Tampilkan postingan dengan label Pesulap 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pesulap 3. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Oktober 2025

Pesulap 3

 


rnya sebuah restoran kecil 

di Kentucky mau menerimanya." 

"Dan, kini siapa yang tidak mengenalnya? Kurasa, seluruh 

dunia pasti pernah mencicipi karyanya. Apakah hal itu akan 

terjadi jika ia putus asa? Bayangkan, ditolak 1.009 kali! Kurasa 

dibutuhkan manusia yang luar biasa untuk dapat menjadi seperti 

dia, bukan?" 

"Tapi itu lah yang membuatnya berhasil." 

"Betapa banyak anak muda yang masih sehat, yang 

terkadang memiliki gagasan luar biasa, tapi sayangnya tidak 

tahu cara menyalurkannya. Terkadang mereka merasa kalah 

oleh nasib. Mereka merasa sudah mencoba dengan segenap 

day a upaya." 

"Benarkah pernyataan mereka? Kurasa tidak. Manusia 

pada umumnya terlalu gampang menyerah, dan manusia yang 

terlalu gampang menyerah tidak akan meraih keberhasilan. 

Menurutku, jika kamu melakukan sesuatu dan kamu ingin 

menyerah, ingatlah ceritaku tadi. Apakah kamu yakin sudah 

benar-benar berusaha? Apakah kamu sudah segigih Kolonel 

Sanders? Apakah Mamu yang masih muda kalah dengan 

kegigihan dan keyakinan seorang tua seperti dia? Ingat-ingat 

hal ini!" 

"Menarik, sangat menarik." 

"jelas menarik. Dan, ingatlah bahwa pesan dari semua ini 

yaitu  bahwa dalam melakukan segala sesuatu, manusia harus 

menjalankan sebuah aksi, karena cita-cita tinggi tanpa disertai 

aksi sama dengan menanam tanpa air. Mulailah dengan sebuah 

impian. Semua orang memiliki impian. Bermimpilah setinggi-

tingginya. jangan batasi impian. Cunakan imajinasi. Impian 

tidak terbatas oleh waktu, ruang, dan logika. Impian hanya 

dibatasi oleh daya imajinasi manusia, jadi cermati impian itu. 

Masukkan itu di dalam pemikiranmu sebagai sebuah cita-cita 

yang harus kamu raih. Dan terakhir, ambil tindakan untuk 

meraih impian itu! Impian besar tanpa disertai tindakan bisa 

diibaratkan dengan cita-cita anak kecil yang polos. Namun, 

impian besar yang diikuti sebuah tindakan akan menciptakan 

jalan." 

"Bagaimana kalau seseorang bermimpi terlalu besar? Bukankah 

hal itu juga tidak masuk akal? Katakanlah seseorang bermimpi 

untuk bisa terbang seperti burung. Konyol, bukan?" 

"Aku menekankan impian besar yang disertai logika. jika 

seseorang bermimpi untuk bisa terbang seperti burung, dan ia 

menggunakan daya imajinasinya yang memang tidak didukung 

logika, ia akan mati jatuh ke tanah. Namun, jika ia bermimpi 

untuk terbang seperti burung dan menggunakan daya logikanya, 

sebuah sejarah akan tercipta. Bukankah impian untuk bisa 

terbang seperti burung lah yang menciptakan sebuah sejarah? 

Dimulai dari sebuah impian lah, maka Wright bersaudara 

menciptakan pesawat terbang." 

"Berarti tidak ada yang tidak mungkin, bukan?" 

"Contoh lainnya?" 

"Carilah sendiri." 

"Tapi, apakah itu artinya jika manusia memiliki impian yang 

luar biasa sulit, impian itu pasti akan tercapai? Bagaimana 

dengan, katakanlah, sopir bemo? Bisakah ia menjadi kaya dalam 

waktu singkat?" 

"Bisa, jelas bisa. Bagaimana caranya? Ribuan, tergantung dari 

gagasan dan usahanya." 

"Hmm, kalau begitu, kamu tidak memercayai keberuntungan 

atau hoki?" 

"Tidak, sama sekali tidak." 

"Tapi, bukankah keberuntungan itu memang ada. Misalnya, 

seseorang tiba-tiba kaya karena menang lotere. Bukankah hal 

itu yaitu  sebuah keberuntungan?" 

"Tidak, sama sekali tidak." 

"Menurutku, keberuntungan yaitu  tahap di mana 

'kesempatan bertemu dengan persiapan dan usaha'. Terkadang 

kesempatan datang dengan mudahnya, namun orangnya yang 

tidak siap. Sebaliknya, terkadang orangnya siap, tapi 

kesempatan tidak kunjung tiba. Anggap saja seseorang 

mendapatkan proyek besar. Hal ini hanya akan terjadi jika orang 

itu memiliki kemampuan dan persiapan untuk mengerjakan 

proyek itu, serta mendapatkan kesempatan. jika orang itu tidak 

mengerti apa-apa tentang proyek itu, kesempatan yang datang 

akan tidak berarti sama sekali baginya." 

"Tadi kamu bertanya tentang orang yang menang lotere. 

Apakah hal itu berarti ia mendapatkan keberuntungan belaka? 

Mungkin saja, tetapi ingatlah bahwa orang itu juga memiliki 

pengetahuan tentang lotere. jika ia tidak mengerti apa itu lotere, 

ia tidak akan pernah menang." 

"Aku kurang menangkap maksudmu. Adakah teori pasti tentang 

hal itu?" 

"Maksudnya?" 

"Kalau tadi kamu berbicara tentang usaha, impian, dan 

sebagainya. Apakah ada teori yang pasti tentang semua itu?" 

"Pastinya tidak ada. Namun teori yang mendekati kepastian 

mungkin ada." 

"Apa itu?" 

"Kekuatan. Semua tergantung pada kekuatan. Kita harus 

mempunyai kekuatan jika ingin mendapatkan segala sesuatu." 

"Maksudnya?" 

"Di sini, di zaman yang sudah serbamilenium ini, hukum rimba 

masih berlaku. Yang kuat lah yang menang; yang kuat lah yang 

mendapatkan segala kesempatan. jika orang itu lemah, ia akan 

ketinggalan segalanya, bahkan kesempatan." 

"A r t i nya , k i ta harus mengha la lkan segala cara untuk 

mendapatkan segala keinginan kita? Jika seperti itu, kita akan 

masuk ke dalam hukum barbar lagi. Bukankah itu buruk?" 

"Arti kekuatan tidak seperti itu. Kekuatan juga mengikuti 

perkembangan zaman. Di masa lampau, ketika manusia masih 

hidup di gua, kekuatan fisik menjadi kekuatan dominan. Orang 

yang paling kuat secara fisik lah yang berkuasa; orang yang 

paling tangkas berkelahi lah yang paling ditakuti. Di zaman 

itu, orang yang bertubuh besar dan perkasa mempunyai 

kekuatan lebih dari orang yang lemah. Oleh karena itu, di sini 

hukum rimba berjalan sempurna. Mereka dapat merampas harta 

milik orang yang lebih lemah, membunuh, dan memaksakan 

kehendak sesuka hati. Kemudian, tibalah zaman di mana yang 

terkuat lah yang menjadi raja, di mana semua orang hams 

tunduk kepadanya. Aku menyebut zaman ini sebagai zaman 

'Raja-raja'. Di sini, kekuatan akhirnya berubah arti. Manusia 

tidak perlu lagi kuat secara fisik untuk mempunyai kekuatan 

yang diperlukan untuk berkuasa. Di zaman ini, siapa pun yang 

memegang takhta bisa disebut memegang kekuatan. ]ika 

manusia dilahirkan menurut garis takhta yang tepat, manusia 

itu mempunyai kekuatan yang luar biasa. la lahir sebagai 

keturunan raja, dan kekuatan itu mampu membuatnya berkuasa 

di segala bidang, termasuk untuk mencabut nyawa seseorang. 

Di sini, kekuatan menjadi hal yang bersifat nasib, di mana jika 

seseorang terlahir sebagai keturunan budak, ia tidak mempunyai 

kekuatan apa pun. Kekuatan raja tidak terbatas. la memiliki 

modal yang ditakuti rakyatnya, yang didapatnya karena ia lahir 

di saat dan dalam silsilah yang tepat. Begitu pula sebaliknya 

dengan para budak yang lahir dengan silsilah budak. Di zaman 

ini, aku melihat terjadinya sebuah masalah sosial yang paling 

menyedihkan di sepanjang sejarah manusia—ketidakadilan 

yang terjadi tanpa manusia mampu mengubahnya." 

"Namun, zaman berubah, dan kekuatan raja pun menjadi 

ketinggalan zaman. Manusia kemudian memasuki zaman di 

mana orang yang memiliki uang dan alat produksi menjadi 

mempunyai kekuatan yang luar biasa. Di sini orang kaya 

berkuasa. Tidak ada yang dapat melarang karena uang dapat 

membeli segalanya. Orang yang memiliki uang berlimpah juga 

mempunyai kekuatan luar biasa yang dapat menaklukkan 

lingkungan di sekitarnya, bahkan orang yang pangkatnya lebih 

tinggi. Peringkat keturunan tidak lagi diperhitungkan. Dunia 

sudah mulai masuk ke a/am yang lebih demokratis karena 

kekayaan lebih dapat dicari dibandingkan lahir dalam silsilah 

yang tepat. Namun, masalah sosial tetap terjadi karena orang 

yang lahir dalam silsilah "kaya" akan menikmati kekuatan yang 

diwariskan oleh pendahulunya." 

