rnya sebuah restoran kecil
di Kentucky mau menerimanya."
"Dan, kini siapa yang tidak mengenalnya? Kurasa, seluruh
dunia pasti pernah mencicipi karyanya. Apakah hal itu akan
terjadi jika ia putus asa? Bayangkan, ditolak 1.009 kali! Kurasa
dibutuhkan manusia yang luar biasa untuk dapat menjadi seperti
dia, bukan?"
"Tapi itu lah yang membuatnya berhasil."
"Betapa banyak anak muda yang masih sehat, yang
terkadang memiliki gagasan luar biasa, tapi sayangnya tidak
tahu cara menyalurkannya. Terkadang mereka merasa kalah
oleh nasib. Mereka merasa sudah mencoba dengan segenap
day a upaya."
"Benarkah pernyataan mereka? Kurasa tidak. Manusia
pada umumnya terlalu gampang menyerah, dan manusia yang
terlalu gampang menyerah tidak akan meraih keberhasilan.
Menurutku, jika kamu melakukan sesuatu dan kamu ingin
menyerah, ingatlah ceritaku tadi. Apakah kamu yakin sudah
benar-benar berusaha? Apakah kamu sudah segigih Kolonel
Sanders? Apakah Mamu yang masih muda kalah dengan
kegigihan dan keyakinan seorang tua seperti dia? Ingat-ingat
hal ini!"
"Menarik, sangat menarik."
"jelas menarik. Dan, ingatlah bahwa pesan dari semua ini
yaitu bahwa dalam melakukan segala sesuatu, manusia harus
menjalankan sebuah aksi, karena cita-cita tinggi tanpa disertai
aksi sama dengan menanam tanpa air. Mulailah dengan sebuah
impian. Semua orang memiliki impian. Bermimpilah setinggi-
tingginya. jangan batasi impian. Cunakan imajinasi. Impian
tidak terbatas oleh waktu, ruang, dan logika. Impian hanya
dibatasi oleh daya imajinasi manusia, jadi cermati impian itu.
Masukkan itu di dalam pemikiranmu sebagai sebuah cita-cita
yang harus kamu raih. Dan terakhir, ambil tindakan untuk
i
meraih impian itu! Impian besar tanpa disertai tindakan bisa
diibaratkan dengan cita-cita anak kecil yang polos. Namun,
impian besar yang diikuti sebuah tindakan akan menciptakan
jalan."
"Bagaimana kalau seseorang bermimpi terlalu besar? Bukankah
hal itu juga tidak masuk akal? Katakanlah seseorang bermimpi
untuk bisa terbang seperti burung. Konyol, bukan?"
"Aku menekankan impian besar yang disertai logika. jika
seseorang bermimpi untuk bisa terbang seperti burung, dan ia
menggunakan daya imajinasinya yang memang tidak didukung
logika, ia akan mati jatuh ke tanah. Namun, jika ia bermimpi
untuk terbang seperti burung dan menggunakan daya logikanya,
sebuah sejarah akan tercipta. Bukankah impian untuk bisa
terbang seperti burung lah yang menciptakan sebuah sejarah?
Dimulai dari sebuah impian lah, maka Wright bersaudara
menciptakan pesawat terbang."
"Berarti tidak ada yang tidak mungkin, bukan?"
"Contoh lainnya?"
"Carilah sendiri."
"Tapi, apakah itu artinya jika manusia memiliki impian yang
luar biasa sulit, impian itu pasti akan tercapai? Bagaimana
dengan, katakanlah, sopir bemo? Bisakah ia menjadi kaya dalam
waktu singkat?"
"Bisa, jelas bisa. Bagaimana caranya? Ribuan, tergantung dari
gagasan dan usahanya."
"Hmm, kalau begitu, kamu tidak memercayai keberuntungan
atau hoki?"
"Tidak, sama sekali tidak."
"Tapi, bukankah keberuntungan itu memang ada. Misalnya,
seseorang tiba-tiba kaya karena menang lotere. Bukankah hal
itu yaitu sebuah keberuntungan?"
"Tidak, sama sekali tidak."
"Menurutku, keberuntungan yaitu tahap di mana
'kesempatan bertemu dengan persiapan dan usaha'. Terkadang
kesempatan datang dengan mudahnya, namun orangnya yang
tidak siap. Sebaliknya, terkadang orangnya siap, tapi
kesempatan tidak kunjung tiba. Anggap saja seseorang
mendapatkan proyek besar. Hal ini hanya akan terjadi jika orang
itu memiliki kemampuan dan persiapan untuk mengerjakan
proyek itu, serta mendapatkan kesempatan. jika orang itu tidak
mengerti apa-apa tentang proyek itu, kesempatan yang datang
akan tidak berarti sama sekali baginya."
"Tadi kamu bertanya tentang orang yang menang lotere.
Apakah hal itu berarti ia mendapatkan keberuntungan belaka?
Mungkin saja, tetapi ingatlah bahwa orang itu juga memiliki
pengetahuan tentang lotere. jika ia tidak mengerti apa itu lotere,
ia tidak akan pernah menang."
"Aku kurang menangkap maksudmu. Adakah teori pasti tentang
hal itu?"
"Maksudnya?"
"Kalau tadi kamu berbicara tentang usaha, impian, dan
sebagainya. Apakah ada teori yang pasti tentang semua itu?"
"Pastinya tidak ada. Namun teori yang mendekati kepastian
mungkin ada."
"Apa itu?"
"Kekuatan. Semua tergantung pada kekuatan. Kita harus
mempunyai kekuatan jika ingin mendapatkan segala sesuatu."
"Maksudnya?"
"Di sini, di zaman yang sudah serbamilenium ini, hukum rimba
masih berlaku. Yang kuat lah yang menang; yang kuat lah yang
mendapatkan segala kesempatan. jika orang itu lemah, ia akan
ketinggalan segalanya, bahkan kesempatan."
"A r t i nya , k i ta harus mengha la lkan segala cara untuk
mendapatkan segala keinginan kita? Jika seperti itu, kita akan
masuk ke dalam hukum barbar lagi. Bukankah itu buruk?"
"Arti kekuatan tidak seperti itu. Kekuatan juga mengikuti
perkembangan zaman. Di masa lampau, ketika manusia masih
hidup di gua, kekuatan fisik menjadi kekuatan dominan. Orang
yang paling kuat secara fisik lah yang berkuasa; orang yang
paling tangkas berkelahi lah yang paling ditakuti. Di zaman
itu, orang yang bertubuh besar dan perkasa mempunyai
kekuatan lebih dari orang yang lemah. Oleh karena itu, di sini
hukum rimba berjalan sempurna. Mereka dapat merampas harta
milik orang yang lebih lemah, membunuh, dan memaksakan
kehendak sesuka hati. Kemudian, tibalah zaman di mana yang
terkuat lah yang menjadi raja, di mana semua orang hams
tunduk kepadanya. Aku menyebut zaman ini sebagai zaman
'Raja-raja'. Di sini, kekuatan akhirnya berubah arti. Manusia
tidak perlu lagi kuat secara fisik untuk mempunyai kekuatan
yang diperlukan untuk berkuasa. Di zaman ini, siapa pun yang
memegang takhta bisa disebut memegang kekuatan. ]ika
manusia dilahirkan menurut garis takhta yang tepat, manusia
itu mempunyai kekuatan yang luar biasa. la lahir sebagai
keturunan raja, dan kekuatan itu mampu membuatnya berkuasa
di segala bidang, termasuk untuk mencabut nyawa seseorang.
Di sini, kekuatan menjadi hal yang bersifat nasib, di mana jika
seseorang terlahir sebagai keturunan budak, ia tidak mempunyai
kekuatan apa pun. Kekuatan raja tidak terbatas. la memiliki
modal yang ditakuti rakyatnya, yang didapatnya karena ia lahir
di saat dan dalam silsilah yang tepat. Begitu pula sebaliknya
dengan para budak yang lahir dengan silsilah budak. Di zaman
ini, aku melihat terjadinya sebuah masalah sosial yang paling
menyedihkan di sepanjang sejarah manusia—ketidakadilan
yang terjadi tanpa manusia mampu mengubahnya."
"Namun, zaman berubah, dan kekuatan raja pun menjadi
ketinggalan zaman. Manusia kemudian memasuki zaman di
mana orang yang memiliki uang dan alat produksi menjadi
mempunyai kekuatan yang luar biasa. Di sini orang kaya
berkuasa. Tidak ada yang dapat melarang karena uang dapat
membeli segalanya. Orang yang memiliki uang berlimpah juga
mempunyai kekuatan luar biasa yang dapat menaklukkan
lingkungan di sekitarnya, bahkan orang yang pangkatnya lebih
tinggi. Peringkat keturunan tidak lagi diperhitungkan. Dunia
sudah mulai masuk ke a/am yang lebih demokratis karena
kekayaan lebih dapat dicari dibandingkan lahir dalam silsilah
yang tepat. Namun, masalah sosial tetap terjadi karena orang
yang lahir dalam silsilah "kaya" akan menikmati kekuatan yang
diwariskan oleh pendahulunya."
