Kamis, 22 Februari 2024

kerajaan islam 1700 sampai 1800

 






Sejarah kebudayaan Turki Usmani mengalami perkembangan di segala bidang, terutama dalam 

ekspansi atau pengembangan agama Islam. kebesaran yang pernah dialami oleh kerajaan Islam Turki 

Usmani telah membawa pengaruh yang sangat besar dalam dunia peradaban khususnya dunia 

peradaban Islam. Sedangkan pada masa kerajaan besar Islam Safawi, telah mencapi kemajuan 

peradaban yang telah melahirkan tokoh-tokoh ilmuan seperti, Baha Al-Din Al-Syaerazi, generalis ilmu 

pengetahuan. Dinasti Safawi tidak setara dengan kemajuan yang pernah dicapai Islam masa klasik, 

tetapi kerajaan ini telah memberikan sembangan yang cukup besar dalam bidang peradaban. 

Peradaban Islam di india tidak bisa dipisahkan dari keberadaan kerajaan Islam Mughal. Selama tiga 

abad kerajaan ini telah mampu memberi warna dinegri yang mayoritas beragama Hindu. Setidaknya 

agama Islam terbesar diseluruh penjuru India. Kemajuan yang dicapai pada masa Mughal merupakan 

kontribusi yang berarti dalam menyiarkan dan membangun peradaban Islam di bidang Ilmu 

pengetahuan.  

Sejarah mengatakan bahwasanya Islam pada masa awal sangat maju dan berkembang 

sangat pesat, disebabkan peranan Kesultanan Islam seperti Dinasti Umayah, Abbasiyah, 

Saljuk, Fatimiyah dan sebagainya. Tetapi, berdasar  teori, bahwa sebuah kekuasaan itu 

akan mengalami masa kemajuan dan masa kehancuran. Begitupun kesultanan Islam yang 

dulunya sangat berkuasa dan kuat pada akhirnya hancur juga. 

Eksistensi peradaban manusia dapat menentukan kemajuan atau kemunduran sebuah 

peradaban itu sendiri. sebab  kemajuan atau kemunduran ini  dapat dilihat dan 

dianalisa dari berbagai aspek sudut pandang. Salah satu faktor yang menjadi unsur 

pembentuk sebuah peradaban yaitu sudut pandang yang dapat berupa sumber daya manusia, 

pemimpin, dan gaya kepemimpinan yang digunakan untuk mengatur segala urusan 

warga nya di dalam wilayah kekuasaannya. Peradaban yang diartikan sebagai sesuatu 

yang merupakan bukan bagian dari kebutuhan pokok, melainkan halhal yang berada di luar 

kebutuhan pokok manusia. Merujuk pada apa yang ditulis oleh Koentjaraningrat, peradaban 

adalah bagian-bagian yang halus dan indah seperti seni warga  yang telah maju dalam 

kebudayaan tertentu berati memiliki peradaban yang tinggi. 

Penggunaan istilah peradaban sendiri sering kali digunakan utuk menamai suatu 

aktivitas warga  yang berhubungan dengan kebudayaan manusia yang bersifat baik, 

indah, luhur, serta memiliki manfaat bagi manusia sebagai pemilik kebudayaan ini . 

Berawal dari hal ini, pemahaman mengenai peradaban berangkat dan berkembang bahwa 

yang dimaksud dengan peradaban adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas 

manusia didalamnya, yang bukan merupakan hal pokok, dan mengandung estetika serta 

budaya warga  setempat. Dan berbicara tentang peradaban, ada  beberapa klasifikasi 

atau pengelompokan peradaban. Salah satunya yaitu sejarah peradaban Islam yang menjadi 

salah satu penyumbang sejarah terbesar di dunia. 

Menurut sejarawan dan filsuf abad keempat belas Ibnu Khaldun, setiap dinasti memiliki 

siklus hidup alamiah. Tahun-tahun awal sebuah dinasti ditandai dengan pertumbuhan yang 

ekspansif, sebuah “gurun ketangguhan”, dipenuhi etos kerja keras dan hampir tidak ada 

keinginan untuk memiliki kemewahan duniawi. Generasi kedua dinasti melanjutkan 

peninggalan para pendiri, namun pertumbuhannya melambat saat para pemimpin mulai lebih 

menekankan pada kemewahan hidup istana alih-alih pada administrasi dan kepemimpinan. 

Pada generasi ketiga, pembusukan dinasti terjadi secara menyeluruh saat pemimpin dan 

wazir begitu dikuasai oleh kemewahan dan kesenangan sampai-sampai negara tidak dapat 

melindungi diri dari ancaman internal atau eksternal sebab  kelalaian para penguasa. 

Pada abad pertengahan, Islam mengalami kemunduran. Hal ini ditandai dengan 

tidak adanya lagi kekuasaan Islam yang utuh yang meliputi seluruh wilayah Islam, dan 

terpecahnya Islam menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah. Kerajaa-kerajaan itu antara lain : 

Dinasti Usmani di Turki, Dinasti Safawi di Persia dan Dinasti Mughol di India. 

