Tampilkan postingan dengan label Teori muslim 10. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teori muslim 10. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Oktober 2025

Teori muslim 10


  yang duduk bersama orang pandai, sekalipun tidak dapat 

mengingat ilmu yang disampaikannya, akan memperoleh tujuh kemuliaan, yaitu:  

 

1. Kemuliaan orang yang belajar.  

2. Mengekang laku dosa, sepanjang dekat dengan orang pandai.  

3. saat  berangkat menuju majelisnya dituruni rahmat oleh Allah.  

4. saat  berdampingan dengannya, memperoleh rahmat yang diberikan kepada 

orang pandai tersebut.  

5. Ditulis kebaikan, sepanjang mendengarkan tutur kata (nasihat)nya.  

6. Diliputi para malaikat dengan sayapnya, sebab  mereka sangat rela kepadanya.  

7. Setiap langkah ditulis kebaikan dan penebus dosa baginya serta dinaikkan tingkat 

derajatnya.  

 

Selanjutnya ditambah lagi dengan enam kemuliaan, yaitu:  

1. Senang mengikuti (hadir) di majelis Ulama  

2. Mendapat pahala kebaikan setiap orang yang mengikuti jejaknya, tanpa 

mengurangi pahala orang yang mengikuti tersebut.  

3. saat  orang pandai itu diampuni maka memberi syafaat baginya.  

4, Berhati tenang atau dingin, jauh dari pergaulan dengan orang fasik.  

5. Masuk perjalanan orang-orang terpelajar (terdidik) dan para shalihin,  

 

414 Tanbih al-Ghafiln 

6. Termasuk penegak perintah Allah, FirmanNya:  

 

Artinya:  

“Jadilah manusia yang taat kepadu Tuhan, sebab  mengajarkan kitabNya.  

 

Semua kemuliaan tersebut di atas yaitu  bagi mereka yang lemah (tidak mampu 

mengingat) ajaran yang disampaikan oleh orang pandai, sedangkan bagi mereka 

yang kuat ingatannya bahkan dilipat gandakan kemuliaannya.  

 

Surga Allah di dunia yaitu "Majelis Zikir” atau pengajian, siapa masuk ke dalamnya, 

pasti bahagia. Nabi  bersabda: ”Satu majelis baik, bagi seorang mukmin, menjadi 

penebus dua juta majelis busuk”. Terkadang orang keluar rumah menanggung dosa 

sebesar gunung Thihamah, namun  saat  ia mendengarkan ilmu dibahas (pengajian), 

merasa takut dan bertaubat, maka pulang dengan bersih dari segala dosa, oleh 

sebab  itu dekatilah majelis ilmu, tiada majelis yang lebih mulia melebihi majelis ilmu”. 

(Umar Khathab).  

 

Humaid dari Anas, katanya, Ada orang bertanya: "Kapan terjadinya Kiamat? Nabi  

menjawab:” Persiapan apa bagimu untuk menyambutnya? Jawabnya: ”Persiapanku 

bukan memperbanyak salat dan puasa, namun  hanya cinta kepada Allah dan 

RasulullahNya, Lalu beliau bersabda:  

 

"Seseorang akan berkumpul dengan orang yang dicinta, dan kamu juga akan 

berkumpul dengan orang kau cinta. Sahut Anas: "Kaum muslimin tidak pernah 

bergembira, melebihi senangnya sewaktu mendengar hadis tersebut . (Al Hadis)  

 

Kata Ibnu Mas'ud: "Tiga kalimat kukatakan dengan hak, yaitu: "Orang yang Allah 

pimpin di dunia, pasti di akhiratpun Dia pimpin. Dan tidak sama antara orang yang 

punya bagian dalam Islam dengan yang tiada bagian. Dan seseorang pasti 

dikumpulkan dengan siapa yang ia cintai. Yang keempat, yaitu: yang ditutupi (aibnya) 

di dunia oleh Allah, pasti di akheratpun tutupi pula.  

 

saat  masuk pasar Abu Hurairah berkata: ” Kamu di sini. sedangkan warisan Nabi 

Muhammad # dibagi-bagi di Masjid, mereka segera pergi ke Masjid, kata mereka: "Hai 

 

415 Tanbih al-Ghafiln 

Abu Hurairah, kenapa tiada kelihatan orang membagi-bagi warisan?”. Jawabnya: 

"Masakan kamu tidak tahu?” Jawab mereka: "Yang kulihat hanyalah orang berzikir 

dan baca Alquran” Abu Hurairah berkata: "Itulah warisan Nabi Muhammad ”.  

 

Seandainya pagi-pagi aku pergi ke suatu kaum, bertanya tentang satu masalah 

agama, atau sebaliknya orang bertanya kepadaku, maka bagiku lebih baik daripada 

membelanjakan 100 ekor kuda demi perang sabil. (Demikian Al Qamah Qais)  

 

Nabi  bersabda: "saat  ada jamaah berzikir lalu diseru ”Tegaklah kamu, segala 

dosamu telah diganti dengan kebaikan, dan para malaikat ikut duduk bersama mereka 

sejuAllah bilangan mereka”.  

 

Orang-orang yang habis mendengarkan pengajianku, terbagi menjadi tiga, yaitu: 1. 

Kafir, 2. Munafik, 3. Betul-betul mukmin. sebab  yang aku sampaikan hanyalah 

Alquran dan hadis Rasulullah , maka orang tak percaya berarti kafir, dan yang ragu 

berarti munafik, serta yang menyesali perbuatannya dan mengikuti ajaran Allah dan 

RasulullahNya, itulah yang benar-benar mukmin. (Demikian Syaqiq Zahid).  

 

Kata Al Faqih: "Barang siapa duduk bersama 8 macam manusia, maka bertambah 

pula 8 sifat, yaitu:  

1. Duduk bersama orang kaya bertambah cinta harta.  

2. Duduk bersama orang miskin, bertambah syukur dan rela atas pemberian Allah.  

3. Duduk bersama penguasa, bertambah keras hati lagi sombong.  

4. Duduk bersama anak-anak, bertambah senang bermain dan bergurau.  

5. Duduk bersama pelacur, bertambah berani berbuat maksiat dan menunda-nunda 

taubat.  

6. Duduk bersama orang shalih, bertambah tekun ibadat dan menjauhi maksiat.  

7. Duduk bersama Ulama bertambah ilmu dan takwa.  

8. Duduk bersamawanita, bertambah bodoh dan syahwat serta condong pada pikiran 

mereka.  

 

Ada 3 macam tidur dan tertawa yang dibenci Allah, yaitu: 1. Tidur di majelis zikir, 2. 

Tidur sesudah salat Subuh, 3. Tidur sebelum salat Isyak. Sedangkan tertawa yaitu: 1. 

Tertawa di belakang mayit, 2. Di majelis zikir, 3. Di atas kubur.  

 

416 Tanbih al-Ghafiln 

 

Menurut Abu Yahya Warrag, musibah ada 4 macam, 1. Terlambat dari takbiratulnya 

imam, 2. Terlambat mendatangi majelis zikir, 3. Terlambat perang sabil, 4. Terlambat 

Wuguf di Arafah, saat  ia menunaikan ibadat haji.  

 

Duduk di majelis ilmu yaitu  tujuan agama, dan berguna bagi kesehatan jasmani, 

sedang duduk bersama orang fasik menodai agama, dan sangat buruk bagi 

kesehatan jasmani.  

 

Nabi  bersabda:” Melihat wajah orang pandai (agama) yaitu  ibadat, demikian pula 

melihat Ka'bah juga ibadat, serta melihat Alquran”.  

 

Kata Al Faqih: "Seandainya orang datang ke majelis 'Alim tujuannya hanya melihat 

wajahnya, pasti cukup memberi motivasi bagi manusia berakal normal untuk 

memperhatikannya. Padahal Nabi  menempatkan dia sebagai wakilnya, sabdanya:  

 

Artinya:  

 

"Orang ziarah kepada orang "alim, seakan iu siaruh kepuduku, berjubat tangun 

dengannya seakan berjubat tungun denganku, duduk bersumunya seakan duduk 

bersamaku, dun yang duduk bersamaku di dunia, pasti Allah mendudukkannya 

bersumaku kelak di surga”.  

 

Ulama diibaratkan bagai bintang-bintang, jika ia terbit, masyarakat sekitarnya 

memperoleh petunjuk dengannya, dan jika gelap mereka bingung. Dan kematiannya 

bagai lubang di dalam Islam, selamanya tidak dapat ditutup dengan apapun.  

 

 

 

 

 

 

  

 

417 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 59  

Tentang Syukur  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas, Nabi  bersabda: "Allah senang 

kepada orang yang mengucapkan ALHAMDU LILLAAH sesudah selesai makan atau 

minum”. (Al Hadis)  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Asma binti Yazid, katanya: "Aku dengar 

Rasulullah  bersabda: "Jika Allah menghimpun makhluk seluruhnya (mulai pertama 

hingga akhir), lalu diseru dengan suara yang didengar oleh semuanya: "Hari ini akan 

dijelaskan, siapa yang pantas memperoleh kehormatan. Bangkitlah orang yang 

lambung mereka jauh dari tempat tidur (yakni tidak tidur di waktu malam untuk 

beribadat kepada Allah), lalu bangunlah mereka, namun  juAllahnya terbatas. Diserukan 

lagi: "Bangkitlah hai para pedagang jujur untuk zikir kepada Allah, bangunlah mereka 

dengan juAllah sedikit. Diserukan lagi: "Bangkitlah orang yang selalu bersyukur 

memuji Allah saat  senang atau duka, lalu bangunlah mereka dengan juAllah sedikit 

pula. Kemudian semua makhluk (manusia) dihisab.  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Hasan, Nabi Musa bertanya: "Ya 

Tuhan, bagaimana Adam pandai mensyukuri nikmatMu kepadanya. Kau jadikan ia 

dengan kekuasaanMu, lalu diberinya roh, ditempatkan di surga, kenapa malaikat 

diperintah sujud kepadanya? JawabNya: "Hai Musa, ia mengerti bahwa semua itu dari 

Aku, lalu ia memujiKu, itulah syukurnya kepadaKu.  

 

Dari Sa'id dari Qatadah, Nabi  bersabda: "Orang yang diberi 4 macam, untung dunia-

akhirat, yaitu: 1. Bibir yang selalu zikir, 2. Hati yang selalu bersyukur, 3. Badan selalu 

sabar, 4. Istri seorang mukmin yang shalihah.  

 

Dari sekian banyak doa Nabi Daud, di antaranya yaitu:  

 

Artinya: " "Ya Allah, aku memohon empat perkara kepadaMu, dan berlindung dari 

emput pula kepudaMu, yaitu:  

1. Bibir yang selalu bersikir kepudaMu.  

2. Yati selalu bersyukur.  

 

418 Tanbih al-Ghafiln 

3. Badan bersubur.  

4. Istri yang membuntu urusanku duniu-ukhirut.  

 

Dan aku berlindung dari emput pulau, yaitu:  

1. Dari anak yang memperdaya aku.  

2. Dari istri yang menjadikan aku berubun sebelum wuktunya.  

3. Dari harta yang membahayakan.  

4. Dari tetangga, yang meruhusiakun kebaikunku dan menvebur luaskan (membuka) 

rahasia keburukanku.  

 

Mw'awiyah bertanya kepada kawan-kawannya, bagaimana pend ka berbeda-beda, 

lalu Ndapatmu tentang kesejahteraan? Jawab mere katanya: "Kesejahteraan itu 

dalam 4 perkara, yaitu:  

1. Rumah kediaman  

2. Penghidupan yang cukup  

3. Istri yang memuaskan  

4. Tidak mengganggu lain orang.   

 

Dua kenikmatan yang wajib disyukuri, yaitu:  

1. Jauh dari pintu raja (penguasa)  

2. Jauh dari pintu dokter (rumah sakit, PUSKESMAS dan lain-lain). (Demikian Sutyan 

Tsaury)  

 

Seorang muslim yang sehat wal afiat berarti telah mencapai puncak kenikmatan 

dunia-akhirat, sebab  pokok nikmat yaitu: "Sehat wal aftat” sedang pokok nikmat 

akhirat yaitu: ”Islam”.  

 

Dari Ibnu Abbas, Nabi  bersabda: "Ada dua kenikmatan yang sering dilupakan 

manusia, yaitu: "Sehat wal 'afiat, dan waktu luang (senggang)”.  

 

Diberi nikmat hendaklah bersyukur dengan mengucapkan: ”ALHAMDULILLAAH”, dan 

diberi musibah (kesusahan) hendaklah istighfar "ASTAGHFIRULLAAHAL 'AZHIIM”, 

dan jika terasa ditekan oleh kemiskinan hendaklah memperbanyak ucapan, ”LAA 

 

419 Tanbih al-Ghafiln 

HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAHIL 'ALIYYIL 'AZHIIM”. (Seorang Ulama 

Tabi'in).  

