yang duduk bersama orang pandai, sekalipun tidak dapat
mengingat ilmu yang disampaikannya, akan memperoleh tujuh kemuliaan, yaitu:
1. Kemuliaan orang yang belajar.
2. Mengekang laku dosa, sepanjang dekat dengan orang pandai.
3. saat berangkat menuju majelisnya dituruni rahmat oleh Allah.
4. saat berdampingan dengannya, memperoleh rahmat yang diberikan kepada
orang pandai tersebut.
5. Ditulis kebaikan, sepanjang mendengarkan tutur kata (nasihat)nya.
6. Diliputi para malaikat dengan sayapnya, sebab mereka sangat rela kepadanya.
7. Setiap langkah ditulis kebaikan dan penebus dosa baginya serta dinaikkan tingkat
derajatnya.
Selanjutnya ditambah lagi dengan enam kemuliaan, yaitu:
1. Senang mengikuti (hadir) di majelis Ulama
2. Mendapat pahala kebaikan setiap orang yang mengikuti jejaknya, tanpa
mengurangi pahala orang yang mengikuti tersebut.
3. saat orang pandai itu diampuni maka memberi syafaat baginya.
4, Berhati tenang atau dingin, jauh dari pergaulan dengan orang fasik.
5. Masuk perjalanan orang-orang terpelajar (terdidik) dan para shalihin,
414 Tanbih al-Ghafiln
6. Termasuk penegak perintah Allah, FirmanNya:
Artinya:
“Jadilah manusia yang taat kepadu Tuhan, sebab mengajarkan kitabNya.
Semua kemuliaan tersebut di atas yaitu bagi mereka yang lemah (tidak mampu
mengingat) ajaran yang disampaikan oleh orang pandai, sedangkan bagi mereka
yang kuat ingatannya bahkan dilipat gandakan kemuliaannya.
Surga Allah di dunia yaitu "Majelis Zikir” atau pengajian, siapa masuk ke dalamnya,
pasti bahagia. Nabi bersabda: ”Satu majelis baik, bagi seorang mukmin, menjadi
penebus dua juta majelis busuk”. Terkadang orang keluar rumah menanggung dosa
sebesar gunung Thihamah, namun saat ia mendengarkan ilmu dibahas (pengajian),
merasa takut dan bertaubat, maka pulang dengan bersih dari segala dosa, oleh
sebab itu dekatilah majelis ilmu, tiada majelis yang lebih mulia melebihi majelis ilmu”.
(Umar Khathab).
Humaid dari Anas, katanya, Ada orang bertanya: "Kapan terjadinya Kiamat? Nabi
menjawab:” Persiapan apa bagimu untuk menyambutnya? Jawabnya: ”Persiapanku
bukan memperbanyak salat dan puasa, namun hanya cinta kepada Allah dan
RasulullahNya, Lalu beliau bersabda:
"Seseorang akan berkumpul dengan orang yang dicinta, dan kamu juga akan
berkumpul dengan orang kau cinta. Sahut Anas: "Kaum muslimin tidak pernah
bergembira, melebihi senangnya sewaktu mendengar hadis tersebut . (Al Hadis)
Kata Ibnu Mas'ud: "Tiga kalimat kukatakan dengan hak, yaitu: "Orang yang Allah
pimpin di dunia, pasti di akhiratpun Dia pimpin. Dan tidak sama antara orang yang
punya bagian dalam Islam dengan yang tiada bagian. Dan seseorang pasti
dikumpulkan dengan siapa yang ia cintai. Yang keempat, yaitu: yang ditutupi (aibnya)
di dunia oleh Allah, pasti di akheratpun tutupi pula.
saat masuk pasar Abu Hurairah berkata: ” Kamu di sini. sedangkan warisan Nabi
Muhammad # dibagi-bagi di Masjid, mereka segera pergi ke Masjid, kata mereka: "Hai
415 Tanbih al-Ghafiln
Abu Hurairah, kenapa tiada kelihatan orang membagi-bagi warisan?”. Jawabnya:
"Masakan kamu tidak tahu?” Jawab mereka: "Yang kulihat hanyalah orang berzikir
dan baca Alquran” Abu Hurairah berkata: "Itulah warisan Nabi Muhammad ”.
Seandainya pagi-pagi aku pergi ke suatu kaum, bertanya tentang satu masalah
agama, atau sebaliknya orang bertanya kepadaku, maka bagiku lebih baik daripada
membelanjakan 100 ekor kuda demi perang sabil. (Demikian Al Qamah Qais)
Nabi bersabda: "saat ada jamaah berzikir lalu diseru ”Tegaklah kamu, segala
dosamu telah diganti dengan kebaikan, dan para malaikat ikut duduk bersama mereka
sejuAllah bilangan mereka”.
Orang-orang yang habis mendengarkan pengajianku, terbagi menjadi tiga, yaitu: 1.
Kafir, 2. Munafik, 3. Betul-betul mukmin. sebab yang aku sampaikan hanyalah
Alquran dan hadis Rasulullah , maka orang tak percaya berarti kafir, dan yang ragu
berarti munafik, serta yang menyesali perbuatannya dan mengikuti ajaran Allah dan
RasulullahNya, itulah yang benar-benar mukmin. (Demikian Syaqiq Zahid).
Kata Al Faqih: "Barang siapa duduk bersama 8 macam manusia, maka bertambah
pula 8 sifat, yaitu:
1. Duduk bersama orang kaya bertambah cinta harta.
2. Duduk bersama orang miskin, bertambah syukur dan rela atas pemberian Allah.
3. Duduk bersama penguasa, bertambah keras hati lagi sombong.
4. Duduk bersama anak-anak, bertambah senang bermain dan bergurau.
5. Duduk bersama pelacur, bertambah berani berbuat maksiat dan menunda-nunda
taubat.
6. Duduk bersama orang shalih, bertambah tekun ibadat dan menjauhi maksiat.
7. Duduk bersama Ulama bertambah ilmu dan takwa.
8. Duduk bersamawanita, bertambah bodoh dan syahwat serta condong pada pikiran
mereka.
Ada 3 macam tidur dan tertawa yang dibenci Allah, yaitu: 1. Tidur di majelis zikir, 2.
Tidur sesudah salat Subuh, 3. Tidur sebelum salat Isyak. Sedangkan tertawa yaitu: 1.
Tertawa di belakang mayit, 2. Di majelis zikir, 3. Di atas kubur.
416 Tanbih al-Ghafiln
Menurut Abu Yahya Warrag, musibah ada 4 macam, 1. Terlambat dari takbiratulnya
imam, 2. Terlambat mendatangi majelis zikir, 3. Terlambat perang sabil, 4. Terlambat
Wuguf di Arafah, saat ia menunaikan ibadat haji.
Duduk di majelis ilmu yaitu tujuan agama, dan berguna bagi kesehatan jasmani,
sedang duduk bersama orang fasik menodai agama, dan sangat buruk bagi
kesehatan jasmani.
Nabi bersabda:” Melihat wajah orang pandai (agama) yaitu ibadat, demikian pula
melihat Ka'bah juga ibadat, serta melihat Alquran”.
Kata Al Faqih: "Seandainya orang datang ke majelis 'Alim tujuannya hanya melihat
wajahnya, pasti cukup memberi motivasi bagi manusia berakal normal untuk
memperhatikannya. Padahal Nabi menempatkan dia sebagai wakilnya, sabdanya:
Artinya:
"Orang ziarah kepada orang "alim, seakan iu siaruh kepuduku, berjubat tangun
dengannya seakan berjubat tungun denganku, duduk bersumunya seakan duduk
bersamaku, dun yang duduk bersamaku di dunia, pasti Allah mendudukkannya
bersumaku kelak di surga”.
Ulama diibaratkan bagai bintang-bintang, jika ia terbit, masyarakat sekitarnya
memperoleh petunjuk dengannya, dan jika gelap mereka bingung. Dan kematiannya
bagai lubang di dalam Islam, selamanya tidak dapat ditutup dengan apapun.
417 Tanbih al-Ghafiln
BAB 59
Tentang Syukur
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas, Nabi bersabda: "Allah senang
kepada orang yang mengucapkan ALHAMDU LILLAAH sesudah selesai makan atau
minum”. (Al Hadis)
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Asma binti Yazid, katanya: "Aku dengar
Rasulullah bersabda: "Jika Allah menghimpun makhluk seluruhnya (mulai pertama
hingga akhir), lalu diseru dengan suara yang didengar oleh semuanya: "Hari ini akan
dijelaskan, siapa yang pantas memperoleh kehormatan. Bangkitlah orang yang
lambung mereka jauh dari tempat tidur (yakni tidak tidur di waktu malam untuk
beribadat kepada Allah), lalu bangunlah mereka, namun juAllahnya terbatas. Diserukan
lagi: "Bangkitlah hai para pedagang jujur untuk zikir kepada Allah, bangunlah mereka
dengan juAllah sedikit. Diserukan lagi: "Bangkitlah orang yang selalu bersyukur
memuji Allah saat senang atau duka, lalu bangunlah mereka dengan juAllah sedikit
pula. Kemudian semua makhluk (manusia) dihisab.
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Hasan, Nabi Musa bertanya: "Ya
Tuhan, bagaimana Adam pandai mensyukuri nikmatMu kepadanya. Kau jadikan ia
dengan kekuasaanMu, lalu diberinya roh, ditempatkan di surga, kenapa malaikat
diperintah sujud kepadanya? JawabNya: "Hai Musa, ia mengerti bahwa semua itu dari
Aku, lalu ia memujiKu, itulah syukurnya kepadaKu.
Dari Sa'id dari Qatadah, Nabi bersabda: "Orang yang diberi 4 macam, untung dunia-
akhirat, yaitu: 1. Bibir yang selalu zikir, 2. Hati yang selalu bersyukur, 3. Badan selalu
sabar, 4. Istri seorang mukmin yang shalihah.
Dari sekian banyak doa Nabi Daud, di antaranya yaitu:
Artinya: " "Ya Allah, aku memohon empat perkara kepadaMu, dan berlindung dari
emput pula kepudaMu, yaitu:
1. Bibir yang selalu bersikir kepudaMu.
2. Yati selalu bersyukur.
418 Tanbih al-Ghafiln
3. Badan bersubur.
4. Istri yang membuntu urusanku duniu-ukhirut.
Dan aku berlindung dari emput pulau, yaitu:
1. Dari anak yang memperdaya aku.
2. Dari istri yang menjadikan aku berubun sebelum wuktunya.
3. Dari harta yang membahayakan.
4. Dari tetangga, yang meruhusiakun kebaikunku dan menvebur luaskan (membuka)
rahasia keburukanku.
Mw'awiyah bertanya kepada kawan-kawannya, bagaimana pend ka berbeda-beda,
lalu Ndapatmu tentang kesejahteraan? Jawab mere katanya: "Kesejahteraan itu
dalam 4 perkara, yaitu:
1. Rumah kediaman
2. Penghidupan yang cukup
3. Istri yang memuaskan
4. Tidak mengganggu lain orang.
Dua kenikmatan yang wajib disyukuri, yaitu:
1. Jauh dari pintu raja (penguasa)
2. Jauh dari pintu dokter (rumah sakit, PUSKESMAS dan lain-lain). (Demikian Sutyan
Tsaury)
Seorang muslim yang sehat wal afiat berarti telah mencapai puncak kenikmatan
dunia-akhirat, sebab pokok nikmat yaitu: "Sehat wal aftat” sedang pokok nikmat
akhirat yaitu: ”Islam”.
Dari Ibnu Abbas, Nabi bersabda: "Ada dua kenikmatan yang sering dilupakan
manusia, yaitu: "Sehat wal 'afiat, dan waktu luang (senggang)”.
Diberi nikmat hendaklah bersyukur dengan mengucapkan: ”ALHAMDULILLAAH”, dan
diberi musibah (kesusahan) hendaklah istighfar "ASTAGHFIRULLAAHAL 'AZHIIM”,
dan jika terasa ditekan oleh kemiskinan hendaklah memperbanyak ucapan, ”LAA
419 Tanbih al-Ghafiln
HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAHIL 'ALIYYIL 'AZHIIM”. (Seorang Ulama
Tabi'in).