Kerajaan-kerajaan ini  merupakan tiga kerajaan terbesar pada masa itu. Dan 

keadaan politik umat Uslam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah 

muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar Islam ini . Puncak kemajuan yang 

dicapai oleh kerajaan Usmani terjadi pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman Al-Qanuni 

(1520-1566 M), puncak kemajuan kerajaan Safawi pada masa pemerintahan Abbas I (1588-

1628 M), dan puncak kemajuan kerajaan Mughal pada masa Sultan Akbar (1542-1605 M). 

Setelah masa kejayaan tiga kerajaan ini , kerajaan-keraan ini  mulai menglami 

kemunduran, akan tetapi proses kemnunduran itu berlangsung dalam masa yang berbeda-

beda 

Sejarah Perkembangan dan Kemunduran Kerajaan Islam Abad Modern 

1. Turki Usmani 

Kekuasaan dalam sejarah Islam mengalami kejayaan dalam rentang waktu yang 

sangat panjang. Dimana dalam rentang waktu itu, sebelum abad ke-19. Penetrasi 

kolonialisme Barat silih berganti mengalami pasang surut kejayaan dan kejatuhan. Pada 

tahap  tiga kerajaan besar yang masing-masing mulai dengan masa kemajuan (1500-1700 M) 

dan masa kemunduran (1700-1800 M). Tiga kerajaan yang dimaksud adalah kerajaan 

Usmani di turki, kerajaan Safawi di Persia, dan Kerajaan Mongol di India. Periode modern, 

merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya Mesir ketangan Barat telah 

menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di 

Barat telah timbul peradaban yang lebih tinggi dan sedang mengancam peradaban Islam. 

Perkembangan kerajaan dari abad ke-18 dikelompokkan melalui usaha menghadapi 

tantangan eropa dalam hal ekonomi, teknologi dan kebudayaan, melalui kefleksibilatasan 

daerah ekonomi dan melalui reformasi dalam institusi kerajaan. Sementara itu pada 

periode tulip (pegawai damad Ibrahim, 1718-1730 M mengunkapkan keterbukaan 

terhadap eropa. Di tahun 1789 M seri reformasi dalam pemerintahan dan administrasi 

militer dimulai, reformasinya yang tidka dapat menghentikan ketergantungan politik dan 

ekonomi kepada eropa dan kerajaan besar hancur berangsur-angsur. 

Pada awalnya kerajaan turki Usmani hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, 

namun dengan adanya dukungan militer, kerajaan yang besar dapat bertahan dalam kurun 

waktu yang lama. Pada masa sulaiman bin salim adalah puncak kejayaan Turki Usmani. Ia 

dapat gelar al-Qanuni sebab  jasanya menyusun kembali sistemsistem undang-undang 

kesultanan Turki Usmani dan pelaksanaanya secara teratur dan tanpa kompromi menurut 

keadaan warga  islam. Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Turki usmani 

yang demikina luas dan berlangsung secara cepat itu diikuti pula oleh kemajuan-kemajuan 

lain dalam bidang-bidang kehidupan yang lain. Yang terpenting diantaranya ialah: 

a. Kemiliteran dan Pemerintahan 

Para pemiKmpin kerajaan turki utsmani pada masa-masa pertama, adalah orang-

orang yang kuat, sehingga kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. 

Untuk pertama kalinya, kekuatan militer kerajaan ini mulai diorganisasi dengan baik 

dan teratur ketika terjadi kontak senjata dengan Eropa. Ketika itu, pasukan tempur yang 

besar sudah teroganisasi. Pengorganisasian yang baik, taktik dan strategi tempur Militer 

Turki Usmani berjalan tanpa halangan berarti. 

Keberhasilan ekspansi ini  juga dibarengi pula dengan terciptanya jaringan 

pemerintahan yang teratur. Dalam mengelola wilayah yang luas, sultan-sultan turki 

Usmani senantiasa bertindak tegas. Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, 

dimasa Sultan Sulaiman I disusun sebuah kitab udang-undang (qanun). Kitab tersebit 

diberi nama Multaqa al-Abhur yag menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki 

Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke -19 

b. Ilmu pengetahuan dan budaya. 

Kebudayaan turki usmani juga merupakan perpaduan bermacam-macam 

kebudayaan. Diantaranya kebudayaan Persia, Bizantium dan arab. Dari kebudayaan 

Persia, mereka banyak mengambil tentang ajran etika dan tata krama dalam istana raja-

raja. Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak mereka serap dari Bizantium. 

Sedangkan ajaran-ajran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial, dan kewarga an, 

keeilmuwan dan huruf merka serap dari Arab. 

Sebagai bangsa yang berdarah militer, Turki Usmani lebih banyak memfokuskan 

kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran, sementara dalam bidang ilmu pengetahuan, 

mereka tidak begitu menonjol. sebab  itulah di dalam khazanah intelektual islam tidak 

ditemukan ilmuwan terkemuka dari Turki. Namun demikian , mereka banyak berkiprah 

dalam pengembangan seni arsitektur islam berupa banguna-banguna masjid yang indah 

c. Bidang Keagamaan 

Agama dalam tradisi warga  Turki mempunya peranan besar dalam lapangan 

sosial dan politik. warga  digolongkan berdasar  agama dan kerajaan sendiri 

sangat terikat dengan syriat, sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. sebab  

itu, ulama memiliki  tempat tersendiri dalam kerajaan dan warga . 

d. Faktor-Faktor pemicu  Mundurnya Kerajaan Usmani 

Ada banyak faktor yang menyebabkan kemunduran kerajaan Utsmani dintaranyaa 

adalah: 

1) Wilayah kekuasaan yang sangat luas. Administrasi pemerintahan bagi suatu negara 

yang amat luas wilayahnya sangat rumit dan kompleks, sementara administrasi 

pemerintahan Kerajaan Utsmani tidak beres. Di pihak lain, para penguasa sangat 

berambisi menguasai wilayah yang sangat luas, sehingga mereka terlibat perang 

terus menerus dengan berbagai bangsa. Hal ini tentu menyedot banyak potensi yang 

seharusnya dapat digunakan untuk membangun negara. 