 

Nabi  bersabda: "Makanan sempurna yaitu yang di dalamnya mengandung 4 unsur, 

yaitu:  

 

1. Halal, 2. Disebut asma Allah, 3. Banyak yang makan (bersama), 4. Ucapan 

”"ALHAMDU LILLAAH” sesudahnya”.  

 

Dari Hasan, Nabi  bersabda: "Seseorang yang diberi nikmat (banyak atau sedikitnya 

nikmat) lalu mengucapkan "ALHAMDU LILLAAH”, berarti ia memperoleh nikmat yang 

lebih besar daripada yang baru dinikmati olehnya”.  

 

Nabi  bersabda: "Aku kagum terhadap sikap orang mukmin, segala kejadian yang 

menimpa dirinya dianggap baik, diberi nikmat lalu bersyukur sangat baik baginya, dan 

diuji bahaya lalu bersabar, juga sangat baik baginya”.  

 

saat  Mak-khul ditanya tentang ayat:  

 

Artinya:  

"Di hari Kiamat lalu kamu ditanya tentang nikmat (Yang dirasakan)”.  

 

Jawabnya: "Yang dimaksud nikmat, berupa minuman, makanan (yang 

mengenyangkan perut), tidur nyenyak, rumah kediaman, elok rupa (tampan-cantik), 

badan dan Tain-lain.  

 

Nabi Isa mengenakan pakaian serba bulu seraya menangis di depan para 

sahabatnya, wajahnya beruba sebab  laparnya, bibirnya kering akibat haus, rambut 

dada dan lengannya panjang, mengucapkan salam, katanya: "Akulah yang 

menurunkan dunia ini di tempatnya dengan izin Allah, tidaklah heran ataupun bangga. 

Hai Bani Israil, ringankanlah dunia (persoalannya) agar ringan pula bagimu, dan mulia 

bagimu akhirat, janganlah menghina akhirat pasti mulia bagimu dunia, sebab dunia 

bukan tempat kemuliaan, fitnah dan kerugian sering ia timbulkan. Jika kamu benar-

benar kawan dan sahabatku, maka tetapkan hatimu membenci dan memusuhi dunia, 

 

420 Tanbih al-Ghafiln 

jika tidak, maka kamu bukan sahabatku, Hai Bani Israil, jadikanlah masjid sebagai 

rumahmu, dan kubur sebagai rumah kediamanmu, jadilah kamu seperti tamu. Coba 

bayangkanlah burungburung yang tidak bercocok tanam dan tidak pula mengetam, 

namun  Allah memberi rezeki tetap kepada mereka. Hai Bani Israil, makanlah voti 

tepung jagung, dan rempah-rempah atau buah-buahan, maklumilah bahwa kamu 

tidak sanggup mensyukurinya, lalu bagaimana kamu mampu mensyukuri nikmat yang 

melebihi itu?”.  

 

Sa'id Jubai, berkata: "Manusia pertama masuk surga ialah orang yang lalu 

mengucapkan kalimat Alhamdulillah, baik di kala senang maupun susah”,  

 

Al Faqih berkata:” Bersyukur yaitu  ibadat manusia terdahulu hingga trakhir, ibadat 

para malaikat, para Nabi dan masyarakat bumi serta ahli surga.  

 

Yang dilakukan para Nabi, yaitu:  

1. saat  Nabi Adam (pertama) bersin mengucapkan ”"ALHAMDULILLAH”.  

2. saat  Nabi Nuh dan orang-orang mukmin diselamatkan dari bahaya yang menimpa 

kaumnya diperintah mengucapkan: 

 

Artinya:  

Segala puji bagi Allah Yang menyelaumutkan kumi dari para penganiaya”. (Al 

Mukminun 28)  

3. Ucapan Nabi Ibrahim 

 

Artinya:  

"Segala puji bagi Allah Yang memberi Ismu'il di hari tuaku, Dia mengabulkan doa(ku)”. 

(Ibrahim 39)  

4. Nabi Daud dan Sulaiman pembaca:  

 

Artinya:  

"Segala puji bugi Alluh Yung melebihkan kami utas semua hambaNya yang mukmin”. 

(Nahl 15)  

 

Yang dilakukan para penghuni surga di enam tempat yaitu:  

 

421 Tanbih al-Ghafiln 

1. saat  dipisahkan dari manusia pendurhaka, membaca:  

 

Artinya:  

"Segala puji bugi Allah Yang menyelamatkan kami dari pura penganiaya "(Al 

Mukminun 28)  

2, saat  melewati shirat, mereka membaca:  

 

Artinya :  

"Segula puji bagi Allah Yang melenyapkan kedukaan kami, Dia Pengampun lagi Muhu 

Mensyukuri”.  

3. Sesudah mandi ”Maul-Hayat” air hidup dan melihat surga membaca:  

 

Artinya:  

"Segala puji bagi Allah, Yang menunjuki kami hingga mencapai ini, dan tiduklah 

mungkin memperoleh ini, seundainya kami tiduk ditunjuki oleh Allah”.  

4. sesudah  masuk surga, membaca:  

 

Artinya:  

"Segula puji bugi Allah, Yang memenuhi junjiNya dan mewariskan bumi bagi kami”.  

 

5. saat  mereka telah memperoleh tingkat masing-masing, membaca: .  

 

Artinya:  

"Segala puji bagi Allah, Yang menghapus kedukaan kami, Dia Pengampun lagi 

terpuji”. (Fathir 34). Yang menempatkan kami di kediaman kekal, semata hanya 

karuniaNya”. (Fathir 35)  

 

6. saat  habis makan, membaca:  

 

Artinya: "Segala puji bagi Allah seru sekalian ulam ”. (Fatihah 2)  

 

Seorang ahli hikmah mengungkapkan: "Aku disibukkan mensyukuri empat perkara, 

yaitu:  

 

 

422 Tanbih al-Ghafiln 

1. Seribu macam makhluk ciptaan Allah yang paling mulia yaitu  anak Adam, 

sedangkan aku termasuk di dalamnya.  

 

2. Pria (derajatnya) melebihi wanita, sedang aku berada di dalamnya.  

 

3. Islam yaitu  agama terbaik yang diterima Allah, sedang aku di dalamnya (seorang 

muslim).  

 

4. Umat Muhammad yaitu  umat terbaik, sedangkan aku termasuk di dalamnya.  

 

Dari Abu Hurairah, Nabi  bersabda: "Empat macam makhluk ciptaan Allah, yaitu: 1. 

Malaikat, 2. Jin, 3. Manusia, 4. Setan. Kemudian mereka dibagi 10, yang 9 dari para 

malaikat, dan yang satu berupa: "Jin, manusia dan setan”.  

 

Riwayat lain menyebutkan 10 bagian, yang 9 berupa jin dan setan, dan yang satu 

manusia. Selanjutnya manusia dibagi 125 macam, yang 100 Ya'juj-Ma'juj dan Sanuj, 

malug dan lain-lain, yang kesemuanya kafir, neraka tempatnya, dan yang 25 manusia-

(12 Rumawi, Kharaz, dan Sighlab, dan 6 di barat atau di antara Zith, Habasy, dan Zinj, 

dan 6 di timur atau di antaranya: Turki, Khagan, Ghazu, Negro, Keling Kimak, Yamk 

dan semuanya masuk neraka kecuali yang Islam). Dan tinggal satu bagian dari 25 itu 

yaitu: Umat Islam, oleh sebab  itu wajiblah bersyukur atas nikmat ini, dan mengertilah 

bahwa Allah telah memilihnya dari berjutajuta makhluk hingga diciptakan sebagai 

orang beriman. Selanjutnya umat Islam dibagi 73 golongan, yang 72 menuruti 

nafsunya dan tersesat, sedangkan yang mengikuti ”SunnaturRasulullah” hanyalah 

satu, (yakni) yang berani melemahkan nafsu dan akalnya tunduk mengikuti tuntunan  

 

Allah, dan RasulullahNya, hingga selamat tidak tersesat dari jalan lurus (Islam).  

 

Ada dua macam syukur, yaitu:  

 

1. Syukur umum, artinya: "Mengakui nikmat itu dari Allah, lalu lisannya mengucapkan 

syukur.  

2. Syukur khusus, artinya: "mengucapkan lewat mulut, makrifat dalam hati, semua 

anggota tubuh dipelihara dari hal-hal yang tidak halal, termasuk memelihara omongan 

 

423 Tanbih al-Ghafiln 

jorok, tak berguna dan lain-lain. Menurut Muhammad Ka'ab, syukur ialah: "Amal 

perbuatan,  

 

sebagaimana Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Beramallah kamu (bersvukurlah), yukni: Jadikanlah Semua amal perbuatanmu itu 

untuk mensyukuri nikmat karunia Tuhanmu”.  

 

Amr Syw'aib dari ayah dan neneknya, Nabi  bersabda: "Ada dua Sifat terpuji, bagi 

orang yang bersikap tersebut dianggap bersyukur, dan Sabar, yaitu:  

1. Memandang orang yang lebih tinggi dalam masalah agama, agar dapat meniru dan 

mengikuti jejaknya.  

2. Memandang orang yang lebih rendah dalam urusan duniawi, agar mudah bersyukur 

kepada Allah.  

 

Al Faqih berkata:” Syukur itu dalam 3 hal, yaitu:  

1. saat  menerima nikmat, ingatlah Pemberinya lalu memuji kepadaNya (Allah 45).  

2. Menerima nikmat dengan rela dan puas.  

3. Jangan gunakan nikmat dalam maksiat.  

 

Orang yang diberi 4 sifat, berarti melebihi kebaikan yang ada pada keluarga Daud 

tentang dunia, yaitu:  

 

1. Takut kepada Allah, baik sewaktu sepi-sendiran (dua orang priawanita) atau di 

muka umum, sehingga mengurungkan perbuatan yang dianggap keji.  

2. Berhemat, baik sewaktu kaya atau miskin.  

3. Berlaku sedang (adil), baik saat  marah atau tidak.  

4. Selalu memuji Allah, baik sewaktu senang atau susah. (Demikian pernyataan Nabi 

Sulaiman, Daud )  

 

Manusia yang sangat beruntung, yaitu yang menerima nikmat terbesar, berupa: 

"Aman dari siksa (di alam kubur) dan menunggu pahalanya.  

 

 

424 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 60  

Tentang Menciptakan Lapangan Kerja (Kasab Atau Usaha)  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah, Rasulullah  bersabda: 

"Orang yang mencari harta halal demi terpeliharanya harga diri (tidak sampai minta-

minta), dan memberi nafkah keluarganya, serta berbuat baik kepada tetangganya, 

maka di hari Kiamat berwajah bulan purnama ia dibangkitkan. Sedangkan mereka 

yang tujuannya menghimpun harta semata, untuk berbanggaan, sombong, maka di 

hari Kiamat dimarahi oleh Allah”.  

 

Al Faqih meriwayatkan dcngan sanadnya dari Nashr Yahya, katanya: "Nabi Daud 

sudah terbiasa menyamar, menanyakan tentang kelakuan umatnya, Pada suatu hari 

ia bertemu Jibril (menyerupai manusia), ia menyapa: "Hai Pemuda bagaimana 

pendapatmu tentang Daud? Jawabnya: "Ia hamba terbaik, tapi ada pula 

kelemahannya, Lalu:” Apa kelemahannya? Jawabnya: "Makannya mengambil dari 

Baitul-mal punya orang Islam padahal Allah sangat menyayangi manusia yang makan 

dari hasil jerih payah sendiri. Lalu ia pulang seraya menangis: Ya Tuhan tunjukilah 

aku agar dapat menciptakan usaha atau pekerjaan sendiri sehingga tidak lagi aku 

makan belanja dari Baitul mal. Kemudian ditunjuki cara bekerja (yakni) memproduksi 

alat atau pakaian perang dengan melunakkan besi, hal ini dikerjakan sesudah pulang 

dari kantornya (melayani keperluan masyarakatnya), sehingga dengan menjual hasil 

karyanya ia dapat membelanjai keluarganya, tanpa mengambil dari Baitul Mal. Firman 

Allah:  

 

Artinya:  

 

"Kami lunakkan besi bagi Daud, dan Kami tunjuki (cara membuat) pakaian perang dari 

besi, agar terpelihara dari senjata (musuh) ketiku perang”.  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Tsabit Bunany, katanya: "Rasa aman 

('Afiah kesejahteraan) ada 10, yang sembilan ada pada "DIAM" dan yang satu: ” 

Dalam menghindari pergaulan masyarakat umum. Dan ibadat juga 10 bagian, yang 9 

dalam mencari rezeki, dan yang satu: "Dalam kelakukan Ibadah".  

 

 

425 Tanbih al-Ghafiln 

Dari Jabir Abdullah, Rasulullah  bersabda: "Orang yang cara usahanya dengan minta-

minta, pasti Allah membuka pintu kemiskinan baginya, dan orang yang memelihara 

dirinya pasti Allah membantunya. Dan orang yang terima apa adanya, pasti Allah akan 

memberi kecukupan padanya. Jika seseorang pergi ke lembah dengan seutas tali 

untuk mengambil kayu, lalu dijual ke pasar dengan harga (satu mud korma), maka 

baginya lebih baik daripada minta-minta (mengemis), baik diberi atau tidak”.  