Nabi bersabda: "Makanan sempurna yaitu yang di dalamnya mengandung 4 unsur,
yaitu:
1. Halal, 2. Disebut asma Allah, 3. Banyak yang makan (bersama), 4. Ucapan
”"ALHAMDU LILLAAH” sesudahnya”.
Dari Hasan, Nabi bersabda: "Seseorang yang diberi nikmat (banyak atau sedikitnya
nikmat) lalu mengucapkan "ALHAMDU LILLAAH”, berarti ia memperoleh nikmat yang
lebih besar daripada yang baru dinikmati olehnya”.
Nabi bersabda: "Aku kagum terhadap sikap orang mukmin, segala kejadian yang
menimpa dirinya dianggap baik, diberi nikmat lalu bersyukur sangat baik baginya, dan
diuji bahaya lalu bersabar, juga sangat baik baginya”.
saat Mak-khul ditanya tentang ayat:
Artinya:
"Di hari Kiamat lalu kamu ditanya tentang nikmat (Yang dirasakan)”.
Jawabnya: "Yang dimaksud nikmat, berupa minuman, makanan (yang
mengenyangkan perut), tidur nyenyak, rumah kediaman, elok rupa (tampan-cantik),
badan dan Tain-lain.
Nabi Isa mengenakan pakaian serba bulu seraya menangis di depan para
sahabatnya, wajahnya beruba sebab laparnya, bibirnya kering akibat haus, rambut
dada dan lengannya panjang, mengucapkan salam, katanya: "Akulah yang
menurunkan dunia ini di tempatnya dengan izin Allah, tidaklah heran ataupun bangga.
Hai Bani Israil, ringankanlah dunia (persoalannya) agar ringan pula bagimu, dan mulia
bagimu akhirat, janganlah menghina akhirat pasti mulia bagimu dunia, sebab dunia
bukan tempat kemuliaan, fitnah dan kerugian sering ia timbulkan. Jika kamu benar-
benar kawan dan sahabatku, maka tetapkan hatimu membenci dan memusuhi dunia,
420 Tanbih al-Ghafiln
jika tidak, maka kamu bukan sahabatku, Hai Bani Israil, jadikanlah masjid sebagai
rumahmu, dan kubur sebagai rumah kediamanmu, jadilah kamu seperti tamu. Coba
bayangkanlah burungburung yang tidak bercocok tanam dan tidak pula mengetam,
namun Allah memberi rezeki tetap kepada mereka. Hai Bani Israil, makanlah voti
tepung jagung, dan rempah-rempah atau buah-buahan, maklumilah bahwa kamu
tidak sanggup mensyukurinya, lalu bagaimana kamu mampu mensyukuri nikmat yang
melebihi itu?”.
Sa'id Jubai, berkata: "Manusia pertama masuk surga ialah orang yang lalu
mengucapkan kalimat Alhamdulillah, baik di kala senang maupun susah”,
Al Faqih berkata:” Bersyukur yaitu ibadat manusia terdahulu hingga trakhir, ibadat
para malaikat, para Nabi dan masyarakat bumi serta ahli surga.
Yang dilakukan para Nabi, yaitu:
1. saat Nabi Adam (pertama) bersin mengucapkan ”"ALHAMDULILLAH”.
2. saat Nabi Nuh dan orang-orang mukmin diselamatkan dari bahaya yang menimpa
kaumnya diperintah mengucapkan:
Artinya:
Segala puji bagi Allah Yang menyelaumutkan kumi dari para penganiaya”. (Al
Mukminun 28)
3. Ucapan Nabi Ibrahim
Artinya:
"Segala puji bagi Allah Yang memberi Ismu'il di hari tuaku, Dia mengabulkan doa(ku)”.
(Ibrahim 39)
4. Nabi Daud dan Sulaiman pembaca:
Artinya:
"Segala puji bugi Alluh Yung melebihkan kami utas semua hambaNya yang mukmin”.
(Nahl 15)
Yang dilakukan para penghuni surga di enam tempat yaitu:
421 Tanbih al-Ghafiln
1. saat dipisahkan dari manusia pendurhaka, membaca:
Artinya:
"Segala puji bugi Allah Yang menyelamatkan kami dari pura penganiaya "(Al
Mukminun 28)
2, saat melewati shirat, mereka membaca:
Artinya :
"Segula puji bagi Allah Yang melenyapkan kedukaan kami, Dia Pengampun lagi Muhu
Mensyukuri”.
3. Sesudah mandi ”Maul-Hayat” air hidup dan melihat surga membaca:
Artinya:
"Segala puji bagi Allah, Yang menunjuki kami hingga mencapai ini, dan tiduklah
mungkin memperoleh ini, seundainya kami tiduk ditunjuki oleh Allah”.
4. sesudah masuk surga, membaca:
Artinya:
"Segula puji bugi Allah, Yang memenuhi junjiNya dan mewariskan bumi bagi kami”.
5. saat mereka telah memperoleh tingkat masing-masing, membaca: .
Artinya:
"Segala puji bagi Allah, Yang menghapus kedukaan kami, Dia Pengampun lagi
terpuji”. (Fathir 34). Yang menempatkan kami di kediaman kekal, semata hanya
karuniaNya”. (Fathir 35)
6. saat habis makan, membaca:
Artinya: "Segala puji bagi Allah seru sekalian ulam ”. (Fatihah 2)
Seorang ahli hikmah mengungkapkan: "Aku disibukkan mensyukuri empat perkara,
yaitu:
422 Tanbih al-Ghafiln
1. Seribu macam makhluk ciptaan Allah yang paling mulia yaitu anak Adam,
sedangkan aku termasuk di dalamnya.
2. Pria (derajatnya) melebihi wanita, sedang aku berada di dalamnya.
3. Islam yaitu agama terbaik yang diterima Allah, sedang aku di dalamnya (seorang
muslim).
4. Umat Muhammad yaitu umat terbaik, sedangkan aku termasuk di dalamnya.
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda: "Empat macam makhluk ciptaan Allah, yaitu: 1.
Malaikat, 2. Jin, 3. Manusia, 4. Setan. Kemudian mereka dibagi 10, yang 9 dari para
malaikat, dan yang satu berupa: "Jin, manusia dan setan”.
Riwayat lain menyebutkan 10 bagian, yang 9 berupa jin dan setan, dan yang satu
manusia. Selanjutnya manusia dibagi 125 macam, yang 100 Ya'juj-Ma'juj dan Sanuj,
malug dan lain-lain, yang kesemuanya kafir, neraka tempatnya, dan yang 25 manusia-
(12 Rumawi, Kharaz, dan Sighlab, dan 6 di barat atau di antara Zith, Habasy, dan Zinj,
dan 6 di timur atau di antaranya: Turki, Khagan, Ghazu, Negro, Keling Kimak, Yamk
dan semuanya masuk neraka kecuali yang Islam). Dan tinggal satu bagian dari 25 itu
yaitu: Umat Islam, oleh sebab itu wajiblah bersyukur atas nikmat ini, dan mengertilah
bahwa Allah telah memilihnya dari berjutajuta makhluk hingga diciptakan sebagai
orang beriman. Selanjutnya umat Islam dibagi 73 golongan, yang 72 menuruti
nafsunya dan tersesat, sedangkan yang mengikuti ”SunnaturRasulullah” hanyalah
satu, (yakni) yang berani melemahkan nafsu dan akalnya tunduk mengikuti tuntunan
Allah, dan RasulullahNya, hingga selamat tidak tersesat dari jalan lurus (Islam).
Ada dua macam syukur, yaitu:
1. Syukur umum, artinya: "Mengakui nikmat itu dari Allah, lalu lisannya mengucapkan
syukur.
2. Syukur khusus, artinya: "mengucapkan lewat mulut, makrifat dalam hati, semua
anggota tubuh dipelihara dari hal-hal yang tidak halal, termasuk memelihara omongan
423 Tanbih al-Ghafiln
jorok, tak berguna dan lain-lain. Menurut Muhammad Ka'ab, syukur ialah: "Amal
perbuatan,
sebagaimana Firman Allah:
Artinya:
"Beramallah kamu (bersvukurlah), yukni: Jadikanlah Semua amal perbuatanmu itu
untuk mensyukuri nikmat karunia Tuhanmu”.
Amr Syw'aib dari ayah dan neneknya, Nabi bersabda: "Ada dua Sifat terpuji, bagi
orang yang bersikap tersebut dianggap bersyukur, dan Sabar, yaitu:
1. Memandang orang yang lebih tinggi dalam masalah agama, agar dapat meniru dan
mengikuti jejaknya.
2. Memandang orang yang lebih rendah dalam urusan duniawi, agar mudah bersyukur
kepada Allah.
Al Faqih berkata:” Syukur itu dalam 3 hal, yaitu:
1. saat menerima nikmat, ingatlah Pemberinya lalu memuji kepadaNya (Allah 45).
2. Menerima nikmat dengan rela dan puas.
3. Jangan gunakan nikmat dalam maksiat.
Orang yang diberi 4 sifat, berarti melebihi kebaikan yang ada pada keluarga Daud
tentang dunia, yaitu:
1. Takut kepada Allah, baik sewaktu sepi-sendiran (dua orang priawanita) atau di
muka umum, sehingga mengurungkan perbuatan yang dianggap keji.
2. Berhemat, baik sewaktu kaya atau miskin.
3. Berlaku sedang (adil), baik saat marah atau tidak.
4. Selalu memuji Allah, baik sewaktu senang atau susah. (Demikian pernyataan Nabi
Sulaiman, Daud )
Manusia yang sangat beruntung, yaitu yang menerima nikmat terbesar, berupa:
"Aman dari siksa (di alam kubur) dan menunggu pahalanya.
424 Tanbih al-Ghafiln
BAB 60
Tentang Menciptakan Lapangan Kerja (Kasab Atau Usaha)
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
"Orang yang mencari harta halal demi terpeliharanya harga diri (tidak sampai minta-
minta), dan memberi nafkah keluarganya, serta berbuat baik kepada tetangganya,
maka di hari Kiamat berwajah bulan purnama ia dibangkitkan. Sedangkan mereka
yang tujuannya menghimpun harta semata, untuk berbanggaan, sombong, maka di
hari Kiamat dimarahi oleh Allah”.
Al Faqih meriwayatkan dcngan sanadnya dari Nashr Yahya, katanya: "Nabi Daud
sudah terbiasa menyamar, menanyakan tentang kelakuan umatnya, Pada suatu hari
ia bertemu Jibril (menyerupai manusia), ia menyapa: "Hai Pemuda bagaimana
pendapatmu tentang Daud? Jawabnya: "Ia hamba terbaik, tapi ada pula
kelemahannya, Lalu:” Apa kelemahannya? Jawabnya: "Makannya mengambil dari
Baitul-mal punya orang Islam padahal Allah sangat menyayangi manusia yang makan
dari hasil jerih payah sendiri. Lalu ia pulang seraya menangis: Ya Tuhan tunjukilah
aku agar dapat menciptakan usaha atau pekerjaan sendiri sehingga tidak lagi aku
makan belanja dari Baitul mal. Kemudian ditunjuki cara bekerja (yakni) memproduksi
alat atau pakaian perang dengan melunakkan besi, hal ini dikerjakan sesudah pulang
dari kantornya (melayani keperluan masyarakatnya), sehingga dengan menjual hasil
karyanya ia dapat membelanjai keluarganya, tanpa mengambil dari Baitul Mal. Firman
Allah:
Artinya:
"Kami lunakkan besi bagi Daud, dan Kami tunjuki (cara membuat) pakaian perang dari
besi, agar terpelihara dari senjata (musuh) ketiku perang”.
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Tsabit Bunany, katanya: "Rasa aman
('Afiah kesejahteraan) ada 10, yang sembilan ada pada "DIAM" dan yang satu: ”
Dalam menghindari pergaulan masyarakat umum. Dan ibadat juga 10 bagian, yang 9
dalam mencari rezeki, dan yang satu: "Dalam kelakukan Ibadah".
425 Tanbih al-Ghafiln
Dari Jabir Abdullah, Rasulullah bersabda: "Orang yang cara usahanya dengan minta-
minta, pasti Allah membuka pintu kemiskinan baginya, dan orang yang memelihara
dirinya pasti Allah membantunya. Dan orang yang terima apa adanya, pasti Allah akan
memberi kecukupan padanya. Jika seseorang pergi ke lembah dengan seutas tali
untuk mengambil kayu, lalu dijual ke pasar dengan harga (satu mud korma), maka
baginya lebih baik daripada minta-minta (mengemis), baik diberi atau tidak”.