"Tapi semua itu sekarang tidak lagi terjadi sekarang. 

Kekuatan dapat dicari oleh siapa pun. Kita sudah memasuki 

tahap yang lebih sempurna di bidang 'kekuatan'." 

"Apa itu?" 

"Di zaman ini, takhta, uang, dan segala hal yang bersifat fisik 

tidak lagi menjadi kekuatan mutlak. Orang kaya bisa kalah 

melawan orang tidak berpunya, sedangkan orang yang lahir 

dengan silsilah keluarga yang baik dapat dikalahkan oleh orang 

yang lahir dengan silsilah rendahan! Mengapa? Karena sumber 

kekuatan di zaman ini sudah berubah. Tahukah kamu apa 

sumber kekuatan di zaman ini?" 

"Hmm, keberuntungan?" 

"Bodoh. jauh... jauh sekali. Bukan itu jawabannya!" 

"Lalu apa?" 

"Pengetahuan! Pengetahuan menjadi sumber kekuatan yang 

luar biasa. Orang yang memiliki pengetahuan luas dan 

bermakna akan menjadi orang yang mempunyai kekuatan, 

bukan demikian dengan orang yang berpengetahuan sempit! 

Siapa pun dapat berhasil asalkan memiliki pengetahuan yang 

diperlukan. Dan, itu berarti siapa pun dan di mana pun orang 

itu berada, ia dapat mempunyai kekutan yang bisa diraih dengan 

usahanya sendiri. la tidak lagi tergantungpada nasib dan silsilah 

keturunannya. Bagus, bukan? Siapa pun, termasuk anaktukang 

becak miskin, memiliki kesempatan yang sama untuk 

mendapatkan sesuatu, jika /'a mempunyai pengetahuan yang 

baiki" 

"Betapa indahnya! Pengetahuan dapat dicapai dan 

dipelajari di mana pun dan oleh siapa pun! Kita memasuki 

zaman di mana orang pandai akan berkesempatan besar untuk 

berhasil." 

"Berarti kita semua harus bersekolah tinggi supaya berhasil? 

Bagaimana anak tukang becak bisa bersekolah tinggi?" 

Bukan, bukan sekolah! Pengetahuan lah yang berkembang. 

Sekolah memang bagus untuk memberikan dasar pengetahuan, 

namun tidak memberikan pengetahuan yang berlaku di 

masyarakat. Maksudku yaitu  pengetahuan yang mengikuti 

tren. Aku mengenal seseorang yang lulus SI sekitar 15 tahun 

lalu. la bekerja di sebuah perusahaan komputer, dan pekerjaan 

ini sangat cocok untuknya yang memang lulusan SI di bidang 

ilmu komputer. Kemudian terjadilah masalah. la terlalu 

menikmati pekerjaannya. la bertahan di sana selama bertahun-

tahun, bahkan menangani tugas sejenis selama 10 tahun, yaitu 

memasukkan program ke komputer. Orang ini menikmati 

pekerjaan yang dilakukannya dengan egoisme sebagai seorang 

pakar komputer andal. la menutup diri dari pengetahuan yang 

terus berkembang di dalam masyarakat. Sampai sekarang, ia 

bahkan tidak mengenal Internet. Huh... padahal aku saja tahu!" 

"Apa yang terjadi? Sampai sekarang orang ini masih 

bekerja di perusahaan yang sama. la cuma menjadi pegawai 

rendahan yang menerima gaji kecil, yang bahkan kalah jauh 

dari rekan kerjanya yang lulusan SMA namun ahli di bidang 

Internet dan Web, karena memang hobi merancang dan 

membuat Web." 

"Tragis, bukan? Tapi itu lah kenyataannya. Ilmu baku tidak 

akan banyak menolong. Kita harus bergerak secepat angin untuk 

mengikuti tren di masyarakat. Jika sekarang zaman Internet, 

pelajari apa itu Internet; jika sekarang zaman politik, ketahui 

apa itu politik, dan ambillah yang paling menarik, yang 

menurutmu dapat dipelajari dengan penuh kesungguhan. Lalu, 

ikuti perkembangannya! Itu lah yang kumaksud dengan 

pengetahuan yang berkembang, dan bukan yang berjalan di 

tempat!" 

"Dari mana kita dapat dengan mudah memperoleh itu semua? 

Untuk anak yang lahir di keluarga tidak mampu, dari mana ia 

dapat memperoleh semua itu? Pengetahuan yang berkembang 

juga butuh biaya, bukan?" 

"Dari kemauan!" 

"Tidak ada yang tidak mungkin! Hmm, dewasa ini, 

pengetahuan ibarat tercecer di segala tempat, kamu tinggal 

mengambilnya saja!" 

"Dari mana?" 

"Buku banyak tersedia di perpustakaan. Bahkan, ada juga 

perpustakaan nasional yang biaya pendaftarannya sangat 

murah. Buku sangatlah padat pengetahuan. Surat kabar, 

walaupun bekas bungkus kacang, juga berisi pengetahuan! 

Kalau kamu memang orang mampu, lihatlah sekitarmu, pergilah 

ke toko buku. Di sana ada banyak sekali buku yang dapat 

mengubah hidupmu! Tersusun di rak-rak! Video, disket, dan 

sejenisnya juga adaljika kamu pergi ke toko buku, jangan hanya 

membeli novel. Ambillah sesuatu yang belum pernah kamu 

ketahui! Pelajari hal baru dan berkembanglah!" 

"Hmm, seperti buku ini ." 

"Yah, seperti buku ini." 

"Semudah itukah?" 

"Semudah itu! Namun masih ada satu hal. Tindakan dan 

kemauan yang kuat dalam pelaksanaan sebuah keinginan juga 

sangat penting untuk dapat meraih impian! Kemauan 

merupakan sumber kekuatan. Oleh karena itu, dengan 

menggabungkan pengetahuan dan kemauan disertai tindakan, 

akan dihasilkan kesempatan luar biasa bagi seseorang untuk 

berhasil." 

"Kuambilkan satu contoh lagi untukmu." 

"Kamu pasti tahu Steven Spielberg." 

"Apakah kamu pikir ia itu lulusan sekolah perfilman?" 

"Sama sekali bukan. Semua itu dimulai ketika ia berumur 

17 tahun dan mengikuti tur ke Universal Studio. Ketika itu, ia 

mengikuti tur ke dalam studio pembuatan film. Sayangnya, tur 

itu memiliki keterbatasan. Mereka hanya melihat-lihat hal yang 

tidak berarti di mata Steven. Mereka hanya masuk ke bagian 

pengesetan dan panggung buatan. Lalu, apa yang dilakukan 

Steven saat itu?" 

"la tidak berhenti di situ, la berusaha mendapatkan lebih 

dari itu. la menyelinap ke salah satu bagian studio yang memang 

sedang menggarap sebuah film. Steven menikmati segala 

sesuatu yang bisa dipelajarinya. la bertemu seorang produser 

dan mengajaknya berbincang. la menghabiskan berjam-jam 

dengannya untuk berbicara tentang segala hal yang menarik, 

termasuk berbagai gagasan gila Steven." 

"Keesokan harinya, Steven kembali ke Universal Studio 

mengenakan setelan rapi, lalu menyelinap masuk, lengkap 

dengan lencana bertuliskan nama dan jenis pekerjaannya, yaitu 

produser! Dengan cara itu, ia menyelinap ke Universal Studio 

selama berbulan-bulan untuk berdiskusi dengan banyak orang 

dan menggali ilmu dari Universal Studio." 

"Akhirnya ia mendapatkan cukup ilmu, dan mencoba 

mengajukan gagasannya ke salah satu stasiun televisi. la 

diterima. Dari situ kariernya terus meroket, dan karyanya 

dinikmati oleh khalayak di seluruh dunia!" 

"Luar biasa, bukan?" 

"la bukan orang yang bersekolah khusus di bidang ilmu 

perfilman. la hanya seorang anak dengan berbagai gagasan 'gila' 

dan kemampuan untuk bertindak melebihi kemauan orang lain, 

la tidak hanya memiliki impian, namun bertindak dengan 

berbagai cara untuk dapat menjalankan aksinya, agar ia semakin 

dekat dengan impian yang ingin diraihnya. Itu lab yang 

membedakannya dengan orang lain! Impiannya disertai 

tindakan! Hal ini juga membuktikan bahwa ilmu dapat 

diperoleh di mana pun dan kapan pun! Ilmu dapat dipeoleh 

oleh siapa saja. Oleh karenanya, aku tadi mengatakan bahwa 

anak muda bertopi kuncung yang tidur di pinggir jalan pun 

memiliki kesempatan sama dengan orang lain untuk meraih 

impian. Yang diperlukan hanyalah mempunyai kekuatan berupa 

ilmu. Dan ilmu itu dapat diperoleh melalui gabungan dua hal, 

yaitu impian dan tindakan!" 

"Art inya, setiap orang mempunyai hak yang sama untuk 

mencapai cita-cita!" 