 

Nabi  bersabda: "Berdaganglah pakaian atau kain, sebab  dulu ayahmu Ibrahim juga 

pedagang kain”.  

 

Dari Abu Hurairah, Nabi  bersabda: "Dulu Nabi Zakaria (juga bekerja sebagai) tukang 

kayu”.  

 

Dari Hisyam Urwah dari ayahnya, dari Aisyah, katanya: "Nabi Sulaiman terkadang 

memegang daun kelapa (Janur - Jawa) saat  berkhutbah, bahan keranjang dianyam 

lalu dibuat berbelanja dan lainlain. Kerajinan tangan dan jika sudah jadi (selesai) dijual 

pelayannya ke pasar.  

 

Syaqiq Ibrahim dalam menafsirkan ayat: 

 

Artinya:  

"Seundainya Alluh melapungkan reseki kepada humbaNya pasti mereka melumpaui 

batas( bejat moralnya). namun  Allah memberinya .menurut sekehendaknya demi 

kebaikan hambaNya, Allah Mengetahui semua humbaNya secaru detail dan 

mengawasinya?. (Asy Syura 27)  

 

Seandainya Allah memberi rezeki tanpa usaha pasti manusia semakin rusak, dan 

banyak peluang baginya berbuat kejahatan namun  Dia Bijaksana menghiburnya 

dengan usaha, agar tidak banyak berbuat kerusakan.  

 

Kata Sa'id Musayyab: "Tidak (kurang) baik bagi manusia yang tidak bekerja 

(menghimpun harta) halal, sebab  dengannya dapat menunaikan kewajiban 

(agama)nya, dan memelihara kehormatannya”.  

 

 

426 Tanbih al-Ghafiln 

Penegasan Umar Khathab: "Hai orang-orang fakir-miskin, angkatlah kepalamu, 

bekerja keraslah, sebab  banyak cara usaha itu, jadilah penanggung diri sendiri 

(jangan memberatkan orang)”. Abu Shalih berkata: ”Umar menyuruh kami bekerja 

sama (antara) 3 orang, yaitu: Yang satu membidangi usaha (mengolah pekerjaan), 

yang satu memasarkan, dan yang lainnya mengikuti perang Sabil, Sahut Abu Shalih: 

”Saat ini aku tiba waktunya pergi ke medan laga, memelihara perdamaian 

diperbatasan”.  

 

Al Faqih dari Abu Ja'far, dari Abdullah Mubarrak, katanya: "Orang yang berhenti 

usahanya (di pasar atau di mana saja ia berusaha), turunlah wibawanya dan rusaklah 

moralnya”.  

 

Oleh sebab  itu bekerjalah, agar harga dirimu terpelihara, tidak sampai dihina banyak 

orang, apa lagi jika sampai memberatkan (tanggungan) orang.  

 

Dari Jabir Abdullah, Nabi  bersabda: "Orang yang menanam tanaman atau pohon 

(buah), lalu dimakan manusia, hewan, burung atau hewan buas, berarti ia telah 

bersedekah”.  

 

Dari Anas, Nabi  bersabda:” Seandainya hari Kiamat tiba, sedangkan kamu 

memegang biji, jika bisa kamu tanam maka laksanakanlah.  

 

Dari Mak-khul, Nabi  bersabda: Hati-hatilah kamu, suka mencela atau memuji, dan 

jangan pula menghina atau berlagak mati, (maksudnya) selalu menggantungkan diri 

pada orang lain, enggan berusaha atau malas bekerja.  

 

A'masy dari Abu Muharrig, katanya: "Ada seorang pemuda lewat, lalu Abu Bakar dan 

Umar berkata: "Untung sekali, jika ketangkasan dan kecakapan pemuda itu 

dimanfaatkan untuk jihad fi sabilillah, pasti besar sekali pahalanya. Lalu Nabi  

bersabda: "Jika ia bekerja membantu kedua orang tuanya yang sudah tua, berarti ia 

telah jihad fi sabilillah, dan jika ia berusaha memenuhi nafkah anak-istrinya, berarti ia 

telah jihad fi sabilillah, dan jika ia bekerja demi keperluan hidupnya sendiri, berarti ia 

telah jihad fi sabilillah (agar tidak sampai minta-minta), dan jika ia berusaha sekedar 

 

427 Tanbih al-Ghafiln 

populeritas (mencari nama) dan untuk kebanggan dirinya, berarti ia telah masuk jalan 

(perangkap) setan”.  

 

Dari Ibnu Umar, Nabi  bersabda: "Allah selalu mengasihi (senang) kepada setiap 

orang mukmin yang tekun bekerja, memenuhi nafkah keluarganya (jika ia sebagai 

ayah), dan tidak senang kepada orang sehat yang menganggur, tidak beramal dunia 

juga tidak akhirat.  

 

Ja'far Shadig dari Muhammad Baqir, katanya: Nabi  biasa pergi ke pasar membelikan 

keperluan keluarganya, dan saat  ditanya, jawab beliau: Jibril menasihati aku, bahwa: 

"Orang yang berusaha memenuhi nafkah keluarganya, agar tidak tamak kepada lain 

orang, berarti telah jihad fi sabilillah”.  

 

Anas berkata: "Ada orang minta-minta kepada Nabi  lalu ditanya: "Kamu tidak punya 

apa-apa di rumah? Jawabnya: "Ya, hanya tikar sobek yang kami duduki, kami tidur di 

atasnya (dan dibuat bantal atau kemul, piring dibuat makan, minum dan mencuci 

kepala. Lalu sabdanya: "Bawalah kemari semuanya. sesudah  diserahkan kepada 

beliau, lalu ditawarkan kepada para sahabat, siapa mau membeli ini? Seorang 

menawar satu dirham. Ditawarkan kembali: "Siapakah yang mau membeli ini, lebih 

satu dirham? ada orang menawar 2 dirham. Lalu diberikan dan uangnya diserahkan 

kepada orang tadi, beliau bersabda: "Ini uangnya, yang 1 dirham belikanlah makanan 

untuk keluargamu dan yang satunya lagi kau belikan kapak dan bawalah ke sini, Lalu 

ia melaksanakan petunjuk Nabi tersebut, kemudian ia datang lagi kepada Nabi seraya 

membawa kapaknya. Dan beliau memasangkan kayu untuk pegangan kapak 

tersebut. seru beliau: "Carilah kayu, lalu dijual dan jangan ke sini selama 15 hari. 

Kemudian ia lakukan seruan itu dan dapat menghimpun 10 dirham uang untuk nafkah 

keluarganya, ia selanjutnya memberitahu Nabi  Sabdanya: "Usaha semacam ini 

yaitu  sangat baik bagimu daripada kau datang di hari Kiamat sedang (pekerjaan 

mintamintamu akan menjadi) titik hitam di mukamu, yang tidak dapat hilang kecuali 

dengan api neraka”.  

 

Seorang ahli hikmah berkata: "Seyogyanya bagi orang yang berakal sehat, jangan 

memilih suatu negeri (untuk menjadi tempat tinggal), yang tidak menghimpun lima 

perkara, yaitu:  

 

428 Tanbih al-Ghafiln 

 

1. Penguasa yang berwibawa (kuasa penuh).  

2, Para hakim yang adil  

3. Pasar yang hidup.  

4. Sungai yang mengalir (tak kenal kering).  

5. Dokter yang pandai.  

 

Dan saat  ditanya: "Usaha apakah yang paling baik? Jawabnya: "Usaha yang halal 

demi terpenuhinya kebutuhan hidup, dan demi kelestarian beribadat, serta 

kelebihannya ditabung pada bank Akhirat (amal jariah).  

 

Adapun keuntungan akhirat yaitu: "Ilmu yang diamalkan dan disebar luaskan, serta 

amal shalih yang biasa dilakukan (yakni) sunnaturRasulullah yang ditegakkan. Dan 

saat  ditanya: "Penghasilan dari usaha apakah Yang paling buruk atau jahat? 

Jawabnya: "Yaitu, penghasilan dengan jalan atau usaha haram, dan dikeluarkan 

untuk maksiat, dan membantu orang yang menentang Tuhan, hendaknya hal 

semacam itu cepat-cepat kau tinggalkan.  

 

Adapun hasil amal akhirat yang buruk, yaitu: Mengingkari kebenaran dengan latar 

belakang hasud, dan perbuatan maksiat yang terus-menerus, serta sunah atau 

perilaku busuk yang ditegakkan sebab  zalim dan melanggar”.  

 

 

 

 

 

  

 

429 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 61  

Bahaya Usaha dan Hindarilah Haram  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Qatadah, Nabi bersabda: "Jika kau 

mau, aku bersumpah, bahwa Peda-gang itu tidak beres, dan aku heran kenapa 

mereka itu selamat, di siang hari bersumpah, namun  di malamnya ia menghitung-

hitung”. Al Faqih dari Hamzah Muhammad dari Abu Qasim Ahmad Ham dari Yahya, 

katanya: "Aku peroleh penjelasan dari ahli ilmu, bahwa: "Agama dan dunia tidak 

mungkin tegak tanpa adanya 4 perkara, yaitu: "Ulama dan pemerintah, serta pejuang 

dan pedagang”. Kata Al Faqih: "Seorang ahli zuhud menjelaskan bahwa, Pemerintah 

yaitu: Pelindung dan pengayom rakyat, dan Ulama sebagai pewaris Nabi yang 

menunjuki makhluk ke jalan lurus (akhirat), sedangkan masyarakat umum yaitu  

pengikutnya. Dan Para Pejuang yaitu  pasukan tentara Allah, untuk memberantas 

orang-orang kafir. Sedangkan para pedagang, yaitu yang diamati Allah untuk 

memenuhi kebutuhan manusia. Pemerintah dan Ulama hendaklah diikuti jejak 

ajarannya, dan tentara memberantas atau mengamankan kerusuhan, namun  jika 

mereka berlaku sombong dan tamak, maka keamanan tidak mungkin terwujud bagi 

masyarakat, sedangkan pedagang jika khianat, maka manusiapun juga tidak bakal 

tenang. Pernyataan seorang ahli hikmah: "Rugi dunia-akhirat bagi para pedagang 

yang tidak bersifat tiga yaitu:  

 

1. Mulutnya suci dari bohong, laghwu (main-main atau bergurau) dan sumpah.  

2. Hatinya suci dari penipuan, khianat dan iri.  

3. Jiwanya selalu memelihara salat Jumat, dan salat jamaah, selalu menimba ilmu, 

dan mengutamakan rida Allah daripada lainnya.  

 

S. Ali menegaskan: "Para pedagang yang tidak pandai agama, "pasti terjerumus 

dalam riba, lalu terjerumus (terus, yakni buta masalah agama) tentang halal-haram 

dalam (menggunakan cara) menghimpun harta dan keuntungan”.  

 

Jangan melihat pakaian orang pasar, sebab  di dalamnya terdapat serigala-serigala. 

Dan berhati-hatilah dari tiga orang, yaitu: 1. Tetangga yang kaya. 2. Ahli gurra pasaran 

(murahan) 3. Ulama pernerintah. (Demikian Sufyan Tsaury).  

 

 

430 Tanbih al-Ghafiln 

Sewaktu masuk pasar, Muhammad Syimal berkata: "Hai penghuni pasar, jualanmu 

sepi, dan busuk barangnya, dan teranggamu penghasud, serta nerakalah tempat 

kediamanmu. (Muhajn mad Syimal).  

 

Kata Ibnu Abbas: "Usaha halal yaitu  sangat berat melebihi beratnya memindahkan 

sebuah gunung”.  

 

Kata Yunus Ubaid: ”Saat ini jarang sekali orang berusaha yang halal sekalipun sedikit, 

dan sedikit yang dipercaya, mengikuti sunnaturRasulullah, bertambah hari semakin 

mengurang.  

 

Kata Muw'adz Jabal: "Setiap orang pasti menghadap Allah kelak di hari Kiamat, 

ditanya tentang 4 perkara, yaitu:  

1. Jasmani dimanfaatkan untuk apa sampai binasa.  

2. Umurnya untuk apa hingga habis,  

3. Bagaimana (sejauh mana) ilmunya diamalkan,  

4. Darimana memperoleh harta (dengan cara apa ) dan digunakan untuk apa?.  

 

Kata Ulama hikmah: "Rakus yaitu  cara bagi orang munafik dalam memperoleh 

harta, lalu tidak bersedekah akibat keraguannya, sekali-kali bersedekah disertai riya. 

Sedangkan orang mukmin cara memperolehnya dengan rasa takut, dan 

memegangnya seraya bersyukur, lalu membelanjakannya dengan ikhlas sebab  

Allah.  

 

Heran, orang meninggalkan makanan halal sebab  khawatir penyakit, tapi kenapa 

tidak berani meninggalkan yang haram sebab  takut api neraka? (Kata Ibnu 

Syabrumah).  