Nabi bersabda: "Berdaganglah pakaian atau kain, sebab dulu ayahmu Ibrahim juga
pedagang kain”.
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda: "Dulu Nabi Zakaria (juga bekerja sebagai) tukang
kayu”.
Dari Hisyam Urwah dari ayahnya, dari Aisyah, katanya: "Nabi Sulaiman terkadang
memegang daun kelapa (Janur - Jawa) saat berkhutbah, bahan keranjang dianyam
lalu dibuat berbelanja dan lainlain. Kerajinan tangan dan jika sudah jadi (selesai) dijual
pelayannya ke pasar.
Syaqiq Ibrahim dalam menafsirkan ayat:
Artinya:
"Seundainya Alluh melapungkan reseki kepada humbaNya pasti mereka melumpaui
batas( bejat moralnya). namun Allah memberinya .menurut sekehendaknya demi
kebaikan hambaNya, Allah Mengetahui semua humbaNya secaru detail dan
mengawasinya?. (Asy Syura 27)
Seandainya Allah memberi rezeki tanpa usaha pasti manusia semakin rusak, dan
banyak peluang baginya berbuat kejahatan namun Dia Bijaksana menghiburnya
dengan usaha, agar tidak banyak berbuat kerusakan.
Kata Sa'id Musayyab: "Tidak (kurang) baik bagi manusia yang tidak bekerja
(menghimpun harta) halal, sebab dengannya dapat menunaikan kewajiban
(agama)nya, dan memelihara kehormatannya”.
426 Tanbih al-Ghafiln
Penegasan Umar Khathab: "Hai orang-orang fakir-miskin, angkatlah kepalamu,
bekerja keraslah, sebab banyak cara usaha itu, jadilah penanggung diri sendiri
(jangan memberatkan orang)”. Abu Shalih berkata: ”Umar menyuruh kami bekerja
sama (antara) 3 orang, yaitu: Yang satu membidangi usaha (mengolah pekerjaan),
yang satu memasarkan, dan yang lainnya mengikuti perang Sabil, Sahut Abu Shalih:
”Saat ini aku tiba waktunya pergi ke medan laga, memelihara perdamaian
diperbatasan”.
Al Faqih dari Abu Ja'far, dari Abdullah Mubarrak, katanya: "Orang yang berhenti
usahanya (di pasar atau di mana saja ia berusaha), turunlah wibawanya dan rusaklah
moralnya”.
Oleh sebab itu bekerjalah, agar harga dirimu terpelihara, tidak sampai dihina banyak
orang, apa lagi jika sampai memberatkan (tanggungan) orang.
Dari Jabir Abdullah, Nabi bersabda: "Orang yang menanam tanaman atau pohon
(buah), lalu dimakan manusia, hewan, burung atau hewan buas, berarti ia telah
bersedekah”.
Dari Anas, Nabi bersabda:” Seandainya hari Kiamat tiba, sedangkan kamu
memegang biji, jika bisa kamu tanam maka laksanakanlah.
Dari Mak-khul, Nabi bersabda: Hati-hatilah kamu, suka mencela atau memuji, dan
jangan pula menghina atau berlagak mati, (maksudnya) selalu menggantungkan diri
pada orang lain, enggan berusaha atau malas bekerja.
A'masy dari Abu Muharrig, katanya: "Ada seorang pemuda lewat, lalu Abu Bakar dan
Umar berkata: "Untung sekali, jika ketangkasan dan kecakapan pemuda itu
dimanfaatkan untuk jihad fi sabilillah, pasti besar sekali pahalanya. Lalu Nabi
bersabda: "Jika ia bekerja membantu kedua orang tuanya yang sudah tua, berarti ia
telah jihad fi sabilillah, dan jika ia berusaha memenuhi nafkah anak-istrinya, berarti ia
telah jihad fi sabilillah, dan jika ia bekerja demi keperluan hidupnya sendiri, berarti ia
telah jihad fi sabilillah (agar tidak sampai minta-minta), dan jika ia berusaha sekedar
427 Tanbih al-Ghafiln
populeritas (mencari nama) dan untuk kebanggan dirinya, berarti ia telah masuk jalan
(perangkap) setan”.
Dari Ibnu Umar, Nabi bersabda: "Allah selalu mengasihi (senang) kepada setiap
orang mukmin yang tekun bekerja, memenuhi nafkah keluarganya (jika ia sebagai
ayah), dan tidak senang kepada orang sehat yang menganggur, tidak beramal dunia
juga tidak akhirat.
Ja'far Shadig dari Muhammad Baqir, katanya: Nabi biasa pergi ke pasar membelikan
keperluan keluarganya, dan saat ditanya, jawab beliau: Jibril menasihati aku, bahwa:
"Orang yang berusaha memenuhi nafkah keluarganya, agar tidak tamak kepada lain
orang, berarti telah jihad fi sabilillah”.
Anas berkata: "Ada orang minta-minta kepada Nabi lalu ditanya: "Kamu tidak punya
apa-apa di rumah? Jawabnya: "Ya, hanya tikar sobek yang kami duduki, kami tidur di
atasnya (dan dibuat bantal atau kemul, piring dibuat makan, minum dan mencuci
kepala. Lalu sabdanya: "Bawalah kemari semuanya. sesudah diserahkan kepada
beliau, lalu ditawarkan kepada para sahabat, siapa mau membeli ini? Seorang
menawar satu dirham. Ditawarkan kembali: "Siapakah yang mau membeli ini, lebih
satu dirham? ada orang menawar 2 dirham. Lalu diberikan dan uangnya diserahkan
kepada orang tadi, beliau bersabda: "Ini uangnya, yang 1 dirham belikanlah makanan
untuk keluargamu dan yang satunya lagi kau belikan kapak dan bawalah ke sini, Lalu
ia melaksanakan petunjuk Nabi tersebut, kemudian ia datang lagi kepada Nabi seraya
membawa kapaknya. Dan beliau memasangkan kayu untuk pegangan kapak
tersebut. seru beliau: "Carilah kayu, lalu dijual dan jangan ke sini selama 15 hari.
Kemudian ia lakukan seruan itu dan dapat menghimpun 10 dirham uang untuk nafkah
keluarganya, ia selanjutnya memberitahu Nabi Sabdanya: "Usaha semacam ini
yaitu sangat baik bagimu daripada kau datang di hari Kiamat sedang (pekerjaan
mintamintamu akan menjadi) titik hitam di mukamu, yang tidak dapat hilang kecuali
dengan api neraka”.
Seorang ahli hikmah berkata: "Seyogyanya bagi orang yang berakal sehat, jangan
memilih suatu negeri (untuk menjadi tempat tinggal), yang tidak menghimpun lima
perkara, yaitu:
428 Tanbih al-Ghafiln
1. Penguasa yang berwibawa (kuasa penuh).
2, Para hakim yang adil
3. Pasar yang hidup.
4. Sungai yang mengalir (tak kenal kering).
5. Dokter yang pandai.
Dan saat ditanya: "Usaha apakah yang paling baik? Jawabnya: "Usaha yang halal
demi terpenuhinya kebutuhan hidup, dan demi kelestarian beribadat, serta
kelebihannya ditabung pada bank Akhirat (amal jariah).
Adapun keuntungan akhirat yaitu: "Ilmu yang diamalkan dan disebar luaskan, serta
amal shalih yang biasa dilakukan (yakni) sunnaturRasulullah yang ditegakkan. Dan
saat ditanya: "Penghasilan dari usaha apakah Yang paling buruk atau jahat?
Jawabnya: "Yaitu, penghasilan dengan jalan atau usaha haram, dan dikeluarkan
untuk maksiat, dan membantu orang yang menentang Tuhan, hendaknya hal
semacam itu cepat-cepat kau tinggalkan.
Adapun hasil amal akhirat yang buruk, yaitu: Mengingkari kebenaran dengan latar
belakang hasud, dan perbuatan maksiat yang terus-menerus, serta sunah atau
perilaku busuk yang ditegakkan sebab zalim dan melanggar”.
429 Tanbih al-Ghafiln
BAB 61
Bahaya Usaha dan Hindarilah Haram
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Qatadah, Nabi bersabda: "Jika kau
mau, aku bersumpah, bahwa Peda-gang itu tidak beres, dan aku heran kenapa
mereka itu selamat, di siang hari bersumpah, namun di malamnya ia menghitung-
hitung”. Al Faqih dari Hamzah Muhammad dari Abu Qasim Ahmad Ham dari Yahya,
katanya: "Aku peroleh penjelasan dari ahli ilmu, bahwa: "Agama dan dunia tidak
mungkin tegak tanpa adanya 4 perkara, yaitu: "Ulama dan pemerintah, serta pejuang
dan pedagang”. Kata Al Faqih: "Seorang ahli zuhud menjelaskan bahwa, Pemerintah
yaitu: Pelindung dan pengayom rakyat, dan Ulama sebagai pewaris Nabi yang
menunjuki makhluk ke jalan lurus (akhirat), sedangkan masyarakat umum yaitu
pengikutnya. Dan Para Pejuang yaitu pasukan tentara Allah, untuk memberantas
orang-orang kafir. Sedangkan para pedagang, yaitu yang diamati Allah untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Pemerintah dan Ulama hendaklah diikuti jejak
ajarannya, dan tentara memberantas atau mengamankan kerusuhan, namun jika
mereka berlaku sombong dan tamak, maka keamanan tidak mungkin terwujud bagi
masyarakat, sedangkan pedagang jika khianat, maka manusiapun juga tidak bakal
tenang. Pernyataan seorang ahli hikmah: "Rugi dunia-akhirat bagi para pedagang
yang tidak bersifat tiga yaitu:
1. Mulutnya suci dari bohong, laghwu (main-main atau bergurau) dan sumpah.
2. Hatinya suci dari penipuan, khianat dan iri.
3. Jiwanya selalu memelihara salat Jumat, dan salat jamaah, selalu menimba ilmu,
dan mengutamakan rida Allah daripada lainnya.
S. Ali menegaskan: "Para pedagang yang tidak pandai agama, "pasti terjerumus
dalam riba, lalu terjerumus (terus, yakni buta masalah agama) tentang halal-haram
dalam (menggunakan cara) menghimpun harta dan keuntungan”.
Jangan melihat pakaian orang pasar, sebab di dalamnya terdapat serigala-serigala.
Dan berhati-hatilah dari tiga orang, yaitu: 1. Tetangga yang kaya. 2. Ahli gurra pasaran
(murahan) 3. Ulama pernerintah. (Demikian Sufyan Tsaury).
430 Tanbih al-Ghafiln
Sewaktu masuk pasar, Muhammad Syimal berkata: "Hai penghuni pasar, jualanmu
sepi, dan busuk barangnya, dan teranggamu penghasud, serta nerakalah tempat
kediamanmu. (Muhajn mad Syimal).
Kata Ibnu Abbas: "Usaha halal yaitu sangat berat melebihi beratnya memindahkan
sebuah gunung”.
Kata Yunus Ubaid: ”Saat ini jarang sekali orang berusaha yang halal sekalipun sedikit,
dan sedikit yang dipercaya, mengikuti sunnaturRasulullah, bertambah hari semakin
mengurang.
Kata Muw'adz Jabal: "Setiap orang pasti menghadap Allah kelak di hari Kiamat,
ditanya tentang 4 perkara, yaitu:
1. Jasmani dimanfaatkan untuk apa sampai binasa.
2. Umurnya untuk apa hingga habis,
3. Bagaimana (sejauh mana) ilmunya diamalkan,
4. Darimana memperoleh harta (dengan cara apa ) dan digunakan untuk apa?.
Kata Ulama hikmah: "Rakus yaitu cara bagi orang munafik dalam memperoleh
harta, lalu tidak bersedekah akibat keraguannya, sekali-kali bersedekah disertai riya.
Sedangkan orang mukmin cara memperolehnya dengan rasa takut, dan
memegangnya seraya bersyukur, lalu membelanjakannya dengan ikhlas sebab
Allah.
Heran, orang meninggalkan makanan halal sebab khawatir penyakit, tapi kenapa
tidak berani meninggalkan yang haram sebab takut api neraka? (Kata Ibnu
Syabrumah).
