), perasaanku menang saat itu sampai aku tertawa, Lalu katanya: Engkau
membahas ilmu sambil tertawa, maka cukup alasan bagiku untuk tidak mengajak
bicara denganmu selamanya. Kemudian yang menjadi penyesalanku ialah
seandainya tidak tertawa, pasti ia salut terhadap pendapatku, dan menjadi
kemaslahatan ilmu. (Abu Hanifah).
Barang siapa memejamkan matanya dari hal-hal yang tidak perlu (dilihat), berarti
taufik Allah baginya untuk khusyuk, dan Barangsiap? menanggalkan kesombongan,
berarti taufik tawadlu' baginya, dan jika bicara secukup keperluannya, berarti
memperoleh hi






.jpeg)