"Betul sekali. Memang tidak gampang untuk mencapai impian 

tanpa disertai usaha keras. Oleh karena itu, ada orang yang 

sukses dan ada orang yang tidak sukses. Semua itu tidak 

tergantung pada keberuntungan, namun dari usaha dalam 

meraih impiannya!" 

"Banyak orang memiliki gagasan 'gila' dan impian luar 

biasa, namun semua itu biasanya hanya bercokol dalam pikiran 

tanpa pernah ditindaklanjuti. Hanya orang-orang tertentu 

dengan kegigihan luar biasa lah yang dapat melakukan usaha 

pencapaian keinginan secara maksimal!" 

"Memiliki gagasan 'gila'. Apakah hal itu berarti memiliki gagasan 

sensasional yang berbeda dari aturan main?" 

"Bisa ya, bisa tidak!" 

"Maksudnya?" 

"Jika gagasan itu baik dan jelas bisa diterima oleh masyarakat, 

orang itu memiliki gagasan yang relevan, dan hal ini tidak perlu 

dirisaukan karena masih sesuai dengan norma-norma 

masyarakat. Namun, jika gagasan itu sangat kontradiktif, orang 

itu memiliki tantangan untuk membuktikan bahwa gagasannya 

benar dan akan menghasilkan sesuatu yang baik di masa 

depanl" 

"Artinya, gagasan yang kontradiktif lebih berbahaya?" 

"Hmm, mungkin saja. Akan tetapi, jika pada suatu hari gagasan 

itu diterima oleh masyarakat, gagasan itu akan menjadi luar 

biasa!" 

"Ambillah contoh Galileo, yaitu seorang ilmuwan yang 

menyatakan bahwa dunia itu bulat dan berputar mengelilingi 

Matahari. Di zamannya, orang tidak bisa menerima 

pernyataannya. Ilmuwan dan agamawan menantang 

gagasannya. Mereka menganggap Bumi yaitu  pusat dari alam 

semesta. Alhasil, Galileo dijatuhi hukuman. Namun, sekarang 

pembuktian menyatakan berbeda. Mau tidak mau, gagasannya 

menyebar dan diyakini masyarakat, dan ia menjadi sangat 

terkenal. Bagaimana denganmu? Bukankah menjadi seorang 

pesulap di Indonesia yaitu  gagasan yang glial Adakah 

tantangan dari pihak lain? Aku yakin pasti adai" 

"Ya, saatdulu aku bercita-cita ingin menjadi pesulap, orangtuaku 

langsung melarang! Mereka mengatakan bahwa dengan main 

sulap saja aku tidak akan bisa hidup! Lihat saja pesulap-pesulap 

Indonesia sekarang ini! Mau makan apa aku nanti? Dan, teman-

teman juga selalu mengejekku sebagai badut sulap anak yang 

tidak akan bisa berkembang dan hanya menjadi tontonan 

murahan. Aku tidak menyalahkan mereka, karena saat itu, sulap 

sendiri sangat dianggap remeh oleh masyarakat, bahkan tidak 

dianggap sama sekali! Ini lah yang menantangku untuk 

membuktikan pada mereka! Aku berusaha keras menciptakan 

citra, karakter, jenis permainan yang berbeda, dan segalanya 

untuk membuktikan bahwa sulap yaitu  seni yang patut 

dihargai." 

"Bagaimana hasilnya sekarang?" 

"Aku merasakan perubahan besar dalam seni sulap. Sekarang 

seni ini sudah menjadi salah satu seni hiburan alternatif yang 

lumayan dihargai!" 

"Semua itu terjadi karena kamu berani mengambil langkah yang 

berbeda. Terkadang dalam hidup, orang harus berani 

mengambil langkah yang berbeda. Di dunia ini tidak ada yang 

tidak mungkin. Segalanya dapat terjadi jika kita memang ingin 

dan dengan sungguh-sungguh. Aku meyakini hal itu!" 

"Artinya, manusia harus selalu meyakini apa yang diyakininya." 

"Betull Dan, aku percaya bahwa keyakinan yang terus diyakini 

lambat laun akan menjadi sebuah kenyataan." 

"Setelah semua i tu men jad i kenyataan, dan manusia 

mendapatkan apa yang diingininya, apa yang selanjutnya harus 

ia lakukan?" 

"Bersiap menghadapi perubahan." 

"Maksudnya?" 

"Kenikmatan yang didapat dengan usaha sendiri memang layak 

untuk dinikmati. Namun terkadang manusia terlalu dibuai 

kenikmatan dalam dirinya dan menjadi lengah sehingga lupa 

bahwa kenikmatan itu bisa berubah kapan pun tanpa ia ketahui, 

dan sirna secara tiba-tiba sekali!" 

"Contoh nya?" 

"Banyak sekali orang yang berhasil di satu bidang usaha, diam 

menikmati hasilnya. Mereka berharap bahwa usahanya yang 

sukses itu akan membuatnya nyaman seumur hidup, tanpa 

berpikir bahwa mereka hidup di dunia nyata, di mana segala 

sesuatu dapat berubah dengan cepat tanpa mampu dihentikan!" 

"Yang terjadi kemudian yaitu  jika suatu saat nanti usaha 

itu tidak lagi membuahkan hasil, mereka akan putus asa dan 

tidak mampu lagi melakukan apa-apa. Yang biasanya terjadi, 

mereka duduk diam sambil merenungi nasib tanpa mengambil 

tindakan apa pun." 

"Kalau begitu, kamu yaitu  orang yang pesimis. Mengapa kita 

harus takut kalau-kalau apa yang sudah kita lakukan akan 

berubah menjadi kegagalan?" 

"Aku tidak berkata bahwa kita harus hidup dalam ketakutan. 

Aku hanya mengatakan bahwa kita harus siap menerima 

perubahan, dan kita tidak boleh bersikap statis di dalam hidup. 

Setelah kita menemukan apa yang kita mau, bukan berarti kita 

lalu diam dan tak melakukan apa-apa. Kita malahan harus 

berpikir tentang apa lagi yang perlu dilakukan agar semuanya 

berkembang menjadi lebih baik. Sebagai manusia, kita harus 

cerdik, menggabungkan insting dengan pemikiran, kreatif, 

mampu menghadapi perubahan yang datangnya tiba-tiba, serta 

tidak bersikap statis. Kita harus terus bergerak dan berkarya 

serta tidak duduk diam sekadar menikmati hasil yang sudah 

kita peroleh!" 

"Kurasa aku mengerti." 

"Pernahkah kamu mendengar ada orang yang enggan pindah 

kerja, walaupun ditawari penghasilan yang lebih baik di tempat 

yang baru, hanya karena ia sudah menikmati bekerja di 

tempatnya yang sekarang dan tidak mengenal tempat baru yang 

baru, sehingga akhirnya ia bertahan di tempat lama dengan 

penghasilan yang segitu-segitu saja? Atau, seorang istri yang 

dianiaya suaminya selama bertahun-tahun, namun tetap tidak 

berani bercerai? Atau, seorang pria yang hendak bunuh diri 

karena putus cinta dengan pacarnya? 

"Sering sekali. Misalnya, kasusdi mana seorang suami memukuli 

istrinya, namun si istri bertahan dan enggan bercerai. Hal ini 

sampai sekarang masih menjadi pertanyaan besar bagiku." 

"Itu karena manusia takut akan perubahan dan merasa lebih 

baik untuk diam menikmati hasil alih-alih bergerak dengan pola 

kreatif. Ingatlah, semua hal dapat berubah secara tiba-tiba dan 

mengejutkan, dan kita harus sanggup mengikuti pola perubahan 

jika ingin berada di posisi bertahan." 

"Tapi pada kasus ini, kurasa si istri tidak menikmati hasil. Yang 

ada yaitu  kekerasan, bagaimana kamu bisa mengatakan diam 

dan menikmati hasilV 

"Secara logika mungkin memang begitu, namun yang 

sebenarnya terjadi yaitu  ketakutan untuk melanjutkan 

perjalanan: Bagaimana jika langkah yang ditempuhnya akan 

membawanya ke kondisi yang lebih parah? Bagaimana dengan 

pandangan orang atau teman-temannya? Bagaimana dengan 

kehidupan anak-anaknya? Kondisi ini menciptakan sebuah 

kenikmatan maya untuk juga ketakutan maya melangkah lebih 

jauh. Konyol, bukan?" 

"Sayang sekali banyak manusia takut untuk berubah dan 

bergerak seiring perubahan yang terjadi." 

"Sangatbanyak." 

"Namun tidak semua manusia." 

"Mungkin juga." 

alam terus berlalu, walaupun kini waktu serasa 

berhenti tanpa penjelasan. 

Kakek itu telihat lebih bersemangat dengan 

obrolannya. Tangan-tangan tuanya tidak pernah berhenti 

bergerak seturut ucapannya. M is te r i be lum te rkuak . 

Pertanyaanku semakin banyak, mungkin tidak akan selesai 

dalam waktu sesingkat ini, walaupun mungkin waktu tidak lagi 

berarti banyak di sini. 

"Aku punya sebuah pertanyaan yang mungkin terdengar bodoh, 

namun akan menarik j ika jawabannya keluar dari seorang 

pemikirseperti d ir imu." 

"Hmm, pertanyaan tidak pernah menjadi sesuatu yang bodoh. 

Mungkin memang sederhana, namun tidak pernah bodoh. Apa 

pun pertanyaanmu, aku ingin mendengarnya." 

