Sunni yaitu kelompok : mayoritas dalam politik Islam.
K.eberadaannya ditnulai sejak berakhirnya masa pemerintahan ai-Khulqfa'
ai-Rd.!Jidun. Selain dinamakari dengan Sunni, kelompok ini juga dikenal
dengan nama ahl al-b.adlts wa al-sunnab (kelompok • yang. berpegang. pada
Hadis dan Sunnah), ab/ al-b.aqq wa al-sunnab.(kelompok yang berpegang
pada kebenaran dan Sunnah) dan, seperti dikutip Harun Nasution,·abf al b.aqq wa al-dln wa aljama 'ab (kelompok yang beipegang pada kebenaran,
agama dan jamaah).1 ·
· Menurut Bisri Mustafa, seperti dikutip Zamakhsyari Dhofier,
paham Sunni . a tau ahl ai-stmnab wa aljama 'ah . yaitu · paham yang
berpega,ng teguh pada: 1) tradisi salah satu mazhab dari mazhab yang
empat dalam bidang fikih (yakni mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i, 'dan
Hanbali); 2) ajaran Abu al-Hasan al-Asy'ari dan· Abu Manshur 'al
Maturidi dalam bidang teologi; dan 3) ajaran al-Junaid serta al-Ghazali
dalam bidang tasawuf.2 Selain itu dapat ditambahkan bahwa dalam ·
lapangan politik paham Sunni berpegang pada doktrin pemikiran ··
kelompok. mayoritas yang antara lain diwakili oleh Abu al-Basan al Mawardi, al-Ghazali dan Ibn Taimiyah. Dua pemikir pertama yaitu
pengikut mazhab Syafi'i dalam bidang fikih (hukum Islam) dan yang
terakhir yaitu salah seorang pengikut mazhab Hanbali. · · · · ' ·
. Istilah Sunni lebih dikenal pemakaiannya dalam konteks politik
dan untukmembedakannya dengan kelompok-kelompokpolitik lairmya ..
. dalam Islam, seperti Syi'ah dan Khawarij. Seperti dicatat dalam.sejarah,
permasalahan pertama yang timbul dalam · tubuh umat Islam yaitu
tentang suksesi pemimpinan dari Nabi Muhammad Saw. Dalam karier
kenabianya selama 23 tahun, Nabi Saw. berhasil membanguil sebtiah ··
negara dalain arti yang sebenarnya di Madinah pad tahun ke-13 dari
kerasulannya. Ini penting dicatat karena Negara Madinah telah memiliki ·
syarat-syarat pokok suatu negara, yaitu wilayah (Madinah dan &lerah daerah sekitarnya), rakyat (yang terdiri atas umat Islam muht!J'irin ·dan
anshdr, orang-orang Yahudi dan Nasrani serta orang-orang yang belum
beragama Islam lainnya), pemerintahan (Nabi sebagai kepala negara) dan·
konstitusi atau undang-undang dasar (Piagam Madinah). .
Setelah Nabi wafat, timbtil masalah siapa yang berhak
· menggantikan beliau sebagai kepala negara. Dua hari setelah beliau wafat
dan jenazahnya belum dikebumikan, sebagian besar sahabat mengadakan
pertemuan · di · Saqifah Bani Sa 'idah untuk membicarakan suksesi. Dalam ·
perdebatan alot. argumentatif antara muhijiri'n dan anshdr, akhirnya Abu
· Bakar diangkat menjadi khalifah. · ·
Namun demikian, pengangkatan Abu Bakar ini bukannya tanpa
penentangan. Keluarga Nabi, terutama putrinya Fathiniah, menyesalkan
pengambilan putusan yang terburu-buru tersebut sebelum pemakaman
Nabi dan tidakmengikutsertakan ahl al-bayt, seperu Ali ibn Abi Thalib.3
Sebagian kecil sahabat seperti Zubeir ibn 'Awwam, Salman al-Farisi, Abu
·. Dzar al-Ghiffari dan Miqdad ibn Aswad yang simpati kepada Ali ibn Abi.
Thalib. tidak setuju dengan cara musyawarah· dalam pengangkatan Abu·
· Bakar. Akan tetapi, pertimbangan mayoritas umat Islam kC::tika itu yaitu ·
kema.slahatan dan kesejahteraan umat yang mungkin terancam · kalau .
ri;laalah suksesi ini tidak diselesaikan dengan segera. 4 Menurut mereka
yang tidak setuju, orang yang berhak menggantikan Nabi sebagai khalifah .. ··
· yaitu Ali, sesuai dengan wasiat Nabi yang disampaikan di sebuah
· tempat yang .bernama Ghadir Khumm, setelah beliau bersama .
rombongan umat Islam selesai melaksanakan ibadah Haji Wada'.
Kelompok ini merupakan cikal bakal bigi lahimya Syi'ah dalam politik
Islam.
, !': ,, 1
Terlepas. dari perbedaan di sekitar kualitas dan validitas hao/,s:
Gh:J.dii'; Khumm di atas, dalam masalah. khalifah umat Islam terbagi\
menjadi .dua kelompok, yakni kelompok. mayoritas yang belakangan
disebut dengan' Sunni dan kelompok minoritas Syi'i. Polarisasi yang
menjurus kepada perpecahan ini semakin memperlihatkan bentuknya
sejak terbunuhnya Khalifah Usman ibn Affan sebagai khalifah ketiga
setelah Abu Bakar dan Umar di tangan umat Islam sendiri. Menghadapi
. suasana yang. kacau demikian, sebagian umat Islam· mengangka t Ali ibn
Abi'Thalib sebagai khalifahmenggantikan.Usman. Namun pengangkatan
Ali'. mendapat reaksi keras . dari sebagian umat Islam. Di Mekkah,
Thalhah, Zubeir dan 'Aisyah melakukan perlawanan terhadap Ali,
namun apat dipatahkan oleh Ali. Dalam "Perang Berunta", Thalhah
dan Zubeir tewas. di tangan tentara Ali, sedangkan 'Aisyah yang juga
memimpin ·ten tara · dengan mengendarai unta (itu sebabnya · perang ini
dinamakan Perang Jamal atau Perang Berunta), dikembalikan ke Mekkah
dan diperlakukan secara baik.
Sementara ·di Damaskus, Mu'awiyah ibn Abi Sufyan, Gubernur
Syam yang masih saudara sepupu dengan Usman menentarig Ali dan
menjadikan kematian Usman sebagai alat untuk menggalang perlawanan.
Mu'awiyah mengangkat senjata melakukan perlawanan terhadap Ali.
Akhirnya·terjadilah pertempuran hebat di Shiffin, sebelah selatan Raqqah
di tepi barat sungai Eufrat, Irak. Perang ini h!rakhir dengan diadakannya
gencatan senjata dan (tab.kfm) antara kedua belah pihak. Ali diwakilioleh
Abu Musa al-Asy'ari, seorang tua yang wara', jujur dan tidak nekoneko.