Kata Yahya Mw'adz Razy: "Taat disimpan di almari Allah, sedangkan donyaitu kunci
pembukanya, dan gigi kunci tersebut. yaitu harta halal. Oleh sebab itu doa tidak
bakal diterima, kecuali dengan harta halal.
Dari Ibnu Zubair, dari Jarir, Rasulullah bersabda: ” Hai sekalian manusia, seSeorang
tidak akan mati sebelum rezekinya habis, oleh sebab itujangan beranggapan
431 Tanbih al-Ghafiln
datangnya rezeki itu lambat, bertakwalah kepada Allah, dan gunakan cara yang baik
dalam mencari rezeki, lalu ambillah yang halal bagimu, dan hindarkanlah yang haram.
Ulama hikmah berkata: Ada 4 pengertian tentang rezeki, bagi umumnya manusia,
yaitu:
1. Tahu bahwa rezeki itu dari Allah, dan meyakinkan adanya usaha sendiri (tanpa itu
tidak bakal menerima rezeki), maka sikap semacam ini musyrik.
2. Tahu bahwa rezeki itu dari Allah, namun meragukannya (diberi atau tidak), maka ia
munafik.
3. Meyakinkan bahwa rezeki itu dari Allah, namun enggan mengeluarkan zakatnya,
bahkan dibelanjakan pada maksiat, maka fasiklah ia.
4. Meyakinkan bahwa rezeki itu dari Allah, dan bekerja atau usaha itu hanya sekedar
perantara (faktor penyebab datangnya rezeki), tidak mempengaruhi dapat atau
tidaknya, lalu kewajiban zakatnya ia penuhi, dan tidak dibelanjakan pada maksiat,
maka itulah mukmin yang tulus ikhlas.
Kata Zaid Arqam: "Setiap malam pembantu Abu Bakar Shiddiq, membawa hasil
(makanan), dan ia tidak mau memakannya sebelum tahu persis dari mana dan cara
bagaimana ia memperoleh makanan itu.
Pada suatu malam ia datang dengan makanan dan Abu Bakar langsung
memakannya, baru sesuap yang dimakan, lalu pembantu itu berkata : "Biasanya Tuan
terlebih dahulu bertanya, namun kenapa malam ini tidak? Jawabnya: ”Celaka kau, hal
ini sebab lapar, dari mana kau peroleh ini? Jawabnya: "Dulu di zaman Jahiliyah, aku
pernah menjampi orang lalu ia memberikan upah kepadaku, kemudian mereka
mengadakan walimah, lalu aku ingat janji itu, dan mereka memberi makanan itu
kepadaku. Lalu Abu Bakar (langsung membaca: INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHHI
RAAJIUUN”, ia berusaha muntah, agar makanan tersebut keluar, namun tidak dapat
sampai wajahnya hijau, hingga kebanyakan orang menyarankan agar ia minum,
sesudah minum air segelas, lalu muntahlah ia, dan terus muntah sampai habislah
perut (isi Perutnya). Sahut kebanyakkan orang: "Kenapa sesuap saja kau berbuat
demikian? Jawabnya: "Aku mendengar Rasulullah bersabda:
432 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
”Allah mengharamkan sursa, bugi orang yang makan atau diberi makanan haram “.
(Al Hadis)
Kata Al Faqih: "Orang yang menginginkan (usaha harta) halal, maka harus
memelihara 5 perkara, yaitu:
1. Kewajiban terhadap Allah tidak ditunda sebab nya, tidak menghambat apalagi
menghalangi kewajiban.
2. Seorangpun tidak yang merasa dirugikan atau diganggu akibat usahanya.
3. Bertujuan memelihara kehormatan (harga) diri, dan keluarga bukan semata
menghimpun harta sebanyak-banyaknya.
4. Tidak membinasakan (memaksakan) diri dalam usaha.
5. Tidak beranggapan rezeki itu diperoleh dengan usahanya, namun anggaplah
datangnya langsung dari Allah, sedangkan bekerja atau usaha semata hanya faktor
penyebab datangnya rezeki.
Nabi bersabda: "Orang yang memperoleh harta haram arau dengan cara haram, lalu
disedekahkan atau untuk silaturrahmi, atau dibelanjakan fi sabilillah, maka semuanya
dihimpun dan dilemparkan ke neraka.
Kata Imran Husain: "Haji dan umrah seseorang tidak diterima, akibat menggunakan
harta riba, demikian pula jihad dan sedekahnya serta memerdekakan budaknya,
dengan harta riba, suap, hasil penipuan, khianat, korupsi, jambret curian dan lain-lain
yang haram, kemudian katanya: "Lima lawan lima.
Dari Ibnu Mas'ud, Nabi bersabda: "Orang yang bersedekah dengan harta haram sia-
sia (tidak berpahala) dan jika di-belanjakan, maka tidak berkah, serta menjadi api
neraka jika ditinggal mati. Bahwasanya Allah tidak akan menghapus kotoran dengan
kotoran namun Dia akan menghapuskan yang busuk dengan yang baik”.
433 Tanbih al-Ghafiln
Dari Hasan Bashry, Nabi bersabda: "Bahwasanya, harta baik itu didatangkan dari lain
tempat, dan pedagang yang paling jahat ialah yang tinggal di tengah-tengahmu, yang
selalu bertengkar denganmu, namun terkadang berserikat denganmu”.
Sewaktu beliau ditanya: "Usaha apakah yang terbaik? Jawabnya: "Usaha yang
dilakukan dengan tangannya sendiri, dan setiap jual-beli yang baik, tiada syubhat di
dalamnya, juga tidak saling menipu”.
Kata Qatadah:
Artinya:
"Pedagang yang benar dan jujur, kelak di hari Kiumat akan bernaung di bawah
naungan Arsy”.
434 Tanbih al-Ghafiln
BAB 62
Tentang Memberi Makan dan . Keutamaannya Serta Baik Budi
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari A'masy dari 'Athiyah 'Auf, katanya:
"Pesan Jabir Abdullah: "Hai 'Athiyah, peliharalah pesanku ini, yaitu:
1. Hendaklah kamu cinta terhadap keluarga Nabi Muhammad dan para sahabatnya,
serta mereka yang mencintai keluarga beliau sekalipun misalnya mereka terjerumus
dalam dosa.
2. Hendaklah kamu membenci manusia yang membenci Nabi Muhammad dan
keluarganya, sekalipun ia ahli puasa dan bangun malam.
3. Hendaklah kamu senang memberi hadiah atau makanan.
4. Hendaklah kamu ucap salam di tempat mana saja.
5. Lakukanlah salat malam (Tahajjud), saat kebanyakan manusia tidur, sebab aku
mendengar Rasulullah bersabda: "Allah tiada mengangkat Nabi Ibrahim sebagai
Khalilullah, kecuali sebab ia senang menjamu (memberi makan) orang, dan
menyebarkan salam, serta salat malam saat kebanyakan orang tidur.
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Ghairan Habib, katanya:” Ada orang
datang kepada Ibnu Abbas dan berkata:”orang-orang Muhajirin dan Anshar
mengatakan, bahwa: Kami tiada berarti? Jawabnya: ”Benar, kamu akan berarti jika
menegakkan salat, mengeluarkan zakat, | puasa dan haji ke Baitullah, serta menjamu
tamu, pasti kamu akan bisa masuk surga”.
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Syuraih Khaz', katanya:” Aku
mendengar Rasulullah bersabda: ”Barang siapa beriman kepada Allah dan hari
kemudian, maka hendaklah menjamu tamunya, jaizahnya yaitu sehari-semalam, dan
jamuannya hingga 3 hari, selebihnya dianggap sedekah”.
435 Tanbih al-Ghafiln
Dari Athak, Nabi Ibrahim saat mau makan, dan tiada tamu yang menyertai makan
bersama, lalu keluar hingga satu atau dua mil mencari orang untuk diajak makan
bersama.
Dari Ikrimah: Nabi Ibrahim dikenal bapaknya tamu, rumahnya berpintu empat
menghadap keempat penjuru, hingga tahu persis dari arah mana datangnya tamu,
Jika aku menjamu kawan-kawanku sebanyak satu atau dua sha', maka bagiku lebih
senang daripada keluar ke pasar memerdekakan budak. (S. Ali)
Ibnu Umar jika punya makanan enak-enak, ada orang kaya lewat ja tidak gairah
memanggilnya, namun jika orang miskin, maka segera memanggilnya, seraya berkata:
"Aku tidak memanggil orang yang tidak menginginkan ini, dan tidak pula membiarkan
orang yang menginginkan benar-benar.
saat beliau ditanya: "Amal apakah yang kebanyakan memasukkan orang ke surga?
Jawabnya: "Takwallah dan husnul khulug (baik budi). Dan amal apakah yang
kebanyakan memasukkan orang ke neraka? Jawabnya: ” Kedua lubang, (Yakni mulut
dan kemaluan) dan su-ul khlulug (jelek akhlaknya).
Dari 'Aisyah, katanya: "Berakhlak baik, dan baik terhadap tetangga, shilaturrahmi
kepada kerabat, semuanya memakmurkan masyarakat, dan menambah umur,
sekalipun yang melakukannya bukan muslim.
Dari Ibnu Umar, katanya: "saat kami berada di masjid, tiba-tiba seorang pemuda
Anshar memberi salam dan bertanya kepada Nabi &£: "Siapakah orang mukmin yang
paling utama? Jawabnya: "Yang terbaik akhlaknya. Lalu: Yang lebih sempurna
pikirannya? Jawabnya: "Yang sering mengingat mati, dan memperbanyak bekal
untuknya, kemudian beliau menghadap kepada kami seraya berkata: "Hai para
Muhajirin dan Anshar, ada 5 faktor penyebab datangnya cobaan, dan aku berlindung
kepada Allah, semoga kalian tidak terkena, yaitu:
436 Tanbih al-Ghafiln
1. Jika maksiat (Pelacuran) telah membudaya di suatu masyarakat, pasti dicoba
dengan wabah penyakit menjalar (wabah tha'un), dan penyakit yang dulu belum
pernah ada.
2. Jika curang dalam mengukur atau menimbang dagangan, maka ada dua bahaya
yang menimpa, yaitu:
a. Beratnya biaya hidup,
b. Penganiayaan penguasa.
3. Jika enggan berzakat, maka akan terjadi Jangka hujan, seandainya tidak ada
hewan, pasti hujan tidak akan diturunkan selamanya.
4. Jika Janji Allah dikhianati, demikian pula ajaran RasulullahNya, pasti musuh, lain
agama akan diberi kesempatan menjajahnya.
5. Jika menghukumi perkara tidak menggunakan Kitab Allah, pasti mereka menjadi
binasa, akibat perselisihan yang terjadi di antara mereka.
Dari Abu Hurairah, Nabi 3£ bersabda: "Harta kalian tidak mungkin sanggup
melapangkan orang-orang, namun dengan senyum mukamu dan akhlakmu yang baik,
pasti mereka menjadi lapang.
Dari Abdurrahman Jubair, dari ayahnya Nawas Sam'an Anshary Aku bertanya kepada
Nabi 8£ tentang ”kebaikan (Al Birr) dan dosa. Jawabnya: "Al birru yaitu baik budinya,
sedang dosa yaitu: "Perbuatan yang meragukan hati, dan takut diketahui lain orang”.
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda: "Kemuliaan seseorang ditentukan oleh agamanya
(bagaimana dalam melakukan ajarannya), dan kemanusiaan ditentukan oleh akalnya,
sedang kebangsawanannya ditentukan oleh akhlaknya”.
Kata Ibnu Abbas: "Akhlak mulia dapat mencairkan dosa, sepert matahari mencairkan
lemak, sedangkan akhlak buruk merusak amal perbuatan seperti cuka merusak
madu”.
437 Tanbih al-Ghafiln
Yahya bin Sa'id dari Mu'adz Jabal, katanya: "Akhir wasiat Nab! kepadaku (yakni)
saat kakiku berada di atas kendaraan, ” Perbaikilab
akhlakmu kepada orang-orang, hai Muw'adz Jabal”. Dari Jabir bin Abdullah,
Rasulullah bersabda: Baik budi perkerti yaitu kendali rahmat Allah dihidungnya,
sedangkan kendali itu & tangan malaikat, ia menarik pada kebaikan, dan ia
mendorongnya ke surga. Sedangkan buruk akhlak, kendali dari siksa Allah di
hidungnya, dan kendali itu di tangan setan, setan mendorongnya pada kejahatan, dan
kejahatan menjerumuskan ke neraka.