"Tapi ini benar-benar bodoh." 

"Aku akan mendengarkan." 

"Hmm, kamu percaya dengan ramalan bintang?" 

"Mengapa bertanya seperti itu?" 

"Mungkin karena aku melihat banyak sekali orang yang percaya. 

Hampir setiap wanita muda yang membeli tabloid biasanya 

melihat ramalan bintang terlebih dahulu sebelum berita lainnya, 

namun aku selalu meragukan kebenarannya." 

"lumlah manusia di Bumi ini tidak pernah bisa tepat dihitung, 

yangpasti miliaran." 

"Bagaimana semua orang ini dapat dikelompokkan 

menjadi 12? Bukankah jumlah bintang hanya ada 12? Sangat 

tidak masuk akal. Apakah semua orang yang berbintang sama 

akan mengalami hasib yang sama? Kalau benar, kurasa hidup 

akan sangat mudah dijalani." 

"Kurasa ramalan bintang yaitu  hal paling bodoh yang 

pernah ada di muka Bumi ini." 

"Lalu mengapa banyak orang memercayainya?" 

"Hmm, aku juga tidak yakin kalau mereka benar-benar 

memercayainya. Kurasa hal itu sekedar mode atau tren. 

Bukankah semua orang ingin memercayai hal-hal yang berada 

di luar jangkauan pikiran mereka? Kurasa mereka juga tahu 

bahwa hal itu tidak benar, namun mereka menikmatinya 

sebagai hiburan alternatif. Tidak lebih!" 

"Namun ada orang yang benar-benar percaya." 

"Orang-orang bodoh!" 

"Bagaimana dengan dukun yang dapat meramal masa depan 

seseorang?" 

"Itu lebih bodoh lagi! Tidak ada satu makhluk hidup pun yang 

dapat meramal masa depan." 

"Dukun itu hanya bermain kata-kata. Mereka hanya 

memanipulasi klien dengan prediksi yang sifatnya global seperti, 

'Kamu akan bepergian jauh' 'Kamu tidak betah dengan tempat 

kerjamu' 'Kamu akan menikah tiga tahun lagi'. Semua itu bersifat 

global saja. Mereka tidak pernah lari ke hal-hal mendetail. Semua 

itu hanya permainan kata. Sama seperti memasukkan setan ke 

dalam botol. Hahahal" 

"Namun ada orang yang bersaksi bahwa ramalannya tepat. 

Bagaimana hal itu bisa terjadi?" 

"Nah, di sini lah lucunya cara berpikir manusia. Terkadang 

mereka hanya mengingat-ingat hal yang positif. Mereka kerap 

melupakan hal yang negatif." 

"Maksudnya?" 

"Mungkin dari 100 ramalan yang diberikan, yang terjadi hanya 

satu, dan itu lah yang diingat. Mereka kerap melupakan ramalan 

yang tidak terjadi, sedangkan yang terjadi diceritakan ke mana-

mana, sehingga menciptakan suatu pembodohan sosial dalam 

masyarakatl" 

"Contohnya, aku dapat mengatakan bahwa kamu orang 

yang suka bekerja keras, kamu orang yang tangguh dalam 

menghadapi masalah, namun kamu terkadang kurang dapat 

menghadapi masalah yang tampaknya kecil, kamu terkadang 

tidak bisa tidur hanya karena sebuah masalah kecil yang belum 

selesai, kamu juga termasuk orang yang banyak teman. 

Kekuranganmu, kamu terkadang sulit menjaga rahasia. Kamu 

memiliki masalah dengan kesehatan terutama di tenggorokan 

dan perut. Kamu sering terlambat makan. Betulkah?" 

"Bagaimana kamu bisa tahu semua itu?" 

"Ini lah yang aku sebut pembodohan sosial. Aku tidak 

membacamu, namun aku membaca orang kebanyakan. 

Bukankah semua orang kurang lebih memiliki masalah yang 

sama? Semua orangpasti senang jika dibilang mampu mengatasi 

masalah, semua orang pasti tidak bisa tidur jika memiliki 

masalah yang belum selesai, dan kurasa semua orang juga sulit 

menyimpan rahasia. Yang aku katakan yaitu  hal-hal yang 

bersifat global, namun kamu mengiyakannya sebagai hal yang 

luar biasa." 

"Bagaimana dengan penyakit tenggorokan dan perutku?" 

"Kamu merokok! Dan jam segini kamu baru pulang, kurasa 

kamu pasti jarang makan tepat waktu! Ingatlah bahwa dukun 

atau peramal palsu sangat pandai menilai orang." 

"jika mereka bertemu klien, mereka pasti terlebih dahulu 

meneliti klien itu mulai dari wajah, tubuh, pakaian, jam tangan, 

dan sebagainya. Dan, semua itu dijadikan acuan yang berguna 

bagi peramal ini . Misalnya, yang datang yaitu  seorang 

gadis berpakaian mahal dan dandanan modis, maka ia akan 

mengatakan bahwa gadis itu yaitu  gadis yang punya banyak 

teman, namun suka terlalu pilih-pilih dalam berteman. Lalu ia 

akan mengatakan bahwa gadis itu kurang pandai mengatur 

keuangannya, dan memiliki masalah dengan kekasihnya. (90% 

wanita muda yang mengunjungi peramal dengan membawa 

masalah, pasti memiliki masalah dengan kekasihnya.) Jika yang 

datang ibu-ibu, masalahnya yaitu  dengan anak. 

"Peramal itu hanya menggunakan psikologi, tidak lebih 

tidak kurang." 

"Lalu bagaimana dengan orang yang dapat meramal masa 

depan?" 

"Seperti yang kukatakan, manusia terkadang hanya mengingat 

hal-hal yang betyl terjadi dan melupakan sisanya. Dan 

terkadang ramalan yang diberikan juga bisa memberikan sugesti 

luar biasa sehingga membuat hal itu benar-benar terjadi." 

"Maksudnya?" 

"Ada seorang peramal yang mengatakan pada seorang gadis 

bahwa ia akan memiliki suami bule. Jika gadis itu benar-benar 

terpengaruh dan membuatnya menjadi sebuah keyakinan baru, 

hal yang terjadi selanjutnya dalam kehidupannya akan 

mengarah pada pernyataan si peramal. la akan menolak 

berpacaran dengan orang lokal, dan mulai melihat-lihat bule 

yangada di sekitarnya, karena ia yakin ia akan menikah dengan 

bule. Maka, pergaulannya akan berubah dan mungkin ia tidak 

mau diajak berkencan oleh orang yang bukan bule. Dengan 

demikian jika ramalan menjadi kenyataan, itu karena ia yang 

membuatnya begitu karena \a benar-benar percaya pada 

ramalan itu, sehingga segala sesuatu yang kelak ia jalan akan 

menuju hingga menjadi sebuah kenyataan! 

"Aku terima, bagaimana dengan ramalan kartu?" 

"Lebih bodoh lagi! Kartu itu untuk bermain, bukan untuk 

meramal. Mungkin nanti akan lahir ramalan dadu, ramalan 

pingpong, dan sebagainya." 

"Ya, aku mengerti." 

"Hmm, namun ada hal yang sangat menarik dari kartu." 

"Apa itu?" 

"Kartu yang selama ini kita gunakan untuk bermain 

sesungguhnya menyimpan banyak misteri. Kartu tidak dibuat 

dengan sembarangan, namun berdasarkan hitungan yang luar 

biasal" 

"Maksudnya?" 

"Perhatikan satu pak kartu, jumlahnya 52, dan jumlah itu tepat 

dengan jumlah minggu dalam satu tahun. Dua warna mewakili 

siang dan malam, 4 gambar untuk mewakili 4 musim dalam 

satu tahun, 13 kartu per jenis mewakili 13 perubahan fase bulan 

dalam satu tahun. Dan jika kita menjumlahkan seluruh kartu 

seperti 1 +2 + 3... + 13 (Jack=l1, Queen =12, King=13) dan 

mengalikannya dengan 4 karena empat jenis, maka jumlahnya 

yaitu  365, jumlah hari dalam satu tahun. Menarik, bukan?" 

"Berarti kartu bisa kita pakai untuk meramal?" 

"Sama sekali tidak ada hubungannya!" 

"Aku hanya bercanda." 

"Tidak lucu." 

"Sayang sekali semua itu tidak benar." 

"Terkadang memang kebenaran tidak semanis kenyataan. 

Pasrahkan diri kita pada sistem yang ada: Kita berbuat, berkreasi, 

hidup dengan misteri di depart kita, dan semua itu hams kita 

hadapi. Mengetahui masa depart memang tampaknya 

menyenangkan, namun menghilangkan misteri yang 

memberikan kejutan. Kadang manusia memerlukan kejutan 

demi kejutan di dalam hidupnya." 

"Mengetahui masa depan... menghilangkan kejutan itu." 

"Menghilangkan arti kehidupan itu sendiri." 

ngin mas.uk ke dalam ruangan entah dari mana. Hari 

itu terasa berbeda sekali. Pertanyaan demi pertanyaan 

terlontar mungkin tanpa arah tujuan. Aku pun tidak 

tahu sampai di mana aku bertanya. Terkadang terasa berat 

dengan bobot yang ada, terkadang terasa ringan mengalir tanpa 

beban sedikit pun. 