"Tapi semua itu sekarang tidak lagi terjadi sekarang.
Kekuatan dapat dicari oleh siapa pun. Kita sudah memasuki
tahap yang lebih sempurna di bidang 'kekuatan'."
"Apa itu?"
"Di zaman ini, takhta, uang, dan segala hal yang bersifat fisik
tidak lagi menjadi kekuatan mutlak. Orang kaya bisa kalah
melawan orang tidak berpunya, sedangkan orang yang lahir
dengan silsilah keluarga yang baik dapat dikalahkan oleh orang
yang lahir dengan silsilah rendahan! Mengapa? Karena sumber
kekuatan di zaman ini sudah berubah. Tahukah kamu apa
sumber kekuatan di zaman ini?"
"Hmm, keberuntungan?"
"Bodoh. jauh... jauh sekali. Bukan itu jawabannya!"
"Lalu apa?"
"Pengetahuan! Pengetahuan menjadi sumber kekuatan yang
luar biasa. Orang yang memiliki pengetahuan luas dan
bermakna akan menjadi orang yang mempunyai kekuatan,
bukan demikian dengan orang yang berpengetahuan sempit!
Siapa pun dapat berhasil asalkan memiliki pengetahuan yang
diperlukan. Dan, itu berarti siapa pun dan di mana pun orang
itu berada, ia dapat mempunyai kekutan yang bisa diraih dengan
usahanya sendiri. la tidak lagi tergantungpada nasib dan silsilah
keturunannya. Bagus, bukan? Siapa pun, termasuk anaktukang
becak miskin, memiliki kesempatan yang sama untuk
mendapatkan sesuatu, jika /'a mempunyai pengetahuan yang
baiki"
"Betapa indahnya! Pengetahuan dapat dicapai dan
dipelajari di mana pun dan oleh siapa pun! Kita memasuki
zaman di mana orang pandai akan berkesempatan besar untuk
berhasil."
"Berarti kita semua harus bersekolah tinggi supaya berhasil?
Bagaimana anak tukang becak bisa bersekolah tinggi?"
Bukan, bukan sekolah! Pengetahuan lah yang berkembang.
Sekolah memang bagus untuk memberikan dasar pengetahuan,
namun tidak memberikan pengetahuan yang berlaku di
masyarakat. Maksudku yaitu pengetahuan yang mengikuti
tren. Aku mengenal seseorang yang lulus SI sekitar 15 tahun
lalu. la bekerja di sebuah perusahaan komputer, dan pekerjaan
ini sangat cocok untuknya yang memang lulusan SI di bidang
ilmu komputer. Kemudian terjadilah masalah. la terlalu
menikmati pekerjaannya. la bertahan di sana selama bertahun-
tahun, bahkan menangani tugas sejenis selama 10 tahun, yaitu
memasukkan program ke komputer. Orang ini menikmati
pekerjaan yang dilakukannya dengan egoisme sebagai seorang
pakar komputer andal. la menutup diri dari pengetahuan yang
terus berkembang di dalam masyarakat. Sampai sekarang, ia
bahkan tidak mengenal Internet. Huh... padahal aku saja tahu!"
"Apa yang terjadi? Sampai sekarang orang ini masih
bekerja di perusahaan yang sama. la cuma menjadi pegawai
rendahan yang menerima gaji kecil, yang bahkan kalah jauh
dari rekan kerjanya yang lulusan SMA namun ahli di bidang
Internet dan Web, karena memang hobi merancang dan
membuat Web."
"Tragis, bukan? Tapi itu lah kenyataannya. Ilmu baku tidak
akan banyak menolong. Kita harus bergerak secepat angin untuk
mengikuti tren di masyarakat. Jika sekarang zaman Internet,
pelajari apa itu Internet; jika sekarang zaman politik, ketahui
apa itu politik, dan ambillah yang paling menarik, yang
menurutmu dapat dipelajari dengan penuh kesungguhan. Lalu,
ikuti perkembangannya! Itu lah yang kumaksud dengan
pengetahuan yang berkembang, dan bukan yang berjalan di
tempat!"
"Dari mana kita dapat dengan mudah memperoleh itu semua?
Untuk anak yang lahir di keluarga tidak mampu, dari mana ia
dapat memperoleh semua itu? Pengetahuan yang berkembang
juga butuh biaya, bukan?"
"Dari kemauan!"
"Tidak ada yang tidak mungkin! Hmm, dewasa ini,
pengetahuan ibarat tercecer di segala tempat, kamu tinggal
mengambilnya saja!"
"Dari mana?"
"Buku banyak tersedia di perpustakaan. Bahkan, ada juga
perpustakaan nasional yang biaya pendaftarannya sangat
murah. Buku sangatlah padat pengetahuan. Surat kabar,
walaupun bekas bungkus kacang, juga berisi pengetahuan!
Kalau kamu memang orang mampu, lihatlah sekitarmu, pergilah
ke toko buku. Di sana ada banyak sekali buku yang dapat
mengubah hidupmu! Tersusun di rak-rak! Video, disket, dan
sejenisnya juga adaljika kamu pergi ke toko buku, jangan hanya
membeli novel. Ambillah sesuatu yang belum pernah kamu
ketahui! Pelajari hal baru dan berkembanglah!"
"Hmm, seperti buku ini ."
"Yah, seperti buku ini."
"Semudah itukah?"
"Semudah itu! Namun masih ada satu hal. Tindakan dan
kemauan yang kuat dalam pelaksanaan sebuah keinginan juga
sangat penting untuk dapat meraih impian! Kemauan
merupakan sumber kekuatan. Oleh karena itu, dengan
menggabungkan pengetahuan dan kemauan disertai tindakan,
akan dihasilkan kesempatan luar biasa bagi seseorang untuk
berhasil."
"Kuambilkan satu contoh lagi untukmu."
"Kamu pasti tahu Steven Spielberg."
"Apakah kamu pikir ia itu lulusan sekolah perfilman?"
"Sama sekali bukan. Semua itu dimulai ketika ia berumur
17 tahun dan mengikuti tur ke Universal Studio. Ketika itu, ia
mengikuti tur ke dalam studio pembuatan film. Sayangnya, tur
itu memiliki keterbatasan. Mereka hanya melihat-lihat hal yang
tidak berarti di mata Steven. Mereka hanya masuk ke bagian
pengesetan dan panggung buatan. Lalu, apa yang dilakukan
Steven saat itu?"
"la tidak berhenti di situ, la berusaha mendapatkan lebih
dari itu. la menyelinap ke salah satu bagian studio yang memang
sedang menggarap sebuah film. Steven menikmati segala
sesuatu yang bisa dipelajarinya. la bertemu seorang produser
dan mengajaknya berbincang. la menghabiskan berjam-jam
dengannya untuk berbicara tentang segala hal yang menarik,
termasuk berbagai gagasan gila Steven."
"Keesokan harinya, Steven kembali ke Universal Studio
mengenakan setelan rapi, lalu menyelinap masuk, lengkap
dengan lencana bertuliskan nama dan jenis pekerjaannya, yaitu
produser! Dengan cara itu, ia menyelinap ke Universal Studio
selama berbulan-bulan untuk berdiskusi dengan banyak orang
dan menggali ilmu dari Universal Studio."
"Akhirnya ia mendapatkan cukup ilmu, dan mencoba
mengajukan gagasannya ke salah satu stasiun televisi. la
diterima. Dari situ kariernya terus meroket, dan karyanya
dinikmati oleh khalayak di seluruh dunia!"
"Luar biasa, bukan?"
"la bukan orang yang bersekolah khusus di bidang ilmu
perfilman. la hanya seorang anak dengan berbagai gagasan 'gila'
dan kemampuan untuk bertindak melebihi kemauan orang lain,
la tidak hanya memiliki impian, namun bertindak dengan
berbagai cara untuk dapat menjalankan aksinya, agar ia semakin
dekat dengan impian yang ingin diraihnya. Itu lab yang
membedakannya dengan orang lain! Impiannya disertai
tindakan! Hal ini juga membuktikan bahwa ilmu dapat
diperoleh di mana pun dan kapan pun! Ilmu dapat dipeoleh
oleh siapa saja. Oleh karenanya, aku tadi mengatakan bahwa
anak muda bertopi kuncung yang tidur di pinggir jalan pun
memiliki kesempatan sama dengan orang lain untuk meraih
impian. Yang diperlukan hanyalah mempunyai kekuatan berupa
ilmu. Dan ilmu itu dapat diperoleh melalui gabungan dua hal,
yaitu impian dan tindakan!"
"Art inya, setiap orang mempunyai hak yang sama untuk
mencapai cita-cita!"
"Betul sekali. Memang tidak gampang untuk mencapai impian
tanpa disertai usaha keras. Oleh karena itu, ada orang yang
sukses dan ada orang yang tidak sukses. Semua itu tidak
tergantung pada keberuntungan, namun dari usaha dalam
meraih impiannya!"