Dari Jabir Abdullah, Nabi bersabda: "Bahwasanya agama Islam inilah yang telah aku
ridai (rela) untuk diriku, dan tidaklah pantas padanya, kecuali dua sifat (yakni) murah
hati dan baik budi, Maka muliakanlah agama ini dengan kedua sifat tersebut jika kamu
masih tetap menjadi pemeluknya.
saat seseorang mengundang tamu, hendaklah memperhatikan 3 perkara, yaitu:
1. Tidak memberatkan (memaksa) diri, dan tidak pula melebihi batas kemampuan
yang ada padanya dan sunnaturRasulullah.
2. Tidak menjamu makanan kecuali dengan makanan yang halal.
3. Hendaklah selalu memperhatikan waktu salat, jangan sampai dengan adanya acara
tersebut orang-orang dipaksa mengakhirkan waktu salat.
Bagi tamu yang diundang juga harus memperhatikan adanya 3 perkara, yaitu:
1. Duduk di tempat yang renggang, tidak berdesak-desakan (atau apa adanya
tempat).
2. Menerima apa adanya hidangan, jangan mencela atau mentertawakan, jika tidak
selaras dengan hatinya.
438 Tanbih al-Ghafiln
3. Mendoakan orang yang mengundang (menjamu), sehabis makan dan saat akan
keluar, semoga diberi barakah.
Nabi bersabda:
Artinya:
"Orang yang mengeluarkan zakat hartanya, dan menjumy tamu, serta
menghadiahkannya pada kerabatnya Yang jauh, maka berarti dipelihara dari
keburukan nafsunya”. (Al Hadis)
WABILLAAHIT TAUFIIQ
439 Tanbih al-Ghafiln
BAB 63
Tentang Tawakkal (Berserah Diri) Kepada Allah
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Salim Abu Jady, katanya: "Nabi 'Isa
dalam nasihatnya bersabda: "Jangan kau simpan makanan esok hari, sebab esok
hari ada rezki tertentu. Cobalah perhatikan semut siapa pemberi rezekinya? Jika kau
katakan: "Semut perutnya kecil, lalu lihatlah burung, ia bersayap, dan perhatikan pula
hewan-hewan berbadan besar dan gemuk.
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Mijlaz, katanya: "Umar berkata:
"Aku tidak peduli tentang keadaanku sewaktu pagi, bergembira atau susah, sebab
aku tidak tahu persis mana yang lebih baik bagiku senang ataukah susah”.
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Muthallib Hanthab, Nabi bersabda:
"Setiap perintah dan larangan dari Allah sudah kusampaikan kepadamu, Ingatlah
bahwa Malaikat Jibril telah membisikkan dalam perasaan hatiku, bahwa Satu jiwapun
tidak akan mati hingga habis rezeki yang telah ditentukan untuknya, maka siapa
merasa terlambat sesuatu padanya, hendaklah menuntut dengan cara baik, sebab
kamu tidak mungkin mendapatkan apa yang ada pada Allah, dengan sesuatu yang
lebih baik daripada berbuat taat kepadaNya.
Dari Ibnu Abbas, Nabi bersabda: "Orang yang menghendaki jadi manusia terkuat,
berserahlah kepada Allah, dan yang menghendaki jadi manusia paling mulia,
bertakwalah kepadaNya, dan yang menghendaki jadi paling kaya, mantapkanlah atas
Allah melebihi (kekayaan) yang telah dipegangnya (harta telah ada).
Nasihat Nabi Daud kepada putranya (Sulaiman): "Hai putraku, bukti takwa seseorang
ada tiga, yaitu:
1. Bertawakkal secara baik, dalam menempuh sesuatu yang tercapai.
2. Lega hati terhadap apa yang telah terlaksana (terjadi pada dirinya).
3. Sabar dengan lepasnya sesuatu yang telah diraih (dipegang) tanganmu.
440 Tanbih al-Ghafiln
Abu Mu'thi Balkhy berkata kepada Hatim Al'Asham: Betulkah engkau berjalan di hutan
tanpa bekal, semata hanya bertawakkal? Jawabnya: "Tidak, aku bepergian jauh pasti
berbekal, lalu apa bekalnya: Jawabnya: "Empat perkara bekalku yaitu:
1. Aku yakin bahwa dunia seisinya yaitu milik Allah .
2. Semua makhluk yaitu hambaNya.
3. Segala usaha atau bekerja, yaitu semata hanya faktor penyebab saja, sedangkan
rezeki di tangan Tuhan.
4. Dan aku yakin bahwa: "KetentuanNya pasti berlaku bagi setiap makhluk.
Kata Abu Murtthi: Itulah bekal yang paling baik, sebab bekalmu itu sanggup
menempuh perjalanan yang sangat jauh (yakni akhirat), maka tiada artinya jika hanya
perjalanan di atas bumi (dunia).
Syaqiq dalam nasihatnya:” Camkan dan peliharalah 3 perkara berikut ini, yaitu:
1. Berbaktilah kepada Allah, pasti Dia mengokohkan kamu.
2. Tentang atau perangilah musuhNya, pasti Allah membantu kamu.
3. Yakinlah dengan mantap atas janji-janjiNya, pasti Dia mendatangkannya
kepadamu.
Kata Ibnu Mas'ud: "Seandainya orang pandai memelihara ilmunya, dan
menyampaikannya kepada yang berhak, pasti mereka mulia di kalangan masyarakat
(zaman)nya, namun mereka salah alamat, memberikannya kepada ahli dunia untuk
memperoleh harta dunia, maka rendahlah mereka. Aku dengar Nabi bersabda:
"Orang yang konsentrasi pikirannya ditujukan untuk urusan akhirat semata, pasti Allah
mencukupi segala keperlu dunianya, sebaliknya orang yang disibukkan dengan
urusan dunia, maka Allah tidak perduli, akan dibinasakan atau disiksa jurang api
neraka yang mana.
Di Taurat dimuat: "Hai anak Adam, gerakkan tanganmu pasti Kami berikan rezekimu,
dan taatlah kepadaKu dalam segala perintah dan jangan kau ajarkan padaKu apa
yang menjadi kemaslahatanmu”.
441 Tanbih al-Ghafiln
Sendi (pokok) tegaknya Islam itu, 4 yaitu:
1. Yakin.
2. Adil.
3. Sabar.
4. Jihad. (Demikian S. Ali)
1. Yakin ada dua, yaitu:
a. Beramal dengan ikhlas sebab Allah, tidak mengharap harta dunia atau pujian
manusia.
b. Merasa tenang atas janji-janji Allah (tentang rezeki)
2. Adil, ada dua yaitu:
a. Cepatlah melakukan kewajiban, sebelum dituntut.
b. Hak yang belum terpenuhi, boleh kau menuntutnya dengan cara yang baik atau
lunak.
3. Sabar, ada dua, yaitu:
a. Sabar dalam melakukan kewajiban (taat).
b. Sabar mengekang maksiat (pelanggaran).
4. Jihad, ada dua, yaitu:
a. Tidak sampai lupa musuh (yakni) setan, sebab jika melupakannya, pasti kau
diterkam olehnya, bagai domba lengah diterkam mangsanya (serigala).
b. Relakan bagianmu yang sederhana, agar kau tidak tertipu, sebab umumnya
cobaan manusia yaitu tentang harta. (Demikian penafsiran para Ulama)
Syaqiq bertanya kepada Hatim 'Asham: "Berapa tahun kau di tempatku? Jawabnya:
”30 tahun. Lalu apakah yang kau peroleh selama itu? Jawabnya: "Aku hanya
mempelajari 6 kalimat, seandainya aku mampu melakukannya, pasti selamat dari
fitnah ini, tanya Syaqiq: Apakah kalimat-kalimat itu, mungkin aku mampu
melakukannya hingga selamat.
1. Jawabnya: "Aku memperhatikan Firman Allah:
442 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
"Tiada suatu hewan bumi melatu, kecuali Allah menjamin resekinya”. (Hud 6)
Dan aku juga termasuk dari antara hewan melata yang Dia jamin, dan aku yakin
bahwa: "(rezeki) bagianku, pasti sampai kepadaku, sebab Allah memberi rezeki
hewan besar (gajah) tanpa melupakan yang kecil (yakni) nyamuk. Oleh sebab itulah
aku berserah penuh kepadaNya, tanpa ragu sedikitpun. Kata Syaqiq: "Bagus
pendapatmu”. Lalu yang kedua?
2. Jawabnya: "Aku menelaah ayat:
Artinya:
"Orang mukmin udaluh bersaudura”. ujurat 10)
Maka pandanganku terhadap semua orang mukmin yaitu sebagai saudaraku, yang
harus saling menyayangi, dan aku tahu persis bahwa: Pertengkaran atau perselisihan
ataupun permusuhan yang melanda umat manusia, umumnya akibat adanya iri, atau
hasud. Oleh sebab itu rasa iri atau hasud itu, benar-benar aku usir (kulenyapkan) dari
dalam hatiku, hingga berubahlah hatiku, seandainya umat Islam di timur menderita,
maka aku sangat prihatin, seakan derita itu aku yang menanggungnya. Demikian pula,
seandainya orang mukmin di ujung barat memperoleh keuntungan, pasti aku
bergembira, seakan akulah penerima keuntungan itu.
Kata Syaqiq: Bagus pendapatmu itu, lalu yang ketiga?
3. Jawabnya: "Aku perhatikan: "Setiap manusia punya kekasih, dan kasih dituntut
bukti, maka aku memperoleh kasih sayangku pada "taat kepada Allah”, sebab semua
kekasih pada suatu saat mung ' (dapat) putus, kecuali taat kepada Allah yang tetap
menyertaiku d kubur, di mahsyar, di shirat. Oleh sebab itulah taat kepada All
kujadikan kasih sayangku. Kata Syaqiq: "Sangat tepat pendapat itu. Lalu yang
keempat?
4. Jawabnya: "Aku melihat, setiap manusia punya musuh, dan set permusuhan
membutuhkan kewaspadaan dan hati-hati, sedang musuhku yaitu: "Setan dan para
443 Tanbih al-Ghafiln
penentang Allah (kafir), tet aku tahu persis kelemahannya, sebab jika aku bergulat
dan 1 membunuhku berarti aku mati syahid, sebaliknya aku membunuhny aku
berpahala, yang berat yaitu permusuhan dengan setan, sebab ia melihatku,
sedangkan aku tidak melihatnya, ia berusaha menjerumuskan aku ke jurang neraka.
Oleh sebab itulah aku selalu waspada sepanjang hidupku dari (tipu) dayanya, dan
aku tinggalkan segala permusuhan dengan lainnya. Kata Syaqiq: "Bagus benar
pendapatmu itu, Lalu yang kelima?
5. Jawabnya: "Aku melihat, setiap orang yang berumah dan setiapnya perlu dirawat,
sedangkan rumahku yaitu kubur, lalu aku disibukkan memakmurkannya. Kata
Syaqiq: "Bagus pendapatmu itu, lalu yang keenam?
6. Jawabnya: "Aku perhatikan bahwa: Setiap sesuatu pasti ada yang mengejarnya,
sedangkan pengejarku malaikat maut, dan aku tidak tahu persis kapan ia menangkap
aku. Oleh sebab itu aku berlagak penganten yang akan diantarkan ke rumah suami,
hingga sewaktuwaktu ia datang, tidak minta ditunda lagi.
Kata Syaqiq: "Bagus benar pendapatmu, jika aku mampu melakukannya, pasti
selamat termasuk kau juga”.
Dari Abdurrahman Ali Laila: "Ada orang bertanya: Ya Nabiyallah, Sebaiknya onta
kulepaskan lalu aku bertawakkal, atau onta diikat lalu twakkal kepada Allah? Jawab
beliau : Ikatlah dulu, baru kau tawakkal kepada Allah”.
Seorang ahli hikmah berkata: "Ada tiga sifat yang ada pada seorang Waliyullah, yaitu:
1. Yakin kepada Allah dalam segala sesuatu.
2. Membutuhkan Allah dalam segala sesuatu. 3. Segala sesuatu dikembalikan kepada
Allah.