2) Hetergonitas penduduk. Sebagai kerajaan besar, Turki Utsmani menguasai wilayah 

yang amat laus, mencakup Asia Kecil, Armenia, Irak, Siria, Hejaz dan yaman. Di Asia; 

Mesir, Libia, Tunis, dan Aljazir. Di Afrika daan Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, 

Hongaria, dan rumania di Eropa. Wilayah yang amat luas ini  ditempati 

penduduk yang sangat beragam, baik daris segi agama, ras, etnis maupun adat 

istiadat. Untuk mengatur penduduk yang bergam dan luas itu, diperlukan suatu 

organisasi pemerintahan yang teratur. Tanpa didukung administrasi yang baik, 

Kerajaan Ustmani hanya akan menanggung beban berat akibat heterogenis ini . 

Perbedaan bangsa dan agama acap kali yang melatarbelaknagi pemberontakan dan 

peperangan. 

3) Kelemahan para penguasa. Sepeninggal Sulaiman al-Qanuni, kerajaan utsmani 

diperintah oleh sultan-sultan yang lemah, baik dalam kepribadian terutama pada 

dalam kepemimpinanya. Akibatnya pemerintahan menjadi kacau. Kekacauan ini 

tidak pernah dapat diatasi secara sempurna, bahkan ssemakin lama menjadi 

semakin parah. 

4) Budaya Pungli. Pungli merupakan perbuatan yang sudah umum terjadi dalam 

kerajaan Utsmani. Setiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar” 

dengan sogokan kepada orang yang berhak memberikan jawaban ini . Adanya 

budaya pungli ini mengakibatkan dekadensi moral kian merajalela yang membuat 

pejabat semakin rapuh 

5) Pemberontakan tentara Jenissari. Kemajuan ekspansi Kerajaan Utsmani banyak 

ditemtukan oleh kekuatan tentara Jenissari. Dengan demikian dapat dibayangkan 

bagaimana kalau tentara ini memberontak. Pemberontakan tentara Jenissari terjadi 

selama empat kali. 

6) Merosotnya Ekonomi. Akibat perang yang tak pernah berhenti perekonomian 

merosot. Pendapatan berkurang belanja negara sangat besar, termasuk untuk biaya 

perang.  

7) Terjadinya Stagnasi dalam lapangan Ilmu dan Teknologi. Kerajaan Usmani kurang 

berhasil dalam pengembangan Ilmu dan teknologi, sebab  hanya mengutamakaan 

pengembangan kekuatan Militer. Kemajuan militer yang tidak diimbangi oleh 

kemajuan teknologi menyebabkan kerajaan ini tidak sanggup menghadapi 

persentajaan musuh dari Eropa yang lebih maju. 

Sesudah Sulaiman al-Qanuni, kerajaan Usmani tidak lagi memiliki  sultan-sultan 

yang kuat. Kerajaan ini mulai memasuki tahap  kemundurannya di abad ke-17 M. Di dalam 

negeri timbul pemberontakan-pemberontakan, seperti di Syiria di bawah pimpinan Kurdi 

Jumbulat, di Lebanon di bawah pimpinan Druze Amir fakhruddin. 

Di samping itu, terjadi pula peperangan dengan Negara-negara tetangga seperti 

Venitia (1645-1664 M) dan dengan Syah Abbasiyah dari Persia. Jenissary, nama yang 

diberikan kepada tentara Usmani juga memberontak. Sultan-sultan berada di bawah 

kekuasaan Harem. Sementara di Eropa juga mulai timbul negara-negara yang kuat, 

sedangkan Rusia di bawah Peter Yang Agung telah pula berubah menjadi negara yang 

maju.  

Dalam peperangan dengan negara-negara ini kerajaan Usmani mengalami kekalahan 

dan daerahnya di Eropa mulai diperkecil sedikit demi sedikit. Misalnya Yunani, 

memperoleh kemerdekaannya kembali di tahun 1829 M dan Rumania di tahun 1856 M. 

Demikian pula yang lain mengikuti, sehingga akhirnya sesudah Perang Dunia I, daerah 

kerajaan Usmani yang dahulu demikian luas kini hanya mencakup Asia Kecil dan sebagian 

kecil dari daratan Eropa Timur. Kerajaan Usmani lenyap dan sebagai gantinya timbul 

Republik Turki di tahun 1924 M. Kerajaan safawi di Persia mendapat serangan dari raja 

Afghan yang berlainan faham dengan syah-syah Safawi, ia menganut faham Sunni. Mir 

Muhammad dapat menguasai Afghan pada tahun 1722 M. 

Akan tetapi, pada waktu itu Nadir Syah seorang jenderal, atas nama Syah Tahmasp II 

dapat merampas ibu kota itu kembali pada tahun 1730 M. Kemudian ia sendiri menjadi 

Syah di Persia. Namun pada tahun 1750 M, Karim Khan dari Dinasti Zand dapat merebut 

kekuasaan di seluruh Persia, kecuali daerah Khurasan. Kekuasaan Dinasti Zand ditentang 

oleh Dinasti Qajar dan akhirnya Agha Muhammad dapat mengalahkan Dinasti Zand pada 

tahun 1794 M. Semenjak itu sampai tahun 1925 M, Persia diperintah oleh Dinasti Qajar.  