 

Kata Yahya Mw'adz Razy: "Taat disimpan di almari Allah, sedangkan donyaitu  kunci 

pembukanya, dan gigi kunci tersebut. yaitu  harta halal. Oleh sebab  itu doa tidak 

bakal diterima, kecuali dengan harta halal.  

 

Dari Ibnu Zubair, dari Jarir, Rasulullah  bersabda: ” Hai sekalian manusia, seSeorang 

tidak akan mati sebelum rezekinya habis, oleh sebab  itujangan beranggapan 

 

431 Tanbih al-Ghafiln 

datangnya rezeki itu lambat, bertakwalah kepada Allah, dan gunakan cara yang baik 

dalam mencari rezeki, lalu ambillah yang halal bagimu, dan hindarkanlah yang haram.  

 

Ulama hikmah berkata: Ada 4 pengertian tentang rezeki, bagi umumnya manusia, 

yaitu:  

 

1. Tahu bahwa rezeki itu dari Allah, dan meyakinkan adanya usaha sendiri (tanpa itu 

tidak bakal menerima rezeki), maka sikap semacam ini musyrik.  

2. Tahu bahwa rezeki itu dari Allah, namun  meragukannya (diberi atau tidak), maka ia 

munafik.  

3. Meyakinkan bahwa rezeki itu dari Allah, namun  enggan mengeluarkan zakatnya, 

bahkan dibelanjakan pada maksiat, maka fasiklah ia.  

4. Meyakinkan bahwa rezeki itu dari Allah, dan bekerja atau usaha itu hanya sekedar 

perantara (faktor penyebab datangnya rezeki), tidak mempengaruhi dapat atau 

tidaknya, lalu kewajiban zakatnya ia penuhi, dan tidak dibelanjakan pada maksiat, 

maka itulah mukmin yang tulus ikhlas.  

 

Kata Zaid Arqam: "Setiap malam pembantu Abu Bakar Shiddiq, membawa hasil 

(makanan), dan ia tidak mau memakannya sebelum tahu persis dari mana dan cara 

bagaimana ia memperoleh makanan itu.  

 

Pada suatu malam ia datang dengan makanan dan Abu Bakar langsung 

memakannya, baru sesuap yang dimakan, lalu pembantu itu berkata : "Biasanya Tuan 

terlebih dahulu bertanya, namun  kenapa malam ini tidak? Jawabnya: ”Celaka kau, hal 

ini sebab  lapar, dari mana kau peroleh ini? Jawabnya: "Dulu di zaman Jahiliyah, aku 

pernah menjampi orang lalu ia memberikan upah kepadaku, kemudian mereka 

mengadakan walimah, lalu aku ingat janji itu, dan mereka memberi makanan itu 

kepadaku. Lalu Abu Bakar (langsung membaca: INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHHI 

RAAJIUUN”, ia berusaha muntah, agar makanan tersebut keluar, namun  tidak dapat 

sampai wajahnya hijau, hingga kebanyakan orang menyarankan agar ia minum, 

sesudah minum air segelas, lalu muntahlah ia, dan terus muntah sampai habislah 

perut (isi Perutnya). Sahut kebanyakkan orang: "Kenapa sesuap saja kau berbuat 

demikian? Jawabnya: "Aku mendengar Rasulullah  bersabda:  

 

 

432 Tanbih al-Ghafiln 

Artinya:  

 

”Allah mengharamkan sursa, bugi orang yang makan atau diberi makanan haram “. 

(Al Hadis)  

 

Kata Al Faqih: "Orang yang menginginkan (usaha harta) halal, maka harus 

memelihara 5 perkara, yaitu:  

 

1. Kewajiban terhadap Allah tidak ditunda sebab nya, tidak menghambat apalagi 

menghalangi kewajiban.  

2. Seorangpun tidak yang merasa dirugikan atau diganggu akibat usahanya.  

3. Bertujuan memelihara kehormatan (harga) diri, dan keluarga bukan semata 

menghimpun harta sebanyak-banyaknya.  

4. Tidak membinasakan (memaksakan) diri dalam usaha.  

5. Tidak beranggapan rezeki itu diperoleh dengan usahanya, namun  anggaplah 

datangnya langsung dari Allah, sedangkan bekerja atau usaha semata hanya faktor 

penyebab datangnya rezeki.  

 

Nabi  bersabda: "Orang yang memperoleh harta haram arau dengan cara haram, lalu 

disedekahkan atau untuk silaturrahmi, atau dibelanjakan fi sabilillah, maka semuanya 

dihimpun dan dilemparkan ke neraka.  

 

Kata Imran Husain: "Haji dan umrah seseorang tidak diterima, akibat menggunakan 

harta riba, demikian pula jihad dan sedekahnya serta memerdekakan budaknya, 

dengan harta riba, suap, hasil penipuan, khianat, korupsi, jambret curian dan lain-lain 

yang haram, kemudian katanya: "Lima lawan lima.  

 

Dari Ibnu Mas'ud, Nabi  bersabda: "Orang yang bersedekah dengan harta haram sia-

sia (tidak berpahala) dan jika di-belanjakan, maka tidak berkah, serta menjadi api 

neraka jika ditinggal mati. Bahwasanya Allah tidak akan menghapus kotoran dengan 

kotoran namun  Dia akan menghapuskan yang busuk dengan yang baik”.  

 

 

433 Tanbih al-Ghafiln 

Dari Hasan Bashry, Nabi  bersabda: "Bahwasanya, harta baik itu didatangkan dari lain 

tempat, dan pedagang yang paling jahat ialah yang tinggal di tengah-tengahmu, yang 

selalu bertengkar denganmu, namun  terkadang berserikat denganmu”.  

 

Sewaktu beliau  ditanya: "Usaha apakah yang terbaik? Jawabnya: "Usaha yang 

dilakukan dengan tangannya sendiri, dan setiap jual-beli yang baik, tiada syubhat di 

dalamnya, juga tidak saling menipu”.  

 

Kata Qatadah:  

 

Artinya:  

"Pedagang yang benar dan jujur, kelak di hari Kiumat akan bernaung di bawah 

naungan Arsy”.  

 

 

434 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 62  

Tentang Memberi Makan dan . Keutamaannya Serta Baik Budi  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari A'masy dari 'Athiyah 'Auf, katanya: 

"Pesan Jabir Abdullah: "Hai 'Athiyah, peliharalah pesanku ini, yaitu:  

 

1. Hendaklah kamu cinta terhadap keluarga Nabi Muhammad dan para sahabatnya, 

serta mereka yang mencintai keluarga beliau  sekalipun misalnya mereka terjerumus 

dalam dosa.  

 

2. Hendaklah kamu membenci manusia yang membenci Nabi Muhammad dan 

keluarganya, sekalipun ia ahli puasa dan bangun malam.  

 

3. Hendaklah kamu senang memberi hadiah atau makanan.  

 

4. Hendaklah kamu ucap salam di tempat mana saja.  

 

5. Lakukanlah salat malam (Tahajjud), saat  kebanyakan manusia tidur, sebab  aku 

mendengar Rasulullah  bersabda: "Allah tiada mengangkat Nabi Ibrahim sebagai 

Khalilullah, kecuali sebab  ia senang menjamu (memberi makan) orang, dan 

menyebarkan salam, serta salat malam saat  kebanyakan orang tidur.  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Ghairan Habib, katanya:” Ada orang 

datang kepada Ibnu Abbas dan berkata:”orang-orang Muhajirin dan Anshar 

mengatakan, bahwa: Kami tiada berarti? Jawabnya: ”Benar, kamu akan berarti jika 

menegakkan salat, mengeluarkan zakat, | puasa dan haji ke Baitullah, serta menjamu 

tamu, pasti kamu akan bisa masuk surga”.  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Syuraih Khaz', katanya:” Aku 

mendengar Rasulullah  bersabda: ”Barang siapa beriman kepada Allah dan hari 

kemudian, maka hendaklah menjamu tamunya,  jaizahnya yaitu sehari-semalam, dan 

jamuannya hingga 3 hari, selebihnya dianggap sedekah”.  

 

 

435 Tanbih al-Ghafiln 

Dari Athak, Nabi Ibrahim saat  mau makan, dan tiada tamu yang menyertai makan 

bersama, lalu keluar hingga satu atau dua mil mencari orang untuk diajak makan 

bersama.  

 

Dari Ikrimah: Nabi Ibrahim dikenal bapaknya tamu, rumahnya berpintu empat 

menghadap keempat penjuru, hingga tahu persis dari arah mana datangnya tamu,  

 

Jika aku menjamu kawan-kawanku sebanyak satu atau dua sha', maka bagiku lebih 

senang daripada keluar ke pasar memerdekakan budak. (S. Ali)  

 

Ibnu Umar jika punya makanan enak-enak, ada orang kaya lewat ja tidak gairah 

memanggilnya, namun  jika orang miskin, maka segera memanggilnya, seraya berkata: 

"Aku tidak memanggil orang yang tidak menginginkan ini, dan tidak pula membiarkan 

orang yang menginginkan benar-benar.  

 

saat  beliau  ditanya: "Amal apakah yang kebanyakan memasukkan orang ke surga? 

Jawabnya: "Takwallah dan husnul khulug (baik budi). Dan amal apakah yang 

kebanyakan memasukkan orang ke neraka? Jawabnya: ” Kedua lubang, (Yakni mulut 

dan kemaluan) dan su-ul khlulug (jelek akhlaknya).  

 

Dari 'Aisyah, katanya: "Berakhlak baik, dan baik terhadap tetangga, shilaturrahmi 

kepada kerabat, semuanya memakmurkan masyarakat, dan menambah umur, 

sekalipun yang melakukannya bukan muslim.  

 

Dari Ibnu Umar, katanya: "saat  kami berada di masjid, tiba-tiba seorang pemuda 

Anshar memberi salam dan bertanya kepada Nabi &£: "Siapakah orang mukmin yang 

paling utama? Jawabnya: "Yang terbaik akhlaknya. Lalu: Yang lebih sempurna 

pikirannya? Jawabnya: "Yang sering mengingat mati, dan memperbanyak bekal 

untuknya, kemudian beliau menghadap kepada kami seraya berkata: "Hai para 

Muhajirin dan Anshar, ada 5 faktor penyebab datangnya cobaan, dan aku berlindung 

kepada Allah, semoga kalian tidak terkena, yaitu:  

 

 

436 Tanbih al-Ghafiln 

1. Jika maksiat (Pelacuran) telah membudaya di suatu masyarakat, pasti dicoba 

dengan wabah penyakit menjalar (wabah tha'un), dan penyakit yang dulu belum 

pernah ada.  

 

2. Jika curang dalam mengukur atau menimbang dagangan, maka ada dua bahaya 

yang menimpa, yaitu:  

a. Beratnya biaya hidup,  

b. Penganiayaan penguasa.  

 

3. Jika enggan berzakat, maka akan terjadi Jangka hujan, seandainya tidak ada 

hewan, pasti hujan tidak akan diturunkan selamanya.  

 

4. Jika Janji Allah dikhianati, demikian pula ajaran RasulullahNya, pasti musuh, lain 

agama akan diberi kesempatan menjajahnya.  

 

5. Jika menghukumi perkara tidak menggunakan Kitab Allah, pasti mereka menjadi 

binasa, akibat perselisihan yang terjadi di antara mereka.  

 

Dari Abu Hurairah, Nabi 3£ bersabda: "Harta kalian tidak mungkin sanggup 

melapangkan orang-orang, namun  dengan senyum mukamu dan akhlakmu yang baik, 

pasti mereka menjadi lapang.  

 

Dari Abdurrahman Jubair, dari ayahnya Nawas Sam'an Anshary Aku bertanya kepada 

Nabi 8£ tentang ”kebaikan (Al Birr) dan dosa. Jawabnya: "Al birru yaitu  baik budinya, 

sedang dosa yaitu: "Perbuatan yang meragukan hati, dan takut diketahui lain orang”.  

 

Dari Abu Hurairah, Nabi  bersabda: "Kemuliaan seseorang ditentukan oleh agamanya 

(bagaimana dalam melakukan ajarannya), dan kemanusiaan ditentukan oleh akalnya, 

sedang kebangsawanannya ditentukan oleh akhlaknya”.  

 

Kata Ibnu Abbas: "Akhlak mulia dapat mencairkan dosa, sepert matahari mencairkan 

lemak, sedangkan akhlak buruk merusak amal perbuatan seperti cuka merusak 

madu”.  

 

 

437 Tanbih al-Ghafiln 

Yahya bin Sa'id dari Mu'adz Jabal, katanya: "Akhir wasiat Nab! kepadaku (yakni) 

saat  kakiku berada di atas kendaraan, ” Perbaikilab  

 

akhlakmu kepada orang-orang, hai Muw'adz Jabal”. Dari Jabir bin Abdullah, 

Rasulullah  bersabda: Baik budi perkerti yaitu  kendali rahmat Allah dihidungnya, 

sedangkan kendali itu & tangan malaikat, ia menarik pada kebaikan, dan ia 

mendorongnya ke surga. Sedangkan buruk akhlak, kendali dari siksa Allah di 

hidungnya, dan kendali itu di tangan setan, setan mendorongnya pada kejahatan, dan 

kejahatan menjerumuskan ke neraka.  