Kata Fudlail 'Iyadl: "Manusia yang paling disenangi oleh sesamanya, yaitu: "Yang tidak
berhajat (minta) kepada sesama, sebaliknya, yang paling dibenci, yaitu: "Orang yang
sering hajat (meminta-minta) kepada sesamanya.
444 Tanbih al-Ghafiln
Dan orang yang dicintai Allah, yaitu: "Yang berhajat (mohon bantuan) kepada Allah,
selalu berdoa kepadaNya. Sebaliknya yang pa ling dibenci, yaitu: Yang tidak berhajat
dan tidak mau berdoa kepadaNya.
Wasiat terakhir bagi putra Lukman Hakim, yaitu: Hai putraku, hingga saat ini sudah
banyaklah pesanku kepadamu, dan sekarang pesan bapak 6 perkara, yang
mengandung ilmu orang-orang terdahulu hingga manusia terakhir, yaitu:
1. Jangan terlalu sibuk urusan duniawi (harta), kecuali sekedar mencukupi keperluan
sisa umurmu di dunia.
2. Sembahlah Tuhanmu menurut hajatmu kepadaNya.
3. Beramallah untuk akhirat sesuai dengan keinginanmu untuk bermukim di sana.
4. Berdaya upayalah membebaskan dirimu dari api neraka, selama kau meragukan
keselamatanmu (bebas dari api neraka).
5. Imbangkanlah keberanianmu berbuat maksiat dengan kekuatan kesabaranmu
menghadapi (menanggung) siksa Allah.
6. Carilah tempat yang tidak dilihat oleh Allah dan malaikatNya (mana bisa?), jika kau
akan berbuat maksiat kepadaNya.
Menurut seorang ulama hikmah: "Perbedaan antara yakin dengan tawakkal, yaitu:
"Yakin, benar-benar percaya kepada Allah dengan segala amal yang
menyampaikannya ke akhirat. Sedangkan tawakkal: ”benarbenar percaya kepada
Allah, dalam segala usaha dunia.
Tawakkal terbagi menjadi dua, yaitu:
1. 'Tawakkal tentang rezeki, maka tidak boleh gelisah, prihatin di dalamnya.
2. Tawakkal tentang pahala amal, harus percaya dan tenang pada janji Allah, dan
khawatir terhadap amalnya, apakah diterima atau tidak, kau belum tahu persis duduk
masalahnya.
Dari Atha Sa'ib dari Ya'la Murrah, katanya: "Pendapatku yang dilontarkan kepada S.
Ali dan kawan-kawan: "Sebaiknya kami menjaga Amirul mukminin, tentang
keselamatannya, sebab saat ini dalam keadaan perang, dan kekhawatiran kami jika
445 Tanbih al-Ghafiln
beliau diculik. Lalu saat ia keluar akan jamaah Subuh, kami di pintu rumahnya
ditanya: "Kenapa kalian di sini? Jawab kami: "Menjagamu ya Amiral mukminin, saat
ini dalam keadaan perang, dan kekhawatiran kami, jika engkau ada yang menculik, S.
Ali bertanya: "Kalian menjagaku dari orang atas atau bawah (langit-bumi)? Jawab
kami: "Dari masyarakat bumi, sebab kami tidak mampu menjagamu dari masyarakat
langit. Lalu jawabnya: "Tiada sesuatu yang terjadi di bumi, kecuali ketentuan dari
langit, dan setiap orang pasti dijaga oleh dua (orang) malaikat untuk menolak bahaya
yang akan menimpanya, jika takdir tiba, maka kedua malaikat melepaskannya,
sehingga terjadilah sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah.
446 Tanbih al-Ghafiln
BAB 64
Tentang Wira'i (Berhati-hati)
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Qatadah, katanya: "Abdullah Mutharrif
berkata: "Terkadang kau menemui dua macam manusia, yang satu lebih banyak
puasa, salat dan sedekahnya, namun yang satu lagi lebih banyak pahalanya, (yaitulah
yang lebih kuat wira'inya).
Wira artinya: "Berhati-hati dalam melakukan hukum, menghindari barang syubhat,
takut mendekati haram.
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Umarah, katanya: Abdullah rawahah
saat akan berangkat menuju perang Muth'ah usul: "Ya Rasulullah, nasihatilah aku,
Jawabnya: "Kamu akan mendatangi tempat yang (masyarakatnya) sedikit bersujud,
maka perbanyaklah bersujud. Tambah lagi ya Rasulullah, Jawabnya: ”Zikirlah kepada
Allah, ia dapat membantu mencapai keinginanmu, dan hajatmu, lalu berangkat, namun
kembali lagi dan minta tambahan, jawabnya: ”Zikirlah kepada Allah, Dia tunggal
senang kepada tunggal, Kata Abdullah, tambahkan bagiku, Jawabnya: "Kau jangan
malas, dan jangan merasa lemah jika berbuat kesalahan 10x untuk melakukan
kebaikan satu kali.
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas, Rasulullah bersabda: "Enam
perkara ini aku menjamin masuk surga jika kau menerimanya, yaitu:
1. Jika bicara jangan bohong.
2. Jika berjanji jangan meleset (khianat).
3. Jika dipercaya jangan pula khianat.
4. Peliharalah matamu dari hal-hal haram.
5. Pelihara pula kemaluan (alat fital)mu, jangan sampai berbuat haram (zina dan lain-
lain).
6. Peliharalah tangan-kakimu dari hal-hal haram (mencuri, bermain, maksiat dan lain-
lain).
447 Tanbih al-Ghafiln
Hasan dari Imran Husain, Nabi # bersabda: "Allah berfirman: "Hai hambaKu,
laksanakan kewajibanmu padaKu, pasti kamu menjadi manusia terbaik dalam hal
ibadat. Dan hindarilah laranganKu pasti kau jadi manusia terbaik dalam hal wira'i. Dan
terimalah rezeki yang Kuberikan padamu, pasti kau jadi manusia terkaya”.
Kata Fudlail Tadi: ” Ada 5 bukti kebahagian seseorang, yaitu:
1. Keyakinan dalam hati (mantap)
2. Wira'i dalam agama
3. Zuhud dalam dunia (harta).
4. Malu di mata (saat berbuat maksiat).
5. Takut kepada Allah di seluruh tubuh (badan).
Dan ada 5 pula bukti kecelakan seseorang, yaitu:
1. Keras hati, tidak menerima nasihat siapapun.
2. Kering mata, tidak punya rasa kasih sayang.
3. Tidak punya rasa malu melakukan pelanggaran terhadap hukum Allah (Ndableg -
Bahasa Jawa).
4. Rakus harta dunia, hingga lupa daratan.
5. Berhayal tiada batas (panjang angan-angan).
Kami tinggalkan 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari yang halal, khawatir
subhat atau haram. (Demikian Umar dan Ibnu Mas'ud). Tutur seorang ahli hikmah:
"Keadaan dunia ini serba ajaib, heranku kepada manusia yang tertipu dalam 5
perkara, yaitu:
1. Dilebihkan hartanya (oleh Allah), kenapa tidak digunakan untuk persiapan kelak di
masa-masa sangat hajat kepadanya?
2. Pandai bicara, kenapa hanya menuruti nafsu, menyampingkan peringatan Allah dan
bacaan Alquran?
3. Sehat fisiknya dan tiada kesibukan, kenapa tidak puasa setiap bulannya 3 hari,
padahal jika pahala yang besar dari puasa itu menyambutnya, ia merasa kecewa,
sebab tidak memperolehnya?
4. Tidur sampai pagi, kenapa tidak memperhatikan besarnya pahala salat malam
sekalipun 2 rakaat.
448 Tanbih al-Ghafiln
5. Yang berani melanggar larangan Allah, padahal ia tahu persis bahwa Allah tidak
perduli (membiarkan)nya di hari Kiamat, kenapa ia tidak berpikir lebih jauh, tentang
akibat perbuatannya?
Menghindarkan diri dari satu sen uang haram, lebih utama daripada sedekah 100.000
sen. (Kata Abdullah Mubarrak).
Abdullah Mubarrak saat menulis hadis (di Syam), penanya patah. lalu ia pinjam pena
kawannya, sesudah selesai ia lupa memasukkannya ke tempat penanya (ia punya).
sesudah pulang ke Mawu, melihar pena kawannya, cepat-cepat kembali ke Syam
mengembalikannya.
Sya'by dari Numan Basyir, Rasulullah , bersabda: "(Barang yang) haram dan yang
halal sudah sangat jelas, namun di antara keduaawa ada barang-barang yang syubhat
(tidak jelas halal haramnya), tidak diperhatikan oleh umumnya manusia, maka orang
yang memelihara dirinya dari syubhat, berarti bersih agama dan kehormatannya.
Sedangkan yang terjerumus ke dalam syubhat, berarti terjerumus pula dalam haram,
seperti orang menggembala domba di sekeliling tempat larangan, mungkin lama-lama
ia melanggar larangan tersebut. Ingarlah, setiap raja punya aturan (larangan) dan
larangan Allah, yaitu hal-hal yang haram.
Dan ingat pula, bahwa di dalam tubuh manusia, terdapat segumpal dara(hati), jika itu
baik, pasti baik pula seluruh anggota tubuhnya. dan jika rusak, maka rusak pulalah
seluruh anggota tubuhnya (yakni jantung hati)
Setiap sesuatu punya batas, sedangkan batas-batas Islam itu 4yaitu: 1. Wira'i, 2.
Tawadlu', 3. Syukur, 4. Sabar. (Demikian Abu Musa Asy'ary).
Penjelasannya:
1. Wira'i yaitu pokok utama dari segala sesuatu
2. Tawadlu yang berarti bebas dari kesombongan.
3. Syukur, mencapai surga.
449 Tanbih al-Ghafiln
4. Sabar, menyelamatkan dari api neraka.
Nabi bersabda: "Seandainya kau salat hingga bungkuk, dan puasa sampai kurus
seperti senar, maka semua itu tiada guna bagimu, kecuali menurut Wira'i
Menurut Al Faqih: bukti adanya wira'i yaitu: "Jika telah menganggap adanya 10
kewajiban pada dirinya, yaitu:
1. Memelihara lisan tidak sampai ghibah (menggunjing), Firman Allah:
Artinya: "Janganlah setenguh kamu menggunjing terhadap setengah lainnya”.
(Hujurat 12)
2. Tidak buruk sangka, FirmanNya:
Artinya: ”Hindarkanlah prasangka buruk, sebab setengahnya yaitu dosa”. (Hujurat
12) Hadis Nabi :
Artinya: ”Hati-hatilah kamu dari prasangku buruk, sebab hal itu yaitu perkataan
puling bohong”.
3. Tidak menghina (merendahkan) orang, Firman Allah:
Artinya: ” Janganlah suatu masvarakat menghina lainnya, mungkin juga yang dihina
itu yaitu lebih baik daripada yang mengejek”. (Hujurat 11)
4. Memelihara pandangan mata dari yang haram, Firman Allah:
Artinya: "Katakanlah, puda orang-orang mukmin, agar memejamkan pandangan
matanya dari yung harum ”. (Nur 30)
5. Bicara benar, FirmanNya:
Artinya: ”Berkutalah yang jujur (adil)”.
6. Mengingat nikmat Allah padanya, agar tidak sombong. Firman Allah:
Artinya: “Bahkan Allah-lah yang memberi karunia kepadamu, saat kau diberi
petunjuk, hinggu kau beriman. Jika kau benar-benar beriman”. (Hujurat 17)
7. Menggunakan hartanya dalam kebenaran bukan pada kebatilan, Firman Allah:
450 Tanbih al-Ghafiln
Artinya:
”Orang-orung yang membelanjukan hartanya tiada berlebihan, dan tiuda kikir, mereka
tenguh-tenguh (berlaku sedung), dalam hal itu”. (Furqan 67)
8. Tidak ambisi kedudukan dan tidak pula berlaku sombong, Firman Allah:
Artinya:
"Negeri akhirat senguja Kumi sediukan bugi mereka yang tidak umbisi kedudukan
dunia, dan tidak pula suka merusak”. (Qashash 83)
9. Memelihara (waktu) salat 5x, dan menyempurnakan ruku' sujudnya, FirmanNya:
Artinya:
”Peliharalah (wuktu-waktu) salat, terutama sala pertengahan, tesakkanlah dengan
khusyuk, diam bermunajat”. (Bagarah 238)
10. Istiqamah mengikuti SunnaturRasulullah dan jamaah umat Islam. Firman Allah:
Artinya: "Inilah ujaran yang menuju kepada keridaanKu (jalan lurus-benur), lulu
ikutilah, jangan mengikuti jalan-jalan lain, ika demikian), pusti menyimpang jauh dari
jualan Allah”.