"Sudan berapa lama aku berada di dalam ruangan ini?" 

"Kurang lebih tiga bulan." 

"Apa?" 

"Tiga bulan, kurang lebih." 

"Bagaimana mungkin?" 

"Pertanyaan yang masuk membutuhkan pemikiran, dan 

jawaban yang diberikan memerlukan pemandangan dari 

berbagai sudut. Itu bukan pekerjaan mudah." 

"Tapi...." 

"Diam dan lanjutkan saja!" 

"Baik, kita lanjutkan. Adakah sesuatu yang hakiki di dalam 

kehidupan manusia?" 

"jelasada." 

"Apa itu?" 

"Kepercayaan." 

"Maksudmu?" 

"Kepercayaan itu hakiki, entah benar atau tidak menurut logika, 

namun manusia menganggapnya sebagai sesuatu yang pasti 

dan hakiki." 

"Jelaskan maksudmu." 

"Dengarkan baik-baik." 

"Aku selalu mendengarkan." 

"Dalam hidupnya, manusia memiliki sesuatu yang sangat hakiki 

dalam konsep pemikiran ataupun kehidupan. Sesuatu yang 

manusia perjuangkan, perdebatkan, setujui, dan pertentangkan 

dalam hidupnya. Sesuatu yang kita sebut kepercayaan." 

"Ketika manusia masuk ke dalam zona kepercayaan, 

banyak hal di luar logika yang akan dipercayainya. Contohnya 

yaitu  agama. Betapa banyak kekerasan, pembunuhan, perang, 

dan korban yang terjadi hanya karena memperdebatkan sebuah 

kepercayaan. Tetapi kita tidak akan berbicara tentang agama 

dalam hal ini. Kalau kamu ingin berbicara tentang agama, 

mungkin kamu harus mengambil buku tebal yang kamu simpan 

di lemarimu dan tidakpernah kamu buka-buka." 

"Bisa saja kamu in i . " 

"Kita akan mengambil sebuah contoh sederhana, tetapi dapat 

membuatmu mengerti tentang betapa pentingnya kepercayaan 

seseorang." 

"jelas kamu mempunyai orangtua, entah mereka masih 

hidup atau sudah tiada. Tapi yang akan aku tanyakan di sini 

yaitu  apakah kamu tahu siapa orangtuamu? Ketika aku 

menanyakan hal ini, mungkin kamu akan mengatakan bahwa 

aku aneh, dan bahwa jelas kamu tahu siapa orangtuamu. Tapi 

aku akan bertanya lagi, apakah kamu yakin bahwa kamu tahu 

siapa orangtuamu? Lalu kamu mungkin akan berkata lagi bahwa 

kamu yakin. Tetapi coba pikirkan hal ini. Mana yang benar: 

kamu tahu orangtuamu, atau, kamu percaya mereka yaitu  

orangtuamu? Tahu dan percaya yaitu  dua hal yang sangat 

berbeda. Tahu yaitu  sesuatu yang didukung logika, dan 

percaya itu mengesampingkan logika. Kamu bilang kamu tahu 

orangtuamu. Kurasa, dari semua orang di dunia ini, mereka 

yang betul-betul tahu siapa orangtuanya hanya 20%. Selebihnya 

hanya percaya kalau mereka yaitu  orangtuanya, tetapi tidak 

pernah tahu orangtua yang sebenarnya. Mengapa aku 

mengatakan hal itu? Karena aku berpikir secara logika. Coba 

pikirkan, ketika kamu mengatakan bahwa kamu mengetahui 

orangtuamu, di mana logikanya? Ingatlah, logika yaitu  sesuatu 

yang didasarkan pada bukti, bukan tesis belaka. Sekarang, apa 

buktinya bahwa mereka yaitu  orangtuamu? Apakah kamu 

memiliki foto sejak kamu kecil, ketika baru keluar dari rumah 

sakit? Bisa saja itu rekayasa." 

"Mungkin saja kamu yaitu  anak pungut yang memang 

diambil dari rumah sakit itu. Dan hal itu dirahasiakan oleh 

orangtuamu hingga sekarang. Hah... itu pun kalau mereka 

memang orangtuamu!" 

"Pernahkah kamu mencocokkan DNA-mu dengan DNA 

orangtuamu? Kalau pernah dan hasilnya sama, mungkin aku 

baru percaya, tapi itu pun baru percaya 75% karena mungkin 

saja terjadi kesalahan pada saat pengecekan." 

"Tapi apakah kamu pernah pusing memikirkan hal itu? 

Kurasa jawabannya tidak. Karena kamu sesungguhnya sudah 

masuk ke dalam zona kepercayaan. Di zona ini, manusia tidak 

mau lagi ambil pusing apakah sesuatu itu masuk logika atau 

tidak. Yang penting yaitu  kita sudah percaya, apa pun yang 

orang bicarakan tidak akan memengaruhimu, karena kamu 

sudah percaya." 

"Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan manusia atas 

suatu hal akan mengubah jalan pikiran orang itu. //Tea kamu 

percaya angka 13 yaitu  angka sial, kamu akan selalu 

menghindari angka itu. Jika kamu percaya bahwa angka 8 akan 

membawa rezeki, kamu akan selalu mencari segala se.suatu 

yang mengandung angka itu. Sangat disayangkan bahwa 

kepercayaan biasanya dapat membuat segala sesuatu 

diperjuangkan, apa pun risikonya." 

"Apa pun risikonya?" 

"Ya, apa pun risikonya. Oleh karena itu, sebenarnya 

kepercayaan menjadi hal yang sangat hakiki di dalam hidup 

manusia. Sekali manusia terjerumus ke dalam sebuah 

kepercayaan yang salah, ia akan tetap memperjuangkannya, 

karena hal itu sudah dianggap sebagai sesuatu yang benar bagi 

dirinya. Manusia harus berhati-hati dalam memercayai sesuatu." 

"Kurasa kamu benar." 

"Selalu benar." 

"Namun bagaimana jika seseorang memercayai sesuatu yang 

benar, namun bertentangan dengan pandangan masyarakat?" 

"Maksudmu? Berikan contoh." 

"Orang yang berbeda agama. Mereka dilarang menikah karena 

agama yang berbeda, namun menurut mereka hal itu tidak 

benar. Mereka percaya perbedaan itu mampu menciptakan 

suatu kesatuan, tapi peraturan melarangnya. Bagaimana hal 

seperti itu menurutmu? Bukankah kepercayaan itu benar, namun 

dilarang?" 

"Seperti itu lah manusia. Mereka membuat peraturan yang 

menurut mereka benar, atau yang dipercayainya sebagai sesuatu 

yang benar, walaupun hal itu mungkin tidak benar. Namun, di 

sini berlaku hukum di mana yang membuat peraturan selalu 

benar." 

eBook by MR. 

"Jadi?" 

"Yah, aku tidak tahu. Toh, buktinya kamu bisa menikah 

walaupun beda agama. Coba beritahu bagaimana caranya? 

Hahaha!" 

"Hei , bukan itu yang kutanyakan. Itu rahasia! Pertanyaanku 

yaitu  bagaimana dengan keadilannya?" 

"Anakku, kamu hidup di dunia, bukan di surga. Di sini keadilan 

tidak selalu menang. Yang menang yaitu  pihak yang berjumlah 

lebih banyak, Semacam hukum rimba." 

"Yang kuat selalu menang?" 

"Yang kuat, yang licik, dan yangpintar." 

"Artinya, kebenaran tidak selalu menang?" 

"Kita tidak hidup di dalam komik atau film Hollywood yang 

menyatakan bahwa kebenaran selalu menang. Kita hidup di 

dunia nyata, di mana tidak semua impian manis menjadi 

kenyataan. Berapa banyakkah orang yang jujur, baik hati, taat 

pada agama, dan sebagainya, namun hidupnya sengsara dan 

tertindas? Bandingkan dengan orang-orang besar yang munafik, 

yang menggunakan kekuatan dan kelicikannya untuk 

memperoleh kekayaan atau kekuasaan. Di dunia yang kita 

tinggali ini tidak berlaku hukum seperti yang ada di dalam buku 

dongeng. Sadarlah! Lihatlah kita berada di mana." 

"Kalau begitu, tidak ada gunanya manusia berbuat benar dan 

baik?" 

"Aku tidak pernah berkata seperti itu. Manusia dilahirkan 

dengan kebebasan. Kita yang memilih bagaimana kita akan 

menggunakan semua itu. Pada akhirnya, mungkin kebaikan 

tidak selalu menang seperti di dalam film, namun manusia yang 

beriman dan percaya pada Tuhan menyadari bahwa kehidupan 

di dunia ini hanyalah kehidupan sementara. Kita masih akan 

melanjutkan perjalanan panjang setelah kematian, dan di sana, 

segala amal kebaikan akan diperhitungkan dengan cermat. Di 

sana, kebaikan dan ketulusan akan mendapatkan pahala 

secukupnya, sedangkan kedengkian dan kemunafikan akan 

mendapatkan balasan yang setimpal. Nanti... di dunia setelah 

yang satu ini." 

"Penantian yang lama sekali." 