Di India, Dinasti Mughal Islam setelah Aurangzip meninggal dan digantikan oleh para 

penguasa yang lemah, terjadi pemberontakan-pemberontakan dari pihak golongan Hindu 

yang merupakan mayoritas penduduk India. Pemberontakan Sikh dipimpin oleh Guru Tegh 

Bahadur dan kemudian oleh Guru Gobind Singh. Negeri Haiderabad Dekan melepaskan diri 

dari ikatan Delhi (1724 M). kemudian, mengikut pula Benggala dan Aud yang semuanya 

berdekatan tahunnya. Negeri yang tertinggal pada tangan Mughal hanyalah Delhi, Agra dan 

negeri-negeri Duab. 

Sementara itu Inggris telah pula turut memainkan peranan dalam politik India dan 

menguasai India di tahun 1857 M sampai tahun 1947 M India menjadi jajahan Inggris. Pada 

masa ini kekuasaan militer dan politik umat Islam semakin menurun. Perdagangan dan 

ekonomi umat Islam juga jatuh dengan hilangnya monopoli dagang antara Timur dan Barat 

dari tangan mereka. Ilmu Pengetahuan di dunia Islam dalam keadaan stagnansi. Tarekat-

tarekat diliputi oleh suasana khurafat. Umat Islam dipengaruhi oleh sifat fatalistis. 

Dunia Islam mengalami kemunduran dan statis. Sementara Eropa dengan kekayaan-

kekayaan yang diangkut dari Amerika dan laba dari perdagangan langsung dengan Timur 

jauh bertambah kaya dan maju. Penetrasi Barat, yang kekuatannya bertambah besar ke 

dunia Islam yang didudukinya, kian lama bertambah mendalam. Akhirnya di tahun 1798 M 

Napoleon menduduki Mesir, sebagai salah satu pusat Islam terpenting. Jatuhnya pusat 

Islam ini ke tangan Barat, menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan 

umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban yang lebih tinggi dari peradaban Islam, 

dan merupakan ancaman bagi hidup Islam sendiri. 

2. Kerajaan Safawiyah 

Daulah safawiyah adalah sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota 

di Azerbaijan, Iran. Tarekat ini diberi nama tarekat Safawiyah didirikan pada waktu yang 

hampir bersamaan dengan Daulah Turki Usmani di Asia Kecil. Nama Safawiyah diambil 

dari nama pendirinya Safi al-Din (1252-1334 M). Pengikut tarekat ini sangat teguh 

memegang ajaran agama. Pada mulanya gerakan tarekat Safawiyah ini bertujuan 

memerangi orang yang ingkar dan orang yang mereka sebut ahlul bid’ah. Keberadaan 

tarekat ini semakin penting setelah berubah dari tarekat kecil yang bersifat lokal menjadi 

gerakan keagamaan yang besar artinya di Persia, Syria dan Anatolia. Di daerah di luar 

Ardabil, Saf al-Din menempatkan wakilnya yang memimpin murid-muridnya yang diberi 

gelar “kalifah. 

Dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama murid-murid tarekat ini berubah 

menjadi tentara-tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaan mazhab Syi’ah dan 

menentang setiap orang yang tidak bermazhab Syi’ah. Gerakan Safawiyah selanjutnya 

bertambah luas dan berkembang sehingga yang pada mulanya hanya gerakan keagamaan 

saja berkembang dan bertambah menjadi gerakan politik. 

Di bawah pimpinan Ismail, pada tahun 1501 M pasukan Qizilbash menyerang dan 

mengalahkan AK. Koyunlu di Sharur dekat Nakhchivan. Pasukan ini terus berusaha 

memasuki dan menaklukkan Tabriz, ibu kota AK Koyunlu dan berhasil merebut dan 

mendudukinya. Di kota ini, pada tahun 1501 M., Ismail memproklamirkan berdirinya 

Daulah Safawiyah dan dirinya sebagai raja pertama dengan ibu kotanya, Tabriz. 

a. Masa Kemajuan 

Dalam menjalankan tugasnya kepala negara, terutama pada masa awal-awal, 

memiliki kemudahan-kemudahan tertentu, disamping mengahadapi persoalanpersoalan 

yang krausial. Ini berkaitan dengan posisi mereka. Di satu sisi ia adalah Mursyid-i kamil 

(pembimbing spiritual yang sempurna), dan disisi yang lain ia adalah Padisyah (raja). 

Kerundukan para bawahannya sebagai pengikut tarekat, sebagaimana ttarekat yang 

lain, hampir tanpa reserve. Sementara itu, dalam kepercayaan tarekat kesempurnaan 

yang ada pada Mursyid-I kamil tak tergoyahkan. Oleh sebab  itu pengikut tarekat tidak 

dapat menerima kenyataan ketika pemimpinnya dikalahkan oleh lawannya. Ini terjadi 

ketika pasukan Qizilbash dikalahkan oleh turki Usmani pada pertempuran di chaldiran 

pada tahun 1514. Mereka mengalami Shok keagamaan yang berat, sebab  menurut 

kepercayaan mereka, pemimpin mereka tak bisa dikalahkan.

Para penguasa Safawi menciptakan sentralisasi kekuatan militer dan administrasi 

negara dan menciptakan perangkat keagamaan yang akan mendukung kewenangan 

shah dan elit lokal. Mula-mula Shal Ismail I mengusahakan birokratisasi administrasi 

negara dan meningkatkan kekuasaan pejabat sentral Persia berhadapan dengan elit 

militer Turki. Permintaan diorganisasikan dibawah pemerintahan wakil yang 

merupakan juga panglima tentara sekaligus merupakan pemimpin agama (imam). 