Demikianlah pesan Dia kepadamu asur kamu bertakwa”. (An'am 153)
Nasihat Muhammad Ka'ab : ”Hindarkanlah 3 macam perbuatan bagimu selama-
lamanya, yaitu:
1. Menganiaya siapapun, Firman Allah:
Artinya: "Penganiayaan itu puda dusarnya akan kembali (dirasa oleh kamu sendiri
(kelak).
2. Menipu siapapun dengan cara apapun, Firman Allah:
Artinya: "Penipuan pada hakekutnyu akan kembali (menimpa) pelaku (ahlinya sendiri”.
3. Menyalahi janji, Firman Allah:
Artinya:
451 Tanbih al-Ghafiln
"Orang yang menyalahi janji pada dasarnya juga akan kembali (kerugiannya) dipikul
diri pelakunya sendiri”. Pernyataan Ibrahim Ad-ham: "Zuhud terbagi 3, yaitu:
1, Zuhud wajib, artinya menghindari yang haram.
2), Zuhud sunah, artinya zuhud dari yang halal (mengambil sekedar untuk bekal
(sarana) beribadat).
3. Zuhud keselamatan, artinya: "Menghindari yang syubhat, agar tidak sampai
terjerumus pada haram (agar selamat darinya).
Pernyataannya pula: Bahwa Wira'i juga ada dua, yaitu:
1. Wira'i wajib atau Fadlu, yakni menghindari maksiat.
2. Wira'i berhati-hati, yakni: Menghindari syubhat.
Sedih juga ada dua, yaitu:
1. Sedih yang menguntungkan, yakni sedih memikirkan akhirat dan hal-hal yang akan
menimpa dirinya.
2. Sedih yang membahayakan, yakni sedih memikirkan harta dunia dan keindahannya
(hingga sibuk sebab nya, melupakan kewajiban terhadap Tuhannya).
Al Faqih menambahkan, bahwa: Wira'i yang asli (murni) yaitu, "Memelihara
pandangan mata dari hal-hal yang diharamkan dan memelihara mulut dari perkataan
bohong dan menggunjing, serta memelihara seluruh anggota badan (indra-indra) dari
yang diharamkan.
saat Umar Khathab membagi minyak (dari Syam dalam drum besar) kepada umat
Islam, putranya mengusapkan bekas minyak yang ada pada wadah tersebut pada
rambutnya, lalu di ketahui oleh Umar, dan katanya: ”Rambutmu rupa-rupanya senang
minyaknya umat Islam yah, Kemudian rambutnya langsung dicukur, seraya berkata:
"Yang demikian ini lebih ringan bagimu, daripada menggunakan minyak milik
masyarakat (umat Islam)”.
452 Tanbih al-Ghafiln
Ibrahim Ad-ham pernah nyarter (menyewa) kendaraan (onta) dalam rangka bepergian
ke kota Amman (untuk sekali jalan), di tengah perjalanan pecutnya (cambuk ontanya)
jatuh, lalu cepat-cepat turun dan kendaraannya diikat dan ia berjalan kaki
mengambilnya, saat ditanya: "Kenapa tidak berputar saja dengan kendaraannya itu
untuk mengambil cambuknya? Jawabnya: Aku menyewa kendaraan ini untuk pergi
(sekali jalan) bukan untuk kembali”.
Abu Razyin dari Mw'adz, katanya: "saat aku bepergian bersama Nabi dengan
Himar, lalu beliau memanggilku: Sabdanya: "Hai Mu'adz, tahukah kamu, apakah hak
Allah yang diwajibkan kepada semua hambaNya? Jawabku: "Allah dan
RasulullahNya-lah yang mengetahui, Kata beliau: "Kewajiban manusia (hamba) ialah
menyembah Allah, tidak syirik kepadaNya. Lalu sesudah itu apalagi? Jawabku: Allah
dan RasulullahNya-lah yang mengetahui, kata beliau: "Memasukkan mereka
(manusia yang melaksanakan kewajibannya terhadap hak Allah) ke dalam surga”.
453 Tanbih al-Ghafiln
BAB 65
Tentang Haya (Malu)
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Ayyub Anshary, Nabi bersabda:
Artinya:
"Empat perkara setengah dari sunnatur-Rasulullah, yaitu:"Menggunakan harum-
haruman, kawin (nikah), siwwak dan malu”. (Al Hadis)
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari 'Ugbah 'Amir, Nabi bersabda:
"Setengah dari penjelasan para Nabi terdahulu, yang diperoleh umat manusia, yaitu:
”Jika kau tidak malu, maka berbuatlah sesuka hatimu”. Yakni sekira perbuatan itu tidak
sarnpai menjatuhkan martabat harga dirimu dalam agama, hingga menjadi faktor
penyebab malu, maka boleh kau lakukan apa saja yang sudah pasti tidak memalukan
kamu”.
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Mas'ud, Nabi bersabda:
Hendaklah malu kepada Allah, Mereka menjawab: "ALHAMDULILLAH kami sudah
melakukannya (malu kepada Allah). Kata beliau: ” Bukan demikian, namun yang
dimaksud yaitu malu dengan artian nyata, yakni memelihara kepala dan indera-
indera dari laku dosa, trmasuk perut dan makanan yang masuk ke dalamnya, dan
selalu mengingat maut, siksa kubur, Maka orang yang menginginkan akhirat pasti
berani meninggalkan kesenangan dunia, dan yang mampu berbuat demikian itulah
yang disebut malu kepada Allah secara nyata.
Dari Hasan, Nabi bersabda:
Artinya:
"Sifat malu yaitu bugian dari IMAN, sedangkan IMAN bermukim di surga. Dan laku
keji yaitu setengah duri kebejutan moral, yang bersurung di jurang neruka”. (Al
Hadis)
Pernyataan Al Farisy (Salman): ”Jika aku mati, lalu hidup lagi, dan mati lagi, kemudian
hidup lagi hingga 3x, maka bagiku lebih baik daripada melihat auratku atau orang lain”.
454 Tanbih al-Ghafiln
Kata S. Ali: "Allah mengutuk orang yang melihat aurat (lain orang) dan yang
dilihatnya”.
Nabi bersabda: "Haram bagi orang yang telanjang di kamar mandinya, tanpa tutup
atau sarung”.
Tidak pantas bagi orang yang akan masuk kamar mandi, kecuali dengan 2 sarung,
yang satu untuk menutup auratnya dan yang lain untuk menutup matanya dari aurat
lain orang”. (Hasan Bashry).
Nabi Isa dalam nasihat (peringatan)nya:
Artinya: " ”Hati-hatilah kamu dari pandangan mata (sendiri), sebab hal itu daput
menumbuhkan syahwat dalam hati, dan hal semucam itu suduh cukup sebugai fitnah
bagi dirinya”. Orang fasik ialah: "Orang yang tidak memelihara (memejamkan)
pandangan matanya dari pintu orang dan aurat mereka”. (Ahli Hikmah)
Dari 'Atha-k, Nabi melewati orang yang tengah mandi, lalu beliau bersabda: "Hai
sekalian manusia, bahwasanya Allah yaitu sangat pemalu, sabar, suka menutup
dan orang yang menutup (auratnya), serta yang pemalu, oleh sebab itu tutupilah
(aurat) dirimu dari pandangan mata lain orang sewaktu mandi”.
Dari Anas Malik, "Nabi saat akan buang air (kencing) tidak menyingsingkan kainnya,
hingga berjongkok dekat ke tanah”.
Penjelasan Al Faqih: "Ada dua macam malu, yaitu:
1. Malu kepada Allah, maksudnya: "Merasakan nikmat dari Allah, hingga tidak sampai
hati (malu) berbuat maksiat (melanggar larangan)Nya.
2. Malu kepada sesama manusia, maksudnya: "Menutup pandangan mata dari hal-
hal yang tidak halal bagimu”.
Umar melihat Nabi tengah menangis, lalu bertanya: "Kenapa engkau menangis ya
Rasulullah? Jawabnya: "Jibril memberitahu bahwa: ”Allah malu akan menyiksa
455 Tanbih al-Ghafiln
seorang manusia yang sampai tua (beruban) di dalam Islam, lalu kenapa orang tua
itu tidak malu berbuat dosa sesudah ia beruban di dalam Islam?”
Dari Bahz Hakim dari ayahnya: "Ya Rasulullah, apa yang harus kami lakukan terhadap
aurat? Jawabnya: ”Peliharalah auratmu kecuali terhadap istri dan budakmu, Lalu:
"Bagaimana saat tempat sepi (sendirian)? Jawabnya: ” Allah lebih berhak, jika kamu
malu kepadaNya”.
Nasihat seorang Ulama kepada putranya: ”Hai putraku, jika nafsu syahwatmu
mengajak berbuat dosa, maka pandanglah ke atas, hendaklah kau malu kepada
masyarakat langit (yang mengawasimu), jika tidak, maka tundukkan matamu ke bumi
dan hendaklah malu kepada penghuninya, dan jika demikian kau belum bisa
melakukannya, maka anggaplah kau sendiri sebangsa hewan tak berakal”.
Fudlail 'Iyadl dalam ungkapannya: ”Kau tutup pintu rumahmu, dan tabir kau turunkan
sebab malu kepada manusia, namun kenapa kau tidak malu kepada Alquran yang ada
pada dadamu, dan tidak malu kepada Allah Yang Besar dan sesuatu apapun tidak
samar bagiNya (tidak lepas dari pengawasanNya).
Pelajaran hikmah yang dituturkan Manshur 'Amr sebagai berikut: "Orang yang selalu
melihat kekurangan (keburukan) dirinya, pasti tidak akan mengorek keburukan orang
lain. Dan orang yang rela menerima rezeki pemberian Allah, pasti tidak iri (sedih)
terhadap apa yang ada di tangan orang lain. Dan orang yang kejam (menganiaya
orang), pasti ia akan binasa sebab nya (perbuatannya sendiri). Dan orang yang
menggali sumur untuk menjerumuskan kawannya, pasti ia akan terjerumus sendiri ke
dalamnya. Dan orang yang membuka rahasia orang, berarti membongkar rahasianya
sendiri. Dan orang yang melupakan kesalahannya pasti akan membesar-besarkan
kesalahan lain orang. Dan orang yang sombong, akan digelincirkan oleh akalnya
sendiri. Dan yang menyombongkan dirinya pada orang banyak, pasti terhina. Siapa
yang berlebih-lebihan dengan amal perbuatannya, pasti cepat jemu. Dan orang yang
membanggakan dirinya, pasti jatuh (patah). Dan siapa yang memakimaki orang
(menggoblok-goblokkan Orang) pasti dibalas dengan makian pula. Dan orang yang
bergaul (berkawan) dengan orang rendah (rusak moralnya), pasti terhina. Dan Yang
bergaul (duduk) dengan Ulama, pasti mulia dan terhormat.
456 Tanbih al-Ghafiln
Barang siapa berkeliaran di arena (lokasi) kejahatan (tempat maksiat), pasti dituduh.
Dan orang yang mengecilkan peranan agama, pasti terjerumus sebab nya. Dan orang
yang mengambil harta kekayaan orang pasti menjadi miskin.
Barang siapa ingin (mengharapkan) sejahtera, harus berlaku sabar. Dan orang yang
berjalan tanpa tujuan (tidak tahu persis arah tujuannya) pasti malang dan menyesal.
Barang siapa bertakwa kepada Allah, pasti beruntung dan bahagia sedangkan yang
tidak berpengalaman, pasti ditipu orang. Dan orang yang menentang kebenaran, pasti
kalah (lemah-hancur). Dan orang yang membawa (tanggungan) di luar batas
kemampuannya, pasti lemah, tidak berdaya.
Barang siapa menyadari tentang ajalnya, pasti khayalanya berkurang. Dan Barang
siapa yang membiasakan menempuh jalan kebodohan (acuh terhadap kebenaran),
pasti jauh dari jalan menuju keadilan (kebenaran).