"Banyak orang memiliki gagasan 'gila' dan impian luar
biasa, namun semua itu biasanya hanya bercokol dalam pikiran
tanpa pernah ditindaklanjuti. Hanya orang-orang tertentu
dengan kegigihan luar biasa lah yang dapat melakukan usaha
pencapaian keinginan secara maksimal!"
"Memiliki gagasan 'gila'. Apakah hal itu berarti memiliki gagasan
sensasional yang berbeda dari aturan main?"
"Bisa ya, bisa tidak!"
"Maksudnya?"
"Jika gagasan itu baik dan jelas bisa diterima oleh masyarakat,
orang itu memiliki gagasan yang relevan, dan hal ini tidak perlu
dirisaukan karena masih sesuai dengan norma-norma
masyarakat. Namun, jika gagasan itu sangat kontradiktif, orang
itu memiliki tantangan untuk membuktikan bahwa gagasannya
benar dan akan menghasilkan sesuatu yang baik di masa
depanl"
"Artinya, gagasan yang kontradiktif lebih berbahaya?"
"Hmm, mungkin saja. Akan tetapi, jika pada suatu hari gagasan
itu diterima oleh masyarakat, gagasan itu akan menjadi luar
biasa!"
"Ambillah contoh Galileo, yaitu seorang ilmuwan yang
menyatakan bahwa dunia itu bulat dan berputar mengelilingi
Matahari. Di zamannya, orang tidak bisa menerima
pernyataannya. Ilmuwan dan agamawan menantang
gagasannya. Mereka menganggap Bumi yaitu pusat dari alam
semesta. Alhasil, Galileo dijatuhi hukuman. Namun, sekarang
pembuktian menyatakan berbeda. Mau tidak mau, gagasannya
menyebar dan diyakini masyarakat, dan ia menjadi sangat
terkenal. Bagaimana denganmu? Bukankah menjadi seorang
pesulap di Indonesia yaitu gagasan yang glial Adakah
tantangan dari pihak lain? Aku yakin pasti adai"
"Ya, saatdulu aku bercita-cita ingin menjadi pesulap, orangtuaku
langsung melarang! Mereka mengatakan bahwa dengan main
sulap saja aku tidak akan bisa hidup! Lihat saja pesulap-pesulap
Indonesia sekarang ini! Mau makan apa aku nanti? Dan, teman-
teman juga selalu mengejekku sebagai badut sulap anak yang
tidak akan bisa berkembang dan hanya menjadi tontonan
murahan. Aku tidak menyalahkan mereka, karena saat itu, sulap
sendiri sangat dianggap remeh oleh masyarakat, bahkan tidak
dianggap sama sekali! Ini lah yang menantangku untuk
membuktikan pada mereka! Aku berusaha keras menciptakan
citra, karakter, jenis permainan yang berbeda, dan segalanya
untuk membuktikan bahwa sulap yaitu seni yang patut
dihargai."
"Bagaimana hasilnya sekarang?"
"Aku merasakan perubahan besar dalam seni sulap. Sekarang
seni ini sudah menjadi salah satu seni hiburan alternatif yang
lumayan dihargai!"
"Semua itu terjadi karena kamu berani mengambil langkah yang
berbeda. Terkadang dalam hidup, orang harus berani
mengambil langkah yang berbeda. Di dunia ini tidak ada yang
tidak mungkin. Segalanya dapat terjadi jika kita memang ingin
dan dengan sungguh-sungguh. Aku meyakini hal itu!"
"Artinya, manusia harus selalu meyakini apa yang diyakininya."
"Betull Dan, aku percaya bahwa keyakinan yang terus diyakini
lambat laun akan menjadi sebuah kenyataan."
"Setelah semua i tu men jad i kenyataan, dan manusia
mendapatkan apa yang diingininya, apa yang selanjutnya harus
ia lakukan?"
"Bersiap menghadapi perubahan."
"Maksudnya?"
"Kenikmatan yang didapat dengan usaha sendiri memang layak
untuk dinikmati. Namun terkadang manusia terlalu dibuai
kenikmatan dalam dirinya dan menjadi lengah sehingga lupa
bahwa kenikmatan itu bisa berubah kapan pun tanpa ia ketahui,
dan sirna secara tiba-tiba sekali!"
"Contoh nya?"
"Banyak sekali orang yang berhasil di satu bidang usaha, diam
menikmati hasilnya. Mereka berharap bahwa usahanya yang
sukses itu akan membuatnya nyaman seumur hidup, tanpa
berpikir bahwa mereka hidup di dunia nyata, di mana segala
sesuatu dapat berubah dengan cepat tanpa mampu dihentikan!"
"Yang terjadi kemudian yaitu jika suatu saat nanti usaha
itu tidak lagi membuahkan hasil, mereka akan putus asa dan
tidak mampu lagi melakukan apa-apa. Yang biasanya terjadi,
mereka duduk diam sambil merenungi nasib tanpa mengambil
tindakan apa pun."
"Kalau begitu, kamu yaitu orang yang pesimis. Mengapa kita
harus takut kalau-kalau apa yang sudah kita lakukan akan
berubah menjadi kegagalan?"
"Aku tidak berkata bahwa kita harus hidup dalam ketakutan.
Aku hanya mengatakan bahwa kita harus siap menerima
perubahan, dan kita tidak boleh bersikap statis di dalam hidup.
Setelah kita menemukan apa yang kita mau, bukan berarti kita
lalu diam dan tak melakukan apa-apa. Kita malahan harus
berpikir tentang apa lagi yang perlu dilakukan agar semuanya
berkembang menjadi lebih baik. Sebagai manusia, kita harus
cerdik, menggabungkan insting dengan pemikiran, kreatif,
mampu menghadapi perubahan yang datangnya tiba-tiba, serta
tidak bersikap statis. Kita harus terus bergerak dan berkarya
serta tidak duduk diam sekadar menikmati hasil yang sudah
kita peroleh!"
"Kurasa aku mengerti."
"Pernahkah kamu mendengar ada orang yang enggan pindah
kerja, walaupun ditawari penghasilan yang lebih baik di tempat
yang baru, hanya karena ia sudah menikmati bekerja di
tempatnya yang sekarang dan tidak mengenal tempat baru yang
baru, sehingga akhirnya ia bertahan di tempat lama dengan
penghasilan yang segitu-segitu saja? Atau, seorang istri yang
dianiaya suaminya selama bertahun-tahun, namun tetap tidak
berani bercerai? Atau, seorang pria yang hendak bunuh diri
karena putus cinta dengan pacarnya?
"Sering sekali. Misalnya, kasusdi mana seorang suami memukuli
istrinya, namun si istri bertahan dan enggan bercerai. Hal ini
sampai sekarang masih menjadi pertanyaan besar bagiku."
"Itu karena manusia takut akan perubahan dan merasa lebih
baik untuk diam menikmati hasil alih-alih bergerak dengan pola
kreatif. Ingatlah, semua hal dapat berubah secara tiba-tiba dan
mengejutkan, dan kita harus sanggup mengikuti pola perubahan
jika ingin berada di posisi bertahan."
"Tapi pada kasus ini, kurasa si istri tidak menikmati hasil. Yang
ada yaitu kekerasan, bagaimana kamu bisa mengatakan diam
dan menikmati hasilV
"Secara logika mungkin memang begitu, namun yang
sebenarnya terjadi yaitu ketakutan untuk melanjutkan
perjalanan: Bagaimana jika langkah yang ditempuhnya akan
membawanya ke kondisi yang lebih parah? Bagaimana dengan
pandangan orang atau teman-temannya? Bagaimana dengan
kehidupan anak-anaknya? Kondisi ini menciptakan sebuah
kenikmatan maya untuk juga ketakutan maya melangkah lebih
jauh. Konyol, bukan?"
"Sayang sekali banyak manusia takut untuk berubah dan
bergerak seiring perubahan yang terjadi."
"Sangatbanyak."
"Namun tidak semua manusia."
"Mungkin juga."
alam terus berlalu, walaupun kini waktu serasa
berhenti tanpa penjelasan.
Kakek itu telihat lebih bersemangat dengan
obrolannya. Tangan-tangan tuanya tidak pernah berhenti
bergerak seturut ucapannya. M is te r i be lum te rkuak .
Pertanyaanku semakin banyak, mungkin tidak akan selesai
dalam waktu sesingkat ini, walaupun mungkin waktu tidak lagi
berarti banyak di sini.
"Aku punya sebuah pertanyaan yang mungkin terdengar bodoh,
namun akan menarik j ika jawabannya keluar dari seorang
pemikirseperti d ir imu."
"Hmm, pertanyaan tidak pernah menjadi sesuatu yang bodoh.
Mungkin memang sederhana, namun tidak pernah bodoh. Apa
pun pertanyaanmu, aku ingin mendengarnya."