Adminstrasi sipil dipimpin oleh wazir. Pra perwira militer (amir) diberi hadia tanah 

yang hasilnya sebagian diserahkan kepemerintah pusat, dan sebagian yang lain untuk 

membiayai tentara. 

Reformasi militer dan administrasi Syah Abbas sebagian didanai dengan usaha 

perdagangan yang cermat. Dia menggairahkan perdagangan sutra dan memasarkan 

hasilnya melalui pedagang-pedagang yang dikontrol oleh negara. Dengan membawa 

pedagang-pedagang Armenia ke Isfahan dan menjadikan mereka perantara antara Syah 

dan pelanggan asing. Istana memperoleh kedudukan yang kuat dalam perdagangan Iran. 

Abbas I membangun pabrik-pabrik untuk memproduksi barangbarang mewah, baik 

untuk keperluan sendiri atau untuk dijual dalam perdagangan internasional. Pembuatan 

karpet yang semula merupakan industri istana, dipusatkan di pabrik-pabrik besar 

Isfahan. Pembuatan sutra juga menjadi indrustri kerajaan, yang hasilnya dijual ke Eropa. 

Keramik juga diproduksi berdasar  model porselin Cina dengan bantuan pengrajin-

pengrajin yang diimpor dari cina. Untuk mendukung usaha perdagangan, jalan-jalan 

dibangun diseluruh penjuru Iran. Demekian juga Caravansary (tempat penginapan 

pedagang). 

Kesempatan pertama bangsa Iran untuk memasuki perdagangan internasional 

secara langsung berasal dari inisiatif bangsa Inggris. Orang Inggris pertaam kali datang 

ke Iran dan kemudian bekerja sama dengan Abbas I adalah Anathony Sherley dan 

Robert Sherley, pengembara yang tiba di Iran tahun 1598. Pada tahun 1616 The English 

East India Company (EEIC) memperoleh hak untuk berdagang secara bebas di Iran. 

Sebagai imbalannya, bahasa inggris membantu dan membangun Bad\ndar Abbas 

sebagai pelabuhan baru untuk perdagangan jalur laut Persia-India.  

Prestasi lain dari Safawiyah adalah membangun ibu kota baru, yaitu Isfahan. Ia 

merupakan kota yang sangat penting bagi perkembangan politik dan ekonomi di Iran 

dan sekaligus sebagai simbol legitimasi dinasti safawiyah. Dikota ini dibangun sebuah 

alun-alun yang berfungsi sebagai pasar, iadikelilingi sederetan toko bertingkat dan 

beberapa  bangunan utama. Pada sisi bagian timur ada  masjid yang mulai dibangun 

pada tahun 1603 dan selesai paad tahun 1618 yang merupakan tempat peribadatan 

pribadi Syah. Pada sisi bagian selatan ada  kerajaan yang mulai dibangun pada 

tahun 1611 dan selesai pada tahun 1629. Pada sisi bagian barat berdiri istana Ali Qapu 

yang merupakan gedung pusat pemerintahan. Pada sisi bagian utara berdiri bagian 

monumental yang menjadi pintu gerbang menuju bazar kerajaan dan beberapa  

pertokoan, tempat pemandian dan caravansaries, masjid dan beberapa  perguruan. Dari 

alun-alun menuju istana dihubungkan oleh sebuah jalan raya sepanjang 2,5 mil. Disalah 

satu sisi lain dari jalan dibangun taman yang luas, tempat tinggal paraHarem Syah dan 

tempat tinggal para pegawai istana dan para duta besar asing. 

Isfahan sangat penting kedudukannya bagi perekonomian negara, sebab ia 

merupakan pusat industri dan pemasarannya. Semua kegiatan perekonomian itu 

dibawah pengawasan petugas perpajakan negara. Isfaahn juga sebagi simbol vitalitas 

Islam-Iran pada saat itu. Pada tahun 1666, Isfahan memiliki 162 masjid, 48 perguruan, 

162 caravansaries dan 273 tempat pemandian umum, yang hampir seluruhnya 

dibangun oleh Abbas I dan penggantinya Abbas II. 

Dibidang seni, Safawiyah juga memiliki prestasi yang cukup diakui. Pada tahun 

1510 sekolah seni lukis Timuriyah dipindahkan dari Herat ke Tibriz. Bahzad, salah 

seorang pelukis terbesar saat itu, diangkat menjadi drektur perpustakaan raja dan 

sebagai pembimbing dari sebuah workshop yang menghasilkan beberapa  manuskrip. 

Syah Tahmasp juga dikenal sebagai eniman besar yang diantaranya menghasilkan 

pakaian jubah, hiasan diding, dan beberapa  karya seni logam dan keramik. Dari sekolah 

seni ini  terbitlah sebuah edisi Syah name (buku tentang raja-raja) yang memuat 

lebih dari 250 lukisan dan merupakan salah satu karya besar seni manuskrip iran. Syah 

Abbas I juga menciptakan beberapa jenis lukisan, seperti peperangan, pemandangan 

dan upacara kerajaan. 