Sementara Mu'awiyah diwakili oleh Amr ibn al-Ash, mantan gubernui:
Mesir yang juga diplomat ulung. Dalam tahkim tersebut Ali diturunkan
dari jabatan khalifah, sedangkan Mu'awiyah yang pada hakikatnya yaitu
pembercintak memperoleh justifikasi · sebagai khalifah baru. · Akhirnya
tahkim tidak menyelesaikan masalah; karena dari barisan Ali banyak yang
tidak puas dan membelot keluar menjadi gerakan sempalan. Mereka pun
kemudian dikenal dengan kelompok Khawarij;
Tahkim ini menandai berakhirnya pemerintahan Ali dan era
kekhalifahan al-KhulajtJ'ai-R.asyidun. Sejak saat itu dimulailah era Dinasti
Bam Umaiyah yang sistem pemilihan kepala negara (khalifah) tidak lagi
· qilakukan secara musywarah (syiira) tetapi melalui . penunjukan dan
warisan' secara turun. temurun. Pascatahkim, umat Islam pun terkotak
menjadi riga kelompok, yaitu pendukung Ali (yang kemudian disebut
syi'atu' 'Ali atau Syi'ah saja), kelompok sempalan· yang keluar dari
barisan''Ali (Khawarij) dan kelompokmayoritas. Kelompok terakhir ini
pada gilirannya dikenal dalam sejarah sebagai kelompok Sunni a tau ahl ai
sunnah wa al)ama 'ah. Sesuai dengan sikapnya yang rrioderat, kelompok
Sunni menerima kepemimpinan Mu'awiyah dan dinasti Bani Umaiyah
.pada umumnya. Bahkan ketika Mu'awiyah mewariskan kekhalifahan
kepada anaknya Yazid, kaum Sunni dapat menerimanya. Kelompok
Sunni beralasan bahwa Y azid yaitu penguasa Islam secara de facto.
I\tfempertanyakan otoritasnya sebagai khalifah yaitu tindakan subversif
yang dapat mengakibatkan pelakunya dihukum mti. 6
Dalam perkembangannya, doktrin Sunni sering dijadikan alat
.legitimasi bagi kekuasaan khalifah. Oleh karena kecenderungannya yang
akomodatif, kelompok Sunni · sering berperan dalam proses kekuasaan.
Berikut akan dipaparkan doktrin:doktrin Sunni yang . cenderung
. akomodatif tersebut. · ·
Doktri PolitikSunni
Sebagai . kelompok mayoritas, ciri umum pemikiian politik
· ketatanegaraan Sunni klasik ditandai oleh pandangan mereka teritang
hubungan yang integral antara agama dan negara, pandangan yang
bersifat khalifah sentris yang mengharuskan rakyat tunduk dan patuh
, pada perintahnya, pengutamaan suku Quraisy sebagai kepala negara,
penolakan terhadap oposisi dan sikap akomodatif terhadap kekuasaan.
Pandangan-pandangan tokoh-tokoh Sunni pada gilirannya rriembawa
pada prinsip. lebih mengutamakan keharmonisan dalam politik Islam.
Uraian berikut mencoba memaparkan ciri-ciri dan kecenderungan
doktrin politik Sunni tersebut.
1. Hubungan Integral antara Agama dan Negara
Di kalangan pemikir Sunni terdapat pandangan · bahwa
pembentukan negara merupakan kewajiban. Menurut al-Mawardi, imamab
(negara) ... dibentuk dalam rangka menggantikan posisi kenabian
. (nu_bftwwah) untuk melindungi agama dan mengatur kehidupan · dunia (ai Imainah ·mawdhU'atun li khilijat al-mibuwwah fl fl.irasat al-din wa 'styasat al dui!Jd).7 Pelembagaan imamab, menurut al-Mawardi, yaitu fardhu kifayah
.berdasarkari ijma' ulama. Pandangannya ini didasarkan pada · realitas
sejarah ai-Kbulaja' ai-Rltsyidun dan khalifah-khalifah sesudah mereka, baik
Bani Umaiyah maupun Bani Abbas, yang merupakan lambang kesatuan
politik umat Islam ketika itu. Ini juga sejalan dengan kaidah ushul fiqh ma
/p yatimmu al-wf!J'ib illd bihi fabuwa wf!J'ib (suatu kewajiban tidak sempurna
terpenuhi kecuali melalui sarana atau alat, maka sarana atau alat tersebut
juga wajib dipenuhi). Artinya, menciptakan dan memelihara
kemaslahatan yaitu kewajiban umat Islam, sedangkan sarana atau alat
untuk terciptanya kemaslahatan tersebut yaitu negara, maka niendirikan
· negara juga wajib (fardhu kif4Jab). Hal ini juga sesuai dengan kaidah mr bi
!YC!Y' a,;r bi ·wasailihi .(perintah· untuk ·i:nengeakan· sesuatu berarti juga
perinah. untuk mengeakan peghubung-penghubungnya). Negara
yaitu !alat a tau penghubung untuk · menciptakan kemaslahatan bagi
man usia.
Pendapat al-Mawardi di atas juga sejalan dengan pemikiran al Ghazali; Menurut al-Ghazali, manusia yaitu makhluk osial yang tidak
dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Di sinilah perlunya mereka hidup
berwarga dan bernegara; Namun .. demikian, lanjut al-Ghazali,
pembentukan negara. bukan hanya untuk memc;:nuhi kebutuhan praktis
duniawi, melainkan juga untuk persiapan bagi kehidupan akhirat kelak.
Berdasarkan pandangan di atas al-Ghazali berpendapat bahwa kewajiban ·
pembentukan negara dan pemilihan kepala negara bukanlah berdasarkan
pertimbanga rasio, melainkan berdasarkan kewajiban agama (Syar'i). Hal
ini dika.renakan bahwa kesejahteraan dan kebahagiaan akhirat tidak
tercapai tanpa pengamalan . dan. penghayatan . agama scara benar.
Karenanya, al-Ghazali menyatakan bahwa agama dan negara (pemimpin
negara) bagaikan dua saudara kembar yang lahir dari rahim seorang ibu;
keduanya sating melengkapi. 8 . . .