"Tapi ini benar-benar bodoh."
"Aku akan mendengarkan."
"Hmm, kamu percaya dengan ramalan bintang?"
"Mengapa bertanya seperti itu?"
"Mungkin karena aku melihat banyak sekali orang yang percaya.
Hampir setiap wanita muda yang membeli tabloid biasanya
melihat ramalan bintang terlebih dahulu sebelum berita lainnya,
namun aku selalu meragukan kebenarannya."
"lumlah manusia di Bumi ini tidak pernah bisa tepat dihitung,
yangpasti miliaran."
"Bagaimana semua orang ini dapat dikelompokkan
menjadi 12? Bukankah jumlah bintang hanya ada 12? Sangat
tidak masuk akal. Apakah semua orang yang berbintang sama
akan mengalami hasib yang sama? Kalau benar, kurasa hidup
akan sangat mudah dijalani."
"Kurasa ramalan bintang yaitu hal paling bodoh yang
pernah ada di muka Bumi ini."
"Lalu mengapa banyak orang memercayainya?"
"Hmm, aku juga tidak yakin kalau mereka benar-benar
memercayainya. Kurasa hal itu sekedar mode atau tren.
Bukankah semua orang ingin memercayai hal-hal yang berada
di luar jangkauan pikiran mereka? Kurasa mereka juga tahu
bahwa hal itu tidak benar, namun mereka menikmatinya
sebagai hiburan alternatif. Tidak lebih!"
"Namun ada orang yang benar-benar percaya."
"Orang-orang bodoh!"
"Bagaimana dengan dukun yang dapat meramal masa depan
seseorang?"
"Itu lebih bodoh lagi! Tidak ada satu makhluk hidup pun yang
dapat meramal masa depan."
"Dukun itu hanya bermain kata-kata. Mereka hanya
memanipulasi klien dengan prediksi yang sifatnya global seperti,
'Kamu akan bepergian jauh' 'Kamu tidak betah dengan tempat
kerjamu' 'Kamu akan menikah tiga tahun lagi'. Semua itu bersifat
global saja. Mereka tidak pernah lari ke hal-hal mendetail. Semua
itu hanya permainan kata. Sama seperti memasukkan setan ke
dalam botol. Hahahal"
"Namun ada orang yang bersaksi bahwa ramalannya tepat.
Bagaimana hal itu bisa terjadi?"
"Nah, di sini lah lucunya cara berpikir manusia. Terkadang
mereka hanya mengingat-ingat hal yang positif. Mereka kerap
melupakan hal yang negatif."
"Maksudnya?"
"Mungkin dari 100 ramalan yang diberikan, yang terjadi hanya
satu, dan itu lah yang diingat. Mereka kerap melupakan ramalan
yang tidak terjadi, sedangkan yang terjadi diceritakan ke mana-
mana, sehingga menciptakan suatu pembodohan sosial dalam
masyarakatl"
"Contohnya, aku dapat mengatakan bahwa kamu orang
yang suka bekerja keras, kamu orang yang tangguh dalam
menghadapi masalah, namun kamu terkadang kurang dapat
menghadapi masalah yang tampaknya kecil, kamu terkadang
tidak bisa tidur hanya karena sebuah masalah kecil yang belum
selesai, kamu juga termasuk orang yang banyak teman.
Kekuranganmu, kamu terkadang sulit menjaga rahasia. Kamu
memiliki masalah dengan kesehatan terutama di tenggorokan
dan perut. Kamu sering terlambat makan. Betulkah?"
"Bagaimana kamu bisa tahu semua itu?"
"Ini lah yang aku sebut pembodohan sosial. Aku tidak
membacamu, namun aku membaca orang kebanyakan.
Bukankah semua orang kurang lebih memiliki masalah yang
sama? Semua orangpasti senang jika dibilang mampu mengatasi
masalah, semua orang pasti tidak bisa tidur jika memiliki
masalah yang belum selesai, dan kurasa semua orang juga sulit
menyimpan rahasia. Yang aku katakan yaitu hal-hal yang
bersifat global, namun kamu mengiyakannya sebagai hal yang
luar biasa."
"Bagaimana dengan penyakit tenggorokan dan perutku?"
"Kamu merokok! Dan jam segini kamu baru pulang, kurasa
kamu pasti jarang makan tepat waktu! Ingatlah bahwa dukun
atau peramal palsu sangat pandai menilai orang."
"jika mereka bertemu klien, mereka pasti terlebih dahulu
meneliti klien itu mulai dari wajah, tubuh, pakaian, jam tangan,
dan sebagainya. Dan, semua itu dijadikan acuan yang berguna
bagi peramal ini . Misalnya, yang datang yaitu seorang
gadis berpakaian mahal dan dandanan modis, maka ia akan
mengatakan bahwa gadis itu yaitu gadis yang punya banyak
teman, namun suka terlalu pilih-pilih dalam berteman. Lalu ia
akan mengatakan bahwa gadis itu kurang pandai mengatur
keuangannya, dan memiliki masalah dengan kekasihnya. (90%
wanita muda yang mengunjungi peramal dengan membawa
masalah, pasti memiliki masalah dengan kekasihnya.) Jika yang
datang ibu-ibu, masalahnya yaitu dengan anak.
"Peramal itu hanya menggunakan psikologi, tidak lebih
tidak kurang."
"Lalu bagaimana dengan orang yang dapat meramal masa
depan?"
"Seperti yang kukatakan, manusia terkadang hanya mengingat
hal-hal yang betyl terjadi dan melupakan sisanya. Dan
terkadang ramalan yang diberikan juga bisa memberikan sugesti
luar biasa sehingga membuat hal itu benar-benar terjadi."
"Maksudnya?"
"Ada seorang peramal yang mengatakan pada seorang gadis
bahwa ia akan memiliki suami bule. Jika gadis itu benar-benar
terpengaruh dan membuatnya menjadi sebuah keyakinan baru,
hal yang terjadi selanjutnya dalam kehidupannya akan
mengarah pada pernyataan si peramal. la akan menolak
berpacaran dengan orang lokal, dan mulai melihat-lihat bule
yangada di sekitarnya, karena ia yakin ia akan menikah dengan
bule. Maka, pergaulannya akan berubah dan mungkin ia tidak
mau diajak berkencan oleh orang yang bukan bule. Dengan
demikian jika ramalan menjadi kenyataan, itu karena ia yang
membuatnya begitu karena \a benar-benar percaya pada
ramalan itu, sehingga segala sesuatu yang kelak ia jalan akan
menuju hingga menjadi sebuah kenyataan!
"Aku terima, bagaimana dengan ramalan kartu?"
"Lebih bodoh lagi! Kartu itu untuk bermain, bukan untuk
meramal. Mungkin nanti akan lahir ramalan dadu, ramalan
pingpong, dan sebagainya."
"Ya, aku mengerti."
"Hmm, namun ada hal yang sangat menarik dari kartu."
"Apa itu?"
"Kartu yang selama ini kita gunakan untuk bermain
sesungguhnya menyimpan banyak misteri. Kartu tidak dibuat
dengan sembarangan, namun berdasarkan hitungan yang luar
biasal"
"Maksudnya?"
"Perhatikan satu pak kartu, jumlahnya 52, dan jumlah itu tepat
dengan jumlah minggu dalam satu tahun. Dua warna mewakili
siang dan malam, 4 gambar untuk mewakili 4 musim dalam
satu tahun, 13 kartu per jenis mewakili 13 perubahan fase bulan
dalam satu tahun. Dan jika kita menjumlahkan seluruh kartu
seperti 1 +2 + 3... + 13 (Jack=l1, Queen =12, King=13) dan
mengalikannya dengan 4 karena empat jenis, maka jumlahnya
yaitu 365, jumlah hari dalam satu tahun. Menarik, bukan?"
"Berarti kartu bisa kita pakai untuk meramal?"
"Sama sekali tidak ada hubungannya!"
"Aku hanya bercanda."
"Tidak lucu."
"Sayang sekali semua itu tidak benar."
"Terkadang memang kebenaran tidak semanis kenyataan.
Pasrahkan diri kita pada sistem yang ada: Kita berbuat, berkreasi,
hidup dengan misteri di depart kita, dan semua itu hams kita
hadapi. Mengetahui masa depart memang tampaknya
menyenangkan, namun menghilangkan misteri yang
memberikan kejutan. Kadang manusia memerlukan kejutan
demi kejutan di dalam hidupnya."
"Mengetahui masa depan... menghilangkan kejutan itu."
"Menghilangkan arti kehidupan itu sendiri."
ngin mas.uk ke dalam ruangan entah dari mana. Hari
itu terasa berbeda sekali. Pertanyaan demi pertanyaan
terlontar mungkin tanpa arah tujuan. Aku pun tidak
tahu sampai di mana aku bertanya. Terkadang terasa berat
dengan bobot yang ada, terkadang terasa ringan mengalir tanpa
beban sedikit pun.