 

Dari Jabir Abdullah, Nabi  bersabda: "Bahwasanya agama Islam inilah yang telah aku 

ridai (rela) untuk diriku, dan tidaklah pantas padanya, kecuali dua sifat (yakni) murah 

hati dan baik budi, Maka muliakanlah agama ini dengan kedua sifat tersebut jika kamu 

masih tetap menjadi pemeluknya.  

 

saat  seseorang mengundang tamu, hendaklah memperhatikan 3 perkara, yaitu:  

 

1. Tidak memberatkan (memaksa) diri, dan tidak pula melebihi batas kemampuan 

yang ada padanya dan sunnaturRasulullah.  

 

2. Tidak menjamu makanan kecuali dengan makanan yang halal.  

 

3. Hendaklah selalu memperhatikan waktu salat, jangan sampai dengan adanya acara 

tersebut orang-orang dipaksa mengakhirkan waktu salat.  

 

Bagi tamu yang diundang juga harus memperhatikan adanya 3 perkara, yaitu:  

 

1. Duduk di tempat yang renggang, tidak berdesak-desakan (atau apa adanya 

tempat).  

 

2. Menerima apa adanya hidangan, jangan mencela atau mentertawakan, jika tidak 

selaras dengan hatinya.  

 

 

438 Tanbih al-Ghafiln 

3. Mendoakan orang yang mengundang (menjamu), sehabis makan dan saat  akan 

keluar, semoga diberi barakah.  

 

Nabi  bersabda:  

 

Artinya:  

"Orang yang mengeluarkan zakat hartanya, dan menjumy tamu, serta 

menghadiahkannya pada kerabatnya Yang jauh, maka berarti dipelihara dari 

keburukan nafsunya”. (Al Hadis)  

 

WABILLAAHIT TAUFIIQ  

 

 

 

 

 

 

 

439 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 63  

Tentang Tawakkal (Berserah Diri) Kepada Allah  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Salim Abu Jady, katanya: "Nabi 'Isa 

dalam nasihatnya bersabda: "Jangan kau simpan makanan esok hari, sebab  esok 

hari ada rezki tertentu. Cobalah perhatikan semut siapa pemberi rezekinya? Jika kau 

katakan: "Semut perutnya kecil, lalu lihatlah burung, ia bersayap, dan perhatikan pula 

hewan-hewan berbadan besar dan gemuk.  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Mijlaz, katanya: "Umar berkata: 

"Aku tidak peduli tentang keadaanku sewaktu pagi, bergembira atau susah, sebab  

aku tidak tahu persis mana yang lebih baik bagiku senang ataukah susah”.  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Muthallib Hanthab, Nabi  bersabda: 

"Setiap perintah dan larangan dari Allah sudah kusampaikan kepadamu, Ingatlah 

bahwa Malaikat Jibril telah membisikkan dalam perasaan hatiku, bahwa Satu jiwapun 

tidak akan mati hingga habis rezeki yang telah ditentukan untuknya, maka siapa 

merasa terlambat sesuatu padanya, hendaklah menuntut dengan cara baik, sebab  

kamu tidak mungkin mendapatkan apa yang ada pada Allah, dengan sesuatu yang 

lebih baik daripada berbuat taat kepadaNya.  

 

Dari Ibnu Abbas, Nabi  bersabda: "Orang yang menghendaki jadi manusia terkuat, 

berserahlah kepada Allah, dan yang menghendaki jadi manusia paling mulia, 

bertakwalah kepadaNya, dan yang menghendaki jadi paling kaya, mantapkanlah atas 

Allah melebihi (kekayaan) yang telah dipegangnya (harta telah ada).  

 

Nasihat Nabi Daud kepada putranya (Sulaiman): "Hai putraku, bukti takwa seseorang 

ada tiga, yaitu:  

 

1. Bertawakkal secara baik, dalam menempuh sesuatu yang tercapai.  

2. Lega hati terhadap apa yang telah terlaksana (terjadi pada dirinya).  

3. Sabar dengan lepasnya sesuatu yang telah diraih (dipegang) tanganmu.  

 

 

440 Tanbih al-Ghafiln 

Abu Mu'thi Balkhy berkata kepada Hatim Al'Asham: Betulkah engkau berjalan di hutan 

tanpa bekal, semata hanya bertawakkal? Jawabnya: "Tidak, aku bepergian jauh pasti 

berbekal, lalu apa bekalnya: Jawabnya: "Empat perkara bekalku yaitu:  

 

1. Aku yakin bahwa dunia seisinya yaitu  milik Allah .  

2. Semua makhluk yaitu  hambaNya.  

3. Segala usaha atau bekerja, yaitu  semata hanya faktor penyebab saja, sedangkan 

rezeki di tangan Tuhan.  

4. Dan aku yakin bahwa: "KetentuanNya pasti berlaku bagi setiap makhluk.  

 

Kata Abu Murtthi: Itulah bekal yang paling baik, sebab  bekalmu itu sanggup 

menempuh perjalanan yang sangat jauh (yakni akhirat), maka tiada artinya jika hanya 

perjalanan di atas bumi (dunia).  

 

Syaqiq dalam nasihatnya:” Camkan dan peliharalah 3 perkara berikut ini, yaitu:  

 

1. Berbaktilah kepada Allah, pasti Dia mengokohkan kamu.  

2. Tentang atau perangilah musuhNya, pasti Allah membantu kamu.  

3. Yakinlah dengan mantap atas janji-janjiNya, pasti Dia mendatangkannya 

kepadamu.  

 

Kata Ibnu Mas'ud: "Seandainya orang pandai memelihara ilmunya, dan 

menyampaikannya kepada yang berhak, pasti mereka mulia di kalangan masyarakat 

(zaman)nya, namun  mereka salah alamat, memberikannya kepada ahli dunia untuk 

memperoleh harta dunia, maka rendahlah mereka. Aku dengar Nabi  bersabda: 

"Orang yang konsentrasi pikirannya ditujukan untuk urusan akhirat semata, pasti Allah 

mencukupi segala keperlu dunianya, sebaliknya orang yang disibukkan dengan 

urusan dunia, maka Allah tidak perduli, akan dibinasakan atau disiksa jurang api 

neraka yang mana.  

 

Di Taurat dimuat: "Hai anak Adam, gerakkan tanganmu pasti Kami berikan rezekimu, 

dan taatlah kepadaKu dalam segala perintah dan jangan kau ajarkan padaKu apa 

yang menjadi kemaslahatanmu”.  

 

 

441 Tanbih al-Ghafiln 

Sendi (pokok) tegaknya Islam itu, 4 yaitu:  

1. Yakin.  

2. Adil.  

3. Sabar.  

4. Jihad. (Demikian S. Ali)  

 

1. Yakin ada dua, yaitu:  

a. Beramal dengan ikhlas sebab  Allah, tidak mengharap harta dunia atau pujian 

manusia.  

b. Merasa tenang atas janji-janji Allah (tentang rezeki)  

 

2. Adil, ada dua yaitu:  

a. Cepatlah melakukan kewajiban, sebelum dituntut.  

b. Hak yang belum terpenuhi, boleh kau menuntutnya dengan cara yang baik atau 

lunak.  

 

3. Sabar, ada dua, yaitu:  

a. Sabar dalam melakukan kewajiban (taat).  

b. Sabar mengekang maksiat (pelanggaran).  

 

4. Jihad, ada dua, yaitu:  

a. Tidak sampai lupa musuh (yakni) setan, sebab  jika melupakannya, pasti kau 

diterkam olehnya, bagai domba lengah diterkam mangsanya (serigala).  

b. Relakan bagianmu yang sederhana, agar kau tidak tertipu, sebab  umumnya 

cobaan manusia yaitu  tentang harta. (Demikian penafsiran para Ulama)  

 

Syaqiq bertanya kepada Hatim 'Asham: "Berapa tahun kau di tempatku? Jawabnya: 

”30 tahun. Lalu apakah yang kau peroleh selama itu? Jawabnya: "Aku hanya 

mempelajari 6 kalimat, seandainya aku mampu melakukannya, pasti selamat dari 

fitnah ini, tanya Syaqiq: Apakah kalimat-kalimat itu, mungkin aku mampu 

melakukannya hingga selamat.  

 

1. Jawabnya: "Aku memperhatikan Firman Allah:  

 

 

442 Tanbih al-Ghafiln 

Artinya:  

"Tiada suatu hewan bumi melatu, kecuali Allah menjamin resekinya”. (Hud 6)  

 

Dan aku juga termasuk dari antara hewan melata yang Dia jamin, dan aku yakin 

bahwa: "(rezeki) bagianku, pasti sampai kepadaku, sebab  Allah memberi rezeki 

hewan besar (gajah) tanpa melupakan yang kecil (yakni) nyamuk. Oleh sebab  itulah 

aku berserah penuh kepadaNya, tanpa ragu sedikitpun. Kata Syaqiq: "Bagus 

pendapatmu”. Lalu yang kedua?  

 

2. Jawabnya: "Aku menelaah ayat:  

 

Artinya:  

"Orang mukmin udaluh bersaudura”. ujurat 10)  

 

Maka pandanganku terhadap semua orang mukmin yaitu  sebagai saudaraku, yang 

harus saling menyayangi, dan aku tahu persis bahwa: Pertengkaran atau perselisihan 

ataupun permusuhan yang melanda umat manusia, umumnya akibat adanya iri, atau 

hasud. Oleh sebab  itu rasa iri atau hasud itu, benar-benar aku usir (kulenyapkan) dari 

dalam hatiku, hingga berubahlah hatiku, seandainya umat Islam di timur menderita, 

maka aku sangat prihatin, seakan derita itu aku yang menanggungnya. Demikian pula, 

seandainya orang mukmin di ujung barat memperoleh keuntungan, pasti aku 

bergembira, seakan akulah penerima keuntungan itu.  

 

Kata Syaqiq: Bagus pendapatmu itu, lalu yang ketiga?  

 

3. Jawabnya: "Aku perhatikan: "Setiap manusia punya kekasih, dan kasih dituntut 

bukti, maka aku memperoleh kasih sayangku pada "taat kepada Allah”, sebab  semua 

kekasih pada suatu saat mung ' (dapat) putus, kecuali taat kepada Allah yang tetap 

menyertaiku d kubur, di mahsyar, di shirat. Oleh sebab  itulah taat kepada All 

kujadikan kasih sayangku. Kata Syaqiq: "Sangat tepat pendapat itu. Lalu yang 

keempat?  

 

4. Jawabnya: "Aku melihat, setiap manusia punya musuh, dan set permusuhan 

membutuhkan kewaspadaan dan hati-hati, sedang musuhku yaitu: "Setan dan para 

 

443 Tanbih al-Ghafiln 

penentang Allah (kafir), tet aku tahu persis kelemahannya, sebab  jika aku bergulat 

dan 1 membunuhku berarti aku mati syahid, sebaliknya aku membunuhny aku 

berpahala, yang berat yaitu  permusuhan dengan setan, sebab  ia melihatku, 

sedangkan aku tidak melihatnya, ia berusaha menjerumuskan aku ke jurang neraka. 

Oleh sebab  itulah aku selalu waspada sepanjang hidupku dari (tipu) dayanya, dan 

aku tinggalkan segala permusuhan dengan lainnya. Kata Syaqiq: "Bagus benar 

pendapatmu itu, Lalu yang kelima?  

 

5. Jawabnya: "Aku melihat, setiap orang yang berumah dan setiapnya perlu dirawat, 

sedangkan rumahku yaitu  kubur, lalu aku disibukkan memakmurkannya. Kata 

Syaqiq: "Bagus pendapatmu itu, lalu yang keenam?  

 

6. Jawabnya: "Aku perhatikan bahwa: Setiap sesuatu pasti ada yang mengejarnya, 

sedangkan pengejarku malaikat maut, dan aku tidak tahu persis kapan ia menangkap 

aku. Oleh sebab  itu aku berlagak penganten yang akan diantarkan ke rumah suami, 

hingga sewaktuwaktu ia datang, tidak minta ditunda lagi.  

 

Kata Syaqiq: "Bagus benar pendapatmu, jika aku mampu melakukannya, pasti 

selamat termasuk kau juga”.  

 

Dari Abdurrahman Ali Laila: "Ada orang bertanya: Ya Nabiyallah, Sebaiknya onta 

kulepaskan lalu aku bertawakkal, atau onta diikat lalu twakkal kepada Allah? Jawab 

beliau : Ikatlah dulu, baru kau tawakkal kepada Allah”.  

 

Seorang ahli hikmah berkata: "Ada tiga sifat yang ada pada seorang Waliyullah, yaitu:  

 

1. Yakin kepada Allah dalam segala sesuatu.  

2. Membutuhkan Allah dalam segala sesuatu. 3. Segala sesuatu dikembalikan kepada 

Allah.  