Berbeda dengan dua pemikir Sunni di atas, Ibn Taimiyah
berpendapat bahwa mengatur urusan umat memang. merupakan
·kewajiban agama yangterpenting, tetapi hal ini tidak berarti pula bahwa
agai:na tidak dapat hidup·tanpa negara.9 Ibn Taimiyah menolak landasan
ijma' sebagai alas an · pembentukan negara seperti dalam pandangan· al-
. Mawardi. I a lebih menggunakan pendekatan sosiologis. Men unit Ibn
Tamiyah, kesejahteraan manusia tidak dapat tercapai kecuali hanya dalam
satu tatanan sosial di mana .setiap orang sating · bergantung ·dan
membutuhkan antara satu dengan .· yang lainnya. Oleh sebah itu
dibutuhkan seorang pemimpin yang .abn mengatur kehidupan sosial
tersebut. 10 Bagi Ibn Taimiyah, penegakan institusi negara bukanlah atas
dasar agama, melainkan hanya kebutuhan praktis saja. Namun demikian,
Ibn Taiiniyah juga menekankan furigsi negara untuk membantu agama.
Dalam kesempatan lain, Ibn·Taimiyah menyatakan bahwa kesejahteraan
umat Islam tidak mungkin dapat tercipta baik di dunia maupun di akhirat
kecuali melalui institusi negara.' .
Dari permasalahan di atas, terlihat bahwa ketiga pemikir Sunni
ini merumuskan hubungan yang integral antara agama dan negara. Bagi
mereka, negara yaitu alat untuk · melaksanakan ajaran-ajaran agama. Al Mawardi dan. al-Ghazali menyatakannya secara · tegas, · sementara Ibn
Taimiyah memberi sinyal secara implisit saja. Ketiga pemikir Sunni ini
sama-sama menekankan kewajiban mendirikan institusi negara. Hanya
saj bedanya,. kalau alMawardi dan al-Ghazali menyatakannya sebagai
fardhu kifqyah berdasarkan ijma', Ibn Taimiyah menganggapnya sebagai ·
kewajiban berdasarkan pertimbangan sosiologis dan rasionaL
2. Kepatuhan kepada Penguasa
Berdasarkan pendapat mereka tentang kewajiban mendirikan
.. negara, ketiga pemikir Sunni di atas sepakat ten tang pentingnya
kepatuhan kepada kepala negara. Mereka menganggap kepala negara,
sebagai sosok yang sentral dalam pemerintahan Islam. Otoritasriya.tidak
boleh digugat dan perintahnya tidak boleh dibantah. Dalam batas-batas.
tertentu bahkan kepatuhan ini bersifat mutlak. ·
· Al-:-Mawardi memulai pendapatnya tentartg kepatuhan. kepada
· kepala negara dengan proses pemilihan kepala negara. · Menurut al- ·
Mawardi, pemilihan kepala negara harus memenuhi unsur ahl:al-ikht!Jar
···(orang yang berhak memilih) dan ah/' al-imamah (orang yang. berhak
mendud jabatan kepala negara). Unsur pertama hai:us .memeriuhi
. ku.alifikasi adil, mengetahui dengan baik kandidat kepala negara serta
mempunyai wawasan yang . luas dan kebijakan, · sehingga : dapaf
mempertimbarigkan hal-hal yang terbaik untuk negara. K.emudian, calon
kepala . negara harus memenuhi tujuh persyara tai1, yaitu: adil, •. memiliki
· il!Du yang · merriadai untuk berijtihad, sehat panca indranya, punya
kemampuan menjalankan perintah agama demi kepentingan rakyat;
berani melindungi wilayah kekuasaan Islam, berjuang memerangi musuh.
serta berasal dari keturunan Quraisy.11 . .
Ahl al-lkht!Jar inilah yang dalam teori al-Mawardi disebut dengan
ahl ai-!J.a/1 wa a/- 'aqd (orang-orang yang dapat melepas dan mengikat).
K.epala negara dipilih berdasarkan kesepakatan mereka. 12 Dari· kontrak ini· · ...
lahirlah · hak dan kewajiban secara timbal batik an tara kepala negara
sebagai pemegang amanah dan rakyat sebagai pemberi amanah. 13 K.epala
negara wajib menjalankan pemerintahannya dengan baik dan: sesuai
dengan ajaran-ajaran agama. Sebagai balasannya, kepala negara berhak.
mendapatkan kepatuhan dari rakyat. Di sisi lain, rakyat yang·· telah
memberikan bay'at mereka atas kepala negara wajib taat kepada.kepala
negara. K.ewajiban taat ini tidak terbatas hanya lint:uk kepala riegara yang
baik dan adil, tetapi juga untuk kepala negara yang jahat.
Al-Mawardi melandaskan pandangannya pada surat al-Nisa',
4:59 yang mewajibkan umat Islam taat kepada Allah, Rasul-Nya dan ulul
qmri di antara mereka. Selain itu, al-Mawardi juga mengutip hadisNabi
dari Abu Hurairah yang menyatakan: ··
'Xelak akan ada pemimpin-pemimpin kamu sesudahku, baik yang adil
maupun yang jahat. Dengarkan dan taatilah mereka sesuai dengan'
' . kebenaran. Kalau mereka baik, maka kebaikan itu untuk kamu dan
mereka. ]ika. mereka jahat, . maka akibat baiknya untuk ka/ian dan . •·
kljahatannya akan kemba/i kepada mereka." ·
.":.:'Me.skipun demikian, al-Mawareli juga menegaskan kemungkina!l;
tidak bolehnya umat taat kepada penguasa apabila pada dirinya terdapat
salah satu dari riga hal, yaitu menyimpang dari keadilari (berbuat fasik),
kehilangan saiah satu fungsi organ tubuhnya dan elikuasai 6leh orang ·
dekatnya a tau elitawan oleh musuh. 14 Sikap tidak adil kepala negara dapat
elilihat dari kecenderungannya mempertw:Utkan. syahwat (nafsu) seperti
melakukan perbuatan yang dilarang agama dan i:nungkar serta hal-hal
yang syubhat. Perbuatan-perbuatan terse but· menjatuhkan kreelibilitas
kepala negara sebagai pemimpin, sehingga ia tidak pantas memangku
jabatannya lagi. ·
Prinsip kepatuhan kepada kepala negara juga sangat elitekankan ·
oleh a-Ghazali, · Dalam bukunya • ai-Tibr ai-Masbtik, al-Ghazali
menyatakan bahwa Allah tehih memilih dua kelompok manusia. Pertama
yaitu para •Nabi dan Rasul Allah. Mereka eliutus untuk memberikan
penjelasan kepad manusia. lainnya tentmg petunjuk dan · dalil-dalil
beribadah kepada-Nya. Mereka • juga menjelaskan kepada maimsia
bagaimana · cara mengenal Allah .. Kedua yaitu · penguasa. Kelompok · ini
eliutamakan•Allah karena mereka dapat menjaga umat manusia dari sikap
permusuhan • antara satu dengan yang lainnya; Kemaslahatan · umat
manusia eli buml sangat terkait erat detigan keberadaan penguasa ini.