"Sudan berapa lama aku berada di dalam ruangan ini?"
"Kurang lebih tiga bulan."
"Apa?"
"Tiga bulan, kurang lebih."
"Bagaimana mungkin?"
"Pertanyaan yang masuk membutuhkan pemikiran, dan
jawaban yang diberikan memerlukan pemandangan dari
berbagai sudut. Itu bukan pekerjaan mudah."
"Tapi...."
"Diam dan lanjutkan saja!"
"Baik, kita lanjutkan. Adakah sesuatu yang hakiki di dalam
kehidupan manusia?"
"jelasada."
"Apa itu?"
"Kepercayaan."
"Maksudmu?"
"Kepercayaan itu hakiki, entah benar atau tidak menurut logika,
namun manusia menganggapnya sebagai sesuatu yang pasti
dan hakiki."
"Jelaskan maksudmu."
"Dengarkan baik-baik."
"Aku selalu mendengarkan."
"Dalam hidupnya, manusia memiliki sesuatu yang sangat hakiki
dalam konsep pemikiran ataupun kehidupan. Sesuatu yang
manusia perjuangkan, perdebatkan, setujui, dan pertentangkan
dalam hidupnya. Sesuatu yang kita sebut kepercayaan."
"Ketika manusia masuk ke dalam zona kepercayaan,
banyak hal di luar logika yang akan dipercayainya. Contohnya
yaitu agama. Betapa banyak kekerasan, pembunuhan, perang,
dan korban yang terjadi hanya karena memperdebatkan sebuah
kepercayaan. Tetapi kita tidak akan berbicara tentang agama
dalam hal ini. Kalau kamu ingin berbicara tentang agama,
mungkin kamu harus mengambil buku tebal yang kamu simpan
di lemarimu dan tidakpernah kamu buka-buka."
"Bisa saja kamu in i . "
"Kita akan mengambil sebuah contoh sederhana, tetapi dapat
membuatmu mengerti tentang betapa pentingnya kepercayaan
seseorang."
"jelas kamu mempunyai orangtua, entah mereka masih
hidup atau sudah tiada. Tapi yang akan aku tanyakan di sini
yaitu apakah kamu tahu siapa orangtuamu? Ketika aku
menanyakan hal ini, mungkin kamu akan mengatakan bahwa
aku aneh, dan bahwa jelas kamu tahu siapa orangtuamu. Tapi
aku akan bertanya lagi, apakah kamu yakin bahwa kamu tahu
siapa orangtuamu? Lalu kamu mungkin akan berkata lagi bahwa
kamu yakin. Tetapi coba pikirkan hal ini. Mana yang benar:
kamu tahu orangtuamu, atau, kamu percaya mereka yaitu
orangtuamu? Tahu dan percaya yaitu dua hal yang sangat
berbeda. Tahu yaitu sesuatu yang didukung logika, dan
percaya itu mengesampingkan logika. Kamu bilang kamu tahu
orangtuamu. Kurasa, dari semua orang di dunia ini, mereka
yang betul-betul tahu siapa orangtuanya hanya 20%. Selebihnya
hanya percaya kalau mereka yaitu orangtuanya, tetapi tidak
pernah tahu orangtua yang sebenarnya. Mengapa aku
mengatakan hal itu? Karena aku berpikir secara logika. Coba
pikirkan, ketika kamu mengatakan bahwa kamu mengetahui
orangtuamu, di mana logikanya? Ingatlah, logika yaitu sesuatu
yang didasarkan pada bukti, bukan tesis belaka. Sekarang, apa
buktinya bahwa mereka yaitu orangtuamu? Apakah kamu
memiliki foto sejak kamu kecil, ketika baru keluar dari rumah
sakit? Bisa saja itu rekayasa."
"Mungkin saja kamu yaitu anak pungut yang memang
diambil dari rumah sakit itu. Dan hal itu dirahasiakan oleh
orangtuamu hingga sekarang. Hah... itu pun kalau mereka
memang orangtuamu!"
"Pernahkah kamu mencocokkan DNA-mu dengan DNA
orangtuamu? Kalau pernah dan hasilnya sama, mungkin aku
baru percaya, tapi itu pun baru percaya 75% karena mungkin
saja terjadi kesalahan pada saat pengecekan."
"Tapi apakah kamu pernah pusing memikirkan hal itu?
Kurasa jawabannya tidak. Karena kamu sesungguhnya sudah
masuk ke dalam zona kepercayaan. Di zona ini, manusia tidak
mau lagi ambil pusing apakah sesuatu itu masuk logika atau
tidak. Yang penting yaitu kita sudah percaya, apa pun yang
orang bicarakan tidak akan memengaruhimu, karena kamu
sudah percaya."
"Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan manusia atas
suatu hal akan mengubah jalan pikiran orang itu. //Tea kamu
percaya angka 13 yaitu angka sial, kamu akan selalu
menghindari angka itu. Jika kamu percaya bahwa angka 8 akan
membawa rezeki, kamu akan selalu mencari segala se.suatu
yang mengandung angka itu. Sangat disayangkan bahwa
kepercayaan biasanya dapat membuat segala sesuatu
diperjuangkan, apa pun risikonya."
"Apa pun risikonya?"
"Ya, apa pun risikonya. Oleh karena itu, sebenarnya
kepercayaan menjadi hal yang sangat hakiki di dalam hidup
manusia. Sekali manusia terjerumus ke dalam sebuah
kepercayaan yang salah, ia akan tetap memperjuangkannya,
karena hal itu sudah dianggap sebagai sesuatu yang benar bagi
dirinya. Manusia harus berhati-hati dalam memercayai sesuatu."
"Kurasa kamu benar."
"Selalu benar."
"Namun bagaimana jika seseorang memercayai sesuatu yang
benar, namun bertentangan dengan pandangan masyarakat?"
"Maksudmu? Berikan contoh."
"Orang yang berbeda agama. Mereka dilarang menikah karena
agama yang berbeda, namun menurut mereka hal itu tidak
benar. Mereka percaya perbedaan itu mampu menciptakan
suatu kesatuan, tapi peraturan melarangnya. Bagaimana hal
seperti itu menurutmu? Bukankah kepercayaan itu benar, namun
dilarang?"
"Seperti itu lah manusia. Mereka membuat peraturan yang
menurut mereka benar, atau yang dipercayainya sebagai sesuatu
yang benar, walaupun hal itu mungkin tidak benar. Namun, di
sini berlaku hukum di mana yang membuat peraturan selalu
benar."
eBook by MR.
"Jadi?"
"Yah, aku tidak tahu. Toh, buktinya kamu bisa menikah
walaupun beda agama. Coba beritahu bagaimana caranya?
Hahaha!"
"Hei , bukan itu yang kutanyakan. Itu rahasia! Pertanyaanku
yaitu bagaimana dengan keadilannya?"
"Anakku, kamu hidup di dunia, bukan di surga. Di sini keadilan
tidak selalu menang. Yang menang yaitu pihak yang berjumlah
lebih banyak, Semacam hukum rimba."
"Yang kuat selalu menang?"
"Yang kuat, yang licik, dan yangpintar."
"Artinya, kebenaran tidak selalu menang?"
"Kita tidak hidup di dalam komik atau film Hollywood yang
menyatakan bahwa kebenaran selalu menang. Kita hidup di
dunia nyata, di mana tidak semua impian manis menjadi
kenyataan. Berapa banyakkah orang yang jujur, baik hati, taat
pada agama, dan sebagainya, namun hidupnya sengsara dan
tertindas? Bandingkan dengan orang-orang besar yang munafik,
yang menggunakan kekuatan dan kelicikannya untuk
memperoleh kekayaan atau kekuasaan. Di dunia yang kita
tinggali ini tidak berlaku hukum seperti yang ada di dalam buku
dongeng. Sadarlah! Lihatlah kita berada di mana."
"Kalau begitu, tidak ada gunanya manusia berbuat benar dan
baik?"
"Aku tidak pernah berkata seperti itu. Manusia dilahirkan
dengan kebebasan. Kita yang memilih bagaimana kita akan
menggunakan semua itu. Pada akhirnya, mungkin kebaikan
tidak selalu menang seperti di dalam film, namun manusia yang
beriman dan percaya pada Tuhan menyadari bahwa kehidupan
di dunia ini hanyalah kehidupan sementara. Kita masih akan
melanjutkan perjalanan panjang setelah kematian, dan di sana,
segala amal kebaikan akan diperhitungkan dengan cermat. Di
sana, kebaikan dan ketulusan akan mendapatkan pahala
secukupnya, sedangkan kedengkian dan kemunafikan akan
mendapatkan balasan yang setimpal. Nanti... di dunia setelah
yang satu ini."
"Penantian yang lama sekali."