"Penantian yang lama sekali." 

eBook by MR. 

ini raganya sudah jauh berbeda. Saya merasakan 

kenyamanan mendalam di sini. Segalanya berjalan 

begitu mudah dan cepat. Pertanyaan-pertanyaan yang 

selama ini ada di dalam pikiran sudah saya ajukan satu per 

satu. Pandangan curiga dan waswas semakin pudar ditelan 

waktu. Hanya saja, saya tidak bisa memercayai bahwa saya 

sudah terkurung di sini selama tiga bulan. Namun, setelah semua 

ini, saya mungkin dapatdengan mudah memercayainya... siapa 

pun dia... apa pun dia.... Kakek tua itu penuh kejutan, penuh 

arti dan bijak. Mungkin Anda pun akan berharap menemuinya 

sendiri kelak di kamar Anda. Siapkan minuman hangat, j ika ia 

datang nanti. 

"Sebentar lagi aku harus pergi dari sini." 

"Mengapa?" 

"Masih ada banyak hal yang harus aku lakukan. Aku tidak bisa 

diam di sini saja." 

"Jadi kamu bisa datang dan pergi semaumu?" 

"Aku datang karena kamu memiliki banyak pertanyaan, dan 

aku sudah menjawabnya. Namun jangan sampai waktu yang 

panjang ini mulai menghabiskan pertanyaanmu. Biarkan 

perjumpaan ini singkat dan padat, namun berisi serta tidak 

dibuat-buat dan tidak menjadi sampah... juga hilang bobot!" 

"Tapi aku masih punya banyak pertanyaan untukmu." 

"Bukankah kamu tadi mengusirku?" 

"Ya, tapi itu tadi." 

"Hahaha...! Sifat manusia, bukan? Merasa memerlukan ketika 

sudah kehilangan." 

"Itu pola pikirmu saja." 

"jika kamu mengatakan tentang pola pikir, itu akan jadi lebih 

menarik." 

"Maksudmu?" 

"Bagaimana jika kita gunakan sedikit waktu untuk membahas 

pola pikir manusia?" 

"Baiklah, apa maksudmu?" 

"Begini, kamu jelas tahu tentang kata paradigma, semua itu 

berasal dari sebuah pemikiran, bukan? Sebagai manusia, kita 

harus berhati-hati dalam berpikir, karena pikiran secara tidak 

langsung akan memengaruhi sikap, dan sikap akan 

memengaruhi sifat, lalu sifat akan memengaruhi pola hidup, 

yangpada gilirannya akan kembali memengaruhi pikiran kita." 

"Apa maksudmu?" 

"Maksudku, manusia harus berhati-hati dalam berpikir, karena 

hal itu dapat masuk dan mengubah pola pikirnya di masa 

mendatang." 

"Aku tidak mengerti." 

"Baiklah, begini.".. manusia sekarang terbentuk karena pola pikir 

yang diberikan pada zaman dulu oleh nenek moyang, dan itu 

membentuk sebuah pola pikir yang dipercayai... ada yang baik, 

namun banyak juga yangburuk." 

"Aduh... apa maksudnya?" 

"Contohnya? Kamu ini memang harus selalu dibimbing dengan 

contoh. Begini, mengapa manusia takut hantu?" 

"Karena seram." 

"Kalau boneka beruang?" 

"Lucu." 

"Itu dia masalahnya—karena sejak kecil manusia dikondisikan 

bahwa segala sesuatu yang berbentuk seperti itu yaitu  seram, 

sedangkan yang berbentuk seperti ini yaitu  lucu. Paham?" 

"Sama sekali tidak." 

"Kamu takut hantu karena sejak kecil ditanamkan bahwa hantu 

itu seram, suka mengganggu orang, minum darah, dan 

sebagainya, sedangkan boneka beruang itu lucu, halus, dan 

lembut. Bahkan kamu tidur dengannya. Ini lah yang masuk ke 

dalam alam bawah sadarmu dan memengaruhi pikiranmu, yang 

kemudian memengaruhi sikapmu!" 

"Jadi?" 

"jadi, apa yang kita pelajari dalam pikiran kita sejak dini, akan 

memengaruhi kita selamanya." 

"Lalu jeleknya?" 

"Oh, banyak. Contohnya, mengapa orang gendut selalu 

dikucilkan? Bukankah karena sejak dulu anak-anak kita 

dipersepsikan seperti itu? Lihatlah mana ada tokoh jagoan yang 

gendut? Yang ada hanyalah badut... simbolisme kelucuan yang 

konyol." 

"Coba kalau sejak kecil diceritakan bahwa gendut itu 

bagus dan sebagainya, lalu kalau jagoan dalam film-film kartun 

selalu menggunakan si gendut sebagai jagoan atau pemenang, 

kurasa persepsi kita akan mengatakan bahwa gendut itu bagus 

dan kurus itu jelek." 

"Sama saja dengan hal-hal seram. Kalau kamu punya anak, 

cobalah menaruh mainan-mainan seram seperti hantu-hantuan 

dan sebagainya. Kurasa jika besar nanti, ia tidak akan takut 

pada hantu. Masuk akal, bukan? Hal itu terjadi karena pola 

pikirnya berubah dan berbeda." 

"Oke, aku mengerti, kamu mencoba mengatakan bahwa apa 

yang kita lihat, rasakan, dan lakukan ini yaitu  karena persepsi 

yang semata kita percayai. Dan jika kita mengubah persepsi 

itu, segala tingkah laku kita akan ikut berubah." 

"Va, itu lah maksudku. Oleh karena itu, sebaiknya manusia lebih 

berhati-hati dalam berpikir dan menerima paham yang ada di 

masyarakat. Telaah dulu apakah hal itu benar dan baik, karena 

ketika paham itu masuk ke dalam kepercayaan, paham itu akan 

sulit sekali dihilapgkan atau diubah." 

"Ingatlah, di sini paradigma bekerja, di mana segala 

sesuatu menjadi jelek ketika hal itu dipercayai sebagai hal yang 

jelek, dan segala sesuatu menjadi baik ketika hal itu dipahami 

sebagai hal yang baik." 

"Semuanya ada di dalam pikiran manusia, dan di sana lah 

kuncinya." 

"Itu lah kunci dari rahasia kehidupan dan bagaimana 

menikmatinya. Semua berpulang pada mereka yang 

menjalaninya dan pikiran yang ada di benak mereka masing-

masing." 

"Sangat menarik dan sangat berat untuk dipahami." 

"jika kamu tidak dapat memahaminya, kamu memang tidak 

layak mengetahuinya." 

"Kasar sekali dan tajam." 

"Aku hanya berbicara denganmu karena kamu memiliki level 

pemikiran yang sesuai dengan yang aku harapkan, dan aku 

tidak memaksakan hal ini untukmu jika memang kamu tidak 

berada di level itu." 

"Baiklah, kamu menang. Aku mengerti maksudmu, dan terima 

kasih atas nasihatnya yang menusuk. Masih berapa lama lagi 

aku memiliki waktu untuk bertanya?" 

"Selama pertanyaanmu memiliki arti." 

"Arti? Apakah menurutmu pembicaraan ini akan memiliki arti 

untuk orang lain?" 

"Mungkin ya, mungkin tidak." 

"Maksudmu?" 

"Di sini kita tidak membicarakan sesuatu secara mendetail dan 

terfokus. Semuanya masih konsep yang luas, dan konsep yang 

luas dapat diartikan secara luaspula. Terkadang pertanyaanmu 

bersifat universal dan mendalam, sulit dicerna." 

"Namun bukan berarti tidak bisa dimengerti, bukan?" 

"Tergantung dari siapa yang menggunakannya. jika ia masih 

murni, mungkin akan berguna, namun jika ia sudah terisi, 

mungkin akan menjadi tidak ada artinya lagi." 

"Apa maksudmu?" 

"Ada seorangpetualang yang kerjanya menimba ilmu ke seluruh 

pelosok dunia. la mengumpulkan berbagai ilmu dan 

menerapkannya dalam kehidupan, sehingga ia akhirnya 

memiliki pandangannya sendiri tentang segala sesuatu. 

Rangkuman ilmu itu menghasilkan sebuah ilmu baru yang 

menjadi ciri khas berpikirnya. Suatu saat, orang ini bertemu 

seorang guru, la berbicara banyak dan membandingkan teori-

teorinya dengan teori yang didengarnya dari guru itu." 

"Menurutnya, teori guru itu bertentangan dengan teorinya, 

dan ia pun mendebatnya dengan seluruh keahlian dan 

keyakinannya." 

"Guru itu diam dan tidak mendebatnya kembali, namun 

dengan perlahan ia mengambil teko teh dan menuangkan isinya 

ke cangkir orang itu. Masalahnya, cangkir itu masih penuh 

karena belum diminum sama sekali. Namun, guru itu tetap 

menuangkannya hingga teh itu tumpah ke mana-mana." 

"Orang itu terkejut melihat teh yang tetap dituang walaupun 

sudah tumpah. la meminta sang guru untuk berhenti menuang 

ke cangkirnya yang sudah penuh." 

Guru itu pun berkata, "Cangkir ini sama denganmu, Anak 

Muda. Kalau kita tidak mengosongkannya terlebih dahulu, kita 

tidak bisa menikmati teh yang baru." 

190 IJIWA 

"Artinya, kalau kitatidakterlebih dahulu mengosongkan segala 

sesuatu yang selama ini kita yakini, kita tidak bisa mempelajari 

hal baru." 