Dengan kekuasaan yang mereka miliki, Allah inenempatkan mereka pada .
posisi yang paling terhormat. "Untuk itu, mesti eliketahui bahwa. orang
yang eliberi··pangkat oleh Allah sebagai penguasa·· dan elijaelikan ·sebagai
. pengayom Tuhan eli muka bumi, maka setiap orang wajib mencintainya,
tunduk dan ·mematuhinya. · Mereka tidak eliben:arkan mendurhakai dan•
menentangnya. Sebagain1ana firman Allah, ·Hai orang-orang yang beriman,
taati/ah.AIIah. dan taati/ah Rasul dan u/i al-ainri di aiztara· kamu." 15 Karena
penguasa . menurut. alGhazali elipilih oleh Tuhan, Munavir. Sjadzali
menyimpulkan. bahwa sistem pemerintahan dalam gagasan al-Ghazali
yaitu teokrasi.
Al-Ghazali melanjutkan bahwa setiap orang harus simpati kepada·
penguasa dan wajib mematuhi segah' perintah mereka. Ia mesti
mengetahui .bahwa Allah memberi kekuasaan· dan kerajaan kepada
mereka. 17 Berbeda · dengan al-Mawareli yang merumuskan teori kontrak
s.osial, al-Ghazali menyatakan bahwa kekuasaan kepala negara berasal
dari Tuhan. Selain itu, al-Ghazali juga· berp.endapat bahwa• penguasa
yaitu bayang-bayang Tuhan eli muka bumi (zhi/1 Allah .fi al-ardh}.18 Al Ghazali juga merumuskan . syarat-syarat kepala negara secara rinci.
Menurutnya, · kepala negara harus memenuhi kualifikasi · dewasa, otak
yang sehat, merdeka, laki-laki; keturunan Quraisy, memperole hidaya.
dan: ilmu. pengetahuan serta wara'. Bagi alGhazali, karena kekuasan
kepala negara .tidak datang dari rakyat, seperti pendapat al-Mawardi,
tetapi dai Tuhan, maka kekuasaan kepala negara yaitu suci dan tidak
.boleh dibantah. Kepala negara menempati posisi sentral dalam negara.
Ibn Taimiyah mengembangkan konsep ahl al-syawkah dalam teori
politiknya, Menurut Ibn Tairniyah, ahl al-syawkah ini merupakan orang
5)rang yng berasal.dari berbagai kalangan dan kedudukan yang dihormati
4alam 'warga .' Ahl al-syawkah inilah yang memilih kepala negara dan
mdakukan bay'at yang kemudian diikuti oleh rakyat.' Seseorang tidak
dapt menjadi kepala riegara tanpa dukungan dari ahl al-syawkah.
Berbeda dengan al-Mawardi dan al-Ghazali prsedur petnilihan
kepal negara tidak terlalu menyita perhatian Ibn Taimiyah. Hal ini wajar .
terjadi karena Ibn Taimiyah menolak teori khilafah Sunni tentuig
pengangkatan kepala negara oleh ahl al-fl.a/1 wa a/- 'aqd, . sebagaimana
dielaborasi oleh al-Mawardi, dan konsep bay'at oleh segelintir ulama Ibn
Tairniyah hanya menetapkan syarat kejujuran (amdnah) dan kewibawaan
atau kekuatan (quwwah) bagi seorang kandidat kepala negara dan tidak
memutlakkan suku Quraisy. Indikasi kejujuran seseorang dapat dilihat
dad ketakwaannya kepada Allah, ketidakbersediaannya menjlial ayat-ayat.
Allah derni kekayaan duniawi dan kepentingan politik praktis serta sikap
tidak takutnya kepada man usia selama ia berada dalam kehenaran. Untuk
. mendukung. pendapatnya, Ibn Tairniyah mengutip ayat AlQuran surat
al-Nisa' 4:58, yang memerintahkan umat Islam untuk menyerakan
amanah kepada yang berhak menerimanya.
Sementara syarat quwwah memegang peranan penting dal:irrl. ·
konsepsi politik Ibn Tairniyah, karena seorang kepala negara .: yaitu .
pembimbing dan pengayom warga . Tugas dan· tanggung • jawbnya
sangat · berat dengan otoritas tertinggi yang diperolehnya dalam
warga Menurutnya, kewajiban kepala negara yaitu menegakkn
institusi amar ma 'rnj na munkar, sehingga hal-haLyang dikehendaki
Allah dapat terwujud dalam kehidupan umat Islam dan hak-hakindividu
terjamin dalam warga . ·
.. Kelanjutan dari pendapat Ibn Taimyah ini yaitu penekanannya
terhadap kepatuhan rakyat pada kepala negara. Memang, seperti halnya
al-Mawardi, al-Ghazali, Ibn Tairniyah memandang figur kepala negara
memegang posisi penting dalam negara. Sebagai pemimpin umat Islam; ·.
kepala negara harus ditaati, bahkan sekalipun zalim. Menurut: Ibn ·.
Tairniyah, sebuah warga yang enam puluh tahun dipiinpin oleh
kepala negara yang zalim lebih baik daripada warga tanpa · negara
dan pitnpinan, meskipun hanya semalam.19
. . Dari pernikiran tentang kekuasaan kepala negara di. atas, ketiga ulama Sunni ini merumuskan pemikiran bahwa tidak boleh ada .. oposisi
atau perlawanan terhadap kepala negara. Al-Mawardi menyatakan hadis
Nabi, seperti dikutip eli atas untuk mendukung pendapatnya bahwa
kepala negara bersifat mutlak kekuasaannya. Melakukan oposisi meskipun al-Mawardi mengembangkan teori kontrak sosial-alah hal
yang dilarang. Hal yang sama juga ditegaskan oleh al-Ghazali. Bagi Hujjah
ai-Is/am ini, wajib hukumnya atas rakyat dari tingkat mana pun untuk taat
mutlak kepada kepa:la negara dan melaksanakan perintahnya. Ibn
Taimiyah mengemukakan larangan oposisi ini secara lebih tegas lagi. Ia
bahkan menyatakan bahwa enam puluh tahun eli bawah pemerintahan
kepala negara yang zalim lebih baik daripada tidak punya pemerintahan
sama sekali, meskipun hanya semalam.
Larangan oposisi dalam pemikiran politik Sunni klasik ini lebih
didasarkan pada akibat buruk yang mungkin terjadi dalam warga .
Sangat mungkin akan timbul suasana ··haos dalam negara bila rakyat
melakukan oposisi terhadap kepela negara. K.arena itu, bagi mereka,
menghindarkan kekacauan yang lebih besar merupakan hal yang perlu
diambil. Lebih baik berada dalam suasana pemerintahan yang despotik,
umpamanya, namun warga tidak bergolak, daripada menolak
kepemimpinannya sehingga menimbulkan gejolak dalam warga .
Karena itu, bagi ketiga pemikir Sunni ini, kepala negara yaitu bayang bayang Allah eli muka bumi (zhi/1 Allah fi al-ardh). Pemikiran demikian
ternyata memiliki pengaruh yang cukup kuat eli kerajaan-kerajaan Islam
eli Nusantara, sebagaimana diuraikan dalam paparan berikut ini.