Disamping prestasinya dibidang keagamaan politik, milter sosial budaya serta 

ekonomi, kerajaan Safawi juga mengukir sejarah perkembangan tradisi keilmuan. Dalam 

sejarah Islam, persia dikenal sebagai bangsa yang peradannya tinggi dan berjasa dalam 

pengembangan ilmu pengetahuan. 

b. Masa Kemunduran Kerajaan Safawi 

Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam raja 

yaitu, Safi Mirza (1628-1642), Tahmaps II (1722-1732 M), Sulaiman (1667-1694 M), 

Husain (1694-1722 M), Tahmasp II (1722-1732 M), Abbas II (1732-1736 M). Pada masa 

raja-raja ini  kerajaan Safawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang, 

tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang ahirnya membawa kepada kehancuran, 

hal ini terjadi satu abad dari Abbas I. 

Beberapa faktor pemicu  terjadinya kemunduran dan kehancuran dinasti Safawi 

antara lain: 

1) Dekadensi moral yang melanda sebagian pemimpinkerajaan Safawi. Para raja yang 

berkuasa pada pasca Abbas I lemah, bertindak kejam kepada pembesar-pembesar 

kerajaan yan dicurigai (Safi Mirza dan Sulaima), pemabuk (Sulaiman dan Abbas II)  

2) Pasukan ghulam yang dibntuk oleh Abbas I tidak memiliki semangat perang yang 

tinggi seperti Qizilbash  

3) Konflik berkepanjangan dengan kerajaan Turki Usmani dan pemberian kekuasaan 

yang besar kepada para ulama Syi’ah yang sering memaksakan pendapatnya 

terhadap penganut aliran Sunni  

4) Sering terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan dikalangan istana, 

juga serangan kerajaaan Mughal (Sultan Ayah Jehan), merebut Afganistan. 

3. Kerajaan Mughal India 

India menjadi wilayah Islam pada masa Umayyah yaitu pada masa khalifah al-Walid. 

Penaklukan wilayah ini dilakkan oleh pasukan umayah yang dimpin oleh panglima 

Muhammad Ibnu Qosim. Kemudian pasukan Ghaznawiyah dipimpin Sultan Mahmud 

mengembangkan kedudukan Islam diwilayah ini dengan berhasil menaklukan kekuasaan 

Hindu dan mengislamkan sebagian asyarakat India pada tahun 1020 M. Setelah Ghazwani 

hancur, muncullah beberapa dinasti kecil yang menguasai negeri India ini, seperti Dinasti 

Khaji (1296-1526 M), Dinasti Tuglag (1320-1412 M), Dinasti Sayyid (1414-1451 M), dan 

Dinasti Lodi (1451-1526 M). 

Jadi Mughal bukanlah kerajaan islam pertama di India. Kerajaan ini didirikan oleh 

zahirudin Babur seorang keturunan Timur Lenk. Ayahnya adalah Umar Mirza, penguasa 

Fhargana sedangkan Ibunya keturunan Jengis Khan. Sepeninggal ayahnya, Babur yang 

berusia 11 tahun mawarisi tahta kekuasaaan wilayah Fhargana. Ia bercitacita menguasai 

Samarkand yang merupakan kota terpenting di Asia tengah pada saat itu. Pertama kali ia 

,mengalami kekalahan dalam ekspansi itu. Kemudian berkat bantuan Ismail I, raja Safawi 

tahun 1494 M, babur berhasil menaklukan Samarkand dan pada tahun 1504 M 

menaklukan Kabul ibukota Afganistan.  

Dari Kabul Babur melanjutkan ekspansina ke India pada saat itu diperintahkan oleh 

Ibrahim Lodi. Pemerintahan Lodi sedang mengalami krisis an sedang melemah 

pertahanannya sehingga Babur dengan mudah berhasil mengalahkannya. Dalam upaya 

menguasai wilayah India. Babur berhasil menaklukan Punjap pada tahun 1526 M dalam 

pertempuran di Panipat, Babur memperoleh kemenangan sehingga pasukannya memasuki 

kota Delhi untuk menegakkan pemerintahan Babur dengan pemimpin Muhammad Lodi. 

Pada pertempuran dekat Gorga, Babur dapat menumpas kekuataan Lodi paad tahun 1529 

M. Setahun kemudian Babur wafat. 

Sepeninggal Babut tahun 1530 M, tahta kerajaan Mughal diteruskan oleh anaknya 

Humayun. Sekalipun Babur berhasil menegakkan Mughal dari serangan musuh, namun 

Humayun tetap saja menghadapi banyak tantangan. Ia berhasil meredam pemberontakan 

Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri dari Delhi. Pada tahun 

1540 M, Humayun mengalami kekalahan dalam peperangan yang dilancarkan oleh Syer 

Khan dari Afganistan. Ia melarikan diri ke Persia. Di pengasingan ini ia menyusun 

kekuatannya. Pada tahun itu Persia dipimpin oleh penguasa Safawiyah yang bernama 

Tahmasp. Setelah lima belas tahun menyusun kekuatannya Humayun berhasil menegakkan 

kembali kekuasaan Mughal. 

Setahun kemudian Humayun yang merupakan raja yang cinta ilmu itu meninggal 

duniaakibat jatuh dari tangga perpustakaannya. Humayun digantikan oleh anakna, Akbar 

ang berusia 14 tahun. sebab  ia masih muda maka urusan kerajaan diserahkan kepada 

Bairun Khan seorang Syi’i. Di awal masanya, pemerintahan ini menghadapi pemberontakan 

sisa-sisa keturunan Sher Khan Syah yang berkuasa di Punjab. Di Agra, timbul kekuatan 

Hindu dipimpin oleh Himu yang berhasil merebut Agra Gwalior. Pasukan pemberontak itu 

kemudian berusaha memasuki Delhi. Terjadilah peperangan yang Dahsyat (Panipat II) 

tahun 1556 M, pasukan Himu dapat dikalahkan an Himu dieksekusi. Kawasan dikuasai 

Mughal kembali. 