457 Tanbih al-Ghafiln
BAB 66
Tentang Amal Ditentukan Tujuan (Niat)nya
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Zaid Maisarah, Allah berfirman: ” Aku
tidak menilai perkataan orang bijak, namun yang Ku-lihat yaitu tujuan (niat)nya, maka
jika niatnya ditujukan kepadaKu, maka Aku jadikan diamnya berarti berpikir, bicaranya
sebagai zikir sekalipun ia diam (tanpa kata-kata).
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibrahim Nakha-i, katanya: "Terkadang
orang berbicara menjengkelkan, namun tujuannya baik, maka Allah merubah
penerimaan para pendengarnya dengan rasa maaf, hingga kebanyakan orang
menyatakan bahwa: "Dia bertujuan baik, tidak buruk. Dan sebaliknya bisa terjadi
(terkadang) orang teratur susunan kata-katanya (baik dan menarik), namun dilandasi
dengan tujuan buruk, maka Allah merubah penerimaan para pendengarnya sesuai
dengan tujuan pembicara tadi, hingga mereka menyatakan "Sekalipun susunan kata-
katanya teratur, namun jelas tujuannya buruk”.
Orang-orang shalih terdahulu saling memberi nasihat lewat tulisan (surat) kepada
kawannya 3 kalimat, yaitu:
1. Orang yang beramal untuk akhirat, pasti Allah mencukupi segala kebutuhan
(urusan) dunianya.
2. Orang yang niat tujuannya baik, pasti Allah menyatakannya (baik pula dalam
kenyataan) lahir.
3. Orang yang memperbaiki hubungan dengan Allah, pasti Allah memperbaiki
hubungannya dengan sesamanya (manusia).
Penafsiran ayat (di bawah) ini menurut Hasan yaitu sebagai berikut:
Artinya: Katakunluh: ”Setiup orang beramal adulah ditentukan oleh niat tujuunnya
(yakni) suhnya amal ditentukan oleh niat (tujuan)nya”.
Nabi bersabda: ”Niat (tujuan) seorang mukmin yaitu lebih baik dari amal
perbuatannya”. (Al Hadis)
458 Tanbih al-Ghafiln
Al Faqih dalam ulasannya: "Alasannya niat itu saja sudah berpahala, sedangkan amal
tanpa adanya niat tidak berpahala. Dan seseorang bisa memasang niat "Akan
beramal baik selama hidupnya”, dan tidak dapat melakukan kebaikan selama
hidupnya. Beralasan pula bahwa: ”Niat itu yaitu perbuatan hati, sedangkan hati
yaitu pangkal makrifat dan pokok segala amal, segala yang tumbuh dari pokok
yaitu lebih utama dari lainlainnya. :
Nabi bersabda: "Seseorang dihadapkan (kelak di hari Kiamat) dengan membawa
kebaikan sebesar gunung, lalu diserukan: "Barang siapa pernah dianiaya oleh fulan
(ini), boleh menagihnya, lalu ia dihabiskan amal kebaikannya untuk membayar mereka
tiada sisa sedikitpun, sampai ia menjadi kelabakan (bingung), akhirnya Tuhan berseru
kepadanya: ”Bagimu masih ada simpanan pahala yang tidak diperlihatkan kepada
malaikat atau siapapun dari makhlukKu, lalu apakah itu? JawabNya: Yaitu kau berniat
akan melakukan kebaikan, Aku menentukan pahala bagimu berlipat ganda 70x
kebaikan.
Seorang abid (dari Bani Israil), sewaktu lewat melihat anak gunung, lalu tergerak
hatinya: "Seandainya gunung itu menjadi tepung atau beras, pasti aku dapat memberi
makan mereka yang tengah dilanda kelaparan (pasti mereka kenyang dengannya).
Kemudian Allah memberitahu lewat NabiNya: "Katakanlah kepada abid itu bahwa:
Allah telah menentukan pahala seandainya gunung itu menjadi tepung atau beras lalu
kamu sedekahkan (yakni) ia memperoleh pahala sedekah tepung atau beras sebesar
gunung itu”.
Diriwayatkan pula bahwa: "Di hari Kiamat seseorang terkejut saat dihadapkan, ia
melihat catatan amalnya ada ibadat haji, umrah. jihad, zakat dan sedekah, lalu hatinya
bertanya: "Dari mana semua amal ini, sedangkan aku tidak pernah melakukannya (di
dunia), kemungkinan ini bukan catatan amalku? Lalu FirmanNya: "Bacalah catatan
amalmu itu, dulu kau pernah berkata: "Seandainya aku punya harta pasti menunaikan
ibadat haji, jihad dan semua yang tercatat di dalamnya, Aku tahu persis bahwa: "Niat
(tujuan)mu itu yaitu sungguh-sungguh, maka pahala semua itu Aku berikan
sekarang ini.
459 Tanbih al-Ghafiln
Al Faqih dalam penjelasannya: "Niat akan dinilai benar selama orangnya tidak kikir,
misalnya: Ia melihat orang tengah haji mengalami kekurangan, lalu ia berkata:
"Seandainya aku cukup harta pasti aku menunaikannya, tapi sebab bekalnya jauh
dari cukup, maka sedikit bekal ini kuberikan saja untuk membantu orang yang akan
pergi haji, demikian pula pada amal-amal lainnya seperti jihad, dan lain-lain. namun
jika ia kikir untuk membantunya, hingga diketahui persis: Seandainya ia punya lebih
banyak dari itu, pasti tetap kikir, maka orang yang demikian ini tidak berpahala, dari
niatnya.
Sahl Sa'ad Sa'idy berkata: Nabi bersabda: "Niat (tujuan) seorang mukmin yaitu lebih
baik dari amalnya, sebaliknya orang munafik amalnya melebihi niatnya, dan setiapnya
beramal atas (sesuai) dengan niatnya.
Dari Muhammad Ali, Nabi bersabda: "Barang siapa senang kepada seseorang (lillahi
ta'ala) sebab keadilan yang ia lakukan, padahal menurut ketentuan Allah ia termasuk
penghuni neraka, maka Allah akan senang kepadanya seperti ia mencinta penghuni
surga. Dan Barang siapa membenci seseorang (lillahi ta'ala) sebab kekejaman yang
ia perbuat, padahal dalam ketentuan Allah ia termasuk penghuni surga, maka Allah
akan memberi pahala seperti ia membenci penghuni neraka.
Wahyu Allah kepada Nabi Musa: "Hai Musa, pernahkah kau beramal UntukKu?
Jawabnya: "Ya Tuhan, salatku untukMu. sedekah dan zikir UntukMu, dan puasa juga
untukMu, FirmanNya:
"Salat yaitu sebagai bukti bagimu, puasa perisai untukmu, sedekah jadi naunganmu,
dan zikir yaitu cahaya penerang bagimu. Lalu mana amal untukKu? Jawabnya: ”Ya
Tuhan tunjukkanlah kepadaku amal UntukMu, FirmanNya: "Hai Musa, apakah kau
sudah menyenangi kekasih Ku (para waliyullah), dan menentang musuhKu?
Kemudian sejak itu Nabi Musa mengerti bahwa amal yang paling utama yaitu:
"Senang atau cinta sebab Allah, dan membenci sebab Allah”.
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda:
Artinya:
460 Tanbih al-Ghafiln
“Buhwasunya Alah sekali-kali tidak menilai bentuk rupamu atau bunyaknya hartamu,
dan tidak pula menilai keadaanmu, namun yang Dia nilai yaitu amal perbuatan dan
niat hatimu”.
Dari 'Aisyah, Nabi bersabda: "Orang yang bertujuan menempuh rida Allah, dengan
daya upayanya yang membikin marah orang, maka Allah akan meridainya, dan
membuat masyarakat rela kepadanya. Sebaliknya orang yang mencari kerelaan
masyarakat, dengan jalan atau cara yang membuat marah Allah, maka Allah akan
marah kepadanya, dan menggerakkan masyarakat marah pula kepadanya”.
A'masy dari Abu Amr Syaibany dari Abu Mas'ud Anshary, katanya: Ada orang usul
kepada Nabi : "Ya Rasulullah, berilah aku kendaraan untuk berjihad. Jawabnya:
"Pergilah kepada fulan, ia akan memberikan kendaraan padamu, lalu ia pergi dan
diberi onta satu ekor, kemudian ia memberitahu Nabi, dan beliau bersabda:
Artinya:
"Orang yang menunjukkan jalan kebaikan, pasti ia berpuhala serupa dengan yang
melakukannya, (Penunjuk jalan kebaikan serupa (pahalanya) dengan yang
melaksanakannya)”. (Al Hadis)
Hudzaifah Yaman berkata: "Ada orang peminta-minta datang, semula orang-orang
diam (tidak memberi kepadanya), lalu ada seorang (mengawali) memberi, kemudian
lainnya juga memberi maka Nabi bersabda: "Barang siapa memberi teladan amal baik,
lalu diikuti lain orang. maka ia berpahala dan pahala mereka yang mengikuti jejaknya,
tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala mereka. Dan orang yang mermtis perbuatan
jahat (mengawalinya) lalu ditiru lain orang, maka ia memikul dosanya sendiri ditambah
dosanya orang-orang yang menirunya, setikitpun tidak dikurangi
Dari Tamin Ad-Dary, Nabi bersabda: "Lima perkara bagi orang yang datang di hari
Kiamat dengan membawa 5 perkara tersebut tidak dnolak masuk surga, yaitu:
1. Nasihat untuk Allah, yakni mengajak manusia beriman dan berbakti kepadaNya,
serta berharap semuanya beriman.
461 Tanbih al-Ghafiln
2. Nasihat untuk RasulullahNya yakni membenarkan semua ajarannya dan mengikuti
sunnatur Rasulullah.
3. Nasihat bagi kitabNya, yakni mempelajari, mengamalkan serta mengajarkan, agar
manusia melaksanakan isi kandungannya.
4. Nasihat bagipemimpin umat Islam, yakni menaati kepemimpinannya, amar maruf
nahi munkar, tidak menentang.
5. Nasihat bagi seluruh umat Islam, yakni mencintai mereka seperti pada diri sendiri,
dan menahan mereka (berbuat keji) seperti menahan diri sendiri, dan selalu bergaul
dengan mereka penuh rasa kasih-sayang.
Kata Al Faqih: "Banyak orang yang tidur dicatat baginya pahala bertahajud (bangun
malam), sebaliknya tidak sedikit orang bertahajud, namun dianggap tidur (catatannya),
yakni jika seseorang sudah terbiasa bangun malam dan salat hingga fajar. lalu pada
suatu malam tertidur sampai pagi, saat bangun rasanya sedih dan menyesal seraya
membaca:
INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHI RAAJIUN, akhirnya ia dicatat bertahajjud sebab
niatnya. Sedangkan di lain fihak, orang tidak terbiasa bertahajud, lalu bangun dan
mengira saat Subuh telah iba, ia pergi ke masjid, tahu-tahu belum masuk waktu
Subuh, katanya: "Seandainya aku tahu masih belum Subuh, pasti tidak bangun tadi-
tadi”.
Maka baginya dicatat golongan yang tidur semalam suntuk, sekalipun di tengah
malam bangun”.
462 Tanbih al-Ghafiln
BAB 67
Tentang Ujub (Membanggakan) Amalnya
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Ubaidah, dari Ibnu Mas'ud,
katanya: "Faktor penyebab selamat dua, yaitu: 1. Takwallah, 2. Niat. Dan faktor
penyebab binasa juga dua, yaitu: 1. Putus asa, 2. Membanggakan amalnya (ujub).
Kata Wahb Munabbih: "Di zaman dahulu ada seorang Abid, telah beribadat selama
70 tahun (siangnya puasa) berbuka hanya setiap hari Sabtu, lalu ia punya hajat dan
dipanjatkan kepada Allah, namun tidak terpenuhi, akhirnya menyesal dan katanya: "Hai
badanku sendiri, seandainya kau punya kebaikan, pasti dipenuhi keinginanmu itu, hal
ini faktor penyebabnya yaitu dosa (kesalahan)mu sendiri”. Kemudian datanglah
malaikat dan berkata: "Hai anak Adam, saat kamu tawadlw' (merendah diri), hal itu
lebih baik dibandingkan dengan ibadatmu sepanjang 70 tahun itu”.
Sya'by bercerita: "Ada orang diberi keistimewaan (yakni), saat






.jpeg)