Akar Sunni di Indonesia
Masuknya Islam ke Nusantara
Di kalangan para pakar terjadi perbedaan pendapat tentang
masuknya Islam ke Indonesia.20 Dalam penelitiannya, Azyumardi Azra
menyatakan bahwa setidaknya perdebatan mereka terjadi menyangkut
masalah-masalah tempat asal kedatangan Islam, para pembawanya dan
waktu kedatangannya. Ada beberapa teori yang berkembang dalam
masalah-masalah 1111. Di antaranya yaitu : pertama, teori yang
menyebutkan bahwa Islam masuk pertama kali ke Indonesia (Nusantara)
pada abad ke-12 dari Gujarat dan Malabar, bukan dari Persia atau Arabia.
Teori ini dikembangkan oleh Pijnappel pada tahun 1872 dan didukung
oleh umumnya sarjana-sarjana Belanda seperti Snouck Hurgronje,
Moquitte dan Morisson. Menurut Pijnappel, seperti dikutip oleh
Azyumardi, orang-orang Arab yang bermazhab Syafi'i bermigrasi ke
India dan kemudian membawa Islam ke Nusantara. 21 Sementara Snouck
Hurgronje yang mendukung teori ini tidak secara eksplisit menyebutkan
wilayah mana eli India yang dianggap sebagai asal kedatarrgan Islam. Ia
hanya menyebutkan abad ke-12 sebagai waktu yang paling
memungkinkan penyebaran Islam eli Indonesia. · Sedangkan Morisson .
inenyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para
pedagang dari pantai Coromandel (pantai timur India). · .
Kedua, teori yang dikembangkan oleh S.Q. Fathimi, yang
menyatakan bahwa Islam datang dari Bengal. Ia berargumentasi bahwa
kebanyakan orang terkemuka eli Pasai yaitu orang-orarig Benggali atau
keturunan mereka. Islam muncul pertama kali eli semenanjung Malaya
pada a bad ke-11 M. yaitu dari pantai timur, bukan dari Barat (Malaka),
melalui Canton, Phanrang (Vietnam), Leran dan Trengganu.22 .
Teori ketiga menyatakan bahwa Islam datang ke Indonesia
, langsung berasal dari Arab, tepatnya Hadhramaut. Teori ini.pertama kli
.'dikemukakan oleh Crawfurd (1820) dan didukung oleh Salomon Keyzer
(1859), Niemann (1861), de Hollander (1861) dan Veth (1878). Crawfurd
menyataan bahwa Islam yang masuk ke Nusantara berasallangsung dari
Arab. Sementara Keyzer, Niemann dan de Hollander berargumentasi
bahwa umat Islam eli Nusantara bermazhab Syafi'i sebagaimana halnya
mazhab umat Islam eli Mesir dan Hadhramaut. Dalam beberapa hal,
"teori Arab" ini juga didukung oleh Thomas W. Arnold· (1913): yang
menegaskan bahwa selain dari Coromandel, Islam Indonesia juga berasal . _.
dari Malabar. Namun, menurut Arnold, daerahdaerah ini bukanlah satu satunya tempat asal kedatangan Islam; Ia juga mengajukan pandangan
bahwa pedagang-pedagang dari Arab sendiri memegang; peranan
dominan dalam menyebarkan Islam ke Nusantara, bahkan sejak abad ke-
7 dan ke-8 M. atau awal-awal abad pertama hijriyah. Menurut Arnold,
pada · tahun. 674 M. eli pantai Barat Sumatera telah didapati satu .· . kelompok perkampungan orang-orang Arab.-
· . Teori Arab ini dipegang pula oleh sarjana Melayu Syed Hussein
Naquib ·al-Attas24 dan Hamka. Dalam seminar tentang· masuknya Islam
ke Indonesia eli· Medan pada 17-20 Maret 1963, Hamka menyimpulkan
hal yang sama. Hamka bahkan mengecam teori Snouck Hurgronje dan
kawan-kawannya serta menyatakan hahwa teori tersebut yaitu salah satu
rekayasa ilmiah Belanda 'dalam rangka melemahkan dan mematahkan
perlawanan Islam terhadap penjajah Belanda. Hurgronje sendiri yaitu ·
penasihat utama pemerintah Hindia Belanda dalam menaklukkan Aceh.
Salah satu penyebab kerasnya perlawanan rakyat Aceh terhadap Belarida
sehingga sulit dikuasai, menurut Hurgronje, yaitu berurat berakarnya
pengaruh Arab. tersebut. Untuk itu ia ingin melemahkan pengaruh 25 . . ' . tersebut dengan mengembangkan "teori India." · .
Secara implisit, M. A tho Mudzhar dalam disertasinya . ·juga
membela teori Arab dengan mengemukakan bahwa daerahdaerah · ·
kepulauan Melayu telah dikenal akrab oleh penulis-penulis dan para ahli
ilmu bumi Islam klasik. Al-Ya 'qubi (w. 377 H/897 M) nienulis tentang
hubungan an tar pelabuhan Kalah (Kedah) eli patitai bart semenanjung .·
. Melayu dan Aden eli Yaman. Hasan Abu Zaid al-Sirafi (w: 304 H/916 ¥)
men:yatabn bahw'a . Kalah, .merupakan: pusat perdagangan. rempah rerripah dan dupa, yang clisitiggahi oleh kapal-kapaldari Oman. Ibn al Faqih (w, 290 H/962 M) menyebut tntang hasil-hasil Kerajaan Sriijaya
(Zabij). Di daei:ah ini, menurutnya, orang-orang berbicara dalam bahasa-
:bahasa Arab, Persia dan Cina. Oleh karena itu· d:1pat. clipahaffii bahwa
hubungan an tara orang-orang Indonesia dan Melayu . pada umumnya
dengan kaum pelayar muslim dari Hadhramaut dan· Persia telah terjacli
sejak abaci ketujuh dan kedelapan Masehi, dan .dapat· cliduga bahwa satu
. a tau dua orang penduduk pribumi sudahmemeluk Islam26
Namun begitU, terlepas dari pei:bedaan pendapat tentang tempat
asal, pembawa dan kapan masuknya Islam ke . Nusantara, yang jelas
bahwa penyebaran . Islam secara mas sal dan pes at ke seluruh wilayah
Nusantara terjacli pada abaci kC-13 M, yang clianggap oleh ilmuwan Barat
sebagai awal masuknya Islam ke .Nusantara. Semaraknya penyebaran
Islam cliNusantarasejak abaci k-13 clitandai dengan brdirinya kerajaan- ·
kerajaan Islam eli berbagai daerah, seperti Pasai eli pesisir utara Sumatera,
Gresik, Demak, Gowa, Banten, Cirebon, Buton .dan Ternate. Hal yang
menarik, komrersi warga Nusantara ke agama Islam ini climotori
. se):lcliri oleh para raja, sehingga · memberi · dorongan bagi penduduk
setempat. untuk mengikutinya. Selain itu, Islam yang clibawa oleh para
pedagang, baik dari Arab, . Persia . maupun India, menampiikan cliri
sebagai agama ·yang damai:. Arnold; inengutip C. Semper, menyebutkan
bahwa para pedagang Islam mengembangkan agamariya ·· kepada
penduduk asli dengan menggunakan'pendekatan adat istiadat penduduk
asli, mengaWini wanita-wanitanya, menebus para budak dan menjalin
kerja sama · dengan. para raja negeri (priburni) untuk menduduki jabatan
jabatan utama eli perrierintahan. Mereka memiliki · keampuan: dan
kecerdasan yang melebihi penduduk asli:da'n. triudah beradaptasi dengan
. budaya lokal, sehingga makin lama makih menguatkan pengaruh inereka .