"Penantian yang lama sekali."
eBook by MR.
ini raganya sudah jauh berbeda. Saya merasakan
kenyamanan mendalam di sini. Segalanya berjalan
begitu mudah dan cepat. Pertanyaan-pertanyaan yang
selama ini ada di dalam pikiran sudah saya ajukan satu per
satu. Pandangan curiga dan waswas semakin pudar ditelan
waktu. Hanya saja, saya tidak bisa memercayai bahwa saya
sudah terkurung di sini selama tiga bulan. Namun, setelah semua
ini, saya mungkin dapatdengan mudah memercayainya... siapa
pun dia... apa pun dia.... Kakek tua itu penuh kejutan, penuh
arti dan bijak. Mungkin Anda pun akan berharap menemuinya
sendiri kelak di kamar Anda. Siapkan minuman hangat, j ika ia
datang nanti.
"Sebentar lagi aku harus pergi dari sini."
"Mengapa?"
"Masih ada banyak hal yang harus aku lakukan. Aku tidak bisa
diam di sini saja."
"Jadi kamu bisa datang dan pergi semaumu?"
"Aku datang karena kamu memiliki banyak pertanyaan, dan
aku sudah menjawabnya. Namun jangan sampai waktu yang
panjang ini mulai menghabiskan pertanyaanmu. Biarkan
perjumpaan ini singkat dan padat, namun berisi serta tidak
dibuat-buat dan tidak menjadi sampah... juga hilang bobot!"
"Tapi aku masih punya banyak pertanyaan untukmu."
"Bukankah kamu tadi mengusirku?"
"Ya, tapi itu tadi."
"Hahaha...! Sifat manusia, bukan? Merasa memerlukan ketika
sudah kehilangan."
"Itu pola pikirmu saja."
"jika kamu mengatakan tentang pola pikir, itu akan jadi lebih
menarik."
"Maksudmu?"
"Bagaimana jika kita gunakan sedikit waktu untuk membahas
pola pikir manusia?"
"Baiklah, apa maksudmu?"
"Begini, kamu jelas tahu tentang kata paradigma, semua itu
berasal dari sebuah pemikiran, bukan? Sebagai manusia, kita
harus berhati-hati dalam berpikir, karena pikiran secara tidak
langsung akan memengaruhi sikap, dan sikap akan
memengaruhi sifat, lalu sifat akan memengaruhi pola hidup,
yangpada gilirannya akan kembali memengaruhi pikiran kita."
"Apa maksudmu?"
"Maksudku, manusia harus berhati-hati dalam berpikir, karena
hal itu dapat masuk dan mengubah pola pikirnya di masa
mendatang."
"Aku tidak mengerti."
"Baiklah, begini.".. manusia sekarang terbentuk karena pola pikir
yang diberikan pada zaman dulu oleh nenek moyang, dan itu
membentuk sebuah pola pikir yang dipercayai... ada yang baik,
namun banyak juga yangburuk."
"Aduh... apa maksudnya?"
"Contohnya? Kamu ini memang harus selalu dibimbing dengan
contoh. Begini, mengapa manusia takut hantu?"
"Karena seram."
"Kalau boneka beruang?"
"Lucu."
"Itu dia masalahnya—karena sejak kecil manusia dikondisikan
bahwa segala sesuatu yang berbentuk seperti itu yaitu seram,
sedangkan yang berbentuk seperti ini yaitu lucu. Paham?"
"Sama sekali tidak."
"Kamu takut hantu karena sejak kecil ditanamkan bahwa hantu
itu seram, suka mengganggu orang, minum darah, dan
sebagainya, sedangkan boneka beruang itu lucu, halus, dan
lembut. Bahkan kamu tidur dengannya. Ini lah yang masuk ke
dalam alam bawah sadarmu dan memengaruhi pikiranmu, yang
kemudian memengaruhi sikapmu!"
"Jadi?"
"jadi, apa yang kita pelajari dalam pikiran kita sejak dini, akan
memengaruhi kita selamanya."
"Lalu jeleknya?"
"Oh, banyak. Contohnya, mengapa orang gendut selalu
dikucilkan? Bukankah karena sejak dulu anak-anak kita
dipersepsikan seperti itu? Lihatlah mana ada tokoh jagoan yang
gendut? Yang ada hanyalah badut... simbolisme kelucuan yang
konyol."
"Coba kalau sejak kecil diceritakan bahwa gendut itu
bagus dan sebagainya, lalu kalau jagoan dalam film-film kartun
selalu menggunakan si gendut sebagai jagoan atau pemenang,
kurasa persepsi kita akan mengatakan bahwa gendut itu bagus
dan kurus itu jelek."
"Sama saja dengan hal-hal seram. Kalau kamu punya anak,
cobalah menaruh mainan-mainan seram seperti hantu-hantuan
dan sebagainya. Kurasa jika besar nanti, ia tidak akan takut
pada hantu. Masuk akal, bukan? Hal itu terjadi karena pola
pikirnya berubah dan berbeda."
"Oke, aku mengerti, kamu mencoba mengatakan bahwa apa
yang kita lihat, rasakan, dan lakukan ini yaitu karena persepsi
yang semata kita percayai. Dan jika kita mengubah persepsi
itu, segala tingkah laku kita akan ikut berubah."
"Va, itu lah maksudku. Oleh karena itu, sebaiknya manusia lebih
berhati-hati dalam berpikir dan menerima paham yang ada di
masyarakat. Telaah dulu apakah hal itu benar dan baik, karena
ketika paham itu masuk ke dalam kepercayaan, paham itu akan
sulit sekali dihilapgkan atau diubah."
"Ingatlah, di sini paradigma bekerja, di mana segala
sesuatu menjadi jelek ketika hal itu dipercayai sebagai hal yang
jelek, dan segala sesuatu menjadi baik ketika hal itu dipahami
sebagai hal yang baik."
"Semuanya ada di dalam pikiran manusia, dan di sana lah
kuncinya."
"Itu lah kunci dari rahasia kehidupan dan bagaimana
menikmatinya. Semua berpulang pada mereka yang
menjalaninya dan pikiran yang ada di benak mereka masing-
masing."
"Sangat menarik dan sangat berat untuk dipahami."
"jika kamu tidak dapat memahaminya, kamu memang tidak
layak mengetahuinya."
"Kasar sekali dan tajam."
"Aku hanya berbicara denganmu karena kamu memiliki level
pemikiran yang sesuai dengan yang aku harapkan, dan aku
tidak memaksakan hal ini untukmu jika memang kamu tidak
berada di level itu."
"Baiklah, kamu menang. Aku mengerti maksudmu, dan terima
kasih atas nasihatnya yang menusuk. Masih berapa lama lagi
aku memiliki waktu untuk bertanya?"
"Selama pertanyaanmu memiliki arti."
"Arti? Apakah menurutmu pembicaraan ini akan memiliki arti
untuk orang lain?"
"Mungkin ya, mungkin tidak."
"Maksudmu?"
"Di sini kita tidak membicarakan sesuatu secara mendetail dan
terfokus. Semuanya masih konsep yang luas, dan konsep yang
luas dapat diartikan secara luaspula. Terkadang pertanyaanmu
bersifat universal dan mendalam, sulit dicerna."
"Namun bukan berarti tidak bisa dimengerti, bukan?"
"Tergantung dari siapa yang menggunakannya. jika ia masih
murni, mungkin akan berguna, namun jika ia sudah terisi,
mungkin akan menjadi tidak ada artinya lagi."
"Apa maksudmu?"
"Ada seorangpetualang yang kerjanya menimba ilmu ke seluruh
pelosok dunia. la mengumpulkan berbagai ilmu dan
menerapkannya dalam kehidupan, sehingga ia akhirnya
memiliki pandangannya sendiri tentang segala sesuatu.
Rangkuman ilmu itu menghasilkan sebuah ilmu baru yang
menjadi ciri khas berpikirnya. Suatu saat, orang ini bertemu
seorang guru, la berbicara banyak dan membandingkan teori-
teorinya dengan teori yang didengarnya dari guru itu."
"Menurutnya, teori guru itu bertentangan dengan teorinya,
dan ia pun mendebatnya dengan seluruh keahlian dan
keyakinannya."
"Guru itu diam dan tidak mendebatnya kembali, namun
dengan perlahan ia mengambil teko teh dan menuangkan isinya
ke cangkir orang itu. Masalahnya, cangkir itu masih penuh
karena belum diminum sama sekali. Namun, guru itu tetap
menuangkannya hingga teh itu tumpah ke mana-mana."
"Orang itu terkejut melihat teh yang tetap dituang walaupun
sudah tumpah. la meminta sang guru untuk berhenti menuang
ke cangkirnya yang sudah penuh."
Guru itu pun berkata, "Cangkir ini sama denganmu, Anak
Muda. Kalau kita tidak mengosongkannya terlebih dahulu, kita
tidak bisa menikmati teh yang baru."
190 IJIWA
"Artinya, kalau kitatidakterlebih dahulu mengosongkan segala
sesuatu yang selama ini kita yakini, kita tidak bisa mempelajari
hal baru."