 

Kata Fudlail 'Iyadl: "Manusia yang paling disenangi oleh sesamanya, yaitu: "Yang tidak 

berhajat (minta) kepada sesama, sebaliknya, yang paling dibenci, yaitu: "Orang yang 

sering hajat (meminta-minta) kepada sesamanya.  

 

 

444 Tanbih al-Ghafiln 

Dan orang yang dicintai Allah, yaitu: "Yang berhajat (mohon bantuan) kepada Allah, 

selalu berdoa kepadaNya. Sebaliknya yang pa ling dibenci, yaitu: Yang tidak berhajat 

dan tidak mau berdoa kepadaNya.  

 

Wasiat terakhir bagi putra Lukman Hakim, yaitu: Hai putraku, hingga saat ini sudah 

banyaklah pesanku kepadamu, dan sekarang pesan bapak 6 perkara, yang 

mengandung ilmu orang-orang terdahulu hingga manusia terakhir, yaitu:  

 

1. Jangan terlalu sibuk urusan duniawi (harta), kecuali sekedar mencukupi keperluan 

sisa umurmu di dunia.  

2. Sembahlah Tuhanmu menurut hajatmu kepadaNya.  

3. Beramallah untuk akhirat sesuai dengan keinginanmu untuk bermukim di sana.  

4. Berdaya upayalah membebaskan dirimu dari api neraka, selama kau meragukan 

keselamatanmu (bebas dari api neraka).  

5. Imbangkanlah keberanianmu berbuat maksiat dengan kekuatan kesabaranmu 

menghadapi (menanggung) siksa Allah.  

6. Carilah tempat yang tidak dilihat oleh Allah dan malaikatNya (mana bisa?), jika kau 

akan berbuat maksiat kepadaNya.  

 

Menurut seorang ulama hikmah: "Perbedaan antara yakin dengan tawakkal, yaitu: 

"Yakin, benar-benar percaya kepada Allah dengan segala amal yang 

menyampaikannya ke akhirat. Sedangkan tawakkal: ”benarbenar percaya kepada 

Allah, dalam segala usaha dunia.  

 

Tawakkal terbagi menjadi dua, yaitu:  

 

1. 'Tawakkal tentang rezeki, maka tidak boleh gelisah, prihatin di dalamnya.  

2. Tawakkal tentang pahala amal, harus percaya dan tenang pada janji Allah, dan 

khawatir terhadap amalnya, apakah diterima atau tidak, kau belum tahu persis duduk 

masalahnya.  

 

Dari Atha Sa'ib dari Ya'la Murrah, katanya: "Pendapatku yang dilontarkan kepada S. 

Ali dan kawan-kawan: "Sebaiknya kami menjaga Amirul mukminin, tentang 

keselamatannya, sebab  saat ini dalam keadaan perang, dan kekhawatiran kami jika 

 

445 Tanbih al-Ghafiln 

beliau diculik. Lalu saat  ia keluar akan jamaah Subuh, kami di pintu rumahnya 

ditanya: "Kenapa kalian di sini? Jawab kami: "Menjagamu ya Amiral mukminin, saat 

ini dalam keadaan perang, dan kekhawatiran kami, jika engkau ada yang menculik, S. 

Ali bertanya: "Kalian menjagaku dari orang atas atau bawah (langit-bumi)? Jawab 

kami: "Dari masyarakat bumi, sebab  kami tidak mampu menjagamu dari masyarakat 

langit. Lalu jawabnya: "Tiada sesuatu yang terjadi di bumi, kecuali ketentuan dari 

langit, dan setiap orang pasti dijaga oleh dua (orang) malaikat untuk menolak bahaya 

yang akan menimpanya, jika takdir tiba, maka kedua malaikat melepaskannya, 

sehingga terjadilah sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah.  

 

 

 

 

 

 

  

 

446 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 64  

Tentang Wira'i (Berhati-hati)  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Qatadah, katanya: "Abdullah Mutharrif 

berkata: "Terkadang kau menemui dua macam manusia, yang satu lebih banyak 

puasa, salat dan sedekahnya, namun  yang satu lagi lebih banyak pahalanya, (yaitulah 

yang lebih kuat wira'inya).  

 

Wira artinya: "Berhati-hati dalam melakukan hukum, menghindari barang syubhat, 

takut mendekati haram.  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Umarah, katanya: Abdullah rawahah 

saat  akan berangkat menuju perang Muth'ah usul: "Ya Rasulullah, nasihatilah aku, 

Jawabnya: "Kamu akan mendatangi tempat yang (masyarakatnya) sedikit bersujud, 

maka perbanyaklah bersujud. Tambah lagi ya Rasulullah, Jawabnya: ”Zikirlah kepada 

Allah, ia dapat membantu mencapai keinginanmu, dan hajatmu, lalu berangkat, namun  

kembali lagi dan minta tambahan, jawabnya: ”Zikirlah kepada Allah, Dia tunggal 

senang kepada tunggal, Kata Abdullah, tambahkan bagiku, Jawabnya: "Kau jangan 

malas, dan jangan merasa lemah jika berbuat kesalahan 10x untuk melakukan 

kebaikan satu kali.  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas, Rasulullah  bersabda: "Enam 

perkara ini aku menjamin masuk surga jika kau menerimanya, yaitu:  

 

1. Jika bicara jangan bohong.  

2. Jika berjanji jangan meleset (khianat).  

3. Jika dipercaya jangan pula khianat.  

4. Peliharalah matamu dari hal-hal haram.  

5. Pelihara pula kemaluan (alat fital)mu, jangan sampai berbuat haram (zina dan lain-

lain).  

6. Peliharalah tangan-kakimu dari hal-hal haram (mencuri, bermain, maksiat dan lain-

lain).  

 

 

447 Tanbih al-Ghafiln 

Hasan dari Imran Husain, Nabi # bersabda: "Allah berfirman: "Hai hambaKu, 

laksanakan kewajibanmu padaKu, pasti kamu menjadi manusia terbaik dalam hal 

ibadat. Dan hindarilah laranganKu pasti kau jadi manusia terbaik dalam hal wira'i. Dan 

terimalah rezeki yang Kuberikan padamu, pasti kau jadi manusia terkaya”.  

 

Kata Fudlail Tadi: ” Ada 5 bukti kebahagian seseorang, yaitu:  

1. Keyakinan dalam hati (mantap)  

2. Wira'i dalam agama  

3. Zuhud dalam dunia (harta).  

4. Malu di mata (saat  berbuat maksiat).  

5. Takut kepada Allah di seluruh tubuh (badan).  

 

Dan ada 5 pula bukti kecelakan seseorang, yaitu:  

1. Keras hati, tidak menerima nasihat siapapun.  

2. Kering mata, tidak punya rasa kasih sayang.  

3. Tidak punya rasa malu melakukan pelanggaran terhadap hukum Allah (Ndableg - 

Bahasa Jawa).  

4. Rakus harta dunia, hingga lupa daratan.  

5. Berhayal tiada batas (panjang angan-angan).  

 

Kami tinggalkan 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari yang halal, khawatir 

subhat atau haram. (Demikian Umar dan Ibnu Mas'ud). Tutur seorang ahli hikmah: 

"Keadaan dunia ini serba ajaib, heranku kepada manusia yang tertipu dalam 5 

perkara, yaitu:  

 

1. Dilebihkan hartanya (oleh Allah), kenapa tidak digunakan untuk persiapan kelak di 

masa-masa sangat hajat kepadanya?  

2. Pandai bicara, kenapa hanya menuruti nafsu, menyampingkan peringatan Allah dan 

bacaan Alquran?  

3. Sehat fisiknya dan tiada kesibukan, kenapa tidak puasa setiap bulannya 3 hari, 

padahal jika pahala yang besar dari puasa itu menyambutnya, ia merasa kecewa, 

sebab  tidak memperolehnya?  

4. Tidur sampai pagi, kenapa tidak memperhatikan besarnya pahala salat malam 

sekalipun 2 rakaat.  

 

448 Tanbih al-Ghafiln 

 

5. Yang berani melanggar larangan Allah, padahal ia tahu persis bahwa Allah tidak 

perduli (membiarkan)nya di hari Kiamat, kenapa ia tidak berpikir lebih jauh, tentang 

akibat perbuatannya?  

 

Menghindarkan diri dari satu sen uang haram, lebih utama daripada sedekah 100.000 

sen. (Kata Abdullah Mubarrak).  

 

Abdullah Mubarrak saat  menulis hadis (di Syam), penanya patah. lalu ia pinjam pena 

kawannya, sesudah selesai ia lupa memasukkannya ke tempat penanya (ia punya). 

sesudah  pulang ke Mawu, melihar pena kawannya, cepat-cepat kembali ke Syam 

mengembalikannya.  

 

Sya'by dari Numan Basyir, Rasulullah , bersabda: "(Barang yang) haram dan yang 

halal sudah sangat jelas, namun  di antara keduaawa ada barang-barang yang syubhat 

(tidak jelas halal haramnya), tidak diperhatikan oleh umumnya manusia, maka orang 

yang memelihara dirinya dari syubhat, berarti bersih agama dan kehormatannya. 

Sedangkan yang terjerumus ke dalam syubhat, berarti terjerumus pula dalam haram, 

seperti orang menggembala domba di sekeliling tempat larangan, mungkin lama-lama 

ia melanggar larangan tersebut. Ingarlah, setiap raja punya aturan (larangan) dan 

larangan Allah, yaitu hal-hal yang haram.  

 

Dan ingat pula, bahwa di dalam tubuh manusia, terdapat segumpal dara(hati), jika itu 

baik, pasti baik pula seluruh anggota tubuhnya. dan jika rusak, maka rusak pulalah 

seluruh anggota tubuhnya (yakni jantung hati) 

 

Setiap sesuatu punya batas, sedangkan batas-batas Islam itu 4yaitu: 1. Wira'i, 2. 

Tawadlu', 3. Syukur, 4. Sabar. (Demikian Abu Musa Asy'ary).  

 

Penjelasannya:  

 

1. Wira'i yaitu  pokok utama dari segala sesuatu  

2. Tawadlu yang berarti bebas dari kesombongan.  

3. Syukur, mencapai surga.  

 

449 Tanbih al-Ghafiln 

4. Sabar, menyelamatkan dari api neraka.  

 

Nabi bersabda: "Seandainya kau salat hingga bungkuk, dan puasa sampai kurus 

seperti senar, maka semua itu tiada guna bagimu, kecuali menurut Wira'i 

 

Menurut Al Faqih: bukti adanya wira'i yaitu: "Jika telah menganggap adanya 10 

kewajiban pada dirinya, yaitu:  

1. Memelihara lisan tidak sampai ghibah (menggunjing), Firman Allah:  

 

 Artinya: "Janganlah setenguh kamu menggunjing terhadap setengah lainnya”. 

(Hujurat 12)  

2. Tidak buruk sangka, FirmanNya:  

 

Artinya: ”Hindarkanlah prasangka buruk, sebab  setengahnya yaitu  dosa”. (Hujurat 

12) Hadis Nabi : 

 

Artinya: ”Hati-hatilah kamu dari prasangku buruk, sebab  hal itu yaitu  perkataan 

puling bohong”.  

3. Tidak menghina (merendahkan) orang, Firman Allah: 

 

Artinya: ” Janganlah suatu masvarakat menghina lainnya, mungkin juga yang dihina 

itu yaitu  lebih baik daripada yang mengejek”. (Hujurat 11)  

4. Memelihara pandangan mata dari yang haram, Firman Allah:  

 

Artinya: "Katakanlah, puda orang-orang mukmin, agar memejamkan pandangan 

matanya dari yung harum ”. (Nur 30)  

5. Bicara benar, FirmanNya: 

 

Artinya: ”Berkutalah yang jujur (adil)”.  

6. Mengingat nikmat Allah padanya, agar tidak sombong. Firman Allah:  

 

Artinya: “Bahkan Allah-lah yang memberi karunia kepadamu, saat  kau diberi 

petunjuk, hinggu kau beriman. Jika kau benar-benar  beriman”. (Hujurat 17)  

7. Menggunakan hartanya dalam kebenaran bukan pada kebatilan, Firman Allah:  

 

450 Tanbih al-Ghafiln 

 

Artinya: 

”Orang-orung yang membelanjukan hartanya tiada berlebihan, dan tiuda kikir, mereka 

tenguh-tenguh (berlaku sedung), dalam hal itu”. (Furqan 67)  

8. Tidak ambisi kedudukan dan tidak pula berlaku sombong, Firman Allah:  

 

Artinya:  

"Negeri akhirat senguja Kumi sediukan bugi mereka yang tidak umbisi kedudukan 

dunia, dan tidak pula suka merusak”. (Qashash 83)  

9. Memelihara (waktu) salat 5x, dan menyempurnakan ruku' sujudnya, FirmanNya:  

 

Artinya:  

”Peliharalah (wuktu-waktu) salat, terutama sala pertengahan, tesakkanlah dengan 

khusyuk, diam bermunajat”. (Bagarah 238)  

10. Istiqamah mengikuti SunnaturRasulullah dan jamaah umat Islam. Firman Allah:  

 

Artinya: "Inilah ujaran yang menuju kepada keridaanKu (jalan lurus-benur), lulu 

ikutilah, jangan mengikuti jalan-jalan lain, ika demikian), pusti menyimpang jauh dari 

jualan Allah”.  