"Tepat sekali! Terkadang manusia ingin sekali mempelajari dan 

bertanya tentang hal baru, namun mereka mendebatnya dengan 

berbagai alasan, yang menurut mereka masuk akal dan benar... 

menurut persepsinya! Kalau begitu, manusia tidak bisa 

berkembang." 

"Dalam mempelajari sesuatu, manusia harus terlebih 

dahulu melupakan apa yang sudah diyakininya. Manusia harus 

memasukkan sesuatu yang baru itu bukan untuk menjadikannya 

bahan perdebatan, melainkan menjadikannya bahan 

perbandingan yang harus sama dihargai." 

"Menarik." 

"Kembali ke pertanyaan apakah pembicaraan kita ini akan 

berguna, hal itu berpulangpada individu masing-masing. Kalau 

memang mereka menikmatinya dengan pikiran terbuka, 

mungkin semua ini akan menarik dan berguna. Namun kalau 

mereka menikmatinya dengan perdebatan, maka masalah baru 

akan tercipta." 

"Yang tidak berguna." 

"Yang tidak berguna." 

"Namun tidak semua nasihat harus diterima begitu saja, bukan?" 

"Tidak. Yang harus dilakukan yaitu  memahami dan 

membandingkan. Jika hal itu tidak masuk ke dalam pola 

pikirnya, ambillah nasihat itu menjadi sesuatu yang berharga 

untuk tidak diikuti." 

"Karena nasihat yang baik untuk seseorang tidaklah selalu 

baik untuk orang lain, maka kita harus cermat." 

"Hmm, seandainya saja hal ini bisa aku jadikan buku, kurasa 

akan bisa berguna." 

"Tergantung." 

"Tergantung apa?" 

"Persepsi orang akan sebuah buku." 

"Buku yaitu  hal luarbiasa yangdigunakan manusia untuk 

mencari ilmu. Namun buku juga memiliki kelemahan. 

Terkadang buku dapat menghilangkan kreativitas pembacanya, 

apalagi jika sipembaca menerima isinya begitu saja." 

"Sejak kecil, kita dibiasakan, dididik, dan dikondisikan 

untuk selalu mencari jawaban dari buku. Di sini, buku dianggap 

sebagai pusat pengeahuan. Menurutku, buku memang berguna 

untung merangsang gagasan, tetapi aku ragu apakah kita dapat 

memperoleh jawaban penting dari buku. Penulis hanya 

menjelaskan apa yang dianggapnya benar, dan berguna untuk 

memancing pembaca agar menilainya, bukan menerimanya 

buiat-bulat. Tidak semua hal yang baik menurut penulis akan 

baik untuk pembacanya. Di sini kita harus berhati-hati dalam 

menelaah dan menerimanya. Banyak sekali buku 

pengembangan diri yang dijual. Aku akui buku-buku ini 

memang bagus, namun apakah teori yang diberikan penulis 

yaitu  teori universal yang dapat berhasil untuk semua orang? 

Aku meragukannya." 

"Jadi?" 

"Jadi apabila hal ini dijadikan buku dan membuat pembacanya 

memahami serta membuka daya kreativitasnya, hal ini akan 

sangat berguna. Namun jika pembaca menelannya begitu saja, 

hal ini akan menjadi tidak ada artinya." 

"Artinya, buku hanya kita gunakan untuk membangkitkan daya 

imajinasi, dan harus kita kembangkan sendiri sesuai dengan 

kepribadian kita. Begitu juga dengan semua ilmu yang selama 

ini kita pelajari. I lmu itu harus dimengerti hanya sebagai 

pembuka jalan, namun tidak dijadikan patokan kaku yang harus 

diterima dan diterapkan dalam diri kita secara mutlak." 

"Ya." 

"Karena i lmu yaitu  sesuatu yang tidak pasti dan selalu 

berkembang sesuai kemajuan pikiran manusia." 

"Tanpa batas." 

"Ya, tanpa batas." 

"Berbicara tentang i lmu, tadi kamu menjanjikan rumusan 

untuk kaya. Mungkinkah itu?" 

"Menurutku teorinya ada. Namun, bukankah semua teori 

bersifat tidak pasti, lagi pula untuk apa kamu ingin tahu?" 

"Seperti yang kita bahas di bagian awal. Untuk menambah 

pengetahuan yang tidak ada habisnya." 

"Baiklah, bagaimana menurutmu untuk menjadi kaya?" 

"Berusaha sedemikian rupa dalam hidup untuk mencari uang." 

"Itu lah salahnya." 

"Maksudmu?" 

"Kamu masih muda, dan banyak sekali orang muda yang tergiur 

untuk mencari uang sebanyak-banyaknya. Mereka melakukan 

apa saja untuk mendapatkan semua itu. Mereka berprinsip, 

selama masih muda dan mampu, mereka akan membanting 

tulang untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya." 

"Bagus, bukan?" 

"Sama sekali tidak." 

"Kenapa?" 

"Saat muda, kita cukup mencari uang untuk memenuhi 

kebutuhan secukupnya. Namun, yangperlu kita cari sebanyak-

banyaknya yaitu  teman. Bukan uang semata." 

"Aku masih tidak mengerti." 

"Begini, dari mana datangnya pekerjaan, dari mana datangnya 

segala sesuatu yangkelak akan membuatmu kaya? Jawabannya 

sangat mudah, yaitu dari orang yang kamu kenal, dari orang 

yang peduli padamu, dari orang yang merasa bahwa kamu 

orang yang tepat, dari temanl" 

"Kekayaan dan uang akan datang dengan sendirinya jika 

kita memiliki teman yang akan memberikannya pada kita 

keiak." 

"Aku tidak mengerti sama sekali, artinya kita harus meminta 

pada teman?" 

"Oh, sama sekali tidak. Begini saja, coba ingat-ingat, dari mana 

kamu mendapatkan pekerjaanmu yang pertama? Kurasa 90% 

dari orang yang mengenalmu, bukan dari orang tak dikenal. 

Bertanyalah pada orang-orang yang hidupnya sudah sukses, 

dari mana datangnya pekerjaannya? Kurasa jawabannya yaitu  

dari orang yang dikenalnya. Oleh karenanya, semakin banyak 

orang yang kita kenal dan semakin banyak orang yang 

menganggap kita sebagai orang baik, maka semakin banyak 

hal-hal baik yang akan datang dengan sendirinya dari mereka." 

"Jadi?" 

"jadi, selama kamu masih muda, carilah teman sebanyak-

banyaknya. Jangan pandang bulu, siapa pun itu! Ingatlah, roda 

nasib selalu berputar. Orang yang kita kenal sekarang mungkin 

akan menjadi orang yang 180° berbeda kelak!" 

"Artinya?" 

"jangan pilih-pilih dalam berteman, dengan memandang 

statusnya, misalnya status ekonomi, karena kelak nasibnya 

dapat berubah luar biasa, bahkan mungkin akan lebih hebat 

daripada kamu. Mungkin saja, bukan? Dan jika kamu pada saat 

ini tidak pilih-pilih teman, kurasa kelak mereka akan 

mengingatmu dengan balk." 

"Dan balik membantu kita." 

"Dan balik membantu kita... yal" 

"Tapi apa hubungannya dengan rumusan untuk menjadi kaya?" 

"Menurutku, semuanya ada di situ! Kalau kamu mendengarkan 

dengan baik dan merenung, kamu akan mengerti apa yangaku 

maksudl" 

"Tapi kali ini kamu tidak menjelaskannya dengan gamblang 

seperti biasa. Aku masih merasa ada jawaban yang tidak 

sempurnadi sini." 

"Yang aku berikan yaitu  inti dari pemikiran luar. Hal yang 

satu ini sangat berharga, dan aku hanya ingin hal ini dapat 

berguna bagi orang. Dan orang yang benar-benar menggunakan 

daya imajinasi dan kreatifnya lah yang benar-benar dapat 

mengerti dan menerapkan hal ini dalam kehidupannya." 

"Mengapa?" 

"Karena segala sesuatu yang berharga harus dicapai melalui 

perjuangan besar, bukan sembarang usaha." 

"Teman... jawabannya hanyalah mencari teman sebanyak-

banyaknya. Jawaban ini terlalu sederhana untuk ukuran 

pertanyaan yang sangat berat dan berarti." 

"Tidak semua pertanyaan yang berat mengharuskan jawaban 

yang berat pula, bukan?" 

"Terkadang, jawaban dari hal yang sangat rumit terletak 

pada kesederhanaannya. Di sana lah banyak orang terkecoh 

dan mengambil arah yang semakin jauh dari jawaban yang 

sebenarnya sangat sederhana." 

"Seandainya saja kamu mau menjelaskannya secara lebih 

terinci." 

"Teman... jawabannya yaitu  teman." 

"Yah, mungkin kamu benar, kurasa aku mulai mengerti . 

Jawabannya yaitu  teman... teman... sebanyak-banyaknya." 

"Selamat!!!" 

cepat, dan kedua tangannya kini ikut menari-nari seirama 

dengan ucapannya. Rupanya ia hendak pergi dari sini entah ke 

mana. 

Tempat ini akan kembali sepi seperti sediakala, nyaman 

dan hening tan pa kata-kata. 

la harus pergi ke suatu tempat. Hal itu bisa saya rasakan. 

Entah kenapa saya sudah merasa kehilangan. Waktu begitu cepat 

berjalan di luar, walaupun percakapan ini mungkin sudah 

berbulan-bulan berlangsung... dan kini segera berakhir... untuk 

memulai kembali.... 