"Tepat sekali! Terkadang manusia ingin sekali mempelajari dan
bertanya tentang hal baru, namun mereka mendebatnya dengan
berbagai alasan, yang menurut mereka masuk akal dan benar...
menurut persepsinya! Kalau begitu, manusia tidak bisa
berkembang."
"Dalam mempelajari sesuatu, manusia harus terlebih
dahulu melupakan apa yang sudah diyakininya. Manusia harus
memasukkan sesuatu yang baru itu bukan untuk menjadikannya
bahan perdebatan, melainkan menjadikannya bahan
perbandingan yang harus sama dihargai."
"Menarik."
"Kembali ke pertanyaan apakah pembicaraan kita ini akan
berguna, hal itu berpulangpada individu masing-masing. Kalau
memang mereka menikmatinya dengan pikiran terbuka,
mungkin semua ini akan menarik dan berguna. Namun kalau
mereka menikmatinya dengan perdebatan, maka masalah baru
akan tercipta."
"Yang tidak berguna."
"Yang tidak berguna."
"Namun tidak semua nasihat harus diterima begitu saja, bukan?"
"Tidak. Yang harus dilakukan yaitu memahami dan
membandingkan. Jika hal itu tidak masuk ke dalam pola
pikirnya, ambillah nasihat itu menjadi sesuatu yang berharga
untuk tidak diikuti."
"Karena nasihat yang baik untuk seseorang tidaklah selalu
baik untuk orang lain, maka kita harus cermat."
"Hmm, seandainya saja hal ini bisa aku jadikan buku, kurasa
akan bisa berguna."
"Tergantung."
"Tergantung apa?"
"Persepsi orang akan sebuah buku."
"Buku yaitu hal luarbiasa yangdigunakan manusia untuk
mencari ilmu. Namun buku juga memiliki kelemahan.
Terkadang buku dapat menghilangkan kreativitas pembacanya,
apalagi jika sipembaca menerima isinya begitu saja."
"Sejak kecil, kita dibiasakan, dididik, dan dikondisikan
untuk selalu mencari jawaban dari buku. Di sini, buku dianggap
sebagai pusat pengeahuan. Menurutku, buku memang berguna
untung merangsang gagasan, tetapi aku ragu apakah kita dapat
memperoleh jawaban penting dari buku. Penulis hanya
menjelaskan apa yang dianggapnya benar, dan berguna untuk
memancing pembaca agar menilainya, bukan menerimanya
buiat-bulat. Tidak semua hal yang baik menurut penulis akan
baik untuk pembacanya. Di sini kita harus berhati-hati dalam
menelaah dan menerimanya. Banyak sekali buku
pengembangan diri yang dijual. Aku akui buku-buku ini
memang bagus, namun apakah teori yang diberikan penulis
yaitu teori universal yang dapat berhasil untuk semua orang?
Aku meragukannya."
"Jadi?"
"Jadi apabila hal ini dijadikan buku dan membuat pembacanya
memahami serta membuka daya kreativitasnya, hal ini akan
sangat berguna. Namun jika pembaca menelannya begitu saja,
hal ini akan menjadi tidak ada artinya."
"Artinya, buku hanya kita gunakan untuk membangkitkan daya
imajinasi, dan harus kita kembangkan sendiri sesuai dengan
kepribadian kita. Begitu juga dengan semua ilmu yang selama
ini kita pelajari. I lmu itu harus dimengerti hanya sebagai
pembuka jalan, namun tidak dijadikan patokan kaku yang harus
diterima dan diterapkan dalam diri kita secara mutlak."
"Ya."
"Karena i lmu yaitu sesuatu yang tidak pasti dan selalu
berkembang sesuai kemajuan pikiran manusia."
"Tanpa batas."
"Ya, tanpa batas."
"Berbicara tentang i lmu, tadi kamu menjanjikan rumusan
untuk kaya. Mungkinkah itu?"
"Menurutku teorinya ada. Namun, bukankah semua teori
bersifat tidak pasti, lagi pula untuk apa kamu ingin tahu?"
"Seperti yang kita bahas di bagian awal. Untuk menambah
pengetahuan yang tidak ada habisnya."
"Baiklah, bagaimana menurutmu untuk menjadi kaya?"
"Berusaha sedemikian rupa dalam hidup untuk mencari uang."
"Itu lah salahnya."
"Maksudmu?"
"Kamu masih muda, dan banyak sekali orang muda yang tergiur
untuk mencari uang sebanyak-banyaknya. Mereka melakukan
apa saja untuk mendapatkan semua itu. Mereka berprinsip,
selama masih muda dan mampu, mereka akan membanting
tulang untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya."
"Bagus, bukan?"
"Sama sekali tidak."
"Kenapa?"
"Saat muda, kita cukup mencari uang untuk memenuhi
kebutuhan secukupnya. Namun, yangperlu kita cari sebanyak-
banyaknya yaitu teman. Bukan uang semata."
"Aku masih tidak mengerti."
"Begini, dari mana datangnya pekerjaan, dari mana datangnya
segala sesuatu yangkelak akan membuatmu kaya? Jawabannya
sangat mudah, yaitu dari orang yang kamu kenal, dari orang
yang peduli padamu, dari orang yang merasa bahwa kamu
orang yang tepat, dari temanl"
"Kekayaan dan uang akan datang dengan sendirinya jika
kita memiliki teman yang akan memberikannya pada kita
keiak."
"Aku tidak mengerti sama sekali, artinya kita harus meminta
pada teman?"
"Oh, sama sekali tidak. Begini saja, coba ingat-ingat, dari mana
kamu mendapatkan pekerjaanmu yang pertama? Kurasa 90%
dari orang yang mengenalmu, bukan dari orang tak dikenal.
Bertanyalah pada orang-orang yang hidupnya sudah sukses,
dari mana datangnya pekerjaannya? Kurasa jawabannya yaitu
dari orang yang dikenalnya. Oleh karenanya, semakin banyak
orang yang kita kenal dan semakin banyak orang yang
menganggap kita sebagai orang baik, maka semakin banyak
hal-hal baik yang akan datang dengan sendirinya dari mereka."
"Jadi?"
"jadi, selama kamu masih muda, carilah teman sebanyak-
banyaknya. Jangan pandang bulu, siapa pun itu! Ingatlah, roda
nasib selalu berputar. Orang yang kita kenal sekarang mungkin
akan menjadi orang yang 180° berbeda kelak!"
"Artinya?"
"jangan pilih-pilih dalam berteman, dengan memandang
statusnya, misalnya status ekonomi, karena kelak nasibnya
dapat berubah luar biasa, bahkan mungkin akan lebih hebat
daripada kamu. Mungkin saja, bukan? Dan jika kamu pada saat
ini tidak pilih-pilih teman, kurasa kelak mereka akan
mengingatmu dengan balk."
"Dan balik membantu kita."
"Dan balik membantu kita... yal"
"Tapi apa hubungannya dengan rumusan untuk menjadi kaya?"
"Menurutku, semuanya ada di situ! Kalau kamu mendengarkan
dengan baik dan merenung, kamu akan mengerti apa yangaku
maksudl"
"Tapi kali ini kamu tidak menjelaskannya dengan gamblang
seperti biasa. Aku masih merasa ada jawaban yang tidak
sempurnadi sini."
"Yang aku berikan yaitu inti dari pemikiran luar. Hal yang
satu ini sangat berharga, dan aku hanya ingin hal ini dapat
berguna bagi orang. Dan orang yang benar-benar menggunakan
daya imajinasi dan kreatifnya lah yang benar-benar dapat
mengerti dan menerapkan hal ini dalam kehidupannya."
"Mengapa?"
"Karena segala sesuatu yang berharga harus dicapai melalui
perjuangan besar, bukan sembarang usaha."
"Teman... jawabannya hanyalah mencari teman sebanyak-
banyaknya. Jawaban ini terlalu sederhana untuk ukuran
pertanyaan yang sangat berat dan berarti."
"Tidak semua pertanyaan yang berat mengharuskan jawaban
yang berat pula, bukan?"
"Terkadang, jawaban dari hal yang sangat rumit terletak
pada kesederhanaannya. Di sana lah banyak orang terkecoh
dan mengambil arah yang semakin jauh dari jawaban yang
sebenarnya sangat sederhana."
"Seandainya saja kamu mau menjelaskannya secara lebih
terinci."
"Teman... jawabannya yaitu teman."
"Yah, mungkin kamu benar, kurasa aku mulai mengerti .
Jawabannya yaitu teman... teman... sebanyak-banyaknya."
"Selamat!!!"
cepat, dan kedua tangannya kini ikut menari-nari seirama
dengan ucapannya. Rupanya ia hendak pergi dari sini entah ke
mana.
Tempat ini akan kembali sepi seperti sediakala, nyaman
dan hening tan pa kata-kata.
la harus pergi ke suatu tempat. Hal itu bisa saya rasakan.
Entah kenapa saya sudah merasa kehilangan. Waktu begitu cepat
berjalan di luar, walaupun percakapan ini mungkin sudah
berbulan-bulan berlangsung... dan kini segera berakhir... untuk
memulai kembali....