Demikianlah pesan Dia kepadamu asur kamu bertakwa”. (An'am 153)  

 

Nasihat Muhammad Ka'ab : ”Hindarkanlah 3 macam perbuatan bagimu selama-

lamanya, yaitu:  

1. Menganiaya siapapun, Firman Allah:  

 

Artinya: "Penganiayaan itu puda dusarnya akan kembali (dirasa oleh kamu sendiri 

(kelak).  

2. Menipu siapapun dengan cara apapun, Firman Allah:  

 

Artinya: "Penipuan pada hakekutnyu akan kembali (menimpa) pelaku (ahlinya sendiri”.  

3. Menyalahi janji, Firman Allah:  

 

Artinya:  

 

451 Tanbih al-Ghafiln 

"Orang yang menyalahi janji pada dasarnya juga akan kembali (kerugiannya) dipikul 

diri pelakunya sendiri”. Pernyataan Ibrahim Ad-ham: "Zuhud terbagi 3, yaitu:  

 

1, Zuhud wajib, artinya menghindari yang haram.  

2), Zuhud sunah, artinya zuhud dari yang halal (mengambil sekedar untuk bekal 

(sarana) beribadat).  

3. Zuhud keselamatan, artinya: "Menghindari yang syubhat, agar tidak sampai 

terjerumus pada haram (agar selamat darinya).  

 

Pernyataannya pula: Bahwa Wira'i juga ada dua, yaitu:  

 

1. Wira'i wajib atau Fadlu, yakni menghindari maksiat.  

2. Wira'i berhati-hati, yakni: Menghindari syubhat.  

 

Sedih juga ada dua, yaitu:  

 

1. Sedih yang menguntungkan, yakni sedih memikirkan akhirat dan hal-hal yang akan 

menimpa dirinya.  

2. Sedih yang membahayakan, yakni sedih memikirkan harta dunia dan keindahannya 

(hingga sibuk sebab nya, melupakan kewajiban terhadap Tuhannya).  

 

Al Faqih menambahkan, bahwa: Wira'i yang asli (murni) yaitu, "Memelihara 

pandangan mata dari hal-hal yang diharamkan dan memelihara mulut dari perkataan 

bohong dan menggunjing, serta memelihara seluruh anggota badan (indra-indra) dari 

yang diharamkan.  

 

saat  Umar Khathab membagi minyak (dari Syam dalam drum besar) kepada umat 

Islam, putranya mengusapkan bekas minyak yang ada pada wadah tersebut pada 

rambutnya, lalu di ketahui oleh Umar, dan katanya: ”Rambutmu rupa-rupanya senang 

minyaknya umat Islam yah, Kemudian rambutnya langsung dicukur, seraya berkata: 

"Yang demikian ini lebih ringan bagimu, daripada menggunakan minyak milik 

masyarakat (umat Islam)”.  

 

 

452 Tanbih al-Ghafiln 

Ibrahim Ad-ham pernah nyarter (menyewa) kendaraan (onta) dalam rangka bepergian 

ke kota Amman (untuk sekali jalan), di tengah perjalanan pecutnya (cambuk ontanya) 

jatuh, lalu cepat-cepat turun dan kendaraannya diikat dan ia berjalan kaki 

mengambilnya, saat  ditanya: "Kenapa tidak berputar saja dengan kendaraannya itu 

untuk mengambil cambuknya? Jawabnya: Aku menyewa kendaraan ini untuk pergi 

(sekali jalan) bukan untuk kembali”.  

 

Abu Razyin dari Mw'adz, katanya: "saat  aku bepergian bersama Nabi  dengan 

Himar, lalu beliau memanggilku: Sabdanya: "Hai Mu'adz, tahukah kamu, apakah hak 

Allah yang diwajibkan kepada semua hambaNya? Jawabku: "Allah dan 

RasulullahNya-lah yang mengetahui, Kata beliau: "Kewajiban manusia (hamba) ialah 

menyembah Allah, tidak syirik kepadaNya. Lalu sesudah itu apalagi? Jawabku: Allah 

dan RasulullahNya-lah yang mengetahui, kata beliau: "Memasukkan mereka 

(manusia yang melaksanakan kewajibannya terhadap hak Allah) ke dalam surga”.  

 

  

 

453 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 65  

Tentang Haya (Malu)  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Ayyub Anshary, Nabi  bersabda:  

 

Artinya:  

"Empat perkara setengah dari sunnatur-Rasulullah, yaitu:"Menggunakan harum-

haruman, kawin (nikah), siwwak dan malu”. (Al Hadis)  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari 'Ugbah 'Amir, Nabi  bersabda: 

"Setengah dari penjelasan para Nabi terdahulu, yang diperoleh umat manusia, yaitu: 

”Jika kau tidak malu, maka berbuatlah sesuka hatimu”. Yakni sekira perbuatan itu tidak 

sarnpai menjatuhkan martabat harga dirimu dalam agama, hingga menjadi faktor 

penyebab malu, maka boleh kau lakukan apa saja yang sudah pasti tidak memalukan 

kamu”.  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Mas'ud, Nabi  bersabda: 

Hendaklah malu kepada Allah, Mereka menjawab: "ALHAMDULILLAH kami sudah 

melakukannya (malu kepada Allah). Kata beliau: ” Bukan demikian, namun  yang 

dimaksud yaitu  malu dengan artian nyata, yakni memelihara kepala dan indera-

indera dari laku dosa, trmasuk perut dan makanan yang masuk ke dalamnya, dan 

selalu mengingat maut, siksa kubur, Maka orang yang menginginkan akhirat pasti 

berani meninggalkan kesenangan dunia, dan yang mampu berbuat demikian itulah 

yang disebut malu kepada Allah secara nyata.  

 

Dari Hasan, Nabi  bersabda:  

 

Artinya:  

"Sifat malu yaitu  bugian dari IMAN, sedangkan IMAN bermukim di surga. Dan laku 

keji yaitu  setengah duri kebejutan moral, yang bersurung di jurang neruka”. (Al 

Hadis)  

 

Pernyataan Al Farisy (Salman): ”Jika aku mati, lalu hidup lagi, dan mati lagi, kemudian 

hidup lagi hingga 3x, maka bagiku lebih baik daripada melihat auratku atau orang lain”. 

 

454 Tanbih al-Ghafiln 

Kata S. Ali: "Allah mengutuk orang yang melihat aurat (lain orang) dan yang 

dilihatnya”.  

 

Nabi  bersabda: "Haram bagi orang yang telanjang di kamar mandinya, tanpa tutup 

atau sarung”.  

 

Tidak pantas bagi orang yang akan masuk kamar mandi, kecuali dengan 2 sarung, 

yang satu untuk menutup auratnya dan yang lain untuk menutup matanya dari aurat 

lain orang”. (Hasan Bashry).  

 

Nabi Isa dalam nasihat (peringatan)nya:  

 

Artinya: " ”Hati-hatilah kamu dari pandangan mata (sendiri), sebab  hal itu daput 

menumbuhkan syahwat dalam hati, dan hal semucam itu suduh cukup sebugai fitnah 

bagi dirinya”. Orang fasik ialah: "Orang yang tidak memelihara (memejamkan) 

pandangan matanya dari pintu orang dan aurat mereka”. (Ahli Hikmah)  

 

Dari 'Atha-k, Nabi  melewati orang yang tengah mandi, lalu beliau bersabda: "Hai 

sekalian manusia, bahwasanya Allah yaitu  sangat pemalu, sabar, suka menutup 

dan orang yang menutup (auratnya), serta yang pemalu, oleh sebab  itu tutupilah 

(aurat) dirimu dari pandangan mata lain orang sewaktu mandi”.  

 

Dari Anas Malik, "Nabi  saat  akan buang air (kencing) tidak menyingsingkan kainnya, 

hingga berjongkok dekat ke tanah”.  

 

Penjelasan Al Faqih: "Ada dua macam malu, yaitu:  

 

1. Malu kepada Allah, maksudnya: "Merasakan nikmat dari Allah, hingga tidak sampai 

hati (malu) berbuat maksiat (melanggar larangan)Nya.  

2. Malu kepada sesama manusia, maksudnya: "Menutup pandangan mata dari hal-

hal yang tidak halal bagimu”.  

 

Umar melihat Nabi  tengah menangis, lalu bertanya: "Kenapa engkau menangis ya 

Rasulullah? Jawabnya: "Jibril memberitahu bahwa: ”Allah malu akan menyiksa 

 

455 Tanbih al-Ghafiln 

seorang manusia yang sampai tua (beruban) di dalam Islam, lalu kenapa orang tua 

itu tidak malu berbuat dosa sesudah ia beruban di dalam Islam?”  

 

Dari Bahz Hakim dari ayahnya: "Ya Rasulullah, apa yang harus kami lakukan terhadap 

aurat? Jawabnya: ”Peliharalah auratmu kecuali terhadap istri dan budakmu, Lalu: 

"Bagaimana saat  tempat sepi (sendirian)? Jawabnya: ” Allah lebih berhak, jika kamu 

malu kepadaNya”.  

 

Nasihat seorang Ulama kepada putranya: ”Hai putraku, jika nafsu syahwatmu 

mengajak berbuat dosa, maka pandanglah ke atas, hendaklah kau malu kepada 

masyarakat langit (yang mengawasimu), jika tidak, maka tundukkan matamu ke bumi 

dan hendaklah malu kepada penghuninya, dan jika demikian kau belum bisa 

melakukannya, maka anggaplah kau sendiri sebangsa hewan tak berakal”.  

 

Fudlail 'Iyadl dalam ungkapannya: ”Kau tutup pintu rumahmu, dan tabir kau turunkan 

sebab  malu kepada manusia, namun  kenapa kau tidak malu kepada Alquran yang ada 

pada dadamu, dan tidak malu kepada Allah Yang Besar dan sesuatu apapun tidak 

samar bagiNya (tidak lepas dari pengawasanNya).  

 

Pelajaran hikmah yang dituturkan Manshur 'Amr sebagai berikut: "Orang yang selalu 

melihat kekurangan (keburukan) dirinya, pasti tidak akan mengorek keburukan orang 

lain. Dan orang yang rela menerima rezeki pemberian Allah, pasti tidak iri (sedih) 

terhadap apa yang ada di tangan orang lain. Dan orang yang kejam (menganiaya 

orang), pasti ia akan binasa sebab nya (perbuatannya sendiri). Dan orang yang 

menggali sumur untuk menjerumuskan kawannya, pasti ia akan terjerumus sendiri ke 

dalamnya. Dan orang yang membuka rahasia orang, berarti membongkar rahasianya 

sendiri. Dan orang yang melupakan kesalahannya pasti akan membesar-besarkan 

kesalahan lain orang. Dan orang yang sombong, akan digelincirkan oleh akalnya 

sendiri. Dan yang menyombongkan dirinya pada orang banyak, pasti terhina. Siapa 

yang berlebih-lebihan dengan amal perbuatannya, pasti cepat jemu. Dan orang yang 

membanggakan dirinya, pasti jatuh (patah). Dan siapa yang memakimaki orang 

(menggoblok-goblokkan Orang) pasti dibalas dengan makian pula. Dan orang yang 

bergaul (berkawan) dengan orang rendah (rusak moralnya), pasti terhina. Dan Yang 

bergaul (duduk) dengan Ulama, pasti mulia dan terhormat.  

 

456 Tanbih al-Ghafiln 

 

Barang siapa berkeliaran di arena (lokasi) kejahatan (tempat maksiat), pasti dituduh. 

Dan orang yang mengecilkan peranan agama, pasti terjerumus sebab nya. Dan orang 

yang mengambil harta kekayaan orang pasti menjadi miskin.  

 

Barang siapa ingin (mengharapkan) sejahtera, harus berlaku sabar. Dan orang yang 

berjalan tanpa tujuan (tidak tahu persis arah tujuannya) pasti malang dan menyesal.  

 

Barang siapa bertakwa kepada Allah, pasti beruntung dan bahagia sedangkan yang 

tidak berpengalaman, pasti ditipu orang. Dan orang yang menentang kebenaran, pasti 

kalah (lemah-hancur). Dan orang yang membawa (tanggungan) di luar batas 

kemampuannya, pasti lemah, tidak berdaya.  

 

Barang siapa menyadari tentang ajalnya, pasti khayalanya berkurang. Dan Barang 

siapa yang membiasakan menempuh jalan kebodohan (acuh terhadap kebenaran), 

pasti jauh dari jalan menuju keadilan (kebenaran).  