. Mereka juga aktif menjalin persahabatan dengan, g'olongan aristokrat . lokal.27 . · ··
Dngan cara-cara .:.demikian :para pembawa agama 'Islam ke
Nusantara akhirnya 'berhasil meletkka.· dasar-dasar kekuatan sosial
. politik. Menurut Arnold, mereka datang bukan seperti :panakluk bangsa
Spanyol pada:abad ke-6 atau menggunakan.kekuatan.pedang sebagai alat
dakwah. Mereka juga tidak menguasai dan\. memengaruhi kelompok
penguasa untuk menekan rakyat. Mereka hanya .kelas pedagang .yang
'menggunakan harta,dan kekayaan mereka untuk kepentingan dakwah.
PeriyelJaran Islam ke Nusantara. yang demikian jauh berbeda dengan
penyebaran Islam ke • wilayah-wilayah: lainnya yang mengalami islamisasi
setelah ekspansi militer dan penaklukan serta kekuatan politik Para
peneliti tentang penyebaran Islam ke Nusantara-Melayu pada umumnya
_ -sepakat menyatakan bahwa islamisasi di kawasan ini dilakukan dengan . 1 d . 28 . Ja an ama1.
Seorang pengembara muslim dari Marokko, Ibn Bathuthah, yang
melakukan kunjungan ke Pasai pada tahun 746 H/134.5 M, dalam r. . bukunp menulis bahwa penduduk di pulau-pulau yang dikunjunginya (di . L Sumatera) pada umumnya menganut azhab Syafi'i. Ia'juga menuturkan
1 ..,; bahwa di Kerajaan Pasai, Sumatera, ada Raja Malik al-Zhahir yang
l .. ,. . terkenal sebagai ahli agama dan hukum Islam. Melalui kerajaan inilah
mazhab Syafi'i dan doktrin politik Sunni disebarluaskan ke berbagi
::, ·· wilayah di Nus an tara. Bahkan para ahli: hukum dari Kerajaan Malaka
,. (1400-1500 M) sering datang ke Pasai untuk mencari kata putlisterhadap
permaslahan hukum yang terjadi di Malaka.29 _
Ali dan Effendy mengungkapkan tiga faktor · utama · yang .·
mempercepat proses islamisasi di Nusantara. Pertama, prinsip timhid
dalam Islam yang m'engimplikasikan pebebasan manusia dari kekuatan kekuatan selain Allah; kedua, daya lentur ajaran · Islam yang dapat ..
mengakomodasi nilai-nilai lokal yang tidak bertentangan dengan ajaran- ·
.. ajaran Islam; dan ketiga, sifat Islam yang anti penjajahan kelak menjadi ·.
kekuatan politik tersendiri dalam menghadapi ekspansi bangsabngsa
. Barat di.Nusantara.30 ·
Meskipun demikian, penyebaran dengan cara-cara tersebut &in
... akomodasi Islam terhadap nilai-nilai lokal bukan tidak menimbulkan
persoalan dalam perkembangan Islam berikutnya. Konversi penduduk ke
agama Islam tidak bersifat eksklusif dan sebagian besar muslim Melayu-. ·
Indonesia yang baru memeluk Islam masih tetap mempertahankan
. komitmen terhadap berbagai kepercayaan dan praktik pra-Islam mereka.
Dengan kata lain, konversi mereka ke dalam Islam tidak otomatis
mengantarkan mereka untuk meninggalkan kepercayaan ·lam dan
praktik-praktik keagamaan penduduk setempat.31 . .
Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa Islam praktis · sudah
menyebar ke hampir seluruh wilayah Nusantara dengan berdirinya
kerajaan-kerajaan Islam, permasalahan tarik menarik antara budaya lokal ,.,
. i dengan nilai-nilai ajaran Islam belum sepenuhnya selesai. K.enyataan ini
t . memang menciptakan harmoni antara · Islam dan ' budaya setempat, . l karena kedua-duanya dapat berjalan seiring. Namun iru juga inelahirkan · .
.:; wajah ·Islam yang sinkretis. "Mistik Islam telah bersedia menampung .
. kebiasaan-kebiasaan dan peradatan lama, yang mengakibatkan .
. dipertahankannya peradatan dan kebiasaan agama Hindu dan timblllnya ·
Islam yang bersifat sinkretis.
Di sisi lain, kerajaan-kerajaari ·Islam di Nusantra · mendapat
justifikasi dari doktrin politik Sunni klasik. Dalam hai iru para ulama
Nusah,tr: berusaha merumuskan dan melanjutkan doktrin politik Suni
klasik \infuk mendukung praktik-praktik kenegaraan di kerajaan-kerajaan
Nus an tara terse but. Kitab-kitab klasik seperti Hikayat Raja-rqja Pasai, T qj
ai-Salathin dari Bustan ai-Salathin, yaitu contoh bagaimana doktrin politik
Sunni berkembang dalam mendukung kekuasaan rajaraja Nusantara .