"Aku harus segera pergi dari tempat ini."
da sesuatu yang berbeda di dalam tatapan kakek di
depan saya. Sorot matanya mulai berubah seakan ia
sedang tergesa-gesa. Bicaranya menjadi semakin
"Ke mana kamu akan pergi?"
"Masuk kembali ke dalam sebuah inti."
"Maksudmu?"
"Masuk jauh sekali ke dalam sebuah inti yang kamu tidak akan
mengerti."
"Jelaskan padaku."
"Tidak sekarang."
"Tapi aku masih punya pertanyaan untukmu."
"Nanti saja."
"Sampai kapan?"
"Sampai saatnya tepat."
"Satu lagi. Satu pertanyaan terakhir."
"Satupertanyaan terakhir."
"Setelah itu kamu boleh pergi, dengan janji kamu akan kembali."
"Aku pasti akan kembali, Anak Muda. Satu pertanyaan terakhir.
Buatlah sedalam mungkin."
"Baik."
"Katakan."
"Berikan aku rumusan kehidupan, rahasia kehidupan, dan
jawaban dari inti kehidupan."
"Pertanyaanmu terlalu universal, sulit untuk dijawab dengan
kata-kata. Semuanya bersifat misteri."
"Namun aku yakin ada jawaban dari semua pertanyaan i tu."
"Menurutku jawaban dari semua itu yaitu bagaimana kita
bersikap."
"Caranya?"
"Air... jadilah seperti air, maka kamu akan mendapatkan rahasia
kehidupan di dalamnya."
"jelaskan tentang menjadi air."
"Ada sesuatu yang sangat menarik dari air. Air selalu berubah,
namun di lain pihak, air tetaplah air. Air tetap sama... hanyalah
air."
"Air tetaplah air, namun air berubah mengikuti hal lain,
mengikuti wadahnya. Gayanya sangat alami dan berirama,
lembut dan halus, namun selalu berubah. Bentuknya tidak
pernah tetap, namun volumenya selalu sama. Semua itu terjadi
dengan sendirinya; gerakan dan bentuknya sangat cepat dan
alami."
"Air yaitu simbol kehidupan yang alami, langkah yang
alami. Air bukanlah benda yang dapat dipegang, namun zat
yang berubah mengikuti alam sekitar... sebuah irama yang
mengalir."
Seperti air, kita harus berubah secara alami mengikuti
bentuk kehidupan, dan tidak bertentangan dengan alam
kehidupan, tidak memaksa dan tidak menolak alam kehidupan.
Hal ini berlaku dalam segala hal... mengikuti irama kehidupan,
berjalan dengan batin dan keyakinan, kediaman dan
ketenangan."
"Di bawah surga tidak ada apa pun yang lebih lembut
daripada air, dan tidak ada yang sekuat air. Air membantu
sekaligus dapat membunuh, namun air itu diam dan terus
mengalir. Tidak ada bandingannya."
"Manusia lahir lemas dan lembut, sedangkan di saat
kematiannya, manusia berubah menjadi kaku dan keras. Daun
yang hidup sangat halus dan lembut, sedangkan daun yang
mati begitu kering dan rapuh. Artinya, keras dan kaku yaitu
simbol kematian, sedangkan lembut dan berirama yaitu simbol
kehidupan."
"Lalu?"
"Ikuti air, pelajari intinya, caranya bergerak dan berubah."
"Kekakuan tidak akan membawa kemenangan. Ranting
yang kaku dan keras akan lebih mudah patah dibanding ranting
yang lembut dan halus mengikuti angin. Namun air yang lembut
dapat melubangi batu yang terkeras. Artinya, kelembutan dapat
mengalahkan kekerasan."
"Manusia mengetahui hal ini, namun jarang
menggunakannya dalam kehidupan."
"Bagaimana menggunakannya?"
"jangan mencari jawaban untuk itu. Amati saja air dan
menyatulah ke dalamnya. Pelajari dan jadilah air.
Bermeditasilah bersamanya, lepaskan segalanya, kenangan
masa lalu, masalah sekarang dan pikiranmu akan masa depan.
Hilangkan semua itu. Tenang dan mengalirlah bersama air."
"jangan mengkomentari, jangan berbicara, apalagi
melawannya."
"Ikuti jalan dan gerakannya, jangan mengubahnya."
"Bangunlah dari tidur panjangmu, lalu nikmati keajaiban
yang ada, lihatlah bunga-bunga, pepohonan, nyanyian anak-
anak di jalan, udara yang segar dan air yang terus mengalir."
"Ketika segalanya menjadi rumit, berpikirlah seperti air
dan bergeraklah seperti air."
"Kembalilah ke titik awal kehidupan... berjalan dengan
lembut mengikuti alam hingga kita mencapai titik akhir dari
misteri kehidupan kita, yaitu kematian.... Dan selama itu,
jadilah air."
"Namun bagaimana menerapkannya dalam h idup, dan
bagaimana menjawab misteri kehidupan itu sendiri?"
"Air. jadilah air. Mengalirlah...."
"Tapi...."
Tiba-tiba saja, kakek tua itu berdiri dengan cepat. la meraih
tongkatnya dan mengacungkannya tinggi-tinggi. Salah satu
tangannya terkepal di samping, dan tatapannya terarah ke langit-
langit kamar.
la bergumam seakan membaca mantra, dan tiba-tiba langit-
langit kamar terbuka dengan sendirinya. Dengan lembut dan
indah, selarik cahaya biru memasuki kamarku, menyelimuti
dirinya. Butiran-butiran emas kecil beterbangan di sekeliling
tubuhnya yang berputar searah jarum jam, dan kakinya perlahan
terangkat dari tanah. Tangannya perlahan menghilang menjadi
cahaya kuning, disertai gemerlapan emas di sekitarnya. la
menghilang perlahan bagaikan malaikatyang naik ke surga.
Hilangditelan malam.
"Si... Siapa namamu?"
nda barn saja membaca sebuah karya yang singkat
dan padat, yang secara keseluruhan tidak akan
i jmemakan waktu lebih dari dua jam dalam hidup
Anda. Dan itu sangat bagus, di mana Anda hanya butuh
sesingkat mungkin waktu untuk membaca sebuah buku.
Entah berapa banyak buku pengembangan diri yang saya
pernah baca, karya para penulis besar dunia. Semuanya baik
dan m e m i l i k i pengaruh yang berbeda-beda pada t iap
pembacanya. Ketika saya mengadakan survey kecil-kecilan
tentang buku pengembangan d i r i d i Indonesia, saya
mendapatkan beberapa kesimpulan lucu:
• Kebanyakan pembaca hanya akan membaca 25% dari isi
keseluruhan dari buku itu. Mengapa?
• Kebanyakan pembaca menerapkan saran di dalam buku
itu hanya selama beberapa bulan, beberapa minggu, atau
mungkin tidak pernah sama sekali, dan hanya digunakan
sebagai pengetahuan yang masuk ke dalam pikiran tanpa
diikuti tindakan. Mengapa?
• Kebanyakan pembaca mengatakan bahwa semua hal yang
disarankan memang bagus, namun tidak untuk dirinya, dan
hanya akan berguna hanya bagi penulisnya saja. Mengapa?
Mungkin saya dapat menjawabnya:
• Buku itu terlalu tebal, dengan isi yang berputar-putar
sehingga menjadikannya sangat membosankan.
• Isi buku itu mengandung teori yang sangat mengagumkan,
namun bukan praktik sehari-hari di dalam kehidupan nyata.
Pembaca hanya diberi solusi impian (pipe dreams) oleh
penulis.
• Setiap pribadi memiliki masalah yang berbeda dan solusi
yang berbeda pula dalam mengatasinya. Apa pun itu, kita
tidak bisa mengambil contoh yang berhasil untuk satu
individu, lalu menerapkannya pada individu lain. Stereotip
tidak dapat berlaku bagi semua kalangan dari jenis yang
berbeda.
Buku yang ada di tangan Anda sekarang ini tidak akan memakan
waktu Anda sebanyak Anda membaca sebuah novel tebal. Isinya
bukan solusi impian, namun faktayang beredardi masyarakat,
dan dapat menjadi acuan yang layak Anda pertimbangkan, dan
tidak wajib dijalankan!
Perdebatkan isinya, nikmati pemikirannya, dan bantahlah
jika perlu.
Ambillah yang menurut Anda benar, dan buanglah yang
menu rut Anda bodoh.
Kemudian, ciptakan pertanyaan-pertanyaan baru yang
selama ini Anda simpan di dalam pikiran Anda. Buatlah
jawabannya....
Atau, berikan pada saya....
Sebagaimana saya katakan, semua ini yaitu awal dari
sebuah perjalanan... dan perjalanan ini akan terus berlanjut jika
Andakembali bertanya... walaupun mungkin tidakakan pernah
terjawab.