 

 

 

 

 

 

  

 

457 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 66  

Tentang Amal Ditentukan Tujuan (Niat)nya  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Zaid Maisarah, Allah berfirman: ” Aku 

tidak menilai perkataan orang bijak, namun  yang Ku-lihat yaitu  tujuan (niat)nya, maka 

jika niatnya ditujukan kepadaKu, maka Aku jadikan diamnya berarti berpikir, bicaranya 

sebagai zikir sekalipun ia diam (tanpa kata-kata).  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibrahim Nakha-i, katanya: "Terkadang 

orang berbicara menjengkelkan, namun  tujuannya baik, maka Allah merubah 

penerimaan para pendengarnya dengan rasa maaf, hingga kebanyakan orang 

menyatakan bahwa: "Dia bertujuan baik, tidak buruk. Dan sebaliknya bisa terjadi 

(terkadang) orang teratur susunan kata-katanya (baik dan menarik), namun  dilandasi 

dengan tujuan buruk, maka Allah merubah penerimaan para pendengarnya sesuai 

dengan tujuan pembicara tadi, hingga mereka menyatakan "Sekalipun susunan kata-

katanya teratur, namun  jelas tujuannya buruk”.  

 

Orang-orang shalih terdahulu saling memberi nasihat lewat tulisan (surat) kepada 

kawannya 3 kalimat, yaitu:  

1. Orang yang beramal untuk akhirat, pasti Allah mencukupi segala kebutuhan 

(urusan) dunianya.  

2. Orang yang niat tujuannya baik, pasti Allah menyatakannya (baik pula dalam 

kenyataan) lahir.  

3. Orang yang memperbaiki hubungan dengan Allah, pasti Allah memperbaiki 

hubungannya dengan sesamanya (manusia).  

 

Penafsiran ayat (di bawah) ini menurut Hasan yaitu  sebagai berikut:  

 

Artinya: Katakunluh: ”Setiup orang beramal adulah ditentukan oleh niat tujuunnya 

(yakni) suhnya amal ditentukan oleh niat (tujuan)nya”.  

 

Nabi  bersabda: ”Niat (tujuan) seorang mukmin yaitu  lebih baik dari amal 

perbuatannya”. (Al Hadis)  

 

 

458 Tanbih al-Ghafiln 

Al Faqih dalam ulasannya: "Alasannya niat itu saja sudah berpahala, sedangkan amal 

tanpa adanya niat tidak berpahala. Dan seseorang bisa memasang niat "Akan 

beramal baik selama hidupnya”, dan tidak dapat melakukan kebaikan selama 

hidupnya. Beralasan pula bahwa: ”Niat itu yaitu  perbuatan hati, sedangkan hati 

yaitu  pangkal makrifat dan pokok segala amal, segala yang tumbuh dari pokok 

yaitu  lebih utama dari lainlainnya. :  

 

Nabi  bersabda: "Seseorang dihadapkan (kelak di hari Kiamat) dengan membawa 

kebaikan sebesar gunung, lalu diserukan: "Barang siapa pernah dianiaya oleh fulan 

(ini), boleh menagihnya, lalu ia dihabiskan amal kebaikannya untuk membayar mereka 

tiada sisa sedikitpun, sampai ia menjadi kelabakan (bingung), akhirnya Tuhan berseru 

kepadanya: ”Bagimu masih ada simpanan pahala yang tidak diperlihatkan kepada 

malaikat atau siapapun dari makhlukKu, lalu apakah itu? JawabNya: Yaitu kau berniat 

akan melakukan kebaikan, Aku menentukan pahala bagimu berlipat ganda 70x 

kebaikan.  

 

Seorang abid (dari Bani Israil), sewaktu lewat melihat anak gunung, lalu tergerak 

hatinya: "Seandainya gunung itu menjadi tepung atau beras, pasti aku dapat memberi 

makan mereka yang tengah dilanda kelaparan (pasti mereka kenyang dengannya). 

Kemudian Allah memberitahu lewat NabiNya: "Katakanlah kepada abid itu bahwa: 

Allah telah menentukan pahala seandainya gunung itu menjadi tepung atau beras lalu 

kamu sedekahkan (yakni) ia memperoleh pahala sedekah tepung atau beras sebesar 

gunung itu”.  

 

Diriwayatkan pula bahwa: "Di hari Kiamat seseorang terkejut saat  dihadapkan, ia 

melihat catatan amalnya ada ibadat haji, umrah. jihad, zakat dan sedekah, lalu hatinya 

bertanya: "Dari mana semua amal ini, sedangkan aku tidak pernah melakukannya (di 

dunia), kemungkinan ini bukan catatan amalku? Lalu FirmanNya: "Bacalah catatan 

amalmu itu, dulu kau pernah berkata: "Seandainya aku punya harta pasti menunaikan 

ibadat haji, jihad dan semua yang tercatat di dalamnya, Aku tahu persis bahwa: "Niat 

(tujuan)mu itu yaitu  sungguh-sungguh, maka pahala semua itu Aku berikan 

sekarang ini.  

 

 

459 Tanbih al-Ghafiln 

Al Faqih dalam penjelasannya: "Niat akan dinilai benar selama orangnya tidak kikir, 

misalnya: Ia melihat orang tengah haji mengalami kekurangan, lalu ia berkata: 

"Seandainya aku cukup harta pasti aku menunaikannya, tapi sebab  bekalnya jauh 

dari cukup, maka sedikit bekal ini kuberikan saja untuk membantu orang yang akan 

pergi haji, demikian pula pada amal-amal lainnya seperti jihad, dan lain-lain. namun  

jika ia kikir untuk membantunya, hingga diketahui persis: Seandainya ia punya lebih 

banyak dari itu, pasti tetap kikir, maka orang yang demikian ini tidak berpahala, dari 

niatnya.  

 

Sahl Sa'ad Sa'idy berkata: Nabi  bersabda: "Niat (tujuan) seorang mukmin yaitu  lebih 

baik dari amalnya, sebaliknya orang munafik amalnya melebihi niatnya, dan setiapnya 

beramal atas (sesuai) dengan niatnya.  

 

Dari Muhammad Ali, Nabi  bersabda: "Barang siapa senang kepada seseorang (lillahi 

ta'ala) sebab keadilan yang ia lakukan, padahal menurut ketentuan Allah ia termasuk 

penghuni neraka, maka Allah akan senang kepadanya seperti ia mencinta penghuni 

surga. Dan Barang siapa membenci seseorang (lillahi ta'ala) sebab kekejaman yang 

ia perbuat, padahal dalam ketentuan Allah ia termasuk penghuni surga, maka Allah 

akan memberi pahala seperti ia membenci penghuni neraka.  

 

Wahyu Allah kepada Nabi Musa: "Hai Musa, pernahkah kau beramal UntukKu? 

Jawabnya: "Ya Tuhan, salatku untukMu. sedekah dan zikir UntukMu, dan puasa juga 

untukMu, FirmanNya:  

 

"Salat yaitu  sebagai bukti bagimu, puasa perisai untukmu, sedekah jadi naunganmu, 

dan zikir yaitu  cahaya penerang bagimu. Lalu mana amal untukKu? Jawabnya: ”Ya 

Tuhan tunjukkanlah kepadaku amal UntukMu, FirmanNya: "Hai Musa, apakah kau 

sudah menyenangi kekasih Ku (para waliyullah), dan menentang musuhKu? 

Kemudian sejak itu Nabi Musa mengerti bahwa amal yang paling utama yaitu: 

"Senang atau cinta sebab  Allah, dan membenci sebab  Allah”.  

 

Dari Abu Hurairah, Nabi  bersabda:  

 

Artinya:  

 

460 Tanbih al-Ghafiln 

“Buhwasunya Alah sekali-kali tidak menilai bentuk rupamu atau bunyaknya hartamu, 

dan tidak pula menilai keadaanmu, namun  yang Dia nilai yaitu  amal perbuatan dan 

niat hatimu”.  

 

Dari 'Aisyah, Nabi  bersabda: "Orang yang bertujuan menempuh rida Allah, dengan 

daya upayanya yang membikin marah orang, maka Allah akan meridainya, dan 

membuat masyarakat rela kepadanya. Sebaliknya orang yang mencari kerelaan 

masyarakat, dengan jalan atau cara yang membuat marah Allah, maka Allah akan 

marah kepadanya, dan menggerakkan masyarakat marah pula kepadanya”.  

 

A'masy dari Abu Amr Syaibany dari Abu Mas'ud Anshary, katanya: Ada orang usul 

kepada Nabi : "Ya Rasulullah, berilah aku kendaraan untuk berjihad. Jawabnya: 

"Pergilah kepada fulan, ia akan memberikan kendaraan padamu, lalu ia pergi dan 

diberi onta satu ekor, kemudian ia memberitahu Nabi, dan beliau bersabda:  

 

Artinya:  

"Orang yang menunjukkan jalan kebaikan, pasti ia berpuhala serupa dengan yang 

melakukannya, (Penunjuk jalan kebaikan serupa (pahalanya) dengan yang 

melaksanakannya)”. (Al Hadis)  

 

Hudzaifah Yaman berkata: "Ada orang peminta-minta datang, semula orang-orang 

diam (tidak memberi kepadanya), lalu ada seorang (mengawali) memberi, kemudian 

lainnya juga memberi maka Nabi bersabda: "Barang siapa memberi teladan amal baik, 

lalu diikuti lain orang. maka ia berpahala dan pahala mereka yang mengikuti jejaknya, 

tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala mereka. Dan orang yang mermtis perbuatan 

jahat (mengawalinya) lalu ditiru lain orang, maka ia memikul dosanya sendiri ditambah 

dosanya orang-orang yang menirunya, setikitpun tidak dikurangi  

 

Dari Tamin Ad-Dary, Nabi  bersabda: "Lima perkara bagi orang yang datang di hari 

Kiamat dengan membawa 5 perkara tersebut tidak dnolak masuk surga, yaitu:  

 

1. Nasihat untuk Allah, yakni mengajak manusia beriman dan berbakti kepadaNya, 

serta berharap semuanya beriman.  

 

461 Tanbih al-Ghafiln 

2. Nasihat untuk RasulullahNya yakni membenarkan semua ajarannya dan mengikuti 

sunnatur Rasulullah.  

3. Nasihat bagi kitabNya, yakni mempelajari, mengamalkan serta mengajarkan, agar 

manusia melaksanakan isi kandungannya.  

4. Nasihat bagipemimpin umat Islam, yakni menaati kepemimpinannya, amar maruf 

nahi munkar, tidak menentang.  

5. Nasihat bagi seluruh umat Islam, yakni mencintai mereka seperti pada diri sendiri, 

dan menahan mereka (berbuat keji) seperti menahan diri sendiri, dan selalu bergaul 

dengan mereka penuh rasa kasih-sayang.  

 

Kata Al Faqih: "Banyak orang yang tidur dicatat baginya pahala bertahajud (bangun 

malam), sebaliknya tidak sedikit orang bertahajud, namun  dianggap tidur (catatannya), 

yakni jika seseorang sudah terbiasa bangun malam dan salat hingga fajar. lalu pada 

suatu malam tertidur sampai pagi, saat  bangun rasanya sedih dan menyesal seraya 

membaca:  

INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHI RAAJIUN, akhirnya ia dicatat bertahajjud sebab  

niatnya. Sedangkan di lain fihak, orang tidak terbiasa bertahajud, lalu bangun dan 

mengira saat Subuh telah iba, ia pergi ke masjid, tahu-tahu belum masuk waktu 

Subuh, katanya: "Seandainya aku tahu masih belum Subuh, pasti tidak bangun tadi-

tadi”.  

 

Maka baginya dicatat golongan yang tidur semalam suntuk, sekalipun di tengah 

malam bangun”.  

 

 

 

 

 

 

 

  

 

462 Tanbih al-Ghafiln 

BAB 67  

Tentang Ujub (Membanggakan) Amalnya  

 

Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Ubaidah, dari Ibnu Mas'ud, 

katanya: "Faktor penyebab selamat dua, yaitu: 1. Takwallah, 2. Niat. Dan faktor 

penyebab binasa juga dua, yaitu: 1. Putus asa, 2. Membanggakan amalnya (ujub).  

 

Kata Wahb Munabbih: "Di zaman dahulu ada seorang Abid, telah beribadat selama 

70 tahun (siangnya puasa) berbuka hanya setiap hari Sabtu, lalu ia punya hajat dan 

dipanjatkan kepada Allah, namun  tidak terpenuhi, akhirnya menyesal dan katanya: "Hai 

badanku sendiri, seandainya kau punya kebaikan, pasti dipenuhi keinginanmu itu, hal 

ini faktor penyebabnya yaitu  dosa (kesalahan)mu sendiri”. Kemudian datanglah 

malaikat dan berkata: "Hai anak Adam, saat  kamu tawadlw' (merendah diri), hal itu 

lebih baik dibandingkan dengan ibadatmu sepanjang 70 tahun itu”.  

 

Sya'by bercerita: "Ada orang diberi keistimewaan (yakni), saat