. Karyakarya tersebut memperlihatkan bagaimana kontinuitas doktrin
Sunni tetap terpelihara dalam praktik dan pemikiran politik Islam di
Nusantara, sebagaimana diuraikan di bawah ini. ·
Tradisi Politik Sunni di Indonesia
Dari penjelasan di atas dapat ditarik benang merah bahwa proses
islamisa?i di kepulauan Nusantara muncul sebagai gejala politik. Konversi
raja-raja Melayu di Nusantara ke dalam agama Islam merupakan
kekuatan politik yang berperan sangat signifikan dalam pengislaman
warga kerajaan · Nus an tara. Dalam perkembangan · berikutnya,
setelah Islam mulai berakar dalam warga , peran saudagar muslim
dalam penyebanin Islam digantikan dan dhmbil alih oleh ulama. Mereka .
bertindak sebagai guru dan penasihat raja atau sultan. Banyak ulama yang
memang berasal dari kelompok Sumu mem{mnyai hubungan yang baik
dan mendapat patronase dariraja-raja lokal. Nuruddin alRaniri (w. 1068
H/1658 M) yaitu salah satu contoh dari kasus ini. Ia memperoleh
patronase dari Sultan Iskandar Tsani di Aceh (yang memerintah pada
. tahun 1636-1642 M) dan menjalankan fuJ;lgsi sebagai penasihat Sultan
(Syaikb ai-Isldm). Bahkan pada masa: pemerintahan pengganti Iskandar
Tsani, Sultimah Safiatuddin Taj al-Alam (1642-1675'M), posisi al-Raniry
sangat kuat tidak hanya dalam bidang agama;. tetapi juga dalam masalah masalah politik, ekonomi dan lainnya.
Posisi Syaikh ai-Isldm · dalam kerajaan-kerajaan Melayu mirip
dengan yang terdapat. dalam kerajaan Usmani di Turki yang juga
bermazhab Sunni. Dalam kerajaan· Usmani; Sjaikh iJI-Isldm memegang
peranan penting dalam masalah-masalah agama. I a· membantu tugas tugas Sultan (raja) dalam menjalanan perannya sebagai pihak yang
bertanggung · jawab mengurus persoalan keagamaan umat Islam. Ini
wajar, karena dalam tradisi politik' Sunni, dinasti' smani merupakan
lambang kekuatan politik umat Islam.32 . - .. ·
Penguasa kerajaan-kerajaan Melayu Nusantara memirita justifikasi
kekuasaan mereka kepada dinasti Usmani, sehingga putusan-putusan
politik yang dikeluarkan oleh kerajaan dapat dianggap Syar 'i.. Para
,penguasa muslim Nusantara pada umumnya ingin bahwa entitas politik
mereka diakui oleh otoritas. politik keagamaanTimur Tengah se.bagai
bagian dati dar ai-Isliim (wilayah Islam). K.arena itu bisa· dipahami
mengapa Kesultanan Aceh dan kesultanan-kesultanan lainny. di ·
Nusantara menyatakan diri sebagai vassal state (negara pengikut atau · ·
.protektoi:at) Khilafah Usmani.33 Kerajaan Nusantara memiliki hubunga
diplomatik yang erat dengan Dinasti Usmaru. Beberapa kali utusan Aceh
.datang ke Istambul mulai dari tujuan untuk mendapatk:in pengakuan
sebagai bagian dati vassal state Usmani hingga permohonan bantuan
militer dalam menghadapi Portugis yang sejak awal abad ke16 telah
enguasai kawasan Samudra Hindia. 1., ·
Pentingnya posisi ulama di kerajaan-kerajaan Nusantani memiliki
arti bahwa Islam memegang peranan penting dalam proses politik dan.·
pengambilan keputusan. Dalam proses ini Islam mengalami proses
pelembagaan dan menjadi bagian yang inheren dalam sistem sosiaLdan
pembetukan budaya. Islam muncul sebagai · landasari ideologi
kekuasaan. Di sini ulama berperan sebagai pengesah kekuasaan raja:34 · · .'
Dalam Ttij ai-Salatin dijelaskan bahwa nubitwwaH dan kerajaari,
. nabi dan raja, yaitu ibarat sebuah cincin dengan dua periD.ata yang hrs
dipelihara. . Para rasul memainkan fungsi nubuwwah, · yaitu fungsi
keagamaan, menyuruh orang berbuat kebaikan, menegakkan keadilan
dan kebenaran serta melarang perbuatan-perbuatan jahat dan tercda
lainnya. Sementara hukumah (kerajaan) memainkan fungsi politik;
menjaga man usia dati segala bentuk · kejahatan dan kesewenang< ··
wenangan.5 Bukhati al-Jauhati bahkan menegaskan bahwa Allah Swt. ·
meinerintahkan nabi untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjan hukumah
ini .. dan menunjukkan petintah kerajaan itu kepada seluruh umai: agar
mengikutinya.36 · • '
Dati penjelasan dan kutipan di atas terlihat, ditlam pemikiran
·. ulama Suni di Indonesia hubungan yang tidak terpishkan :·antara
· kekuasaan agama dan kekuasaan politik, antara ulama dan raja; dalain
praktik politik di kerajaan Nusantara. Rumusan ini sejalan dengan
pemikiran al-Ghazali yang menekankan hubungan integrru ·. kedua
kekuasaan tersebut dan mengistimewakan para nabi dan penguasa atas
segenap manusia, sebagaimana diuraikan sebelumnya. · '
Dekatnya hubungan antara ulama dengan kekuasaan politik
memperlihatkan kontinuitas dokttin Sunni yang mem:ing tidak menjaga
.jarak dengan kekuasaan. Doktrin Sunni yang cenderung · akomodatif
dengan penguasa membuat para ulama Sunni dapat menetima kekuasaan
. raja, meskipun absolut. Mengikuti pemikiran al-Mawardi bahwa imamah
·• . (negara) dibentuk untuk menggantikan posisi kenabian dalain rangka
menjasa agama dan mengatur kehidupan dunia, maka para .ulama Sunhi
inengainbil sikap yang dekat dengan kekuasaan. Para ulama merasa
bertanggung.jawbu11tuk mengarahkan kekuasaan politik raja agar sesuai .
• ,engan sema11gat ajaranlslam. · .
· , . Huqungan ini mempunyaL dua. keuntungan sekaligus secr.a
timbal balik· bagi raja· (sultan) dan ulama .. Raja dapat meinperoleh
justifikasi kekuasaannya melalui bahasa-bahasa agama, sesuatu yang
sa11gat , diperlukan baginya untuk memperoleh . dukungan rakyat;
sebaliknyaulama memperoleh hak-hak dan kedudukari khusus di Istana,
.sehingga lebi mudah menyampaikan pesan-psan moral kepada raja dan
warga .
Dah1m kedudukannya yang dekat . dengan kekuasaari, ulama
mengembangkan doktrin politik ·sunni dengan menulis kitab panduan
bagi kekuasaan. Nuruddri al-Raniri, umpamanya; menulis buku ten tang
Islam dan kekuasaaan politik berjudul B11stan. al-Salcltl'ti (Taman para
Raja), da.n Raja Ali Haji (1809-1870).menulis kitab ·Tsamarat al-M11himmah
(Buah yang Penting). Sejalan dengan pemikiran politik Sunni klasik, para ·
ulama Sunni di Nusantara tidak menggugat absolutisme kekuasaan raja,
bahkan cenderung · meridukung dan, memperkuatnya. .Al-Raniry
menyatakan bahwa-umat Islam wajib· mengikuti' raja, sekalipun ia zalim
(despotik). AlRaniry, seperti dikutip Azyumardi, bahkan mengutip hadis
yang. berbunyi bahwa ; siapa yang·· mati dalam · keadaan tidak mengenal
rajariya, maka ia mati dalam keadaan durh.aka.3
? . ·· · . Seperti ·. halnya konsep Sunru bahwa penguasa .yaitu bayang bayang Allah di muka. bumi. (zllill Allah.ft al-ardh), beberapa Ulama Sunni
di kerajaan-kerajaan Melayu . juga . i.nengembangkan konsep demikian.