Setelah dewasa, Akbar berusaha menyingkirkan Bairam Khan sebab  terlalu 

memaksakan faham Syi’ah. Bairam menagadakan pemberontakan yang segera dapat 

dipadamkan oleh akbar (pertempuran Julladur, 1561 M) setelah menegakkan kekuatannya 

di Delhi. Akbar melancarkan ekspansi kepada beberapa  penguasa yang mengklaim 

kemerdekaan dibeberapa wilayah. Seluruh wilayah India yang sangat luas berhasil 

disatukan dalam suatu pemerintahan militeristik. Keberhasilan ekspansi militer Akbar 

menandai berdirinya Mughal sebagai kerajaan besar. Dua gerbanga India yaitu kabul 

(Gerbang kearah Turkistan) dan kota Kandahar (kearah Persia) dikuasai Akbar. 

Keberhasilan ini mengawali masa kemajuan Mughal di India.

Kemajuan yang telah dicapai Akbar dapat dipertahankan oleh tiga Sultan berikutnya, 

yaitu Jehangir (1658-1707 M), Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb (1658-1707 M). 

Ketiganya merupakan raja-raja besar Mughal yang didukung oleh kekuatan miier yang 

sangat besar. Setelah itu kerajaan Mughal berangsur menurun dengan raja-raja yang lemah 

dan tidak dapat dipertahankan lebih lanjut.  

a. Perkembangan Kerajaan Mughal 

1) Strategi Pemerintahan. Bentuk pemerintahan militeristik itu antara lain, Sulatan 

adalah penguasa absolute, pemerintahan daerah dipegang oleh seorang kepala 

komandan (Sipah Salar), sedangkan distrik dipercayakan pada pemimpin komanan 

(Fauzar). Jabatan-jabatan sipil juga memakai  jenjang keangkatan bercorak 

kemiliteran dan seluruh pejabat sipil diwajibkan mengikuti latihan kemiliteran. 

Akhbar selanjutnya menempuh kebijakan politik Sulakhil (toleransi Universal) yang 

mengandung ajaran bahwa semua rakyat India sama kedudukannya. Mereka tidak 

dapat dibedakan sebab  etnis atau agama. Bahkan akbar memiliki  pendapat dan 

keinginan yang liberal untuk menyatukan semua agama menjadi suatu bentuk 

agama baru yang disebutnya sebagai Din Illihi, ia sendiri dinobatkan sebagai 

Mujtahid mutlak. Secara umum politik ini berhasil menciptakan kerukunan 

warga  India yang sangat beragam suku dan keyakinan.

2) Perekonomian. Stabilitas politik ysng berhasil diciptakan Akbar mendukung 

pencapaian di bidang perekonomian, ilmu pengetahuan dan peradaban. Pada masa 

ini dikembangkan penanganan pertanian secara terstruktur. Hasil pertanian ini 

mensuplai kebutuhan bahan baku bagi pabrik-pabrik pengolahan. Kerajinan tenun 

berkembang menjadi pabrik tekstil. Pada zaman Aurangzeb ia berhasil mengekspor 

ke pasar Eropa. Rempah-rempah, opium, gula, bubuk sodium, wool, parfum dan 

lainlain yang juga merupakan barang-barang produksi Mughla India yang menjadi 

komoditi ekspor. Hal ini  diatas menunjukkan tercapainya kemakmuran 

selama pemerintahan Mughal di India. 

3) Bidang Seni. Yang paling menonjol pada kerajaan ini adalah kemajuan dalam bidang 

seni syair dan arsitektur sebagai biang yang mencapai kemajuan yang sangat besar 

dikerajaan Mughal. beberapa  bangunan peninggalan Mughal yang indah dan 

mengagumkan masih dapat disaksikan hingga sekarang. Misalnya istana Fathur, 

Sikri, Villa dan beberapa  masjid yang indah yang dibangun oleh Syah Jehan, masjid 

Agung Delhi dan istana di Lahore. 

4) Ilmu Pengetahuan. Ilmu pengetahuan tidak mengalami kemajuan, bahkan menurun 

dibandingkan masa-masa sebelumnya. Dalam bidang ini, umat islam cenderung 

taklid pada imamimam masa klasik. Kalaupun ada ijtihad pada masa itu lebih al-

ijtihad fi al-madzab bukan hasil pikiran yang mandiri. Beberapa sains yang 

berkembang pada masa klasik ada yang tidak berkembang bahkan ada yang 

dilupakan. Filsafat dianggap bid’ah. Mayoritas umat Islam memilih sufisme sebagai 

jalan hidup dan mempengaruhi sikap hidup fatalistik.  

5) Bidang Keagamaan. Tahap permulaan Islam di India bersifat politis, yakni tahap 

penaklukan dan penguasaan dari minoritas. Mengembangkan hubungan dengan 

orang Hindu pada bidang keagamaan dan sosial adalah suatu hal yang niscaya 

dilakukan. Perintisperintis ini bukanlah para ulama melainkan pada sufi mulai abad 

ke-13 M hingga seterusnya berhasil mengislamkan beberapa  besar kaum Hindu 

awam terutama di kasta-kasta bawah. Yang terjadi kecenderungan sinkretisme 

dalam beragama. 

b. Masa Kemunduran 

Setelah satu abad dinasti Mughal berada di puncak kejayaannya, para pelanjut 

Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dibangun oleh sultan-

sultan sebelumnya. Pada bad ke-18, kerajaan ini mulai memasuki masa-masa 

kemunduran. Kekuasaan politiknya mulai merosot. Suksesi kepemimpinan menjadi 

ajang rebutan, terjadi separitis Hindu, Sikh dan Islam yang semakin mengecam. 