"Aku harus segera pergi dari tempat ini." 

da sesuatu yang berbeda di dalam tatapan kakek di 

depan saya. Sorot matanya mulai berubah seakan ia 

sedang tergesa-gesa. Bicaranya menjadi semakin 

"Ke mana kamu akan pergi?" 

"Masuk kembali ke dalam sebuah inti." 

"Maksudmu?" 

"Masuk jauh sekali ke dalam sebuah inti yang kamu tidak akan 

mengerti." 

"Jelaskan padaku." 

"Tidak sekarang." 

"Tapi aku masih punya pertanyaan untukmu." 

"Nanti saja." 

"Sampai kapan?" 

"Sampai saatnya tepat." 

"Satu lagi. Satu pertanyaan terakhir." 

"Satupertanyaan terakhir." 

"Setelah itu kamu boleh pergi, dengan janji kamu akan kembali." 

"Aku pasti akan kembali, Anak Muda. Satu pertanyaan terakhir. 

Buatlah sedalam mungkin." 

"Baik." 

"Katakan." 

"Berikan aku rumusan kehidupan, rahasia kehidupan, dan 

jawaban dari inti kehidupan." 

"Pertanyaanmu terlalu universal, sulit untuk dijawab dengan 

kata-kata. Semuanya bersifat misteri." 

"Namun aku yakin ada jawaban dari semua pertanyaan i tu." 

"Menurutku jawaban dari semua itu yaitu  bagaimana kita 

bersikap." 

"Caranya?" 

"Air... jadilah seperti air, maka kamu akan mendapatkan rahasia 

kehidupan di dalamnya." 

"jelaskan tentang menjadi air." 

"Ada sesuatu yang sangat menarik dari air. Air selalu berubah, 

namun di lain pihak, air tetaplah air. Air tetap sama... hanyalah 

air." 

"Air tetaplah air, namun air berubah mengikuti hal lain, 

mengikuti wadahnya. Gayanya sangat alami dan berirama, 

lembut dan halus, namun selalu berubah. Bentuknya tidak 

pernah tetap, namun volumenya selalu sama. Semua itu terjadi 

dengan sendirinya; gerakan dan bentuknya sangat cepat dan 

alami." 

"Air yaitu  simbol kehidupan yang alami, langkah yang 

alami. Air bukanlah benda yang dapat dipegang, namun zat 

yang berubah mengikuti alam sekitar... sebuah irama yang 

mengalir." 

Seperti air, kita harus berubah secara alami mengikuti 

bentuk kehidupan, dan tidak bertentangan dengan alam 

kehidupan, tidak memaksa dan tidak menolak alam kehidupan. 

Hal ini berlaku dalam segala hal... mengikuti irama kehidupan, 

berjalan dengan batin dan keyakinan, kediaman dan 

ketenangan." 

"Di bawah surga tidak ada apa pun yang lebih lembut 

daripada air, dan tidak ada yang sekuat air. Air membantu 

sekaligus dapat membunuh, namun air itu diam dan terus 

mengalir. Tidak ada bandingannya." 

"Manusia lahir lemas dan lembut, sedangkan di saat 

kematiannya, manusia berubah menjadi kaku dan keras. Daun 

yang hidup sangat halus dan lembut, sedangkan daun yang 

mati begitu kering dan rapuh. Artinya, keras dan kaku yaitu  

simbol kematian, sedangkan lembut dan berirama yaitu  simbol 

kehidupan." 

"Lalu?" 

"Ikuti air, pelajari intinya, caranya bergerak dan berubah." 

"Kekakuan tidak akan membawa kemenangan. Ranting 

yang kaku dan keras akan lebih mudah patah dibanding ranting 

yang lembut dan halus mengikuti angin. Namun air yang lembut 

dapat melubangi batu yang terkeras. Artinya, kelembutan dapat 

mengalahkan kekerasan." 

"Manusia mengetahui hal ini, namun jarang 

menggunakannya dalam kehidupan." 

"Bagaimana menggunakannya?" 

"jangan mencari jawaban untuk itu. Amati saja air dan 

menyatulah ke dalamnya. Pelajari dan jadilah air. 

Bermeditasilah bersamanya, lepaskan segalanya, kenangan 

masa lalu, masalah sekarang dan pikiranmu akan masa depan. 

Hilangkan semua itu. Tenang dan mengalirlah bersama air." 

"jangan mengkomentari, jangan berbicara, apalagi 

melawannya." 

"Ikuti jalan dan gerakannya, jangan mengubahnya." 

"Bangunlah dari tidur panjangmu, lalu nikmati keajaiban 

yang ada, lihatlah bunga-bunga, pepohonan, nyanyian anak-

anak di jalan, udara yang segar dan air yang terus mengalir." 

"Ketika segalanya menjadi rumit, berpikirlah seperti air 

dan bergeraklah seperti air." 

"Kembalilah ke titik awal kehidupan... berjalan dengan 

lembut mengikuti alam hingga kita mencapai titik akhir dari 

misteri kehidupan kita, yaitu kematian.... Dan selama itu, 

jadilah air." 

"Namun bagaimana menerapkannya dalam h idup, dan 

bagaimana menjawab misteri kehidupan itu sendiri?" 

"Air. jadilah air. Mengalirlah...." 

"Tapi...." 

Tiba-tiba saja, kakek tua itu berdiri dengan cepat. la meraih 

tongkatnya dan mengacungkannya tinggi-tinggi. Salah satu 

tangannya terkepal di samping, dan tatapannya terarah ke langit-

langit kamar. 

la bergumam seakan membaca mantra, dan tiba-tiba langit-

langit kamar terbuka dengan sendirinya. Dengan lembut dan 

indah, selarik cahaya biru memasuki kamarku, menyelimuti 

dirinya. Butiran-butiran emas kecil beterbangan di sekeliling 

tubuhnya yang berputar searah jarum jam, dan kakinya perlahan 

terangkat dari tanah. Tangannya perlahan menghilang menjadi 

cahaya kuning, disertai gemerlapan emas di sekitarnya. la 

menghilang perlahan bagaikan malaikatyang naik ke surga. 

Hilangditelan malam. 

"Si... Siapa namamu?" 

nda barn saja membaca sebuah karya yang singkat 

dan padat, yang secara keseluruhan tidak akan 

i jmemakan waktu lebih dari dua jam dalam hidup 

Anda. Dan itu sangat bagus, di mana Anda hanya butuh 

sesingkat mungkin waktu untuk membaca sebuah buku. 

Entah berapa banyak buku pengembangan diri yang saya 

pernah baca, karya para penulis besar dunia. Semuanya baik 

dan m e m i l i k i pengaruh yang berbeda-beda pada t iap 

pembacanya. Ketika saya mengadakan survey kecil-kecilan 

tentang buku pengembangan d i r i d i Indonesia, saya 

mendapatkan beberapa kesimpulan lucu: 

• Kebanyakan pembaca hanya akan membaca 25% dari isi 

keseluruhan dari buku itu. Mengapa? 

• Kebanyakan pembaca menerapkan saran di dalam buku 

itu hanya selama beberapa bulan, beberapa minggu, atau 

mungkin tidak pernah sama sekali, dan hanya digunakan 

sebagai pengetahuan yang masuk ke dalam pikiran tanpa 

diikuti tindakan. Mengapa? 

• Kebanyakan pembaca mengatakan bahwa semua hal yang 

disarankan memang bagus, namun tidak untuk dirinya, dan 

hanya akan berguna hanya bagi penulisnya saja. Mengapa? 

Mungkin saya dapat menjawabnya: 

• Buku itu terlalu tebal, dengan isi yang berputar-putar 

sehingga menjadikannya sangat membosankan. 

• Isi buku itu mengandung teori yang sangat mengagumkan, 

namun bukan praktik sehari-hari di dalam kehidupan nyata. 

Pembaca hanya diberi solusi impian (pipe dreams) oleh 

penulis. 

• Setiap pribadi memiliki masalah yang berbeda dan solusi 

yang berbeda pula dalam mengatasinya. Apa pun itu, kita 

tidak bisa mengambil contoh yang berhasil untuk satu 

individu, lalu menerapkannya pada individu lain. Stereotip 

tidak dapat berlaku bagi semua kalangan dari jenis yang 

berbeda. 

Buku yang ada di tangan Anda sekarang ini tidak akan memakan 

waktu Anda sebanyak Anda membaca sebuah novel tebal. Isinya 

bukan solusi impian, namun faktayang beredardi masyarakat, 

dan dapat menjadi acuan yang layak Anda pertimbangkan, dan 

tidak wajib dijalankan! 

Perdebatkan isinya, nikmati pemikirannya, dan bantahlah 

jika perlu. 

Ambillah yang menurut Anda benar, dan buanglah yang 

menu rut Anda bodoh. 

Kemudian, ciptakan pertanyaan-pertanyaan baru yang 

selama ini Anda simpan di dalam pikiran Anda. Buatlah 

jawabannya.... 

Atau, berikan pada saya.... 

Sebagaimana saya katakan, semua ini yaitu  awal dari 

sebuah perjalanan... dan perjalanan ini akan terus berlanjut jika 

Andakembali bertanya... walaupun mungkin tidakakan pernah 

terjawab.