Dalam sejarah tercatat bahwa'Merah Silu (Sultan.Malik al-Salih), menurut
Hikqyat Raja-rqja Pasai, yaitu raja yang pertama kali. menggunakan gelar
Zhill Al/Jh fi a/ Alam (bayang-bayang Allah' di alam semesta), sebuah
gelar yang kurang lebih sama dengari yang berlaku pada raja-raja dinasti
Bani Abbas.38 .Gelar ini juga digunakari. oleh al-Raniry· dalam karyariya
Bustdn al-Salcltfn tintuk menyebut raja-raja Kesultanan Aceh. Hal yang
sama juga terjadi dikerajaan-kerajaan'Islam di Jawa. Dalam sistem politik.
di Mataram,. sejak · Amangkurat .IV (memerintah 1719-1727), raja-raja
Mataram memperkuat. posisi . ·politiknya ·· dengan 'memberi warna
keagamaan melalui gelar "Khalifatullah" (K.halifah Allah) ..
Demikianlah tradisi politik· Sunni• yang berkembang c!i dalam
ktrajaan-kerajaan Islam Nusantara. Raja atau sultan menempati posisi
sentral dalam politik. Kekuasaannya . bersifat •absolut . dan. t:idak boleh
· qiganggu .gugat. Sejajar. dengan garis pemikiran alMawardi,. al-Ghazali
danlbnTaimiyah padaabad klask, peffiikiran-pemikiran ulama masa lalu
. di kerajaan-kerajaan Nusantara juga · memperlihatkah kecendeningan . . . ' .
yang. akomodatif· dan kepatuhan mutlak kepada penguasa. Karena
penguasa merupakan bayang-bayang Allah·· di muka • bumi, maka rakyat
wajib patuh kepadanya dan tidak beleh durhaka, meskipun ia berlaku
zalim. '
Dalam literatur lekal seperti Sulalah ai-Salatin disebutkan tentang
kepatuhan mutlak kepada raja ini. Menurut kitab ini, raja yaitu umpa1na
ganti Allah di dunia, karena ia merupakan zhi/1. Allah fi al-ardh. Bib
seseerang berbuat baik kepada raja, maka ia seperti berbuat baik kep:ida ;
Nabi, dan bila ia berbuat baik kepada Nabi, maka ia seperti berbu'at baik
kepada Allah. ·
· Alasan kepatuhan mutlak ini juga sejajar dengan alasan yang·
dikemukakan eleh para ulama klasik. Dalam Tqj ai-Saliitfn dijelaskan
bahwa kepatuhan terhadap raja yang zalim yaitu untuk menghindari.
kekacauari yang lebih besar yang tentu saja sangat berdampak negatif
bagi kehidupan sesial pelitik umat Islam. Dalam hal ini pengarang Tcy ai Sa!atin qerpegang pada prinsip akhaff al-dhararqyn (memilih risiko yang:
paling ringan dati dua risike yang dihadapi). Membiarkan raja dengan ..
· kezaliniannya dipandang lebih menguntungkan dan lebih kecil risikenya
daripada menelak keh.'Uasaannya dan melakukan pemherehtaka:n · ·
terhadap raja. Biaya sesial yang ditimbulkannya akan lebih besar daripada ·
mematuhinya dalam kezalimannya. ·
Ketika menerangkan tentang surat al-Nisa', 4:59 yang
memerintahkan umat beriman mengikuti Allah, mengikuti Rasul dan ulu
al-amr di antara mereka, pengarang Tcy ai-Salatin menyatakan:
"Seal dalam ayat itu, mengatakan turut kamu akan Allah dan akan
Rasulullah dan akan segala yang mempunyai hukum daripada kau
tiada dibezakan ( dibedakan, pen.) pada an tara baik jika dan jahat
eleh segala raja-raja itu. Maka haruslah karni akan segala raja-raja
· seperti mereka itu dengan segala nabi dalani pekerjaan kerajaan
itu; seperti karni turut akan segala raja-raja yang benar pada dua
perkara; seperkara karni turut akan dia pada segala katanya dan
kedua perkara karni turut akan dia pada segala pekerjaan. Maka,
harus karni turut segala raja-raja yang salah itu, juga pada katanya
dalam pekerjaan kerajaan dan bukan kerjanya yang salah itu.
Seal mereka itu yang salah dalam hukum jika karni harus .
menyangkal kerjanya, maka betapa karni dapat. turut katanya · ·
itu.... jikalau karni tiada turut katanya .. maka karni tiada'
memuliakan adanya akan pekerjaan kerajaan itu menjadi fitnah
dan fasad dalam negeri dan daripada kesukaran ifu banyakhamba
Allah daripada mukrnin dan kafir binasa. Maka karni turut akan ,
hukumnya kerana menelakkan fitnah dan fasad itu· · daripada
karni, bukan kerana kemuliaan raja itu."
·'.Hal ini menunjukkan bahwa pernikiran pelitik Islam Sunni klasik
rriemegang peranan yang penting dalam tradisi pelitik Islam di Indeneia. · Sebagai kelompok yang mayoritas, tradisi pemikiran politikSunni berakar
a,tsekali sejak zaman kerajaan-kerajaan Islam Nusantara. Kalau· pada
masa 'modem sekarang kita temukan tradisi politik yang akomodatif dan
· mengutamakan keharmonisan, maka ini yaitu suatu gejala yang wajar,
karena memang doktrin Sunni mengajarkan hal demikian. .
· . Penutup . . .
· Dari kajian di atas, terllht bahwa paradigma politik Sunni klasik
telah. berurat berakar sejak Islam msuk ke Nusantara. Paradigma ini
dikembangkan oleh para ulama Sunni yang mendapat perlindungan dari
kekuasaan. Pendekatan paradigma politik Sunni klasik yag memandang
kepala negara memegang posisi sentral dalam negara, mengutamakan
harmonisasi sosial politik dan menolak oposisi terhadap. kepala negara,
terasa sa,ngat kntal· d.alam pemikiran ulama Nusantara. Kajian ini juga
mempertegas bahwa pemikiran-pemikiran yang kritis rev6lusioner dan
dinamis sulit muncw dari kelompok yang memandarig kekuasaan sebagai
sesuatu yang sakral dari Tuhan da pemegangnya harus dipatuhi hampi;r-secari mudak.