Sementara itu para pedagang Inggris mulai diizinkan menanam modal di India dengan 

didukung oleh kekuatan bersenjata yang semakin kuat menguasai wilayah pantai. 

Konflik-konflik yang berkepanjangan mengakibatkan pengawasan terhadap daerah 

lemah. Lalu satu persatu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat, bahkan 

cenderung memperkuat posisi pemerintahannya masing-masing. 

Kekalahan Mughal dari serangan ini berakibat jatuhnya Mughal kedalam 

kekuasaan Afghan. Syah Alam tetap berkuasa di Delhi dengan jabatan sebagi Sultan. 

Ketika kerajaan Mugal dalam kondisi lemah ini, Inggris semakin kuat posisinya. Ia 

memperkuat pengaruhnya tidak hanya dalam hal perdagan, tetapi dalam bidang politik 

dengan dibentuknya EIC (the East India Company).   

Periode Modern (1800 sekarang 

Periode ini merupakan zaman kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di Mesir yang 

berakhir pada tahun 1801 M, membuka mata dunia Islam terutama Turki dan Mesir akan 

kemunduran dan kelemahan umat Islam di samping kemajuan dan kekuatan Barat. Raja dan 

pemuka-pemuka Islam mulai berpikir dan mencari jalan untuk mengembalikan balance of 

power, yang telah pincang dan membahayakan Islam. Kontak islam dengan Barat sekarang 

berlainan sekali dengan kontak Islam dengan Barat periode klasik. 

Pada waktu itu, Islam sedang naik dan Barat sedang dalam kegelapan. Sekarang 

sebaliknya, Islam tampak dalam kegelapan dan Barat tampak gemilang. Dengan demikian, 

timbullah apa yang disebut pemikiran dan aliran pembaharuan atau modernisasi dalam Islam. 

Pemukapemuka Islam mengeluarkan pemikiran-pemikiran bagaimana caranya membuat 

umat Islam maju kembali sebagaimana yang terjadi pada periode klasik. Usaha-usaha ke arah 

itupun mulai dijalankan dalam kalangan umat Islam. Akan tetapi, dalam hal itu, Barat juga 

bertambah maju). 

Beberapa tokoh pembaharu atau modernisasi di kalangan dunia Islam di antaranya: 

Muhammad bin Abdul Wahab di Arabia. Muhammad Abduh, Jamaluddin al-Afghani, 

Muhammad Rasyid Ridha di Mesir. Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah dan Muhammad 

Iqbal di India. H. Abdul Karim Amrullah, KH. Ahmad Dahlan, dan KH. Hasyim Asy'ari di 

Indonesia, dan masih banyak yang lainnya. Demikian gambaran umum periodesasi peradaban 

Islam dari periode klasik, pertengahan dan modern sebagai cermin masa lalu dan sebagai 

pelajaran bagi orang yang datang kemudian agar mampu menghadapi masa depan dengan 

penuh optimisme serta belajar dari kegagalan masa lalu dan agar terhiindar dari pesimisme. 

Kejayaan Islam pada tiga kerajaan besar masih bisa disaksikan hingga kini. Peninggalan 

ini  bisa disaksikan dalam bentuk arsitek di Istanbul, Iran dan Delhi. 

Tiga kerajaan Islam di masa kejayaannya yang dimulai dari Kerajaan Usmani di Turki, 

Kerajaan Mughal di India, dan Kerajaan Safawi di Persia. Tiga Kerajaan ini  lebih 

memusatkan perhatian mereka pada budaya demokratis Islam, dan membangun kerajaan 

absolute. Hampir setiap segi kehidupan umum dijalankan dengan ketelitian terstruktur dan 

birokratis dan berbagai kerajaan mengembangkan sebuah administrasi yang ruwet. Ketiga 

kerajaan besar ini seperti membangkitkan kembali kejayaan Islam setelah runtuhnya Bani 

Abbasiyah. Namun, kemajuan yang dicapai pada masa tiga kerajaan besar ini berbeda dengan 

kemajuan yang dicapai pada masa klasik Islam. Kemajuan pada masa klasik jauh lebih 

kompleks. Di bidang intelektual, kemajuan di zaman klasik. 

Dalam bidang ilmu keagamaan, umat Islam sudah mulai bertaklid kepada imam-imam 

besar yang lahir pada masa klasik Islam. Kalau pun ada mujtahid, maka ijtihad yang dilakukan 

adalah ijtihad fi al-mazhab, yaitu ijtihad yang masih berada dalam batas-batas mazhab 

tertentu. Tidak lagi ijtihad mutlak, hasil pemikiran bebas yang mandiri. Filsafat dianggap 

bid’ah. Kalau pada masa klasik, umat Islam maju dalam bidang politik, peradaban, dan 

kebudayaan, seperti dalam bidang ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat, pada masa tiga 

kerajaan besar kemajuan dalam bidang filsafat kecuali sedikit berkembang di kerajaan Safawi 

Persia dan ilmu pengetahuan umum tidak didapatkan lagi. Kemajuan yang dapat dibanggakan 

pada masa ini hanya dalam bidang politik, kemiliteran, dan kesenian, terutama arsitektur. 

 


Related Posts: